Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Harga
1. Definisi / Pengertian Harga (Price)
Pengertian harga sangat beragam menurut para ahli. Menurut
Tjiptono (2002), Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya
(termasuk barang dan jasa lainnya) yang, ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan
komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.
Kemudian menurut Harini (2008: 55) Harga adalah uang (ditambah
beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa harga adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan dan mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya.
Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang
dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan
karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
2. Dasar Penetapan Harga
Menurut Machfoedz (2005: 136) penetapan harga dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran
pemasaran, biaya, dan metode penetapan harga. Faktor eksternal meliputi
sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan elemen lingkungan yang lain.
3. Tujuan Penetapan Harga
Penjual barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan yang
berbeda satu sama lain antar penjual maupun antar barang yang satu
dengan yang lain. Tujuan penetapan harga menurut Harini (2008: 55)
adalah sebagai berikut:
a. Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya
besar keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya
dan untuk mencapainya diperlukan penetapan harga tertentu dari
barang yang dihasilkannya.
b. Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan
untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha
pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya
perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang
menurun.
c. Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya
dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan
luas tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru
mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga
jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau
mengembangkan bagian pasar tersebut.
d. Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan.
Apabila perusahaan baru mencoba-coba memasuki pasar dengan
tujuan mengetahui pada harga berapa ia akan menetapkan penjualan.
Ini berarti bahwa ia belum memiliki tujuan dalam menetapkan harga
coba-coba tersebut.
e. Penetapan harga untuk memaksimir laba. Tujuan ini biasanya menjadi
anutan setiap usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung
mempunyai konotasi yang kurang enak seolah-olah menindas
konsumen. Padahal sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap usaha
untuk bertahan hidup memerlukan laba. Memang secara teoritis harga
bisa berkembang tanpa batas.
Menurut Machfoedz (2005: 139) Tujuan penetapan harga meliputi
(1). Orientasi laba: mencapai target baru, dan meningkatkan laba; (2)
Orientasi penjualan: meningkatkan volume penjualan, dan
mempertahankan atau mengembangkan pangsa pasar.
Kemudian menurut Tjiptono (2002) tujuan penetapan harga adalah
:Berorientasi laba yaitu bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga
yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi. Berorientasi pada
volume yaitu penetapan harga berorientasi pada volume tertentu.
Berorientasi pada citra (image) yaitu bahwa image perusahaan dapat
dibentuk melalui harga.
Tujuan lainnya yaitu menetapkan harga dengan tujuan mencegah
masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung
penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah.

B. Kebijakan Penetapan Harga Produk


Kebijaksanaan penentuan harga jual barang yang dihasilkan itu,
sesungguhnya erat sekali hubungannya dengan usaha pemasaran barang
(marketing) yang sedang dilaksanakan pimpinan suatu Badan Usaha. (Jika
Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi yang bagus mengenai
marketing management dan strategy,
Dalam pemasaran barang, untuk dapat mencapai tujuan yang
diharapkan sangat diperlukan adanya berbagai informasi. Demikian pula
dalam menentukan salah satu kebijaksanaan harga jual barang yang diproduksi
oleh suatu Badan Usaha.
1. Justru dalam persiapan penjualan inilah sebenarnya lebih banyak
pekerjaan yang harus di-lakukan yang antara lain mengadakan penelitian
tentang:
2. Keadaan pembeli (tempat tinggalnya, kesukaannya dan tingkatan daya
belinya
3. kemungkinan-kemungkinan yang menyangkut pengangkutan dan
biayanya.
4. usaha-usaha yang berhubungan dengan peningkatan penjualan
5. Analisa pasar.
Khusus mengenai kebijaksanaan yang akan dilakukan dalam
rangka menetapkan harga barang/jasa, harus pula diperhatikan adanya
keseimbangan di antara faktor-faktor yang satu sama lain saling
mempengaruhi (interde-pendency), yaitu antara lain:
a. faktor permintaan di pasar.
b. faktor biaya pembuatan bar-rang/jasa.
c. faktor keuntungan yang diharapkan, dan lain sebagainya.
Pangkal pikiran dari pembahasan masalah penjualan dan
kebijaksanaan penetapan harga ini, terletak pada penilaian kita di lapangan
yang berarti berusaha untuk mengetahui keadaan para pembeli, baik yang
menyangkut kesukaan/kebiasaan-kebiasaan-nya, maupun alasan-alasan
untuk membeli. Akan tetapi dalam kenyataannya justru penilaian dalam
masalah permintaan itulah yang amat sulit dilakukan. Lebih-lebih lagi
terhadap barang yang baru (produk baru) terutama yang belum dikenal di
pasaran.
1. Jenis jenis kebijaksanaan harga
a. Kebijaksanaan harga tunggal
Pada kebijaksanaan harga tunggal, hanya ada satu harga tunggal
untuk seluruh pembeli kapanpun waktu pembeliannya berapapun jumlah
yang dipesannya atau aspek-aspek lain dari transaksi tersebut
b. Kebijaksanaan harga yang tidak berubah-ubah
Kebijaksanaan dasar penjual menetapkan harga yang sama untuk semua
pembeli berdasarkan syarat-syarat yang sama.
c. Kebijaksanaan harga yang berubah-ubah
Pengaturan harga penjual dengan masing-masing pembeli
merupakan hasil perundingan langsung atau cara lain yang mencerminkan
daya tawar-menawar yang bersangkutan berdasarkan penilaian pembeli
terhadap nilai pakai produk itu dan tersedianya sumber suplai alternatif.
Kebijakan Subsidi merupakan kebijakan yang ditujukan untuk
membantu kelompok konsumen tertentu agar dapat membayar produk
(goods) atau jasa yang diterimanya dengan tarif di bawah harga pasar,
atau dapat juga berupa kebijakan yang ditujukan untuk membantu
produsen agar memperoleh pendapatan di atas harga yang dibayar oleh
konsumen, dengan cara memberikan bantuan keuangan, baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Secara ekonomi, tujuan subsidi adalah
untuk mengurangi harga atau menambah keluaran (output) . Subsidi
merupakan aktifitas ekonomi yg wajar. Subsidi bukanlah sesuatu yg
menyalahi aturan apapun. Subsidi merupakan sebuah tindakan
penyelamatan diri. Subsidi bisa jadi merupakan bagian dari survival.
Kebijakan pemberian subsidi biasanya dikaitkan kepada barang dan
jasa yang memiliki positif eksternalitas dengan tujuan agar untuk
menambah output dan lebih banyak sumber daya yang dialokasikan ke
barang dan jasa tersebut, misalnya pendidikan dan teknologi
tinggi.Artinya tidak semua barang dan jasa yang disubsidi.
Rasionalisasi dari diberikannya subsidi harga adalah karena subsidi
harga dapat digunakan sebagai mekanisme pemerataan. Dalam beberapa
jenis penyediaan barang publik, subsidi harga dapat digunakan untuk
mengoreksi ketidaksempurnaan pasar (misal: pendidikan dan kesehatan
dasar).Di samping itu, subsidi terhadap penyediaan barang-barang
kebutuhan pokok dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin.Di
Indonesia sendiri pemberian subsidi dapat dibagi menjadi 2 kelompok
besar yaitu
a. Subsidi BBM
Subsidi BBM diberikan pemerintah kepada masyarakat
golongan ekonomi rendah dengan tujuan agar bisa mendapatkannya
dengan mudah. Sebenarnya pada BBM pemerintah bisa dikatakan
tidak melakukan subsidi karena biaya produksinya justru dibawah
harga yang ditetapkan.Namun kebutuhan nasional lebih banyak dari
produksi nasional ,untuk itulah pemerintah harus melakukan impor
dengan harga minyak dunia yang jauh lebih mahal daripada harga
yang diterapkan. Sebenarnya yang diimpor ini juga tidak disubsidi
karena pemerintah juga menerapkan harga yang berbeda bagi
industri.
Subsidi yang dimaksud disini adalah pemerintah menjual
minyak kepada masyarakat umum dengan harga dibawah harga
minyak dunia.Hal ini dilakukan karena BBM merupakan komoditas
yang sangat vital dan bisa menyebabkan kenaikan harga pada bidang
lainnya. Oleh karena itu, jika subsidi dihapuskan dan harga BBM
meningkat, sebagai konsekuensinya tentu akan menimbulkan dampak
distribusi. Kelompok masyarakat yang dapat melakukan respons
dengan cepat akan relatif tidak terlalu dirugikan. Namun untuk
masyarakat yang lebih lambat kemampuannya dalam melakukan
respons karena keterbatasan pendapatan, tabungan dan kepemilikan
aset, dan alasan struktural lainnya, mereka akan kesulitan
mempertahankan tingkat kesejahteraannya. Golongan masyarakat
inilah yang sesungguhnya sangat rentan dan dirugikan jika subsidi
BBM dikurangi apabila tidak diikuti suatu kebijakan yang dapat
mengkompensasi penurunan kesejahteraan yang dialami masyarakat
tersebut.
b. Subsidi Non BBM
Subsidi nonBBM yang meliputi subsidi listrik, subsidi bunga
kredit program, subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, dan
subsidi PSO (Public Service Obligation)bertujuan untuk menjaga
stabilitas harga, membantu masyarakat kurang mampu dan usaha
kecil dan menengah dalam memenuhi sebagian kebutuhannya, serta
membantu BUMN yang melaksanakan tugas pelayanan umum.
Subsidi non-BBM ini pada umumnya disalurkan melalui
perusahaan/lembaga yang menghasilkan dan menjual barang atau jasa
yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga harga jualnya
dapat lebih rendah dari pada harga pasarnya dan dapat terjangkau
oleh masyarakat.
Dalam pelaksanaanya memang subsidi baik BBM maupun non
BBM memiliki permasalahan-permsalahan diantaranya menciptakan
alokasi sumber daya yang tidak efisien, pemborosan pemakaian,tidak
tepat sasaran dan lain-lain.Penanganan permasalahan akibat adanya
subsidi tentu saja bukan terus dengan serta merta mencabut subsidi.
Pencabutan subsidi memang bisa terasa mengurangi permasalahan
tetapi jelas tidak menyelesaikan permasalahan ekonomi yg terkait
dengan subsidi.Oleh karena itu subsidi yang dilakukan pemerintah
sangat penting dan harus tetap dipertahankan dan terus dikaji agar
tepat sasaran dan memenuhi unsur prioritas.
1) Subsidi Pangan
Subsidi pangan atau ditribusi pangna murah kepada warga
miskin dan tidak mampu adalah salah satu kebijakan
peningakatan aksesbilitas masyarakat terhadap bahan pangan
terutama pangan pokok. Ukuran aksesbilitas ini dapat dijelskan,
misalnya dengan pangan atau proporsi pengeluaran rumah tangga
terhadp bahan pangan. Indikator aksesbilitas juga sering
digunakan sebagai indikator ketahanan pangan ditingkat rumah
tanggga, dan umumnya digabungkan dengan ukuran gizi rumah
tangga. Semakin besar pangsa pengeluaran rumah tangga
terhadap bahan pangan, semakin rendah ketahanan panga rumah
tangga yang bersangkutan. Besarnya pangsa pendapatan yang
digunakan untuk konsumsi pangan jga menunjukan kecilnya
bentuk kekayaaan lain yang dapat dipertukaran untuk
memperoleh satu satuan bahan pangan.
Akses idividu terhadap pangan pokok dapat juga ditopang
oleh intervensi kebijakan harga yang memadai , menguntungkan
dan memuaskan berbagai pihak yang terlibat. Beberapa
pemikiran untuk mendukung kebijakan subsidi pangan
diantaranya.
Pertama, secara konsepsional ,kebijakan subsidi pangan
harus dipandang sebagai salah satu upaya untuk memenuhi hak
atas pangan setiap individu dan desain program harus diltakaan
dalam kerangka pemantapan ketahanan rumah tangga dan
wilayah. Rancangan subsidi harus tetap dalam kerangka
pemberdayaan masyarkat yang menampatkan pembangunan
pertanian dan pendesaan sebgai setrategi utama pembangunan
pangan berkelanjtan. Program bantuan ini harus mampu
mestimulasi pemberdayaan masyarakat pada tingkat rumah
tangga dan mendorong pembangunan wilayah,utamanya dalam
pengkatan produksi dan produktivitas pertanian dan pangan.
Kedua, susidi pangan merupakan intervensi untuk
mengatasi keadaan darurat berupa kerawanan pangan semetara
(transient) yang diakibatkan bencana alam, konflik soial, gejolak
politik dan mengatasi kelaparan atau rawan pangan. Subsidi
pangan dapat diberikan secara gratis karena sifatnya untuk
penyelamatan hidup dan khidupan untuk saat itu juga .
maksudnya, kebijakan subsidi pangan perlu dirancang sebagai
upaya jangka pendek semata atau tindakan peyelamatan,
sehingga tidak besifat eguler dan terus menerus, apalagi jika
akan diperluas.
Ketiga, kebijakan subsidi pangan tidak boleh meciptakan
ketergantungan masyarkat penerima. Hal yang lebi prnting
adalah bahwa kebijakna subsidi tidak bleh menggangu
pengembangan produksi dan perdgangan lokal. Selain itu,
implementai kebijakan subsidi pangan harus memiliki target
enerima yang jelas, waktu penyampaian yang akurat
2. MACAM-MACAM KEBIJAKAN HARGA (Perdagangan)
Berikut ini merupakan penjelasan dari macam-macam kebijakan harga harga
tersebut di atas:
a. Potongan dan kelonggaran (discount and allowance)
Potongan dan kelonggaran adalah hasil pengurangan dari harga dasar
atau harga tercatat atau harga terdaftar (list prices). Sedangkan menurut
Tjiptono ( 2007 ) diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh
penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari
pembeli yang menyenangkan bagi penjual.

1) Strategi penetapan-penetapan harga geografis


Dalam menetapkan harga produk, seorang penjual harus
mempertimbangkan pula biaya angkutan dari pabrik sampai ke
pembeli. Faktor ini menjadi bertambah penting, karena biaya angkutan
sekarang dimasukkan ke dalam biaya variabel total. Kebijakan harga
penetapan harga bisa mencakup tiga variasi: pembeli menanggung
seluruh biaya angkutan, atau penjual menanggung seluruh biaya
angkutan atau dapat juga ditanggung kedua belah pihak.
Strategi yang dapat dipilih dan bisa sangat mempengaruhi penetapan
harga :
a) Batas tempat fasilitas produksi
b) Lokasi tempat produksi
c) Sumber bahan baku produksi
d) Daya saing dalam berbagai pasar
2) Strategi harga tunggal dan strategi harga variable
Sebelum menentukan strategi penetapan harga apa yang dianut
oleh perusahaan, manajemen perlu terlebih dahulu mengkaji dengan
cermat dua pilihan, strategi tunggal atau strategi harga variabel.
Menganut strategi yang satu bukan berarti membuang jauh-jauh
strategi yang lain, meskipun biasanya penentuan strategi apa yang akan
didayagunakan bersifat mengikat. Dengan strategi harga tunggal,
perusahaan menetapkan harga sama atau harga ke seluruh pelanggan
yang membeli produk dalam kualitas sama. Di bawah strategi harga
variabel, perusahaan akan dapat menjual produk dengan harga yang
berlainan meskipun transaksi dilakukan dalam kuantitas sama dengan
pembeli yang sama. Kebijakan harga tunggal bisa membina
kepercayaan konsumen kepada penjual tingkat eceran, grosir atau
pabrik. Pembeli yang kurang pandai menawar tidak perlu kuatir akan
tertipu. Kebijakan harga variabel juga mempunyai kelebihan, misalnya
penjual bisa membeli konsensi harga kepada pembeli agar penjual bisa
memberi harga khusus pada pembeli yang mempunyai potensi menjadi
pelanggan besar.

3. Hubungan Kebijaksanan Harga dengan Status Gizi


Dari semua kebijakan harga yang telah dibuat oleh permerintah salah satunya
ada subsidi, subsidi terbagi dua yaitu subsidi BBM dengan subsidi nonBBM,
subsidi tersebut secara tidak langsung dapat meningkatkan status gizi
masyarkat, misalnya karena BBM di subsidi masyarakat menengah kebawah
didaerah perkotaan dapat membeli LPG untuk memasak sehingga keluarga
tersebut dapat memasak makanan dirumah, tidak membeli makanan jadi yang
kebersihannya belum terjamin.
Kemudian untuk subsidi non BBM misanya subsidi pangan, pangan yang
disubsidi diataranya beras, minyak goreng, gula, dll. Pemerintah melalui bulog
mengeluarkan beras raskin, sehingga masyarakat menengah kebawah dapat
terbantu dan dapat memenuhi kebutuhan ekonominya, yang tadinya tidak
mampu membeli beras dan jarang makan nasi sangat terbantu karena adanya
subsidi tersebut dan akan mempengaruhi status gizinya. Pemerintah juga
biasanya memberikan subsidi berupa uang kepada masyarakat yang kurang
mampu, umumnya uang tersebut dibelanjakan untuk kebutuhan pangan
keluarga mereka, misalnya dari 100 % uang yang diberikan pemeritah 50 75
% uang tersebut akan dibelikan untuk memenuhi keutuhan pangannya,
contohnya beberapa kg beras sehingga mereka mempunyai cadangan beras
kelak. Akan tetapi tidak smeua masyarakat yang mendapatkan subsidi berupa
uang membelanjakan uang tersebut untuk kebutuhan pangan, ada juga yang
membelanjakan uang tersebut untuk kebutuhan yang lainnya. Biasanya hal
tersebut disebabkan oleh ketidaktepat sasaran pemeberian subsidi, sehingga
masyarakat kurang mampu tetap tidak bisa meningkatkan status gizinya dan
kebijakan tersebut tidak sesuai dengan tujuannya.
Kebijakan harga perdagangan biasanya dari produsen, produsen
memberi kebijakan harga berupa diskon untuk konsumen agar konsumen
betah dan berbelanja di produsen itu lagi, Jika diskon itu ada pada barang
barang atau bahan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat otomatis
masyarakat akan terbantu, jadi bisa mendapatkan bahan makanan tersebut
lebih murah karena ada diskon, sehingga status gizi masyarakat juga
terpenuhi. Dalam proses jual beli juga ada proses tawar menawar, harga
yang tadinya mahal dan tidak mampu dibeli oleh masyarakat dengan adanya
tawar menawar bisa jadi murah dan mampu dibeli oleh masyarakat sehingga
status gizi masyarakat pun terpenuhi dan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai