Anda di halaman 1dari 11

Mekanisme Perkembangan dan Pertumbuhan Tulang

Angga Putra Pratama


102016084
Mahasiswa fakultas kedokteran universitas kristen krida wacana
Jl. Arjuna Utara no.6 Jakarta 11510. Telepon : 021-5694 2061; Fax : 021-563 1731
angga.2016fk084@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks ekstraselular. Matriks
tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar tulang, yang diakibatkan oleh
pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulang pun mengalami kalsifikasi. Pada tulang
terdapat juga sendi-sendi, otot dan ligament yang akan melengkapi dan memperkokoh tubuh
manusia dan membantu kita dalam bergerak. Pertumbuhan tulang dapat dipengaruhi oleh
banyaknya kalsium dan juga vitamin D pada tubuh selain itu kalsium memiliki peran penting
dalam kontraksi otot.

Kata kunci : kalsium, vitamin D, tulang, mekanisme pertumbuhan tulang

Abstract

Bone is a connective tissue composed of cells, fibers, and extracellular matrix. Bone matrix is
the hardest part that is located outside layer of the bone, which is caused by the deposition of
minerals in the matrix, so that even calcified bone. At the bones are also joints, muscles and
ligaments that will complement and strengthen the human body and helps us to move. Bone
growth can be affected by the amount of calcium and vitamin D in the body in addition to the
calcium has an important role in muscle contraction

Key word : calcium, vitamin D, bone, mechanisms of bone growth

Page 1
Pendahuluan
Tubuh manusia dilengkapi oleh alat gerak berupa otot dan tulang. Tulang merupakan
alat gerak pasif sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Gerak tubuh manusia dapat terjadi
karena adanya kerja sama antara tulang dan otot. Tulang merupakan jaringan tubuh yang
berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-bagiannya. Karena fungsi untuk menopang
tulang mempunyai struktur yang kaku. Otot berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian
tubuh. Ada yang untuk menggerakkan tulang dan sendi, ada yang untuk menggerakkan organ
tubuh, dan ada yang khusus untuk memompa darah di jantung. Tulang yang memiliki fungsi
sebagai penopang tubuh memiliki banyak matriks didalamnya. Jika tulang mengalami
kepatahan maka matriks dan pembuluh darah sekitar patahan akan terganggung. Tulang yang
patah atau rusak memiliki mekanisme tersendiri untuk mengembalikannya ke bentuk semula
yang disebut remodelling1. Ion kalsium dan vitamin D sangat membantu dalam proses
pembentukan tulang kembali.
Defini Tulang
Osteologi (ilmu tulang) merupakan ilmu yang mempelajari tentang tulang-tulang.
Kata ini berasal dari bahasa Latin Os atau dari bahasa Yunani Osteonyang berarti
tulang. Tulang-tulang menjadi tempat perlekatan dari otot-otot yang berkontraksi
mengerakkan tulang-tulang pada sendi-sendi. Secara histologis tulang merupakan sebuah
jaringan ikat yang khusus, dalam hal ini matriks tulang-tulang dimineralisasi oleh garam-
garam organik terutama kalsium fosfat. Tubuh manusia disusun oleh tulang tulang yang
saling berkaitan satu sama lain membentuk persendian yang disebut dengan rangka atau
skeleton. Rangka tubuh manusia disusun oleh 206 tulang-tulang yang saling bersendi
(berhubungan), 64 buah dibagian tubuh atas (32 dimasing-masing anggota badan), 62 buah
dibagian tubuh bawah, 28 buah dibagian tengkorak (meliputi 6 buah tulang-tulang kecil liang
telinga dalam), 26 buah kolumna vertebralis atau tulang punggung (back bone), 24 buah iga-
iga, 1 os sternum dan 1 hyoideum2.
Bentuk-bentuk Tulang
1. Os Longum (Tulang Panjang)
Bentuknya silindris dan berukuran panjang seperti batang (diafisis) tersusun atas tulang
kompakta, dengan kedua ujung yang berbentuk bulat (epifisis) yang tersusun atas tulang
kanselus/spongiosa. Lapisan tulang diafisis berupa tulang kompakta yang mengelilingi
sebuah rongga tengah yang disebut kanal medula yang mengandung sumsum
tulangkuning. Sumsum tulang kuning terdiri dari lemak dan pembuluh darah, tetapi

Page 2
eritrositnya tidak begitu banyak.Tulang epifisis terdiri dari tulang spongiosa yang
mengandung sumsum tulang merah, isinya sama seperti sumsum tulang kuning dan
dibungkus oleh selapis tipis tulang kompakta. Bagian luar tulang panjang dilapisi jaringan
fibrosa yang kuat yang disebut periosteum. Lapisan ini kaya dengan pembuluh darah
yang menembus tulang.Periosteum memberi nutrisi tulang di bawah melalui pembuluh-
pembuluh darah. Contoh tulang panjang ialah os humerus dan os femoris.
2. Os Brevis (Tulang Pendek)
Bentuk tulang brevis hampir sama dengan tulang panjang, tetapi bagian distal lebih kecil
dari bagian proksimal, serta berukuran pendek dan kecil. Contohnya ossa phalanges dan
ossa carpalia.
3. Os Planum (Tulang Pipih)
Bentuknya gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah dan melindungi organ vital dan lunak
di bawahnya. Tulang pipih terdiri dari dua lapisan tulang kompakta dan di bagian
tengahnya terdapat lapisan spongiosa. Contoh tulang ini ialah os cranium, os sternum, os
scapula, os coxae.
4. Os Irregularis (Tulang Tidak Beraturan)
Tulang ini memiliki bentuk yang khas sesuai dengan fungsinya. Tulang tidak beraturan
terdiri dari tulang spongiosa yang dibungkus oleh selapis tulang kompakta dan
diselubungi oleh periosteum, kecuali pada permukaan sendinya seperti tulang pipih.
Periosteum ini memberi dua kelompok pembuluh darah untuk menyuplai tulang
kompakta dan spongiosa. Contoh dari tulang tidak beraturan ialah vertebra dan telinga
tengah.
5. Os Sesamoidea (Tulang Sesamoid)
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang terletak di sekitar tulang yang berdekatan
dengan persendian, berkembang bersama tendon dan jaringan fasia.Misalnya os patella3.
Makroskopik tulang extremitas inferior
Tulang extremitas inferior dibedakan menjadi dua bagian, yaitu Ossa cinguli Extremitas
inferior dan ossa extremitas inferior liberae. Ossa cinguli extremitas inferior adalah tulang
tulang gelang panggul yang meliputi os. Illium, os. Pubis, os. Coxae os.ischium. sedangkan
ossa extremitas inferior liberae adalah tulang tulang gerak anggota tungkai bawah yang
meliputi os. Femur, os. Tibiae, os. Fibulae, os. Patella, ossa. Tarsalia, ossa. Metatarsalia, ossa.
Digitorum pedis4.
Os. Femur

Page 3
Femur merupakan tulang terpanjang dan terberat dalam tubuh, meneruskan berat
tubuh dari os coxae kepada tibia sewaktu kita berdiri. Caput femuris menganjur ke arah
kraniomedial dan agak ke ventral sewaktu bersendi dengan acetabulum.ujung proksimal
femur terdiri dari sebuah caput femuris, collum femoris dan dua trochanter, caput femoris dan
collum femoris membentuk sudut pada poros panjang corpus femoris. Sudut in bervariasi
dengan umur dan jenis kelamin. Ujung distal femur berakhir menjadi dua condylus yaotu
epicondylus medialis dan epicondylus lateralis yang melengkung bagaikan ukir.
Os. Tibia dan Os. Fibula
Tibia yang besar dan merupakan penyangga beban, proksimal bersendi dengan
condylus femur dan distal dengan talus. Foramen nutriens tibia yang paling besar pada
seluruh kerangka, terletak pada permukaan posterior bagian sepertiga proksimal tulang.
Canalis nutriens melintas cukup jauh ke arah distal dalam tulang sebelum memasuki cavitas
medullaris tibia. Fibula yang ramping, terletak posterolateral dari tibia dan terutama berguna
sebagai tempat letak untuk otot dan tidak atau hanya sedikit berguna untuk menopang berat
tubuh. Corpus tibiae dan corpus fibulae dihubungkan oleh lembar membrana interossea
cruris.
Ossa Tarsi
Ossa tarsi terdiri dari tujuh buah tulang; talus, calcaneus, os cuboideum, os naviculare
dan tiga os cuneiforme. Hanya satu tulang, yakni talus, bersendi dengan tulang-tulang tungkai
bawah. Talus terdiri dari sebuah corpus talii, collum talii dan caput talii. Clcaneus adalah
tulang kaki yang paling besar dan paling kuat. Ke proksimal tulang ini bersendi dengan talus
dan ke arah anterior dengan os cuboideum. Bagian posterior calcaneus memiliki sebuah
tonjolan tuber calcanei dengan processus medialis tuberis calcanei, processus lateralis tuberis
calcanei dan processus anterior tuberis calcanei. Os naviculare terletak antara caput tali dan
os cuneiforme. Os cuboideum adalah tulang paling lateral pada baris ossa tarsal distal.
Ossa Metatarsi
Ossa metatarsi terdiri dari lima ossa metatarsi yang diberi angka mulai dari sebuah
basis metatarsalis pada ujung proksimal, corpus metatarsalis dan caput metatarsalis pada
ujung distal. Basis metatarsalis I-V bersendi dengan os cuneiforme dan os cuboideum dan
caput metatarsale tersebut bersendi dengan phalanges proximales.
Phalanges
Seluruhnya terdapat 14 phalanx; jari kaki pertama terdiri dari dua phalanx, keempat
jari kaki lainnya masing-masing terdiri dari tiga phalanx. Pada masing-masing phalanx dapat

Page 4
dibedakan sebuah basis phalanges pada ujung proksimal, corpus phalanges dan caput
phalanges pada ujung distal. Phalanx pada jari pertama adalah pendek, lebar dan kuat5.
Otot-otot yang terdapat pada extremitas bawah dibagi atas otot-otot pangkal paha, otot-otot
tungkai atas, otot-otot tungkai bawah dan otot-otot kaki.

Gambar 1 5

Persendian pada extermitas inferior :


Articulatio sacroiliaca , merupakan persendia antara os sacrum dan os ilium
Articulatio coxae, merupakan persendian antara caput femoris dan fossa acetabula
Articulatio genu :
1. Articulation femorotibialis, persendian antara os femur dengan patella
2. Articulation femoropatellaris, persendian antara os femur dengan os tibia
Articulation tibiofibularis, persendian antara os tibia dengan os fibula
Articulation calcaneocuboidea, persendian antara os calcaneus dengan os cubuideum
Articulation talocruralis , persendian antara os tibia, os fibula dan talus
Articulation tarsometatarsalis, persendian antara os tarsal dan metatarsal
Articulation metatarsophalangeae, persendian antara os metatarsal dengan phalanx proximalis
Articultio interphalangeae pedis, persendian antara os phalanx media dengan phalanx distal. 5

Page 5
Gambar 2. 5

Otot-otot yang terdapat pada extremitas bawah dibagi atas otot-otot pangkal paha, otot-otot
tungkai atas, otot-otot tungkai bawah dan otot-otot kaki.
1. Otot-otot pangkal paha
Dibagi menjadi dua, pertama yaitu otot-otot pangkal paha bagian dalam meliputi
M.psoas major, M.psoas minor, M.liacus. kedua otot-otot pangkal paha bagian luar
meliputi M.gluteus maximus, M.gluteus medius, M.gluteus minimus, M.pisiformis,
M.obturator internus, M.gemellus sup et inf, M.quadratus femoris, M.obturator
externus dan M.tensor fasciae latae.
2. Otot-otot tungkai atas terdiri dari Mm.extensor sendi lutut/paha ventral meliputi
M.sartorius, M.quadriceps femoris dan M.articularis genus. Mm.adductor
femoris/paha medial meliputi M.pectineus, M.adductor longus, M.gracilis,
M.adductor brevis, M.adductormagnus, M.adductor minimus. Mm.flexor sendi
lutut/paha dorsal meliputi M.biceps femoris, M.semitendinosus, dan
M.semimembranosus.
3. Otot-otot tungkai bawah teridri dari otot-otot fleksor lapisan dangkal meliputi
M.gatrocnemius, M.soleus dan M.plantaris. Otot-otot fleksor lapisan dalam meliputi
M.popliteus, M.flexor digitorum longus, M.tibialis posterior, dan M.flexor hallucis
longus. Otot-otot ekstensor tungkai bawah meliputi M.tibialis anterior,
M.extensordigitorum longus, M.extensor hallucis longus, dan M.peroneus tertius.
Otot-otot peronaei meliputi M.peroneus longus dan M.peroneus brevis.
4. Otot-otot kaki dibagi menjadi otot-otot dorsum pedis meliputi M.extensor digitorum

Page 6
brevis, M.extensor hallucis brevis. Otot-otot planta pedis dibagi menjadi otot-otot jari
kaki I meliputi M.abductor hallucis, M.flexor hallucis brevis dan M.adductor hallucis.
Otot-otot jari kaki V meliputi M.abductor digiti quinti, M.flexor digiti quinti brevis
dan M.opponens digiti quinti. Otot-otot ruang tengah kaki meliputi M.flexor
digitorum brevis, M.quadratus plantae, M.lumbricales, Mm.interossei plantares dan
Mm.interossei dorsales4.
Mikroskopik
Tulang rawan maupun tulang merupakan jaringan ikat khusus. Jaringan ikat ini
mengandung sel-sel yang berasal dari mesoderm atau mesenkim (jaringan ikat embrional)
dan dikelilingi oleh suatu matriks. Seluruh sel-sel jaringan ikat berbentuk oval dan banyak
dari sel tersebut memiliki tonjolan-tonjolan kecil.Matriks memiliki dua komponen dasar,
yaitu substansi dasar yang tak terbentuk dan serat-serat.
Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terbuat dari bahan yang padat, bening dan putih kebiru-biruan yang
bersifat lentur (elastis). Sangat kuat tapi kurang dibandingkan dengan tulang. Dijumpai di
antara terutama pada sendi dan di antara dua tulang. Tulang rawan tidak mengandung
pembuluh darah tetapi diselubungi membran, yaitu perikondrium, tempat tulang rawan
mendapatkan darah.Tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit.
Kondrosit yang matang dibentuk oleh sel-sel tulang rawan muda yang disebut kondroblas.
Letak kondrosit pada ruang-ruang tulang rawan yang disebut lakuna. Dinding lakuna yang
menebal membentuk kapsula rawan. Kumpulan sel-sel tulang rawan dalam lakuna sarang sel
atau sel isogenik. Ada tiga jenis tulang rawan yang memperlihatkan ciri-cirinya yang khas,
yaitu ulet, lentur dan kokoh, yaitu:
- Tulang Rawan Hialin
Terdiri atas serabut kolagen. Berwarna putih kebiru-biruan dan pada keadaan segar
terlihat bening. Tulang rawan hialin terdapat pada semua rangka janin yang belum
menjadi tulang, tulang rawan iga, tulang rawan sendi dari persendian-persendian dan
tulang-tulang rawan pada saluran pernapasan.
- Tulang Rawan Elastin
Tulang ini disebut juga tulang rawan elastin kuning sebab mengandung sejumlah serat
elastin yang berwarna kuning.Bersifat fleksibel dan elastis.Tulang rawan elastin
terdapat pada telinga luar dan epiglotis (katup tulang rawan yang menutup celah
menuju trakea).

Page 7
- Tulang Rawan Serat (Fibrosa)/Fibrokartilago
Terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan sel tulang rawan tersusun di antara
berkas serabut itu dan dijumpai di tempat yang memiliki kekuatan besar.Berwarna
buram keputihan dan bersifat keras.Tulang rawan ini dikelilingi oleh sebuah kapsul
dari matriks tulang rawan.Tulang rawan fibrosa dapat ditemukan pada ruas tulang
belakang
Tulang (Osteon)
Tersusun atas sel-sel yang sangat kompak pada permukaannya. Sel-sel tulang banyak
mengandung matriks yang terdiri dari senyawa kalsium dan fosfat yang mengakibatkan
tulang menjadi keras. Pada tulang keras, sel-sel tulang yang matang, pembentuk tulang
disebut osteosit (sel tulang). Osteosit dibentuk dari osteoblas, yaitu sel-sel tulang yang muda.
Selain itu, ada osteoklas yang merupakan sel-sel besar berinti banyak, berfungsi untuk
menghancurkan tulang. Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh
kanalikuli. Di dalam kanalikuli terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas
memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit. Jenis matriks penyusun tulang antara lain, semen,
kolagen dan mineral. Semen tersusun oleh senyawa karbohidrat. Kolagen bentuknya serabut,
yang diikat oleh sel tulang akan memberikan ciri khusus pada tulang yang keras. Mineral
yang umum yaitu, kalsium fosfat dan kalsium karbonat6.
Metabolisme tulang
Tulang terdiri dari matriks ekstrasel dan sel tulang. Matriks organik terdiri atas serat-serat
kolagen yang di dalamnya kaya akan substansi dasar proteoglikan. Matriks inorganik terdiri
atas kalsium hidrosiapatit yang merupakan tempat cadangan ion dan kalsium. Sel tulang
terdiri dari 3 jenis, yaitu osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas bertanggung jawab
dalam pembentukan tulang (osifikasi), mineralisasi dan ekspresi reseptor hormon paratiroid.
Sedangkan osteoklas untuk menghancurkan tulang. Proses pembentukan tulang atau osifikasi
terdiri atas dua proses, yaitu osifikasi endokondral dan osifikasi intramembranosa.
Osifikasi intramembranosa adalah proses pertama pembentukan tulang yang berlangsung
dengan cara melipat gandakan sel sel dalam jaringan ikat mesenkim sampai terbentuk jalinan
halus dari tulang. Proses pembentukan tulang berawal dari sel sel akan membentuk osteoblas
dan menghasilkan matriks matriks tulang. Kemudian akan dilanjutkan ke proses klasifikasi,
diproses klasifikasi ini osteosit akan terbentuk. Banyak pusat osifikasi yang terbentuk dan
menghasilkan suatu anyaman tulang spongiosa yang terdiri dari batang, lempeng, dan duri
yang tipis bernama trabekula7.

Page 8
Proses kedua adalah osifikasi endokondral, osifikasi ini merupakan pembentukan tulang
panjang dan tulang pendek dari sepotong tulang hialin. Jaringan tulang yang akan dibentuk
awalnya hanya berupa tabung tulang berongga yang pada bagian tengahnya terdapat tulang
rawan. Tulang tulang rawan akan mengalami degenerasi disertai dengan pembesaran sel dan
klasifikasi matriks sehingga terbentuk tiga dimensi yang terdiri atas sisa sisa matriks yang
mengapur. Proses ini dimulai dibagian tengah tulang hialin atau difisis, sel sel
osteoprogenitor masuk kebagian difisis melalui lubang yang sebelumya dibuat oleh osteoklas.
Sel osteoprogenitor membawa sel osteoblas, sel osteoblas ini akan bergabung dengan matriks
tulang yang telah mengapur, maka dihasilkan suatu lapisan tulang primer yang mengelilingi
sisa matriks tulang rawan dan terbentuklah pusat osifikasi primer.
Pusat osifikasi sekunder akan terjadi sendiri didaerah epifisis yang terletak pada ujung leher
tulang yang membesar dan membulat. Lempeng epifisis dibagian tulang hialin tidak
memanjang tetapi lempeng epifisis diantara diafisis dengan epifisis berperan dalam proses
pertumbuhan memanjang tulang. Pada orang dewasa, lempeng epifisis ini akan menipis,
sehingga pertumbuhan tulang pun berhenti6.
Modeling dan Remodeling tulang
Modeling dan remodeling adalah pertumbuhan yang terjadi pada tulang, modeling adalah
proses pertumbuhan tulang yang meliputi 2 cara, yaitu osifikasi intramembranosa dna
osifikasi endokondral. Sedangkan remodeling adalah proses regenerasi yang terjadi secara
terus menerus dengan mengganti tulang yang lama (old bone) dengan tulang yang baru (new
bone). Proses remodeling pertama diawali dengan aktivitas sel osteoklas untuk melakukan
perombakan atau penghancuran tulang. Diikuti oleh aktivitas osteoblast untuk melakukan
pertumbuhan tulang. sel osteoklas dan osteoblas berasal dari sumsum tulang (bone marrrow).
Remodeling ini berfungsi untuk mengganti ukuran dan kepadatan tulang sesuai dengan
beban berat dari tubuh tersebut. jika tubuh tidak melakukan remodeling maka tulang tidak
akan mampu menopang beban dari tubuh dan akan terjadi kepatahan bahkan kerusakan
tulang. Osteoblas berasal dari pluripotent mesenchymalstem cell yaitu: fibroblast coloni
forming unit (CFU-F), sedang osteoklas berasal dari hematopoietic stem cell yaitu
granulocyt-macrophage colony-forming units (CFU-GM)6,8.

Mekanisme Kerja otot


Manusia memiliki 3 jenis otot, yaitu otot jantung, otot polos dan otot lurik atau otot skelet.
Otot merupakan kelompok jaringan terbesar ditubuh, sehingga menghasilkan sekitar separuh

Page 9
berat tubuh. Sel otot mampu menghasilkan tegangan dan memendek atau berkontraksi. Otot
yang berkontraksi akan menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Otot memiliki serat yang
mengandung banyak miofibril, miofibril terdiri dari lapisan filamen tebal dan filamen tipis.
Filamen tipis terdiri dari aktin, tropomiosin dan troponin, sedangkan filamen terbal terdiri
dari miosin. Filamen tebal akan berikatan dengan sebagian filamen tipis pada ujung filamen
tebal akan membentuk pita A (pita gelap). Sedangkan filamen tipis yang tidak menjulur
kedalam pita A akan membentuk pita I (pita terang). Dibagian tengah dari pita I terdapat garis
bernama garis Z. Daerah antar Z disebut sarkomer. Dengan kata lain dalam satu sarkomer
terdapat setengah I, satu A dan setengah I7.
Mekanisme kontraksi otot rangka diawali dengan menempelnya kepala miosin dengan aktin.
Prosesnya diawali dengan bagian dari kepala miosin menangkap ATP lalu mengubahnya
menjadi ADP + Pi dan menempel pada sisi aktif aktin. Kepala miosin hanya dapat menempel
jika ATP sudah diubah menjadi ADP. Setelah ADP habis kepala miosin akan terlepas dan
mengambil ATP kemudian diubah menjadi ADP + Pi dan menempel kembali dengan aktin
yang lain. Proses perpindahan kepala miosin berlangsung sangat cepat sehingga disebut
sliding movement, dengan pindahnya kepala miosin ke aktin menghasilkan kayuhan kuat
sehingga menarik filamen tipis ke arah pusat sarkomer3.
Pada kontraksi otot ini kalsium (ca2+) sangat dibutuhkan. Fungsi dari kalsium adalah
mengikat troponin C yang sebelumnya menutupi sisi aktif aktin. Setelah troponin c bergeser,
sisi aktif aktin mampu menempel dengan kepala miosin. Ion kalsium dihasikan dari retikulum
sarkoplasma yang disebut juga sebagai gudang kalsium. Pemberian vitamin D berfungsi
untuk meningkatkan absorbsi kalsium pada usus, membantu mineralisasi normal tualng dan
mempercepat reabsorpsi kalsium dari tulang. 9
Kesimpulan
Tulang memiliki sistem metabolisme untuk mempertahankan kepadatan dan kekuatan agar
mampu menopang berat tubuh manusia. Dengan adanya proses remodeling pada tulang
membuat tulang mampu menyesuaikan kemampuannya dengan berat tubuh sehingga tidak
mengalami kepatahan. Dan jika kepatahan terjadi tulang mampu memulihkannya sendiri
dengan mekanisme remodeling tersebut. Kerja dari metabolisme tulang juga dipengaruh oleh
ion kalsium agar mempercepat kontraksi dan vitamin D untuk tetap menyuplai kalsium.

Page
10
Daftar pustaka
1. Suratim, Heryati, Manurung S, Raenah E. Klien gangguan sistem muskuloskeletal.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. h.3-4.
2. Noerhadi M. Optimalisasi dan arah pengembangan laboratorium anatomi, fisiologi
dan histologi fakultas ilmu keolahragaan universitas negeri yogyakarta. Yogyakarta;
2008
3. Suratun, Hayati, Manurung S. Klien gangguan system muskuloskeletal: seri asuhan
keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.3-
4. Sukamti RE. Anatomi extremitas inferior.
https://books.google.co.id/books?id=Fgc04s_i1ScC&pg=PA45&dq=remodelling&hl=
id&sa=X&ved=0ahUKEwiJ_8iL9urSAhWMqI8KHYuUBGYQ6AEIIjAB#v=onepag
e&q=remodelling&f=false
5. Keith L. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates; 2002.h.20-164.
6. Pearce E.C. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2007.h.1-44
7. Permatasari NI. Auliani N. Hayati N. Tyas PA. Metabolisme tulang dan otot.
November 22. Diunduh dari http://documents.tips/documents/metabolisme-tulang-
dan-otot.html
8. Buranda T, Djayalangkara H, Lisal J.I, dkk. Anatomi umum & colli facialis.
Makassar; FK Unhas; 2010.h.9
9. Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed 6. Jakarta: EGC; 2011. h.200.

Page
11

Anda mungkin juga menyukai