Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dan
biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair
padat.
Diare adalah buang air besar cair atau lunak lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Volume
feses per hari berkisar antara 5ml/kgBB – 200 ml/kgBB atau lebih.
Penyebab diare tersering adalah virus, bakteri dan parasit. Diare tanpa peradangan,
biasanya feses bersifat cair tanpa darah dan lender ataupun demam. Sebaliknya, diare disertai
peradangan biasanya feses mengandung darah dan banyak leukosit, mengenai usus besar dan
dapat disertai demam, muntah dan nyeri perut.
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala
diare yaitu buang air besar lebih dari 3x dengan konsistensi cair dengan atau tanpa lendir dan
darah
A. Asesment Gizi
Standar Interpretasi
Kategori Data Data
Pembanding Masalah Gizi
TB : Z-Score : -2 SD s.d 2
SD (Dilihat dari indeks
Z-Score : BB/PB)
BD/Biokimia Hb = 12,7 g/dL Hb = 12-15 gr/dl Leukosit tinggi
Leukosit = 11 rb /mm3 Leukosit = 5-10rb/mm3 (Infeksi)
Hematokrit = 37,5%
Hematokrit = 35-40%
Pengkajian
Pada umumnya, anak buang air besar maksimal 3 kali sehari dan minimal sekali tiap 3 hari.
Bentuk feses bergantung pada kandungan air dalam feses. Pada keadaan normal, feses
berbentuk seperti pisang.
Dilihat dari kandungan airnya, bentuk feses bervariasi mulai dari "cair" (kadar airnya paling
tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), "lembek" (seperti bubur), “berbentuk” (feses normal,
seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit).
"Pada bayi usia 0-2 bulan, frekuensi buang air besarnya lebih sering karena masih dalam
periode ASI ekslusif. Selama berat badan bayi meningkat normal, kondisi itu tidak masuk
kategori diare. Situasi tersebut hanya disimpulkan sebagai intoleransi laktosa sementara
akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
Normalnya warna feses kuning kehijauan. Terkadang pada bayi, warna feses juga bergantung
asupan makanannya. Tapi perlu diperhatikan jika fesesnya mengandung darah.
Anak dinyatakan menderita diare bila buang air besar "lebih encer" dan "lebih sering" dari
biasanya. Selain "cairan", feses anak diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung
pada penyebabnya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Terkadang gejala
muntah dan demam mendahului mencret.
Karena mencret dan muntah yang terus-menerus, pada awalnya anak akan merasa haus
karena mengalami dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan.
Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala sebagai berikut:
Anak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat.
Mata tampak cekung, pada bayi ubun-ubun cekung, bibir dan lidah kering, tidak tampak
air mata walaupun menangis.
Turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut,
Nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin,
Kencing berkurang.
Pada dehidrasi berat, napas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (asidosis).
Bila terjadi kekurangan elektrolit, dapat terjadi kejang.
Masalah Gizi :
1. Asupan oral tidak adekuat
2. BB Kurang
3. Perubahan Fungsi Gastrointestinal
Diagnosis Gizi
a. Domain Intake
NI.2.1 Asupan Oral tidak adekuat berkaitan dengan kurangnya pemenuhan asupan
makanan ditandai dengan asupan E = , P = , L = , dan KH = .
b. Domain Klinis
Perubahan fungsi Gastrointestinal (NC.1.4) berkaitan dengan perubahan fungsi GIT
akibat infeksi ditandai dengan adanya diare yang disebakan oleh Vibrio cholerae,
Salmonella spp, E. coli
NC.3.1 BB Kurang/Underweight berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi /
intake makanan kurang ditandai dengan status gizi berdasarkan BB/TB …..
BERIKAN ALTERNATIF PEMILIHAN SOLUSI (Porsi kecil tapi sering/+Enteral)
Jelaskan kelebihan dan kekurangan memilih masing – masing solusi
KESEPAKATAN
Intervensi
A. Tujuan Diet
1. Meningkatkan asupan oral untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa
memperberat kerja saluran cerna.
2. Meningkatkan BB dan status gizi normal
B. Preskripsi Diet
1 Jenis Diet : Diet Rendah Sisa I/II
2 Prinsip dan Syarat Diet
a) Energi normal sesuai dengan kebutuhan berdasarkan BBI sesuai TB aktual
(Pemberian energy diberikan secara bertahap dikarenakan asupan yang kurang
baik untuk mencapai asupan normal)
b) Protein cukup yaitu 10-15 % kebutuhan energy total
c) Lemak cukup, yaitu 25-30 % dari kebutuhan energy total
d) KH cukup, yaitu 50-60 % dari kebutuhan energy total.
e) Vitamin dan mineral sesuai AKG,
f) Cairan cukup sesuai kebutuhan
g) Porsi kecil, frekuensi sering
h) Bentuk Makanan : saring/cincang/lunak
i) Volume kecil bertahap sesuai kemampuan
j) ASI tetap diberikan apabila anak masih menyusu, bila perlu lebih sering.
karena ASI terbukti bisa mengurangi kejadian infeksi saluran cerna, ASI
mengurangi beratnya diare ataupun lamanya diare berlangsung
k) Oral 50% dengan frekuensi 3x utama dan 3x selingan.
l) Enteral 50% diberikan
3. Perhitungan Kebutuhan
SESUAI AKG
4. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
5. Standar Makanan
6. Distribusi Makanan
Contoh menu
Bentuk Makanan Saring
Pagi : bubur saring wortel, telur kecap, sari tomat
Sel 1 : biskuit
Siang : bubur saring, semur daging (blender), tim tahu wortel,sari jeruk
Sel 2 : roti panggang, sari tomat
Malam : bubur saring bayam, ayam ungkep, sup tahu sayur, sari jeruk
Sel 3 : biscuit, teh
Sasaran : keluarga
Waktu : 30 menit
Metode : konsultasi
a. Memberikan pengetahuan mengenai kebutuhan gizi yang seimbang, dan bahaya
penyakit diare
b. Menjelaskan tujuan, prinsip dan syarat diet rendah sisa.
c. Memberikan motivasi untuk kesembuhan pasien.
d. Memberikan penegasan bahwa dengan pemberian diet ini merupakan salah satu cara
untuk mempercepat kesembuhan dan mencapai status gizi normal.
e. Memberikan pemahaman kepada keluarga pasien tentang pentingnya dukungan dari
keluarga untuk kesembuhan pasien.
Bila anak atau balita menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan
minum minimal sebanyak 10 mililiter per kilogram berat badan anak. Hal itu dilakukan
setiap kali anak mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama feses dapat diganti untuk
mencegah dehidrasi yang bisa berujung pada kematian.
Memberi anak oralit juga bisa dilakukan. Pastikan dosis yang Anda berikan sesuai
dengan berat badan si kecil. Lantas, bagaimana mengetahui keadaan anak membaik
sehingga tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari
gejala-gejala yang disebutkan di atas. Misalnya kesadaran anak membaik, rasa hausnya
menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit
perutnya membaik.
Muntah terus menerus sehingga pemberian obat diare balita berupa oralit dinilai
tidak manjur
Mencret hebat dan terus menerus yang diperkirakan pemberian oralit sebagai obat
diare balita kurang berhasil
Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor kurang, tangan dan kaki dingin,
tidak sadar).
Pencegahan diare
Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Karena itu,
upaya pencegahan diare adalah dengan memutus rantai penularan tersebut.
Diare pada anak dapat menyebabkan kematian dan kurang gizi. Kematian dapat
dihindarkan dengan mencegah dan mengatasi dehidrasi melalui pemberian oralit.
Gizi kurang dapat dicegah dengan pemberian makanan yang memadai selama
berlangsungnya diare. Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak
yang mengalami diare. Pecegahan dan pengobatan diare harus dimulai di rumah.
CONTACT PERSON
REGISTRASI