Anda di halaman 1dari 8

Denpasar Clean Up Rolling Concept (Cupling) sebagai Upaya

Meningkatkan Kualitas Kesehatan Sekaligus Mewujudkan Sungai


yang Bersih dan Sehat sebagai Tempat Rekreasi Favorit Idaman
Keluarga

Ni Made Widya Suari 1470121044


Nyoman Adi Tenaya 1570121010
I Gst A. A Ary Indah Pertiwi 1570121051

1. Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan makhuk hidup. Air tidak hanya berfungsi
alat pemenuh kebutuhan hidup penduduk, tetapi juga keseimbangan ekosistem.
Manusia, binatang, tumbuhan, dan mikroorganisme membutuhkan air sebagai
unsur utama di dalam tubuh mereka.
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat menopang
kehidupan semua makhluk hidup. Salah satunya yaitu ketersediaan air bersih yang
dapat menjadi sumber kehidupan makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-sehari
kita membutuhkan air untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan kepentingan
lainnya.
Sungai memiliki peranan penting bagi masyarakat. Berbagai aktivitas
masyarakat seperti pembuangan limbah industri dan rumah tangga menyebabkan
menurunnya kualitas air sungai. Penambahan bahan-bahan buangan dalam jumlah
besar yang dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan sungai tidak akan
mampu lagi melakukan pemulihan sehingga menyebabkan gangguan
keseimbangan terhadap konsentrasi faktor kimia, fisika, dan biologi dalam sungai
Pemanfaatan sungai sebagai daerah pembuangan sisa aktivitas manusia
menyebabkan sungai cepat mengalami pendangkalan dan menurunkan kualitas air.
Pencemararan perairan memiliki pengaruh negatif terhadap kehidupan biota
perairan dan kesehatan penduduk yang memanfaatkan air sungai tersebut.
Kualitas air akan menunjukkan kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan
atau keperluan tertentu (Efendi, 2003). Terdapat 3 jenis limbah rumah tangga yang
jika tidak dikelola dengan baik dapat berpotensi mencemari lingkungan yaitu
sampah, air limbah yang dihasilkan dari kegiatan mandi dan mencuci, dan kotoran
yang dihasilkan manusia (Josua, 2014). .
Pertumbuhan kota-kota di Indonesia yang semakin cepat memicu munculmya
permasalah lingkungan, baik lingkungan alam, lingkungan buatan, maupun
lingkungan sosial. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2015 terdapat hampir 68% atau
mayoritas mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat.
Penilaian status mutu didasarkan pada Kriteria Mutu Air (KMA) kelas II yang
terdapat pada lampiran Peraturan Pemerintah mengenai Pengcemaran Air atau PP
82/2001. Di Tahun 2014 terdapat 79% sungai dengan status tercemar berat.
Walaupun persentase sungai yang tercemar berat mengalami penurunan, namun
persentasinya masih tetap tinggi. Salah satunya di provinsi Bali. Tercatat sebanyak
64% sungai di Bali dengan status tercemar berat.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menata lingkungan di
sekitar sungai. Penataan bertujuan untuk mempertahankan kebersihan, kelancaran
pergerakan air, menata kawasan bantaran sungai termasuk menata masyarakat
yang berada disekitar lingkungan sungai tersebut. Pemerintah kota Denpasar
setiap hari menugaskan orang untuk turun sungai membersihkan, menjaring, dan
menaikkan sampah. Namun, keadaan sungai di Kota Denpasar tetap belum bisa
seperti yang diharapkan.
Kurangnya kesadaran masyarakat dan koordinasi antar instansi yang terlibat
tentunya berpengaruh dalam upaya untuk menata sungai sehingga tidak
menimbulkan penurunan kualitas air dan kerusakan ekosistem di sepanjang
sungai. Apabila kondisi ini dibiarkan secara terus menerus maka akan
menyebabkan ketidaknyamanan dalam menjalankan aktivitas kota, kerusakan
pemandangan dan asset wisata, krisis air, dan kepunuhan ekosistem. Berdasarkan
latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengajukan sebuah gagasan tertulis
yang berjudul Denpasar Clean Up Rolling Concept (Cupling) sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Kesehatan Sekaligus Mewujudkan Sungai yang Bersih
dan Sehat sebagai Tempat Rekreasi Favorit Idaman Keluarga.
2. Gagasan
a. Kondisi kekinian masalah yang dapat menimbulkan dicetuskannya
gagasan
Permasalahan pencemaran sungai merupakan problematika yang sangat serius.
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat menopang kehidupan
semua makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari, ketersediaan air bersih
merupakan hal penting karena merupakan sumber kehidupan makhluk hidup.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Denpasar (BAPPEDA) terdapat 5 sungai terbesar di Denpasar yaitu Tukad Mati,
Tukad Badung, Tukad Buaji, Tukad Ngenjung, dan Tukad Ayung di mana sungai
sungai ini memiliki cabang sungai-sungai kecil lainnya. Menurut laporan Kepala
Teknis Lab Lingkungan Bali, terdapat setidaknya 10 sungai di Denpasar yang
tercatat mengalami penurunan kualitas air karena terkontaminasi limbah. Sungai
tersebut diantaranya Tukad Badung, Tukad Mati, Tukad Ayung, Tukad Jinah,
Tukad Pakerisan, Tukad Unda, Tukad Sangsang, Tukad Sada, Tukad Bubuh, dan
Tukad Sungi. Sungai-sungai tersebut saat ini keadaannya cukup memptihatinkan.
Bukannya menjadi mendukung keindahan kota, tetapi justru menjadi sumber
masalah kota.
Walaupun selama ini pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi masalah lingkungan dan kesehatan di masyarakat tetapi belum adanya
hasil yang diharapkan karena adanya kendala dari pemerintah sendiri dan kendala
dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan
seperti kebiasaan masyarakat perkotaan yang tinggal di bantaran sungai
membuang sampah dan limbah rumah tangga dan industri ke sungai atau saluran
drainase.

b. Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan untuk mengatasi


masalah
a) Pembentukan Pasukan Biru
Dalam upaya menjaga kebersihan sungai-sungai, Pemerintah Kota
Denpasar sekarang ini telah memiliki sebuah tim khusus yang dinamakan
Pasukan Biru. Pasukan Biru bertugas untuk menangani masalah
kebersihan sungai di Kota Denpasar. Tim ini beranggotakan sejumlah 219
orang Petugas Harian Lepas (PHL) di Bidang Pengairan pada Dinas PU
Kota Denpasar yang disebar dan disiagakan untuk membersihkan sungai
dan lumpur di Denpasar. Pasukan ini bekerja mulai dari pukul 08.00 WITA
sampai pukul 16.00 WITA di mana pasukan ini bekerja dengan diawasi
oleh para mandor.
b) Upaya Penegakan Hukum
Telah dibentuk Peraturan Walikota Denpasar Nomor 3 Tahun 2012
Tentang penetapan jadwal waktu pembuangan sampah dan pengangkutan
sampah serta ketentuan dan tata cara pemotongan pohon perindang di kota
Denpasar. Peraturan ini ditujukan kepada warga yang melakukan
pelanggaran karena tidak membuang sampah pada tempatnya atau tidak
pada jadwalnya maka akan dilakukan penindakan. Selain ini terdapat
Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 3 Tahun 2000 di mana
masyarakat yang telah pengabaikan aturan pembuangan sampah akan
diberi efek jera tambahan dengan menyidangkannya di Balai Banjar
setempat.
Dibalik semua solusi yang telah ditawarkan atau diterapkan untuk mengatasi
permasalah di sungai sampai saat ini belum ada tindakan masyarakat untuk
mengatasi ketidakpekaan masyarakat terhadap akan permasalahan lingkungan
tersebut.

c. Seberapa jauh masalah dapat diatasi dengan gagasan yang diajukan dan
prediksi hasil setelah masalag disolusikan
Tindak lanjut terhadap kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah
ke sungai perlu dilakukan. Himbauan dan poster mengenai kesehatan
lingkungan tidaklah cukup untuk mengubah pola pikir masyarakat. Butuh
suatu program dan pelatihan terhadap masyarakat. Salah satu solusi yang
dapat diterapkan dan diharapkan dapat mengurangi kebiasaan buruk
masyarakat sehingga membantu mengurangi pencemaran di sungai dan
lingkungannya yaitu dengan program Denpasar Clean Up Rolling Concept
(Cupling) sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Kesehatan Sekaligus
Mewujudkan Sungai yang Bersih dan Sehat sebagai Tempat Rekreasi Favorit
Idaman Keluarga.
Program ini merupakan program yang ditujukan untuk membersihkan
sungai beserta lingkungan disekitarnya sehingga dapat menjadi tempat
rekreasi yang murah bagi keluarga serta dapat menjadi sumber
matapencaharian bagi warga.
Program ini terdiri dari 1S2P3M yang terdiri dari sosialisasi pentingnya
menerapkan pola hidup bersih dan sehat, pelatihan dalam penanganan sampah
di sungai, penyediaan tempat penampungan sampah sementara, menjalin
kerjasama dengan Dinas Kebersihan kota, menjalin kerjasama dengan Dinas
Pertamanan kota, menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam hal
pengelolaan sungai, dan membentuk struktur panitia kecil kepengurusan
sungai.
Prediksi hasil dari program ini melalui bantuan dari pihak pemerintah dan
tenaga kesehatan diharapkan dapat berjalan dengan baik sehingga
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan dan
kesehatan lingkungan. Selain itu, untuk hasil jangka panjang diharapkan ada
perubahan perilaku dari masyarakat terkait menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
Tantangan yang dihadapi yaitu dibutuhkan pemantauan secara berkala
dalam pelaksanaan program ini. Selain itu, dibutuhkan izin serta dana dari
pihak-pihak terkait untuk menjalankan program. Rencana mengenai hasil yang
dicapai yaitu berupa meningkatkan kesadaran masyarakat yang akan
menyebabkan perubahan kebiasaan atau perilaku masyarakat ke arah yang
lebih baik dalam menjaga kebersihan lingkungan khususnya sungai yang
bertujuan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

d. Pihak-pihak yang dapat yang dipertimbangkan dapat terlibat dalam


pengimplementasian gagasan
a) Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah bertugas untuk memfasilitasi masyarakat dalam
mendukung program ini dengan menyediakan alat-alat kebersihan dan
petugas yang mengarahkan serta mengawasi jalannya program.
b) Dinas Kebersihan Kota
Dinas kebersihan kota bertujuan untuk melakukan pengontrolan setiap 2
kali dalam seminggu, dan membantu mengerahkan anggotanya untuk ikut
serta berpartisipasi membersihkan sungai maupun lingkungan disekitar
sungai
c) Dinas Pertamanan Kota
Dinas pertamanan kota akan menata lingkungan sekitar sungai agar
menjadi lebih indah dan asri. Penataan lingkungan sekitar sungai ini dapat
dilakukan dengan membuat kebun mini disepanjang aliran sungai dan
membangun gazebo yang berfungsi sebagai tempat untuk bersantai.
d) Kesehatan
Tenaga kesehatan memiliki kemampuan dalam memberikan penyuluhan,
membimbing, dan memotivasi masyarakat mengenai pentingnya
kebersihan dan kesehatan lingkungan sehingga timbuh kesadaran
masyarakat untuk hidup dengan lebih sehat.
e) Masyarakat
Masyarakat di sini sebagai pelaku utama yang akan berperan aktif dalam
program Denpasar Clean Up Rolling Concept (Cupling). Sehingga,
masyarakat akan sadar bahwa kebiasaan mereka selama ini tidaklah baik
dan dapat merusak lingkungan. Apabila sungai bersih dan terawat dapat
dijadikan sebagai tempat rekreasi dan dapat menjadi modal usaha untuk
membantu masyarakat membuka usaha.

e. Langkah-langkah atau teknik dalam mengimplementasikan gagasan yang


diajukan
Untuk menjalankan program Denpasar Cupling Concept diperlukan
beberapa langkah strategis agar memudahkan dalam pengaplikasiannya.
Adapun langkah-langkah strategis tersebut terdiri dari 1S2P3M yaitu
sosialisasi pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat, pelatihan
dalam penanganan sampah di sungai, penyediaan tempat penampungan
sampah sementara, menjalin kerjasama dengan Dinas Kebersihan kota,
menjalin kerjasama dengan Dinas Pertamanan kota, menjalin kerjasama
dengan masyarakat dalam hal pengelolaan sungai, dan membentuk struktur
panitia kecil kepengurusan sungai. Berikut adalah penjelasannya:
1. Sosialisasi pentingnya menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Langkah pertama yang dapat ditempuh yaitu melakukan pendekatan dengan
masyarakat melalui sosialisasi mengenai pentingnya menerapkan pola hidup
bersih dan sehat. Sosialisasi ini akan diberikan oleh Dinas Kesehatan dan
didampingi oleh tokoh masyarakat setempat. Sosialisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya kesehatan bagi
kehidupan, bagaimana cara menjaga lingkungan khususnya lingkungan
sungai agar tetap bersih dan sehat, serta menjelaskan berbagai manfaat serta
keuntungan yang dapat diperoleh masyarakat apabila lingkungan tetap
bersih dan sehat.

2. Pelatihan dalam penanganan sampah di sungai.


Setelah masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya pola
hidup bersih dan sehat, masyarakat akan diberikan pelatihan khusus oleh
lembaga Dinas Kebersihan kota. Pelatihan ini meliputi bagaimana cara
membersihkan sungai yang tepat dan bagaimana cara menjaga serta
mengelola lingkungan sungai yang sudah dibersihkan tersebut. Pelatihan ini
akan dilakukan dua kali dalam seminggu.
Dengan pelatihan ini diharapkan sungai yang dahulu identik dengan
banyak sampah, bau busuk yang menyengat, dan tidak sehat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari kini dapat menjadi sungai yang airnya
bersih, aman, dan sehat untuk digunakan sehari-hari.

3. Penyediaan tempat penampungan sampah sementara.


Sampah yang telah dibersihkan dari sungai akan dikumpulkan kedalam suatu
wadah pada tempat penanampungan sampah sementara. Lembaga dinas
kebersihan kota akan mengontrol setiap 2 hari sekali ke tempat
penampungan sampah sementara apabila dirasa sudah cukup banyak sampah
dari sungai yang terkumpul, lembaga dinas kebersihan kota akan
memindahkan sampah tersebut ke tempat pembuangan akhir.

4. Membentuk struktur panitia kecil kepengurusan sungai.


Panitia kecil kepengurusan sungai ini berasal dari masyarakat setempat yang
sebelumnya sudah dilakukan pemilihan. Panitia kecil ini terdiri dari ketua,
wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Masing-masing pengurus ini
memiliki tugasnya masing-masing. Panitia kecil ini juga berkewajiban untuk
mengarahkan dan selalu mengingatkan masyarakat agar selalu menjaga
kebersihan sungai maupun lingkungan sekitar sungai.
Selain itu panitia kecil ini dapat berfungsi sebagai wadah aspirasi
masyarakat yang nantinya akan disampaikan ke pemerintah pusat. Panitia
kecil ini juga yang akan membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah
di bank sampah.

3. Kesimpulan
a. Gagasan yang Diajukan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan program Denpasar Clean Up
Rolling Concept (Cupling) sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Kesehatan
Sekaligus Mewujudkan Sungai yang Bersih dan Sehat sebagai Tempat
Rekreasi Favorit Idaman Keluarga merupakan program yang ditujukan untuk
membersihkan sungai beserta lingkungan disekitarnya sehingga dapat menjadi
tempat rekreasi yang murah bagi keluarga serta dapat menjadi sumber
matapencaharian bagi warga.
b. Tekhnik Implementasi
Dalam proses implementasi, tekhnik yang digunakan ini terfokus pada proses
jangka panjang. Program ini terpusat pada masyarakat karena masyarat sendiri
yang akan melaksanakan program dan tetap menjaga kebersihan serta
kesehetan lingkungan dari sungai beserta lingkungan sekitarnya. Program ini
juga didukung oleh pemerintah dengan memberikan alat-alat yang dapat
digunakan untuk pelaksanaan program.

4. Daftar Pustaka
Ariana, Josua. 2014. Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Namon Bintang terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung.
Skripsi (S1). Medan: Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Sumatera
Utara.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta:Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai