PENDAHULUAN
Daya Manusia (SDM). Sumber daya manusia memiliki peran yang penting di dalam sebuah
organisasi terutama dalam mencapai tujuan organisasi. Pernyataan ini didukung oleh
Nankervis, Compton, dan McCarthy (1996) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia
hampir selalu menjadi kunci utama bagi kesuksesan sebuah organisasi. Peran sumber daya
mengendalikan sumber daya finansial, dan mengelola pekerja lain dalam organisasi. Oleh
karena itu, sumber daya manusia sangat penting dikelola secara efektif untuk memenuhi
Hall dan Associates (dalam Maestro, 2009) menyatakan bahwa untuk mengelola
sumber daya manusia yang efektif maka diperlukan organisasi untuk berperan dalam
didefinisikan sebagai timbulnya perasaan bangga akan prestasi pribadi ketika dapat
mencapai tujuan yang berarti bagi individu, bukan berdasarkan penilaian yang ditetapkan
Heslin (2005) menyatakan karir memiliki arti yang sangat besar bagi individu
karena akan berhubungan dengan sisi finansial dan psikologis secara sekaligus. Secara
finansial karir yang berhasil akan memberikan penghasilan yang lebih dari cukup pada
seorang individu. Namun, secara psikologis individu yang sukses dalam berkarir akan
1
2
Kesuksesan karir banyak difokuskan terhadap hal-hal yang dapat secara langsung
diamati seperti promosi dan gaji (Maestro, 2009). Namun demikian, tidak ada hal yang
dapat menjamin bahwa materi yang banyak dapat menjanjikan untuk memperoleh rasa puas
terhadap kesuksesan karir (Hall, 2002). Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah seseorang
dengan gaji yang besar akan merasa sukses dengan karirnya, atau apakah ketika seseorang
telah mencapai sebuah jabatan tertentu akan merasakan kesuksesan dalam karirnya.
kegagalan seseorang kecuali penilaian orang yang bersangkutan menekankan juga, bahwa
karir terdiri dari sikap dan perilaku. Hal yang perlu ditekankan adalah karir merupakan
urutan yang berjalan terus menerus dari kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Noe
(2000) menyatakan bahwa karir tidak hanya berhubungan dengan individu-individu yang
mempunyai pekerjaan yang statusnya tinggi atau yang mendapat kemajuan cepat, tetapi
menunjukkan serangkaian pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh pekerja selama
kehidupan kerjanya dengan tidak memandang tingkat pekerjaan atau tingkat organisasinya.
Judge dan Hurst (2008) dalam penelitiannya mengatakan bahwa terdapat dua aspek
kesuksesan karir, yaitu aspek subjektif atau intrinsik karir dan aspek objektif atau ekstrinsik
karir. Karir yang memuaskan tentu saja tergantung pada penilaian subjektif diri individu
terhadap perkembangan karirnya. Hal ini berbeda dengan penilaian kesuksesan karir
objektif yang dapat dilihat dari status atau jabatan yang dipegang individu di dalam
organisasi, banyaknya promosi yang diperoleh, jumlah gaji yang diterima setiap bulannya.
Selanjutnya, Judge dan Hurst (2008) menjelaskan bahwa kesuksesan karir objektif
merupakan indikator yang dapat dilihat oleh orang lain sehingga kesuksesan karir seseorang
dapat dinilai oleh orang lain berdasarkan penilaian objektifnya. Berbeda halnya dengan
kesuksesan karir yang memuaskan hanya dapat dinilai secara subjektif oleh individu
sendiri.
3
Banyak organisasi yang sering tidak menyadari atau tertarik pada makna subjektif
kehidupan kerja bagi individu (Kim, 2001). Kebanyakan intervensi karir didasarkan pada
kriteria yang objektif , seperti gaji atau posisi yang lebih baik, dan mengabaikan orientasi
subjektif karyawan. (Chang & Chang, 1994; Cho & McLean, 1998 ; Kim, 2001).
tidak lagi sebatas pada kompensasi keuangan, tetapi mengarah pada kompensasi non-
keuangan. Hal ini menjadikan karir tidak lagi diterjemahkan sebagai suatu tingkatan jabatan
tertentu yang akan dicapai, tetapi lebih sebagai karir psikologis yaitu perasaan bangga atas
prestasi yang diperoleh seseorang ketika tujuan penting dalam hidupnya tercapai dan tidak
subjek menyebutkan bahwa suatu karir dapat dinyatakan sukses jika pekerjaan sesuai
dengan yang diharapkan atau sesuai dengan cita-cita, tempat bekerjanya nyaman, individu
dapat menikmati pekerjaan, serta dapat membagi waktu dengan keluarga di rumah. Subjek
menilai bahwa terpenuhinya kebutuhan materi merupakan faktor yang cukup penting
dalam mengukur kesuksesan karir seseorang, karena banyak kebutuhan yang hanya bisa
dipenuhi dengan adanya materi. Penjelasan dari subjek di lapangan di atas dapat
disimpulkan bahwa meskipun kebutuhan materi penting untuk memenuhi kebutuhan hidup
akan tetapi nilai pekerjaan secara subjektif juga diperlukan oleh individu dalam mencapai
kesuksesan karirnya.
ini membuat karyawan mengharapkan adanya pengembangan oleh pihak organisasi untuk
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang akan mempengaruhi arah dan kemajuan
4
karir mereka dalam hierarki organisasi. Karyawan sebagai individu yang bekerja dalam
organisasi tentu mengarahkan tuntutan ini terhadap organisasi dimana mereka bekerja.
Kesuksesan karir yang dicapai oleh karyawan tidak hanya dinikmati oleh karyawan
itu sendiri, akan tetapi memberi kontribusi terhadap kesuksesan organisasi (Heslin, 2005).
Hal ini berarti organisasi sebagai pihak pemberi pekerjaan dan karyawan yang dipekerjakan
Penelitian yang telah dilakukan oleh Ng, Eby, Sorensen, dan Feldman (2005)
menyatakan bahwa ada empat faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan karir,
diantaranya adalah modal insani, status sosial demografi, ciri khas individu, dan dukungan
organisasi. Faktor pertama, modal insani meliputi jumlah jam kerja, keterlibatan kerja,
Faktor kedua, status demografi menyangkut tentang latar belakang sosial dan demografis
individu (seperti : status perkawinan, ras, dan usia). Faktor ketiga, ciri khas individu yang
mencakup tentang faktor kepribadian yang dimiliki individu (seperti : big five personality,
locus of control, proaktif). Faktor keempat, dukungan organisasi yang menunjukkan sejauh
kesuksesan karirnya.
diri individu tidak dapat secara penuh untuk memperhitungkan kesuksesannya dalam suatu
organisasi. Faktor organisasi merupakan salah satu yang utama karena organisasi
Garavan dan Coolahan (1996) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat sejumlah
5
besar faktor individu yang dapat mempengaruhi kesuksesan karir individu itu sendiri.
Namun demikian, karir biasanya dibuat dalam organisasi dan karena itu dinamika karir
dipengaruhi oleh ada tidaknya dukungan organisasi terhadap karir karyawannya dan juga
sehingga pernyataan bahwa 'sumber daya manusia adalah aset paling penting bagi
organisasi dapat terealisasi. Banyak literatur tentang karir memang difokuskan pada
pandangan individu, namun pada awal 1990-an Gutteridge dkk. (dalam Baruch, 2004)
menyatakan bahwa fokus pengembangan karir telah bergeser secara radikal, dari individu
ke organisasi. Oleh karena itu, organisasi dapat dan mungkin harus mengambil peran utama
karyawan dengan adil. Dukungan organisasi dapat dilihat sebagai perasaan bangga terhadap
karyawan, memberi gaji karyawan secara adil dan memenuhi kebutuhan mereka (Randall,
diperoleh dari perusahaan tidak hanya hal-hal yang bersifat materi saja yang berupa gaji
dan bonus. Perusahaan juga menfasilitasi karyawannya dengan menyediakan tempat kerja
ingin dipindahkan ke daerah lain. Hal tersebut diakui oleh subjek berdampak terhadap
Penelitian yang dilakukan oleh Feldman dan Weitz (1988) menunjukkan bahwa
tidak tersedianya pelatihan dan pengembangan atau penolakan oleh individu untuk
sebagai salah satu bentuk adanya dukungan organisasi terhadap kemajuan karir
kompetensi, dan sikap yang diperlukan individu saat ini dan di masa yang akan datang serta
mencapai kesesuaian individu dengan tuntutan organisasi. Oleh karena itu, dilaksanakannya
program pengembangan karir ini maka akan dapat menimbulkan persepsi adanya dukungan
Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana peran organisasi sebagai wadah
formal yang memberi pekerjaan pada karyawan tidak hanya menganggap karyawan sebagai
alat untuk meningkatkan produktivitas semata. Organisasi harus ikut ambil bagian dalam
pengembangan karir.
Uraian yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia
adalah motor penggerak dalam sebuah organisasi. Sumber daya manusia juga memiliki
peran sentral dalam berjalannya sebuah organisasi. Melihat pentingnya peran sumber daya
manusia ini maka organisasi juga harus memberi perhatian khusus terhadap kesejahteraan
karyawannya baik secara materi dan psikologis. Kesejahteraan karyawan yang dimaksud
dalam penelitian ini diwakilkan oleh tercapai tidaknya kesuksesan karir karyawan. Hal ini
7
pencapaian kesuksesan karir mereka melalui praktik pengembangan karir yang diterapkan
dalam organisasi.
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk karyawan : penelitian ini diharapkan dapat membantu agar para
responden dapat lebih mengetahui makna kesuksesan karir bagi diri mereka.
2. Manfaat untuk instansi terkait : penelitian ini dapat memberi informasi tentang
persepsi karyawan terhadap dukungan yang telah diberi organisasi melalui
program pengembangan karir. Hasilnya dapat memberi informasi bagi HRD untuk
dalam ilmu psikologi industri dan organisasi, khususnya kajian tentang kesuksesan
karir karyawan.