Anda di halaman 1dari 4

HOW COST ACCOUNTING DISTORS PRODUCT COSTS

Traditional cost system that defines variable costs as varying in the short-term with
production will misclassify these costs as fixed

Untuk membuat keputusan yang masuk akal tentang produk yang mereka pasarkan, manajer
perlu mengetahui biaya produk mereka. Rancangan produk, keputusan memperkenalkan
produk baru, dan jumlah usaha yang dihabiskan dalam memasarkan produk atau lini produk
yang akan dipengaruhi oleh biaya dan laba produk. Sebaliknya, jika laba produk terlihat
menurun maka akan dilakukan penghentian produksi. Biaya produk juga berperan penting
dalam menetapkan harga, terutama untuk produk yang disesuaikan dengan volume penjualan
rendah dan tanpa ketersediaan harga pasar.

Efek kumulatif dari keputusan perangcang produk, perkenalan, dukungan,


penghentian, dan harga membantu menetukan strategi perusahaan. Jika informasi biaya
produk berubah, perusahaan bisa mengikuti strategi yang tidak tepat dan tidak
menguntungkan. Misalnya, produsen dengan biaya rendah sering kalimencapai keunggulan
kompetitif dengan melayani berbagai pelanggan. Strategi ini akan sukses jika skala ekonomi
melebihi biaya tambahan, cakupan ekonomi, yang disebebakan oleh memperoduksi dan
melayani lini produk yang berbeda. Jika sistem biaya tidak mengaitkan biaya tambahan
produk dengan tepat, maka perusahaan mungkin akan bersaing dalam segmen dimana biaya
yang berkaitan dengan lingkup melebihi manfaat dari skala produksi yang lebih besar.

Demikian pula, produsen yang berbeda menghasilkan keunggulan kompetitif dengan


memenuhi kebutuhan pelanggan kusus dengan produk yang biaya diferensiasinya lebih
rendah dari harga premium yang dikenakan untuk fitur dan layanan kusus. Jika sistem biaya
gagal mengukur biaya diferensiasi dengan tepat, maka perusahaan mungkin memilih bersaing
dalam segmen yang tidak menguntungkan.

FULL VS VARIABLE COST

Walaupun informasi biaya penting, ketidaksepakatan masih ada mengenai apakah biaya
produk harus diukur secara penuh atau dengan biaya variable. Dalam sistem biaya penuh,
biaya produksi tetap dialokasikan keproduk sehingga biaya produk yang dilaporkan diukur
dari total biaya manufaktur. Dalam sistem biaya variable, biaya tetap tidak dialokasikan dan
biaya produksi hanya mencerminkan biaya marjinal maufaktur.

Akuntan akademis, didukung oleh ekonom berpendapat kuat bahwa biaya variable
adalah yang relevan untuk keputusan produk. Mereka telah menunjukkan dengan
menggunakan yang semakin kompleks, maka penetapan pendapatan marjinal sama dengan
biaya marjinal yang akan menghasilkan keuntungan tertinggi. Sebaliknya, Akuntan dalam
praktiknya terus melaporkan biaya penuh dalam sistem akuntansi biaya.

Defenisi biaya variable digunakan oleh akademis akuntan mengasumsikan bahwa


keputusan produk memiliki horizon waktu yang singkat, biasanya sebulan atau kuartal. Biaya
yang variable hanya jika mereka berbeda beberapa bulan atau kuartal dengan perubahan
dalam volume produksi. Defenisi seperti itu sesuai jika volume produksi semua produk dapat
diubah-ubah dan tidak ada cara untuk mengubah level secara bersamaan dari biaya tetap.

Dalam prakteknya, para menejer menolak perspektif jangka pendek karna keputusan
untuk menawar produk menciptakan komitmen untuk produksi, memasarkan, dan
mendukung produk tersebut. Dengan perspektif ini, biaya variabel jangka pendek adalah
ukuran biaya produk yang tidak memadai.

Sementara biaya penuh yang dimaksud sebagai pengganti biaya produksi jangka
panjang, hampir disemua perusahaan yang kami kunjungi, manajer tidak yakin bahwa sistem
biaya penuh memadai untuk mengambil keputusan mengenai produk. Secara kusus, manajer
tidak percaya sistem mereka secara akurat mencerminkan biaya sumber daya yang
dikonsumsi untuk memproduksi produk. Tapi mereka juga tidak mau mengadopsi pendekatan
biaya variable.

Dari 20an perusahaan yang kami kunjungi dan dokumentasikan, Mayers Top,
Rockford, dan Schrader Bellows memberikan wawasan yang sangat berguna mengenai
bagaiman biaya produk berubah secara sistematis. Perusahaan-perusahaan ini telah beroperasi
sejak awal dan memiliki karakteristik produk yang berbeda secara signifikan.

Mereka semua memproduksi dalam jumlah yang besar dalam satu fasilitas. Produk
tersebut membentuk beberapa lini produk yang berbeda dan dijual melalui beragam saluran
pemasaran. Rentang volume permintaan untuk produk dalam lini tinggi, dengan volume
penjualan produk tinggi kisaran 100 sampai 1.000 kali lebih besar daripada penjualan produk
dengan volume rendah. Konsekuensinya, produk diproduksi dan dikirim dalam ukuran yang
sangat beragam. Sementara temuan kami didasarkan pada ketiga perusahaan ini, efek yang
sama diamati pada beberapa situs lainnya.

Pada ketiga perusahaan tersebut, biaya produk memainkan peran penting dalam
memutuskan pengenalan, penetapan harga, dan penghentian produk. Biaya produk yang
dilaporkan juga memainkan peran penting dalam menetukan berapa banyak usaha yang harus
diberikan pada saat produk dipasarkan dan dijual.

Biasanya individu bertanggung jawab untuk mengenalkan produk baru dan


menetapkan harga. Biaya ditambah harga untuk mencapai tingkat laba kotor yang diinginkan
yang sebagian digunakan untuk produk kusus, meskipun perubahan substansial terhadap
perkiraan harga terjadi persaingan ada. Persaingan semacam itu biasanya terjadi pada produk
dengan volume tinggi namun jarang terjadi pada produk dengan volume rendah. Seringkali,
tidak ada harga pasar untuk produk bervolume rendah karna mereka teelah dirancang untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan tertentu.

ACCURACY OF PRODUCT COSTS

Manajer diketiga perusahaan mengungkapkan keprihatian serius mengenai keakuratan sistem


biaya produk mereka.
Sebagai contoh, Rockford berusaha mendapatkan margin yang jauh lebih tinggi untuk
produk bervolume rendah untuk menganti rugi, dengan perkiraan biaya rendah yang diyakini
bahwa sistem biaya yang dihasilkan untuk produk ini. Tapi manajemen tidak dapat
membenarkan keputusannya mengenai titik potong untuk mengidentifikasi produk dengan
volume rendah atau besarnya margin ad hoc meningkat. Selanjutnya, Manajer Rockford
percaya bahwa sistem biaya yang salah menjelaskan kemampuan perusahaan kecil untuk
bersaing secara efektif dengan perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan kecil yang tidak
memiliki keuntungan ekonomi atau teknologi akan menang bersaing dengan perusahaan
besar pada harga sama atau dibawa biaya yang dilaporkan Rockford. Dan perusahaan kecil
terlihat aman dengan harga tersebut.

Manajer produksi Schrader Bellows percaya bahwa produk tertentu tidak


menghasilkan keuntungan karna sulit diproduksi. Tapi biaya yang dilaporkan termasuk paling
menguntukan. Para manajer juga yakin mereka dapat membuat produk seefisien mungkin.
Manajer juga mengira sistem biaya juga berkontribusi dalam masalah ini.

Pada Nayers Top, profit akuntansi keuangan selalu lebih rendah dari yang diperkiraan
oleh sistem biaya, tapi tidak ada yang menjelaskan perbedaanya. Para manajer senior juga
prihati dengan kegagalan mereka dalam memprediksi tawaran menang dan kalah. Mayers
Top sering memenangkan tawaran yang mahal karna tidak benar-benar menginkan bisnis
tersebut, dan sering juga kehilangan tawaran yang dibawah harga untuk mendapatkan bisnis
tersebut.

TWO-STAGE COST ALLOCATION SYSTEM

Sistem biaya dari perusahaan yang kami kunjungi memliki banyak karaktersitik yang umum.
Yang terpenting adalah penggunaan dua tahap sistem alokasi biaya: tahap pertama, biaya
dialokasikan ke kelompok biaya (pusat biaya), dan tahap kedua, biaya dialokasikan dari
kelompok biaya ke produk.

Perusahaan menggunakan banyak basis alokasi yang berbeda pada tahap pertama
untuk mengalokasikan biaya dari overhead parbrik ke pusat biaya. Meskipun ada perbedaan
alokasi pada tahap pertama, perusahaan tetap menggunakan jam kerja langsung pada tahap
kedua untuk mengalokasikan biaya overhead dari kelompok biaya ke produk. Jam kerja
langsung digunakan pada pengalokasian tahap dua bahkan ketika proses produksi sangat
otomatis maka tingkat beban melebih 1000%. Gambar 1 mengilustrasikan dua tahap proses
alokasi.

Dari tiga perusahaan yang kami teliti secara rinci, hanya satu yang memiliki sistem
akuntansi biaya yang mampu melaporkan biaya produk yang variabel. Biaya variabel
dididentifikasi saat dianggarkan dalam lokasi lain, namun informasi ini kemudia tidak
digunakan untuk biaya produk. Ketidakmampuan sistem biaya untuk melaporkan biaya
variable adalah persoalan umum dari banyak sistem yang diamati. Pelaporan biaya produk
variabel adalah pengecuali, bukan aturannya.

Perusahaan hanya menggunakan satu sistem biaya walaupun biaya dikumpulkan dan
dialokasi untuk beberapa tujuan, termasuk biaya produk, pengendalian operasional, dan
penilaian persediaan. Sistem biaya dirancang untuk memastikan penilaian persediaan
berfungsi untuk pelaporan keuangan, karna kurang seriusnya pengendalian operasional (
terlalu lama dan luas), dan biaya produk (terlalu luas).

Anda mungkin juga menyukai