1 Skenario Kasus
Ny. Bunga baru saja melahirkan seorang bayi di klinik bersalin. Bayi Ny. Bunga mengalami syok saat
dilahirkan, sesak napas, bibir dan seluruh ujung jari sianosis. Si bayi langsung dirujuk ke rumah sakit tipe B
untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang yang lengkap, diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat. Setelah
diperiksa oleh dokter Ika, seorang spesialis anak konsultan, si bayi didiagnosis mengalami inkompatibilitas
golongan darah Rhesus. Padahal nyonya Bunga dan suaminya asli keturunan etnik Jawa. Nyonya Bunga
mengalami golongan darah A-, suaminya B- dan bayinya B+. Suami nyonya Bunga menanyakan kepada dokter
Ika mengapa anaknya bisa mengalami kondisi seperti ini. Dokter Ika menyarankan agar dilakukan tes paternitas
dengan menggunakan teknik analisis DNA (DNA Finger Printing).
Apa penyebab bayi Ny. Bunga mengalami syok, sesak napas, bibir dan seluruh ujung jari mengalami sianosis ?
Jawab : Pada anak ada yang namanya hipovolemia intravascular karena kehilangan volume yang dapat
berupa darah, cairan tinggi protein / cairan rendah protein. Jadi, pada anak yang
kehilangan volume darah dapat jauh lebih efisien mempertahankan tekanan arteri sentral
dari pada orang dewasa. (Nelson, 2009)
Jawab.
Adanya peningkatan massif kebutuhan metabolik (konsumsi oksigen) dan/atau penurunan
pasokan metabolik (penghantaran oksigen)
Pendarahan internal: prenatal . postnatal
Pendarahan pada sirkulasi janin : robek plasenta saat amniosentesis dari tali pusar.
Anemia hemolitik berat
Manestasi klinis : sianosis, pucat, flasiditas, kulit dingin.
Jawab.
Penyebab syok adalah akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi kebutuhan nutrien dan
oksigen dari segi pasokan maupun penggunaannya untuk metabolisme selular jaringan
tubuh, sehingga terjadi defisiensi akut seluler.
Syok pada bayi disebabkan oleh kegagalan fungsi sirkulasi yang bersifat akut dan ditandai oleh perfusi
organ dan jaringan. Bila fungsi sirkulasi tidak dapat diatasi maka akan memperburuk
hantaran oksigen, nutrisi serta pembuangan sisa hasil metabolisme pada tingkat jaringan.
Hipoksia jaringan akan menggeser metabolisme dari jalur oksidatif ke jalur anaerob yang
mengakibatkan pembentukan as.laktat. Apabila tidak dapat diatasi maka akan terjadi
kemunduran sel dan kerusakan multisistem
2. Si bayi langsung dirujuk ke Rumah Sakit tipe B untuk mendapatkan pemeriksaan penunjang yang
lengkap, diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat.
Jawab.
Diagnosis:
Menggunakan tes Coombs, berdasarkan riwayat bayi yang dilahirkan sebelumnya, ikterus
yang timbul dalam 24 jam pasca persalinan, kadar hemoglobin darah tali pusat < 15 gr %,
kadar bilirubin dalam darah tali pusat > 5 mg % hepatosplenomegali dan kelainan pada
pemeriksaan darah tepi.
Penatalaksanaan:
Tranfusi tukar, tranfusi intra uterin, tranfusi albumin dan foto terapi.(Staf Pengajar Ilmu
Kesehatan Anak FKUI, 1985)
Jawab.
Penatalaksanaan secara farmakologi
Penyuntikan gamaglobulin anti-D dalam waktu 36 jam sesudah lahir pada ibu yang belum
pernah mendapat sensitisasi atau abortus provokatif dari ibu dengan rhesus negatif dan janinn
rhesus positif.
Penatalaksanaan secara non-farmakologi
Dapat dilakukan konseling genetik.
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1985)
3. Setelah diperiksa oleh dokter Ika, seorang spesialis anak konsultan, si bayi didiagnosis mengalami
inkompatibilitas golongan darah Rhesus.
Bagaimana klasifikasi golongan darah ?
Jawab :1. Golongan darah sistem ABO ditemukan oleh Landsteiner tahun 1900
Golongan darah sistem ABO diklasifikasi berdasarkan ada tidaknya aglutinogen (antigen
tipe A dan tipe B) yang terdapat pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang
terdapat dalam plasma darah.
A A Anti-B
B B Anti-A
AB A dan B -
2. Golongan darah sistem MNSs ditemukan oleh Landsteiner dan Levine tahun 1927.
Golongan darah sistem MNSs ini diklasifikasi berdasarkan antigen-M dan antigen-M
yang terdapat dalam sel darah merah seseorang. Hal ini dapat dibuktikan dan
diidentifikasi dengan memberikan antiserum. Jika dilakukan tes dengan antiserum yang
mengandung anti-M tampak adanya agglutinasi sedangkan dengan anti-M tidak, maka
orang tersebut termasuk golongan darah M, begitu juga sebaliknya untuk golongan
darah N dan MN.
Jawab:Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibody yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:
- orang dengan golongan darah A-negatifhanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atauO-negatif.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen Adan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Untuk menentukan golongan darah diperlukan suatu serum penguji yangdisebut tes
serum yang terdiri dari tes serum A dan tes serum B. Darah yang akankita periksa
dimasukkan kedalam suatu tabung yang berisi 2cc gram fisiologis laludikocok. Darah
tersebut ditaruh di atas object glass kemudian diteteskan tes serumA dan tes serum B.
Apa hubungan inkompatibilitas golongan darah Rhesus dengan penyakit yang di alami bayi Ny. Bunga ?
Jawab :Ibu Rh- dan bayi/janin Rh+ meneybabkan kekebalan ibu menganggap sel janin adalah benda
asing. Menyebabkan anti Rh yang yang terpasok keperedaran darah bayi lalu
menghancurkan sel darah merahnya. (Guyton, 2007)
Jawab.
Terjadinya penyakit hemolitik
Kadar Hb splenomegali
Kesulitan bernafas
Terdapat eritrosit berinti
Hiperbilirubinemia
Dapat terjadi anemia ringan, sedang dan berat
Terjadi trombositopenia
(Santriati, 1997)
Jawab.
Adanya penggumpalan/aglutinasi sel darah merah di dalam kehamilan ibu dan janin.
Adanya reaksi antigen-Rh fetus dengan anti Rh dari Ibu yang berlangsung di dalam eritrosit
fetus.
(Prof. Dr. dr. Daldiyono Harjo Disastrowardjoyo, 2006)
4. Nyonya Bunga dan suaminya asli keturunan etnik Jawa, Ny. Bunga mempunyai golongan darah A-,
suaminya B-, dan bayinya B+
Jawab: Golongan darah seseorang dapat ditentukan berdasarkan macamnya antigen dalam eritrosit.
Golongan darah A memiliki antigen A dalam eritrosit dan anti B dalam serum. Golongan
darah B memiliki antigen B dalam eritrosit dan anti A dalam serum. Golongan darah AB
memiliki antigen A dan B tetapi tidak memiliki anti A dan B. golongan darah O tidak
memiliki antigen A dan B tetapi memiliki anti A dan B. (Suryo, 2010)
Golongan darah mempunyai arti penting karena menunjukkan garis keturunan. Selain itu
golongan darah dapat dijadikan dasar dari imunisasi maupun reaksi alergi. Golongan darah
juga berperan besar dalam dilakukannya transfuse darah. (Suryo, 2010)
Jawab.
Setiap individu manusia mempunyai variasi golongan darah seperti A, B, AB, atau O dan faktor Rh
positif (+) atau negatif (-). Faktor Ras juga sangat berpengaruh, orang Asia dan Afrika sekitar 90%
mempunyai Rh (+). Sebaliknya orang kulit putih atau orang Eropa dan Amerika kebanyakan memiliki
Rh (-). Kasus Rh negatif lebih banyak ditemui pada orang-orang asing atau mereka yang memiliki
garis keturunan asing, seperti Eropa dan Arab. Meski di Indonesia jarang ditemui, tetap masih ada saja
terjadi.
Bagaimana cara menentukan penurunan genetik golongan darah ABO?
Jawab.
Tabel 2.1.1 Sistem Golongan Darah ABO
Antigen dalam Zat Anti Serum/
Golongan Darah
Eritrosit Plasma Darah
Fenotip Genotip
O Ii - Anti A dan anti B
A IAIA atau IA i A Anti B
B IBIB atau IB i B Anti A
AB IAIB AB -
Menurut sistem A, B, O, ada 4 macam golongan darah, berdasarkan macam aglutinogennya. Keempat
golongan darah itu ditentukan oleh 3 macam alela yang diberi simbol I (isoaglutinogen): gen
IA pembentuk aglutinogen A, gen IB pembentuk aglutinogen B, gen IO yang tidak dapat membentuk
aglutinogen. (Foster, 2002)
Jawab : Cara menentukan silsilah keluarga,adalah dengan cara dibuat suatu diagram silsilah atau
pedigree chart. (Suryo, 2010)
Pedigree (diagram silsilahbbbbb
Contoh silsilah
5. Suami nyonya Bunga menanyakan kepada dokter Ika mengapa anaknya bisa mengalami kondisi
seperti ini, dokter Ika menyarankan agar dilakukan tes paternitas dengan menggunakan teknik analisis
DNA (DNA Finger Printing).
Bagaimana cara melakukan tes paternitas ?
Jawab :Pada anak dan terduga Ayah(paternitas) atau terduga ibu (maternitas) diambil selnya yang
mempunyai inti sel. Sel tersebut lalu diisilasi/ekstraksi . Kemudian dimasukan ke dalam alat
deteksi DNA misalnya dengan PCR, lalu setalah itu dilihat pola nukleotida DNA anak dan
terduga ayah atau terduga ibu agar dapat dicocokan polanya tersebut jika mempunyai
hubungan biologis. (Soemoto, 2012)
Jawab : Sistematika analisis DNA Finger Printing sama dengan metode analisis ilmiah yang biasa
dilakukan di laboratorium kimia. Sistematika ini dimulai dari proses pengambilan sampel ke analisis
dengan PCR (Polymerase Chain Reaction). Pada pengambilan sampel dibutuhkan kehati-hatian dan
kesterilan peralatan yang digunakan. Setelah didapat sampel dari bagian tubuh tertentu, maka dilakukan
isolasi untuk mendapatkan sampel DNA. Bahan kimia yang digunakan untuk isolasi adalah
Phenolchloroform dan Chilex. Phenolchloroform biasa digunakan untuk isolasi darah yang terbentuk cairan
sedangkan Chilex digunakan untuk mengisolasi barang bukti berupa rambut. Lama waktu proses
tergantung dari kemudahan suatu sampel di isolasi, bisa saja hanya beberapa hari atau bahkan bisa
berbulan-bulan.
Tahapan selanjutnya adalah sampel DNA dimasukkan kedalam mesin PCR. Langkah dasar
penyusunan DNA Finger Printing dengan PCR yaitu dengan amplikasi (penggandaan)
sebuah set potongan DNA yang urutannya belum diketahui. Prosedur ini dimulai dengan
mencampur sebuah primer amplikasi dengan sampel genomic DNA. Satu nanogram DNA
sudah cukup untuk membuat plate reaksi. Jumlah sebesar itu dapat diperoleh dari isolasi satu
tetes darah kering, dari sel-sel yang melekat pada pangkal rambut atau dari sampel jaringan
apa saja yang ditemukan di TKP. Kemudian primer amplikasi tersebut digunakan untuk
penjiplakan pada sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya
berupa kopi urutan DNA lengkap hasil amplikasi dari DNA sampel.
Selanjutnya kopi urutan DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola
pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola
elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang dimaksud DNA Finger
Printing. Adanya keselahan bahwa kemiripan pola pita bisa terjadi secara random
(kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. Finishing dari
metode ini adalah mencocokkan tipe-tipe DNA Finger Printing dengan pemilik sampel
jaringan (tersangka pelaku kejahatan). (Hernanda, 2012)
Jawab.
1. Ambil sampel, bisa dari darah, rambut, sel mukosa, dan lain-lain.
2. Solusi sampel untuk mendapatkan sampel DNA phenocloroform untuk isolasi darah yang
terbentuk cairan, chilex digunakan untuk isolasi rambut.
3. Sampel dimasukkan dalam PCR.
Primer amplifikasi tersebut digunakan untuk penjiplakan pada sampel DNA yang mempunyai
urutan basa yang cocok. Hasil akhir berupa kopi urutan DNA sampel lengkap hasil amplikasi
dari DNA.
Kopi urutan DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pada pitanya
yaitu DNA Finger Printing.
Jawab.
Skrinning :
Skrinning biokimiawi
Tes ini dilakukan pada semua bayi. Tetesan darah, biasanya dari tusukan pada tumit, diletakkan
pada suatu kartu yang akan dikirim ke laboratorium rujukan.
Audiologi
Skrinning pendengaran neonatal untuk semua bayi semakin banyak dilakukan. Pada beberapa
pusat pelayanan kesehatan, pemeriksaan ini hanya dilakukan untuk bayi2 dengan faktor2 risiko,
misalnya riwayat keluarga, hiperbilirubinemia yang membutuhkan penanganan, atau bayi yang
mendapatkan obat2 yang berpotensi ototoksik. Semua bayi dengan masalah tanda atau lubang
preaurikular harus diperiksa pendengarannya.
Konseling Genetik :
- Memperkirakan resiko pada aggota keluarga yang lain, atau anak berikutnya, yang akan
terpengaruh oleh kondisi. Bagaimanapun mereka harus diyakinkan untuk mengikuti
konseling genetic dalam menemukan keadaan-keadaan yang sepertinya tidak terjadi dalam
keluarga mereka.
- Mendiskusikan dampak dan pengaruh yang mungkin terjadi pada individu atau keluarga
dalam suasana yang mendukung. Informasi verbal dan tertulis mengenai kondisi mereka
diberikan untuk membantu mereka dalam menanggapi beberapa isu yang mungkin muncul
dari diagnosis yang telah dibuat tentang kondisi genetik.
- Mendiskusi bila terdapat pemeriksaan prenatal yang sesuai dan pilihan-pilihan lainnya
untuk memastikan bahwa keputusan yang dibuat tersebut berdasarkan data dasar.
Jawab :Pada anak dan terduga Ayah(paternitas) atau terduga ibu (maternitas) diambil selnya yang
mempunyai inti sel. Sel tersebut lalu diisilasi/ekstraksi . Kemudian dimasukan ke dalam alat
deteksi DNA misalnya dengan PCR, lalu setalah itu dilihat pola nukleotida DNA anak dan
terduga ayah atau terduga ibu agar dapat dicocokan polanya tersebut jika mempunyai
hubungan biologis. (Soemoto, 2012)
Bagaimana cara dokter menyampaikan breaking bad news kepada keluarga pasien ?
Analisis DNA