PEMBAHASAN
Pasien Nn.A, Perempuan, usia 14 tahun datang ke poli kulit RSUD Jombang
faktor predisposisi dan gejala klinis pada pasien. Dari hasil anamnesis didapatkan
keluhan gatal didaerah selangkangan dan di kemaluan. Gatal dirasakan sejak > 2
minggu yang lalu. Rasa gatal dirasakan semakin bertambah hebat ketika pasien
timbul seperti bisul kecil kecil di sekitarnya, kadang terasa perih . Biasanya pasien
yang kemerahan tadi mengelupas (lecet). Pasien telah mencoba memberikan salep
yang didapatkannya dari puskesmas (pasien lupa nama obatnya), namun rasa gatal
menetap dan tidak berkurang. Hal ini sesuai teori bahwa gejala klinis kandidiasis
kutis biasanya terjadi pada lipatan kulit yang lembab dan termaserasi. Keluhan yang
sering terjadi adalah gatal, kemerahan, dan daerah yang termaserasi (Gupta, 2009).
predisposisi baik endogen maupun eksogen. Pada pasien ini faktor predisposisi
endogen yang mungkin adalah kegemukan karena dilihat dari indeks massa tubuhnya
pasien tergolong kedalam kategori obesitas. Dari hasil anamnesis riwayat sosial
pasien didapatkan bahwa pasien adalah seorang pelajar, Pasien mandi, ganti pakaian,
ganti celana dalam tidak tentu kadang 1 atau 2 kali sehari. Pasien mandi
menggunakan sabun merk Lifebuoy. ketika habis BAK/ BAB, pasien sering tidak
celana dalam, dari hasil anamnesis tersebut, faktor eksogen yang mungkin pada
pasien ini adalah kelembaban dan kebersihan diri yang kurang. Selain itu secara
tropis seperti Indonesia dengan kelembaban udara yang tinggi dan didukung oleh
cuaca yang panas menyebabkan produksi keringat yang banyak dan mengakibatkan
lokasi lipatan kulit yang tertutup pakaian menjadi lembap dan rentan terhadap infeksi
eksterna serta regio inguinal dextra dan sinistra tampak makula eritematosa, berbatas
jelas disertai sedikit skuama halus, disertai satelit papul dan erosi. Hal tersebut sesuai
bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi
oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang seperti
lesi primer. (Kuswaji, 2010). Kulit nyeri, inflamasi, eritematous, dan ada satelit
kemudian diperiksa dengan larutan KOH 10-20% atau dengan pewarnaan gram. Pada
pemeriksaan tersebut akan tampak budding yeast cell (2 spora seperti angka 8)
dengan atau tanpa pseudohifa (gambaran seperti untaian sosis). (Suyoso et al, 2005)
Pada pasien ini belum dilakukan pemeriksaan tersebut. Pemeriksaan ini harus
dilakukan dan bila hasilnya posiitif sudah dapat memastikan diagnosis, tetapi jika
hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis apabila anamnesis dan klinis menyokong.
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah Loratadin 10 mg tab 1x1,
Ketoconazole cream 2% dan ketokonazole tab 200 mg. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa terapi yang diberikan pada kandidiasis kutis yaitu dengan menggunakan obat
antijamur topikal seperti nystatin atau golongan azole/ imidazole cream 2 kali sehari.
Antijamur sistemik pada kasus ini yaitu ketoconazole tab 200 mg pada kasus sesuai
dengan teori dimana antijamur sistemik yang dapat digunakan yaitu fluconazole,
selama 1-2 minggu. (Wolff et all, 2013). Loratadin 10 mg tab 1x1 pada kasus ini
Candida. Jamur Candida yang sering menyerang manusia adalah Candida albicans.
Jamur ini merupakan flora normal kulit, dapat menjadi patogen tergantung pada
terjadinya kandidiasis yaitu pada negara berkembang seperti Indonesia, hal ini
untuk bertumbuh dan berkembang biak. Candida dapat menyerang manusia pada
daerah selaput lendir atau mukosa, pada daerah kulit, dan juga sistemik.
Kandidiasis kutis adalah suatu infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh
dikurangi dan pasien menggunakan obat sesuai dengan anjuran yang semestinya.