)
DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG CANGKANG
TELUR DALAM MEDIA HIDROPONIK
HANA FILYA
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Hana Filya
NIM G84100100
ABSTRAK
HANA FILYA. Akumulasi Kalsium pada Selada (Lactuca sativa L.) dengan
Penambahan Tepung Cangkang Telur dalam Media Hidroponik. Dibimbing oleh
EDY DJAUHARI PURWAKUSUMAH dan LAKSMI AMBARSARI.
ABSTRACT
HANA FILYA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biokimia
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Akumulasi Kalsium pada Selada (Lactuca sativaL.)
denganPenambahan Tepung Cangkang Telur dalam Media
Hidroponik
Nama : Hana Filya
NIM : G84100100
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan.
Skripsi ini berjudul Akumulasi Kalsium pada Selada (Lactuca sativa L.) dengan
Penambahan Tepung Cangkang Telur dalam Media Hidroponik. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juni 2014 di LPPM Pusat Studi
Biofarmaka IPB dan Laboratorium Bersama Departemen Kimia, FMIPA, IPB.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Drs Edy Djauhari Purwakusumah,
MSi dan Dr Laksmi Ambarsari, MS selaku pembimbing. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada Dr Mega Safithri, MSi, Inda Setyawati, STp,
dan drh Sulistyani, MSc, PhD selaku tim kelayakan yang membantu dalam
penulisan karya ilmiah ini serta Bapak Wawan selaku analis di Laboratorium
Bersama Departemen Kimia IPB, para analis dan pegawai LPPM Pusat Studi
Biofarmaka IPB yang telah membantu selama proses penelitian. Ungkapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga inti (Ayah, Ibu, Aa Adnan, Rizka,
dan Akbar), seluruh keluarga besar, teman-teman Biokimia angkatan 47, Pondok
Sabrina, dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan doa selama
proses penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung.
Karya ilmiah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Hana Filya
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Bahan dan Alat 2
Prosedur Penelitian 2
Preparasi Tepung Cangkang Telur (TCT) 2
Pengukuran Kadar Airdan Kadar Abu 2
Analisis Kadar Kalsium 2
Pembuatan Larutan Pupuk Hidroponik 3
Penanaman Hidroponik 3
Pengolahan Data Kadar Air, Kadar Abu, dan Kadar Kalsium 4
HASIL 4
Kadar Air, Kadar Abu, dan Kadar Kalsium Tepung Cangkang Telur 4
Kadar Kalsium Pupuk Hidroponik 5
Kadar Air Selada (L. sativa L.) 5
Kadar Abu Selada (L. sativa L.) 6
Kadar Kalsium Selada (L. sativa L.) 7
PEMBAHASAN 8
Kadar Air, Kadar Abu, dan Kadar Kalsium Tepung Cangkang Telur 8
Kadar Kalsium Pupuk Hidroponik 9
Kadar Air Selada (L. sativa L.) 10
Kadar Abu Selada (L. sativa L.) 11
Kadar Kalsium Selada (L. sativa L.) 11
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 13
RIWAYAT HIDUP 22
DAFTAR GAMBAR
1 Sistem hidroponik nutrient film technique berundak 4
2 Pengaruh konsentrasi TCT (6 MST dan 8 MST) dan lama
penanaman (semua konsentrasi perlakuan) terhadap kadar air selada 6
3 Pengaruh konsentrasi TCT (6 MST dan 8 MST) dan lama
penanaman (semua konsentrasi perlakuan) terhadap kadar abu selada 7
4 Pengaruh konsentrasi TCT (6 MST dan 8 MST) dan lama
penanaman (semua konsentrasi perlakuan) terhadap kadar kalsium
selada 8
5 Transpor air, hara, dan mineral pada tanaman 10
DAFTAR TABEL
1 Komposisi larutan perlakuan 3
2 Kadar air, kadar abu, dan kadar kalsium TCT 4
3 Kadar kalsium larutan pupuk hidroponik 5
4 Kadar air selada (L. sativa L.) dengan perlakuan konsentrasi tepung
cangkang telur terlarut pada 6 MST dan 8 MST 5
5 Kadar abu selada (L. sativa L.) dengan perlakuan cangkang telur
pada umur 6 MST dan 8 MST 6
6 Kadar kalsium selada (L. sativa L.) dengan perlakuan cangkang telur
pada umur 6 MST dan 8 MST 7
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Kalsium merupakan salah satu mineral makro yang berperan penting dalam
pembentukan struktur tubuh (White et al. 2003). Kekurangan kalsium saat ini
menjadi salah satu masalah bagi manusia karena dapat mengakibatkan kerapuhan
tulang bahkan pada usia muda (Depkes RI 2008). Adapun kekurangan kalsium
dapat mengakibatkan kematian jaringan meristem apikal pada tanaman (Scott
2008) namun hal ini jarang terjadi (White et al. 2003).
Sumber kalsium utama berasal dari sumber hewani karena kadarnya lebih
tinggi dibandingkan sumber nabati. Walaupun demikian, kadar kalsium nabati,
seperti sayuran tetap berkontribusi bagi asupan kalsium manusia untuk mencapai
1000-1200 mg/hari (Depkes RI 2008). Kandungan kalsium yang tinggi pada
sayuran sangat bermanfaat bagi manusia namun tidak semua sayuran memiliki
kadar kalsium yang tinggi. Oleh karena itu, usaha peningkatan kadar kalsium pada
tanaman dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tanaman dan kandungan
kalsium bagi manusia.
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim dari ordo
Asterales. Kadar kalsium selada sebesar 36.11 mg/100 g bobot saji terbilang
rendah (NNDSR 2014) padahal selada merupakan salah satu komoditas sayuran
utama yang bernilai komersial tinggi. Selain itu, selada memiliki nutrisi yang
lengkap dan dapat dikonsumsi secara segar. Peningkatan kadar kalsium pada
selada pernah dilakukan melalui modifikasi genetik (Richardson 2009). Namun
demikian, modifikasi genetik memiliki kekurangan, diantaranya biaya yang
mahal, risiko resistensi yang mungkin terjadi, dan lain-lain. Oleh karena itu, cara
lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar kalsium tanaman adalah
menambahkan sumber kalsium melalui pemupukan.
Sumber kalsium yang memiliki potensi yang besar adalah cangkang telur.
Cangkang telur mengandung 95.60 % kalsium (Musfirah et al. 2012) dan
memberikan produktivitas panen yang sama dengan penggunaan pupuk kalsium
sintetik (Nurjayanti et al. 2012). Cangkang telur mudah ditemukan dari limbah
peternakan, industri makanan, ataupun rumah tangga. Pemanfaatan cangkang telur
masih belum optimal padahal produksi telur dunia mencapai 66.372.549 ton
dengan persentase bobot cangkang mencapai 10% dari bobot telur (FAO 2012).
Penambahan kalsium pada penelitian ini melalui budidaya hidroponik.
Budidaya ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan budidaya konvensional
karena pengaruh unsur hara ataupun organisme dari tanah dapat dikurangi, nutrisi
tanaman dan kondisi lingkungan dapat dikontrol, dan lebih bersih. Hidroponik
juga lebih murah dan lebih mudah diaplikasikan dibandingkan budidaya
aeroponik (Resh 2004).
Penambahan cangkang telur sebagai pupuk kalsium bagi selada melalui
budidaya hidroponik belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah
meningkatkan kadar kalsium selada (L. sativa L.) dengan penambahan tepung
cangkang telur dalam media hidroponik dan mengevaluasi efek akumulasi
kalsium terhadap kadar air, kadar abu, dan kadar kalsium selada. Penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan tanaman dengan kandungan kalsium yang tinggi,
mengembangkan teknik hidroponik sebagai teknik penambahan nutrisi pada
tanaman, dan menambah nilai guna cangkang telur.
2
METODE
Bahan yang digunakan antara lain cangkang telur ayam ras, benih Selada
Unggul Belini, larutan pupuk hidroponik A B Mix (pupuk stok A dan stok B),
serabut bebatuan (rockwool), HNO3 65 %, H2SO4 9598 %, HClO4 85 %, KOH 1
M, air tanah, akuades, air demineralisasi, kertas saring, kertas tisu, dan gabus.
Alat yang digunakan meliputi alat gelas, eksikator, oven Memmert, tanur,
spektrofotometer serapan atom Hitachi AA-7000, pH meter EUTECH pH 510,
electrical conductivity meter HANNA HI 98130, neraca analitik, stirrer, batang
pengaduk magnet, hot plate, cawan porselin, selang, wadah air, dan gelas plastik.
Prosedur Penelitian
Penanaman Hidroponik
Larutan Larutan
pupuk pupuk
200 ppm 300 ppm
Larutan Larutan
pupuk pupuk
100 ppm 0 ppm
HASIL
Kadar Air, Kadar Abu, dan Kadar Kalsium Tepung Cangkang Telur
Hasil pengukuran kadar air, kadar abu, dan kadar kalsium TCT tersaji pada
Tabel 2. Hasil pengukuran menunjukkan TCT memiliki kadar air sebesar 0.57
0.04 %, kadar abu sebesar 96.14 0.05 % dan kadar kalsium sebesar 64.81 %.
Data kadar abu dan kadar kalsium TCT telah dikoreksi kadar airnya sehingga data
yang tersaji merupakan kadar abu dan kalsium tanpa adanya kandungan air.
Tabel 2 Kadar air, kadar abu, dan kadar kalsium TCT
Sampel
Parameter uji
TCT TCT (Literatur)
Kadar air (%) 0.57 0.04 0.25 (Liu et al. 2013)
Kadar abu (%) 96.14 0.05 9095 (Liu et al. 2013)
Kadar kalsium (%) 64.81 95.60 (Musfirah et al. 2012)
5
Gambar 2 Pengaruh konsentrasi TCT (6 MST dan 8 MST) dan lama penanaman
(semua konsentrasi perlakuan) terhadap kadar air selada. Garis
vertikal di atas tiap balok menunjukkan galat baku dan huruf di atas
balok yang sama menunjukkan perbandingan rata-rata kadar air pada
tiap perlakuan tidak berpengaruh nyatapada taraf uji 5 % (uji lanjut
Duncan)
1,5 a 6 Minggu
b a a
a a 8 Minggu
1,2
(% bobot kering)
Kadar abu selada
0 ppm
0,9
100 ppm
0,6
200 ppm
0,3 300 ppm
0
Konsentrasi
1 Perlakuan Lama Penanaman
2
Gambar 3 Pengaruh konsentrasi TCT (6 MST dan 8 MST) dan lama penanaman
(semua konsentrasi perlakuan) terhadap kadar abu selada. Garis
vertikal di atas tiap balok menunjukkan galat baku dan huruf di atas
balok yang sama menunjukkan perbandingan rata-rata kadar air pada
tiap perlakuan tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5 % (uji lanjut
Duncan)
1000 a
a 6 Minggu
Kadar kalsium selada c b a
800
(% bobot kering) 8 Minggu
600 0 ppm
d
100 ppm
400
200 ppm
200 300 ppm
0
Konsentrasi
1 Perlakuan Lama Penanaman2
Gambar 4 Pengaruh konsentrasi TCT (6 MST dan 8 MST) dan lama penanaman
(semua konsentrasi perlakuan) terhadap kadar kalsium selada. Garis
vertikal di atas tiap balok menunjukkan galat baku dan huruf di atas
balok yang sama menunjukkan perbandingan rata-rata kadar kalsium
pada tiap perlakuan tidak berpengaruh nyata pada taraf uji 5 % (uji
lanjut Duncan)
PEMBAHASAN
Kadar Air, Kadar Abu, dan Kadar Kalsium Tepung Cangkang Telur
Pembuluh
Jalur simplast Rambut Xilem
akar
Korteks
Gambar 5 Transpor air, hara, dan mineral pada tanaman (McElrone et al. 2013)
11
kekurangan, jaringan meristem apikal dapat mati (Scott 2008) sedangkan apabila
kelebihan, laju pertumbuhan akan menurun (White et al. 2003).
Kalsium diserap tanaman dalam bentuk kation divalen (Ca2+) (White et al.
2003). Ion Ca2+ ditransportasikan menuju akar umumnya melalui aliran massa air
dan dipengaruhi oleh transpirasi dan pertumbuhan. Ion Ca2+ dari permukaan akar
dapat menuju sel endodermal untuk selanjutnya dimuat ke pembuluh xilem
melalui mekanisme apoplast atau simplest (De Freitaset al. 2012). Kalsium
terakumulasi pada vakuola dan retikulum endoplasma (Heldt 2005).
Hasil analisis menunjukkan kadar kalsium selada mengalami peningkatan
dengan penambahan TCT pada minggu ke-6. Namun demikian, perbedaan
konsentrasi perlakuan TCT tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap
kadar kalsium selada. Kadar kalsium selada 0 ppm, 100 ppm, 200 ppm, dan 300
ppm berturut-turut adalah 381.36 71.13 ppm, 616.68 134.98 ppm, 642.45
122.01 ppm, 649.68 75.08 ppm. Hal ini diduga karena akumulasi kalsium pada
sel selada sudah optimum pada penambahan tepung cangkang telur konsentrasi
100 ppm sehingga tidak terdapat perbedaan yang nyata dengan selada pelakuan
konsentrasi 200 ppm atau 300 ppm. Adapun kadar kalsium selada 0 ppm memiliki
kadar kalsium yang tidak berbeda jauh dengan kadar kalsium selada berdasarkan
NNDSR (2014) yaitu 36.11 mg/100 g bobot saji atau setara dengan 361.10 ppm.
Namun demikian, kadar kalsium selada 0 ppm lebih tinggi.
Selada berumur 8 MST perlakuan 0 ppm dan 100 ppm mengalami
penurunan kadar kalsium dibandingkan minggu ke-6 sedangkan kadar kalsium
selada perlakuan 200 ppm dan 300 ppm mengalami peningkatan. Penurunan kadar
kalsium diduga karena secara normal terjadi penurunan fungsi pada xilem
sehingga berdampak pada jumlah kalsium yang dibawa oleh xilem menjadi
berkurang. Hal ini sesuai dengan penelitian Pomper et al. (2004) yang
menunjukkan adanya penurunan konsentrasi kalsium yang dibawa air di xilem
pada tanaman buncis berdasarkan perbedaan waktu tanam. Adapun peningkatan
kadar kalsium perlakuan 200 ppm dan 300 ppm diduga karena konsentrasi
kalsium yang diberikan terlalu tinggi sehingga tanaman mengalami stres abiotik
(McElrone et al. 2013).
Stres abiotik merupakan kondisi stres pada tanaman yang diakibatkan oleh
faktor abiotik seperti air, mineral, dan lain-lain. Stres abiotik ini diduga direspon
oleh protein aquaporin (McElrone et al. 2013). Aquaporin bertugas mengatur
transpor air melewati membran dan berpotensi juga berperan dalam transpor
nutrisi (White et al. 2003). Konsentrasi kalsium yang berlebihan pada air diduga
mengakibatkan aquaporin mengalami gangguan sehingga kalsium terus dapat
masuk ke dalam sel dan meningkatkan akumulasi kalsium.
Simpulan
141.56 ppm (100 ppm), 644.19 91.46 ppm (200 ppm), dan 749.65 127.22 ppm
(300 ppm). Akumulasi kalsium mengakibatkan kadar air, kadar abu, dan kadar
kalsium selada lebih tinggi pada umur 6 MST dibandingkan umur 8 MST.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jones DR, Musgrove MT, Northcutt JK. 2005. Variation in external and internal
microbial population in shell eggs during extended storage. J Food
Protection. 67:26572660.
Lakitan B. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta (ID): Grafindo
Persada.
Lingga P. 2007. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah Edisi Revisi. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya.
Liu Y, Michael B, Clive L, Gary M. Tyson Food, Inc. 2013 Mei 23. Eggshell
powder compositions and methods of producing eggshell powder
compositions. Paten Amerika Serikat US WO2013075003 A1.
McElrone AJ, Choat B, Gambetta GA, Brodersen CR. 2013. Water uptake and
transport in vascular plants. Di dalam Physiologycal Ecology, Irwin
Forseth, editor. Nature. 4(5):6
Musfirah CFT, Elda R, Sukmawati. 2012. Identifikasi pengaruhi variasi ukuran
butiran terhadap unsur dan struktur kristal cangkang telur ayam ras dengan
menggunakan X-Ray Flourescence. ProsidingSNaPP: Sains, Teknologi,
dan Kesehatan [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui].
Bandung (ID): Universitas Islam Bandung. hlm 353-360; [diunduh 2014
Agst 28]. Tersedia pada: http://prosiding.lppm.unisba.ac.id/index.php/
Sains/article/view/ 261-1272-1-PB.pdf
Nelson DL, Michael MC. 2008. Lehninger Principles of Biochemistry Fifth
Edition. New York (US): WH Freeman.
[NNDSR] National Nutrition Database for Standard Reference. 2014. Nutrient
Lists, Lettuce Green Leaf Raw [Internet]. [diacu 2014 Feb 17]. Tersedia
pada: http://ndb.nal.usda.gov/ndb/nutrients/report?nutrient1=301&
nutrient2=255&nutrient3=207&fg=11&max=25&subset=0&offset=300&s
ort=f&totCount=780&measureby=m
Nurjayanti, Zulfita D, Dwi R. 2012. Pemanfaatan tepung cangkang telur sebagai
substitusi kapur dan kompos keladi terhadap pertumbuhan dan hasil cabai
merah pada tanah aluvial. J Sains Mahasiswa Pertanian.1: 1621.
Pomper KW, Michael AG. 2004. Calcium uptake and whole-plant water use
influence pod calcium concentration in snap bean plants. J. Amer. Soc.
Hort. Sct. 129(6):890895.
Reitz LL, WH Smith, MP Plumlee. 1960. A Simple Wet Oxidation Procedure for
Biological Materials.West Lafayette (US): Purdue University Pr.
Resh HM. 2004. Hydroponic Food Production Sixth Edition. New Jersey (US):
Newconcept Pr.
Reu KD. 2006. Bacteriologial contamination and infection of shell eggs in the
production chain [tesis]. Ghent (BE): Ghent University
Richardson L. 2009. Calcium-fortified lettuce next. Specialty/Field Crops
[Internet]. [diunduh 2014 Feb 17]. Tersedia pada:www.
CaliforniaFarmer.com.
Scott P. 2008. Physiology and Behaviour of Plants. West Sussex (GB): J Wiley.
Setijorini LE, Susi S. 2002. Studi pemberian kalsium klorida (CaCl2) pada proses
pemasakan buah tomat (Lycopersium esculentum Mill.) setelah panen
[Internet]. [Ags 27 2014]. [diunduh 2014 Feb 4] Tersedia
pada:http://www.ut.ac.id/html/jmst/Jurnal_2002.1/ludivicia%20endang/sist
em_distribusi_bahan_ajar.htm
15
Stok A Stok B
Tepung cangkang telur
Bibit
Pupuk Biasa
Dipindahkan ke media tetap
Analisis kadar air, Preparasi yang berisi larutan perlakuan
kadar abu, kadar larutan tepung Analisis kadar kalsium
kalsium cangkang telur
Pembesaran
=
= 96.7380 %
= 96.74 %
Lampiran 9 Analisis ragam kadar air selada (L. sativa L.) dengan perlakuan
cangkang telur pada 6 MST dan 8 MST
Lama Sumber derajat Jumlah Kuadrat
F hitung Pr > F
penanaman Keragaman bebas Kuadrat Tengah
Model 3 2.3907 0.7969 37.99 <0.000
6 MST 1
Galat 16 0.3356 0.0210
Total Terkoreksi 19 2.7263
Model 3 0.4089 0.1363 0.76 0.5330
8 MST Galat 16 2.8711 0.1794
Total Terkoreksi 19 3.2800
Lampiran 11 Analisis ragam kadar abu selada (L. sativa L.) dengan perlakuan
cangkang telur pada 6 MST dan 8 MST
Lama Sumber derajat Jumlah Kuadrat F
Pr > F
penanaman Keragaman bebas Kuadrat Tengah hitung
Model 3 1.3890 0.4630 13.91 0.0001
6 MST Galat 16 0.5327 0.0333
Total Terkoreksi 19 1.9217
Model 3 0.0336 0.0112 1.97 0.1595
8 MST Galat 16 0.0910 0.0057
Total Terkoreksi 19 0.1245
Lampiran 13 Analisis ragam kadar kalsium selada (L. sativa L.) dengan
perlakuan cangkang telur pada 6 MST dan 8 MST
Lama Sumber derajat Jumlah Kuadrat F
Pr > F
penanaman Keragaman bebas Kuadrat Tengah hitung
Model 3 246676.04 82225.35 7.51 0.0023
6 MST Galat 16 175204.95 10950.31
Total Terkoreksi 19 421880.99
Model 3 943753.51 314584.50 29.80 <0.0001
8 MST Galat 16 168918.22 10557.39
Total Terkoreksi 19 1112671.73
RIWAYAT HIDUP