Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kapita Selekta Farmasi Pelayanan

Kelompok 7:

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

2
3. Tentukan dan kelompokan yang harus ditandai (diberikan stiker)
sebagai B3, High Alert, LASA, Narkotika, Psikotropika, dan nutrisi
Parentral
4. Sebutkan obat-obat yang tergolong elektrolit konsentrat dan
bagaimana penamaan obat dalam golongan LASA

Elektrolit konsentrat contoh: kalium klorida dengan konsentrasi sama atau


lebih dari 2 mEq/ml, kalium fosfat, natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari
0,9% dan magnesium sulfat injeksi dengan konsentrasi 50% atau lebih.

Elektrolit konsentrasi tertentu, contoh: kalium klorida dengan konsentrasi 1


mEq/ml, magnesium sulfat 20% dan 40%.

Elektrolit konsentrat dan elektrolit konsentrasi tertentu hanya tersedia di


Instalasi Farmasi/ Satelit Farmasi. Elektrolit konsentrat dan elektrolit konsentrasi
tertentu disimpan dengan lokasi akses terbatas dan penandaan yang jelas untuk
menghindari kesalahan pengambilan dan penggunaan.

Untuk penamaan disarankan dalam penulisan menggunakan Tall Man


Lettering untuk nama obat yang bunyi/ejaannya mirip.

5. Sebutkan persyaratan penyimpanan Narkotika Psikotropika

Obat Narkotika dan Psikotropika masing-masing harus disimpan dalam lemari


yang terpisah, sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. Obat
narkotika disimpan dalam lemari dengan satu pintu dan dua jenis kunci yang
berbeda. Harus ditetapkan seorang penanggung jawab terhadap lemari narkotika
dan psikotropika. Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker
penanggungjawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
Kunci lemari narkotika dan psikotropika tidak boleh dibiarkan tergantung pada
lemari. Setiap pergantian shift harus dilakukan pemeriksaan stok dan serah terima
yang didokumentasikan.
Jika terdapat sisa narkotika maka harus dilakukan pemusnahan sesegara
mungkin untuk menghindari penyalahgunaan. Pemusnahan sisa narkotika harus
disaksikan oleh dua petugas yang berbeda profesi dan didokumentasikan dalam
formulir/berita acara pemusnahan sisa narkotika (Kemenkes RI, 2019)
Menurut Permenkes no.3 (2015) pasal 25 bab III penyimpanan:
1) Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat
berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus.

3
2) Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan
barang selain Narkotika.
3) Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk menyimpan
barang selain Psikotropika.
4) Tempat penyimpanan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku dilarang
digunakan untuk menyimpan barang selain Prekursor Farmasi dalam bentuk
bahan baku.
Pasal 26
(1) Gudang khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai pintu yang dilengkapi
dengan pintu jeruji besi dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
b. langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau jeruji besi;
c. jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
d. gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker
penanggung jawab; dan
e. kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan pegawai lain
yang dikuasakan.
(2) Ruang khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang kuat;
b. jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi;
c. mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda;
d. kunci ruang khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan; dan
e. tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk.
(3) Lemari khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. terbuat dari bahan yang kuat;
b. tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda;

4
c. harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi
Farmasi Pemerintah;
d. diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan; dan
e. kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker
yang ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
Pasal 27
Penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib
memenuhi Cara Produksi Obat yang Baik, Cara Distribusi Obat yang Baik,
dan/atau standar pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28:
(1) Industri Farmasi yang memproduksi Narkotika harus memiliki tempat
penyimpanan Narkotika berupa gudang khusus, yang terdiri atas: a. gudang
khusus Narkotika dalam bentuk bahan baku; dan b. gudang khusus
Narkotika dalam bentuk obat jadi.
(2) Gudang khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada dalam
penguasaan Apoteker penanggung jawab.
6. Sebutkan indikator mutu penyimpanan

Indikator penyimpanan obat yaitu:

(1) Kecocokan antara barang dan kartu stok, indikator ini digunakan untuk
mengetahui ketelitian petugas gudang dan mempermudah dalam
pengecekan obat, membantu dalam perencanaan dan pengadaan obat
sehingga tidak menyebabkan terjadinya akumulasi obat dan kekosongan
obat,
(2) Turn Over Ratio, indikator ini digunakan untuk mengetahui kecepatan
perputaran obat, yaitu seberapa cepat obat dibeli, didistribusi, sampai
dipesan kembali, dengan demikian nilai TOR akan berpengaruh pada
ketersediaan obat. TOR yang tinggi berarti mempunyai pengendalian
persediaan yang baik, demikian pula sebaliknya, sehingga biaya
penyimpanan akan menjadi minimal,
(3) Persentase obat yang sampai kadaluwarsa dan atau rusak, indikator ini
digunakan untuk menilai kerugian rumah sakit,

5
(4) Sistem penataan gudang, indikator ini digunakan untuk menilai sistem
penataan gudang standar adalah FIFO dan FEFO,
(5) Persentase stok mati, stok mati merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan item persediaan obat di gudang yang tidak mengalami
transaksi dalam waktu minimal 3 bulan,
(6) Persentase nilai stok akhir, nilai stok akhir adalah nilai yang menunjukkan
berapa besar persentase jumlah barang yang tersisa pada periode tertentu,
nilai persentese stok akhir berbanding terbalik dengan nilai TOR.1

6
Daftar Pustaka

Kesehatan RI no 3 tahun. 2014 tentang Peredaran, Penyimpanan,


Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi,
Jakarta.

Kementrian kesehatan RI, 2019, Petunjuk Teknis Standar Pelayanan


Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta

Sheina, dkk, (2010). Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU


Muhammadiyah Yogyakarta Unit I

Anda mungkin juga menyukai