Anda di halaman 1dari 21

Indra Adi Kusuma

Sarcopenia adalah penurunan massa otot skeletal yang


diasosiasikan dengan usia yang berefek terhadap penurunan
kekuatan otot dan status performance.

Menurut Health Aging and Body Composition (ABC) STUDY


PREVALENSI Sarcopenia pada komunitas orang tua adalah 14
sampai 18%, dan estimasi bisa mencapai 30 %.

Sarcopenia memiliki efek yang lebih besar pada populasi veteran,


dikarenakan populasi ini jauh lebih tua daripada populasi sipil dan
memiliki kondisi komorbid yang dikarenakan aktivitas perang.
Dewasa ini Sarcopenia mendpat perhatian khusus dari berbagai macam
Institusi Interdisiplinary seperti European Society for Clinical and
Economic Aspect of Osteoporosis and Osteoartritis (ESCO) dan
International Working Group on Sarcopenia (IWGS)
• Hal ini dikarenakan Sarcopenia berhubungan dengan peningkatan health care cost,
higher disability incidence dan elevated risk of mortality.

Konsekuensi Sarcopenia meliputi hip fracture atau kehilangan fungsi


independen.

Penangan yang lebih komprehensif perlu diberikan oleh tenaga


kesehatan yang menangani para veteran untuk menscreening dan
mendiagnosis Sarcopenia
Tujuan dari makalah ini untuk menginfokan
bagaimana melakukan screening Sarcopenia
dengan dibantu oleh ICD 10 dan mereview
penanganan untuk para veteran.

• Tujuan tambahan untuk mengidentifikasi metode umum


untuk mengasses sarcopenia dan menyediakan
rekomendasi untuk Veteran Health Asscoiation (VHA)
untuk lebih menaruh perhatian terhadap manajemen
Sarcopenia.
Walaupun penurunan ukuran dan
Aging in Motion (AIM), Sebuah
performance otot yang berkaitan
organisasi yang fokus untuk penelitian
dengan usia sudah lama diketahui
mengenai sarcopenia dan ICD
oleh Geriatrician, tetapi pendapat dari
mengkode sarcopenia dengan M62.84
beberapa organisasi masi diperlukan
pada Oktober 2016.
untuk menjabarkan Sarcopenia
Pengakuan Sarcopenia oleh CDC memberi kesempatan VA sebuah
organisasi Veteran untuk meberikan pelayanan yang lebih baik terhadap
para veteran dan membentuk sebuah VA centre yang bertujuan membuat
blueprint untuk screening dan memberikan terapi terhadap veteran :

Blueprint yang utama terdiri atas Three Aims : memberikan promosi


kesehatan yang lebih baik kepada para veteran, meningkatkan kualitas
pelayanan dan menurunkan harga melalui efisiensi operasional.

Managemen Klinis dari sarcopenia yaitu hubungan age related muscle


loss dengan risiko jatuh dan penurunan mobilitas. Nilai Finasial
berhubungan dengan upaya menurunkan disabilitas yang berhubungan
dengan srcopenia dengan melibatkan tenaga kesehtan untuk melakukan
screening.
Pemeriksaan dasar performance otot dan status
fungsional menggunakan Electronic Medical Record
(EMR). Pemeriksaan grip strength dan gait speed akan
membantu mengidentifikasi faktor risiko dan faktor
penentu sacrponenia pada populasi veteran.

Promosi kesehatan dan edukasi kesehatan yang


dilakukan secara kontinyu, aktifitas fisik dan eksercise
dan nutrisi yang proporsional akan memberikan nilai
yang bermanfaat pada penanganan kondisi kronis
Sarcopenia dapat disebabkan oleh beberapa sebab pada
beberapa individu sehingga menyebabkan variasi presentasi
klinis dan perbedaan derajat keparahan.

European Working Group on Sarcopenia in Older People


pertama kali membuat suatu konsensus pada tahun 2009
tentang definisi sarcopenia dan menciptakan staging dengan 3
kategori : pre sarcopenia, sarcopenia dan severe sarcopenia.

Dengan konsensus tersebut seseorang dikategorikan


sarcopenia jika terdapat low Lean Body Mass dan Low Muscle
Function.
Pada sebuah penelitian Kohort oleh
National Health and Nutrition
Salah satu pendekatan untuk Examination Survey (NHANES)
menscreening Sarcopenia adalah menghasilkan bahwa sokr SARC-F > 4
menggunakan SARC-F ( sluggishness, berhubungan dengan slower gait
assitance in walking, rise from a chair, speed, lower strength, dan
climb stairs, falls). peningkatan resiko MRS dalam jarak 1
tahun ( Spesificity 94,2-99,1%,
sensitivity : 3,8%)

ESCEO merekomendasikan
penambahan questioner pada SARC-
Fstatus nutrisi, berat badan dan
aktifitas fisik.
Test berbasis Performa seperti
habitual gait speed dan grip stregth Hand grip dinamometri sering
dinamometri bisa digunakan sebagai digunakan sebagai alat diagnostik
alat screening dan klasifikasi karena memiliki keuntungan seperti
sarcopenia. Kecepatan Berjalan murah dan gampang digunakan
dibawah 1,0 m/detik digunakan walaupun tingkat validasinya masih
IWGS sebagai kriteria tambahan kurang.
untuk mengasses sarcopenia.

Screening lebih awal dapat


dipertimbangkan kepada pasien
pada populasi dengan gagal ginjal,
periperal arteri disease dan
Diabetes Melitus.
Staging digunakan untuk menilai berat ringannya suatu
penyakit, Klasifikasi digunakan untuk mengelompokkan pasien
berdasarkan gejala klinis dan penyebab yang lebih spesifik.

Assesment dari fungsi performance untuk staging sarcopenia


sering disertau penghitungan habitual gait speed atau
menyelesaikan Shortt Physical Performance Battery (SPPB).

SPPB termasuk variasi performance based activity untuk


balance, gait, strength dan endurance. Test ini memiliki nilai
predikasi untuk onset disability dan sudah digunakan di
berbagai penelitian.
Metode yang sudah diakui untuk index measurment
dari sarcopenia berdasarkan dari Lean Body Mass
adalah bioimpedance analysis (BIA) dan X Ray
absroptiometry (DXA)

BIA menggunakan electrical impedance dari jaringan


tubuh dan 2 komponennya adalah resistance dan
reactance untuk menghitung estimasi komposisi tubuh.
Segmental BIA digunakan mengukur komposisi tungkai.
• Alat ini relatif aman untuk digunakan, tidak mahal dan berguna
untuk longitudinal studi, tetapi ada faktor confounding seperti
hidrasi yang dapat mengaburkan validasi pemeriksaan.
Walaupun prescisi DXA untuk estimasi densitas dari keseluruhan
komposisi tubuh, peralatan ini tidak terlalu transportable dan
memberikan radiasi level rendah.

DXA dikatakan sebagai alat standar pada seting Rumah Sakit dan
BIA digunakan pada setingan outpatient dan komunitas.

Metode lain seperti untuk menghitung Lean Body Mass seperi peripheral
quantitative computed tomograpy, doubly labeled water dan whole body
gamma ray counting tidak viable digunakan untuk praktek klinis. Metode
lain seperti penghitungan antropometri dan penghitungan skinfold tidak
terlalu disetujui oleh sarcopenia clasification consensus group
Seorang
Sindrom pasien dengan
Geriatri bukan kadar Lean Gejala Klinis
sebuah proses Proses Body Mass sperti atropi
diagnostik Diagnostik yang rendah otot disertai
yang simple. terdiri dari dan mengalami dengan gejala
Sindrome history pasien, penurunan neurologi
seperti frailty sign dan kekuatan yang ataupun
dan symptom pada gradual tanpa autoimun
sarcopenia setia individu, adanya adalah elemen
adalah penyakit local pencetus perlu kunci untuk
multifactorial, atau sistemik dilakukan work mencari
dan dan laboratory up diagnostik penyebab
Sarcopenia test. untuk kelemahan
seringkali menemukan otot.
underdiagnosa diagnosa dan
differential
diagnosa.
Orang dewasa dengan kekuatan otot yang lemah memiliki risiko
tambahan untuk terjadinya sarcopenia seperti obseitas, nyeri, poor
nutrition, bone fracture.

Individu dengan penurunan keuatan otot (grip strenght < 30 pada


laki2) dan disertai SARC-F >4 dapat digolongkan sebagai severe
sarcopenia.

Pasien dengan Severe Sarcopenia sangat jarang membaik tanpa


intervensi. Walaupun belum ada terapi pharmacology untuk
Sarcopenia, strenghtening exercise dikatakan sebagai pilihan
untuk prevensi dan managemen konservatif
Walaupun Praktisi kesehatan sudah mengetahui
tentang Sarcopenia, seringkali Sarcopenia masih
tidak terdiagnosa

Geriatrician sudah melakukan penanganan terhadap


penurunan performa otot dan limitasi mobilitas
dengan memberikan terapi simptomatis dan
menyediakan referal ke spesialis pengobatan fisik.

Pengembangan ICD 10 CM code M62.84


memberikan kesempatan untuk mengasses Sarcopenia
lebih sistematis
Dilakukan Screening terhadap veteran usia >65 tahun setiap 2 tahun
sekali. Pasien dengan CKD, DM dan malnutrisi screening dilakukan tanpa
melihat usia

Prosedur Screening Sarcopenia minimal harus diertai SARC-F dan gait


speed. Memasukkan gait speed atau grip strength pada screening
direkomendasikan karena SARC-F memiliki sensitivitas yang lemah.

Veteran yang positif SARC-F (>4) harus dilakukan referal ke Terapi Fisik,
dan juga mendapatkan pemeriksaan LBM dan status Fungsional

Veteran yang memiliki risiko sarcopenia berdasarkan umur, medical history


dan pemeriksaan fisik ( obseitas, sedentary lifestyle, previous fracture)
tetapi dengan negative SARC-F harus mendapat pelatihan eksercise

Interprofesi seperti geriatri, fisioterapi, perawat, radiologist dan tenaga


kesehatan lainnya harus berkolaborasi utnuk melakukan screening,
diagnosis dan management veteran dengan sarcopenia.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai