Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FARMAKOTERAPI

DIARE

Disusun oleh:

Astie Afriani (1304015078)


Rostuti (1304015460)
Widya Rakhmawati (1304015546)

KELAS : 7O
DOSEN :Nurhasna, M. Farm, Apt

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
penanganannya. Pada kenyataanya diare dapat menyebabkan gangguan sistem
ataupun komplikasi yang sangat membahayakan bagi penderita. Beberapa di
antaranya adalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, shock hipovolemia,
gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan baik dapat
menyebabkan kematian. Dengan demikian menjadi penting bagi perawat untuk
mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative yang ditibulkan, serta upaya
penanganan dan pencegahan komplikasinya.

Pada kasus pemenuhan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,


sebenarnya masih ada diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Tetapi pada
kasus ini difokuskan pada kasus diare, sehingga tindakan keperawatan lebih banyak
diarahkan pada rehidrasi pasien, dan ternyata banyak sekali yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan.

Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare
kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose),
penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut dan
seringkali enek dan muntah. Dimana menurut WHO (1980) diare terbagi dua
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare kronik.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007 dari Kementerian Kesehatan,
tingkat kematian bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4
persen. Adapun pada bayi usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen. Bayi meninggal
karena kekurangan cairan tubuh. Diare masih merupakan masalah kesehatan di
Indonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah menurun tajam, tetapi angka
morbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di Indonesia juga
terukur lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini didengungkan
sebagai penyebab tipikal kematian bayi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi Diare
2. Sebutkan jenis-jenis diare?
3. Apa sajakah penyebab diare?
4. Bagaiman patofisiologi terjadinya diare?
5. Sebutkan tanda dan gejala diare?
6. Bagaiman cara pencegahan terhadap penyakit diare?
7. Obat apa yang digunakan saat diare terjadi?
8. Bagaimana Tata Laksana untuk Diare?

1.3 Tujuan

1. Agar dapat memahami apa itu penyakit diare dan mengetahuai apa bahaya dari
pada penyakit diare.
2. Agar dapat memahami penyebab timbulnya penyakit diare dan bagaimana cara
pencegahan dari pada penyakit diare.
3. Agar kita juga dapat mengetahui tentang macam-macam dan tanda-tanda penyakit
diare.
4. Untuk mengajak agar labih memperhatikan dan menyadari tentang perlunya
kebersihan lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diare

Diare atau dalam bahasa inggrisnya diarrhea merupakan penyakit di mana


penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau
feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah
penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6
juta orang setiap tahunnya.

Diare adalah ketidakseimbangan dalam penyerapan dan sekresi air dan elektrolit.
Ini mungkin berhubungan dengan penyakit tertentu dari gastrointestinal (GI) saluran
atau dengan penyakit luar saluran pencernaan. (Pharmacotherapy Handbook 9th
Edition, 2015). Diare adalah suatu ketidakseimbangan antara absorbsi dan sekresi air
atau elektrolit. Pada keadaan normal, absorpsi air dan elektrolit lebih besar di
bandingkan ekskresi. (Farmakoterapi & Terminologi Medis, Priyanto., 2009). Buang
air besar dengan peningkatan frekuensi tiga kali atau lebih dalam 24 jam dengan
konsistensi lembek atau bahkan dapat berupa air saja, dengan atau tanpa darah dan
lendir ,dan dapat disertai gejala lain seperti mual, muntah, demam, atau nyeri perut.

2.2 Jenis Jenis Diare


a. Diare Akut
American Academy of Pediatrics (AAP) mendefinisikan diare akut dengan
karakteristik peningkatan frekuensi dan atau perubahan konsistensi, dapat disertai
atau tanpa gejala dan tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit perut yang
berlangsung selama 3 7 hari. Diare yang disebabkan oleh virus yang disebut
Rotaviru yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa
air saja yang frekuensinya biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan
berlangsung kurang dari 14 hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus
patogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-
anak.
b. Diare Kronis
Sering terjadi dan <14 hari.

2.3 Penyebab Diare

Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit
perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan
tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang
melebihi 200 gram per hari.

Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan
dapat menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget. Hal ini terjadi ketika
cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses
digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air.
Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus
besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran
yang setengah padat. Bila usus besar rusak/radang, penyerapan tidak terjadi dan
hasilnya adalah kotoran yang berair.

Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali
akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan
mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus
umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu
yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat
mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan:
a. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
Virus
Astrovirus, Calcivirus (Norovirus, Sapovirus), Enteric adenovirus,
Coronavirus, Norwalk virus, Herpes simplex virus* Cytomegalovirus*
Rotavirus* (*Umumnya berhubungan dengan diare hanya pada penderita
imunocompromised)
Kuman/Bakteri
Aeromonas, Bacillus cereus, Camplyobacter jejuni, Clostridium perfingens,
Clostridium defficile, Escherichia coli, Pleisomonas shigeloides, Salmonella,
Shigella, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, Vibrio parahaemolyticus,
Yersinia enterocolitica
Parasit
Balantidum coli, Blastocystis homonis, Cryptosporodium parvum, Entamoeba
histolytica, Giardia lamblia, Isospora belli, Strongyloides stercoralis, Trichuris
trichiura
b. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
c. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
d. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
e. Penyebab lain seperti obat-obatan
Laksatif
Antasid (Magnesium)
Antineoplastics
Antibiotik (klindamisin, tetrasiklin, sulfonamid)
Antihipertensi
Misoprostol
PPI
2.4 Patologi Diare

a. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik yang mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus


untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.

b. Gangguan Osmotik

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap yang dapat
menyebabkan tekanan osmotik meningkat, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan yang akan
merangsang usus untuk mengeluarkan feses.

c. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu pada dinding usus yang meningkatkan sekresi


air dan elektrolit ke dalam rongga usus

2.5 Tanda dan Gejala Diare

Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai
dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala
lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut sering
berbunyi.

2.6 Cara Pencegahan dan Penanganan Diare

Pencegahan muntaber/ diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan


yang bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makann
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak
antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya
10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa
menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan
sebagainya.

Pertolongan Pertama atau Penanganan

Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang perlu segera
dilakukan:

1. Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat


meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus
dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200
cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam. Ambil air masak satu
gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur.
Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang
lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
3. Penderita muntaber/ diare sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak
berhenti dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak
dapat minum atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat
darah dalam tinja.

2.7 Obat Antidiare

Antimotilitas
OBAT DOSIS DOSIS DEWASA
2,5 mg/tablet 5 mg 4 kali sehari, jangan
Difenoxilat melebihi 20 mg/hari
2,5 mg/5 ml Mula-mula 4 mg, kemudian 2 mg
setelah diare, jangan melebihi 16
Loperamid 2 mg/kapsul mg/hari
Paregorig 1 mg/5ml, 2 mg/5ml 5-10 ml, 1-4 kali sehari
0,6 ml 4 kali sehari
Opium tincture 5 mg/ml 2 tablet, kemudian 1 tablet
setelah diare, sampai 3 tablet per
Difenoxin 1 mg/tablet hari

Adsorben
OBAT DOSIS DOSIS DEWASA
5,7 g kaolin+130,2 30-120 ml setelah diare
Kaolin-pektin
mg/30ml 2 tablet 4 kali sehari atau setelah
diare, jangan melebihi 12 tablet per
Polycarbophy 500 mg/tablet hari.
750 mg/15ml,
300 mg/7,5mL
1200-1500 mg setelah BAB atau
Attapulgit 750mg/tablet,
setiap 2 jam sampai 9000 mg per hari
600 mg/tablet,
300 mg/tablet

Antisekretori
OBAT DOSIS DOSIS DEWASA
Bismuth subsalisilat 1050 mg/30 ml, 2 tablet or 30 ml setiap 30
262 mg/15 ml, 524mg/15ml, menit sampai 1 jam jika
262 mg/tablet diperlukan sampai 8 dosis
per hari
Enzymes(laktase) 1250 neutral laktase unit 4 3-4 drops diberikan dengan
drops 3300 laktase units per susu atau produk dairy 1or 2
tablet tab
Bakteri pengganti 2 tablet atau 1 granul paket
(Lactobacillus 3- 4 kali sehari diberikan
ascorphilus, L. dengan susu, jus atau air

Antibiotik untuk Diare


Etiologi Antibiotik Dosis Jangka Waktu
Kolera eltor Tetrasiklin 4x500 mg 3 hari
Kotrimoksazol 2x3 tab (awal) 6 hari
2x2 tab
Kloramfenikol 4x500 mg 7 hari
Salmonelosis Ampisillin 4x1 g 10-14 hari
Kotrimoksazol 4x500 mg 10-14 hari
Siprofloksasin 2x500 mg 3-5 hari
Shigelosis Ampisillin 4x1 g 5 hari
Kloramfenikol 4x500 mg 5 hari
Amebiasis Metronidazol 4x500 mg 3 hari
Tinidazol 1x2 g 3 hari
Secnidazol 1x2 g 3 hari
Tetrasiklin 4x500 mg 10 hari
Giardiasis Kuinakrin 3x100 mg 7 hari
Klorokuin 3x100 mg 5 hari
Metronidazol 3x250 mg 7 hari
Kandidosis Mikostatin 3x500.000unit 10 hari

Etiologi Obat Dosis (per hari) Jangka waktu


H. Jejuni Eritromisin 4x250-500 mg 5-7 hari
Siprofloksasin 2x500 mg 5 hari
C.difficile Vancomisin 4x125 mg 7-10 hari
Metronidazol 3-4x1, 5-2 g 7-10 hari
ETEC Trimetoprim 3x200 mg 3 hari
(Enterotoxigenic Siprofloksasin 1x500mg 3 hari
E.coli) Kotrimoksazol 2x2 tab 3 hari
Tuberkulosis Rifampisin Pirazinamid 10 mg/kg BB 20- Min. 9 bulan
Etambutol Streptomisin 40 g/kgBB 15-25
mg/kgBB 15
mg/kgBB
Kandidosis Nistatin 3x500.000 U 2-3 minggu
Giardiasis E. Kuinakrin Metronidazol 3x100 mg 1x2 g 7 hari 3-5 hari 7
histolytica Metronidazol 3x400 mg 3x800 hari 7 hari
mg

Tujuan dari pengobatan:


*Untuk mengatur pola makan
*Mencegah air yang berlebihan, elektrolit, dan gangguan asam-basa; memberikan
bantuan gejala
*Mengobati penyebab diare dapat disembuhkan;
*Mengelola gangguan sekunder menyebabkan diare.

Diare, seperti batuk, mungkin mekanisme pertahanan tubuh untuk membersihkan diri
dari zat atau patogen berbahaya. Respon terapi yang benar belum tentu untuk
menghentikan diare di semua biaya. Jika diare adalah sekunder untuk penyakit lain,
mengendalikan kondisi utama yang diperlukan.

2.8 Tata Laksana Diare


a. Rehidrasi cairan dan elektrolit
Rehidrasi adalah prioritas utama pengobatan. Oral jika pasien tidak muntah,
beri oralit. Parenteral jika tidak bisa makan & muntah, dehidrasi berat.
b. Antibiotik sesuai penyebab
Tidak diberikan kecuali ada indikasi diare berdarah atau kolera. Pemberian
antibiotik yang tidak rasional justru akan memperpanjang lamanya diare karena
akan mengganggu keseimbangan flora usus dan menyebabkan diare sulit
disembuhkan. Resistensi kuman terhadap antibiotika
c. Pemberian zinc
Mengurangi lama dan beratnya diare, Mengembalikan nafsu makan anak,
Perbaikan epitel saluran cerna selama diare, Meningkatkan absorpsi air dan
elektrolit oleh usus halus, Meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus,
Menurunkan resiko dehidrasi.
d. Nutrisi
BAB III

TINJAUAN KASUS

A KASUS DIARE
An. B 5th MRS karena demam dan mencret sebanyak >10x dengan
konsistensi cair, warna kuning, berbuih, tedapat darah, lendir serta berbau busuk. Dari
pemeriksaan fisik diketahui pasien mengalami dehidrasi. Bedasakan hasil
pemeriksaan, dokter meesepkan obat-obat berikut :

B. RESEP OBAT

R/ Paracetamol syr No.I


S prn 1-3dd1 cth
R/ Metronidazole syr No.I
S-3dd1 cth
R/ Oralit sacch No.III
S ad libitum 1-4dd 1 gelas

C. DRUG RELATED PROBLEMS (DRP)


a) KETEPATAN OBAT
o R/ Paracetamol syr No.1
Sprn 1-3dd1 cth
Tepat Obat. Karena pada kasus ini pasien disertai demam.

o R/ Metronidazole syr No.I


S-3dd1 cth
Tepat obat, karena di indikasikan terkena demam dan infeksi. Sesuai pada
DIH, Metronidazole digunakan untuk mengobati diare akibat infeksi anaerob
dan pada AHFS Metronidazole digunakan untuk infeksi Entamoeba
histolytica.

o R/ Oralit sacch No.III


S ad libitum 1-4dd 1 gelas
Pasien diare pasti menderita dehidrasi sehingga perlu tambahan elektolit.
(Dipiro 2015, hal 200).
Tepat Obat

b) KETEPATAN DOSIS
o R/ Paracetamol syr No.1
Sprn 1-3dd1 cth
Menurut DIH, pada usia 5th dosis max 240 mg. Sedangkan pada aturan pakai
menurut ISO 120 mg/5 ml/hari
Tepat Dosis & Tepat Rejimen

o R/ Metronidazole syr No. 1


S 3dd 1 cth
ISO vol 45 hal 189, 125mg/ml 3 x sehari 1 cth
DIH Oral 15-35 mg/kg/hari = 15mg x 16mg = 80 mg/ dosis
3
AHFS Oral 15-35 mg/kg = 35 mg x 21,5 kg = 187 mg/ dosis
3
Tepat Dosis & Regimen
Perlu Diusulkan Kedokter Untuk Penambahan 2 Botol Sediaan Syr
Metronidazole Dikarenakan Supaya Efek Obat Lebih Maksimal Pada Durasi
Pemakaian Obat (lama pemakaian obat menurut DIH selama 7hari) sedangakn
pada resep hanya diberikan pemakaian selama 3 hari.

o R/ Oralit sacch No.III


S ad libitum 1-4dd 1 gelas

1-5th 2 jam pertama 4 gelas larutan selanjutnya 1 gelas tiap BAB. (ISO
Vol.45, hal 393)
Anak usia 1-5th membutuhkan cairan atau oralit 800 ml 1400 ml. 1 gelas
sama dengan 200 ml. (Depkes RI. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan.
Depkes RI)
Jadi 200 ml x 4 kali minum = 800 ml. Tepat Dosis
Oralit diberikan semaunya atau dikatakan lain hingga dehidrasi teatasi. (ISO
Vol.45, hal 393)
Tepat Rejimen

c) INTERAKSI OBAT
Tidak ada interaksi obat (Drugs.com)
BAB IV

KESIMPULAN

Diare adalah buang air besar (defekasi) denganjumlah yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyalitm diare
ditimbulkan oleh makanan, miniman, virus dan bakteri, dan juga alkohol. Kuman
penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang kotor, berak sebarang
tempat dan botol susu yang kurang bersih.

Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu; diare aku dan kronik.
Penyakit diare ditandai dengan adanya berak encer, biasanya 3x atau lebih dalam
sehari, disertai muntah, badan lesu dan lemah, tidak mau makan, panas. Bahaya dari
pada diare itu adalah banyaknya kehilangan cairan tubuh, dan menyebabkan
kematian.

Usaha untuk mengatasi diare yaitu dengan cara memberi minuman, larutan
Oralit, biasanya juga larutan gula, garam (LGG). Yang harus diperhatikan dalam
pemberian makanan dan minuman pada penderita diare yaitu pemberian ASI,
pemberian air sayur, buah bila penderita menimbulkan gejala diare. Cara pencegahan
penyakit diare yaitu dengan cara pemberian ASI, makanan, pemakaian air bersih,
berak pada tempatnya, kebersihan perorangan, kebersihan makanan dan minuman.
DAFTAR PUSTAKA

Chisholm-Burns, M.A., B. G. Wells, T. L. Schwinghammer, P. M. Malone, J. M.


Kolesar, J. C. Rotschafer, and J. T. DiPiro, 2008, Pharmacotherapy Principles &
practice, The McGraw-Hill Companies.

McGraw Hill, Barbara G. Wells, Joseph T. DiPiro, Terry L. Schwinghammer, and


Cecily V. DiPiro, Pharmacotherapy Handbook 9th Edition, 2015.

Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 17th edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists
Association.

Anda mungkin juga menyukai