Efi Isnayni
FKM UA, 3fiisna@gmail.com
Alamat Korespondensi: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK
Imunisasi merupakan upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian pada anak, karena imunisasi merupakan
pencegahan primer yang efektif untuk mengurangi serangan penyakit infeksi. Namun angka cakupan imunisasi saat ini
belum mencapai target yang ditentukan. Banyak faktor yang memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar bayi diantaranya
yaitu faktor dari orang tua dan keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengetahuan ibu dan
peran keluarga dengan status imunisasi dasar bayi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel
dalam penelitian ini yaitu 46 ibu bayi usia 912 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pucuk Kabupaten
Lamongan. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-Square dengan derajat kemaknaan = 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan ibu (p = 0,027), peran keluarga inti (p = 0,007), dan peran keluarga
non inti (p = 0,020) dengan status imunisasi dasar bayi. Tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status
imunisasi dasar bayi (p = 0,725). Kesimpulan penelitian adalah pengetahuan ibu serta peran keluarga mempunyai peranan
penting untuk meningkatkan cakupan imunisasi dasar bayi. Perlu dilakukan peningkatan KIE pada ibu tentang imunisasi
dasar lengkap yang harus diperoleh bayi. Memberikan motivasi pada orang tua maupun keluarga untuk selalu berperan
dalam kelengkapan imunisasi dasar bayi, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah di sediakan agar kesehatan
bayi selalu terjaga.
ABSTRACT
Immunization is the governments efforts to reduce children mortality, because immunization is an effective primary
prevention to reduce infectious diseases. But the sufficient immunization number is still far to achieve the targets specified.
There are many factors influence such as parents and families. The purpose of this study was to analyze the connection of
the mothers knowledge and family roles and basic immunization status. This research was an observational analytic study
using cross sectional design. The sampling used cluster random sampling. Sampling in this research were 46 mothers of
infants aged 912 month in community health center of Pucuk Lamongan. Analysis of the data used was the chi-square
test with significance level of 0.05. The results showed a connection between mothers knowledge (p = 0.027), the role
of the nuclear family (p = 0.007), and the role of non-core family (p = 0.020) with basic immunization status. There is no
connection between familys income and basic immunization status, (p = 0.725). The conclusions of the results this study
of the mothers knowledge, the role of the nuclear family and non-core family has an important part to increase basic
immunization coverage. As to develop KIE complete for mothers about basic immunization which should be obtained for
infant. Motivate parents and family to always apply completeness of basic immunization, and utilize the health care that
has been provided to maintain the health of her infant.
2016 FKM_UNAIR All right reserved. Open access under CC 360 BY SA license doi: 10.20473/jbe.v4i3. 2016. 360370
Received 23 March 2016, received in revised form 8 December 2016, Accepted 29 December 2016, Published online: 21 January 2017
Efi Isnayni, Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga dan... 361
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi 2014 (GAIN UCI 20102014) alasan anak tidak
(PD3I) yang saat ini menjadi program pemerintah imunisasi atau tidak lengkap mendapatkan imunisasi
yaitu, Hepatitis B, BCG, Polio, DPT-Hib, dan yaitu pengetahuan ibu yang kurang, takut akan
Campak. Imunisasi dasar ini bagian dari imunisasi efek samping yang ditimbulkan setelah imunisasi.
rutin di mana pelaksanaannya dilaksanakan secara Penundaan terhadap imunisasi dasar bayi juga
terus menerus sesuai jadwal, diberikan pada bayi menjadi alasan mengapa anak tidak lengkap
sebelum berusia satu tahun (Kemenkes RI, 2013)c. imunisasinya, kurang percaya tentang manfaat yang
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia diperoleh setelah imunisasi, adanya rumor yang
didapatkan hasil surveilans penyakit yang dapat buruk tentang pemberian imunisasi dasar, jarak
dicegah dengan imunisasi pada tahun 2014, pelayanan untuk melakukan imunisasi terlalu jauh,
incidens rate campak di Indonesia 5,13 per 100.000 jadwal imunisasi dasar yang tidak tepat, petugas
penduduk. Sedangkan incidens rate campak di Jawa imunisasi tidak hadir pada saat jadwal imunisasi,
Timur sebesar 2,78 per 100.000 penduduk. Pada dan kurangnya vaksin yang disediakan oleh petugas.
tahun 2014 di Jawa Timur proporsi kasus campak Kesibukan orang tua juga menjadi salah satu alasan
yang divaksinasi yaitu 33,15% dan difteri sebesar mengapa anak tidak imunisasi atau tidak lengkap
68,14%, (Kemenkes RI, 2015). mendapatkan imunisasi, dan mungkin karena adanya
Universal Child Immunization (UCI) merupakan masalah keluarga seperti ibu yang sedang sakit, dan
gambaran suatu desa/kelurahan di mana 80% biaya untuk melakukan imunisasi pada anak tidak
dari jumlah bayi yang ada di dalam desa/kelurahan terjangkau (Rahmawati, 2014).
tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar Data Riskesdas 2013 menyebutkan beberapa
lengkap. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child alasan anak tidak di imunisasi atau tidak
Immunization (UCI) di Indonesia menurut Profil mendapatkan imunisasi dasar lengkap antara lain
Kesehatan Indonesia pada tahun 2014 meningkat karena takut anaknya panas akibat imunisasi yang
dibanding tahun 2013. Pada tahun 2013 yaitu diberikan, keluarga tidak mengizinkan anak untuk
80,23% dan pada tahun 2014 sebanyak 81,82%, di imunisasi, tempat imunisasi jauh, kesibukan orang
namun angka ini belum memenuhi target, karena tua, seringnya anak sakit, dan tidak tahu tempat
target UCI Desa/ Kelurahan tahun 2014 adalah imunisasi. Berdasarkan karakteristik ibu didapatkan
100%. Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Jawa cakupan imunisasi dasar lengkap anak tertinggi
Timur pada tahun 2013 adalah 84,85%, dan pada adalah pada ibu dengan pendidikan lulus perguruan
tahun 2014 adalah 85,84%. Angka ini menunjukkan tinggi, dan semakin tinggi sosial ekonomi keluarga
adanya peningkatan cakupan imunisasi pada Desa/ maka semakin tinggi persentase imunisasi dasar
Kelurahan UCI, namun belum mencapai target yang lengkap pada anak (Kemenkes RI, 2013)b.
ditentukan (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan Permenkes RI, Nomor 42 Tahun
Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan 2013, program imunisasi dasar yang saat ini menjadi
Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, persentase program pemerintah yaitu, pemberian imunisasi
bayi (< 1 tahun) yang mendapatkan imunisasi Hepatitis B satu kali, BCG satu kali, Polio empat
dasar lengkap di Jawa Timur yaitu 74,5%, yang kali, DPT-Hib tiga kali, dan Campak satu kali
mendapatkan imunisasi dasar tidak lengkap yaitu (Kemenkes RI, 2013)c. Program imunisasi dasar
21,8%, dan tidak mendapatkan imunisasi sebanyak lengkap saat ini pada kenyataanya tidak seluruhnya
3,7% (Kemenkes RI, 2013)a. Angka tersebut belum berhasil, banyak faktor yang menyebabkan
memenuhi standar cakupan imunisasi dasar yang kelengkapan imunisasi dasar tersebut.
ditargetkan yaitu 93% (Direktorat Jenderal PP & Cakupan Desa/Kelurahn UCI Tahun 2015 di
PL, 2014). Persentase anak umur 1259 bulan Puskesmas Pucuk Kabupaten Lamongan belum
di Kabupaten Lamongan berdasarkan Riskesdas tercapai, karena persentase Desa UCI Puskesmas
Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 yaitu 72,2% anak Pucuk baru mencapai 35,29%, alasan diambilnya
yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan Puskesmas Pucuk sebagai penelitian yaitu Puskesmas
27,8% anak yang mendapatkan imunisasi dasar tidak ini merupakan Puskesmas dengan status Desa UCI
lengkap, dan cakupan ini juga belum memenuhi terendah ke dua dari seluruh Kecamatan yang ada di
target yang ditentukan (Kemenkes RI, 2013)a. Kabupaten Lamongan. Status bayi dengan imunisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan dasar lengkap juga belum tercapai, karena persentasi
No.482 tentang Gerakan Akselerasi Imunisasi bayi dengan imunisasi dasar lengkap yaitu 65,69%
Nasional Universal Child Immunization 2010 (Dinkes Lamongan, 2015).
362 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 3, September 2016: 360370
Masih rendahnya cakupan imunisasi dasar peneliti melakukan kunjungan ke rumah ibu bayi
lengkap ini tidak lepas dari peran keluarga yang baik untuk melakukan penelitian. Sebelum membacakan
dalam mengenal masalah kesehatan. Masyarakat kuesioner peneliti menjelaskan dan meminta
menolak dilakukan imunisasi dasar pada bayi persetujuan kepada ibu, setelah ibu setuju kemudian
mereka karena pengetahuan tentang kesehatan mengisi lembar inform consent. Selanjutnya
kurang, kurangnya dukungan dari keluarga lain serta peneliti melakukan wawancara pada ibu bayi
faktor kebudayaan (Zainiyah, 2011). dengan menggunakan kuesioner dan peneliti juga
Hasil penelitian sebelumnya di Desa Batursari mengobservasi buku KMS bayi untuk mengetahui
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak pada status kelengkapan imunisasi dasar bayi.
tahun 2013, menunjukkan adanya hubungan antara Setelah data terkumpul kemudian melakukan
peran keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar tabulasi data dan menganalisis dengan menggunakan
lengkap pada bayi usia 1012 bulan (Giantiningsih, uji Chi-Square untuk melihat hubungan antara
2013). Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas variabel bebas dan variabel terikat. Hasil disajikan
Antara Kota Makassar tahun 2014 menunjukkan dengan bentuk distribusi frekuensi. Melakukan
tidak ada hubungan antara dukungan keluarga perhitungan nilai OR untuk melihat berapa kali besar
dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi kemungkinan suatu paparan terhadap terjadinya
(Makamban, 2014). outcome, bila nilai OR tidak melewati angka 1 maka
Berdasarkan hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa OR bermakna secara statistik,
diatas, maka dalam penelitian ini bertujuan untuk dan jika nilai OR melewati angka 1 maka OR tidak
menganalisis tentang hubungan antara pengetahuan bermakna secara statistik.
ibu, pendapatan keluarga dan peran keluarga dengan
status imunisasi dasar pada bayi yang ada di wilayah
HASIL
kerja Puskesmas Pucuk Kabupaten Lamongan.
Karakteristik Ibu
METODE Karakteristik ibu merupakan ciri yang dimiliki
ibu dan secara alamiah melekat pada diri ibu.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu
Beberapa karakteristik ibu diantaranya yaitu umur
observasional analitik, dengan rancangan cross
ibu, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pendapatan
sectional di mana melakukan identifikasi terhadap
keluarga, dan pengetahuan ibu, Karakteristik tersebut
paparan (exposure) dan hasil (outcome) dalam
akan disajikan dalam tabel 1.
waktu yang bersamaan pada setiap subjek penelitian
(Swarjana, 2012). Lokasi penelitian ini di wilayah
kerja Puskesmas Pucuk Kabupaten Lamongan Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu
pada bulan OktoberDesember 2015. Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu bayi usia 912 Karakteristik ibu Jumlah %
bulan yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Umur ibu
< 20 tahun 3 6,5
Pucuk Kabupaten Lamongan yaitu berjumlah 189
20< 30 tahun 27 58,7
orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik 3049 tahun 16 34,8
cluster random sampling, dan terpilih 3 cluster atau Status pekerjaan ibu
3 desa. Sampel yang diambil adalah seluruh ibu bayi Bekerja 18 39,1
dalam 3 Desa tersebut yaitu sebanyak 46 orang. Data Tidak bekerja 28 60,9
sampel diperoleh dengan cara melihat buku register Pendidikan ibu
PT 6 13,0
kohort bayi yang berada pada masing-masing Bidan SMA 17 37,0
Desa, kemudian menghitung jumlah bayi berusia SMP 19 41,3
912 bulan dan mencatat nama bayi, nama ibu serta SD 4 8,7
alamat ibu. Pendapatan keluarga
Teknik pengambilan data yang di gunakan UMR 22 47,8
< UMR 24 52,2
dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara pada
Pengetahuan ibu
ibu bayi menggunakan kuesioner dan melihat buku
Baik 23 50,0
KMS bayi. Setelah didapatkan seluruh data ibu bayi Cukup 13 28,3
usia 912 bulan yang berada pada 3 desa tersebut Kurang 10 21,7
Efi Isnayni, Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga dan... 363
wawancara terhadap ibu bayi, mayoritas mereka bayi hanya mendapatkan imunisasi yang sesuai
mengatakan bahwa peran nenek yang paling banyak dengan jadwal umurnya ketika itu, dengan kata lain
memberikan dukungan terhadap kelengkapan imunisasi yang tertunda tetap dibiarkan, atau tidak
imunisasi dasar bayi, karena pada tempat penelitian diberikan pada bayi.
ini masih banyak ibu yang tinggal dengan orang Sebagian ibu bayi 4 orang (40%) beralasan
tuanya, sehingga untuk mengurus bayinya sebagian kenapa anak tidak mendapatkan imunisasi dasar
besar dibantu orang tuanya termasuk tentang status lengkap karena ibu tidak tahu, ibu hanya mengikuti
imunisasi dasar bayi. apa yang diberikan bidan.
95%CI = 1,305 < OR < 29,459 yang menunjukkan imunisasi dasar tidak lengkap. Hasil penelitian di uji
bahwa OR bermakna secara statistik. menggunakan Chi-Square yang ditunjukkan dalam
tabel 5.
Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status
Imunisasi Dasar Bayi
Tabel 5. Hubungan Peran Keluarga Inti dengan
Hasil penelitian yang di uji menggunakan Status Imunisasi Dasar Bayi
Chi-Square disajikan dalam tabel 4.
Status
Status
Imunisasi
Tabel 4. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Peran Imunisasi Jumlah
tidak
Status Imunisasi Dasar Bayi Keluarga Inti Lengkap
Lengkap
n % n % n %
Status
Status Mendukung 33 86,8 5 13,2 38 100
Peran Imunisasi
Imunisasi Jumlah tidak 3 37,5 5 62,5 8 100
Keluarga tidak
Lengkap mendukung
Inti Lengkap
Total 36 78,3 10 21,7 46 100
n % n % n %
UMR 18 81,8 4 18,2 22 100
< UMR 18 75,0 6 25,0 24 100
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan
Total 36 78,3 10 21,7 46 100 pada tabel 5 dapat di lihat bahwa peran keluarga inti
yang mendukung mayoritas memiliki bayi dengan
Hasil penelitian yang disajikan pada tabel status imunisasi dasar lengkap yaitu sebanyak 33
4 terlihat bahwa ibu yang memiliki pendapatan orang (86,8%), sedangkan peran keluarga inti yang
keluarga UMR maupun < UMR mayoritas tidak mendukung mayoritas memiliki bayi dengan
memiliki bayi dengan imunisasi dasar lengkap. Ibu status imunisasi dasar tidak lengkap yaitu sebesar
bayi dengan pendapatan keluarga UMR yaitu 5 orang (62,5%). Nilai signifikansi p value = 0,007
sebanyak 18 orang (81,8%) dan ibu bayi dengan (p < ) artinya ada hubungan antara peran keluarga
pendapatan < UMR yaitu sebanyak 18 orang (75%). inti dengan status imunisasi dasar bayi di wilayah
Nilai signifikansi p value = 0,725 (p > 0,05) artinya kerja Puskesmas Pucuk Kabupaten Lamongan. Hasil
tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga analisis juga diperoleh nilai contingency coefficient
dengan status imunisasi dasar bayi di wilayah kerja sebesar 0,413 yang artinya terdapat hubungan yang
Puskesmas Pucuk Kabupaten Lamongan. Tidak cukup antara peran keluarga inti dengan status
adanya hubungan dalam penelitian ini karena imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas
antara ibu yang memiliki pendapatan keluarga < Pucuk Kabupaten Lamongan. OR sebesar 11 yang
UMR maupun UMR mayoritas memiliki bayi berarti ibu bayi dengan peran keluarga inti yang
dengan status imunisasi dasar lengkap. Nilai OR mendukung mempunyai kemungkinan 11 kali
yang didapatkan sebesar 1,5 yang berarti ibu bayi bayi memiliki status imunisasi dasar lengkap dan
dengan pendapatan keluarga UMR mempunyai 95% CI = 1,984 < OR < 60,986 yang menunjukkan
kemungkinan 1,5 kali bayi memiliki status imunisasi bahwa OR bermakna secara statistik.
dasar lengkap dan 95%CI = 0,361 < OR < 6,230 Berdasarkan hasil wawancara terhadap ibu bayi
yang menunjukkan bahwa OR tidak bermakna terlihat bahwa peran keluarga inti yang dalam hal ini
secara statistik. adalah orang tua (ayah, ibu) sangat memengaruhi
status imunisasi dasar bayi. Di mana mayoritas ibu
Hubungan Peran Keluarga Inti Dengan Status yang mendukung terhadap imunisasi bayi memiliki
Imunisasi Dasar Bayi bayi dengan status imunisasi lengkap, sebaliknya
peran keluarga inti yang tidak mendukung terhadap
Responden yaitu ibu bayi yang berada pada imunisasi dasar bayi mayoritas memiliki bayi dengan
wilayah kerja Puskesmas Pucuk Kabupaten status imunisasi dasar tidak lengkap.
Lamongan. Berdasarkan peran keluarga inti
disini di kategorikan menjadi 2, yaitu peran yang Hubungan Peran Keluarga Non Inti dengan
mendukung dan peran yang tidak mendukung, Status Imunisasi Dasar Bayi
Status kelengkapan imunisasi dasar bayi di sini
terdiri dari status imunisasi dasar lengkap dan status Berdasarkan peran keluarga non inti di sini
di kategorikan menjadi 2, yaitu mendukung dan
366 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 3, September 2016: 360370
penyakit polio karena anak tersebut belum pernah berhubungan erat dengan status sosial ekonomi.
mendapatkan imunisasi polio, sehingga seorang Besarnya pendapatan keluarga juga berhubungan
ibu akan mengimunisasikan anaknya agar tidak dengan kebiasaan hidup keluarga, faktor psikologi
menderita sakit polio seperti anak tetangganya. individu dan keluarga dalam masyarakat. Angka
Pengetahuan tentang imunisasi dasar yang dimiliki kematian bayi mempunyai hubungan yang erat
seseorang akan membentuk tindakan dalam diri dengan pendapatan. Pada umumnya telah diketahui
orang tersebut untuk melakukan atau tidak angka kematian bayi dan balita meningkat pada status
melakukan imunisasi dasar pada bayinya. sosial ekonomi yang rendah. Notoatmodjo (2007),
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa menilai hubungan
Rini (2009), bahwa ada hubungan pengetahuan antara tingkat pendapatan dengan pemanfaatan
ibu tentang imunisasi dasar lengkap dengan status pelayanan kesehatan maupun pencegahannya
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Namun hal adalah hal yang sering dilakukan. Seseorang
ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Makamban kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
(2014), yang menyatakan tidak terdapat hubungan ada mungkin karena tidak mempunyai cukup uang
yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan untuk membeli obat, membayar transport, dan
cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi. Pada sebagainya.
penelitian ini di jelaskan bahwa faktor pengetahuan Pendapatan keluarga dalam penelitian
tidak memberikan efek positif maupun negatif ini, tidak menjadi salah satu faktor seseorang
kepada responden terhadap status imunisasi anak, membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi
karena yang mempunyai pengetahuan cukup dan dasar lengkap, karena dari segi biaya imunisasi
kurang sama perilakunya di dalam memberikan tidak membutuhkan uang yang cukup banyak
imunisasi anak. untuk mendapatkannya, karena untuk memperoleh
imunisasi dasar bayi di Posyandu maupun
Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Puskesmas dapat diperoleh tanpa di pungut biaya.
Imunisasi Dasar Bayi Pemberian imunisasi dasar ini merupakan program
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan Kementerian Kesehatan RI sebagai bentuk nyata
keluarga sebagian besar yaitu < UMR. Berdasarkan pemerintah untuk mencapai MDGs, khususnya
hasil wawancara dengan ibu bayi, mereka menurunkan atau menekan angka kematian pada
mengatakan hanya sebagai ibu rumah tangga yang anak. Kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dalam
mengurus anak di rumah, mereka tidak memiliki penelitian ini tidak dapat di buktikan hanya dari
pekerjaan lain yang dapat menghasilkan uang, segi pendapatan keluarga, namun banyak faktor
sehingga mereka hanya mengharapkan pemasukan lain yang dapat mendorong seseorang agar anaknya
dari suami untuk memenuhi kehidupannya, termasuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap, antara lain
untuk pemeliharaan kesehatan anak. faktor pengetahuan, pendidikan, dan perilaku.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oyefara
bahwa ibu yang memiliki pendapatan keluarga (2014), tentang sosial ekonomi dengan status
UMR maupun < UMR mayoritas memiliki bayi imunisasi anak, didapatkan bahwa sosial ekonomi
dengan status imunisasi dasar lengkap. Penelitian memengaruhi status imunisasi anak. Karena 90,9%
ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ibu dengan sosial ekonomi tinggi telah sepenuhnya
pendapatan keluarga dengan status imunisasi dasar mengimunisasikan anak mereka, sedangkan
bayi, hal ini disebabkan karena antara ibu yang hanya 45,3% ibu dengan sosial ekonomi rendah
memiliki pendapatan keluarga UMR maupun sepenuhnya mengimunisasikan anaknya. Maka
< UMR memiliki bayi dengan imunisasi dasar perlunya untuk melakukan pendekatan holistik
lengkap. Perbedaan pendapatan keluarga dalam kepada semua ibu dari seluruh masyarakat tanpa
penelitian ini tidak memengaruhi bayi untuk melihat kelas sosialnya, tentang pentingnya
mendapatkan imunisasi, karena hampir semua melakukan imunisasi pada anak. Sehingga cakupan
bayi mendapatkan imunisasi tidak di pungut biaya. imunisasi dapat terpenuhi 100% dan menurunkan
Imunisasi dasar merupakan program pemerintah angka morbiditas dan mortalitas anak pada seluruh
yang diberikan melalui Puskesmas dan Posyandu wilayah kota.
yang berada pada masing-masing wilayah. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Albertina
Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh dkk (2008), bahwa tidak ada hubungan antara
Noor (2008), bahwa pendapatan keluarga sangat pendapatan per kapita dengan kelengkapan imunisasi
368 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 3, September 2016: 360370
dasar bayi, namun penelitian ini tidak sesuai dengan keterlibatan orang tua sebagai orang pertama yang
penelitian Rini (2009), yang menyatakan bahwa selalu bersama dan dapat merawat bayi. Sehingga
adanya hubungan antara variabel tingkat pendapatan dapat berperan penting dalam status imunisasi dasar
keluarga dengan status kelengkapan imunisasi dasar bayi.
pada bayi, dengan nilai p < 0,05. Tugas keluarga di bidang kesehatan yang perlu
dilakukan yaitu memutuskan tindakan kesehatan
Hubungan Peran Keluarga Inti Dengan Status yang tepat bagi keluarga, memanfaatkan fasilitas
Imunisasi Dasar Bayi kesehatan di sekitarnya. Termasuk peran orang tua
Peran keluarga menggambarkan seperangkat untuk memberikan kelengkapan imunisasi dasar bagi
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang bayinya, karena ini termasuk upaya keluarga yang
berhubungan dengan individu alam posisi situasi utama yaitu mencari pertolongan yang tepat sesuai
tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari dengan kebutuhan keluarga (Suprajitno, 2004).
oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, Penelitian ini sesuai dengan penelitian
kelompok dan masyarakat (Giantiningsih, 2013). Setyowati dkk (2013), bahwa p = 0,0001 < 0,05
Orang tua sangat berperan dalam kelengkapan maka menunjukkan ada hubungan peran ayah dalam
imunisasi dasar bayi, karena imunisasi adalah upaya keluarga dengan keikutsertaan balita usia 2-24 bulan
pencegahan terhadap terjadinya penyakit infeksi. dalam pelaksanaan imunisasi DPT di Desa Pace
Oleh karena itu sebelum muncul penyakit yang Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Penelitian ini
dapat menghabiskan kekuatan sumber daya dan juga sesuai dengan penelitian Winarsih (2013),
dana keluarga maka terlebih dahulu memberikan p = 0,000 < 0,05 yang menunjukkan bahwa
imunisasi dasar lengkap pada bayi sehingga dapat terdapat hubungan antara peran orang tua dalam
mencegah dari terserangnya penyakit infeksi pemberian imunisasi dasar dengan status imunisasi
tersebut. Menurut Suprajitno (2004), orang tua bayi di wilayah kerja Puskesmas Dringu Kabupaten
perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan- Probolinggo. Adanya peran yang buruk dari kedua
perubahan yang dialami anggota keluarga. Karena orang tua terhadap pemberian imunisasi dasar dan
kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak sebagian besar bayi mendapatkan imunisasi dasar
boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segalanya yang tidak lengkap.
tidak akan berarti dan karena kesehatan kadang
Hubungan Peran Keluarga Non Inti dengan
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
Status Imunisasi Dasar Bayi
habis.
Berdasarkan penelitian Setyowati dkk (2013), Peran keluarga non inti cukup berhubungan
bahwa sebagian besar ayah memiliki peran aktif dengan status imunisasi dasar bayi di wilayah kerja
di dalam keluarganya yaitu sebagai pengambil Puskesmas Pucuk Kabupaten Lamongan, dan besar
keputusan, melindungi dari bahaya atau risiko, serta kemungkinan ibu bayi dengan peran keluarga non
memberikan dukungan motivasi kepada istrinya, inti yang mendukung memiliki bayi dengan status
sedangkan beberapa responden memiliki peran imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan teori yang
pasif dalam keluarganya yaitu tidak melakukan diungkapkan Ali (2006), siklus kehidupan dalam
peranannya. Selain itu ayah yang berperan pasif keluarga salah satunya yaitu keluarga yang sedang
tidak ikut serta dalam merawat anak ketika anaknya mengasuh anak, yang dimulai dari kelahiran anak
sakit. hingga berusia 30 bulan. Tugas keluarga disini
Menurut Wong (2008), menyatakan bahwa yaitu merekonsialiasi tugas perkembangan yang
sebagai kunci untuk menjaga dan merawat anak bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga,
adalah orang tuanya. Tumbuh kembang anak memperluas persahabatan dengan keluarga besar
tergantung pada diri orang tuanya, anak dapat dengan menambahkan peran kakek-nenek (keluarga
berkembang dan tumbuh dengan sehat tergantung non inti). Dalam tahap ini masalah kesehatan
pada orang tua. Untuk mencapai semua itu maka keluarga diantaranya yaitu perawatan bayi yang baik,
orang tua harus selalu merawat, mengawasi, dan pemberian imunisasi bayi, serta interaksi keluarga
memperhatikan anaknya terutama pada awal untuk peningkatan kesehatan.
kehidupan anak yaitu pada masa bayi. Pada masa Kakek dan nenek masih memiliki peran
ini perlu untuk mencegah masalah kesehatan pada yang kuat di dalam keluarga terbukti dengan
bayi yang mungkin akan timbul, maka diperlukan sangat dihormatinya tradisi yang diturunkan oleh
Efi Isnayni, Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendapatan Keluarga dan... 369
kakek/ nenek, tradisi sangat dipercaya dan ditaati, SIMPULAN DAN SARAN
dan mereka merupakan salah satu orang yang
Simpulan
berpengaruh sebagai pengambil keputusan dalam
keluarga (Dinkes Trenggalek, 2014). Gambaran ibu bayi pada penelitian ini yaitu
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebagian besar pada kelompok umur 20 - <30
Istriyati (2011), bahwa terdapat hubungan antara tahun, mayoritas ibu tidak bekerja, pendidikan ibu
dukungan anggota keluarga dengan kelengkapan sebagian besar SMP, pendapatan keluarga sebagian
imunisasi dasar pada bayi di Desa Kumpulrejo besar < UMR karena kebanyakan ibu tidak bekerja,
Kota Salatiga dengan nilai p = 0,003 < 0,05. Ibu mereka hanya mendapatkan pemasukan dari suami.
yang mendapatkan dukungan keluarga cenderung Pengetahuan tentang imunisasi yang dimiliki ibu
memiliki bayi dengan imunisasi dasar lengkap bayi sebagian besar baik karena mereka pernah
dibandingkan dengan ibu dengan keluarga yang mendapat penyuluhan dari kader maupun bidan
tidak mendukung. setempat. Mayoritas peran keluarga inti maupun
peran keluarga non inti mendukung terhadap
Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi di Wilayah pemberian imunisasi dasar pada bayi. Status
Kerja Puskesmas Pucuk Kabupaten Lamongan imunisasi dasar yang dimiliki bayi sebagian besar
adalah lengkap. Tidak terdapat hubungan antara
Imunisasi merupakan upaya pencegahan
pendapatan keluarga dengan status imunisasi dasar
terhadap terjadinya penyakit menular pada balita,
bayi, dan terdapat hubungan antara pengetahuan
yang dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian.
ibu, peran keluarga inti dan peran keluarga non inti
Imunisasi adalah salah satu upaya pencegahan
dengan status imunisasi dasar bayi, serta masing-
primer yang sangat efektif untuk menghindari
masing memiliki tingkat kekuatan hubungan yang
terserangnya penyakit infeksi. Sehingga kejadian
cukup.
infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian
yang ditimbulkan akan berkurang (Kemenkes RI, Saran
2015). Imunisasi dapat diartikan juga sebagai usaha
memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh yang cukup antara pengetahuan ibu, peran keluarga
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit inti, dan peran keluarga non inti dengan status
tertentu (Hidayat, 2008). imunisasi dasar bayi. Sehingga dengan pengetahuan
Alasan bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar ibu yang lebih baik serta peran keluarga inti dan non
lengkap sebagian besar karena pada saat pelaksanaan inti yang mendukung, maka memiliki kemungkinan
imunisasi bayi mengalami sakit. Sebagian ibu kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dapat
beralasan kenapa anak tidak mendapatkan imunisasi terpenuhi. Untuk itu perlu adanya Peningkatan
dasar lengkap karena ibu tidak tahu, ibu hanya KIE pada ibu tentang imunisasi dasar lengkap
mengikuti apa yang diberikan bidan. Alasan tersebut yang harus diperoleh bayi agar pengetahuan ibu
sesuai dengan yang diungkapkan Rahmawati (2014), tentang imunisasi lebih meningkat. Memberikan
bahwa alasan kenapa anak mendapatkan imunisasi motivasi pada orang tua dan keluarga untuk selalu
tidak lengkap karena penundaan imunisasi, berperan terhadap kelengkapan imunisasi dasar
kurangnya pengetahuan ibu, serta jadwal pemberian bayi serta memanfaatkan pelayanan kesehatan
imunisasi yang tidak tepat. yang telah di sediakan untuk memelihara kesehatan
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian bayinya. Bagi penelitian selanjutnya dapat memilih
Zainiyah (2011), tentang hubungan peran keluarga desain penelitian yang lain agar dapat mengetahui
dengan kelengkapan imunisasi dasar di Desa perbedaan antara kelompok status imunisasi dasar
Gunung Maddah Sampang, bahwa persentase yang lengkap dan status imunisasi dasar tidak lengkap
paling banyak adalah ibu yang memiliki bayi dengan yaitu dengan case control.
imunisasi dasar lengkap. Yaitu sebesar 54,5%.
370 Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 3, September 2016: 360370