Oleh: Arvanita SB
Pembimbing: Dr. Made Bagiada Sp.PD.K(P)
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam
FK UNUD/ RSUP SANGLAH
Pendahuluan
Fluidopneumotorak adalah:
manifestasi kelainan paru cairan disertai udara di rongga pleura.
Penelitian melaporkan fluidopneumotorak tuberkulosis paru,
diabetes mellitus, keganasan, prosedur pembedahan, trauma, perforasi
esofagus, pneumotorak spontan, post torasentesis, infeksi
subdiafragma, sepsis & alkohol >>.
Berikut ini akan disampaikan kasus penderita TB paru disertai
komplikasi fluidopneumotorak.
Latar belakang kasus ini diangkat :
Kasus sangat jarang terjadi
Patogenesis yg blm jelas pengobatan
prognosis yang buruk mortalitas tinggi.
Kasus
Pemeriksaan fisik:
CM, Kesan sakit: berat, TD: 110/80 mmHg, N: 98 kali/ menit, reguler,
Tax 37oC, RR: 26 kali/menit, BB: 48 kg, TB: 160 cm, BMI: 18,75 kg/m2
Mata: anemia (-)/(-)
THT: plak rongga mulut (-) pembesaran KGB (-).
Thorak: asimetri & torak kanan tertinggal saat inspirasi.
Cor:
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V MCL S
Perkusi : Batas jantung kanan tidak bisa dievaluasi
Batas kiri 1 sentimeter lateral midklavikularis kiri
Auskultasi : S1, S2 reguler, murmur tidak terdengar.
Kasus
Pemeriksaan fisik:
Pulmo:
Inspeksi : Torak tampak asimetris & paru kanan tertinggal
dibanding paru kiri
Palpasi : Vokal fremitus paru kanan menurun dibanding paru kiri
Perkusi : Redup paru kanan dan sonor paru kiri
Auskultasi : Suara napas menurun paru kanan dan vesikuler paru
kiri
DL Kimia Analisis
Gas
Darah
WBC 9,7 SGOT 26,9 PH 7,46
Neutrofil 6,9 (71,1%) SGPT 57,2 PCO2 37
Limfosit 2,0 (20,6%) BUN 9,2 PO2 77
HB 12,2 SC 0,8 HCO3- 26,3
HCT 36,0% GDS 85 BE 2,5
MCV 84,4 ALB 2,8 SO2 96%
MCH 28,6 GLOB 4,6 Na 134
PLT 442 TP 7,4 K 3,5
LDH 395
LED I 0 mm
LED II 6 mm
Laboratorium
Jumlah sel 701 mm3 LDH 601 LDH cairan pleura 601
>2/3 batas normal
atas LDH serum
Mono 90% Glukosa 64
Poli 10%
Radiologis
Terapi :
- O2 2-4lpm
- Posisi setengah duduk
- Diet 2000 kalori 50 gram protein
- IVFD NaCL 0,9% 20 tetes/menit
- Bromhexyne sirup 3xCII
- Parasetamol 3x500 mg
- Rawat bersama bagian bedah: pemasangan tube torakostomi dengan Water Seal
Drainage (WSD) dan ketorolac 3x30 mg
Kasus
- Rencana pemeriksaan :
- BTA sputum
- BTA dan PCR TB cairan pleura
- Kultur cairan pleura, sitologi cairan pleura,
- CT scan torak
- Konsul PITC
Monitoring:
Tanda vital
Keluhan
Produksi WSD
AGD.
Kasus
Pada minggu ke I
Keluhan sesak mulai berkurang
Produksi cairan WSD pasif 200 cc selama 3 hari pertama
Pada hari ke-3 perawatan (30 Januari 2012) rontgen thorax PA Efusi pleura
kanan (dibandingkan foto sebelumnya) tidak banyak perubahan
Pada minggu ke 2
Penderita dikonsulkan ke rehabilitasi medis positioning, chest fisiotherapy berupa
deep BE, chest expansion exercise, segmental BE dan chest mobilisation, latihan
ROM (range of movement), mobilisasi duduk
Produksi WSD pasif 10-20cc/24 jam selama 2 minggu perawatan
Pl/ MSCT scan torak irisan axial
Pada minggu ke 3
Terapi OAT katagori I (+)
Pl/ monitor produksi WSD & bila produksi WSD (-) rencana untuk dilepas.
Evaluasi rontgen torak Fluidopneumotorak D
Radiologis
Pada minggu ke 4
Pasien mengeluh lemah, sesak napas, panas badan, nafsu makan & minum menurun
Produksi WSD 100 cc/24 jam
Diagnosis Fluidopneumotorak kanan suspek TB paru, HAP (Hospital Acquired
Pneumonia) + sepsis
Terapi yang diberikan:
O2 2-4lpm
Posisi setengah duduk
Diet tinggi 2000 kal+50 gram protein
IVFD NaCL 0,9% 20 tetes/menit
OAT katagori I
Ceftazidime 3x2 gram
Gentamycine 1x160 mg
Paracetamol 3x500 mg
Bromhexyne sirup 3xCII
Planning kultur darah hasil pertumbuhan kuman (-)
Kasus
Pada minggu ke 5
Hasil diskusi BTKV rencana thoracotomy dekortikasi
Pada hari ke-39 perawatan thoracotomy dekortikasi material pus kental dan
purulen organisasi
Planning kultur pus/sensitivitas & biopsi jaringan paru
Kultur pus & sensitivitas antibiotika organisme pseudomonas fluorescens
sensitif amikacin dan insensitif ampicillin/sulbactam & cefepime
Biopsi jaringan paru persisten radang kronis granulomatous TBC
Pada minggu ke 7
Didapatkan perbaikan klinis sesak napas (-), batuk (-), nyeri dada (-) + perbaikan
laboratorium dan radiologi.
Rontgen thorax PA kontrol Fluidopnemotorak kanan (dibandingkan foto
sebelumnya relatif berkurang)
Diagnosis pyopneumotorak ec. tuberkulosis post thoracotomy dengan HAP sepsis
(membaik).
Penderita dilakukan pelepasan WSD rawat poliklinis th/ OAT katagori I,
cefixime 2x100 mg & bromhexyne sirup 3xCII dilanjutkan
Radiologis
Teori Kasus
Rasio insiden : 2,1:1 Pria
Teori Kasus
Tuberkulosis paru + (+)
Keganasan + -
Trauma + -
Infeksi + -
Post pneumonektomi + -
Infark paru + -
Cystic lung disease + -
Penyakit paru obstruksi + -
Marfan atau Ehlers- + -
Danlos syndrome.
Diagnosis Fluidopneumotorak
Teori Kasus
Sesak napas + (+)
Nyeri dada kanan + (+)
Batuk dahak berwarna + (+)
putih kekuningan
Panas badan + (+)
Keringat malam hari + (+)
Penurunan berat badan + (+)
Pembesaran KGB + (-)
90-95% pada anak-anak
Diagnosis TB
Teori Kasus
Gejala klinis Batuk hilang timbul > 3 (+)
bulan, keringat malam
hilang timbul, penurunan
berat badan
Pemeriksaan radiologis Tampak bercak-bercak Efusi unilateral sisi kanan
(Torak PA) dengan batas tidak tegas,
infiltrat, garis-garis
fibrotik, kalsifikasi,
kavitas di apek
Torak PA kelainan
parenkim paru (-) sbnyak
50% kasus.
Efusi minimal-masif
Efusi bilateral jarang
Pemeriksaan sputum BTA + (hanya 60% kasus+) Bakteri BTA(-)
Diagnosis TB
Teori Kasus
Kultur BTA + Bakteri BTA(-)
(sensitivitas 75-80%,
hanya 20-30% kasus+)
PCR TB + Negatif
Analisis cairan pleura Eksudat Eksudat
Glukosa rendah Glukosa: 64
Level ADA (adenosine (sensitivitas & spesifitas Tidak diperiksa
deaminase) cairan pleura 90%)
Pemeriksaan BTA cairan Sebagian besar kasus Bakteri BTA (-)
pleura jarang positif
Kultur cairan pleura + (diagnostik standard) Tidak didapatkan
Waktu 8-10 minggu pertumbuhan bakteri
Histopatologi jaringan + Biopsi jaringan paru
pleura Sensitivitas paling tinggi persisten radang kronis
untuk TB pleura granulomatous TBC
Radiologi
Kasus
Biopsi
Kasus
Penatalaksanaan
Tindakan torakoskopi:
- Membersihkan permukaan paru (pleura visceralis) dari fibrin,
endapan pus
- Melepaskan jaringan ikat/fibrotik
- Memecah bula meE/ pneumotorak ulangan
- Menutup fistel dengan penaburan talk/tetrasiklin
- Mencuci rongga pleura larutan garam faali, aqua steril/larutan
betadine.
Penatalaksanaan
Indikasi dekortikasi:
- Drainase tidak berjalan baik karena banyak kantung berisi pus
- Letak empiema sukar dicapai drain
- Empiema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis
(pus sangat banyak).
Komplikasi & Prognosis
Bagan 4.1
Page 16
Standar
Terapi
Benar karegori
-sesuai dengan
klasifikasi kasus
Halm
21