1. Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan makhuk hidup. Air tidak hanya berfungsi
alat pemenuh kebutuhan hidup penduduk, tetapi juga keseimbangan ekosistem.
Manusia, binatang, tumbuhan, dan mikroorganisme membutuhkan air sebagai
unsur utama di dalam tubuh mereka.
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat menopang
kehidupan semua makhluk hidup. Salah satunya yaitu ketersediaan air bersih yang
dapat menjadi sumber kehidupan makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-sehari
kita membutuhkan air untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan kepentingan
lainnya.
Sungai memiliki peranan penting bagi masyarakat. Berbagai aktivitas
masyarakat seperti pembuangan limbah industri dan rumah tangga menyebabkan
menurunnya kualitas air sungai. Penambahan bahan-bahan buangan dalam jumlah
besar yang dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan sungai tidak akan
mampu lagi melakukan pemulihan sehingga menyebabkan gangguan
keseimbangan terhadap konsentrasi faktor kimia, fisika, dan biologi dalam sungai
Pemanfaatan sungai sebagai daerah pembuangan sisa aktivitas manusia
menyebabkan sungai cepat mengalami pendangkalan dan menurunkan kualitas air.
Pencemararan perairan memiliki pengaruh negatif terhadap kehidupan biota
perairan dan kesehatan penduduk yang memanfaatkan air sungai tersebut.
Kualitas air akan menunjukkan kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan
atau keperluan tertentu (Efendi, 2003). Terdapat 3 jenis limbah rumah tangga yang
jika tidak dikelola dengan baik dapat berpotensi mencemari lingkungan yaitu
sampah, air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci, dan kotoran
yang dihasilkan manusia (Josua, 2014). .
Pertumbuhan kota-kota di Indonesia yang semakin cepat memicu munculmya
permasalah lingkungan, baik lingkungan alam, lingkungan buatan, maupun
lingkungan sosial. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2015 terdapat hampir 68% atau
mayoritas mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat.
Penilaian status mutu didasarkan pada Kriteria Mutu Air (KMA) kelas II yang
terdapat pada lampiran Peraturan Pemerintah mengenai Pengcemaran Air atau PP
82/2001. Di Tahun 2014 terdapat 79% sungai dengan status tercemar berat.
Walaupun persentase sungai yang tercemar berat mengalami penurunan, namun
persentasinya masih tetap tinggi. Salah satunya di provinsi Bali. Tercatat sebanyak
64% sungai di Bali dengan status tercemar berat.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menata lingkungan di
sekitar sungai. Penataan bertujuan untuk mempertahankan kebersihan, kelancaran
pergerakan air, menata kawasan bantaran sungai termasuk menata masyarakat
yang berada disekitar lingkungan sungai tersebut. Pemerintah kota Denpasar
setiap hari menugaskan orang untuk turun sungai membersihkan, menjaring, dan
menaikkan sampah. Namun, keadaan sungai di Kota Denpasar tetap belum bisa
seperti yang diharapkan.
Kurangnya kesadaran masyarakat dan koordinasi antar instansi yang terlibat
tentunya berpengaruh dalam upaya untuk menata sungai sehingga tidak
menimbulkan penurunan kualitas air dan kerusakan ekosistem di sepanjang
sungai. Apabila kondisi ini dibiarkan secara terus menerus maka akan
menyebabkan ketidaknyamanan dalam menjalankan aktivitas kota, kerusakan
pemandangan dan asset wisata, krisis air, dan kepunuhan ekosistem. Berdasarkan
latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengajukan sebuah gagasan tertulis
yang berjudul Denpasar Clean Up Rolling Concept (Cupling) sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Kesehatan Sekaligus Mewujudkan Sungai yang Bersih
dan Sehat sebagai Tempat Rekreasi Favorit Idaman Keluarga.
2. Gagasan
a. Kondisi kekinian masalah yang dapat menimbulkan dicetuskannya
gagasan
Permasalahan pencemaran sungai merupakan problematika yang sangat serius.
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat menopang kehidupan
semua makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, ketersediaan air bersih
merupakan hal penting karena merupakan sumber kehidupan makhluk hidup.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Denpasar (BAPPEDA) terdapat 5 sungai terbesar di Denpasar yaitu Tukad Mati,
Tukad Badung, Tukad Buaji, Tukad Ngenjung, dan Tukad Ayung di mana sungai
sungai ini memiliki cabang sungai-sungai kecil lainnya. Menurut laporan Kepala
Teknis Lab Lingkungan Bali, terdapat setidaknya 10 sungai di Denpasar yang
tercatat mengalami penurunan kualitas air karena terkontaminasi limbah. Sungai
tersebut diantaranya Tukad Badung, Tukad Mati, Tukad Ayung, Tukad Jinah,
Tukad Pakerisan, Tukad Unda, Tukad Sangsang, Tukad Sada, Tukad Bubuh, dan
Tukad Sungi. Sungai-sungai tersebut saat ini keadaannya cukup memptihatinkan.
Bukannya menjadi mendukung keindahan kota, tetapi justru menjadi sumber
masalah kota.
Walaupun selama ini pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi masalah lingkungan dan kesehatan di masyarakat tetapi belum adanya
hasil yang diharapkan karena adanya kendala dari pemerintah sendiri dan kendala
dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan
seperti kebiasaan masyarakat perkotaan yang tinggal di bantaran sungai
membuang sampah dan limbah rumah tangga dan industri ke sungai atau saluran
drainase.
c. Seberapa jauh masalah dapat diatasi dengan gagasan yang diajukan dan
prediksi hasil setelah masalag disolusikan
Tindak lanjut terhadap kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah
ke sungai perlu dilakukan. Himbauan dan poster mengenai kesehatan
lingkungan tidaklah cukup untuk mengubah pola pikir masyarakat. Butuh
suatu program dan pelatihan terhadap masyarakat. Salah satu solusi yang
dapat diterapkan dan diharapkan dapat mengurangi kebiasaan buruk
masyarakat sehingga membantu mengurangi pencemaran di sungai dan
lingkungannya yaitu dengan program Denpasar Clean Up Rolling Concept
(Cupling) sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Kesehatan Sekaligus
Mewujudkan Sungai yang Bersih dan Sehat sebagai Tempat Rekreasi Favorit
Idaman Keluarga.
Program ini merupakan program yang ditujukan untuk membersihkan
sungai beserta lingkungan disekitarnya sehingga dapat menjadi tempat
rekreasi yang murah bagi keluarga serta dapat menjadi sumber
matapencaharian bagi warga.
Program ini terdiri dari 1S2P3M yang terdiri dari sosialisasi pentingnya
menerapkan pola hidup bersih dan sehat, pelatihan dalam penanganan sampah
di sungai, penyediaan tempat penampungan sampah sementara, menjalin
kerjasama dengan Dinas Kebersihan kota, menjalin kerjasama dengan Dinas
Pertamanan kota, menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam hal
pengelolaan sungai, dan membentuk struktur panitia kecil kepengurusan
sungai.
Prediksi hasil dari program ini melalui bantuan dari pihak pemerintah dan
tenaga kesehatan diharapkan dapat berjalan dengan baik sehingga
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan dan
kesehatan lingkungan. Selain itu, untuk hasil jangka panjang diharapkan ada
perubahan perilaku dari masyarakat terkait menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
Tantangan yang dihadapi yaitu dibutuhkan pemantauan secara berkala
dalam pelaksanaan program ini. Selain itu, dibutuhkan izin serta dana dari
pihak-pihak terkait untuk menjalankan program. Rencana mengenai hasil yang
dicapai yaitu berupa meningkatkan kesadaran masyarakat yang akan
menyebabkan perubahan kebiasaan atau perilaku masyarakat ke arah yang
lebih baik dalam menjaga kebersihan lingkungan khususnya sungai yang
bertujuan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
3. Kesimpulan
a. Gagasan yang Diajukan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan program Denpasar Clean Up
Rolling Concept (Cupling) sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Kesehatan
Sekaligus Mewujudkan Sungai yang Bersih dan Sehat sebagai Tempat
Rekreasi Favorit Idaman Keluarga merupakan program yang ditujukan untuk
membersihkan sungai beserta lingkungan disekitarnya sehingga dapat menjadi
tempat rekreasi yang murah bagi keluarga serta dapat menjadi sumber
matapencaharian bagi warga.
b. Tekhnik Implementasi
Dalam proses implementasi, tekhnik yang digunakan ini terfokus pada proses
jangka panjang. Program ini terpusat pada masyarakat karena masyarat sendiri
yang akan melaksanakan program dan tetap menjaga kebersihan serta
kesehetan lingkungan dari sungai beserta lingkungan sekitarnya. Program ini
juga didukung oleh pemerintah dengan memberikan alat-alat yang dapat
digunakan untuk pelaksanaan program.
4. Daftar Pustaka
Ariana, Josua. 2014. Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Namon Bintang terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung.
Skripsi (S1). Medan: Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Sumatera
Utara.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta:Kanisius.