Oleh SGD 5 :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Pertanyaan
Seorang perempuan (29 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas.
Hasil pengkajian didapatkan data : klien diare, suhu tubun 39,2 derajar Celsius, RR: 30x/m,
klien mengalami gejala tersebut sejak 6 hari yang lalu. Keluarga mengatakan seminggu yang
lalu klien berada di Iran untuk urusan bisnis. Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan
penunjang makan pasien didiagnosa suspek (MERS).
1. Definisi MERS adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona
yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan hingga berat. Gejalanya adalah
demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-
morbid. Virus ini merupakan jenis baru dari kelompok Corona virus (Novel Corona
Virus). Virus ini pertama kali dilaporkan pada bulan September 2012 di Arab Saudi. Virus
SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan
pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS CoV. Virus ini termasuk baru dan
hingga kini belum ditemukan vaksin untuk mencegahnya. Namun, virus ini cepat
menghilang di udara. Virus Corona sangat mudah menyebar melalui udara.
(Rampengan,2016)
2. Etiologi MERS dijelaskan dalam jurnal Middle East Respiratory Syndrome karya
Rampengan mengemukakan bahwa pada awalnya, virus ini dinamakan Human
Coronavirus-EC, tapi kemudian oleh konsensus global diubah menjadi MERS-CoV. Virus
ini merupakan spesies beta Coronavirus garis keturunan C yang baru saja ditemukan dan
menginfeksi manusia. Struktur genom MERS-CoV menggambar-kan dipeptil-peptidase 4
(DPP4, atau CD26) diidentiikasi sebagai reseptor host-sel untuk entry sel. MERS-CoV
berasal dari keluarga Corona virus. Corona virus pada manusia pertama kali
diklasifikasikan pada pertengahan 1960-an. Alpha, beta, gamma dan delta merupakan sub
kelompok Corona virus. Saat ini ada enam Corona virus yang dapat memengaruhi
manusia yaitu:
- Corona virus Alpha: Corona virus 229E manusia dan Corona virus NL63 manusia
(HCoV-NL63, New Haven coronavirus).
- Corona virus Beta: Corona virus OC43 manusia, Corona virus HKU1 manusia,
SARS-CoV, dan MERS-CoV
MERS-CoV pertama kali dilaporkan di Arab Saudi. Asal virus ini masih belum
diketahui. Studi awal menunjukkan bahwa MERS-CoV mungkin berhubungan
dengan virus Zoonosis yang ditemukan di kelelawar, tetapi bukti yang terbaru
menunjukkan bahwa virus ini mungkin lebih banyak ditemukan pada unta. Corona
virus biasanya menginfeksi satu jenis spesies atau yang terkait erat. Hal ini
berdasarkan penyelidikan 2 kasus manusia yang terinfeksi MERS-CoV bulan Oktober
2013 dan dilakukan pemeriksaan pada unta Dromedaris di sebuah peternakan di Qatar
yang terkait dengan 2 kasus tersebut. MERS-CoV secara virologi dikonfirmasi
melalui spesimen hidung unta tersebut. Kemungkinan penularan MERS dapat melalui
kontak langsung dari percikan dahak dan tidak langsung melalui kontak dengan benda
yang terkontaminasi virus. (Rampengan,2016)
3. Patofisiologi MERS. MERS-CoV menyerang sel makrofag, menyebabkan pelepasan
sitokin proinflamasi, dapat berakibat pneumonia berat dan kegagalan pernapasan. Sel
endotel pembuluh darah jaringan interstisial paru juga dapat terinfeksi oleh MERS-CoV.
Karena reseptor virus DPP4 juga terdapat pada sel dan jaringan tubuh manusia lainnya,
dapat terjadi penyebaran infeksi ke organ lain yang bisa berakibat fatal. Kebanyakan
pasien yang terinfeksi MERS-CoV mengalami penurunan jumlah sel limfosit seperti pada
pasien yang terinfeksi SARS. Hal ini akibat penyerapan sel imun yang diinduksi sitokin
dan pelepasan serta induksi monocyte chemotactic protein-1 (MCP-1) dan interferon
gamma-inducible protein-10 (IP-10), yang menekan proliferasi sel-sel progenitor mieloid
manusia.
4. Tanda dan gejala dari MERS adalah memiliki kemiripan dengan sindrom pernapasan
akut berat (SARS). Keduanya sama-sama pneumonia yang disebabkan oleh virus.
Meskipun gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri dan virus sama, namun virus
lebih berbahaya dari pada bakteri. Ini karena virus penyebab pneumonia tinggi sekali
virulensinya. Virulensi merupakan kemampuan virus menyebabkan penyakit. Pada
pneumonia yang disebabkan virus, perkembangan penyakit bisa hanya dalam hitungan
jam, bukan hari lagi. Sehingga sekali gejala muncul, pasien perlu segera memeriksakan
diri untuk mencegah perkembangan penyakit semakin luas. Masa inkubasi dari virus
hingga menyebabkan penyakit adalah dua hingga 14 hari. Sehingga mungkin saja
seseorang terinfeksi virus corona MERS di Timur Tengah dan kemudian gejala baru
timbul begitu sudah kembali ke negara asal.
Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui dalam rangka mengenali apa saja yang
menjadi tanda-tanda orang terkena virus yang satu ini. Karena menyerang
saluran pernafasan maka berikut tanda-tanda penyakit MERS antara lain adalah sebagai b
erikut :
Namun, tidak semua gejala tersebut akan terjadi pada setiap orang. Seperti diare
dan gagal ginjal, hanya beberapa orang saja yang mengalaminya.Virus ini akan
menyerang penderita yang miliki kekebalan tubuh rendah. Mereka seperti lansia, orang
yang mudah lelah, anak kecil, serta mereka yang sedang dalam perjalanan.
(Rampengan,2016)
5. Pemeriksaan fisik dan penunjang yang perlu dilakukan pada pasien diatas yaitu
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada pasien dengan MERS pada umumnya
mengacu pada prinsip B6 yaitu Breathing, Blood, Brain, Bladder, Bowel, dan Bone.
Sedangkan berdasarkan kasus maka pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk pasien
adalah sebagai berikut :
- B1 (breathing)
Pada inspeksi didapatkan pasien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak
napas, penggunaan otot bantu napas dan peningkatan frekuensi pernapasan.
Auskultasi bunyi napas tambahan seperti ronki pada pasien dengan peningkatan
produksi secret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada
pasien penurunan tingkat kesadaran (koma). Pada pasien dengan tingkat
kesadaran komposmentis, pengkajian inspeksi pernapasannya tidak ada kelainan.
Palpasi torak didapatkan taktil vremitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak
didapatkan bunyi napas tambahan.
- B5 (bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual
muntah pada fase akut. Mual sampai muntah disebabkan oleh peningkatan
produksi asam lambung sehingga menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi. Pola
defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltic usus. Adanya
inkontinensia yang berlanjut menunjukkan kerusakan neurologis luas
(Rampengan, 2016).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk penyakit MERS sesuai dengan
kasus adalah sebagai berikut :
- Spesimen dari Saluran Napas Atas dan Bawah
Berdasarkan kasus pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas.
Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan virus Influenza A dan B, virus
influenza A subtype H1 dan H3 dan H5, dan H5N1 yang mungkin ada di tubuh
pasien.
Dosis
Agent
CrCl>50mL/min CrCl2050mL/min CrCl<20mL/min or on dialysis
Dosis 2000 mg
2000 mg dosis,
po, diikuti 600
diimbuhi 1200 mg po Dosis 250 mg po, diikuti 200 mg
mg po per 8 jam
per 8 jam selama 4 po setiap 6 jam selama 4 hari
Ribavirin selama 4 hari
hari kemudian 600 mg kemudian 200 mg po setiap 12 jam
kemudian 200 mg
po per 8 jam selama selama 4-6 hari.
po per 8 jam
4-6 hari.
selama 4-6 hari.
interferon-
180 mcg subkutan sekali seminggu (sampai 2 minggu)
2a
Daftar Pustaka
Elsevier. (2014). Middle East Respiratory Syndrome Corona virus, MERS-Cov. Conclusions
from the 2nd Scientific Advisory Board Meeting of the WHO Collaborating Center for Mass
Gathering Medicine, Riyadh. International Journal of Infectious Disease, 51-53
Kementrian Kesehatan RI .2013. Infection prevention and control during health care for
probable or confirmed cases of novel coronavirus (nCoV) infection - Interim Guidance.
Retrieved May, 24 2017 from http://www.depkes.go.id/resources/download/puskes-haji/5-
pedoman-pencegahandan-pengendalian-infeksi-mers-cov.PDF
Rampengan, N,. H. (2016). Middle Respiratory East Syndrom. Junal E-Biomedik Vol. 8, No.
1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado