Anda di halaman 1dari 4

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Separuh dari hutan yang ada di muka bumi tergolong sebagai hutan tropik,
hutan-hutan itu sangat beragam terhadap tipe, komposisi, maupun strukturnya. Semua
terjadi karena adanya variasi kondisi iklim dan tanah di setiap wilayah. Ada hutan
yang tumbuh dengan baik sehingga memiliki struktur lengkap mulai dari tumbuhan
tingkat bawah sampai pohon yang tingginya 100 meter. Ada hutan yang tampak
miskin dan tidak tumbuh dengan baik,sehingga produksi biomassa dalam setahun
sangat rendah .ada hutan rapat dengan tajuk pohon bertingkat-tingkat dan saling
bersentuhan atau saling tindih. Di samping itu, ada juga hutan yang sangat jarang
bahkan banyak kawasan hutan gundul (tidak berpohon) sehingga hutan tidak mampu
menyajikan fugsinya secara optimal untuk kesejahteraan manusia (Indriyanto 2008).
Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Sebagai salah
satu sumber daya alam hayati hutan diperlukan untuk menunjang kehidupan manusia
dimana hutan mempunyai fungsi sebagai pengimbang dalam segi ekologis, fungsi
hidrologis, dan sumber plasma nutfah. Hutan juga mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi, sehingga pembangunan yang dititikberatkan pada sektor ekonomi yang
mengelola kekayaan bumi Indonesia, harus senantiasa memperhatikan pengelolaan
sumber daya alam. Disamping untuk memberi kemanfaatan masa kini, juga harus
menjamin kehidupan masa depan. Sumber daya alam yang terbaharui harus dikelola
sedemikian rupa agar kemampuannya memperbaharui diri selalu terpelihara
sepanjang masa (Zain 1998).
Menjelang akhir abad ke-20 hutan menjadi topik penting karena peranannya
sebagai pendukung lingkungan hidup. Hutan terkait erat dengan seluruh aspek
2

pembangunan dan sosial ekonomi. Pertambahan penduduk yang kian meningkat dari
tahun ke tahun menyebabkan konsumsi kayu terus meningkat.
Di Indonesia, hutan tropik telah rusak akibat kesalahan dalam sistem
pengelolaan maupun akibat berbagai aktifitas manusia. Bukti kerusakan hutan yang
parah ditujukkan oleh timbulnya lahan kritis dalam kawasan hutan (Indriyanto 2008).
Permudaan hutan buatan di areal bekas tebang maupun tanah-tanah kritis
memegang peran penting dalam pembentukan tegakan hutan tropik. Masalah yang
dihadapi untuk penghutanan kembali diperlukan pengetahuan tentang silvikultur yang
meliputi: ketetapan pemilihan jenis yang sesuai dengan lingkungan, ketersediaan bibit
yang bermutu tinggi.
Gmelina Mollucana, Back merupakan salah satu jenis pohon yang
mempunyai aspek pengembangan di hari depan yang agak baik. Jenis ini sudah lama
dikenal dan dibudidayakan oleh rakyat di daerah Maluku sebagai bahan bahan
untuk alat transportasi.
Gmelina mollucana, Back adalah jenis yang mudah dikembangkan dan
mempunyai gerak pertumbuhan yang cepat. Riap rata-rata pertumbuhan adalah 28
3
m /Ha/Tahun . serta merupakan salah satu jenis pohon khas daerah Maluku, yang
dapat dipermudakan secara generatif maupun vegetatif. Permudaan secara vegetatif
dilakukan dengan cara menanam stek akar dan stek batang. Permudaan secara
vegetatif melalui stek batang tenyata lebih efisien jika dibandingkan dengan cara lain
karena cepat tumbuh, penjumlahan bibit dapat dilakukan dalam jumlah yang besar
serta dapat dilakukan sepanjang waktu selama tersedianya pohon sumber stek dan
biayanya murah (Wattimena , 1995).
Batang merupakan bagian sistem tunas pada tumbuhan. Letaknya berada di
atas tanah. Organ ini dikategorikan sebagai penghasil alat-alat lateral, misalnya daun,
tunas, dan bunga. Pada bagian batang terdapat buku (node) atau tempat daun melekat
dan ruas (internode), yaitu bagian batang yang letaknya di antara buku-buku. Masing-
masing mulai sebagai tonjolan kecil dari meristem apikal dan membesar menjadi
3

daun rudimeter yang tipis awalnya tonjolan itu tertutup namun seiring dengan
tumbuhnya tumbuhan terbentuklah daun dengan jarak tertentu di sepanjang batang,
Titik pada batang tempat satu atau lebih daun menempel di sebut buku.
Selain buku dan ruas, pada batang terdapat suatu tunas. Tunas yang terdapat
pada sudut di antara daun dan batang dinamakan tunas aksiler. Tunas ini berpeluang
menjadi cabang.
Keuntungan dari stek batang adalah pembiakkan ini lebih efisien jika
dibandingkan dengan cara lain karena cepat tumbuh dan penyediaan bibit dapat
dilakukan dalam jumlah yang besar. Sedangkan kesulitan yang dihadapi adalah selang
waktu penyimpanan relatif pendek antara pengambilan dan penanaman (Wudianto,
1988).
Untuk itu pembiakan vegetatif yang ingin diterapkan untuk tanaman Titi
(Gmelina mollucana, Back) adalah stek batang. Stek batang sebagai material sangat
menguntungkan, sebab batang mempunyai persediaan makanan yang cukup terhadap
tunas-tunas batang dan akar (Rochiman dan Hariadi, 1973), dan juga dapat dihasilkan
dalam jumlah besar.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Diameter Stek dan


jumlah Buku (Node) terhadap pertumbuhan Stek Titi (Gmelina mollucana, Back).

1.3. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: sebagai sumber informasi bagi
masyarakat dan instansi terkait, mengenai pengaruh diameter stek dan jumlah buku
(node) yang baik untuk pertumbuhan stek Titi (Gmelina mollucana, Back).
4

Anda mungkin juga menyukai