Anda di halaman 1dari 17

1

AYUNAN FISIS

I. Tujuan Percobaan

a. Memahami proses ayunan fisis


b. Menentukan pusat massa berbagai bentuk benda tegar
c. Menentukan pusat massa dengan ayunan fisis
d. Menentukan percepatan gravitasi dengan menentukan ayunan fisis

II. Landasan Teori


Bandul fisis adalah bandul yang berosilasi secara bebas pada suatu sumbu tertentu
dari suatu benda rigid (kaku) sembarang. Berbeda dengan bandul matematis, pada bandul
fisis tidak bisa mengabaikan bentuk, ukuran dan massa benda.

A. Menentukan Pusat Massa Berbagai Bentuk Benda Tegar


Benda tegar yaitu suatu benda dimana jarak antara semua partikel
komponennya tetap, untuk semua tujuan praktis, tak berubah di bawah pengaruh suatu
gaya atau torka. Oleh karena itu, sebuah benda tegar tetap bentuknya selama bergerak.
Gerakan sebuah benda tegar dapat dibedakan menjadi dua macam. Gerakan
merupakan translasi bila semua partikel membentuk lintasan sejajar sedemikian
sehingga garis garis yang menghubungkan dua titik sembarang dalam benda itu
tetap sejajar terhadap posisi awalnya. Gerakan merupakan rotasi mengitari sebuah
sumbu bila semua partikel membentuk lintasan melingkar terhadap sebuah garis yang
dianggap sumbu rotasi. Sumbu dapat tetap atau berubah arahnya relatif terhadap
benda selama gerakan. Gerakan yang paling umum dari suatu benda tegar selalu dapat
dianggap sebagai kombinasi gerak rotasi dan translasi. ( Dasar dasar Fisika
Universitas, Edisi Kedua. Jilid 1 Mekanik dan Termodinamika, Marcelo Alonso dan
Edward J Finn. Hal 206).

Setiap benda terdiri atas partikel partikel yang masing masing memiliki
gaya berat. Semua gaya berat ini dapat dianggap sejajar satu sama lain. Berdasarkan
cara penentuan koordinat titik berat titik berat benda dapat ditentukan dengan:

x0
w1 x1 w2 x 2 w3 x3 ... wnxn

w x
n n

w1 w2 w3 ... wn w n
2

y0
w1 y1 w2 y 2 w3 y 3 ... wnyn

w y n n

w1 w2 w3 ... wn w n

Mengingat gaya berat ( w mg ) sedangkan nilai g tergantung pada posisi


tempat benda dalam medan gravitasi, maka sebenarnya titik berat benda tidak sama
dengan pusat massa. Akan tetapi, hamper semua persoalan mekanika hanya
menyangkut benda benda berukuran kecil dibandingkan jarak yang dapat
memberikan perubahan nilai g yang signifikan, maka nilai g dapat dianggap seragam
atau sama pada seluruh bagian benda. Oleh karena itu, titik berat dan titik pusat massa
( xpm, ypm) dapat kita turunkan dari koordinat titik berat benda sebagai berikut:

m1 gx1 m2 gx 2 m3 gx3 ... mngxn


xpm x 0
m1 g m2 g m3 g ... mng

(m1 x1 m 2 x 2 m3 x 3 ... mnxn ) g



(m1 m 2 m3 ... mn ) g

m1 x1 m 2 x 2 m3 x 3 ... mnxn

m1 m 2 m3 ... mn


m x n n

m n

Dengan cara yang sama diperoleh:

m1 y1 m2 y 2 m3 y 3 ... mnyn
ypm y 0
m1 m2 m3 ... mn


m y n n

A.m n

B. Menentukan Pusat Massa pada Ayunan Fisis

x1
xpm
x2
3

Gambar 1. Penentuan Pusat Massa

Koordinat titik berat

x0
w x n n
y0
w y n n

w n
w n

Mengingat gaya berat w = mg sedangkan nilai g tergantung pada posisi tempat


benda dalam medan gravitasi, mka sebenarnya titik berat benda tidak sama dengan
pusat massa. Akan tetapi, hampir semua persoalan mekanika hanya menyangkut
benda benda berukuran kecil dibandingkan dengan jarak yang dapat memberikan
perubahan nilai g yang signifikan. Maka nilai g dapat dianggap seragam atau sama
pada seluruh bagian benda. Oleh karena itu, titik berat atau titik pusat massa dapat
dianggap sebagai satu titik yang sama. Dengan demikian, koordinat titik pusat massa
( xpm, ypm) dapat kita turunkan dari koordinat titik berat benda sebagai berikut:

m1 gx1 m2 gx 2 m3 gx3 ... mngxn


xpm x 0
m1 g m2 g m3 g ... mng
(m1 x1 m 2 x 2 m3 x 3 ... mnxn ) g

(m1 m 2 m3 ... mn ) g

m1 x1 m 2 x 2 m3 x 3 ... mnxn

m1 m 2 m3 ... mn


m x n n

m n

Dengan cara yang sama diperoleh:

m1 y1 m2 y 2 m3 y 3 ... mnyn
ypm y 0
m1 m2 m3 ... mn


m y n n

m n

Mengingat pada alat percobaan yang akan digunakan untuk menentukan pusat
massa ayunan fisis terdiri dari dua massa benda yaitu massa silinder keeping logam
dan massa batang maka persamaannya akan menjadi:
4

x1m1 x 2 m2
xpm
m1 m2

Dengan m1 : massa batang

m2 : massa silinder keeping logam

ypm : 0, dikarenakan benda simetris dan sumbu simetrinya melewati


titik y = 0 atau sumbu x.

C. Menentukan Percepatan Gravitasi dengan Ayunan Fisis

Untuk menentukan letak pusat massa benda berupa keping tipis yang
bentuknya tidak beraturan dapat dilakukan dengan percobaan sederhana yaitu dengan
menggunakan tali. Benda kita gantungkan dari sebuah titik A pada tepinya. Pada saat
benda dalam keadaan setimbang, maka titik berat benda harus berada di bawah titik
gantung yaitu pada garis AA, karena hanya pada keadaan ini momen gaya akibat
tegangan tali dan berat benda sama dengan nol. Kemudian benda kita gantungkan lagi
dari titik lain, misalnya titik B. Dalam hal ini pusat massa harus berada pada garis
BB. Suatu titik yang terletak pada garis AA dan juga pada garis BB adalah titik L
yaitu titik perpotongan kedua garis tersebut sehingga titik L ini merupakan pusat
massa benda.

A
B O

BJK

P
m

A'
A' B'

o
L

L sin

Mg
Gambar 2. Penentuan Percepatan Gravitasi
5

Benda tegar bermassa M berbentuk sembarang digantung pada poros tetap o,


yang berjarak L dari pusat massa (pm), diberi simpangan kecil dengan sudut
J

terhadap garis vertical, kemudian dilepas sehingga berayun dengan periode T.

Jika ayunan fisis bergerak sekitar suatu posisi setimbang, sedangkan gaya
pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi setimbang, untuk sudut
simpang kecil maka gerak ayunan fisis dapat dianggap gerak harmonis angular.

Persamaan simpangan sudutnya :

m cos t

d
m sin t
dt

d 2
m cos t
dt 2

Hukum II Newton tentang rotasi

Dengan mgL sin

I = momen inersia

= percepatan sudut

Maka

mgL sin


mgL sin 2

mgL sin 2
mgL sin 2

mgL
2

6

mgL 4 2
2


2
mgL

Menurut teorema sumbu sejajar, momen inersia besarnya :

= + 2

Dengan : momen inersia terhadap sumbu putar melalui pusat massa, dan L : jarak
antara sumbu putar terhadap pusat massa.

Dengan demikian persamaannya menjadi :

+2
= 2

4 2 . + 2
2 =

2 = 4 2 . + 2

1 2 1 = 4 2 . + 1 2 . .

2 2 2 = 4 2 . + 2 2 .........**

Jika T1 adalah periode ayunan dengan jarak antara O terhadap Pm adalah L1, dan T2
adalah periode ayunan dengan jarak antara O terhadap Pm adalah L2, maka
percepatan gravitasi dapat ditentukan dengan mengeliminasi dari T1 dan T2 dan
hasilnya adalah sebagai berikut:

1 2 1 = 4 2 . + 1 2 . .

2 2 2 = 4 2 . + 2 2 .........**

2
2 2 2 1 1 = 4 2 (2 2 1 2 )

2
(2 2 2 1 1 ) = 4 2 (2 2 1 2 )
7


4 2 L22 L12
g 2

2 L2 12 L1

Dengan,
L : Jarak lubang poros ayunan terhadap pusat massa (Pm)
T: Periode ayunan (detik)
g : Percepatan gravitasi bumi (m/s2)

III. Alat dan Bahan


a. Satu set perangkat ayunan fisis batang homogen (terdiri dari batang logam berlubang
lubang dengan dua keping logam berbentuk silinder yang dapat disekrupkan ke
batang logam.(Gambar 1).
b. Tripleks dengan bentuk tak beraturan dilengkapi beberapa lubang tersebar (gambar 2).
c. Mistar 100 cm
d. Poros penggantung
e. Stopwatch
f. Busur derajad
g. Neraca ohauss (ketelitian 0,01 gr)

IV.
A. Rangkaian Eksperimen
1. Benda Tak beraturan

Poros
penggantung


Lempeng tak
beraturan

Melukis
garis lurus

Gambar 3. Skema alat benda tak beraturan


8

2. Benda Homogen

Poros
penggantung
Lubang untuk
poros
penggantung Batang besi

Sepasang Logam
silinder

Gambar 4. Skema alat benda homogen

B. Langkah Kerja
1. Benda Tak beraturan
a. Menggantungkan benda pada poros tertentu
b. Menggambil garis lurus vertikal dari poros yang digantung
c. Memberi simpangan kecil lalu melepaskannya
d. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 20 kali ayunan
e. Mengulangi langkah b d untuk 5 variasi posisi poros poros yang lain.
f. Menentukan letak pusat massa benda dari posisi poros hingga titik pertemuan
kelima garis vertikal yang telah ditarik sebelumnya.

2. Benda homogen (batang logam)


a. Menimbang massa keping silinder.
b. Memasang bandul (keping silinder) pada batang dengan posisi tertentu.
c. Menentukan letak pusat massa ayunan (x1, x2, xpm)
d. Menggntung benda pada poros tertentu
e. Memberi simpangan kecil lalu melepaskannya
f. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 20 kali ayunan
g. Mengulangi langkah b f untuk variasi posisi poros poros yang lain.
9

V. Data Percobaan
a. Benda 1 (Lempeng Tak beraturan)
= 5 , n=20
t (s)
NO L (m) (s) n =
1 2 3
1 0,185 23,83 23,06 23,41 23,43 20 1,17
2 0,19 23,57 23,61 23,53 23,57 20 1,18
3 0,20 24,30 24,15 23,63 24,03 20 1,20
4 0,24 24,81 24,40 24,30 24,50 20 1,23
5 0,26 24,50 24,51 24,56 24,52 20 1,23

b. Benda 2 (Batang Homogen)


= 5, = 20

NO L (m) 1 (s) 2 (s) 3 (s) (s) T (s) T (s2)

1 0,17 26,58 26,93 26,46 26,66 1,33 1,78

2 0,24 27,79 27,92 28,04 27,92 1,40 1,95

3 0,31 29,94 29,69 29,85 29,83 1,49 2,22

4 0,41 31,65 31,70 31,57 31,64 1,58 2,50

5 0,51 33,75 33,36 33,93 33,68 1,68 2,84

VI. Analisis Data


a. Benda 1 (Lempeng Tak beraturan)
Mencari pusat massa benda tak beraturan (Lempeng kayu)

Pusat massa

Gambar 5. Pusat massa benda tegar tak beraturan untuk lempeng tripleks
10

Mencari nilai percepatan gravitasi

g

4 2 L22 L12
22 L2 12 L1

L2- L2T2-
Data L1 L2 L1 L2 T12 T22 L1T1 L2T2
L1 L1T1 ( )

1;2 0,18 0,19 0,034 0,036 0,002 1,372 1,389 0,217 0,224 0,010 7,41
1;3 0,18 0,20 0,034 0,040 0,006 1,372 1,444 0,217 0,240 0,035 6,55
1;4 0,18 0,24 0,034 0,058 0,023 1,372 1,501 0,217 0,294 0,106 8,68
1;5 0,18 0,26 0,034 0,068 0,033 1,372 1,503 0,217 0,319 0,137 9,62
2;3 0,19 0,20 0,036 0,040 0,004 1,389 1,444 0,224 0,240 0,025 6,20
2;4 0,19 0,24 0,036 0,058 0,022 1,389 1,501 0,224 0,294 0,096 8,82
2;5 0,19 0,26 0,036 0,068 0,032 1,389 1,503 0,224 0,319 0,127 9,80
3;4 0,20 0,24 0,040 0,058 0,018 1,444 1,501 0,240 0,294 0,071 9,73
3;5 0,20 0,26 0,040 0,068 0,028 1,444 1,503 0,240 0,319 0,102 10,67
4;5 0,24 0,26 0,058 0,068 0,010 1,501 1,503 0,294 0,319 0,031 12,88

Ralat Pengamatan (Metode Perhitungan)


g 1 g 2 g 3 g 4 g 5 g 6 g 7 g 8 g 9 g 10 m
g 9,04 2
10 s
NO g ( m/s2 ) = 2

(m/s2)
1 7,41 -1,62 2,64
2 6,55 -2,49 6,20
3 8,68 -0,35 0,12
4 9,62 0,59 0,35
5 6,20 -2,84 8,05
6 8,82 -0,22 0,05
7 9,80 0,76 0,58
8 9,73 0,69 0,48
9 10,67 1,64 2,68
10 12,88 3,84 14,78
()2 35,92
11

( )2 Ketelitian
= 1
= 100% - KR
35,92 = 100% - 22,11%
= 9
= 77,89%
= 3,991
= 2,0 ( m/s2 )
Kesesatan

= x 100%
g = ( )
9,049,81
= ( 9,04 2,00 ) ( m/s2 ) = x 100%
9,81
0,76
= x 100%
9,81
Kesalahan Relatif
= 0,078 x 100%
KR = . 100%
= 7,8%
2,00
= 9,04 . 100%

= 22,11 % Ketepatan
= 100% - Kesesatan
= 100% - 7,8%
=92,2%

Grafik hubungan L2T2-L1T1


dan L2-L1 pada benda lempeng tak
beraturan
0,160
0,140
0,120
L2T2-L1T1

0,100
0,080
0,060
0,040
0,020
0,000
0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030 0,035 0,040
L2-L1
12

b. Benda 2 (Batang Homogen)


Mencari pusat massa benda homogen (batang besi)

Massa batang homogen : 1,395 kg


X1 ( batang homogen ) : 54 cm
Massa silinder pejal : 3,805 kg
X2 ( silinder pejal ) : 78 cm
# Pusat massa :
1 1 + 2 2
xpm = 1 + 2
1,395.0,54+3,805.0,78
xpm = 1,395+3,805
0,753+2,986
= 5,2

= 0,715

Mencari nilai percepatan gravitasi

g

4 2 L22 L12
22 L2 12 L1

L2- L2T2-
Data L1 L2 L1 L2 T12 T22 L1T1 L2T2
L1 L1T1 ( )

1;2 0,17 0,24 0,03 0,06 0,029 1,78 1,95 0,302 0,468 0,166 6,84
1;3 0,17 0,31 0,03 0,10 0,067 1,78 2,22 0,302 0,689 0,387 6,85
1;4 0,17 0,41 0,03 0,17 0,139 1,78 2,50 0,302 1,026 0,724 7,59
1;5 0,17 0,51 0,03 0,26 0,231 1,78 2,84 0,302 1,446 1,144 7,98
2;3 0,24 0,31 0,06 0,10 0,039 1,95 2,22 0,468 0,689 0,222 6,85
2;4 0,24 0,41 0,06 0,17 0,111 1,95 2,50 0,468 1,026 0,559 7,81
2;5 0,24 0,51 0,06 0,26 0,203 1,95 2,84 0,468 1,446 0,979 8,17
3;4 0,31 0,41 0,10 0,17 0,072 2,22 2,50 0,689 1,026 0,337 8,44
3;5 0,31 0,51 0,10 0,26 0,164 2,22 2,84 0,689 1,446 0,757 8,55
4;5 0,41 0,51 0,17 0,26 0,092 2,50 2,84 1,026 1,446 0,420 8,64
13

- Ralat Pengamatan (Metode Perhitungan)


g 1 g 2 g 3 g 4 g 5 g 6 g 7 g 8 g 9 g 10
g 7,77 m 2
10 s
NO g ( m/s2 ) = 2

(m/s2)
1 6,84 -0,93 0,87
2 6,85 -0,93 0,86
3 7,59 -0,18 0,03
4 7,98 0,20 0,04
5 6,85 -0,92 0,85
6 7,81 0,04 0,00
7 8,17 0,40 0,16
8 8,44 0,67 0,45
9 8,55 0,78 0,61
10 8,64 0,87 0,76
()2 4,63

( )2 Ketelitian
= 1
= 100% - KR
4,63 = 100% - 9,23%
= 9
= 90,77%
= 0,514
= 0,72 ( m/s2 )
Kesesatan

= x 100%

g = ( )
7,779,81
= ( 7,77 0,72 ) ( m/s2 ) = 9,81
x 100%
2,03
= x 100%
9,81
Kesalahan Relatif

= 20,69%
KR = . 100%

0,72
= 7,77 . 100% Ketepatan

= 9,23 % = 100% - Kesesatan


= 100% - 20,69%
=79,31%
14

Grafik hubungan L2T2-L1T1


dan L2-L1 pada benda homogen
1,400
1,200
L2T2-L1T1 1,000
0,800
0,600
0,400
0,200
0,000
0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250
L2-L1

VII. Pembahasan
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki
periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu getaran secara lengkap.
Salah satu contoh dari gerak harmonis sederhana adalah gerakan yang terjadi pada
ayunan fisis. Ayunan fisis sendiri adalah sebuah sistem dimana terdapat sebuah benda
tegar yang digantung dari suatu titik yang bukan merupakan pusat massanya akan
berosilasi ketika disimpangkan dari posisi kesetimbangan. Ketika beban digantungkan
pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda akan diam di titik kesetimbangan.
Tetapi jika beban ditarik/diberi simpangan dengan sudut kecil dan dilepaskan, maka
beban akan bergerak lalu kembali lagi ke posisi semula. Gerakan beban akan terjadi
berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan fisis tersebut melakukan
gerak harmonik sederhana.
Pusat massa adalah suatu titik pusat kesetimbangan benda yang memiliki massa
m. Dengan menggunakan ayunan fisis, praktikan dapat menentukan pusat massa suatu
benda tegar. Pada percobaan ini praktikan menentukan pusat massa benda tegar
(lempeng) tak beraturan dan batang homogen.
a. Menentukan pusat massa berbagai bentuk benda tegar
Dalam menentukan pusat massa benda tegar (lempeng) tak beraturan,
praktikan menyimpangkan lempeng tersebut di beberapa titik. Ketika digantungkan di
suatu titik, lempeng homogen dibiarkan pada posisi kesetimbangan lalu ditarik suatu
garis kesetimbangan. Hal yang sama dilakukan untuk beberapa titik yang lain.
Kemudian dapat dilihat bahwa semua garis yang melalui beberapa titik berpotongan di
15

suatu titik yang merupakan pusat massanya. Metode ini digunakan untuk menentukan
pusat massa lempeng homogen yang tak beraturan (gambar 5).
Untuk lempeng homogen beraturan, koordinat pusat massa dapat ditentukan
secara teoritis dengan persamaan :
x1 A1 x 2 A2 y1 A1 y 2 A2
xpm ypm
A1 A2 A1 A2
Dalam menetukan pusat massa batang homogen, praktikan menggunakan
persamaan :
x1m1 x 2 m2
xpm
m1 m2
Setelah ditentukan xpm, praktikan menentukan nilai L, yaitu jarak antara poros
penggantung ke pusat massa.

b. Menentukan nilai percepatan gravitasi bumi


Percobaan ayunan fisis ini dapat pula dilakukan untuk menentukan
percepatan garvitasi bumi di tempat percobaan dilakukan. Percobaan yang pertama
yaitu menggunakan benda tegar tak beraturan berupa lempengan kayu. Berdasarkan
data yang diperoleh, kita menentukan nilai percepatan garvitasi tersebut dengan
menggunakan rumus :
(L 2 2 L 1 2 )
g = 4 (L 2
2 T2 L 1 T 1 2

Dari rumus tersebut kita peroleh g1 = 7,41 m/s2, g 2 = 6,55 m/s2, g 3 = 8,68
m/s2, g 4 = 9,62 m/s2, g 5 = 6,20 m/s2 , g 6 = 8,82 m/s2, g 7 = 9,80 m/s2, g 8 = 9,73
m/s2, g 9 = 10,67 m/s2,. g10 = 12,88 m/s2. Maka dari itu diperoleh g sebesar 9,04 m/s2.
Apabila data percepatan gravitasi diatas diolah menggunakan ralat pengamatan
diperoleh percepatan gravitasi sebesar (9,04 2,00) m/s2, dengan kesalahan relatif
mencapai 22,11% dan ketelitian 77,89%. Sedangkan kesesatannya diperoleh 7,79 %
dan ketelitiannya 92,21%.
Sedangkan untuk percobaan berikutnya yaitu menggunakan benda homogen
berupa batang besi. Dan berdasarkan analisis data diperoleh nilai g1 = 6,68 m/s2, g 2 =
6,85 m/s2, g 3 = 7,59 m/s2, g 4 = 7,98 m/s2, g 5 = 6,85 m/s2 , g 6 = 7,81 m/s2, g 7 = 8,17
m/s2, g 8 = 8,44 m/s2, g 9 = 8,55 m/s2, g10 = 8,64 m/s2Maka dari itu diperoleh g
sebesar 7,77 m/s2.Jadi percepatan gravitasi dari percobaan tersebut yaitu (7,77 0,72)
m/s2 dengan kesalahan relatif 9,23 %, dan ketelitian 90,77%. Bila dibandingkan
16

dengan percepatan gravitasi secara teoritis, hasil praktikum ini memiliki ketepatan
hanya sebesar 79,31% dengan kesesatan 20,69%. Ditinjau dari segi grafik, pada
percobaan dengan ayunan fisis dapat dianalisa bahwa waktu ayun berbanding lurus
dengan jarak ke pusat masa.

c. Ketidaktepatan nilai hasil eksperimen


Bila kita lihat dari hasil analisis data percepatan gravitasi bumi untuk benda
tegar tak beraturan (papan tripleks) diperoleh (9,04 2,00) m/s2, untuk data delta
percepatan gravitasi bumi diperoleh 2,00 m/s2 nilai ini cukup besar untuk nilai delta
percepatan gravitasi bumi. Selain itu untuk nilai percepatan grafitasi bumi dari ayunan
benda tegar beraturan (batang besi) diperoleh nilai (7,77 0,72) m/s2, nilai percepatan
gravitasi ini sangat berbeda dari nilai gravitasi yang telah ditetapkan atau menurut
teori yaitu 9,81 m/s2.
Ada beberapa faktor yang memungkinkan menjadi penyebab ketidaktepatan
hasil eksperimen ini, antara lain:
1. Secara teori pada bandul fisis berat beban tidak diabaikan begitu juga dengan
berat batang sebagai lengan ayun. Tapi pada petunjuk praktikum berat beban dan
batang diabaikan.
2. Adanya gesekan pada batang homogen ketika berayun atau ketidakseimbangan
ayunan batang pada poros sehingga membuat batang berayun memutar dan tidak
dinamis.
3. Dalam menentukan sudut simpangan praktikan mengukur dengan busur dan
kemudian pada sudut yang sudah diukur ayunan fisis disimpangkan dengan cara
memegangnya, ada kemungkinan saat dipegang pada sudut yang sudah diukur
sudut simpangan berubah tanpa disadari oleh praktikan.
4. Ketidaktelitian praktikan dalam mengambil data pengamantan. Seperti dalam
menghitung jumlah ayuanan (n) tidak tepat 20 ayunan, dalam menentukan waktu
menggunakan stopwatch kemungkinan praktikan tidak menghentikan stopwatch
bersamaan dengan jumlah ayunan (n) yang ditentukan.

VIII. Simpulan
Setelah melakukan percobaan ayunan fisis dari analisis data maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Gerakan yang terjadi pada ayunan fisis merupakan gerak harmonis sederhana jika
sudut simpangan yang digunakan kecil.
17

2. Dalam menentukan pusat masa benda tegar homogen, dapat diperoleh menggunakan
persamaan
x1 A1 x 2 A2 y1 A1 y 2 A2
xpm ypm
A1 A2 A1 A2

3. Menentukan pusat massa lempeng homogen tak beraturan dapat ditentukan dari
perpotongan garis kesetimbangan dari beberapa titik yang digunakan sebagai poros
penggantung.
4. Menghitung percepatan gravitasi menggunakan ayunan fisis dapat ditempuh dengan
persamaan:
(L 2 2 L 1 2 )
g = 4 (L 2
2 T2 L 1 T 1 2

IX. Daftar Pustaka


Boas, Marry L. 2006. Mathematical Methods in The Physical Sciences (Third Edition).

India: Nutech Photolithographers.

Tipler. 1999. Fisika Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Tim Dosen Fisika Dasar 1.2008.Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar

1.Semarang.UNNES

Khanafiah,Siti,dkk.2007.Fenomena Gelombang. Semarang.UNNES.

Anda mungkin juga menyukai