TINJAUAN PUSTAKA
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu
Lapisan granular terdiri dari 2 atau 3 lapis sel gepeng, berisi butir-
tepat di bawah lapisan korneum. Terdiri dari sel- sel gepeng tanpa
lapisan terluar yang terdiri dari beberapa lapis sel-sel gepeng yang
2. Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal
3. Lapisan subkutis terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
bersisik (scalling) generalisata, dan sering didapatkan area kulit yang menebal.
keratinisasi Kata iktiosis berasal dari dari bahasa Yunani yaitu ichthys yang
Nama iktiosis vulgaris berasal dari bahasa yunani yang berarti ikan
karena presentasi klinik tampak seperti sisik ikan dan vulgaris adalah bahasa
latin yang berarti umum /biasa. (Bikowski, 2010). Dengan demikian, iktiosis
vulgaris diartikan sebagai bentuk umum dari iktiosis yang bertentangan dengan
2.2 Epidemiologi
Iktiosis vulgaris merupakan iktiosis yang paling umum terjadi dan relatif
ringan. Iktiosis vulgaris, terdapat sekitar 95% dari semua kasus iktiosis herediter.
dengan prevalensi sekitar 1 kasus dari 250 sampai 300 orang. Penyakit ini diduga
lebih tinggi. Iktiosis acquired sangat jarang. Prevalensi ini di Amerika Serikat
Insiden iktiosis vulgaris sama antara pria dan wanita, dan penyakit ini
diturunkan secara autosomal dominan. Walaupun bayi lahir dengan kulit yang
normal, iktiosis vulgaris biasa terjadi selama tahun pertama kehidupan. (Fleekman
2.3 Etiologi
Fillagrin adalah protein pada epidermis yang sangat penting untuk aggregasi
2.2 Patofisiologi
Stratum korneum adalah lapisan kulit terluar yang salah satu fungsinya
adalah mempertahankan keseimbangan air dalam kulit agar kulit tidak menjadi
kering. Sel stratum korneum pada kulit normal mendatar menyebabkan penurunan
permeabilitas terhadap air. Sel- sel pada stratum korneum dari penderita iktiosis
lebih kecil dan kurang mengandung ceramide dibandingkan sel kulit normal. Sel
permeabilitasnya terhadap air meningkat. Dengan kata lain stratum korneum lebih
rentan terhadap invasi bahan-bahan yang larut dalam air dibandingkan kulit
kulit menunjukkan bahwa stratum korneum tidak mampu menahan hidrasi kulit
menjadi lebih rapuh dan cenderung membentuk retak / fisura (sisik pada iktiosis).
Disamping itu kulit kering cenderung mengalami penurunan ambang rasa gatal,
sehingga kulit menjadi lebih mudah gatal. Proses ini menimbulkan kerusakan
adanya lapisan lipid ini air dapat masuk kedalam lapisan sel, dengan adanya lipid
ini, air dapat masuk ke dalam sel. Ketiadaan lipid mengakibatkan kerenggangan
sel-sel di stratum korneum, sehingga dapat terjadi pelepasan air. Satu proses
penting dalam stratum korneum adalah proses deskuamasi, proses ini melepaskan
sel-sel mati dalam kulit . Proses deskuamasi ini juga berperan dalam mengganti
Siklus normal hidrasi kulit berkontribusi pada deskuamasi normal. Siklus ini
Ekspresi normal gen profilaggrin dapat dideteksi pertama kali pada lapisan
granular. Pada iktiosis vulgaris, ekspresi profilaggrin tidak ada atau berkurang
butiran keratohyalin dan tingkat keparahan klinis dari kondisi tersebut. Analisis
mRNA profilaggrin dan 10% protein profilaggrin yang ada. Penelitian telah
(a) (b)
Gambar 2.3 Perbedaan struktur antar sel di stratum korneum (a) kulit
kosmetik pada pasien, terutama saat hiperkeratosis parah. (Johnson et al, 2013)
papul kecil seperti duri seperti warna kulit normal , dapat berkelompok-
f. Atopi sering ditemukan dan dapat bermanifestasi sebagai hay fever, eksim,
2.5.1 Anamnesis
normal saat lahir, ini berangsur-angsur menjadi kasar dan kering pada anak usia
dini. Onset dimulai pada usia 3-12 bulan. (Johnson et al, 2013)
a. Kulit cenderung kering (xerosis) dan bersisik menjadi gejala yang paling
pantat, dan lateral paha. Axilla, fossa antecubiti dam fossa poplitea tidak
terkena.
dalam banyak anggota keluarga, dengan atau tanpa gejala iktiosis vulgaris..
(Schwartz, 2016)
2.5.2 Pemeriksaan Fisik
b. Pada kulit bayi yang baru lahir dapat tampak normal, biasa gejala tampak
d. Kulit bersisik , Sisik dapat halus, tetapi dapat juga lebih besar, dan berbatas
tegas seperti pola sisik ikan. Sisik dapat meliputi daerah tulang kering,
lengan, punggung, pantat, dan lateral paha. Sisik biasanya lebih terlihat jelas
g. Daerah wajah biasanya tidak terkena, kecuali pada dahi dan pipi. Keratosis
h. Banyak garis di telapak tangan dan telapak kaki (hiperlinear) (Johnson et al,
2013)
i. Kulit menebal, cenderung paling terlihat pada telapak tangan dan telapak
kaki.
erat. Kesamaannya dengan kulit ikan atau kulit hewan amfibi terlihat sangat jelas.
Fossa popliteal terlihat normal. Ini adalah bentuk yang parah dari iktiosis vulgaris.
berbentuk seperti duri-duri, terjadi sebagai manifestasi dari iktiosis vulgaris yang
ringan. Sebagian besar terlihat di bagian bahu, lengan atas, dan paha. Deskuamasi
mikroskop electron, tampak bentukan granula keratin yang kecil dan sedikit
Diagnosis banding dari iktiosis vulgaris adalah iktiosis didapat, dan semua
Kasus iktiosis herediter lainnya onsetnya yaitu dimulai pada saat bayi
lahir, daerah lipatan sendi di ekstremitas juga terpengaruh, Iktiosis didapat dapa
dibedakan dengan iktiosis vulgaris dari umur saat onset, klinis, dan adanya tumor
atau penyakit lain yang mendasari sebelum terjadinya iktiosis. (Shimizu, 2007)
(a) (b)
(c) (d)
baik dicapai dengan pemberian immersi pada saat mandi dan diikuti
glikol (44-60% di dalam air); asam salisilat 6 % dalam propilen glikol dan
2.8 Prognosis