Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepribadian adalah segala corak perilaku manusia yang terhimpun dalam dirinya
dan yang digunakan olehnya untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsang, baik yang datang dari lingkungan (dunia luar) maupun yang berasal dari
diri sendiri (dunia dalam), sehingga corak perilaku itu merupakan suatu kesatuan
fungsional yang khas bagi individu itu.1 Setiap kepribadian memliki ciri kepribadian
yang berbeda-beda satu sama lainnya termasuk diantaranya adalah bagaimana ia
menyikapi suatu masalah yang timbul dari dalam dirinya maupun dari lingkungan
sekitarnya. Ciri kepribadian adalah pola perilaku yang berlangsung lama,
berhubungan dengan lingkungan dan diri sendiri, dan keluar dalam bentuk konteks
sosial dan pribadi. Ketika pola perilaku ini secara bermakna menjadi maladaptif dan
menyebabkan hendaya yang serius dalam fungsi pribadi dan sosial, hal ini
dinamakan gangguan kepribadian.2
Gangguan kepribadian adalah salah satu gangguan mental yang paling kompleks
dan serius yang mempunyai karakteristik masalah dalam mengatur emosi,
mengendalikan impuls dan ketidakstabilan dalam hubungan interpersonal dan citra
diri.3 Seseorang dengan gangguan kepribadian adalah seseorang yang merugikan
dirinya sendiri dan/atau masyarakat karena sifat-sifat kepribadian yang
konstitusional. Konstitusional artinya akibat interaksi badani dan psikologis. Dengan
demikian, maka hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan kepribadian dapat dicari
dalam kedua unsur tersebut sejak masa kanak-kanak, terutama faktor keturunan,
kelainan perkembangan susunan saraf dan hormonal serta pengaruh lingkungan.1
Dewasa ini semakin banyak orang yang menderita gangguan kepribadian. Salah
satu diantaranya adalah gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality
Disorder). Gangguan Kepribadian Ambang adalah penyakit kejiwaan yang berat
yang mempengaruhi 1% sampai 2% orang dewasa, dan di atas 20% pasien rawat
inap. Pasien dengan kelainan ini menunjukkan berbagai defisit kognitif, termasuk
kesulitan dengan perhatian dan konsentrasi, ingatan jangka panjang, dan fungsi

1
eksekutif, seperti pengendalian impuls, perencanaan, dan pemecahan masalah. 4
Gangguan kepribadian jenis ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-
laki dimana perempuan mempunyai kecenderungan 3 kali lebih rentan dibandingkan
laki-laki. Sampai saat ini, di Indoneisa belum ada data pasti tentang jumlah kejadian
gangguan kepribadian ambang, namun diperkirakan kejadian gangguan kepribadian
ambang cukup tinggi karena biasanya gangguan kepribadian ini ditandai oleh
perilaku agresif dan impulsif, yang biasanya banyak terdapat pada individu dengan
perilaku kekerasan. Hal itu dapat dilihat sehari-hari dari berbagai laporan media.
Pada kebanyakan kasus, gangguan kepribadian ambang pertama kali ditemukan pada
usia akhir remaja; beberapa terjadi pada anak namun jarang terjadi pada dewasa di
atas 40 tahun.2
Penyebab yang pasti gangguan kepribadian ini sendiri masih dipertanyakan.
Namun, belakangan ini para peneliti terutama di bidang neurobiologi dan
psikofarmakologi melakukan pendekatan biologis yang lebih mendalam dengan
hipotesis adanya keterlibatan baik unsur fungsi otak, neurotransmiter, genetik, dan
neuroendokrin. Salah satu yang paling sering diteliti adalah hubungan antara sistem
serotonergik dan regio otak yang terlibat dalam perilaku impulsive dan agresif pada
pasien gangguan kepribadian ambang.2 Diagnosis gangguan kepribadian ambang di
dalam klinis sehari-hari maka diperlukan suatu pedoman diagnositik yang terdapat
antara lain dalam Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder IV - Text
Revised(DSM IV -TR) dan PPDGJ III/ICD 10.
Individu dengan gangguan kepribadian ambang sukar memahami bahwa
perilakunya tidak wajar, rasa menyesalnya hanya sepintas segera sesudah ledakan
amarah. Ia sering merasionalisasikan perilakunya dan menentang campur tangan
orang lain. Hal ini semua menghambat pengobatan dan membuat prognosis menjadi
jelek. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman lebih lanjut tentang gangguan
kepribadian ini, yang sedikit banyaknya akan kami bahas dalam makalah ini.

1.2. Tujuan Masalah


1. Mengetahui definisi tentang Gangguan Kepribadian Ambang
2. Mengetahui Epidemiologi tentang Gangguan Kepribadian Ambang

2
3. Mengetahui Etiologi tentang Gangguan Kepribadian Ambang
4. Mengetahui Faktor Resiko terjadinya Gangguan Kepribadian Ambang
5. Mengetahui Gejala Klinis dan Kriteria Diagnosis Gangguan Kepribadian
Ambang
6. Mengetahui Diagnosis Banding Gangguan Kepribadian Ambang
7. Mengetahui Penatalaksanaan dan Prognosis Gangguan Kepribadian Ambang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1. Definisi
Menurut Kusmanto Setyonegoro : Kepribadian adalah ekspresi keluar dari
pengetahuan dan perasaan yang dialami secara subjektif oleh seseorang 1. Definisi
lain mengemukakan bahwa kepribadian adalah perikalku yang khas seseorang yang
menyebabkan orang itu dapat dikenal dan dibedakan dari orang lain karena pola
perilakunya.1
Gangguan kepribadian adalah ciri kepribadian yang bersifat tidak fleksibel dan
maladaptif yang menyebabkan disfungsi yang bermakna dan penderitaan subjektif.3
Pasien dengan gangguan kepribadian ambang berdiri pada batas antara neurosis
dan psikosis serta ditandai dengan afek, mood, perilaku, hubungan objek, dan citra-
diri yang sangat tidak stabil.4

2.2. Epidemiologi
Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan kepribadian yang paling umum
pada praktek klinis. Gangguan ini ditemukan 10% pada pasien gangguan jiwa yang
rawat jalan, 15% -20% pasien rawat inap, dan 30% -60% pada populasi klinis dengan
gangguan kepribadian. Gangguan ini ditemukan sekitar 2% dari populasi umum.
Gangguan kepribadian ambang ditemukan terutama pada wanita, dengan rasio
gender yang diperkirakan 3: 1. Gangguan ini hadir dalam seluruh budaya didunia.
Kejadiannya meningkat sekitar lima kali pada garis turunan pertama orang yang
menderita gangguan ini. Terdapat juga risiko yang lebih besar pada keluarga yang
menderita gangguan mental dan perilaku, gangguan kepribadian antisosial, dan
gangguan mood.

2.3. Etiologi5
Penyebab ganggaun kepribadian ambang disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya:
1. Faktor Neurobiological
a. Fungsi serotonin yang rendah
b. Terdapat komponen emosi disregulasi atau impulsif
c. Adanya peningkatan aktivasi amigdala
d. Rendahnya tingkat aktivitas dan perubahan struktural di korteks prerontal
terutama di anterior cingulate korteks
e. Konektivitas antara korteks prefrontal dan amigdala yang terganggu

4
2. Faktor Sosial
a. Adanya pemisahan dengan orang tua
b. Adanya pelecehan vrbal
c. Adanya pelecehan emosional selama masa kanak-kanak (bullying)
3. Teori Diathesis-stres linehan
a. Menurut teori ini, gangguan kepribdaian ambang berkembang ketika
individu dengan diatesis biologis (kemungkinan genetis) dimana ia
mengalami kesulitan untuk mengontrol emosi dan dibesarkan di
lingkungan yang salah
b. Dalam diathesis biologis disebut sebagai emotional disregulation dan
invalidating experience (invalidating)
c. Invalidating experience adalah pengalaman dimana keinginan dan
perasaan individu diabaikan dan tidak dihormati serta usaha individu untuk
mengkomunikasikan perasaannya tidak dipedulikan atau bahkan diberi
hukuman
d. Emotional dysregulation merupakan ketidakmampuan mengontrol emosi
meliputi kemampuan untuk mengatur perasaan, reaksi fisiologis, kognisi
yang berhubungan dengan emosi, dan reaksi yang berhubungan dengan
emosi

2.4. Faktor Resiko6


Faktor Resiko seseorang mengalami gangguan kepribadian ambang antara lain:
a. Predisposisi herediter. Anda mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi jika
kerabat dekat ibu, ayah, saudara atau saudari memiliki gangguan yang sama
atau serupa.
b. Stres pada masa kanak-kanak. Banyak penderita gangguan ini melaporkan
pernah menjadi korban pelecehan seksual atau kekerasan fisik selama masa
kanak-kanak. Beberapa orang telah hilang atau terpisah dari orang tua atau
pengasuh dekat ketika mereka masih kecil atau memiliki orang tua atau
pengasuh yang menggunakan zat terlarang atau memiliki masalah kesehatan
mental lainnya. Yang lainnya pernah terkena konflik bermusuhan dan hubungan
keluarga yang tidak stabil.
c. Kepribadian. Ciri-ciri kepribadian yang mencakup impulsif dan agresi yaitu
perilaku yang tiba-tiba berubah, tiba-tiba di luar rencana, atau sebuah sikap yang

5
tidak didukung alasan yang kuat yang mencerminkan ketidakmatangan emosi,
mungkin memainkan peran dalam perkembangan gangguan kepribadian.

2.5. Gejala Klinis


Penderita gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada di dalam
keadaan krisis. Mood swing lazim ditemukan. Pasien dapat bersifat argumentatif
pada suatu saat, depresi pada saat lainnya, dan kemudian mengeluh tidak ada
perasaan. Pasien mungkin memiliki episode psikotik yang berlangsung singkat
(disebut episode mirkopsikotik) bukannya ledakan psikotik full-blown, dan gejala-
gejala psikotik pasien ini hampir selalu berputar-putar, cepat atau meragukan.
Perilaku pasien dengan gangguan kepribadian ambang sangat tidak dapat diduga,
dan prestasi mereka jarang mencapai tingkat kemampuan mereka. Sifat menyakitkan
dari kehidupan mereka dicerminkan dalam bentuk tindakan merusak diri berulang.
Pasien seperti ini dapat mengiris pergelangan tangannya dan melakukan mutilasi
diri lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan
kemarahan, atau untuk membuat mereka mati rasa dari afek melimpah. Karena
mereka merasa bergantung sekaligus bermusuhan, orang dengan gangguan ini
memiliki hubungan interpersonalyang penuh huru-hara. Mereka dapat bergantung
kepada orang lain yang mereka rasa dekat dan jika frustasi, mereka dapat
mengekspresikan kemarahan pada teman dekatnya. Pasien dengan gangguan
kepribadian ambang tidak dapat menoleransi keadaan sendiri dan mereka lebih
memilih pencarian gila-gilaan untuk mendapatkan teman, tidak peduli betapapun
tidak memuaskannya bagi mereka sendiri. Untuk meredakan kesepian, jika hanya
untuk waktu singkat, mereka menerima orang asing sebagai teman atau bersikap
tidak setia. Mereka sering mengeluh mengenai rasa kosong dan bosan yang kronis
serta tidak adanya rasa identitas yang konsisten (difusi identitas) jika ditekan, mereka
sering mengeluh tentang seberapa depresi yang mereka rasakan tanpa memusingkan
aspek lainnya. Sebagian besar terapis setuju kalau pasien ini menunjukkan
kemampuan memberikan alasan yang biasa pada uji terstruktur, seperti Wechsler
Adult Intelegence Scale, dan menunjukkan proses penyimpangan hanya pada uji
proyektif yang tidak terstruktur, seperti pada uji Rorschach.

6
Secara fungsional, pasien dengan gangguan kepribadian ambang merusak
hubungan mereka dengan menganggap semua orang baik atau semua orang jahat.
Pasien melihat orang baik sebagai figur pelekatan yang bersifat mengasuh atau figur
kebencian dan sadis yang mengurangi kebutuhan rasa aman mereka dan mengancam
mereka dengan pengabaian saat mereka merasa bergantung. Sebagai akibat dari
pemisahan ini, orang yang baik diidealisasikan dan orang yang buruk
didevaluasikan. Pergeseran kesetiaan dari satu orang atau kelompok ke yang lainnya
sering terjadi.
Otto Kernberg menemukan bahwa mekanisme pertahanan proyeksi terdapat
pada pasien dengan gangguan kepribadian ambang. Terapis harus menyadari proses
ini sehingga mereka dapat bersikap netral pada pasien tersebut. Sejumlah klinisi
menggunakan konsep panfobia, panansietas, panambivalensi, dan seksualitas yang
kacau untuk menandai ciri pasien ini.

2.6. Kriteria Diagnosis5

Kriteria Gangguan Kepribadian Ambang (DSM IV-TR)

1. Usaha yang tidak beraturan untuk menghindari penolakan yang nyata atau imajiner.
Catatan: tidak termasuk bunuh diri dan perilaku menyakiti diri seperti yang tertuang
pada butir ke-5

2. Sebuah pola hubungan interpersonal yang tidak stabil dan terus menerus yang
ditandai dengan pertukaran antara idealisasi dan devaluasi yang ekstrem

3. Gangguan identitas: ketidakstabilan gambaran diri atau perasaan diri yang nyata dan
terus menerus

4. Impulsivitas pada setidaknya dua area yang mempunyai efek potensial dalam
perusakan diri (contoh: belanja, seks, penyalahgunaan zat, berkendaraan ceroboh,
makan dan minum berlebihan).

7
Catatan: tidak termasuk perilaku bunuh diri atau melukai diri yang terdapat pada kriteria
ke-5

5. Perilaku, isyarat atau ancaman bunuh diri yang sering atau perilaku melukai diri

6. Afek yang tidak stabil yang ditandai mood yang reaktif (contoh: episode disforia
yang sering, iritabel atau kecemasan yang berlangsung beberapa jam dan jarang lebih
dari 2 hari)

7. Perasaan kosong yang kronis

8. Marah yang tidak sesuai, sering atau kesulitan dalam mengendalikan amarah
(contoh: sering menunjukkan perangai, marah yang konstan, sering berkelahi)

9. Ide paranoid yang berhubungan dengan stress yang berlangsung sementara atau
gejala disosiatif yang parah

Sedangkan, menurut PPDGJ-III , Gangguan Kepribadian Ambang termasuk


Gangguan Kepribadian Emosional Tidak Stabil (F60.31). Pedoman diagnostiknya :

1. Terdapat kecendrungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsive tanpa


mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan dengan ketidak-stabilan
emosional.
2. Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri, yaitu:
a. Tipe Impulsive
Ciri khas yang dominan adalah ketidakstabilan emosional dan kekurangan
pengendalian impuls (dorongan hati). Ledakan kekerasan perilaku yang
mengancam lazim terjadi, khususnya sebagai tanggapan terhadap kritik
orang lain.
b. Tipe Ambang
Ciri khas ketidakstabilan emosional yaitu gambaran diri pasien, tujuan dan
preferensi internalnya (termasuk seksual) sering kali tidak jelas atau
terganggu. Biasanya terdapat perasaan kosong yang kronis. Kecenderungan

8
terlibat dalam pergaulan yang erat dan tidak stabil dapat menyebabkan krisis
emosional yang berulang dan mungkin disertai dengan usaha yang
berlebihan untuk menghindarkan dirinya ditinggalkan dan serangkaian
ancaman bunuh diri atau tindakan membahayakan diri (meskipun hal ini
dapat terjadi tanpa pencetus yang nyata).

2.7. Diagnosis Banding

1. Skizofrenia
Gangguan ini dibedakan dengan skizofrenia berdasarkan tidak adanya episode
psikotik yang lama, gangguan pikir, dan tanda skizofrenik klasik lainnya.
2. Gangguan Kepribadian Skizotipal
Pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal menunjukkan keanehan berpikir
yang nyata, gagasan asing, serta ide referensi berulang.
3. Gangguan Kepribadian Paranoid
Penderita gangguan kepribadian paranoid memiliki ciri kecurigaan yang ekstrem.
Pasien dengan gangguan kepribadian ambang umumnya memiliki rasa kosong
yang kronis serta episode psikotik yang berlangsung singkat, mereka bertindak
impulsif dan menuntut hubungan yang luar biasa, mereka dapat melakukan mutilasi
diri mereka sendiri dan membuat percoban bunuh diri manipulative (Sadock, 2010).

2.8. Penatalaksanaan7
a. Psikoterapi

1. Cognitive Behavior Therapy (CBT)

Meskipun CBT telah banyak digunakan dan dijelaskan dalam literatur


klinis, namun CBT lebih sering digunakan untuk terapi Axis I seperti gangguan
kecemasan atau gangguan depresi daripada gangguan kepribadian.

2. Group Therapy

9
Tujuan group terapi sama dengan psikoterapi individual dan mencakup
stabilisasi pasien, penanganan impulsif dan gejala lainnya, pemeriksaan dan
penanganan reaksi transferensi dan counter transference. Terapi ini
memberikan kesempatan khusus untuk penyediaan dukungan sosial tambahan,
pembelajaran interpersonal, dan difusi intensitas masalah melalui interaksi
dengan anggota kelompok dan terapis lainnya.

3. Couples therapy

Tujuan couples terapi atau terapi pasangan adalah menstabilkan dan


memperkuat hubungan antara pasangan atau untuk mengklarifikasi ketidak
aktifan hubungan. Beberapa tujuan alternatif atau tambahan adalah untuk
mendidik dan memperjelas pasangan atau pasangan pasien dengan proses
gangguan kepribadian ambang yang terjadi dalam hubungan tersebut. Mitra
pasien dengan gangguan kepribadian ambang mungkin berjuang untuk
mengakomodasi pola alternatif idealisasi dan depresiasi pasien serta perilaku
interpersonal lainnya. Akibatnya, pasangan bisa menjadi dysforik dan
meragukan diri sendiri; mereka mungkin juga menjadi terlalu perhatian dan
menunjukkan formasi reaksi. Tujuan pengobatan adalah untuk mengeksplorasi
dan mengubah reaksi maladaptif dan interaksi yang bermasalah antara
pasangan.

4. Family therapy

Hubungan keluarga-pasien dengan gangguan kepribadian ambang sering


bergolak dan kacau. Tujuan terapi keluarga adalah untuk meningkatkan
pemahaman anggota keluarga terhadap gangguan kepribadian ambang,
memperbaiki hubungan antara pasien dan anggota keluarga, dan meningkatkan
keseluruhan fungsi keluarga.

c. Farmakoterapi

10
1. SSRI antidepressants

Dalam gangguan kepribadian ambang, SSRI digunakan untuk mengobati


gejala disregulasi afektif dan perilaku impulsif, mood yang tertekan, marah,
dan agresi impulsif, termasuk self-mutilaton.

2. Tricyclic and heterocyclic antidepressants

Dalam gangguan kepribadian ambang, antidepresan digunakan untuk


disregulasi afektif, paling sering ditunjukkan oleh mood yang tertekan, mudah
tersinggung, dan mood yang labil. Evaluasi uji terapi antidepresan dalam
pengobatan gangguan kepribadian ambang harus memperhatikan adanya
komorbiditas dengan gangguan mood, yang umum terjadi pada pasien dengan
gangguan kepribadian ambang.

3. MAOI antidepressants

MAOI digunakan untuk mengobati gejala afektif, rasa bermusuhan, dan


impulsif yang terkait dengan gejala mood pada pasien dengan gangguan
kepribadian ambang.

4. Anxiolytic agents

Obat anxiolytic digunakan untuk mengobati manifestasi kecemasan pada


pasien dengan gangguan kepribadian borderline, baik sebagai gejala akut
maupun sebagai gejala kronis.

5. Neuroleptics

Tujuan utama pengobatan dengan neuroleptik dalam gangguan


kepribadian ambang adalah mengurangi tingkat keparahan gejala akut di semua
domain gejala, terutama gejala skizotip, psikosis, kemarahan, dan rasa
bermusuhan.

11
2.9. Prognosis
Gangguan ini cukup stabil, pasien sedikit berubah dari waktu ke waktu. Studi
longitudinal menunjukkan tidak adanya peningkatan ke arah skizofrenia, tetapi
pasien memiliki insiden yang tinggi untuk episode gangguan depresif berat.
Diagnosis ini biasanya ditegakkan sebelum usia 40 tahun, ketika pasien mencoba
membuat pilihan pekerjaan, perkawinan, dan pilihan lain serta tidak mampu
menghadapi tahap normal siklus kehidupan.

BAB III
KESIMPULAN

Gangguan kepribadian adalah salah satu gangguan mental yang paling kompleks
dan serius yang dewasa ini semakin banyak orang yang mengidapnya. Salah satu
diantaranya adalah gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder).
Gangguan kepribadian ambang berdiri pada batas antara neurosis dan psikosis serta
ditandai dengan afek, mood, perilaku, hubungan objek, dan citra-diri yang sangat tidak
stabil. Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan kepribadian yang paling umum
pada praktek klinis dimana ditemukan sekitar 2% dari populasi umum, ditemukan lebih
banyak pada wanita dibandingkan laki-laki. Penyebab gangguan kepribadian ambang
diantaranya faktor Neurobiological, faktor Sosial, serta teori Diathesis-stres linehan.

12
Faktor Resiko seseorang mengalami gangguan kepribadian ambang yaitu adanya
predisposisi herediter, terdapat stres pada masa kanak-kanak, serta ciri kepribadian yang
mencakup impulsif dan agresi.

Penderita gangguan kepribadian ambang mengalami mood swing yaitu dapat


bersifat argumentatif pada suatu saat, depresi pada saat lainnya, dan kemudian
mengeluh tidak ada perasaan. Sifat menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan
dalam bentuk tindakan merusak diri berulang serta dapat merusak hubungan mereka
dengan menganggap semua orang baik atau semua orang jahat. Diagnosis Banding
Gangguan Kepribadian Ambang yaitu Skizofrenia, Gangguan Kepribadian Skizotipal,
serta Gangguan Kepribadian Paranoid Penatalaksanaan Gangguan Kepribadian
Ambang dapat berupa Psikoterapi dengan Cognitive Behavior Therapy (CBT) serta
penyediaan dukungan sosial tambahan, pembelajaran interpersonal, dan difusi intensitas
masalah melalui interaksi dengan anggota kelompok dan terapis lainnya. Serta dapat
berupa Farmakoterapi dengan SSRI antidepressants, Tricyclic and heterocyclic
antidepressants, MAOI antidepressants, Anxiolytic agents, atau Neuroleptics. Prognosis
Gangguan Kepribadian Ambang dimana pasien sedikit akan berubah dari waktu ke
waktu serta memiliki insiden yang tinggi untuk episode gangguan depresif berat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Willy F.Maramis, Albert A.Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2.


Surabaya: Airlangga University Press, 2009; page 326-341.
2. Andri, AAAA. Kusumawardhani, 2007. Neurobiologi Gangguan Kepribadian
Ambang: Pendekatan Biologis Perilaku Impulsif dan Agresif. Departemen Psikiatri,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Dr . Cipto Mangunkusumo,
Jakarta. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume: 57, Nomor: 4, April 2007.
3. Adshead G, Jacob C. Personality disorders. In Core Psychiatric.: Elsevier; 2012. p.
193-205.
4. Sadock BJ, Sadock VA. Gangguan Kepribadian. In Kaplan & Sadock Buku Ajar
Psikiatri Klinis. Jakarta: ECG; 2010. p. 375-377.

13
5. Evi Kristiyarini, 2009. Kecenderungan gangguan kepribadian pada remaja dan
dewasa awaldi Desa Sedeng Pacitan.
6. Wibhowo, Christin. 2016. Faktor Penyebab Kepribadian Ambang. Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
7. John M. O., Glen O.G., Marcia K.G., John G., Paul S., David S., Michael S.,
Katharine A.P. 2010. Practice Guideline For The Treatment of Patients With
Borderline Personality Disorder. American Psychiatric Association
8. Wibhowo, Christin. 2016. FAKTOR PENYEBAB KEPRIBADIAN AMBANG. Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas FGD Kelompok 1
    Tugas FGD Kelompok 1
    Dokumen25 halaman
    Tugas FGD Kelompok 1
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Algoritme Epistaksis18
    Algoritme Epistaksis18
    Dokumen1 halaman
    Algoritme Epistaksis18
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen6 halaman
    Book 1
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen8 halaman
    Presentation 1
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • FGD Ari
    FGD Ari
    Dokumen3 halaman
    FGD Ari
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Translate Hal 7-12
    Translate Hal 7-12
    Dokumen11 halaman
    Translate Hal 7-12
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen6 halaman
    Book 1
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Cor Pulmonale
    Cor Pulmonale
    Dokumen21 halaman
    Cor Pulmonale
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Cor Pulmonale
    Cor Pulmonale
    Dokumen21 halaman
    Cor Pulmonale
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • BAB II Tinjauan Pustaka
    BAB II Tinjauan Pustaka
    Dokumen17 halaman
    BAB II Tinjauan Pustaka
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Home Visite Cover
    Home Visite Cover
    Dokumen2 halaman
    Home Visite Cover
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen24 halaman
    Bab I
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Coret
    Coret
    Dokumen4 halaman
    Coret
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • BAB II Tinjauan Pustaka
    BAB II Tinjauan Pustaka
    Dokumen17 halaman
    BAB II Tinjauan Pustaka
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Responsi 1 Ivanna
    Responsi 1 Ivanna
    Dokumen5 halaman
    Responsi 1 Ivanna
    Dhino Raya
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen24 halaman
    Bab I
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Home Visite Cover
    Home Visite Cover
    Dokumen2 halaman
    Home Visite Cover
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen24 halaman
    Bab I
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Coret 2
    Coret 2
    Dokumen3 halaman
    Coret 2
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Coret 2
    Coret 2
    Dokumen3 halaman
    Coret 2
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen3 halaman
    Lembar Pengesahan
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Lapsus SN Dimas
    Lapsus SN Dimas
    Dokumen56 halaman
    Lapsus SN Dimas
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen3 halaman
    Lembar Pengesahan
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Home Visite I Gusti Agung Ari Nugraha 16710125
    Home Visite I Gusti Agung Ari Nugraha 16710125
    Dokumen9 halaman
    Home Visite I Gusti Agung Ari Nugraha 16710125
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Cover CD 1
    Cover CD 1
    Dokumen1 halaman
    Cover CD 1
    IGst Ag Ari Nugraha
    Belum ada peringkat