Pada CT-scan, kelenjar getah bening yang terlibat dapat diperbesar atau tampak sebagai massa
jaringan lunak. Nekrosis pada nodus limfomatosa sangat jarang terjadi sebelum dan sesudah
pengobatan dan muncul sebagai daerah sentral yang mengalami atenuasi lebih rendah.
Peningkatan kontras intravena sangat memudahkan pembedaan pembuluh darah dari kelenjar
getah bening dan deteksi keterlibatan organ padat. Demikian pula USG, CT-scan mungkin
menunjukkan temuan yang serupa dengan peradangan adenopati, dan pengambilan sampel
jaringan sering diperlukan untuk diagnosis (25). Pada citra MRI, kelenjar getah bening
menunjukkan intensitas sinyal rendah sampai menengah pada gambar T1-weighted dan
intensitas sinyal menengah ke tinggi pada gambar T2-weighted. Kemampuan multiplanar dan
resolusi kontras jaringan lunak yang luar biasa dari pencitraan MR membuatnya menjadi
modalitas yang sangat baik untuk menilai penyakit nodal dan ekstranodal di daerah leher.
Pencitraan MR juga berharga untuk menilai lymph node cervical yang lebih rendah di dekat
klavikula, dimana bila pada CT sering memunculkan artefak yang mengaburkan anatomi
kompleks (26).
Gambar 6. Non Hodgkin Limphoma pada gadis berusia 10 tahun. (a) USG pada sisi kanan
kelenjar parotis menunjukan adanya infiltrasi, yang muncul tidak jelas, area non-homogen
hipoekoik (tanda panah). (b) MRI perpotongan coronal T1-weighted menunjukan adanya
infiltrasi yang relatif isointense dengan otot leher.
Hodgkin Disease pada seorang anak laki-laki berusia 17 tahun. CT-scan dengan kontras
menunjukan massa mediatinum (M) yang besar yang menekan ke apex paru kanan. Trakea
tertekan, dan pembuluh darah besar (tanda panah) bergeser.
Kelenjar Saliva
Semua kelenjar ludah dapat mengalami lymphoma, namun pada anak-anak ini sangat jarang
terjadi. Yang paling sering terkena adalah kelenjar parotis (gambar 6). Limfoma kelenjar ludah
hampir selalu sekunder akibat penyakit difus. Limfoma kelenjar getah bening parotis memiliki
tampilan nonspesifik dari massa tunggal atau massa multipel, dan kelenjarnya mungkin tidak
nampak (26).
Dada
Keterlibatan dada adalah temuan umum pada anak-anak dengan Hodgkin disease atau Non
Hodgkin Lymphoma. Pembesaran mediastinum, limfadenopati hilar, dan keterlibatan
parenkim paru, dinding dada, pleura, dan perikardium dapat diamati.
Mediastinum
Pada anak-anak dengan NHL, mediastinum anterior adalah lokasi kedua yang paling sering
ditemui. Pada anak-anak dengan HD, keterlibatan mediastinum anterior lebih sering dikaitkan
dengan subtipe sklerosis nodular. Pada CT, temuan tipikal adalah hipoatenuating, non-
homogen, dan massa mediastinum yang lobulated (Gambar 7). Pada NHL, massa terutama
berasal dari timus, sedangkan pada HD yang melibatkan timus sering dikaitkan dengan
limfadenopati hilar dalam banyak kasus. Limfadenopati hilar lebih sering terjadi pada HD
daripada NHL dan biasanya bilateral (27).
Pada anak-anak, ukuran dan bentuk timus normal cukup bervariasi. Selama dekade pertama
kehidupan, timus menunjukkan batas lateral yang agak cembung dan atenuasi homogen pada
CT-scan. Setelah pubertas, timus menjadi segitiga dengan batas cekung dan atenuasi bisa
menjadi sedikit non-homogen karena mengalami infiltrasi lemak (28). Timus normal tidak
menyebabkan munculnya massa. Kadang-kadang, timus mungkin cukup besar sehingga
menyebabkan munculnya massa yang ringan pada struktur yang berdekatan, dalam situasi
seperti ini pemeriksaan imaging lebih lanjut disarankan untuk menyingkirkan tanda-tanda awal
limfoma (29). Sebuah timus yang mengalami kelainan akan tampak membesar, nodular, dan
lobulated dan mungkin mendistorsi dan dengan jelas menggeser struktur yang berdekatan;
Kompresi vena cava dan jalan napas sisi superior adalah masalah yang dapat ditemui pada
NHL, sedangkan HD tidak. Pada CT-scan, timus lymphomatous sering tampak non-homogen,
dengan daerah internal atenuasi rendah yang sesuai dengan daerah nekrosis dan pembentukan
kista (Gambar 8). kalsifikasi juga dapat dilihat (Gambar 9).
Anak-anak dengan penyakit HD dan "bulky" mediastinal lebih buruk daripada pasien dengan
volume tumor yang lebih kecil. Secara historis, bulky disease pada radiografi dada
didefinisikan sebagai perbandingan diameter tumor maksimum dengan diameter dada pada
tingkat kubah diafragma yang lebih besar dari sepertiga (30). Meskipun CT dapat lebih akurat
menunjukkan ukuran tumor (31), kriteria historis ini tetap ada. Massa tumor tampaknya tidak
memengaruhi hasil pada anak-anak dengan NHL (18).
Gambar 8. NHL pada anak laki-laki berusia 14tahun. CT-scan dengan kontras didapatkan
gambaran massa mediatinum (M) yang besar disisi anterior yang berasal dari timus.
Didapatkan sedikit kista dengan atenuasi rendah di central disertai dengan cincin pada tepi
(tanda panah).
Gambar 9. NHL pada anak laki-laki berusia 13 tahun. CT-scan dengan kontras menunjukan
gambaran massa mediastinum (M) yang besar yang berasal dari timus. Didapatkan juga
gambaran kalsifikasi cluster (tanda panah).
Paru-paru
Pada HD, prevalensi keterlibatan paru pada pasien dari semua umur adalah 5% -10% pada saat
diagnosis, biasanya berhubungan dengan limfadenopati hilar atau mediastinum (32). Pada
orang dewasa, keterlibatan paru ditemukan pada 50% -90% kasus dengan subtipe HD nodular
sklerosis dan hanya 5% -15% kasus dengan subtipe histologis lainnya (33). Kehadiran penyakit
paru adalah karakteristik penyakit stadium IV dan secara signifikan mengubah prognosis dan
terapi. Di NHL, keterlibatan paru-paru pada saat diagnosis diamati pada kurang dari 5% kasus
dan dapat terjadi tanpa penyakit hilar atau mediastinum (32). Dalam HD dan NHL, mekanisme
penyebaran penyakit yang paling umum ke paru-paru adalah penyebaran hematogen dan
limfangitis dan invasi langsung namun jarang terjadi (34).
Pada pencitraan, tiga pola infiltrasi pada paru-paru harus diamati pada anak-anak. Pola pertama
yang paling umum adalah adanya nodul paru tunggal atau multipel dengan batas tidak teratur
dan terkadang kavitasi sentral. Pola kedua adalah pola interstisial retikuler dari infiltrasi, yang
diakibatkan oleh obstruksi vena atau limfatik yang disebabkan oleh adenopati hilar atau
mediastinum atau dari deposisi tumor interstisial. Pola ketiga adalah konsolidasi lobar atau
segmental, yang dapat meniru pneumonia (32).
Pola-pola ini juga diketahui memiliki hubungan (Gambar 10-12). Efusi pleura juga dapat
diamati dan kadang-kadang cukup besar untuk menyebabkan pergeseran mediastinum dan
atelektasis paru. Efusi biasanya terjadi akibat obstruksi limfatik (34).
HD pada anak laki-laki berusia 12 tahun. Gambaran CT scan dibawah carina menunjukkan
adanya lesi multipel nodular dan penebalan interstisial pada kedua paru. Dapat juga ditemukan
pelebaran hilus limph node (LN).
HD pada anak laki-laki berusia 12 tahun. CT scan melalui dasar paru-paru menunjukkan
adanya infiltrate besar (panah padat) dengan lesi kavitasi (panah terbuka) di lobus kanan
bawah. Nodul kecil (panah) ada di lobus kiri bawah.
Gambar 12. HD pada anak laki-laki berusia 10 tahun. CT scan menunjukkan konsolidasi
(panah) segmen basal anterior lobus kanan bawah dan segmen lateral lobus tengah kanan,
ditemukan yang mirip dengan pneumonia.
Gambar 15. NHL pada anak laki-laki berusia 14 tahun. (a) Pemindaian USG dari loop usus
kecil yang terstruktur menunjukkan penebalan yang parah, hilangnya stratifikasi, hiperemia,
dan dilatasi aneurisma. (b) CT scan dengan kontras menunjukkan konglomerasi usus,
mesenterium, dan pembuluh mesenterika menjadi massa lymphomatous yang sangat besar.
Dilatasi aneurisma dari loop usus (panah) juga terlihat.
Abdomen
Gastrointestinal Tract
Gastrointestinal tract adalah tempat manifestasi NHL yang paling umum pada anak-anak. Perut
(Gambar 13) dan duodenum (Gambar 14) sangat jarang terlibat, sedangkan ileum distal, sekum,
usus buntu, dan kolon asendens adalah tempat yang paling sering terkena (38). Tumor biasanya
menyebar secara melingkar ke seluruh submukosa usus, secara progresif menginfiltrasi dinding
usus. Keterlibatan multifokal tidak jarang terjadi. Lumen mungkin menyempit atau melebar
karena adanya infiltrasi mukosa, dan juga aneurisma yang menyebabkan penggantian lapisan
otot akibat penyebaran tumor. Intususepsi bisa menjadi komplikasi limfoma.
Pada USG, keterlibatan usus yang lymphomatous menghasilkan penebalan dinding usus yang
parah dan hypoechoic dengan hilangnya stratifikasi (Gambar 15a) atau fokal hypoechoic atau
kompleks mass dengan daerah anechoic besar yang sekunder akibat nekrosis (39). Pada CT-
scan, temuan yang sering ditandai dengan penebalan dinding usus dalam distribusi fokal atau
difus dengan limfadenopati mesenterika. Dinding usus yang terstruktur biasanya menunjukkan
atenuasi jaringan lunak dengan sedikit peninggian (40) (Gambar 15b).