Anda di halaman 1dari 16

The Association Between Symptomatic and

Diagnostic Depresioon and Pain Among the


Elderly Population in South Korea

Indra Adi Kusuma


Introduction
Nyeri adalah suatu hal yang penting dan sebuah masalah yang umum terjadi terutama pada
populasi elderly.

Estimasi kejadian nyeri kronik berkisar antara 2% - 50%.

Walaupun nyeri itu sendiri tidaklah fatal namun sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien,
keluarga mampun lingkungan social.

Terbukti bahwa nyeri yang persisten dan berulang akan memperburuk status sosial dan
ekonomi pasien.

Beberapa laporan menyebutkan hubungan antara nyeri dan depresi. Prevalency depresi
berkisar antara 1,5 % sampai 100 % pada pasien dengan nyeri kronis.

Pada laporan ini, hubungan antara nyeri dan depresi diperiksa dengan menggunakan Odds
Ratio setelah melakukan kontrol terhadap umur, jenis kelamin dan faktor sociodemografik.

Tujuan dari Penelitian ini untuk mengetahui hubugan antara karakteristik nyeri dan dan
depresi pada populasi elderly khusunya di Korea Selatan
Metode
Data yang digunakan bersal dari Korean Labor Institute dan Korea Employement Institue
Information Service

Sampe berjumlah 10.254 yang dipilih secara random dengan usia diatas 45 tahun.

Partisipan diinterview menggunakan Computer Assited Personal Interviewing method dengan


Blaise Software system yang didesain secara resmi sebagai alat analisis statistik di Belanda.

Data dikerjakan pada bulan Juli- Desember 2012

Kriteria Inklusi pada pasien dibawah 75 tahun (n 5617 dari total sampel 7486) Partisipan yang
didiagnosa dengan kanker, artritis atau rematik selama 6 tahun terakir di ekslusi (n = 1316).
Partisipan yang menderita nyeri dikarenakan kecelakaan mobil atau jatuh juga di ekslusi (n =
71)
Btasan umur yang dipakai adalah young old (65-74 tahun), Middle old
(75-84) dan oldest old ( lebih dari 85 tahun). Dan menunjukkan
bahwa kondisi umum pasien berumur lebih dari 75 tahun lebih rentan
dan memiliki masalah fisik yang lebih serius dan mental debilitation.

Oleh karena itu, pada penelitian ini kami memasukkan populasi young
old untuk meminimalisasi efek dari unhealthy mental condition yang
dikarenakan usia.

Pasien dengan kanker diekslusi karena baik nyeri maupun depresi


sangat tinggi pada pasien kanker. Pasien dengan artritis dan rematik
juga diekslusi karena angka depresi pada kedua penyakit tersebut juga
tinggi.

Secara keseluruhan sebanyak 4320 peserta ( 2164 laki laki dan 2066
perempuan) berpartisipasi pada penelitian ini.
Assesment Depresi
Depresi simptomatik diasses menggunakan 10 item Center untuk
Epidemiologik Studies Depresion (CES-d10) Scale. CES-D10 adalah alat
skrining untuk mengases gejala depresi pada rentang minggu terakir.

2 komponen mengasses apakah pasien mengalami fase bahagia ( merasa


sangat baik, secara umum puas).
• Dan 8 komponen dimana pasien mengalami fase negatif ( kehilangan minat, sulit berkonsentrasi,
merasa depresi, merasa lelah dan memiliki sedikit energi, merasa takut, sulit tidur, merasa
sendiri, dan malas beraktifitas). Respon dari setiap item dinilai dengan range nilai 0-3, dimana 0
dengan sangat jarang ( kurang dari satu kali sehari ), 1 dengan kadang kadang ( 1-2 hari selama 1
minggu), 2 dengan sering ( 3-4 kali selama seminggu ). 3 adalah sangat sering ( 5-7 kali dalam
seminggu).

Total skor dari semua item semakin besar menunjukkan mental distress yang
semakin besar.

Nilai cut off untuk moderate severe dan severe depresion adalah nilai 12.
Charasteristic Pain
Pertanyaan yang digunakan :
Pada lokasi mana saat ini ada
Survey menggunakan merasakan nyeri? Tolong dicek
pertanyaan terbuka tentang apakah terdapat nyeri pada
lokasi dari nyeri dan severitas daerah : kepala, bahu,
nyeri. pergelangan tangan, wrist, jari
tangan, dada, abdomen, hip, leg,
lutut dan tumit.

Setelah itu dinilai kualitas nyeri


0 = none, 1= mild, 2 = moderate,
3 = severe.
Penilaian Faktor Perancu

Umur, Jenis Kelamin, Pendapatan,


Tingkat pendidikan, Status Perkawinan,
merokok, dan konsumsi alkohol,
aktifitas fisik, Status Pekerjaan, riwayat
penyakit cerebrovascular dan riwayat
kecelakaan lalu lintas adalah hal hal
yang dikaji pada penelitian ini untuk
meminimalkan bias.
Analisa Statistik
Pertama dibandingkan karakteristik deskriptif dari partisipan berdasarkan
skrening dari gejala dan diagnosis deepresi.

Kemudia hasilnya dikalkulasikan terhadap nilai dasar karakteristik dari


partisipan dibandingkan dengan setiap kategori variabel yang dianalisis.

OR 95% dengan Confidence Interval dikalkulasikan menggunakan multiple


logistic regresion mode untuk mengevaluasi hubungan antara jumlah lokasi
nyeri atau tingkat keparahannya dengan risiko dari gejala atau diagnosis
depresi.

Analisi Statistik menggunakan Statistical Analysis System (SAS version 9,3).


Hasil
Terdapat 4230 responden, terdiri dari 2164 laki laki dan 2066 perempuan.

Prevalensi dari depresi simtomatis dan depresi diagnostik adalah 12,2 % dan 3,1 %.

Kejadian depresi lebih tinggi pada partisipan dengan low socioeconomic status ( low
education dan low income) dan pada responden yang tinggal sendiri dan memiliki
penyakit kronis.

Responden dengan depresi secara signifikan meningkatkan jumlah lokasi nyeri.

Prevalensi pada responden dengan simptomatik depresi menurut tingkat nyerinya :


none =7,7%, mild = 14,5%, moderate =15,6%, severe =37,6%.

Sedangkan pada diagnostik depresi hasilnya none = 1,7%, mild =2,9% moderate = 4,6%,
severe = 15,8% dengan hasil signifikan p <0,0001
Discussion
Nyeri dan Depresi adalah hal yang paling sering pada lansia di outklinik.

Manusia dengan nyeri yang lokasinya single atau multisite secara signifikan akan memiliki gejala atau
terdiagnosa depresi dibandingkan dengan yang tidak memiliki nyeri.

Sedangkan pasien yang dengan gejala atau terdiagnosa depresi juga akan meningkatkan severity dari
nyeri itu sendiri.

Konsultasi dengan dokter spesialis pada pasien dengan masalah psikologikal sangat
direkomendasikan, terutama pada pasien dengan nyeri multisite dan severe pain.

Ada beberapa teori yang mendukung hubungan antara nyeri dan depresi. Teori yang paling sering
adalah nyeri dan depresi berbagi jalur yang sama di central nervous system.. Perpipheral nocicpetive
message yang ditransmisikan dan noxious stimuli mengaktivasi pathway yang sama pada depresi
yaitu serotonin dan norepineprine berperan sebagai key modulator pada pain dan depresi.
Walaupun penelitian ini sudah mempertimbangkan banyak
faktor perancu tetapi masi terdapat kekurangan yaitu,
penelitian ini menggunakan cross sectional design dimana
hubungan antara karakteristik nyeri dan masalah psiologikal
masi belum dapat dijelaskan dengan jelas.

Kedua, penelitian ini menggunakan respon yang subjektif


untuk menetukan derajt dari nyeri, tanpa pemeriksaan medis
yang spesifik seperti VAS yang secara umum digunakan untuk
menilai nyeri

Untuk itu masi dibutuhkan analisa lebih lanjut untuk


mengkonfirmasi hubungan antara karakteristik nyeri dengan
depresi pada penelitian ini
Conclusion

Penelitian ini bersifat besar dengan metode cross


sectional menggunakan responden lansia dan
secara signififkan dapat membuktikan hubungan
antara karakteristik nyeri dan depresi.

Kami berharap dengan penelitian ini dapat


memberikan sebuah pandangan dan cara untuk
mengatasi nyeri pada pasien depresi dengan
severe atau multiisite pain.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai