Traditional cost system that defines variable costs as varying in the short-term with
production will misclassify these costs as fixed
Untuk membuat keputusan yang masuk akal tentang produk yang mereka pasarkan, manajer
perlu mengetahui biaya produk mereka. Rancangan produk, keputusan memperkenalkan
produk baru, dan jumlah usaha yang dihabiskan dalam memasarkan produk atau lini produk
yang akan dipengaruhi oleh biaya dan laba produk. Sebaliknya, jika laba produk terlihat
menurun maka akan dilakukan penghentian produksi. Biaya produk juga berperan penting
dalam menetapkan harga, terutama untuk produk yang disesuaikan dengan volume penjualan
rendah dan tanpa ketersediaan harga pasar.
Walaupun informasi biaya penting, ketidaksepakatan masih ada mengenai apakah biaya
produk harus diukur secara penuh atau dengan biaya variable. Dalam sistem biaya penuh,
biaya produksi tetap dialokasikan keproduk sehingga biaya produk yang dilaporkan diukur
dari total biaya manufaktur. Dalam sistem biaya variable, biaya tetap tidak dialokasikan dan
biaya produksi hanya mencerminkan biaya marjinal maufaktur.
Akuntan akademis, didukung oleh ekonom berpendapat kuat bahwa biaya variable
adalah yang relevan untuk keputusan produk. Mereka telah menunjukkan dengan
menggunakan yang semakin kompleks, maka penetapan pendapatan marjinal sama dengan
biaya marjinal yang akan menghasilkan keuntungan tertinggi. Sebaliknya, Akuntan dalam
praktiknya terus melaporkan biaya penuh dalam sistem akuntansi biaya.
Dalam prakteknya, para menejer menolak perspektif jangka pendek karna keputusan
untuk menawar produk menciptakan komitmen untuk produksi, memasarkan, dan
mendukung produk tersebut. Dengan perspektif ini, biaya variabel jangka pendek adalah
ukuran biaya produk yang tidak memadai.
Sementara biaya penuh yang dimaksud sebagai pengganti biaya produksi jangka
panjang, hampir disemua perusahaan yang kami kunjungi, manajer tidak yakin bahwa sistem
biaya penuh memadai untuk mengambil keputusan mengenai produk. Secara kusus, manajer
tidak percaya sistem mereka secara akurat mencerminkan biaya sumber daya yang
dikonsumsi untuk memproduksi produk. Tapi mereka juga tidak mau mengadopsi pendekatan
biaya variable.
Dari 20an perusahaan yang kami kunjungi dan dokumentasikan, Mayers Top,
Rockford, dan Schrader Bellows memberikan wawasan yang sangat berguna mengenai
bagaiman biaya produk berubah secara sistematis. Perusahaan-perusahaan ini telah beroperasi
sejak awal dan memiliki karakteristik produk yang berbeda secara signifikan.
Mereka semua memproduksi dalam jumlah yang besar dalam satu fasilitas. Produk
tersebut membentuk beberapa lini produk yang berbeda dan dijual melalui beragam saluran
pemasaran. Rentang volume permintaan untuk produk dalam lini tinggi, dengan volume
penjualan produk tinggi kisaran 100 sampai 1.000 kali lebih besar daripada penjualan produk
dengan volume rendah. Konsekuensinya, produk diproduksi dan dikirim dalam ukuran yang
sangat beragam. Sementara temuan kami didasarkan pada ketiga perusahaan ini, efek yang
sama diamati pada beberapa situs lainnya.
Pada ketiga perusahaan tersebut, biaya produk memainkan peran penting dalam
memutuskan pengenalan, penetapan harga, dan penghentian produk. Biaya produk yang
dilaporkan juga memainkan peran penting dalam menetukan berapa banyak usaha yang harus
diberikan pada saat produk dipasarkan dan dijual.
Pada Nayers Top, profit akuntansi keuangan selalu lebih rendah dari yang diperkiraan
oleh sistem biaya, tapi tidak ada yang menjelaskan perbedaanya. Para manajer senior juga
prihati dengan kegagalan mereka dalam memprediksi tawaran menang dan kalah. Mayers
Top sering memenangkan tawaran yang mahal karna tidak benar-benar menginkan bisnis
tersebut, dan sering juga kehilangan tawaran yang dibawah harga untuk mendapatkan bisnis
tersebut.
Sistem biaya dari perusahaan yang kami kunjungi memliki banyak karaktersitik yang umum.
Yang terpenting adalah penggunaan dua tahap sistem alokasi biaya: tahap pertama, biaya
dialokasikan ke kelompok biaya (pusat biaya), dan tahap kedua, biaya dialokasikan dari
kelompok biaya ke produk.
Perusahaan menggunakan banyak basis alokasi yang berbeda pada tahap pertama
untuk mengalokasikan biaya dari overhead parbrik ke pusat biaya. Meskipun ada perbedaan
alokasi pada tahap pertama, perusahaan tetap menggunakan jam kerja langsung pada tahap
kedua untuk mengalokasikan biaya overhead dari kelompok biaya ke produk. Jam kerja
langsung digunakan pada pengalokasian tahap dua bahkan ketika proses produksi sangat
otomatis maka tingkat beban melebih 1000%. Gambar 1 mengilustrasikan dua tahap proses
alokasi.
Dari tiga perusahaan yang kami teliti secara rinci, hanya satu yang memiliki sistem
akuntansi biaya yang mampu melaporkan biaya produk yang variabel. Biaya variabel
dididentifikasi saat dianggarkan dalam lokasi lain, namun informasi ini kemudia tidak
digunakan untuk biaya produk. Ketidakmampuan sistem biaya untuk melaporkan biaya
variable adalah persoalan umum dari banyak sistem yang diamati. Pelaporan biaya produk
variabel adalah pengecuali, bukan aturannya.
Perusahaan hanya menggunakan satu sistem biaya walaupun biaya dikumpulkan dan
dialokasi untuk beberapa tujuan, termasuk biaya produk, pengendalian operasional, dan
penilaian persediaan. Sistem biaya dirancang untuk memastikan penilaian persediaan
berfungsi untuk pelaporan keuangan, karna kurang seriusnya pengendalian operasional (
terlalu lama dan luas), dan biaya produk (terlalu luas).