Azni PDF
Azni PDF
Uppit Yuliani
Jl. Belly Gg. Mekar II No.40
Cijantung Pasar Rebo Jakarta Timur 13730
uppitney@yahoo.com
ABSTRAK
Masalah kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi. Pada 2010 tercatat kasus
kecelakaan kerja sebanyak 65.000 kasus atau menurun dibanding 2009 yang mencapai
96.314 kasus. Dari 96.314 kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia pada 2009,
sebanyak 87.035 tenaga kerja sembuh total, 4.380 mengalami cacat fungsi, 2.713 cacat
sebagian, 42 cacat total, dan 2.144 meninggal dunia (Suara Karya, 2011). Pada
penelitian ini akan diteliti mengenai identifikasi risiko K3 , penilaian risiko K3 serta
bagaimana tindakan pengendalian terhadap risiko K3 pada kegiatan proyek
pembangunan infrastruktur gedung. Metode penilaian menggunakan matriks penilaian
risiko yang bersumber dari AS/NZS 4360 : 2004 Risk Management Standard dan AS/NZS
1SO 31000 : 2009. Dari penelitian ini diperoleh risiko tertinggi pada pekerjaan tanah
adalah lifting material dengan service crane dengan variabel yaitu pekerja dan fasilitas
tertimpa material dengan indeks risiko sebesar 5,88, pada pekerjaan pondasi
pemasangan kerangka baja tulangan dengan variabel pekerja jatuh sebesar 5,35,
pekerjaan struktur atas yaitu lifitng material dengan tower crane dengan variabel
material terjatuh dari ketinggian dan menimpa pekerja sebesar 6,63, pekerjaan atap
yaitu pemasangan plafon dengan risiko pekerja terjatuh dari ketinggian sebesar 5,02,
pekerjaan dinding dan keramik dengan risiko tersengat listrik sebesar 5,24, pekerjaan
plumbing yaitu instalasi plumbing dengan risiko pekerja terjatuh dari ketinggian sebesar
5,27.
Kata kunci: Manajemen risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), AS/NZS
4360:2004 dan AS/NZS ISO 31000:2009 Risk Management Standart
PENDAHULUAN
Manajemen risiko menyangkut budaya, proses dan struktur dalam mengelola
suatu risiko secara efektif dan terencana dalam suatu sistem manajemen yang baik.
Manajemen risiko adalah bagian integral dari proses manajemen yang berjalan dalam
perusahaan atau lembaga (ASNZS 4360:2004). Dalam aspek K3 kerugian berasal dari
kejadian yang tidak diinginkan yang timbul dari aktivitas organisasi. Tanpa menerapkan
manajemen risiko perusahaan dihadapkan dengan ketidakpastian. Manajemen tidak
mengetahui apa saja bahaya yang dapat terjadi dalam organisasi atau perusahaannya
sehingga tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Manajemen risiko K3 adalah
suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak
diinginkan secara komphrehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman
yang baik (Ramli, 2010).
Masalah kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi. Pada 2010
tercatat kasus kecelakaan kerja sebanyak 65.000 kasus atau menurun dibanding 2009
yang mencapai 96.314 kasus. Dari 96.314 kasus kecelakaan kerja yang terjadi di
Indonesia pada 2009, sebanyak 87.035 tenaga kerja sembuh total, 4.380 mengalami
cacat fungsi, 2.713 cacat sebagian, 42 cacat total, dan 2.144 meninggal dunia (Suara
Karya, 2011). Selain itu, di Indonesia setiap tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan
kerja (Warta Ekonomi, 2006).
Adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi akan
menjadi salah satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek.
Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi diwajibkan untuk
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lokasi kerja
dimana masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini juga merupakan bagian dari
perencanaan dan pengendalian proyek.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yaitu semakin tingginya angka kecelakaan kerja di tempat
kerja di Indonesia maka permasalahan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
bagaimana mengidentifikasi, menilai, dan penanganan terhadap risiko K3 (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) terhadap proyek konstruksi gedung mengingat masalah
keselamatan dan kesehatan kerja ini juga merupakan bagian dari perencanaan dan
pengendalian proyek.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah:
1. Mengidentifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi
pada kegiatan proyek pembangunan infrastruktur gedung.
2. Menilai risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada
kegiatan proyek pembangunan infrastruktur gedung.
3. Memberikan pengendalian risiko terhadap risiko K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) pada kegiatan proyek pembangunan infrastruktur gedung.
TINJAUAN PUSTAKA
Proyek Infrastruktur
Natural
Environment
Gambar 1. Hubungan Antara Sistem Sosial, Ekonomi, Infrastruktur dan Lingkungan Alam
Yang Harmoni
Sumber : Robert (2003)
Proyek Konstruksi Gedung
Proyek konstruksi gedung terutama gedung bertingkat merupakan proyek yang cukup banyak
mengandung risiko dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. . Keselamatan kerja (K3)
merupakan satu instrumen yang berfungsi untuk melindungi segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelaksanaan suatu proyek konstruksi meliputi SDM atau pekerja,
perusahaan pelaksana pekerjaan, lingkungan atau ekosistem, hinga masyarakat di sekitar
proyek dari bahaya maupun potensi bahaya yang dapat ditimbulkan akibat kecelakaan kerja
(KIPRAH, Vol.31).
Manajemen Risiko
Menurut AS/NZS 4360 Risk Management Standard, manajemen risiko adalah the culture,
process, and structures that are directed towards the effective management of potential
opportunities and adserve effects. Menurut standar AS/NZS 4360 tentang standar
manajemen risiko, proses manajemen risiko mencakup langkah sebagai berikut dan dapat
dilihat pada Gambar 2.
Mulai
Latar Belakang
Perumusan Masalah
TAHAP IDENTIFIKASI
Tujuan dan Manfaat DAN STUDI PUSTAKA
Penelitian
Kajian literatur
1. Pengkajian jurnal-jurnal, skripsi, tesis
dan buku yang didapat untuk penentuan
variabel
2. Wawancara untuk penentuan variabel
3. Penentuan variabel
-Survey (kuisioner)
TAHAP PENGUMPULAN
DATA
-Variabel di uji validasi dan reliabilitas
-Variabel Valid
Analisis risiko
Studi Lapangan
Studi lain yang dilakukan selain studi lapangan dan teori-teori mengenai manajemen
risiko pada kecelakaan kerja. Studi lapangan ini sangat penting untuk dilakukan karena tidak
semua studi dan teori dari buku dapat dilaksanakan di lapangan secara keseluruhan. Bentuk
studi lapangan yang dilakukan berupa datang ke A2K4 untuk bertemu dengan pakar,
wawancara langsung dengan seorang safety officer dan penyebaran kuisioner kepada pihak
penyelanggara K3 di beberapa perusahaan kontraktor yang menjadi sampling dalam
penelitian ini serta beberapa responden yang sudah berpengalaman dalam hal K3 proyek
konstruksi gedung.
Kuisioner
Pembuatan kuisioner adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengukur
efektifitas program keselamatan kerja pada industri konstruksi, dimana dibuat berdasakan
studi pustaka dan disesuaikan dengan studi lapangan. Metode observasi ini digunakan untuk
mengukur risiko-risiko kecelakaan kerja yang ada serta pencegahan yang dilakukan. Hasil
dari kuisioner selanjutnya akan diuji validitas dan reliabilitas untuk menetukan seberapa
validnya data. Jika semua variabel valid maka dapat dilanjutkan dengan mengolah data.
Selanjutnya data nantinya akan ditabulasi sehingga menghasilkan indeks risiko yang nantinya
akan menentukan risiko tertinggi dan level risiko dari yang tertinggi hingga terendah
berdasarkan masing-masing pekerjaan konstruksi bangunan dan indeks pengendalian risiko
yang nantinya menentukan hasil dari risiko sebelum dilakukan pengendalian dan setelah
pengendalian.
Adapun variabel penelitian yang ada adalah dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Variabel Risiko
Risiko
No Sumber
Pekerjaan yang berisiko Variabel
Pekerjaan : Tanah
formwork collapse
9
Bongkar pasang
pekerja jatuh dari ketinggian (Iman, 2007)
scaffholding
bekisting/scaffolding jatuh dan menimpa
pekerja/fasilitas
pekerja terluka ketika bekerja
Material terjatuh dari ketinggian dan
10 Lifitng material dengan
menimpa pekerja
tower crane
pekerja terkena debu dan kotoran
Pembersihan debu dan
kotoran dengan penyakit kulit dermatitis akibat debu-debu (Safety Officer,
11
compressor pada dan asap 2011)
pekerjaan pelat lantai
Pekerjaan :Atap
gangguan pernapasan akibat pekerja
12 Pemasangan penutup atap
terkena debu dari asbes (Safety Officer,
2011)
13 Pemasangan plafon pekerja/fasilitas terjatuh dari ketinggian
Uji Wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari
dua data apakah berbeda atau tidak. Dari uji ini akan dijelaskan mengenai perbandingan
kedua data sehingga akan terlihat seberapa besar pengaruh dan perbedaan keduanya. Dengan
demikian, performance risiko dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi
objek penelitian sebelum dan sesudah diberikan pengendalian risiko.
P eluang
Rata-rata peluang = 1
..(1)
Jum lah responden (n)
n
D am pak
Rata-rata dampak = 1
..(2)
Jum lah responden (n)
n
P eluang x D am pak
Risiko = 1
...(3)
Jum lah responden (n)
Pekerjaan : Plumbing
36 Pekerja terjatuh dari ketinggian 1.07 4.93 5.27
Pekerja tertimpa peralatan
16 instalasi plumbing 37 1.00 4.45 4.45
plumbing
terluka ketika bekerja dengan
38 2.35 1.45 3.41
pipa
terdapat percikan api dan
39 1.65 3.02 4.98
menimbulkan kebakaran
17 instalasi listrik
40 terkena sengatan listrik 1.43 3.60 5.16
4.60 H
20
pekerja jatuh dari ketinggian
8 Pengecoran pekerja terjatuh saat 5.22
21 H
mendirikan cetakan beton
22 5.06 H
robohnya cetakan beton
Pekerjaan : Struktur Atas
9 Bongkar pasang 23 3.60 M
formwork collapse
scaffholding 5.78
24 H
pekerja jatuh dari ketinggian
bekisting/scaffholding jatuh 4.91
25 H
dan menimpa pekerja/fasilitas
26 4.53 L
pekerja terluka ketika bekerja
Material terjatuh dari
27 ketinggian dan menimpa 6.63 E
Lifitng material
10 pekerja
dengan tower crane
pekerja terkena debu dan 3.80
28 M
kotoran
Pembersihan debu
dan kotoran dengan
penyakit kulit dermatitis akibat 1.95
11 compressor pada 29 L
debu-debu dan asap
pekerjaan pelat
lantai
Pekerjaan : Atap
Pemasangan gangguan pernapasan akibat 2.15
30 L
12 penutup atap pekerja terkena debu dari asbes
pekerja/fasilitas terjatuh dari 5.02 E
13 Pemasangan plafon 31
ketinggian
Pekerjaan : Dinding dan Keramik
gangguan pernafasan akibat 3.23
Pemasangan 32 L
debu pasir/semen
14 dinding dan
gangguan pernafasan akibat 1.65
plesteran 33 L
debu pada dinding
pekerja terluka akibat terkena 4.33
34 L
mesin potong keramik
Pemasangan
15 H
keramik 5.24
35 Tersengat listrik
Pekerjaan : Plumbing
36 5.27 E
Pekerja terjatuh dari ketinggian
Pekerja tertimpa peralatan 4.45
16 instalasi plumbing 37 E
plumbing
terluka ketika bekerja dengan 3.41
38 M
pipa
terdapat percikan api dan 4.98
39 M
menimbulkan kebakaran
17 instalasi listrik
40 terkena sengatan listrik 5.16 H
H0 : Pengendalian risiko tidak mempunyai efek berarti pada perubahan nilai indeks risiko.
H1 : Pengendalian risiko mempunyai efek berarti pada perubahan nilai indeks risiko
Hasil: Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 < dari alpha 0,005 maka H0 ditolak artinya pengendalian
risiko memiliki efek berarti pada pengurangan nilai indeks risiko.
DAFTAR PUSTAKA
A.M Sugeng Budiono, Pengenalan Potensi Bahaya Industrial dan Analisis
Kecelakaan Kerja, Majalah Balitfo, Rabu, 30 Mei 2007
Anonymous, Construction Safety Conference-Building a Safer Nation, Journal of
Construction and management, Professional Safety, April 2003,
48,4,ABI/INFORM Global, 2003
AS/NZS 4360 (2004), 3rd Edition The Australian And New Zealand Standard on Risk
Management, Broadleaf Capital International Pty Ltd, NSW Australia.
Bass, Lewis, Safety and Law Journal of Construction and Management, ISHN, Juni
2007;41,6 ABI/INFORM Trade & Industry, 2007, P.85
Chandra, Henry, P., 2007, Manajemen Risiko pada Kecelakaan Kerja di Proyek
Konstruksi, Universitas Kristen Petra, Surabaya
Hardono, Setyo, dkk., Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek Uji
Coba Skala Penuh Jembatan Cable Stayed Untuk Lalu Lintas Ringan Puslitbang
Jalan dan Jembatan, Vol.26 No.1, 2009
Husin, Albert Eddy, 1999, Pengaruh Penerapan Program K3 Terhadap Kinerja Proyek
Konstruksi Bangunan Bertingkat di Jakarta, Universitas Indonesia
ITS. 19 Maret 2011. Risiko dan Analisisnya. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-10720-Paper.pdf
Ishak, Aulia, Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Upaya
Meningkatkan Produktivitas Kerja Digitized by USU digital library, 2004
Kementerian PU, 2005, Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Bidang
Konstruksi, Kementerian PU, Jakarta
Ramli, Soehatman, 2010, Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Prespektif K3
OHS Risk Management, Dian Rakyat, Jakarta.
Wicaksono, Iman.K., dan Singgih, Moses., Manajemen Risiko K3 (Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja) Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII, Program Studi MMT-ITS,
Surabaya 5 Pebruari 2011