Anda di halaman 1dari 20

Akuntansi Syariah, Islam dan Syariah, dan

Sumber Hukum Islam


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

AULIA ARIF 1101103010121


DEDI SETIAWAN 1101103010068
HARIS MUNANDAR RAHMAN 1101103010077
ROMI RIZKI ANANDA 1101103010109
TEUKU BEIZAR HAFNIBAR 1101103010117

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji berserta syukur kita serahkan kehadiran Allah swt yang telah menciptakan
manusia beserta alam dan isinya. Shalawat dan salam juga kita sanjung sajikan kepangkuan
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ummat manusia dari alam yang
tidak berilmu pengetahuan ke alam yang berilmu pengetahuan, seperti sekarang ini. Serta para
sahabat yang telah mendahului.
Akhirnya penulis dapat mewujudkan satu karya tulis yang berbentuk makalah ini untuk
memenuhi mata kuliah Akuntansi Syariah dengan judul Akuntansi Syariah, Islam dan Syariah,
dan Sumber Hukum Islam.
.
Penulis menyadari sebagai manusia dalam penyusunan makalah ini masih sangat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, besar harapan Penulis mendapat masukan, saran dan kritikan dari
pembaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi solusi sebagai permasalahan
perekonomiaan di Indonesia khususnya Aceh serta dapat bermanfaat bagi pembaca dari karya
tulis ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Banda Aceh, February 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR i
DAFTAR ISI.. ii
BAB I
PENDAHULUAN. 1
BAB II
PEMBAHASAN. 2
A. Akuntansi Syariah...... 2
Perkembangan Akuntansi Syariah. 3
B. Islam dan Syariah Islam............ 3
Dasar Ajaran Islam 4
C. Sumber hukum Islam...... 3
Al-Quran... 8
As-Sunnah. 11
Ijma... 13
Qiyas. 15
BAB III
KESIMPULAN. 16
DAFTAR PUSTAKA... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Menginjak era informasi dan teknologi yang semakin menyatuh dengan diri manusia,
perlu dikembangkan dan dipertahankan sistem akuntansi yang relevan dengan perkembangan
zaman dan tidak melenceng dari koridor-koridor syariah Islam. Dalam beberapa tahun terakhir
ini, dunia akuntansi digegerkan oleh beberapa kasus diluar konsep akuntansi yang ada dan
merugikan orang banyak. Keberadaan akuntansi konvensioanal yang beraliansi komunis dan
sosialis diadopsi dari nilai-nilai barat mulai beberapa abad silam.

Untuk mengimbangi perkembangan zaman dalam dunia akuntansi dan nilai-nilai syariah
Islam agar tetap kokoh, maka perlu kiranya untuk dikembangkannya akuntansi syariah dalam
mengatasi permasalahan yang dalam perkembangannya mengalami banyak hambatan dan
permasalahan. Adanya akuntansi syariah menjadi salah-satu pendobrak sistem ekonomi
kapitalis, dimana banyak diantara mereka yang percaya dengan sistem yang ada dalam dunia
Islam, yaitu system syariah salah satunya sistem akuntansi syariah.

Sistem akuntansi syariah sendiri memiliki prinsip-prinsip dan ciri-ciri khas tersendiri
dalam aplikasi akuntansi di lembaga keuangan syariah dan selalu menjungjung tinggi nilai-nilai
syariah Islam yang berasaskan Al-Quran. Al-Quran sendiri banyak meyinggung tentang
perlakuan dan aplikasi akuntansi secara wajar, benar dan akurat. Sehingga diharapkan dengan
adanya akuntansi syariah dapat meninggakatkan kualitas sebagai pengendali keuangan
perusahaan atau sejenisnya sehingga berdampak pada terciptanyan masyarakat yang adil dan
makmur serta terwujudnya baldatun thoyyibatun warobbun ghafur.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akuntansi Syariah
Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan Allah SWT untuk dipatuhi
oleh manusia dalam menjalani segala aktifitas hidupnya didunia. Jadi, Akuntansi syariah dapat
diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan Allah SWT. Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan
yang harus dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang
sesuai dengan syariah jika transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai
dengan syariah.
Informasi yang disajikan oleh akuntansi syariah untuk pengguna laporan lebih luar tidak
hanya data financial juga mencakup aktivitas perusahaan yang berjalan sesuai dengan syariat
serta memiliki tujuan social yang tidak terhindarkan dalam islam. Misalnya adanya kewajiban
membayar zakat.
Akuntansi syariah juga dibutuhkan dan berbeda dengan akuntansi konvensional
mengingat dilahirkan dari sistem nilai dan aturan yang berbeda, sebagaimana dijelaskan oleh
Harahap (2004) dapat disimpulkan sebagai berikut :

Kriteria Akuntansi Syariah Akuntansi Konvensional


Dasar Hukum Hukum etika yang bersumber Hukum Bisnis Modern
Al-Quran dan Sunnah
Dasar Tindakan Keberadaan hukum Allah Rasionalisme ekonomi - sekuler
Keagamaan
Tujuan Keuntungan yang wajar Maksimalisasi Keuntungan
Orientasi Kemasyarakatan Individual atau kepada pemilik
Tahapan Operasional Dibatasi dan tunduk ketentuan Tidak dibatasi kecuali pertimbangan
syariah ekonomis

2
PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH
1. Periode sebelum tahun 2002

Walaupun Bank Muamalat sudah beroperasi sejak tahun 1992 namun dengan sampai
tahun 2002 belum ada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) yang mengatur,
sehingga pada periode ini masih mengacu pada PSAK 31 tentang akuntansi perbankan
walaupu7n tidak dapat digunakan sepenuhnya terutama paragraf paragraf yang bbertentang
dengan prinsip syariah seperti perlakuan akuntansi untuk kredit. Selain itu juga mengacu
pada accounting Auditing Standard for Islamic Financial Insntitution yang disusun oleh
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution, suatu badan otonom
yang didirikan 27bmaret 1991 di bahrain.
2. Periode tahun 2002 2007

Pada periode ini sudah ada PSAK 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah. Yang dapat
digunakan sevagai acuan akuntansi untuk bank umum syariah. Bank perkreditan rakyat
syariah dan kantor cabang syariah sebagaimana tercantum dalam ruang lingkup PSAK
tersebut.
3. Tahun 2007 sekarang

Pada periode ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) mengeluarkan PSAK
syariah yang merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK syariah, digunakan baik oleh entitas
syariah maupun entitas konvesional yang melakukan transakssi syariah baik sektor publik
maupun sektor swasta. Dengan demikian, saat5b inin di indonesia selain memiliki PSAK
syariah juga ada standar akuntansi keuangan (PSAK) konversi IFRS, SAK ETAP (Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik) yang diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 juli 2009 dan
standar Akuntansi Pemerintahan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada nya akuntansi syariah memiliki
2 alasanutama, yaitu: suatu tuntutan atas pelaksanaan syariah dan adanya kebutuhan akibat
pesatnyaperkembangan transaksi syariah.

B. ISLAM DAN SYARIAH ISLAM

Makna islam
Menurut bahasa kata islam berasal dari kata asalama, yuslimu, islaman, yang artinya tunduk
dan patuh, menurut terminologi yang digambarkan oleh Nabi Muhammad saw dalam sabda
beliau :
Islam adalah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah
dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, engkau menegakkan shalat,
menunaikan zakat, melaksanakan shaum Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji ke Baitullah --
jika engkau berkemampuan melaksanakannya. (HR Muslim)

3
Oleh karena itu, kata islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, nabi
terakhir dan penutup para nabi. Agama islam berbeda dengan agama-agama lain yang ada saat
ini dan diyakini umat islam, sebagai kelanjutan dari agama para nabi sebelum Nabi Muhammad
SAW, yang tidak lain adalah nabi terakhir atau penutup para nabi. Inti dari ajaran para nabi
adalah tauhid , yaitu tindakan mengesakan Allah ( Tauhidullah ) disertai sikap pasrah, tunduk
dan patuh kepada Allah, sebagai syarat mutlak bagi seorang untuk disebut sebagai seorang
mukmin. Tanpa sikap itu maka dia masih disebut kafir. Iblis misalnya, meskipun ia mengakui
Allah sebagai satu-satunya Tuhan, tetapi karena ia membangkang, maka dalam Al-Quran dia
disebut sebagai kafir. (QS 2:34).
Sikap ridha untuk bertuhan Allah, disertai sikap tunduk dan patuh kepada-Nya inilah, yang
harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku sebagai orang yang mukmim (orang yang
beriman). Jadi, pengikut agama islam adalah orang yang bertuhan satu dan yang satu itu adalah
Allah SWT, orang yang memeluk agama islam disebut muslim. Orang yang bertuhan satu tetapi
yang satu itu adalah iblis misalnya, maka ia bukan pengikut agama tauhid, dia adalah penyembah
iblis, bukan penyembah Allh SWT. Orang yang bertuhan satu tetapi yang satu itu adalah Firaun
misalnya, maka ia bukan pemeluk agama tauhid, tetapi ia telahh berlaku syirik karena telah
menyekutukan Allah dengan yang lain.
Menurut islam, hidup dan kehidupan manusia didunia adalah bagian kecil dari perjalanan
panjangnya menuju Allah. Kehidupan manusia setelah diciptakan oleh Allah dimulai dari alam
roh dan kemudian dilanjutkan di alam rahim ibu. Manusia kemudian lahir dan mulai hidup serta
berkehidupan di alam dunia, sampai dia meninggal. Namun demikian, kematian bukanlah akhir
perjalanan manusia, tetapi awal perjalanan dialam kubur yang kemudian dilanjutkan di alam
akhiratyang kekal abadi menuju Allah. Bahkan menurut hadir riwayat Muslim, Dunia adalah
lading akhirat (addunya mazraatul akhirat) dan karena itu, nasib seseorang di akhirat nanti
sangat bergantung pada apa yang dikerjakannya di dunia. Apabil dia ingin menginginkan
kehidupan yang baik di akhirat maka dia harus menjalani kehidupan di dunia ini sesuai dengan
tuntunan Allah serta selalu berusaha agar hari esoknya (di dunia dan akhirat ) menjadi lebih bai.
Jadi tidak mungkin muslim yang baik menjadi penghambat kemajuan peradaban sebagaimana
firman Allah pada (QS 59:18).
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

DASAR-DASAR AJARAN ISLAM


1. Aqidah
Aqidah adalah sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktivitas muslim. Ajaran Islam
berisikan tentang apa saja yang mesti dipercayai, diyakini, dan diimani oleh setiap muslim.
Karena agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada Allah swt, maka
aqidah merupakan sistem kepercayaaan yang mengikat manusia kepada Islam. Seorang manusia
disebut muslim jika dengan penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat dengan sistem
kepercayaan Islam. Karena itu, aqidah merupakan ikatan dan simpul dasar dalam Islam yang
pertama dan utama.
4
Aqidah dibangun atas 6 dasar keimanan yang lazim disebut Rukun Iman. Rukun iman meliputi :
iman kepada Allah swt, para malaikat, kitab kitab, para Rasul, hari akhir, dan Qodha dan
Qadar.
Allah berfirman dalam QS.An-Nisa, ayat 136 .Artinya Wahai orang yang beriman, tetaplah
beriman kepaada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya
serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-Nya,
kitab-Nya, Rasul-Nya, hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.

2. Syariah
Syariah dalam bahasa arab memiliki arti jalan yang di tempuh atau garis yang
seharusnya dilalui.Dari sisi terminologi,syariah bermakna pokok pokok aturan hukum
yang digarisoleh Allah SWT untuk dipatuhi dan dilalui oleh seorang muslim dalam
menjalani segala aktifitas hidupnya (ibadah) di dunia. Hukum asal ibadah mahdhah
adalah segala sesuatu dilarang untuk dikerjakan, kecuali yang dibolehkan dalam Al-
Quran atau dicontohkan Nabi Muhammad melalui As-Sunnah. Sebaliknya,hukum asal
ibadah muamalah adalah segala sesuatu dibolehkan, kecuali ada larangan dalam Al-
Quran atau As-Sunnah.
Aturan mengenai ibadah muamalah
1. Hukum keluarga (ahwalus syakhsiyah) yang mengatur hubungan suami istri,anak dan
keturunantermasuk sistem waris.
2. Hukum privat (ahkamul madaniyah) yaitu hukum hukum yang berhubungan
denganhak manusia satu sama lain dalam tukar menukar kebendaan dan
manfaat,seperti jual beli,perserikatan dagang,sewa menyewa,utang piutang.
3. Hukum pidana (ahkamul jinaiyah) hukum acara(ahkamul murafaat) yang
berhubungan dengan peradilan,persaksian,bukti bukti,sumpah dan sebagainnya.
4. Hukum perundang-undangan (ahkamul dusturiyah) yaitu hukum yang berhubungan
dengan azas dan cara pembuatan undang undang.
5. Hukum internasional (ahkamul dauliyah) yaitu hukum yang mengatur hubungan
negara islam dengan negara non-islam dalam bidang-bidang
perdamaian,keamanan,perekonomian,kebudayaan,dan lain-lain.
6. Hukum ekonomi dan keuangan (ahkamul iqtishadiyah maliyah) yaitu hukum hukum
yang mengatur sumber sumber keuangan dan pengeluarannya,hak fakir miskn,dan
hubungan keuangan antara pemerintah dan warga negaranya.

3. Akhlak
Akhlaq sering juga disebut sebagai ihsan (dari kata Arab hasan, yang berarti baik).
menurut Nabi SAW : Ihsan adalah engkau beribadat kepada Tuhanmu seolah-olah engkau
melihat-Nya sendiri, kalaupun engkau tidak melihat-Nya, maka Ia melihatmu. (HR.Muslim).
Akhlak dalam islam Mengatur hubungan manusia dengan Allah,dengan Rasul,dengan sesama
manusia dan alam serta dengan dirinya sendiri.Tuntutan untuk akhlak kepada Allah dan Rasul
sebagaimana dalam (QS 3:31-32)
5
Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosamu, Allah maha pengampun lagi maha penyayang.
Katakanlah: Taatilah Allah dan RasulNya jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang berbuat zalim

Tuntunan akhlak kepada diri sendiri terdapat dalam (QS 2:44)


Mengapa kamu suruh orang lain kebaktian, sedang kamu melupakan dirimu sendiri padahal
kamu membaca Al Kitab? Maka tidaklah kamu berpikir
Tuntunan akhlak kepada sesama manusia terdapat dalam (QS 2;83) dan (QS 31;17-19)

Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah orang mengerjakan yang baik, dan cegahlah dari
perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan.

Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia, dan janganlah kamu berjalan dimuka
bumi dengan angkuh, sesungguh nya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri

Tuntunan akhlak kepada alam terdapat dalam (QS 2:30),(QS 59:21),dan (QS 10;23)
Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka,malah mereka berbuat kezalimanmu bahayanya akan
menimpa dirimu sendiri,itu hanya kenikmatan hidup duniawi,selanjutnya kepada kami-lah
kembalimu,kelak akan kami kabarkan kepadamu apa yang telah kam perbuat.

Hukum Islam
secara istilah disebut juga hukum syara adalah hukum Allah yang mengatur perbuatan manusia
yang didalamnya mengandung tuntutan untuk dikerjakan oleh para mukallaf atau
ditinggalkannya atau yang mengandung pilihan antara dikerjakan dan ditinggalkan oleh ara
mukalaf. Hukum syara hanya dapat diambil dari sumber-sumber hukum Islam, yaitu Al Quran,
As Sunnah, ijma sahabat nabi, dan qiyas .
Empat mazhab fiqh yang bersumber dari para ahli fikih seperti Al imam Abu Hanifah, Al Imam
Malik, Al imam Syafiie,dan Al Imam Ahmad bin Hanbali,mengklasifikasikan hukum islam
menjadi lima.
1. Wajib adalah Suatu perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan akan mendapat dosa.
2. Sunnah ialah perbuatan yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan,orang yang meninggalkannya tidak mendapat dosa.
3. Haram ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan,akan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan,orang yang mengerjakannya akan mendapat dosa.
4. Makhruh ialah perbuatan yang apabila ditinggalkan,akan mendapat pahala dan apabila
dikerjakan,tidak mendapat dosa.
5. Mubah ialah suatu perbuatan yang bila dikerjakan,tidak mendapat pahala,dan bila
ditinggalkan tidak mendapat dosa.

6
Sasaran Hukum Islam

Penyucian Jiwa
Penyucian jiwa dimaksudkan agar manusia mampu berperan sebagai sumber kebaikan,bukan
sumber keburukan bagi masyarakat dan lingkungannya.Hal ini dapat tercapai apabila manusia
dapat beribadah dengan benar yaitu dengan hanya mengabdi kepada tuhan yang benar benar
merupakan pencipta,pemilik,pemelihara dan penguasa alam semesta,bukan kepada yang
mengaku tuhan serta dengan cara yang benar pula.

Menegakan keadilan dalam masyarakat


Keadilan disini adalah meliputi segala bidang kehidupan manusia termasuk keadilan dari sisi
hukum,sisi ekonomi,dan sisi peraksian.semua manusia akan dinilai dan di perlakukan Allah
secara sama,tanpa melihat kepada latar belakang strata,agama,kekayaaan,keturunan, warna kulit
dan sebagainya.sebagaimana di jelaskan dalam QS 5:8.
Dan jaganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil.berlaku adilah,karena adil itu lebih dekat kepada takwa
sesungguhnya Allah(menyuruh) kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan,memberi kepada
kaum kerabat,dan Allah melarang dari perbuatankeji,kemungkaran dan permusuhan(QS
16:90)
Mewujudkan kemaslahtan manusia
Semua ketentuan Al-Quran dan As-Sunah mempunyai manfaat yang hakiki yaitu mewujdkan
kemasalahatn manusia,karena Al-Quran berasal dari Allah yang sangat mengatahui tabiat dan
keinginan manusia,dan As-Sunah dari rasul yang mendapat bimbingan langsung dari Allah
SWT.
Memelihara agama (Al muhafazhah alad dien)
Nilai-nilai yang dibawa oleh islam,membuat manusia menjadi lebih tinggi derajatnya daripada
hewan.nilai islam melindungi kebebasan beragama,sebagaimana disebutkan dalam (QS 2:256)
tidak ada pakssaan untuk memasuki agama islam;sesungguhnya telah jelas yang benar
daripada jalan yang salah.
Sikap muslim dalam hal ini adalah tidak bole memaksa ,membujuk,memberi materi agar
seseorang mau masuk islam.rasullullah hanya menganjarkan agar setiap muslim menyampaikan
firman Allah walaupun satu ayat.
Untuk memelihara agamanya,Allah mewajibkan manusia untuk shalat,zakat,puasa,haji.apabila
manusia tidak melakukan peribadatan tersebut maka di mata Allah ia akan mendaptkan dosa
karena tidak menjalankan apa yang di perintahnya.
Memelihara jiwa (Al muhafazhah alan nafs)
Memelihara jiwa adlah hak untuk hidup secara terhormat agar manusia terhindar dari
pembunuhan,penganiayan baik fisik maupun psikis,fitnah,caci maki dan perbuatan lainnya.
Memelihara akal (Al muhafazhah alal aqi)
Menjaga akal bertujuan agar tidak terkena kerusakan yang dapat mengakibatkan seseorang
menjadi tak berguna lagi di masyarakat sehingga dapat menjadi sumber keburukan.
Akal merupakan salah satu unsur yang membedakan manusia dengan binatang.namum
demikian,Al-Quran juga mengingatkan bahwa manusia dapat menjadi lebih hina daripda hewan
bila tidak memiliki moral

7
Memelihara keturunan(Al muhafazhah alan nasi)
Memelihara keturunan adalah memelihara kelestarian manusia dan membina sikap mental
generasi penerus agar terjalin rasa persahabatan dan perseretuan di antara sesama umat manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut ,di perlukan pernikahan sah,sesuai dengan ketentuan
syariah,sehingga dapat terbentuk keluarga yang tentram dan saling menyayangi.
Memelihara harta(Al muhafazhah alal mal)
Menjaga harta,bertujuan agar harta yang dimiliki oleh manusia diperoleh dan digunakan sesuai
dengan syariah.aturan syariah mengatur syariah mengatur proses perolehan dan pengeluaran
harta.dalam memperoleh harta harus bebas dari riba,judi,menipu,merampok,mencuri dan
tindakan lainya yang dapat merugikan orang lain.
Oleh karena itu,ada hukum potong tangan bagi si pencuri.dengan hukuman yang berat ini orang
lain akan tahu bahwa dia adalah mantan pencuri,sekaligus akan mencegah orang lain untuk
mencuri.
Dari penjelasan ini,sangat jelas bahwa ketentuan syariah bertujuan untuk kemaslahatan bagi
manusia dan juga lingkungan nya.

C. SUMBER HUKUM ISLAM


Sumber hukum islam merupakan dasar atau referensi untuk menilai apakah perbuatan manusia sesuai
dengan syariha (ketentuan yang telah digariskan oleh ALLAH SWT) atau tidak. Sumber hukum islam yang
telah disepakati jumhur (kebanyakan) ulama ada 4 (empat), yaitu Al-Quran, As-Sunnah, Ijmak, dan
Qiyas, sebagaimana tertuang dalam (Qs 4:59).
Hai orang-orang beriman taatlah Allah dan taatilah rasul dan ulil amri (pemegang kekuasaan).
Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Quran)
dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada allah dan hari kemudian, yang demikian itu, lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Urutan prioritas pengambilan sumber hukum antara Al-Quran, As-Sunnah, Ijmak, dan Qiyas ialah apabila
terdapat suatu kejadian memerlukan ketetapan hukum, pertama-tama hendaklah dicari terlebih dahulu
di dalam Al-Quran. Kalau ketetapan hukumnya sudah ada di dalam al-quran, ditetapkanlah hukumnya
sesuai dengan ketentuan dalam Al-Quran tersebut.
Apabila rujukan untuk ketetapan hukum itu tidak ditemukan dalam Al-Quran, barulah beralih meneliti
As-Sunah. Bila rujukan ditemukan di dalam As-Sunah, maka hukum ditetapkan sesuai dengan ketentuan
dalam As-Sunah itu.

AL-QURAN
Al-Quran ialah kalam Allah (kalaamullah QS 53:4) dalam bahasa arab sebagai sebuah mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui utusan Allah Malaikat Jibril a.s untuk digunakan
sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam menggapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat. Kalam
adalah sarana untuk menerangkan sesuatu berupa ilmu pengetahuan, nasihat, atau berbagai kehendak,
lalu memberitahukan perkara itu kepada orang lain.
Ayat-ayat yang turun di Madinah, mengandung hukum-hukum fikih, aturan pemerintahan, aturan
keluarga, serta aturan tentang hubungan antara orang-orang muslim dan non muslim yang menyangkut
perjanjian dan perdamaian. Saat itu, Daulah Isalamiyah telah terbentuk lengkap dengan aparat
pemerintahannya, sehingga masyarakat siap dan mampu untuk memfungsikan hukum-hukum tersebut.
Berdasarkan keterangan diatas, maka kita ketahui bahwa Al-Quran tidak turun secara lengkap melainkan
secara berangsur-angsur. Ada dua alasan mengapa Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur, yaitu :

8
1. Untuk meguatkan hati, berupa kesenangan rohani agar Nabi selalu tetap merasa senang dalam
berkomunikasi dengan Allah, dan menghujamkan Al-Quran serta hukum-hukumnya di dalam
jiwa Nabi dan jiwa manusia umumnya, sekaligus menjelaskan jalan untuk memahaminya.
Disebut menguatkan hukum, karena Al-Quran diturunkan tepat pada waktu diperlukannya
keterangan hukum. Ketika terjadi kasus/permasalahan, pada saat itu pula Al-Quran turun
menerangkan hukumnya, sehingga kehadiran hukum di sini tepat pada saat-saat dibutuhkan.
2. Untuk menartilkan (membaca dengan benar dan pelan0 Al-Quran, kondisi untuk saat Al-Quran
diturunkan adalah ummiy, yaitu tidak dapat membaca dan menulis, sementara Allah SWT
menghendaki Al-Quran dapat dihafal dan diresapi agar secara berkesinambungan tetap
terpelihara keasliannya sampai hari kiamat.

Fungsi Al-Quran
Fungsi Al-Quran (zahroh, 1909).
1. Al-Quran sebagai pedoman hidup (QS 45:20). Bukti nyata bahwa kita telah menjadikan Al-Quran
sebagai pedoman hidup telah dicontohkan oleh Rasulullah dan sahabat, yaitu dengan membaca
dan menghafalnya, memahami dan medaburkan, serta merealisasikan nilai-nilainya dalam amal
nyata.
Membaca Al-Quran dilakukan setiap hari dalam bentuk bacaan shalat dan wirid Al-
Quran.
Memahami dan menadaburi Al-Quran adalah penghayatan yang disertai dengan
memahami makan yang terkandung dibalik setiap ayat Al-Quran sehingga menghasilkan
motivasi yang kuat untuk mengamalkannya.
Merealisasikan nilai-nilai Al-Quran dalam amal nyata merupakan puncak pengamalan Al-
Quran yang memiliki nilai tertinggi di mata Allah SWT.
2. Al-Quran sebagai rahmat bagi alam semesta (QS 10:57 dan QS 17:82), karena Al-Quran akan
melahirkan iman dan hikmah kepada manusia yang mengimaninya, sehingga manusia akan
cenderung kepada kebaikan dalam berinteraksi dengan Tuhan, sesama manusia dan alam
sehingga Allah SWT berkenan mencurahkan rahmat-NYA bagi semesta alam.
3. Al-Quran sebagai cahaya petunjuk (QS 45:52 dan QS 2:2-185)
4. Al-Quran sebagai peringatan (QS 18:2). Al-Quran senantiasa memberikan peringatan kepadda
manusia karena sifat manusia yang pelupa dalam berbagai hal
5. Al-Quran sebagai penerang dan pembeda (QS 2:185, QS 3:138, dan QS 35:69). Al-Quran
memberikan keterangan dan penjelasan kepada manusia tentang banyak hal.
6. Al-Quran sebagai pelajaran (QS 10:57 dan QS 69:48). Al-Quran diturunkan agar dapat digunakan
sebagai pelajaran bagi manusia, karena manusia senantiasa memerlukannya agar tetap beradda
dalam jalur yang benar terkait dengan tujuan penciptaannya.
7. Al-Quran sebagai sumber ilmu (QS 96:1-5)

9
8. Al-Quran sebahai hukum (QS 13:37). Al-Quran menjelaskan hukum-hukum syariah untuk
kemaslahatan hidup manusia berupa hal-hal yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah SWT.
9. Al-Quran sebagai obat penyakit jiwa (QS 10:57). Al-Quran dapat berfungsi sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit yang ada dalam hati manusia, seperti syirik, sombong,
congkak, ragu, malas, dan sebagainya.
10. Al-Quran sebagai pemberi kabar gembira (QS 16:102). Al-Quran banyak menceritakan kabar
gembira kepada orang yang beriman kepadan dan menjalani kehidupan sesuai ketentuan Allah
SWT.
11. Al-Quran sebagai pedoman melakukan pencatatan (QS 2:282-283). Al-Quran memerintahkan
manusia untuk mencatat transaksi bukan tunai dan menghadirkan saksi-saksi yang jujur pada
transaksi seperti itu.

Mukjizat Al-Quran
Al-Quran sebagai mukjizat yang hebat, teatp dan kekal sepanjang masa, telah diakui oleh para
cendekiawan pada masa lalu dan sekarang.
1. Keindahan seni bahasa Al-Quran tidak hanya diakui oleh kalangan sastrawan Arab saja, tetapi
diakui pula oleh Ahli yang pernah mendalami dan mengkaji ilmu bayan dalam bahasa Arab. Allah
menantang manusia dan jin untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Quran. Al-Quran
kemudian menjawab sendiri bahwa sekalipun manusia dan jin berkumpul dan berkolaborasi,
mereka tidak akan pernah mampu membuat yang serupa dengan Al-Quran (QS 17:88).
2. Kebenaran pemberitahuan Al-Quran tentang keadaan yang terjadi pada abad-abad yang silam-
kisah kaum Ad dan Tsamud, kaum Luth, dan Kaum Nuh, kaum Nabi Ibrahim, tentang Musa
beserta kaumnya, kasus Firaun, tentang Maryam dan kelahirannya, kelahiran Yahya, kelahiran
Isa Al-Masih dan sebagainya, yang semuanya benar, sesuai dengan kebenaran rasional (QS
14:9).
3. Pemberitaan Al-Quran tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa datang juga merupakan
kebenaran yang tidak terbantahkan. Misalnya, pemberitaan Al-Quran mengenai kekalahan
bagsa Persia setelah lebih dulu bangsa Romawi kalah (QS 30:1-5).
4. Kandungan Al-Quran banyak memuat informasi tentang ilmu pengetahuannya yang tidak
mungkin diketahui oleh seorang ummiy yang tidak pandai membaca dan menulis, dan tidak ada
suatu perguruan atau lembaga pendidikan yang mengajarkannya saat /al-Quran diturunkan.
Misalnya, Al-Quran menjelaskan realitas ilmiah tentang kejadian langit dan bumi, seperti
dinyatakan bahwa langit dan bumi itu dulunya berasal dari satu gumpalan, kemudia terjadi
ledakan yang membuatnya terpecah-pecah menjadi beberapa planet (QS 21:30)

Al-Quran sebagai sumber hukum


Al-Quran dijadikan sebagai sumber hukum yang utama, karena Al-Quran berasal dari Allah SWT yang
Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi manusia dalam menata kehidupannya sehingga selamat di
dunia dan akhirat. Al-Quran memuat seluruh aspek hukum terkait dengan akidah, syariah dan akhlak
serta terjaga keaslian dan keotentikannya.

10
Al-Quran menyuruh untuk menghadirkan saksi yang jujur pada akad transaksi (QS 2:282) dan jika akad
tersebut ditangguhkan pembayarannya maka hendaklah ditulis untuk menghindarkan perselisihan di
kemudian hari.
Al-Quran juga mengattur mengenai hukum keluarga antara lain berupa penjelasan tentang pernikahan,
mahram, perceraian, macam-macam iddah dan tempatnya, pembagian harta pusaka dan sebagainya.
Pengaturan mengenai hukum pidana juga diatur dalam Al-Quran. Hukum pidana atas kejahatan yang
menimpa seseorang adalah dalam bentuk qishash yang didasarkan atas persamaan antara kejahatan
dan hukuman. Diantara jenis hukum qishash pembunuh, qishash anggota bidan dan qishash dari luka.
Dalam menetapkan hukum pidana. Al-Quran senantiasa memerhatikan empat hal, yaitu: (Abu Zahroh,
1909)
a) Melindungi jiwa, akal, harta benda dan keturunan;
b) Meredam kemarahan orang yang terluka, lantaran ia dilukai;
c) Memberikan ganti rugi kepada orang yang terlukan atau keluarganya;
d) Menyesuaikan hukuman denga pelaku kejahatan, yakni bila pelaku kejahatan tersebut orang
yang terhormat, maka hukumannya menjadi berat, dan jika pelaku kejahatan tersebut orang
rendahan, maka hukumannya menjadi ringan.

Bahkan pengaturan dalam melakukan muamalah dengan nonmuslin juga diatur dalam Al-Quran. Al-
Quran membagi orang kafir menjdai tiga bagian (Abu Zahroh, 1999), yaitu:
a) Kafir dzimmy dan muahad yaitu kafir yang telah mengikat perjanjian, sehingga Allah SWT
memerintahkan untuk bergaul dengan mereka sebagai sesama muslim;
b) Kafir mustamam yaitu kafir yang dianggap aman/tidak membahayakan, sehingga darah dan
harta benda mereka haram sepanjang mereka masih tetap memegang teguh perjanjian;
c) Kafir harby(musuh), dimana Allah SWT tetap memberikan hak-hak yang harus dihormati atas
harkat dan martabat kemanusiaan, hak persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah insaniyah), hak
keadilan, hak perlakuan sepadan dengan memerhatikan keutamaan/kemasalahan.

Dari tuntunan tersebut diketahui bahwa Islam memperlakukan nonmuslim sangatlah adil. Sekaligus juga
membuktikan Al-Quran memang seuatu bentuk pedoman yang sangat lengkap dan bersifat universal.

AS-SUNAH
As-Sunah ialah ucapan, perbuatan serta ketetapan-ketetapan Nabi Muhammad saw yang merupakan
sumber hukum islam kedua setelah Al-Quran. Dalam banyak hal, Al-Quran baru menjelaskan prinsip-
prinsip umum bersifat global dan universal. Oleh karena itu, salah satu fungsi As-Sunah adalah untuk
menjelaskan dan menguraikan secara lebih terinci prinsip-prinsip yang telah disebutkan dalam Al-Quran
dengan contoh-contoh aplikatif.
Selain itu As-Sunah bisa juga membatasi ketentuan Al-Quran yang bersifat umum dan bahkan bisa
menetapkan hukum yang tidak ada dalam Al-Quran.
Berita tentang ucapan, perbuatan serta ketetapan-ketetapan Nabi Muhammad saw disebut hadist.
Sebuah hadist= mengandung 3 (tiga) elemen yaitu rawi, sanad, matan. Rawi adalah orang yang
menyampaikan atau menuliskan hadis yang didengarnya dari seorang atau dari gurunya.
Sanad adalah urutan para rawi yang menyampaikan hadis, mereka yang mengantarkan kita sampai
kepada matan atau teks hadis.
Berbeda dengan Al-Quran yang telah ditulis pada masa Nabi, hadis lebih banyak dihafal daripada ditulis.

11
Bahkan pada awalnya, rasul melarang para sahabat untuk mencatat hadis, karena khawatir tercampur
dengan Al-Quran. Izin penulisan hadis hanya diberikan kepada sahabat tertentu seperti Abdullah bin
Amr, Rasul juga meminta orang yang mendengarkan hadis untuk menyampaikna dengan teliti dan jujur
kepada orang lain.
Kendati sudah ada catatan-catatan hadis yang ditulis beberapa sahabat, penulisan hadis secara khusus
baru dimulai pada awal abad ke 2 H. Untuk menjaga hadis dari kebohongan dan pemalsuan dalam
periwayatannya para ulama merumuskan syarat-syarat penerimaaan hadis, baik yang berhubungan
denga riwayatnya maupun isi hadis itu sendiri.

Periwayatan Hadis
Dalam segi jumlah perawinya yang bersambung mata rantainya, ulama mengelompokkan hadis menjadi
tiga, yaitu:
1. Hadis Mutawatir, ialah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak terhitung
jumlahnya dan mereka tidak mungkin bersepakat berbohong dengan perawi yang sama
banyaknya hingga sanadnya bersambung kepada Nabi Muhammad saw.
2. Hadis Masyhur, ialah hadis yang diriwayatkan dari Nabi, oleh seorang, dua orang atau lebih
sedikit dari kalangan sahabat, atau diriwayatkan dari sahabat, oleh seorang atau dua orang
perawi kemudian setelah itu tersebar luas hingga diriwayatkan oleh orang banyak yang tidak
mungkin bersepakat bohong.
3. Hadis Ahad atau khabar Khasshah menurut Imam Syafii ialah setiap hadis yang diriwayatkan
dari Rasulullah saw oleh seorang, dua orang atau sedikit lebih banayak dan belum mencapai
syarat hadis Mashur. Sunah ahad ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Hadis shahih ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil dan sempurna
ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah, tidak mempunyai cacat.
b. Hadis hasan ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil tetapi kurang
ketelitiannya, sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah, tidak mempunyai cacat
dan tidak berlawanan dengan orang yang lebih terpecaya.
c. Hadis dhaif ialah hadis yang tidak memenuhi syarat-syarat Hadis shahih dan Hadis
hasan.

Dengan beragamnya tingkatan hadis seperti di atas, seorang muslim ketika hendak berpedoman pada
Hadis harus memerhatikan kesalihannya dan tidak bertentangan dengan Al-Quran. Di Indonesia,
komplasi hadis shahih yang sering dijadikan rujukan adalah hadis shahih riwayat Bukhari dan Muslim.

Fungsi As-Sunah
As-Suanah berfungsi sebagai penopang dan penyempurna Al-Quran dalam menjelaskan hukum-hukum
syar. Oleh karena itu, Imam Syafii dalam menerangkan Al-Quran dan As-Sunah tidak menguraikan
secara terpisah. Keduanya merupakan satu kesatuan dalam kaitannya dengan kepentingan istidlal dan
dipandang sebagai sumber pokok yang satu, yakni nash. Keduanya saling menopang secara sempurna
dalam menjelaskan hukum.

12
Fungsi As-Sunah, antara lain:
1. Menguatkan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Quran
2. Memberikan keterangna ayat-ayat Al-Quran dan menjelaskan rincian ayat-ayat yang masih
bersifat umum.
3. Membatasi kemutlakannya
4. Menakhsiskan/mengkhususkan keumumannya
5. Menciptakan hukum baru yang tidak ada di dalam Al-Quran

As-Sunah sebagai sumber hukum


Ketaatan kepada Allah SWT harus diikuti dengan ketaatan kepada Rasul. Sebaliknya, ketaatan kepada
Rasul harus diikuti pula dengan ketaatan kepada Allah SWT, sehingga keduanya merupakan dua hal yang
tidak dapat dipisahkan.
Rasulullah saw telah memberikan contoh dan teladan, bagaimana cara shalat yang benar, bagaimana
masuk kamar mandi, bagaimana keluar kamar mandi, bagaimana bergadang, bagaimana makan,
bagaimana memimpin perang, bagaimana menjadi kepala negara yang baik bahkan juga bagaimana
menjadi suami dan kepala rumah tangga yang baik.
Konsekuensi ketaatan kepada Rasul adalah dengan mengimani dan membenarkan apa yang
dikabarkannya, mengagungkan dan membelanya, memperbanyak shalawat, serta menghidupkan
sunahnya. Oleh karena itu, seorang muslim perlu melengkapi rujukan sumber hukum Al-Quran sebagai
rujukan utama dengan As-Sunah.

IJMAK
Ijmak adalah kesempatan para mujtahid dalam suatu masa setalah wafatnya Rasulullah saw, terhadap
hukum syara yang bersifat praktis, dan merupakan sumbee hukum isalam ketiga setelah Al-Quran dan
As-Sunah. Dalil yang menjadi dasar Ijmak adalah sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
apa yang dipandang oleh kaum muslimin baik, maka menurut pandangan Alllah SWT juga baik.
umatku tidak akan bersepakat atas perbuatan yang sesat.
ingatlah barangsiapa yang ingin menempati surga, maka bergabunglah (ikutilah) jamaah. Karena
syaithan adalah bersama orang-orang yang menyendiri. Ia akan lebih jauh dari dua orang daripada dari
seorang yang menyendiri. (H.R. Umar bin Khatthab)
Jumhur ulama berpendapat, bahwa alasan dapat ddipergunakannya Ijmak sebagai sumber hukum Islam
adalah sebagai berikut (Abu Zahrah, 1999):
1. Hadis-hadis yang menyatakan bahwa umat Muhammad tidak akan bersepakat terhadap
kesesatan, apa yang menurut pandangan kaum muslimin baik, maka menurut Allah SWT juga
baik, oleh karena itu, amal perbuatan para sahabat yang telah disepakati dapat dijadikan
argumentasi (hujjah).
2. Mengikuti jalan akidah orang bukan mukmin adalah haram, karena menentang Allah SWT dan
Rasul dan diancam neraka jahanam. Mengikuti pendapat orang mukmin berati mengikuti
sesuatu yang ditetapkan berdasarkan ijmak. Dengan demikian, ijmak dapat dijadikan hujjah yang
dapat digunakan untuk menggali hukum syara dari nash-nash syara.

13
Tingkatan Ijmak
Menurut Imam Syafii tingkatan ijmak adalah sebagai berikut:
1. Ijmak Sharih ialah jika engkau atau salah seorang ulama mengatakan, hukum ini telah
disepakati. Maka niscaya setiap ulama yang engkau temui juga mengatakan seperti apa yang
engkau katakan.
2. Ijmak Sukuti ialah sesuatu pendapat yang dikemukakan oleh seorang mujtahid, kemudian
pendapat tersebut telah diketahui oleh para mujtahid yang hidup semasa dengan mujtahid di
atas, akan tetapi tidak ada seorangpun yang mengingkarinya.
3. Ijmak pada Permasalahan Pokok, jika para ahli fikih yang hidup dalam satu masa berbeda dalam
berbagai pendapat, akan tetapi bersepakat dalam hukum yang pokok, maka seseorang tidak
boleh mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan pendapat-pendapat mereka.

Terjadinya Ijmak
Para fuqaha tiddak sepakat tentang terjadinya Ijmak kecuali ijmak para sahabat, sehingga ada sebagian
fuqaha yang menganggap ijmak yang dapat dijadikan sebagai sumber hukum hanya ijmak yang berasal
dari sahabat karena ijmak ini berdasarkan hukum-hukum syara yang telah ditetapkan secara mutawattir
sehingga tidak ada seorang pun yang menolaknya. Sedangkan sebagian fuqaha lainnya menganggap
bahwa ijmak dapat terjadi pada ijmak para sahabat dan ijmak dari bukan para sahabat.
Untuk menyikapi perbedaan tersebut, yang perlu diketahui bahwa ijmak adalah hujjah yang bersifat
qathi (tegas dan jelas). Oleh karena itu, ijmak dari bukan para sahabat harus didasarkan atas hadis yang
diriwayatkan secara mutawattir agar sanadnya menjadi qathi. Hal ini agar sejalan dengan hukum yang
akan disepakati dan juga bersifat qathi.
Faktor-faktor yang harus terpenuhi sehingga ijmak dapat dijadikan sebagai sumber hukum adalah
sebagai berikut.
1. Pada amasa terjadinya peristiwa itu harus ada beberapa orang mujtahid.
2. Kesepakatan itu haruslah kesepakatan yang bulat.
3. Seluruh mujtahid menyetujui hukum syara yang telah mereka putuskan itu dengan tidak
memandang negara, kebangsaan dan golongan mereka.
4. Kesepakatan itu diterapkan secara tegas terhadap peristiwa tersebut baik lewat perkataan
maupun perbuatan.

Sedangkan untuk menjadi mujtahid harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. (Yahya &
Fatchurrahman, 1997):
Menguasai ilmu bahasa arab dengan segala cabangnya.
Mengetahui nash-nash Al-Quran perihal hukum-hukum syariat yang dikandungnya, ayat-ayat
hukum, cara mengeluarkan hukum dari Al-Quran.
Mengetahui nas-nash Al-Quran yaitu mengetahui hukum syariat yang didatangkan oleh Al-Hadis
dan mampu mengeluarkan hukum perbuatan orang mukalaf dari padanya.
Mengetahui maqashidus syariah (tujuan syariah), tingkah laku dan adat kebiasaan manusia
yang mangandung maslahat dan kemudaratan.

14
Ijmak adalah salah satu sumber hukum dalam islam setelah Al-Quran dan As-Sunah, cara penetapan
hukumnya bukanlah hal yang mudah karena ada kriteria yang harus dipenuhi agar hasil dari Ijmak dapat
dijadikan sebagai pedoman.

QIYAS
Qiyas menurut bahasa ialah pengukuran seseuatu dengan yang lainnya atau penyamaan sesuatu dengan
sejenisnya. Sedangkan menurut terminologi , definisi qiyas secara umum adalah suatu proses
penyingkapan kesamaan hukum suatu kasus yang tidak disebutkan dalam suatu nash baik di Al-Quran
dan As-Sunah dengan suatu hukum yang disebutkan dalam nash karena ada kesamaan dalam alasannya.
Hal ini sesuai dengan (QS 59:2)
maka ambillah pelajaran wahai orang-orang yang mempunyai wawasan.
"pelajara adalah qiyaslah keadaanmu dengan apa yang telah terjadi.
Proses qiyas untuk suatu kasus yang akan dicari hukumnya adalah dengan mencari nash hukum yang
jelas untuk kasus tertentu, setelah itu para mujtahid akan mencari illat untuk kasus yang akaan dicari
hukumnya. Jika ditemukan adanya illat maka mujtahid dapat menggunakan ketentuan hukum yang
sama untuk kedua kasus tersebut, sedangkan jika tiddak ditemukana illat nya maka akan dicari ke
hukum pokok (ashl).

Qiyas dapat dianggap sebagai sumber hukum, jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Sepanjang mengacu dan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunah, qiyas diperlukan
karena nash-nash dalam Al-Quran dan As-Sunah itu universal dan global. Sedangkan kejadian-
kejadian pada manusia itu terus berkembang terus. Oleh karena itu, tidak mungkin nash-nash
yang universal itu dijadikan sebagai satu-satunya sumber hukum terhadap kejadian-kejadian
yang berkembang mengikuti zaman.
2. Qiyas juga sesuai dengan logika yang sehat. Misalnya, orang islam meminum minuman yang
memabukkan. Sangatlah masuk akal, bila ssetiap minuman atau makana memabukkan yang
diqiyaskan dengan minuman tersebut, menjadi haram hukumnya.

Argumentasi (kehujjahan) qiyas


Tidak perlu diragukan, bahwa argumentasi jumhue ulama didasarkan pada prinsip berpikir logis, yaitu
ayat Al-Quran dan As-Sunah.

15
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan diatas maka, dapat disimpulkan
bahwa akuntansi syariah merupakan sistem akuntansi yang bersifat syariah, artinya dalam
aplikasinya akuntansi syariah selalu menitikberatkan pada nilai-nilai muamalah dalam syariat
Islam, tetapi terus membenahi prinsip dan kaidah akuntansi sesuai dengan Standard Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku. Disamping itu, akuntansi syariah mempertimbangkan apa yang
dilakukannya untuk kepentingan masyarakat banyak.

Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Sehingga ketika mempelajari
akuntansi syariah dibutuhkan pemahaman yang baik, mengenai akuntansi sekaligus tentang
syariah islam. Ada 2 alasan utama mengapa akuntansi syariah diperlukan, yaitu tuntutan untuk
pelaksanaan syariah dan adanya kebutuhan akibat pesatnya perkembangan transaksi syariah.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.


2. Muhammad. 2002. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
3. Syahid, Muhammad. 2002. Keunggulan Ekonomi Islam. Jakarta: Zahra.
4. Soemitra, Andri. 2009. Bank dan lLembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.
5. http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/akuntansi-Islam-syariah
6. http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/konsep-akuntansi-syariah/

17

Anda mungkin juga menyukai