Anda di halaman 1dari 6

Diabetes Melitus Gestasional

Definisi
Diabetes melitus gestasional adalah keadaan intoleransi karbohidrat yang memiliki awitan atau
pertama kali ditemukan pada kehamilan.

Diagnosis
Semua ibu hamil dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan untuk melihat adanya diabetes
melitus gestasional, namun waktu dan jenis pemeriksaannya bergantung pada faktor
risiko yang dimiliki ibu.
Faktor risiko diabetes melitus gestasional meliputi: obesitas, adanya riwayat diabetes
melitus gestasional sebelumya, glukosuria, adanya riwayat keluarga dengan diabetes,
abortus berulang, adanya riwayat melahirkan dengan cacat bawaan atau bayi >4000
gram, dan adanya riwayat preeklampsia.
Pasien dengan faktor risiko tersebut perlu diperiksa lebih lanjut sesuai standar diagnosis
diabetes melitus di kunjungan antenatal pertama. Diagnosis diabetes melitus ditegakkan
bila kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (disertai gejala klasik hiperglikemia)
ATAU kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl ATAU kadar glukosa 2 jam setelah
TTGO >200 mg/dl ATAU kadar HbA1C >6,5%. Hasil yang lebih rendah perlu
dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan TTGO di usia kehamilan antara 24-28
minggu.
Pemeriksaan konfirmasi dan pemeriksaan untuk ibu hamil tanpa faktor risiko dilakukan
pada usia kehamilan 24-28 minggu, dengan cara sebagai berikut:
Minta ibu untuk makan makanan yang cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian
berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, kemudian diikuti
pemberian beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa
darah 1 jam lalu 2 jam kemudian
Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan apabila ditemukan:
Kadar gula darah puasa > 92 mg/dl, ATAU
Kadar gula darah setelah 1 jam > 180 mg/dl, ATAU
Kadar gula darah setelah 2 jam > 153 mg/dl

Faktor predisposisi
Obesitas, riwayat intoleransi glukosa, riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya, riwayat
diabetes pada keluarga.

a. Tatalaksana Umum
Penatalaksanaan diabetes melitus gestasional dilakukan secara terpadu oleh dokter
spesialis penyakit dalam, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, ahli gizi, dan dokter
spesialis anak.
Sedapat mungkin rujuk ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan yang
adekuat.
Jelaskan kepada pasien bahwa penatalaksanaan diabetes melitus gestasional dapat
mengurangi risiko memiliki bayi besar, mengurangi kemungkinan terjadinya
hipoglikemia neonatal, dan mengurangi kemungkinan bayi mengidap diabetes di usia
dewasa kelak.

b. Tatalaksana Khusus
Tujuan penatalaksanaan adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah
puasa <95mg/dl dan kadar glukosa 2 jam sesudah makan <120 mg/dl.
Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien:
Tentukan berat badan ideal: BB ideal = 90% x (TB-100)
Kebutuhan kalori = (BB ideal x 25) + 10-30% tergantung aktivitas fisik + 300 kal
untuk kehamilan
Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung tingkat kegemukan. Bila kurus,
ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan BB
Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kgBB
Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan dipertimbangkan bila pengaturan diet
selama 2 minggu tidak mencapai target kadar glukosa darah.
Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5 unit/kgBB/ hari.
Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi fundus uteri, USG, dan
kardiotokografi.
Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakukan tiap minggu sejak usia
kehamilan 36 minggu
Skor <5 merupakan tanda gawat janin dan indikasi untuk melakukan seksio sesarea.
Lakukan amniosentesis dahulu sebelum terminasi kehamilan bila usia kehamilan <38
minggu untuk memeriksa kematangan janin.
Skor >6 menandakan janin sehat dan dapat dilahirkan pada umur kehamilan aterm
dengan persalinan normal.
Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin tumbuh normal, tawarkan
persalinan elektif dengan induksi maupun seksio sesarea untuk mencegah distosia
bahu.
Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah bersalin. Ibu dengan riwayat
diabetes melitus gestasional perlu diskrining diabetes setiap 3 tahun seumur hidup.
PENYAKIT TIROID

Penyakit tiroid yang dibahas di sini mencakup hipertiroidisme dan hipotiroidisme.

Hipertiroidisme

Definisi
Hipertiroidisme adalah terdapatnya hormon tiroksin yang berlebih dalam tubuh.

HIPERTIROIDISME
Tanda dan gejala
Takikardia dan palpitasi
Peningkatan abnormal denyut jantung saat tidur
Pembesaran kelenjar tiroid
Eksoftalmus
Berat badan tidak naik pada wanita non-obes meskipun asupan makanan cukup atau
berlebih
Merasa panas atau berkeringat berlebihan
Suhu tubuh meningkat
Tremor

Faktor predisposisi
Jenis kelamin perempuan, riwayat hipertiroidisme pada keluarga
Diagnosis
Diagnosis hanya dapat dilakukan di rumah sakit, dengan melakukan pemeriksaan kadar TSH, T3
dan FT4. Peningkatan kadar tiroid bebas atau indeks FT4 mengkonfirmasi diagnosis ini. Selain
itu bila fasilitas tersedia, USG tiroid sebaiknya dilakukan.

Tatalaksana

a. Tatalaksana Umum
Tata laksana awal dilakukan di rumah sakit, kemudian rawat jalan dapat dilanjutkan di
pusat layanan kesehatan yang lebih sederhana.
Untuk terapi awal, anjurkan rawat inap untuk mengontrol kadar hormon tiroid.
Tirah baring dianjurkan untuk mengurangi aktifitas dan menstabilkan emosi.
Berikan diet yang sesuai untuk mengembalikan defisit kalori.
Propiltiourasil 300-450 mg/hari, dibagi dalam 3 dosis. Bila kadar FT4 dan T3 bebas
mencapai batas normal, berikan dosis pemeliharaan 50-300 mg/hari, dalam dosis terbagi.
Larutan yodium (Lugol) diberikan sebanyak 3 tetes dalam segelas air putih dan diminum
sekali sehari selama 1-2 minggu.
Propanolol digunakan untuk mengurangi manifestasi simpatetik, dengan dosis 40-80
mg/hari, terbagi dalam 3-4 dosis. Tidak digunakan pada kehamilan dengan hipertiroid
yang disertai penyakit paru obstruktif, blokade jantung, dekompensasio kordis, dan
diabetes melitus.
Tiroidektomi dapat dipertimbangkan ketika kondisi hipertiroid telah teratasi lewat
pengobatan.
Setelah bayi lahir, periksa kadar hormon tiroidnya untuk menyingkirkan kemungkinan
hipotiroidisme pada bayi akibat pengobatan selama ibu hamil.

b. Tatalaksana Khusus : -

HIPOTIROIDISME

Definisi
Hipotiroidisme adalah keadaan kurangnya hormon tiroksin dalam tubuh.

Hipotiroidisme jarang ditemui pada kehamilan karena berkaitan dengan infertilitas. Namun
demikian, bila terjadi, dapat meningkatkan risiko preeklampsia dan abrupsio plasenta.
Diagnosis
Diagnosis pasti dilakukan di rumah sakit dengan melakukan pemeriksaan TSH, T3, dan T4.
Ditemukan peningkatan kadar TSH dengan kadar hormon tiroid bebas normal atau menurun.

Tanda dan gejala


Kelelahan, anoreksia, berat badan menurun
Kulit terasa kasar, kering dan dingin
Suara sera
Lidah tebal
Tekanan darah tinggi
Kadang terdapat ronkhi
Refleks fisiologis, daya pikir dan bicara lambat
Retensi cairan pada jaringan longgar

Faktor predisposisi
Defisiensi iodin

Tatalaksana

a. Tatalaksana Umum
Rujuk pasien ke rumah sakit.
Berikan levotiroksin 50-100 g/hari kemudian periksa kadar TSH dan tiroksin setiap 4-6
minggu untuk menyesuaikan dosis levotiroksin sebesar 25-50 g.
Target TSH adalah <2,5 U/ml
b. Tatalaksana Khusus : -

Anda mungkin juga menyukai