diperoleh dari dokter setelah beberobat tadi malam. Fatin membaca dosis yang tertera di
etiket obat. Obat itu terdiri dari 3 jenis; 2 jenis tertulis 3x1 kapsul setelah makan dan 1
jenis lagi tertulis 1x1 tablet (bila perlu), letakkan di bawah lidah.
Tanpa membaca instruksi yang tertera di etiket obat, ayah fatin menelan 3 obat
tersebut bersamaan, segera setelah makan. Obat tersebut baru dikonsumsi 2 kali dan mala
mini ayah fatin mengeluh rasa gatal disertai kemerahan di tangan dan kaki yang belum
ernah dialami sebelumnya. Karena belum pernah dialami sebelumnya. Karena merasa
khawatir, fatin mengajak ayahnya kembali ke dokter dan dokter menyarankan ayah fatin
untuk mengkonsumsi obat sesuai aturan penggunaan, mengganti obat sebelumnya diberikan
dan member 1 jenis obat yang dikatakanyya sebagai obat anti alergi.
1. Fatin mendapati obat milik ayahnya. Dosis yang tertera di etiket obat terdiri dari 2 jenis
obat tertulis 3x1 kapsul stelah makan dan 1jenis obat tertulis 1x1 tablet(bila perlu)
letakkan dibawah lidah
a. Apa saja jenis dari etiket dan fungsinya ?
Jawab : Etiket adalah kertas yang berisi keterangan tentang pengonsumsian obat dalam 1 hari.
Putih : untuk pemakaian obat dalam, ex: oral
Biru : untuk pemakaian obat luar. Ex : salep, injeksi, suppo, tetes telinga, tetes mata
b. Bagaimana penulisan etiket yang benar?
Jawab :
Etiket harus jelas dan dapat dibaca2007)
1. Pada sebelah atas : nama Apotek, alamat apotek, nama apoteker, Nomor SIK
Apoteker, atau Nomor SIA.
2. Sebelah kiri atas : nomor resep
3. Sebelah kanan atas : tempat dan tanggal pembuatan resep
4. Ditengah : nama pasien
5. Dibawah nama pasien : cara pemakaian
6. Warna etiket: biru(untuk obat luar) dan Putih (obat dalam)
7. Tanggal kadaruarsa, penting untuk obat yang mudah rusak
8. Tempat penyimpanan obat (bila perlu)
c. Bagaimana format penulisan resep?
Jawab
3) Prescriptio/ Ordonatio : nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang
diinginkan.
4) Signatura : yaitu tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval
waktu pemberian harus jelas untuk keamanan penggunaan obat dan keberhasilan
terapi.
5) Subscrioptio : yaitu tanda tangan/ paraf dokter penulis resep berguna sebagai
legalitas dan keabsahan resep tersebut.
Pro (diperuntukkan) : dicantumkan nama dan umur pasien. Teristimewa untuk obat
narkotika juga hatus dicantumkan alamat pasien (untuk pelaporan ke Dinkes
setempat).
Jawab
1. Per oral
Cara pemberiannya melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa
sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat
2. Injeksi:
Pemberiaan obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung
ke pembuluh darah
Subcutan pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada
jaringan konektif atau lemak di bawah dermis
Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan
4. Rectal
Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum,
dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik
5. Intravagina Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui
vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina
atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk
mengobati infeksi local
6. Topikal
Obat yang cara pemberiannya bersifat lokal, misalnya tetes mata, salep, tetes telinga dan
lain-lain
Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini
pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah
(otitis media), dapat berupa obat antibiotik
8. Pemberian Obat pada Hidung
Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada
seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring
Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata
digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi
pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian
juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
1. Kondisi pasien
Dilihat bagaimana kondisi pasien yang paling efektif dengan obat, misalnya orang yang
sedang tidak sadar tidak mungkin di beri obat tablet, tapi suntik
2. Faktor-Faktor Genetik
Faktor-faktor genetik yang mempengaruhi kadar enzim, berperan untuk beberapa perbedaan
ini.
Faktor lingkungan dan makanan berperan terhadap variasi individual dalam metabolisme
obat. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya kesulitan untuk menentukan
dosis yang efektif dan aman untuk obat-obatan yang memiliki indeks terapi yang sempit.
4. Umur
Factor umur termasuk salah satu factor pemberian obat, misalnya anak-anak lebih banyak
menggunakan sirup disbanding diberikan kapsul atau tablet.
5. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin menentukan seorang dokter untuk memberikan bentuk sediaan obat
yang paling efektif terhadap pasien, karena hal ini berhubungan dengan perbedaan hormone
antara laki-laki dan perempuan
i. Apa makna pemberian obat 1x1 tablet (jika diperlukan) letak dibawah
lidah?
Jawab : Obat dikonsumsi satu tablet dalam satu hari. Obat yang dikonsumsi dengan cara
diletakan pada bawah lidah hanya jika dipelukan . Obat ini memiliki waktu paruh yang lebih
cepat dan singkat.
Tujuannya supaya efeknya lebih cepat karena pembuluh darah bawah lidah merupakan pusat
sakit. Misal pada kasus pasien jantung. Keuntungan cara ini efek obat cepat serta kerusakan
obat di saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari (tidak lewat
vena porta)
Jadi disini obat langsung masuk ke SOA, dan langsung berinteraksi. Obat semacam ini
biasanya digunakan untuk keadaan darurat. Misalnya pada penderita jantung. Pada serangan
akut pilihan utama adalah sublingual kerja pesat tapi singkat sebagai terapi interval guna
mengurangi frekuensi serangan.
Jawab
Tablet sublingual diletakan dibawah lidah karena mempunyai waktu paruh yang cepat
berkisar 40 menit dan langsung meuju tempat reaksi tanpa melalui saluran pencernaan dan
hepar serta ginjal
Apabila obat sublingual dikonsumsi dengan cara ditelan, menyebabkan obat melalui saluran
pencernaan. Dimana obat sublingual mengalami bioavailibilitas yang rendah, akibatnya
hancur pada proses pencernaan atau sewaktu di saring ginjal atau di netralkan hati
2. Ayah fatin menelan 3 obat bersamaan segera setelah makan tanpa membaca instruksi.
a. Bagaimana absorbs tablet sublingual yang seharusnya diletakkan
dibawah lidah tetapi dikonsumsi dengan di telan?
Jawab
Tablet sublingual diletakan dibawah lidah karena mempunyai waktu paruh yang cepat
berkisar 40 menit dan langsung meuju tempat reaksi tanpa melalui saluran pencernaan dan
hepar serta ginjal
Apabila obat sublingual dikonsumsi dengan cara ditelan, menyebabkan obat melalui saluran
pencernaan. Dimana obat sublingual mengalami bioavailibilitas yang rendah, akibatnya
hancur pada proses pencernaan atau sewaktu di saring ginjal atau di netralkan hati
1. Absorpsi adalah proses zat-zat dari obat masuk ke dalam aliran / pembuluh darah. Cara
pemberian berdampak pada kecepatan dan keseluruhan bagian obat yang akan diserap
tubuh.Absorbsi obat sudah dimulai sejak di mulut, kemudian lambung, usus halus, dan usus
besar. Tapi terjadi terutama di usus halus karena permukaannya yang luas, dan lapisan
dinding mukosanya lebih permeabel.
2. Distribusi adalah proses pengiriman zat-zat dalam obat kepada jaringan dan sel-sel target.
Proses dipengaruhi oleh sistem sirkulasi tubuh, jumlah zat obat yang dapat terikat dengan
protein tubuh serta jaringan atau sel tujuan dari obat tersebut.
3. Metabolisme adalah proses deaktivasi/detoksifikasi zat-zat obat didalam tubuh. Proses ini
terutama berlangsung didalam hepar, namun juga berlangsung di dalam ginjal, plasma darah,
mukosa usus, dan paru-paru. Gangguan pada fungsi hepar, termasuk diantaranya adalah
penurunan fungsi hepar akibat penuaan atau penyakit dapat mempengaruhi kecepatan
detoksifikasi obat yang berlagsung didalam tubuh.
4. Ekskresi adalah proses mengeluarkan obat atau zat-zat sisa metabolismenya dari dalam
tubuh. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan sebagian besar sisa metabolisme tersebut,
sebagian yang lain dikeluarkan melalui paru- paru dan intestinal. Penurunan fungsi ginjal
akan sangat berpengaruh buruk pada proses ini. Metabolisme oleh hati membuat obat lebih
polar dan larut air sehingga mudah di ekskresi oleh ginjal. Obat-obatan dengan berat lebih
dari 300 g/mol yang termasuk grup polar dan lipophilic di ekskresikan lewat empedu.
c. Apa yang akan terjadi ketika obat tersebut dikonsumsi segera setelah
makan?
Jawab :
Minum obat bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi absorbsi. Keberadaan
makanan dalam lambung memperlambat waktu pengosongan lambung sehingga obat yang
dihancurkan oleh asam, menjadi rusak dan bahkan tidak terabsorbsi.obat akan ikut bersama
dengan makanan dicerna diusus dan menyebabkan fungsi terapi obat berkurang. obat harus
diberikan 30-60 menit sebelum makan dan 2-3 jam setelah makan.
Ketika obat diminum segera setelah makan, obat tersebut akan melalui beberapa
tahapan yang pertama absorbsi. Absorbsi adalah gerakan tempat pemberiaan obat masuk ke
dalam aliran darah yang dipengaruhi oleh motilitas gastrointestinal atau pergerakan dari usus.
Pada saat setalah makan gerakan peristaltik usus meningkat, ketika langsung minum obat, obat
tersebut akan ikut terdorong bersama makan sehingga daya absorbsinya menurun. Obat ada
yang larut dalam air dan lipid . Jadi, partikel obat bercampur dengan partikel makanan
menjadikan zat aktif obat tidak di mampu menembus membran sel langsung diekresikan dalam
ginjal. (Katzung, Bertram G. 2012)
d. Bagaimana interaksi obat terhadap reseptor?
Jawab :
Protein merupakan reseptor obat yang paling penting (misalnya reseptor fisiologis,
asetilkolinesterase, Na+ , K- , ATPase, tubulin, dsb). Asam nukleat reseptor obat paling
penting untuk sitostatik. Ikatan antara obat-reseptor biasanya terdiri dari berbagai ikatan
lemah (ikatan ion, hidrogen, hidrofobik, van der waals dan kovalen ), mirip ikatan antara
substarat dengan enzim.
Reseptor suatu makromolekul seluler tempat obat terikat untuk menimbulkan efeknya.
Sedangkan reseptor fisiologik adalah protein seluler yang secara normal berfungsi sebagai
reseptor bagi ligan (obat, hormon, dan neurontransmitter) untuk memicu signaling kimia
antara dan dalam sel sehingga menimbulkan efek. Penerusan signal tersebut ke dalam sel
melalui : perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger dan
mempengaruhi transkripsi gen. Kerja obat yang tidak diperantarai Reseptor dalam
menimbulkan efek, obat tertentu tidak berikatan dengan reseptor. Obat-obat ini mungkin
mengubah sifat cairan tubuh, berinteraksi dengan ion atau molekul kecil, atau masuk ke
komponen sel. (Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI. 2007)
Transduksi signal merupakan pemerosesan sinyal dalam sel yang kemudian sinyal
distribusikan. Sinyal akan di amplifikasi oleh sel sehingga cukup untuk menghasilkan respon.
(hormone produksinya sedikit sehingga perlu diamplifikasi). Prinsipnya: Sinyal yang tidak
bisa masuk dalam sel akan diterima pada reseptor permukaan yang akan menghasilkan
berbagai macam reaksi transduksi sinyal yang akan menghasilkan perubahan berbagai macam
protein di dalam sel (mengubah aktifitas enzim, merubah keaktifan factor transkripsi,
mengubah struktur dan komposisi protein sitoskeleton) sehingga adanya sinyal bisa
mengubah metabolism sel (enzim menjadi lebih aktif, mengubah excotic gen, reseptor
ekstraseluler, mengubah bentuk sel, kontraksi, berpindah --> perilaku sel berubah).
e. apakah kasus ini termasuk penyalahangunaan obat, sebutkan alasanya?
Jawab :
Dalam kasus ini bukan merupakan penyalahangunaan obat melainkan drug
missued adalah kesalahan cara pakai obat ex konsumsi yang salah. Drug abused
adalah penyalah gunaan obat untuk tujuan tertentu ex narkoba,morfin.
Dilihat dari skenario ayah fatin termasuk drug missued yaitu kesalahan dalam
cara akai obat yang tidak sesuai dengan anjuran dokter yang seharusnya 3x1 kapsul
setelah makan dan 1x1 tablet bila perlu letakkan dibawah lidah,tapi yang dilakukan
ayah fatin menelan 3 obat tersebut bersamaan, segera setelah makan.
Penggunaan obat yang salah adalah ketidaktahuan pengguna obat tersebut,
baik mengenai kegunaan obat, takaran/dosis, cara penggunaan maupun efek
samping obar tersebut terhadap penyakitnya.
Jawab
Drug misuse, penggunaan obat secara tidak benar atau salah, juga berkaitan
dengan ketepatan diagnose penyakit. Untuk mencapai tujuan utama dalam
penggunaan obat ada beberapa hal yang harus dipenuhi yaitu pasien (terutama
penyakitnya) yang tepat, obat yang tepat, takaran yang tepat, cara penggunaan
yang tepat, pada waktu yang tepat dan dalam kurun waktu yang tepat. Derajat
kepatuhan terhadap hal-hal itu merupakan faktor penentu tercapainya tujuan
utama penggunaan obat. Mungkin judgement terhadap kemanjuran suatu obat
tertentu baru dapat ditentukan bila kepatuhan sudah dilakukan dengan baik,
benar dan istiqomah. Terutama bagi pasien yang dirawat di RS kepatuhan ini
harus mendapatkan perhatian yang memadai dari tenaga-tenaga dokter, farmasis,
dan keperawatan. Hal ini dapat meningkatkan kecepatan proses kesembuhan
pasien, dan juga efisiensi RS.
Drug abuse, penyalah gunaan obat, adalah penggunaan obat dengan tujuan selain kesembuhan.
Misalnya untuk bunuh diri seperti dilakukan actrees terkenal Marylin Monru, yang menelan pil
tidur dalam jumlah/takaran yang berlebihan untuk mengakhiri hidupnya. Penyalahgunaan obat
biasanya berkaitan dengan obat /zat psychoactive dengan tujuan utama mencapai kondisi semu
yang menyenangkan (sementara).
Waktu
Reaksi imun Mekanisme Klinis
reaksi
Kompleks IgE-obat Menit
Urtikaria, angioedema,
Tipe I berikatan dengan sel mast sampai jam
bronkospasme, muntah,
(diperantarai IgE) melepaskan histamin dan setelah
diare, anafilaksis
mediator lain paparan
Antibodi IgM atau IgG Anemia hemolitik,
Tipe II
spesifik terhadap sel neutropenia, Variasi
(sitotoksik)
hapten-obat trombositopenia
Deposit jaringan dari Serum sickness, demam,
1-3 minggu
Tipe III kompleks antibodi-obat ruam, artralgia,
setelah
(kompleks imun) dengan aktivasi limfadenopati, vaskulitis,
paparan
komplemen urtikaria
Presentasi molekul obat
Tipe IV (lambat, 2-7 hari
oleh MHC kepada sel T
diperantarai oleh Dermatitis kontak alergi setelah
dengan pelepasan
selular) paparan
sitokin
2 peroral 1 sublingual
Kesalahan cara
konsumsi
Telah dikonsumsi 2x
setelah makan
Farmakokinetika Farmakodinamik
Terjadi reaksi
hipersensitivitas