Anda di halaman 1dari 1194

William Stallings

http://www.hendra-jatnika.web.id

Data and Computer


Communications
7th Edition
e t
N
Bagian 1 d r a
e n
Komunikasi jaringan
y
H dan data
B

Page 1 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Model Komunikasi
Sumber
Menghasilkan data untuk ditransmisikan
Pemancar
Mengubah data menjadi sinyal eyg
t dapat dipancarkan
a N
Sistem Transmisi n d r
Membawa data He
By
Penerima
Mengubah sinyal yg diterima menjadi data
Tujuan
Pengambilan data

Page 2 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Tugas Komunikasi
Pemanfaatan sistem transmisi Pengalamatan

Interfacing Routing

Generasi sinyal Recovery


e t
N
a
d r
e n
Sinkronisasi H Format pesan
By
Pertukaran manajemen Keamanan

Koreksi dan deteksi error Manajemen jaringan

Flow control

Page 3 / 1194
Diagram-model komunikasi yg http://www.hendra-jatnika.web.id

disederhanakan

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 4 / 1194
Model komunikasi data yang http://www.hendra-jatnika.web.id

disederhanakan

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 5 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Networking
Komunikasi point to point tidak selalu praktis
Alat terlalu jauh terpisah
Peralatan yang besar memerlukan jumlah koneksi
yang tidak praktis et
a N
Solusi dalam jaringan komunikasi
n d r
He
Wide Area Network
By (WAN)
Local Area Network (LAN)

Page 6 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Wide Area Networks


Area geografis yang besar
Crossing public rights of way
Rely in part on common carrier circuits
e t
Teknologi alternative r a N
n d
Circuit switching e
H
Packet switchingB
y
Frame relay
Asynchronous Transfer Mode (ATM)

Page 7 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Circuit Switching
Komunikasi dipersembahkan selama dalam
percakapan
Misal : jaringan telepon
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 8 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Packet Switching
Data dikirim sesuai urutan
Paket data secara serentak
Paket melewati dari titik ke titik antara sumber
t
dan tujuan a N e
d r
e n
Digunakan untuk komunikasi dari terminal ke
H
By
komputer dan komputer ke komputer

Page 9 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Frame Relay
Packet switching systems mempunyai biaya
kompensasi yang besar untuk kesalahan
Sistem yang modern lebih dapat dipercaya
t
Errors dapat diketahui pada a Nakhir sistem
e
d r
Most overhead untuk e n
kontrol error dilepaskan ke
H
luar By

Page 10 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Asynchronous Transfer Mode


ATM
Evolusi dari frame relay
Little overhead untuk kontrol error
e t
Fixed packet (called cell) ryang
aN panjang
n d
Anything from 10MbpsHe to Gbps
By
Data rate yang konstan menggunaka teknik
paket switching

Page 11 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Local Area Networks


Lingkup lebih kecil
Bangunan atau kampus kecil
Biasanya dimiliki oleh organisasi yang
mempunyai alat yang sama e t
a N
d r
Data rates jauh lebihHetinggi
n
By sistem broadcast
Biasanya digunakan
Sekarang sistem switched dan ATM mulai
dikenalkan

Page 12 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

LAN Configurations
Switched
Switched Ethernet
May be single or multiple switches
ATM LAN e t
a N
Fibre Channel n d r
H e
Wireless By
Mobility
Instalasi yang mudah

Page 13 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Metropolitan Area Networks


MAN
Pertengahan antara LAN dan WAN
Pribadi dan jaringan umum
e t
Kecepatan tinggi r a N
n d
Area besar H e
By

Page 14 / 1194
Networking http://www.hendra-jatnika.web.id

Configuration

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 15 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Further Reading
Stallings, W. [2003] Data and Computer
Communications (7th edition), Prentice Hall,
Upper Saddle River NJ, chapter 1
Web site for Stallings bookaNet
d r
http://williamstallings.com/DCC7e.html
e n
H
By

Page 16 / 1194
William Stallings
http://www.hendra-jatnika.web.id

Data and Computer


Communications
7th Edition
e t
Bagian 2 d r a N
e n
Arsitektur dan
By protokol
H

Page 17 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Need For Protocol Architecture


E.g. File transfer
Sumber harus mengaktifkan alur comms. Atau
menginformasikan jaringan tujuan.
Sumber harus memeriksa tujuan yg disiapkan untuk menerima.
Aplikasi file transfer pada sumber haruse t memeriksa tujuan file
a N
management system akan menerima d r dan menyimpan file untuk
pemakainya. e n
H
Mungkin membutuhkan By translasi file format.
Tugas yang rusak kedalam subtasks
Diterapkan secara terpisah-pisah didalam tumpukan
layers.
Fungsi diperlukan didalam kedua sistem
Peer layers communicate
Page 18 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Elemen kunci suatu protokol


Syntax
Data formats
Level sinyal
Semantics a N e t
d r
Control information en
H
Error handling By
Timing
Speed matching
Sequencing

Page 19 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol Architecture
Tugas dari komunikasi hingga kedalam modul
Sebagai contoh file transfer dapat
menggunakan tiga modul
File transfer application e t
a N
d r
Module Communication e nservice
H
Modul akses jaringan
By

Page 20 / 1194
Simplified File Transfer
http://www.hendra-jatnika.web.id

Architecture

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 21 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

A Three Layer Model


Network Access Layer
Transport Layer
Application Layer
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 22 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Network Access Layer


Pertukaran data antara komputer dan jaringan
Pengiriman menyediakan alamat tujuan dari
komputer
May invoke levels of service e t
a N
d r
Bergantung pada jenis
H e njaringan yang digunakan
y
(LAN, packet switched etc.)
B

Page 23 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Transport Layer
Pertukaran data lebih nyata
Tidak terikat pada jaringan yang sedang
digunakan
Tidak terikat pada aplikasiaNet
d r
e n
H
By

Page 24 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Application Layer
Mendukung untuk pemakaian aplikasi yang
berbeda
e.g. e-mail, file transfer
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 25 / 1194
Protocol Architectures and
http://www.hendra-jatnika.web.id

Networks

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 26 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Addressing Requirements
Dua tingkatan dalam addressing required
Masing-masing komputer memerlukan alamat
jaringan yg unik
Masing-masing aplikasi dalam e t(multi-tasking)
a N
d r
komputer memerlukan H e nsuatu alamat unik dalam
komputer By
The service access point or SAP
The port on TCP/IP stacks

Page 27 / 1194
Protocols in Simplified
http://www.hendra-jatnika.web.id

Architecture

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 28 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol Data Units (PDU)


Pada tiap layer, protokol digunakan untuk komunikasi
Informasi kontrol ditambahkan ke data pemakai pada
masing-masing lapisan
Transport layer memungkinkan membagi-bagi
t data
N e
pemakai r a
n d
Tiap fragmen ditambahkanHe transport header
Destination SAP By
Sequence number
Error detection code
This gives a transport protocol data unit

Page 29 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol Data Units

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 30 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Network PDU
Penambahan network header
Alamat jaringan untuk komputer tujuan
Fasilitas permintaan
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 31 / 1194
Operation of a Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Architecture

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 32 / 1194
Standarisasi Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Architectures
Yang diperlukan untuk alat untuk komunikasi
Penjual mempunyai lebih banyak produk untuk
dipasarkan
Pelanggan dapat meminta dgettegas peralatan yg
N
berdasarkan standarisasi
n d r a
e
Two standards: By H
OSI Reference model
Never lived up to early promises
TCP/IP protocol suite
Most widely used
Also: IBM Systems Network Architecture (SNA)

Page 33 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

OSI
Open Systems Interconnection
Dikembangkan oleh the International
Organization for Standardization (ISO)
Seven layers e t
a N
d r
Suatu sistem teoritisHyang
en dikirimkan sudah
y
terlambat B
TCP/IP is the de facto standard

Page 34 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

OSI - The Model


A layer model
Tiap-tiap layer melakukan fungsi yang
diperlukan untuk komunikasi
Tiap-tiap layer mempercayakan e t pada layer
N
berikutnya yg lebih rendah
n d r untuk melaksanakan
a
fungsi yg lebih primitif
H e
By
Tiap-tiap layer menyediakan jasa untuk layer
berikutnya yang lebih tinggi
Perubahan di satu layer tidak memerlukan
perubahan di layer yg lain

Page 35 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

OSI Layers

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 36 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

The OSI Environment

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 37 / 1194
OSI as Framework for
http://www.hendra-jatnika.web.id

Standardization

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 38 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Layer Specific Standards

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 39 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Elements of Standardization
Spesifikasi protokol
Operasi antara lapisan yg sama pada dua sistem
Mungkin melibatkan sistem operasi yg berbeda
Spesifikasi protokol harus tepat t
Format of data units N e
r a
Semantics of all fields en d
H
allowable sequence
By of PCUs
Service definition
Functional description of what is provided
Addressing
Referenced by SAPs

Page 40 / 1194
Service Primitives and
http://www.hendra-jatnika.web.id

Parameters
Jasa antara layer yg bersebelahan dinyatakan
dalam kaitan dengan primitif dan parameter
Primitives menetapkan fungsi untuk dilakukan
Parameters melewatkan data t
a N dan
e
d r
mengendalikan info Hen
By

Page 41 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Primitive Types
REQUEST Yang dikeluarkan primitif oleh pemakai jasa untuk
memohon beberapa jasa dan untuk melewatkan
parameter yg diperlukan untuk menetapkan secara
penuh jasa yang diminta
INDICATION A primitive issued by a service
t provider either to:
N e
indicate that a procedure
r a has been invoked by the
n
peer serviceHuser
don the connection and to provide
e
the associated
By parameters, or
notify the service user of a provider-initiated action
RESPONSE Yang dikeluarkan primitif oleh pemakai jasa untuk
mengakui beberapa prosedur yg sebelumnya
dilibatkan oleh permintaan pemakai jasa
CONFIRM Yang dikeluarkan primitif oleh pemakai jasa untuk
mengakui atau melengkapi beberapa prosedur yg
sebelumnya dilibatkan oleh suatu permintaan dari
pemakai jasaPage 42 / 1194
Timing Sequence for Service
http://www.hendra-jatnika.web.id

Primitives

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 43 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

OSI Layers (1)


Physical
Physical menghubungkan antar alat
Mechanical
Electrical t
N e
Functional r a
n d
Procedural H e
Data Link By
Mengaktifkan, memelihara dan mematikan link
Error detection and control
Higher layers may assume error free transmission

Page 44 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

OSI Layers (2)


Network
Transport dari informasi
Layer tertinggi tidak memerlukan untuk mengetahui tentang
teknologi layer di bawahnya
Tidak diperlukan pada direct links Net
r a
Transport e n d
Pertukaran data antar
H
Byakhir sistem
Bebas error
In sequence
Tidak ada losses
No duplicates
Quality of service

Page 45 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

OSI Layers (3)


Session
Mengendalikan dialog antar aplikasi
Dialogue discipline
Pengelompokan t
N e
Recovery r a
n d
Presentation y
He
B
Data formats and coding
Kompressi data
Encryption
Application
Aplikasi digunakan untuk mengakses lingkungan OSI

Page 46 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Use of a Relay

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 47 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

TCP/IP Protocol Architecture


Dikembangkan oleh the US Defense Advanced
Research Project Agency (DARPA) for its packet
switched network (ARPANET)
Digunakan oleh internet global N e t
r a
Tidak ada macam model d
n tetapi aktif satu.
H e
Application layerBy
Host to host or transport layer
Internet layer
Network access layer
Physical layer

Page 48 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Physical Layer
Physical menghubungkan antara alat transmisi
data (e.g. computer) dan medium transmisi
atau jaringan
Karakteristik dari medium transmisi
N e t
r a
Signal levels n d
H e
y
Data rates B
etc.

Page 49 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Network Access Layer


Pertukaran data antara sistem akhir dan
jaringan
Tujuan ketetapan alamat
Permohonan jasa seperti prioritase t
a N
d r
e n
H
By

Page 50 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Internet Layer (IP)


Sistem mungkin dipasang ke jaringan yang
berbeda
Fungsi routing menyebrang ke berbagai
jaringan N e t
r a
Implementasi di akhir d
sistem
n dan routers
H e
By

Page 51 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Transport Layer (TCP)


Dipercaya dalam pengiriman data
Pemesanan pengiriman

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 52 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Application Layer
Support untuk aplikasi pengguna
e.g. http, SMPT

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 53 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

OSI v TCP/IP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 54 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

TCP
Transport layer biasanya adalah Transmission Control
Protocol
Koneksi dapat dipercaya
koneksi
e t
Temporary logical association antar kesatuan di dalam sistem yg
N
berbeda ra
d
TCP PDU e n
H
y
Disebut dengan TCPBsegment
Termasuk port sumber dan tujuan (c.f. SAP)
Identifikasi pelanggan masing - masing (applications)
Koneksi mengacu pada pair dari ports
TCP tracks segments anatra kesatuan pada tiap tiap
koneksi

Page 55 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

UDP
Alternative dari TCP yaitu User Datagram
Protocol
Tidak dijamin dalam pengirimannya
Tidak ada pemeliharaan dalam t
a N urutan
e
d r
Tidak ada perlindungan
H e n melawan terhadap
y
duplikasi B
Minimum overhead
Adds port addressing to IP

Page 56 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

TCP/IP Concepts

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 57 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Addressing level
Level dalam architecture dimana kesatuan
dinamai
Pengalamatan unik untuk tiap akhir sistem
(computer) and router N e t
r a
Network level address n d
H e
By (TCP/IP)
IP or internet address
Network service access point or NSAP (OSI)
Proses didalam sistem
Port number (TCP/IP)
Service access point or SAP (OSI)

Page 58 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Trace dari operasi sederhana


Process dihubungkan dengan port 1 di host A
mengirim pesan kepada port 2 di host B
Process yang ada menjatuhkan pesan ke TCP
untuk dikirim ke port 2 N e t
r a
d
TCP menjatuhkan keHeIPn untuk dikirim ke host B
y
IP menjatuhkan ke network layer (e.g.
B
Ethernet) untuk dikirim ke router J
Menghasilkan satu set encapsulated PDUs

Page 59 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

PDUs in TCP/IP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 60 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Example Header Information


Port tujuan
Urutan nomor
Checksum
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 61 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Beberapa protokol dalam deretan


TCP/IP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 62 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Required Reading
Stallings chapter 2
Comer,D. Internetworking with TCP/IP volume I
Comer,D. and Stevens,D. Internetworking with
TCP/IP volume II and volume e tIII, Prentice Hall
a N
d r
Halsall, F. Data Communications,
H e n Computer
y
Networks and Open Systems, Addison Wesley
B
RFCs

Page 63 / 1194
William Stallings
http://www.hendra-jatnika.web.id

Data and Computer


Communications
7th Edition
e t
Bagian 3 d r a N
e n
Transmisi data
By
H

Page 64 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Terminology (1)
Pemancar
Penerima
Media
e t
Guided medium a N
d r
e.g. twisted pair, optical
enfiber
H
By
Unguided medium
e.g. air, water, vacuum

Page 65 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Terminology (2)
Direct link
Tidak ada alat perantara
Point-to-point
Direct link e t
a N
d r
Hanya 2 peralatan yang
enmenghubungkan
H
Multi-point By
Lebih dari 2 alat yang menghubungkan

Page 66 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Terminology (3)
Simplex
Satu arah
e.g. Television
Half duplex N e t
r a
Dua arah, tetapi hanyaensatu
d arah secara serentak
e.g. police radio y
H
B
Full duplex
Dua arah pada waktu yang sama
e.g. telephone

Page 67 / 1194
Frequency, Spectrum and
http://www.hendra-jatnika.web.id

Bandwidth
Time domain concepts
Analog signal
Various in a smooth way over time
Digital signal e t
Memelihara suatu level konstan
N
a kemudian mengubah ke
d r
level konstan yang lain n
He
Periodic signal B
y
Pola mengulangi dari waktu ke waktu
Aperiodic signal
Pola tidak mengulang dari waktu ke waktu

Page 68 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Analogue & Digital Signals

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 69 / 1194
Periodic
http://www.hendra-jatnika.web.id

Signals

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 70 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Gelombang sinus
Amplitudo puncak (A)
Kekuatan maksimum dari sinyal
volts
Frequency (f) a N e t
d r
Perubahan rata rataedari
n sinyal
H
By per second
Hertz (Hz) or cycles
Period = time for one repetition (T)
T = 1/f
Phase ()
Posisi relatif pada waktunya

Page 71 / 1194
Varying Sine Waves
http://www.hendra-jatnika.web.id

s(t) = A sin(2ft +)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 72 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Panjang gelombang
Jarak dalam satu kali beredar
Jarak antara dua poin yang berfasa sama di
dalam dua siklus berurutan
e t
a N
d r
Assuming signal velocity
e n v
H
B y
= vT
f = v
c = 3*108 ms-1 (speed of light in free space)

Page 73 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Frequency Domain Concepts


Sinyal biasanya terdiri dari banyak frekuensi
Komponennya adalah gelombang sinus
Dapat ditunjukkan (analisia fourier) bahwa
semua sinyal terdiri dari komponen e t gelombang
a N
d r
sinus H e n
y
Dapat merencanakan fungsi dari frequency
B
domain

Page 74 / 1194
Addition of
http://www.hendra-jatnika.web.id

Frequency
Components
(T=1/f)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 75 / 1194
Frequency
http://www.hendra-jatnika.web.id

Domain
Representations

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 76 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Spectrum & Bandwidth


Spectrum
range frekuensi yang terdapat dalam sinyal
Absolute bandwidth
Lebar dari spektrum e t
N
Effective bandwidth ndra
H e
bandwidth
Sering disebutBy
Frekuensi Narrow band yang berisi kebanyakan dari
energi
DC Component
Component of zero frequency

Page 77 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Signal with DC Component

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 78 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Data Rate and Bandwidth


Sistem transmisi manapun mempunyai band
frekuensi yang terbatas
Batas ini adalah bahwa data rate dapat dibawa
(carrier) N e t
r a
n d
H e
By

Page 79 / 1194
Analog and Digital Data
http://www.hendra-jatnika.web.id

Transmission
Data
Kesatuan yang menyampaikan arti/maksud
Signals
et elektromagnetik
Penyajiian data yang elektrik Natau
a r
Transmission n d
He
y
Komunikasi dataBdengan propagasi dan pengolahan
sinyal

Page 80 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Analog and Digital Data


Analog
Nilai nilai berlanjut dalam beberapa interval
e.g. sound, video
Digital a N e t
d r
Nilai terpisah e n
H
By
e.g. text, integers

Page 81 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Acoustic Spectrum (Analog)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 82 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Analog and Digital Signals


Berarti bahwa data dipropagasikan
Analog
Variabel kontinyu
Macam media e t
a N
wire, fiber optic, space d r
e n
H
Bandwidth suaraB100Hz
y to 7kHz
Telephone bandwidth 300Hz to 3400Hz
Video bandwidth 4MHz
Digital
Menggunakan dua komponen DC

Page 83 / 1194
Advantages & Disadvantages
http://www.hendra-jatnika.web.id

of Digital
Murah
Sedikit peka terhadap noise
Attenuation lebih besar
e t
Pulses menjadi lebih bulat dan
a N kecil
d r
Leads terhadap hilangnya
H e n informasi
By

Page 84 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Attenuation of Digital Signals

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 85 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Komponen Suara
Frequency range (of hearing) 20Hz-20kHz
Suara 100Hz-7kHz
Dengan mudah dikonversi menjadi sinyal
elektromagnetik untuk transmisi
a N e t
d r
Frekuensi bunyi dengan
H e n volume yg bermacam
macam yg diubah Bymenjadi frekuensi
elektromagnetik dengan tegangan yg bermacam
Batas range frekuensi untuk kanal suara
300-3400Hz

Page 86 / 1194
Konversi suara kedalam sinyal
http://www.hendra-jatnika.web.id

analog

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 87 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Video Components
USA - 483 lines scanned per frame at 30 frames per
second
525 lines but 42 lost during vertical retrace
So 525 lines x 30 scans = 15750 lines per second
e t
63.5s per line a N
r
d video line
11s for retrace, so 52.5 s
e per
n
H
Frekuensi max jika B y mengubah hitam dan putih
garis
Resolusi horisontal sekitar 450 garis memberikan 225
siklus dari gelombang in 52.5 s
Max frequency of 4.2MHz

Page 88 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Binary Digital Data


Dari terminal komputer etc.
Dua komponen dc
Bandwidth bergantung pada data rate
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 89 / 1194
Konversi PC kedalam sinyal
http://www.hendra-jatnika.web.id

digital

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 90 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Data and Signals


Biasanya menggunakan sinyal digital untuk data
digital dan sinyal analog untuk data analog
Dapat menggunakan sinyal analog untuk
membawa data digital N e t
r a
Modem e n d
H
Dapat menggunakan By sinyal digital untuk
membawa data analog
Compact Disc audio

Page 91 / 1194
Sinyal analog membawa data
http://www.hendra-jatnika.web.id

digital dan analog

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 92 / 1194
Sinyal digital membawa data
http://www.hendra-jatnika.web.id

digital dan analog

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 93 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Analog Transmission
Sinyal analog dipancarkan tanpa melihat isi
Dapat berupa data digital atau analog
Attenuated over distance
e t
Menggunakan amplifiers runtuk
aN sinyal boost
n d
Juga memperkuatynoise
He
B

Page 94 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Digital Transmission
Terkait dengan isi
Integritas dibahayakan oleh noise, attenuation
etc.
Menggunakan Repeaters aNet
d r
Repeater menerima Hsinyal
en
By
Extracts bit pattern
Retransmits
Attenuation is overcome
Noise tidak diperbesar

Page 95 / 1194
Keuntungan dari transmisi
http://www.hendra-jatnika.web.id

digital
Digital technology
Low cost LSI/VLSI technology
Data integrity
Longer distances over lower quality lines
Capacity utilization e t
a N
Bandwith tinggi berhubungan r
ddengan ekonomis
e n
H
Derajat tinggi dari multiplexing lebih mudah dengan teknik
B y
digital
Security & Privacy
Encryption
Integration
Dapat perlakukan data digital dan analog dg cara yg sama

Page 96 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Pelemahan transmisi
Sinyal yg diterima berbeda dengan yg
dipancarkan
Analog - degradation of signal quality
Digital - bit errors e t
a N
d r
Disebabkan oleh H e n
B y
Attenuation and attenuation distortion
Delay distortion
Noise

Page 97 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Attenuation
Kekuatan sinyal mulai jatuh dengan jarak
Bergantung pada media
Kekuatan yg diterima sinyal:
Harus cukup untuk dideteksiaNe
t
d r
Harus lebih tinggi daripada
H e n noise untuk diterima
tanpa error By
Attenuation adalah suatu peningkatan fungsi
frekuensi

Page 98 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Delay Distortion
Hanya didalam media yg dipandu
Macam-macam percepatan propagasi dengan
frekuensi
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 99 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Noise (1)
Sinyal tambahan dimasukkan antara penerima
dan pemancar
Panas
et
Berkaitan dengan panas dari Nelektron
r a
nd
Didistribusikan secara eseragam
H
White noise By
Intermodulation
Isyarat yang menjadi penjumlahan dan perbedaan
dari frekwensi asli yang berbagi suatu medium

Page 100 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Noise (2)
Crosstalk
Sinyal dari satu garis diambil oleh yang lain
Impulse
Pulsa tidak beraturan atau spikese t
a N
d r
External electromagnetic
e n interference
H
Short duration By
High amplitude

Page 101 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kapasitas Kanal
Data rate
Bits per second
Tingkat di mana data dapat dikomunikasikan
Bandwidth a N e t
d r
Satu putaran per second
e n of Hertz
H
Bymedium dan pemancar
yang dibatasi oleh

Page 102 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Nyquist Bandwidth
Jika tingkat sinyal transmisi adalah 2B kemudian
sinyal dengan frekwensi tidak lebih besar
dibanding B cukup untuk membawa signal rate
Memberikan bandwidth B, signal e t rate tertinggi
adalah 2B d r a N
n
Memberikan binary y signal,
He data rate didukung
B
oleh B Hz adalah 2B bps
Bisa ditingkatkan dengan menggunakan M level
signal
C= 2B log2M

Page 103 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Shannon Capacity Formula


Pertimbangan data rate,noise and error rate
Lebih cepat data rate memperpendek tiap bit
maka pengaruh kerusakan dari pengaruh noise
lebih dari bits e t
Memberikan level noise, d dataa Nrate tinggi yang berarti
r
en
lebih tinggi dari errorHrate
y
Signal to noise ration (in decibels)
B
SNRdb=10 log10 (signal/noise)
Capacity C=B log2(1+SNR)
Ini adalah error free capacity

Page 104 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Required Reading
Stallings chapter 3

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 105 / 1194


William Stallings
http://www.hendra-jatnika.web.id

Data and Computer


Communications
7th Edition
e t
Bagian 4 d r a N
e n
Media Transmisi
By
H

Page 106 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Overview
Guided - wire
Unguided - wireless
Karakteristik dan qualitas diberikan oleh media
dan sinyal e t
a N
d r
For guided, media lebih
H e n penting
By
For unguided, lebar pita dihasilkan oleh antena
adalah lebih penting
kuncinya rata-rata data dan jarak

Page 107 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Faktor Desain
Bandwidth(lebar pita)
Lebar pita yang tinggi diberikan ke data rata-rata
yang tinggi
Transmission impairments Net
r a
Mengurangi n d
He
Interferensi By
Jumlah dari penerima
In guided media
Banyak penerima (multi-point) dikenalkan banyak
mengurangi

Page 108 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Spektrum Elektromagnetik

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 109 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Guided Media Transmisi


Twisted Pair
Kabel Coaxial
Fiber Optic
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 110 / 1194


Karakteristik Transmisi dari
http://www.hendra-jatnika.web.id

Guided Media

Frequency Typical Typical Repeater


Range Attenuation Delay Spacing
Twisted pair 0 to 3.5 kHz 0.2 dB/km @ 50 s/km 2 km
(with loading) 1 kHz e t
a N
d r
Twisted pairs 0 to 1 MHz 0.7 e n @
dB/km 5 s/km 2 km
(multi-pair 1
HkHz
By
cables)
Coaxial cable 0 to 500 MHz 7 dB/km @ 10 4 s/km 1 to 9 km
MHz
Optical fiber 186 to 370 0.2 to 0.5 5 s/km 40 km
THz dB/km

Page 111 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Twisted Pair

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 112 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Aplikasi Twisted Pair


Most common medium
Jaringan telepon
Antara rumah dan local exchange (subscriber loop)
t
Dalam gedung a N e
d r
Untuk pertukaran cabang
H e n sendiri(PBX)
y
Untuk local area networks (LAN)
B
10Mbps atau 100Mbps

Page 113 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Twisted Pair - Pros and Cons


murah
mudah bekerja dengan
Rata-rata data rendah
e t
Range pendek r a N
n d
H e
By

Page 114 / 1194


Karakteristik Transmisi
http://www.hendra-jatnika.web.id

Twisted Pair
Analog
Dikuatkan setipa 5km sampai 6km
Digital
Menggunakan kedua sinyal analoge t dan sinyal digital
a N
d r
pengulangan setiap 2km
en atau 3km
H
Jarak dibatasi By
Lebar pita dibatasi (1MHz)
Rata-rata data dibatasi (100MHz)
Mudah terpengaruh oleh interferensi dan noise

Page 115 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Near End Crosstalk


Coupling of signal from one pair to another
Coupling takes place when transmit signal
entering the link couples back to receiving pair
i.e. near transmitted signalaNisetpicked up by near
d r
receiving pair H e n
By

Page 116 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Unshielded and Shielded TP


Unshielded Twisted Pair (UTP)
Kabel telepon biasa
murah
Mudah diinstal N e t
a
rEM dari luar
dibiarkan dari interferensi
en
d
H
Shielded TwistedBPair
y (STP)
Pita baja atau sarung untuk mengurangi interferensi
Lebih mahal
keras untuk dipegang (tebal, berat)

Page 117 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kategori UTP
Kategori 3
Di atas 16MHz
Tingkatan voice ditemukan dalam banyak perkantoran
Panjang twist dari 7.5 cm sampai 10 cm
Kategori 4 N e t
Di atas 20 MHz r a
n d
Kategori 5 H e
Di atas 100MHz By
biasanya sebelum diinstal pada bangunan gedung baru
Panjang twist 0.6 cm sampai 0.85 cm
Kategori 5E (Enhanced) lihat tabel
Kategri 6
Kategori 7
Page 118 / 1194
Perbandingan dari Shielded dan
http://www.hendra-jatnika.web.id

Unshielded Twisted Pair


Attenuation (dB per 100 m) Near-end Crosstalk (dB)

Frequency Category 3 Category 5 150-ohm Category 3 Category 5 150-ohm


(MHz) UTP UTP STP UTP UTP STP

1 2.6 2.0 1.1 41


e t 62 58
a N
d r
4 5.6 4.1 e
2.2
n 32 53 58
H
By
16 13.1 8.2 4.4 23 44 50.4

25 10.4 6.2 41 47.5

100 22.0 12.3 32 38.5

300 21.4 31.3


Page 119 / 1194
Kategori dan kelas Twisted
http://www.hendra-jatnika.web.id

Pair
Category 3 Category 5 Category Category 6 Category 7
Class C Class D 5E Class E Class F

Bandwidth 16 MHz 100 MHz 100 MHz e t 200 MHz 600 MHz
a N
d r
e n
H
B y
Cable Type UTP UTP/FTP UTP/FTP UTP/FTP SSTP

Link Cost 0.7 1 1.2 1.5 2.2


(Cat 5 =1)

Page 120 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kabel Coaxial

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 121 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Aplikasi Kabel Coaxial


Medium banyak berubah-ubah
Distribusi Televisi
Ariel to TV
TV kabel e t
a N
r
djauh
Transmisi telepon jarak
He
n
y
Dapat membawaB10,000 panggilan suara simultan
Menjadi pengganti dari fiber optic
Sistem links komputer jarak dekat
Local area networks(LAN)

Page 122 / 1194


Karakteristik Transmisi - kabel
http://www.hendra-jatnika.web.id

Coaxial
Analog
penguatan tiap sedikit km
Penutup jika frekuensi tinggi
Di atas 500MHz N e t
r a
Digital e n d
H
By 1km
Pengulangan setiap
Penutup untuk rata-rata data yang tinggi

Page 123 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fiber Optic

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 124 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keunggulan Fiber Optic


Kapasitas besar
Rata-rata data dari seribu dari Gbps
Ukuran kecil & berat
t
Attenuation rendah a N e
d r
Isolasi Elektromagnetik
e n
H
By
Jarak pengulangan besar
10s of km at least

Page 125 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Aplikasi Fiber Optic


Penarik saluran besar-panjang
Saluran besar metropolitan
Saluran besar penukar di sekitar desa
e t
Subscriber loops r a N
n d
LAN H e
By

Page 126 / 1194


Karakteristik Transmisi Fiber
http://www.hendra-jatnika.web.id

Optic
Beraksi sebagai gelombang guide for 1014 to 1015 Hz
Bagian dari infrared dan spectrum yang kelihatan
Light Emitting Diode (LED)
Lebih murah
e t
Di operasikan pada range temperatur
a N yang lebih lebar
d r
Akhir terpanjang en
H
By(ILD)
Injection Laser Diode
Lebih effisien
Rata-rata data terbesar
Wavelength Division Multiplexing

Page 127 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mode Transmisi Fiber Optic

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 128 / 1194


Penggunaan Frekuensi Untuk
http://www.hendra-jatnika.web.id

Aplikasi Fiber
Wavelength (in Frequency Band Fiber type Application
vacuum) range range (THz) label
(nm)

820 to 900 366 to 333 t Multimode LAN


N e
r a
n d
He
1280 to 1350 234 to 222
By S Single mode Various

1528 to 1561 196 to 192 C Single mode WDM

1561 to 1620 185 to 192 L Single mode WDM

Page 129 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Attenuation in Guided Media

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 130 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frekuensi Transmisi Wireless


2GHz sampai 40GHz
Microwave
Highly directional
Point to point t
N e
Satelit r a
n d
30MHz sampai 1GHz y
H e
Omnidirectional
B
Pemancar radio
3 x 1011 sampai 2 x 1014
Infrared
Local

Page 131 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Antenna
Konduktor elektrik (atau sistem) yang digunakan untuk
energi radiasi elektromagnetik atau mengumpulkan
energi elektromagnetik
Transmisi
Energi frekuensi radio dari transmittere t
a N
Di rubah ke energi elektromagnetik
d r
oleh antenna e n
H
By sekitar
Radiasi dalam mengelilingi
Penerimaan
Energi elektromagnetik melanggar dalam antena
Di konversi untuk energi frekuensi elektrik radio
Bentuk untuk receiver
Antena yang sama sering digunakan untuk keduanya

Page 132 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pola Radiasi
Daya diradiasikan dalam semua directions
Performa tidak sama dalam semua directions
Antena Isotropic adalah titik dalam jarak
(theoretical) e t
a N
d r
Radiasi dalam semuaHdirections
en sama
By spherical
Memberi pola radiasi

Page 133 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Antena Refleksi Parabola


Di gunakan untuk terrestrial dan satelit microwave
Parabola adalah locus dari titik equidistant dari suatu
line dan suatu bagian tidak pada line tersebut
Titik tetap adalah focus
Line adalah directrix e t
a N
Parabola berputar tentang r
untuk
d mendapat paraboloid
e n
H untuk axis memberikan parabola
Pemotongan silang paralel
By
Pemotongan silang tegak lurus untuk axis memberikan lingkaran
Sumber ditempatkan pada focus akan menghasilkan
gelombang refleksi dari parabola dalam pararel dengan
axis
Membuat (theoretical) pararel sinar cahaya dari/sound/radio
Pada penerima, sinyal dipusatkan pada focus,dimana
detector diletakkan
Page 134 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Antena Refleksi Parabola

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 135 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Gain Antena
Ukuran directional antena
Power output dalam arah particular
dibandingkan dengan yg diproduksi oleh
isotropic antenna e t
N
Measured in decibels (dB)
n d r a
e
Menyebabkan kerugian
By
H pada power di arah yg
lain
Area efektif berhubungan dengan ukuran dan
bentuk
Related to gain

Page 136 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Terrestrial Microwave
Parabolic dish
Focused beam
Line of sight
e t
Long haul telecommunicationsr a N
n d
Ferkuensi tinggi memberikan
H e data rate tinggi
By

Page 137 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Satellite Microwave
Satellite adalah stasiun relay
Satellite menerima dalam satu frekuensi,
amplifies atau mengulang sinyal dan mengirim
pada frekuensi yg lain N e t
r a
Requires geo-stationary d
n orbit
H e
By
Height of 35,784km
Television
Long distance telephone
Private business networks

Page 138 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Satellite Point to Point Link

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 139 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Link Pemancar Satelite

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 140 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemancar Radio
Omnidirectional
Radio FM
Televisi UHF dan VHF
e t
Line of sight r a N
n d
Suffers from multipath
H interference
e
By
Refleksi

Page 141 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Infrared
Modulate noncoherent infrared light
Line of sight (or reflection)
Dihalangi oleh dinding
e t
e.g. TV remote control, IRD r a Nport
n d
H e
By

Page 142 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Propagasi Tanpa Kabel(Wireless)


Sinyal berjalan melalui tiga rute
Ground wave
Follows contour of earth
Up to 2MHz
AM radio e t
a N
Sky wave d r
e n
Amateur radio, BBC world
H service, Voice of America

y
Sinyal dipantulkanBoleh lapisan ionosfer dari atmosfer tertinggi
(Actually refracted)
Line of sight
Above 30Mhz
May be further than optical line of sight due to refraction
More later

Page 143 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Propagasi Gelombang Tanah

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 144 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Propagasi gelombang langit

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 145 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Line of Sight Propagation

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 146 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Refraction
Velocity dari gelombang elektromagnetik adalah sebuah
fungsi dari kepadatan material
~3 x 108 m/s in vacuum, less in anything else
Sebagai gelombang bergerak dari satu medium ke
lainnya, kecepatannya berubah et
a N
Menyebabkan pembengkokkan d rarah gelombang
e n
Ke arah medium yang y
H lebih padat
B
Index of refraction (refractive index) adalah
Sin(sudut datang)/sin(sudut bias)
Varies with wavelength
Mungkin menyebabkan perubahan arah mendadak pada
transisi antara media
Kepadatan atmosfer berkurang dengan ketinggian
Menyebabkan pembengkokkan ke arah bumi dari gelombang
radio Page 147 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Optical and Radio Horizons

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 148 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Line of Sight Transmission


Free space loss
Sinyal membubarkan dengan jarak
Lebih baik untuk frekuensi yg lebih rendah (panjang gelombang lebih
panjang)
Penyerapan oleh atmosfer
Uap air dan oksigen menyerap sinyal radioe t
a N
Water greatest at 22GHz, less below
d r 15GHz
Oxygen greater at 60GHz, lesse nbelow 30GHz
H
By
Hujan dan kabut menghamburkan gelombang radio
Multipath
Lebih baik Untuk mendapatkan arah garis jika mungkin
Sinyal dapat dipantulkan yg menyebabkan berbagai salinan untuk
diterima
Mungkin tidak semua sinyal dapat dipantulkan
Mungkin menguatkan atau membatalkan sinyal langsung
Pembiasan
Mengakibatkan sebagian atau total hilangnya sinyal pada penerima
Page 149 / 1194
Free
http://www.hendra-jatnika.web.id

Space
Loss

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 150 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multipath Interference

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 151 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Required Reading
Stallings Chapter 4

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 152 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Komunikasi Data dan
Komputer e t
N
Edisi
en
d rke 7
a
H
By
Bab 5
Teknik Sinyal Encoding

Page 153 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Teknik Encoding
Data digital, sinyal digital
Data analog, sinyal digital
Data digital, sinyal analog e t
a N
d r
n
Data analog, sinyal
y
H analog
e
B

Page 154 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data digital, sinyal digital


sinyal digital
Diskrit, pulsa tegangan diskontinyu
tiap pulsa adalah elemen sinyal
t
e
Nelemen-elemen sinyal
data biner diubah menjadi
dr
a
e n
H
By

Page 155 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Ketentuan(1)
Unipolar
Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama
Polar t
N e
satu state logic dinyatakan r a tegangan positif dan
oleh
n d
He negatif
sebaliknya oleh tegangan
By
Rating Data
Rating data transmisi data dalam bit per secon
Durasi atau panjang suatu bit
Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan
bit
Page 156 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Ketentuan (2)
Rating modulasi
Rating dimana level sinyal berubah
Diukur dalam bentuk baud=elemen-elemen
N e t
a
sinyal per detik n d r
H e
Tanda dan ruang By
Biner 1 dan biner 0 berturut-turut

Page 157 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Menerjemahkan Sinyal
Perlu diketahui
Waktu bit saat mulai dan berakhirnya
Level sinyal N e t
r a
Faktor-faktor penerjemahan
H e n d sinyal yang
sukses By
Perbandingan sinyal dengan noise(gangguan)
Rating data
Bandwidth

Page 158 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Perbandingan Pola-Pola
Encoding(1)
Spektrum sinyal
Kekurangan pada frekuensi tinggi mengurangi
bandwidth yang dibutuhkan
e t
Kekurangan pada komponen a Ndc menyebabkan
d r
kopling ac melalui trafo
e nmenimbulkan isolasi
H
By sinyal di tengah bandwidth
Pusatkan kekuatan
Clocking
Sinkronisasi transmiter dan receiver
Clock eksternal
Mekanisme sinkronisasi berdasarkan sinyal

Page 159 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Perbandingan Pola-Pola
Encoding(2)
Pendeteksian error
Dapat dibangun untuk encoding sinyal
Interferensi sinyal dan kekebalan t terhadap noise
N e
Beberapa code lebih baikdr a
daripada yang lain
e n
Harga dan Kerumitan H
By
Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan
data) menyebabkan harga semakin tinggi
Beberapa code membutuhkan rating sinyal lebih
tinggi

Page 160 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pola Pola encoding


Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
Bipolar-AMI e t
a N
r
Pseudoternary Hen d
y
Manchester B

Differential Manchester
B8ZS
HDB3
Page 161 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)


Dua tegangan yang berbeda antara bit 0
dan bit 1
Tegangan konstan selama e t interval bit
a N
Tidak ada transisi yaitu
e n d tegangan no return
r
to zero H
By
Contoh:
Lebih sering, tegangan negatif untuk satu
hasil dan tegangan positif untuk yang lain
Ini adalah NRZ-L
Page 162 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)


Nonreturn to Zero Inverted (NRZI) dalam
kesatuan
Pulsa tegangan konstan untuk durasi bit
e t
Data dikodekan / diterjemahkan
r a N sebagai
n d
kehadiran(ada) atauHketiadaan sinyal transisi
e
saat permulaan bitBy time
Transisi (dari rendah ke tinggi atau tinggi ke
rendah) merupakan biner 1
Tidak ada transisi untuk biner 0
Sebagai contoh encoding differential

Page 163 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

NRZ

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 164 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Encoding differential
Data menggambarkan perubahan
daripada level
Deteksi yang lebih dapatNedipercaya
t untuk
r a
transisi daripada level
He
n d
y
Pada transmisi yang lebih komplek
B
layoutnya lebih mudah hilang pada
polatitas

Page 165 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

NRZ pros and cons


Pros
Mudah untuk teknisi
Membuat kegunaan bandwidth t menjadi baik
N e
Cons n d r a
H e
Komponen dcBy
Kekurangan dari kapasitas sinkronisasi
Digunakan untuk recording magnetik
Tidak sering digunakan untuk transmisi
sinyal
Page 166 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Biner Multilevel
Digunakan lebih dari 2 level
Bipolar-AMI
Zero menggambarkan tidak adanya line signal
Satu menggambarkan positif e t
atau negatif sinyal
a N
d r
Satu pulsa menggantikan
H e n dalam polaritas
Tidak ada kerugian
By dalam sinkronisasi jika
panjang tali (nol masih bermasalah)
Bandwidth rendah
Tidak ada jaringan untuk komponen dc
Mudah mendeteksi error

Page 167 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pseudoternary
Satu menggambarkan adanya jalur sinyal
Zero menggambarkan perwakilan dari
positif dan negatif N e t
r a
d
Tidak adanya keuntungan
H e n atau kerugian
y
pada bipolar-AMI
B

Page 168 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bipolar-AMI and Pseudoternary

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 169 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pertukarn untuk biner multilevel


Tidak ada efisiensi pada NZR
Tiap elemen sinyal hanya menggambarkan
satu bit
e t
Pada 3 level sistem dapat
r a N menggambarkan
d
log23 = 1.58 bits Hen
B y
Receiver harus membedakan diantara 3 level
(+A, -A, 0)
Membutuhkan kira-kira lebih dari 3db
kekuatan sinyal untuk kemungkinan yang
sama dalam bit error

Page 170 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dua fase
Manchester
Transisi di tengah untuk tiap periode bit
Perpindahan transisi sebagai clock dan data
Rendah ke tinggi menggambarkan nol
e t
Tinggi ke rendah menggambarkan a Nzero
d r
Digunakan IEEE 802.3 en
H
Differential Manchester
By
Transisi Midbit adalah hanya clocking
Transisi dimulai saat periode bit menggambarkan zero
Tidak ada transisi yang dimulia saat periode bit dalam
menggambarkan nol
Catatan : ini adalah pola differential encoding
Digunakan IEEE 802.5

Page 171 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Manchester Encoding

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 172 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Differential Manchester Encoding

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 173 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pros dan Cons dua fase


Con
Paling sedikit satu transisi tiap bot time dan
kemungkinan dua
e t
Kecepatan modulasi maksimum a N adalah kedua NZR
d r
Memerlukan lebih banyak e n bandwidth
H
Pros By
Sinkronisasi dalam transisi bit mid (clocking sendiri)
Tidak ada komponen dc
Pendeteksian error
Kehadiran dalam transisi yang diharapkan

Page 174 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kecepatan Modulasi

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 175 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Scrambling
Penggunaan Scrambling untuk menggantikan rangkaian
yang menghasilkan tegangan konstan.
Rangkaian Filling
Harus cukup menghasilkan transisi untuk t sinkronisasi
N e
Harus dapat diakui oleh receiverr adan digantikan dengan yang
asli n d
H e
Panjang sama denganBy yang asli
Tidak ada komponen dc
Tidak ada rangkaian panjang pada saluran sinyal level
zero
Tidak ada penurunan pada kecepatan data
Kemampuan pendeteksian error

Page 176 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

B8ZS
Penggantian Bipolar With 8 Zeros
Didasarkan pada bipolar-AMI
Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan
yang terdahulu adalah encode positif
e t sebagai 000+-0-+
a N
Jika octet pada semua zeroddan
r pulsa terakhir tegangan
e n
yang terdahulu adalah encode
H negatif sebagai 000-+0+-
B y
Karena dua pelanggaran pada kode AMI
Tidak mungkin untuk terjadi seperti hasil noise
Receiver mendeteksi dan menerjemahkan seperti octed
pada semua zero

Page 177 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

HDB3
Kepadatan tinggi Bipolar 3 Zeros
Didasarkan pada bipolar-AMI
et
String pada empat zeroaNdigantikan dengan
d r
satu atau dua pulsa
H e n
By

Page 178 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

B8ZS dan HDB3

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 179 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data digital, sinyal analog


Sistem telepon umum
300Hz to 3400Hz
Menggunakan modem (modulator-
N e t
a
demodulator) n d r
H e
Amplitude shiftBkeying
y (ASK)
Frequency shift keying (FSK)
Phase shift keying (PSK)

Page 180 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 181 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Amplitude Shift Keying


Hasil diwakili oleh perbedaan amplitudo pada
carrier
Selalu, satu amplitudo adalahtzero
N e
Yakni,kehadiran dan ketidakhadiran
d r a pada carrier
adalah digunakan Hen
By
Rentan untuk pergantian gain tiba-tiba
Tidak efisien
Sampai dengan 1200bps pada voice grade line
Digunakan pada fiber optic

Page 182 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Binary Frequency Shift Keying


Secara umum berbentuk binary FSK (BFSK)
Dua hasil biner diwakili oleh dua frekuensi yang
berbeda(carrier dekat) t
N e
Tidak mudah error daripada a
r ASK
n d
H e
Sampai dengan 1200bps
By pada voice grade line
Frekuensi radio tinggi
Tiap frekuensi tinggi pada LAN menggunakan
koaksial

Page 183 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multiple FSK
Digunakan lebih dari dua frekuensi
Bandwidth lebih efisien
Lebih mudah error e t
a N
d r
n
Tiap elemen sinyal
H mewakili lebih dari satu
e
By
bit

Page 184 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

FSK pada Voice Grade Line

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 185 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Phase Shift Keying


Fase pada sinyal carrier adalah
perubahan untuk mewakili data
Binary PSK N e t
r a
Dua fase diwakili Hduan ddigit biner
e
B y
Differential PSK
Perubahan fase relatif untuk transmisi
sebelumnya lebih dari beberapa sinyal
referensi

Page 186 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Differential PSK

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 187 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Quadrature PSK
Penggunaan lebih efisien oleh tiap elemen
sinyal diwakili lebih dari satu bit
Misalnya perubahan pada /2 (90o)
e t
Tiap elemen diwakili duarbit aN
n d
Dapat digunakan 8 sudut
He fase dan memiliki lebih
By
dari satu amplitudo
9600bps modem menggunakan sudut 12, empat
pada tiap dua amplitudo
Offset QPSK (orthogonal QPSK)
Delay dalam aliran Q
Page 188 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

QPSK dan Modulator OQPSK

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 189 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh pada gelombang QPSF


dan OQPSK

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 190 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Performance pada Pola Modulasi


Digital ke Analog
Bandwidth
Bandwidth ASK dan PSK berhubungan
langsung pada kecepatan bit
e t
Bandwidth FSK berhubungan r a N pada kecepatan
d
data untuk frekuensiHrendah tetapi pada offset
en
frekuensi modulasiBy untuk frekuensi tinggi carrier
(lihat Stallings pada math)
Pada saat noise, kecepatan bit error pada PSK
dan QPSK adalah kira-kira 3dB superior untuk
ASK dan FSK

Page 191 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Quadrature Amplitude Modulation


QAM digunakan pada asymmetric digital
subscriber line (ADSL) dan beberapa wireless
Kombinasi dari ASK dan PSK
Logical extension pada QPSK N e t
r a
Dikirimkan dua sinyalesimultan
n d yang berbeda
dalam frekuensi carrier
H yang sama
By
Digunakan dua copy carrier,satu shifted 90
Tiap carrier adalah modulasi ASK
Dua sinyal independen sama media
Demodulasi dan kombinasi untuk output sinyal
original
Page 192 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

QAM Modulator

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 193 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Level-level QAM
Dua level ASK
Setiap dua aliran dalam satu keadaan
Empat sistem keadaan
Essentially QPSK et
a N
Empat level ASK n d r
H e
Kombinasi aliran menjadi satu pada 16 perubahan
B y
64 dan 256 sistem keadaan memiliki
implementasi
Kecepatan data diperbaiki untuk bandwidth yang
dinerikan
Ditambahkan potensial kecepatan error

Page 194 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data Analog, Sinyal Digital


Digitalisasi
Konversi dari data analog ke data digital
Data digital dapat ditransmisikan dengan
e t
menggunakan NRZ-L a N
d r
e n
Data digital dapat ditransmisikan dengan
H
menggunakan codeBy selain NRZ-L
Data digital dapat dirubah menjadi sinyal analog
Konfersi analog ke digital menggunakan code
Pulse code modulation
Modulasi delta

Page 195 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Digitalisali Data Analog

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 196 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pulse Code Modulation(PCM) (1)


Jika sinyal diambil pada interval regular
kecepatannya lebih tinggi daripada kedua sinyal
frekuensi, sample menahan banyak informasi
pada sinyal original N e t
a
r4A)
(Proof - Stallings appendix
n d
H e
Batas data voice(suara)
By sampai 4000Hz
Membutuhkan 8000 sample tiap detik
Sample-sample analog (Pulse Amplitude
Modulation, PAM)
Tiap sample diberikan nilai digital

Page 197 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pulse Code Modulation(PCM) (2)


Sistem 4 bit memberi 16 level
Kualitas
Kualitas error atau noise t
e
N untuk menutup
Kira-kira diartikan dimungkinkan
r a
n d
e
kembali ketepatan original
H
By
8 bit sample memberi 256 level
Perbandingn kualitas dengan transmisi analog
8000 samples tiap detik pada tiap 8 bit memberi
64kbps

Page 198 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

PCM Example

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 199 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

PCM Block Diagram

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 200 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Nonlinear Encoding
Kualitas level bukan tempat yang rata
Mengurangi sinyal distorsi
Selalu dapat dilakukanaoleh
e t companding
N
d r
n
He
By

Page 201 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Effect of Non-Linear Coding

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 202 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe Fungsi Companding

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 203 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Modulasi Delta
Input analog kira-kira seperti fungsi
tangga rumah
Perpindahan naik atau turun N e t satu level ()
r a
pada tiap sample Hinterval
en
d
y
Binary behavior
B
Fungsi perpindahan naik atau turun satu level
pada tiap sample interval

Page 204 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Modulasi Delta-Contoh

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 205 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Modulasi Delta- operasi

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 206 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Modulasi Delta - Performance


Menghasilkan suara yang baik
PCM - 128 levels (7 bit)
Bandwidth suara 4khz Net
r a
Harus 8000 x 7 = 56kbps
e n d for PCM
H
y
Data compression dapat memperbaiki
B
seperti
Misal teknik coding interface pada video

Page 207 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data Analog,Sinyal Analog


Mengapa modulasi sinyal analog?
Frekuensi yang tinggi dapat memberikan
efisiensi lebih pentransmisian
e t
Permits frequency division r a N multiplexing
n d
(chapter 8) H e
By
Tipe-tipe modulasi
Amplitudo
Fase
Frekuensi

Page 208 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Modulasi
Analog

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 209 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bacaan yang dibutuhkan


Stallings bab 5

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 210 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Komunikasi Data dan
Komputer
Edisidrke
aN 7
e t
e n
H
By
Teknik Komunikasi Data Digital

Page 211 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Transmisi Asinkron dan Sinkron


Masalah waktu membutuhkan mekanisme
untuk menyamakan antara transmiter dan
receiver e t
a N
r
Dua salusi H e n d
Asinkronisasi By
Sinkronisasi

Page 212 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Asinkron
Data ditransmisikan dalam karakter setiap
waktu
5 to 8 bits e t
a N
r
Timing (waktu) hanya
H e n memerlukan
d
By tiap karakter
pertahanan dalam
Sinkronisasi ulang tiap karakter

Page 213 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Asinkron diagram

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 214 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Asinkron
Pada aliran yang tetap, interval diantara karakter adalah
sama (panjang elemen stop)
Dalam keadaan tidak lancar,receiver mengecek untuk
transisi 1 ke 0 t
e
N (panjang karakter)
Saat 7 interval sample berikutnya
d r a
e n
Melihat untuk 1 ke 0 untuk
H karakter berikutnya
B y
Simple
Murah
Overhead pada 2 atau 3 bit per karakter (~20%)
Baik untuk data dengan jarak yang panjang (keyboard)

Page 215 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sinkron-level bit
Block pada transmisi data tanpa start atau stop
bits
Clock harus sama (sinkron) t
N e
Dapat menggunakan jalur r aclock yang terpisah
n d
H e
Baik untuk jarak dekat
By
Perusakan subjek
Meletakkan sinyal clock dalam data
Encoding Manchester
Menemukan kembali carrier (pada modulasi digital)

Page 216 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sinkron-level block
Membutuhkan petunjuk saat start dan end
pada block
Menggunakan preambleNedan t postamble
r a
d
Yaitu series pada Hkarakter
e n SYN (hex 16)
By
Yaitu block pada 11111111 patterns
ending dalam 11111110
Lebih efisien (Overhead lebih kecil)
daripada asinkron
Page 217 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Sinkron (diagram)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 218 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe-tipe error
Error terjadi ketika ada perubahan diantara
transmitter dan receiver
Error single bit
Diantara satu bit e t
a N
Bit yang berdekatan tidakdrefektif
e n
White noise H
B y
Burst errors
Panjang B
Impulse noise
Memudar dalam wireless
Efek lebih besar saat kecepatan data tinggi
Page 219 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Proses Pendeteksian Error

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 220 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pendeteksian Error
Bit tambahan yang dibuat oleh transmitter
untuk mendeteksi error code
Parity N e t
r a
d
Nilai dari Parity bitHemerupakan
n karakter
y
even (even parity) atau odd (odd parity)
B
dalam satu angka
Even number dari bit error berarti tidak
terdeteksi

Page 221 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Cyclic Redundancy Check


Untuk block pada transmitter k bit
transmitter membangkitkan n bit sequence
Transmit k+n bits yang tepatN e t membagi
r a
menjadi beberapaHeangka
n d
y
Receiver membagi frame dengan angka
B
Jika tidak ada peringatan, diasumsikan tidak
ada error
Untuk materi, lihat Stallings bab 6

Page 222 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Koreksi Error
Koreksi pada pendeteksian error memerlukan
block data yang dikirimkan kembali (lihat bab 7)
Tidak ada yang tepat untuk aplikasi t wireless
N e
Kecepartan bit error tinggid r a
n
He ulang
Lebih banyak pengiriman
By
Waktu tunggu perambatan lebih lama
dibandingkan pengiriman frame
Diperlukan koreksi error untuk penerimaan bit
dalam basic

Page 223 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram Proses Koreksi Error

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 224 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Proses Koreksi Error


Tiap k bit block mapped untuk n bit block (n>k)
Codeword
Forward error correction (FEC) encoder
Codeword dikirim t
e
N pengiriman tetapi
Diterima bit string yang sama d runtuk
a
masih ada error e n
H
Diterima codeword B y dirubah ke FEC decoder
lalu
Jika ada error, dikeluarkan data block original
Beberapa error dapat dideteksi dan dikoreksi
Beberapa error dapat dideteksi tetapi tidak dapat dikoreksi
Beberapa error tidak dapat dideteksi
Hasil yang tidak dikoreksi dari FEC

Page 225 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bekerja pada Koreksi Error


Membuat redundancy untuk pengiriman pesan
Dapat menarik kesimpulan pada level kecepatan
error
e t
E.g. koreksi code block error
r a N
d
n (n k ) bits menjadi end
Secara umum membuat
H e
pada block By
Meberikan n bit block (codeword)
Semua original k bits termasuk dalam codeword
Beberapa pemetaan FEC k bit input kedalam n bit
codeword seperti original k bits tidak terlihat
Kembali untuk materilihat bab 6

Page 226 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi Saluran
Topology
Fisik menyusun stasiun dalam media
Point to point
Multi point
e t
Komputer dan terminals, local area
a Nnetwork
d r
Half duplex e n
H
Hanya satu stasiun B
yang
y mungkin dikirimkan dalam satu waktu
Membutuhkan satu data path
Full duplex
Simultan antara dua stasiun saat pengiriman dan penerimaan
Membutuhkan dua data paths (atau echo canceling)

Page 227 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi Tradisional

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 228 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Interfacing
Peralatan pemrosesan data (atau perlengkapan
terminal data, DTE) tidak selalu termasuk
fasilitas pengiriman data
Dibutuhkan interface yangadisebute t data circuit
N
terminating equipment r
(DCE)
d
e n
H
e.g. modem, NICBy
Pengiriman DCE bit dalam media
Komunikasi data DCE kontrol info dengan DTE
Dilakukan pertukaran circuit
Dibutuhkan standar interface yang bersih

Page 229 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Interfacing Komunikasi Data

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 230 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Karakteristik Interface
Mechanical
Connection plugs
Electrical a N e t
d r
Voltage, timing, encoding
H e n
By
Fungsi
Data, control, timing, grounding
Procedur
Sequence of events

Page 231 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

V.24/EIA-232-F
ITU-T v.24
Hanya fungsi yang spesifik dan prosedur
Referensi standar lain untuk electrical dan
mechanical e t
N a
d r
EIA-232-F (USA) Hen
RS-232 By
Mechanical ISO 2110
Electrical v.28
Functional v.24
Procedural v.24

Page 232 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Spesifikasi Mechanical

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 233 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Spesifikasi Electrical
Sinyal digital
Hasil penerjemahan sebagai data atau
control, bergantung dalam e tcircuit
a N
Lebih dari -3v adalah
e n dbinary 1, lebih dari
r
+3v adalahbinary H
By 0 (NRZ-L)
Kecepatan Signal < 20kbps
Jarak<15m
Untuk control, lebih dari -3v adalah off,
+3v adalah on
Page 234 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Spesifikasi Fungsi
Kategori grup circuit
Data
Control
Timing e t
Ground a N
d r
n
He arah
Satu circuit dalamytiap
Full duplex B
Dua circuit data kedua
Mengijinkan halt atau flow control dalam operasi half
duplex
(Lihat tabel dalam Stallings bab 6)

Page 235 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Local dan Remote Loopback

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 236 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Spesifikasi Prosedur
E.g. Asynchronous private line modem
Ketika diputar menyala dan siap, modem (DCE)
menyatakan DCE siap
Ketika DTE siap mengirimkan data,e t menyatakan
permintaan untuk dikirim draN
e
Mode penerimaan dihambat njuga dalam half duplex
H
By siap oleh pernyataan Clear to
Modem merespon ketika
send
DTE mengirimkan data
Ketika data datang, local modem menyatakan Receive
Line Signal Detector dan mengantarkan data

Page 237 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dial Up Operation (1)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 238 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dial Up Operation (2)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 239 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dial Up Operation (3)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 240 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Null Modem

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 241 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram interface fisik ISDN

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 242 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Interface fisik ISDN


Konneksi antara perlengkapan terminal
(c.f. DTE) dan perlengkapan jaringan
terminating (c.f. DCE) et
a N
r
ISO 8877 H e n d
y
Kables terminal dalam matching dengan 8
B
kontak
Pengiriman/ penerimaanmembawa kedua
data dan kontrol

Page 243 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Spesifikasi Electrical ISDN


Balanced transmission
Carried dalam dua lines, e.g. twisted pair
Signals seperti currents down one conductor dan yang lain naik
Signaling yang berbeda
e t
Mengandalkan hasil dalam directiona N pada tegangan
d r
Banyak toleransi noise danegenerates
n less

H digunakan jalur single signal dan
(tidak balanced, e.g.BRS-232
y
ground)
Mengandalkan data encoding dalam kecepatan data
Kecepatan dasar 192kbps menggunakan pseudoternary
Kecepatan primer menggunakan alternative mark inversion
(AMI) and B8ZS or HDB3

Page 244 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Foreground Reading
Stallings bab 6
Web pages from ITU-T on v. specification
Web pages on ISDN aNet
d r
n
He
By

Page 245 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Komunikasi Data dan Komputer
Edisi ke
r a N 7
e t
n d
He
By
Bab 7
Protokol Data Link Control

Page 246 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Flow Control
Memastikan pengiriman tidak overwhelm
peniriman
Preventing buffer overflowet
a N
r
Waktu pengirimanHen d
y
Waktu yang diperlukan untuk memancarkan
B
semua bit ke dalam media
Waktu Propagation
Waktu untuk bit mentransfer link

Page 247 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Model Transmissi Frame

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 248 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Stop dan Wait


Sumber mengirimkan frame
Penerimaan frame pada tujuan dan replies
dengan acknowledgement e t
a N
Sumber menungguenACK dr sebelum
mengirimkan frameH berikutnnya
By
Tujuan dapat menghentikan aliran dengan
mengirimkan ACK
Baik bekerja untuk frame besar yang
sedikit
Page 249 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Fragmentasi
Block data yang besar dapat dibagi-bagi
menjadi frame-frame kecil
Ukuran buffer yang terbatas
e t
aN frame diterima)
Pendeteksian error cepat r(ketika
n d
Saat error dibutuhkan
Hepengiriman kembali frame-
frame yang kecilBy
Pencegahan satu stasiun menduduki media untuk
waktu yang lama
Stop dan wait menjadi tidak cukup

Page 250 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Penggunaan Link Stop dan Wait

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 251 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sliding Windows Flow Control


Mengijinkan banyak frame menjadi transit
Receiver memiliki buffer W long
Transmitter dapat mengirimkan t W frames tanpa
ACK N e
r a
n d
Tiap frame diberi nomor
H e
B y
ACK termasuk nomor frame yang diharapkan
selanjutnya
Nomor Sequence diloncati tiap ukuran dalam
field (k)
Frame dinomiri dengan modulo 2k

Page 252 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram Sliding Window

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 253 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Sliding Window

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 254 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sliding Window Enhancements


Receiver dapat acknowledge frames tanpa ijin
pengiriman lebih lanjut (Receive tidak siap)
Harus dikirimkan acknowledget yang normal
N e
untuk resume d r a
e n
Jika duplex, menggunakan
y
H piggybacking
B
Jika tidak ada data yang dikirimkan, menggunakan
acknowledgement frame
Jika terdapat data tetap tidak acknowledgement untuk
dikirimkan,mengirimkan acknowledgement terakhir
lagi, atau memiliki ACK valid flag (TCP)

Page 255 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Deteksi Error
Dibuat bit tambahan oleh transmitter untuk
deteksi code error
Parity N e t
r a
nd
Hasil dari parity bitHeseperti karakter memiliki
even (even parity)
By or odd (odd parity) number
of ones
Even number dalam bit errors tidak terdeteksi

Page 256 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Cyclic Redundancy Check


Untuk block pada transmitter k bit
transmitter membangkitkan n bit sequence
Transmit k+n bits yang tepatN e t membagi
r a
menjadi beberapaHeangka
n d
y
Receiver membagi frame dengan angka
B
Jika tidak ada peringatan, diasumsikan tidak
ada error
Untuk materi, lihat Stallings bab 7

Page 257 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Error Control
Deteksi dan koreksi error
Frame hilang
Frame rusak N e t
r a
Permintaan ulangHotomatis
en
d
Deteksi Error By
Positive acknowledgment
Pengiriman kembali setelah waktu habis
Negative acknowledgement pengiriman
kembali

Page 258 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Automatic Repeat Request (ARQ)


Stop and wait
Go Back N
Selective reject (selectivee tretransmission)
aN r
n d
He
By

Page 259 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Stop dan Wait


Sumber mengirim single frame
Menunggu ACK
Jika frame yang diterima rusak, discard
Transmitter has timeout N e t
Jika tidak ada ACK setelah
a
r waktu habis, dikirim
n d
kembali H e
B y
Jika ACK rusak,transmitter tidak akan
mengakuinya
Transmitter akan mengirim kembali
Receive mendapat dua copy frame
Digunakan ACK0 dan ACK1

Page 260 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram
Stop dan
Wait -

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 261 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Stop dan Wait - Pros dan Cons


Simple
Inefficient
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 262 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Go Back N (1)
Based on sliding window
Jika tidak ada error, ACK selalu disertai frame
yang diharapkan t
N e
menggunakan windownuntuk a mengintrol number
dr
e
of outstanding framesH
By
Jika error, mengulang dengan rejection
Membuang frame dan semua frame yang akan
datang sampai dikirimkan frame koreksi
Transmitter harus kembalidan mengirim kembali
frame dan semua subsequent frames

Page 263 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Go Back N Frame Rusak


Receiver mendeteksi error dalam frame i
Receiver mengirimkan rejection-i
Transmitter mendapatkan e trejection-i
a N
d r
n
Transmitter mengirim
H e kembali frame i dan
By
semua subsequent

Page 264 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Go Back N Frame Hilang (1)


Frame i hilang
Transmitter mengirim i+1
Receiver mendapatkanaNframeet i+1 out of
d r
sequence H e n
By
Receiver mengirimkan reject i
Transmitter kembali ke frame i dan
mengirim kembali

Page 265 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Go Back N Frame Hilang (2)


Frame i hilang dan tidak ada frame pengganti
yang dikirimkan
Receiver tidak mendaptkan apa-apadan kembali
tidak ada acknowledgement t rejection
atau
e
a N
d r
Transmitter terlambat
H edan
n mengirimkan frame
acknowledgement Bydengan P bit set ke 1
Receiver menerjemahkan command ini selama
acknowledges dengan nomor frame yang
diharapkan berikutnya (frame i )
Transmitter kemudian mengirim kembali frame i

Page 266 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Go Back N Acknowledgement
Rusak
Receiver mendapatkan frame i mengirim
acknowledgement (i+1) selama hilang
Acknowledgements bertumpuk, jadi
acknowledgement berikurnya e t(i+n) mungkin
a N
datang setelah transmitter
d r kehabisan waktu
e n
terhadap frame iBy H
Jika transmitter kehabisan waktu, dikirimkan
acknowledgement sebelum bit P bit
Ini dapat mengembalikan nomor sebelum
dihasilkan reset adlah diinialisasi

Page 267 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Go Back N Rejection Rusak


Seperti kehilangan frame (2)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 268 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram
Go Back N
-

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 269 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Selective Reject
Disebut juga pengiriman ulang yang selektif
Hanya frame yang direjectyang dikirim ulang
Subsequent frames disetujuieoleh t receiver dan
a N
dibuffer n d r
H e
Meminimalisasi pengiriman
By ulang
Receiver harus menjaga buffer yang besar
More complex login dalam pengiriman ulang

Page 270 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram -
Selective
Reject

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 271 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

High Level Data Link Control


HDLC
ISO 33009, ISO 4335
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 272 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe HDLC Station


Primary station
Mengontrol operasi pada link
Hasil Frames disebut commands
Memelihara separate logical N etuntuk tiap secondary
link
station r a
nd
He
Secondary station
By
Dibawah control pada primary station
Hasil Frames disebut responses
Combined station
Dimungkinkan hasil command dan responses

Page 273 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi HDLC Link


Unbalanced
Satu primary dan satu atau lebih secondary
stations e t
a N
Mendukung full duplex
n d rdan half duplex
H e
Balanced By
Mengombinasikan dua stasiun
Mendukung full duplex dan half duplex

Page 274 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mode HDLC Transfer (1)


Normal Response Mode (NRM)
Unbalanced configuration
Primary memulai transferNeuntuk
t secondary
r a
Secondary mungkin e nhanya
d mengirim data
H
dalam response
By untuk command dari primary
digunakan multi-drop lines
Host computer as primary
Terminals as secondary

Page 275 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mode HDLC Transfer (2)


Asynchronous Balanced Mode (ABM)
Konfigurasi dibalance
Tiap station mungkin memulai
N e t pengiriman
a
tanpa menerima ijin ndr
He
Digunakan MostBy widely No polling overhead

Page 276 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mode HDLC Transfer (3)


Asynchronous Response Mode (ARM)
Unbalanced configuration
Secondary mungkin memulai N e t pengiriman
a
tanpa menerima ijin ndr
He
Primary merespon
By line
Digunakan rarely

Page 277 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Struktur Frame
Pengiriman Synchronous
Semua pengiriman dalam frame
Single frame di format untuk e t semua data
a N
d r
dan mengontrol sentral
H e n
By

Page 278 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Struktur Frame

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 279 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Flag Fields
Delimit frame at both ends
01111110
Mungkin menutup satu frame dan membuka yang lain
et synchronize
Receiver mencari flag sequenceNuntuk
r a
Bit stuffing digunakan untukn dmenghindari confusion
dengan data containing
e
H01111110
y B
0 dimasukkan setelah semua sequence pada five 1s
Jika receiver mendeteksi five 1s it checks next bit
Jika 0, ini dihapus
Jika 1 dan tujuh bit adalah 0, flag disetujui
Jaka sixth dan seventh bits 1, pengirim mengindikasikan abort

Page 280 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bit Stuffing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 281 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Address Field
Identifikasi secondary stationyang mengirim atau
menerima frame
Selalu panjangnya 8 bits
Mungkin extended untuk multiples pada7 bits
t
Ne octet terkhir adalah
LSB pada tiap octet diindikasikanabahwa
octet (1) atau not (0)
n dr
e
Semua ones (11111111)
H adalah broadcast
By

Page 282 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Control Field
Beda untuk tipe frame berbeda
Informasi data akan dikirimkan untuk (layer up
selanjutnya)
Flow dan error control piggybacked
t
e dalam frame-frame
a N
informasi r
e nd
Supervisory - ARQ H
By ketika piggyback tidak digunakan
Unnumbered - supplementary link control
Pertama satu atau dua bit dari control filed
mengidentifikasi tipe frame
Sisa bits dijelaskan selanjutnya

Page 283 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram Control Field

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 284 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Poll/Final Bit
Digunakan mengandalkan dalam context
Command frame
P bit a N e t
d r
1 to solicit (poll) response
H e n from peer
By
Response frame
F bit
1 indicates response to soliciting command

Page 285 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Informasi Field
Hanya informasi dan beberapa frame yang
tidak bernomor
Harus contain integral number
N e t pada octets
r a
d
Variable length He n
By

Page 286 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frame Check Sequence Field


FCS
Deteksi error
16 bit CRC e t
a N
d r
n
Optional 32 bit CRC
y
H e
B

Page 287 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi HDLC
Sentral pada informasi supervisory dan
frame-frame tidak bernomor
Tiga fase N e t
r a
Inisialisasi n d
H e
y
Data transfer B
Disconnect

Page 288 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Operation (1)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 289 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

ontoh Operation (2)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 290 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bacaan yang dibutuhkan


Stallings bab 7
Web sites HDLC
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 291 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Komunikasi Data dan Komputer
Edisi rke
aN
e7t
n d
He
By
Bab 8
Multiplexing

Page 292 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multiplexing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 293 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frequency Division Multiplexing


FDM
Penggunaan bandwidth berlebih pada media
membutuhkan bandwid pada tchannel
N e
r a
Tiap sinyal di modulasindengan frekuensi carrier
d
e
berbeda H
By
Frekuensi sinyal dipesah sehingga tidak terjasi
overlap (guard bands)
e.g. broadcast radio
Channel diallokasikan jika tidak ada data

Page 294 / 1194


Diagram Frequency Division
http://www.hendra-jatnika.web.id

Multiplexing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 295 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem
FDM

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 296 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

FDM pada Tiga Voiceband


Signals

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 297 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem Carrier Analog


AT&T (USA)
Pola Hirarki FDM
Group
12 voice channels (4kHz each) e t= 48kHz
a N
Range 60kHz to 108kHz d r
n
Supergroup He
By
60 channel
FDM pada 5 group sinyal dalam carriers diantara
420kHz dan 612 kHz
Mastergroup
10 supergroups

Page 298 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Wavelength Division Multiplexing


Banyak cahaya pada frekuensi berbeda
Carried oleh optical fiber
Bentuk FDM
Tiap carrier warna cahaya dipisahkan pada saluran data
1997 Bell Labs et
100 sinar a N
d r
Setiap 10 Gbps e n
Memberikan 1 terabit per H (Tbps)
second
y
Sistem komersial pada B160 channels dari 10 Gbps yang tersedia
Lab systems (Alcatel) 256 channels dalam tiap 39.8 Gbps
10.1 Tbps
Over 100km

Page 299 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi WDM
Secara umum arsitekturnya sama dengan FDM
Nomor Sumber membangkitkan sinar dengan frekuensi
berbeda
Multiplexer menggabungkan sumber-sumber
e t untuk
ditransmisikan pada single fiber a N
d r
e n
Optical amplifiers memperkuat
H semua wavelengths
y
Typically tens of kmBapart
Demux membagi channel-channel dalam satu tujuan
Mostly 1550nm wavelength range
Dahulu 200MHz tiapr channel
Sekarang 50GHz

Page 300 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dense Wavelength Division


Multiplexing
DWDM
Tdak ada ketentuan atau definisi standar
Secara tidak langsung alebih e t banyak
N
d r
channel lebih banyak
H e n akhiran pada WDM
By
200GHz atau kurang

Page 301 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Synchronous Time Division


Multiplexing
Kecepatan data pada medium melebihi
kecepatan data pada sinyal digital yang
ditransmisikan
e t
a N
Multiple digital signals interleaved dalam
d r
e n
Dimungkinkan dalam y
H level bit pada block-block
B
Time slots preassigned untuk sumber dan fixed
Time slots dialokasikan jika tidak ada data
Time slots tidak dimiliki selama diantara sumber
yang didistribusikan

Page 302 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Time Division Multiplexing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 303 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem TDM

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 304 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

TDM Link Control


Tidak ada header-header dan trailers
Tidak dibutuhkan protokol data link control
Flow control
e t
Kecepatan data pada line dimultiplex adalah fixed
a N
Jika satu channel receiver r
d tidak menerima data,yang
n
lain harus mengikuti He
B y
Sumber dikumpulkan harus diquench (dipadamkan)
Meningglkan slot kosong
Error control
Errors dideteksi dan dihandel oleh sistem individual
channel

Page 305 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data Link Control dalam TDM

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 306 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Framing
Tidak ada flag atau karakter
SYNCmenggolongkan frame-frame TDM
Harus menyediakan mekanisme sinkronisasi
Membuat framing digit N e t
Satu kontrol bit dibuat untuk
a
r tiap frame TDM
n d
e
Seperti channel yangHlain - control channel
B y
Mengidentifikasi bit patterns digunakan untuk
mengontrol channel
e.g. alternating 01010101tidak seperti dalam data
channel
Dapar membandingkan incoming bit patterns tiap
channel dengan sync pattern

Page 307 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pulse Stuffing
Masalah - mensikronkan sumber data
Clocks dalam sumber yang berbeda
penyimpangn
Kecepatan data untuk sumber N e tyang berbeda
tidak digabungkan oleh r a
simple rational number
n d
e
Solusi - Pulse Stuffing
H
By
Kecepatan data outgoing (excluding framing bits)
lebih tinggi daripada jumlah kecepatan incoming
Stuff extra dummy bits or pulses into each incoming
signal until it matches local clock
Stuffed pulses inserted at fixed locations in frame and
removed at demultiplexer

Page 308 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

TDM pada Sumber Analog dan


Digital

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 309 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem Carrier Digital


Hierarki pada TDM
USA/Canada/Japan menggunakan satu sistem
ITU-T menggunakan sistem eyang t mirip (tetapi
a N
berbeda) n d r
H e
US system based By DS-1 format
on
Multiplexes 24 channels
Tiap frame memiliki 8 bit per channel ditambah
satu framing bit
193 bits per frame
Page 310 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem Carrier Digital(2)


Untuk suara tiap channel berisi satu kata pada
pendigitalan data(PCM, 8000 samples per sec)
Kecepatan data 8000x193 = 1.544Mbps
Five out of six frames have 8NbitetPCM samples
r a
Sixth frame is 7 bit PCM n dword plus signaling bit
He
Bentuk aliran bitBpensinyalan
y untuk tiap channel
berisi control dan routing info
Beberapa format untuk data digital
23 channels of data
7 bits per frame plus indicator bit for data or systems control
24th channel is sync

Page 311 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mixed Data
DS-1 dapat membawa mixed voice dan
sinyal data
Digunakan 24 channels Net
r a
d
Tidak ada sync byte
He
n
By
Dapat interleave DS-1 channels juga
Ds-2 is four DS-1 giving 6.312Mbps

Page 312 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Format DS-1 Transmission

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 313 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SONET/SDH
Synchronous Optical Network (ANSI)
Synchronous Digital Hierarchy (ITU-T)
Compatible
Signal Hierarchy e t
a N
Synchronous Transport r level 1 (STS-1) or
Signal
d
e n
Optical Carrier level H
1 (OC-1)
B y
51.84Mbps
Carry DS-3 or group of lower rate signals (DS1 DS1C
DS2) plus ITU-T rates (e.g. 2.048Mbps)
Multiple STS-1 combined into STS-N signal
ITU-T lowest rate is 155.52Mbps (STM-1)

Page 314 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Format Frame SONET

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 315 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SONET STS-1 Overhead Octets

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 316 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Statistical TDM
Dalam Synchronous TDM banyak slot
yang dibuang
Statistical TDM mengallocasikan e t time slots
dynamically based on N
demand
a
d r
e n
Multiplexer scans H
By line input dan memilih
data sampai frame penuh
Kecepatan data pada line lebih kecil
daripada kecepatan aggregate pada line
input

Page 317 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Statistical Format Frame TDM

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 318 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Performance
Output kecepatan data lebih buruk
kecepatan data aggregate
Dimungkinkan karena masalahN e t selama
r a
peak periods He
n d
Buffer inputs By
Menjaga ukuran buffer ke minimum smpai
mengurangi delay

Page 319 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Ukuran
Buffer
dan Delay

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 320 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kabel Outlie Modem


Dua bentuk channel dari kabel tv
menyediakan dedikasi untuk transfer data
Satu unutk tiap direction et
a N
r
Tiap channel shared H e n oleh number pada
d
subscribers By
Pola dibutuhkan untuk alokasi kapasitas
Statistical TDM

Page 321 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengoperasian Kabel Modem


Downstream
Kabel scheduler mengirimkan data dalam pake-paket kecil
Jika lebih dari satu subscriber active, tiap subscriber
mendapatkan kapasitas fraction downstream
t
Ne
mendapatkan 500kbps sampai 1.5Mbps
a
Digunakan juga untuk alokasi r
dtime slots upstream untuk
n
subscribers He
B y
Upstream
User meminta timeslots dalam bagian channel upstream
Diperuntukkan untuk slots
Headend scheduler mengirim kembali assignment pada time
slot berikutnya untuk subscriber

Page 322 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pola Kabel Modem

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 323 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Asymmetrical Digital Subscriber


Line
ADSL
Link diantara subscriber dan jaringan
Local loop a N e t
d r
Menggunakan currently
H e n installed twisted
B y
pair cable
Dapat membawa broader spectrum
1 MHz atau lebih

Page 324 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Disain ADSL
Asymmetric
Kapasitas downstream lebih besar daripada upstream
Frequency division multiplexing t
N e
Lowest 25kHz for voice dra
e n (POTS)
Plain old telephone service
H
B y
Menggunakan echo cancellation atauFDM untuk
memberikan two bands
menggunakan FDM within bands
Range 5.5km

Page 325 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi Channel ADSL

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 326 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Discrete Multitone
DMT
Multiple sinyal carrier dalam frekuensi yang berbeda
Beberapa bit tiap channel
4kHz subchannels e t
a N
Mengirimkan tes sinyal untuk d rdigunakan subchannels
e n
dengan snyal lebih baik Hdari rasio noise
By
256 downstream subchannels at 4kHz (60kbps)
15.36MHz
Impairments memberi this down ke1.5Mbps ke 9Mbps

Page 327 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

DTM Bits Per Alokasi Channel

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 328 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Transmitter DMT

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 329 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

xDSL
Kecepatan data tinggi DSL
Single line DSL
et
Kecepatan data sangataNtinggi DSL
r d
e n
H
By

Page 330 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bacaan yang Dibutuhkan


Stallings bab 8
Web sites
ADSL a N e t
d r
SONET H e n
By

Page 331 / 1194


William Stallings
http://www.hendra-jatnika.web.id

Data and Computer


Communications
7th Edition
Bab r9aN e t
n d
Spektrum Yang
He di/tersebar
By

Page 332 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Spread Spectrum
Data digital atau analog
Isyarat analog
Spread spectrum yang melebihi lebar bandwidth
Membuat Jamming dan interception e t harder
a N
Frekwensi harapan d r
e n
H rangkaian frekwensi acak
* Signal Broadcast melebihi
By
Urutan Langsung (Direct Sequence)
* Masing-Masing bit diwakili oleh berbagai bit dalam
sinyal yang dipancarkan
* Pemotongan kode (Chipping Code)

Page 333 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konsep Spread Spectrum


Memberi masukan ke dalam channel encoder
* Membatasi bandwidth sinyal analog di sekitar
frekwensi pusat
Sinyal termodulasi menggunakan digit sequence
e t
* penyebaran code/sequence aN
d r
* secara khas dihasilkan eoleh
n pseudonoise/
pseudorandom number Hgenerator
By
menaikkan Bandwidth secara significan
* spread spektrum
Receiver menggunakan squence yang sama untuk
memodulasi sinyal
Sinyal termodulasi di inputkan kedalam Channel decoder

Page 334 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Model Umum dari Sistem Spread


Spectrum

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 335 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Gains (Penguatan)
Imunitas dari berbagai noise dan multipath
distortion
* Termasuk gangguan (Jamming)
Dapat mengacak sinyal Net
r a
* Hanya receiver yangenmengetahui
d pengacakan
kode dapat mendapat H kembali sinyal
By
Beberapa user dapat mengunakan bandwidth
yang lebih besar dengan sedikit interferency
* Telepon seluler
* Code division multiplexing (CDM)
* Code division multiple access (CDMA)
Page 336 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Jumlah Pseudorandom
Dihasilkan Oleh Algoritme
menggunakaninitial seed
Algoritma DeterministicNet
r a
d
* tidak benar-benar
He acak
n
By
Jika algoritma baik, hasil lewat test acak
layak
Harus mengetahui algoritma dan seed
untuk memprediksikan sequence
Page 337 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Frequency Hopping Spread


Spectrum (FHSS)
Sinyal broadcastmelebihi rangkaian
frekwensi acak
Receiver meloncat antarNefrekwensi
t dalam
r a
sync dengan transmitter
He
n d
y
Eavesdroppers hear unintelligible blips
B

Jamming pada satu frekwensi hanya


mempengaruhi sedikit bit

Page 338 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi Dasar
2k frekuensi carier menhasilkan 2k channels
Saluran yang mengatur jarak bersesuaian
dengan bandwidth masukan
e t
Masing-masing saluran r a N digunakan untuk
memperbaiki intervalHen d
y
* 300 m didalam BIEEE 802.11
* Beberapa jumlah bit dikirim beberapa
penggunaan rencana penyandian
@ Maka jadilah pecahan bit
Sequence yang didikte dengan Spreading kode
Page 339 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Frequncy Hopping


(frequansi Harapan)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 340 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem Frequency Hopping Spread


Spectrum pada Transmitter

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 341 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem Frequency Hopping Spread


Spectrum pada Receiver

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 342 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Slow and Fast FHSS


Frekwensi bergeser tiap-tiap Tc Detik
Durasi dari signal element adalah Ts detik
Slow FHSS memiliki Trca eT
N s
t
n d
Fast FHSS memilikiHe Tc < Ts
By
Biasanya fast FHSS memberikan
improved performance dalam noise (or
jamming)

Page 343 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Slow Frequency Hop Spread Spectrum


menggunakan MFSK (M=4, k=2)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 344 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fast Frequency Hop Spread Spectrum


menggunakan MFSK (M=4, k=2)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 345 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

FHSS Performance Considerations


Typically large number of frequencies
used
Improved resistance to jamming e t
a N
d r
e n
H
By

Page 346 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Direct Sequence Spread Spectrum


(DSSS)
Masing-Masing Bit yang diwakili oleh berbagai bit yang
menggunakan spreading kode
Kode Penyebaran menyebar sinyal ke seberang frekwensi band
lebih luas
* Sebanding dengan jumlah bit yang digunakan
t
* 10 kode penyebaran bit menyebar sinyal e
N ke seberang 10 kali luas
bidang 1 kode bit r a
n d
Satu metoda: H e
By kode penyebaran (spreading code )
* Kombinasi masukan dengan
yang menggunakan XOR
* Bit Masukan 1 membalikkan bit kode penyebaran
* Bit Masukan 0 tidak bisa membalikkan bit kode penyebaran
* Data rate samadengan spreading code asli
Performance similar ke FHSS

Page 347 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Direct Sequence Spread


Spectrum

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 348 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Direct Sequence Spread Spectrum


pada Transmitter

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 349 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Direct Sequence Spread Spectrum


pada Receiver

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 350 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Direct Sequence Spread


Spectrum Menggunakan BPSK

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 351 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Approximate spectrum sinyal


DSSS

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 352 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Code Division Multiple Access


(CDMA)
Diri dari banyak bagian Teknik yang digunakan di spektrum
di/tersebar
Mulai dengan tingkat tarip isyarat data D
Tingkat tarip Data Bit yang [disebut/dipanggil]
Pecah;Kan masing-masing menggigit ke t dalam k memotong
menurut pola teladan ditetapkan;perbaikiN edikhususkan untuk
pemakai masing-masing r a
n d
UserS kode He
Saluran baru mempunyai Bydata chip menilai kD chip per detik
E.G. K=6, tiga para pemakai ( A,B,C) memberitahukan penerima
dasar R
Kode untuk A= < 1,-1,-1,1,-1,1>
Kode untuk B= < 1,1,-1,-1,1,1>
Kode untuk C= < 1,1,-1,1,1,-1>

Page 353 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh CDMA

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 354 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

CDMA Explanation
Mempertimbangkan Suatu memberitahukan dasar
Dasar mengetahui AS kode
Asumsikan komunikasi telah menyamakan
Suatu kekurangan untuk mengirimkan t suatu 1
N e
Irimkan chip mempola < 1,-1,-1,1,-1,1>
r a
n d
AS kode He
y mengirimkan 0
Suatu kekurangan Buntuk
Irimkan chip[ mempola <- 1,1,1,-1,1,-1>
Komplemen AS kode
Ahli sandi mengabaikan lain sumber ketika penggunaan
AS kode untuk memecahkan kode
Orthogonal Kode

Page 355 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

CDMA untuk DSSS


n para pemakai masing-masing
menggunakan berbeda ORTHOGONAL
PN urutan e t
a N
r
Atur arus data para
H e npemakai masing-
d
masing By
* Menggunakan BPSK
Alikan dengan penyebaran kode pemakai

Page 356 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

CDMA di (dalam) suatu DSSS


Lingkungan

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 357 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tujuh Menggali CDMA Sandi dan


Mecahkan kode

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 358 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Required Reading
Stallings bab 9

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 359 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 360 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 361 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 362 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 363 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 364 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 365 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 366 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 367 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 368 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 369 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 370 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 371 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 372 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 373 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Spread Spectrum
Data digital atau analog
Isyarat analog
Data yang di/tersebar (di) atas luas bidang lebar/luas
Buatan [yang] menyumbat dan penahanan/pemotongan
t
lebih keras N e
r a
Frekwensi [yang] mengharapkan
n d
H e
Isyarat menyiarkanB(di)
y atas rangkaian frekwensi [yang]
acak
Urutan Langsung
Masing-Masing bit diwakili oleh berbagai bit di (dalam)
isyarat dipancarkan
Motong kode

Page 374 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data dan Komunikasi


Komputer Wiliam Stalling
Edisi 7
e t
Bab 10 d r a N
e n
Circuit Switching
By
H and Packet
Switching

Page 375 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Switching Networks
Long distance transmission is typically done
over a network of switched nodes
Nodes tidak terkait dengan isi data
Aksir dari devices adalah stasiun e t
a N
d r
komputer, terminal, telepon,
H e n dll.
y
Kumpulan dari nodes and connections adalah
B
suatu jaringan komunikasi
Data dipetakan olh swicth dari node ke node

Page 376 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Nodes
Node hanya boleh dihubungkan dengan node,
atau dari stasiun ke node yang lainnya
Hubungan Node to node biasanya multiplexed
Network biasanya dihubungkan e t secara parsial
a N
d r
Beberapa hungunganHe n besar (redundant) agar
yang
bisa memperolehBy
keandalan
Dua perbedaan teknologi Switching
Circuit switching
Packet switching

Page 377 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Simple Switched Network

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 378 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Circuit Switching
Alur komunikasi yang digunakan oleh dua
stasiun
Tiga fasa (Three phases)
Menetapkan (Establish) e t
a N
r
Mengirim (Transfer) en d
H
Memutuskan (Disconnect)
By
Harus memiliki kapasitas switching dan
kapasitas channel untuk
menetapkan/menentukan koneksi
Must have intelligence to work out routing
Page 379 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Aplikasi Circuit Switching


Tidak efisian(Inefficient)
Kapasitas Channel mempengaruhi waktu connection
Jika tidak ada data, kapasitas menjadi sia-sia
Set up (connection) memerlukan
a N e t banyak waktu
d r
Once connected, transfer
H e n is transparent
y
Dikembangkan Untuk lalu lintas suara ( telepon)
B

Page 380 / 1194


Public Circuit Switched
http://www.hendra-jatnika.web.id

Network

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 381 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Komponen Telecomms
Subscriber
- Alat yang berkait dengan jaringan
Subscriber line
Local Loop
Subscriber loop t
Connection to network N e
r a
Few km up to few tens of e
kmn d
H
Exchange By
Switching centers
End office - supports subscribers
Trunks
Cabang antara exchanges
Multiplexed

Page 382 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Circuit Establishment
(bagan circuit)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 383 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Circuit Switch Elements

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 384 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konsep Circuit Switching


Digital Switch
Menyediakan jalur sinyal yang transparan antar devices
Network Interface
Unit Kontrol t
N e
Membangun koneksi r a
n d
Biasanya berdasarkan permintaan
H e
By
Menangani dan memahami permintaan
Memutuskan apakah memiliki tujuan
Membangun jalur
Memelihara koneksi
Disconnect (memutuskan koneksi)

Page 385 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Blocking or Non-blocking
Blocking
Sebuah jaringan tidak dapat terkoneksi dengan
stasiun karena semua jalur telah digunakan
Sebuah jaringan yang ter blockinge t mengizinkan hal
ini a N
d r
e n
Digunakan dalam ysistem
H suara
B
Panggilan berdurasi pendek
Non-blocking
Mengizinkan semua stasiun untuk terhubung
(berpasangan) sekaligus
Digunakan untuk koneksi data

Page 386 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Space Division Switching


Dikembangkan untuk peralatan analog
Memisahkan jalur fisik
Switch silang (Crossbar switch)
Jumlah persimpangan (crosspoint)e t bertambah
N
sebanyak n kuadrat dari djumlah
r a stasiun
e n
Hilangnya crosspointHdapat mencegah terjadinya
koneksi By
Penggunaan crosspoint yang tidak efisien
Semua stasiun terhubung,tapi hanya beberapa yang
digunakan
Non-blocking

Page 387 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Space Division Switch

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 388 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multistage Switch
Mengurangi jumlah dari crosspoints
Lebih dari satu alur yang melalui jaringan
(network)
Meningkatkan keandalan e t
a N
d r
Control lebih rumit Hen
y
Dapat ter-blocking
B

Page 389 / 1194


Tiga langkah Space Division
http://www.hendra-jatnika.web.id

Switch

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 390 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Time Division Switching


Sistem digital modern yang bersandar pada
control kecerdasan dari space and time division
elements
Menggunakan teknik digitalNtime
et division untuk
a
menset up dan merawat n d virtual circuits
r
He
Mempartisi bit stream
By berkecepatan rendah
menjadi beberapa bagian yang berbagi menjadi
stream berkecapatan tinggi

Page 391 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fungsi Control Signaling


Komunikasi yang bersuara dengan subscriber
Transmisi dari nomor yang dipanggil
Panggilan tidak dapat menjadi indikasi yang
lengkap e t
a N
Indikasi akhir panggilan
e n d r
H
Sinyal menjadi ring
By telepon
Informasi tarif
Informasi status peralatan dan trunk
Informasi Diagnosa
Kontrol dari specialist equipment

Page 392 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Control Signal Sequence


Kedua telepon on hook
Subscriber lifts receiver (off hook)
End office switch signaled
Switch merespon dengan dial tone
e t
Penelepon menekan nomor raN
n d
Jika yang dituju tidaksibuk,
He mengirim sinyal dering
menuju subscriber By
Feedback to caller (penelepon menerima feedback)
Ringing tone, engaged tone, unobtainable
Target menerima panggilan melalui receiver
Switch menghentikan sinyal dering dan nada dering
Switch membangun koneksi
Koneksi diputus ketika subsriber sumber ditutup
Page 393 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Switch to Switch Signaling


Subscribers terhubung keswitch yang berbeda
Originating switch dalam menangkap interswitch
trunk
Mengirim sinyal off hook ke t
trunk,
e meminta
a N
d r
registrasi nomor padaH switch tujuan
e n
y
Switch memutuskan pengiriman off hook diikuti
B
dengan on hook (wink) untuk menunjukkan
bahwa register telah siap
Originating switch mengirimkan alamat

Page 394 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Lokasi dari Signaling


Subscriber ke jaringan
Tergantung pada alat subscriber dan switch
Dalam jaringan
e t
Management dari panggilan subscriber dan jaringan
a N
d r
ore complex e n
H
By

Page 395 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Signaling dalam Channel


Menggunakan channel yang sama untuk signaling dan
panggilan
Tidak memerlukan fasilitas transmisi tambahan
Inband
Menggunakan frekuensi yang sama dengan
t sinyal suara
Dapat pergi kemana saja seperti a Ne suara
sinyal
d r
Tidak mungkin men-set up panggilan pada jalur suara yang
n
salah He
Out of band By
Sinyal suara tidak menggunakan semua bandwidth 4kHz
Narrow signal band dalam 4kHz digunakan untuk kontrol
Dapat atau tidaknya dikirim tergantung pada adanya sinyal
suara
Membutuhkan extra electronics
Laju sinyal yang lebih rendah (narrow bandwidth)

Page 396 / 1194


Drawbacks of In Channel
http://www.hendra-jatnika.web.id

Signaling
Laju transfer rate yang terbatas
Delay antara memasukkan nomor (dialing) dan
connection
Mengatasi dengan menggunakan e t common
a N
r
channel signaling Hen d
By

Page 397 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Saluran sinyal yang bersifat umum


(Common Channel Signaling)
Sinyal kontrol membawa beberapa jalur yang bersifat
bebas pada saluran suara
Satu kontrol saluran sinyal dapat membawa sal;uran
sinyal untuk pada saluran subscriber
e t
Common control channel for r aN subscriber lines
these
n d
Mode Associated He
B y
Common channel menutup tracks interswitch trunks
Mode Disassociated
Nodes tambahan (signal transfer points)
Lebih efektif pada dua jaringan yang terpisah

Page 398 / 1194


Common v. In Channel
http://www.hendra-jatnika.web.id

Signaling

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 399 / 1194


Common
http://www.hendra-jatnika.web.id

Channel
Signaling
Modes
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 400 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Signaling System Number 7


SS7
Common channel signaling scheme
ISDN
e t
Teroptimisasi untuk 64k saluran
r a N jaringan digital
n d
Call control, remote Hcontrol,
e management and
By
maintenance
Reliable means of transfer of info in sequence
Akan bekerja pada analog dan dibawah 64k
Point to point terrestrial and satellite links

Page 401 / 1194


SS7
http://www.hendra-jatnika.web.id

Signaling Network Elements


Signaling point (SP)
Setiap poin dalam jaringan yang dapat menangani kontrol pesan
SS7
Signal transfer point (STP)
Sebuah signaling point yang dapat e
menjadi
t
routing control
a N
messages d r
n
Control plane
He
By
Bertanggungjawab dalam membuat dan memanajemen koneksi
Information plane
Setelah sebuah koneksi ter-set up, info ditransfer ke dalam
information plane

Page 402 / 1194


Transfer
http://www.hendra-jatnika.web.id

Points

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 403 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Signaling Network Structures


STP capacities
Jumlah hubungan sinyal yang dapat diatasi
Waktu transfer pesan (Message transfer time)
Kapasitas throughput N e t
r a
Network performanceen d
H
Jumlah dari SPs By
Signaling delays
Availability and reliability
Kemampuan dari jaringan untuk menyediakan
services dalam menghadapi STP failures

Page 404 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Softswitch Architecture
Tujuan utama computer running software untuk menjadikannya
sebuah smart phone switch
Biaya yang lebih rendah
Fungsi yang lebih besar
Packetizing of digitized voice data
e t
Dapat mengirimkan suara melalui IP (VoIP)
N
a
Bagian yang paling kompleks dari r
dtelephone network switch adalah
n
He
software controlling call process
Call routing By
Call processing logic
Typically running on proprietary processor
Separate call processing from hardware function of switch
Physical switching done by media gateway
Call processing done by media gateway controller

Page 405 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Traditional Circuit Switching

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 406 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Softswitch

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 407 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Packet Switching Principles


Circuit switching didesign untuk suara
Resources ditujukan untuk sebuah particular call
Sebagian waktu dari koneksi data bersifat idle
Data rate tetap N e t
a
r pada rate yang sama
Kedua pihak harus beroperasi
n d
He
By

Page 408 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Basic Operation
Data ditransmisikan dalam paket-paket kecil
Biasanya 1000 octets
Pesan yang panjang dibagi menjadi rangkaian paket-
paket
e t
Setiap paket berisi sebuahrbagian
aN dari user data
ditambah dengan beberapan d info kontrol
He
Info kontrol By
Routing (addressing) info
Paket diterima, disimpan secara ringkas
(buffered) dan dilanjutkan ke node selanjutnya
Store and forward

Page 409 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Use of Packets

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 410 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keuntungan
Effisiensi Line
Satu node ke node penghubungnya dapat berbagi berbagai
macam paket setiap waktu
Paket diurutkan dan dikirimkan secepat mungkin
Konversi DATA rate e t
a N
Setiap stasiun terhubung pada
r
dnot lokal dengan kecepatan
e n
masing-masing H
By
Nodes buffer data jika diperlukan untuk menyamakan rates
Packet akan diterima walaupun jaringan sibuk
Kecepatan pengiriman mungkin turun
Prioritasnya dapat diatur

Page 411 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Teknik Switching
Stasiun memecah pesan panjang menjadi
paket-paket
Pengiriman Packet satu kali pada satu waktu ke
jaringan N e t
r a
Packet di-handle dalam d
n dua cara
H e
Datagram By
Virtual circuit

Page 412 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Datagram
Setiap paket diperlakukan secara independent
Packet dapat mengambil setiap rute praktis
Packet mungkin datang tidak sesuai urutan
e t
Packet mungkin dapat menghilang
r a N
n d
Tergantung pada yreceiver
H e untuk mengurutkan
B
paket dan mengembalikan paket yang hilang

Page 413 / 1194


Datagram
http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 414 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Virtual Circuit
Membangun perencanaan rute sebelum mengirimkan
paket
Panggilan permintaan dan panggilan penerimaan paket
membangun koneksi (handshake)
e t
Masing-masing paket terdiri daria Nsebuah pengenal virtual
d r
circuit bukan sebuah alamat
e n tujuan
H
Tidak ada keputusanByrouting yang diperlukan untuk
setiap paket
Mengosongkan permintaan untuk menggagalkan circuit
Bukan sebuah jalur yang bersifat dedicated

Page 415 / 1194


Diagram
http://www.hendra-jatnika.web.id

Virtual
Circuit

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 416 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Virtual Circuits v Datagram


Virtual circuits
Jaringan dapat menyediakan sequencing dan kontrol error
Packet diteruskan lebih cepat
Tidak perlu membuat keputusan routing
Kurang reliable e t
a N
d r
Hilangnya sebuah node menyebabkan hilangnya seluruh circuit
n
yang melaluinya He
Datagram By
Tidak memrlukan fase call setup
Lebih baik jika paketnya sedikit
Lebih flexible
Routing dapat digunakan untuk menghindari tabrakan dalam
jaringan

Page 417 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Ukuran paket

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 418 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Circuit v Paket Switching


Kemampuan (Performance)
Propagation delay
Waktu transmission
Node delay N e t
r a
n d
H e
By

Page 419 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Event Timing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 420 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

X.25
1976
Interface antara host dan packet switched
network
Hampir bersifat universal pada e t packet switched
a N
d r
networks dan packetHeswitching
n dalam ISDN
y
Terdiri dari tiga layer
B
Physical
Link
Packet

Page 421 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

X.25 - Physical
Interface antara stasiun yang terhubung dan
link ke node
Data terminal equipment DTE (user equipment)
Data circuit terminating equipmente t DCE (node)
a N
d r
Menggunakan -physicalH e n layer specification X.21
By
Reliable transfer across physical link
Sequence of frames

Page 422 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

X.25 - Link
Link Access Protocol Balanced (LAPB)
Subset dari HDLC
Lihat bab 7
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 423 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

X.25 - Packet
Virtual sirkuit Eksternal
Logical connections (virtual circuits) antara
subscribers
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 424 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

X.25 Penggunaan Virtual Circuits

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 425 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Virtual Circuit Service


Logical connection antara dua stasiun
External virtual circuit
Perencanaan rute yang spesifik melalui jaringan
Internal virtual circuit
e t
Biasanya one to one relationship N
a antara eksternal dan
d r
internal virtual circuits He n
y
Dapat menyediakanB X.25 dengan datagram style
network
External virtual circuits memerlukan saluran logical
(logical channel)
Semua data dianggap sebagai bagian dari stream

Page 426 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

X.25 Levels
Data user lewat sampai X.25 level 3
X.25 menambahkan informasi kontrol
Header
Penjaelasan virtual circuit Net
r a
menyediakan sequence n d
numbers untukaliran dan
H e
kontrol error By
Paket X.25 diturunkan ke LAPB entity
LAPB menambahkan informasi kontrol yang
lebih banyak

Page 427 / 1194


User Data dan X.25 Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Control Information

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 428 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frame Relay
Di disain lebih effisien dari pada X.25
Dikembangkan sebelum ATM
Installed base yang lebih besar dari pada ATM
e t
ATM sekarang dikembangkan r a N kearah jaringan
d
berkecapatan tinggi Hen
By

Page 429 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frame Relay Background - X.25


Paket ckontrol panggilan, dalam band signaling
Multiplexing dari virtual circuits pada layer 3
Layer 2 dan 3 termaasuk flow and kontrol error
e t
Considerable overhead raN
n d
Tidak pantas untuk sistem
He digital modern
By
dengan realibility yang tinggi

Page 430 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Perbedaan Frame Relay


kontrol panggilan dibawa pada koneksi logical
yang terpisah
Multiplexing dsan switching pada layer 2
Menghilangkan satu layer proses
e t
N
Tidak ada error hop bynhop
dr atau flow control
a
H e
End to end flow dan
By error control (jika
digunakan) dilakukan pada layer yang lebih
tinggi
Satu frame data user dikirimkan dari sumber ke
tujuan dan ACK (dari layer yang lebih tinggi)
dikirimkan kembali
Page 431 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Keuntungan dan kerugian


Kehilangan link by link error dan flow control
Meningkatkan reliability membuat masalah ini
berkurang
Proses Komunikasi Streamlined N e t
r a
Delay yang lebih rendahe n d
H
Throughput yangBy lebih tinggi
ITU-T menyarankan frame relay diatas 2Mbps

Page 432 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitekture Protocol

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 433 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Control Plane
Antara subscriber dan jaringan
Menggunakan saluran logikal yang terpisah
Mirip dengan common channel signaling untuk circuit
switching services
et N
Data link layer d r a
e n
LAPD (Q.921) y
H
B
Reliable data link control
Error dan flow control
Antara user (TE) and network (NT)
Digunakan untuk menukar Q.933 control signal
messages

Page 434 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

User Plane
End to end functionality
Pengiriman info antar user
LAPF (Link Access Procedure for Frame Mode Bearer
Services) Q.922 t
N e
Frame delimiting, alignment danra
transparency
n d
Frame mux dan demux menggunakan
He addressing field
By sebuah angka integral octets (zero bit
Memastikan frame adalah
insertion/extraction)
Memastikan frame tidak terlalu panjang atau pendek
Deteksi pada error transmisi
Fungsi kontrol congestion

Page 435 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Transfer data user


Tipe satu frame
User data
Tidak ada frame kontrol
Tidak ada inband signalingaNet
d r
Tiadk ada nomor sequence
H e n
By kontrol error
Tidak ada flow atau

Page 436 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Informasi tambahan
Stallings bab 10
ITU-T web site
Telephone company web sites (not much
technical info - mostly marketing)
e t
a N
d r
X.25 info from ITU-THeweb
n site
By
Frame Relay forum

Page 437 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data dan Komputer


Communikasi William Stalling
Edisi 7
e t
BAB 11 d r a N
e n
Transfer Mode
By Asynchronous
H

Page 438 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitekture Protocol
Persamaan antara ATM dan paket switching
Pengiriman data berbentuk discrete chunks
Berbagai koneksi logikal melalui satu interface fisik
Dalam aliran ATM disetiapakoneksi
N e t logikalnya
berupa paket yang memilikid r ukuran tetap yang
e n
H
disebut cells By
Minimal error dan flow control
Mengurangi overhead
Data rates (layer physical) 25.6Mbps sampai
622.08Mbps
Page 439 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitekture Protocol (diag)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 440 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Reference Model Planes


User plane
Disediakan untuk informasi transfer user
Control plane
Panggilan dan kontol koneksiNet
r a
Management plane Hen d
By
Plane management
Seluruh fungsi sistem
Layer management
Resources dan parameters in protocol entities

Page 441 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

ATM Logical Connections


Virtual channel connections (VCC)
Analogous to virtual circuit in X.25
Basic unit of switching
Antara dua end users e t
a N
Full duplex n d r
H e
Fixed size cells By
Data, user-network exchange (control) and network-
network exchange (network management and routing)
Virtual path connection (VPC)
Bundle of VCC with same end points

Page 442 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Hubungan koneksi ATM

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 443 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keuntungan dari Virtual Paths


Arsitekture jaringan yang dipermudah
Meningakatkan performance jaringan dan
reliability
Pengurangan proses e t
a N
d r
Waktu setup koneksiHeyang
n pendek
By
Enhanced network services

Page 444 / 1194


Membangun
http://www.hendra-jatnika.web.id

panggilan
Menggunakan
VPs

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 445 / 1194


Penggunaan koneksi Virtual
http://www.hendra-jatnika.web.id

Channel
Antara end users
End to end user data
Sinyal Control
VPC menyediakan kapasitas menyeluruh
N e t
a
dr user
Organisasi VCC dilakukannoleh
He
Antara end user Bdan
y jaringan
Control signaling
Antara entitas jaringan
Network traffic management
Routing

Page 446 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Karakteristik VP/VC
Kualitas dari service
Switched dan semi-permanent channel
connections
Integritas call sequence aNet
d r
Negosiasi parameterHlalu
en lintas dan usage
y
monitoring B
Hanya VPC
Pengenalan Virtual channel dilarang dalam VPC

Page 447 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Control Signaling - VCC


Dilakukan dalam koneksi yang terpisah
Semi-permanent VCC
Meta-signaling channel
Digunakan sebagai saluran sinyal kontrol
t permanen
N e
User to network signaling virtual
d r a channel
n
Untuk control signaling He
B y
Digunakan untuk set up VCCs untuk membawa data user
User to user signaling virtual channel
Didalam VPC yang belum dibangun
Digunakan oleh dua end users tanpaintervensi jaringan untuk
membangun dan membebaskan user to user VCC

Page 448 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kontrol Signaling - VPC


Semi-permanent
Customer controlled
Network controlled
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 449 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Cell ATM Cells


Ukuran tetap
5 octet header
48 octet informasi field
e t
Cell kecil mengurangi delay r a Nantrian cell yang
d
berprioritas tinggi Hen
By
Cell kecil dapat di switch lebih effisien
Lebih mudah untuk mengimplementasikan
switching dari cell kecil dalam hardware

Page 450 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Format cell ATM

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 451 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Format Header
Generic flow control
Hanya terdapay pada user ampai interface jaringan
Controls flow hanya ada pada point ini
Virtual path identifier a N e t
d r
Virtual channel identifier
H e n
y
Payload type B
e.g. info user atau manajemen jaringan
Cell loss priority
Header error control

Page 452 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Generic Flow Control (GFC)


Kontrol traffic flow pada user dampai interface jaringan
untuk meredakan short term overload
Dua set prosedur
Uncontrolled transmission
Controlled transmission e t
N
a merupakan subject to
Adalah setiap koneksi walaupun
d r
flow control atau tidak He n
By
Subject to flow control
Mungkin satu grup (A) default
Mungkin dua grup (A and B)
Flow control adalah dari subscriber to network
Dikontrol oleh network side

Page 453 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Single Group of Connections (1)


Terminal equipment (TE) menginisialisasi dua
variabel
TRANSMIT flag to 1
GO_CNTR (credit counter) toN0et
r a
Jika TRANSMIT=1 cellenpada
d koneksi yang tidak
H
terkontrol mungkinBy dapat terkirim kapan saja
Jika TRANSMIT=0 tidak ada sell yang dikirim
(pada koneksi yang terkontrol maupun tidak)
Jika diterima HALT , TRANSMIT set pada 0 and
tetp bernilai 0 sampai NO_HALT

Page 454 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Single Group of Connections (2)


Jika TRANSMIT=1 dan tidak ada sell yang
dikirim apda sembarang koneksi yang tidak
terkontrol (uncontrolled connection):
If GO_CNTR>0, TE mungkin mengirimakan
t sell pada
koneksi yang terkontrol N e
a r
Cell marked as being on d
controlled
n connection
H e
GO_CNTR decremented
y
B
Jika GO_CNTR=0, TE munkin tidak mengirim pada
koneksi yang terkontrol
TE sets GO_CNTR to GO_VALUE sejak
menerima SET signal
Null signal tidak memiliki effek

Page 455 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kegunan dari HALT


Untuk membatasi effective data rate pada ATM
Should be cyclic
Untuk mengurangi separuh data rate,
pengiriman HALT berpengaruh e t pada 50% of
a N
d r
time H e n
y
Dilakukan sebagai pola yang teratur setiap saat
B
pada koneksi

Page 456 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dua model Queue


Dua counters
GO_CNTR_A, GO_VALUE_A,GO_CNTR_B,
GO_VALUE_B
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 457 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kontrol Error Header


8 bit error control field
Dihitung pada 32 bit sisa pada header
Mengizinkan error correction
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 458 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi HEC pada Receiver

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 459 / 1194


Effek
http://www.hendra-jatnika.web.id

Error pada
Cell Header

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 460 / 1194


Dampak dari Random Bit Errors
http://www.hendra-jatnika.web.id

pada HEC Performance

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 461 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Transmission sell ATM


622.08Mbps
155.52Mbps
51.84Mbps
e t
25.6Mbps r a N
n d
Cell Based physical layer
H e
By
SDH based physical layer

Page 462 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Cell Based Physical Layer


Tidak ada frame yang ditentukan
Stream yang berkelanjutan dari 53 cell octet
Cell delineation based pada header error control
field e t
a N
d r
e n
H
By

Page 463 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

State Diagram Cell Delineation

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 464 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dampak Random Bit Errors


padaCell Delineation Performance

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 465 / 1194


Acquisition Time v Bit Error
http://www.hendra-jatnika.web.id

Rate

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 466 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SDH Based Physical Layer


Menentukan truktur pada ATM stream
e.g. untuk 155.52Mbps
Menggunakan frame STM-1 (STS-3)
e t
Dapat membawa ATM dan r aSTM
N payloads
n d
Specific connections Hcan
e be circuit switched
By
menggunakan channel SDH
Teknik SDH multiplexing dapat
mengkombinasikan beberapa ATM streams

Page 467 / 1194


STM-1 Payload untuk SDH-
http://www.hendra-jatnika.web.id

Based ATM Cell Transmission

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 468 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kategori service ATM


Real time
Constant bit rate (CBR)
Real time variable bit rate (rt-VBR)
Non-real time a N e t
d r
Non-real time variableebit
n rate (nrt-VBR)
H
y
Available bit rateB(ABR)
Unspecified bit rate (UBR)
Guaranteed frame rate (GFR)

Page 469 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Real Time Services


banyaknya delay
Variasi delay (jitter)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 470 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

CBR
Data rate berukuran tetap secara terus menerus
continuously available
Tight upper bound on delay
Uncompressed audio dan video e t
a N
d r
Video conferencing(percakapan
H e n melalui video)
Interactive audioBy
A/V distribution and retrieval

Page 471 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

rt-VBR
Aplikasi yang sensitif terhadap waktu
Sangat tergantung pada delay dan variasi delay
Sebuah aplikasi rt-VBR memiliki rate memiliki
rate yang berfariasi setiapawaktu
N e t
d r
Contoh video yang dikomprese.g.
H e n compressed
video By
Memiliki frame gambar yang berfariasi ukurannya
Aslinya (tidak dikompres) memiliki frame rate tetap
Begitu pula pada data rate
Dapat me-multiplex connections secara statik
Page 472 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

nrt-VBR
Mungkin dapat memberikan karakteristik traffic
flow yang diharapkan
Memperbaiki QoS dalam loss dan delay
End system specifies: e t
a N
d r
Peak cell rate H e n
By
Sustainable or average rate
Measure of how bursty traffic is
Contoh: pemesanan tiket pesawat terbang,
tansaksi pada bank

Page 473 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

UBR
Dapat mempunyai kapasitas yang lebih besar
dari pada yang digunakan oleh CBR dan VBR
traffic
Tidak semua resources dedicated
e t
a N
Bursty nature of VBR ndr
He
Untuk aplikasi yang
By dapat mentolerir cell loss
atau variable delays
Contoh: TCP based traffic
Cells ditransfer berbasis FIFO
Usaha servis terbaik
Page 474 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

ABR
Aplikasi menjelaskan peak cell rate (PCR) dan
minimum cell rate (MCR)
Resources dialokasikan paling tidak untuk MCR
Kapasitas sisa dibgikan pada t
a N semua ARB
e
d r
sources H e n
y
Contoh: interkoneksi LAN
B

Page 475 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Guaranteed Frame Rate (GFR)


Didesain untuk mendukung IP backbone subnetworks
Servis yang lebih baik dari pada UBR untuk frame based traffic
Termasuk IP dan Ethernet
Mengoptimasi handling of frame berdasar lalu lintas dari LAN
melalui Router menuju ATM backbone
e t
Digunkan oleh enterprise, carrier adan
N ISP networks
d r
Consolidation dan extensione n IP over WAN
of
H antara routers pada jaringan ATM
ABR Sulit untuk iimplementasikan
By
GFR alternatif yang lebih baik pada pengaturan lalu lintas pada
Ethernet
Jaringan diketahui dari paket atau frame nya
Jika bertbrakan, semua cell dari frame dibatalkan
Garansi kapasitas minimum
Frame tambahan dibawa pada frame yang tidak bertabrakan

Page 476 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

ATM Adaptation Layer


Mendukung untuk informasi transfer protocol
tidak berdasar pada ATM
PCM (suara)
Assemble bits kedalam cell Net
r a
nd tetap
Re-assemble kedalam eflow
H
IP By
Map IP packets kedalam ATM cells
Fragment IP packets
Menggunakan LAPF pada ATM untuk menyimpan
semua infrastruktur IP

Page 477 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Servis ATM Bit Rate

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 478 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Adaptation Layer Services


Mengatasi eorror transmisi
Segmentation dan re-assembly
Mengatasi lost dan misinserted cells
e t
Flow control dan timing raN
n d
He
By

Page 479 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe aplikasi yang didukung


Emulasi Circuit
VBR voice dan video
General data service
e t
IP pada ATM r a N
n d
Encapsulasi Multiprotocol
H e pada ATM (MPOA)
By
IPX, AppleTalk, DECNET)
Emulasi LAN

Page 480 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protokol AAL
Convergence sublayer (CS)
Mendukung untuk aplikasiyang spesifik
user AAL dimasukkan SAP
Segmentation dan re-assembly e t sublayer (SAR)
a N
Packages dan unpacks ibfod r yang diterima dari CS
kedalam cell e n
H
B y
Empat tipe
Tipe 1
Tipe 2
Tipe 3/4
Tipe 5

Page 481 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protokol AAL

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 482 / 1194


Segmentation dan Reassembly
http://www.hendra-jatnika.web.id

PDU

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 483 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

AAL Tipe 1
CBR source
SAR packs dan unpacks bits
Setipap blok mempunyai nomor yang urut
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 484 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

AAL Tipe 2
VBR
Aplikasi Analog

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 485 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

AAL Tipe 3/4


Connectionless atau connected
Message mode atau stream mode

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 486 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

AAL Tipe 5
Transport ter-Streamlined untuk koneksi
berorientasi pada protol yang lebih tinggi

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 487 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

CPCS PDUs

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 488 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh transmisi AAL 5

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 489 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Informasi tambahan
Stallings bab 11
ATM Forum Web site

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 490 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Data and Computer
Communications
7th Edition N e t
r a
n d
H e
By
Bab 12
Routing

Page 491 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Routing in Circuit Switched


Network
Membuat banyak koneksi membutuhkan jalur menuju lebih dari
satu switch
Perlu untuk menemukan sebuah rute (route)
e t
Efficiency N
r a
Resilience n d
e
Hmempunya struktur pohon
Switch telepon umum

By
Roting static menggunakan pendekatan yang sama pada
semua waktu
Dynamic routing mengizinkan perubahan dalam
routing,tergantung pada lalu lintas
Menggunakan sebuah peer structure untuk node

Page 492 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Alternate Routing
Rute yang memungkinkan antara end
offices yang ditentukan e t
a N
Membantu switch e n d rdalam memilih rute
H
yang cocokBy
Route yang dicatat berdasar preference
order
Perbedaan pengesetan dari rute (route)
mungkin digunakan/dipakai pada waktu
yang berbeda Page 493 / 1194
Diagram http://www.hendra-jatnika.web.id

Alternate
Routing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 494 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Routing dalam Packet


Switched Network
Complex, aspek yang penting pada packet
switched networks
Karakteristik yang dibutuhkan
N e t
Ketepatan r a
n d
KesederhanaanH
e
B y
Ketahanan

Stabilitas
Fairness
Optimalisasi
Efisiensi

Page 495 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kriteria Performance
Digunakan untuk seleksi dari route
Minimum hop N e t
r a
Harga paling murah
H e n d
y
Lihat Stallings appendix 10A untuk
B
algoritma routing

Page 496 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Packet Switched Network

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 497 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keputusan waktu dan tempat


Waktu
Packet atau virtual circuite t basis
a N
Tempat n d r
He
Didistribusikan
By
Dibuat oleh masing-masing node
Dipusatkan
Sumber

Page 498 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sumber informasi jaringan dan


Update Timing
Keputusan dari routing biasanya berdasar pada
pengetahuan/kapandaian dari jaringan (tidak selalu)
Distributed routing
Nodes menggunakan lokal knowledge
e t
a
Dapat mengumpulkan info dari
Nnode yang berdekatan

d r
n dari semua node pada sebuah potential
Dapat mengumpulkaneinfo
route H
yB
Central routing
Mengumpulkan info dari semua node
Update timing
Ketika info jaringan yang disimpan node di-update
Fixed tidak pernah di-update
Adaptive update yang rutin

Page 499 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Strategi Routing
Fixed
Flooding N e t
r a
Random H e n d
y
Adaptive B

Page 500 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fixed Routing
Satu rute permanen untuk setiap
pasangan sumber sampai e t tujuan
a N
Menentukan route n d menggunakan
r
He
algoritma biaya
By termurah (appendix
10A)
Route fixed, sedikitnya sampai suatu
perubahan di (dalam) topologi jaringan

Page 501 / 1194


Table http://www.hendra-jatnika.web.id

Fixed
Routing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 502 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Flooding
Tidak ada info jaringan yang dibutuhkan
Paket dikirimkan oleh node ke setiap client yang lain
(neighbor) t
e
Paket yang datang dikirim r a Nkembali pada setiap link
selain jalur pengirimen d
H
Secepatnya sejumlah
By salinan akan tiba di tujuan
Masing-masing paket telah dinomori secara uniq, jadi
salinannya dapat dibuang/diputus
Node dapat mengingat paket yang dikirimkan untuk
menjaga agar paket tersebut tidak keluar dari
jaringan
Dapat memasukkan sebuah hop count kedalam paket

Page 503 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh
Flooding

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 504 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Properties of Flooding
Semua rute yang mungkin dicoba
Sangat sempurna t
N e
Sedikitnya satu npaket
d r a akan dapat
diambil hop
B ycount
He route terkecil
Dapat digunakan set up virtual circuit
Semua node dilewati
Sangat berguna untuk mendistribusikan
informasi (Contoh: routing)

Page 505 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Random Routing
Node memilih satu jalur outgoing untuk
pengiriman ulang paket t
yang datang
e
Seleksi dapat diacak
d r a N atau round robin
e n
Dapat memilih
By
H jalur outgoing berdasar
pada perhitungan probabilitas
Tidak ada info jaringan yang diperlukan
Rute biasanya bukan least cost atau
minimum hop
Page 506 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Adaptive Routing
Digunakan oleh hampir seluruh jaringan paket
switching
Keputusan routing berubah ketika
t kondisi pada
jaringan berubah N e
a r
Kegagalan n d
Kemacetan pada He jaringan
jalur
By
Membutuhkan informasi tentang jarinan
Keputusan lebih kompleks
Tradeoff antara kualitas informasi jaringan dan
overhead
Reaksi yang terlalu cepat dapat menyebabkan osilasi
Terlalu lambat menjadi relevant

Page 507 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Adaptive Routing -
Advantages
Performance lebih baik
Aid congestion control N e t(Lihat bab 13)
r a
Sistem yang kompleks
H e n d
y
Mungkin tidak ssuai dengan teori
B

Page 508 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Klasifikasi
Berdasar pada sumber informasi
Local (isolated) t
Route menuju outgoing
e
N link dengan antrian

r a
terpendek Hen d
Dapat meliputi
By penyimpangan untuk masing-
masing tujuan
Jarang digunakan jangan memakai info mudah yang
tersedia
Node yang berdekatan
Semua node
Page 509 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Isolated Adaptive Routing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 510 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Strategi ARPANET Routing (1)


Generasi pertama
1969

Distributed adaptive e t
a N
Estimasi delay sebagai d
standart
r performance
e
Algoritma Bellman-Ford
n (appendix 10a)
H
Node mengubahBy delay vector dengan neighbors
Update routing table berdasar pada info yang datang
Tidak mempertimbangkan kecepatan jalur, hanya panjang
antrian
Panjang antrian bukan sbuah ukuran yang bagus dari delay
Respond lambat untuk congestion

Page 511 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Strategi ARPANET Routing (2)


Generasi kedua
1979
e t
Penggunaan delay sebagai a N
standart performance

d r
e n
Delay dapat ydiukur
H secara langsung
B
Menggunakan algoritma Dijkstra(appendix 10a)
Good under light dan medium loads
Jika terjadi heavy loads, terjadi sedikit hubungan
antara reported delay dan hal-hal sebelumnya

Page 512 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Strategi ARPANET Routing (3)


Generasi ketiga
1987 e t
a N
Biaya perhitungann d rlink dirubah
H e
Ukuran rata-rata
By delay tidak lebih dari 10
detik
Normalnya berbasis pada current value
dan previous results

Page 513 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Perhitungan kerugian terkecil


Berdasar pada routing decisions
Dapat meminimalisasi hop dengan masing-masing link cost 1
Dapat mempunyai link value yang berbanding terbalik terhadap
kapasitas t
N e
Jaringan yang diberikan olehrnode-node
a dikoneksikan oleh bi-
directional links n d
H e
Masing-masing link y mempunyai kelemahan di setiap tujuan

B
Menetapkan kerugian dari jalurantara dua node node seprti
jumlah kerugian dari links traversed
Untuk masing-masing pasangan dari node, menemukan sebuah
jalur dengan kelemahan terkecil
Kelemahan Link dalam tujuan yang berbeda mungkin dapat
berbeda
Contoh : panjang dari antrian paket

Page 514 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Definisi algoritma Dijkstra


Menemukan jalur terpendek dari sumber node yang diberikan
ke semua node yang lain, Find shortest paths from given source
node to all other nodes, dengn mengembangkan jalur yang
dibutuhkan dari penambahan panjang e t jalur
a N
N = set of nodes dalam jaringand r
e n
s = sumber node H
T = set of node B
y
yang paling jauh berdasarkan algoritma
w(i, j) = beban link dari node i ke node j
w(i, i) = 0

w(i, j) = jika dua node tidak terhubung secara langsung

w(i, j) 0 jika dua node terhubung secara langsung

L(n) = biaya dari least-cost path dari node s dsampai node n


yang diketahui
Pada akhirnya, L(n) adalah biaya dari least-cost path dari s
ke n Page 515 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Metode algoritma Dijkstra


Step 1 [inisialisasi]
T = {s} Set of nodes so far incorporated consists of only source node
L(n) = w(s, n) for n s
Biaya awal jalur dari node yang bertetangga adalah biaya link
t
Step 2 [memperoleh node berikutnya] N e

menemukan neighboring node


a
rtidak dalam T dengan least-cost path from s
d
en T

Menggabungkan node H kedalam



B y sisi yang bertabrakan pada node tersebut dan
Juga menggabungkan
sebuah node di T yang memuliki kontribusi dalam path
Step 3 [Update Least-Cost Paths]
L(n) = min[L(n), L(x) + w(x, n)] for all n T
Jika nilainya minimum,jalur dari s ke n adalah jalur dari s ke x concatenated
dengan edge dari x ke n
Algoritma berakhir ketika semua node sudah ditambahkan ke T

Page 516 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Catatan algoritma Dijkstra


Pada akhirnya, niali L(x) yang berasosiasi
dengan setiap node x adalah biaya (panjang)
t
dari least-cost path darir a N s ke x.
e
n d
Tambahan, T menjelaskan
H e least-cost path
B y
dari s ke setiap node lainnya
Satu iterasi dari langkah 2 dan 3
menambahkan sebuah node baru pada T
Menjelaskan least cost path dari s ke node

tersebut
Page 517 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh algoritma Dijkstra

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 518 / 1194


Penyeleseian dari Algoritma http://www.hendra-jatnika.web.id

Dijkstra
It T L(2) Path L(3) Path L(4) Path L(5) Path L(6 Path
er )
ati
on
1 {1} 2 12 5 1-3 1 14 - -
e t
a N
2 {1,4} 2 12 4 1-4-3 n1d
r 14 2 1-45 -
He
By
3 {1, 2, 4} 2 12 4 1-4-3 1 14 2 1-45 -

4 {1, 2, 4, 2 12 3 1-4-5 1 14 2 1-45 4 1-4-56


5} 3

5 {1, 2, 3, 2 12 3 1-4-5 1 14 2 1-45 4 1-4-56


4, 5} 3
Page 519 / 1194

6 {1, 2, 3, 2 1-2 3 1-4-5- 1 1-4 2 1-45 4 1-4-5-6


http://www.hendra-jatnika.web.id

Definisi lgoritma Bellman-Ford


Menemukan jalur terpendekdari subject node yang diberikan ke
constraint that paths contain at most one link
Menemukan jalur terpendek dengan keterbatasan dari jalur dari
dua link e t
Dan seterusnya a N

d r
s = source node e n
H
w(i, j) = beban link
Bydari node i ke node j
w(i, i) = 0
w(i, j) = Jika dua node tidak terhubung secara langsung
w(i, j) 0 Jika dua node terhubung secara langsung
h = jumlah maksimum dari links dalam jalur pada current stage
dari algoritma
Lh(n) = biaya dari least-cost path dari s ke n dengan catatan
dibawah h links

Page 520 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Metode algoritma Bellman-


Ford
Step 1 [Inisialisasi]
L0(n) = , for all n s
Lh(s) = 0, for all h
Step 2 [Update] e t
a N
For each successive h 0 d r
For each n s, compute
e n

H
Lh+1(n)= j[Lh(B
min j)+
yw(j,n)]
Menghubungkan n dengan predecessor node j yang
menghasilkan minimum
Mengeliminasi koneksi yang lain pada n dengan predecessor
node yang berbeda yang terbentuk pada iterasi sebelumnya
Jalur dari s ke n berakhir dengan link dari j ke n

Page 521 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Catatan algoritma Bellman-


Ford
Pada masing-masing iterasi dari step 2
dengan h=K dan untuk t
masing-masing
tujuan node n, algoritma
r a N e mengkompare
d
jalur dari s keHne dengan panjang K=1
n
y
dengan jalur dari iteresi sebelumnya
B
Jika jalur sebelumnya terpendek maka
ditahan
Sebaliknya jalur baru ditetapkan

Page 522 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh algoritma Bellman-Ford

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 523 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh penyeleseian Bellman-Ford


h Lh(2 Pat Lh(3 Path Lh(4 Pat Lh(5 Path Lh(6 Path
) h ) ) h ) )

0 - - -
et - -
a N
d r
e n
1 2 1-2 5 1-3 y 1H 1-4 - -
B
2 2 1-2 4 1-4-3 1 1-4 2 1-4- 10 1-3-6
5
3 2 1-2 3 1-4-5- 1 1-4 2 1-4- 4 1-4-5-6
3 5
4 2 1-2 3 1-4-5- 1 1-4 2 1-4- 4 1-4-5-6
3 Page 524 / 1194
5
http://www.hendra-jatnika.web.id

Comparison
Penyeleseian dari dua persetujuan algoritma
Information gathered
Bellman-Ford t
Perhitungan untuk node n N e
involves knowledge of link cost ke
r a
semua neighboring nodes
n d plus total cost ke masing-masing
neighbor dari s H
e
B y
Masing-masing node dapat dirawat set of costs dan jalur untuk

setiap node yang lain


Dapat mengubah informasi dengan direct neighbors

dapatan update costs dan pathsberdasar pada informasi dari

neighbors dan knowledge of link costs


Dijkstra
Masing-masing node memerlukan topologi yang lengkap

Perlu diketahui link costs dari semua links dalam jaringan

Harus merubah informasi dengan semua node yang lain


Page 525 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Evaluasi
Tergantung pada processing time dari algoritma
Tergantung pada jumlah dari informasi yang
dibutuhkan dari node yang lain e t
a N
Implementation specificn d r
e
Keduanya bertemu H dibawah topologi static dan costs
By
Bertmu pada solusi yang sama
Jika link costs berubah, algoritma akan mencoba
untuk mengecek kembali
Jika link costs tergantung pada lalu lintas, dimana
tergantung pada rute yang dipilih, kemudian
diumpan balikkan
Mungkin hasilnya tidak stabil
Page 526 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Referensi

Stalling bab 12
Routing informationNfrom et Comer D.
a
Internetworking nwith
d r TCP/IP Volume 1 ,
He
Prentice Hall,
By Upper Saddle River NJ.

Page 527 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Komunikasi Data dan Komputer
Edisi 7
e t
a N
d r
e n
H
Bab 13 By
Congestion di Jaringan Data(Data
Network)

Page 528 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Apa itu congestion?


congestion terjadi manakala paket-paket yang
dipancarkan lewat jaringan mendekati paket
yang menangani kapasitas jaringan
Terjadi ketika sejumlah paket
t yang
ditransmisikan buntu raNe
n d
congestion controlHmengarahkan/memelihara
e
B y
paket di bawah level di mana bekerja secara
dramatis
jaringan data adalah jaringan antri
Biasanya 80% pemanfaatan kritis
Antrian terbatas yang berarti data mungkin
hilang
Page 529 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Queues pada Node

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 530 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Efek Congestion
Tibanya paket disimpan pada buffer masukan
terbentuk routing
Paket bergerak ke buffer keluaran
paket paket antri untuk dipancarkan e t keluar.
a N
time division multiplexing d r
statistik
e n
H
Jika paket paketBtibay untuk dirutekan, atau
untuk;menjadi keluaran, bufffer akan mengisi
Mampu membuang paket
Mampu menggunakan kontrol arus
Mampu menyebarkan congestion melalui
jaringan
Page 531 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Interaksi dari Queues

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 532 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

jaringan
yang
ideal
Penggunaan
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 533 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kemampuan Praktis
idealnya mengasumsikan buffer tanpa
batas dan tidak ada ongkos exploitasi
buffer terbatas N e t
r a
d
Biaya terjadi dalamH e npertukaran pesan
y
kendali congestion
B

Page 534 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Efek dari
Congestion
yang tidak t
e
dikontrol e n d r a N
H
By

Page 535 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mekanisme dari
Congestion Control

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 536 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Backpressure
Jika node menjadi terlampau banyak itu dapat
melambatkan atau menghentikan arus paket dari node
lain
dapat berarti bahwa node lain harus menerapkan kendali
pada tarip paket yang datang/yang e tberikutnya
a N
Menyebarkan kembali ke n dr
sumber
Mampu membatasi ke H e
koneksi logis yang
B y
membangitkan kebanyakan lalu lintas
Digunakan di koneksi yang mengorientasikan itu dapat
meloncati kendali congestion ( e.g. X.25)
Tidak digunakan di ATM maupun pembingkai penyiaran
ulang
Hanya baru-baru ini mengembang;kan untuk IP

Page 537 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Paket
kendali Paket
Menghasilkan congestion node terlampau
banyak
dikirim kepada node sumber N e t
r a
e.g. ICMP sumber memuaskan
e n d
H
Dari tujuan atauBpenerus
y
Sumber memotong belakang sampai tidak ada lagi
pesan
Meminta setiap paket yang dibuang, atau
mengantisipasi
Melainkan mekanisme kasar

Page 538 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pensinyalan congestion secara


implisit
Transmisi delay meningkat dengan congestion
Paket mungkin dibuang
Sumber dapat mendeteksi initsebagai indikasi
yang dikandung congestion N e
r a
n d
bermanfaat pada jaringan-jaringan
He
y
connectionless ( Bdatagram)
e.g. dasar IP
( TCP memasukkan congestion dan mengendalikan aliran-
lihat bab 17)
Digunakan dalam bingkai relai LAPF

Page 539 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pensinyalan congestion secara


eksplisit
Sistem jaringan akhir siaga meningkatkan buntu
Sistem-sistem akhir bertindak mengurangi
beban yang ada t
N e
backwards r a
n d
H e
Penghindaran congestion
y di dalam arah yang
B
berkebalikan ke paket yang diperlukan
forwards
Penghindaran congestion dalam arah yang
sama sebagai paket diperlukan

Page 540 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kategori pensinyalan explisit


Biner
Sedikit yang ditetapkan dalam suatu paket menandai
adanya congestion
Dasar kredit e t
Menandai adanya paket-paket N
a sumber yang mungkin
d r
dikirim n
He
By
common untuk mengendalikan aliran dari ujung ke
ujung
Dasar Nilai
Menyediakan batas nilai data eksplisit
e.g. ATM

Page 541 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengaturan Traffic
Kewajaran
quality of service
Ingin perawatan berbeda e t
untuk koneksi
a N
d r
yang berbeda H e n
By
Reservasi
e.g. ATM
Kontrak lalu lintas antara jaringan dan
pemakai
Page 542 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Congestion Control dalam Packet


Jaringan Switch
Mengirimkan paket kendali untuk beberapa
atau semua node sumber
Memerlukan lalu lintas tambahan selama congestion
Bersandar pada informasiarouting
e t
N
d r
dapat bereaksi dengan
e ncepat
H
By
Ujung ke ujung paket-paket probe
Menambah ongkos exploitasi
Menambah info congestion ke paket sebagai
pemotong node
Salah satu backwards atau forwards

Page 543 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bingkai Relay
Pengatur Congestion
Memperkecil barang buangan
Memelihara Qos yang disetujui
Memperkecil kemungkinan monoply satu pemakai akhir
Penerapan sederhana t e
aN atau jaringan
Ongkos exploitasi kecil pada pemakai
r
d
Menciptakan lalu lintasHtambahan minimal
en
Mendistribusikan sumber
By daya secara wajar
Membatasi penyebaran congestion
Beroperasi secara efektif dengan mengabaikan arus
lalu lintas
Dampak minimum pada sistem yang lain
Memperkecil perbedaan dalam QoS

Page 544 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Teknik
Strategi barang buangan
Penghindaran congestion
Pensinyalan secara eksplisit e t
a N
d r
n
Perbaikan congestion
H e
By
Mekanisme pensinyalan implisit

Page 545 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengaturan Traffic Rate


Harus membuang bingkai untuk mengatasi congestion
Arbitrarily, tidak memperhatikan sumber
Tidak ada penghargaan untuk pengekangan maka
sistem transmisi akhir mungkin t
e
aN
Committed information rate(drCIR)
Data lebih dibuang e n
H
Tidak dijamin By
Mengumpulkan CIR mestinya tidak dapat melebihi tingkat tarip
data phisik
Ukuran burst yang dilakukan
Ukuran excess burst

Page 546 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi dari CIR

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 547 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Hubungan
Antar
Parameter a N e t
r
congestion y H e n d
B

Page 548 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pensinyalan Explisit
Sistem akhir jaringan siaga menumbuhkan
congestion
Pemberitahuan Backward explicit t congestion
N e
pemberitahuan Forward a
explicit
r congestion
n d
H e
Membingkai handler
By memonitor antrian nya
Memberitahu beberapa atau semua koneksi
logical
Tanggapan pemakai
Mengurangi tingkat tarip

Page 549 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengaturan jalur ATM


Kecepatan tinggi, ukuran sel kecil, bit-bit ongkos
exploitasi terbatas
Masih mengembangkan
Kebutuhan
t
e nasehat
Mayoritas jalur tidak bersedia menerima
a N
mengendalikan nasehat d r
n
He kaitan dengan waktu transmisi
Umpan balik melambat dalam
dikurangi penundaan Bypropagasi
Cakupan luas permintaan aplikasi
Pola jalur berbeda
Jasa jaringan berbeda
switching dan transmisi kecepatan tinggi meningkatkan
votality

Page 550 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Efek Latency/Speed
ATM 150Mbps
~ 2.8x10-6 detik untuk memasukkan sel tunggal
Waktu untuk menyilang jaringan tergantung pada delay
propagasi, delay switching e t
a N
Mengasumsikan penyalurandpadar dua pertiga kelajuan
e n
cahaya H
B y
Jika tujuan dan sumber pada sisi berlawanan AS, waktu
perkembangbiakan~ 48x10-3detik
Memberi kendali congestion tersembunyi/terkandung,
pada saat itu pemberitahuan sel yang diteteskan telah
mencapai sumber, 7.2x106 bit telah dipancarkan
Maka, ini bukan suatu strategi yang baik untuk ATM

Page 551 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Variasi Cell Delay


Karena ATM voice/video, data adalah
suatu arus sel
Delay ke seberang jaringan e t harus
pendek/singkat a N
d r
e n
H
Tingkat penyampaian harus tetap
By
Akan selalu ada beberapa variasi dalam
pemindahan
Delay penyampaian sel ke aplikasi
sehingga bit tetap merawat aplikasi
Page 552 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Time Re-assembly dari CBR Cells

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 553 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kontribusi Jaringan ke Variasi


Cell Delay
Paket menswitch jaringan
keterlambatan Queuing
Penaklukan waktu keputusan
Frame relay e t
Seperti di atas tetapi lebih luas a
sedikit
N
d r
e n
ATM H
B y
Kurang dari frame relay
ATM protokol merancang untuk memperkecil proses biaya pada
switch
ATM switches mempunyai throughput sangat tinggi
Hanya noticeable delaysyang berasal dari congestion
Tdak dapat menerima beban yang menyebabkan congestion

Page 554 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Variasi Cell Delay


pada UNI
Aplikasi penghasil data pada tingkat tarip yang
ditetapkan
Proses pada tiga lapisan ATM menyebabkan
penundaan e t
a N
Menyisipkan antar halaman n d r sel dari koneksi
yang berbeda H e
B y
sel pemeliharaan dan operasi yang
menyisipkan antar halaman
Jika penggunaan synchronous bingkai hirarki
digital, ini dimasukkan pada lapisan fisik
Tidak mampu meramalkan keterlambatan ini

Page 555 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Origins of Cell Delay Variation

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 556 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kerangka Traffic dan Congestion


Control
Jalur lapisan ATM dan kendali congestion
perlu mendukung kelas Qos untuk semua
jasa jaringan yang dapat diduga t
N e
Mestinya tidak bersandar
n d r a pada AAL
protokol yang adalah
H e jaringan spesifik,
B y
maupun protokol tingkat aplikasi lebih
tinggi yang spesifik
Perlu memperkecil jaringan dan dalam
kompleksitas sistem end to end

Page 557 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pertimbangan Pemilihan Waktu


Waktu penyisipan sel
Waktu propagasi perjalanan pulang pergi
Jangka Waktu koneksi e t
a N
Jangka Panjang d r
e n
H
By
Menentukan apakah pemberian koneksi baru
dapat diakomodasikan
Setuju parameter performance dengan
langganan
Page 558 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengaturan Traffic dan Teknik


Congestion Control
Manajemen sumber daya yang
menggunakan alur yang sebetulnya
Pengendali pintu masukNekoneksi
t
r a
d
Pengendali parameter
He
n pemakaian
By
Sel Discard yang selektif
membentuk jalur

Page 559 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengaturan Resource
menggunakan Virtual Paths
Memisahkan jalur aliran menurut karakteristik
layanan
Pemakai ke aplikasi pemakai
e t
Pemakai ke aplikasi jaringan
r a N
d
en
Jaringan ke aplikasiHjaringan
By
Perhaitan dengan:
Rasio Kerugian sel
Penundaan sel transfer
Variasi sel delay

Page 560 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi dari
VCCs dan VPCs

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 561 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Alokasi VCCs tanpa VPC


Semua VCCS di dalam VPC perlu
mempunyai kemampuan jaringan yang
serupa e t
a N
r
Pilihan untuk alokasi:
H e n d
Mengumpulkan Bypermintaan puncak
Statistik Terdiri dari banyak bagian

Page 562 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Connection Admission Control


Garis pertahanan pertama
Pemakai menetapkan karakteristik lalu lintas
untuk koneksi yang baru ( VCC atau VPC)
dengan memilih suatu Qos et
a N
Jaringan menerima koneksi
n d r hanya jika dapat
mengimbangi permintaan
H e
B y
Kontrak jalur
Mencapai puncak tingkat tarip sel
Variasi sel delay
Tingkat Tarip sel yang Sustainable
Toleransi burst

Page 563 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Penggunaan Parameter Control


Memonitor Koneksi memastikan lalu lintas
cinforms untuk mengontrak
Perlindungan sumber daya jaringan dari beban
yang terlalu berat oleh satu t
koneksi
e
a N
d r
Bekerja di VCC dan HVPC
en
Mencapai puncak Bynilai sel dan variasi sel delay
Nilai Sel Sustainable dan toleransi burst
Membuang sel yang tidak menyesuaikan diri ke
kontrak jalur
disebut jalur yang menjaga ketertiban
Page 564 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Membentuk Jalur
Melicinkan aliran jalur dan mengurangi sel
yang perdu
Token bucket N e t
r a
n d
H e
By

Page 565 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Token Bucket untuk


Pembentukan Traffic

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 566 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengaturan jalur GFR


Bingkai yang dijamin menilai sesederhana UBR dari sudut pandang
sistem akhir
Menempatkan kebutuhan pada unsur-unsur jaringan ATM
Mengakhiri sistem pengerjaan tanpa menjaga ketertiban atau
membentuk jalur t
memancarkan pada garis tingkat ATM e
Nadaptor
a
Tidak ada jaminan penyerahan ndr
eH TCP) harus melakukan kendali
Lapisan yang lebih tinggi ( e.g.
congestion By
Pemakai dapat cadangan kapaisitas untuk masing-masing VC
Meyakinkan aplikasi mungkin memancarkan pada tingkat tarip minimum
tanpa kerugian
Jika tidak ada congestion, tingkat yang lebih tinggi barangkali
digunakan

Page 567 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengenalan Bingkai
GFR mengenali bingkai seperti halnya sel
Ketika terlampau banyak, jaringan membuang
bingkai utuh dibanding sel yang individu
e t
Semua sel dari suatu bingkai
r a N mempunyai
d
pengaturan CLP bit Hyang
en sama
CLP=1 AAL5 framesBy adalah prioritas yang lebih
rendah
Upaya Terbaik
CLP=0 frames jaminan kapasitas yang
minimum

Page 568 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Parameter Kontrak GFR


puncak Tingkat Tarip sel ( PCR)
Tingkat maksimum Tarip sel (MCR)
Ukuran maksimum burst( e tMBS)
a N
d r
n
Ukuran maksimum H bingkai ( MFS)
e
By
toleransi variasi cell delay ( CDVT)

Page 569 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mekanisme jaminan untuk


Supporting Tingkat Tarip ( 1)
Tagging dan menjaga ketertiban
Membeda-Bedakan antara bingkai yang menyesuaikan diri untuk
mengontrak dan . yang tidak
Menetapkan CLP=1 pada semua sel di dalam bingkai jika tidak
Memberi prioritas yang lebih rendah
Mungkin dilaksanakan oleh sumber ataue t
jaringan
Jaringan mungkin membuang CLP=1 a Nsel
Menjaga Ketertiban
dr n
H e
Manajemen buffer B y
Perawatan sel buffer
congestion ditandai oleh pemilikan buffer yang tinggi
Membuang sel yang berlabel
Termasuk yang telah di buffer untuk membuat ruang
Untuk adilnya, di buffer per VC
Sel discard didasarkan pada ambang pintu queue-specific

Page 570 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mekanisme jaminan untuk


Supporting Tingkat Tarip ( 2)
Penjadwalan
Memberi perawatan istimewa ke sel
untagged e t
a N
Memisahkan antriannuntuk
dr masing-masing VC
He
Membuat per-VC
By menjadwal keputusan
Memungkinkan kendali tingkat tarip VCS
VCS mendapatkan alokasi kapasitas yang
adil
Meski demikian menemui kontrak
Page 571 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Komponen dari Sistem GFR

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 572 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Definisi dari Conformance


UPC
Memonitor masing-masing VC yang aktif
Memastikan jalur menyesuaikan diri untuk mengontrak
et
sel nonconforming Discard atauNEtiket
r a
Bingkai menyesuaikan dirinjika
d semua sel menyesuaikan
diri He
By
Sel menyesuaikan diri jika:
Tingkat sel di kontrak
Semua sel dalam bingkai mempunyai CLP yang sama
Frame memuaskan parameter MFS ( melihat kemungkinan sel
akhir di dalam sel atau frame< MFS)

Page 573 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tes Pemenuhan Syarat


Dua langkah proses menyaring
Frame diuji untuk conformance kontrak
Jika bukan, dapat membuang
Jika tidak dibuang, etiket e t
Menetapkan bentuk bagian a
atas
N
d r
Menghukum sel di atas e nbentuk bagian atas
H
By
Implementasi mengharapkan untuk mencoba penyerahan
sel berlabel
Menentukan pilihan frame sebagai jaminan Qos
Dalam kontrak GFR untuk VC
Menurunkan bentuk atas jalur
Frame yang memperbaiki aliran jalur di bawah ambang pintu
dapat dipilih

Page 574 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

GFR VC Kategori Frame


Frame Nonconforming
Sel frame ini akan berlabel atau dibuang
Penyelarasan tetapi frame e t tidak
N
memenuhi syarat ndr a
H e
Sel akan menerima
By suatu upaya terbaik
Penyelarasan dan frame yang dapat
dipilih
Sel akan menerima suatu jaminan
penyerahan

Page 575 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 576 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Data and Computer
Communications
7th Edition aN
e t
d r
n
He
By

Bab 14
Jaringan Selular Tanpa Kabel

Page 577 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Prinsip prinsip Jaringan Selular


Dasar teknologi untuk telepon bergerak,
sistem komunikasi pribadi, networking
tanpa kawat dll. t
N e
Perkembangan radio n dtelepon
r a bergerak
H e
MenggantikanBsistem
y transmitter/receiver
kekuatan tinggi
Mendukung untuk 25 saluran di atas 80km
Menggunakan kekuatan yang lebih rendah,
cakupan lebih pendek, lebih banyak
pemancar
Page 578 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Organisasi Jaringan Selular


Berbagai pemancar berkekuatan rendah
100w atau lebih sedikit
Area dibagi menjadi sel t
N e
Masing-Masing dengan antenar a sendiri
n d
Masing-Masing dengan He cakupan frekwensi sendiri
By
Dilayani oleh setasiun dasar
Pemancar, penerima, unit kendali
Sel bersebelahan dengan frekwensi yang berbeda
untuk menghindari crosstalk

Page 579 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bentuk Sel
Bujur Sangkar
Jarak d sel mempunyai empat tetangga pada jarak d dan empat
pada jarak akar2 d
lebih baik Jika semua antena yang bersebelahan sama jauh
Memilih sederhana dan menswitch antena
t baru
N e
Sudut Enam d r a
Menyediakan antena yange n jauh
sama
H
By sebagai radius circum-circle
Radius menggambarkan
Jarak dari pusat ke puncak panjang sisnya sama
Jarak tengah radius sel R adalah akar 3 R
Tidak selalu sudut enam
Pembatasan Secara petabumi
Kondisi-Kondisi propagasi sinyal lokal
Penempatan antena

Page 580 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Geometri Selular

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 581 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frekuensi Reuse
Kekuatan kontrol dasar transceiver
Mengijinkan komunikasi di dalam sel frekwensi yang diberi
Membatasi kekuatan sel yang bersebelahan
Mengijinkan re-use frekwensi di sel yang dekat
e t
Menggunakan frekwensi sama untuk a N berbagai percakapan
d r
10 50 frekwensi tiap sel en
H
E.G. By
Semua N sel menggunakan frekwensi yang sama
K total frekwensi digunakan di dalam sistem
Masing-masing sel mempunyai K/N frekwensi
Mengedepankan Layanan Telepon selular ( AMPS) K=395, N=7
yang memberi 57 frekwensi stiap sel diatas rata-rata

Page 582 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Karakter Frekuensi Reuse


D= jarak tengah sel minimum yang menggunakan band frekwensi
sama (disebut cochannels)
R= radius dari suatu sel
d= jarak tengah sel yang bersebelahan ( d= R)
N= jumlah sel di dalam pola ulangan t
faktor Reuse N e
a
Masing-Masing sel dalam pola n dr
menggunakan band frekwensi yang unik
Pola sel bersudut enam, y H
mengikuti
enilai-nilai kemungkinan N
N= I2+ J2+ ( Aku x J),BI, J= 0, 1, 2, 3,
Kemungkinan nilai-Nilai N adalah 1, 3, 4, 7, 9, 12, 13, 16, 19, 21,
D/R=akar 3N
D/D=akar N

Page 583 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pola
Frekuensi
Reuse
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 584 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Meningkatkan Kapasitas (1)


Menambahkan saluran baru
Tidak semua saluran digunakan untuk memulai
Frekwensi yang meminjam
diambil dari Sel bersebelahan eyang
t terlampau banyak
a N
Atau menugaskan frekwensidr dengan dinamis
e n
Sel splitting H
By
Distribusi Non-Uniform jalur dan topografi
Sel lebih kecil didalam area penggunaan yang tinggi
Sel asli 6.5 13 km
1.5 km membatasi secara umum
Lebih banyak frekuensi handoff
Lebih banyak base station

Page 585 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sel Splitting

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 586 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Meningkatkan Kapasitas (2)


Sektor sel
Sel dibagi menjadi sektor-sektor
3 6 sektor tiap sel
Masing-Masing dengan channel sendiri
Subsets saluran sel e t
Antena Terarah a N
d r
Microcells e n
H
By dari bukit dan bangunan besar ke sisi
Antena-antena bergerak
bangunan kecil dan sisi bangunan besar
Bahkan tiang lampu di jalan
Membentuk microcells
Kekuatan yang dikurangi
Baik untuk jalan kota, sepanjang jalan dan di dalam bangunan
besar

Page 587 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Frekuensi Reuse

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 588 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi Sistem Selular


Base station pada pusat tiap sel
Antena, pengontrol, transceivers
pengontrol menghandle proses panggilan
Jumlah unit dapat digunakan serentak
BS menghubungkan switching telekomunikasi
t gerak
kantor ( MTSO) N e
Satu MTSO melayani berbagain
ra
BSd
MTSO ke BS dihubungkan H e kawat atau tanpa kawat
lewat
yB
MTSO:
Menghubungkan panggilan antar dan dari unit ke jaringan
telekomunikasi
Menugaskanh saluran suara
Melaksanakan handoffs
Memonitor panggilan penagihan
Otomatis

Page 589 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Ikhtisar Sistem Selular

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 590 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kanal
Kanal Kontrol
Pengaturan dan pemeliharaan panggilan
Menetapkan hubungan antara N e t unit gerak
a
derngan BS paling dekat
n d r
H e
Kanal Traffic By
Membawa data dan suara

Page 591 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe panggilan pada


Area Single MTSO (1)
Initialisasi unit gerak
Meneliti dan memilih saluran kendali yang disediakan paling kuat
Secara otomatis memilih BS antena sel
Pada umumnya tetapi tidak selalu paling dekat ( keganjilan perkembangbiakan)
Handshake untuk mengidentifikasi pemakai dan penempatan daftar
e t
Meneliti ulang untuk memungkinkan pergerakan
N a
Perubahan sel
d r
Monitor unit gerak untuk halamane(nlihatlah di bawah)
Mobile originated call
H
By
Memeriksa saluran disediakan gratis
Memonitor pemain ( dari BS) dan menantikan kosong
Mengirimkan nomor pada saluran pre-selected
Pemberian Nomor Halaman
MTSO mencoba untuk menghubungkan ke unit gerak
Pesan pemberian nomor halaman mengirim kepada BSS yang tergantung pada
nomor;jumlah [yang] gesit disebut
Sinyal pemberian nomor halaman pada saluran yang disediakan

Page 592 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe Panggilan dalam


Area Single MTSO (2)
Penerimaan Panggilan
Unit gerak mengenali nomor pada [saluran yang disediakan
Bereaksi Terhadap BS yang mengirimkan jawaban ke MTSO
MTSO yang menetapkan sirkit antar panggilan disebut BSS
t di dalam sel dan
MTSO memilih tersedia saluran laluelintas
memberitahu BSS a N
d r
n gerak
BSS memberitahu saluraneunit
H
Ongoing call By
Voice/Data ditukar sampai BSS masing-masing dan MTSO
Handoff
Unit gerak pindah dari cakupan sel ke dalam cakupan sel yang
lain
Kanal traffic mengubah ke BS yang baru
memberi pelayanan ke pemakai tanpa gangguan

Page 593 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Langkah-
langkah
Panggilan N e t
r a
n d
H e
By

Page 594 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fungsi lain
Menghalangi Panggilan
Selama langkah panggilan mobile-initiated,jika semua jalur sibuk, gerak lagi
Setelah nomor gagal, nada sibuk dikembali[kan
Penghentian Panggilan
Pemakai menggantung/kan atas
MTSO di/memberi tahu e t
a
Saluran lalu lintas pada dua BSS di/melepaskan N
Drop Panggilan d r
e n
H isyarat diperlukan
BS tidak bisa memelihara kekuatan
Byyang diberitahu
Lalu lintas drop dan MTSO
Panggilan ke/dari pelanggan dan yang ditetapkan
MTSO menghubungkan ke PSTN
MTSO dapat menghubungkan pemakai dan menetapkan langganan via PSTN
MTSO dapat menghubungkan ke MTSO remote via PSTN atau via
mempersembahkan bentuk
Mampu menghubungkan pemakai dalam area nya dan pemakai

Page 595 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengaruh Propagasi Gelombang


Radio
Kekuatan isyarat
Kekuatan isyarat antara BS dan unit yang cukup kuat untuk
memelihara mutu isyarat di penerima
Tidak cukup kuat untuk menciptakan terlalu banyak gangguan
cochannel e t
a N
Suara gaduh bervariasi d r
n
He lebih besar di kota dibanding di
Pengapian mobil menyiarkan
By
bagian pinggir kota
Sumber isyarat lain bertukar
Kekuatan isyarat bervariasi sebagai fungsi jarak dari BS
Kekuatan isyarat bervariasi dengan dinamis sebagai unit
Memudar
Sekalipun kekuatan isyarat dalam cakupan yang efektif,
propagasi isyarat mengganggu isyarat

Page 596 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Faktor-faktor Desain
Efek perkembangbiakan
Dinamis
Susah untuk meramalkan
Tingkatan kekuatan transmit maksimum pada BS dan unit
Tingginya antena unit t
Tersedia tingginya antena BS N e
r a
d
Faktor ini menentukan ukuranedari
n sel yang individu
H
Didasarkan data [yang] empiris
B y
Menerapkan model untuk memberi lingkungan petunjuk ukuran sel
E.G. model oleh Okumura et al yang disuling oleh Hata
Analisa yang terperinci area Tokyo
Informasi kerugian alur yang diproduksi untuk suatu lingkungan yang
berkenaan dengan kota
Model Hata's adalah suatu perumusan yang empiris
Mempertimbangkan variasi kondisi dan lingkungan

Page 597 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fading
Variasi waktu dari isyarat yang diterima
Disebabkan oleh perubahan di dalam
transmisi path(s) N e t
r a
d
E.G. kondisi-kondisi
H e n angkasa ( hujan)
By
Bergeraknya (unit) antena

Page 598 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Propagasi Multipath
Refleksi
Permukaan sanak keluarga besar ke panjang gelombang isyarat
Mempunyai pergeseran fasa dari aslinya
Batalkan aslinaya atau meningkatkannya
Difraksi t
e
N sanak keluarga besar ke
Tepi badan yang tak dapat tembus adalah
panjang gelombang r a
d
n tidak ada garis arah ( LOS) ke
e
Dapat menerima isyarat sekalipun
H
pemancar By
Scattering
Ukuran hambatan dalam panjang gelombang
Penerang menempatkan/mengeposkan dll.
Jika LOS, diffracted dan menyebar isyarat tidak penting
Isyarat yang dicerminkan mungkin
Jika tidak (ada) LOS, menyebar dan diffraksi adalah alat-alat
resepsi yang utama

Page 599 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Refleksi, Difraksi, Scattering

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 600 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Efek Propagasi Multipath


Isyarat mungkin batal dalam kaitan dengan
beda fase
Interferensi Intersymbol ( ISI)
Pengiriman denyut nadi lorongepada
t frekwensi diberi
antara antena dan unit raN
n d
Dapat mengirimkan berbagai
He salinan pada beda
waktu By
Denyut nadi yang tertunda bertindak sebagai suara
gaduh yang membuat sulit kesembuhan informasi bit
Perubahan pemilihan waktu sebagai perpindahan
Unit
lebih keras Untuk mendisain isyarat yang untuk menyaring
ke luar efek multipath

Page 601 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dua Pulsa dalam Time-Variant


Multipath

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 602 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe-tipe Fading
Fast Fading
Perubahan kekuatan lebih cepat di atas jarak separuh panjang
gelombang
900MHz panjang gelombang adalah 0.33m
20-30dB
Slow Fading e t
Perubahan lebih lambat dalam kaitan
N
adengan bangunan yang tingginya
r
ddll.
berbeda, gap di dalam bangunane n
Di atas jarak lebih panjang H
B y dibanding faast fading
Flat fading
Nonselective
Mempengaruhi semua frekwensi dalam proporsi sama
Selektif Fading
Komponen frekwensi berbeda berpengaruh dengan cara yang berbeda

Page 603 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mekanisme kompensasi Error (1)


Forward error correction
bisa diterapkan Di dalam aplikasi transmisi digital
Secara Khas, perbandingan total bit mengirim kepada bit data
antara 2 dan 3
Ongkos Exploitasi besar et
a
kapasitas One-Half atau sepertiga N
d r
n lingkungan tanpa kabel
Mencerminkan kesukaraneatau
Adaptive equalization
H
By
Transmisi yang diberlakukan bagi pembawa analog atau
informasi digital
pertempuran Interferensi Intersymbol yang digunakan
Pengumpulan energi lambang dibubarkan kembali bersama-
sama ke dalam interval waktu asli nya
Teknik memasukkan yang disebut lumped analog sirkit dan
isyarat digital canggih yang memproses algoritma

Page 604 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mekanisme kompensasi Error (2)


Diversity
Fakta yang didasarkan pada saluran individu yang mengalami peristiwa
memudar
Menyediakan berbagai saluran logis antara penerima dan pemancar
Mengirimkan bagian dari isyarat di masing-masing saluran
Tidak menghapuskan kesalahan e t
a N
Mengurangi tingkat kesalahan dr
Persamaan, koreksi kesalahan e npemain depan kemudian mengatasi
tingkat kesalahan yang y
H
dikurangi
B
Melibatkan phisik alur transmisi
Keaneka Ragaman ruang
Berbagai antena dekat menerima pesan atau menempatkan berbagai
antena terarah
Lebih dari biasanya, keaneka ragaman mengacu pada keaneka
ragaman waktu atau frekwensi

Page 605 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keaneka Ragaman Frekwensi


Isyarat dibentangkan di suatu luas bidang
yang frekwensinya lebih besar atau
melanjutkan berbagai frekwensi e t carrier
a N
r
E.G. menyebar spektrum
H e n d (lihat bab 9)
By

Page 606 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Generasi Analog Pertama


Jaringan Telepon selular yang]asli
Jalur Analog
Awal 1980 di dalam Amerika e t Utara
a N
d r
n
Mengedepankan HLayanan Telepon(
e
By
AMPS)
AT&T
Juga umum di Amerika Selatan, Australia
Austria, dan Negeri China
Page 607 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Spectral Allocation dalam North


America
Dua 25-MHz band dialokasikan ke AMPS
Satu dari BS ke unit ( 869894 MHZ)
lain Dari gesit untuk mendasarkan setasiun ( 824849 MHZ)
Band dipisah di dalam dua untuk mendorong kompetisi
Pada setiap pasar dua operator dapat diakomodasikan
Operator dialokasikan hanya 12.5 MHZ pada setiap arah t
spaced 30 kHz terpisah N e
r a
Total 416 saluran saban operator n d
e
Twenty-One] dialokasikan untuk kendali
H
395 untuk membawa panggilanBy
Mengendalikan saluran 10 kbps saluran data
Saluran percakapan membawa analog yang menggunakan modulasi frekwensi
Mengendalikan informasi juga percakapan yang diteruskan dalam burst sebagai data
Jumlah saluran tidak cukup untuk pasar yang paling utama
Untuk AMPS, frekwensi reuse dimanfaatkan

Page 608 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi
Telepon AMPS-capable mempunyai modul tugas
klasifikasi ( NAM) di memori read-only
NAM berisi jumlah telepon
Ditugaskan oleh penyedia layanan
Nomor urut telepon e t
Ditugaskan oleh pabrikan a N
d r
e n
Kapan telepon dipasang, memancarkan nomor telepon dan
nomor urut ke MTSO y H
( Gambar 14.5)
B
MTSO mempunyai database unit yang dicuri untuk dilaporkan
Menggunakan nomor urut untuk mengunci hingga orang tak dapa
mencuri unit
MTSO menggunakan nomor telepon untuk penagihan
Jika telepon digunakan di (dalam) kota [yang] remote,
[jasa;layanan] masih ditagihkan ke penyedia [jasa;layanan]
[yang] lokal pemakai

Page 609 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Urutan Panggilan
1. Mula-mula pelanggan menyetem dalam jumlah dan tekan
mengirimkan
2. MTSO mengesahkan nomor telepon dan pemakai cek yang diberi
hak untuk menempatkan panggilan
Beberapa penyedia layanan memerlukan suatu PIN ke pencurian konter
3. MTSO mengeluarkan pesan ke telepon e t
pemakai yang menandakan
a N
jalur siap digunakan d r
n
He untuk menghubungi penerima
4. MTSO mengirimkan bunyi isyarat
By
Semua operasi, 2 melalui/sampai 4, terjadi di dalam 10 s dalam memulai
panggilan
5. Ketika penerima menjawab, MTSO menetapkan sirkit dan informasi
penagihan ketika salah satu menggantun, MTSO melepaskan sirkit,
saluran radio gratis, dan menyudahi informasi penagihan

Page 610 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengontrol Saluran AMPS


21 full-duplex 30-kHz mengendalikan saluran
Memancarkan data digital menggunakan FSK
Data dipancarkan di frame
et
Mengendalikan informasi suaraNselama percakapan
r a
Unit atau setasiun dasar memasukkan/menyisipkan
n d
burst data He
By
Memadamkan transmisi suara FM untuk sekitar 100 m
Menggantikan dengan suatu pesan FSK-ENCODED
Pertukaran yang digunakan untuk pesan mendesak
Merubah tingkatan kekuatan
Handoff

Page 611 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Generasi kedua CDMA


Kualitas Sinyal bagus
Kapasitas data] lebih besar
Mendukung data digital
Kanal traffic digital
Lalu Lintas pemakai ( data atau digitized suara)
t dikonversi ke analog
e
untuk transmisi
raN
Encryption n d
sederhana Ke encrypt jalur H
e
digital
koreksi dan Pendeteksian
y
B kesalahan
( lihat bab 6)
Resepsi suara [yang] sangat jelas
Kanal akses
Kanal dengan dinamis digunakan via Time divisi berbagai akses (
TDMA) atau divisi kode berbagai akses ( CDMA)

Page 612 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Code Division Multiple Access


Masing-Masing sel mengalokasikan luas
bidang frekwensi
Split in two e t
a N
d r
Separuh untuk membalikkan, separuh untuk
e n
pemain depan y H
B
Direct-Sequence menyebar spektrum ( DSSS) (
lihat bab 9)

Page 613 / 1194


Keuntungan Code Division Multiple
http://www.hendra-jatnika.web.id

Access
Keaneka Ragaman frekwensi
Frequency-Dependent pelemahan transmisi ( menyiarkan burst, selektipfading)
mepunyai lebih sedikit efek
perlawanan Multipath
DSSS memperdaya multipath yang memudar dengan keaneka ragaman
frekwensi t
N e
Juga memotong kode yang digunakan hanya memperlihatkan korelasi salib
rendah dan autocorrelation rendah r a
n d
Versi isyarat delay lebih dari satu memotong interval tidak bertentangan dengan
syarat dominan banyak H e
Keleluasaan Pribadi By
Dari spektrum yang tersebar ( lihat bab 9)
Penurunan(Pangkat,Derajad) yang lemah
Dengan FDMA atau TDMA, menetapkan jumlah para pemakai yang dapat
mengakses sistem secara serempak
Dengan CDMA,ketika para pemakai mengakses sistem secara serempak,
menyiarkanlah tingkatan dan karenanya kesalahan menilai peningkatan
Secara berangsur-angsur sistem menurunkan pangkat

Page 614 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Code Division Multiple Access


Self-Jamming
Kecuali jika semua para pemakai disamakan, transmisi tiba dari
berbagai para pemakai tidak akan dengan sempurna dibariskan
pada batasan-batasan chip
Penyebaran urutan dari para pemakaityang berbeda bukan
orthogonal N e
r a
Beberapa korelasi salib n d
HeFDMA
Dari salah satu TDMA atau
yB
Di Mana,karena frekwensi atau waktu guardbands yang layak,
berturut-turut, isyarat yang diterima adalah orthogonal
Jauh-dekat masalah
Isyarat semakin dekat ke penerima diterima dengan lebih sedikit
pelaifan dibanding isyarat yang lebih jauh pergi
Dengan ketiadaan [orthogonalas yang lengkap, transmisi dari
unit lebih sukar untuk dipulihkan

Page 615 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Penerima RAKE
Jika berbagai versi isyarat tiba lebih dari satu memotong interval terpisah,
penerima dapat memulihkan isyarat dengan menghubungkan urutan chip
dengan isyarat yang datang/yang berikutnya Isyarat sisa[nya]
memperlakukan sebagai suara gaduh
Capaian lebih baik jika penerima mencoba untuk memulihkan isyarat dari
berbagai lur dan berkombinasi dengan keterlambatant pantas
Isyarat biner asli tersebar oleh XOR dengan N ekode yang memotong
r a
d
Menyebar urutan yang diatur untukntransmisi di saluran tanpa kabel
He salinan isyarat
efek Multipath menghasilkan berbagai
By
Masing-Masing dengan suatu sejumlah waktu berbeda menunda (? 1, ? 2, dll.)
Masing-Masing dengan suatu faktor pelemahan berbeda ( a1, a2, dll.)
penerima Demodulates mengkombinasikan isyarat
Demodulated memotong arus yang yang diberi makan ke dalam berbagai
correlators, masing-masing tertunda oleh jumlah berbeda
Isyarat yang dikombinasikan menggunakan faktor yang diperkirakan dari saluran

Page 616 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Prinsip Penerima RAKE

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 617 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IS-95
generasi ke dua rencana CDMA
Terutama menyebar di Amerika Utara
Struktur trnsmisi berbeda e tpada link
a N
d r
pemain depan dan H epembalik
n
By

Page 618 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Struktur kanal IS-95

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 619 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Link Forward IS-95 (1)


Sampai 64 CDMA dengan masing-masing pendudukan
1228-kHz luas bidang yang sama
Empat jenis saluran:
Pilot ( Kanal 0) t
N
Isyarat berlanjut pada saluran tunggal
e
r a
n d
Mengijinkan unit untuk memperoleh informasi pemilihan waktu
H e
Menyediakan acuanyuntuk proses demodulasi
B
Menyediakan perbandingan kekuatan isyarat untuk penentuan
handoff
Terdiri dari semua nol
Sinkronisasi ( Kanal 32)
1200-bps kanal digunakan oleh setasiun untuk memperoleh
informasi identifikasi tentang sistem selular
Waktu sistem, merindukan status kode, revisi protokol, dan lain lain

Page 620 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IS-95 Forward Link (2)


Pemberian Nomor Halaman ( kanal 1 sampai 7)
Berisi pesan untuk orang atau setasiun
Jalur ( kanal 8 untuk 31 dan 33 untuk 63)
55 saluran kanal e t
a N
Spesifikasi asli mendukungd r data tingkat sampai 9600
bps e n
H
By tingkat sampai 14,400 bps
Revisi menambahkan
Semua saluran menggunakan luas bidang
sama
Memotong kode antar saluran
Memotong kode 64 orthogonal 64-bit kode yang
diperoleh dari 64 x 64 Walsh Matrix

Page 621 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Proses Forward Link


suara Lalu lintas disandikan pada 8550 bps
Bit tambahan untuk pendeteksian kesalahan
Nilai sekarang 9600 bps
Kapasitas penuh tidak menggunakan manakala pemakai tidak mengatakan
Menenangan data periode menempatkan . ke klas khusus rendah seperti
1200 bps e t
a N
2400 bps menilai digunakan untuk memancarkan penumpang sementara di
d r
dalam latar belakang menyiarkanen
H digitized data pemberian isyarat dan
4800 bps menilai untuk mencampur
pidato/suara By
Data dipancarkan dalam 20 m Majulah koreksi kesalahan
Convolutional encoder dengan tingkat tarip
Penggandaan data efektif menilai untuk 19.2 kbps
Karena data yang lebih rendah menilai encoder bit keluaran ( lambang kode
yang disebut replicated )untuk menghasilkan 19.2-kbps
Data yang terselip di antara halaman dalam blok untuk mengurangi efek
kesalahan dengan menyebar

Page 622 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Scrambling
Setelah interleaver, data aduk
Topeng keleluasaan pribadi
Mencegah pengiriman pola yang berulang
Mengurangi kemungkinan para pemakai yang mengirimkan pada
kekuatan puncak pada waktu sama t
berebut Dilaksanakan oleh kode [yang]
N epanjang
a r 42-bit-long bergeser daftar
Pseudorandom jumlah diturunkan n ddari
e
Hdengan nomor urut elektronik pemakai
Bergeserlah daftar initialized
Bykode panjang adalah pada suatu tingkat tarip
Keluaran dari generator
1.2288 Mbps
64 kali 19.2 kbps
Satu bit di dalam 64 terpilih ( dengan decimator fungsi)
Menghasilkan arus XORED dengan keluaran blok interleaver

Page 623 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengendalian Daya
Langkah berikutnya memasukkan/menyisipkan
kekuatan mengendalikan informasi di saluran
lalu lintas
Untuk mengendalikan keluaran e tkekuatan antena
a N
dr tingkat 800 bps dengan
Merampok saluran lalu nlintas
e
mencuri bit kode y H
B
800-bps saluran membawa informasi yang
mengarahkan unit untuk merubah tingkatan keluaran
Menggerakkan arus kendali multiplexed ke dalam
19.2 kbps
Mengganti beberapa kode menggigit, menggunakan
generator kode panjang untuk menyandi bit

Page 624 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

DSSS
Menyebar 19.2 kbps untuk 1.2288 Mbps
Penggunaan satu baris Walsh acuan/matriks
yang ditugaskan Ke setasiun gesit selama [panggil/hubungi] susunan
Jika 0 diperkenalkan ke XOR, 64 bit dari baris ditugaskan mengirim
Jika 1 XOR diperkenalkan, bitwise baris di/mengirim
t
Bit akhir menilai 1.2288 Mbps N e
r a
Menggigit arus yang yang diatur
n dke pengangkut menggunakan
QPSK He
y
Baku dan Q ( in-phase dan kwadratur) saluran
Data yang dipecah jadi
Data pada setiap saluran XORED dengan kode yang singkat unik
Pseudorandom angka-angka dari 15-bit-long bergeser daftar

Page 625 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Forward
Link
Transmission

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 626 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Reverse Link
Sampai 94 Kanal CDMA
Masing-Masing pendudukan 1228-kHz luas bidang
yang sama
Mendukung sampai 32 akses menggali
t dan 62
saluran lalu lintas N e
a r
Kanal trafik unik n d
He
By
Masing-Masing setasiun mempunyai kode panjang
unik menyembunyikan nomor urut [yang] didasarkan
pada
42-bit nomor;jumlah, 242 1 topeng [yang] berbeda
Mengakses saluran yang digunakan untuk memulai
panggilan, bereaksi terhadap pemberian nomor halaman
penggali pesan, dan untuk penempatan membaharui

Page 627 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Proses Reverse Link dan


Spreading
Langkah-Langkah pertama sama seperti saluran pemain depan
Convolutional encoder menilai 1/3
Melipat-Tigakan data efektif menilai ke max. 28.8 kbps
Data menghalangi terselip di antara halaman
Penyebaran menggunakan Walsh acuan/matriks
t
Menggunakan dan bermaksud berbeda dari saluran pemain depan
e
a N
Data dari blok interleaver yang dikelompokkan di dalam unit 6 bit
d r
Masing-Masing 6-bit unit bertindak sebagai index untuk memilih baris
e n
acuan/matriks ( 26= 64) H
By
Mengayuhlah diganti/ digantikan untuk masukan
Data menilai diperluas oleh faktor 64/6 untuk 307.2 kbps
yang dilaksanakan Untuk meningkatkan resepsi pada BS
Sebab persandian orthogonal [yang] mungkin, persandian blok meningkatkan
algoritma pengambilan keputusan pada penerima
Juga computationally efisien
Walsh format modulasi blok yang error-correcting kode
( n, k)= ( 64, 6) dan dmin= 32
Sesungguhnya, semua jarak 32

Page 628 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data Burst Randomizer


Mengurangi gangguan campur tangan
dari setasiun lain
Penggunaan kode panjang N e t
r a
menyembunyikanHuntuk en
d memperlancar
data ke luar di Batas
y frame 20 m

Page 629 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

DSSS
Merindukan kode unik ke XORED dengan
keluaran randomizer
1.2288-Mbps arus data akhir
yang diatur Menggunakan NORTHOGONAL
et
QPSK rencana modulasi r a
n d
e
Berbeda dengan ysaluran maju yang digunakan
H
B
untuk unsur penundaan di dalam modulator
untuk menghasilkan orthogonalas
saluran Maju, menyebar kode orthogonal
Berasal dari Walsh acuan/matriks
Membalik saluran orthogonalas dalam menyebar
kode tidak dijamin

Page 630 / 1194


Reverse http://www.hendra-jatnika.web.id

Link
Transmissi
on
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 631 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem Generasi Ketiga


Sasaran untuk menyediakan komunikasi tanpa kabel wajar kecepatan
tinggi untuk mendukung multimedia, data, dan video di samping
menyatakan
ITUS Yang Internasional Telekomunikasi Gesit untuk tahun 2000 ( IMT-
2000) prakarsa menggambarkan ITUS pandangan third-generation
kemampuan sebagai: t
N
Menyatakan kwalitas dapat diperbandingkan ke PSTNe
r a
144 kbps tersedia untuk para pemakai di atas area yang besar
n d
He
384 kbps tersedia untuk pejalan kaki di area yang kecil


By
Pen;Dukungan untuk 2.048 Mbps untuk penggunaan kantor
Tingkat Tarip data [yang] tidak setangkup dan simetris
Pen;Dukungan untuk packet-switched dan circuit-switched jasa
Alat penghubung adaptip ke Internet
Lebih [] penggunaan efisien tersedia spektrum
Pen;Dukungan untuk variasi [dari;ttg] peralatan [yang] gesit
Fleksibilitas untuk mengijinkan pengenalan tentang teknologi dan jasa [yang]
baru

Page 632 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Daya Penggerak
Kecenderungan ke arah telekomunikasi [yang] pribadi umum
Kemampuan orang untuk mengidentifikasi dirinya dan menggunakan manapun
sistem komunikasi serentak, dalam kaitan dengan rekening/tg-jawab tunggal
Akses komunikasi [yang] umum
Menggunakan ones terminal di dalam suatu lingkungan yang luas untuk
menghubungkan ke jasa informasi t
N e
e.g. terminal jinjing yang akan bekerja di kantor, jalan, dan naik pesawat terbang
dengan sama dengan baik r a
d
nmodul identitas langganan, melangkah
GSM selular yang teleponi dengan
H e
ke arah gol y

B
Jasa komunikasi pribadi ( PCSS) dan jaringan komunikasi pribadi ( PCNS)
juga membentuk sasaran hasil untuk third-generation tanpa kabel
Teknologi adalah divisi waktu penggunaan digital berbagai akses atau
code-division berbagai akses
Pcs handsets kekuatan yang rendah, kecil dan cahaya

Page 633 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Interface Alternatif (1)


IMT-2000 tutup spesifikasi satuan alat penghubung radio untuk
capaian yang dioptimalkan dalam lingkungan radio yang berbeda
Lima alternatif untuk memungkinkan evolusi lembut dari sistem
yang berjalan
Alternatif mencerminkan evolusi dari generasi
t kedua
Ne European
Dua spesifikasi tumbuh menganggurapada
r ( ETSI)
Telekomunikasi Institut yang Standard
d
n
e telekomunikasi umum) sebagai 3G
Kembangkan suatu UMTS (Hsistem
Bykabel
Europe's standard tanpa
Ter/Memasukkanlah dua standard
Wideband CDMA, atau W-Cdma
Secara penuh memanfaatkan CDMA teknologi
Menyediakan data tinggi menilai dengan penggunaan luas bidang yang efisien
IMT-TC, atau TD-CDMA
Kombinasi W-Cdma dan TDMA teknologi
Diharapkan untuk menyediakan alur upgrade untuk GSM sistem TDMA-BASED

Page 634 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Interface Alternatif (2)


CDMA2000
Asal Amerika Utara
serupa Untuk, tetapi tidak cocok/bertentangan dengan, W-
Cdma
t
e tingkat tarip chip yang
Sebagian karena penggunaan standard
a N
berbeda d r
n
He
Juga, cdma2000 menggunakan multicarrier, tidak menggunakan
dengan W-Cdma By
IMT-SC merancang untuk TDMA-ONLY jaringan
IMT-FC dapat digunakan oleh kedua-duanya TDMA dan
FDMA carriers
Untuk menyediakan beberapa 3G jasa
Perkembangan Digital Mengenai Eropa Telekomunikasi Cordless (
DECT) standard

Page 635 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IMT-2000 Terrestrial Radio


Interfaces

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 636 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pertimbangan Desain CDMA


Tingkat Bandwidth dan Chip
Teknologi dominan untuk 3G sistem adalah CDMA
Tiga CDMA rencana berbeda telah diadopsi
Membagi bersama beberapa isu disain yang umum
Luas Bidang
Membatasilah pemakaian saluran untuk 5 t MHZ
Luas bidang lebih tinggi meningkatkan N e
kemampuan penerima untuk
memecahkan multipath r a
d
n dengan bersaing kebutuhan
e
Tetapi tersedia spektrum terbatas
H
5 MHZ batas atas layakBypada kaleng apa dialokasikan untuk 3G
5 MHZ adalah enoughfordata tingkat 144 dan 384 kHz
Memotonglah tingkat tarip
Dengan luas bidang, tingkat tarip chip tergantung pada data diinginkan
menilai, kebutuhan untuk kendali kesalahan, dan pembatasan luas
bidang
Memotong tingkat 3 Mcps atau lebih layak

Page 637 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pertimbangan Desain CDMA


Multirate
Ketetapan berbagai fixed-data-rate saluran ke pemakai yang ditentukan
Tingkat tarip data berbeda menyajikan saluran yang berbeda
Lalu lintas pada masing-masing saluran logis dapat diswitch dengan bebas
melalui jaringan yang ditetapkan tanpa kabel ke tujuan berbeda
Dengan fleksibel mendukung berbagai aplikasi bersama dari pemakai
Secara efisien menggunakan tersedia kapasitas
e t dengan hanya
menyediakan kapasitas yang diperlukan a N masing-masing layanan
untuk
d r
yang dicapai Dengan TDMA rencanae n di dalam CDMA saluran [yang]
tunggal H
By
Nomor;Jumlah slot berbeda saban membingkai [yang] ditugaskan untuk tingkat
tarip data [yang] berbeda
Subchannels pada data ditentukan menilai dilindungi oleh koreksi kesalahan dan
teknik menyisipkan antar halaman
Alternatif: menggunakan berbagai kode CDMA
Memisahkan persandian dan menyisipkan antar halaman
Memetakan untuk memisahkan saluran CDMA

Page 638 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Waktu Dan Kode Multiplexing

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 639 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Data and Computer
Communications
7 Edition
th
dr
a N e t
e n
H
By

Bab 15
Ikhtisar Jaringan Area Lokal

Page 640 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Aplikasi LAN(1)
Komputer Pribadi LANS
Biaya yang rendah
Tingkat Tarip data yang terbatas
Kembali jaringan akhir a e t
N
d r
Saling behubungan sistem
H e n yang besar ( mainframe
dan alat penyimpanan
By yang besar)
Tingkat Tarip data [tinggi
Kecepatan tinggi menghubung
Akses yang dibagi-bagikan
Jarak yang terbatas
Terbatasnya Jumlah alat

Page 641 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Aplikasi LAN(2)
Jaringan Kawasan Penumpukan Barang
Memisahkan jaringan yang menangani kebutuhan gudang/penyimpanan
Melepaskan tugas gudang/penyimpanan dari server yang spesifik
Fasilitas gudang/penyimpanan yang bersama ke seberang jaringan kecepatan
tinggi
Hard-Disk, perpustakaan tape, larik antena CD t
N e
yang ditingkatkan Client-Server akses gudang/penyimpanan Mengarahkan
r a
gudang/penyimpanan ke komunikasi gudang/penyimpanan untuk backup
n d
Kecepatan tinggi jaringan kantor
H e
By
Gambaran desktop yang memproses
Kapasitas tinggi gudang/penyimpanan lokal
Tulang Punggung LANS
Salinglah behubungan kecepatan rendah LANS [yang] lokal
Keandalan
Kapasitas
Harga

Page 642 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Wilayah Penyimpanan Jaringan

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 643 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitektur LAN
Topologi
Medium transmisi
Tataruang e t
a N
d r
n
Medium kendaliy akses
H e
B

Page 644 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Topologi
Tree
Bus
Kasus khusus Three aNet
d r
Satu batang, tidak ada
e n cabang
H
y
Ring B

Star

Page 645 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Topologi LAN

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 646 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bus dan Tree


medium Multipoint
Transmisi menyebar sepanjang medium
terdengar Secara keseluruhan setasiun
Harus mengidentifikasi setasiun target
et N
ra alamat yang unik
Masing-Masing setasiun mempunyai
d
e n
Koneksi rangkap penuhHantara setasiun dan penyadap
y
MempertimbangkanBresepsi dan transmisi
Harus mengatur transmisi
Untuk menghindari benturan
Untuk menghindari menarik perhatian
Data di dalam blok yang kecil- bingkai
Terminator menyerap bingkai pada akhir medium

Page 647 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frame
Transmission
dalam Bus r a N e t
n d
LAN By
H e

Page 648 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Topologi Ring
Pengulang yang dihubungkan oleh penunjuk titik
menghubungkan pengulangan tertutup
Menerima data pada satu mata rantai dan retransmit pada yang
lain
Menghubungkan searah e t
a N
d r
Setasiun menyertakan ke pengulang
n
Data di bingkai He
By
Edarkan dulu semua setasiun
Tujuan mengenali alamat dan bingkai salinan
Bingkai beredar kembali ke sumber di mana dipindahkan
Media kendali akses menentukan manakala setasiun
dapat memasukkan/menyisipkan bingkai

Page 649 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frame
Transmissi e t
N
dalam H e n d r a

Ring LAN By

Page 650 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Topologi Star
Masing-Masing setasiun menghubung secara
langsung ke node pusat
Pada umumnya via dua titik untuk menunjuk
mata rantai e t
a N
d r
Node pusat dapat menyiarkan
H e n
By yang logis
Bintang phisik, bus
Hanya satu setasiun dapat memancarkan
serentak
Node pusat dapat bertindak sebagai tombol
frame

Page 651 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemilihan Topology
Keandalan
Expandabilas
Capaian e t
a N
d r
n
Kebutuhan di dalam
y
H konteks:
e
B
Medium
Tataruang pemasangan kabel
Kendali akses

Page 652 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Media Transmisi Bus LAN


(1)
Pasangan yang terbelit
Awal LANS menggunakan kabel/telegram
grade suara e t
a N
Tidak ada skala untukn d rLANS
H e
Tidak yang digunakan
By di BUS LANS sekarang
Baseband kabel koaksial
Menggunakan digital pemberi sinyal
Ethernet Asli

Page 653 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Media Transmisi Bus LAN


(2)
Kabel koaksial jalur lebar
Seperti di sistem TV kabel/telegram
Isyarat Analog pada frekwensi radio
Mahal, susah untuk menginstal dan memelihara
Tidak lagi yang digunakan di LANS et
a N
Serabut [ang berhubung dengan n d r mata
Ketukan mahal H e
By baik
Tersedia alternatif lebih
Tidak digunakan di bus LANS
Semua susah untuk bekerja dengan topologi bintang
dibandingkan dengan pasangan yang terbelit
Baseband mempunyai sumbu yang sama masih
menggunakan tetapi tidak sering di dalam instalasi baru

Page 654 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Ring dan Star


Ring
Kecepatan sangat tinggi menghubungkan interlokal
kegagalan pengulang atau Mata rantai tunggal
e t
melumpuhkan jaringan aN
d r
Star n
He
B y
Menggunakan tataruang pemasangan kabel alami di
bangunan
terbaik Untuk menyingkat jarak
Tingkat tarip data tinggi untuk sejumlah kecil alat

Page 655 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemilihan Medium
Dibatasi oleh topologi LAN
Kapasitas
Keandalan e t
a N
d r
n
Jenis data mendukung
H e
By
Lingkup lingkungan

Page 656 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Media yang Tersedia (1)


grade suara Unshielded membelit pasangan ( UTP)
3Kucing
Murah
Dipahami
e t
Menggunakan pemasangan kabel a Ntelepon di bangunan kantor
d r
Tingkat Tarip data rendah en
H
Pasangan yang terbelit
By yang dilindungi dan baseband
mempunyai sumbu yang sama
Lebih mahal dibanding UTP tetapi tingkat tarip data lebih tinggi
Kabel/Telegram jalur lebar
Meski demikian tingkat tarip data lebih tinggi mahal

Page 657 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Media yang Tersedia (2)


Capaian UTP yang tinggi
5Kucing dan di atas
Tingkat tarip data tinggi untuk sejumlah kecil alat
Topologi bintang yang diswitch untuk instalasi yang besar
e t
Serabut yang berhubung dengan a N mata
d r
n
Pengasingan electromagnetis
e
H
Kapasitas tinggi By
Ukuran kecil
mahal Untuk komponen
Ketrampilan tinggi diperlukan untuk menginstal dan memelihara
Harga sedang runtuh dan produk mencakup peningkatan

Page 658 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitektur Protocol
Menurunkan model lapisan OSI
IEEE 802 Phisik
Kendali mata rantai logis e t( LLC)
a N
d r
n
Media kendali akses
y
H e ( MAC)
B

Page 659 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IEEE 802 v OSI

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 660 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

802 Layer -
Fisik
Encoding/Decoding
mukadimah Generation/Removal
Menggigit transmission/reception
e t
a N
d r
n
topologi dan Medium
y
H e transmisi
B

Page 661 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

802 Layers -
Logical Link Control
Menghubung ke tingkat yang lebih tinggi
kendali kesalahan dan Arus
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 662 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengendalian Logical Link


Transmisi mata rantai mengukur PDUS antara
dua setasiun
Harus mendukung multiaccess, membagi
bersama medium e t
a N
d r
Beberapa mata rantai
H emengakses
n detil lapisan
MAC By
melibatkan penetapan tujuan dan sumber LLC
para pemakai
Dikenal sebagai melayani poin-poin akses ( GETAH)
Tingkat Protokol secara khas lebih tinggi

Page 663 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Layanan LLC
Didasarkan HDLC
Layanan yang connectionless
Layanan koneksi gaya aNet
d r
n
Layanan connectionless
y
H e yang diakui
B

Page 664 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol LLC
yang diperagakan Setelah HDLC
Gaya seimbang tak serempak untuk
mendukung gaya koneksietlayanan LLC (
tipe 2 operasi) a N
d r
e n
Informasi PDUS H terhitung jumlahnya
tak
By
untuk mendukung Acknowledged layanan
connectionless ( tipe 1)
Terdiri dari banyak bagian menggunakan
LSAPS

Page 665 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kendali Media Access


Perakitan data ke dalam bingkai dengan bidang
pendeteksian kesalahan dan alamat
Disassembly bingkai
Menunjuk pengenalan e t
a N
d r
Pendeteksian kesalahan
e n
H
Mengurus aksesBke y medium transmisi
Tidak ditemukan di lapisan tradisional 2 data
menghubungkan kendali
Karena LLC sama, beberapa pilihan MAC
tersedia

Page 666 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol LAN dalam konteks

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 667 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kendali Media Access


Di Mana
Pusat
Kendali lebih besar
Logika akses sederhana pada setasiun
e t
Menghindari permasalahan koordinasi
a N
Titik kegagalan tunggal ndr
He
Bottleneck yang potensial
Pembagi By
Bagaimana
Synchronous
Kapasitas spesifik mempersembahkan koneksi
Tidak Serempak
Sebagai jawaban atas permintaan

Page 668 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem Asinkronus
Protes
Baik jika banyak setasiun mempunyai data untuk
memancarkan periode yang diperluas
Reservasi e t
Lalu Lintas arus yang berguna
a N
d r
n
Anggapan H e
B y
Bursty lalu lintas yang berguna
Semua setasiun sesuai waktu
Membagi
Sederhana
Efisien di bawah beban moderat
Ditujukan untuk roboh di bawah muatan berat

Page 669 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Format Frame MAC


Lapisan MAC menerima data dari lapisan LLC
Kendali MAC
Alamat tujuan MAC
Alamat sumber MAC e t
a N
d r
LLS H e n
CRC By
Lapisan MAC mendeteksi kesalahan dan
bingkai barang buangan
LLC secara bebas pilih retransmits bingkai yang
gagal

Page 670 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Format Generic MAC Frame

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 671 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bridges
Kemampuan untuk memperluas di LAN tunggal
Menyediakan interkoneksi ke LANS/WANS lain
Menggunakan penerus atau Jembatan t
N e
Jembatan lebih sederhana d r a
e n
Menghubungkan LANS H yang serupa
B y
Protokol serupa untuk fiisik dan lapisan mata rantai
Proses minimal
Penerus yang lebih umum
Saling behubungan berbagai LANS dan WANS
melihat kemudian

Page 672 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kenapa Bridge?
Keandalan
Capaian
Keamanan e t
a N
d r
n
Geografi H e
By

Page 673 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fungsi Bridge
Membaca semua bingkai yang
dipancarkan pada satu LAN dan
menerima alamat itu untuk e t setasiun
a N
manapun pada LAN n yang
d r lain
He
MenggunakanByprotokol MAC untuk LAN
kedua, retransmit masing-masing bingkai
Cara sama lainnya

Page 674 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi Bridge

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 675 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Aspek-aspek Desain Bridge


Tidak ada modifikasi ke format atau isi bingkai
Tidak ada encapsulation
Copy bingkai yang tepat
Penyangga/bantalan untuk memenuhi t permintaan
puncak N e
r a
Berisi routing dan penunjukn dkecerdasan/inteligen
e H
Harus mampu menceritakan
By ke bingkai untuk meloloskan
Dapat lebih baik dibanding satu jembatan untuk
memotong/menyeberang
Dapat menghubungkan lebih dari dua LANS
Penghubung transparan ke setasiun
Tampak untuk semua setasiun pada berbagai LANS
seolah-olah mereka adalah LAN tunggal

Page 676 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitektur Protokol Bridge


IEEE 802.1D
Tingkatan MAC
Setasiun menunjuk pada tingkatan ini
Jembatan tidak memerlukan lapisan t LLC
N e
Menyiarkan bingkai MAC r a
n d
Mampu membingkai sistemHe comms eksternal
By pucat/lesu
e.g. Mata Rantai yang
Menangkaplah bingkai
Encapsulate Majulah ia/nya ke seberang
menghubungkan
Memindahkan encapsulation dan maju di mata rantai
LAN

Page 677 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Koneksi Dua LAN

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 678 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Routing yang ditetapkan


LANS Besar kompleks memerlukan rute alternatif
Menjaga keseimbangan
Menyalahkan toleransi
Jembatan harus memutuskan untuk t forward frame
N e
Jembatan harus memutuskan d r LAN mana untuk forward
a
frame e n
H
By untuk masing-masing source-
Penaklukan yang terpilih
destination penghembus LANS
Dilaksanakan Konfigurasinya
Pada umumnya paling sedikit meloncat rute
Hanya berubah manakala topologi berubah

Page 679 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bridge
dan
LAN
dengan e t
a N
Rute H e n d r

Alternatif By

Page 680 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Spanning Tree
Jembatan secara otomatis kembangkan
ruting
Secara otomatis membaharui N e t jawaban
r a
d
Frame forwardingHe n
By
Pengalamatan
pengulangan Resolusi

Page 681 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Frame forwarding
Memelihara database untuk masing-masing port
Mendaftar alamat setasiun yang yang dicapai melalui masing-
masing port
Karena suatu bingkai tiba pada port
t X: e
aN MAC didaftarkan untuk
Mencari database untuk melihatrjika
pelabuhan manapun kecuali nXd
H e
Jika alamat tidak ditemukan,
y disampaikan ke semua pelabuhan
kecuali X B
Jika alamat didaftarkan untuk pelabuhan Y, memeriksa
pelabuhan Y apa menghalangi penyampaian status
Ganjalan mencegah port dari penerima atau pemancar
Jika tidak dihalangi, memancarkan bingkai sampai pelabuhan Y

Page 682 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Address Learning
Mampu menyampaikan database
Mampu belajar
Ketika bingkai tiba di pelabuhan t X, telah datang
format LAN yang dihubungkan e
N dengan port X
r a
d
nmembaharui database
Menggunakan sumber H e
pelabuhan X untuk By memasukkan alamat itu
Pengatur waktu pada masing-masing masukan
database
Setiap kali bingkai tiba, alamat sumber
mengecek database penyampaian

Page 683 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Algoritma Spanning Tree


Address learning bekerja untuk tataruang three
Tidak ada pengulangan tertutup
Karena grafik yang dihubungkan t ada suatu
N e
pohon yang memutar yang d r a memelihara
n
He berisi pengulangan
connectivas tetapiytidak
tertutup apapun B
Masing-Masing jembatan menugaskan identifier
Pertukaran antar jembatan untuk menetapkan
memutar pohon

Page 684 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Putaran Bridge

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 685 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Switch Layer 2 dan Layer 3


Sekarang banyak jenis alat untuk saling
behubungan LANS
Di luar penerus dan jembatan
N e t
r a
d
Lapisan tombol 2 Hen
By
Lapisan tombol 3

Page 686 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Hubs
Unsur tataruang bintang [yang] pusat aktip
Masing-Masing setasiun yang dihubungkan ke poros/pusat kegiatan oleh
dua bentuk
Pemancar dan Penerima
Poros/Pusat kegiatan bertindak sebagai suatu pengulang
t kegiatan mengulangi
Ketika setasiun tunggal memancarkan, poros/pusat
e
a
isyarat pada garis ramah untuk masing-masingN setasiun
d r
n
Garis terdiri dari dua unshielded pasangan
e [yang] yang terbelit
Membatasi pada sekitar 100ym H
B
Data tinggi menilai dan kualitas transmisi lemah/miskin UTP
Serabut berhubung dengan mata mungkin digunakan
Max tentang 500 m
Secara phisik bintang, secara logika bus
Transmisi dari setasiun manapun menerima secara keseluruhan setasiun
lain
Jika dua setasiun memancarkan pada waktu yang sama, benturan

Page 687 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Layout Hub
Berbagai tingkatan poros/pusat kegiatan cascaded
Masing-Masing poros/pusat kegiatan punya suatu
setasiun campuran dan poros/pusat kegiatan lain yang
dihubungkan dari bawah t
N e
Sesuai dengan praktek pemasangan
dr
a kabel bangunan
en pada masing-masing lantai
Kamar kecil pemasanganHkabel
Bydapat ditempatkan pada setiap orang
Poros/Pusat kegiatan
Masing-Masing setasiun jasa poros/pusat kegiatan pada lantai
nya

Page 688 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dua Level Topologi Star

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 689 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Buses dan Hubs


Bus bentuk wujud
Semua setasiun membagi bersama kapasitas bus ( e.g.
10Mbps)
Hanya satu setasiun memancarkan serentak
e t
Poros/Pusat kegiatan menggunakan
a N pemasangan
d r
kawat bintang untuk menyertakan setasiun ke
e n
poros/pusat kegiatany H

B
Transmisi dari manapun setasiun yang diterima oleh
poros/pusat kegiatan dan retransmitted pada semua
bentuk yang ramah
Hanya satu setasiun dapat memancarkan serentak
Total kapasitas LAN adalah 10 Mbps
Meningkatkan capaian dengan lapisan 2 tombol

Page 690 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Medium bersama Bus dan Hub

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 691 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Medium Hub dan


Layer 2 Switch

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 692 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Switch Layer 2
Poros/Pusat kegiatan pusat bertindak sebagai
tombol
Bingkai yang datang/yang berikutnya t dari
N e
setasiun tertentu diswitchd r ke
a garis keluaran yang
n
sesuai He
By
Bentuk tak terpakai dapat tombol lalu lintas lain
Setasiun lebih dari satu memancarkan serentak
Perkalian kapasitas LAN

Page 693 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keuntungan Switch Layer 2


Tidak ada perubahan untuk memasang alat pengkonversi BUS
LAN atau poros/pusat kegiatan LAN untuk menswitch LAN
Karena Ethernet LAN, masing-masing alat menggunakan protokol
ETHERNET MAC
Alat telah mempersembahkan kapasitas t
sepadan dengan LAN
yang asli Ne a
Mengumpamakan tombol mempunyai d r kapasitas cukup untuk
menyimpan e n
Sebagai contoh jika tombol
Hdapat menopang throughput 20 Mbps,
B y
masing-masing alat nampak untuk mempunyai kapasitas
dipersembahkan untuk salah satu keluaran atau masukan 10 Mbps
Lapisan 2 timbangan tombol dengan mudah
Alat tambahan berkait dengan tombol dengan meningkatkan kapasitas
layer 2

Page 694 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe-tipe Switch Layer 2


Tombol Store-And-Forward
Menerima bingkai pada garis masukan
Penyangga/Bantalan singkat,
Kemudian mengarahkannya ke garis keluaran yang sesuai
Penundaan antara penerima dan pengirim
Menaikkan tegangan integritas jaringanNe
t
r a
Cut-Through tombol n d
e
Mengambil keuntungan dariHtujuan menunjuk muncul pada permulaan
bingkai By
Tombol mulai mengulangi bingkai ke garis keluaran secepat mengenali
alamat tujuan
Throughput [yang] mungkin paling tinggi
Resiko dalam menyebarkan bingkai yang tidak baik
Tombol yang tidak mampu untuk memeriksa CRC sebelum
retransmission

Page 695 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Switch Layer 2 v Bridge


Lapisan 2 tombol dapat dipandang sebagai full-duplex poros/pusat
kegiatan
Mampu menyertakan logika untuk berfungsi sebagai multiport
jembatan
Jembatan pembingkai menangani perangkat t lunak
e
Tombol melaksanakan bingkai dan pengenalan
N alamat di dalam
perangkat keras r a
n d
Jembatan hanya meneliti dane
H ke depan satu bingkai serentak
By alur data paralel
Tombol mempunyai berbagai
Mampu menangani berbagai bingkai serentak
Jembatan menggunakan store-and-forward operasi
Tombol dapat mempunyai cut-through operasi
Jembatan menderita secara komersial
Instalasi baru secara khas memasukkan lapisan 2 tombol dengan
kemampuan jembatan bukannya jembatan

Page 696 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Masalah Switch Layer 2 (1)


Ketika jumlah alat di dalam bangunan, lapisan 2 tombol
mengungkapkan beberapa kekurangan
Menyiarkan beban terlalu berat
Ketiadaan berbagai mata rantai
e t
Satuan alat dan LANS yang dihubungkan
a N oleh lapisan 2
tombol mempunyai ruangealamatd r yang kempes
n
Allusers membagi bersama H MAC umum menyiarkan alamat
B y
Bila ada alat mengeluarkan bingkai siaran, bingkai itu dikirimkan
untuk semua alat jaringan yang dihubungkan dengan yang
dihubungkan oleh lapisan 2 jembatan dantombol
Di jaringan yang besar, siaran membingkai dapat menciptakan
ongkos exploitasi yang besar
Kegagalan pemakaian alat dapat menciptakan siaran ribut
Banyak siaran membingkai jaringan bakiak

Page 697 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Masalah Switches Layer 2 (2)


Arus standard untuk protokol jembatan tidak mendikte
pengulangan tertutup
Hanya satu alur antara dua alat
Mustahil dalam implementasi standards-based menyediakan
berbagai alur melalui berbagai tombol
etalat
N
Membatasi keandalan dan capaian.
a
r
d ke dalam subnetworks
Solusi: memisahkan jaringan
H e n
yang dihubungkan oleh
By penerus
MAC menyiarkan bingkai tombol dan alat yang terbatas
pada terdapat di subnetwork tunggal
Penerus IP-based mempekerjakan algoritma penaklukan
yang canggih
Mengijinkan penggunaan berbagai alur antar subnetworks yang
berbeda

Page 698 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Masalah Router
Penerus melakukan semua IP-LEVEL yang
memproses di (dalam) perangkat lunak
LANS Kecepatan Tinggi dan high-performance
lapisan 2 pompa tombol berjuta-juta
t paket per detik
Penerus Software-based hanya N e mampu menangani
r a
[yang] baik di bawah suatu
n d juta paket per detik
H e
Solusi: lapisan 3By
tombol
Implementpacket-Forwarding logika penerus di
(dalam) perangkat keras
Dua kategori
Paket [oleh/dengan] paket
Mengalirlah didasarkan

Page 699 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Paket dengan Paket atau


Flow Based
Beroperasi sebagai penerus yang tradisional
Order;Pesanan penting/besar meningkatkan capaian
yang dibandingkan ke penerus yang software-based
Tombol Flow-based mencoba untuk e t meningkatkan
capaian dengan mengidentifikasi
a N paket arus IP
dr n
Tujuan dan Sumber sama H e
Dilaksanakan dengan By mengamati penggunaan berkelanjutan
suatu label arus khusus di paket ( IPV6)
Sekali ketika aliran dikenali, rute yang sudah dikenal dapat
dibentuk

Page 700 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tipe Organisasi LAN Besar


Ribuan untuk sepuluh beribu-ribu alat
Sistem desktop menghubungkan 10 Mbps untuk 100 Mbps
Ke dalam lapisan tombol 2
Lan connectivas Tanpa Kabel tersedia untuk para pemakai
Lapisan tombol 3 pada inti jaringan lokal
e t
Membentuk tulang punggung lokal raN
Saling behubungan Pada 1 Gbps n d
He
Menghubungkanlah ke B lapisan
y tombol 2 pada 100 Mbps untuk 1
Gbps
Server menghubungkan secara langsung ke lapisan 2 atau lapisan
3 tombol pada 1 Gbps
Lower-Cost penerus software-based menyediakan WAN koneksi
Melingkar di diagram mengidentifikasi LAN subnetworks yang
terpisah
MAC menyiarkan bingkai kepunyaan subnetwork yang terbatas

Page 701 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram Tipe
Organisasi a N e t
r
LAN Besar y H e n d
B

Page 702 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings Komunikasi Data Dan


Komputer Edisi 7

Bab 16
Kecepatan tinggi LANS
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 703 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Perkenalan

Cakupan teknologi :
Kecepatan dan Gigabit Ethernet
e t
Saluran Serat raN
n d
Kecepatan tinggi
He LANS tanpa kabel
By

Page 704 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mengapa LANS Kecepatan tinggi?


Kantor LANS digunakan untuk menyediakan koneksi dasar
Menghubungkan PCS dan terminal ke mainframe dan
midrange sistem yang menjalankan aplikasi
perusahaan
Sediakan workgroup konektifitas pada tingkatan per
departemen t
Lalu lintas pola cahaya aN e
Penekanan pada file
d r yang dipindahkan dan pos
elektronik He
n
y
Kecepatan danBkekuatan PCS telah bangkit
Graphics-Intensive Aplikasi dan GUIS
Organisasi MIS mengenali LANS sebagaisesuatu yang
penting
Mulai dengan client/server menghitung
Sekarang arsitektur dominan dalam lingkungan
bisnis
Intranetworks
Perpindahan yang sering dari data bervolume
besar
Page 705 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Aplikasi Menuntut LANs Berkecepatan


tinggi
Server yang dipusatkan bertani
Pemakai memerlukan sejumlah data yang sangat
besar dari berbagai server pusat
E.G. Warna yang diterbitkan
e t
Server berisi sepuluh gigabytes data gambar
N
ra stasiun-kerja
Download Bagi imaging
d
Kekuatan workgroupsn

He
Sejumlah kecil
Bykerja sama para pemakai
Gambar file data raksasa(masive) ke seberang
jaringan
E.G. Kelompok Pengembangan software yang menguji
versi perangkat lunak baru atau desain computer-
aided menjalankan simulasi
Tulang punggung lokal kecepatan tinggi
Permintaan Pengolahan tumbuh
LANS berkembang biak pada lokasi
Interkoneksi kecepatan tinggi adalah perlu
Page 706 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Ethernet (CSMA/CD)
Pengangkut Merasakan Berbagai Akses dengan
Pendeteksian Benturan
Xerox- Ethernet
IEEE 802.3
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 707 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IEEE802.3 Kendali Akses Medium


Akses Acak
Stasiun mengakses medium secara
acak
et N
Perkelahian n d r a
eHuntuk waktu padamedium
Stasiun B
diisi
y

Page 708 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

ALOHA
Radio Paket
Pada saat stasiun mempunyai bingkai,ini dikirimkan
Stasiun mendengarkan ( untuk perjalanan max
waktu pulang pergi)plus kenaikan kecil
Jika ACK, bagus. Jika tidak, dipancarkan
t kembali
Jika tidak ada ACK setelah
e
Ntransmisi diulangi,

r a
menyerah n d
Urutan Cek Bingkai
e
H ( seperti di HDLC)
B y
Jika bingkai OK dan alamat cocok dengan penerima,
mengirimkan ACK
Bingkai mungkin dirusakkan oleh noise atau oleh
stasiun lain memancarkan pada waktu yang sama (
benturan)
Kebanyakan tumpang-tindih bingkai menyebabkan
benturan
Max Pemanfaatan 18%

Page 709 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

ALOHA Yang dimasukkan


Waktu pada slot yang seragam sama dengan waktu
transmisi bingkai
Memerlukan jam pusat (atau mekanisme sync yang
lain)
e t
Transmisi mulai dari batas a Nslot
d r
Bingkai yang manapune n luput/kehilangan atau
H
tumpang-tindihysecara total
B
Max Pemanfaatan 37%

Page 710 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

CSMA
Propagasi waktu sangat sedikit dibanding waktu
transmisi
Semua stasiun mengetahui bahwa suatu transmisi
telah dimulai hampir dengan seketika
Pertama dengarkan untuk medium e t jelas bersih
(pengangkut merasakan) a N
d r
Jika medium kosong, e nmemancarkan
Jika dua stasiun
H

B y start pada saat yang bersamaan,


terjadi benturan
Nunggu waktu layak ( perjalanan pulang pergi ACK
perkelahian lebih)
Tidak ada ACK kemudian memancarkan kembali
Max Pemanfaatan tergantung pada waktu propagasi
( panjangnya medium) dan membingkai panjangnya
Bingkai lebih panjang dan propagasi lebih pendek
memberi pemanfaatan lebih baik

Page 711 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Nonpersistent CSMA
1. Jika medium adalah kosong, memancarkan; cara
lainnya, lanjut ke 2
2. Jika medium sibuk, menunggu sejumlah waktu
gambaran dari distribusi kemungkinan (penundaan
transmisi kembali) dan ulangi 1
Keterlambatan acak mengurangi
t kemungkinan
benturan N e
a
dr stasiun menjadi siap untuk
Pertimbangkanndua
memancarkanHe pada waktu sama
Bysaat transmisi lain sedang dalam proses
Pada
Jika kedua stasiun menunda waktu sama sebelum
mengerjakan secara beranting, keduanya akan
mencoba untuk memancarkan pada waktu sama
Kapasitas disia-siakan sebab medium akan tinggal
kosong mengikuti akhir transmisi
Sekalipun satu atau lebih stasiun yang menunggu
Nonpersistent Stasiun yang segan

Page 712 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

1-PERSISTENT CSMA
Untuk menghindari waktu saluran kosong, 1-
persistent protokol digunakan
Stasiun yang mengharapkan untuk memancarkan
mendengarkan dan mematuhi berikut:
e t
1. Jika medium kosong, memancarkan; cara
N
a 2
lainnya, lanjut ke langkah
d r
n
He mendengarkan sampai
2. Jika medium sibuk,
By
kosong; kemudian memancarkan dengan
seketika
1-persistent stasiun egois
Jika dua atau lebih setasiun yang menunggu, dapat
menjamin adanya benturan
Dapat disortir setelah benturan

Page 713 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

P-persistent CSMA
Kompromi itu mencoba untuk mengurangi benturan
Seperti nonpersistent
Dan mengurangi waktu kosong
Seperti 1-Persistent t
Aturan: N e

r a
1. Jika medium kosong,d
n memancarkan dengan
kemungkinan H
e
p, dan menunda sekali unit
B y
dengan kemungkinan ( 1 p)
Unit Waktu [yang] yang secara khas
perkembangbiakan maksimum menunda
2. Jika medium sibuk, mendengarkan sampai
kosong dan mengulangi langkah 1
3. Jika transmisi di/tertunda sekali unit,
mengulangi langkah 1
Apa yang dimaksud dengan nilai yang efektif p?

Page 714 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Besarnya nilai p?
Hindari ketidakstabilan di bawah muatan berat
n penantian setasiun untuk pengiriman
Akhir transmisi, mengharapkan jumlah stasiun percobaan
untuk memancarkan adalah jumlah kemungkinan waktu
stasiun siap memancarkan
np e t
Jika np> 1 pada rata-rata r aN ada suatu benturan
akan
n
Usaha yang diulangi untuk
d memancarkan hampir

He benturan
menjamin lebih banyak
By beranting bersaing dengan transmisi
Pengerjaan secara
baru
Secepatnya, semua stasiun berusaha untuk mengirimkan
Benturan berlanjut; nol throughput
Maka np< 1 untuk puncak yang diharapkan n
Jika muatan berat yang diharapkan, p kecil
Bagaimanapun, jika p dibuat lebih kecil, stasiun
menunggu lebih lama
Pada beban rendah, ini memberi keterlambatan sangat
lama
Page 715 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Gambar CSMA Di Sini

Perlu di edit Fig.16.1

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 716 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

CSMA/CD
Dengan CSMA, benturan menduduki medium
untuk jangka waktu transmisi
Stasiun mendengarkan ketika sedang
memancarkan
e t
a N
Jika medium kosong,
r
dmemancarkan, cara
1.
e n
H
lainnya, ke langkah 2
B y
2. Jika sibuk, mendengarkan untuk yang kosong,
kemudian memancarkan
3. Jika benturan dideteksi, lompat kemudian
berhenti bertransmisi
4. Setelah lompat, tunggu waktu acak kemudian
dimulai dari langkah 1

Page 717 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi
CSMA/CD

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 718 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Algoritma Ketekunan yang mana ?


IEEE 802.3 menggunakan 1-persistent
Baik nonpersistent maupun p-persistent mempunyai
permasalahan capaian
1-persistent ( p= 1) nampak lebih tidak stabil
dibanding p-persistent t
1. Ketamakan stasiun aN
e
d r
2. Tetapi waktu yange n disia-siakan dalam kaitan
dengan benturanH adalah singkat ( jika bingkai
By waktu propagasi)
lebih panjang
3. Dengan backoff acak, yang mau tidak mau
untuk menabrak pada usaha berikutnya
4. Untuk memastikan backoff memelihara
stabilitas, IEEE 802.3 dan Ethernet
menggunakan backoff bersifat exponen biner

Page 719 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Backoff Bersifat Eksponen Biner


Coba untuk memancarkan berulang-kali jika diulangi
benturan
Pertama 10 usaha, harga rata-rata dari penundaan
acak menggandakan
Nilai kemudian tinggal yang sama untuk 6 usaha lebih
lanjut e t
Setelah 16 usaha gagal, r aN menyerah dan
stasiun
melaporkan kesalahannd
Seperti peningkatanHebuntu, stasiun mundur dengan
By untuk mengurangi kemungkinan
jumlah lebih besar
benturan.
1-persistent algoritma dengan backoff yang bersifat
exponen biner lebih efisien di atas cakupan luas beban
Beban rendah, 1-Persistence Jaminan Setasiun dapat
menangkap saluran sekali ketika kosong
Beban tinggi, sedikitnya sama stabil seperti lain
teknik
Backoff Algoritma memberi last-in, first-out efek
Stasiun dengan sedikit benturan memancarkan dulu
Page 720 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Pendeteksian Benturan
Pada baseband bus, benturan
menghasilkan voltase isyarat jauh lebih
tinggi dibanding isyarat
Benturan mendeteksi jika e t sinyal kabel
lebih besar dari sinyal
r a N stasiun tunggal
d
en atas jarak
Sinyal menipisHdi
Jarak BatasByke 500m ( 10Base5) atau
200m ( 10Base2)
Karena pasangan kabel lilit ( star-
topology) aktivitas pada port lebih dari
satu adalah benturan
Benturan khusus mengakibatkan sinyal

Page 721 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IEEE 802.3 Membingkai Format

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 722 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

10Mbps Specification
(Ethernet)

<data rate><Signaling method><Max segment


length>
e t
a N
10Base5 10Base2
d r 10Base-T 10Base-F
e n
H
B y
Medium Coaxial Coaxial UTP 850nm fiber
Signaling Baseband Baseband Baseband Manchester
Manchester Mancheste Manchester On/Off
Topology Bus Bus Star Star
Nodes 100 30 - 33

Page 723 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

100Mbps Ethernet Cepat


Penggunaan IEEE 802.3 MAC protokol dan format bingkai
100BASE-X penggunaan phisik spesifikasi medium dari
FDDI
Dua phisik menghubungkan antar jalur
Transmisi Dan Resepsi
100Base-Tx menggunakan e
t atau Kucing. 5 UTP
STP
a N
Mungkin memerlukan r kabel baru
n d
100BASE-FX menggunakan
e kabel fiber optik
H
100BASE-T4 y kaleng menggunakan Cat. 3, grade suara
UTP
B
Menggunakan empat twisted-pair bentuk antar
jalur
Transmisi Data menggunakan tiga pasangan di
dalam satu arah pada waktu yang sama
Star-Wire Topologi
Serupa Ke 10BASE-T

Page 724 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

100Mbps (Ethernet Cepat)


100Base-TX 100Base-FX 100Base-T4

2pair,STP 2pair,Cat 5 UTP 2 optical fiber 4 pair, cat 3,4,5


MLT-3 MLT-3 e t
4B5B,NRZI 8B6T,NRZ
a N
d r
e n
H
By

Page 725 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

100BASE-X Data Rata-Rata dan


Sandi

Data tak searah senilai 100 Mbps di atas mata rantai


tunggal
Kabel lilit tunggal, fiber optik tunggal
Sandi rencana sama seperti
e t
FDDI
N a
4B/5B-NRZI d r
e n
Yang dimodifikasi
H untuk masing-masing pilihan
By

Page 726 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

100BASE-X Media
Dua spesifikasi medium fisik
100BASE-TX
Dua pasang kabel twisted-pair
Satu pasangan untuk transmisi dan satu untuk
resepsi e t
STP dan Kategori 5 UTPa Nmengijinkan
d r
MTL-3 rencana pemberian
en isyarat digunakan
100BASE-FXBy
H
Dua kabel fiber optik
Satu untuk transmisi dan satu untuk resepsi
Intensitas modul digunakan untuk 4B/5B-NRZI
arus kelompok kode dalam sinyal optik
1 yang diwakili oleh pulsa cahaya
0 oleh baik ketidakhadiran dari pulsa maupun
intensitas sangat rendah dari pulsa

Page 727 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

100BASE-T4
100-Mbps (di) atas lower-qualas Cat. 3 UTP
Ambil keuntungan dari dasar diinstall besar
Cat 5 opsional
Tidak memancarkan sinyal antara paket
Digunakan dalam aplikasi tenaga baterai
t
Tidak dapat mencapai 100aN e
Mbps pada pasangan kabel
lilit tunggal d r
Arus Data membelah e n jadi tiga arus terpisah
H


By dengan suatu data efektif tingkat 33.33 Mbps
Masing-Masing
Menggunakan empat pasang kabel lilit
Data dipancarkan dan diterima menggunakan tiga pasang
kabel
Dua pasang mengatur untuk transmisi bidirectional
Tidak menggunakan sandi NRZ
Akan memerlukan pemberian sinyal tingkat 33 Mbps pada
masing-masing pasang
Tidak menghasilkan sinkronisasi
Ternary Rencana Pemberian sinyal ( 8B6T)
Page 728 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

100BASE-T Options

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 729 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi Full Duplex


Ethernet Tradisional Half-duplex
Baik memancarkan atau menerima tetapi keduanya
tidak secara serempak
Dengan Full-duplex, stasiun dapat memancarkan dan
menerima secara serempak
et
100-Mbps Ethernet pada jalurNfull-duplex, perpindahan
teoritis menilai 200 Mbps ra
Stasiun yang dipasang n d mempunyai kartu orang
harus

H e
yang mengadaptasikan
y Full-duplex

B
Harus menggunakan menswitch poros/pusat kegiatan
Masing-masing stasiun mendasari daerah benturan
terpisah
Sesungguhnya, tidak ada benturan
CSMA/CD algoritma yang tidak lagi diperlukan
802.3 MAC menggunakan format bingkai
Stasiun yang dipasang dapat melanjut CSMA/CD

Page 730 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi Campuran
Ethernet cepat men-support gabungan dari 10-Mbps LANS
dan lebih baru 100-Mbps LANS
E.G. 100-Mbps tulang punggung LAN untuk mendukung
hub 10-Mbps
Stasiun menyertakan ke hub 10-Mbps yang
menggunakan 10BASE-T et
Hub menghubungkan untuk a N menswitch hub
d r
menggunakan 100BASE-T
e n
H
Dukungan 10-Mbps dan 100-Mbps
By
Kapasitas tinggi dari workstation dan server
menyertakan secara langsung bagi 10/100 tombol
Tombol yang dihubungkan ke hub 100-Mbps
menggunakan 100-Mbps mata rantai
100-Mbps hub menyediakan membangun tulang
punggung
Yang dihubungkan ke router yang menyediakan
koneksi ke WAN

Page 731 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi Gigabit Ethernet

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 732 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Perbedaan Dari Gigabit Ethernet


Perluasan Pembawa
Sedikitnya 4096 bit-times lama(512 untuk 10/100)
Bingkai meledak
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 733 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Gigabit Ethernet Fisik


1000Base-SX
Panjang gelombangnya pendek, multimode
fiber
1000Base-LX e t
a N
d
Pangjang gelombangnya
r panjang, multi or

e n
single mode H
fiber
By
1000Base-CX
Copper jumpers <25m, shielded twisted pair
1000Base-T
4 pairs, cat 5 UTP
Signaling - 8B/10B

Page 734 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Gbit Ethernet Medium Options


(log scale)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 735 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

10Gbps Ethernet - Penggunaan


Kecepatan tinggi, interkoneksi lokal backbone
antar kapasitas besar dari switch
Server bertani
Kampus konektifitas luas
Kemungkinkan Internet Penyedia e t Layanan ( ISPS)
dan penyedia layanan a N
jaringan ( NSPS) untuk
d r
menciptakan jalur n
dengan
e kecepatan yang sangat
H
tinggi dengan ybiaya sangat rendah
B
Ijinkan konstruksi MANs dan WANs
Hubungan secara geografis membubarkan LANS
antar kampus atau poin-poin kehadiran ( PoPS)
Ethernet bersaing dengan ATM dan teknologi WAN
yang lain
10-Gbps Ethernet menyediakan nilai substansiil
dari ATM

Page 736 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

10Gbps Ethernet- Keuntungan


Tidak mahal, konsumsi bandwidth dikonversi
antara Ethernet Paket Dan ATM sel
Jaringan adalah Ethernet, dalam garis yang
bertemu ujungnya
e t
IP dan Ethernet bersama-sama
a N menawarkan Qos
dr
dan lalu lintas yangnmenjaga ketertiban
pendekatan ATMHe
By maju teknologi rancang-bangun
Lalu lintas yang
tersedia untuk para pemakai dan penyedia
Variasi dari standar alat penghubung optik
(panjang gelombang dan jarak saluran) yang
ditetapkan untuk 10 Gb Ethernet
Optimasi operasi dan harga dari LAN, MAN, atau
WAN

Page 737 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

10Gbps Ethernet - Keuntungan


Jarak saluran maksimum meliput 300 m sampai 40 km
Hanya full-duplex mode
10GBASE-S ( pendek ):
850 nm pada multimode fiber
Di atas 300 m t
10GBASE-L ( panjang ) N e
a
r fiber
d
1310 nm pada single-mode
n
Di atas 10 km H
e
By diperluas)
10GBASE-E ( yang
1550 nm pada single-mode fiber
Di atas 40 km
10GBASE-LX4:
1310 nm pada single-mode atau multimode fiber
Di atas 10 km
Wavelength-Division Multiplexing ( WDM) arus bit ke
seberang empat gelombang cahaya

Page 738 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

10Gbps Ethernet Pilihan Jarak ( Skala


Log)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 739 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tanda Bunyi( 802.5)


yang dikembangkan Dari Tanda [yang]
komersil IBM's membunyikan
Oleh karena Kehadiran IBM's, Tanda
[Cincin/Arena] telah memperoleh
N e t
penerimaan lebardr a
n
Tidak pernah Hmencapai ketenaran
e
Ethernet By
[Yang] sekarang ini, dasar tanda [yang]
diinstall besar membunyikan produk
Penguasaan pasar [yang] mungkin untuk
merosot

Page 740 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Ring Operation
Masing-Masing Pengulang menghubungkan
[bagi/kepada] dua (orang) yang lain via mata
rantai transmisi searah
Alur tertutup tunggal
e t
Data mentransfer sedikit-demi
a N sedikit dari satu
pengulang kepada yang d r berikutnya
e n
Pengulang memperbaharui
H dan memancarkan
By
kembali bit masing-masing
Pengulang melaksanakan penyisipan data,
resepsi data, kepindahan data
Pengulang bertindak sebagai titik pemasangan
Paket yang dipindahkan oleh pemancar setelah
satu perjalanan [membulatkan/ mengelilingi]
[cincin/arena]

Page 741 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mendengarkan Fungsi Status


Neliti [lewat/ sampaikan] arus bit untuk
pola teladan
Alamat [dari;ttg] setasiun dipasang
Ijin Tanda untuk memancarkane t
a N
d r
Copy bit [datang/berikutnya] dan
e n
mengirim kepadaH setasiun dipasang
By
[Sedang;Selagi] bit masing-masing
penyampaian
Modifikasi bit [sebagai/ketika] [itu] lewat
e.g. untuk menandai (adanya) suatu
paket telah dicopy ( ACK)

Page 742 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Memancarkan Fungsi Status


Setasiun mempunyai data
Pengulang mempunyai ijin
Mei menerima bit [datang/berikutnya]
e t
Jika [cincin/arena] a menggigit
N panjangnya
lebih pendek dibanding
d r paket
e n
Irim . balik
H setasiun untuk mengecek
ke
By
( ACK)
Mei lebih dari satu paket pada [atas]
[cincin/arena]
Penyangga/Bantalan untuk transmisi
kembali yang kemudian

Page 743 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Membypass Status

Isyarat menyebarkan pengulang


yang lampau dengan tidak ada
penundaan ( selain N edari
t penundaan
a
perkembangbiakan)
n d r
He
Solusi parsial
By ke masalah
keandalan ( lihat kemudian)
Capaian yang ditingkatkan

Page 744 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

[Cincin/Arena] Negara Pengulang

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 745 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

802.5 MAC Protocol


Bingkai kecil ( Tanda) beredar;kan ketika kosong
Setasiun menantikan tanda
;Ubah satu bit di (dalam) tanda untuk membuat
ia/nya SOF untuk bingkai data t
N
Nambahkan catatan istirahat
e bingkai data

r a
nd Buatan Bingkai dan
Perjalanan pulangepergi
diserap dengan H
pemancaran setasiun
B y
Setasiun kemudian memasukkan/menyisipkan
tanda baru ketika transmisi telah menyelesaikan
dan memimpin tepi mengembalikan bingkai tiba
Di bawah beban [cahaya/ ringan], beberapa
pemborosan/ketidakcakapan
Di bawah muatan berat, protes

Page 746 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Token Ring
Operation

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 747 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dedicated Token Ring

Poros/Pusat kegiatan pusat


Tindak sebagai tombol
e t
Titik rangkap penuhr a N untuk
d
menunjuk mataH e n rantai
By
Concentrator bertindak sebagai
pengulang tingkatan bingkai
Tidak (ada) tanda [lewat/
sampaikan]

Page 748 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

802.5 Physical Layer


Data Rate 4 16 100
Medium UTP,STP,Fiber
Signaling DifferentialN e tManchester
a
r 18200
Max Frame 4550
e n d 18200
H
Access Control
By TP or DTR TP or DTR DTR

Note: 1Gbit specified in 2001


Uses 802.3 physical layer specification

Page 749 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fibre Channel - Background


Saluran I/O
Arahkan menunjuk titik atau multipoint comms mata
rantai
Perangkat keras mendasarkan
Kecepatan tinggi e t
a N
Jarak sangat pendek dr
e n
Data Pemakai memindahkan/bergerak dari
H
penyangga/bantalan
B y sumber ke destiation
penyangga/bantalan
Koneksi Jaringan
Poin-Poin Akses yang saling behubungan
Perangkat lunak mendasarkan protokol
Kendali Arus, Pendeteksian Kesalahan & Kesembuhan
;Akhir;I koneksi sistem

Page 750 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fibre Channel
terbaik Untuk kedua-duanya teknologi
Saluran mengorientasikan
Data mengetik qualifier untuk menaklukkan muatan
penghasil untung bingkai
Tingkatan Mata rantai membangune t dihubungkan
dengan I/O ops a N
d r
Protokol menghubungkan
e n spesifikasi untuk
mendukung Arsitektur
H I/O ada
B y
E.G. SCSI
Jaringan mengorientasikan
terdiri dari banyak bagian penuh Antar[A] berbagai
tujuan
Amati untuk mengamati connectivas
Internetworking [bagi/kepada] lain teknologi koneksi

Page 751 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kebutuhan Saluran Serat


Mata rantai rangkap penuh dengan dua serabut saban
menghubungkan
100 Mbps untuk 800 Mbps pada [atas] garis tunggal
rangkap penuh 200 Mbps untuk 1600 Mbps saban
menghubungkan
atas [Bagi/Kepada] 10 km t
kecil Connectors N e

r a

n d
High-Capacas Pemanfaatan, Ketidakpekaan Jarak
H e
Connectivas lebih besar dibanding multidrop saluran ada
By
Ketersediaan lebar
yaitu. komponen baku
Berbagai cost/performance tingkatan
Sistem kecil ke supercomputers
Mbawa berbagai perintah alat penghubung ada menetapkan
untuk protokol jaringan dan saluran ada
Gunakan mekanisme pengangkutan umum berdasar pada
point-to-point mata rantai dan suatu menswitch jaringan
Dukung sederhana menyandi dan membingkai rencana
Pada gilirannya mendukung berbagai saluran dan protokol
jaringan
Page 752 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Fibre Channel Elements

Akhir Sistem- [Tangkai


pohon/bengkak urat]
Unsur-Unsur yang t
diswitch-
e
a N
r
jaringan atauH epabrik
n d
y
Komunikasi ke seberang menunjuk
B
mata rantai titik

Page 753 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fibre Channel Network

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 754 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitektur Protokol Saluran Serat ( 1)


FC-0 Phisik Media
Serabut berhubung dengan mata untuk [yang]
interlokal
kabel sesumbu untuk kecepatan tinggi jarak
pendek/singkat e t
STP untuk kecepatan [yang] a N lebih rendah jarak

d r
pendek/singkat e n
H
FC-1 Protokol Transmisi

B y
8B/10B Isyarat [yang] menyandi
FC-2 Yang membingkai Protokol
Topologi
Bingkai format
Arus Dan Kendali Kesalahan
Urutan dan pertukaran ( pengelompokan bingkai logis)

Page 755 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitektur Protokol Saluran Serat ( 2)

FC-3 Jasa Umum


Termasuk yang multicasting
e t
FC-4 [Yang] memetakan
r a N
n d
Pemetaany saluran
H e dan jasa
B
jaringan ke saluran serat
e.g. IEEE 802, ATM, IP, SCSI

Page 756 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Saluran Serat Phisik Media


Sediakan cakupan pilihan untuk phisik
medium, data menilai pada [atas]
medium, dan topologi jaringan
e t
Pasangan terbelit yang
a N dilindungi, Kabel
r
sesumbu Video,endan serabut berhubung
d
dengan mata
H
By
Data menilai 100 Mbps untuk 3.2 Gbps
Point-To-Point dari 33 m [bagi/kepada]
10 km
Saluran Serat Phisik Media

Page 757 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pabrik Saluran Serat


Topologi umum [memanggil/hubungi] pabrik atau menswitch
topologi
Topologi sewenang-wenang meliputi sedikitnya satu tombol
untuk saling behubungan jumlah sistem akhir
Mei juga terdiri dari jaringan diswitch t
N e
Sebagian dari tombol ini yang mendukung [tangkai
pohon/bengkak urat] akhir r a
n d

H e
Penaklukan transparan ke [tangkai pohon/bengkak urat]
Masing-Masing pelabuhan mempunyai alamat unik
By
Kapan data memancarkan ke dalam pabrik, membingkai
tombol [bagi/kepada] [tangkai pohon/bengkak urat] yang
(mana) memasang pelabuhan tujuan penggunaan
menunjukkan menentukan penempatan
Yang manapun [menyampaikan/kirim] bingkai ke [tangkai
pohon/bengkak urat] berkait dengan tombol sama atau
bingkai perpindahan ke tombol bersebelahan untuk mulai
penaklukan ke tujuan remote

Page 758 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keuntungan Pabrik
Scalabilas kapasitas
[Sebagai/Ketika/Sebab] pelabuhan tambahan ditambahkan,
mengumpulkan kapasitas peningkatan jaringan
Mperkecil buntu dan perkelahian
Peningkatan Throughput t
Protokol mandiri N e

r a
Jarak tidak dapat merasakan
n d
H e
Tombol Dan Mata rantai Transmisi Teknologi boleh ber;ubah
By
tanpa mempengaruhi keseluruhan bentuk wujud
Bebankan pada [atas] [tangkai pohon/bengkak urat]
memperkecil
[Tangkai pohon/bengkak urat] Saluran Serat yang
bertanggung jawab untuk memanage point-to-point koneksi
antar[a] [dirinya] sendiri dan pabrik
Pabrik yang bertanggung jawab untuk menaklukkan dan
pendeteksian kesalahan

Page 759 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Alternative Topologies
Point-To-Point Topologi
Hanya dua pelabuhan
secara langsung Dihubungkan, dengan tidak ada
campurtangan tombol
Tidak (ada) penaklukan e t
a N
d r yang diputuskan
Topologi Pengulangan/Jerat
sewenang-wenangHen
Sederhana, murah
By topologi
atas [Bagi/Kepada] 126 [tangkai pohon/bengkak urat]
di (dalam) pengulangan/jerat
Operasi dengan kasar setara dengan [cincin/arena]
tanda
Topologi, Media Transmisi, dan data tingkat tarip
mungkin (adalah) dikombinasikan

Page 760 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Five Applications of Fibre Channel

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 761 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Fibre Channel Prospects


yang didukung Oleh Asosiasi Saluran Serat
Kartu Alat penghubung untuk aplikasi [yang]
berbeda tersedia
Paling secara luas menerima e t sebagai alat
a
sekeliling saling behubungan
N
d r
Untuk menggantikan e n seperti rencana SCSI
H
[Yang] secaraByteknis [bagi/kepada] LAN
kebutuhan kecepatan tinggi umum
Harus bersaing dengan Ethernet Dan ATM LANS
Harga Dan Capaian Isu [perlu] mendominasi
pertimbangan [dari;ttg] ini bersaing teknologi

Page 762 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Required Reading

Stallings chapter 16
Web sites on Ethernet, Gbit
Ethernet, 10Gbit aEthernet,
e t Token
N
r
ring, Fibre Channel
H e n d etc.
By

Page 763 / 1194


William Stallings
http://www.hendra-jatnika.web.id

Data and Computer


Communications
7th Edition
e t
Chapter 17 Wireless d r LANs
a N
e n
H
By

Page 764 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Unlicensed Narrowband RF
1995, Radiolan memperkenalkan narrowband LAN tanpa kawat
yang menggunakan spektrum ALIRAN tanpa SIM
yang yang digunakan Untuk narrowband transmisi pada kuasa rendah
0.5 watt atau lebih sedikit
Beroperasi pada 10 Mbps
5.8-GHz band e t
a N
r 100 m di (dalam)
50 m di (dalam) semiopen kantorddan kantor
terbuka e n
H
By
Konfigurasi Peer-To-Peer
Memilih satu node sebagai master
Berdasarkan lokasi,interferensi dan kekuatan sinyal
Master dapat berubah secara otomatis saat kondisinya berubah
Termasuk fungsi dynamic relay
Stasiun dapat menjadi repeater untuk memindah data antara
stasiun yang di luar jangkauan dengan yang lain

Page 765 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IEEE 802.11 - BSS


MAC protokol and spesifikasi medium phisik untuk
wireless LANs
Bangunan kecil adalah basic service set (BSS)
Jumlah statsiun
MAC protokol yang sama e t
a N
Bersaing untuk akses ke media
drwireless yang sama
e n
Mungkin di isolasi atau
y dihubungkan
H ke sistem distribusi
B access point (AP)
backbone (DS) melalui
Fungsi AP seperti bridge
MAC protokol mungkin dibagi atau dikendalikan oleh
fungsi koordinasi pusat dalam AP
BSS biasanya sesuai dengan sel
DS dapat menjadi switch, jaringan kabel, atau jaringan
wireless
Page 766 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi BSS
Paling Sederhana: masing-masing stasiun
menjadi BSS tunggal
Di dalam cakupan hanya stasiun lain di dalam BSS
Mampukah dua BSSs overlap a N e t
d r
Stasiun dapat mengambil
e n bagian di lebih dari satu
H
BSS By
Asosiasi antara stasiun dan BSS dinamis
Stasiun mungkin memadamkan, datang di dalam
cakupan, dan keluar cakupan

Page 767 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Extended Service Set (ESS)


Dua atau lebih BSS di hubungkan oleh DS
Biasanya, DS adalah wired backbone tetapi dapat di
jaringan manapun
Terlihat sebagai LAN tunggal N eke
t LLC
r a
n d
H e
By

Page 768 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Access Point (AP)


Logika di dalam stasiun yang menyediakan
akses ke DS
Menyediakan DS di samping sebagai stasiun
Untuk mengintegrasikan IEEE a N e t802.11 arsitektur
dengan wired LAN, menggunakan
d r portal
e n
H
Logika portal diterapkan
By dalam alat yang
menjadi bagian dari wired LAN dan tersambung
dengan DS
E.g. Bridge atau router

Page 769 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IEEE 802.11 Architecture

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 770 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Services
Service Provider Category
Association Distribution system MSDU delivery
Authentication Station LAN access and
security
Deauthentication Station e t LAN access and
a N
d r security
e n
Dissassociation H
Distribution system MSDU delivery
B y
Distribution Distribution system MSDU delivery
Integration Distribution system MSDU delivery
MSDU delivery Station MSDU delivery
Privacy Station LAN access and
security
Reassocation Distribution system MSDU delivery
Page 771 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Kategori Services
Jasa stasiun diterapkan di tiap-tiap stasiun
802.11
Termasuk stasiun AP
Jasa distribusi diperlihatkan antara BSSs
Mungkin dapat di implementasikan dieAP
t atau special-purpose
device aN
d r
Tiga jasa digunakan untuk
e nmengontrol akses dan
kerahasiaan H
By
Enam jasa digunakan untuk membantu pengiriman MAC
data units (MSDUs) antar stasiun
Blok data yang dilewati oleh pemakai MAC layer MAC
Biasanya LLC PDU
Jika MSDU terlalu besar untuk MAC frame, akan dibagi dan
dipancarkan secara urut setiap frame (lihat kemudian)

Page 772 / 1194


Distribusi Messages Di dalam
http://www.hendra-jatnika.web.id

suatu DS
Distribusi adalah layanan utama yang digunakan oleh
stasiun untuk menukar MAC frame saat frame harus
menyilang ke DS
Dari stasiun dalam satu BSS ke stasiun di BSS yang lain
Pengiriman pesan melalui DS adalah di luar lingkup dari 802.11
Jika stasiun di BSS yang sama, melayani
e t distribusi secara logika
melewati AP tunggal dari BSSditu a N
r
Layanan pengintegrasian
n
Hememungkinkan perpindahan
By 802.11 LAN dan satu pada
data antar stasiun pada
802.x LAN yang terintegrasi
Integrasi mengacu pada wired LAN secara phisik terhubung ke
DS
Stasiun mungkin secara logika terhubung ke 802.11 LAN via
layanan integrasi
Layanan pengintegrasian melindungi konversi media dan
terjemahan alamat

Page 773 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Association Related Services


Tujuan MAC layer memindahkan MSDUs antar kesatuan MAC
Dipenuhi oleh layanan distribusi (DS)
DS memerlukan informasi tentang stasiun di dalam ESS
Diperlihatkan oleh layanan association-related
Stasiun harus dihubungkan sebelum N et
berkomunikasi
r a
Tiga transisi jenis mobilitasedidasarkan
nd pada
H atau perpindahan dalam jangkauan BSS
Tidak ada transisi: Keperluan
B y
tunggal
BSS transisi: Dari satu BSS ke yang lain di dalam ESS yang sama
Memerlukan kemampuan untuk bisa mengenali lokasi yang baru
Transisi ESS: Dari BSS di satu ESS ke BSS di dalam ESS yang
lain
Hanya mendukung bahwa stasiun dapat pindah
Pemeliharaan koneksi layer atas tidak di jamin
Mungkin gangguan layananPage 774 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Penempatan Stasiun
DS harus mengetahui di mana stasiun tujuan adalah
Identitas AP untuk pesan mana harus dikirimkan
Stasiun harus memelihara asosiasi dengan AP di dalam BSS yang
ada
Tiga jasa berhubungan dengan keperluan
et ini:
N
raantara stasiun dan AP
Asosiasi: Menetapkan asosiasi awal
d
Untuk membuat identitas H
dann
e alamat yang diketahui
By asosiasi dengan AP di dalam BSS tertentu
Stasiun harus menetapkan
AP kemudian mengkomunikasi informasi ke APs lain di dalam ESS
Reassociation: Memindahkan asosiasi ke AP yang lain
Mengijinkan stasiun untuk pindah dari satu BSS ke yang lain
Disassociation: Dari salah satu stasiun atau AP yang asosiasinya
diakhiri
Diberikan sebelum stasiun meninggalkan ESS atau menutup
MAC fasilitas manajemen melindungi dirinya sendiri melawan terhadap
stasiun yang menghilang tanpa pemberitahuan
Page 775 / 1194
Access and Privacy Services -
http://www.hendra-jatnika.web.id

Authentication
Pada wireless LAN, stasiun manapun di dalam radio mencakup alat
lain yang dapat memancarkan
Stasiun manapun di dalam cakupan radio dapat menerima
Pengesahan: Digunakan untuk menetapkan identitas stasiun satu
sama lain
Wired LANS mengasumsikan akses ke N et phisik menyampaikan
koneksi
otoritas untuk menghubungkan ke a
LAN
r
n d
He LANS
Bukan asumsi sah untuk wireless
By
Connectivas yang dicapai dengan baik untuk mengatur antena
Layanan pengesahan yang digunakan untuk menetapkan identitas
setasiun
802.11 supports several authentication schemes
Di ijinkan perluasan tentang rencana ini
Tidak mengamanatkan rencana tertentu
Jangkauan dari handshaking secara relatif tidak kuat ke rencana public-
key encryption
802.11 memerlukan pengesahan bisa diterima, sukses dikenali sebelum
asosiasi Page 776 / 1194
Access and Privacy Services -
http://www.hendra-jatnika.web.id

Deauthentication and Privacy


Deauthentication: Dilibatkan saat pengesahan
ada untuk diakhiri
Pribadi: Mencegah pesan dibaca oleh orang
yang lain N e t
r a
n d
802.11 menyediakanHepenggunaan encryption
yang opsional By

Page 777 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Media Kontrol akses


MAC layer meliputi tiga area yang fungsional
Pengiriman data yang dipercaya
Kontrol Akses
e t
Keamanan r a N
n d
Di luar lingkup H e
By

Page 778 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Reliable Data Delivery


802.11 phisik dan MAC layer tertuju pada keandalan
Noise, interferensi, dan efek propagasi mengakibatkan hilangnya
frame
Sama dengan koreksi kesalahan kode, frame tidak selalu sukses
diterima
Dapat dihadapkan dengan layer yang lebihe t tinggi, seperti TCP
N
a
Bagaimanapun, transmisi kembali r
dpengatur waktu pada layer atas
secara khas dalam detik He
n
By
Lebih efisien untuk berhubungan dengan kesalahan di MAC
802.11 meliputi frame penukar protokol
Stasiun yang menerima frame mengembalikan kemampuan (ACK)
frame
Pertukaran dianggap sebagai unit kecil
Tidak yang disela oleh setasiun lain
Jika tanpa ACK di dalam jangka waktu pendek, memancarkan kembali

Page 779 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Four Frame Exchange


Perpindahan data dasar melibatkan pertukaran dua
frame
Untuk lebih meningkatkan keandalan, empat frame
ditukar mungkin bisa digunakan
Sumber mengeluarkan suatu Request To Send ( RTS) frame ke
tujuan e t
a N
Tujuan menjawab dengan Cleard rTo Send ( CTS)
e n memancarkan data
Setelah menerima CTS, sumber
H
By ACK
Tujuan merespon dengan
RTS siaga semua stasiun dalam jangkauan sumber yang
menukar dalam perjalanan
CTS siaga semua setasiun dalam jangkauan tujuan
Stasiun menahan dari transmisi untuk menghindari
benturan
Pertukaran RTS/CTS diperlukan Untuk fungsi MAC tetapi
mungkin dapat dilumpuhkan
Page 780 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Media Access Control


Pembagian pondasi wireless MAC (DWFMAC)
Akses yang dibagi-bagikan mengendalikan mekanisme
Kendali dipusatkan di atas
Sublayer bawah adalah distributed coordination function
e t
(DCF) aN
d r
Algoritma untuk menyediakan
e n akses untuk semua traffic
H
Asynchronous trafficBy
Fungsi titik koordinasi (PCF)
MAC algoritma yang yang dipusatkan
Dibangun pada puncak DCF

Page 781 / 1194


IEEE 802.11 Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Architecture

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 782 / 1194


Distributed Coordination
http://www.hendra-jatnika.web.id

Function
DCF sublayer menggunakan CSMA
Jika setasiun mempunyai frame untuk memancarkan, itu
didengarkan medium
Jka medium kosing, stasiun boleh memancarkan
Jika tidak harus menunggu sampai e ttransmisi sekarang
melengkapi a N
d r
en
Tidak ada pendeteksianHbenturan
Byjaringan wireless
Tidak dilakukan pada
Cakupan sinyal yang dinamis sangat besar
Pemancar setasiun tidak bisa melihat sinyal lemah dari noise
dan efek transmisinya
DCF meliputi delay
Sejumlah rencana prioritas
Interframe ruang

Page 783 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Interframe Space
Penundaan tunggal dikenal sebagai interframe ruang (IFS)
Menggunakan IFS, aturan untuk CSMA:
1. Stasiun dengan media frame
Jika kosong, menunggu jika sisa yang kosong untuk satu IFS. Jika
demikian, boleh memancarkan dengan e tsegera
a N
2. Jika sibuk (yang manapun npada
d awalnya atau menjadi
r
Hemenunda transmisi
sibuk selama IFS) stasiun
B y
Lanjut untuk memonitor sampai transmisi sekarang selesai
3. Sekali ketika transmisi arus berlebih, menunda IFS lain
Jika sisa kosong, back off waktu acak
Jika medium masih kosong,stasiun boleh memancarkan
Selama backoff waktu, jika menjadi sibuk, backoff pengatur waktu
dihentikan dan mulai lagi ketika medium menjadi kosong
Untuk memastikan stabilitas, backoff menggunakan
exponen biner Page 784 / 1194
IEEE 802.11
http://www.hendra-jatnika.web.id

Medium
Access
Control
Logic
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 785 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Prioritas
Menggunakan tiga nilai untuk IFS
SIFS ( IFS yang pendek):
IFS paling pendek
Untuk semua respon tanggapan (lihat t
kemudian)
N e
PIFS (menunjukan fungsi koordinat
d r a IFS):
e n
Midlength IFS H
B y
Digunakan oleh pengontrol dipusatkan di PCF
DIFS (distribusi fungsi koordinat):
IFS terpanjang
Digunakan selama penundaan minimum untuk asynchronous
frame untuk akses

Page 786 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SIFS Menggunakan ACK


Stasiun menggunakan SIFS untuk menentukan transmisi
yang mempunyai prioritas paling tinggi
Dalam pilihan ke stasiun menunggu waktu PIFS atau DIFS
SIFS digunakan dalam keadaan berikut:
Kemampuan ( ACK): Stasiun merespon
t dengan ACK
setelah menunggu SIFS gap raNe
Tidak ada pendeteksian makan d
kemungkinan benturan yang lebih
besar dibanding CSMA/CDH
e
B y
MAC-LEVEL ACK memberi recovery yang efisien
SIFS menyediakan pengiriman efisien berbagai frame LLC PDU
Stasiun dengan multiframe LLC PDU memancarkan MAC frame dalam
satu waktu
Kemampuan setiap frame diakui setelah SIFS di penerima
Saat sumber menerima ACK, segera (setelah SIFS) mengirimkan frame
berikutnya sesuai urutan
Satu stasiun mencakup semua saluran, itu mengontrol semua fragmen
yang dikirim
Page 787 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

SIFS Menggunakan CTS


Clear to Send ( CTS): Stasiun dapat memastikan
data frame akan melalui dengan mengeluarkan
RTS
Stasiun tujuan perlu dengan segerae t merespon
a N
dengan CTS jika siap untukd r menerima
e n
H
Semua stasiun lainy mendengar RTS dan menunda
B
Tanggapan Poll: Lihat Point coordination
Function (PCF)

Page 788 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

PIFS dan DIFS


PIFS digunakan oleh pengontrol yang dipusat
Pengeluaran tempat
Harus mendahulukan traffic yang normal
Frame menggunakan SIFS harus
N e t mendahulukan PCF
r a
DIFS menggunakan untuk n d semua asynchronous
He
traffic yang tidakBsama
y

Page 789 / 1194


IEEE 802.11 MAC Timing
http://www.hendra-jatnika.web.id

Basic Access Method

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 790 / 1194


Point Coordination Function
http://www.hendra-jatnika.web.id

(PCF)
Metode akses alternatif menerapkan di atas DCF
Polling oleh polling master (titik koordinator)
Menggunakan PIFS saat pengeluaran polls
PIFS lebih kecil dibanding DIFS
Mampu menangkap medium dan mengunci saat asychronous traffic tidak
sama saat menerima respon t
E.G. jaringan wireless mengatur beberapa
e
N stasiun dengan time-
a
dr titik koordinator
sensitive traffic yang dikendalikannoleh
e
Traffic lainnya bersaing untukH akses menggunakan CSMA
By
Titik koordinator dalam round-robind ke stasiun untuk mengatur
Saat mengeluarkan poll, stasiun mungkin merespon menggunakan SIFS
Jika titik koordinator menerima respon, itu mengeluarkan poll yang lain
menggunakan PIFS
Jika tidak ada tanggapan selama penggunaan waktu yang diharapkan,
koordinator mengeluarkan poll

Page 791 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Superframe
Titik Koordinator akan mengunci hingga orang tak dapa lalu lintas tak
serempak pengeluaran tempat pemungutan suara
Superframe interval menggambarkan
Selama bagian dari pertama superframe interval, tempat pemungutan suara protes
koordinator titik kepada semua setasiun mengatur untuk menanyai
Nunjuk koordinator kemudian yang kosong untuk sisa superframe
Membiarkan periode perkelahian untuk akses e t serempak
tak
N a
r titik boleh menangkap kendali dan
Pada permulaan superframe, koordinator
d
e
tempat pemungutan suara isu untuk
nperiode diberi
H
By ukuran bingkai variabel yang dikeluarkan dengan
Waktu bervariasi oleh karena
menjawab setasiun
Istirahat superframe yang tersedia untuk akses contention-based
Pada akhir superframe interval, koordinator titik berkelahi/ menantang untuk
akses yang menggunakan PIFS
Jika kosong, koordinator titik memperoleh akses segera
Superframe periode penuh mengikuti
Jika sibuk, koordinator titik harus menantikan kosong untuk memperoleh akses
Akibatkan superframe periode digambar perspektif untuk siklus berikutnya
Page 792 / 1194
IEEE 802.11 konstruksi waktu
http://www.hendra-jatnika.web.id

MAC PCF Superframe

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 793 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IEEE 802.11 Format MAC Frame

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 794 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bidang MAC Frame (1)


Kendali frame:
Tipe rangka
Kendali, manajemen, atau data
Sediakan informasi kendali
Liputi apakah bingkai akan atau dari D, pemecahan menjadi
t
kepingan informasi, dan keleluasaan pribadi informasi
e
Duration/Connection ID: a N
d r
n sebagai, menandai adanya waktu
Jika janga waktu bidang digunakan
e
di dalam saluran akan jadi
H
dialokasikan untuk transmisi MAC yang
B y
sukses membingkai
Dalam beberapa kendali membingkai, berisi koneksi atau asosiasi
identifier
Alamat:
maksud/arti dan Jumlah bidang alamat tergantung pada konteks
Jenis meliputi sumber, tujuan, memancarkan setasiun, dan setasiun
menerima

Page 795 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bidang MAC Frame(2)


Urutan Kendali:
4-bit membagi-bagi nomor jumlah subfield
Karena pemecahan menjadi kepingan dan reassembly
12-bit urutan nomor jumlah
Nomor Jumlah membingkai antara N et
penerima dan pemancar
r a
diberi n d
Badan frame: He
By
MSDU ( atau suatu fragmen LLC PDU atau MAC mengendalikan
informasi)
Pemeriksa Urutan frame:
32-bit siklis pemborosan cek

Page 796 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kontrol Frames
Membantu dalam penyerahan data dapat yang dipercaya
Menggerakkan Save-Poll ( PS-POLL)
Dikirim Oleh stasiun manapun ke stasiun yang meliputi AP
Permintaan AP memancarkan frame yang buffered untuk stasiun ini
pada saat stasiun dalam gaya yang power-saving
Permintaan untuk Mengirimkan ( RTS)
t e
aNdengan empat cara
Frame pertama pada pertukaran frame
r
nd
Clear untuk Mengirimkan (eCTS)
H
Ke dua bingkai di (dalam) pertukaran dengan empat cara
Pengakuan ( ACK) By
Contention-Free ( CF)-END
Umumkan akhir contention-free periode bagian dari PCF
CF-END+ CF-ACK:
Mengakui adanya CF-END
Terakhir contention-free periode dan setasiun pelepasan/release dari
pembatasan dihubungkan

Page 797 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Data Frames Data Carrying


Delapan data membingkai subtypes, dalam dua kelompok
Pertama empat membawa upper-level data dari stasiun sumber ke
stasiun tujuan
Data
data paling sederhana Bingkai
e t
Dapat digunakan di perpaduan atau contention-free periode
N a
Data+ CF-ACK d r
e n
H contention-free periode
Yang hanya yang dikirim selama
By
Membawa data dan mengakui adanya sebelumnya menerima data
Data+ CF-POLL
Digunakan oleh koordinator titik untuk mengirim data
Juga untuk meminta stasiun mengirimkan frame data mungkin
mempunyai buffered
Data+ CF-ACK+ CF-POLL
Berkombinasi Data+ CF-ACK dan Data+ CF-POLL

Page 798 / 1194


Data Frames
http://www.hendra-jatnika.web.id

Bukan Data Carrying


Empat bingkai data tersisa tidak membawa data
pemakai
Fungsi null
Membawa data, tempat pemungutan suara, atau pengakuan
e t
Pembawa manajemen kuasa menggigita N di (dalam) bidang
kendali bingkai ke AP d r
e n
Ditandai dengan adanya
Hstasiun sedang mengubah ke low-
By
power status
Tiga bingkai lainnya( CF-ACK, CF-POLL, CF-ACK+ CF-
POLL) sama seperti bersesuaian bingkai di (dalam)
daftar terdahulu ( Data+ CF-ACK, Data+ CF-POLL,
Data+ CF-ACK+ CF-POLL) tetapi tanpa data

Page 799 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Managemen Frames
Digunakan untuk mengatur komunikasi antar
stasiun dan Aps
E.G. manajemen asosiasi
Minta, menanggapi, asosiasi kembali,et
pemisahan, dan
pengesahan a N
d r
n
He
By

Page 800 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Lapisan fisik 802.11


Yang dikeluarkan dalam empat langkah-langkah
Bagian pertama di 1997
IEEE 802.11
Meliputi MAC lapisan dan tiga spesifikasi lapisan phisik
Dua pada 2.4-GHz rombongan dan [satu/e t orang] inframerah
a N
Semua operasi pada 1 dan 2 Mbps
dr
e n
Dua komponen tambahan
y
H di 1999
IEEE 802.11a B
5-GHz rombongan sampai kepada 54 Mbps
IEEE 802.11b
2.4-GHz rombongan pada 5.5 dan 11 Mbps
Yang paling Terbaru di 2002
IEEE 802.g meluas IEEE 802.11b ke yang lebih tinggi data
tingkat tarip
Page 801 / 1194
Original 802.11 Physical Layer -
http://www.hendra-jatnika.web.id

DSSS
Tiga media phisik
Direct-Sequence menyebar spektrum
2.4 GHZ rombongan ALIRAN pada 1 Mbps dan 2 Mbps
Sampai kepada tujuh saluran, masing-masing 1 Mbps atau 2
Mbps, dapat digunakan e t
a N
d
Gantung pada luas bidang eyang
rdialokasikan oleh berbagai
n
peraturan nasional y H
B
13 di kebanyakan Negara-Negara eropa
Satu di Jepang
Masing-Masing luas bidang saluran 5 MHZ
Masing-Masing luas bidang saluran 5 MHZ
Pengcodean DBPSK untuk 1-Mbps dan DQPSK untuk 2-Mbps

Page 802 / 1194


Original 802.11 lapisan fisik -
http://www.hendra-jatnika.web.id

FHSS
Frequency-Hopping spektrum di/tersebar
2.4 GHZ rombongan ALIRAN pada 1 Mbps dan 2 Mbps
Gunakan berbagai saluran
Isyarat yang meloncat dari satu menggali yang didasarkan pada yang
lain suatu pseudonoise urutan
1-MHz saluran digunakan
23 saluran di Jepang e t
a N
70 di AS dr
n
Skema hopping dapat disetel H e
By minimum Forusa adalah 2.5 loncatan per
E.G. tingkat tarip loncatan
detik
Loncatan minimum Jarak 6 MHZ di (dalam) Amerika Utara dan
kebanyakan dari Eropa dan 5 MHZ di (dalam) Jepang
Two-Level Gauss FSK modulasi untuk 1-Mbps
Bit menyandi [sebagai/ketika/sebab] penyimpangan dari freknensi
pembawa sekarang
Selama 2 Mbps, menggunakan
Empat penyimpangan berbeda dari frekwensi pusat menggambarkan
empat 2-bit kombinasi
Page 803 / 1194
Original 802.11 Lapisan Phisik
http://www.hendra-jatnika.web.id

Inframerah
Omnidirectional
Cakup sampai kepada 20 m
1 Mbps menggunakan 16-PPM ( posisi pulsa modulasi)
Masing-Masing kelompok 4 bit data memetakan
t ke dalam salah
satu 16-PPM lambang N e
r a
n
Masing-Masing lambang terdiri
ddari 16 bit
He
Byterdiri dari lima belas 0s dan satu biner 1
Masing-Masing 16-bit
Untuk 2-Mbps, masing-masing kelompok 2 bit data
dipetakan ke dalam salah satu empat 4-bit urutan
Masing-Masing urutan terdiri dari tiga 0s dan satu biner 1
Intensitas modul
Kehadiran sesuai dengan isyarat

Page 804 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

802.11a
5-GHz frekuensi
Gunakan frekuensi divisi orthogonal yang terdiri dari banyak bagian
( OFDM)
Yang tidak spread spektrum
Disebut multicarrier modulasi
e
Berbagai isyarat pengangkut pada frekwensi
t berbeda
a N
Beberapa bit pada masing-masing d r
saluran
n e
H subchannels mempersembahkan kepada
serupa Ke FDM tetapi semua
sumber tunggal By
Data rate 6, 9, 12, 18, 24, 36, 48, dan 54 Mbps
Sampai kepada 52 subcarriers yang diatur menggunakan BPSK,
QPSK, 16-QAM, atau 64-QAM
Tergantung pada tingkat tarif
Subcarrier frekwensi mengatur jarak 0.3125 MHZ
Convolutional kode pada tingkat 1/2, 2/3, atau 3/4 menyediakan
pemain depan koreksi kesalahan
Page 805 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

802.11b
Merupakan perluasan 802.11 DS-SS
5.5 dan 11 Mbps
Memotong tingkat tarip 11 MHZ
Sama seperti asli DS-SS
Luas bidang yang diduduki sama t
Kode komplementer [yang] menyetem
e
N ( CCK) modulasi untuk
a
rmenilai di (dalam) luas bidang
d
mencapai yang lebih tinggi data
n
H e
sama pada tingkat tarip memotong sama
By
CCK modulasi kompleks
Ikhtisar pada slide berikutnya
Data diperlakukan di (dalam) blok 8 bit pada 1.375 MHZ
8 bits/symbol? 1.375 MHZ= 11 Mbps
Sebanyak enam bit ini memetakan ke dalam salah satu 64
urutan kode
Keluaran pemetaan, lebih dua bit tambahan, format masuk ke
QPSK modulator
Page 806 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Skema modulasi 11-Mbps CCK

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 807 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

802.11g
Persuasion Higher-speed key 802.11b
Combines lapisan fisik menggunakan teknik
pengkodean pada 802.11a dan 802.11b yang
menyediakan layanan padaNberbagai
et tingkat
r a
tarif data n d
He
By

Page 808 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Perlu untuk dibaca


Stallings bab 17
Web pada 802.11

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 809 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Data and Computer
Communications e t
N
7 Edition
th r a
n d
H e
By

Chapter 18
Internet Protocols
Page 810 / 1194
Fungsi Protokol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Satuan kecil fungsi yang membentuk basis dari semua protokol


Tidak semua protokol mempunyai semua fungsi
- Mengurangi duplikasi usaha
- mempunyai jenis fungsi yang sama di protokol pada tingkat
yang berbeda
Encapsulation e t
Pemisahan dan perakitan kembali ra
N
Kontrol n d
H e
koneksi y
Pengiriman tersusun
B
pengiriman perintah
Kontrol Alur
Kontrol Kesalahan
Pengalamatan
Multiflexing
Layanan transmisi

Page 811 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Encapsulation
Data pada umumnya ditransfer dalam blok-blok
Protocol Data Unit( PDUs)
Masing-Masing PDU berisi data dan kontrol informasi
Beberapa PDU hanya mengendalikan
Tiga kategori kontrol
Alamat
Pengirim dan/atau penerima e t
Kode pendekteksian Kesalahan a N
d r
Misal Memeriksa urutan farme
e n
H
Kontrol protokol By
Informasi tambahan untuk menerapkan fungsi-fungsi protokol
Penambahan kontrol informasi ke data adalah encapsulation
Data diterima atau dihasilkan oleh kesatuan dan encapsulated ke
dalam PDU
berisi data dan kontrol informasi
Misal: TFTP, HDLC, penyiaran ulang bingkai, ATM, AAL5 (
Gambar 11.15), LLC, IEEE 802.3, IEEE 802.11

Page 812 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemecahan dan
Reassembly(Segmentation OSI)
Penukaran data antara dua kesatuan
Ditanandai sebagai urutan beberapa PDU dari beberapa batasan ukuran
Pesan Tingkatan Aplikasi
Protokol tingkat yang lebih rendah mungkin harus memisahkan data ke
dalam blok [yang] lebih kecil
Jaringan komunikasi mungkin hanya menerima e tblok sampai suatu ukuran
tertentu a N
d r
ATM 53 komposisi music 8 suara
e n
Ethernet 1526 komposisi
Hmusic 8 suara
B y
Kontrol kesalahan yang lebih efisien
Pengiriman ulang yang lebih kecil
Lebih Adil
Mencegah stasiun yang memonopoli medium
Penyangga yang lebih kecil
Ketetapan pos pemeriksaan dan operasi ulang

Page 813 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kerugian Fragmentation
Membuat PDU-PDU sebesar mungkin sebab
PDU berisi beberapa kontrol informasi
Blok yang lebih kecil, ongkos yang lebih besar
Kedatangan PDU menghasilkan gangguan
e t
Blok yang lebih kecil, lebih banyaka N
gangguan
d r
Lebih kecil waktu memproses, lebihe n banyak PDU
H
By

Page 814 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Reassembly
Data yang terbagi-bagi harus dikumpulkan kembali ke dalam pesan
lebih rumit Jika PDU-PDU rusak

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 815 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

PDUS and Fragmentation


(Copied from chapter 2 fig 2.4)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 816 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

kontrol Koneksi
Pemindahan Data Tanpa Sambungan
Masing-Masing PDU diperlakukan sendiri-sendiri
Misal: Datagram
Perpindahan data Connection-oriented
Lintasan yang sebetulnya
Lebih Disukai Connection-oriented untuk e t
a N pertukaran data yang
panjang d r
e n
Atau jika detil protokol harus terpecahkan secara dinamis
H
y
Asosiasi yang logis, atauBkoneksi, yang dibentuk diantara kesatuan
Terjadi tiga fasa
Penetapan koneksi
Perpindahan data
Penghentian koneksi
Dapat menyela dan menyembuhkan pertahap untuk menangani
kesalahan

Page 817 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tahap Koneksi Mengorientasi


Perpindahan

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 818 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Penetapan Koneksi
Kesatuan setuju untuk menukar data
Berdasarkan tipenya, satu setasiun mengeluarkan koneksi meminta
Dalam tampilan yang tanpa koneksi
Bisa melibatkan otoritas pusat
Menerima kesatuan menerima atau menolak e t
Bisa memasukkan negosiasi a N
d r
n
Sintaksis, ilmu semantik, dan pemilihan
e waktu
Kedua-Duanya kesatuanBharus
H menggunakan protokol yang sama
y
Bisa mengiiinkan corak [yang] opsional
Harus disetujui
Misal protokol mungkin menetapkan MAX PDU ukuran 8000
komposisi music 8 suara; satu setasiun mungkin ingin membatasi
untuk 1000 komposisi music 8 suara

Page 819 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Memindahkan dan Penghentian Data


Data dan kontrol informasi ditukar
Misal: Kontrol Alur dan kontrol informasi
Data mengalir melalui dua arah
Satu sisi mungkin mengirimkan permintaan penghentian
Atau otoritas pusat untuk mengakhirit
N e
r a
n d
He
By

Page 820 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Peruntunan
Banyak protokol connection-oriented menggunakan peruntunan
Misal HDLC, IEEE 802.11
PDU menomori secara berurutan
Masing-Masing sisi menjejaki angka-angka yangberikutnya
Mendukunglah tiga fungsi utama et
Kiriman tersusun a N
kontrol Alur d r
e n
kontrol kesalahan H
B y
Tidak menemukan dalam semua protokol connection-oriented
Misal: Frame menyiarkan ulang dan ATM
Semua protokol connection-oriented termasuk beberapa cara
dalam mengidentifikasi koneksi
Koneksi unik identifier
Kombinasi alamat tujuan dan sumber

Page 821 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Penyerahan Yang
Diperintah/Dipesan
PDUS mungkin tiba rusak
Alur berbeda melalui jaringan
PDU memesan harus dirawat
Nomor PDUs secara sekuen e t
a N
Mudah untuk memesan lagi n dPDUs
r yang diterima
H e
Bidang nomor;jumlahyurutan yang terbatas
B
Angka-Angka mengulangi modulo nomor yang maksimum
Nomor urutan maksimum yang lebih besar dibanding nomor
PDUS maksimum yang bisa terkemuka
Sesungguhnya, nomor maksimum mungkin perlu untuk dua kali
nomor PDUs maksimum yang bisa terkemuka
Misal: selective-repeat ARQ

Page 822 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arus kontrol
Dilakukan dengan menerima kesatuan untuk membatasi
jumlah atau tingkat data yang dikirim
Stop-And-Wait
Masing-Masing PDU harus diakui sebelum yang dikirim
berikutnya et N
Kredit r a
n d
Jumlah data yang dapat H e tanpa pengakuan
dikirim
By
Misal HDLC sliding-window
Harus diterapkan di dalam beberapa protokol
kontrol lalu lintas jaringan
Ruang;Spasi penyangga/bantalan
Banjir aplikasi
Misal: menantikan akses disk

Page 823 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

kontrol Kesalahan
Menjaga dari kerugian atau merusakkan
Pendeteksian kesalahan dan retransmission
Pengirim memasukkan/menyisipkan error-detecting kode di dalam PDU
Fungsi bit lain di dalam PDU
Penerima memeriksa kode pada PDU yang datang/yang berikutnya
Jika kesalahan, barang buangan e t
a N
Jika pemancar tidak mendapatkan d rpengakuan dalam waktu yang layak,
retransmit e n
H
Error-Correction kode By
Memungkinkan penerima untuk mendeteksi dan mungkin kesalahan
yang benar
Kesalahan mengendalikan dilakukan pada berbagai lapisan protokol
Antara jaringan dan setasiun
Di dalam jaringan

Page 824 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengalamatan
Tingkatan pengalamatan
Lingkup pngalamatan
Mengidentrifikasi koneksi e t
a N
d r
n
Model pengalamatan
y
H e
B

Page 825 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Konsep TCP/IP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 826 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Tingkatan pengalamatan
Mengukur dalam arsitektur komunikasi di mana kesatuan dinamai
Alamat unik untuk masing-masing sistem akhir
Misal server atau stasiun-kerja
Dan masing-masing sistem intermediate
( Misal, penerus) t
Network-Level alamat N e
r a
IP menunjuk atau internet alamat n d
titik H
OSI- jaringan melayani y
e
akses ( NSAP)
B untuk melalui/sampai jaringan
Rute PDU yang digunakan
Pada data tujuan harus menyalurkan ke beberapa proses
Masing-Masing proses menugaskan suatu identifier
TCP/IP pelabuhan
Melayani titik akses dalam OSI

Page 827 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Lingkup Pengalamatan
Alamat global
Nonambiguas yang global
Mengidentifikasi sistem yang unik
Sinonim diijinkan
Sistem mungkin punya lebih dari satu alamat yang global
Applicabilas yang global
t
Mungkin Pada manapun alamat global untuk mengidentifikasi alamat yang global lain, di
e
N
dalam manapun sistem, atas pertolongan alamat global sistem yang lain
a
d r
Memungkinkan internet untuk mengarahkan data antara manapun dua sistem
e n
Memerlukan alamat unik untuk masing-masing alat menghubungkan pada jaringan
H

By
MAC menunjuk pada IEEE 802 jaringan dan ATM alamat tuan rumah
Memungkinkan jaringan untuk mengarahkan unit data melalui jaringan dan mengirimkan
untuk berniat sistem
Pemasangan jaringan menunjuk alamat
Menujukan lingkup hanya relevan untuk network-level alamat
Pelabuhan atau SAP di atas jaringan mengukur adalah unik di dalam sistem
Tidak perlu serentak unik
Misal: pelabuhan 80 server jaringan yang mendengarkan pelabuhan di TCP/IP

Page 828 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengidentifikasi Koneksi
Kesatuan sistem Suatu koneksi permintaan ke kesatuan 2 pada atas sistem
B, menggunakan alamat B.2 yang global.
B.2 menerima koneksi
Koneksi identifier digunakan oleh kedua-duanya kesatuan untuk transmisi
masa depan
Ongkos Exploitasi yang dikurangi et N
a
biasanya lebih pendek Dibanding identifiers yang global
r
Penaklukan n d
H e
Rute yang ditetapkan;perbaiki mungkin digambarkan
By
Koneksi identifier mengidentifikasi rute ke sistem intermediate/antara
Terdiri Dari Banyak Bagian
Kesatuan mungkin ingin koneksi lebih dari satu secara serempak
PDUs harus dikenali oleh koneksi identifier
Penggunaan informasi status
Sekali ketika koneksi di/mendirikan;tetapkan, mengakhiri sistem dapat
memelihara informasi status tentang koneksi
kesalahan dan Arus mengendalikan menggunakan angka-angka urutan

Page 829 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Adressing Mode
Pada umumnya alamat mengacu pada
pelabuhan atau sistem tunggal
Alamat yang unicast atau individut
N e
Menunjuk dapat mengacu n d r a pada pelabuhan
e
atau kesatuan Blebih
y
H dari satu
Berbagai penerima bersama untuk data
Siaran untuk semua kesatuan di dalam
daerah
Multicast untuk subset spesifik kesatuan

Page 830 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Terdiri Dari Banyak Bagian


Hubungan paralel ke dalam sistem tunggal
Misal membingkai penyiaran ulang, kaleng
mempunyai berbagai data menghubungkan koneksi
yang mengakhiri di dalam sistem e t akhir yang tunggal
a N
koneksi Multiplexed di atas
d r alat penghubung phisik
tunggal e n
H
B y
Mampu juga terpenuhi via nama pelabuhan
Juga mengijinkan berbagai koneksi bersama
Misal:berbagai TCP koneksi untuk memberi sistem
Masing-Masing koneksi tentang pelabuhan
penghembus yang berbeda

Page 831 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multiplexing Dengan Tingkatan-


tingkatan
Upward or inward multiplexing
Berbagai koneksi tingkat yang lebih tinggi membagi bersama
koneksi [yang] tingkat yang lebih rendah tunggal
Lebih efisien menggunakan lower-level service
Menyediakan beberapa koneksi tingkate tyang lebih tinggi di mana
hanya koneksi tingkat yang lebiha N tunggal ada
rendah
d r
n
He mengarah ke bawah, atau
Terdiri Dari Banyak Bagian
pemisahan By
Higher-Level koneksi membangun pada puncak berbagai
koneksi [yang] tingkat yang lebih rendah
Lalu lintas pada koneksi lebih tinggi dibagi antar koneksi lebih
rendah
Keandalan, capaian, atau efisiensi.

Page 832 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Layanan Transmisi
Protokol mungkin menyediakan jasa tambahan ke kesatuan
Misal:
Prioritas
Basis koneksi
Pada basis pesan t
Misal:permintaan terminate-connectionN e
r a
Mutu layanan n d
e
H ambang pintu penundaan [yang]
Misal:throughput minimum atau
maksimum By
Keamanan
Mekanisme keamanan, membatasi akses
Jasa ini tergantung pada sistem dasar transmisi dan kesatuan
tingkat yang lebih rendah

Page 833 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Internetworking Terminologi ( 1)
Jaringan Komunikasi
Fasilitas yang menyediakan data layanan pemindahan
Suatu internet
Koleksi jaringan komunikasi yang saling
t behubungan oleh
penerus dan/atau jembatan N e
ra
Internet- mencatat hurufHbesar d
en I
By mesin individu dan jaringan
Koleksi global beribu-ribu
Intranet
perusahaan Internet yang beroperasi di dalam organisasi
Menggunakan Internet ( TCP/IP dan http)technology untuk
mengirimkan sumber daya dan dokumen

Page 834 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Terminologi Internetworking( 2)
Mengakhiri Sistem
Alat terhubung dengan salah satu dari
jaringan dari suatu internetet
a N
Mendukung jasa atau n daplikasi
r pemakai akhir
He
Sistem Intermediate
By
Alat digunakan untuk menghubungkan dua
jaringan
Mengijinkan komunikasi antara sistem akhir
jaringan berbeda yang dihubungkan
Page 835 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Internetworking Terminologi ( 3)
Jembatan
APAKAH digunakan untuk menghubungkan dua
LANS yang menggunakan LAN protokol yang serupa
Menunjuk saringan yang menyampaikan
t paket
Ne
kepada jaringan diperlukan asaja
d r
OSI lapisan 2 ( Mata Rantai
en Data)
H
Penerus By
Menghubungkan dua orang ( mungkin berlainan)
jaringan
Menggunakan internet protokol hadir di masing-
masing penerus dan sistem akhir
OSI Lapisan 3 ( Jaringan)

Page 836 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kebutuhan dalam
Internetworkinglah
Mata rantai antara jaringan
Phisik minimum dan lapisan mata rantai
Penaklukan dan penyerahan a N e t data antar[a]
r
memproses tentang H e n jaringan yang
d
berbeda By
status dan Jasa akuntansi info
Tidak terikat pada arsitektur jaringan

Page 837 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Corak Arsitektur Jaringan


Menujukan
Ukuran paket
Mengakses mekanisme t
N e
Timeouts d r a
e n
Kesembuhan kesalahan
H
By
Status yang melaporkan
Penaklukan
Pemakai mengakses kontrol
Koneksi mendasarkan atau connectionless

Page 838 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pendekatan Secara Arsitektur


Connection oriented
Connectionless
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 839 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Connection oriented

Berasumsi bahwa masing-masing jaringan


adalah connection oriented
Menghubungkan dua atau lebih N e t jaringan
a
dr
Nampak sebagai untuk nmasing-masing jaringan
Koneksi logis yang He
disediakan antara ESS
B y
Penggabungan koneksi logis ke seberang jaringan
Jaringan individu sirkit sebetulnya yang dihubungkan
oleh IS
Memerlukan peningkatan jasa jaringan lokal
802, FDDI adalah datagram jasa

Page 840 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Koneksi Oriented adalah Fungsi


Penyiaran
Penaklukan
Misal X.75 digunakan untuk e t saling
a N
d r
behubungan X.25Hpaket
en jaringan yang
y
diswitch B

Connection oriented tidak sering


digunakan
( IP dominan)

Page 841 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi Connectionless
Sesuai dengan datagram mekanisme di dalam paket
jaringan yang diswitch
Masing-Masing NPDU memperlakukan secara terpisah
Protokol lapisan jaringan yang umume t untuk semua DTEs
dan routers a N
drnsebagai internet protokol
yang diketahui Untuk umum
H e
Internet Protokol By
Satu internet protokol seperti itu dikembangkan untuk
ARPANET
RFC 791
Menurunkan lapisan protokol diperlukan untuk mengakses
jaringan tertentu

Page 842 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Internetworking Connectionless
Keuntungan
Fleksibilitas
Sempurna
e t
Tidak ada ongkos exploitasia N
yang tak perlu
r d
e n
Tak Dapat Dipercaya
H
By
Tidak menjamin penyerahan
Tidak menjamin order;pesanan penyerahan
Paket dapat mengambil rute berbeda
Keandalan adalah tanggung jawab dari lapisan
berikutnya ( Misal:TCP)

Page 843 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi IP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 844 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Disain Isu
Routing
Datagram seumur hidup
Pemecahan menjadi kepingan e t dan re-
a N
d r
assembly H e n
By
kontrol kesalahan
Kontrol aliran

Page 845 / 1194


Internet
http://www.hendra-jatnika.web.id

sebagai
network

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 846 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Routing
Mengakhiri sistem dan router memelihara tabel routing
Menandai router berikutnya yang mana datagram harus dikirim
Statis
Berisi rute alternatif
e t
Dinamis a N
Tanggapan fleksibel untuk n d r
kesalahan
H e
Sumber routing By
Sumber menetapkan rute sebagai percontohan daftar router
untuk diikuti
Keamanan
Prioritas
Merekam route

Page 847 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Datagram Seumur Hidup


Datagrams bisa pengulangan/jerat dengan
tak terbatas
Mengkonsumsilah sumberet daya
a N
Mengangkutlah protokol
d r mungkin
e n
H
memerlukan senyawa/bentuk
By bagian atas
pada [atas]

Page 848 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

datagram hidup
Datagram ditandai dengan seumur hidup
Waktu Untuk Tinggal/Hidup di dalam IP
Sekali ketika seumur hidup berakhir, datagram di/membuang (
tidak di/menyampaikan)
e t
Meloncat gelar ningrat a N
d r
Waktu pengurangan untukHe
nmempertahankan hidup
melintas suatu masing-masing
By penerus
Gelar Ningrat waktu
Harus mengetahui berapa lama sejak penerus yang lalu
(Ke Samping: membandingkan dengan LoganS Di/Yang
Lari)

Page 849 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemecahan menjadi kepingan dan


Re-Assembly
Ukuran paket yang berbeda
Kapan ke re-assemble
Pada tujuan e t
N
ra
Mengakibatkan paket dmenjadi lebih kecil ketika
e n
data menyilang internet
H
B y
Intermediate/Antara re-assembly
Memerlukan penyangga besar pada router
Penyangga mengisi dengan fragmen
Semua fragmen harus berhasil menyamai router
Menghalangi dinamis menaklukkan

Page 850 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemecahan IP ( 1)
Ip re-assembles pada tujuan saja
Menggunakan bidang header
Data Unit Identifier (ID) t
N e
Mengidentifikasi sistem akhir
radatagram yang dimulai
alamat tujuan dan Sumbern d
H e
By yang membangitkan data ( Misal TCP)
Lapisan protokol
Identifikasi yang disediakan oleh lapisan itu

Panjangnya data
Panjangnya data pemakai di dalam komposisi music
8 suara

Page 851 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemecahan IP( 2)
Offset
Posisi fragmen data pemakai di dalam datagram
yang asli
e t
Di dalam 64 bit ( 8 komposisi
aN music 8 suara)
d r
Lebih banyak flags n
He
B y
Menunjukkan bahwa ini bukan fragmen terakhir

Page 852 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Fragmentasi

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 853 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Berhadapan Dengan Kegagalan


Re-Assembly mungkin gagal jika beberapa
fragmen hilang
Harus mendeteksi kegagalan t
N e
Re-Assembly beristirahat r a
n d
H e
yang ditugaskan Ke
y fragmen pertama untuk tiba
B
Jika timeout berakhir terutama sekali fragmen tiba,
membuang data yang parsial
Menggunakan paket seumur hidup ( waktu
untuk tinggal di IP)

Page 854 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

kontrol Kesalahan
Tidak menjamin penyerahan
router perlu mencoba untuk menginformasikan
sumber jika paket dibuang t
N e
Misal:karena waktu untukdr
tinggal/hidup
a berakhir
e n
Sumber mungkinBy memodifikasi
H strategi transmisi
Menginformasikan protokol lapisan yang tinggi
Datagram identifikasi diperlukan
( Memandang ICMP)

Page 855 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arus kontrol
Mengijinkan router-router dan/atau
stasiun-stasiun untuk membatasi tingkat
data yang datang t
N e
Terbatas di dalam sistem
n d r a yang
connectionless y H e
B
Mengirimkan arus untuk mengendalikan
paket
Permintaan arus yang dikurangi
Misal:ICMP
Page 856 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Internet Protokol ( IP) Versi 4


Bagian Dari TCP/IP
Digunakan oleh Internet
Menetapkan alat penghubung dengan lapisan
yang lebih tinggi e t
a N
d r
Misal:TCP e n
H
By
Menetapkan mekanisme dan format protokol
RFC 791
Dapatkan dan pelajari!
www.rfc-editor.org
Akankah ( secepatnya) jadi digantikan oleh IPV6

Page 857 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Layanan IP
Primitif
Berfungsi untuk dilakukan
Format bergantung implementasi yang primitif
Misal subroutine call e t
a N
d r
Mengirim H e n
By unit data
Meminta transmisi
Mengirimkan
Memberitahu pemakai kedatangan unit data
Parameter
Data pass yang digunakan untuk dan kontrol info

Page 858 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Parameter ( 1)
Alamat sumber
Alamat tujuan
Protokol
penerima Misal TCP e t
Jenis Layanan a N
d r
e
Menetapkan perawatan unit
ndata selama transmisi melalui
H
jaringan By
Identifikasi
Sumber, tujuan pengalamatan dan protokol pemakai
Dengan uniknya mengidentifikasi PDU
Perlu untuk re-assembly dan pelaporan kesalahan
Mengirimkan saja

Page 859 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Parameter ( 2)
Tanpa membagi-bagi indikator
Mampukah IP membagi-bagi data
Jika tidak,tidak mungkin untuk mengirimkan
e t
Mengirimkan saja a N
d r
n
He
Waktu untuk tinggal/hidup
By
Mengirimkan saja
Panjang data
Data pilihan
Data pemakai

Page 860 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pilihan
Keamanan
Sumber routing
Merekam routing e t
a N
d r
n
Identifikasi arusy H e
B
Timestamping

Page 861 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IPv4 Header

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 862 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bidang Header ( 1)
Versi
Sekarang ini 4
IP v6- kemudian
Panjangnya header Internet e t
a N
d r
Di dalam 32 kata bit Hen
Termasuk pilihanBy
Jenis layanan
Total panjang
O-F datagram, di dalam komposisi music 8
suara

Page 863 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bidang Header ( 2)
Identifikasi
Nomor; urutan
protokol pemakai dan alamat yang digunakan untuk
mengidentifikasi datagram dengan uniknya
e t
Flags a N
d r
Lebih banyak bit e n
tanpa fragmen
H
By
Offset pemecahan menjadi kepingan
Waktu untuk tinggal/hidup
Protokol
Lapisan lebih tinggi berikutnya untuk menerima bidang data
pada tujuan

Page 864 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bidang Header ( 3)
Header Checksum
Reverified dan recomputed pada masing-masing
router
16 bit melengkapi penjumlahan tdari semua 16 kata-
kata bit dalam header N e
r a
d
Mulailah nol selama kalkulasi
n
H e
Alamat sumber By
Alamat tujuan
Pilihan
Lapisan
Untuk mengisi 32 bit panjang

Page 865 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bidang Data
Membawa data pemakai dari lapisan
berikutnya
Bilangan bulat berbagai N8etbit panjang (
r a
komposisi music 8Hesuara)
nd
y
Max panjangnya datagram ( header
B
tambah data) 65,535 komposisi music 8
suara

Page 866 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IPv4 Address Formats

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 867 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Alamat IP- Kelas A


32 bit internet alamat global
Bagian Jaringan dan bagian host
Kelas A e t
aNr
n d
Mulai dengan biner
H e0
By
Semua 0 dipesan
01111111 ( 127)disediakan untuk loopback
Mencakup 1.x.x.x ke 126.x.x.x
Semua dialokasikan

Page 868 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Alamat IP- Kelas B


Mulai 10
Mencakup 128.x.x.x ke 191.x.x.x
Ke Dua Komposisi music e8t suara juga
a N
d r
tercakup di jaringan
H e nmenunjuk
By
214= 16,384 kelas B menunjuk
Semua dialokasikan

Page 869 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Alamat IP- Kelas C


Mulai 110
Mencakup 192.x.x.x ke 223.x.x.x
Ke dua dan komposisi amusic e t 8 suara
N
d r
ketiga juga bagianHedari
n jaringan menunjuk
By
221= 2,097,152 alamat
Hampir semua dialokasikan
lihat IPV6

Page 870 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Subnets dan Topeng Subnet


Mengijinkanl kompleksitas INTERNETWORKED LANS
sewenang-wenang di dalam organisasi
Membatasi keseluruhan internet dari pertumbuhan
angka-angka jaringan dan kompleksitas t routing
N e
Lokasi menantikan istirahat dinternet
ra seperti jaringan
tunggal e n
H
Masing-Masing LANBymenugaskan subnet nomor
Porsi host alamat menyekat ke dalam subnet
nomor;jumlah tuan rumah dan nomor;jumlah
Rute router lokal di dalam subnetted jaringan
Subnet topeng menandai adanya bit yang merupakan
subnet n

Page 871 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Routing Using Subnets

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 872 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

ICMP
Internet Control Message Protocol
RFC 792
Perpindahan ( kontrol) apesan e t dari hosts
N
d r
dan routers ke hosts
H e n
By
Umpan balik tentang permasalahan
Misal:waktu untuk tinggal/hidup berakhir
Encapsulated di dalam IP datagram
Tidak dapat dipercaya
Page 873 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Format Pesan ICMP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 874 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IP v6- Nomor Versi


IP v 1-3 digantikan dan digambarkan
IP v4- versi yang sekarang
IP v5- protokol arus aNet
d r
n
IP v6- penggantian
y
H untuk IP v4
e
B
Selama pengembangan disebut IPNG
Generasi yang Berikutnya

Page 875 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mengapa Merubah IP?


Menunjuk kelelahan ruang spasi
Dua tingkatan yang menuju ( host dan
jaringan) memboroskan ruang
e t
Alamat jaringan menggunakan
r a N sekalipun tidak
n d
menghubungkan ke He Internet
B y
Pertumbuhan jaringan dan Internet
Penggunaan TCP/IP yang diperluas
Alamat tunggal saban tuan rumah
Kebutuhan untuk jenis layanan yang baru

Page 876 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

RFCS IPV6
1752- Pujian/Rekomendasi untuk IP
Protokol Generasi [yang] Berikutnya
2460- Keseluruhan spesifikasi
N e t
r a
d
2373- menujukan Hstruktur
en
By
yang lain
www.rfc-editor.org

Page 877 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Peningkatan IPV6 ( 1)
Ruang;Spasi alamat yang diperluas
128 bit
Mekanisme pilihan yang ditingkatkan
Memisahkan header opsional antarae t header IPV6
dan header lapisan pengangkutan
a N
d r
Kebanyakan tidak diuji n
H oleh rute intermediate
e
y
Kecepatan yang ditingkatkan dan penerus yang
B
disederhanakan yang memproses
Lebih mudah untuk meluas pilihan
Menunjuk autoconfiguration
Tugas alamat yang dinamis

Page 878 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Peningkatan IPV6 ( 2)
Fleksibilitas yang menujukan yang ditingkatkan
Anycast yang dikirimkan ke salah satu satu set node
Scalabilas yang ditingkatkan multicast alamat
e t
Pendukung alokasi sumber a Ndaya
d r
e n
Menggantikan jenis layanan
H
By
Label paket ke arus lalu lintas yang tertentu
Mengijinkan penanganan yang khusus
Misal:video waktu yang riil

Page 879 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Struktrur
IPv6

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 880 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Perluasan Header
Hop-By-Hop Pilihan
Memerlukan proses pada masing-masing router
Routing
e t
serupa Ke v4 sumber yang amenaklukkan
N
d r
Fragmen H e n
B y
Pengesahan
Encapsulating muatan penghasil untung
keamanan
Pilihan tujuan
Karena node tujuan

Page 881 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Header IP v6

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 882 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bidang Header Ip V6 ( 1)
Versi
6
Jalur Kelas
prioritas atau paket kelas e t
a N
Meski demikian di bawahdpengembangan
r
e n
Melihat RFC 2460 H
Aliran Label By
Digunakan oleh hosts yang meminta penanganan
khusus
Panjangnya muatan penghasil untung
Memasukkan semua perluasan header dan data
pemakai yang lebih

Page 883 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Bidang Header Ip V6 ( 2)
Header yang Berikutnya
Mengidentifikasi jenis header
Perluasan atau lapisan berikutnya
e t
a N
Alamat Sumber Hendr
Alamat tujuan By

Page 884 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Alamat IPV6
128 bit panjang
ditugaskan untuk menghubungkan
Alat penghubung tunggal e t
mungkin punya
a N
d r
berbagai alamat yang
H e n unicast
By
Tiga jenis alamat

Page 885 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Jenis alamat
Unicast
Alat Penghubung tunggal
Anycast
e t
Satuan alat penghubung ( node a N yang berbeda secara
khas) d r
e n
H
Dikirimkan ke tiap
Bypenghubung
yang paling dekat
Multicast
Satuan alat penghubung
Dikirimkan ke semua alat penghubung yang
mengenali

Page 886 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IPv6 Extension Headers

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 887 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pilihan Hop-By-Hop
Header berikutnya
Panjangnya header
Pilihan
Pad1
Memasukkan satu byte lapisan ke dalameOptions
t area header
Padn a N
r
d ke dalam Options areaheader
Memasukkan N (? 2) bytes lapisan
e n
Memastikan header adalah H
y 8 bytes
B
Jumbo muatan penghasil untung
Di atas 216= 65,535 komposisi music 8 suara
Penerus siaga
Menceritakan kepada router bahwa muatan paket menjadi perhatian
utama ke router
Menyediakanlah pen;dukungan untuk RSPV ( bab 16)

Page 888 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemecahan Header
Pemecahan hanya diijinkan pada sumber
Tidak ada pemecahan pada penerus
intermediate t
N e
Node harus menemukan a
ralur untuk menemukan
n*d
e
MTU paling kecil jaringan
y
H intermediate
B
Sumber membagi-bagi untuk bertemu MTU
Jika tidak membatasi untuk 1280 komposisi
music 8 suara

Page 889 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pemecahan bidang Header

Header yang Berikutnya


t
Memesan r a N e
n d
Offset pemecahan H menjadi kepingan
e
By
Memesan
Lebih bayak flag
Identifikasi

Page 890 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Routing Header
Daftar satu atau lebih node-node
intermediate untuk dikunjungi
Header Berikutnya N e t
r a
d
Panjangnya perluasan
H e n Header
By
Jenis routing
Segmen ditinggalkan
yaitu. beberapa nodes masih dikunjungi

Page 891 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pilihan Tujuan
Format sama sebagai Hop-By-Hop
serudukan/palu air pilihan
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 892 / 1194


William Stallings
http://www.hendra-jatnika.web.id

Edisi ke-7
Komunikasi Data
Dan Komputer

Bab 19 a N e t
d r
Jenis-jenis He
n
By
Protokol Internetwork

Page 893 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multicasting
Pengalamatan yang mengacu pada kelompok
dari host-host dalam satu jaringan atau lebih
Penggunaan
Multimedia Siaran e t
a N
d r
Teleconferencing e n
H
Database By
Distribusi komputasi
Real time workgroups

Page 894 / 1194


Contoh
http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 895 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Siaran and Multiple Unicast


Menyiarkan adalah suatu sayalinan dari paket
untuk setiap jaringan
- Memerlukan 13 salinan paket
Berbagai Unicast e t
a N
d r
Paket hanya dikirimkan
H e npada jaringan yang
mempunyai hostBdalam
y group
Ada 11 paket

Page 896 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multicast yang benar


Menentukan paling sedikit alur untuk masing-
masing jaringan yang mempunyai host di
(dalam) group
Mengirimkan paket tunggalNet
r a
n d
Routers mereplika packet-paket pada poin-poin
He
cabang di Spanning
By tree
Memerlukan 8 paket

Page 897 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Multicast

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 898 / 1194


Keperluan- keperluan untuk
http://www.hendra-jatnika.web.id

Multicasting (1)
Router mungkin memiliki lebih dari satu kopian paket
Konvensi diperlukan untuk mengidentifikasi multicast
alamat
IPv4 - Class D - start 1110
e t
IPv6 - 8 bit sisipan, semua 1, 4 bit
a Nflags field, 4 bit scope field,
112 bit group identifier end
r
H
Titik-titik harus di terjemahkan
By antara alamat IP
multicast dan daftar dari jaringan yang berisi anggota
group
Router harus di terjemahkan antara alamat IP multicast
dan alamat jaringan multicast

Page 899 / 1194


Requirements for
http://www.hendra-jatnika.web.id

Multicasting (2)
Mekanisme di butuhkan oleh host untuk masuk
dan keluar dari group multicast
Router harus mengubah info
Dimana jaringan termasuk anggota e t dari group
a N
d r
Info dapat berkerja dalam
e n jalur terpendek di setiap
H
jaringan nya By
Router-router harus menentukan pola jalur
berdasarkan dari alamat, sumber, dan tujuan
Jalur algoritma bekerja di luar jalur terpendek

Page 900 / 1194


Spanning Tree dari Router C ke
http://www.hendra-jatnika.web.id

Group Multicast

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 901 / 1194


Internet Group Management
http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol (IGMP)
RFC 3376
Host and router merubah info group multicast
Menggunakan jaringan LAN untuk
mentransmisikan info diantara e t beberapa host
a N
d r
dan router H e n
By

Page 902 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Prinsip kerja
Host-host mengirimkan pesan-pesan menuju router
kepada pelanggan dan juga di tujukan kepada yang
bukan pelanggan yang berasal dari kelompok multicast
Group di definisikan sebagai alamat multicast
e t
Router-router akan memeriksaayang
N manakah dari
d r
kelompok multicast yangewhich
n multicast groups of
H
interest to which hosts
By
IGMP saat ini versi 3
IGMPv1
Host dapat bergabung dalam sautu group
Router-router tersebut digunakan pewaktu untuk yang bukan
anggota pelanggan

Page 903 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengoperasian IGMPv1 & v2


Penerima harus menjadi pelanggan, lalu di bentuk
group-group
Beberapa sumber tidak di haruskan untuk menjadi
pelanggan yang kemudian di bentuk group
Adapun host yang dapat mengirimkan
e t traffic ke
a N
beberapa group multicast ndr
H e
Permasalahan-permasalahan:
y B
Group group multicast sebuah spamming
Sekalipun level applikasi filter akan melewatkan paket-paket
yang tidak di inginkan, namun filter akan mengambil yang
berharga
Penetapan distribusi trees bermasalah
Lokasi dari sumber-sumber yang tidak di ketahui
Menemukan secara global alamat-alamat multicast yang sulit
Page 904 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

IGMP versi 3
Mengijinkan host-host untuk menetapkan daftar
dari jalur mana saja yang ingin mereka terima
Jalur dari host-host lain terhalang pada routers
Mengijinkan host-host a N e t
d r
Mengijinkan host untuk
H e n memblock paket-paket
dari sumber yangBymengirimkan trafik yang tidak
di inginkan

Page 905 / 1194


IGMP format pesan permintaan
http://www.hendra-jatnika.web.id

keanggotaan

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 906 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Permintaan keanggotaan
Di kirimkan oleh router multicast
Query yang umum
Kelompok yang mempunyai anggota yang telah
terpasang jaringan t e
Group-permintaan tertentu d r a N
e n
Dilakukan oleh groupHyang mempunyai anggota-
By
anggota yang terpasang dalam sebuah jaringan
Group-dan-sumber query tertentu
Terpasang alat yang ingin mengirimkan paket
menuju alamat multicast yang telah di tentukan
Dari beberapa daftar sumber yang telah ditentukan

Page 907 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kolom-kolom permintaan
keanggotaan (1)
Jenis
Waktu respon maksimum
Waktu maksimum sebelum pengiriman laporan dalam 1 unit/10
detik nya
Checksum N e t
Algoritma sama sebagaimana d ra
IPv4
e n
Alamat Group y
H
B
Zero untuk alamat permintaan umum
Multicast menggolongkan alamat untuk group yang specific atau
group-and-source
S Flag
1 yang menyatakakan akan menerima jalur-jalur yang
mempunyai waktu updates

Page 908 / 1194


Kolom-kolom permintaan
http://www.hendra-jatnika.web.id

keanggotaan (2)
QRV (query's robustness variable)
Nilai RV digunakan oleh permintaan pengirim
Router akan mengadopsi nilai query yang diterima paling akhir
Kecuali RV adalah zero, ketika kelalaian atau secara statis
mengatur nilai yang di gunakan.
RV akan menghitung jumlah yang N t
dietransmisikan ulang untuk
meyakinkan bahwa laporan tidak r aluput / hilang
n d
e
QQIC (querier's querier Hinterval code)
B y
Nilai QI digunakan oleh querier
Ada pewaktu untuk mengirim queries ganda
Routers bukanlah tolak ukur utuk mengadopsi lebih banyak QI
yang diterima paling akhir
QI yang tidak di gunakan bernilai zero, ketika nilai QI digunakan
Number of Sources
Alamat sumber (sources)
Yang 32 bit alamat unicast untuk masing2 sumber
Page 909 / 1194
Susunan pesan IGMP Laporan
http://www.hendra-jatnika.web.id

Keanggotaan

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 910 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Laporan-laporan Keanggotaan
Jenis
Checksum
Jumlah kelompok rekaman
e t
Group Records r a N
d
en source
32-bit alamat unicastHper
By

Page 911 / 1194


IGMP Format Pesanan
http://www.hendra-jatnika.web.id

Group Record

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 912 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Group Record
Record Type
See later
Aux Panjang Data
Dalam 32-bit kata-kata
e t
Jumlah Sumber a N
d r
Alamat Multicast
n
He
B y
Alamat-alamat sumber menunjukkan
Ada 32-bit alamat unicast dalam stiap sumber
Data pelengkap
Saat ini, tidak ada nilai data pelengkap yang terdefinisi

Page 913 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IGMP Operasi-Sambungan
Host menggunakan IGMP yang ingin membuat dirinya dikenal
sebagai kelompok anggota dari host yang lain dan router dalam
LAN
IGMPv3 dapat sebagai group keanggotaan dengan kemampuan
yang dalam penyaringanyang berkenaan dengan sumber
EXCLUDE mode semua anggota group kecuali mereka yang telah
terdaftar e t
a N
INCLUDE mode Hanya berasal d
dari
r anggota group yang telah
terdaftar en
H
Untuk menggabung group,
B y host mengirimkan kenggotaan IGMP
dengan laporan pesan
Mengirim pesan pada IP datagram dengan alamat group field dari
IGMP pesan dan
Sent in IP datagram with Group Address field of IGMP message and
alamat tujuan menggunkan IP header yang sama
Anggota current group yang akan menerima pelajarandari anggota
yang baru
Router mendengarkan semua keadaan alamat IP multicast untuk
memeriksa semua laporan
Page 914 / 1194
Sistem kerja IGMP
http://www.hendra-jatnika.web.id

Menjaga daftar agar tetap valid


Routers secara periodic mengeluarkan pesan query IGMP yang
umum
Dalam datagram dengan semua alamat host multicast
Host yang akan meninggalkan groups harus membaca datagram
dengan semua alamat host ini
Host merespon dengan laporan pesan untuk setiap group yang
terdapat dalam pengakuan keanggotaan e t
N
ahost dalam satu groupnya
Router tidak perlu mengetahui setiap
d r
en satu anggota kelompok yang masih
Perlu mengetahui sedikitnyaHada
aktif y
B
Setiap host yang berada dalam group delay waktu akan di set secara
acak
Host yang mendengarkan claim pembatalan keanggotaan yang lain,
akan di laporakan
Jika pewaktu telah habis, host akan mengirim laporan
Hanya ada satu anggota dalam setiap laporan group yang di tujukan ke
router

Page 915 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IGMP Operasi-- sisa-sisa


Host yang meninggalkan group, dengan mengirim pesan
peninggalan group kepada semua router alamat
multicast static
Mengirimkan laporan keanggotaan dengan EXCLUDE
e t
pilihan dan daftar yang tidak ada a N dari alamat sumber
d r
Router akan menentukan e n ada beberapa anggota
bila
H
By
group yang menggunakan pesanan query tertentu

Page 916 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keanggotaan Group dengan IPv6


IGMP ditetapkan untuk IPv4
Menggunakan 32-bit alamat
Jaringan IPv6 memerlukan kemampuan
Kemampuan IGMP bergambung N e t kedalam
Internet Control Messagen d rProtocol version 6
a
(ICMPv6) H e
By
ICMPv6 termasuk juga sbg fungsi semua fungsional
dari pada ICMPv4 dan IGMP
ICMPv6 termasuk group keanggotaan query dan
kelompok keanggotaan pelaporan pesan
Petunjuk penggunaan nya sama seperti pada IGMP

Page 917 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protokol-protokol Routing
Informasi routing
Sekitar keterlambatan dan topologi dalam jaringan
Algoritma routing
Digunakan untuk membuat jalur e tkeputusan yang
a N
didasarkan pada informasi
d r
en
H
By

Page 918 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sistem-sistem yang otonomi


Kelompok dari suatu router
Merubah informasi
Protocol routing yang lazim
e t
Mengeset router-router dan r a Njaringan yang di
d
atur oleh organisasi Htunggal
en
By
Suatu jaringan yang di hubungkan
Ada sedikitnya satu jalur antaran beberapa pasang
node

Page 919 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Router Protocol bagian dalam(IRP)


Routing Protocol bagian luar(ERP)
Peninggalan informasi routing antara antara router
dengan AS
Boleh jadi lebih dari satu AS dalam setiap jaringan
Algoritma routing dan tabel boleh berbeda
t antara AS
N e
yang berlainan r a
n d
Router memerlukan beberapa
He informasi tentang jaringan
y
yang berada di luarBarea mereka
Menggunakan protokol ruter bagian luar (ERP)
IRP memerlukan model yang terperinci
ERP mendukung ringkasan inforamsi dalam pencapaian

Page 920 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Applikasi dari IRP dan ERP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 921 / 1194


Pendekatan Routing
http://www.hendra-jatnika.web.id

Distance-vector
Setiap node (router atau host) merubah informasi
dengan node-node tetangganya
Tetangga-tetngga tsb, kedua-duanya di hubungkan dalam
jaringan yang sama
Generasi pertama algoritma routing e t adalah untuk
a N
ARPANET d r
e n
H
Digunakan oleh protokol
By Informasi Routing (RIP)
Memerlukan transmisi informasi pada setiap router
Jarak vektor untuk semua tetangganya
Berisi alur yang diperkirakan memberi beban kepada semua
jaringan di (dalam) bentuk wujud
Perubahan memerlukan banyak waktu untuk penyebaran

Page 922 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pendekatan Routing Link-State


yang dirancang Untuk memperdaya kelemahan distance-vector
Kapan penerus initialized, menentukan mata rantai berharga pada masing-masing alat
penghubung
Mengiklankan satuan biaya-biaya mata rantai untuk semua penerus lain di dalam topolo
Tidak hanya penerus yang berdekatan
Dari kemudian terpasang, memonitorlah biaya-biaya e tmata rantai
I-F perubahan penting, penerus mengiklankan a N baru satuan biaya-biaya mata ranta
yang
d r
Masing-Masing penerus dapat membangun e n topologi keseluruhan bentuk wujud
Mampukah mengkalkulasi alur H pendek untuk masing-masing jaringan tujuan
paling
B y
Penerus membangun menaklukkan [meja], mendaftarkan loncatan pertama untuk
masing-masing tujuan
Penerus tidak menggunakan algoritma penaklukan [yang] dibagi-bagikan
Menggunakan manapun algoritma penaklukan untuk menentukan alur
yang paling pendek
Dalam Praktek, Algoritma Dijkstra's
Membuka alur paling pendek dulu ( OSPF) protokol menggunakan link-state
yang menaklukkan.
Juga generasi kedua yang menaklukkan algoritma untuk ARPANET
Page 923 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Protokol Router Bagian Luar


Bukan Distance-Vector

Link-State dan distance-vector tidak efektif untuk


protokol penerus bagian luar/
Distance-Vector mengasumsikan router
t membagi
bersama jarak umum metrik raNe
n d
mungkin punya prioritasHeyang berbeda
Mempunyai pembatasan
y
B yang melarang penggunaan dari AS
yang lain
Distance-Vector tidak memberi informasi apapun tentang AS
yang dikunjungi

Page 924 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protokol Router Bagian Luar


Bukan Link-State
Perberbedaannya menggunakan ilmu meter yang berbeda dan mempunyai
pembatasan berbeda
Mustahil untuk melaksanakan suatu algoritma penaklukan yang konsisten.
Penggenangan mata rantai menyatakan informasi untuk semua penerus tak
terkendali
Protokol Penerus Bagian Luar/Lahir Path-Vector
Tidaklah memerlukan menaklukkan ilmu tentang meter
e t
Menyediakanlah informasi tentang jaringan yang (mana) dapat dicapai oleh penerus
a
ditentukan dan ASS yang dipotong untuk sampai ke sana
N
r
djarak
n
Tidak ter/memasukkan perkiraan biaya atau
He semua ASS yang yang dikunjungi pada
Masing-Masing blok informasi mendaftar
[atas] rute ini B y
Memungkinkanlah penerus untuk melaksanakan kebijakan yang menaklukkan
Misal. menghindarilah alur untuk menghindari pemindahan AS [yang] tertentu
Misal: menghubungkanlah kecepatan, kapasitas, kecenderungan untuk menjadi terlampau
banyak, dan keseluruhan mutu operasi, keamanan
Misal: pengecilan jumlah pemindahan ASS

Page 925 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protokol Router Bagian Luar Path-


Vector
Tidak memerlukan penaklukan ilmu tentang meter
Menyediakan informasi tentang jaringan yang dapat dicapai oleh
penerus dipotong untuk sampai ke sana
Tidak memasukkan perkiraan biaya atau jarak
Masing-Masing blok informasi mendaftar semua yang dikunjungi
pada rute ini e t
N a
d r
Memungkinkan router untuk melaksanakan kebijakan - Misal:
n
He
menghindari alur untuk menghindari pemindahan AS yang tertentu
y
Misal:menghubungkanBkecepatan, kapasitas, kecenderungan untuk
menjadi terlampau banyak, dan keseluruhan mutu operasi, keamanan
Misal: pengecilan jumlah pemindahan ASS

Page 926 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protokol Pintu Gerbang Perbatasan


( BGP)
Karena menggunakan dengan TCP/IP internets
EGP Yang Lebih disukai (menyangkut) Internet
Pesan dikirimkan kepada TCP koneksi
Terbuka
Membaharui
Menyimpan hidup
Pemberitahuan
Prosedur e t
Didapatnya tetangga a N
d r
tetangga Reachabilas
e n
jaringan Reachabilas H
BGP Prosedur By
Membuka TCP koneksi
Mengirimkan Pesan yang terbuka
Memasukkan waktu pegangan yang diusulkan
Penerima memilih minimum untuk waktu pegangannya dan yang dikirim itu
Waktu maksimal antara Keep hidup dan/atau membaharui pesan

Page 927 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Jenis Pesan
Menyimpan Hidup
- Untuk menceritakan kepada router lain yangrouter ini masih di sini
Membaharui
Info tentang rute tunggal melalui internet
Daftar rute yang sedang menarik mundur
Memasukkan alur info
Asal ( IGP atau EGP) e t
a N
AS_PATH ( daftar AS di/melintasi) dr
n
Next_Hop ( IP alamat penerus penumpang)
e
H
Multi_Exit_Disc ( Info tentang
By penerus yang internal ke AS)
Local_Pref ( Menginformasikan penerus lain di dalam AS
Atomic_Aggregate, Aggregator ( Menggunakan struktur pohon alamat
untuk mengurangi jumlah info yang diperlukan)

Page 928 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

BGP Messages

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 929 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multicasting
Pengalamatan yang mengacu pada kelompok
dari host-host dalam satu jaringan atau lebih
Penggunaan
Multimedia Siaran e t
a N
d r
Teleconferencing e n
H
Database By
Distribusi komputasi
Real time workgroups

Page 930 / 1194


Contoh
http://www.hendra-jatnika.web.id

Konfigurasi

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 931 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Siaran and Multiple Unicast


Menyiarkan adalah suatu sayalinan dari paket
untuk setiap jaringan
- Memerlukan 13 salinan paket
Berbagai Unicast e t
a N
d r
Paket hanya dikirimkan
H e npada jaringan yang
mempunyai hostBdalam
y group
Ada 11 paket

Page 932 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multicast yang benar


Menentukan paling sedikit alur untuk masing-
masing jaringan yang mempunyai host di
(dalam) group
Mengirimkan paket tunggalNet
r a
n d
Routers mereplika packet-paket pada poin-poin
He
cabang di Spanning
By tree
Memerlukan 8 paket

Page 933 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Multicast

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 934 / 1194


Keperluan- keperluan untuk
http://www.hendra-jatnika.web.id

Multicasting (1)
Router mungkin memiliki lebih dari satu kopian paket
Konvensi diperlukan untuk mengidentifikasi multicast
alamat
IPv4 - Class D - start 1110
e t
IPv6 - 8 bit sisipan, semua 1, 4 bit
a Nflags field, 4 bit scope field,
112 bit group identifier end
r
H
Titik-titik harus di terjemahkan
By antara alamat IP
multicast dan daftar dari jaringan yang berisi anggota
group
Router harus di terjemahkan antara alamat IP multicast
dan alamat jaringan multicast

Page 935 / 1194


Requirements for
http://www.hendra-jatnika.web.id

Multicasting (2)
Mekanisme di butuhkan oleh host untuk masuk
dan keluar dari group multicast
Router harus mengubah info
Dimana jaringan termasuk anggota e t dari group
a N
d r
Info dapat berkerja dalam
e n jalur terpendek di setiap
H
jaringan nya By
Router-router harus menentukan pola jalur
berdasarkan dari alamat, sumber, dan tujuan
Jalur algoritma bekerja di luar jalur terpendek

Page 936 / 1194


Spanning Tree dari Router C ke
http://www.hendra-jatnika.web.id

Group Multicast

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 937 / 1194


Internet Group Management
http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol (IGMP)
RFC 3376
Host and router merubah info group multicast
Menggunakan jaringan LAN untuk
mentransmisikan info diantara e t beberapa host
a N
d r
dan router H e n
By

Page 938 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Principle Operations
Hosts send messages to routers to subscribe to
and unsubscribe from multicast group
Group defined by multicast address
Routers check which multicast a N e t groups of interest
to which hosts d r
e n
H
IGMP currently version
By 3
IGMPv1
Hosts could join group
Routers used timer to unsubscribe members

Page 939 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operation of IGMPv1 & v2


Receivers have to subscribe to groups
Sources do not have to subscribe to groups
Any host can send traffic to any multicast group
e t
Problems: r a N
d
ngroups
Spamming of multicast H e
B y
Even if application level filters drop unwanted
packets, they consume valuable resources
Establishment of distribution trees is problematic
Location of sources is not known
Finding globally unique multicast addresses difficult

Page 940 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IGMP v3
Allows hosts to specify list from which they want
to receive traffic
Traffic from other hosts blocked at routers
Allows hosts to block packets
a N e tfrom sources that
send unwanted trafficendr
H
By

Page 941 / 1194


IGMP Message Formats
http://www.hendra-jatnika.web.id

Membership Query

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 942 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Membership Query
Sent by multicast router
General query
Which groups have members on attached network
t
Group-specific query a N e
d r
Does group have members
H e n on an attached network
y
Group-and-source specific query
B
Do attached device want packets sent to specified
multicast address
From any of specified list of sources

Page 943 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Membership Query Fields (1)


Type
Max Response Time
Max time before sending report in units of 1/10 second
Checksum t
N e
Same algorithm as IPv4 r a
n d
Group Address H e
B y
Zero for general query message
Multicast group address for group-specific or group-and-source
S Flag
1 indicates that receiving routers should suppress normal timer
updates done on hearing query

Page 944 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Membership Query Fields (2)


QRV (querier's robustness variable)
RV value used by sender of query
Routers adopt value from most recently received query
Unless RV was zero, when default or statically configured value
used t
e
N to assure report not
RV dictates number of retransmissions
r a
missed d
H en
QQIC (querier's querier
By interval code)
QI value used by querier
Timer for sending multiple queries
Routers not current querier adopt most recently received QI
Unless QI was zero, when default QI value used
Number of Sources
Source addresses
One 32 bit unicast address for each source
Page 945 / 1194
IGMP Message Formats
http://www.hendra-jatnika.web.id

Membership Report

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 946 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Membership Reports
Type
Checksum
Number of Group Records
e t
Group Records r a N
d
n per source
One 32-bit unicast address
H e
By

Page 947 / 1194


IGMP Message Formats
http://www.hendra-jatnika.web.id

Group Record

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 948 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Group Record
Record Type
See later
Aux Data Length
In 32-bit words e t
N
Number of Sources ndra
H e
Multicast AddressBy
Source Addresses
One 32-bit unicast address per source
Auxiliary Data
Currently, no auxiliary data values defined

Page 949 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IGMP Operation - Joining


Host using IGMP wants to make itself known as group
member to other hosts and routers on LAN
IGMPv3 can signal group membership with filtering
capabilities with respect to sources
t
EXCLUDE mode all group memberseexcept those listed
N
a members listed
INCLUDE mode Only from group
d r
e n
To join group, host sends
y
H IGMP membership report
message B
Address field multicast address of group
Sent in IP datagram with Group Address field of IGMP message
and Destination Address encapsulating IP header same
Current members of group will receive learn of new member
Routers listen to all IP multicast addresses to hear all reports

Page 950 / 1194


IGMP Operation
http://www.hendra-jatnika.web.id

Keeping Lists Valid


Routers periodically issue IGMP general query message
In datagram with all-hosts multicast address
Hosts that wish to remain in groups must read datagrams with
this all-hosts address
eteach group to which it
Hosts respond with report messageNfor
claims membership r a
n d
e
Router does not needy to know every host in a group
H
B
Needs to know at least one group member still active
Each host in group sets timer with random delay
Host that hears another claim membership cancels own report
If timer expires, host sends report
Only one member of each group reports to router

Page 951 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IGMP Operation - Leaving


Host leaves group, by sending leave group message to
all-routers static multicast address
Send membership report message with EXCLUDE option
and null list of source addresses
e t
Router determine if there areranyaN remaining group
n d
members using group-specific
He query message
By

Page 952 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Group Membership with IPv6


IGMP defined for IPv4
Uses 32-bit addresses
IPv6 internets need functionality
t
IGMP functions incorporated a N into Internet
e
d r
Control Message Protocol
H e n version 6 (ICMPv6)
y of functionality of ICMPv4 and
ICMPv6 includesBall
IGMP
ICMPv6 includes group-membership query and
group-membership report message
Used in the same fashion as in IGMP

Page 953 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Routing Protocols
Routing Information
About topology and delays in the internet
Routing Algorithm
Used to make routing decisionse tbased on information
N a
d r
e n
H
By

Page 954 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Autonomous Systems (AS)


Group of routers
Exchange information
Common routing protocol
e t
Set of routers and networks r a N managed by signle
d
organization H e n
By
A connected network
There is at least one route between any pair of nodes

Page 955 / 1194


Interior Router Protocol (IRP)
http://www.hendra-jatnika.web.id

Exterior Routing Protocol (ERP)


Passes routing information between routers within AS
May be more than one AS in internet
Routing algorithms and tables may differ between
different AS t
N e
Routers need some info about d r networks
a outside their AS
e n
Used exterior router y
protocol
H (ERP)
B
IRP needs detailed model
ERP supports summary information on reachability

Page 956 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Application of IRP and ERP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 957 / 1194


Approaches to Routing
http://www.hendra-jatnika.web.id

Distance-vector
Each node (router or host) exchange information with
neighboring nodes
Neighbors are both directly connected to same network
First generation routing algorithm for ARPANET
Node maintains vector of link costs e tfor each directly
a N
attached network and distance
n d r and next-hop vectors for
each destination H e
B y
Used by Routing Information Protocol (RIP)
Requires transmission of lots of information by each
router
Distance vector to all neighbors
Contains estimated path cost to all networks in configuration
Changes take long time to propagate

Page 958 / 1194


Approaches to Routing
http://www.hendra-jatnika.web.id

Link-state
Designed to overcome drawbacks of distance-vector
When router initialized, it determines link cost on each interface
Advertises set of link costs to all other routers in topology
Not just neighboring routers
From then on, monitor link costs t
If significant change, router advertises e
Nnew set of link costs
a
rof entire configuration
Each router can construct topology n d
e
Hto each destination network
Can calculate shortest path
y

B
Router constructs routing table, listing first hop to each destination
Router does not use distributed routing algorithm
Use any routing algorithm to determine shortest paths
In practice, Dijkstra's algorithm
Open shortest path first (OSPF) protocol uses link-state routing.
Also second generation routing algorithm for ARPANET

Page 959 / 1194


Exterior Router Protocols
http://www.hendra-jatnika.web.id

Not Distance-vector
Link-state and distance-vector not effective for
exterior router protocol
Distance-vector assumes routers share common
distance metric N e t
r a
ASs may have different d
n priorities
H e
By that prohibit use of certain
May have restrictions
other AS
Distance-vector gives no information about ASs
visited on route

Page 960 / 1194


Exterior Router Protocols
http://www.hendra-jatnika.web.id

Not Link-state
Different ASs may use different metrics and
have different restrictions
Impossible to perform a consistent routing algorithm.
Flooding of link state information
a N e t to all routers
unmanageable d r
e n
H
By

Page 961 / 1194


Exterior Router Protocols
http://www.hendra-jatnika.web.id

Path-vector
Dispense with routing metrics
Provide information about which networks can be
reached by a given router and ASs crossed to get there
Does not include distance or cost estimate
e t
Each block of information listsra N
all ASs visited on this
n d
route He
By policy routing
Enables router to perform
E.g. avoid path to avoid transiting particular AS
E.g. link speed, capacity, tendency to become congested, and
overall quality of operation, security
E.g. minimizing number of transit ASs

Page 962 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Border Gateway Protocol (BGP)


For use with TCP/IP internets
Preferred EGP of the Internet
Messages sent over TCP connections
Open t
N e
Update r a
n d
Keep alive H e
Notification By
Procedures
Neighbor acquisition
Neighbor reachability
Network reachability

Page 963 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

BGP Messages

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 964 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

BGP Procedure
Open TCP connection
Send Open message
Includes proposed hold time
t
Receiver selects minimum aof N its hold time and
e
d r
that sent H e n
ByKeep alive and/or update
Max time between
messages

Page 965 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Message Types
Keep Alive
To tell other routers that this router is still here
Update
Info about single routes through internet
e t
List of routes being withdrawn aN
d r
Includes path info en
H
Origin (IGP or EGP)
By
AS_Path (list of AS traversed)
Next_hop (IP address of boarder router)
Multi_Exit_Disc (Info about routers internal to AS)
Local_pref (Inform other routers within AS)
Atomic_Aggregate, Aggregator (Uses address tree structure to
reduce amount of info needed)

Page 966 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Uses of AS_Path and Next_Hop


AS_Path
Enables routing policy
Avoid a particular AS
Security t
N e
Performance r a
n d
Quality H e
By
Number of AS crossed
Next_Hop
Only a few routers implement BGP
Responsible for informing outside routers of routes to other
networks in AS

Page 967 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Notifikasi pesan
Kesalahan
sintaksis dan Pengesahan
Mbuka kesalahan pesan
pilihan dan Sintaksis yang tidak dikenali
pegangan tak dapat diterima Waktu
Baharui kesalahan pesan e t
a N
kesalahan kebenaran dan Sintaksis d r
Waktu berakhir e n
H
Koneksi tertutup By
mesin status terbatas Kesalahan
Berhenti
Dekat yang digunakan untuk suatu koneksi walaupun tidak ada
kesalahan

Page 968 / 1194


Perubahan informasi BGP
http://www.hendra-jatnika.web.id

Routing
Di dalam penerus membangun gambar-an
topologi yang menggunakan IGP
penerus Isu Baharui pesan ke penerus lain
yang diluar menggunakan BGP N e t
r a
d
Penerus ini menukarHeinfo
n dengan penerus lain
y
Penerus harus kemudian memutuskan rute
B
terbaik

Page 969 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Membuka pola pertama terkecil(1)


OSPF
IGP Internet
Penaklukan Yang digantikan Informasi Protokol (
SOBEKAN)
Penggunaan Mata rantai Status eMenaklukkan
t
Algoritma a N
r d
e n
Masing-Masing penerus [menyimpan/pelihara] daftar status
H
[dari;ttg] mata rantaiylokal ke jaringan
B
Mancarkan membaharui status info
Lalu lintas sedikit/kecil [sebagai/ketika] pesan adalah kecil dan
tidak mengirim sering
RFC 2328
1. Rute menghitung pada [atas] paling sedikit biaya berdasar
pada pemakai berharga metrik

Page 970 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Membuka pola pertama terkecil


(2)
Topologi yang disimpan sebagai grafik
diarahkan
Tangkai pohon/bengkak urat atau
PuncakRouter e t
1. Jaringan a N
d r
e n
2. Pemindahan H
3. By
Potongan/Puntung
Tepi
grafik Tepi
Hubungkan dua penerus
Hubungkan penerus ke jaringan

Page 971 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh AS

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 972 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diresi
Grafik of AS

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 973 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operasi
DijkstraS algoritma yang digunakan untuk
temukan paling sedikit berharga alur
[bagi/kepada] semua jaringan lain
Loncatan berikutnya digunakan N e t di (dalam)
r a
penaklukan paket e n d
H
By

Page 974 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SPF cabang
untuk router
6 e t
a N
d r
e n
H
By

Page 975 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Arsitekture Integrated Service


Ubah di (dalam) lalu lintas permintaan
memerlukan variasi mutu [jasa;layanan]
Internet telepon, multimedia, multicast
Kemampuan baru diperlukan t
a N di (dalam)
e
d r
penerus H e n
y
Alat-Alat permintaan [yang] baru Qos
B
ISA
RFC 1633

Page 976 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Internet Traffic
Elastis
1. Dapat mengatasi perubahan lebar/luas di (dalam)
penundaan dan/atau throughput
2. FTP yang sensitip ke throughput t
N e
3. E-Mail yang tidak dapat merasakan
d r a untuk menunda
e n
4. Jaringan Manajemen y yang
H sensitip untuk menunda
B
pada waktunya buntu berat/lebat
5. Web yang sensitip untuk menunda
Inelastic
Tidak dengan mudah menyesuaikan ke variasi
e.g. lalu lintas waktu riil

Page 977 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kebutuhan untuk Inelastic


Traffic
Throughput
Penundaan
Jitter
e t
Nunda variasi r a N
n d
paket Kerugian y H e
B

Merlukan perawatan istimewa untuk tertentu


jenis lalu lintas
lalu lintas Elastis untuk didukung juga

Page 978 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pendekatan ISA
Dikendalikan oleh:
1. Penaklukan algoritma
2. paket Barang buangan
3. Berhubungan masing-masing paket e t dengan suatu arus
a N
4. Searah n d r
H e
5. Kalengkah (adalah) Bymulticast
6. Pintu masuk Kendali
7. Penaklukan Algoritma
8. Queuing disiplin
9. Mbuang kebijakan

Page 979 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Jalur ISA

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 980 / 1194


Spesifikasi Token Bucket
http://www.hendra-jatnika.web.id

Traffic
tanda Pengisian kembali menilai R
tingkat tarip data secara terus menerus Bisa
menopang
ember Ukuran B e t
a N
d r
Jumlah bahwa tingkat H e ntarip data dapat melebihi
y
R untuk menyingkat periode
B
Selama periode waktu T jumlah data yang
dikirim tidak bisa melebihi RT+ B

Page 981 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Skema Token Bucket

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 982 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Service ISA
Yang dijamin
data yang diyakinkan Tingkat tarip
Terikat[An] bagian atas pada [atas] queuing
penundaan
Tidak (ada) kerugian yang queuing e t
waktu riil Playback a N
d r
Beban yang dikendalikan e n
H
Dekati perilaku ke B
y
upaya terbaik pada [atas] jaringan
dikosongkan
Tidak (ada) [yang] terikat[an] bagian atas spesifik pada
[atas] queuing penundaan
penyerahan sangat tinggi Sukses
Upaya terbaik

Page 983 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Peraturan Queuing
Tradisional FIFO
Tidak (ada) perawatan khusus untuk prioritas [yang] tinggi
mengalir paket
Paket besar dapat menghambat paket lebih kecil
Koneksi tamak dapat mendesak lebih e tsedikit koneksi tamak
a N
Queuing adil d r
e n
Antrian merawat pada H
masing-masing pelabuhan keluaran
B y
Paket ditempatkan di (dalam) antrian untuk arus nya
Protes [yang] menservis
Lompati antrian kosong
Dapat telah menimbang adil queuing

Page 984 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

FIFO dan Fair Queue

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 985 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Sumber Reservasi: RSVP


RFC 2205
Aplikasi Unicast dapat memesan/mencadangkan sumber daya di
(dalam) penerus untuk temu Qos
Jika penerus tidak bisa temu permintaan, aplikasi memberi tahu
Multicast jadilah lebih menuntut e t
a N
Mei dikurangi d r
e n
Beberapa anggota kelompokH tidak boleh memerlukan penyerahan
Byatas memberi waktu
dari sumber tertentu (di)
e.g. pemilihan [satu/ orang] dari sejumlah saluran
Beberapa anggota kelompok boleh hanya bisa menangani sebagian
dari transmisi

Page 986 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Soft State
Satuan status info di (dalam) penerus yang
berakhir kecuali jika disegarkan
Aplikasi harus pada waktu tertentu
memperbaharui permintaanNeselamat transmisi
r a
n d
He
By

Page 987 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Karakteristik RSVP
Unicast Dan Multicast
Simplex
Penerima memulai reservasi
e t
Melihara status lembut dira(dalam)
N internet
n d
Sediakan gaya reservasi
He berbeda
By
Operasi transparan melalui/sampai penerus
non-RSVP
Dukung untuk IPV4 dan IPV6

Page 988 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

pembedaan Services
Sediakan sederhana, mudah untuk menerapkan, ongkos exploitasi
alat rendah untuk mendukung cakupan jasa jaringan membedakan
pada [atas] basis capaian
IP Paket memberi label untuk berbeda Qos yang menggunakan
IPV4 ada Jenis [Jasa;Layanan] atau IPV6 lalu lintas Kelas
kwalitas pelayanan Persetujuan mendirikan;tetapkan
t antar[a]
pelanggan dan penyedia sebelum menggunakan
N e D
r a
Bangun di (dalam) pengumpulan n d
baik Scaling ke jaringan lebihe
H besar dan beban
By
yang diterapkan [Oleh/Dengan] queuing dan menyampaikan
didasarkan pada D komposisi music 8 suara
Tidak (ada) status info pada [atas] arus paket menyimpan

Page 989 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Service DS
digambarkan Di dalam daerahD

Porsi internet [yang] berdekatan di mana [yang]


konsisten satuan D kebijakan e tdiatur
a N
d r
Secara khas di bawah H e nkendali [satu/ orang]
y
organisasi B
yang digambarkan Oleh kwalitas pelayanan
persetujuan ( SLA)

Page 990 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Parameter SLA
[jasa;layanan] yang terperinci Capaian
Throughput yang diharapkan
Netes jatuh kemungkinan
e t
Latency r a N
n d
Batasan pada [atas] H ingress dan jalan ke luar
e
By
poin-poin
lalu lintas Profil
e.g. parameter ember tanda
Disposisi lalu lintas lebih dari profil

Page 991 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Contoh Services
Level A - low latency
Level B - low loss
Level C - 90% dari traffic < 50ms latency
e t
Level D - 95% pada profile r a Ntraffic yangterkirim
n d
Level E - yang dibagikan
H e dua kali luas bidang
By
tingkatan F lalu lintas
Lalu lintas dengan hak yang lebih tinggi tetesan
X kemungkinan penyerahan [yang] lebih tinggi
dibandingkan dengan Y

Page 992 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

DS Octet penyatuan code


Menggunakan Leftmost 6 bits
3 titik code penyatuan
xxxxx0
e t
standar a N
d r
xxxx11 e n
H
B y
experimental atau penggunaan lokal
xxxx01
experimental atau lokal tetapi dialokasikan untuk
standar dimasa depan

Page 993 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

DS Octet tingkatan tertunggi


Seleksi jalur
service Network
Aturan Queuing
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 994 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Field DS

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 995 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Domain DS

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 996 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kofigurasi dan operasi DS

di dalam daerah, penafsiran D poin-poin kode adalah seragam


Penerus di (dalam) daerah adalah tangkai pohon/bengkak urat
atau bagian dalam/pedalaman seragam batas
e t
a N
d r
lalu lintas Pengaruh keadaan e
berfungsi
n
Penggolong
H
By
Meter
penanda
Pembentuk
Penurun

Page 997 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kondisi traffic DS

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 998 / 1194


Per Hop Perilaku Expedited
http://www.hendra-jatnika.web.id

Forwarding
Spesifik PHBS menggambarkan,
yang dihubungkan Dengan jasa dibedakan spesifik
RFC 3246 menggambarkan penyampaian dipercepat ( GOSONG
KARANG) PHB
Dukung untuk [jasa;layanan] premi
Low-Loss, low-delay, low-jitter, meyakinkane t luas bidang, end-to-
end melayani melalui/sampai D daerah a N
d r
Ke endpoints [sebagai/ketika/sebab]
e n point-to-point koneksi atau
menyewa garis H
B y
sulit Di (dalam) internet atau jaringan packet-switching
Antrian ( penyangga/bantalan) pada masing-masing tangkai
pohon/bengkak urat, atau penerus
Akibatkan kerugian, keterlambatan, dan kerlipan
Kecuali jika internet [yang] yang nyata sekali longgar, kepedulian
diperlukan di (dalam) penanganan premi melayani lalu lintas

Page 999 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Kebutuhan tranmisi yang cepat

Configuring tangkai pohon/bengkak urat maka lalu lintas kumpulan mempunyai tingkat tarip
keberangkatan minimum
pengaruh keadaan Kumpulan ( via menjaga ketertiban dan membentuk) sedemikian sehingga
kedatangan menilai kurang dari tangkai pohon/bengkak urat mengatur tingkat tarip
keberangkatan minimum
GOSONG KARANG PHB menyediakan dulu
batas jaringan Penentu menyediakan detik/second t
N e
perbatasan Tangkai pohon/bengkak urat mengendalikan lalu lintas kumpulan
r a
d
Batasi karakteristik ( tingkat tarip, burstiness) ke tingkatan sudah dikenal
n
H e
bagian dalam/pedalaman Tangkai pohon/bengkak urat tidak perlakukan lalu lintas sangat
queuing efek By
Tidak (ada) kebijakan [yang] queuing spesifik pada bagian dalam/pedalaman tangkai
pohon/bengkak urat di (dalam) RFC 3246
prioritas sederhana Rencana bisa mencapai itu
EF lalu lintas memberi prioritas kemutlakan
EF lalu lintas harus tidak meliputi bagian dalam/pedalaman tangkai pohon/bengkak urat
Paket mengalir untuk PHB lalu lintas [yang] lain mengganggu

Page 1000 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

PHB yangb disarankan


Penyedia jasa terbaik
Tidak memerlukan reservasi sumber daya
Tidak memerlukan diskriminasi terperinci antar arus dari para pemakai berbeda
alokasi Tegas/Eksplisit yang didasarkan pada
Para pemakai menawarkan pilihan kelas [jasa;layanan]
Masing-Masing kelas menguraikan lalu lintas profil berbeda
Umpulkan tingkat tarip dan burstiness data e t
a N
r
Lalu lintas memonitor pada tangkai pohon/bengkak urat batas
d
n
Masing-Masing paket ditandai di (dalam) atau ke luar dari profil
e

H
Di dalam jaringan, tidak (ada) separasi lalu lintas dari para pemakai atau kelas
berbeda By
[Yang] hanya pembedaan menjadi apakah paket ditandai di (dalam) atau ke luar
Ketika terlampau banyak, ke luar paket [diteteskan/terjatuh] [sebelum/di depan] di
(dalam) paket
Para pemakai berbeda akan lihat tingkat yang berbeda [jasa;layanan]
Sudahkah jumlah [yang] berbeda di (dalam) paket dalam jabatan antri

Page 1001 / 1194


Keuntungan dari PHB yang
http://www.hendra-jatnika.web.id

disarankan
kemudahan
Cakupan kerja yang kecil karena internal node
Menandai traffic pada batas node didasarkan pada
profil dari traffic yang dibutuhkan
e t pada level
pelayanan yang berbeda dpada a N kelas yang berbeda
r
e n
C.f. ATM By
H

Page 1002 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

AF PHB RFC 2597 (1)


Empat dari AF class didefinikan:
Profil dari empat traffic yang berbeda
Distiap kelasnya,paket ditandai oleh pelanggan atau
layanan provider
e t
Tiga nilai dari drop precedence a N
d r
Menentukan paket penting
enyang berhubungan dengan AF class
H
Lebih simple daripada
By sumber reservasi
Flexible
Dengan titik interior DS,traffiic dari kelas yang berbeda
dipisahkan
Perbedaan banyaknya sumber(jarak buffer, kecepatan data)

Page 1003 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

AF PHB RFC 2597 (2)


Dengan kelas,paket yang ditangani berdasarkan
dari tingkatan yang lebih tinggi
Tingkatan dari asuransi bergantung pada:
Berapa banyak sumber yangn edialokasikan
t untuk
paket milik AF class a N
d r
Banyaknya jumlah kelas e n
H
By banyak dan dropnya tingkatan
Kelas yang terlampau
yang tertinggi
RFC 2597 bukanlah mekanisme mandat pada
titik interiror untuk menangani kepadatan AF
Referensinya RED algoritma

Page 1004 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Daftar Pustaka
Stallings bab 19
Comer, S. Internetworking dengan TCP/IP,
volume 1, Prentice-Hall
semua RFCs yang dimaksudkan e t ditambah
a N
d r
semua yang berhubungan
H e n dengan topik ini
y
Dari web site tentang TCP/IP, jalur protocol dan
B
lain-lain

Page 1005 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

William Stallings
Data and Computer
Communications
e t
Chapter 20 d r a N
e n
Transport Protocols
By
H

Page 1006 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Koneksi yang diorientasi pada tata cara


pengangkutan atau transportasi

Kemungkinan terhubung
Penetapan
Penghentian pemeliharaan et
a N
Keandalan e n d r
H
TCP By

Page 1007 / 1194


Keandalan dalam layanan
http://www.hendra-jatnika.web.id

jaringan
Panjangnya pesan diasumsikan terserah
Keandalan pengiriman diasumsikan hampir
100% oleh layanan jaringan
Keandalan paket dalam memilih e tjaringan yang
menggunakan X.25 a N
d r
frame relay menggunakan
e n LAPF control protocol
H
By
IEEE 802.3 menggunakan koneksi yang
diorientasikan pada layanan LLC
Layanan transportasi dari ujung ke ujung
protokol antara dua sistem pada jaringan yang
sama

Page 1008 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protokol Transportasi sederhana


pada umumnya
Pengalamatan
Multiplexing
Flow Control
e t
Hubungan penetapan danrapenghentian
N
n d
He
By

Page 1009 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengalamatan
Target pengguna ditetapkan oleh:
Idetifikasi pengguna
biasanya host, port
Disebut socket di TCP
Port menghadirkan transportasi service (TS) tertentu pengguna
e t
Identifikasi Transport entity a N
Umumnya hanya satu per host d r
n
He biasanya salah satu dari masing-
Jika lebih dari satu, kemudian
masing jenis By
menetapkan protokol transportasi (TCP, UDP)
Alamat host
Dipasang alat jaringan
Didalam internet,
Nomer jaringan

Page 1010 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pencarian alamat
Ada 4 metode
Mengetahui alamat sebelum waktu yang ditetapkan
Koleksi perencanaan peralatan jaringan
Alamat dimengerti e t
a N
Menyebut server n d r
H e
Proses pengiriman
B ymeminta ke alamat yang diketahui

Page 1011 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Multiplexing
Para pemakai dikerjakan pada protokol
transportasi yang sama
Pemakai dikenali dengan nomer port atau
service access point (SAP) Net
r a
Kemungkinan multiplex n ddengan layanan network
He
menggunakan By
multiplexing a single virtual X.25 sirkuit to a number
of transport service user
X.25 charges per virtual circuit connection time

Page 1012 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Flow Control
Delay yang panjang antara kesatuan pengiriman
dibandingkan dengan waktu trasmisi sebenarnya
Delay dalam komunikasi dari informasi flow kontrol
Delay transmisi variabel
e t
Sulit untuk digunakan dalam timeout
a N
d r
en
Flow may be controlled Hbecause:
By
Aliran data dapat dikontrol karena:
User penerima tidak dapat melanjutkan
Kesatuan pengiriman tidak dapat melanjutkan
Hasil dari buffer memenuhi

Page 1013 / 1194


Mengkopi dengan Syarat Flow
http://www.hendra-jatnika.web.id

Control(1)
Do nothing
Segment yang overflow dibuang
Kesatuan pengiriman akan mendapat ACk dan
mentrasmisikan kembali et
Akan ditambahkan pada data ayang masukN
d r
e n
Menolak bagian selanjutnya
By
H
Bagian yang janggal
Sambungan multiplex dikontrol di jumlah aliran data

Page 1014 / 1194


Mengkopi dengan Syarat Flow
http://www.hendra-jatnika.web.id

Control(2)
Menggunakan sliding window protokol tertentu
Lihat bab 7 untuk detail operasinya
Bekerja dengan baik di network yang diandalkan
Kegagalan menerima ACK didapate tsebagai indikasi flow
control a N
d r
Tidak bekerja dengan
n
Hebaik di network yang tidak
dapat diandalkanB
y
Tidak dapat membedakan antara segmen yang hilang
dengan flow control
Menggunakan credit scheme

Page 1015 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Credit Scheme
Kontrol yang lebih besar di jaringan yang
diandalkan
Lebih efektif di jaringan yang tidak diandalkan
Pasangan flow control dariaN ACK
e t
d r
Kemungkinan ACK tanpa
H e n granting credit dan
sebaliknya By
Setiap octet mempunyai nomor urut
Setiap segmen transportasi mempunyai nomor
urut, nomor permintaan dan ukuran window
pada header
Page 1016 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Penggunaan dari Header Fields


Ketika pengiriman, esq. number is that of first
octet in segment
ACK termasuk AN=i, W=j
Semua octets melewati SN=i-1 t
a N acknowledged
e
d r
Next expected octet H
isein
y
Meminta ijin untuk mengirim additional window
B
dari W=j octets
i.e. octets through i+j-1

Page 1017 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Credit Allocation

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1018 / 1194


Pengiriman dan Penerimaan
http://www.hendra-jatnika.web.id

Sebenarnya

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1019 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Establishment dan Termination


Mengijinkan semua yang ada sampai akhir
Negosiasi dari parameter pilihan
Alokasi triger dari kesatuan pengangkutan
sumber e t
a N
d r
Dengan persetujuanHbersama
en
By

Page 1020 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Diagram Bagian Koneksi

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1021 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Connection Establishment

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1022 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Not Listening
Menolak dengan RST (Reset)
Permintaan antrian sampai hasilnya match
Sinyal TS memberitahu user atas permintaan
yang tetunda e t
a N
d r
May replace passive H
open
en with accept
By

Page 1023 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Termination
Salah satu atau kedua sisi
Dengan persetujuan bersama
Pemberhentian yang tiba-tiba
e t
Atau pemberhentian yangralemahN
n d
Close wait state mustHe
accept incoming data until FIN
received By

Page 1024 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Side Initiating Termination


Penguna TS menutup request
Transport entity mengirim FIN, meminta
termination
Tempat koneksi di FIN WAIT e t
state
a N
d r
Melanjutkan untuk menerima
H e n data dan mengirim data
ke user By
Tidak mengirim data lagi
Ketika menerima FIN, memberitahukan user dan
menutup koneksi

Page 1025 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Side Not Initiating Termination


FIN received
Inform TS user Place connection in CLOSE WAIT
state
Continue to accept data fromNTSet user and transmit it
r a
TS user issues CLOSE d
primitive
n
He
y
Transport entity sends FIN
B
Menutup koneksi
Semua data ditransmisikandari kedua sisi
Kedua sisi setuju untuk diakhiri

Page 1026 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Unreliable Network Service


E.g.
internet menggunakan IP,
frame relay menggunakan LAPF
IEEE 802.3 menggunakan unacknowledged
N e t
connectionless LLC r a
n d
He
Bagian bagiannya
By bisa hilang
Bagian bagian yang tiba bisa sangat
banyak/melebihi batas

Page 1027 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Problems
Ordered Delivery
Retransmission strategy
Duplication detection
e t
Flow control r a N
n d
Connection establishment
H e
By
Connection termination
Crash recovery

Page 1028 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Ordered Delivery
Segments boleh tiba out of order
Number segments sequentially
TCP numbers each octet sequentially
e t
Segments are numbered rby aNthe first octet
d
number in the segment
He
n
By

Page 1029 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Retransmission Strategy
Segment rusak saat pemindahan
Segment gagal tiba
Transmitter tidak mengetahui kegagalan
e t
Receiver must acknowledge r a N successful receipt
n d
Menggunakan pengakuan
H e kumulatif
By
Time out yang menantikan ACK triggers
re-transmission

Page 1030 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Timer Value
Fixed timer
Based on understanding of network behavior
Tidak bisa menyesuaikan untuk mengubah kondisi
jaringan
e t
Too small leads to unnecessary
r a N re-transmissions
Too large and response
d
nto lost segments is slow
H e
By than round trip time
Should be a bit longer
Adaptive scheme
May not ACK immediately
Can not distinguish between ACK of original segment
and re-transmitted segment
Conditions may change suddenly
Page 1031 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Duplication Detection
jika ACK hilang, bagiannya akan dikirimkan
kembali
Receiver harus mengenali salinan/duplikasinya
Duplicate sebelumnya diterima e t untuk menutup
N
koneksi n d r a
e
Receiver menggapy ACK
H hilang dan Asks adalah
salinannya B
Sender jangan bingung dengan banyaknya Asks
Sequence number space large enough to not cycle
within maximum life of segment
Duplicate diterima setelah menutup koneksi

Page 1032 / 1194


Incorrect
http://www.hendra-jatnika.web.id

Duplicate
Detection

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1033 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Flow Control
Alokasi credit
Masalah jika AN=i, W=0 menutup window
kirim AN=i, W=j untuk kembali membuka, tapi
window akan hilang e t
a N
d r
Sender menganggapHewindow
n tertutup, receiver
y
menganggap window terbuka
B
Menggunakan window timer
jika waktunya berakhir, kirim sesuatu
Could be re-transmission of previous segment

Page 1034 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Connection Establishment
Two way handshake
A mengirim SYN, B membalas dengan SYN
Hilangnya SYN dapat diatasi dengan re-transmission
Can lead to duplicate SYNs
Ignore duplicate SYNs once connectedt
N e
Kehilangan atau keterlambatan
d r abagian data dapat
menyebabkan masalah H n
dalam
e koneksi.
By
- Segment dari old connection
- Start segment numbers fare removed from previous
connection
Use SYN i
Need ACK to include i
Three Way Handshake

Page 1035 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Two Way
Handshake:
Obsolete
Data
Segment t
N e
r a
n d
H e
By

Page 1036 / 1194


Two Way Handshake:
http://www.hendra-jatnika.web.id

Obsolete SYN Segment

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1037 / 1194


Three Way
http://www.hendra-jatnika.web.id

Handshake:
State
Diagram
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1038 / 1194


Three Way
http://www.hendra-jatnika.web.id

Handshake:
Examples

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1039 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Connection Termination
Entity in CLOSE WAIT state sends last data segment,
followed by FIN
FIN tiba sebelum bagian data yang terakhir
Receiver menerima FIN t
N e
Tutup koneksi r a
d
nterakhir
Kehilangan bagian data yang
H e
Associate mengurutkan
y
B nomor dengan FIN
Receiver menunggu semua bagian sebelum FIN
mengurutkan nomor
Loss of segments and obsolete segments
Must explicitly ACK FIN

Page 1040 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Graceful Close
Kirim FIN i dan menerima AN i
Menerima FIN j dan mengirim AN j
Wait twice maximum expected segment lifetime
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1041 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Failure Recovery
Setelah restart semua bagian,info akan hilang
Koneksi terbuka setengah
Side that did not crash still thinks it is connected
Menutup koneksi menggunakan persistence
t timer
N e
Wait for ACK for (time out) * (number
r a of retries)
n d
ketika expired, tutup koneksi
He dan inform user
Send RST i in response By to any i segment arriving
User harus memutuskan kapan koneksi kembali
Masalah masalah dengan kehilangan data

Page 1042 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

TCP & UDP


Transmission Control Protocol
Connection oriented
RFC 793
User Datagram Protocol (UDP) a N e t
d r
Connectionless e n
H
RFC 768 By

Page 1043 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

TCP Services
Tersedianya komunikasi antara pasangan suatu proses
Macam-macam jarak dari jaringan yang tersedia dan
tidak serta internet
Dua pelabelan fasilitas t
N e
Data stream push r a

d
n semua data sampai menyentuh
User TCP memerlukan transmisi
H e
fleg By
Receiver akan mengirimkan dengan cara yang sama
Menghindari penungguan sampai buffer penuh
Sinyal data yang penting
Indikasi datangnya data yang penting dalam aliran data
User memutuskan bagaimana cara menanganinya

Page 1044 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

TCP Header

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1045 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Item yang melewati IP


TCP melewati beberapa parameter sampai
menuju IP
Lebih utama
Normal delay/low delay N e t
r a
Normal throughput/highnd throughput
He
Normal reliability/high
By reliability
Security

Page 1046 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mekanisme TCP(1)
Pembuatan koneksi
Three way handshake
Antara pasangan port
Satu port dapat disambungkan
N eke
t banyak tujuan
r a
n d
H e
By

Page 1047 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mekanisme TCP(2)
Transfer data
Aliran logis dari octets
Nomor octet modulo 223
Flow control oleh credit alokasiN edari
t nomor octet
a
rdan penerima
Buffer data pada pengirim
en
d
H
By

Page 1048 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mekanisme TCP (3)


Connection termination
Graceful close
TCP users issues CLOSE primitive
Transport entity sets FIN flagNon
et last segment sent
r a
Abrupt termination byeABORT
nd primitive
Entity abandons all
H
By attempts to send or receive data
RST segment transmitted

Page 1049 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Implementation Policy Options


Kirim
Pengiriman
Menerima
e t
Pengiriman kembali r a N
n d
Mengakui H e
By

Page 1050 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mengirim
Jika tidak ditekan atau close, kesatuan
sambungan TCP akan tepat dengan sendirinya
Buffer data pada pengiriman buffer
Kemungkinan mendirikan a t
segmen
e per data
N
d r
batch H e n
y
Kemungkinan menunggu untuk kuantitas atau
B
jumlah data

Page 1051 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengirim
Jika tidak ditekan, terjadi pengiriman data
dengan sendirinya
Kemungkinan mengantarkan pada setiap
segmen penerima N e t
r a
Kemungkinan bufferHdata d
en lebih dari satu
segment By

Page 1052 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Penerima
Segments mungkin tiba out of order
Tujuan
Hanya menerima segmen dalam pesanan
e t
Pembuangan segmen yang melebihi pesanan
N a
d r
Pada windows H e n
y
Menerima semuaB segmen dengan menerima window

Page 1053 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Pengiriman kembali
TCP mempertahankan antrian dari segmen
pengiriman tetapi tidak diakui
TCP akan mengirimkan kembali jika ACK tidak
memberikan waktu N e t
r a
First only e n d
H
Batch By
Individual

Page 1054 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Acknowledgement
Segera
Kumulatif

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1055 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Congestion Control
RFC 1122, kebutuhan untuk pemakai internet
Manajemen waktu pengiriman kembali
Perkiraan waktu perjalanan dengan mengonservasi
pola dari delay N e t
a
r dari yang diperkirakan
Pengesetan waktu lebihe nbesar
d
H
Simple average By
Exponential average
RTT Variance Estimation (Algoritma Jacobson)

Page 1056 / 1194


Use of
http://www.hendra-jatnika.web.id

Exponential
Averaging

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1057 / 1194


Jacobsons
http://www.hendra-jatnika.web.id

RTO
Calculation

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1058 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Exponential RTO Backoff


Since timeout is probably due to congestion
(dropped packet or long round trip), maintaining
RTO merupakan ide yang tidak baik
RTO meningkat setiap kali suatu N e t segment re-
r a
transmitted e n d
H
RTO = q*RTO By
Commonly q=2
Binary exponential backoff

Page 1059 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Algoritma Karn
Jika sebuah segmen dikirimkan kembali maka
ACK mungkin akan:
Untuk copy pertama dari segmen
RTT lebih panjang dari yang diharapkan
e t
Untuk copy kedua a N
d r
No way to tell H e n
y
Tidak mengatur RTT untuk re-transmitted
B
segments
Calculate backoff ketika re-transmission terjadi
menggunakan backoff RTO sampai ACK tiba
untuk segment yang belum re-transmitted

Page 1060 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Window Management
Start lambat
awnd = MIN[credit, cwnd]
Start koneksi dengan cwnd=1
kenaikan cwnd pada masing-masing ACK, ke beberapa max
e t
Dynamic window pada congestion a N
d r
Ketika terjadi timeout e n
H
By to half current congestion window
Set slow start threshold
ssthresh=cwnd/2
Set cwnd = 1 dan start lambat sampai cwnd=ssthresh
Increasing cwnd by 1 for every ACK
Untuk cwnd >=ssthresh, meningkat cwnd dengan 1 untuk
setiap RTT

Page 1061 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

UDP
User datagram protocol
RFC 768
Tidak ada koneksi service untuk prosedur
tingkatan aplikasi e t
a N
d r
Tidak handal H e n
By dan duplikasi tidak terjamin
Kontrol pengiriman
Mengurangi eksploitasi
Manajemen jaringan (Chapter 19)

Page 1062 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Menggunakan UDP
Pengumpulan data
Pemecahan data
Respon permintaan
e t
Secara langsung r a N
n d
H e
By

Page 1063 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

UDP Header

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1064 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Required Reading
Stallings bab 20
RFCs

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1065 / 1194


William Stallings
http://www.hendra-jatnika.web.id

Data and Computer


Communications
7th Edition
e t
Bab 21 d r a N
e n
Keamanan jaringan
By
H

Page 1066 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Hal yang dibutuhkan dlm keamanan


Dapat dipercaya
Berintegritas
Tersedia
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1067 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Menyerang pasif
Tidak terdengar dalam transmisi
Untuk memperoleh information
Pelepasan dari isi surat
Orang luar belajar isi dari transmisi.
e t
a N
Analisa e n d r
Dengan menangkap
Hfrekuensi dan panjang
By
gelombang dari pesan ,enkripsi sama,komunikasi
alami mungkin terkira.
Sulit untuk deteksi
Dapat dicegah

Page 1068 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Active Attacks
Penyamaran
pemberlakuan menjadi sebuah kesatuan yang
berbeda
Mengulangi N e t
r a
Modifikasi pesan e n d
H
By
Denial of pelayanan
Mudah dideteksi
Deteksi mudah untuk pencegahan
Melindungi

Page 1069 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Enkripsi Simetris(sederhana)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1070 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Komposisi
Text datar
Algoratima Enkripsi
Kunci rahasia
e t
Text Rahasia r a N
n d
Algoritma deskripsi H e
By

Page 1071 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Requirements for Security


Algoritma enkripsi kuat
Sama jika diketauhi, sebaiknya tidak dapat untuk
dekripsi atau percobaan kunci
Sama jika sejumlah kepingan text
e t merupakan
tersedia bersama dengandtexta N sederhana
r
e n
Pengirim dan Penerima
By
H harus memperoleh
kerahasiaan kunci keamanan
Salah satu kunci yang diketahui, semua
komunikasi menggunakan kunci ini untuk bisa
membaca

Page 1072 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Penyerangan enkripsi
Analisa kript
Menyampaikan secara alami dari algoritma ditambah
beberapa pengetahuan karakteristik dari text
sederhana. t
N e
Mencoba untuk menarik d kesimpulan
r a text sederhana
atau kunci. e n
H
By
Pemaksaan
Mencoba setiap kemungkinan kunci sehingga text
sederhana dicapai

Page 1073 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Algorithms
Kepingan blok
Proses text sederhana dalam ukuran blok yang tetap
menghasilkan kepingan dari text yang ukurannya
sama. t
N e
Standar enkripsi data (DES)
d r a
e n
Triple DES (TDES) H
By
Standar enkripsi sebelumnya.

Page 1074 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Standar data enkripsi


Standar US
64 bit text blok datar
56 bit kunci
e t
dipecahkan di tahun 1998raoleh
N Electronic
d
Frontier Foundation He n
B y
Mesin khusus tujuan
Kurang dari tiga hari
DES sekarang tidak digunakan

Page 1075 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Triple DEA
ANSI X9.17 (1985)
Diresmikan dlm standar DEA th 1999
mengunakan 3 kunci dan 3 esekusi dari
algoritma DEA e t
a N
d r
Panjang kunci yang Hefektif
en 112 atau 168 bit
By
Pelan
Ukuran blok (64 bit) sangat kecil

Page 1076 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Standar enkripsi sebelumnya


Institut standar dan teknologi nasional/National Institute
of Standards and Technology (NIST) dalam 1997
disebut Advanced Encryption Standard (AES)
Kekuatan keamanan lebih besar sama dengan 3DES
Efesiensi mutu e t
a N
Sandi rahasia simetris blok nd
r
H e
Panjang blok 128 bitsy
B
Panjang kuncinya 128, 192, and 256 bits
Evaluasi memasukkan keamanan, efisiensi
komputional,keperluan memory, kecocokan dan fleksibelitas
hardware dan software
2001, AES terbitan sebagai standar proses informasi federal
(FIPS 197)

Page 1077 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Deskripsi AES
Mengambil kunci sepanjang 128 bit
Input adalah single 128-bit blok
Menggambarkan sebagai matrik kotak
Blokn dikopi didalam array yang ditetapkan
dimodifikasi disetiap tingkatan
t dikopi ke output matrix
Setelah tingkatan terakhir, keadaan tersebut
e
N a
128-bit kunci digambarkan sebagai
d rkotak matrix dari byte
n
dikembangkan didalam arrayHemengatur kata dari kunci
Setiap 4 byte By
Mengatur 44 kata total kunci dari 128 bit
Pemesanan byte oleh kolom
Pertama empat byte dari 128 bit input text sederhana four bytes of
128-bit plaintext input menempati kolom pertama dimatrix
Pertama empat byte dikembangkan kuncyu yang menempati kolom
pertama dari w-matrix.

Page 1078 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Enkripsi
dan
Dekripsi AES

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1079 / 1194


Ulasan AES (1)
http://www.hendra-jatnika.web.id

Kunci dikembangkan didalam array dari empat puluh dua 32 bit


kata,w[i]
Empat kata jelas (128 bit) menjalankan sebagai deretan kunci dari
setiap deretan array
Empaty tingkat perbedaan
Satu permutasi dan tiga subtitusi e t
N byte untuk melakukan subtitusi
Substitusi byte menggunakan tabel S-bax
a
byte-byte dari blik. d r
e n
H permutasi yang dlakukan baris oleh baris
Penggeseran baris merupakan
By subtitusi yang merubah setiap byte dalam
Kolom Campuran merupakan
kolom sebagai fungsi dari semua dari byte dikolom
Menambah rentetan kunci XOR bitwise dari edaran blok dengan porsi dari
pengembangan kunci
Struktuir sederhana
Untuk kedua enkripsi dan dekripsi, both encryption and decryption,
kepingan memulai menambah deretan stage kuncid
Diikuti oleh 9 deretan,
Setiap memasukkan semua 4 tingkatan
Diikuti oleh persepuluh tingkatan dari tiga tingkatan
Page 1080 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Deretan enkripsi AES

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1081 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Ulasan AES (2)

Hanya menambah deretan tingkatan kunci menggunakan kunci


Dengan menambah deretan tingkatan kunci diawal dan akhir
Beberapa tingkatan yang lain awal dan akhir,dibalik tanpa kunci
Bertambah tidak aman
Menambah deretan tingkatan kunci tidak berat t dengan sendirinya
3 deretan lainnya berebut bit N e
r a
mereka sendiri tidak menyediakann d keamanan karena bukan
H e
kunci
By
Setiap deretan memutarbalik dengan mudah
Dekripsi menggunakan perkembangan kunci dalam perintah untuk
memutar balik
Tidak identik algoritma enkripsi
Mudah memeriksa bahwa enkripsi menemukan kembali plaintext
Tingkat terakhir dari enkripsi dan diskripsi diantara 3 tingkatan
Untuk membuat kepingan kebalikkan
Page 1082 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Lokasi Peralatan dari enkripsi

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1083 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Hubungan enkripsi

Masing-masing hubungan komunikasi equipped


at both ends
Keamanan semua trafik e t
a N
Tingkat keamanan tinggi
e n d r
H
Banyak persyaratan
By dari peralatan enkripsi
Pesan harus dienkripsi di masingmasing switch
untuk membaca alamat (virtual circuit number)
Security vulnerable at switches
Particularly on public switched network

Page 1084 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Enkripsi End to End


Enkripsi dilakukan diakhir dari sistem
Data dalam bentuk enkripsi yang melewati jaringan
unaltered
Tujuan membagi kunci dengan sumber t untuk decrypt
N e
Host hanya dapat enkripsi data
d r auser
e n
Jadi node switching tidakHdapat membaca header atau paket
routing By
Pola lalu lintas tidak aman

Menggunakan sambungan end to end

Page 1085 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Distribusi Key
Kunci diseleksi A dan dikirim ke B
Three party memilih key dan mengirimkan ke A
dan B
Menggunakan old key untuk t
enkripsi
e dan
a N
d r
transmisi new key dari
H e nA dan B
y
Menggunakan old key untuk transmisi kunci
B
baru dari third party ke A dan B

Page 1086 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Distribusi key otomatik (diag)

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1087 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Distribusi key otomatik


Session Key
Digunakan untuk durasi dari satu logical connection
Merusak pada akhir session
Digunakan untuk pemakai data
Permanent key N e t
Digunakan untuk distribusi keysr a
nd
Pusat distribusi key y H e
B
Determinasi system yang boleh komunikasi
Menyediakan key satu sesi untuk koneksi
Security service module (SSM)
Mennjukkan enkripsi end to end
Mengandung keys untuk host

Page 1088 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Traffic Padding
Menghasilkan potongat text yang
berkesinambungan
Jika tidak ada text datar untuk encoding, maka
akan mengirim data acak Net
r a
Membuat ketidakmungkian n d analisa traffic
He
By

Page 1089 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Autentikfikasi pesan
Protection against active attacks
Pemalsuan data
Eavesdropping
Pesan adalah authentic jika datange t dari source
yang diminta a N
d r
e n
Pengesahan mengijinkan
y
H receiver untuk
B
mengklasivfikasi bahwa pesan itu asli atau
authentic
Message belum diubah
Message dari sumber yang asli
Message timeline

Page 1090 / 1194


Authentication Using
http://www.hendra-jatnika.web.id

Encryption
Mengasumsikan penerima dan pengirim yang
hanya mengetahui kunci
Message meliputi:
error detection code e t
a N
d r
sequence number e n
H
time stamp By

Page 1091 / 1194


Authentication Without
http://www.hendra-jatnika.web.id

Encryption
Authentication tag generated and appended to
each message
Message not encrypted
Berfungsi untuk: e t
a N
Messages broadcast ke nmultiple
dr destinations
e
Have one destinationHresponsible for authentication
By
One side heavily loaded
Encryption adds to workload
Can authenticate random messages
Programs authenticated tanpa encryption bisa
dieksekusi tanpa decoding

Page 1092 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Message Authentication Code


Generate authentication code based on shared
key and message
Common key shared between A and B
Jika hanya pengirim dan penerima e t yang
a N
d r
mengetahui key danHcode
en yang sesuai:
y
Receiver assuredBmessage has not altered
Receiver assured message is from alleged sender
If message has sequence number, receiver assured
of proper sequence

Page 1093 / 1194


Message Authentication Using
http://www.hendra-jatnika.web.id

Message Authentication Code

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1094 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

One Way Hash Function


Accepts variable size message and produces
fixed size tag (message digest)
Keuntungan pengesahan tanpa encryption
Encryption lambat e t
a N
d r
Encryption hardware mahal
e n
H
Encryption hardware
By optimized to large data
Algorithms covered by patents
Algorithms subject to export controls (from USA)

Page 1095 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Using
One
Way
Hash
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1096 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Secure Hash Functions


Hash function must have following properties:
Can be applied to any size data block
Produce fixed length output
Mudah untuk menghitung Net
r a
Not feasible to reverseend
H
Not feasible to find
By two message that give the same
hash

Page 1097 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SHA-1
Secure Hash Algorithm 1
Pesan masukan lebih kecil dari 264 bits
Diproses di 512 bit blocks
t
Keluaran 160 bit digest a N e
d r
e n
H
By

Page 1098 / 1194


Message Digest Generation
http://www.hendra-jatnika.web.id

Using SHA-1

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1099 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Public Key Encryption


Dibangun di mathematical algorithms
Asymmetric
Menggunakan dua separate keys
t
Ingredients a N e
d r
Plain text H e n
By
Encripsi algoritma
Public dan private key
Cipher text
Deskripsi algoritma

Page 1100 / 1194


Public Key Encryption -
http://www.hendra-jatnika.web.id

Encryption

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1101 / 1194


Public Key Encryption
http://www.hendra-jatnika.web.id

Authentication

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1102 / 1194


Public Key Encryption -
http://www.hendra-jatnika.web.id

Operation
One key made public
Digunakan untuk encryption
Other kept private
Digunakan untuk decryption Net
ar
Infeasible to determine d
n decryption key given
H e
encryption key and
By algorithm
Either key can be used for encryption, the other
for decryption

Page 1103 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Steps
User generates pair of keys
User places one key in public domain
To send a message to user, encrypt using public
key e t
a N
d r
User decrypts menggunakan
H e n private key
By

Page 1104 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Digital Signature
Sender encrypts message with their private key
Receiver can decrypt using senders public key
This authenticates sender, who is only person
who has the matching keyaNet
d r
Does not give privacy H eof
n data
B y
Decrypt key is public

Page 1105 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

RSA Algorithm

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1106 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

RSA Example

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1107 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Public Key Certificate Use

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1108 / 1194


Secure Sockets Layer
http://www.hendra-jatnika.web.id

Transport Layer Security


Service keamanan
Transport Layer Security didefinisi di RFC 2246
SSL general-purpose service
e t
Set of protocols that rely onaTCP
N
d r
en
Two implementationHoptions
B y
Part of underlying protocol suite
Transparent to applications
Embedded in specific packages
E.g. Netscape and Microsoft Explorer and most Web servers
Minor differences between SSLv3 and TLS

Page 1109 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SSL Architecture
SSL menggunakan TCP untuk menyediakan
keandalan end-to-end service keamanan
SSL two layers of protocols
Record Protocol provides basic e t security services
N
to various higher-layernprotocols
dr
a
In particular, HTTP He operate on top of SSL
can
By
Three higher-layer protocols
Handshake Protocol
Change Cipher Spec Protocol
Alert Protocol
Used in management of SSL exchanges (see later)

Page 1110 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SSL Protocol Stack

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1111 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SSL Connection and Session


Connection
Transport that provides suitable type of service
Peer-to-peer
Transient
Every connection associated with oneetsession
a N
Session d r
e n
Association antara client H
dan server
By Protocol
Dibuat oleh Handshake
Define set of cryptographic security parameters
Used to avoid negotiation of new security parameters for each
connection
Maybe multiple secure connections between parties
May be multiple simultaneous sessions between parties
Not used in practice
Page 1112 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

SSL Record Protocol


Confidentiality
Handshake Protocol defines shared secret key
Digunakan untuk symmetric encryption
Message Integrity
t key
Handshake Protocol defines shared secret
e
a N
Digunakan untuk membentuk dmessage
r authentication code
(MAC) e n
H
By
Each upper-layer message fragmented
214 bytes (16384 bytes) or less
Compression optionally applied
Compute message authentication code
Compressed message plus MAC encrypted using
symmetric encryption
Prepend header
Page 1113 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

SSL Record Protocol Operation

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1114 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Record Protocol Header


Content Type (8 bits)
change_cipher_spec, alert, handshake, and application_data
No distinction between applications (e.g., HTTP)
Content of application data opaque to SSL
Major Version (8 bits) SSL v3ais
t
Ne3
d r
Minor Version (8 bits) - HSSLv3
en value is 0
Compressed LengthB(16y bits)
Maximum 214 + 2048
Record Protocol then transmits unit in TCP segment
Menerima data decrypted, verified, decompressed, dan
reassembled dan kemudian dikirim

Page 1115 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Change Cipher Spec Protocol


Menggunakan Record Protocol
Satu pesan
Satu byte bernilai 1
t
Cause pending state to beacopied N e into current
d r
state H e n
By to be used on this connection
Updates cipher suite

Page 1116 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Alert Protocol
Convey SSL-related alerts to peer entity
Alert messages compressed and encrypted
Dua byte
e t
Byte pertama warning(1) atau a N fatal(2)
d r
Jika fatal, SSL dengan e
seketika
n mengakhiri koneksi
H
Other connectionsByon session may continue
No new connections on session
Byte kedua mengindikasi specific alert
E.g. fatal alert is an incorrect MAC
E.g. nonfatal alert is close_notify message

Page 1117 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Handshake Protocol
autentifikasi
Negotiate encryption and MAC algorithm and
cryptographic keys
et
Digunakan sebelum semuaaNaplikasi data dikirim
d r
e n
H
By

Page 1118 / 1194


Handshake Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Phase 1 Initiate Connection


versi
Versi tertinggi SSL dimengerti oleh client
acak
Client-menghasilkan structure yang acak
32-bit timestamp and 28 bytes from secure random number generator
digunakan selama mengganti key untuk mencegah
t replay attacks
Session ID N e
r a
Panjang variable n d
H e
Nonzero indicates clientywishes to update existing connection or create
B
new connection on session
Zero indicates client wishes to establish new connection on new session
CipherSuite
List of cryptographic algorithms supported by client
Each element defines key exchange algorithm and CipherSpec
Compression Method
Compression methods client supports

Page 1119 / 1194


Handshake Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Phase 2, 3
Client menunggu selama server mengirimkan pesan helo
Prameter sama sebagai client helo
fase 2 tergantung skema enkripsi yang pokok
Pesan terakhir dalam fase 2 server_done
t
N e
Diperlukan r a
n d
3 fase He
B y
Siap menerima dari server_done, client memeriksa sertifikat jika
diperlukan dan mengecek parameter server_helo
Client mengirimkan pesan ke server,tergantung kunci skema
pokok umum

Page 1120 / 1194


Handshake Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Phase 4
Pengaturan komplit
Client mengirimkan pertukaran spesifikasi
Menunggu salinan CipherSpec dalam pengukur CipherSpec
Bagian Handshake Protocol tidak dipertimbangkan
Mengirim dengan menggunakan pertukaran protokol Cipher Spec
e t
Client mengirimkan pesan yang terakhir
a N dibawah algoritma baru,
kunci dan rahasia d r
e n
H pertukaran kunci dan keautentikkan
Pesan yang terakhir memeriksa
B y
Server mengirimkan pertukaran CipherSpec-nya
Menunggu Transfer pengukur CipherSpec
Mengirimkan pesan terakhirnya
Handshake komplit

Page 1121 / 1194


Handshake
http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol
Action

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1122 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

IPv4 and IPv6 security


IPSec
Mengamankan kantor cabang mengkoneksi di
internet
Mengamankan jalan masuk di
e t internet
a N
d r
Konektifitas ExtranetHeand
n intranet
By
Mempertinggi perdagangan keamanan
elektronik

Page 1123 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Keleluasaan IPSec
autentikasi header
Peralatan keamanan Dienkapsul
Pertukaran kunci
e t
RFC 2401,2402,2406,2408 r a N
n d
H e
By

Page 1124 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Assosiasi keamanan
Satu jalan menghubungkan antara pengirim
dan penerima
selama 2 jalan ,2 assosiasi dibutuhkan
Parameter identifikasi 3 SAaN e t
d r
Index parameter keamanan
H e n
Alamat tujuan IPBy
Pengidentifikasi keamanan protokol

Page 1125 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Parameter SA
Urutan penghitug nomor
Urutan penghitung luapan
Anti-jawaban windows
e t
Informasi AH r a N
n d
Informasi ESP H e
By
Seumur hidup
IPSec protocol mode
Tembusan, pengangkutan atau wildcard
Jalur kecil MTU

Page 1126 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Autentik Header

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1127 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Encapsulating Security Payload


ESP
Pelayanan dapat dipercaya

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1128 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Paket ESP

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1129 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Required Reading
Stallings bab 21
Web sites di public/private key encryption
RFCs mentioned
e t
www.rfc-editor.org a N
d r
e n
H
By

Page 1130 / 1194


William Stallings
http://www.hendra-jatnika.web.id

Komunikasi Data dan


Komputer
Edisi 7
e t
Bab 22 d r a N
e n
Distributed Applications
By
H

Page 1131 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Electronic Mail
Paling banyak digunakan di aplikasi pada
beberapa jaringan
Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)
TCP/IP e t
a N
d r
Pengiriman pesan texteyang
n sederhana
H
Multi-purpose Internet
By Mail Extension (MIME)
Pengiriman dari tipe-tipe data yang lain
Suara, gambar/photo, video

Page 1132 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SMTP
RFC 821
Tidak sesuai untuk format pesan/data
Covered in RFC 822 (see later)
SMTP menggunakan info tertulis ditenvelope of mail
e N
Message header r a
n d
Isinya tidak terlihat H e
Message body By
Kecuali:
Standard karakter message diset ke 7 bit ASCII
Menambah log info untuk memulai dari message
menampilkan path taken

Page 1133 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Dasar Pengoperasian
Mail diciptakan oleh user agen program (mail
client)
Pesan terdiri dari:
Header containing recipients address
e t and other info
Body containing user datadra
N
e n
Pesan diantrikanBdan
y
H dikirimkan sebagai input
ke SMTP sender program
Typically a server process (daemon on UNIX)

Page 1134 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mail Message Contents


Masing-masing pesan yang diantrikan memiliki:
Text pesan
RFC 822 header with message envelope and list of recipients
Message body, composed by user
Daftar tujuan pesan e t
a N
Derived by user agent from
r
d header
e n
Mungkin ditulis di y H
header
B
May require expansion of mailing lists
May need replacement of mnemonic names with mailbox
names
jika BCCs diketahui, user agen perlu untuk
menyiapkan format pesan yang benar

Page 1135 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SMTP Sender
Mengambil pesan dari antrian
Dikirimkan ke tujuan host sendiri
Via SMTP transaction
Over one or more TCP connections to port 25
e t
Host memiliki bermacam-macam N
a senders aktif
d r
n
Host should be able to create
He receivers on demand
B y
Ketika pengiriman selesai, sender menghapus tujuan
dari daftar pesan
Ketika semua tujuan telah diproses, pesan dihapus

Page 1136 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Optimization
Jika tujuan pesan untuk multiple users
ditentukan host, pesan dikirim hanya sekali
Pengiriman ke users ditangani pada host tujuan
Jika berbagai pesan siap diberikan
a N e t host, sebuah
koneksi TCP dapat digunakand r
n
He
Saves overhead B
ofysetting up and dropping
connection

Page 1137 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Possible Errors
Host unreachable
Host out of operation
Koneksi TCP gagal selama proses transfer
Sender can re-queue mail Net
r a
Menyerah setelah beberapa
n d saat
He
Faulty destination
Byaddress
Kesalahan pengguna
Target/yang dituju merubah alamat
Redirect if possible
Inform user if not

Page 1138 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SMTP Protocol - Reliability


Digunakan untuk mengirimkan pesan dari
sender to receiver melalui koneksi TCP
Berusaha untuk memberikan layanan yang
dapat dipercaya e t
N
Tidak menjamin untuk nmendapatkan
dr
a kembali
pesan yang hilangy He
B
No end to end acknowledgement to originator
Tidak menjamin adanya indikasi kesalahan
dalam proses pengiriman
Umumnya dapat dipercaya

Page 1139 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SMTP Receiver
Menerima pesan yang datang
Places in user mailbox or copies to outgoing queue for
forwarding
Receiver harus:
et
Verify local mail destinations raN
n d
Deal with errors He
Transmission By
Lack of disk space
Pengirim bertanggung jawab pada pesan sampai
receiver memberitahukan proses transfer selesai
Mengetahui surat yang sudah tiba di host, bukan pemakai

Page 1140 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SMTP Forwarding
Sering digunakan untuk transfer secara direct
dari pengirim host ke receiver host
May go through intermediate machine via
forwarding capability N e t
a
r route
Pengirim dapat menspesifikasi
e n d
H
Target user mayBhave
y moved

Page 1141 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Conversation
SMTP membatasi pembicaraan antara pengirim
dan receiver
Fungsi utama adalah untuk mengirimkan atau
transfer pesan N e t
r a
Berhenti menanganiHmail d
en diluar lingkup SMTP
Mungkin berbedaByantar sistem

Page 1142 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SMTP Mail Flow

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1143 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SMTP System Overview


Perintah and respon antara sender dan receiver
Permulaan dengan sender
melakukan koneksi TCP
t
Sender mengirimkan perintah a N untuk receiver
e
d r
HELO<SP><domain><CRLF>
e n
H
By
Masing-masing perintah mengaktifkan satu
balasan
250 requested mail action ok; completed

Page 1144 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SMTP Replies
Digit terdepan menandai kategori
Positive completion reply (2xx)
Positive intermediate reply (3xx)
Transient negative completion N reply
e t (4xx)
r a
Permanent negative completion
e n d reply (5xx)
H
By

Page 1145 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Operation Phases
Setup koneksi
Sentral command-response pairs
Pembatasan koneksi
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1146 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Connection Setup
Pengrim membuka jalur koneksi TCP dengan receiver
Sekali dikoneksikan, receiver mengidentifikasi dirinya
sendiri
220 <domain> service ready
e t
Sender mengidentifikasi dirinya N
ra sendiri
d
HELO e n
H
y
Receiver menerima Bidentidikasi dari senders
250 OK
Jika servis mail tidak tersedia, langkah 2 diatas menjadi:
421 service tidak tersedia

Page 1147 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Mail Transfer
Sender boleh mengirim satu pesan atau lebih ke
receiver
Perintah MAIL mengidentifikasi originator
Memberi alur kebalikan digunakan untuk error reporting
e t
Receiver returns 250 OK or appropriate
aN fail/error message
d r
Satu atau lebih perintahHRCPT
e n
diidentifikasi penerima
dari pesan By
Memisahkan pesan untuk masing-masing penerima
DATA command mentransfer text pesan
Akhir dari pesan ditandai oleh line yang hanya berisi period (.)

Page 1148 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Closing Connection
Dua langkah
Sender mengirim QUIT dan menunggu jawaban
Kemudian memerintahkan TCP menutup koneksi
e t
Receiver memerintahkanrTCPaN menutup koneksi
d
setelah mengirimkanHebalasan ke QUIT
n
By

Page 1149 / 1194


Format for Text Messages
http://www.hendra-jatnika.web.id

RFC 882
Message ditampilkan mempunyai amplop dan isi
Amplop berisi informasi yang diperlukan untuk
transmisi dan pengiriman message
Message is sequence of lines e t text
of
a N
d r
Uses general memo framework
H e n
y kunci yang diikuti oleh tanda
Header biasanyaBkata
titik dua yang diikuti oleh argumentasi

Page 1150 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Example Message
Date:Tue, 16 Jan 1996 10:37:17 (EST)
From: William Stallings <ws@host.com>
Subject:The syntax of RFC 822
e t
To: Smith@otherhost.com raN
n d
Cc: Jones@Yet-another_host.com
He
By

This is the main text, delimited from the header by


a blank line.

Page 1151 / 1194


Multipurpose Internet Mail
http://www.hendra-jatnika.web.id

Extension (MIME)
Extension to RFC822
SMTP tidak dapat transmit executables
Uuencode and other schemes are available
Not standardized
Tidak dapat mengirimkan text termasuk
N e t karakter
,a, )
internasional (e.g. , , , n,dr
butuh 8 bit ASCII He
B y
Servers bisa menolak mail jika melebihi ukuran
standar/asli
Terjemah dari ASCII dan EBCDIC tidak standar
SMTP gateways ke X.400 tidak dapat menangani sama
sekali data teks di X.400 messages
Beberapa implemantasi SMTP tidak memenuhi standart
CRLF, truncate or wrap long lines, removal of white space, etc.
Page 1152 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Overview of MIME
Lima bentuk header pesan baru
MIME version
Content type
Content transfer encoding Net
r a
Content Id n d
He
Content Description
By
Jumlah format dibatasi
Transfer encoding dibatasi

Page 1153 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Content Types
Text body
Multipart
Mixed, Parallel, Alternative, Digest
Message
RFC 822, Partial, External-body e t
a N
Image d r
e n
jpeg, gif
H
By
Video
mpeg
Audio
Basic
Application
Postscript
octet stream
Page 1154 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

MIME Transfer Encodings


Reliable delivery across wide largest range of
environments
Isi transfer encoding field
Six values
etdone
Three (7bit, 8bit, binary) no encoding
N
Provide info about nature of data
r a
n d
Quoted-printable H e
y
B ASCII characters
Data largely printable
Non-printing characters represented by hex code
Base64
Maps arbitrary binary input onto printable output
X-token
Named nonstandard encoding

Page 1155 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Radix-64 Encoding

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1156 / 1194


Hypertext Transfer Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

HTTP
Underlying protocol of the World Wide Web
Bukan protocol untuk pengiriman hypertext
For transmitting information with efficiency necessary
for hypertext jumps N e t
r a
Dapat mentransfer plain
n d text, hypertext, audio,
He
images, dan Informasi
By Akses Internet

Page 1157 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

HTTP Overview
Transaction oriented client/server protocol
Biasanya antara Web browser (clinet) dan Web
server
Menggunakan koneksi TCPaNet
d r
Stateless H e n
B y
Each transaction treated independently
Each new TCP connection for each transaction
Terminate connection when transaction complete

Page 1158 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Key Terms
Cache
Client
Connection
Entity
e t
Gateway r a N
n d
Message H e
Origin server By
Proxy
Resource
Server
Tunnel
User agent
Page 1159 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Examples of HTTP Operation

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1160 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Intermediate HTTP Systems

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1161 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

HTTP Messages
Requests
Client to server
Responses
Server to client
Request line e t
a N
Response line d r
e n
H
General header By
Request header
Response header
Entity header
Entity body

Page 1162 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

HTTP Message Structure

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1163 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

General Header Fields


Cache control
Connection
Data
e t
Forwarded r a N
n d
Keep alive H e
By
MIME version
Pragma
Upgrade

Page 1164 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Request Methods
Request-Line = Method <SP> Request_URL <SP> HTTP-Version
<CRLF>
Methods:
Options
Get
Head e t
a N
Post d r
Put e n
H
Patch By
Copy
Move
Delete
Link
Unlink
Trace
Wrapped
Extension-method
Page 1165 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Request Header Field


Accept
Accept charset
Accept encoding
Accept language
e t
Authorization r a N
n d
From H e
Host By
If modified since
Proxy authentication
Range
Referrer
Unless
User agent Page 1166 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Response Messages
Status line followed by one or more general,
response and entity headers, followed by
optional entity body
e t
a N
d r
Status-Line = HTTP-Version
H e n <SP> Status-Code
<SP> Reason-PhraseBy <CRLF>

Page 1167 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Status Codes
Informational
Successful
Redirection
e t
Kesalahan client r a N
n d
Kesalahan server y H e
B

Page 1168 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Response Header Fields


Location
Proxy authentication
Public
e t
Retry after r a N
n d
Server H e
By
WWW-Authenticate

Page 1169 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Entity Header Fields


Allow Expires
Content encoding Last modified
Content language Link
e t
Content length raTitle
N
n d
Content MD5 He Transfer encoding
By
Content range URL header
Content type Extension header
Content version
Derived from

Page 1170 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Entity Body
Arbitrary sequence of octets
HTTP mengirimkan bermacam-macam tipe data
seperti:
text e t
binary data a N
d r
e n
audio H
images By
video
Interpretation of data determined by header
fields
Content encoding, content type, transfer encoding

Page 1171 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Network Management - SNMP


Simple Network Management Protocol
Networks menjadi sangat dibutuhkan
Lebih komplek membuat kegagalan lebih
mungkin N e t
a
r management tools
Require automatic network
e n d
H
Standards required
Byto allow multi-vendor
networks
Covering:
Services
Protocols
Management information base (MIB)
Page 1172 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

Network Management Systems


Collection of tools for network management
Single operator interface
Kuat, mudah dalam pengesetan perintah
e t
Performing most or all management
r a N tasks
n d
Minimal amount ofy separate
He equipment
B
i.e. use existing equipment
View entire network as unified architecture
Active elements provide regular feedback

Page 1173 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Key Elements
Management station or manager
Agent
Management information base
e t
Network management protocol
r a N
n d
H e
By

Page 1174 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Management Station
System yang berdiri sendiri atau merupakan bagian dari
shared system
Interface for human network manager
Set of management applications t
N e
Data analysis r a
n d
Fault recovery He
y
Interface to monitorB and control network
Translate managers requirements into monitoring and
control of remote elements
Data base of network management information
extracted from managed entities

Page 1175 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Management Agent
Hosts, bridges, hubs, routers dilengkapi dengan
agent software
Allow them to be managed from management
station N e t
r a
Respond to requestsHfor d
en information
y
Respond to requests for action
B
Asynchronously supply unsolicited information

Page 1176 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Management Information Base


MIB
Representation of network resources as objects
Each object a variable representing one aspect
of managed object e t
a N
d r
MIB is collection of access
H e n points at agent for
y
management of station
B
Objects standardized across class of system
Bridge, router etc.

Page 1177 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Network Management Protocol


Menghubungkan antar management station dan
agent
TCP/IP menggunakan SNMP
OSI menggunakan Common t
a N Management
e
d r
Information ProtocolH(CMIP)
en
y
SNMPv2 (enhanced SNMP) untuk OSI and
B
TCP/IP

Page 1178 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol Capabilities
Get
Set
Notify
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1179 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Management Layout
Mungkin di pusatkan di simple network
Mungkin didistribusikan di jaringan besar yang
kompleks
Multiple management serversNet
r a
nd
Each manages pool ofeagents
H
Management may Bybe delegated to intermediate
manager

Page 1180 / 1194


Example of Distributed Network
http://www.hendra-jatnika.web.id

Management Configuration

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1181 / 1194


Network Management Protocol
http://www.hendra-jatnika.web.id

Architecture
Application-level protocol
Part of TCP/IP protocol suite
Runs over UDP
Dari management station, tiga tipe e tSNMP messages
issued a N
ndr
e
GetRequest, GetNextRequest,
H and SetRequest
B y
Port 161
Agent replies with GetResponse
Agent may issue trap message in response to event that
affects MIB and underlying managed
Port 162

Page 1182 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SNMPv1 Configuration

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1183 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Role of SNMP v1

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1184 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SNMP v1
Spesifikasi SNMP dikeluarkan agustus 1988
Stand alone management stations and bridges,
routers workstations etc supplied with agents
Defines limited, easily implementede t MIB of
N
scalar variables and two n ddimensional
r a tables
e
Protocol yang diefektifkan
By
H
Kemampuan yang terbatas
Ketiadaan keamanan
SNMP v2 1993, ditinjau kembali 1996
RFC 1901-1908

Page 1185 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SNMP v2 (1)
Framework on which network management
applications can be built
e.g fault management, performance monitoring,
accounting
e t
Protocol digunakan draNuntuk menukar
n
management information
H e
By
Each player maintains local MIB
Structure defined in standard
Sedikitnya satu sistem yang bertanggung jawab
untuk management
Houses management applications
Page 1186 / 1194
http://www.hendra-jatnika.web.id

SNPM v2 (2)
Support central atau distributed management
Didalam sistem ditribusi, beberapa elements
beroperasi seperti manager dan agent
Pertukaran menggunakan aSNMP e t v2 protocol
N
d r
Simple request/response
H e n protocol
By
Typically uses UDP
Ongoing reliable connection not required
Reduces management overhead

Page 1187 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SNMP v2
Managed
Configuration
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1188 / 1194


Structure of
http://www.hendra-jatnika.web.id

Management Information
SMI
Defines general framework with which MIB
defined and constructed
Mengidentifikasi tipe data aNet
d r
How resources are represented
H e n and named
By
Encourages simplicity and extensibility
Scalars and two dimensional arrays of scalars
(tables) only

Page 1189 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Protocol Operation
Pertukaran pesan
Outer message header deals with security
Tujuh jenis dari PDU
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1190 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SNMP v2 PDU Formats

e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1191 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SNMP v3
Addresses security issues of SNMP v1/2
RFC 2570-2575
Proposed standard January 1998
e t
Menggambarkan keseluruhan r a N kemampuan
d
keamanan dan arsitektur
H e n
By
Untuk digunakan dengan SNMP v2

Page 1192 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

SNMP v3 Services
Authentication
Part of User-Based Security (UBS)
Assures that message:
Datang dari identified source
belum diubah t
belum delayed atau replayed N e
r a
Privacy n d
H e
y DES
Encrypted messagesBusing
Access control
Dapat mengatur agen untuk menyediakan sejumlah tingkatan
akses ke MIB
Access to information
Membatsi operations

Page 1193 / 1194


http://www.hendra-jatnika.web.id

Required Reading
Stallings chapter 22
WWW Consortium
Loads of web sites on SNMP
e t
a N
d r
e n
H
By

Page 1194 / 1194

Anda mungkin juga menyukai