Oleh SGD 2 :
Seorang laki-laki usia 25 tahun menjalani MRS hari ke-2 diagnosa DHF dengan
keluhan demam, nyeri pada punggung, dan tulang hilang timbul, kepala pusing. TD
110/70, rentang suhu 38o-39oC sudah terjadi hampir 2 hari SMRS dan saat ini 38,5 oC.
Uji torniket positif, petekie (+), mual (+), muntah (+), BAB terakhir encer. Nilai lab: Ht
55,3%, Hb 20g/dl, LED 50mm/jam, leukosit 5700 /L, Plt 34000/L. Pasien saat ini
merasa lemas dan tidak mampu melakukan aktivitas fisik.
A. Pengkajian
1. Identitas
Pasien
Nama : Tn. L
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Status perkawinan : -
Agama : -
Suku : -
Alamat : -
Tanggal masuk : 28 Mei 2017
Tanggal pengkajian : 30 Mei 2017
Sumber Informasi : Tn. L
Diagnosa masuk : Dengue hemorrhagic fever (demam berdarah dengue)
Penanggung
Nama : Ny. L
Hubungan dengan pasien : Ibu
2. Riwayat keluarga
3. Status kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
Tn. L mengalami nyeri pada punggung, dan tulang hilang timbul, kepala
pusing. Saat ini Tn. L mengeluh lemas dan tidak mampu melakukan
aktivitas fisik.
Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini
Tn. A mengalami demam, nyeri punggung dan tulang serta pusing
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
-
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami : Tidak ada
Pernah dirawat : Tidak
Riwayat alergi : Tidak Jelaskan : -
Riwayat tranfusi : Tidak
Kebiasaan :
Merokok : Tidak
Minum kopi : Tidak Sejak : - Jumlah : -
Penggunaan Alkohol : Tidak Sejak : - Jumlah : -
Lain-lain :-
Jelaskan :-
4. Riwayat Penyakit Keluarga : -
5. Diagnosa Medis dan Terapi
Diagnosa Medis : Dengue Hemorrhagic Fever (demam berdarah dengue)
Terapi :-
c. Pola eliminasi
Tn. L mengalami BAB dengan feses encer.
Lain-lain : -
Lain-lain : -
Lain-lain : -
d. Sistem Pernafasan:
Batuk : Ya Tidak
Sesak: Ya Tidak
Inspeksi :-
Palpasi : -
Perkusi :-
Auskultasi :-
Lain-lain :-
e. Sistem Kardiovaskular :
Nyeri dada Ya Tidak
Palpitasi Ya Tidak
Inspeksi :-
Palpasi : -
Perkusi: -
Auskultasi :-
Lain-lain :-
Peristaltik : -
Lain-lain : -
h. Sistem Urinarius :
Penggunaan alat bantu/ kateter Ya Tidak
Nokturia Lain-lain
j. Sistem Saraf:
GCS : - Eye: - Verbal: - Motorik: -
k. Sistem Muskuloskeletal:
Kemampuan pergerakan sendi Bebas Terbatas
Kekakuan Ya Tidak
Kekuatan otot :-
Lain-lain : -
l. Sistem Imun:
Perdarahan Gusi Ya Tidak
Perdarahan lama Ya Tidak
Keletihan/kelemahan Ya Tidak
Lain-lain : -
m. Sistem Endokrin:
Hiperglikemia Ya Tidak
Hipoglikemia Ya Tidak
Lain-lain : -
8. Pemeriksaan Penunjang
- Uji torniket (+)
- Petekie (+)
- Ht 55,3% (normal: 31-45%) tinggi
- Hb 20g/dl (normal: 11-16 gr%) tinggi
- LED 50mm/jam (normal: <10 mm/jam pertama) tinggi
B. Analisa Data
DO :
suhu saat
dikaji
38,50C
2. 30 Mei DS : hipermetabolisme Nausea
2017
- pasien
mengeluh
produksi HCL
mual
meningkat
DO :
- pasien
nausea
tampak mual
dan muntah
3. 30 Mei DS: penurunan nafsu makan Fatigue
2017
- pasien
mengatakan
lemas
lemas dan
tidak
mampu
melakukan
penurunan aktivitas
aktifitas
DO :
fatigue
- pasien
tampak
lemah
4. 30 Mei DS: peningkatan suhu tubuh Nyeri akut
2017
- pasien
mengeluh
nyeri punggung dan
nyeri
tulang
punggung
dan tulang
- pasien
tampak nyeri akut
kesakitan
dan tidak
nyaman
5. 30 Mei DS: - hematokrit meningkat, risiko perdarahan
2017 trombosit menurun
DO:
- hasil
pemeriksaan kekentalan darah
lab Ht meningkat
55,3%
suplai O2 ke otak
berkurang
risiko perdarahan
C. Diagnosa Keperawatan (berdasarkan prioritas)
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan kecepatan metabolisme,
perjalanan penyakit ditandai dengan kulit teraba panas, kulit kemerahan.
2. Nausea berhubungan dengan iritasi gastrointestinal ditandai dengan
nausea.
3. Fatigue berhubungan dengan penurunan kondisi fisik ditandai dengan
kelelahan dan kekurangan energi.
4. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis ditandai dengan
melaporkan nyeri secara verbal di bagian otot badan dan sendi, serta
didapatkan nyeri pada tulang saat pemeriksaan fisik.
5. Risiko perdarahan berhubungan dengan faktor risiko koagulopati
(tromobositopenia).
D. Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Hipertermia Setelah diberikan NIC Label : NIC Label :
berhubungan asuhan keperawatan Fever Treatment Fever Treatment
dengan selama 3x24 jam, 1. Memonitor - Pemeriksaan
peningkatan maka diharapkan temperatur tubuh temperatur
kecepatan demam pada pasien dan tanda vital tubuh
metabolisme, dapat teratasi, lainnya digunakan
2. Memonitor
perjalanan dengan kriteria untuk menilai
intake dan
penyakit hasil: kondisi
output, waspada
ditandai NOC Label : metabolisme
terhadap
dengan kulit Thermoregulation dalam tubuh
haluaran cairan
teraba panas, Terdapat dan mengecek
yang berlebihan
kulit penurunan tanda vital
3. Mengatur
kemerahan. suhu tubuh untuk
pemberian
mencapai mengetahui
pengobatan atau
batas normal perubahan
pemberian obat
(36,5C kondisi pasien
secara intravena
- Mengetahui
37,5C ) (antipiretik,
Pasien tidak keseimbangan
antibakteri)
mengalami 4. Menganjurkan cairan dan
hipertermia penggunaan pedoman
Pasien tidak
pakaian untuk
mengalami berwarna cerah menggantikan
dehidrasi (ketika badan cairan yang
Nadi dan
demam) hilang
pernafasan 5. Meningkatkan - Memberikan
kembali konsumsi cairan antipiretik
dalam batas dan nutrisi (lebih berguna untuk
normal sering minum air mempercepat
Pasien dapat
atau jus buah proses
melaporkan
serta nutrisi penyembuhan
tingkat
adekuat) dan penurunan
kenyamanan 6. Memberikan
suhu tubuh
yang kompres hangat
pasien.
dirasakan (diberikan saat
Terdapat Antibakteri
temperatur
perubahan digunakan
tinggi)
warna kulit untuk
pasien mengontrol
Pasien tidak perkembangan
mengeluh bakteri di
pusing dalam tubuh
- Penggunaan
Comfort Status : pakaian
Physical berwarna
Pasien cerah
baik untuk
Intake dan memudahkan
output nutrisi keluarnya
serta cairan panas dari
adekuat dalam tubuh
Suhu tubuh - Peningkatan
kembali suhu tubuh
dalam mengakibatka
rentang n mudahnya
normal terjadi
Pasien tidak
penguapan
mengalami cairan pada
mual dan tubuh sehingga
muntah perlu
Pasien tidak
diimbangi
mengalami
dengan asupan
diare
Pasien tidak cairan yang
mengeluh adekuat untuk
nyeri pada mencegah
badannya terjadinya
dehidrasi
Infection Severity - Pemberian
Pasien tidak kompres
mengalami hangat
demam membuat
Pada kulit terjadinya
pasien tidak vasodilatasi
terdapat pembuluh
ruam-ruam darah sehingga
kemerahan panas dapat
Terdapat Vital Sign Monitoring
dikeluarkan
peningkatan 1. Memantau
dari tubuh dan
nafsu makan tekanan darah,
efektif untuk
pada pasien nadi, suhu, dan
Pasien tidak menurunkan
status
mengalami panas
pernapasan
2. Monitor dan
kelemahan
laporkan gejala Vital Sign
dan
dari hipertermia Monitoring
kondisinya
lebih 1. Perubahan
tanda-tanda
nyaman vital
mengindikasik
an adanya
perubahan
pada beberapa
organ yang
berhubungan
dengan status
kesehatan
pasien
Infection Control 2. Hipertermia
1. Membersihkan menandakan
lingkungan adanya
perawatan ketidakefektifa
setelah n
digunakan oleh termoregulasi
pasien sekunder
2. Menggunakan
terhadap
alat pelindung
infeksi
diri seperti
handscoon dan
masker
Infection Control
3. Mencuci tangan
1. Menghindari
setelah
terjadinya
melakukan
transmisi
tindakan dan
mikroorganism
kontak dengan
e patogen
pasien serta
kepada tenaga
gunakan sabun
kesehatan
antimikroba
4. Menganjurkan pasien, dan
pasien untuk keluarganya
2. Memberikan
bedrest
proteksi
kepada tenaga
kesehatan
(khususnya
perawat) agar
tidak tertular
penyakit
infeksius
3. Menghindari
terjadinya
Medication Prescribing
transmisi atau
1. Menanyakan
penyebaran
status kesehatan
mikroorganism
masa lalu dan
e patogen
jenis pengobatan
kepada tenaga
yang diberikan
2. Menanyakan kesehatan dan
kemampuan keluarga
keluarga dalam pasien
4. Mampu
memfasilitasi
meningkatkan
pengobatan
sistem
pasien
3. Memberikan kekebalan
resep tubuh pasien
pengobatan
Medication
(antipiretik
Prescribing
seperti
1. Mengetahui
parasetamol),
riwayat
dengan
penyakit
menuliskan
terdahulu dan
nama obat,
dampaknya
dosis, cara
terhadap
penggunaan
kesehatan
obat, dan efek
pasien
samping
pengobatan sekarang
2. Mengetahui
kemampuan
keluarga yang
nantinya akan
mempengaruhi
ketaatan
pasien dalam
mengonsumsi
obat yang
dianjurkan
3. Menghindari
terjadinya
peresepan obat
yang salah dan
meminimalisir
terjadinya efek
obat yang
tidak
diinginkan
Analgesic
Administration
Analgesic
Administration Untuk
mengetahui
Tentukan lokasi,
treatment yang
karakteristik,
tepat untuk
kualitas, dan derajat
mengatasi nyeri
nyeri sebelum
pada pasien.
pemberian obat Untuk
Cek instruksi dokter
memberikan cara,
tentang jenis obat,
jenis, dosis, dan
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi rute pemberian
Pilih analgesik yang obat yang tepat
diperlukan atau untuk pasien.
kombinasi dari Mengetahui jenis
analgesik ketika obat yang tidak
pemberian lebih dari boleh diberikan
satu untuk pasien.
Tentukan pilihan Menentukan
analgesik tergantung analgesik yang
tipe dan beratnya tepat dan efektif
nyeri untuk mengatasi
Tentukan analgesik nyeri pada pasien.
pilihan, rute Menentukan
pemberian, dan analgesik yang
dosis optimal tepat dan efektif
Berikan analgesik untuk mengatasi
tepat waktu terutama nyeri pada pasien.
saat nyeri hebat Untuk
memberikan cara,
jenis, dosis, dan
rute pemberian
obat yang tepat
utuk pasien.
Untuk memantau
kondisi pasien
atau
mengindentifikasi
masalah dan
mengevaluasi
respons pasien
terhadap
intervensi.
5 Risiko Setelah diberikan NIC LABEL : Bleeding Precautions
Pemantauan
perdarahan asuhan keperawatan Bleeding Precautions
berhubungan selama 3x24 jam, Memantau dengan dilakukan agar
dengan faktor maka diharapkan seksama apabila penanganan dapat
risiko demam pada pasien terjadi perdarahan segera dilakukan
koagulopati dapat teratasi, apabila terjadi
Memproteksi
(tromobositope dengan kriteria perdarahan
pasien dari trauma Mencegah
nia) hasil:
yang dapat terjadinya
NOC Label :
menyebabkan perdarahan yang
Blood Coagulation
perdarahan tidak disengaja
Meningkatkan Dengan
Menginstruksikan
kemampuan menggunakan
pasien
untuk sepatu, dapat
menggunakan
penggumpalan mencegah
sepatu saat berjalan
darah terjadinya
Menginstruksikan perdarahan yang
Hemoglobin
pasien untuk terjadi saat
dalam rentang
meningkatkan berjalan
normal (14-18 Vitamin K
konsumsi makanan
g/dL). berperan dalam
yang mengandung
Jumlah platelet vitamin K (alpukat, proses pembekuan
Mencegah
perdarahan gusi
Menghilangkan
peteke
2. Carilah jurnal penelitian yang berkaitan dengan kasus diatas dan lakukan
anlisis pada jurnal tersebut kemudian evidence based nursing dalam jurnal
aplikatif diterapkan pada tatanan perawatan Indonesia ? Jelaskan! [Jurnal
utama dan jurnal pendukung minimal 5 tahun terakhir dengan lokasi
penelitian di luar Indoensia (jika memungkinkan pada negara-negara yang
memiliki iklim tropik seperti Indonesia)]
Jurnal yang berjudul Zingiber officinale Roscoe Aqueous Extract
Modulates Matrixmetalloproteinases and Tissue Inhibitors of
Metalloproteinases Expressions in Dengue Virus-infected Cells: Implications for
Prevention of Vascular Permeability oleh Sharman, David, dan John (2015)
meneliti tentang efek ekstrak air dari Zingiber officinale Roscoe. Model
penelitian ini menggunakan teknik in vitro. Tingkat keparahan penyakit setelah
infeksi dengue virus (DV) adalah peningkatan permeabilitas vaskular yang dapat
menyebabkan syok hipovolemik. Matriks Metalloproteinases (MMPs) dipercaya
untuk sebagai peran kunci dalam penyebab keparahan itu. MMPs adalah
endopeptidase berikatan dengan seng termasuk dalam enzim yang memiliki
kemampuan untuk menurunkan komponen matriks ekstraselular spesifik (ECM).
Peran MMP-2 dan MMP-9 yang diproduksi oleh sel yang terinfeksi DV
menginduksi monolayer sel endotel in vitro sehingga permeabilitas dan
kebocoran vaskular pada tikus telah ditetapkan. Apalagi yang signifikan adalah
elevasi MMP-9 yang beredar dan MMP-2 pada pasien demam berdarah dan
hubungannya dengan keparahan penyakit dan kebocoran plasma dibandingkan
kontrol sehat. Penghambat jaringan metaloproteinase (TIMP), termasuk TIMP-1,
TIMP-2, TIMP-3 dan TIMP-4, mengatur multifungsi aktivitas metaloproteinase.
TIMPs menghambat kegiatan MMP. Infeksi DV meningkatkan produksi TIMP-1
dan TIMP-2 tapi tidak mengembalikan keseimbangan fisiologis antara MMP dan
TIMP menyebabkan permeabilitas vaskular.
Senyawa aktif biologis dari Jahe, termasuk 6-gingerol dan shogaol
dilaporkan efektif terhadap model in vitro pada berbagai kondisi penyakit
dengan cara memodulasi aktivitas gen MMP-2 dan MMP-9, serta sekresi
protein. Namun, khasiat ekstrak rimpang Z. officinale yang memodulasi MMPs
dan respons seluler TIMPs pada DHF / DSS sampai sekarang belum
dieksplorasi. Dalam penelitian ini, telah ditunjukkan bahwa infeksi DV secara
signifikan meningkatkan MMP-2 aktivitas proteolitik dan MMP-9 pada tingkat
yang lebih rendah. Peningkatan ini berkurang setelah perawatan dengan EDTA
(metaloproteinase inhibitor). Data ini menegaskan bahwa enzim
Metaloproteinase sebagai proteinase ini tergantung pada kalsium untuk aktivitas
optimalnya dan gelatin hidrolis. Kami menyelidiki efek penghambatan pada
aktivitas gelatinolitik MMP-2 dan MMP-9 oleh ekstrak air dari rimpang Z.
officinale dan oleh inhibitor MMPs yang diketahui, seperti EGCG.
Penelitian juga didukung oleh jurnal dengan judul Modulatory activities of
Zingiber officinale Roscoe methanol extract on the expression and activity of
MMPs and TIMPs on dengue virus infected cells dengan peneliti Sharma,
David, dan John (2015) mengatakan bahwa Zingiber officinale (ZOM) dengan
jumlah asam (setara dengan asam empedu) dalam g (252,89 0,56) dan
kandungannya (137,32 2,47) mg 6-gingerolper gram ekstrak. Nilai IC50 ZOM
adalah 221,5 g/mL untuk sel vero. Asam fenolat secara signifikan mampu
menurunkan ekspresi mRNA, MMP-2, dan MMP-9 dan mengatur ekspresi
mRNA, TIMP-1 dan TIMP-2 pada sel vero yang terinfeksi virus dengue. Dalam
penelitian juga mengatakan bahwa ZOM efektif dalam mengendalikan
permeabilitas yang disebabkan oleh virus dengue dengan cara pengurangan
aktivitas dan ekpresi pretease yang mampu menurunkan molekus adhesi
antarsel. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa ZOM efektif dalam
mengendalikan virus dengue dalam tubuh.
Pada kasus masalah keperawatan yang muncul salah satunya risiko syok.
Pada jurnal yang didapatkan bahwa ekstrak air dari rimpang Z. officinale dapat
menurunkan permeabilitas vaskuler yang akan mencegah terjadinya syok
hipovolemik. Intervensi ini belum aplikatif jika diterapkan di Indonesia sebab uji
klinis penelitian ini masih dalam bentuk in vitro dan perlu dilakukan pengujian
terhadap manusia. Namun penggunaan jahe dalam pengobatan demam berdarah
berpotensi di Indonesia melihat potensi jahe dan budidaya jahe di Indonesia
selain banyaknya penggunaan obat herbal di Indosesia dan diperlukan sumber
daya yang dapat mengolah jahe tersebut menjadi ektrak yang dapat digunakan
untuk pengobatan DHF.
3. Jelaskan HE yang bisa diberikan pada pasien dan keluarga berdasarkan
kasus!
- HE yang dapat diberikan pada pasien dan keluarga adalah secara umum tentang
DHF, yaitu :
1. Definisi dan pengetahuan umum DHF
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
infeksi salah satu serotipe virus dengue. Ini adalah penyakit nyamuk
yang disebabkan oleh genus Aedes salah satunya nyamuk Aedes Aegypti.
Dengue juga dikenal sebagai Breakbone Fever, Demam Berdarah,
Dandy Fever, Infectious Thrombocytopenic Purpura. Demam Berdarah
Dengue adalah manifestasi fatal virus dengue yang bermanifestasi
dengan diatesis perdarahan dan syok hipovolemik.
2. Gejala yang timbul
Demam tinggi, disebabkan karena infeksi.
Sakit kepala parah yang dapat menyiksa pasien.
Kerusakan pada getah bening dan pembuluh darah. Seiring virus
menyebar perlahan, bahkan getah bening dan pembuluh darah
pun terpengaruh.
Pendarahan. Pendarahan dari hidung dan gusi merupakan ciri
khas DBD.
Pembesaran hati. Virus dengue juga bisa menembus hati,
menyebabkan kerusakan fatal.
Kegagalan sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah
akhirnya akhirnya gagal jika penyakitnya tidak segera diobati.
3. Komplikasi yang dapat terjadi. Dengue Syok Syndrome merupakan gejala
umum pada syok yang akan datang meliputi sakit perut, muntah, dan
kegelisahan.
4. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan 3M Plus, selain itu ada banyak
pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu :
Hindari tempat yang ramai. Jauhi daerah pemukiman yang padat
penduduknya.
Pada nyamuk repellents gunakan repellents nyamuk yang ringan
untuk kulit, bahkan di dalam ruangan.
Pakaian yang tepat saat berada di luar ruangan, kenakan kemeja
lengan panjang dan celana panjang terselip di kaus kaki.
Lingkungan bebas nyamuk. Pastikan layar jendela dan pintu
aman dan bebas dari lubang atau gunakan kelambu.
Air yang stagnan Kosong atau tutup botol, kaleng, dan wadah
apapun dengan air tergenang karena ini bisa menjadi tempat
berkembang biak nyamuk.
(Marianne, 2016)
- Sementara HE yang dapat diberikan dalam mengatasi simptomatis dari DHF
adalah :
1. Demam. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam adalah :
Tidak memakai selimut atau gunakan selimut yang tipis dan
pakaian yang tipis
Pemakaian kompres hangat, untuk memicu vasodilatasi yang
dapat mengeluarkan panas tubuh
Pemberian obat antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh, misal
paracetamol
Anjurkan klien untuk meminum air putih yang banyak
Selalu memantau klien, anjarkan keluarga untuk pengukuran suhu
2. Aktivitas
Anjurkan keluarga klien untuk mengistirahatkan klien dan batasi
aktivitas selama sakit
Bantu klien dalam pemenuhan aktivitasnya sehari-hari
3. Nutrisi
Daryani, Shinta Intan Desky. (2016). Upaya Pencegahan Terjadinya Perdarahan dan
Syok pada Pasien DHF di RSUD Pandan Arang Boyolali. Retrieved from:
eprints.ums.ac.id/44585/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20UPLOAD.pdf
Marianne Belleza, RN. (2016). Dengue Hemorraghic Fever. Retrived from:
https://nurseslabs.com/dengue-hemorrhagic-fever/
RSIA Sakina Idaman. (2008). Terapi Diet untuk Pasien Demam Berdarah. Retrieved
from: http://sakinaidaman.com/berita/terapi-diet-untuk-pasien-demam-berdarah
Sharma, B.K., David C.K., dan John D.R. (2015). Zingiber officinale Roscoe Aqueous
Extract Modulates Matrixmetalloproteinases and Tissue Inhibitors of
Metalloproteinases Expressions in Dengue Virus-infected Cells: Implications for
Prevention of Vascular Permeability. Tropical Journal of Pharmaceutical
Research, 14 (8), page 1371-1381. ISSN: 1596-5996 (print); 1596-9827
(electronic) http://dx.doi.org/10.4314/tjpr.v14i8.8
Sharma, B.K., David C.K., dan John D.R. (2015). Modulatory activities of Zingiber
officinale Roscoe methanol extract on the expression and activity of MMPs and
TIMPs on dengue virus infected cells. Asian Pasific Journal of Tropical Disease,
5 (1), page 19-26. http://doi.org/10.1016/S2222-1808(15)60849-0
asimptomatik simptomatik
aktivasi sistem komplemen tidak spesifik
penurunan aktivitas
nyeri akut pusing risiko perdarahan
fatigue