Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KAMPUS NTB


KABUPATEN SASAMBO WAHANA WYATA PRAJA
SEKRETARIAT : Jl. Pemuda Nomor 59 Mataram

PERATURAN DAERAH
KABUPATEN WAHANA WYATA PRAJA
NOMOR : 01 TAHUN 2011
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SERTA TATA KERJA
KABUPATEN WAHANA WYATA PRAJA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KAMPUS NUSA TENGARA BARAT

PENJABAT BUPATI PRAJA


BERSAMA-SAMA KETUA DEWAN PERWAKILAN PRAJA,

Menimbang : a. bahwa dalam tertib penyelenggaraan organisasi keprajaan


sebagai wahana pembelajaran dibidang kepemimpinan
melalui kegiatan intra kampus, maka dipandang perlu
membentuk organisasi Wahana Wyata Praja dalam bentuk
Kabupaten;
b. bahwa sesuai ketentuan pasal 13 ayat (3) Peraturan Rektor
IPDN Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Pedoman Organisasi dan
Tata Kerja WWP Institut Pemerintahan Dalam Negeri, maka
dipandang perlu membentuk Perangkat Daerah Kabupaten
WWP Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Nusa
Tenggara Barat ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b di atas , perlu menetapkan PERATURAN
DAERAH Kabupaten WWP tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi serta Tata Kerja Kabupaten WWP Institut
Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Nusa Tenggara Barat.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Nomor 6 Tahun
2003, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan menjadi undang-undang;

1
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Nomor
115 Tahun 1999);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara RI Nomor 41 Tahun 2005);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2009 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor
87 Tahun 2004 tentang Penggabungan Sekolah Tinggi
Pemerintahan Dalam Negeri ke dalam Institut Ilmu
Pemerintahan menjadi Institut Pemerintahan Dalam Negeri;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2009
tentang Statuta Institut Pemerintahan Dalam Negeri;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2009
tentang Organisasi dan Tata kerja Institut Pemerintahan
Dalam Negeri;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2009
tentang Pembinaan Praja Institut Pemerintahan Dalam
Negeri;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2009
tentang Peraturan Disiplin Praja Institut Pemerintahan
Dalam Negeri;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2009
tentang Pedoman Tata Kehidupan Praja Institut
Pemerintahan Dalam Negeri;
11. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Kegiatan
Ekstrakurikuler Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri;
12. Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata
Kerja Wahana Wyata Praja Institut Pemerintahan Dalam
Negeri;

Menetapkan : Peraturan Daerah Kabupaten Wahana Wyata Praja tentang


Pembentukan dan Susunan Organisasi serta Tata Kerja
Kabupaten Wahana Wyata Praja Institut Pemerintahan Dalam
Negeri Kampus Nusa Tenggara Barat.

2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Institut Pemerintahan Dalam Negeri disingkat IPDN adalah Institut Pemerintahan
Dalam Negeri.
2. Kampus Daerah adalah Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri yang
menyelenggarakan program studi tertentu di Daerah.
3. Kepala Bagian Keprajaan, adalah Kepala Bagian Keprajaan Institut Pemerintahan
Dalam Negeri.
4. Praja adalah peserta didik pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
5. Wahana Wyata Praja disingkat WWP adalah organisasi perangkat daerah sebagai
sarana praktikum organisasi pemerintahan daerah bagi Praja Institut Pemerintahan
Dalam Negeri.
6. Organisasi Kabupaten WWP adalah perangkat daerah Kabupaten WWP pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Daerah.
7. Bupati Praja adalah Kepala Daerah Kabupaten WWP Institut Pemerintahan Dalam
Negeri Kampus Daerah.
8. Dewan Perwakilan Praja disingkat DPP adalah Badan Legislatif WWP.
9. Unit Kegiatan Praja disingkat UKP adalah organisasi swadaya praja di bidang
pengembangan minat, bakat dan kehidupan berorganisasi, yang menjadi bagian dari
kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka peningkatan kreativitas dan potensi praja di
Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
10. Kabupaten WWP adalah daerah otonom WWP yang berada pada Institut
Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Daerah dan memiliki perangkat daerah sendiri.
11. Organisasi Kabupaten WWP Kampus Daerah adalah Perangkat Daerah Kabupaten
WWP Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri Kampus Daerah.
12. Kecamatan WWP adalah lingkungan kerja camat WWP dalam wilayah kerja
Kabupaten WWP.
13. Kelurahan/Desa WWP adalah wilayah kerja lurah / kepala desa WWP yang ditempati
oleh sejumlah Praja yang merupakan organisasi WWP di lingkungan Kampus Institut
Pemerintahan Dalam Negeri.
14. Pejabat Fungsional WWP adalah seluruh unsur pimpinan instansi pada organisasi
daerah WWP, DPP dan Polisi Praja serta Kantor Urusan Agama Institut Pemerintahan
Dalam Negeri.
15. Dewan Perwakilan Praja Daerah disingkat DPPD adalah Badan Legislatif Daerah WWP
Institut Pemerintahan Dalam Negeri.
16. Polisi Praja disingkat POLPRA adalah alat kelengkapan WWP sebagai penegak
Peraturan tata Kehidupan Praja institut Pemerintahan Dalam Negeri;
17. Kantor Urusan Agama WWP adalah alat kelengkapan WWP sebagai fasilitator
penyelenggaraan kerokhanian praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

3
BAB II
ORGANISASI KABUPATEN WWP
Bagian ke 1
Pembentukan Organisasi WWP
Pasal 2
Membentuk Wahana Wyata Praja setingkat Pemerintah Kabupaten yang diberi nama
KABUPATEN SASAMBO Wahana Wyata Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri
Kampus Nusa Tenggara Barat.
Bagian ke 2
Penyelenggara Organisasi WWP
Pasal 3
(1) Bupati dan DPP WWP Kabupaten merupakan penyelenggara organisasi Kabupaten
WWP;
(2) Bupati dan anggota DPP WWP Kabupaten dipilih dari dan oleh perwakilan praja;
(3) Bupati dipilih oleh DPP Kabupaten WWP untuk diusulkan kepada Bagian Administrasi
Keprajaan untuk diseleksi serta ditetapkan;
(4) Penyelenggara organisasi Kabupaten WWP dilakukan oleh satuan Praja Tingkat
Tertinggi;
(5) Unsur pimpinan organisasi Kabupaten WWP merupakan seluruh pimpinan satuan
kerja perangkat daerah kabupaten WWP.
Bagian ke 3
Asas Penyelenggaraan Organisasi WWP
Pasal 4
Penyelenggaraan organisasi WWP dilaksanakan berdasarkan asas :
a. Tertib penyelenggara organisasi WWP;
b. Kepentingan umum masyarakat praja;
c. Keterbukaan;
d. Proporsionalitas;
e. Profesionalitas;
f. Akuntabilitas;
g. Efisiensi, dan
h. Efektivitas.
Bagian ke 4
Hak dan Kewajiban Wahana Wyata Praja
Pasal 5
Dalam menyelenggarakan organisasi, WWP mempunyai hak:
a. Mengatur dan mengurus urusan organisasi WWP;
b. Memilih dan dipilih menjadi pimpinan WWP;
c. Mengelola aparatur atau perangkat WWP;
d. Mengelola keuangan WWP;
e. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan
f. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam Peraturan Rektor IPDN.
Pasal 6
Dalam menyelenggarakan organisasi, WWP wajib:
a. Menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan praja;
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kesekretariatan WWP;
4
c. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan
pengembangan akademis praja;
d. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan di bidang kerohanian praja;
e. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan kepemudaan dan olahraga praja;
f. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan kesenian praja;
g. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan proses penyelenggaraan administrasi dan
pengurusan berkas kepegawaian praja;
h. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan hubungan masyarakat, informasi
dan kerjasama bagi praja;
i. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan komunikasi masyarakat praja dalam
pengembangan sistem informasi;
j. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan praja baik yang bersifat formal
kelembagaan berupa kegiatan upacara, apel rutin, maupun non-formal berupa
acara-acara hiburan termasuk kunjungan keluar kampus;
k. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan kewilayahan dalam
rangka mendukung dan menciptakan ketertiban di lingkungan praja;
l. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kebutuhan dasar kehidupan praja;
m. Mengembangkan peran dan kreativitas wanita praja;
n. Mengembangkan sumber daya praja yang produktif dalam menjalankan aktivitas
kewenangannya;
o. Mengeluarkan kebijakan dan menerapkan kebijakan peraturan WWP sesuai
dengan kewenangannya;
p. Penegakan Peraturan Tata Kehidupan Praja; dan
q. Melaksanakan segala ketentuan yang diatur dalam semua Peraturan Rektor IPDN.

Pasal 7
(1) Pelaksanaan hak dan kewajiban WWP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal
6, diwujudkan dalam bentuk rencana kerja organisasi WWP dan dijabarkan dalam
bentuk rencana pendapatan, belanja, dan pembiayaan organisasi WWP yang dikelola
dalam sistem pengelolaan keuangan WWP;
(2) Pengelolaan keuangan WWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
efisien, efektif, transparan, tertib, adil, patut dan akuntabel serta taat asas.

Bagian ke 5
Organisasi Kabupaten SASAMBO WWP
Paragraf ke 1
Perangkat Organisasi
Pasal 8
(1) Perangkat daerah organisasi Kabupaten Sasambo WWP terdiri dari :
a. Bupati dan Wakil Bupati Praja;
b. Sekretariat Kabupaten Sasambo WWP ;
c. Sekretariat DPP Kabupaten Sasambo WWP ;
d. Inspektorat Praja ;
e. Dinas Administrasi dan Kesejahteraan Praja ;
f. Dinas Pendidikan dan Peranan Wanita ;
g. Dinas Kesenian dan Kebudayaan ;
5
h. Dinas Olahraga dan Kesehatan ;
i. Kecamatan ;
j. Desa/Kelurahan.
(2) Perangkat kemitraan organisasi Kabupaten Sasambo WWP terdiri dari :
a. Dewan Perwakilan Praja (DPP) Kabupaten WWP;
b. Polisi Praja (POLPRA);
c. Kantor Urusan Agama.
(3) Perangkat koordinatif organisasi Kabupaten Sasambo WWP adalah Unit Kegiatan
Praja.
(4) Rincian tugas, fungsi dan tata kerja Perangkat Daerah Kabupaten Sasambo WWP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) ditetapkan oleh Peraturan Bupati
Praja.
Paragraf Ke 2
Bupati dan Wakil Bupati Praja
Pasal 9
(1) Daerah Kabupaten Sasambo WWP dipimpin oleh Bupati Praja;
(2) Bupati Praja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh seorang Wakil Bupati
Praja.
Pasal 10
(1) Bupati dan Wakil Bupati Praja sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (1) diangkat
dari hasil pemilihan oleh perwakilan praja;
(2) Perwakilan praja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Dewan Perwakilan
Praja.
Pasal 11
Bupati Praja mempunyai tugas dan wewenang :
a. Memimpin penyelenggaraan organisasi Kabupaten WWP berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan bersama DPP ;
b. Mengajukan rancangangan peraturan daerah Kabupaten WWP ;
c. Menetapkan peraturan daerah Kabupaten WWP yang telah mendapat persetujuan
bersama DPP;
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Peraturan Daerah Kabupaten WWP tentang
anggaran pendapatan dan belanja WWP kepada DPP untuk dibahas dan ditetapkan
bersama ;
e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban WWP ;
f. Mewakili organisasi Kabupaten WWP mengikuti kegiatan di dalam maupun di luar
Kampus IPDN ; dan
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan daerah Kabupaten
WWP.
Pasal 12
(1) Wakil Bupati Praja mempunyai tugas :
a. Membantu Bupati Praja dalam menyelenggarakan organisasi Kabupaten WWP ;
b. Membantu Bupati Praja dalam mengkoordinasikan kegiatan Unit Kegiatan Praja,
menindaklanjuti laporan dan atau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan,
serta mengupayakan pengembangan dan pelestarian sosial budaya seluruh praja
di Kampus IPDN ;
c. Membantau dan mengevaluasi penyelenggaraan organisasi Kabupaten ;
6
d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati Praja dalam
penyelenggaraan kegiatan organisasi WWP ;
e. Melaksanakan tugas dan kewajiban organisasi lainnya yang diberikan oleh Bupati
Praja; dan
f. Melaksanakan tugas dan wewenag Bupati Praja apabila Bupati Praja berhalangan.
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wakil Bupati Praja
bertanggung jawab kepada Bupati Praja;
(2) Wakil Bupati Praja menggantikan Bupati Praja sampai habis masa jabatannya apabila
Bupati Praja berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya selama
2 (dua) bulan secara terus menerus dalam masa jabatannya bukan karena alasan
dinas.
Pasal 13
(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
dan Pasal 12 Bupati dan Wakil Bupati Praja mempunyai kewajiban :
a. Memimpin penyelenggaraan organisasi Kabupaten WWP ;
b. Memegang teguh dan mengamalkan Peraturan Tata Kehidupan Praja serta
mempertahankan dan memelihara kerukunan sesame praja ;
c. Memelihara ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan praja ;
d. Melaksanakan kehidupan demokrasi ;
e. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan oragnisasi WWP ;
f. Memajukan dan mengembangkan kreativitas praja ;
g. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan organisasi
Kabupaten WWP ;
h. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh Unit Kegiatan Praja dan semua perangkat
organisasi Kabupaten WWP ;
i. Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan organisasi Kabupaten WWP di
hadapan rapat paripurna DPP ; dan
j. Melaporkan penyelenggaraan Kabupaten WWP kepada Direktur IPDN dan
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPP, serta
menginformasikan laporan penyelenggaranan Kabupaten WWP kepada praja.
Pasal 14
(1) Laporan penyelenggaraan organisasi WWP kepada Direktur IPDN Kampus Nusa
Tenggara Barat 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode, yakni setiap 1 (satu) semester
periode berjalan;
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan Direktur IPDN Kampus Nusa
Tenggara Barat sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan organisasi WWP
dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut sesuai dengan Peraturan Rektor IPDN ;
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan
Daerah WWP.

7
Bagian ke 6
Dewan Perwakilan Praja
Paragraf ke 1
Umum
Pasal 15
(1) DPP memiliki fungsi legislasi, anggaran, pengawasan dan perwakilan.
(2) DPP terdiri dari perwakilan setiap wisma/kelas (desa/kelurahan).
(3) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya DPP dibantu oleh sekretariat DPP.
Pasal 16
Sekretariat DPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (3) dipimpin oleh Sekretaris
DPP.
Paragraf ke 2
Pimpinan DPP
Pasal 17
(1) Pimpinan DPP terdiri dari seorang Ketua dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang Wakil
Ketua.
(2) Pimpinan DPP dipilih dari anggota DPP dari satuan tertinggi.
(3) Ketentuan persyaratan Pimpinan DPP dan Mekanisme Pemilihan Pimpinan DPP diatur
dalam Peraturan Tata tertib DPP.
Paragraf ke 3
Alat kelengkapan DPP
Pasal 18
(1) Alat kelengkapan DPP terdiri dari maksimum 3 (tiga) fraksi dan komisi;
(2) Fraksi-fraksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas:
a. Fraksi Nindya Praja;
b. Fraksi Madya Praja; dan
c. Fraksi Muda Praja.
(3) Komisi-komisi sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri atas :
a. Komis A yang membidangi : administrasi praja, kesejahteraan praja, pendidikan
dan peranan wanita;
b. Komisi B yang membidangi : Kesenian, kebudayaan. Olahraga dan kesehatan.
(4) Bagan strultur organisasi DPP Kabupaten Sasambo WWP sebagaimana tercantum
pada lampiran II.
Pasal 19
(1) Pimpinan setiap fraksi dipilih oleh anggota fraksi masing-masing dari satuan praja
tertinggi.
(2) Mekanisme pemilihan pimpinan fraksi diatur dalam Tata Tertib DPP.
Paragraf ke 4
Tugas dan Wewenang
Pasal 20
(1) DPP mempunyai tugas dan wewenang:
a. Membentuk Peraturan Daerah Kabupaten WWP yang dibahas dengan Bupati
Praja untuk mendapat persetujuan bersama.
b. Membahas dan menyetujui rancangan Peraturan Daerah Kabupaten WWP
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja WWP bersama Bupati Praja.

8
c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah WWP,
Peraturan Bupati Praja, Anggaran Pendapatan dan Belanja WWP, kebijakan
WWP dalam melaksanakan program, kegiatan dan kerjasama baik dengan
pihak lain di luar Lembaga IPDN.
d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Bupati dan Wakil Bupati Praja
kepada Direktur IPDN melalui Bagian Administrasi Keprajaan, dengan
persetujuan unsur pengasuhan dan unsur ekstrakurikuler.
e. Memilih Wakil Bupati dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Bupati Praja.
f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada WWP terhadap rencana
perjanjian kerjasama dengan pihak lain di luar lembaga IPDN.
g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan pihak lain di luar
lembaga IPDN yang dilakukan oleh WWP.
h. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati Praja dalam
penyelenggaraan organisasi WWP.
Bagian ke 7
Polisi Praja
Pasal 21
(1) Polisi Praja merupakan alat kelengkapan WWP yang bertanggung jawab dalam bidang
keamanan, ketertiban, dan kedisiplinan di lingkungan Wahana Wyta Praja.
(2) Polisi Praja memiliki tugas pokok menciptakan ketentraman ketertiban umum serta
menegakkan Pedoman Tata Kehidupan Praja.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Polisi
Praja mempunyai fungsi :
a. Penciptaan ketentraman dan ketertiban umum di lingkungan kehidupajn praja ;
b. Menegakkan pedoman tata kehidupan praja ; dan
c. Membantu Kepala Wilayah WWP dalam menegakkan disiplin praja.
Pasal 22
(1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Polisi Praja berada dalam pembinaan
dan pengawasan langsung Kepala Bagian Administrasi Keprajaan.
(2) Polisi Praja dipimpin oleh seorang Kepala Polisi Praja yang diangkat oleh Direktur IPDN
atas usul dan pertimbangan dari Kepala Bagian Administrasi Keprajaan.
Pasal 23
(1) Kepala Polisi Praja bertanggung jawab kepada Direktur IPDN melalui Kepala bagian
Administrasi Keprajaan.
(2) Susunan organisasi Polisi Praja sebagai berikut :
a. Kepala Polisi Praja;
b. Wakil Kepala Polisi Praja ;
c. Kepala Seksi, terdiri dari :
1. Kepala Seksi Personil,
2. Kepala Seksi Logistik,
3. Kepala Seksi Operasional.
d. Kepala Unit Satuan Praja, terdiri dari ;
1. Kepala Unit Nindya Praja,
2. Kepala Unit Madya Praja,
3. Kepala unit Muda Praja.

9
(3) Bagan struktur organisasi sebagaimana dimaksud ayat (2) tercantum pada lampiran
III.
Bagian ke 8
Kantor urusan Agama
Pasal 24
(1) Kantor Urusan Agama merupakan alat kelengkapan WWP yang bertanggungjawab
dalam bidang kerokhanian Praja dilingkungan WWP;
(2) Kantor Urusan Agama memiliki tugas pokok menciptakan kelancaran pelaksanaan
kerokhanian Praja;
(3) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kantor
Urusan Agama menpunyai fungsi :
a. Memfasilitasi kelancaran penyelenggaraan kerokhanian praja;
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kerokhanian Praja secara intra maupun diluar
kampus.
Pasal 25
(1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Kantor Urusan Agama berada dalam
pembinaan dan pengawasan langsung Kepala Bagian Keprajaan;
(2) Kantor Urusan Agama dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang diangkat oleh
Direktur IPDN atas usul dan pertimbangan Kepala Bagian Administrasi Keprajaan.
Pasal 26
(1) Kepala Kantor Urusan Agama bertanggungjawab kepada Direktur IPDN melalui Kepala
Bagian Administrasi Keprajaan;
(2) Susunan organisasi Kantor Urusan Agama WWP sebagai berikut :
a. Kepala Kantor;
b. Seksi Kerokhanian Islam;
c. Seksi Kerokhanian Protestan;
d. Seksi Kerokhanian Katholik;
e. Seksi Kerokhanian Hindu;
f. Seksi Kerokhanian Budha.
(3) Bagan struktur organisasi Kantor Urusan Agama sebagaimana dimaksud ayat (2)
tercantum dalam lampiran IV.
Bagian ke 9
Perangkat Daerah Kabupaten WWP
Paragraf ke 1
Sekretariat Daerah Kabupaten WWP
Pasal 27
(1) Sekretariat Daerah Kabupaten Sasambo WWP merupakan unsur staf organisasi
Kabupaten WWP.
(2) Sekretariat Daerah Kabupaten Sasambo WWP mempunyai tugas membantu Bupati
Praja dalam melaksanakan tugas penyelenggara organisasi, administrasi dan tata
laksana serta memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat
organisasi Kabupaten Sasambo WWP.
(3) Susunan organisasi Sekretariat Daerah WWP, terdiri dari :
a. Bagian Umum;
b. Bagian Humas dan Protokol;
c. Bagian Perencanaan dan Keuangan.
10
(4) Bagan Struktur Organisasi sebagaimana dimaksud ayat (3) tercantum pada lampiran
V.
Paragraf ke 2
Sekretariat DPP
Pasal 28
Sekretariat DPP merupakan unsur pelayanan yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang
bertanggung jawab kepada pimpinan Dewan Perwakilan Praja serta secara administrasi
dibina oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sasambo WWP
Pasal 29
Sekretariat DPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 mempunyai tugas memberikan
pelayanan administrasi kepada DPP.
Paragraf Ke 3
Inspektorat Kabupaten WWP
Pasal 30
(1) Inspektorat WWP merupakan unsur pengawasan dalam lingkungan Organisasi
Kabupaten WWP, yang mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan fungsional
dan pengawasan umum terhadap pelaksanaan tugas semua unsur dalam lingkungan
organisasi Kabupaten WWP.
(2) Inspektorat WWP memiliki tugas pokok membantu Bupati Praja dalam
penyelenggaraan urusan organisasi Kabupaten WWP dibidang pengawasan.
(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektorat
WWP mempunyai fungsi :
a. Pemeriksaan terhadap pelaksanaan tugas semua unsur di lingkungan organisasi
Kabupaten WWP;
b. Pengujian dan penilaian atas kebenaran laporan dari setiap unsur di lingkungan
organisasi Kabupaten WWP, serta laporan hasil pemeriksaan terhadap aparat
pengawasan fungsional;
c. Pengusutan atas laporan dan\atau pengaduan dari Praja dan media massa
mengenai hambatan, penyimpangan dan\atau penyalahgunaan wewenang yang
terjadi dalam pelaksanaan tugas oleh unsur-unsur di lingkungan organisasi
Kabupaten WWP;
d. Pemberian petunjuk pengawasan dan petunjuk pelaksanaan tugas aparat
pengawasan fungsional;
e. Memberikan saran, pandangan dan masukan kepada Bupati Praja sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
(4) Hal-hal lain mengenai pelaksanaan teknis pengawasan diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten WWP.

11
Paragraf Ke 4
Dinas Kabupaten WWP
Pasal 31
Dinas Kabupaten WWP merupakan unsur pelaksana organisasi WWP, dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Praja.
Pasal 32
(1) Dinas Kabupaten WWP mempunyai tugas melaksanakan tugas teknis organisasi
Kabupaten WWP.
(2) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas Kabupaten
WWP mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Pelaksanaan pelayanan umum kepada praja; dan
c. Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.
(3) Organisasi Kabupaten Sasambo WWP terdiri dari beberapa dinas, dengan susunan
organisasi sebagai berikut :
a. Dinas Administrasi dan Kesejahteraan Praja, terdiri dari :
1. Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Nindya Praja;
2. Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Madya Praja;
3. Bidang Administrasi dan Kesejahteraan Muda Praja;
b. Dinas Pendidikan dan Peranan Wanita, terdiri dari :
1. Bidang Pendidikan dan Peranan Wanita Nindya Praja;
2. Bidang Pendidikan dan Peranan Wanita Madya Praja;
3. Bidang Pendidikan dan Peranan Wanita Muda Praja;
c. Dinas Kesenian dan Kebudayaan, terdiri dari :
1. Bidang Kesenian dan Kebudayaan Nindya Praja;
2. Bidang Kesenian dan Kebudayaan Madya Praja;
3. Bidang Kesenian dan Kebudayaan Muda Praja;
d. Dinas Olahraga dan Kesehatan, terdiri dari :
1. Bidang Olahraga dan Kesehatan Nindya Praja;
2. Bidang Olahraga dan Kesehatan Madya Praja;
3. Bidang Olahraga dan Kesehatan Muda Praja;
(4) Bagan struktur organisasi dinas sebagaimana dimaksud ayat (3) tercantum pada
lampiran VII, VIII, IX, X dan XI.
Paragraf Ke 5
Kecamatan dan Kelurahan / Desa WWP
Pasal 33
(1) Kecamatan WWP merupakan unsur pelaksana administrasi kewilayahan WWP yang
membawahi Kelurahan dan desa WWP, dipimpin oleh seorang Camat yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Praja.
(2) Kelurahan WWP merupakan unsur pelaksana administrasi kewilayahan WWP yang
membawahi beberapa Lingkungan Praja, dipimpin oleh seorang Lurah yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat Praja;
(3) Desa WWP merupakan unsur pelaksana administrasi kewilayahan WWP yang
membawahi beberapa Dusun Praja, dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat Praja.
Pasal 34
12
(1) Organisasi Kecamatan, Kelurahan dan Desa Kabupaten Sasambo WWP terdiri dari
beberapa 3 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 6 desa, dengan susunan organisasi sebagai
berikut :
a. Kecamatan Mbojo (Nindya Praja), terdiri dari :
1. Kelurahan Sape (WP);
2. Desa Dompu;
3. Desa Bima.
b. Kecamatan Samawa (Madya Praja), terdiri dari :
1. Kelurahan Alas (WP);
2. Desa Sumbawa;
3. Desa Taliwang.
c. Kecamatan Sasak (Muda Praja), terdiri dari :
1. Kelurahan Mandalika (WP);
2. Desa Mataram;
3. Desa Gerung.
(2) Bagan struktur organisasi sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum pada lampiran
XI.
Paragraf Ke 6
Lembaga Teknis WWP
Pasal 35
Lembaga Teknis WWP pada Kabupaten WWP merupakan unsur penunjang organisasi
Kabupaten WWP yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati Praja melalui Sekretaris Daerah Kabupaten WWP.
Pasal 36
(1) Dalam hal perintah dari Bupati Praja, Lembaga Teknis WWP bertanggung jawab
langsung kepada Bupati Praja.
(2) Lembaga Teknis WWP mempunyai tugas membantu Bupati Praja dalam
penyelanggaraan organisasi Kabupaten WWP dalam lingkup tugasnya.
(3) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Lembaga
Teknis WWP mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Pelayanan penunjang penyelenggaraan organisasi Kabupaten WWP; dan
c. Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.
(4) Lembaga Teknis WWP dapat berbentuk Badan dan atau Kantor.
(5) Pembentukan Lembaga Teknis WWP sebagaimana dimaksud pada ayat (4), diatur
lebih lanjut dalam Peraturan Daerah kabupaten WWP.
Paragraf Ke 7
Unit Kegiatan Praja
Pasal 37
(1) UKP dalam melaksanakan kegiatan organisasi berada dibawah koordinasi Bupati
Praja.
(2) Susunan organisasi dan tata kerja UKP diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga UKP.
(3) Pembentukan UKP dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah WWP.
Bagian ke 10
Penyelenggaraan Organisasi Kabupaten WWP
13
Dalam Kondisi Khusus
Pasal 38
(1) Dalam hal kondisi khusus terjadi, unsur pimpinan penyelenggara organisasi
Kabupaten WWP dilaksanakan oleh pelaksana tugas (PLT) dari satuan tertinggi yang
ada di Kampus.
(2) Merupakan kondisi khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) :
a. Keadaan satuan Nindya Praja sedang barhalangan tetap dalam waktu cukup
lama karena sedang malaksanakan tugas akademik; dan
b. Keadaan satuan Nindya Praja sedang berhalangan tetap selamanya karena
keadaan Force Majeur dan\atau karena kebijakan IPDN.
(3) Dalam hal penyelenggara organisasi Kabupaten WWP dalam kondisi khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat diangkat menjadi pejabat definitif
organisasi Kabupaten WWP, apabila sudah berada pada tingkat satuan Madya Praja.

Bab IV
PERENCANAAN KEGIATAN WWP
Pasal 39
Dalam penyelengaraan organisasi WWP disusun perencanaan kegiatan WWP sebagai satu
kesatuan dalam sistem pendidikan di IPDN.
Pasal 40
(1) Perencanaan kegiatan WWP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 disusun oleh
organisasi WWP sesuai dengan kewenangannya yang dikoordinasikan oleh sekretariat
WWP.
(2) Perencanaan kegiatan WWP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun selama 1
(satu) periode meliputi :
a. Rencana kegiatan WWP yang memuat visi, misi, arah kebijakan WWP dan program
kerja Bupati Praja yang penyusunannya berpedoman kepada sistem pendidikan di
IPDN;
b. Rencana kegiatan WWP sebagaimana dimaksud pada huruf a memuat arah
kebijakan keuangan WWP, strategi penyelenggaraan kegiatan, kebijakan umum,
dan program satuan kerja perangkat WWP, lintas satuan kerja perangkat WWP,
dan program kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif;
c. Rencana kerja WWP, selanjutnya disebut RK-WWP, merupakan penjabaran dari
rencana kegiatan WWP untuk jangka waktu 1 (satu) tahun atau 1 (satu) periode,
yang memuat rancangan kerangka kegiatan, prioritas kegiatan, rencana kerja dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh WWP maupun ditempuh
dengan mendorong partisipasi praja, dengan mengacu kepada rencana kerja IPDN;
d. Rencana kegiatan WWP sebagaimana dimaksud pada huruf c ditetapkan dengan
Peraturan Bupati WWP berpedoman pada Peraturan Rektor IPDN.

Pasal 41
(1) Perencanaan kegiatan WWP didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup :
14
a. Penyelengaraan organisasi WWP;
b. Organisasi dan tata laksana organisasi WWP;
c. Bupati Praja, DPPD, perangkat daerah Kabupaten WWP dan UKP;
d. Keuangan WWP;
e. Potensi sumber daya WWP;
f. Produk hukum WWP;
g. Keprajaan; dan
h. Informasi lain terkait dengan penyelengaraan organisasi WWP.
(3) Dalam rangka penyelenggaraan organisasi WWP, untuk tercapainya daya guna dan
hasil guna, pemanfaatan data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dikelola dalam sistem informasi WWP.
Pasal 42
Perencanaan kegiatan WWP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) disusun
untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
Pasal 43
Tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana
kegiatan WWP diatur lebih lanjut dengan Peraturan WWP.

BAB V
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 44
(1) Apabila terjadi perselisihan dalam kerjasama yang dibangun oleh WWP, Bupati Praja
menyelesaikan perselisihan dimaksud.
(2) Apabila tidak terjadi kesepahaman, Bupati Praja mengkonsultasikan dengan Direktur
IPDN untuk menyelesaikan perselisihan dimaksud.
(3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) bersifat final.

BAB VI
PENGGUNAAN TANDA JABATAN
Pasal 45
(1) Pejabat fungsionaris WWP wajib menggunakan tanda jabatan sesuai ketentuan
menurut bidang tugas masing-masing.
(2) Penggunaan tanda jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan pada hari
kerja dan atau pada hari senin sampai dengan hari sabtu.
(3) Selain hari kerja pejabat fungsionaris WWP tidak diwajibkan menggunakan tanda
jabatan.
(4) Pengaturan tentang pemakaian tanda jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diatur dengan Peraturan Rektor.

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 46
Peraturan daerah Kabupaten WWP ini mulai berlaku pada tanggal penetapan, dan apabila
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan seperlunya.
15
Ditetapkan di Mataram
Pada tanggal 9 Desember 2011

PENJABAT BUPATI PRAJA,

DJEFRIANTO NUSI
MADYA PRAJA
DISETUJUI BERSAMA :
PELAKSANA KETUA DPP,

NABIL WIJDAN AL-HAMDANI


MADYA PRAJA

MENGETAHUI :
AN. DIREKTUR IPDN KAMPUS NTB
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEPRAJAAN,

AHMAD DARMAWAN. S.STP.


NIP. 107706151996121001

16
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SASAMBO WWP
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAN NEGERI KAMPUS NUSA TENGGARA BARAT
NOMOR 1 TAHUN 2011
TENTANG
PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SERTA TATA KERJA
KABUPATEN WAHANA WYATA PRAJA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KAMPUS NUSA TENGARA BARAT
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1, cukup jelas.
BAB II
ORGANISASI KABUPATEN WWP
Bagian ke 1
Pembentukan Organisasi WWP
Pasal 2, cukup jelas.
Bagian ke 2
Penyelenggara Organisasi WWP
Pasal 3, cukup jelas.
Bagian ke 3
Asas Penyelenggaraan Organisasi WWP
Pasal 4, cukup jelas.
Bagian ke 4
Hak dan Kewajiban Wahana Wyata Praja
Pasal 5, cukup jelas.
Pasal 6, cukup jelas.
Pasal 7, cukup jelas.
Bagian ke 5
Organisasi Kabupaten SASAMBO WWP
Paragraf ke 1
Perangkat Organisasi
Pasal 8, cukup jelas.
Paragraf Ke 2
Bupati dan Wakil Bupati Praja
Pasal 9, cukup jelas.
Pasal 10, cukup jelas.
Pasal 11, cukup jelas.
Pasal 12, cukup jelas.
Pasal 13, cukup jelas.
Pasal 14, cukup jelas.
Bagian ke 6
Dewan Perwakilan Praja
Paragraf ke 1
Umum

17
Pasal 15, cukup jelas.
Pasal 16, cukup jelas.
Paragraf ke 2
Pimpinan DPP
Pasal 17, cukup jelas.
Paragraf ke 3
Alat kelengkapan DPP
Pasal 18, cukup jelas.
Pasal 19, cukup jelas.
Paragraf ke 4
Tugas dan Wewenang
Pasal 20, cukup jelas.
Bagian ke 7
Polisi Praja
Pasal 21, cukup jelas.
Pasal 22, cukup jelas.
Pasal 23, cukup jelas.
Bagian ke 8
Kantor urusan Agama
Pasal 24, cukup jelas.
Pasal 25, cukup jelas.
Pasal 26, cukup jelas.
Bagian ke 9
Perangkat Daerah Kabupaten WWP
Paragraf ke 1
Sekretariat Daerah Kabupaten WWP
Pasal 27, cukup jelas.
Paragraf ke 2
Sekretariat DPP
Pasal 28, cukup jelas.
Pasal 29, cukup jelas.
Paragraf Ke 3
Inspektorat Kabupaten WWP
Pasal 30, cukup jelas.
Paragraf Ke 4
Dinas Kabupaten WWP
Pasal 31, cukup jelas.
Pasal 32, cukup jelas.
Paragraf Ke 5
Kecamatan dan Kelurahan / Desa WWP
Pasal 33, cukup jelas.
Pasal 34, cukup jelas.
Paragraf Ke 6
Lembaga Teknis WWP
Pasal 35, cukup jelas.
Pasal 36, cukup jelas.
18
Paragraf Ke 7
Unit Kegiatan Praja
Pasal 37, cukup jelas.
Bagian ke 10
Penyelenggaraan Organisasi Kabupaten WWP
Dalam Kondisi Khusus
Pasal 38, cukup jelas.
Bab IV
PERENCANAAN KEGIATAN WWP
Pasal 39, cukup jelas.
Pasal 40, cukup jelas.
Pasal 41, cukup jelas.
Pasal 42, cukup jelas.
Pasal 43, cukup jelas.
BAB V
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 44, cukup jelas.
BAB VI
PENGGUNAAN TANDA JABATAN
Pasal 45, cukup jelas.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 46, cukup jelas.
Ditetapkan di Mataram
Pada tanggal 9 Desember 2011
PENJABAT BUPATI PRAJA,

DJEFRIANTO NUSI
MADYA PRAJA
DISETUJUI BERSAMA :
PELAKSANA KETUA DPP,

NABIL WIJDAN AL-HAMDANI


MADYA PRAJA
MENGETAHUI :
AN. DIREKTUR IPDN KAMPUS NTB
KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEPRAJAAN,

AHMAD DARMAWAN. S.STP.


NIP. 107706151996121001

19

Anda mungkin juga menyukai