Anda di halaman 1dari 30

TROPICAL AND EMERGING DISEASE

Oleh SGD 2 :

1. I Gusti Ngurah Bagus Yogi Saputra (1502105003)


2. Ni Made Krisna Dewi Widya Permata A. (1502105004)
3. Ni Kadek Diah Widiastiti Kusumayanti (1502105017)
4. Putu Utami Teja Saraswati (1502105023)
5. Komang Hadpani (1502105027)
6. Putu Gede Adi Sura Pebriawan C. (1502105028)
7. Ni Luh Putu Anik Cahyani (1502105029)
8. Ni Made Sinta Febrina (1502105043)
9. Ni MadeLilik Surya Pramasita (1502105044)
10. Ni Made Sri Ardhia P (1502105058)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
SGD 1 dan 2

Seorang laki-laki usia 25 tahun menjalani MRS hari ke-2 diagnosa DHF dengan
keluhan demam, nyeri pada punggung, dan tulang hilang timbul, kepala pusing. TD
110/70, rentang suhu 38o-39oC sudah terjadi hampir 2 hari SMRS dan saat ini 38,5 oC.
Uji torniket positif, petekie (+), mual (+), muntah (+), BAB terakhir encer. Nilai lab: Ht
55,3%, Hb 20g/dl, LED 50mm/jam, leukosit 5700 /L, Plt 34000/L. Pasien saat ini
merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas fisik.

1. Buatlah asuhan keperawatan pada kasus diatas!

Laporan Asuhan Keperawatan pada Tn. L dengan DHF


di Ruang B RS Udayana
Selasa, 30 Mei 2017

A. Pengkajian
1. Identitas
Pasien
Nama : Tn. L
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Status perkawinan : -
Agama : -
Suku : -
Alamat : -
Tanggal masuk : 28 Mei 2017
Tanggal pengkajian : 30 Mei 2017
Sumber Informasi : Tn. L
Diagnosa masuk : Dengue hemorrhagic fever (demam berdarah dengue)
Penanggung
Nama : Ny. L
Hubungan dengan pasien : Ibu
2. Riwayat keluarga
3. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Tn. L mengalami nyeri pada punggung, dan tulang hilang timbul, kepala
pusing. Saat ini Tn. L mengeluh lemas dan tidak mampu melakukan
aktivitas fisik.
Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini
Tn. A mengalami demam, nyeri punggung dan tulang serta pusing
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
-
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada
Pernah dirawat : Tidak
Riwayat alergi : Tidak Jelaskan : -
Riwayat tranfusi : Tidak
Kebiasaan :
Merokok : Tidak
Minum kopi : Tidak Sejak : - Jumlah : -
Penggunaan Alkohol : Tidak Sejak : - Jumlah : -
Lain-lain :-
Jelaskan :-
4. Riwayat Penyakit Keluarga : -
5. Diagnosa Medis dan Terapi
Diagnosa Medis : Dengue Hemorrhagic Fever (demam berdarah dengue)
Terapi :-

6. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Tn. L segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan yang
sesuai
b. Nutrisi/ metabolik
Tn. L mengalami mual dan muntah yang menyebabkan terjadinya
penurunan nafsu makan

c. Pola eliminasi
Tn. L mengalami BAB dengan feses encer.

d. Pola aktivitas dan latihan (ADL dan latihan)


Tn. A merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktifitas.

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
tidak terkaji
f. Pola kognitif-perseptual
Tn. L mengeluh nyeri pada punggung dan tulang
g. Pola persepsi diri/konsep diri
tidak terkaji
h. Pola seksual dan reproduksi
tidak terkaji
i. Pola peran-hubungan
Tn. L tidak dapat melakukan aktivitas sehingga Tn. L tidak dapat
melakukan peran dan hubungan seperti biasa
j. Pola manajemen koping stress
tidak terkaji
k. Pola keyakinan-nilai
tidak terkaji
7. Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah Kesadaran: Komposmentis

TTV : TD : 110/70mmHg Nadi : - Suhu : 38,5C RR : - x / menit

a. Kulit, Rambut dan Kuku


Distribusi rambut :

Lesi : Tidak dikaji

Warna kulit Ikterik Sianosis Kemerahan (ya)


Pucat

Akral : Tidak dikaji

Turgor : Tidak dikaji

Oedem : Tidak dikaji

Warna kuku : Tidak dikaji

Lain-lain : -

b. Kepala dan Leher


Kepala : Tidak dikaji

Deviasi trakea : Tidak dikaji

Pembesaran kelenjar tiroid: Tidak dikaji

Lain-lain : -

c. Mata dan Telinga


Gangguan pengelihatan Ya Tidak

Menggunakan kacamata : Tidak dikaji

Pupil : Tidak dikaji

Sklera/ konjungtiva : Tidak dikaji

Gangguan pendengaran Ya Tidak


Menggunakan alat bantu dengar Ya Tidak

Tes weber : - Tes Rinne : - Tes Swabach : -

Lain-lain : -

d. Sistem Pernafasan:
Batuk : Ya Tidak

Sesak: Ya Tidak

Inspeksi :-
Palpasi : -
Perkusi :-
Auskultasi :-
Lain-lain :-

e. Sistem Kardiovaskular :
Nyeri dada Ya Tidak

Palpitasi Ya Tidak

CRT < 3 dtk > 3 dtk

Inspeksi :-
Palpasi : -
Perkusi: -
Auskultasi :-
Lain-lain :-

f. Payudara Wanita dan Pria : Tidak dikaji


g. Sistem Gastrointestinal:
Mulut : Tidak dikaji

Mukosa : Tidak dikaji

Pembesaran hepar : Tidak dikaji

Abdomen Meteorismus Asites Nyeri tekan

Peristaltik : -
Lain-lain : -

h. Sistem Urinarius :
Penggunaan alat bantu/ kateter Ya Tidak

Kandung kencing, nyeri tekan Ya Tidak

Gangguan Anuria Oliguria Retensi Inkontinensia

Nokturia Lain-lain

i. Sistem Reproduksi Wanita/Pria :


Tidak dikaji

j. Sistem Saraf:
GCS : - Eye: - Verbal: - Motorik: -

Rangsangan meningeal : Tidak dikaji

Refleks fisiologis : Tidak dikaji

Refleks patologis : Tidak dikaji

Gerakan involunter : Tidak dikaji

Lain-lain : Tidak dikaji

k. Sistem Muskuloskeletal:
Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas

Deformitas Ya Tidak Lokasi:

Fraktur Ya tidak Lokasi:

Kekakuan Ya Tidak

Nyeri sendi/otot Ya Tidak

Kekuatan otot :-

Lain-lain : -

l. Sistem Imun:
Perdarahan Gusi Ya Tidak
Perdarahan lama Ya Tidak

Pembengkakan KGB Ya Tidak


Lokasi : -

Keletihan/kelemahan Ya Tidak

Lain-lain : -

m. Sistem Endokrin:
Hiperglikemia Ya Tidak

Hipoglikemia Ya Tidak

Luka gangrene Ya Tidak

Lain-lain : -

8. Pemeriksaan Penunjang
- Uji torniket (+)
- Petekie (+)
- Ht 55,3% (normal: 31-45%) tinggi
- Hb 20g/dl (normal: 11-16 gr%) tinggi
- LED 50mm/jam (normal: <10 mm/jam pertama) tinggi

- Leukosit 5700 /L (normal: 9000-12.000/ L) rendah

- Plt 34000/L (normal: 150.000-400.000 /L) rendah

B. Analisa Data

No Tgl Data Penyebab/Interpretasi Masalah


1. 30 Mei DS : infeksi virus dengue Hipertermia
2017
- pasien
mengatakan
peningkatan suhu
2 hari
sebelum
masuk RS demam
demam
dengan suhu
38-390C
hipertermia
yang disertai
nyeri
punggung
dan nyeri
tulang

DO :

suhu saat
dikaji
38,50C
2. 30 Mei DS : hipermetabolisme Nausea
2017
- pasien
mengeluh
produksi HCL
mual
meningkat
DO :

- pasien
nausea
tampak mual
dan muntah
3. 30 Mei DS: penurunan nafsu makan Fatigue
2017
- pasien
mengatakan
lemas
lemas dan
tidak
mampu
melakukan
penurunan aktivitas
aktifitas

DO :
fatigue
- pasien
tampak
lemah
4. 30 Mei DS: peningkatan suhu tubuh Nyeri akut
2017
- pasien
mengeluh
nyeri punggung dan
nyeri
tulang
punggung
dan tulang

DO: nyeri otot

- pasien
tampak nyeri akut
kesakitan
dan tidak
nyaman
5. 30 Mei DS: - hematokrit meningkat, risiko perdarahan
2017 trombosit menurun
DO:

- hasil
pemeriksaan kekentalan darah
lab Ht meningkat
55,3%

peredaran darah tidak


lancar

suplai O2 ke otak
berkurang

risiko perdarahan
C. Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas)
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan kecepatan metabolisme,
perjalanan penyakit ditandai dengan kulit teraba panas, kulit kemerahan.
2. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal ditandai dengan
nausea.
3. Fatigue berhubungan dengan penurunan kondisi fisik ditandai dengan
kelelahan dan kekurangan energi.
4. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis ditandai dengan
melaporkan nyeri secara verbal di bagian otot badan dan sendi, serta
didapatkan nyeri pada tulang saat pemeriksaan fisik.
5. Risiko perdarahan berhubungan dengan faktor risiko koagulopati
(tromobositopenia).
D. Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Hipertermia Setelah diberikan NIC Label : NIC Label :
berhubungan asuhan keperawatan Fever Treatment Fever Treatment
dengan selama 3x24 jam, 1. Memonitor - Pemeriksaan
peningkatan maka diharapkan temperatur tubuh temperatur
kecepatan demam pada pasien dan tanda vital tubuh
metabolisme, dapat teratasi, lainnya digunakan
2. Memonitor
perjalanan dengan kriteria untuk menilai
intake dan
penyakit hasil: kondisi
output, waspada
ditandai NOC Label : metabolisme
terhadap
dengan kulit Thermoregulation dalam tubuh
haluaran cairan
teraba panas, Terdapat dan mengecek
yang berlebihan
kulit penurunan tanda vital
3. Mengatur
kemerahan. suhu tubuh untuk
pemberian
mencapai mengetahui
pengobatan atau
batas normal perubahan
pemberian obat
(36,5C kondisi pasien
secara intravena
- Mengetahui
37,5C ) (antipiretik,
Pasien tidak keseimbangan
antibakteri)
mengalami 4. Menganjurkan cairan dan
hipertermia penggunaan pedoman
Pasien tidak
pakaian untuk
mengalami berwarna cerah menggantikan
dehidrasi (ketika badan cairan yang
Nadi dan
demam) hilang
pernafasan 5. Meningkatkan - Memberikan
kembali konsumsi cairan antipiretik
dalam batas dan nutrisi (lebih berguna untuk
normal sering minum air mempercepat
Pasien dapat
atau jus buah proses
melaporkan
serta nutrisi penyembuhan
tingkat
adekuat) dan penurunan
kenyamanan 6. Memberikan
suhu tubuh
yang kompres hangat
pasien.
dirasakan (diberikan saat
Terdapat Antibakteri
temperatur
perubahan digunakan
tinggi)
warna kulit untuk
pasien mengontrol
Pasien tidak perkembangan
mengeluh bakteri di
pusing dalam tubuh
- Penggunaan
Comfort Status : pakaian
Physical berwarna

Pasien cerah

merasa lebih bertujuan

baik untuk
Intake dan memudahkan
output nutrisi keluarnya
serta cairan panas dari
adekuat dalam tubuh
Suhu tubuh - Peningkatan
kembali suhu tubuh
dalam mengakibatka
rentang n mudahnya
normal terjadi
Pasien tidak
penguapan
mengalami cairan pada
mual dan tubuh sehingga
muntah perlu
Pasien tidak
diimbangi
mengalami
dengan asupan
diare
Pasien tidak cairan yang
mengeluh adekuat untuk
nyeri pada mencegah
badannya terjadinya
dehidrasi
Infection Severity - Pemberian
Pasien tidak kompres
mengalami hangat
demam membuat
Pada kulit terjadinya
pasien tidak vasodilatasi
terdapat pembuluh
ruam-ruam darah sehingga
kemerahan panas dapat
Terdapat Vital Sign Monitoring
dikeluarkan
peningkatan 1. Memantau
dari tubuh dan
nafsu makan tekanan darah,
efektif untuk
pada pasien nadi, suhu, dan
Pasien tidak menurunkan
status
mengalami panas
pernapasan
2. Monitor dan
kelemahan
laporkan gejala Vital Sign
dan
dari hipertermia Monitoring
kondisinya
lebih 1. Perubahan
tanda-tanda
nyaman vital
mengindikasik
an adanya
perubahan
pada beberapa
organ yang
berhubungan
dengan status
kesehatan
pasien
Infection Control 2. Hipertermia
1. Membersihkan menandakan
lingkungan adanya
perawatan ketidakefektifa
setelah n
digunakan oleh termoregulasi
pasien sekunder
2. Menggunakan
terhadap
alat pelindung
infeksi
diri seperti
handscoon dan
masker
Infection Control
3. Mencuci tangan
1. Menghindari
setelah
terjadinya
melakukan
transmisi
tindakan dan
mikroorganism
kontak dengan
e patogen
pasien serta
kepada tenaga
gunakan sabun
kesehatan
antimikroba
4. Menganjurkan pasien, dan
pasien untuk keluarganya
2. Memberikan
bedrest
proteksi
kepada tenaga
kesehatan
(khususnya
perawat) agar
tidak tertular
penyakit
infeksius
3. Menghindari
terjadinya
Medication Prescribing
transmisi atau
1. Menanyakan
penyebaran
status kesehatan
mikroorganism
masa lalu dan
e patogen
jenis pengobatan
kepada tenaga
yang diberikan
2. Menanyakan kesehatan dan
kemampuan keluarga
keluarga dalam pasien
4. Mampu
memfasilitasi
meningkatkan
pengobatan
sistem
pasien
3. Memberikan kekebalan
resep tubuh pasien
pengobatan
Medication
(antipiretik
Prescribing
seperti
1. Mengetahui
parasetamol),
riwayat
dengan
penyakit
menuliskan
terdahulu dan
nama obat,
dampaknya
dosis, cara
terhadap
penggunaan
kesehatan
obat, dan efek
pasien
samping
pengobatan sekarang
2. Mengetahui
kemampuan
keluarga yang
nantinya akan
mempengaruhi
ketaatan
pasien dalam
mengonsumsi
obat yang
dianjurkan
3. Menghindari
terjadinya
peresepan obat
yang salah dan
meminimalisir
terjadinya efek
obat yang
tidak
diinginkan

2 Nausea Setelah diberikan NIC Label NIC Label


berhubungan asuhan keperawatan Nutritional Nutritional
dengan iritasi selama 3x24 jam, Management Management
gastrointestinal maka diharapkan identifikasi perubahan berat
ditandai demam pada pasien perubahan berat badan menjadi
dengan nausea dapat teratasi, badan pasien indikasi masalah
dengan kriteria monitor mobilitas dalam nutrisi
hasil: dan turgor kulit pasien
NOC Label identifikasi turgor kulit
Gastrointestinal abnormalitas kulit menjadi indikasi
Function monitor mual dan kebutuhan cairan
tidak ada mual muntah pasien
yang dirasakan monitor kalori dan monitoring mual
oleh pasien diet pasien dan muntah
tidak terjadi identifikasi dilakukan untuk
muntah pada perubahan aktivitas mengetahui
pasien pasien frekuensi muntah
Nausea & Vomiting pada pasien
Control pemasukan kalori
gunakan obat yang seimbang
yang sesuai dengan
diresepkan kebutuhan diet
gunakan catatan pasien
harian untuk nutrisi yang
memonitor kurang
gejala setiap berdampak pada
waktu kurangnya energi
berikan teknik pada pasien
pencegahan sehingga dapat
mual dan mengganggu
muntah aktivitas.
Nutritional Status: Nutrition Management Nutrition
Food & Fluid menentukan status Management
Intake nutrisi pasien dan status nutrisi
pasien dapat kebutuhan nutrisi digunakan untuk
makan melalui pasien mengetahui
oral memberikan diet kebutuhan nutrisi
pasien minum pada pasien sesuai pasien
melalui oral kebutuhan pengaturan diet
mengidentifikasial penting bagi
ergi makanan dan pasien DHF
yang tidak disukai menghindari
pasien terjadinya
menyediakan tambahan
makanan sesuai penyakit yang
diet yang telah ditimbulkan
ditentukan akibat alergi
pasien makan
sesuai diet yang
diberikan dan
dipilih oleh
pasien
3 Fatigue Setelah diberikan NIC Label NIC Label
berhubungan asuhan keperawatan Sleep Enhancement Sleep Enhancement
dengan selama 3x24 jam, menentukan pola penting bagi
penurunan diharapkan nyeri aktifitas dan tidur pasien DHF
kondisi fisik pasien berkurang pasien mengetahui
ditandai sampai hilang. menjelaskan aktifitas apa yang
dengan Dengan kriteria manfaat tidur yang tidak boleh
kelelahan dan hasil: cukup bagi pasien dilakukan
kekurangan NOC Label dalam menunjang istirahat penting
energi Rest kesembuhannya dalam
waktu istirahat menginstruksikan meningkatkan
teratur sesuai pasien untuk kesembuhan
kebutuhan memonitor pola pasien
pola istirahat tidurnya pasien membantu
berubah menentukan obat- perawat dalam
menjadi lebih obatan yang mengkaji pola
banyak memiliki efek tidurnya
tidak ada samping tidur pada pasien
aktifitas fisik pasien mengetahui efek
berlebih yang ditimbulkan
energi kembali oleh konsumsi
pulih setelah obat.
istirahat
4 Nyeri akut Setelah diberikan NIC Label : Pain Pain management
berhubungan asuhan keperawatan Management
Mengetahui level
dengan agens selama 3x24 jam,
Lakukan pengkajian atau kualitas nyeri,
cedera biologis diharapkan nyeri
nyeri secara mengetahui lokasi
ditandai pasien berkurang
komprehensif nyeri,durasi nyeri
dengan sampai hilang.
termasuk lokasi, dan cara
melaporkan Dengan kriteria
karakteristik, durasi, mengatasinya.
nyeri secara hasil:
frekuensi, kualitas Mengetahui tingkat
verbal di
NOC Label : Pain dan faktor presipitasi nyeri misalnya dari
bagian otot Observasi reaksi
Control ekspresi wajah
badan dan nonverbal dari pasien
sendi, serta Klien mampu
ketidaknyamanan Untuk memperoleh
didapatkan mengontrol dan Gunakan teknik informasi tentang
nyeri pada menangani komunikasi riwayat nyeri
tulang saat nyeri (mampu terapeutik untuk pasien.
pemeriksaan menggunakan mengetahui Dengan

fisik tehnik pengalaman nyeri memberikan


nonfarmakologi pasien pilihan maka
untuk Pilih dan lakukan pasien dapat
mengurangi penanganan nyeri berperan aktif
nyeri, mencari (farmakologi, non dalam proses
bantuan) (skala farmakologi dan penyembuhan
3) inter personal) penyakitnya.
Mampu Ajarkan tentang
Sehingga dapat
mengenali nyeri teknik non
menentukan
(skala, farmakologi
Kolaborasi management nyeri
intensitas,
pemberian analgetik yang tepat untuk
frekuensi dan
untuk mengurangi pasien
tanda nyeri) Teknik non
nyeri
(skala 3). farmakologi
berperan dalam
mengalihkan
Pain Level
perhatian pasien
Skala nyeri klien terhadap rasa
berkurang nyerinya seperti
Klien
melatih tarik nafas
melaporkan dalam maka rasa
bahwa nyeri nyeri pasien akan
berkurang ketika terasa berkurang.
menarik napas Analgetik adalah
setelah zat-zat yang
melakukan mengurangi atau
manajemen menghalau rasa
nyeri. nyeri tanpa
Menyatakan rasa
menghilangkan
nyaman setelah kesadaran.
nyeri berkurang. Analgetik anti
inflamasi diduga
bekerja
berdasarkan
penghambatan
sintesis
prostaglandin
(mediator nyeri)

Analgesic
Administration
Analgesic
Administration Untuk
mengetahui
Tentukan lokasi,
treatment yang
karakteristik,
tepat untuk
kualitas, dan derajat
mengatasi nyeri
nyeri sebelum
pada pasien.
pemberian obat Untuk
Cek instruksi dokter
memberikan cara,
tentang jenis obat,
jenis, dosis, dan
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi rute pemberian
Pilih analgesik yang obat yang tepat
diperlukan atau untuk pasien.
kombinasi dari Mengetahui jenis
analgesik ketika obat yang tidak
pemberian lebih dari boleh diberikan
satu untuk pasien.
Tentukan pilihan Menentukan
analgesik tergantung analgesik yang
tipe dan beratnya tepat dan efektif
nyeri untuk mengatasi
Tentukan analgesik nyeri pada pasien.
pilihan, rute Menentukan
pemberian, dan analgesik yang
dosis optimal tepat dan efektif
Berikan analgesik untuk mengatasi
tepat waktu terutama nyeri pada pasien.
saat nyeri hebat Untuk
memberikan cara,
jenis, dosis, dan
rute pemberian
obat yang tepat
utuk pasien.
Untuk memantau
kondisi pasien
atau
mengindentifikasi
masalah dan
mengevaluasi
respons pasien
terhadap
intervensi.
5 Risiko Setelah diberikan NIC LABEL : Bleeding Precautions
Pemantauan
perdarahan asuhan keperawatan Bleeding Precautions
berhubungan selama 3x24 jam, Memantau dengan dilakukan agar
dengan faktor maka diharapkan seksama apabila penanganan dapat
risiko demam pada pasien terjadi perdarahan segera dilakukan
koagulopati dapat teratasi, apabila terjadi
Memproteksi
(tromobositope dengan kriteria perdarahan
pasien dari trauma Mencegah
nia) hasil:
yang dapat terjadinya
NOC Label :
menyebabkan perdarahan yang
Blood Coagulation
perdarahan tidak disengaja
Meningkatkan Dengan
Menginstruksikan
kemampuan menggunakan
pasien
untuk sepatu, dapat
menggunakan
penggumpalan mencegah
sepatu saat berjalan
darah terjadinya
Menginstruksikan perdarahan yang
Hemoglobin
pasien untuk terjadi saat
dalam rentang
meningkatkan berjalan
normal (14-18 Vitamin K
konsumsi makanan
g/dL). berperan dalam
yang mengandung
Jumlah platelet vitamin K (alpukat, proses pembekuan

dalam rentang anggur, bayam, darah


Bulu sikat yang
normal brokoli, kentang)
lembut dapat
(150.000-
Menggunakan mencegah
450.000/Mel)
sikat gigi lembut perdarahan pada
Hematrokrit saat melakukan gusi
dalam batas oral care
normal (40-
48%)

Mencegah
perdarahan gusi

Menghilangkan
peteke

2. Carilah jurnal penelitian yang berkaitan dengan kasus diatas dan lakukan
anlisis pada jurnal tersebut kemudian evidence based nursing dalam jurnal
aplikatif diterapkan pada tatanan perawatan Indonesia ? Jelaskan! [Jurnal
utama dan jurnal pendukung minimal 5 tahun terakhir dengan lokasi
penelitian di luar Indoensia (jika memungkinkan pada negara-negara yang
memiliki iklim tropik seperti Indonesia)]
Jurnal yang berjudul Zingiber officinale Roscoe Aqueous Extract
Modulates Matrixmetalloproteinases and Tissue Inhibitors of
Metalloproteinases Expressions in Dengue Virus-infected Cells: Implications for
Prevention of Vascular Permeability oleh Sharman, David, dan John (2015)
meneliti tentang efek ekstrak air dari Zingiber officinale Roscoe. Model
penelitian ini menggunakan teknik in vitro. Tingkat keparahan penyakit setelah
infeksi dengue virus (DV) adalah peningkatan permeabilitas vaskular yang dapat
menyebabkan syok hipovolemik. Matriks Metalloproteinases (MMPs) dipercaya
untuk sebagai peran kunci dalam penyebab keparahan itu. MMPs adalah
endopeptidase berikatan dengan seng termasuk dalam enzim yang memiliki
kemampuan untuk menurunkan komponen matriks ekstraselular spesifik (ECM).
Peran MMP-2 dan MMP-9 yang diproduksi oleh sel yang terinfeksi DV
menginduksi monolayer sel endotel in vitro sehingga permeabilitas dan
kebocoran vaskular pada tikus telah ditetapkan. Apalagi yang signifikan adalah
elevasi MMP-9 yang beredar dan MMP-2 pada pasien demam berdarah dan
hubungannya dengan keparahan penyakit dan kebocoran plasma dibandingkan
kontrol sehat. Penghambat jaringan metaloproteinase (TIMP), termasuk TIMP-1,
TIMP-2, TIMP-3 dan TIMP-4, mengatur multifungsi aktivitas metaloproteinase.
TIMPs menghambat kegiatan MMP. Infeksi DV meningkatkan produksi TIMP-1
dan TIMP-2 tapi tidak mengembalikan keseimbangan fisiologis antara MMP dan
TIMP menyebabkan permeabilitas vaskular.
Senyawa aktif biologis dari Jahe, termasuk 6-gingerol dan shogaol
dilaporkan efektif terhadap model in vitro pada berbagai kondisi penyakit
dengan cara memodulasi aktivitas gen MMP-2 dan MMP-9, serta sekresi
protein. Namun, khasiat ekstrak rimpang Z. officinale yang memodulasi MMPs
dan respons seluler TIMPs pada DHF / DSS sampai sekarang belum
dieksplorasi. Dalam penelitian ini, telah ditunjukkan bahwa infeksi DV secara
signifikan meningkatkan MMP-2 aktivitas proteolitik dan MMP-9 pada tingkat
yang lebih rendah. Peningkatan ini berkurang setelah perawatan dengan EDTA
(metaloproteinase inhibitor). Data ini menegaskan bahwa enzim
Metaloproteinase sebagai proteinase ini tergantung pada kalsium untuk aktivitas
optimalnya dan gelatin hidrolis. Kami menyelidiki efek penghambatan pada
aktivitas gelatinolitik MMP-2 dan MMP-9 oleh ekstrak air dari rimpang Z.
officinale dan oleh inhibitor MMPs yang diketahui, seperti EGCG.
Penelitian juga didukung oleh jurnal dengan judul Modulatory activities of
Zingiber officinale Roscoe methanol extract on the expression and activity of
MMPs and TIMPs on dengue virus infected cells dengan peneliti Sharma,
David, dan John (2015) mengatakan bahwa Zingiber officinale (ZOM) dengan
jumlah asam (setara dengan asam empedu) dalam g (252,89 0,56) dan
kandungannya (137,32 2,47) mg 6-gingerolper gram ekstrak. Nilai IC50 ZOM
adalah 221,5 g/mL untuk sel vero. Asam fenolat secara signifikan mampu
menurunkan ekspresi mRNA, MMP-2, dan MMP-9 dan mengatur ekspresi
mRNA, TIMP-1 dan TIMP-2 pada sel vero yang terinfeksi virus dengue. Dalam
penelitian juga mengatakan bahwa ZOM efektif dalam mengendalikan
permeabilitas yang disebabkan oleh virus dengue dengan cara pengurangan
aktivitas dan ekpresi pretease yang mampu menurunkan molekus adhesi
antarsel. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa ZOM efektif dalam
mengendalikan virus dengue dalam tubuh.
Pada kasus masalah keperawatan yang muncul salah satunya risiko syok.
Pada jurnal yang didapatkan bahwa ekstrak air dari rimpang Z. officinale dapat
menurunkan permeabilitas vaskuler yang akan mencegah terjadinya syok
hipovolemik. Intervensi ini belum aplikatif jika diterapkan di Indonesia sebab uji
klinis penelitian ini masih dalam bentuk in vitro dan perlu dilakukan pengujian
terhadap manusia. Namun penggunaan jahe dalam pengobatan demam berdarah
berpotensi di Indonesia melihat potensi jahe dan budidaya jahe di Indonesia
selain banyaknya penggunaan obat herbal di Indosesia dan diperlukan sumber
daya yang dapat mengolah jahe tersebut menjadi ektrak yang dapat digunakan
untuk pengobatan DHF.
3. Jelaskan HE yang bisa diberikan pada pasien dan keluarga berdasarkan
kasus!
- HE yang dapat diberikan pada pasien dan keluarga adalah secara umum tentang
DHF, yaitu :
1. Definisi dan pengetahuan umum DHF
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
infeksi salah satu serotipe virus dengue. Ini adalah penyakit nyamuk
yang disebabkan oleh genus Aedes salah satunya nyamuk Aedes Aegypti.
Dengue juga dikenal sebagai Breakbone Fever, Demam Berdarah,
Dandy Fever, Infectious Thrombocytopenic Purpura. Demam Berdarah
Dengue adalah manifestasi fatal virus dengue yang bermanifestasi
dengan diatesis perdarahan dan syok hipovolemik.
2. Gejala yang timbul
Demam tinggi, disebabkan karena infeksi.
Sakit kepala parah yang dapat menyiksa pasien.
Kerusakan pada getah bening dan pembuluh darah. Seiring virus
menyebar perlahan, bahkan getah bening dan pembuluh darah
pun terpengaruh.
Pendarahan. Pendarahan dari hidung dan gusi merupakan ciri
khas DBD.
Pembesaran hati. Virus dengue juga bisa menembus hati,
menyebabkan kerusakan fatal.
Kegagalan sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah
akhirnya akhirnya gagal jika penyakitnya tidak segera diobati.
3. Komplikasi yang dapat terjadi. Dengue Syok Syndrome merupakan gejala
umum pada syok yang akan datang meliputi sakit perut, muntah, dan
kegelisahan.
4. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan 3M Plus, selain itu ada banyak
pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu :
Hindari tempat yang ramai. Jauhi daerah pemukiman yang padat
penduduknya.
Pada nyamuk repellents gunakan repellents nyamuk yang ringan
untuk kulit, bahkan di dalam ruangan.
Pakaian yang tepat saat berada di luar ruangan, kenakan kemeja
lengan panjang dan celana panjang terselip di kaus kaki.
Lingkungan bebas nyamuk. Pastikan layar jendela dan pintu
aman dan bebas dari lubang atau gunakan kelambu.
Air yang stagnan Kosong atau tutup botol, kaleng, dan wadah
apapun dengan air tergenang karena ini bisa menjadi tempat
berkembang biak nyamuk.
(Marianne, 2016)
- Sementara HE yang dapat diberikan dalam mengatasi simptomatis dari DHF
adalah :
1. Demam. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam adalah :
Tidak memakai selimut atau gunakan selimut yang tipis dan
pakaian yang tipis
Pemakaian kompres hangat, untuk memicu vasodilatasi yang
dapat mengeluarkan panas tubuh
Pemberian obat antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh, misal
paracetamol
Anjurkan klien untuk meminum air putih yang banyak
Selalu memantau klien, anjarkan keluarga untuk pengukuran suhu
2. Aktivitas
Anjurkan keluarga klien untuk mengistirahatkan klien dan batasi
aktivitas selama sakit
Bantu klien dalam pemenuhan aktivitasnya sehari-hari

3. Nutrisi

Konsumsi bubur, untuk memudahkan dalam mencerna


Konsumsi buah-buahan segar seperti pisang, pepaya, alpukat,
jeruk untuk menambah antibodi dalam tubuh
Konsumsi sayuran rendah serat yang dimasak, seperti bayam,
labu siam, labu kuning, dan labu air, tomat direbus atau ditumis
Berikan jus jambu biji merah untuk meningkatkan jumlah
trombosit. Memberikan jus buah jambu biji merah pada pasien
DHF berpotensi untuk meningkatkan kadar trombosit pada
penderita demam berdarah dengue. Kandungan vitamin C yang
ada pada buah ini memberikan kekebalan tubuh melawan infeksi
termasuk infeksi virus dengue. Senyawa lain seperti flavonoid
juga memiliki fungsi dalam menghambat virus dengue untuk
bereplikasi sehingga tingkat virulensi dari virus dengue
berkurang. Hal ini akan mencegah perdarahan akibat rusaknya
trombosit yang disebabkan serangan virus dengue.
Jus kurma juga bisa menjadi alternatif lain dalam meningkatkan
kadar trombosit darah pada pasien. Buah kurma meliki menzat-
zat berikut Gula (campuran glukosa, sukrosa, dan fruktosa),
protein, lemak, serat, vitamin A, B1, B2, B12, C, potasium,
kalsium, besi, klorin, tembaga, magnesium, sulfur, fosfor, dan
beberapa enzim yang dapat berperan dalam penyembuhan
berbagai penyakit.
Perbanyak asupan cairan dengan jus buah, jus sayur, air putih dan
air kelapa
Berikan teh herbal yang terdapat kandungan jahe untuk mengatasi
mual muntah pada pasien

(Daryani, 2016) (RSIA Sakina Idaman, 2008) (Susanti, 2012)


DAFTAR PUSTAKA

Daryani, Shinta Intan Desky. (2016). Upaya Pencegahan Terjadinya Perdarahan dan
Syok pada Pasien DHF di RSUD Pandan Arang Boyolali. Retrieved from:
eprints.ums.ac.id/44585/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf
Marianne Belleza, RN. (2016). Dengue Hemorraghic Fever. Retrived from:
https://nurseslabs.com/dengue-hemorrhagic-fever/

RSIA Sakina Idaman. (2008). Terapi Diet untuk Pasien Demam Berdarah. Retrieved
from: http://sakinaidaman.com/berita/terapi-diet-untuk-pasien-demam-berdarah

Sharma, B.K., David C.K., dan John D.R. (2015). Zingiber officinale Roscoe Aqueous
Extract Modulates Matrixmetalloproteinases and Tissue Inhibitors of
Metalloproteinases Expressions in Dengue Virus-infected Cells: Implications for
Prevention of Vascular Permeability. Tropical Journal of Pharmaceutical
Research, 14 (8), page 1371-1381. ISSN: 1596-5996 (print); 1596-9827
(electronic) http://dx.doi.org/10.4314/tjpr.v14i8.8

Sharma, B.K., David C.K., dan John D.R. (2015). Modulatory activities of Zingiber
officinale Roscoe methanol extract on the expression and activity of MMPs and
TIMPs on dengue virus infected cells. Asian Pasific Journal of Tropical Disease,
5 (1), page 19-26. http://doi.org/10.1016/S2222-1808(15)60849-0

Susanti, Nurlaili. (2012). Efektifitas Kompres Dingin dan Hangat pada


Penatalaksanaan Demam. Retrieved from: http://ejournal.uin-
malang.ac.id/index.php/sainstis/article/view/1866/pdf
Pathway
gigitan nyamuk dengue

infeksi virus dengue PK: Infeksi

asimptomatik simptomatik
aktivasi sistem komplemen tidak spesifik

aktivasi C3 dan C5 Peningkatan suhu tubuh

peningkatan permeabilitas pembuluh darah dengue Demam

perembesan plasma ekstra sel

berdarah dengue Hipertermia


risiko syok

trombositopenia hipermetabolisme diare peningkatan suhu tubuh hematokrit

risiko perdarahan koagulasi terganggu


produksi HCL ketidakseimbangan nyeri punggung dan kekentalan darah
cairan elektrolit tulang meningkat
kerusakan hati
Nausea penurunan nafsu makan
risiko kerusakan nutrisi kurang lemas otot-otot perut peredaran darah kekurangan
fungsi hati dari kebutuhan ditekan ke otak volume cairan

penurunan aktivitas
nyeri akut pusing risiko perdarahan

fatigue

Anda mungkin juga menyukai