Disusun oleh:
1. Urip Retnoningsih
NIM. GOE517027
2. Esti Madyaningsih
NIM. GOE517005
1
RPL KEBIDANAN UNIMUS SEMARANG
2017-2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat,Taufik dan Hidayah-Nya sehingga makalah TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 0-1
TAHUN ini dapat terselesaikan pada waktunya, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kebidanan.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih yang sedalamdalamnya kepada
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah lebih lanjut.
Akhir kata, semoga apa yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orangtua tentu berkeinginan agar anaknya dapat tumbuh kembang optimal, yaitu agar
anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi
genetik yang ada pada anak tersebut. Hal ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak ( asah,
asih, dan asuh ) terpenuhi. Kebutuhan dasar anak harus dipenuhi yang mencakup imtaq,
perhatian, kasih sayang, gizi, kesehatan, penghargaan, pengasuhan, rasa aman / perlindungan,
partisipasi, stimulasi dan pendidikan ( asah, asih dan asuh ). Kebutuhan dasar tersebut harus
dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi berada dalam kandungan.(5) Untuk itulah dalam
perkuliahan ini akan dibahas mengenai pemantauan tumbuh kembang neonatus terutama pada
pertumbuhan fisik pada neonatus baik BB dan TB dengan menggunakan Denver Development
Stress Test (DDST).
C. Sistimatika
Untuk mempermudah dalam mengetahui makalah ini kami sajikan dengan sistematika sebagai
berikut :
a. BAB I Pendahuluan
b. BAB II Tinjauan Teori
c. BAB III Penutup
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
b. Usia 2 bulan
1) Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka dengan suara.
2) Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke tengah.
3) Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
c. Usia 3 bulan
1) Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
2) Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
3) Tertawanya sudah mulai keras.
4) Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau tersenyum.
5) Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman, pendengaran, serta
kontak.
d. Usia 4 bulan
1) Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
2) Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
3) Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
4) Mulai memperluas jarak pandangannya.
e. Usia 5 bulan
1) Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
2) Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan suara tawa yang
ceria.
3) Sudah bisa bermain sendiri.
4) Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
f. Usia 6 bulan
1) Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
2) Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
3) Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
g. Usia 7 bulan
1) Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
2) Mulai belajar merangkak.
3) Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
h. Usia 8 bulan
1) Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil mainannya.
2) Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
3) Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa, dadada, tatata.
4) Bisa memegang dan makan kue sendiri.
5) Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
i. Usia 9 bulan
1) Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut menyangga berat
badannya.
2) Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
5
3) Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di sekitarnya.
4) Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
j. Usia 10 bulan
1) Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
2) Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
3) Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
k. Usia 11 bulan
1) Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan berpegangan
dengan kursi atau meja selama 30 detik.
2) Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
3) Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
4) Senang diajak bermain cilukba.
l. Usia 12 bulan
1) Mulai berjalan dengan dituntun.
2) Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
4) Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
5) Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
6) Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
7) Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang yang tidak
dikenal/asing.
6
Kemampuan motorik pada bayi berdasarkan usia yakni:
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin sehingga dalam
masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar. Kemampuan bicara bayi masih
dalam bentuk pra bicara, yang diekspresikan dengan cara menangis, mengoceh, gerakan
isyarat dan ekspresi wajah seperti tersenyum. Bahkan pada masa ini lebih sering muncul
senyum sosial sebagai reaksi terhadap rangsangan dari luar .
Ekspresi emosi adalah bahasa pertama sebelum bayi berbicara, sebagai cara untuk
mengkomunikasikan dirinya pada orang tua atau orang lain. Bayi akan bereaksi pada
ekspresi wajah dan tekanan suara, sebaliknya orangtua membaca ekspresi bayi dan
merespon jika ekspresi bayi menunjukkan tertekan atau gembira. Terkait dengan ekspresi
emosi bayi, yang mudah dikondisikan, maka ekspresi emosi bayi mudah dikondisikan. Jika
orangtua lebih banyak menunjukkan suasana hati yang positif seperti selalu gembira, santai
dan menyenangkan, akan mempengaruhi pemahaman bayi terhadap sesuatu dan cenderung
menimbulkansuasana hati yang menyenangkan. Sebaliknya jika orang dewasa
mengkondisikan dengan situasi yang tidak menyenangkan maka suasana emosi bayi
cenderung buruk. Kemampuan bicara pada bayi sebenarnya ada hubungannya dengan
7
perkembangan otak, terutama pada saat bayi menangkap kata-kata yang diucapkan dan
menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Pada saat bayi berjalan, berbicara,
tersenyum dan mengerutkan dahi, sebenarnya tengah berlangsung perubahan dalam otak.
Meski keterkaitan sel-sel syaraf (neuron) yang dimiliki bayi, masih sangat lemah, namun
akan sangat mempengaruhi pada perkembangan sel syaraf pada tahap selanjutnya. Bayi
mengerti dan memahami sesuatu yang berada disekelilingnya, tidak terbatas dengan melihat
serta memanipulasi namun sebenarnya bayi sudah memiliki kemampuan untuk memberi
perhatian, menciptakan simbolisasi, meniru dan menangkap suatu konsep melalui gerakan
sudah lebih berkembang. Oleh karenanya untuk mengoptimalkan kemampuan otaknya
maka bayi perlu lebih banyak menstimulasi bayi untuk mengenal benda-benda sekelilingnya
sambil terus mengajak berbicara.
Kemampuan bicara dan berbahasa pada masa bayi sbb:
Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa
prabicara,
0-3 bulan meniru suara-suara,
mengenali berbagai suara.
mencari sumber suara,
3-6 bulan
menirukan kata-kata..
menyebutkan nama gambar di buku majalah,
6-9 bulan
menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.
menirukan kata-kata
9-12 bulan
berbicara dengan boneka
bersenandung dan bernyanyi.
8
Kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada masa bayi sbb:
Usia Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian
Memberi rasa aman dan kasih sayang,
mengajak bayi tersenyum,
mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan di sekitarnya,
0-3 bulan
meniru ocehan dan mimik muka bayi,
mengayun bayi,
menina bobokan.
Bermain "ciluk ba',
3-6 bulan melihat dirinya di kaca,
berusaha meraih mainan.
Mulai bermain atau 'bersosialisasi' dengan orang lain.
6-9 bulan Mulai melambaikan tangan jika ditinggal pergi.
Mulai membalas lambaian tangan orang lain.
Minum sendiri dari sebuah cangkir,
9-12
Makan bersama-sama
bulan
Menarik mainan yang letaknya agak jauh.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik maka para ibu ibu diharapkan dapat
memeperhatikan gizi pada bayi dan melatih anak untuk belajar sesuai dengan
tahapanya.
Sebab belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui
belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak
2. Dalam mengajar, guru hendaknya mampu mengomunikasikan materi dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai metode mengajar agar setiap
anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian digunakan pada saat
diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila guru mengetahui karakteristik murid-
muridnya yang visual, yang auditorial maupun yang kinestik.
3. Bagi ibu ibu yang mempubyai anak diharapkan dapat membimbing anaknya ke arah
yang benar agar anaknya memiliki kognitif yang luas daN tidak neniliki gangguan
mental.
10