Anda di halaman 1dari 13

Page |1

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINER

Sistem uriner merupakan salah satu dari empat sistem ekskresi tubuh: organ-organ ekskresi
yang lain adalah kulit, paru-paru dan colon. Sistem uriner terdiri atas struktur-struktur sebagai
berikut:

1. 2 buah ginjal
2. 2 buah ureter, saluran yang mengangkut urine dari ginjal ke kandung kemih.
3. 1 buah kandung kemih, kantung yang berfungsi untk menampung urine
4. 1 buah uretra, saluran yang membawah urine dari kandung kemih ke luar tubuh

A. GINJAL
Ginjal manusia merupakan organ yang berbentuk seperti kacang tanah dan berwarna
merah. Setiap ginjal memiliki dinding belakang abdomen, dibagian pinggang kanan dan
kiri, diluar rongga ieritoneum. Jaringan lemak memiliki setiap ginjal dan menyangga
organ tubuh. Ginjal kanan terletak agak rendah dari batas ginjal kiri karena hepar
memiliki bagian luas disebelah kanan abdomen. Setiap ginjal pada orang dewasa
memiliki berat 142 gram, panjang 11,43 cm, lebar 5 cm, tebal 3,8 cm.
Page |2

1. Hubungan Antara Ginjal dan Struktur Lain


a. Ginjal kanan
Permukaan belakang terletak diatas otot psoas dan sebagian dari otot diafragma.
Permukaan depan berhubungan dengan hepar dan duodenum. Dikutub atas,
terdapat kelenjar adrenal kanan. Dikutub bagian bawah menyentuh bagian
melengkung fleksural hepatica colon. Pinggir sisi dalam bersebelahan dengan
vena kava inferior dan ureter kanan keluar dari bagian pinggir ini.
b. Ginjal Kiri
Permukaan belakang terletak diatas otot psoas dan sebagian dari otot diafragma.
Dipermukaan depan terletak lambung, limpa, dan ujung pancreas. Dikutup atas
terdapat kelenjar endokrin adrenal kiri. Kutub bagian bawah menyentuh fleksura
lienalis. Pinggir sisi dalam bersebelahan dengan aorta dan ureter kiri dari bagian
pinggir ini.

2. Struktur (tampilan dengan mata telanjang)


Setiap ginjal memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
a. Dua permukaan, depa dan belakang
b. Dua kutub, atas dan bawah: kelenjar adrenal terdapat di kutub atas
c. Dua pinggir-pinggir sisi luar cembung dedangkan pinggir sisi dalam cekung:
hilum ginjal terdapat di sisi dalam, pembuluh darah dalam limfa serta serabut
saraf masuk kedalam dan keluar dari ginjal di hilum ini.
3. Struktur (tampilan melalui Mikroscop)
Unit yang menyusun ginjal disebut nefron. Setiap ginjal tersusun atas sekitar satu juta
nefron. Nefron didapat menjadi beberapa bagian yaitu:
1) Badan malpighi
2) Pembuluh-pembuluh uriner yaitu:
Tuba konvulta pertama
Lengkung henle
Tuba konvulta kedua
Tubulus penampungan
Page |3

Selain struktur diatas ini, isi ginjal juga mengandung cabang pembuluh darah dari
arteri dan vena renalis dan juga jaringan ikat.

a. Badan Malpighi
Stuktur ini terdapat dalam kortex ginjal dan terdiri atas bagian-bagian sebagai
berikut:
1) Kapsula Bowman
Kapsula bowman memiliki dinding yang tersusun atas satu lapisan jaringan
epitel yang pipih dan tipis yang mengelilingi kantungnya.
2) Glomerolus
Glomerolus tersusun atas kapiler darah. Kapsula bowman mengelilingi
glomerolus ini.
b. Pembuluh-Pembuluh Uriner
Pembuluh uriner adalah satu saluran yang berasal dari kapsula bowman.
Tuba konvulta pertama terdapat dibagian kortex, dan dari bagian ini, suatu saluran
berlanjut kebagian meduala dan kebali ke kortex. Saluran ini adalah lengkung
henle. Setelah kembali ke kortex lengkngan henle menjadi tuba konvulta kedua.
Dari sini, tubulus penampungan menurun kedalam medula dan membuka kedalam
suatu struktur berbentuk mangkuk yang disebut kaliks. Kaliks ini merupakan
bagian dari pelvis renalis. Piramid yang terdapat dibagian medula tersusun atas
tubulus penampungan ini.
Dinding kapsula bowman serta pembuluh uriner semua tersusun atas satu
jaringan epitel yang mengelilingi mangkuknya. Semua dnding struktur yang
disebut diatas sangat permeable, tidak hanya terhadap air tetapi terhadap bahan
kristaloid, misalnya glukosa, asam amino, urea, dan sebagainya.

4. Suplai Darah
Darah beroksigen masuk kedalam ginjal melalui arteri renalis, yaitu salah satu
cabang dari aorta abdominalis. Oleh karena itu, arteri renalis merupakan salah satu
arteri yang pendek dan keluar langsung dari aorta, tekanan darah didalamnya lebih
tinggi daripada cabang yang lain. Keadaan ini sangat penting untuk proses
penyaringan urine.
Setiap arteriola masuk kedalam kapsula bowman, kemudian membentuk
glomerolus dibagian ini. Arteriola ini disebut arteriola areference. Dari glomerolus,
Page |4

satu arteriola lagi terbentuk. Akhirnya, satu venula keluar dari setiap nefron dan
venula ini bersatu kemudian membentuk vena renalis yang mengalirkan darah ke vena
kava inferior.

5. Fisiologi Pembentukan Urine


Fisiologi pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahapan yaitu:
Filtrasi atau penyaringan oleh glomerolus
Reabsorbsi atau penyerapan kembali oleh pembuluh uriner
Augmentasi atau pengumpulan dari pembuluh uriner

a. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pertama dalam pembentkan urine. Proses ini terjadi diantara
glomerolus dan kapsula bowman. Kandungan darah didalam kapiler yang
menyusun glomerolus itu tersaring keluar sacara mekanis kedalam kapsula
bowman. Proses penyaringan ini terjadi dengan mudah karena:
1) Tekanan darah didalam arteri renalis dan cabangannya cukup tinggi karena
terletak di aorta
2) Pipa didalam arteriola aference lebi basar dari pada pipa arteriola eference.
3) Kapiler darah telah menyusun glomerolus. Oleh karena itu hal-hal diatas, air
dan bahan-bahan hablur (mudah larut) disaring keluar dari glomerolus
kedalam kapsula bowman. Bahan-bahan koloid (bahan-bahan dengan molekul
yang bersar), seperti protein darah tidak tersaring keluar.
b. Reabsorbsi
Proses reabsorbsi terjadi di dalam pembuluh-pembuluh uriner. Bahan-bahan
yang tersaring keluar dari blomelurus, yaitu bahan-bahan yang dibutuhkan oleh
tubuh, diserap kembali ke dalam kapiler darah yang mengelilingi pembuluh
uriner. Proses reabsorpsi ini merupakan tanggung jawab sel-sel yang menyusun
dinding pembuluh uriner. Sel-sel ini memiliki sifat yang khusus dan hanya
memiliki bahan-bahan yang dibutuhkan, misalnya glukosa, asam amino, vitamin,
dan beberapa garam mineral untuk diserap. Bahan-bahan yang tidak dibutuhkan
dikeluarkan di dalam urine. Sebagian besar air yang tersaring keluar dari
glomelurus (sekitar 97% hinga 99%) diserap kembali kedalam kapiler darah
melalui tubakonvulata dan lengkung henle. Oleh sebab itu urine yang dibuang
keluar terlihat pekat.
Page |5

Beberapa hormone menstimulasi sel-sel pembuluh uriner dalam proses


penyerapan, hormone yang utama adalah vasopressin (dari hipofisis posterior) dan
aldosteron (dari kelenjar adrenal).
c. Augmentasi
Dalam proses penyerapan, bahan-bahan yang diperlukan oleh tibuh diserap masuk
kedalam kapiler darah melalui pembuluh uriner. Dalam proses ini, bahan-bahan
yang tidak dibutuhkan, misalnya urea, racun, pigmen, dan obat-obatan, dibiarkan
keluar melalui urine. Pembuluh uriner juga mengeluarkan ammonia yang
tercampur kedalam urine. Proses penyerapan dan pengeluaran tersebut terjadi
secara difusi, osmosis, dan transport aktiv.
6. Fungsi Ginjal
Ginjal berperan penting dalam menyesuaikan kepekatan atau jumlah bahan-bahan
yang terkandung di dalam darah. Hal tersebut dilakukan dengan cara:
a) Pembuangan air yang berlebihan (ginjal mengaturt jumlah air dalam darah).
b) Pembuangan limbah hasil metabolism protein, yaitu urea, asam urat,
kreatinin, bahan purin (urine mengandung sekitar 2% urea).
c) Pembuangan garam-garam mineral yang berlebih misalnya garam natrium,
kalium, dan kalisum. Sebagian besar garam yang terdapat dalam urine
merupakan radikal klorida, fosfat, sulfat, dan oksalat dari garam tersebut.
d) Pembuangan obat-obatan yang mungkin terdapat di dalam darah serta pigmen
racun dan kuman yang berdar di dalam darah.
Page |6

Ginjal mementukan kadar bahan-bahan yang terkandung dalam darah, misalnya


kadar glukosa, urea, garam, dll. Ginajl juga menentukkan reaksi darah (atau pH
darah). Berikut ini adalah contoh kadar tersebut:

Kadar urea dalam darah :


35mg per seratus mm darah
Kadar urea dalam urine:
2 % dari jumlah urine
Kadar glukosa dalam darah:
80-120 mg per seratus mm darah
Kadar glukosa dalam urine:
Tidak ada

B. URETER
Ureter adalah tabung yang keluar dari setiap ginjal. Struktur ini membawa urine
kedalam kandung kemih. Ureter dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Pelvis Renalis
Pelvis renalis adalah bagian atas yang mengembang. Struktur ini bermula sebagai alat
berbentuk mangkuk yang dikenal sebagai kaliks.
2. Ureter
Ureter memiliki panjang sekitar 25,4 cm. bagian atas terletak di depan otot belakang
abdomen; bagian bawah masuk kedalam rongga pelvis sejati dan berakhir di
permukaan belakang kandung kemih dimana ureter menembus dinding kandung
kemih tersebut. Setiap ureter tersusun atas:
a. Jaringan fibrosa-lapisan terluar
b. Jaringan otot bebas-lapisan tengah; urine mengalir dari ginjal ke dalam
kandung kemih melalui gerak peristalsis.
c. Jaringan epitel transisional-menyususn lapisan dalam ureter dan menjaganya
dalam keasaman urine.
C. KANDUNG KEMIH
Kandung kemih merupakan organ yang menampung urine dan terletak di dalam
rongga pelvis sejati. Pada laki-laki, rectum terletak dibelakang kandung kemih dan
simfisis pubis terletak di depannya. Pada perempuan simfisis pubis terletak di bagian
depan kandung kemih, tetapi uterus dan vagina terletak di belakangnya.
Page |7

Kandung kemih memiliki bagian-bagian sebagai berikut:


Dinding depan, sisi dan belakang
Permukaan atas dan bawah. Bagian permukaan bawah yang terendah ialah
alas atau dasarnya dan ini melekat pada struktur-struktur yang lain. Alas
(dasar) tersebut mengelilingi uretra.

Ruang di dalam kandung kemih menunjukkan suatu bentuk segitiga yang disebut
trigonum vesika urinarius. Dasar trigonum mengarag ke atas, sedangkan puncaknya
meruncing kebawah. Kedua ureter membuka dibagian atas trigonum, sedangkan
uretra berawal dari puncaknya. Trigonum ini meiliki banyak ujung saraf sensorik dan
sangat peka (sensitive) terhadap kepenuhan kandung kemih pada saat kandungan
urine bertambah di dalamnya.

Struktur kandung kemih dapat dibagi menajdi beberapa bagian yaitu:

1) Lapisan luar kandung kemih tersusun atas peritoneum. Membrane ini


hanya menyelimuti setengah bagian saja yaitu permukaan atas.
2) Lapisan otot bebas terdapat dibawah peritoneum.
3) Lapisan submukosa, terdapat dibawah lapisan otot.
4) Lapisan dalam (mukosa) tersusun atas jaringan epitel transisional.
Jaringan ini menjaga kandung kemih dari keasaman urine.

Biasanya kandung kemih dapat menyimpan sebanayak 568 mL urine, tetapi dalam
keadaan khusus, volumenya dapat bertambah menjadi 1704 mL. pada keadaan biasa perasaan
ingin buang air kecil timbul pada saat kandung kemih menyimpan sekitar 170 hingga 283,5
gram urine.

D. URETRA

Uretra adalah suatu saluran sambungan yang membawa urine dari kandung kemih kea rah
luar. Uretra pada perempuan berukuran pendek, dengan panjang 3,8 cm. lubang keluarnya
membuka di antara bibir vagina, di atas lubang vagina. Otot sfingter uretra perempuan
terdapat di permulaan saluran tersebut.

Pada laki-laki, uretra memiliki panjang 15 hingga 20 cm dari kandung kemih ke lubang
keluarnya di ujung penis. Uretra laki-laki di bagi menjadi beberapa bagian:
Page |8

1. bagian prostat-kelenjar prostat mengelilingi uretra di bagian ini; otot sfingter uretra
terdapat di bagian ini.

2. bagian membrane-bagian uretra yang berlanjut dari bagian prostat.

3. bagian penis-bagian yang terdapat di dalam penis.

Uretra laki-laki menjalankan dua tugas. Tugas pertama adalah menyalurkan urine dan yang
kedua adalah menyalurkan air mani

E. URINE

Urine mengalir dari ginjal ke kandung kemih. Gerak peristalsis dari ureter membantu
aliran tersebut. Setelah itu, urine di tampung di dalam kandung kemih. Makin lama makin
banyak urine yang tertampung dalam kandung kemih tersebut.

Ketika urine tertampung dalam kandung kemih semakin banyak, serabut otot yang menyusun
dinding kantung ini menegang. Hal ini menstimulasi ujung saraf sensorik yang terdapat di
dalam trigonum. Satu impuls sensorik mengalir dari serabut saraf sensorik ini ke sumsum
tulang belakang. Dari sumsum tulang belakang, impuls ini di hantarkan ke otak (ke pusat
sensorik serebrum). Jika impuls ini sampai ke otak, timbul rasa ingin buang air kecil.

Pada orang dewasa, keinginan untuk buang air kecil dapat di kendalikan dan di tahan. Jika
perasaan ingin buang air kecil tidak dapat di tahan lagi, sel-sel motorik di otak
menghantarkan (melalui sumsum tulang belakang) impuls motorik ke otot-otot kandung
kemih dan sfingter uretra. Hal ini mengakibatkan otot-otot kandung kemih berkontraksi dan
otot-otot sfingter uretra relaksasi sehingga urine di dorong keluar. Menahan napas sejenak
serta kontraksi otot diafragma dan otot abdomen membantu gerak buang air kecil.

Pada bayi, pusat otak belum dapat menyesuaikan diri sehingga gerak buang air kecil pada
bayi merupakan reaksi refleks. Jika impuls sensorik dari trigonum vesika urinarius sampai ke
sumsum tulang belakang, sumsum tulang belakang menghantarkan impuls motorik melalui
serabut saraf motorik ke otot kandung kemih berkontraksi dan mengeluarkan kandungannya.
Bayi belum dapat mengendalikan otot sfingternya. Keadaan ini juga terjadi pada penderita
yang tidak sadarkan diri atau pada penderita radang otak dan sumsum tulang belakang.
Page |9

1. Urine Normal
Urine normal berbentuk cairan berwarna kuning pucat jernih, dan bersifat
asam.perbandingan kepadatannya adalah 1.015 hingga 1.025. Jumlah urine yang
dihasilkan setiap hari adalah sekitar 284 hingga 1.704 mL, tergantung pada jumlah air
yang diminum dan yang hilang sebagai keringat.
2. Kandungan Urine Normal
Air -96%
Bahan padat 4%, terdiri atas;
Urea-sekitar 2% dari zat padat
Limbah dari hasil metabolisme protein asam urat, kratinin bahan purin urat.
Garam yaitu radikal dari garam natrium, kalium, dan kalsium ( sebagai
florida, sulfat, prosfat, dan oksalat).
Pigmen- urobilinogen, urokroma, uretrin
Amonia- uretrin
Bahan-bahan yang telah tercampur ke dalam urin, misalnya jaringan epitel dan
bahan-bahan yang tidak berharga.
3. Bahan-bahan Khusus yang Mungkin Terdapat dalam Urine
Albumim terdapat pada urine jika tubuh mengidap penyakit ginjal atau jantung
Darah terdapat pada urine jika ada luka pada sistem urener
Glukosa terdapat pada urine jika tubuh mengidap diabetes mellitus
Aseton dan asam diasetat teerdapat pada urine jika tubuh mengidap diabetes
mellitus dan menderita kelaparan.
Pigmen empedu terdapat pada urine jika tubuh mengidap penyakit janduice.
P a g e | 10

Macam Macam Kelainan Kongenital pada Neonatus (Bayi)

Macam-macam kelainan kongenital pada sistem urogenital dapat dijelaskan


sebagai berikut:

Agenesis ginjal
Agenesis ginjal adalah keadaan tidak ditemukan jaringan ginjal pada satu sisi atau
keduanya.

Agenesis ginjal unilateral


Agenesis ginjal unilateral terjadi karena kegagalan tunas ureter membentuk ginjal atau
blastema metanefrik pada satu sisi. Insidennya 1 dari 500 kelahiran hidup. Agenesis ini lebih
sering terjadi dan kompatibel dengan kehidupan yang panjang. Ginjal soliter menjadi
hipertrofik dan hipertrofi glomerulus serta hiperfusi mungkin bertanggung jawab atas
perkembangan sklerosis glomerulus, proteinuria dan gagal ginjal kronis di kemudian hari.
Agenesis unilateral dilaporkan merupakan predisposisi untuk nefrolitiasis dan infeksi, yang
berkaitan dengan frekuensi ektopia serta obstruksi ginjal soliter yang tinggi

Agenesis ginjal bilateral


Agenesis bilateral, keadaan dimana sama sekali tidak didapatkan adanya jaringan ginjal dan
dapat berakibat buruk di kehidupan ekstrauterin. Kondisi ini terjadi pada sekitar satu dalam
4000 kelahiran, dengan 2:1 dominasi laki- laki. Kelainan ini disertai dengan
oligohidramnion, amnion nodosum, deformitas posisi tungkai dan wajah aneh dengan
lipatan, hidung menyerupai paruh, serta deformitas dan telinga letak rendah. Kumpulan
kelainan ini dikenal sebagai rangkaian Potter, yang diduga terjadi akibat oligohidramnion.
Bayi yang terkena biasanya terlahir prematur dan sering juga kecil untuk usia kehamilan.
Masalah klinik utama pada bayi baru lahir adalah distress pernapasan akibat hipoplasia
paru. Upaya resusitasi biasanya mengakibatkan emfisema interstitial paru dan
pneumotoraks.

Hipoplasia ginjal
Hipoplasia ginjal adalah istilah yang digunakan untuk ginjal berukuran kecil yang terjadi
akibat defisiensi perkembangan jumlah atau ukuran nefron. Ginjal kecil dangan parenkim
normal (ginjal kerdil) sering unilateral dan sering kali ditemukan bersama kelainan
P a g e | 11

kongenital lain.

1) Hipoplasia ginjal unilateral


Walaupun biasanya tidak bergejala selama masa bayi, kelainan unilateral dikatakan
akan mempredisposisi pielonefritis kronis dan hipertensi. Namun literatur telah
gagal membedakan secara jelas ginjal yang mengalami defisiensi akibat
perkembangan dari ginjal yang mengalami defisiensi sekunder akibat parut
atau atrofi. Tipe ginjal kecil yang paling lazim pada masa anak mungkin terjadi
akibat atrofi segmental dan kehilangan parenkim berat pada nefropati refluks suatu
kondisi yang disebut sebagai ginjal Ask- Upmark, yang biasanya meliputi
pielonefritis kronis dan berkaitan dengan hipertensi.

2) Hipoplasia ginjal bilateral


Suatu kelainan yang tidak lazim, biasanya ditandai dengan kehilangan sejumlah
nefron yang secara individual mengalami hipertrofi. Ginjal berukuran sangat
kecil dan dapat memiliki jumlah lobus yang kurang. Nefron dapat berjumlah hanya
seperlima normal dan sangat membesar, menimbulkan sebutan yang tidak lazim tetapi
diterima umum yaitu oligomeganefronia atau hipoplasia oligonefron.
Manifestasi klinis hipoplasia oligonefron adalah gangguan kemampuan memekatkan
urin, dengan poliuria, polidipsia dan serangan dehidrasi. Proteinuria biasanya sedang.
Retardasi pertumbuhan merupakan kondisi yang menonjol dan sering anemia.
Hipoplasia oligonefron telah dilaporkan merupakan penyebab gagal ginjal masa anak
paling lazim ke-4, bertanggung jawab atas ~10-15% total kasus. Terkadang,
hipoplasia oligonefron disertai kelainan kongenital lain.

Hidronefrosis
Hidronefrosis biasanya mungkin terdapat pada janin dengan obstruksi aliran keluar,
terdiri dari hidronefrosis unilateral dan bilateral. Hidronefrosis unilateral atau bilateral
dapat berupa parenkim ginjal yang dapat normal atau mengalami kelainan atau displastik,
dilatasi ureter dan/atau kandung kemih, serta berkurangnya atau tidak adanya volume cairan
amnion. Hidronefrosis unilateral biasanya berupa dilatasi sistem pengumpul proksimal.
Hidronefrosis ini merupakan kelainan paling umum yang didiagnosis antenatal dan
merupakan 50% dari semua kelainan kongenital sistem urogenital yang terdeteksi sebelum
kelahiran. Kelainan ini terjadi pada 1 dari 500-700 bayi. Penyebab paling umum adalah
P a g e | 12

hidronefrosis fisiologik, namun dapat juga disebabkan oleh obstruksi pada persambungan
ureteropelvik atau vesikoureterik atau refluks urin. Sebagian sembuh secara spontan namun
tidak semuanya. Prognosis bergantung pada derajat kerusakan ginjal yang disebabkan oleh
distensi berlebihan. Jika diameter anteroposterior tidak melebihi 15 mm baik ketika antenatal
maupun postnatal, maka intervensi jarang diperlukan. Hidronefrosis bilateral kurang umum
dibandingkan hidronefrosis unilateral namun lebih besar kemungkinannya bersifat serius.
Dapat disebabkan obstruksi leher kandung kemih atau katup uretra posterior.

Hipospadia
Hipospadia adalah kelainan kongenital yang meatusnya mempunyai posisi abnormal di
sebelah proksimal ujung glans. Meatus dapat terletak di setiap titik sepanjang uretra dan
digolongkan sebagai koronal, subkoronal, penis, penoskrotal atau perineal. Kulit depan
dorsal tebal/banyak dan terdapat sedikit kulit depan ventral, yang menyebabkan apa yang
dikenal sebagai kerudung prepusial dorsal.
Korde ventral sering terjadi. Insidens hipospadia adalah sekitar 8 dari 1000 kelahiran anak
laki-laki. Hipospadia disebabkan oleh kurangnya fusi lipatan uretra selama perkembangn
embriologi. Risiko rekurensi adalah 12%, tetapi meningkat sampai 27% jika ayahnya juga
terkena. Perbaikan operatif dilakukan pada sekitar umur 1 tahun. Orang tua harus
diberitahu bahwa sirkumsisi merupakan kontraindikasi karena kulit depan akan
digunakan selama bedah rekonstruksi.

Hidrokel

Hidrokel adalah akumulasi cairan di dalam tunika vaginalis dan tunika albuginea yang
membungkus testis. Apabila jumlah cairan berubah sesuai dengan waktu, akan ada
hubungan dengan rongga peritoneum. Hidrokel kecil dapat menghilang pada umur 1
tahun, tetapi hidrokel yang lebih besar seringkali menetap dan memerlukan pengobatan
bedah. Hidrokel yang mempunyai hubungan harus diobati seperti hernia inguinalis
indirek. Perjalanan testis dari posisi intraabdomen ke dalam skrotum terjadi melalui
prosesus vaginalis, yang normalnya kemudian menutup pada saat lahir atau masa bayi
awal. Prosesus yang tetap terbuka akan menghasilkan hernia inginalis indirek atau hidrokel.
Benjolan ingunal dan massa skrotum pada anak biasanya terjadi sekunder akibat hernia atau
hidrokel. Tetap terbukanya prosesus vaginalis memungkinkan cairan peritoneum,
omentum atau visera masuk ke dalam kanalis inguinalis atau skrotum. Inkarserasi usus di
P a g e | 13

dalam sakus hernia dan cedera iskemi terhadap testis potensial bisa mempersulit hernia
inguinalis. Defek yang lebih kecil hanya memungkinkan lewatnya cairan, menghasilkan
hidrokel.
Secara klinis, hidrokel akan bertransluminasi, sedangkan sebagian besar hernia tidak.
Hidrokel bisa bersifat komunikans atau non-komunikans. Hidrokel non- komunikans
biasanya muncul saat lahir dan cenderung akan sembuh dalam tahap pertama kehidupan.
Hidrokel komunikans memperlihatkan fluktuasi khas dalam ukuran: mengecil saat pasien
berbaring (malam hari atau ketika pasien tidur) dan membesar ketika beraktivitas. Hidrokel
yang bertahan setelah usia 1 tahun harus diperbaiki secara bedah.

Anda mungkin juga menyukai