Anda di halaman 1dari 2

Mekanisme Pencernaan di Usus Besar

Pada umumnya, usus besar atau colon menerima 500mL kimus dari usus halus setiap
harinya. Sebagian besar penyerapan telah terjadi di usus halus sehingga saat dilanjutkan ke
kolon hanya terdiri dari residu makanan sisa yang tidak tercerna, komponen empedu yang tidak
diserap dan cairan. Kolon disebut juga sebagai organ pengering dan penyimpan. Sebagai organ
pengering, kolon mengekstraksi air dan garam dari isi lumennya untuk membentuk massa padat
yang disebut feses. Sebagai organ penyimpan, kolon menyimpan tinja/feses tersebut sebelum,
membentuk sebagian besar massa dan membantu mempertahankan pergerakan usus dengan
berkontribusi pada isi kolon.
Seperti pada organ pencernaan lainnya, usus besar juga memiliki motilitasnya sendiri.
Umumnya pergerakannya lambat sesuai dengan fungsinya yaitu untuk melakukan penyerapan
dan penyimpanan. Motilitas pada usus besar terbagi menjadi dua jenis gerak, yaitu: gerakan
mencampur atau yang disebut juga dengan haustrasi dan gerakan mendorong atau yang dikenal
dengan gerak massa.
Pada kolon terdapat bagian yang disebut dengan taenia kolon, yaitu suatu lapisan yang
terdiri dari tiga pita otot longitudinal yang terpisah. Otot-otot ini lebih pendek dari lapisan otot
sirkular dan lapisan mukosa di bawahnya. Oleh karena itu lapisan di bawahnya disatukan
menjadi kantong atau yang disebut dengan haustra. Haustra ini seperti bahan rok panjang yang
berkumpul di tempat yang sempit dan mengalami pergerakan serta berpindah lokasi akibat
kontraksi dari lapisan otot polos sirkular. Jadi, gerakan mencampur atau yang disebut dengan
haustrasi ini terjadi karena adanya kontraksi sel-sel otot polos kolon yang membuat kolon
membentuk haustra. Kontraksi ini hampir serupa dengan segmentasi usus halus tapi terjadi
lebih jarang. Gerakan mencampur ini terjadi saat lokasi kantong haustra berubah, yaitu saat
kantong yang melemas dan membentuk kantong baru mulai berkontraksi secara perlahan
dilanjutkan dengan kantong yang semula berkontraksi melemas secara perlahan dan begitu
seterusnya sehingga seakan-akan terjadi gerakan maju mundur untuk mencampur isi kolon.
Kontraksi ini umumnya diatur oleh refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik.
Umumnya beberapa kali dalam sehari terjadi peningkatan motilitas pada kolon saat
segmen besar kolon ascenden dan transversum berkontraksi secara simultan dan mendorong
tinja secara cepat. Kontraksi inilah yang dinamakan pergerakan massa atau gerakan mendorong
di mana terjadi kontraksi yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar, yaitu tempat
bahan disimpan hingga terjadi defekasi. Pergerakan massa tersebut dipicu oleh refleks
gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin dan saraf autonom ekstrinsik. Refleks ini juga yang
menyebabkan setelah makan misalnya sarapan sering diikuti oleh keinginan untuk buang air
besar. Saat makanan masuk ke saluran cerna, ada refleks yang memindahkan makanan tersebut
ke bagian distal usus besar sehingga tersedia tempat untuk makanan yang baru masuk. Refleks
gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke usus besar dan refleks gastrokolon
mendorong isi kolon ke rektum yang nantinya juga akan memicu refleks defekasi.

Sekresi dan Penyerapan


Usus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan. Tidak ada yang diperlukan karena proses
telah selesai sebelum kimus memasuki kolon. Sekresi pada usus besar memiliki fungsi proteksi
di mana mukosa usus besar mensekresikan larutan mukus basa (NaHCO3) yang akan
melindungi usus besar dari cedera mekanis ataupun kimiawi. Mukus sendiri berfungsi sebagai
pelumas agar feses mudah bergerak sementara NaHCO3 memiliki fungsi untuk menetralkan
asam yang berpotensi untuk menyebabkan iritasi. Peningkatan sekresi merupakan respon
terhadap stimulasi mukosa kolon yang diperantarai refleks pendek dan persarafan parasimpatis.
Meskipun tidak terjadi pencernaan di usus besar, tapi bakteri kolon mencerna selulosa untuk
kepentingan mereka.

Anda mungkin juga menyukai