Trauma
Aspiration
Infeksi
SEPSIS SIRS
Pancreatitis
Burn
SEPSIS dan SIRS
Severe Sepsis
Sepsis plus at least one of the following:
Areas of mottled skin
Capillary refill > 3 seconds
Urine output < 0.5cc/kg/hr for at least one hour or renal
replacement therapy
Elevated lactate (>2 to 3)
Abrupt change in mental status Septic Shock
Abnormal EEG findings Severe sepsis plus at least one of
Platelet count <100, 000
DIC the following:
ARDS MAP<65mmHg despite adequate
Cardiac dysfunction fluid resuscitation
Maintaining MAP>60-65mmHg
requires vasopressors:
Dopamine > 5g/kg/min
Norepinephrine < 0.25g/kg/min
Epinephrine < 0.25mg/min
Kondisi Tidak Balance pada Sepsis
Patogenesi SEPSIS
Tujuan dari resusitasi cairan: u/ mengembalikan tekanan pengisian dan arterial untuk mem
perbaiki perfusi end-organ dan metabolisme aerob, sementara meminimalkan overhidrasi
yang berlebihan, yang dapat mengarah pada edema pulmonal, ileus paralitik, dan sindrom
menekan kompartemen
Preload:
dapat diawali dengan pemberian cairan kristaloid (Ringers lactate), dapat dilanjutkan dengan cairan koloid (HES
[hydroxyethyl starch]) bila tidak terjadi perbaikan
Trauma
Aspiration
Infeksi
SEPSIS SIRS
Pancreatitis
Burn
MODS
Penatalaksanaan SEPSIS dan MODS
Pemantauan Hemodinamik
Pemantauan CVP, SCVO2
Terapi Volume
cairan intravena harus dimulai dengan bolus 500 cc secara cepat dan berulang baik cairan kristaloid
ataupun koloid sampai tercapai volume cairan resusitasi 20-40 cc/kgBB, hingga mencapai CVP 8-12
mmHg.
Obat- Obatan Vasoaktif
Setelah target CVP dicapai, obat-obatan vasopresor diberikan bila
pasien tetap hipotensif (tekanan arterial rerata <65mmHg).
dopamin (5-20 g/kg/menit intravena), noradrenalin (2-20g/menit),
fenilefrin (40-300g/menit) dan vasopresin (0,01-0,04 unit/menit).
Pemberian Eritrosit
Apabila SCVO2 tetap dibawah 70% setelah optimalisasi preload,
afterload dan saturasi oksigen arterial, kapasitas pembawa oksigen
pasien dapat ditingkatkan dengan pemberian PRC untuk mencapai
hematokrit di atas 30%.
Terapi Inatropik
Dukungan inotropik dengan dobutamin dapat memperbaiki depresi miokardial, namun
dapat juga memperlihatkan adanya hipovolemia terselubung oleh karena cara kerjanya
untuk meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan resistensi tekanan vaskular perifer.
Terapi Tambahan
Terapi steroid
Protein C teraktivasi
Kendali glikemik ketat dan perlindungan paru
jangan fokus pada wajahnya, tapi temukan
hewan didalamnya, dan ada berapa jumlah
nya?
Kegawatdaruratan
Keracunan Makanan
Paracelsus (1493-1541)
Grandfather of Toxicology
toxic
therapeutic increasing dose effect
effect
Cara seseorang mengalami keracunan
Patofisiologi, Penatalaksanaan
tergantung dari penyebab Bakteri
yang menimbulkan keracunan
Keracunan Makanan
Keracunan botolinum
Clostridium botolinum dihasilkan oleh kuman anaerob dngn sifat racun eksotoksin
mis : makanan kaleng
Masa laten beberapa jam - 48 jam Nitralisir dengan cairan : minum air
nafas, mulut, air seni berbau jengkol, putih banyak
sakit pinggang disertai sakit perut, Upayakan untuk muntah
nyeri waktu b.a.k/ disertai darah. Berikan norit 1 2 sendok makan
dengan air hangat
Pemberian analgetik
Keracunan jamur
Terjadi krn penyimpanan,pengolahan, yang tidak baik
Masa laten : beberapa menit 2 jam
Gejala : sakit perut, diare, mual, muntah, keringat banyak,
Penanganan : Netralisasi cairan, upayakan muntah, norit 1 2 sdm, berikan SA bila pe
rlu
Keracunan singkong
Singkong mengandung HCN
Masa laten 1 beberapa jam
Penanganan : Netralsasi cairan, berikan susu, upayakan muntah, berikan norit, 1 2 sdm
Keracunan Tempe Keracunan makanan basi
bongkrek Penyebab Staphylococcus aureus denga sifat
racun endotoksin/ enterotoksin
Tanda dan gejala:
Mengandung Baccillus cocovenans m
embentuk asam bongkrek Mual, muntah
Tanda dan gejala : Diare
Masa laten terjadi dalam beberapa Nyeri perut, kepala
jam Demam, dehidrasi dpt menyerupai disentri
Kejang perut, otot Penangan:
Sesak nafas, bisa terjadi kematian
Netralisasikan dengan cairan
Penangan:
Upayakan untuk muntah
Netralisir dengan cairan
Upayakan muntah Berikan norit1-2 sdk mkn dengan air hangat
Berikan norit 1-2 sendok mkn dngn Obati seperti kasus gastroenteritis
air hangat
Kegawatdaruratan
Diare
Definisi Diare
Diare
Buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasa
nya (normal 100 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang
meningkat
Etiologi
Faktor infeksi
Faktor malabsorpsi
Faktor makanan
Faktor psikologis
Manifestasi Kinis
Buang air besar dengan konsistensi Suara serak
cair > 3 kali sehari. Gangguan kardiovaskuler berupa
Demam nadi cepat, tekanan darah menur
Nyeri perut hingga keram un, pucat, akral dingin kadang sia
Mual dan muntah nosis, aritmia jantung.
Rasa haus yang berlebih anuria sampai gagal ginjal
Kulit kering
Turgor kulit buruk
Mata cekung
Mukosa bibir kering
Tulang pipi menonjol
Terdapat pernapasan kussmaul
akibat asidosis metabolic
Dampak diare terhadap tubuh
3. Gangguan Sirkulasi
Hiipoksia dan hipoperfusi
Shock hipovelemik
Asidosis
Komplikasi Diare
Dehidrasi Anemia
Syok hipovolemik Malnutrisi
Hipotensi ortostatik Hipoglikemia
Asidosis metabolic Hipokalemia
Syncope (pingsan saat berdiri Hiponatremia
yang disebabkan volume dara Intoleransi sekunder akibat ke
h berkurang) rusakan mukosa anus
Koma
Iritasi anus
Kejang
Gawat darurat
Terapi antibiotik