Anda di halaman 1dari 15

Fatin, mahasiswi blok 6 FK UMP mendapati beberapa obat milik Ayahnya yang

diperoleh dari dokter setelah beberobat tadi malam. Fatin membaca dosis yang tertera di
etiket obat. Obat itu terdiri dari 3 jenis; 2 jenis tertulis 3x1 kapsul setelah makan dan 1
jenis lagi tertulis 1x1 tablet (bila perlu), letakkan di bawah lidah.
Tanpa membaca instruksi yang tertera di etiket obat, ayah fatin menelan 3 obat
tersebut bersamaan, segera setelah makan. Obat tersebut baru dikonsumsi 2 kali dan mala
mini ayah fatin mengeluh rasa gatal disertai kemerahan di tangan dan kaki yang belum
ernah dialami sebelumnya. Karena belum pernah dialami sebelumnya. Karena merasa
khawatir, fatin mengajak ayahnya kembali ke dokter dan dokter menyarankan ayah fatin
untuk mengkonsumsi obat sesuai aturan penggunaan, mengganti obat sebelumnya diberikan
dan member 1 jenis obat yang dikatakanyya sebagai obat anti alergi.

1. Fatin mendapati obat milik ayahnya. Dosis yang tertera di etiket obat terdiri dari 2 jenis
obat tertulis 3x1 kapsul stelah makan dan 1jenis obat tertulis 1x1 tablet(bila perlu)
letakkan dibawah lidah
a. Apa saja jenis dari etiket dan fungsinya ?
Jawab : Etiket adalah kertas yang berisi keterangan tentang pengonsumsian obat dalam 1 hari.
Putih : untuk pemakaian obat dalam, ex: oral
Biru : untuk pemakaian obat luar. Ex : salep, injeksi, suppo, tetes telinga, tetes mata
b. Bagaimana penulisan etiket yang benar?
Jawab :
Etiket harus jelas dan dapat dibaca2007)
1. Pada sebelah atas : nama Apotek, alamat apotek, nama apoteker, Nomor SIK
Apoteker, atau Nomor SIA.
2. Sebelah kiri atas : nomor resep
3. Sebelah kanan atas : tempat dan tanggal pembuatan resep
4. Ditengah : nama pasien
5. Dibawah nama pasien : cara pemakaian
6. Warna etiket: biru(untuk obat luar) dan Putih (obat dalam)
7. Tanggal kadaruarsa, penting untuk obat yang mudah rusak
8. Tempat penyimpanan obat (bila perlu)
c. Bagaimana format penulisan resep?

Jawab

1) Inscriptio : Nama dokter, no. SIP, alamat/ telepon/HP/kota/tempat,tanggal


penulisan resep. Untuk obat narkotika hanya berlaku untuk satu kota provinsi.
Sebagai identitas dokter penulis resep. Format inscription suatu resep dari rumah
sakit sedikit berbeda dengan resep pada praktik pribadi.

2) Invocatio : permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin R/ = resipeartinya


ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di
apotek.

3) Prescriptio/ Ordonatio : nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang
diinginkan.

4) Signatura : yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval
waktu pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan
terapi.

5) Subscrioptio : yaitu tanda tangan/ paraf dokter penulis resep berguna sebagai
legalitas dan keabsahan resep tersebut.

Pro (diperuntukkan) : dicantumkan nama dan umur pasien. Teristimewa untuk obat
narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien (untuk pelaporan ke Dinkes
setempat).

d. Bagaimana cara pemberian obat?

Jawab

1. Per oral

Cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa
sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat

2. Injeksi:
Pemberiaan obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung
ke pembuluh darah

Interacutan Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit

Subcutan pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak di bawah dermis

3. Jenis obat yang lazim diberikan secara SC


Vaksin
Obat-obatan pre operasi
Narkotik
Insulin
Heparin

Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan
4. Rectal
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum,
dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik
5. Intravagina Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui
vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina
atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk
mengobati infeksi local

6. Topikal

Obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan
lain-lain

7. Pemberian Obat pada Telinga

Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini
pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah
(otitis media), dapat berupa obat antibiotik
8. Pemberian Obat pada Hidung

Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada
seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring

9. Pemberian Obat pada Mata

Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata
digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi
pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian
juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.

10. Inhalasi pemberian obat dengan cara disemprotkan ke dalam mulut.

e. Apa saja bentuk sediaan obat?


1) Sediaan padat
Tablet
Kapsul
Pulvis/puyer/talk
2) Sediaan Cair
Sirup
Larutan obat luar
Obat tetets mata, tetes mulut, tetes hidung, obat kumur, dll
3) Sedian setengah Padat
Salep
Krim
Gel
Aerosol
Supositoria
4) Sediaan khusus Seperti inhalasi

f. Apa yang dijadikan pertimbangan dalam pemberian jenis obat?


Perbedaan ini ditentukan oleh faktor-faktor genetik dan variabel non-genetik seperti umur, jenis
kelamin, ukuran hati, fungsi hati, irama sirkadian, suhu tubuh, dan faktor-faktor nutrisi serta
lingkungan seperti pemaparan bersamaan terhadap induser atau inhibitor metabolism obat.
Berikut ini adalah variable-variabel penting yang berkaitan dengan obat yang berhubungan
dengan relevansi klinik:

1. Kondisi pasien

Dilihat bagaimana kondisi pasien yang paling efektif dengan obat, misalnya orang yang
sedang tidak sadar tidak mungkin di beri obat tablet, tapi suntik

2. Faktor-Faktor Genetik

Faktor-faktor genetik yang mempengaruhi kadar enzim, berperan untuk beberapa perbedaan
ini.

3. Makanan dan Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dan makanan berperan terhadap variasi individual dalam metabolisme
obat. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya kesulitan untuk menentukan
dosis yang efektif dan aman untuk obat-obatan yang memiliki indeks terapi yang sempit.

4. Umur

Factor umur termasuk salah satu factor pemberian obat, misalnya anak-anak lebih banyak
menggunakan sirup disbanding diberikan kapsul atau tablet.

5. Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin menentukan seorang dokter untuk memberikan bentuk sediaan obat
yang paling efektif terhadap pasien, karena hal ini berhubungan dengan perbedaan hormone
antara laki-laki dan perempuan

g. Apa fungsi/manfaat meletakkan obat dibawah lidah?


Pemberian obat melalui sublingual berfungsi untuk obat yang sangat larut dalam lemak,
memberikan efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena obat tersebut langsung
didistribusikan mencapai site of action dalam sirkulasi pembuluh darah, tidak melewati vena
porta menhindari kerusakan obat metabolisme di dinding usus dan hati (Neal,M.J. 2006). .
Contoh yang banyak ditemui dalam masyarakat adalah pasien yang mempunyai penyakit
jantung, seringkali memakai obat ini yang dinamakan ISDN / Isosorbid Dinitrat.

h. Apa makna pemberian obat dari 3x1 kapsul setelah makan ?


Jawab :
Pemberian 3 hari sekali 1 kapsul, dengan jangka waktu 6-8 jam, dikarenakan agar terapi yang
diberikan tetap dalam keadaan konstan tidak menurun. Jadi misalnya pada pemberian obat
jam 7 pagi maka selingi waktu 6-8 jam, karena kepada saat pemberian obat ke oral, maka efek
obat di tubuh akan berkurang. Oleh karena itu dengan adanya jangka waktu, obat yang
seharusnya hilang efek, maka akan digantikan lagi dengan penambahan obat yang sama.

i. Apa makna pemberian obat 1x1 tablet (jika diperlukan) letak dibawah
lidah?
Jawab : Obat dikonsumsi satu tablet dalam satu hari. Obat yang dikonsumsi dengan cara
diletakan pada bawah lidah hanya jika dipelukan . Obat ini memiliki waktu paruh yang lebih
cepat dan singkat.
Tujuannya supaya efeknya lebih cepat karena pembuluh darah bawah lidah merupakan pusat
sakit. Misal pada kasus pasien jantung. Keuntungan cara ini efek obat cepat serta kerusakan
obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari (tidak lewat
vena porta)
Jadi disini obat langsung masuk ke SOA, dan langsung berinteraksi. Obat semacam ini
biasanya digunakan untuk keadaan darurat. Misalnya pada penderita jantung. Pada serangan
akut pilihan utama adalah sublingual kerja pesat tapi singkat sebagai terapi interval guna
mengurangi frekuensi serangan.

j. Bagaimana hubungan farmakokinetik dan farmakodinamik dari


makna tersebut?
Jawab :
2 jenis obat yang tertulis 3x1 kapsul setelah makan : kapsul adalah jenis obat yang digunakan
secara oral atau melalui mulut. Secara farmakokinetika tubuh akan merespon obat beberapa
tahap : absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Sedangkan pada 1 jenis obat yang tertulis 1x1 tablet (bila perlu), letakkan dibawah lidah. Secara
farmakokinetik tubuh akan merespon obat tersebut lebih cepat langsung ke pusat sakit tanpa
melalui metabolisme usus dan hati. Secara farmakodinamik efek obat terhadap tubuh akan
mengalami mekanisme kerja obat yang berinteraksi dengan reseptornya menghasilkan efek
spesifik Ada target utama tempat kerja obat yaitu : reseptor kanal ion, reseptor enzim, reseptor
protein G, reseptor transkripsi gen.
h. Bagaimana absorbs tablet sublingual yang seharusnya diletakkan
dibawah lidah tetapi dikonsumsi dengan di telan?

Jawab

Tablet sublingual diletakan dibawah lidah karena mempunyai waktu paruh yang cepat
berkisar 40 menit dan langsung meuju tempat reaksi tanpa melalui saluran pencernaan dan
hepar serta ginjal

Apabila obat sublingual dikonsumsi dengan cara ditelan, menyebabkan obat melalui saluran
pencernaan. Dimana obat sublingual mengalami bioavailibilitas yang rendah, akibatnya
hancur pada proses pencernaan atau sewaktu di saring ginjal atau di netralkan hati

2. Ayah fatin menelan 3 obat bersamaan segera setelah makan tanpa membaca instruksi.
a. Bagaimana absorbs tablet sublingual yang seharusnya diletakkan
dibawah lidah tetapi dikonsumsi dengan di telan?

Jawab

Tablet sublingual diletakan dibawah lidah karena mempunyai waktu paruh yang cepat
berkisar 40 menit dan langsung meuju tempat reaksi tanpa melalui saluran pencernaan dan
hepar serta ginjal
Apabila obat sublingual dikonsumsi dengan cara ditelan, menyebabkan obat melalui saluran
pencernaan. Dimana obat sublingual mengalami bioavailibilitas yang rendah, akibatnya
hancur pada proses pencernaan atau sewaktu di saring ginjal atau di netralkan hati

b. Bagaimana mekanisme kerja obat dalam tubuh?


Jawab:

Mekanisme kerja obat dalam tubuh yaitu :

1. Absorpsi adalah proses zat-zat dari obat masuk ke dalam aliran / pembuluh darah. Cara
pemberian berdampak pada kecepatan dan keseluruhan bagian obat yang akan diserap
tubuh.Absorbsi obat sudah dimulai sejak di mulut, kemudian lambung, usus halus, dan usus
besar. Tapi terjadi terutama di usus halus karena permukaannya yang luas, dan lapisan
dinding mukosanya lebih permeabel.
2. Distribusi adalah proses pengiriman zat-zat dalam obat kepada jaringan dan sel-sel target.
Proses dipengaruhi oleh sistem sirkulasi tubuh, jumlah zat obat yang dapat terikat dengan
protein tubuh serta jaringan atau sel tujuan dari obat tersebut.
3. Metabolisme adalah proses deaktivasi/detoksifikasi zat-zat obat didalam tubuh. Proses ini
terutama berlangsung didalam hepar, namun juga berlangsung di dalam ginjal, plasma darah,
mukosa usus, dan paru-paru. Gangguan pada fungsi hepar, termasuk diantaranya adalah
penurunan fungsi hepar akibat penuaan atau penyakit dapat mempengaruhi kecepatan
detoksifikasi obat yang berlagsung didalam tubuh.
4. Ekskresi adalah proses mengeluarkan obat atau zat-zat sisa metabolismenya dari dalam
tubuh. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan sebagian besar sisa metabolisme tersebut,
sebagian yang lain dikeluarkan melalui paru- paru dan intestinal. Penurunan fungsi ginjal
akan sangat berpengaruh buruk pada proses ini. Metabolisme oleh hati membuat obat lebih
polar dan larut air sehingga mudah di ekskresi oleh ginjal. Obat-obatan dengan berat lebih
dari 300 g/mol yang termasuk grup polar dan lipophilic di ekskresikan lewat empedu.
c. Apa yang akan terjadi ketika obat tersebut dikonsumsi segera setelah
makan?
Jawab :
Minum obat bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi absorbsi. Keberadaan
makanan dalam lambung memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga obat yang
dihancurkan oleh asam, menjadi rusak dan bahkan tidak terabsorbsi.obat akan ikut bersama
dengan makanan dicerna diusus dan menyebabkan fungsi terapi obat berkurang. obat harus
diberikan 30-60 menit sebelum makan dan 2-3 jam setelah makan.

Ketika obat diminum segera setelah makan, obat tersebut akan melalui beberapa
tahapan yang pertama absorbsi. Absorbsi adalah gerakan tempat pemberiaan obat masuk ke
dalam aliran darah yang dipengaruhi oleh motilitas gastrointestinal atau pergerakan dari usus.
Pada saat setalah makan gerakan peristaltik usus meningkat, ketika langsung minum obat, obat
tersebut akan ikut terdorong bersama makan sehingga daya absorbsinya menurun. Obat ada
yang larut dalam air dan lipid . Jadi, partikel obat bercampur dengan partikel makanan
menjadikan zat aktif obat tidak di mampu menembus membran sel langsung diekresikan dalam
ginjal. (Katzung, Bertram G. 2012)
d. Bagaimana interaksi obat terhadap reseptor?
Jawab :
Protein merupakan reseptor obat yang paling penting (misalnya reseptor fisiologis,
asetilkolinesterase, Na+ , K- , ATPase, tubulin, dsb). Asam nukleat reseptor obat paling
penting untuk sitostatik. Ikatan antara obat-reseptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan
lemah (ikatan ion, hidrogen, hidrofobik, van der waals dan kovalen ), mirip ikatan antara
substarat dengan enzim.
Reseptor suatu makromolekul seluler tempat obat terikat untuk menimbulkan efeknya.
Sedangkan reseptor fisiologik adalah protein seluler yang secara normal berfungsi sebagai
reseptor bagi ligan (obat, hormon, dan neurontransmitter) untuk memicu signaling kimia
antara dan dalam sel sehingga menimbulkan efek. Penerusan signal tersebut ke dalam sel
melalui : perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger dan
mempengaruhi transkripsi gen. Kerja obat yang tidak diperantarai Reseptor dalam
menimbulkan efek, obat tertentu tidak berikatan dengan reseptor. Obat-obat ini mungkin
mengubah sifat cairan tubuh, berinteraksi dengan ion atau molekul kecil, atau masuk ke
komponen sel. (Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. 2007)
Transduksi signal merupakan pemerosesan sinyal dalam sel yang kemudian sinyal
distribusikan. Sinyal akan di amplifikasi oleh sel sehingga cukup untuk menghasilkan respon.
(hormone produksinya sedikit sehingga perlu diamplifikasi). Prinsipnya: Sinyal yang tidak
bisa masuk dalam sel akan diterima pada reseptor permukaan yang akan menghasilkan
berbagai macam reaksi transduksi sinyal yang akan menghasilkan perubahan berbagai macam
protein di dalam sel (mengubah aktifitas enzim, merubah keaktifan factor transkripsi,
mengubah struktur dan komposisi protein sitoskeleton) sehingga adanya sinyal bisa
mengubah metabolism sel (enzim menjadi lebih aktif, mengubah excotic gen, reseptor
ekstraseluler, mengubah bentuk sel, kontraksi, berpindah --> perilaku sel berubah).
e. apakah kasus ini termasuk penyalahangunaan obat, sebutkan alasanya?
Jawab :
Dalam kasus ini bukan merupakan penyalahangunaan obat melainkan drug
missued adalah kesalahan cara pakai obat ex konsumsi yang salah. Drug abused
adalah penyalah gunaan obat untuk tujuan tertentu ex narkoba,morfin.
Dilihat dari skenario ayah fatin termasuk drug missued yaitu kesalahan dalam
cara akai obat yang tidak sesuai dengan anjuran dokter yang seharusnya 3x1 kapsul
setelah makan dan 1x1 tablet bila perlu letakkan dibawah lidah,tapi yang dilakukan
ayah fatin menelan 3 obat tersebut bersamaan, segera setelah makan.
Penggunaan obat yang salah adalah ketidaktahuan pengguna obat tersebut,
baik mengenai kegunaan obat, takaran/dosis, cara penggunaan maupun efek
samping obar tersebut terhadap penyakitnya.

f. Apa perbedaan salah penggunaan obat (drug missued) dan penyalah


gunaan obat ( drug abused) ?

Jawab

Drug misuse, penggunaan obat secara tidak benar atau salah, juga berkaitan
dengan ketepatan diagnose penyakit. Untuk mencapai tujuan utama dalam
penggunaan obat ada beberapa hal yang harus dipenuhi yaitu pasien (terutama
penyakitnya) yang tepat, obat yang tepat, takaran yang tepat, cara penggunaan
yang tepat, pada waktu yang tepat dan dalam kurun waktu yang tepat. Derajat
kepatuhan terhadap hal-hal itu merupakan faktor penentu tercapainya tujuan
utama penggunaan obat. Mungkin judgement terhadap kemanjuran suatu obat
tertentu baru dapat ditentukan bila kepatuhan sudah dilakukan dengan baik,
benar dan istiqomah. Terutama bagi pasien yang dirawat di RS kepatuhan ini
harus mendapatkan perhatian yang memadai dari tenaga-tenaga dokter, farmasis,
dan keperawatan. Hal ini dapat meningkatkan kecepatan proses kesembuhan
pasien, dan juga efisiensi RS.

Drug abuse, penyalah gunaan obat, adalah penggunaan obat dengan tujuan selain kesembuhan.
Misalnya untuk bunuh diri seperti dilakukan actrees terkenal Marylin Monru, yang menelan pil
tidur dalam jumlah/takaran yang berlebihan untuk mengakhiri hidupnya. Penyalahgunaan obat
biasanya berkaitan dengan obat /zat psychoactive dengan tujuan utama mencapai kondisi semu
yang menyenangkan (sementara).

g. Apa saja dampak dari salah cara mengonsumsi obat?


Jawab:
Dampak dari salah mengkonsumsi obat dari kasus ini ayah fatin
mengkonsumsi ke 3 obat secara oral. Obat sublingual merupakan obat yang sangat
larut dalam lemak, dan luas permukaan absorpsinya kecil sehingga obat harus
melarut dan diabsorbsi dengan sangat cepat. (Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. 2007)
Di dalam kasus ayah fatin mengkonsumsi obat sublingual dengan salah
sehingga menyebabkan BO (Bioavailabilitas) yang tidak maksimal pada obat
tersebut.
Dampak mengonsumsi obat termasuk dalam reaksi penyimpangan konsumsi
obat. Dimana reaksi penyimpangan ini terbagi menjadi dua yaitu reaksi berkaitan
dengan dosis dan reaksi yang tidak berkaitan dengan dosis. Reaksi berkaitan dengan
dosis karena berlebihan dosis pada obat tertentu dapat menyebabkan gangguan
fungsi ginjal, gangguan fungsi jantung, hipoglikemia/antidiarebetika, pendarahan
dengan heparin, respon karena penghentian obat. Sedangkan, reaksi yang tidak
berkaitan dengan dosis dapat reaksi alergi, reaksi faktor genetik (Neal,M.J. 2006)
3. Obat tersebut baru dikonsumsi 2 kali dan malam ini ayah Fatin mengeluhkan rasa gatal
disertai kemerahan di tangan dan kaki yang belum pernah dialami sebelumnya
a. Apa yang dialami oleh ayahnya fatin?
Jawab :
Ayah fatin mengalami hipersensitivitas yang merupakan efek samping yang sering terjadi,
dan terjadi akibat reaksi imunologik. Reaksi ini tidak dapat diperkirakan sebelumnya, seringkali
sama sekali tidak tergantung dosis, dan terjadi hanya pada sebagian kecil dari populasi yang
menggunakan suatu obat. Reaksinya dapat bervariasi dari bentuk yang ringan seperti reaksi kulit
eritema sampai yang paling berat berupa syok anafilaksi yang bisa fatal.dari empat jenis reaksi
sensitivitas ayah fatin termasuk tipi 1 yaiu reaksi anafilaksis.
Tipe I. Reaksi anafilaksis: yaitu terjadinya interaksi antara antibodi IgE pada sel mast dan
leukosit basofil dengan obat atau metabolit, menyebabkan pelepasan mediator yang
menyebabkan reaksi alergi, misalnya histamin, kinin, 5-hidroksi triptamin, dll. Manifestasi efek
samping bisa berupa urtikaria, rinitis, asma bronkial, angio-edema dan syok anafilaktik. (Price,
Silvia.2006)
Urtikaria timbul akibat masuknya antigen ke area kulit yang spesifik dan menimbulkan
reaksi setempat yang mirip reaksi anafilaksis. Histamin yang dilepaskan akan menimbulkan : (1)
vaso dilatasiyang menyebabkan timbulnya red flare (kemerahan) dan (2) peningkatan
permeabilitas kapiler setempat sehinga dalam beberapa menit kemudian akan terjadi
pembengkakan setempat yang berbatas jelas. (Guyton. 2007). Utikaria karen aobat dapat terkaji
melalui tiga mekanisme: mekanisme yang tergantung IgE, kompleks imun bersikulasi (penyakit
serum), dan aktivasi nonimunologik jaras efektor. Reaksi utikaria yg tergantung IgE biasanya
terjadi dalam waktu 36 jam, walau dapat juga terjadi dalam beberapa menit.(Harrison.

b. bagaimana patofisiologi terjadinya reaksi alergi obat?


jawab :
minum obat reaksi reseptor imun IgE afinitas tinggi mastosit dan basofil
pajanan pertama tidak menimbulkan efek obat diminum kedua kali respon
imun menganggap sebagai antigen merangsang pelepasan histamin
interaksi mediator reaksi alergi (kulit)
4. Fatin khawatir, mengajak ayahnya kembali ke dokter dan dokter menyarankan ayah fatin
untuk mengonsumsi obat sesuai aturan penggunaan, mengganti obat yang sebelumnya
diberikan dan memberi 1 jenis obat yang dikatakannya sebagai obat anti alergi.
a. Bagaimana bentuk reaksi obat alergi?
Jawab :
Menurut penelitian Coombs,R.R.A., and Gell, P.G.H. (1975) bahwa alergi
obat dapat terjadi melalui semua 4 mekanisme hipersensitifitas yaitu :

Reaksi hipersensitivitas segera (tipe I) anafilatik , terjadi bila obat atau


metabolitnya berinteraksi membentuk antibodi IgE yang spesifik dan berikatan
dengan sel mast di jaringan atau sel basofil di sirkulasi.
Reaksi antibody sitotoksik (tipe II), melibatkan antibodi IgG dan IgM yang
mengenali antigen obal di membran sel. Dengan adanya komplemen serum,
maka sel yang dilapisi antibodiakan dibersihkan atau dihancurkan oleh sistem
monosit-makrofag.
Reaksi kompleks imun (tipe III), disebabkan oleh kompleks soluble dari obat
atau metabolitnya dengan antibodi IgM dan IgG.
Reaksi hipersensitivitas lambat (delayed-type hypersensitivity reactions, tipe IV)
adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit T yang spesifik obat. (Price,
Silvia.2006)

Waktu
Reaksi imun Mekanisme Klinis
reaksi
Kompleks IgE-obat Menit
Urtikaria, angioedema,
Tipe I berikatan dengan sel mast sampai jam
bronkospasme, muntah,
(diperantarai IgE) melepaskan histamin dan setelah
diare, anafilaksis
mediator lain paparan
Antibodi IgM atau IgG Anemia hemolitik,
Tipe II
spesifik terhadap sel neutropenia, Variasi
(sitotoksik)
hapten-obat trombositopenia
Deposit jaringan dari Serum sickness, demam,
1-3 minggu
Tipe III kompleks antibodi-obat ruam, artralgia,
setelah
(kompleks imun) dengan aktivasi limfadenopati, vaskulitis,
paparan
komplemen urtikaria
Presentasi molekul obat
Tipe IV (lambat, 2-7 hari
oleh MHC kepada sel T
diperantarai oleh Dermatitis kontak alergi setelah
dengan pelepasan
selular) paparan
sitokin

b. Apa penyebab alergi?


jawab :
Alergi disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tubuh terhadap zat-zat yang
disebut allergen (zat yang memiliki daya alergi) yang dianggap asing oleh tubuh
sehingga meningkatkan reaksi berlebihan sistem imun menyebabkan gatal-gatal
atau kemerahan pada kulit. (Endaryanto, A. 2006.)

c. Bagaimana penggolongan obat antialergi?


jawab :
Antihistamin H1 merupakan inhibitor kompetitif terhadap histamin. Antihistamin
dan histamin saling berlomba menempati reseptor histamin. Beberapa antihistamin
misalnya cetirizin, loratadin, levocetirizin, dextrocetirizin berikatan dengan reseptor
H1 dalam bentuk ikatan spesifik stereo, tetapi afinitas setiap antihistamin tersebut
terhadap reseptor H1 berbeda.Perlu diteliti lebih lanjut mekanisme antihistamin pada
pengobatan penyakit alergik misalnya mekanisme antihistamin sebagai anti
inflamasi, struktur reseptor H1, afinitas pengikatan antihistamin terhadap reseptor
H1. Diharapkan didapatkan antihistamin yang efektif dan tidak menimbulkan efek
samping pada pengobatan penyakit alergi. (Pohan,S.S. 2007)
Konsumsi 3 Jenis Obat
sekaligus

2 peroral 1 sublingual

Kesalahan cara
konsumsi
Telah dikonsumsi 2x
setelah makan
Farmakokinetika Farmakodinamik

Daya absorbsi Efek tidak ke SOA


menurun

Terjadi reaksi
hipersensitivitas

Rasa gatal dan


kemerahan di extremitas

Anda mungkin juga menyukai

  • GFGDHZDZHSHASRHR
    GFGDHZDZHSHASRHR
    Dokumen48 halaman
    GFGDHZDZHSHASRHR
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • HBJFJ
    HBJFJ
    Dokumen29 halaman
    HBJFJ
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Ekazalika Bab 1 Neww
    Ekazalika Bab 1 Neww
    Dokumen5 halaman
    Ekazalika Bab 1 Neww
    Eka
    Belum ada peringkat
  • Tuiye
    Tuiye
    Dokumen13 halaman
    Tuiye
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • FJGK, HK
    FJGK, HK
    Dokumen1 halaman
    FJGK, HK
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Ihihuh
    Ihihuh
    Dokumen1 halaman
    Ihihuh
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • GFGDHZDZHSHASRHR
    GFGDHZDZHSHASRHR
    Dokumen48 halaman
    GFGDHZDZHSHASRHR
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • FNDFH
    FNDFH
    Dokumen56 halaman
    FNDFH
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Vasfwfq
    Vasfwfq
    Dokumen4 halaman
    Vasfwfq
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • GFJHKJJL
    GFJHKJJL
    Dokumen8 halaman
    GFJHKJJL
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga Obgyn
    Jadwal Jaga Obgyn
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Jaga Obgyn
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus New
    Cover Lapsus New
    Dokumen4 halaman
    Cover Lapsus New
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • FDGJGHKJH
    FDGJGHKJH
    Dokumen7 halaman
    FDGJGHKJH
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • FNDFNJSZJ
    FNDFNJSZJ
    Dokumen55 halaman
    FNDFNJSZJ
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Cihihiuh
    Cihihiuh
    Dokumen2 halaman
    Cihihiuh
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • VHKLJ
    VHKLJ
    Dokumen18 halaman
    VHKLJ
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Ftgihioho
    Ftgihioho
    Dokumen2 halaman
    Ftgihioho
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Bhuiomj
    Bhuiomj
    Dokumen3 halaman
    Bhuiomj
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus New
    Cover Lapsus New
    Dokumen4 halaman
    Cover Lapsus New
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Ftgihioho
    Ftgihioho
    Dokumen2 halaman
    Ftgihioho
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Dgjfsykx
    Dgjfsykx
    Dokumen2 halaman
    Dgjfsykx
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Cihihiuh
    Cihihiuh
    Dokumen2 halaman
    Cihihiuh
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Dgjfsykx
    Dgjfsykx
    Dokumen2 halaman
    Dgjfsykx
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Dhnfohaofj OPF
    Dhnfohaofj OPF
    Dokumen14 halaman
    Dhnfohaofj OPF
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Sdkuhj
    Sdkuhj
    Dokumen4 halaman
    Sdkuhj
    aditya
    Belum ada peringkat
  • Jhbukkk
    Jhbukkk
    Dokumen1 halaman
    Jhbukkk
    adityapras28
    Belum ada peringkat