Anda di halaman 1dari 30

+

Scabies

Disusun oleh : Farella kartika huzna.


11.2015.233
Pembimbing : dr. Nirmawati, SpKK
+
PENDAHULUAN

• Laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang
padat penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan
kualitas higienis pribadi yang kurang baik.

• Rasa gatal yang ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak
langsung juga ikut mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama
tersitanya waktu untuk istirahat tidur.

• Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas kerja
menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup.
+
LAPORAN KASUS

 Nama : An. SH

 No. RM : SA 183310

 Tanggal lahir : 10 09 2017

 Alamat : Desa Cikembang RT04/11

 Pekerjaan :-

 Status : BPJS

 Tanggal periksa : 07 Desember 2017


+
ALLOANAMNESIS

:Bruntus– bruntus merah gatal pada wajah , badan ,


kedua tangan, kedua kaki sejak ± 1 minggu yang
lalu.
+
Anamnesa

Keluhan Utama
Os.mengatakan ingin kontrol kehamilan

Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang Wanita hamil berusia 20 Tahun G1P0A0 dengan usia
kehamilan 34 minggu datang dengan rujukan bidan datang mengaku
ingin kontrol kehamilan saat di puskesmas. Pasien mengaku tidak
mulas dan perut belum terasa kencang, belum ada rasa ingin
mengejan, tidak ada keluar lendir bercampur darah, pasien merasa
kedua kakinya bengkak & kepala pusing dan pasien juga merasakan
bayi aktif bergerak didalam perutnya. Saat di RSUK, dilakukan
pemeriksaan dalam dan dinyatakan pembukaan belum ada dan
tekanan darah 130/100 mmHg. Pasien tidak merasakan adanya
sesak, penglihatan buram ataupun gelap, nyeri perut kanan atas,
nyeri ulu hati, dan muntah – muntah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit seperti asma, hepatitis, hipertensi,
gangguan jantung, diabetes melitus serta TBC disangkal
oleh pasien.

Riwayat Penyakit keturunan


Disangkal oleh pasien

Status Pernikahan
Status : Menikah
Pernikahan : 1 kali
Menikah umur : 20 tahun
Lamanya pernikahan : 8 Bulan
+ Riwayat Menstruasi
o Menarche : 11 tahun

o Siklus : Teratur, 28 hari

o Lamanya : 4-5 hari

o Banyaknya : 2 -3 kali ganti pembalut/hari

o Dismenore : Tidak

o Hari Pertama Haid Terakhir : 01 Maret 2016

o Taksiran Persalinan : 08 Desember 2016

o Umur Kehamilan Sekarang : 34-35 minggu


Riwayat Obstetri
NO KEHAMILAN/PARTUS UMUR KEADAAN ANAK KET
1. Sekarang

Kehamilan Sekarang
Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 01-03-2016
Hari perkiraan lahir (HPL) : 08-12-2016

Riwayat ANC
8 kali kontrol kehamilan dengan bidan di Puskesmas.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : TSR

Tanda-tanda Vital
TD : 140/110 mmHg Mata : konj -/- , skle -/-
HR : 80 kali/menit Mammae : Simetris
RR : 20 kali/menit Jantung : BJ I/II reg
T : 36,5C Paru-paru : Vesikuler +/+
TB : 150 cm Edema :
- -
BB : 79 kg - -
Pemeriksaan Obstetri

Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan Dalam
TFU : 29 cm
Tidak dilakukan
TBJ :
(TFU-N) x 155
(29-12) x 155 = 2635 gram
L1 : teraba massa bulat, lunak
L2 : sisi kanan ibu : keras resisten dan immobile
sisi kiri ibu : kecil dan mobil
L3 : belum masuk PAP dan masih dapat
digerakkan
L4 : tidak dilakukan karena belum masuk PAP
Auskultasi : DJJ 168x/menit, reguler
Pemeriksaan Penunjang
+
Resume

Seorang Wanita hamil berusia 20 Tahun G1P0A0 dengan usia


kehamilan 34 minggu . Pasien mengaku tidak mulas dan perut belum
terasa kencang, belum ada rasa ingin mengejan, tidak ada keluar lendir
bercampur darah, pasien merasa kedua kakinya bengkak & kepala
pusing dan pasien juga merasakan bayi aktif bergerak didalam perutnya.
Pasien tidak merasakan adanya sesak, penglihatan buram ataupun gelap,
nyeri perut kanan atas, nyeri ulu hati, dan muntah – muntah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/110 mmHg, hasil
laboratorium protein urin 2+.
+
DIAGNOSIS DAN DASAR DIAGNOSIS

 Diagnosa ibu : G1P0A0, hamil 34-35 minggu belum in partu kala I


fase laten dengan PEB.

 Diagnosa janin : Janin tunggal hidup intra uterin.

Dasar diagnosis

 Pada kasus ini didapatkan riwayat bengkak pada kedua tungkai


kaki pasien saat usia kehamilan 34 minggu, pasien menyatakan
belum mulas, dan belum ada kontraksi, pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah pasien 140/110 mmHg, sehingga
dinyatakan hipertensi dalam kehamilan. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan pretin urin 2+, sehingga dinyatakan
proteinuria. Dengan adanya tekanan darah yang tinggi dan
proteinuria + pada pasien tersebut maka sesuai kriteria
hipertensi dalam kehamilan pasien ini didiagnosis dengan pre-
eklampsia berat.
+
Prognosis
Ibu :

 Ad vitam : dubia ad bonam

 Ad fungsional : dubia ad bonam

 Ad sanationam : dubia ad bonam

Bayi :

 Ad vitam : dubia ad bonam

 Ad fungsional : dubia ad bonam

 Ad sanationam : dubia ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA
+
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Faktor risiko Etiologi

Kriteria
Patofisiologi Penatalaksanaan
Diagnosis

Komplikasi Prognosis
+
DEFINISI

Preeklampsia
• Komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuri
dan edema pada kehamilan > 20 minggu
Eklampsia
• Kelainan akut pada wanita hamil, dalam
persalinan, atau nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang atau koma yang didahului
oleh gejala preeklampsia
 Hipertensi  TD sistolik dan diastolik ≥ 140/90
mmHg. Pengukuran TD min dilakukan 2x selang 4
jam
 Proteinuria  300 mg protein dalam urin selama 24
jam atau sama dengan ≥ 1+ dipstick.
 Edema  edema tungkai tidak dipakai lagi, kec.
edema generalisata (anasarka). Perlu
dipertimbangkan faktor risiko timbulnya HDK, bila
didapatkan edema generalisata, atau kenaikan BB >
0,57 kg/mgg. Primigravida dgn kenaikan BB rendah <
0,34 kg/mgg, menurunkan risiko hipertensi, tetapi
menaikkan risiko BBLR
Primigravida, primipaternitas.

Hiperplasentosis, misalnya :
mola hidatidosa, kehamilan
multipel, diabetes mellitus,
hidrops fetalis, bayi besar.

Faktor
resiko Riwayat keluarga pernah
preeklampsia/eklampsia.

Penyakit-penyakit ginjal dan


hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil.

Obesitas, umur ekstrim


+
Etiologi
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan
etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering
dikenal dengan “The disease of theory” . Sampai sekarang
etiologi preeklampsia belum diketahui. Membicarkan
patofisiologinya tidak lebih dari “mengumpulkan” temuan-
temuan fenomena yang beragam. Namun pengetahuan tentang
temuan yang beragam inilah kunci utama suksesnya
penanganan preeklampsia sehingga preeklampsia/eklampsia
disebut sebagai the disease of many theories in obstetrics.
PREEKLAMPSIA

PREEKLAMPSIA PREEKLAMPSIA
RINGAN BERAT
- TD sistolik ≥ 160 mmHg &/ diastolik ≥
Dx timbulnya hT disertai 110 mmHg.
proteinuria dan/atau edema - Proteinuria > 5 g/24 jam / 4 +
setelah kehamilan 20 minggu. - Oliguria.
- HT sistolik/diastolik ≥ - Kenaikan kadar kreatinin plasma.
- Gangguan visus dan serebral
140/90 mmHg.
- Nyeri epigastrium
- Proteinuria : ≥ 300 mg/24 - Edema paru-paru dan sianosis.
jam /≥ 1 + dipstik. - Hemolisis mikroangiopatik,
- Edema trombositopenia
- Gangguan fungsi hepar 
peningkatan kadar alanin dan
aspartate aminotransferase.
- IUGR, Sindrom HELLP
+

• Kehamilan > 20 mggu,


saat persalinan, atau
masa nifas
EKLAMPSIA • Terdapat tanda PE
• Kejang atau koma
• Kadang dengan
gangguan fungsi organ
PENATALAKSANAAN
+
PENATALAKSANAAN
+
PENATALAKSANAAN
+
+
+
KOMPLIKASI

 Solutio plasenta, terjadi pada ibu yang menderita hipertensi

 Hipofibrinogenemia, dianjurkan pemeriksaan fibrinogen


secara berkala.

 Nekrosis hati, akibat vasospasmus arteriol umum.

 Sindroma HELLP, yaitu hemolisis,elevated liver enzymes dan


low platelet.

 Kelainan ginjal

 DIC.

 Prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterine


+

Terimakasih : )

Anda mungkin juga menyukai