Anda di halaman 1dari 3

PENGARUH CASH POSITION, PROFITABILITY, FINANCIAL LEVERAGE DAN GROWTH

TERHADAP
KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN LQ 45
DI BURSA EFEK INDONESIA

KETERTARIKAN PENULIS

Dari hasil penelitian, terlihat bahwa masih adanya research gap di mana profitabilitas,
posisi kas, financial leverage dan pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh yang berbeda-
beda terhadap kebijakan dividen. Adanya research gap ini menjadi permasalahan apakah
faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini juga
membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai pengaruh dari profitabilitas, posisi
kas, financial leverage dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45
selama periode. Alasan penelitian ini menggunakan indeks LQ45 karena indeks LQ45
merupakan daftar dari empat puluh lima perusahaan yang aktif di Bursa Efek Indonesia yang
memiliki kinerja keuangan paling likuid, memiliki kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki
frekuensi perdagangan yang tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang
cukup baik. Kriteria tersebut diduga dapat menjadikan perusahaan yang masuk dalam indeks
LQ45 tersebut menjadi yang paling diminati oleh investor. Hal inilah yang menjadi pertimbangan
penulis untuk melakukan penelitian pada perusahaan indeks LQ45.

FENOMENA

Kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama dari


kemampuan perusahaan untuk membayar dividen sehingga profitabilitas menjadi faktor
penentu terpenting terhadap kebijakan pembayaran dividen. Penelitian yang dilakukan oleh
Zaman (2012) menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan di industri
perbankan di Bangladesh. Imran (2011) dalam penelitiannya mengenai penentu kebijakan
dividen di Pakistan menemukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan dan
positif terhadap kebijakan dividen. Gill, Biger dan Tiberwala (2010) menemukan bahwa
profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen di United States.
Wibisono (2010), Marpaung dan Hadianto (2009) juga menemukan bahwa profitabilitas memiliki
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kebijakan dividen. Namun penelitian yang
dilakukan Dewi (2008) bahwa profitabilitas dari perusahaan di industri manufaktur memiliki
pengaruh negatif tidak siginifikan terhadap kebijakan dividen.
Posisi kas dalam perusahaan juga menjadi penting sebagai pertimbangan utama dalam
memutuskan kebijakan dividen karena dividen menunjukkan arus kas keluar perusahaan.
Semakin besar posisi kas sebuah perusahaan maka semakin besar pula kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen. Marlina dan Danica (2009) dalam penelitiannya
menemukan bahwa posisi kas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno
(2012) dan Myers dan Bacoon (2002) yang menemukan bahwa cash position berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen.
Financial leverage berkenaan dengan utang perusahaan atau tingkat penggunaan
modal asing yang terlihat pada struktur modal perusahaan. Secara umum, struktur permodalan
yang lebih tinggi atau didominasi oleh utang menyebabkan pihak manajemen akan
memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen sehingga
kemungkinkan akan memberikan dividen yang rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wibowoputra (2013) yang menemukan bahwa financial leverage memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di
Indonesia . Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Jailani, Amaniah dan Purnawati (2011)
menunjukkan hasil yang bertolak belakang di mana financial leverage yang diproksikan
dengan debt to equity ratio memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadapan dividend
payout ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Gill, Biger dan Tiberwala (2010) juga menemukan
bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen di industri
manufaktur dan jasa di United States. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rehman dan Takumi (2012) bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen pada perusahaan di Karachi Stock Exchange.
Pertumbuhan perusahaan membutuhkan pendanaan yang berasal dari pihak internal
maupun eksternal perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi
membutuhkan sumber pendanaan yang besar pula. Perusahaan akan lebih senang menahan
labanya untuk membiayai ekspansi atau pertumbuhan perusahaan daripada dibayarkan dalam
bentuk dividen kepada para pemegang saham. Akibatnya, dividen yang dibayarkan menjadi
kecil. Marpaung dan Hadianto (2009) dan Kapoor (2009) menemukan bahwa pertumbuhan
perusahaan yang diproksikan dengan kesempatan investasi memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kebijakan dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Gill, Biger dan Tiberwala
(2010) menemukan bahwa market to book value ratio yang merupakan proksi pertumbuhan
perusahaan berpengaruh positif pada kebijakan dividen di industri manufaktur sedangkan pada
industri jasa memiliki pengaruh yang negatif. Rehman dan Takumi (2012) juga menemukan
bahwa market to book value ratio memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Akan
tetapi penelitian yang dilakukan oleh Ahmed dan Javid (2008) menemukan bahwa
pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan.

MOTIVASI

Motivasi penulis dalam penelitian ini agar penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
para investor, baik investor dalam negeri maupun investor luar untuk melihat kebijakan deviden
perusahaan di Indonesia sebagai salah satu sinyal yang positif dan juga bagi perusahaan-
perusahaan agar lebih dapat mempertimbangkan posisi kas, profitabilitas, pertumbuhan
perusahaan dan kebijakan deviden dalam menetapkan kebijakan pembayaran deviden
sehingga kebijakan deviden yang diambil oleh perusahaan dapat menjadi lebih optimal/

Anda mungkin juga menyukai