Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Ergonomi

Fisiologi Kerja

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

03
Teknik Teknik Industri 16041 Anisah Haidar ST, MT

Abstract Kompetensi
Modul 3 ini menjelaskan mengenai Mampu menjelaskan mengenai
fisiologi kerja dan beban kerja fisiologi kerja dan menganalisis
manusia beban kerja fisik
Introduction
Pengertian Fisiologi

Fisiologi (ilmu faal) dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,
mekanisme dan cara kerja organ, jaringan dan sel-sel organisme. Lehmann (1995)
mendefinisikan kerja sebagai semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna
dilakukan manusa untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai individu
maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan. Secara garis besar, kegiatan-
kegiatan manusia dapat didefinisikan menjadi dua kegiatan :

a. Kerja fisik (otot)

b. Kerja mental (otak)

Pada kerja fisik, pengeluaran energi relatif lebih besar dibandingkan beban kerja mental.
Jika tingkat intensitas dari masing-masing kerja terlalu tinggi, maka akan menimbulkan
pemakaian energi yang berlebihan, sebaliknya intensitas yang terlalu rendah
memungkinkan rasa bosan dan jenuh. Oleh karena itu perlu diupayakan tingkat
intensitas yang optimum untuk tiap individu.

Tingkat intensitas kerja optimum umumnya tercipta ketika tidak ada tekanan dan
ketegangan. Tekanan berkenaan dengan beberapa aspek dari aktivitas manusia dari
lingkungannya yang terjadi akibat adanya reaksi individu tersebut tidak mendapatkan
keinginan yang sesuai. Sedangkan ketegangan merupakan konsekuensi logis yang harus
diterima oleh individu tersebut akibat dari tekanan.

Sejumlah dampak buruk dapat terjadi saat beban fisik suatu pekerjaan telah melampaui
kapasitas fisiologis yang dimiliki pekerja. Dampak buruk ini secara konseptual diartikan
sebagai rendahnya energy yang dihasilkan melalui proses metabolism tubuh bila
dibandingkan dengan energy yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas. Keadaan
seperti ini secara kronik dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan berlebihan yang
bahkan mungkin tidak dapat diatasi dengan pemberian istirahat saja. Dalam jangka
panjang keadaan ini dapat berpengaruh buruk pada kesehatan kerja. Bahkan dapat
memicu penyakit lain yang berakhir dengan kematian, misalnya serangan jantung atau
kegagalan fungsi-fungsi penting tubuh lainnya.

Beban kerja berlebihan juga berakibat buruk terhadap performa dan kualitas kerja.
Bridger et al. (2008) menyebutkan beberapa dampak buruk seperti penurunan waktu
reaksi, peningkatan kesalahan dalam pengambilan keputusan, kemampuan
berkonsentrasi dan meningkatnya potensi kecelakaan kerja.

2017 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Anisah H. ST, MT. http://www.mercubuana.ac.id
RESPIRASI
Fungsi utama respirasi (sistem pernafasan) adalah untuk menyediakan oksigen bagi
tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida, air serta panas yang dibawa oleh darah.
Secara umum respirasi terdiri dari inspirasi (pemasukan udara) dan ekspirasi
(pengeluaran udara).

Sistem ini berhubungan erat dengan sistem peredaran darah (sirkulatori) yang dikontrol
dengan mekanisme sendiri, misalnya CNS (Central Nervous System) atau sistem
hormonal. Sistem pernafasan dan sistem sirkulatori ini bersama-sama menjamin jumlah
zat gizi dan oksigen yang cukup untuk disuplai ke sel otot.

Udara masuk dari hidung guna menyaring, menghangatkan, melembabkan udara yang
masuk ke tubuh (bridger et al., 2003). Udara yang masuk diteruskan melalui
tenggorokan menuju trachea yang terbagi menjadi dua bronchi utama dan sampai ke
paru. Di dalam paru terdapat jutaan alveoli, yaitu kantong-kantong berukuran mikro
yang bersentuhan dengan pembuluh darah kapiler. Di tempat inilah terjadi pertukaran
udara (oksigen dan karbon dioksida). Berat atau ringannya aktifitas fisik akan
menentukan volume udara yang mengalami pertukaran di paru-paru.

Jumlah udara yang keluar dan masuk pada saat bernafas normal disebut sebagai volume
tidal. Volume udara ekstra pada saat respirasi secara maksimal disebut kapasitas
cadangan, dimana volume udara tambahan di atas volume tidal yang dapat masuk ke
paru paru saat inspirasi maksimum disebut volume cadangan inspirasi. Begitu juga
dengan volume yang dikeluarkan dengan kuat diakhir ekspirasi normal disebut volume
cadangan ekspirasi. Gabungan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume
cadangan ekspirasi dinamakan kapasitas vital. Setelah dihembuskan dengan kuat, di
paru-paru masih terdapat sejumlah volume udara yang disebut volume residual. Jumlah
kapasitas vital dan residual adalah kapasitas total. Dan indeks yang berkaitan dengan
paru-paru dapat dihitung dengan menggunakan spirometer.

Kapasitas biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, training,
ukuran tubuh. Pada saat istirahat frekuensi pernafasan adalah sekitar 10-20 kali per
menit. Untuk kerja yang lebih berat bisa meningkat sampai dengan 45 kali/menit dan
disertai kenaikan volume tidal. Volume udara yang digunakan saat bernafas sekitar 5
liter/menit sampai dengan 100 liter/menit.

Sistem Kardiovaskular
Sistem peredaran darah memiliki fungsi utama sebagai pembawa oksigen dari paru-paru
serta berbagai zat gizi (dari makanan yang telah dicerna) untuk diedarkan ke seluruh sel
tubuh. Transportasi oksigen dimungkinan karena adanya hemoglobin, yaitu molekul
protein pada sel darah merah. Selain mengikat oksigen, hemoglobin juga mengikat
karbon monoksida (CO). Namun demikian, daya Tarik (afinitas) hemoglobin terhadap
karbon monoksida relative lebih tinggi, sehingga dapat berdampak pada kurangnya
jumlah oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah. Oleh karena itu, dapat
dimengerti kenapa CO dianggap memiliki sifat beracun. Darah juga mengedarkan
hormone, enzim, garam, serta vitamin yang diperlukan tubuh. Disamping fungsi utama
yang telah disebutkan sebelumnya. Sistem peredaran darah juga berfungsi untuk
membantu membuang sisa-sisa metabolism termasuk CO2, panas, dan air, serta
berkontribusi penting dalam mekanisme pengaturan temperature tubuh. Dapat
disimpulkan sistem ini memiliki fungsi yang sangat penting dan berhubungan erat baik
dengan sistem pernafasan atau proses metabolisme.

Jantung,sebagai pemompa darah,terdiri atas dua bagian, yaitu kiri dan kanan.bagian
sebelah kiri atas atrium dan ventrikel kiri yang khusus berfungsi mempompa darah
keseluruh otot tubuh yang di butuhkan untuk bekerja melalui pembuluh darah arteri.
Melalui pembuluh darah vena, darah kemudian mengalir ke jantung menuju atrium
kanan, kemudian menuju ventrikel kanan yang bertugas memompa darah ke paru-paru,
tempat proses pertukaran udara terjadi. Orang dewasa memiliki sekitar 5 liter darah,
yang terdiri atas 2,75 liter plasma dan 2,25 meter berupa sel darah. Peningkatan
aktivitas fisik akan memicu peningkatan frekuensi pemompaan dan naiknya tekanan
darah. Saat istirahat, volume darah yang ditingkatkan sekitar 5L / menit, volume ini
akan menjadi 5 kalilipat lebih besar saat melakukan aktifitas fisik yg berat(bridgeer et
al.,2008).

Metabolisme
Metabolisme diartikan sebagai proses kimia dalam tubuh yang bertujuan mengasilkan
energy. Aktifitas kerja baik fisik dan non fisik hanya dapat dilakukan apabila energy
tersedia dalam jumlah memadai. Energy di peroleh dari zat gizi yang masuk dalam
bentuk makanan atauminuman. Proses konversi energy dari makanan tidak berlangsung
afisien. Hanya sekitar 5% yang mendapat di ubah kerja otot sisanya di ubah dalam
bentuk panas. Untuk setiap karbohidarat dapat hasilkan energy sekitar 4,2kkal
(1kalori=14,2 joule=energy yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 10 C untuk 1gr).

Menghitung Beban Kerja


Metode pengukuran beban kerja fisik secara subjektif yang digunakan bersamaan
dengan pengukuran konsumsi oksigen atau denyut nadi agar diperoleh analisis beban
kerja yang lebih komprehensif (Wickens, 2004).

2017 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Anisah H. ST, MT. http://www.mercubuana.ac.id
1. Konsumsi Oksigen

Metabolisme aerobik adalah sumber energi bagi kerja otot yang berkelanjutan ketika
tubuh dalam keadaan stabil. Terdapat hubungan linier antara konsumsi oksigen dan
pengeluaran energi. Untuk setiap liter oksigen yang dikonsumsi, rata-rata sekitar
4,8 kkal energi dilepaskan. Dengan demikian, nilai dari metabolisme aerobik atau
pengeluaran energi kerja dapat ditentukan dengan mengalikan tingkat konsumsi oksigen
(liter/menit) dengan 4,8 (kkal/liter) (Wickens et al., 2004). Selain itu, peneliti diatas
juga menekankan bahwa pengukuran jumlah oksigen yang dikonsumsi selama bekerja
hanya dapat membantu menentukan jumlah metabolisme aerobik yang terlibat.
Sedangkan untuk memperkirakan jumlah metabolisme anaerobik yang terlibat dalam
pekerjaan, harus dilakukan pengukuran tambahan berupa jumlah oksigen yang
dikonsumsi selama periode pemulihan istirahat.

Penelitian yang dilakukan oleh National Institute for Occupational Safety and Health.
(1981), memperlihatkan bahwa adanya perbedaan kapasitas aerobic yang dipengaruhi
oleh gender.

Gambar 4.4 Perbedaan AC berdasarkan gander

NIOSH (1981) menetapkan rata-rata kapasitas aerobic pria: 15 kcal/min (~3 l/min) dan
wanita: 10.5 kcal/min (~2.1 l/min).
Aerobic Capacity (AC) juga dapat dicari dengan menggunakan persamaan dari Heart
Rate (HR). Hubungan antara energy dengan HR yang linier ini dapat digunakan sebagai
asumsi nilai AC (Kroemer, 1997).

Gambar 4.5 linieritas energy dan HR

2. Denyut Nadi

Jumlah denyut nadi per menit merupakan ukuran fisiologis lain yang dapat digunkaan
untuk mengukur beban kerja fisik. Denyut nadi akan meningkat seiring dengan
meningkatnya kebutuhan beban kerja dan energi, karena semakin meningkatnya pula
permintaan untuk sistem kardiovaskular mengangkut lebih banyak oksigen ke otot
kerja. Bererapa penelitian telah berhasil membuktikan bahwa untuk pekerjaan moderat,
denyut nadi berhubungan linier dengan konsumsi oksigen (Astrand & Rodahl, 1986).
Karena pengukuran denyut nadi lebih mudah dilakukan daripada konsumsi oksigen,
maka metode ini lebih sering diaplikasikan dalam pengukuran tidak langsung
pengeluaran energi. Dalam mengukur pengeluaran energi oleh tubuh, pengukuran
dengan denyut nadi tidak dapat diandalkan seperti pengukuran dengan konsumsi
oksigen. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, dan hubungan linier antara denyut
jantung dan konsumsi oksigen dapat dirusak oleh faktor-faktor ini, termasuk stress
emosional, komsumsi kopi atau teh, bekerja dengan postur statis dan kaku, atau bekerja
di lingkungan yang panas. Salah satu keadaan ini dapat menyebabkan denyut nadi
menjadi sangat tinggi tanpa peningkatan sama yang signifikan dalam konsumsi oksigen.
Lebih jauh lagi, hubungan antara denyut nadi dan konsumsi oksigen bervariasi antara

2017 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Anisah H. ST, MT. http://www.mercubuana.ac.id
individu. Individu yang berbeda dapat menghasilkan denyut nadi yang berbeda pula
ketika mereka memiliki konsumsi oksigen dengan tingkat yang sama (Wickens et.al,
2004).

Perhitungan Max heart rate (HR) secara tidak langsung dapat diprediksi dengan rumus:

Max HR = 220 age, or HR= 206 (0.62 x age),

or HR = 190 (0.62 x (age 25))

Note, Max HR prediction


Has errors (up to 10 bpm)
Not suitable for children

Menentukan beban kerja

Heart Rate
Workload*
(bpm)
Light - 90
Moderate 90 110
Heavy 110 - 130
Very heavy 130 -150
Extremely heavy 150 - 170

3. Konsumsi Energi

Menentukan beban kerja juga dapat dilihat dari konsumsi energy (Kamalakannan et al,
2007). Persamaan energinya adalah

a. Persamaan 1 (kamalakannan et.al, 2007)

E-cost = -1967 + 8.58HR + 25.1HT + 4.5A 7.47RHR + 67.8G

E-cost: Energy cost (Watt) 1 Watt ~ 0.0143 kcal/min


HR: Working heart rate (bpm)
HT: Height (inch)
A: Age (yrs)
RHR: Resting heart rate (bpm)
G: Gender (m = 0; f = 1)

b. Persamaan 2 (Astuti, 1985)


Y = 1.8041-0.0229038 X + 4.71733. 10 -4 X2
Y = Energi (kkal/menit)
X = Denyut Jantung (denyut/ menit)

c. Persamaan 3 (garg, 1976)


Pada posisi angkatan membungkuk (stoop lift)
E = 0.0109 BW (0.0012 BW +0.0052 L +0.0028 S x L) f
Pada posisi angkatan jongkok (Squat lift)
E = 0.0109 BW + (0.0019 BW +0.0081 L +0.0023 S x L)f
Angkatan dengan tangan (arm lift)
E = 0.0109 BW + (0.0002 BW + 0.0103 L 0.0017 S x L) f

Dengan :
E = Pengeluaran energy (kkal/menit)
BW = Berat badan (lbs)
L = berat angkatan (lbs)
S = jenis kelamin (pria 1, wanita 0)
f = Frekuensi angakatan (angkatan/menit)
d. Persamaan 4 Rakhmaniar, 2007
Y = 0.014 HR + 0.017 B 1.706
Dengan :
Y = konsumsi oksigen (liter/menit)
HR = denyut jantung (denyut/menit)
B = Berat badan (kg)
1 liter/menit O2 = 5 kcal/menit energy

2017 Ergonomi Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Anisah H. ST, MT. http://www.mercubuana.ac.id
Pengeluaran energy untuk kerja tertentu dapat dihitung dengn menggunakan rumus:
KE = Et Ei
Dengan :
KE = konsumsi energy (kilokalori)
Et = pengeluaran energy setelah bekerja (kkal)
Ei = pengeluaran energy saat istirahat (kkal)

Menentukan beban kerja


Kategori Pengeluaran Energi
Pekerjaan (kkal/menit)
Light < 2.5
Moderate 2.5 5
Heavy 5 7.5
Very heavy 7.5 10
Extremely heavy > 10
Sumber: Wickens (2004)

Physical Activity Ratio (PAR)


Light Less than 3 x resting energy
Heavy About 6 to 8 x resting energy
Maximal More than 9 x resting energy

Waktu Istirahat
R = (Ework Erec)/(Ework Erest)
Ework = energy yang dikeluarkan saat bekerja
Erest = energy yang dikeluarkan saat istirahat
Erec = energy standar yang dikeluarkan (4.8 ~ 5 kkal/min)
R = % of work time

Anda mungkin juga menyukai