Anda di halaman 1dari 18

Learning issue scenario a

1. Pola irama sirkadian dalam tubuh


2. Fisiologi system neuron dan endokrin terhadap irama sirkadian
3. Hubungan irama sirkadian dengan system tubuh
a. Imunitas
b. saraf dan neuroendokrin
c. endokrin(hypothalamus) hipofisis, korteks adrenal
d. respirasi (pola keseimbangan PO2 dan Co2 kaitan dengan mengantuk)
e. digestive(pola kerja system digestive terhadap jadwal makan kardiovascular
f.pola system CV terhadap jam kerja.
g. regulasi suhu tubuh(pola aktifitas terhadap aktifitas tubuh, siang naik malam turun)

4. adaptasi system internal clock tubuh (axis hypothalamus, hipofisis dan organ tubuh lainnya) terhadap
perubahan jam biologis tubuh

5. mekanisme system saraf dalam mengatur kesadaran

6. prosedur pemeriksaan fisik terhadap vital sign

7. tingkat kesadaran, prosedur menilai tingkat kesadaran dan cara meng interpretasi hasil penilaian tingkat
kesadaran.

Scenario : Pada hari Senin malam, Siti Maimunah, Coas FK UMP. Bertugas jaga dan baru bisa tidur
pukul 03.00 dini hari dan harus bangun pada pukul 05.00 dini hari. Pada hari Selasa, Siti Maimunah
baru pulang setelah Maghrib dan tertidur pukul 02.00 dini hari serta bangun pada pukul 05.00 karena
ia harus belajar dan mempersiapkan Power Point presentasi laporan kasus.
Pada hari Rabu pukul 08.00 WIB, Siti Maimunah mempresentasikan laporan analisa
kasus Kepaniteraan Penyakit Dalam. Ketika presentasi sambil berdiri tiba-tiba Siti Maimunah jatuh
terlentang dan tidak sadarkan diri. Setelah 10 menit tidak sadar dan distimulasi dengan balsem merah
Cap Lang, Siti Maimunah terbangun. Setelah terbangun, Siti Maimunah mengeluh ulu hatinya nyeri,
penuh, dan mual. Ia juga mengeluh sakit kepala. Sebelum presentasi Siti terlihat lelah, gelisah dan
mengantuk.
Setelah Siti Maimunah tersadar, dosen konsulen melakukan pemeriksaan vital sign
terhadap Siti Maimunah:
o Kesadaran: Eye: membuka spontan, Movement: bergerak mengikuti perintah, Verbal: kata-kata
jelas dan berorientasi baik.
o Tekanan darah: 135/95 mmHg
o Denyut nadi: 96x/menit
o Laju respirasi: 26x/menit
o Temperatur axilla: 36,7 C
Pemeriksaan khusus:
o Kepala:
Regio occipitalis : teraba benjolan berdiameter 4cm dan nyeri tekan
Mata: konjungtiva hiperemis
Lain-lain dalam batas normal
o Thoraks:
Paru dalam batas normal
Jantung dalam batas normal
o Abdomen: dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba, bising usus normal
o Ekstremitas: dalam batas normal, refleks fisiologis (+) normal, refleks patologis (-)

Analisis masalah :

1. Pada hari Senin malam, Siti Maimunah, Coas FK UMP bertugas jaga malam dan baru bisa
tidur pukul 03.00 dini hari dan harus bangun pukul 05.00 dini hari.
a. Bagaimana fisiologi tidur atau irama sirkadian?
Jawab :
Tidur normal membutuhkan koordinasi beberapa struktur otak sebagai
berikut :
lokus caeruleus dan subcaerulus (norepinefrin menjadi transmiter
nukleus rafe (serotonin menjadi transmiter)
nukleus traktus solitarius
neuron hipotalamus.
Orang dewasa tidur 7-8 jam per malam, faktor waktu lama dan struktur
internal tidur bervariasi sesuai faktor kesehatan dan faktor usia. (Kasper, et al. 2012).
Bagian susunan saraf pusat yang berperan sebagai pusat-pusat neuron yang
merangsang daerah spesifik otak sehingga otak dapat menimbulkan keadaan-
keadaan tidur dengan sifat-sifat mendekati fisiologis tidur normal atau alami.
Fisiologi tidur terbagi menjadi 2 tipe yaitu :
Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
Tipe Rapid Eye Movement (REM)
Irama sirkadian adalah ritme biologis dengan lama periode (dari puncak
kembali ke puncak) sekitar 24 jam. Irama sirkadian dikendalikan oleh jam biologis,
yang terletak dalam sebuah bagian kecil di hipotalamus yang berbentuk seperti tetes
air yang isinya berupa kumpulan sel yang disebut suprachiasmatic nucleus (SCN).
Irama sirkadian dipengaruhi oleh suhu cahaya dan faktor faktor eksternal seperti
aktivitas sosial, dan rutinitas pekerjaan. Irama sirkadian mempengaruhi pola fungsi
biologis dan perilaku. Fluktuasi suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi
hormon, dan suasana hati dipengaruhi oleh pemeliharaan siklus sirkadian.
(Guyton dan Hall, 2006)
Kontrol dan regulasi tidur tergantung pada interrelasi antara 2 mekanisme serebral
yang bekerja saling berlawanan antara satu dengan yang lainnya. Keduanya secara
intermedit mengontrol tidur dan terjaga. Satu mekanisme menyebabkan tubuh terjaga, dan
mekanisme lainnya menyebabkan tubuh tertidur.
Sistem pengaktifan reticular (reticular activiting system/RAS) terletak dalam batang
otak atas (upper brainstream). RAS merupakan bagian dari formatio Reticularis. RAS
diyakini mengandung sel sel khusus yang mempertahankan keadaan siaga / jaga.
RAS juga menerima input rangsang sensori visual, auditori dan nyeri serta rangsang
raba. Aktivitas dari serebral kortek (seperti emosi dan proses berfikir) juga menstimulasi
RAS.
Keadaan terjaga merupakan akibat dari neuron-neuron yang ada dalam RAS
melepaskan katekolamin seperti hormon norepineprin.
Seorang yang mencoba untuk tidur, akan menutupkan matanya dan mengatur
posisinya sehingga rilek. Stimulus pada RAS menjadi menurun. Jika ruangan digelapkan
dan tenang, maka aktivasi RAS akan semakin menurun. Pada suatu saat BSR akan
mengambil alih, sehingga menyebabkan individu menjadi tertidur.

- Bagaimana Fisiologi Kesadaran


Untuk menimbulkan kesadaran yang normal, 2 bagian utama sistem syaraf yang berperan utama
adalah formatio retikularis di batang otak dan cortek cerebri yang keduanya harus berfungsi
aktif untuk dapat menimbulkan kesadaran. Formatio retikularis berperan dalam keadaan bangun.
Sedangkan kortek cerebri berperan dalam keadaan waspada yaitu keadaan yang memungkinkan
individu bereaksi terhadap lingkungan.

Kesadaran timbul akibat adanya daerah di formatio retikularis yang bila di beri rangsangan akan
menimbulkan aktifitas pada kortek cerebri yang disebut sistem aktifasi retikuler Ascendens
(ARAS), yang bagiannya meluas di tengah batang otak dari otak tengah sampai hipotalamus dan
talamus. Dan menjabarkan bahwa struktur tersebut mengirimkan transimisi efek fisiologi difus
ke kortek.
Tingkat Kesadaran
i. Kompos mentis
a) Tingkat kesadaran tertinggi, dimana pasien sadar sepenuhnya baik dalam hal
orientasi terhadap dirinya sendiri dan orientasi terhadap lingkungan.
b) Pada tingkay kesadaran ini, pasien memberikan respon yang baik terhadap
stimulus yang diberikan. Contoh : mampu menjawab dengan baik pertanyaan
sederhana yang diberikan oleh pemeriksa.

ii. Apatis
a) Tingkat kesadaran dimana pasien tidak emmberi respon yang baik terhadap
lingkungan.
b) Pasien terlihat acuh-tak acuh terhadap stimulasi yang diberikan pemeriksa

iii. Somnolen
a) Pasien terlihat tertidur dan akan terbangun bila diberi rangsangan suara (seperti
suara panggilan dari sipemeriksa)
b) Pasien akan tertidur kembali bila rangsangan dihentikan

iv. Sopor
a) Penurunan kesadaran dimana pasien tertidur lebih dalam, dan hanya akan
terbangun bila diberi rangsangan yang kuat. Misalnya : rangsangan nyeri
b) Bila terbangun pasien tidak dapat memberikan respon verbal yang baik.

v. Delirium
a) Penurunan kesadaran yang disertai kekacauan mototrik
b) Pasien terlihat tidak dapat memberikan respon verbal yang baik

vi. Koma
a) Penurunan kesadaran yang dalam
b) Pasien tidak melakukan gerakkan spontan dan tidak memberikan respon bila
diberi rangsangan yang kuat. Misalnya : rangsangan nyeri

b. Bagaimana hubungan irama sirkadian dengan :


a) Sistem saraf pusat
b) Sistem endokrin
c) Sistem respirasi
d) Sistem digestif
e) Sistem kardiovaskuler
f) Sistem regulasi suhu tubuh
Jawab :
a) Sistem saraf pusat
Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan sinkronisasi terletak
pada substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai
pusat tidur. Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan
sinkronisasi/desinkronisasi terdapat pada bagian rostral medulo oblogata
disebut sebagai pusat kesadaran.
Kordinasi irama sirkadian adalah hipotalamus, di dalam hipotalamus
terdapat nukleussuprachiasmatic dan osilator yang menyebabkan
hipotalamus memiliki fungsi antara lain sebagai pusat kendali emosi, fungsi
otonom dan endokrin (Kortisol, melatonin, serotonin), regulasi berbagai
fungsi homeostasis ( suhu, haus, diuresis, makan ), sebagai hubungan
penting sistem saraf dan endokrin dan emosi serta perilaku emosi.
Berkurangnya keadaan tidur akan mempengaruhi fungsi sitem saraf pusat
sebab nilai utama dari tidur adalah untuk memulihkan keseimbangan alami
diantara pusat-pusat neuron. Bila kurang tidur maka sistem saraf pusat akan
dipaksa bekerja sampai pada akhirnya terjadi suatu keadaan leleah yang
menyebabkan penurunan aktivitas.
b) Sistem endokrin
Hormon melatonin (N-acetyl-5-metoksitriptamin) adalah hormon
yang sebagian besar dibuat oleh kelenjar pineal,. Penurunan
produksi hormon ini menyebabkan berbagai keluhan yang lebih
banyak dialami oleh usia tua dibandingkan dengan usia muda, antara
lain, sukar tidur (insomnia), gangguan pada irama sirkadian, jet lag,
serta berbagai gejala lain.

Hormon Serotonin disekresikan oleh ujung serat dari neron rafe


(terletak di separuh bagian bawah pons dan di medulla) yang
merupakan perubahan transmiter utama yang berkaitan dengan
timbulnya keadaan tidur. Selama tidur, konsentrasi seratonin dalam
darah lebih rendah dari waktu siaga.

Hormon Kortisol disekresikan oleh hormon adrenokorikal. Akibat


jumlah kortisol yang tinggi pembentukan adenosin menurun,
sehingga energi menurun. Sedangkan pada saat kita kurang tidur
tubuh memerlukan energi yang banyak. Oleh karena itu terjadi
lemas. Hormon kortisol berfungsi menginduksi rangkaian efek
metabolism dan penstimulasi stressor.

c) Sistem respirasi
Pusat pernapasan terletak medulla oblongata. Mekanismenya adalah : udara
masuk ke hidung => faring => trachea => bronkus bronkiolus terminalis =>
bronkiolus respiratorik => alveolus

Perubahan fisiologis pada saat tidur antara lain perubahan pola pernapasan,
penurunan ventilasi semenit, penurunan PO2. Perubahan tersebut berbeda-
beda sesuai dengan fase tidur. Pada orang normal sistem respirasi akan
menurun selama tidur yaitu terjadi hipoventilasi alveolar. Frekuensi
pernapasan dan ventilasi semenit akan menurun selama slow wave sleepdan
pada umumnya bertambah cepat, dangkal dan tak menentu pada REM.
Penurunan pengurangan fungsi respirasi selama tidur yang terutama terjadi
pada fase REM adalah akibat sebagian saluran napas atas yang disertai
penurunan tonus otot interkostal dan genioglosus. Sistem Respirasi
berhubungan dengan pola keseimbangan antara tekanan O2 dan CO2. Pada
malam hari, metabolisme basal meningkat sehingga terjadi akumulasi CO2.
konsentrasi CO2 yang tinggi akan merangsang pusat respirasi (medulla
oblongota) sehingga orang tersebut akan bernapas lebih cepat sampai
konsentrasi CO2 kembali ke konsentrasi normalnya.
d) Sistem digestif
Irama sirkadian pada sistem gastrointestinal
a. Jam 04.00-12.00 adalah fase disposal. Terjadi detoksifikasi. Tubuh
secara intensif membuang sisa makanan dan metabolisme.
b. Jam 12.00-20.00 adalah fase digesti. Fase ini adalah waktu yang
tepat untuk mengonsumsi makanan berat sebagai sumber
karbohidrat, lemak, dan protein. Halini dikarenakan sepanjang fase
ini, proses pencernaan menjadi lebih giat
Jam 20.00-04.00 adalah fase absorbsi. Tidak disarankan untuk
mengonsumsimakanan diatas jam 20.00 karena perut tidak seharusnya
penuh menjelang jam tidur. Sepanjang waktu tidur, tubuh akan bekerja
menyerap, mengasimilasi dan menyalurkan zat-zat makanan ke seluruh
tubuh. Seseorang yang kurang tidur atau pola tidurnya berubah-ubah dapat
mengalami rasa mual yang terus menerus,kembung, konstipasi dan masalah
gastrointestinal yang lain karena fase absorbsinya terganggu.

e) Sistem kardiovaskuler
Berdasarkan siklus biologi :
Jam 06.00 WIB - 18.00 WIB tekanan darah menurun, sedangkan pada jam
18.30 06.00 WIB tekanan darah meningkat.
Hal ini berhubungan dalam tubuh kita terdapat korteks adrenal yang
menghasilkan beberapa hormon, salah satu di antaranya adalah kortisol
(biasa disebut hormon stress), suatu hormon yang berpengaruh pada sistem
kardiovaskuler, keseimbangan metabolik, dan sistem imun. Kadar kortisol di
dalam tubuh sangat fluktuatif menyesuaikan dengan irama sirkadian. Tidur
merupakan salah satu cara untuk mengatur hormon stress (kortisol dan
adrenalin), dan memperlambat denyut jantung. Kualitas tidur yang buruk
dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.

f) Sistem regulasi suhu tubuh


Suhu tubuh berubah secara normal 0,5 C sampai 1 C selama periode 24
jam.Bagaimanapun, suhu merupakan irama stabil pada manusia. Suhu tubuh
paling rendah biasanya antara pukul 1:00 dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari
suhu tubuhnaik, sampai sekitar pukul 18:00 dan kemudian turun seperti pada
dini hari. Penting diketahui, pola suhu tidak secara otomatis pada orang yang
bekerja pada malam hari dan tidur di siang hari. Suhu tubuh manusia diatur
dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat
pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti
tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu,
yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu
tubuh inti konstan pada 37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik
tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian
mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi
panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada
titik tetap.

- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur?


Jawab :
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur :
a. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan
gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak
dari pada biasanya. Siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya
stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya tidur.
Contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat
mempengaruhi tidur seseorang. Seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi
terpengaruh dengan kondisi tersebut.
c. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah
seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat
biasanya siklus REM akan kembali memanjang.
d. Gaya hidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur
pada waktu yang tepat.
e. Stres emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat
meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Kondisi
ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta
seringnya terjaga saat tidur.
f. Stimulan dan alkohol
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang SSP sehingga
dapat mengganggu pola tidur. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu
siklus tidur REM. Pengaruh alkohol yang telah hilang dapat menyebabkan individu
sering kali mengalami mimpi buruk.
g. Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya
terjaga di malam hari. Penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total
tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari.
h. Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh. Perokok
sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam hari.
i. Medikasi
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hipnotik dapat
mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, betablocker dapat menyebabkan insomnia
dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (misalnya: meperidin hidroklorida dan morfin)
diketahui dapat menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam
hari.
j. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang.
Perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering kali dapat mendatangkan
kantuk.
2. Pada hari selasa, Siti Maimunah baru pulang setelah maghrib dan tertidur pukul 02.00
dini hari serta bangun pada pukul 05.00 dini hari karena belajar.

a. Apa yang dimaksud dengan jam biologis?


Jawab :
Jam Biologis, disebut juga dengan Bioritme, adalah suatu sistem fungsi tubuh
internal (fisiologis) yang memungkinkan mahluk hidup (organisme) hidup
harmonis dengan ritme/siklus alamiah. Jam Biologis pada manusia bertugas
untuk mengontrol aktivitas biologis tubuh seperti rasa lapar dan kantuk dengan
mengeluarkan zat-zat kimia tertentu pada jam-jam tertentu. Jam Biologis
memiliki karakter yang unik karena Jam Biologis bersifat dinamis dan relatif, Jam
Biologis ini akan mengikuti gaya hidup seseorang secara alamiah. Oleh karena itu
pengertian Jam Biologis Normal bergantung kepada gaya hidup seseorang.
(Djatmiko, dkk. 2012)

b. Bagaimana pengaruh kurang tidur terhadap aktivitas


?
Jawab :
Menurut Djatmiko dkk (2012), Pengaruh kurang tidur terhadap aktivitas
adalah terganggunya fungsi dari tidur itu sendiri seperti :
a. Terganggunya restoratif , restoratif berfungai untuk memulihkan proses
biokimia dan fisiologis secara progresif
b. Terganggunya homeostatis
c. Terganggunya termoregulasi
d. Penurunan cadangan energi berupa adenosin

c. Bagaimana pandangan Islam terhadap kasus ini?


Jawab :
Q.S An-Naba : 9
Artinya : dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat
Kandungan dari ayat tersebut adalah Allah memerintahkan kita agar
memanfaatkan waktu tidur untuk benar-benar beristirahat. Dalam kasus
ini, Siti Maimunah tidak menjalankan perintah tersebut karena tuntutan
kewajibannya sebagai Coas.

3. Pada hari Rabu pukul 08.00 WIB Siti Maimunah presentasi laporan analisa kasus
sambil berdiri dan tiba-tiba jatuh terlentang serta tidak sadarkan diri

a. Mengapa Siti Maimunah jatuh terlentang dan tidak


sadarkan diri?
Jawab :
Akibat stress berupa kurang tidur, menyebabkan peningkatan sekresi hormon
ACTH oleh kelenjar hipofisis anterior yang diikuti dengan peningkatan
sekresi hormon adrenokorikal berupa kortisol. Akibat jumlah kortisol yang
tinggi pembentukan Adenosin menurun, sehingga energi menurun.
Sedangkan pada saat kita kurang tidur tubuh memerlukan energi yang
banyak. Oleh karena itu terjadi lemas. Akibat energi yang sangat kurang
maka tubuh berespon dengan cara membuat tidak sadarkan diri.

b. Bagaimana patofisiologi tidak sadar dalam kasus ini?


Jawab :
Kurang tidur => sekresi hormon ACTH oleh kelenjar hipofisis anterior =>
diikuti sekresi hormon adrenokorikal (kortisol) => pembentukan adenosin
=> energi => Lemas => tidak sadarkan diri . (Lumbantobing, 2008)

c. Bagaimana akibat dari jatuh terlentang?

Jawab:
Gegar otak ringan
Keseimbangan tubuh terganggu karena dibagian belakang kepala terdapat otak kecil
yang merupakan pusat pengendali keseimbangan
Pusing
tidak sadar, dapat disebabkan perdarahan dalam rongga kepala (perdarahan epidural,
subdural), atau akibat pembengkakan (edema) otak, terkenanya pusat kesadaran saat
kepala terbentur
pembengkakan otak sehingga penglihatan menjadi terganggu atau buta dalam
beberapa hari. (Ginitasasi, 2008)

4. Setelah 10 menit tidak sadar dan distimulasi dengan balsem merah Cap Lang dan kemudian
Siti terbangun.
a. Apa saja komposisi dari balsem?
Jawab:
Komposisi tiap 10mg mengandung :
Oleun Caryophylli 400mg
Oleum Cinnamomum 500mg
Oleum Cajuputi 1,1g
Champora 1g
Mentholum 2g
Paraffinum solidum 2g
Vaselinum Flavum 10g (Anonim, 2013)

b. Mengapa Siti Maimunah terbangun setelah distimulasi dengan


menggunakan balsem?
Jawab:
Penerimaan informasi baik sumbernya yang berasal dari bagian sensoris yang melalui
saraf tulang belakang dan dari seluruh bagian sensoris di batang otak, di kirim melalui
bagian tepi dari formasio retikularis
Input yang berasal dari hidung (olfactory) melalui sistem saraf hidung masuk kebagian
otak depan. Struktur yang berasal dari hipotalamus dan sistem limbic juga
memberikan input ke formasio retikularis, beberapa bagian dari fungsi viseral dan
fungsi saraf otonom, dan serebelum juga turut memberikan input ke bagian medial
formasio retikularis untuk diaturnya
Balsem terdapat kandungan Mentholum yang dapat merangsang sistem saraf hidung
hingga memberikan input ke bagian medial formasio retikularis.

- Bagaimana mekanisme balsem dari kondisi tidak sadar menjadi


sadar?
Jawab :
Bau balsam menyengat:
karena pada dasarnya bau yang bisa dicium ketika seseorang dalam keadaan tidak
sadar adalah bau yang paling dominan dan berintensitas tinggi. Bau yang ada
diberikan pada indra penciuman => N.olfaktorius => Merangsang area olfaktoria
a.media lateralis => korteks serebri menghantar isyarat ke bagian mesenfalik dan
tulamin sistem aktifasi vertikularis sadar => sadar . (Price, Sylvia A. 2012)
5. Setelah terbangun, ia mengeluh nyeri ulu hati, perut penuh dan mual serta sakit
kepala

a. Bagaimana Patofisiologi dari :


a) Nyeri ulu hati
b) Perut penuh dan mual
c) Sakit kepala
Jawab :
a) Perut penuh, nyeri dan mual : asam lambung meningkat (kelebihan
ion H+ menyebabkan kalebihan asam lambung HCl) Perut
Kembung.
b) Sakit : tekanan udara rendah suplai O2 ke otak berkurang
hipoksia saki kepala
(Price, Sylvia A. 2012)
6. Sebelum presentasi Siti sudah terlihat lelah, gelisah, dan mengantuk

a. Bagaimana patofisiologi dari :


a) Lelah
b) Gelisah
c) Mengantuk
Jawab :
a) Lelah : penumpukan CO2 karena metabolisme dan kurang nutrisi
kekurangan energi lelah
b) Gelisah : aktivitas CNS (Central Nervous Syatem) saraf simpatis
mengikat epinefrin dan kortisol meningkat gelisah
c) Mengantuk : pusat tidur terdapat di substansi vebtrikulo retikularis
medulo oblongata. Jika terjadi perubahan zona waktu sehingga jam
internal berbeda dengan jam lingkungan maka terjadi desinkronisasi
yang dipicu oleh rostal medulo oblongata (aurosal state). Proses tidur
juga dipengaruhi oleh mekanisme hutang tidur. Setiap jam kita terjaga
adalah hutang tidur yang akan memberikan rasa kantuk. Rasa kantuk
ini akan bekerja berlawanan dengan jam biologis yang mendorong
kita untuk terjaga. Rangsang sadar dan rangsang untuk tidur, saling
bersaing untuk mempengaruhi tubuh.
(Price, Sylvia A. 2012)

7. Pemeriksaan fisik atau vital sign :


a. Kesadaran : Eye : membuka spontan, Movement: bergerak mengikuti
perintah, Verbal : kata-kata jelas dan berorientasi baik
b. Tekanan darah : 135/95 mmHg
c. Denyut nadi : 96x/menit
d. Laju respirasi : 26x/menit
e. Termperatur axilla : 36,70C

a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan diatas?


Jawab :
a) Kesadaran : Eye : membuka spontan, Movement: bergerak mengikuti
perintah, Verbal : kata-kata jelas dan berorientasi baik
Interpretasi :
eye : nilai 4
Movement: nilai 6
Verbal : nilai 5
Dari data kita dapatkan hasil 15, dimana pada kejadian terjatuh, didapatkan
cedera ringan

b) Tekanan darah : 135/95 mmHg


Interpretasi : Prehipertensi

TD Sistol TD Diastol Klasifikasi TD


<90 Hipotensi
90 119 <80 Normal
120 139 80 89 Prehipertensi
140 159 90 99 Hipertensi derajat 1
>= 160 >= 100 Hipertensi derajat 2

c) Denyut nadi : 96x/menit


Interpretasi : Normal
HR Klasifikasi
<60 Bradikardi
60 100 Normal
100 Takikardi

d) Laju respirasi : 26x/menit


Interpretasi : Takipnea
RR Klasifikasi
< 14 Apnea
14 20 Eupnea
>20 Takipnea
e) Termperatur axilla : 36,70C => Normal

8. Pemeriksaan khusus :
a. Kepala
- Regio occipital : teraba benjolan berdiameter 4 cm dan nyeri tekan
- Mata : konjungtiva hiperemis
- Lain-lain dalam batas normal
b. Thorax
- Paru dalam batas normal
- Jantung dalam batas normal
c. Abdomen : dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba, bising usus
normal
d. Ekstremitas : dalam batas normal, refleks fisiologis (+) normal, refleks
patologis

- Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan diatas?


Jawab :
a. Kepala
- Regio occipital : teraba benjolan berdiameter 4 cm dan nyeri tekan
- Mata : konjungtiva hiperemis => peradangan pada kelopak mata
- Lain-lain dalam batas normal
Interpretasi :
Kepala : terjadinya peradangan pada bagian occipital karena terbentur
pada permukaan lantai
Mata : terjadinya peradangan pada kelopak mata
b. Thorax
- Paru dalam batas normal
- Jantung dalam batas normal
Interpretasi : Thorax dalam keadaan normal
c. Abdomen : dalam batas normal, hepar dan lien tidak teraba, bising usus
normal
Interpretasi : Abdomen dalam keadaan normal
d. Ekstremitas : dalam batas normal, refleks fisiologis (+) normal, refleks
patologis
Interpretasi : Ekstremitas dalam keadaan normal
- Apa saja pemeriksaan yang termasuk vital sign?
Jawab:
Tanda vital merupakan enam parameter tubuh :
1. penilaian keadaan umum
2. penilaian status mental / tingkat kesadaran
3. pemeriksaan tekanan darah
4. pemeriksaan nadi
5. pemeriksaan nafas
6. pemeriksaan suhu
Kerangka konsep

Anda mungkin juga menyukai

  • GFGDHZDZHSHASRHR
    GFGDHZDZHSHASRHR
    Dokumen48 halaman
    GFGDHZDZHSHASRHR
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • HBJFJ
    HBJFJ
    Dokumen29 halaman
    HBJFJ
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Ekazalika Bab 1 Neww
    Ekazalika Bab 1 Neww
    Dokumen5 halaman
    Ekazalika Bab 1 Neww
    Eka
    Belum ada peringkat
  • Tuiye
    Tuiye
    Dokumen13 halaman
    Tuiye
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • FJGK, HK
    FJGK, HK
    Dokumen1 halaman
    FJGK, HK
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Ihihuh
    Ihihuh
    Dokumen1 halaman
    Ihihuh
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • GFGDHZDZHSHASRHR
    GFGDHZDZHSHASRHR
    Dokumen48 halaman
    GFGDHZDZHSHASRHR
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • FNDFH
    FNDFH
    Dokumen56 halaman
    FNDFH
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Vasfwfq
    Vasfwfq
    Dokumen4 halaman
    Vasfwfq
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Ftgihioho
    Ftgihioho
    Dokumen2 halaman
    Ftgihioho
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga Obgyn
    Jadwal Jaga Obgyn
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Jaga Obgyn
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus New
    Cover Lapsus New
    Dokumen4 halaman
    Cover Lapsus New
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • FDGJGHKJH
    FDGJGHKJH
    Dokumen7 halaman
    FDGJGHKJH
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • FNDFNJSZJ
    FNDFNJSZJ
    Dokumen55 halaman
    FNDFNJSZJ
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • GFJHKJJL
    GFJHKJJL
    Dokumen8 halaman
    GFJHKJJL
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Cihihiuh
    Cihihiuh
    Dokumen2 halaman
    Cihihiuh
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Cover Lapsus New
    Cover Lapsus New
    Dokumen4 halaman
    Cover Lapsus New
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Bhuiomj
    Bhuiomj
    Dokumen3 halaman
    Bhuiomj
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Cihihiuh
    Cihihiuh
    Dokumen2 halaman
    Cihihiuh
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Va GSRHSH
    Va GSRHSH
    Dokumen15 halaman
    Va GSRHSH
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Dgjfsykx
    Dgjfsykx
    Dokumen2 halaman
    Dgjfsykx
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Ftgihioho
    Ftgihioho
    Dokumen2 halaman
    Ftgihioho
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Dgjfsykx
    Dgjfsykx
    Dokumen2 halaman
    Dgjfsykx
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Dhnfohaofj OPF
    Dhnfohaofj OPF
    Dokumen14 halaman
    Dhnfohaofj OPF
    adityapras28
    Belum ada peringkat
  • Sdkuhj
    Sdkuhj
    Dokumen4 halaman
    Sdkuhj
    aditya
    Belum ada peringkat
  • Jhbukkk
    Jhbukkk
    Dokumen1 halaman
    Jhbukkk
    adityapras28
    Belum ada peringkat