TESIS
Oleh:
NADIAH LUTFI WAKID
0820215077
Nadiah Lutfi Wakid, 23 April 1986 anak dari ayah Lutfi Abdulhaq Wakid
dan ibu Firdaus M. Thalib, SD sampai SMA di Kota Bangil lulus SMA tahun 2004,
studi di Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Malang pada tahun 2004.
Pengalaman kerja sebagai Tenaga Administrasi pada Industria Eratama Property
Management 2006 2010.
v
vi
vii
viii
ABSTRAK
ix
x
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii
HALAMAN IDENTITAS TIM PENGUJI TESIS ....................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS.................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH...................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
ABSTRACT ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Motivasi Penelitian ................................................................. 13
1.3 Rumusan Masalah .................................................................. 18
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 18
1.5 Kontribusi Penelitian.............................................................. 19
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori....................................................................... 21
2.1.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ................ 21
2.1.1.1 Tinjauan Umum Tentang Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (CSR) ..................................... 21
2.1.1.2 Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR) .................................................................... 24
2.1.1.3 Tujuan dan Manfaat Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (CSR) .................................. 26
2.1.1.4 Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (CSR) .................................. 28
2.1.2 Karakteristik Perusahaan yang Memengaruhi
Pengung- kapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan (CSR) .............................................. 33
2.1.2.1 Teori Legitimasi ................................................. 34
1. Ukuran Perusahaan ....................................... 38
2. Profitabilitas ................................................... 40
3. Profil Perusahaan .......................................... 41
4. Leverage Keuangan....................................... 43
2.1.2.2 Teori Good Corporate Governance (Ukuran Dewan
Komisaris)............................................................. 45
BAB III : KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN DAN PERUMUSAN
HIPO- TESIS
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian........................................... 48
3.2 Perumusan Hipotesis ............................................................ 49
3.2.1 Ukuran Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan ............................................. 49
3.2.2 Profitabilitas Dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan............................................................. 51
xi
xii
Tabel Halaman
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
1. Nama-nama Perusahaan Sampel 119
2. Item Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 120
3. Ukuran Perusahaan 124
4. Perhitungan Profitabilitas (ROE) 125
5. Profil Perusahaan 126
6. Ukuran Dewan Komisaris 127
7. Perhitungan Leverage Kuangan 128
8. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 129
9. Summarize 143
10. Output Deskriptif 145
11. Output Regresi 146
xv
BAB I
PENDAHULUAN
usaha seperti tingkat persaingan yang tinggi, biaya ekonomi yang tinggi, adanya
saja, tetapi juga harus menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat
perusahaan terhadap CSR, apakah hal ini dianggap sebagai hal yang penting
atau tidak. Cara pandang ini selanjutnya akan memengaruhi praktik CSR yang
dilakukan oleh perusahaan dan juga akan berdampak pada pengungkapan CSR
1
2
yang disusunnya. Sejauh ini terdapat tiga cara perusahaan memandang CSR.
prinsip-prinsip etika bisnis dan manajemen pengelolaan sumber daya alam yang
2007, tentang Perseroan Terbatas, Bab V, Pasal 74. Dalam pasal tersebut
berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial
dan lingkungan, atas eksistensinya dalam kegiatan bisnis. Kemudian agar dapat
yang diterbitkan oleh perusahaan, yang berpedoman kepada standar yang telah
dikeluarkan dan diatur oleh IAI, karena secara implisit telah mengakomodasi hal
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement).
sosialnya untuk dikomunikasikan kepada pihak luar dalam bentuk laporan nilai
tambah sehingga dapat dipahami bahwa upaya untuk pelaporan tanggung jawab
yang didapat dari suatu laporan keuangan perusahaan bergantung pada tingkat
keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharapkan untuk dapat lebih
berubah.
harus diikuti oleh setiap perusahaan atau institusi yang berisi tentang hal-hal
4
yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan menurut standar yang berlaku.
standar, tetapi dianjurkan dan akan memberi nilai tambah bagi perusahaan yang
hanya pada laba saja tetapi juga ditentukan pada kepedulian perusahaan
Pusat perhatian perusahaan pada saat ini lebih kepada stockholders dan
bondholders, sedangkan pihak lain sering diabaikan. Banyak aksi protes yang
yang protes atas pencemaran lingkungan akibat limbah atau polusi yang dilepas
terpenuhi.
sosialnya agar perusahaan dapat dipercaya dan diterima pihak-pihak yang terkait
secara luas sehingga muncul konsep akuntansi baru disebut sebagai Social
stakeholders.
mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement),
peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok
luas dan perusahaan karena masih banyak perusahaan yang belum menerapkan
6
konsep CSR dalam kegiatan perusahaan. Dalam hal ini CSR masih merupakan
program CSR karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya
(cost center). CSR dianggap tidak memberikan hasil secara keuangan dalam
jangka pendek. Namun, CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun
usaha yang dilakukan perusahaan akan berjalan dengan baik (Siregar, 2007: 1-
2).
jawab sosial merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau bahkan
pengungkapan sosial antara perusahaan high profile dan low profile di Indonesia
CSR oleh perusahaan. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Henny dan
Murtanto (2001) yang hanya melihat besarnya tingkat pengungkapan CSR oleh
oleh perusahaan paling banyak ditemui pada bagian catatan atas laporan
keuangan dan tipe pengungkapan yang paling banyak digunakan adalah tipe
naratif kualitatif.
pengungkapan CSR.
kemampuan akses dari sumber daya yang dimiliki, dan skala operais terhadap
perusahaan.
sosial dipengaruhi oleh banyak faktor, yang dapat diindikasikan dari karakteristik
sosial.
perlu diuji ulang dengan sampel dan periode yang berbeda. Pengujian ulang
ataupun jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Perusahaan besar akan menghadapi
risiko politis yang tidak lepas dari tekanan-tekanan politis sehingga untuk
jawab sosial. Serta perusahaan besar yang memiliki kemampuan lebih banyak
akan lebih leluasa untuk melakukan aktivitas CSR sehingga tanggung jawab
penelitian Hasibuan (2001), Henry dan Murtanto (2001), dan Utomo (2000)
menyatakan bahwa profil perusahaan dibedakan menjadi 2, yaitu high profile dan
perusahaan yang memiliki consumer vasibility, risiko politik yang tinggi, atau
yg memiliki sedikit consumer visibility, risiko politis yang rendah, atau memiliki
itu menjadikan citra perusahaan menjadi rendah, begitu juga dengan tingkat
aktivitas sosial dan pengungkapan tanggung jawab sosial. Dalam penelitian ini
ukuran dewan komisaris ditambahkan sebagai salah satu instrumen yang dapat
12
Perusahaan dengan leverage keuangan yang tinggi akan memiliki risiko usaha
dan financial yang tinggi sehingga untuk mengurangi risiko tersebut, perusahaan
atau dengan kata lain tidak memperhatikan besarnya perubahan utang yang
terjadi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan kembali untuk
pengungkapan CSR.
Selain itu, perusahaan manufaktur go public di BEI juga sangat besar sehingga
13
penelitian sebelumnya.
yang terjadi sampai saat ini dan belum adanya penyelesaikan yang baik
Jawa Timur. Pelanggaran HAM yang telah berlangsung hingga kini tidak
tersebut.
c. Kasus PT. Semen Gresik Tbk. di Pati, Jawa Tengah yang memiliki
waktu dari tahun 1989 sampai tahun 2000 terdapat 400 laporan kejadian
beracun pada tahun 1995, mie instan pada tahun 1996, kasus keracunan
f. Beberapa kasus pencemaran air akibat logam berat di aliran sungai Jawa
terkontaminasi oleh unsur logam berat seperti timbal (Pb), seng (Zn),
(http://www.detikriau.org).
masyarakat sekitranya.
2. Penelitian ini merupakan tindak lanjut dari penelitian yang telah dilakukan
tahun 1997, dan telah diakui oleh perusahaan di dunia. GRI merupakan
reporting, menurut pedoman GRI terdiri atas lima bagian, yaitu visi dan
perusahaan (CSR).
18
sebagai berikut:
1. Kontribusi Teori
perusahaan (CSR) dengan pendekatan teori legitimasi. Hal ini karena Teori
luas. Menurut Gray et al. (1996: 46) dalam Kirana (2009: 50) dasar
pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut
untuk sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri.
yang sehat dan iklim usaha yang kondusif bagi perusahaan. Sehingga
2. Kontribusi Praktik
3. Kontribusi Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan umpan balik bagi
TINJAUAN PUSTAKA
Responsibility)
Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), telah menjadi isu usaha yang
perusahaan juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang berasal dari
21
22
the Businessman tahun 1953. Konsep yang digagas Howard Rothmann Browen
ini menjawab keresahan dunia bisnis. Saat ini CSR diadopsi oleh perusahaan,
karena bisa jadi penawar kesan buruk perusahaan yang terlanjur dipikirkan oleh
masyarakat dan lebih dari itu pengusaha dianggap sebagai pemburu uang yang
demikian, istilah CSR amat marketable, melalui CSR pengusaha tidak perlu lagi
merasa bersalah, karena telah ikut serta dan berperan bagi semua pihak yang
bahwa tanggung jawab perusahaan dapat dibagi menjadi tiga level, yaitu (1)
Basic Responsibility (BR) merupakan level pertama. Pada level ini tanggung
level ini tidak dipenuhi akan menimbulkan dampak yang sangat serius.
Apabila tanggung jawab pada level pertama telah dipenuhi, maka perusahaan
ketika interaksi antara bisnis dan kekuatan lain dalam masyarakat yang
yang berkualitas dan ramah lingkungan, penggunaan energi yang efisien dan
laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana
faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
Terbatas (RUU PT) telah diselesaikan pada akhir Juni 2007. Teks pasal 74 RUU
tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
Tapi tanggung jawab perusahaan harus berdasarkan pada triple bottom lines. Di
sini bottom lines lain selain finansial juga adalah sosial dan lingkungan. Karena
kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
4).
Responsibility)
organisasi yang tidak hanya menyediakan barang dan jasa yang baik bagi
lingkungan. Selain itu Kotler dan Nency (2005) mendefinisikan CSR sebagai
baik dan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah maka
Social Responsibility)
mengenai tujuan dan manfaat pelaksanaan tanggung jawab sosial. Tujuan CSR
stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih mendukung perusahaan yang
menerapkan CSR akan menunjukkan kinerja yang lebih baik serta keuntungan
tanggung jawab sosialnya, yaitu (1) Manfaat bagi perusahaan, citra positif
dan masyarakat akan lebih erat; dan (3) Manfaat bagi pemerintah, membantu
pemerintah dalam menjalankan misi sosial dalam hal tanggung jawab sosial.
28
Social Responsibility)
lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang
perusahaan, serta menjalankan tata kelola bisnis yang baik dan benar sesuai
Menurut Gray et al. (1996) ada dua pendekatan yang secara signifikan
yang dilaporkan.
jawab sosial perusahaan pada suatu pengujian peran informasi dalam hubungan
masyarakat dan organisasi. Pandangan yang lebih luas ini telah menjadi sumber
sosial perusahaan dan sekaligus merupakan sumber kritik yang utama terhadap
yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Gray et al. (1996) menyebutkan ada
tiga studi yaitu: (1) Decision Usefullness Studies; (2) Economic Theory Studies;
dan (3) Social and Political Theory Studies. Terdapat pula keuntungan yang
lain yaitu: (1) internal decision making, digunakan oleh manajemen untuk
bertanggung jawab sosial terhadap masyarakat; dan (3) enlightened self interest,
theory. Menurut teori ini, di antara bisnis perusahaan dan masyarakat terdapat
suatu kontrak sosial yang secara implisit maupun eksplisit. Dalam kontrak sosial,
beracun.
kesamaan minat serta tujuan antara perusahaan dengan lembaga sosial yang
ada. Interaksi ini menyebabkan perusahaan tidak bisa lagi membuat keputusan
(Cahyonowati, 2003).
bagian, yaitu visi dan strategi, profil perusahaan, sistem manajemen dan struktur
pengelolaan, GRI content index, dan indikator kinerja. Menurut GRI (2006: 25)
1 Ekonomis
tingkat sistem ekonomi lokal, nasional, dan global. Indikator Kinerja Ekonomi
menunjukkan: (1) aliran dana di antara para pemegang kepentingan, dan (2)
2 Lingkungan
organisasi terhadap sistem alami hidup dan tidak hidup, termasuk ekosistem,
tanah, air dan udara. Indikator Lingkungan meliputi kinerja yang berhubungan
dengan input (misalnya material, energi, dan air) dan output (misalnya emisi,
air limbah, dan limbah). Sebagai tambahan, indikator ini melingkupi kinerja
3 Ketenagakerjaan
dari usaha bisnis. Aspek spesifik di bawah kategori Praktik Tenaga Kerja
Rights.
meliputi pelatihan mengenai hak asasi manusia bagi karyawan dan aparat
tenaga kerja anak, hak adat, serta kerja paksa, dan kerja wajib.
5 Kemasyarakatan
dengan institusi sosial lainnya yang mereka kelola. Pada khususnya, informasi
digunakan dalam laporan tahunan. Belum adanya standar baku yang mengatur
diimplikasikan antara institusi sosial dan masyarakat (Kirana, 2009: 52). Teori
dengan masyarakat luas. Menurut Gray et al. (1996: 46) dasar pemikiran teori ini
adalah kegiatan organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut jika masyarakat
menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang sepadan dengan
untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerja perusahaan dapat diterima oleh
perusahaan dengan nilai sosial yang dijalankan dalam aktivitas usahanya, akan
perusahaan.
tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang
diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan, dan
terdapat empat strategi legitimasi yang dapat diadopsi organisasi ketika mereka
dihadapkan pada gangguan atas legitimasi atau jika dipandang terdapat gap
legitimasi. Gap legitimasi terjadi jika kinerja perusahaan tidak sesuai dengan
harapan dari masyarakat yang relevan atau stakeholder. Dalam hal ini suatu
a. Mengubah output, metode, atau tujuan agar sesuai dengan harapan dari
kesesuaian dari output, metode, dan tujuan melalui pendidikan dan informasi.
dengan tekanan dari lingkungan sekitar, misalnya tekanan politis, sosial, ataupun
sudut pandang orang lain terhadap nilai sosial yang dimiliki serta apa yang
(Mathews, 1993). Teori legitimasi telah menjadi salah satu teori yang paling
sering digunakan terutama ketika berkaitan dengan wilayah sosial dan akuntansi
lingkungan. Teori ini telah dapat menawarkan sudut pandang yang nyata
37
Isu penting yang perlu diperhatikan adalah adanya 2 hal utama dari teori
keterterimaan dari masyarakat secara luas. Dalam tradisi ini, legitimasi dan
ditetapkan sebelumnya.
2. Teori legitimasi sangat berkaitan dengan konsep kontak sosial. Teori ini
tujuan atau pemberian perusahaan tersebut, dan hal ini secara penuh juga
memastikan bahwa mereka bekerja sesuai dengan ikatan dan norma dari
oleh pihak lain di luar keduanya bahwa usaha yang mereka lakukan
legitimate (benar atau valid). Teori legitimasi merupakan teori yang sangat
perusahaan dianggap sebagai bagian dari lingkungan sosial yang lebih besar
yang ada di dalam masyarakat. Kontrak sosial, baik yang berupa pernyataan
tak tertulis ataupun tertulis dianggap ada dan disepakati baik perusahan
ataupun masyarakat secara luas, jadi tidak hanya dipahami oleh para
adalah:
1 Ukuran Perusahaan
adalah suatu skala atau nilai untuk mengklasifikasikan besar kecilnya suatu
perusahaan berdasarkan indikator tertentu, anatara lain total aktiva, log size,
melakukan aktivitas yang lebih banyak sehingga memiliki pengaruh yang lebih
semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga variabel tersebut dapat
maka semakin banyak modal yang ditanam dalam aktiva tersebut. Semakin
untuk mengetahui bahwa semakin besar jumlah tenaga kerja yang dimiliki
maka akan semakin besar pula tanggung jawab sosial yang harus
diungkapkan.
serta lebih besar dalam andil terhadap kerusakan lingkungan, yaitu kegiatan
2 Profitabilitas
merupakan hasil akhir dari keseluruhan kebijakan dan keputusan yang dipilih
dalam organisasi jika berjalan baik dan berdampak positif akan menghasilkan
diperoleh dengan modal sendiri (Sutrino, 2003: 255). Hal ini berarti informasi
ROE dihitung dari laba bersih, besarnya keuntungan yang dihitung, sudah
3 Profil Perusahaan
oleh perusahaan (Rahman dan Widyasari, 2008: 29). Hubungan antara profil
vasibility, risiko politik yang tinggi, atau kompetisi yang tinggi akan lebih
hal ini akan meningkatkan citra perusahaan dan dapat memengaruhi tingkat
penjualan.
pada konsumen diduga akan memberikan perhatian yang lebih besar dengan
tekanan yang tak semestinya dan kritikan dari aktivitas sosial (Zainuddin,
2007: 25).
sebagai perusahaan yang memiliki consumer visibility, tingkat risiko politik dan
perusahaan.
industri ini karena kelalaian perusahaan dapat membawa akibat yang fatal
produknya. Oleh sebab itu untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan
Proksi tipe industri dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Novita dan Djakman (2008), yaitu high profile atau low profile.
luas. Masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap tipe industri ini karena
industri perusahaan.
4 Leverage Keuangan
dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi (Jensen dan Meckling, 1976).
(Badjuri, 2011: 42). Oleh karena itu, perusahaan dengan rasio leverage
yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio leverage keuangan yang
rendah.
Equity Ratio (DER), Time Interest Earnet Ratio, Fixed Charge Coverage Ratio,
dan Debt Service Ratio (Sutrisno, 2003: 248-251). Rasio yang digunakan
untuk mengukur leverage keuangan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity
Ratio (DER).
antara utang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (Sutrisno, 2003:
249). Dari penjelasan kegunaan rasio DER, maka dapat dikatakan bahwa
informasi DER akan dapat digunakan oleh pihak eksternal, khususnya kreditur
perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.
45
Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem
iklim usaha yang kondusif (Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006: i).
opportunity cost yang timbul akibat kondisi manajer tidak dapat segera
Faktor-faktor yang memengaruhi CSR terkait dengan teori GCG adalah Ukuran
dan sebagai hasilnya, para pemegang saham tidak akan mengetahui secara
hal penting dalam memonitor aktivitas manajemen secara efektif (Fama dan
Jesen, 1983). Coller dan Gregory (1999) menyatakan bahwa semakin besar
anggota dewan komisaris maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan
ukuran dewan komisaris yang digunakan dalam penelitian ini konsisten dengan
sosial.
variabel dummy dengan kriteria high profile dan low profile, menjelaskan dampak
48
49
komisaris yang diukur dengan menjumlah anggota dewan komisaris yang ada
jawab sosial perusahaan. Sehingga alur pemikiran dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Karakteristik
Perusahaan
Ukuran H1
Perusahaan
Profitabilitas H2
Pengungkapan
H3 tanggung jawab
Profil
sosial
Perusahaan H4
Ukuran Dewan
Komisaris H5
Leverage
Per
keuangan
Perusahaan
lebih banyak agar perusahaan tetap mendapatkan respon yang positif dari pihak
50
lain sehingga akvitas usaha dapat berjalan dengan lancar. Hal ini dikaitkan
sosial perusahaan (Sitepu dan Hasan, 2008: 2). Perusahaan besar mempunyai
dan dasar pemilikan yang lebih luas dibanding perusahaan kecil (Cooke, 1989).
Menurut Buzby dalam Sulastini (2007: 21), perusahaan yang kecil akan
karena ketiadaan sumber daya dan dana yang cukup besar dalam Laporan
demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran
lebih kecil. Alasan lain adalah perusahaan besar dan memiliki biaya keagenan
yang lebih besar tentu akan mengungkapkan informasi yang lebih luas hal ini
pemegang saham, berarti memerlukan lebih banyak juga pengungkapan, hal ini
dikarenakan tuntutan dari para pemegang saham dan para analis pasar modal
(Sulastini, 2007: 22). Cowen et al. (1987), menyatakan bahwa perusahaan yang
keuangan perusahaan.
untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham
pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Selain itu, perusahaan
besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar
perusahaan.
Gunawan (2000), Hasibuan (2001), Yuniani, 2003 dalam Sulastini, (2007: 6), dan
Davey (1982), Sulastini (2007: 6), Anggraini (2006), Sitepu dan Hasan (2008),
dan Nurkhin (2009) tidak menemukan pengaruh dari kedua variabel tersebut
merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk
1).
(1977) dalam Nurkhin (2009: 27), menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
dapat diterima masyarakat (Bowman dan Haire, 1976 dan Preston, 1978).
Alexander dan Bucholdz (1978), menyatakan bahwa manajemen yang sadar dan
tersebut.
Sulastini (2007: 6) serta penelitian Roberts, 1992; Parsa dan Kouhy, 1994; dan
Gray et al., 1999 dalam Nurkhin (2009: 35), menunjukkan bahwa profitabilitas
Sedangkan penelitian yang dilakukan Bowman dan Haire, 1976; Preston, 1978;
Hackston dan Milne, 1996 dalam Anggraini (2006: 10), menunjukkan tidak ada
53
Perusahaan
atau pihak lain yang berkepentingan terhadap produknya. Oleh sebab itu untuk
1987)
pengungkapan sosial lebih luas atau banyak daripada industri yang low profile.
umumnya mempunyai sifat: memiliki jumlah tenaga kerja yang besar, dalam
proses produksinya mengeluarkan residu, seperti limbah cair dan polusi udara
Perusahaan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Beasly (2000),
Sembiring (2005), Sitepu dan Hasan (2008), dan Nurkhin (2009) bahwa terdapat
financial yang lebih besar sehingga akan menurunkan kepercayaan pihak lain
dengan teori legitimasi, perusahaan yang memiliki utang yang meningkat, perlu
mendapatkan kepercayaan dan reaksi yang positif dari pihak lain. Hal ini
didukung oleh Schipper, 1981; Meek et al., 1995 dalam Sitepu dan Hasan (2008:
mendapatkan keuntungan lebih besar dari beban tetapnya sehingga laba bagi
keuangan maka semakin tinggi tingkat risiko tak tertagihnya utang (Sutrisno,
2003: 249).
keuangan yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi karena
biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi
mereka sebagai kreditur (Schipper, 1981 dan Meek et al., 1995 dalam Anggraini,
2008: 9). Oleh karena itu, perusahaan dengan rasio leverage keuangan yang
tinggi memiliki kewajiban untuk melakukan ungkapan yang lebih luas daripada
untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba di masa depan.
ekuitas pemegang saham (Watt dan Zimmerman, 1990). Oleh karena itu,
(Belkaoui dan Karpik, 1989). Supaya laba yang dilaporkan tinggi, manajer harus
sosial).
Berbagai penelitian seperti Belkaoui dan Karpik, (1989); dalam Sitepu dan
Hasan (2008), Hackston dan Milne (1996), dan Fitriani (2001), menemukan
Sudaryono dan Muhammad (2007), dan Sitepu dan Hasan (2008), tidak berhasil
sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
struktur teori untuk membentuk hipotesis dan kemudian menggunakan fakta atau
data empiris untuk menguji hipotesis dalam menarik simpulan. Tipe penelitian ini
yang diajukan, yaitu pengaruh antara variabel bebas yaitu ukuran perusahaan,
perusahaan.
Populasi adalah sejumlah hasil suatu simpulan yang akan disusun (Emory
dan Cooper, 1998). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
industri (industrial effect), dan selain itu sektor manufaktur memiliki jumlah
57
58
pada akhir Juni 2007. Teks pasal 74 RUU PT yang dinyatakan final dan
adalah metode judgement sampling, yaitu salah satu bentuk purposive sampling
1. Perusahaan manufaktur selama tahun 2008-2011 tidak delisting. Hal ini untuk
selama periode 2008-2011. Hal ini berkaitan dengan variabel bebas yang
Tabel 4.1
Penyaringan Sampel Penelitian
JUMLAH SAMPEL 30
Sumber: www.idx.co.id
periode 2008-2011. Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diambil dari buku, jurnal,
makalah, penelitian terdahulu, dan situs internet yang berhubungan dengan tema
didapat dari pojok BEJ UB dan ICMD, dan data lainnya juga dapat diakses dari
akurat.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari:
2. Data base pasar modal, pojok BEJ fakultas Ekonomi UB, tahun 2008-2011,
Unit analisis data merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam
suatu penelitian (Indiantoro dan Supomo, 2002: 147). Sesuai dengan rumusan
masalah yang ditetapkan, unit analisis data dalam penelitian ini tergolong dalam
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan lima
dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang
Suharto, 2008).
pengkodefikasian teks dari ciri-ciri yang sama untuk ditulis dalam berbagai
62
berdasarkan GRI yang mencakup enam kategori, yaitu (1) Lingkungan, (2)
Ekonomi, (3) Ketenagakerjaan, (4) Hak Asasi Manusia, (5) Kemasyarakatan, dan
menghitung total item kategori CSR yang diungkapkan oleh perusahaan. Untuk
setiap item yang diungkapkan, diberi nilai 1 dan yang tidak diungkapkan diberi
Indeks CSR dilakukan dengan rumus sebagai berikut: (Sudana dan Putu, 2011:
44)
Xij
CSRD ij
Jumlah item pengungkap an
Keterangan:
pada periode j
63
1 Ukuran Perusahaan
tidak berwujud dan lain-lain), jumlah tenaga kerja, volume penjualan dan
perusahaan di BEI.
semakin besar tenaga kerja, maka semakin besar pula tanggung jawab sosial
X 1it
Tenaga Kerjait
Keterangan:
2 Profitabilitas
perusahaan, yaitu: return on equity, return on assets, earning per share, net
dengan modal sendiri (Sutrisno, 2003: 255). Hal ini karena informasi ROE
Keterangan:
X2 = Profitabilitas
3 Profil Perusahaan
terhadap tipe industri ini karena kelalaian perusahaan dapat membawa akibat
perusahaan yang terklasifikasi dalam kelompok industri high profile antara lain
tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman, media dan komunikasi,
dan perbankan, suplier peralatan medis, retailer, tekstil dan produk tekstil,
65
produk personal dan produk rumah tangga sebagai perusahaan yang low
profile.
Keterangan:
X3 = Profil Perusahaan
perusahaan.
X 4
Dewan Komisaris
Keterangan:
66
Total Utang
X5 DER
Ekuitas Akhir Periode
Keterangan:
X5 = Leverage Keuangan
berganda, yaitu analisis untuk mengetahui adanya pengaruh antara lebih dari
satu peubah bebas terhadap satu peubah terikat. Adapun langkah analisis
Uji asumsi klasik perlu dilakukan dalam analisis regresi. Tujuannya agar
memperoleh nilai pemerkira yang tidak bias. Uji asumsi klasik tersebut meliputi:
67
1. Uji Autokorelasi
Menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara
Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan
untuk menguji antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual
tidak terdapay hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual acak atau
random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi
random atau tidak (sistematis). Dengan kriteria uji Asumsi diterima jika
Asymp. Sig value uji Run Test > 0,05, maka tidak ada permasalahan
2. Uji Multikolinieritas
(Ghozali, 2007: 91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
inflation factor (VIF). Pada umumnya jika VIF lebih besar dari 10, variabel
3. Uji Heterokedastisitas
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2007: 105). Jika varians dari
68
glejser. Ghozali (2007: 109) menyatakan: Jika hasil koefisien uji glejser untuk
4. Uji Normalitas
normal (Ghozali, 2007: 110). Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilihat dari uji statistik non
dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier.
Y 0 1 X1 2 X2 3 X3 4 X4 5 X5 e
Keterangan:
0 = Kontanta
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Profitabilitas
X3 = Profil Perusahaan
X5 = Leverage Keuangan
e = Error
sebagai berikut:
Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai
Tabel 5.1
Deskriptif Statistik Variabel
berikut:
1. Ukuran Perusahaan
tertentu, dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dari jumlah karyawan
71
72
karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analisis
yang lebih luas dari perusahaan kecil. Selain itu, perusahaan besar
kewajiban, dan pengaturan hak asasi pekerja yang semakin baik sehingga
Tbk. (ASII) pada tahun 2010 dengan jumlah karyawan 168.703 orang
usaha yang dilakukan, yaitu industri perakitan dan penyaluran mobil, sepeda
yang banyak, baik dalam proses produksi maupun pemasaran dan penjualan
produk.
73
kerja yang dimiliki adalah PGAS (Perusahaan Gas Negara Tbk.) pada tahun
pelanggan industri, komersial dan rumah tangga serta transmisi komersial gas
bumi.
2. Profitabilitas
Equity (ROE). ROE dapat digunakan oleh investor dalam menilai kemampuan
dan karena ROE dihitung dari laba bersih, besarnya keuntungan yang
perusahaan.
sebesar 28,13%, dengan nilai maksimum sebesar 83,72% dan nilai minimum
modal yang dimiliki (ekuitas) yang tinggi karena di atas tingkat suku bunga
adalah baik.
dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah..Jenis produk yang
masyarakat pada umumnya, selain itu jenis produk yang bervariasi turut
Tambang Tbk. (ANTM) tahun 2009, yang bergerak dalam industry mining
(nickel, bauxite, iron sand, gold dansilver) dan pertambangan berbagai jenis
sebesar Rp8.148.939.000.000,-.
75
3. Profil Perusahaan
otomotif, agro bisnis, tembakau dan rokok, produk makanan dan minuman,
high profile, dan diberi nilai 1. Perusahaan diluar itu dikategorikan low profile
yang diamati dalam penelitian ini adalah perusahaan high profile, yaitu industri
yang memiliki consumer vasibility, risiko politik yang tinggi, atau kompetisi
yang memiliki consumer vasibility, risiko politik yang tinggi, atau kompetisi
masyarakat karena hal ini akan meningkatkan citra perusahaan dan dapat
setiap bidang yang ada di perusahaan. Namun dewan komisaris yang terlalu
5. Leverage Keuangan
dengan ekuitas.
dan nilai minimum sebesar 1,72%. Artinya sebagian besar perusahaan yang
77
Leverage keuangan yang tinggi akan dapat meningkatkan risiko finansial bagi
sumber utang yang mereka gunakan untuk meningkatkan penjualan dan laba
perusahaan. Hal ini karena utang yang tinggi akan meningkatkan beban
pinjaman.
biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi
baik.
rate) pada level 6,5%, untuk meningkatkan aktivitas ekonomi. Tingkat suku
lain. Menurut Babu dan Jain, 1998 dalam Mulianti (2010:14), terdapat empat
78
saham baru, yaitu (1) adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga; (2)
biaya transaksi pengeluaran utang lebih murah daripada biaya transaksi emisi
pendanaan saham; dan (4) kontrol manajemen lebih besar dengan adanya
adalah Holcim Indonesia Tbk. (SMCB) pada tahun 2008, dan perusahaan
34.6%, dan 45.48%. Penggunaan dana utang yang tinggi pada tahun 2008
adalah PT. Timah Tbk. (TINS) pada tahun 2010. Tingkat leveragekeuangan
Responsibility/CSR)
Isi Sustainability Reporting, menurut pedoman GRI terdiri atas lima bagian,
yaitu visi dan strategi, profil perusahaan, sistem manajemen dan struktur
pengelolaan, GRI content index, dan indikator kinerja (GRI, 2006). Kriteria-
sebesar 0,66poin dengan nilai maksimum sebesar 1poin dan nilai minimum
sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh GRI. Hal ini
pasal 74.
80
adalah Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT. Timah Tbk. (TINS), PT. Bukit Asam
Tbk. (PTBA), dan Adaro EnergyTbk. (ADRO) selama tahun 2008 sampai
risiko politik yang tinggi, atau kompetisi yang tinggi sehingga dengan komdisi
perusahaan.
sosial adalah Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) pada tahun 2010
sebesar 0,18 poin. Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) bergerak dalam
eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, dan aktivitas energi lainnya,
Ekonomi (EC1, EC2, EC3, EC5, EC6, EC7, EC8, dan EC9). Perusahaan juga
EN11, EN13,EN16, EN18, EN21, EN22, dan EN26). Aspek yang paling
aspek Ketenagakerjaan (LA5, LA6, LA14), Hak Asasi Manusia (HR1-HR4 dan
81
a. Uji Autokorelasi
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 5.2
Hasil Pengujian Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Ukuran Perusahaan .308 3.251
Profitabilitas .814 1.229
Profil Perusahaan .935 1.070
Ukuran Dewan Komisaris .296 3.375
Leverage Keuangan .893 1.120
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: Lampiran 11
terpenuhi.
c. Uji Heterokedastisitas
koefisien uji glejser untuk variabel independen tidak ada yang signifikan, dapat
Tabel 5.3
Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Model T Sig.
1 (Constant) 1.733 .096
Ukuran Perusahaan 1.802 .084
Profitabilitas -.202 .842
Profil Perusahaan .839 .410
Ukuran Dewan Komisaris -1.070 .295
Leverage Keuangan -.558 .582
a. Dependent Variable: CSR
Lampiran 11
untuk semua variabel bebas di atas 0,05 (5%) sehingga tidak ada
d. Uji Normalitas
normal (Ghozali, 2007:110).Uji normalitas dapat dilihat dari uji statistik non
Tabel 5.4
Hasil Pengujian Normalitas
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .20918365
Most Extreme Absolute .197
Differences
Positive .106
Negative -.197
Kolmogorov-Smirnov Z 1.077
Asymp. Sig. (2-tailed) .196
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Lampiran 11
Smirnovdan Asymp. Sigdi atas 0,05 (5%) sehingga, tidak ada permasalahan
penelitian ini hanya berfungsi melengkapi hasil penelitian karena secara simultan
pengungkapan tanggung jawab sosial, dan tidak semua variabel bebas terbukti
85
Anova dari regresi berganda dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 5.5
Hasil Persamaan Anova
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.092 5 .218 4.130 .008a
Residual 1.269 24 .053
Total 2.361 29
a. Predictors: (Constant), Leverage Keuangan, Profil Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas,
UKuran Perusahaan
b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Lampiran 11
Tabel 5.6
Hasil Uji Determinan
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .680a .462 .351 ,22994
a. Predictors: (Constant), Leverage Keuangan, Profil Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris,
Profitabilitas, UKuran Perusahaan
koefisien determinasi (adj R2) sebesar 0,351 atau 35%. Artinya ukuran
sisanya sebesar 65% dipengaruhi variabel lain yang tidak diamati dalam
86
Tabel 5.7
Hasil Uji t (Uji Parsial)
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1.238 .295 4.194 .000
UKuran
0.000001488 .000 .247 .915 .369
Perusahaan
Profitabilitas .000 .003 -.012 -.075 .941
ProfilPerusa
-.009 .174 -.008 -.052 .959
haan
Ukuran
Dewan -.052 .037 -.386 -1.403 .174
Komisaris
Leverage
-.003 .001 -.637 -4.020 .001
Keuangan
a. Dependent Variable:
CSR
Sumber: Lampiran 11
menunjukkan nilai sig t sebesar 0,369 di atas 0,05 (=5%). Berdasarkan nilai
atas 0,05 (=5%). Berdasarkan nilai tersebut maka dikatakan profitabilitas tidak
Hasil uji t untuk profil perusahaan menunjukkan nilai sig t sebesar 0,959
bukti).
Hasil uji t untuk ukuran dewan komisaris menunjukkan nilai sig t sebesar
0,174 di atas 0,05 (=5%). Berdasarkan nilai tersebut maka dikatakan ukuran
bukti).
oleh bukti).
yang positif dari pihak lain, sehingga aktivitas usaha dapat berjalan dengan
lancar. Hal ini dikaitkan dengan pendapat bahwa perusahaan besar merupakan
emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan wujud
tanggung jawab sosial perusahaan (Sitepu dan Hasan, 2008: 2). Cowen et al.
(1987), menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar mungkin akan memiliki
bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial tidak bergantung pada besar atau
besar akan mengungkapkan tanggung jawab sosial lebih tinggi agar perusahaan
tetap mendapatkan respon yang positif dari pihak lain, sehingga aktivitas usaha
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial bisa jadi karena perhatian dan
Undang Perseroan Terbatas (RUU PT) No.40 Tahun 2007 yang mengharuskan
Davey (1982), Sulastini (2007), Anggraini (2006), Sitepu dan Siregar(2008), Arief
dan Kurnia (2009), dan Nurkhin (2009) yang tidak berhasil membuktikan adanya
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Hackston dan
sosial.
perusahaan dapat diterima masyarakat [Bowman dan Haire, (1976) dan Preston,
(1978) dalam Nurkhin, (2009: 27)].Donovan dan Gibson (2000) dalam Sembiring
sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi,
dan Karpik (1989) dalam Nurkhin (2009: 45) menyatakan bahwa pengungkapan
tanggung jawab sosial. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya profitabilitas
perusahaan. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung teori legitimasi yang
dikemukakan oleh Guthrie dan Parker (1977) dalam Nurkhin (2007: 27),
masyarakat (Bowman dan Haire, 1976 dan Preston, 1978 dalam Hackston dan
Alexander dan Bucholdz (1978), menyatakan bahwa manajemen yang sadar dan
tinggi, namun jika manajemen perusahaan memiliki kesadaran yang tinggi dalam
yang dilakukan akan memberikan nilai positif bagi perusahaan, melalui adanya
perusahaan.
91
akan membaca good news kinerja perusahaan. Hal ini seperti yang
jawab sosial juga dipengaruhi oleh meningkatnya inflasi terutama pada tahun
2008 dan 2009 yaitu pada akhir tahun 2008 mencapai 11,06% dan tahun
Desember 2010 mencapai 6,96% (BPS, 2001: 27). Kondisi ini berdampak pada
sosial. Hal ini didukung oleh pendapat Kokubu et al. (2001) dalam Sembiring
dan Haire (1976), dalam Sulastini (2007: 6),dan Hackston dan Milne (1996) yang
92
penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Preston, 1976 dalam Sulastini
(2007: 6), serta penelitian Roberts(1992); Parsa dan Kouhy, (1994) dan Gray et
al. (1999) dalam Nurkhin (2009: 35), yang menunjukkan bahwa profitabilitas
atau pihak lain yang berkepentingan terhadap produknya. Oleh sebab itu untuk
pengungkapan tanggung jawab sosial lebih luas atau banyak daripada industri
yang low profile. Adapun perusahaan yang tergolong dalam perusahaan high
profile pada umumnya mempunyai sifat, yaitu memiliki jumlah tenaga kerja yang
dan polusi udara (Nurayuna, 2008: 8). Perusahaan yang tergolong high profile
profile) juga berusaha untuk memberikan citra perusahaan yang baik kepada
ini dikarenakan masih banyak perusahaan yang tergolong high profile maupun
low profile yang tidak mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan tiap
ketentuan yang diberlakukan menurut GRI dan peraturan yang telah ditetapkan
perusahaan.
hal penting dalam memonitor aktiviitas manajemen secara efektif (Fama dan
Jesen, 1983).
tanggung jawab sosial juga karena adanya regulasi dari pemerintah yang
penelitian Arief dan Kurnia (2008), namun bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan Beasly (2000), Sembiring (2005), Sitepu dan Hasan (2008), dan
Jawab Sosial
finansial yang lebih besar sehingga akan menurunkan kepercayaan pihak lain
95
dengan teori legitimasi, perusahaan yang memiliki utang yang meningkat, perlu
reaksi yang positif dari pihak lain. Hal ini didukung oleh Schipper (1981)dalam
Sitepu dan Hasan (2008: 1), dan Meek et al. (1995), yang menyatakan bahwa
kreditur. Oleh karena itu, perusahaan dengan rasio leverage keuangan yang
Investor, dalam kondisi perekonomian yang stabil, leverage keuangan yang tinggi
mendapatkan keuntungan lebih besar dari beban tetapnya sehingga laba bagi
tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya tingkat
jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini berhasil mendukung teori legitimasi
yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki utang yang tinggi akan
ketergantungan yang tinggi dari perusahaan terhadap utang juga terjadi. Hal ini
menggunakan sumber utang melebihi nilai asetnya atau DER di atas 100%
(Lampiran 7).
operasional guna meningkatkan laba. Agar laba yang dilaporkan tinggi, manajer
sosial). Hal ini didukung oleh pernyataan Watt dan Zimmerman (1990) dalam
Anggraini (2008: 9), yang menyatakan bahwa kontrak utang biasanya berisi
pemegang saham. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat leverage keuangan
sekarang lebih tinggi (Belkaoui dan Karpik, 1989 dalam Rosmasita, 2007: 15).
dan Karpik (1989), Hackston dan Milne (1996), serta Fitriani (2001).Namun, hasil
(2005), Sudaryono dan Muhammad (2007), dan Sitepu dan Hasan (2008), tidak
CSR.
telah menjadi isu usaha yang sangat menarik karena tanggung jawab sosial
perusahaan.
dan industri.
perusahaan.
umum belum mengerti apa itu program CSR, apa saja yang dapat dilakukannya,
2007: 286). Untuk itu, diperlukan sosialisasi yang lebih baik kepada perusahaan
dan semua pihak yang berkepentingan, dan perlunya penyetaraan konsep CSR
laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri yang
faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang
Terbatas (RUU PT) telah diselesaikan pada akhir Juni 2007. Teks pasal 74 RUU
2007 tentang Perseroan Terbatas, Bab V, Pasal 74. Dimana dalam pasal
tersebut dijelaskan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan atas
keputusan yang diambil.Sedangkan tujuan CSR itu sendiri (Rosmasita, 2007: 9),
adalah:
stakeholders yang lain juga telah terbukti lebih mendukung perusahaan yang
dinilai memiliki tanggung jawab sosial sehingga meningkatkan peluang pasar dan
menerapkan CSR akan menunjukkan kinerja yang lebih baik serta keuntungan
yang berkaitan dengan tanggung jawab sosialnya, yaitu (1) Manfaat bagi
hubungan antara perusahaan dan masyarakat akan lebih erat; dan (3) Manfaat
jawab sosial. Secara parsial hanya leverage keuangan yang memiliki pengaruh
jawab sosial dengan menambah variabel yang diamati, menggunakan objek, dan
ataupun dalam bentuk report CSR, perlu didukung dengan Undang-Undang yang
101
jawab sosial oleh perusahaan. Menurut Gray et al. (1996), teori yang dapat
2. Economic theory studies. Sebagai agen dari suatu principal yang mewajili
3. Social and political theory studies. Studi di bidang ini menggunakan teori
jawab sosial.Hal ini karena adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dapat
peruahaan.
CSR membutuhkan dana yang harus dipertimbangkan dan diatur dengan baik
kebijakan yang baik, agar program CSR dapat berjalan dan sinkron dengan
perusahaan.
melainkan sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan yang biasa
disebut Triple Bottom Line (Sinergi Tiga Elemen). Triple Bottom Line merupakan
antara perusahaan dan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan secara lebih
baik sehingga dapat menghindari gab yang mungkin terjadi antara perusahaan
alam.Bagi karyawan informasi tanggung jawab sosial juga sebagai kontrol atas
6.1. Simpulan
tanggung jawab sosial. Hal ini menunjukkan bahwa secara utuh, karakteristik
jawab sosial karena perusahaan yang memiliki utang yang tinggi akan
dana serta kesadaran dari pihak manajemen perusahaan. Jika dikaitkan dengan
tetap mendapatkan kepercayaan dan reaksi yang positif dari pihak lain.
masyarakat dan menuntut perusahaan untuk memiliki respon sosial yang tinggi
111
107
ditetapkan dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007. Selain itu juga karena
sosial perusahaan bisa jadi karena perhatian dan kesadaran manajemen yang
yang tinggi dalam masalah sosial maka perusahaan akan mengungkapkan CSR
perusahaan.
108
tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini terjadi karena masih banyak
perusahaan high profile maupun low profile yang tidak melaporkan tanggung
jawab sosial menunjukkan bahwa dewan komisaris kurang dapat berperan dan
pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial. Selain itu juga
baik yang disengaja maupun tidak disengaja dari peneliti yang menyebabkan
guna memberikan sanksi yang tegas bagi perusahaan yang tidak melaporkan
6.3. Saran
jawab sosial perusahaan. Oleh sebab itu, bagi perusahaan yang memiliki
sosial dalam pelaporannya dengan lebih baik dan lengkap sesuai dengan
indikator GRI. Hal ini karena dapat mempertahankan citra dan kepercayaan
juga perbaikan regulasi yang harus didukung oleh aturan lanjutan guna
mengenai perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Rahman dan Kurnia Nur Wiyasari. 2008. The Analysis of Company
Characteristic Influence Toward CSR Disclosure: Empirical Evidence of
Manufacturing Companies Listed in JSX. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia. Vol. 12. No. 1. Juni 2008. Page: 25-35.
111
112
Coller, P. dan Gregory A. 1999. Audit Committee Activity and Agency Costs.
Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 18. No. 4-5. Page: 311-332.
Cowen, S.S., Ferreri L.B., dan Parker L.D. 1987. The Impact of Corporate
Characteristics on Social Responsibility Disclosure: A Typology and
Frequency-Based Analysis. Accounting, Organizations, and Society. Vol.
12. No. 2. Page: 111-122.
Daniri, Mas A. 2008. Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag i).
www.madani-ri.com/2008/17/standarisasi-tanggung-jawab-
sosialperusahaan:bag-i/. Diakses tanggal 19 Agustus 2010.
Emory, C. William dan Cooper Donald R. 1998. Metode Penelitian Bisnis. Jilid 1,
Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Fama, Eugene dan M. Jensen. 1983. The Separation of Ownership from Control.
Journal of Law and Economics. Vol. 26. Page: 301-325.
113
Hartono, Jogiyanto. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua.
BPFE. Yogyakarta.
Kotler, Philip dan Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility: Doing the
Most Good for Your Company and Your Cause. By John Wiley and Sons.
Meek, G. K., Roberts C. B., dan Gray S. J. 1995. Factors Influencing Voluntary
Annual Report Disclosures by U.S., U.K. and Continental European
Multinational Corporations. Journal of International Business Studies. Third
Quarter. Vol. 26. No. 3. Page: 555-573.
Mirza, Teuku dan Imbuh Sulistyarini. 1997. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan:
Sebuah Opini. Usahawan No. 7.
Rahman, Arief dan Kurnia Nur Widyasari. 2008. The Analysis of Company
Characteristic Influence Toward CSR Disclosure: Empirical Evidence of
Manufacturing Companies Listed in JSX. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Indonesia. Vol. 12. No. 1. Juni 2008. Page: 25-35.
Wakidi, R. Hamdani dan Hasan S. Siregar. 2011. Pengaruh Sisi Internal Dan Sisi
Eksternal Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ekonom. Vol.
14. No. 4. September 2011.
111
119
111
120
3. Ukuran Perusahaan
Tahun No. Kode Laba Bersih (Rp) Ekuitas (Rp) ROE (%)
2008 1 SMCB 282.220.000.000 2.804.264.000.000 10,06
2 UNVR 2.407.231.000.000 3.100.312.000.000 77,64
3 ANTM 1.368.139.000.000 8.063.138.000.000 16,97
4 MEDC 3.068.235.000.000 8.028.024.000.000 38,22
5 PTBA 1.707.771.000.000 3.998.132.000.000 42,71
6 ASII 9.191.000.000 33.080.000.000 27,78
7 TINS 577.405.000.000 3.820.581.000.000 14,60
2009 8 SMCB 895.751.000.000 7.265.366.000.000 12,33
9 ADRO 4.367.252.000.000 17.444.891.000.000 25,03
10 ANTM 604.307.000.000 8.148.939.000.000 7,42
11 PTBA 2.727.734.000.000 5.701.372.000.000 47,84
12 ASII 10.040.000.000 39.894.000.000 25,17
13 PGAS 6.229.043.496.319 12.726.425.641.331 48,95
14 TINS 313.751.000.000 3.430.064.000.000 9,15
15 UNTR 3.817.541.000.000 13.843.710.000.000 27,58
2010 16 SMCB 828.422.000.000 10.437.249.000.000 7,94
17 UNVR 3.386.970.000.000 4.045.419.000.000 83,72
18 ADRO 2.207.313.000.000 18.576.441.000.000 11,88
19 ANTM 1.683.400.000.000 9.580.098.000.000 17,57
20 MEDC 746.789.000.000 7.067.420.000.000 10,57
21 PTBA 2.008.891.000.000 6.366.736.000.000 31,55
22 ASII 14.366.000.000 49.310.000.000 29,13
23 PGAS 6.239.361.270.479 15.100.954.446.956 41,32
24 TINS 947.936.000.000 4.202.766.000.000 22,56
25 UNTR 3.872.931.000.000 16.136.338.000.000 24,00
2011 26 SMCB 1.054.987.000.000 7.527.260.000.000 14,02
27 ANTM 1.925.307.039.000 10.649.041.317.000 18,08
28 PTBA 3.085.862.000.000 8.165.002.000.000 37,79
29 ASII 21.077.000.000 75.838.000.000 27,79
30 PGAS 5.933.063.233.665 17.184.711.978.515 34,53
126
5. Profil Perusahaan
Jenis
Kode Profil perusahaan
Perusaahan
SMCB 1 Cement Industry
Produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi
yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu,
es krim, produkproduk kosmetik, minuman dengan bahan
UNVR 1 pokok teh dan minuman sari buah.
Coal Mining (perdagangan, jasa, Industri, pengangkutan
ADRO 1 batubara, perbengkelan, pertambangan, dan konstruksi)
Mining (Nickel, Bauxite, Iron Sand, Gold & Silver)pertambangan
berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang
industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang
ANTM 1 berkaitan dengan bahan galian tersebut
Eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, dan aktivitas
energi lainnya, usaha pengeboran darat dan lepas pantai, serta
melakukan investasi (langsung dan tidak langsung) pada entitas
MEDC 1 anak
PTBA 1 Industry tambang batubara
Industri perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut
suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat,
pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan,
ASII 1 jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi
Kegiatan utamanya perusahaan adalah sebagai perusahaan
induk yang melakukan kegiatan operasi penambangan timah
TINS 1 dan melakukan jasa pemasaran kepada kelompok usaha
Penjualan dan penyewaan alat berat beserta pelayanan purna
jual, penambangan dan kontraktor penambangan, termasuk di
UNTR 1 dalamnya jasa kontraktor penambangan terpadu
Distribusi gas bumi ke pelanggan industri, komersial dan rumah
PGAS 0 tangga serta transmisi komersial gas bumi
127
SMCB 7 8 8 8
UNVR 5 - 4 -
ADRO - 5 3 -
ANTM 5 5 4 6
MEDC 5 - 6 -
PTBA 5 5 5 6
ASII 10 10 11 11
TINS 4 6 6 -
UNTR - 8 6 -
PGAS - 5 5 5
128
Ekonomi
Tahun Kode EC1 EC2 EC3 EC4 EC5 EC6 EC7 EC8 EC9
2008 SMBC 0 1 1 0 1 0 0 0 0
UNVR 1 0 0 0 1 1 0 1 1
ANTM 1 1 1 0 1 1 1 1 1
MEDC 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 1 0 0 0 0 1 1 1 0
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2009 SMBC 1 1 1 0 1 1 1 1 1
ADRO 1 0 0 0 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 1 0 0 0 0 1 1 1 0
PGAS 1 1 1 1 1 1 0 1 1
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 1 1 0 0 0 1 1 1 0
130
Ekonomi
Tahun Kode EC1 EC2 EC3 EC4 EC5 EC6 EC7 EC8 EC9
2010 SMBC 1 1 1 0 1 1 1 1 1
UNVR 1 1 1 0 1 1 1 1 1
ADRO 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1
MEDC 1 0 0 0 0 0 0 0 0
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 1 1 1 1 1 1 0 1 1
PGAS 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 1 1 0 0 0 1 1 1 0
2011 SMBC 1 1 1 0 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 1 1 1 0 1 1 0 1 1
PGAS 1 1 1 0 1 0 0 1 1
131
Lingkungan
Tahun Kode EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2008 SMBC
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
UNVR
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
ANTM
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
MEDC
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1
PTBA
0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
ASII
1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1
TINS
0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
2009 SMBC
0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1
ADRO
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM
1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1
PTBA
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ASII
0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PGAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TINS
1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
UNTR
132
Lingkungan
Tahun Kode EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN EN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
2010 SMBC
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1
UNVR
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ADRO
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM
0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
MEDC
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
PTBA
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
ASII
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
PGAS
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TINS
1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
UNTR
0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0
2011 SMBC
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
ASII
0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PGAS
133
Ketenagakerjaan
Tahun Kode
LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2008 SMBC 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
UNVR 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0
ANTM 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1
MEDC 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0
PTBA 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
ASII 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
TINS 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2009 SMBC 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
ADRO 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
ASII 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
PGAS 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
134
Ketenagakerjaan
Tahun Kode
LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA LA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2010 SMBC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UNVR 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
ADRO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
MEDC 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0
PTBA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PGAS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
2011 SMBC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1
PGAS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
135
2008 SMBC 0 0 0 1 1 1 1 0
UNVR 1 1 0 1 1 1 1 0
ANTM 0 1 1 0 1 1 0 0
MEDC 0 0 0 0 0 0 0 0
PTBA 0 0 0 0 1 1 1 0
ASII 0 1 0 0 0 0 0 0
TINS 0 0 0 1 1 1 1 0
2009 SMBC 1 1 0 1 1 1 1 1
ADRO 0 0 0 0 0 0 0 0
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 0 0 0 0 1 0 0 0
ASII 0 1 0 0 0 0 0 0
PGAS 1 0 0 1 0 0 1 0
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 0 0 0 0 1 0 0 0
136
2010 SMBC 1 1 0 1 1 1 1 1
UNVR 1 1 1 1 1 1 1 1
ADRO 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1
MEDC 0 0 0 0 0 0 0 0
PTBA 0 0 0 1 1 1 1 1
ASII 0 1 0 1 1 1 1 1
PGAS 0 0 1 1 1 1 1 1
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 0 0 0 0 0 0 0 0
2011 SMBC 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 0 1 0 1 1 1 1 1
PGAS 0 0 1 1 1 1 1 1
137
Kemasyarakatan
Tahun Kode
SO1 SO2 SO3 SO4 SO5 SO6 SO7 SO8
2008 SMBC 1 0 0 0 0 0 0 0
UNVR 1 1 1 1 1 1 0 0
ANTM 1 0 0 1 1 0 0 0
MEDC 1 0 0 0 0 0 0 0
PTBA 1 0 1 1 0 0 0 0
ASII 1 0 0 0 0 0 0 0
TINS 0 1 1 1 1 1 1 1
2009 SMBC 1 1 1 1 1 1 0 1
ADRO 1 0 0 0 0 0 0 0
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 0 0 1 1 0 0 0
ASII 1 0 0 0 0 0 0 0
PGAS 0 1 1 1 0 1 0 0
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 1 0 0 0 0 0 0 0
138
Kemasyarakatan
Tahun Kode
SO1 SO2 SO3 SO4 SO5 SO6 SO7 SO8
2010 SMBC 1 1 1 1 0 1 0 1
UNVR 0 1 1 1 0 0 1 0
ADRO 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1
MEDC 1 0 0 0 0 0 0 0
PTBA 0 1 1 1 1 1 0 0
ASII 1 1 1 1 1 0 1 0
PGAS 0 1 1 1 0 1 0 0
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 1 0 0 0 0 0 0 0
2011 SMBC 1 1 1 1 0 1 0 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 1 1 1 0 1 0 0 0
PGAS 1 1 1 1 1 1 0 0
139
2008 SMBC 0 0 0 0 1 0 0 0 0
UNVR 1 1 1 0 1 1 0 0 1
ANTM 1 0 1 0 1 0 0 0 0
MEDC 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PTBA 0 0 1 0 1 0 0 0 0
ASII 0 0 0 0 1 0 0 0 0
TINS 0 1 0 1 1 0 1 0 1
2009 SMBC 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ADRO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 1 0 0 0 0 0 1 0
ASII 0 0 0 0 1 0 0 0 0
PGAS 0 0 1 0 1 0 0 1 1
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 0 0 0 0 1 0 0 0 0
140
2010 SMBC 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UNVR 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ADRO 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1
MEDC 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 0 1 1 0 1 1 0 0 0
PGAS 0 1 1 1 1 0 0 1 1
TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 1
UNTR 0 0 0 0 1 0 0 0 0
2011 SMBC 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ANTM 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PTBA 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ASII 1 1 1 0 1 1 0 1 0
PGAS 1 1 1 1 1 0 0 1 1
141
Total Item
Tahun Kode Nilai CSR Index CSR
CSR
UNVR 51 78 0.653846154
ANTM 47 78 0.602564103
MEDC 17 78 0.217948718
PTBA 53 78 0.679487179
ASII 19 78 0.243589744
TINS 54 78 0.692307692
ADRO 34 78 0.435897436
ANTM 78 78 1
PTBA 41 78 0.525641026
ASII 19 78 0.243589744
PGAS 34 78 0.435897436
TINS 78 78 1
UNTR 19 78 0.243589744
142
Total Item
Tahun Kode Nilai CSR Index CSR
CSR
UNVR 62 78 0.794871795
ADRO 78 78 1
ANTM 78 78 1
MEDC 14 78 0.179487179
PTBA 69 78 0.884615385
ASII 58 78 0.743589744
PGAS 64 78 0.820512821
TINS 78 78 1
UNTR 19 78 0.243589744
ANTM 78 78 1
PTBA 78 78 1
ASII 60 78 0.769230769
PGAS 63 78 0.807692308
143
9. Summarize
a
Case Summaries
Ukuran
Ukuran Profil Leverage
No. Emiten Profitabilitas Dewan CSR
Perusahaan Perusahaan Keuangan
Komisaris
Total N 30 30 30 30 30 30 30
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 30
146
Regression
b
Variables Entered/Removed
1 Leverage Keuangan,
Profil Perusahaan,
Ukuran Dewan
. Enter
Komisaris,
Profitabilitas, Ukuran
a
Perusahaan
b
Model Summary
a
1 .680 .462 .351 ,22994
a
1 Regression 1.092 5 .218 4.130 .008
Total 2.361 29
a
Coefficients
UKuran
1.488E-6 .000 .247 .915 .369 .308 3.251
Perusahaan
Ukuran Dewan
-.052 .037 -.386 -1.403 .174 .296 3.375
Komisaris
a. Dependent Variable:
CSR
Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
a
Test Value .08079
Cases < Test Value 15
Cases >= Test Value 15
Total Cases 30
Number of Runs 13
Z -.929
Asymp. Sig. (2-tailed) .353
a. Median
148
Uji Normalitas
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .20918365
Most Extreme Differences Absolute .197
Positive .106
Negative -.197
Kolmogorov-Smirnov Z 1.077
Asymp. Sig. (2-tailed) .196
a. Test distribution is Normal.
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients