Anda di halaman 1dari 14

Indra Adi Kusuma

Introduction
Osteoporosis adalah sebuah kelainan tulang yang diasosiasikan
dengan pengurangan kekuatan tulang yang meningkatkan risiko
terjadinya fracture.

Tempat Fracture yang tersering pada daerah vertebra, pinggang


dan forearm. Tetapi sering juga terjadi pada daerah humerus,
tibia, pelvis dan ribs.

Walupun Osteoporosis dan Osteoporotic fracture lebih sering


terjadi pada wanita postmenopause, tetapi 20% kejadian
vertebral fracture dan 30% hip fracture terjadi pada laki laki.

Saat ini terjadi peningkatan kejadian osteoporosis pada laki laki


dikarenakan terjadinya peningkatan life expectancy pada pasien.
Risiko terjadinya Fracture dibedakan menjadi skeletal dan non skeletal

Skeletal risk factor dibedakan menjadi : BMD, bone turnover, trabecular architecture,
bone size dan skeletal geometry

Non Skeletal risk Factor : Postural Instability dan propensity for failing.

Sebuah Case Control melaporkan bahwa laki laki dengan distal forearm, symptomatic
vertebral dan hip fracture memiliki BMD yang lebih rendah. BMD pada dewasa
dipengaruhi oleh mass bone peak pada waktu anak anak dan remaja pada subsquent
rate of bone loss.

Penyebab sekunder dari osteoporosis seperti hipogonadism dapat menyebabkan tidak


optimalnya peak bone mass dan meningkatkan bone loss pada saat dewasa,
tergantung kapan terjadinya penurunan kadar dari testosteron.
Bone Mass Through Life
Pada masa pertumbuhan, terjadi
peningkatan cepat dari ukuran tulang yang
diperantarai oleh bone mineral content Skeletal growthdiregulasikan oleh gen,
(BMC) dimana 80-90% peak value endokrin, nutrisi dan mechanical factor,
didapatkan pada masa remaja. tetapi interaksi dari groth hormon dan
Peningkatan BMD pada remaja laki laki insulin like growth factor sangatlah penting.
lebih besar daripada perempuan
dikarenakan perbedaan ukuran tulang.

Testosteron meningkatkan periosteal dan


endosteal apposition, bone size dan
cortical dan trabecular thickness pada
remaja. Laki laki muda dengan delayed
puberty dikatakan memiliki pengurangan
pada area BMD tetapi bone turnover dan
volumetric BMDnya normal, dimana
nantinya akan memiliki resiko terjadinya
fracture di usia tua sangatlah tinggi.
Periosteal apposition
berlanjut pada
cortical bone pada
kedua jenis kelamin, Endosteal resorption
Bone Loss terjadi tetapi lebih banyak pada inner surface
pada usia 35 sampai terjadi pada laki- cortex lebih banyak
50 dan berlanjut laki. Hal ini terjadi pada wanita,
sampai usia tua pada menyebabkan lebih menyebabkan
semua jenis kelamin. banyak terjadi cortices menjadi tipis
expansion dari tulang
pada laki laki yang
mengkompensasi
terjadinya bone loss.
Sex Steroid and Bone Metabolism
Salah satu faktor terjadinya osteoporosis pada wanita adalah
hilagnya sex steroid pada waktu menopause, yang menyebabkan
terjadinya peningkatan bone turn over dan bone loss.

Sex steroid juga memegang peranan penting memaintenance bone


density pada laki laki

Sebuah study mengatakan terdapat pada kasus hipogonadism


terdapat 20 % laki laki memiliki simptomatik vertebral fracture dan
50 % dengan hip fracture.
Sex Hormon Binding Globulin adalah salah satu carrier sex hormon yang
terbesar. Perananya meningkat seiring usia dan menyebabkan rendahnya
kadar free level testosteron dan oestradiol, yang mana memegang peranan
penting pada pathogenesis osteoporosis pada laki laki.

SHBG lebih besar pada laki laki dengan fractur vertebra dan osteoporosis
dibanding populasi normal.

Peranan testosterone pada kerangka tulang laki laki dimediasi oleh


oestradiol, jadi oestrogen defisinsy berkontribusi pada age related bone loss
pada laki laki. Sebuah case report pernah melaporkan oteoporosi pada laki
laki dengan mutasi pada oestrogen reseptor. Oestradiol lebih berperan
pada terjadinya fractur dibandingkan testosteron dan dikatakan sebagai sex
hormon regulating bone resorption pada laki laki
Hypoganadism and Osteoporosis

Hypogandism dipertimbangkan sebagai salah satu risk factor


terjadinya osteoporosis pada laki laki.

Sebuah penelitian tentang patogenesis osteoporosis pada pasien laki


laki dengan hipogonadism menunjukkan tidak hanya rendahnya serum
testosteron tetapi juga serum oestradiol. Serum 1,25 dihidroxyvitamin
D dan radiocalcium arbsoprtion juga berkurang. Pengobatan
menggunakan intramuscular testosteron dapat mengobati
hipogonadism dan menyebabkan peningkatan yang signifikan pada
serum oestradiol, total dan free 1,25 d dan radiocalcium arbsortion.
Testosterone replacement pada laki laki dengan
hipogonadism juga mensupresi konsentrasi TNF dan
other inflamatory cytokine yang berkontribusi positif
terhadap efek testosteron di skeletal.

Elderly dengan hipogonadism meningkatkan bone


resorption, mengurangi kekuatan otot, impaired static
dan dinamic balanced, higher risk of fall, yang
berkontribusi meningkatkan risio terjadinya fracture.
Androgen Deprivation Therapy in
Prostat Cancer
ADT menyebabkan bone loss yang besar, dimana BMD turun antara 2-10%.
Sebelum pemberian ADT memang sudah terjadi penurunan level dari testosteron
dan oestrediol. Hal ini menyebabkan penurunan osteoblastic bone formation dan
peningkatan osteoclastic bone resorption dan mempercepat bone loss.

Laki laki dengan Ca Prostat yang mendapat terapi ADT lebih cenderung
mengalami fractur dibandingkan yang tidak mendapat.

Bilateral orchidectomy juga diasosiasikan dengan peningkatan risiko fracturpada


laki laki dengan Ca Prostat
Testosteron Replacement pada
Hypogonadal Men

Penelitian awal menunjukkan pemberian suplemen Testosteron pada laki


laki hipogand menunjukkan peningkatan pada bone density pada
forearm dan lumbar spine.

Pada sebuah study dikatakan laki laki dengan hipogand memiliki body
fat yang lebih tinggi dan BMD spine yang lebih rendah daripada
eugonad. Penggunaan testosteron enanthanate IM meningkatkan massa
otot sebesar 17 %, spine BMD 5% dan trabecular BMD 14% dan terjadi
penurunan body fat 13 % selama 18 bulan. Testosteron terapi juga
mereduksi terjadinya bone turnover pada pasien.
Prevention of Androgen Deprivation
Therapy Induced Bone Loss
Hanya sedikit penelitian tentang terapi untuk mengatasi bone loss yang diperantarai
oleh androgen deprivation terapi pada laki laki dengan Ca Prostat

Tidak terdapat data yang mendukung terjadinya bone recovery setelah pengehntian
androgen deprivation terapi.

Hanya Biphosponat oral jenis alendronat yang pernah dilaporkan meningkatkan BMD
pada laki laki eugonadal dan hipogonadal dengan osteoporosis.

Dosis Alendronat yang digunakan adalah 70 mg/ minggu

Sebuah penelitian kecil penggunaan zolendronat 4 mg yang diberikan 3 minggu dapat


mengurangi bone loss pada pasien dengan Ca Prostat yang mendapat androgen
deprivation terapi.
Conclusion
Osteoporotic Fracture muncul lebih sering pada wanita daripada pria.

Testosteron dan Oestradiol sangat penting untuk Sekeletal Health dan Sex Steroid
memiliki efek secara langsung maupun tidak langsung terhadap sel tulang dan
metabolisme tulang.

Hipogandism adalah penyebab penting terjadinya osteoporosis pada laki laki.

Hipogonadism dapat diterapi dengan suplemen testosteron dan terbukti dapat


memperbaiki bone density dan body composition

Penggunaan Biphosponat sebagai terapi alternatif dapat juga dipertimbangkan,


tetapi masi perlu study lebih lanjut tentang efeknya terhadap pengurangan angka
kejadian fractur.

Anda mungkin juga menyukai