Anda di halaman 1dari 17

Pembuluh Darah pada Jantung

Abdul Rahman bin Mohd Yusof Zaki


Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

Pendahuluan

Jantung merupakan salah satu organ manusia yang sangat penting untuk mempertahankan
kehidupan manusia. Seperti yang sudah kita semua ketahui, bahwa jantung berperan penting
dalam sistem sirkulasi darah. Darah yang disirkulasikan oleh jantung mengandung oksigen dan
sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh jaringan-jaringan pada tubuh manusia terutama otak.
Selain mengangkut oksigen dan sari-sari makanan, karbondioksida dan zat-zat hasil metabolisme
juga ikut disirkulasikan oleh jantung, sehingga tercipta lah suatu sistem transpor dalam tubuh.

MAKROSKOPIS JANTUNG

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah toraks. Dua pertiga jantung terletak disebelah kiri garis midsternal.
Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan
pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke bahu
kanan, ujung bawah yang mengerucut (apex) mengarah ke panggul kiri. Batas atas jantung
terdapat pembuluh darah besar (aorta, truncus pulmonalis, dll), bagian bawah terdapat diafragma,
batas belakang terdapat aorta descendens, oesophagus, dan columna vertebralis; sedangkan di
setiap sisi jantung adalah paru.1

Jantung dibagi dalam empat ruang, atrium kanan dan kiri dan ventrikel kanan dan kiri.
Atrium kanan terletak anterior terhadap atrium kiri dan ventrikel kanan terletak anterior terhadap
ventrikel kiri. Atrium kanan dan kiri dipisahkan oleh septum intratial. Ventrikel kanan dan kiri
dipisahkan oleh septum interventrikular.2

1
1. Atrium dextra

Atrium dextra ini agak besar dan dindingnya mempunyai tebal kurang lebih 2 mm.
Volumenya kurang lebih 57 cc. Terdiri dari 2 bagian, yaitu:

a. Atrium propia

Atrium propia adalah ruang atrium dextra yang sebenarnya, berada di antara dua vena
cava dan ostium atrioventrikularis, dimana dindingnya menjadi satu dengan dinding
v. cava dan permukaan inferiornya halus.

b. Auricula dextra

Auricula dextra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium, terletak pada bagian
depan pangkal aorta dan arteria pulmonalis. Pada sisi kiri atrium lubang
atrioventrikular kanan membuka ke dalam ventrikel kanan. Auricula berbentuk
seperti daun telinga, merupakan kantung antara v. cava superior dan ventrikulus
dexter. Batas antara auricula dan atrium dari luar ditandai oleh sulcus terminalis yang
berhubungan dengan bagian rigi di sebelah dalamnya yang disebut crista terminalis.
Permukaan dalamnya terdiri superior susunan otot seperti mata sisir disebut mm.
pectinati. Atrium kanan berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar
di belakang sternum. Darah memasuki atrium kanan melalui :

Vena cava superior pada ujung atasnya


Vena cava inferior pada ujung bawahnya
Sinus coronarius (vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung sendiri)

2. Atrium sinistra.

Atrium sinistra ukurannya sedikit lebih kecil dibanding atrium dextra, mempunyai
dinding yang lebih tebal kurang lebih 3 mm. Atrium sinistra membentuk basis dan facies
dorso superior jantung. Atrium sinistrum terdiri dari 2 bagian, yaitu:

a. Atrium propium

2
b. Auricula

Atrium kiri terletak pada bagian berlakang jantung. Dua vena pulmonalis memasuki
atrium kiri pada tiap sisi, membawa darah dari paru. Atrium membuka ke bawah ke
dalam ventrikel kiri melalui lubang atrioventrikular. Auricula sinistra adalah penonjolan
runcing kecil dari atrium, terletak pada sisi kiri pangkal aorta.

3. Ventrikulus dextra

Ventrikulus dextra menempati sebagian besar dari facies ventralis (sternocostalis).


Ventrikel kanan adalah ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi
depan jantung. Valva atrioventricular dextra (tricuspidalis) mengelilingi lubang
atrioventrikular kanan, pada sisi ventrikel. Katup ini, seperti katup jantung lain, terbentuk
dari selapis tipis jaringan fibrosa yang ditutupi pada setiap sisinya oleh endokardium.
Katup trikuspidalis terdiri dari tiga daun katup. Basis setiap daun katup melekat pada tepi
lubang. Tepi bebas setiap daun katup melekat pada chordae tendineae (tali jaringan ikat
tipis). Lubang pulmonalis ke dalam arteria pulmonalis berada pada ujung atas ventrikel
dan dikelilingi oleh valva pulmonalis, terdiri dari tiga daun katup semilunaris.

4. Ventrikulus sinistra

Ventrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung.
Dindingnya sekitar tiga kali lebih tebal daripada ventrikel kanan. Valva atrioventrikular
sinistra (mitralis) mengelilingi lubang atrioventrikular kiri pada bagian samping ventrikel,
katup ini memiliki dua daun katup mendapat nama yang sama dengan topi (mitre uskup),
tepinya melekat pada chordae tendineae, yang melekat pada penonjolan kerucut
myocardium dinding ventrikel. Lubang aorta membuka dari ujung atas ventrikel ke dalam
aorta dan dikelilingi oleh ketiga daun katup aorta, sama dengan katup pulmonalis.

Ventrikulus sinistrum ikut membentuk sebagian kecil facies sternocostalis dan separuh
facies diaphragmatica. Puncaknya membentuk apex cordis. Ventrikulus sinistrum ini
lebih panjang, labih conus. Pada potongan melintang mempunyai rongga yang berbentuk
circulair.3

3
Gambar 1. Jantung (adedq.wordpress.com)

PENDARAHAN JANTUNG

Arteri yang memperdarahi jantung adalah A.coronaria kanan dan kiri, yang berasal dari
aorta ascendens tepat di atas valva aortae. A. coronaria kanan berasal dari sinus anterior aortae
dan berjalan ke depan antara truncus pulmonalis dan auricula kanan memberikan cabang-cabang
ke atrium kanan dan ventrikel kanan. Pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjutkan
diri ke posterior sepanjang sulvus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan A. coronaria
kiri. Ia mempercabangkan r. marginal yang memperdarahi ventrikel kanan dan r.
interventrivularis posterior yang memperdarahi kedua ventrikel. R. interventricularis posterior
beranastomosis dengan r. interventricularis anterior yang merupakan cabang A. coronaria kiri
pada sulcus interventrikularis posterior.4

A. Coronaria kiri yang lebih besar dibandingkan dengan A. coronaria kanan, berasal dari
sinus posterior aorta kiri dan berjalan ke depan antara truncus pulmonalis dan auricula kiri.
Kemudian pembuluh ini masuk ke sulcus atrioventricularis anterior berjalan ke bawah menuju
apex jantung dalam sulcus interventricularis anterior. Kemudian pembuluh ini berjalan sekitar
apex untuk beranastomosis dengan r. interventricularis posterior yang merupakan cabang
A.coronaria kanan. R. interventricularis anterior memperdarahi ventrikel kanan dan kiri dan
septum interventricularis.4

4
R. circumflexus mengikuti sulcus atrioventricularis, mengitari pinggir kiri jantung dan
berakhir dengan beranastomosis dengan A. coronaria kanan. R. circumflexus memperdarahi
atrium kiri dan ventrikel kiri.4

Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra dan kiri
(sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk menyediakan suplai darah yang
cukup untuk otot jantung apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit.
Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang besar atau salah satu arteria coronaria
biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark miokardium), walaupun kadang-kadang
sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai ke otot.4

Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus
coronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan
dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextra sebelah kiri vena cava
inferior. Vena cardiaca minimae dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus coronarius.
Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena cardiaca anterior dan melalui vena-vena kecil
yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.4

PERSARAFAN JANTUNG

Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis system saraf otonom melalui
plexus cardiacus. Saraf simpatis bersal dari trunkus simpatikus bagian servicale dan thoracica
bagian atas dan saraf parasimpatis berasal dari n. vagus.

Serabut eferen postganglioner berjalan ke nodus sinuatrialis dan nodus atrioventricularis


dan juga tersebar ke bagian jantung lainnya sebagai pleksus saraf sekitar a. coronaria.

Serabut aferen yang berjalan bersama n. vagus (preganglionic) berperan sebagian pada
reflex kardiovaskular. Serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls
saraf yang normal tidak mencapai kesadaran. Akan tetapi, bila suplai darah ke myocardium
terganggu, impuls rasa nyeri mencapai kesadara melalui lintasan tersebut.4

5
MIKROSKOPIS JANTUNG

Rangka Jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung
dan katup jantung melekat, sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat bagian utamanya
adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum, annulus fibrosus.5

Katup Jantung
Katup Atrioventrikel
Katup mitral (menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri)
Katup tricuspid (menghubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan)
Katup jantung: lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada annulus fibrosus.

Pembuluh Darah Jantung yaitu dua arteri koronaria mensuplai darah ke jantung dan vena
jantung mengalirkannya kembali. Fungsi utama A. koronaria dan arteriolnya: menyediakan O2
secukupnya sesuai kebutuhan miokard.
Susunan Pembuluh Darah
1. Tunika Intima
Endotel (Epitel selapis gepeng)
Subendotel (jaringan ikat areolar)
2. Tunika Media
Jumlah jaringan ikat padat bervariasi
Otot polos
3. Tunika Adventitia
Jaringan ikat
Serat saraf, pembuluh limf
Vasa vasorum

Gambar 2. Susunan pembuluh darah

6
Arteri ada 3 tipe:
a. Besar/elastic
Fungsi: menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar
aliran darah berjalan mulus/ tidak terhentak-hentak, yang disebut conducting artery
Diameter: lebih besar dari 1 cm, rata-rata 2,5 cm
Rata-rata tebal dinding 2 mm
b. Medium/muscular
Fungsi: membagi darah ke organ yang membutuhkannya, disebut distributing arteries.
T. elastika interna dan eksterna tampak jelas, terutama interna.
Diameter: 0,5 mm 1 cm, rata-rata 0,4 mm
Rata-rata tebal dinding 1mm
c. Arteri kecil/Arteriol
Fungsi: mendistribusikan darah ke jaringan orga-organ dalam dan mengontril aliran darah ke
dalam kapiler.
Terdapat tunika elastika interna pada arteriol besar, namun tidak terdapat tunika elastika pada
arteriol kecil
Tidak terdapat tunika elastika eksterna
Diameter: 50-300 mikrometer
Rata-rata tebal dinding: 20 mikrometer

Gambar 3. Arteri

7
Kapiler Darah berfungsi sebagai tempat pertukaran zat, dinding selapis endotel/ hanya
tunika intima yang berdiameter 8-12 mikrometer, lebih besar sedikit daripada eritrosit. Lumen
kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja serta sel endotel menonjol ke dalam lumen dan sel
perisit menonjol keluar lumen

Vena
Berfungsi sebagai membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung. Tipe : vena
besar, sedang, dan kecil .Mempunyai tunika intima, media, dan adventisia, dinding vena lebih
tipis daripada dinding arteri. Dinding vena lebih tipis, lebih lunak, dan kurang elastis daripada
arteri, batas antara tunika intima, media, dan anventisia tidak sejelas pada arteri, berikut
pembagian vena kecil, vena sedang, dan vena besar.
a. Vena Kecil
1. Diameter venula makin lama makin besar kemudian disebut vena kecil
2. Sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah banyak mengelilingi
endotel
b. Vena Sedang
1. Diameternya 1-2 mikrometer
2. Tunika intima: selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya
3. Tunika media: jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol daripada
serat otot polos
4. Tunika adventisia: lebih tebal daripada tunika medianya, jaringan ikat dan beberapa otot
polos.
c. Vena Besar
1. Tunika intima : sama seperti vena sedang
2. Tunika media: kurang sempurna perkembangannya, kadang-kadang tidak ada. Bila ada,
struktur histologist mirip dengan vena sedang.
3. Tunika adventisia:
Beberapa kali lebih tebal daripada tunika medianya
Terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen terususun longitudinal

8
Gambar 4. Vena

MEKANISME KERJA JANTUNG

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir ke satu arah. Katup-
katup diposisikan sedemikian sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif akibat
perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah. Gradien tekanan memaksa katup terbuka,
seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradien tekanan
yang mengarah ke belakang mendorong katup tertutup.6

Gambar 5. Mekanisme kerja katup.

Terdapat dua katup, katup atrioventrikular (AV) kanan dan kiri, yang masing-masing terletak
diantara atrium dan ventrikel di sisi kanan dan kiri. Kedua katup ini membiarkan darah mengalir

9
dari atrium ke ventrikel selama pengisian ventrikel, tetapi mencegah aliran balik darah dari
ventrikel ke dalam atrium sewaktu pengosongan ventrikel. Dua katup lain, katup aorta dan katup
pulmonal terletak di pertemuan dimana arteri-arteri besar meninggalkan ventrikel. Katup-katup
ini dikenal dengan katup semilunar karena memiliki tiga daun katup yang masing-masing mirip
daun dangkal. Katup-katup ini dipaksa membuka ketika tekanan ventrikel kanan dan kiri masing-
masing melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis. Penutupan terjadi ketika ventrikel
melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis.6

Aktivitas Listrik di Jantung

Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang
membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls listrik
yang dibangkitkan oleh jantung sendiri atau suatu kemampuan yang disebut autorhytmicity. Sifat
ini dimiliki oleh sel khusus otot jantung. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu:

Sel kontraktil: Sel ini melakukan kerja mekanis, yaitu memompa.


Sel otoritmik: Sel ini mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi
yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.

Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane istirahat. Sel-sel ini
memperlihatkan aktivitas pacemaker (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh
potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian,
timbul potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan
jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf. Mekanisme yang
mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus masih belum diketahui secara
pasti. Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membaran tidak menetap antara potensial-potensial
aksi. Setelah suatu potensial aksi, membrane secara lambat mengalami depolarisasi atau bergeser
ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada saat yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel
karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk
ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu
membrane secara bertahap mengalai depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan
saluran Ca++ terbuka, terjadilah influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial

10
aksi spontan. Fase saluran K+. inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai
menimbulkan depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.7

Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus


jantung yaitu:
Nodus SA (pemacu normal) : 80-100 kali per menit
Nodus AV : 40-60 kali per menit
Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit

Sel-sel jantung yang mampu melakukan otoritmisitas terletak di tempat-tempat:1

1. Nodus sinuatrialis (SA) adalah suatu masa jaringan otot jantung khusus yang terletak
di dinding posterior atrium kanan tepat di bawah pembukaan vena kava superior.
Nodus ini melepaskan impuls sebanyak 72 kali permenit, frekuensi irama yang lebih
cepat dibandingkan dalam atrium (40-60 kali per menit) dan ventrikel (20 kali per
menit). Nodus ini dipengaruhi saraf simpatis dan parasimpatis yang akan
mempercepat dan mem[erlambat iramanya. Nodus SA mengatur frekuensi kontraksi
irama, sehingga disebut pemacu jantung.
2. Nodus atrioventrikular (AV). Impuls menjalar disepanjang pita serabut Purkinje pada
atrium menuju nodus AV yang terletak di bawah dinding posterior atrium kanan.
Nodus AV menunda impuls seperatusan detik sampai ejeksi darah atrium selesai
sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
3. Berkas His adalah sekelompok besar serabut Purkinje yang berasal dari nodus AV
dan membawa impuls disepanjang septum interventrikular menuju ventrikel. berkasi
ini dibagi menjadi percabangan berkas kanan dan kiri. Percabangan berkas kanan
memanjang di sisi dalam ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut
Purkinje kecil yang menyatu dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang
impuls. Percabangan berkas kiri memanjang di sisi dalam ventrikel kiri dan
bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri.
4. Serabut Purkinje merupakan serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas His
dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil. Serabut ini

11
mampu menghantarkan impuls dengan kecepatan lima kali lipat dari hantaran serabut
otot jantung. Hantaran cepat ini memungkinkan atrium kontraksi bersamaan yang
diikuti kontraksi ventrikel yang serempak.

Gambar 5. Potensial aksi jantung

EKG (elektrokardiagram)

Electrokardiogram adalah rekaman grafik aktivitas listrik yang menyertai kontraksi


atrium dan ventrikel jantung. Depolarisasi dan polarisasi otot jantung menghasilkan daya
potensial pada permukaan kulit yang dapat direkam melalui sebuah poligraf atau osiloskop
setelah meleketkan elektroda permukaan pada lokasi yang tepat.8

EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang yang jelas gelombang P, kompleks QRS,
dan gelombang T. Penemu teknik ini memulai abjaddari huruf tengah. Berikut penjelasan lebih
lanjut:9

Gelombang P, mencerminkan aktivitas listrik yang berhubungan dengan depolarisasi


atrium setelah depolarisasi awal nodus S-A. Kompleks QRS, mewakili penjalaran depolarisasi
melalui ventrikel.
Sejumlah kecil repolarisasi atrium juga terjaddi bersamaan, tetapi tertutp defleksi QRS

12
Bentuk amplitudo, dan arah QRS bergantung pada variabel seperti posisi jantung dan
masa ventrikel.

Interval P-R adalah rentang waktu antara permulaan gelombang P sampai permulaan
gelombang QRS. Interval mewakili jeda waktu antara aktivasi nodus S-A dan permulaan
depolarisasi ventrikel.
Gelombang T, memperlihatkan repolarisasi ventrikel. Durasi gelombang lebih panjang
dan ampiltudo lebih rendah dibangdingkan gelombang depolarisasi (kompleks QRS), yang
menunjukan bahwa repolarisasi berlangsung tidak selaras dan tidak lambat daripada depolarisasi.
Hal-hal yang perlu dicatat pada rekaman EKG.9 Lepas muatan nodus SA tidak
menghasikan aktovitas listrik yang cukup besat untuk mencapai permukaan tubuh sehingga tidak
terekam adanya gelombang pada depolarisasi nodus SA. Karena itu, gelombang yang pertama
kali terekam, gelombang P, terjadi ketika impuls gelombang depolarisasi menyebar ke seluruh
tubuh. Pada EKG normal tidak terlihat aktifitas gelombang terpisah untuk repolarisasi atrium.
Aktivitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium normalnya terjadi bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh komplek QRS.

Gelombang P jauh lebih kecul daripada komplek QRS karena atrium memiliki massa otot
yang jauh lebih kecil daripada ventrikel dan karenanya menghasilkan aktifitas listrik yang lebih
kecil.
Di tiga titik berikut tidak terdapat aliran arus listriknetto di otot jantung sehingga EKG
tetap berada di garis basal.
Sewaktu jeda atau penundaan di nodus AV. Jeda ini tercemin oleh interval waktu antara
akhir P dan awal QRS, segmen EKG dikenal sebagai segmen PR.
Ketika ventrikel repolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil mengalami fase datar
potensial aksi sebelum mengalami repolarisasi, diwakili oleh segmen ST. Segmen ini terletaj
antara QRS dan T, segmen ini bersesuain dengan waktu saat pengaktifan ventrikel selesai dan
ventrikel sedang berkonstraksi dan mengosongkan isinya.
Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan beristirahat dan ventrikel
sedang terisi, setelah gelombangT dan sebelum gelombang P berikutnya. Periode ini disebut
interval TP.

13
Gambar 11. Gelombang EKG, P,Q,R,S,T,U.8

Gambar 6. Lead EKG.9

14
PEMBEKUAN DARAH

Koagulan (pembekuan darah) adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel padat.
Pembentukan bekuan ini memperkuat dan menopang sumbat, meningkatkan tambalan yang
menutupi kerusakan pembuluh. Sewaktu darah di sekitar defek memadat maka darah tidak lagi
dapat mengalir. Pembekuan darah adalah mekanisme hemostasis tubuh yang paling kuat.10

Langkah terakhir dalam pembentukan bekuan darah adalah perubahan fibrinogen suatu
protein plasma yang dihasilkan oleh hati (secara normal selalu ada di dalam plasma), menjadi
fibrin (berbentuk benang). Perubahan menjadi fibrin ini dikatalisis oleh enzim thrombin di
tempat cedera. Molekul-molekul fibrin melekat di permukaan pembuluh yang rusak, membentuk
jala longgar yang menjerat sel-sel darah termasuk agregat trombosit, membentuk ikatan kimia
yang saling berdekatan untuk memperkuat dan menstabilkan jala bekuan ini. Proses
pembentukan ikatan ini dikatalisis oleh suatu faktor pembekuan yang dikenal sebagai faktor XIII
(fibrin-stabilizing factor).11

Peran thrombin selain untuk mengubah fibrinogen menjadi fibrin, juga mengaktifkan
factor XIII untuk menstabilkan jala fibrin yan gterbentuk, bekerja melalui mekanisme umpan
balik positif untuk mempermudah pembentukan dirinya, dan meningkatkan agregasi trombosit
yang sebaliknya esensial bagi proses pembekuan darah.11

ENZIM JANTUNG

Apabila sel-sel jantung mati (nekrosis) ada enzim-enzim tertentu yang dikeluarkan ke
dalam darah. Enzim tersebut adalah keratin kinase (CK), serum aspartate amino transferase
(AST) dulu adalah SGOT (serum glumatic-oxaloacetic transaminase), SGPT. Enzim dilepaskan
dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik
dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak.

Kreatinin Kinase

Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah dengan periode yang berbeda
setelah infrak miokardium, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang
dihubungkan dengan waktu awitan (onset) nyeri dada atau gejala lain. Kreatinin Kinase

15
(Creatinin Kinase-CK) dan isoenzimnya (CKMB) adalah enzim yang dianalisis untuk
mendiagnosis infrak miokardium akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat
saat terjadi infrak miokardium. Gangguan pada jantung selain infrak miokardium akut
juga dihubungkan dengan nilai kadar CK DAN CKMB total yang abnormal. Gangguan
tersebut termasuk perikarditis, miokarditis, dan trauma.

SGOT (Serum Glumatik Oksaloasetik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan
jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukan adanya kerusakan pada
jaringan jantung dan hati.
Nilai normal: Pria = s.d. 37 U/L
Wanita = s.d. 31 U/L
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis,
infark paru, dan lain-lain.
Peningkatan SGOT 3-5x normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal
jantung kongestif, tumor hati, dan lain-lain.
Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sel-sel hati, infak miokrad (serangan
jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan lain-lain.

SGPT (Serum Glumatik Pyruvik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase yang keadaan normal berada dalam jaringan tubuh
terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukan adanya trauma atau
kerusakan hati.
Nilai normal: Pria = sampai dengan 42 U/L
Wanita = sampai dengan 32 U/L
Peningkatan .20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
Peningkatan 3-10 x normal terjadi pada infeksi mono nuklear, hepatitis kronik aktif,
infrak miokrad (serangan jantung).
Peningkatan 1- 3x normal terjadi pada pankreatitis sirosis empedu.10

16
Kesimpulan

Sesak nafas seperti pada skenario dipengaruhi oleh mekanis kerja jantung yang
mencakup aktivitas listrik jantung, siklus jantung, mekanisme pompa jantung, enzim pada
jantung, serta dipengaruhi oleh struktur makro maupun mikro jantung dan pemeriksaan
penunjang pertama dapat diketahui dengan pemeriksaan EKG.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EKG;
2004.h.228-30.
2. Snell RS. Anatomi klinik. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EKG;
1992.h.108.
3. Wati WW, Kindangen K. Buku ajar anatomi fakultas kedokteran. Jakarta: Universitas
Kristen Krida Wacana; 2010.p.14-30.
4. Snell RS. Anatomi klinik. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EKG;
1992.h.115,117-18.
5. Wong WW. Sitem kardiovaskular 1. Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana;
2010.h.14-35.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EKG; 2013.h.330.
7. Snell, Ricard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC. 2006.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EKG; 2013.h.330.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EKG; 2013.h.435-6
10. Huon H. Gray, Keith D, Dawkins, Lain A, Simpson, Morgan JM. Lecture notes
kardiologi. Jakarta: Erlangga. 2005.h.138
11. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lecture notes kardiologi. Edisi ke-4.
Jakarta: Erlangga;2003.h.138.

17

Anda mungkin juga menyukai