Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER:

PENGANTAR PEMULIAAN TANAMAN LANJUTAN


Pelaksanaan Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri (Metode Backross)

OLEH :

NAMA : JULITA

STAMBUK : D1B1 14 108

KELAS : Minat Pemuliaan Tanaman

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2017
I. PENDAHULUAN

Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah kegiatan memilih atau menyeleksi


dari suatu populasi untuk mendapatkan genotype tanaman yang memiliki sifat-sifat
unggul yang selanjutnya akan di kembangkan dan di perbanyak sebagai benih atau
bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut sering kali tidak langsung
diterapkan karna sifat-sifat keunggulan yang di maksud tidak seluruhnya terdapat
pada satu genotype saja, melainkan terpisah pada genotype yang lainnya, misalnya
suatu genotype yang mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap
penyakit, sedangkan genotype lainya memiliki sifat-sifat lainya. Jika seleksi
diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah
pada genotype yang berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotype yang baru
yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui
rekombinasi gen.
Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui polinasi.
Polinasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dati kedua tetua
atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki
keturunannya. Sebagai dari hasil polinasi adalah timbulnya keragaman genetik yang
tinggi inilah pemuliaa tanaman yang akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-
sifat sesuai dengan yang diinginkan.
Rekayasa genetika merupakan bentuk pemuliaan baik tanaman maupun pada
hewan dengan cara pengubahan gen-gen. Secara umum, rekayasa genetika
melakukan modifikasi pada mahluk hidup melalui transfer gen dari suatu organisme
ke organisme lain. Struktur DNA menjadi titik yang paling pokok karena dari sinilah
kemudian dapat ditentukan bagaimana sifat dapat diubah dengan mengubah
komposisi DNA, prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah dengan cara
memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA. Gen-gen
tersebut diubah susunannya dengan cara menyelipkan gen yang berasal dari
organisme lain.
Backcross atau yang dikatakan persilangan kembali, karena dalam hal ini
dilakukan persilangan antara F1 dengan salah satu induknya yang dominan. Dengan
uji persilangan balik ini dapat diketahui bahwa individu yang fenotipnya sama belum
tentu memiliki genotip yang sama. Pelaksanaan backcross dilakukan dengan tujuan
memperbaiki varietas-varietas unggul yang ada dengan cara mengurangi pengaruh
dari sifat induk yang resesif.
Mawar merupakan komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan
banyak diminati konsumen serta dapat dibudidayakan secara komersial. Mawar
mempunyai nilai ekonomi yang penting sebagai bunga potong dan bahan baku
minyak bunga yang digunakan industri parfum. Mawar liar terdiri dari 100 spesies
lebih, kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar
umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang
tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter. Perbanyakan spesies dapat dilakukan
dengan rekayasa genetika salah satunya dengan persilangan kembali bunga mawar
dengan induknya.
II. ISI

Tanaman menyerbuk sendiri adalah suatu proses penyerbukan yang terjadi


dengan di awalinya penyatuan sel telur dan sel sperma yang berasal dari satu tanaman
yang sama. Pada hibridisasi tanaman menyerbuk sendiri ini, dapat meningkatkan
proporsi homozigot bagi tanaman heterozigot. Penyebab terjadinya penyerbukan
sendiri ini secara genetik adalah kemampuan sel kelamin untuk cenderung bergabung.
Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui hibridisasi.
Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua
tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki
keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik
yang tinggi pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman
akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan
(Sunarto, 1997).
Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan
pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi
yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan
silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system
perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat
dikawinkan. (R.W. Allard, 1992).
Mawar adalah salah satu tanaman hias berbunga yang paling populer di dunia.
Saat ini, mawar adalah tanaman hias favorit untuk hiasan pemandangan, serta bunga
potong yang paling komersial. Potongan bunga mawar dan tanaman mawar dalam pot
dibudidayakan di seluruh dunia di area sekitar 16.000 hektar di rumah kaca dan 3.000
hektar di lapangan terbuka (Brichet 2003). Pengembangan keragaman genetik sangat
diperlukan dalam usaha mendapatkan varietas unggul tanaman mawar. Keragaman
genetik dapat diperoleh dengan adanya persilangan antar tanaman untuk
memindahkan gen atau menciptakan gen yang berkualitas unggul sehingga dapat
tercipta tanaman mawar yang berkualitas unggul.
Salah satu cara untuk memindahkan gen dari spesies tanaman mawar ke
varietas tanaman mawar lainnya adalah dengan melakukan persilangan interspesifik
yang kemudian dilanjutkan dengan silang balik (backcross) kepada tetua (parents)
tanaman mawar. Silang balik mempunyai dua sasaran. Pertama, memperbaiki
fertilitas; kedua, mengembalikan genom tetua resipien yang kemudian mengandung
satu atau beberapa gen donor (Suharsono et al. 2003).
Silang balik ialah persilangan suatu individu dengan salah satu tetuanya yang
bersifat homozigot yang dominan. Sebagai contoh, individu Aa hasil persilangan
antara AA dan aa dapat disilangbalikkan, baik dengan AA. Silang balik antara Aa
dan AA akan menghasilkan satu macam fenotipe, yaitu A-, atau dua macam genotipe,
yaitu AA dan Aa dengan nisbah 1 : 1. Manfaat praktis silang balik adalah untuk
memasukkan gen tertentu yang diinginkan ke dalam suatu individu. Melalui silang
balik yang dilakukan berulang-ulang, dapat dimungkinkan terjadinya pemisahan gen-
gen tertentu yang terletak pada satu kromosom sebagai akibat berlangsungnya
peristiwa pindah silang.
Metode silang balik adalah menyilangkan kembali keturunannya dengan salah
satu tetuanya (tetua recurrent) selama beberapa generasi untuk memindahkan gen
dari tetua donor ke tetua recurrent (penerima). Prinsipnya antara lain: 1) tersedianya
tetua recurrent dengan sifat agronomi baik; 2) tersedianya tetua donor yang
membawa gen yang diinginkan; 3) sifat yang dipindahkan dari donor dapat
dipertahankan pada tetua penerima setelah beberapa kali silang baik; 4) untuk
mempertahankan sifat-sifat baik pada tetua penerima, diperlukan beberapa kali silang
balik; 5) untuk memindahkan gen dominan dan karakter terekspresi sebelum
pembungaan, seleksi dapat dilakukan langsung pada hasil silang balik; 6) untuk
memindahkan gen resesif, seleksi dilakukan pada turunan hasil silang balik (Syukur
et al., 2012).
Metode Back Cross adalah metode seleksi yang dilakukan dengan
menyilangkan genotipe F1 dengan salah satu tetuanya. Metode Back Cross
melibatkan tetua persilangan yaitu tetua yang ingin diperbaiki (recurrent parent) dan
tetua yang digunakan sebagai sumber gen yang akan dimasukkan ke dalam tetua yang
ingin diperbaiki (donor parent) (Chahal dan Gosal, 2003).
Dalam pelaksanaannya, upaya persilangan interspesifik, tidak mudah baik
pada tahap produksi Fl maupun silang balik karena adanya beberapa kendala alami
seperti benih hibrid yang lemah, tidak mampu bertahan hidup, jumlah tanaman F I
yang diperoleh sedikit, selanjutnya tanaman Fl yang diperoleh menjadi mandul (Brar
and Khush 1986). Sehingga dalam menggunakan metode silang balik (back cross)
pada tanaman mawar diperlukan perlakuan secara intensif untuk dapat menghasilkan
produk yang memiliki genotip yang sesuai dengan keinginan.
Persilangan pada tanaman mawar (Rosa sp.) dengan menyilangkan kembali
(back cross) terjadi sebagai berikut :

P1 MM >< mm
Merah Putih
G M m
F1 Mm
Merah

P2 Mm >< MM
Merah Merah
G M,m M
F2
M m
M MM Mm

Perbandingan fenotip 2 : 0 (Merah : Putih) atau 100% merah


Perbandingan genotip 1 : 1 (MM : Mm)
Menurut Herliana (2009) ada dua hukum yang terkenal yaitu hukum mendel I
dan hukum mendel II. Hukum mendel I yaitu hukum segregasi atau pemisahan secara
bebas. Pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangan akan disegregasikan
kedalam sel anak.
Dominansi penuh : gen dominan penutup akspresi gen dari gen resesif
Intermediet : gen dominan tidak mampu menutipi ekspresi alel resesif secara
sempurna atau semidominan atau kodominan.
Dalam hal ini sebagai contoh tanaman mawar. Pada tanaman mawar berlaku
humum mendel yang bersifat dominasi penuh, dimana gen merah (M) menjadi gen
dominan terhadap gen putih (m). Tanaman mawar merah yang bergenotip MM
disilangkan dengan tanaman mawar putih yang bergenotip mm. Setelah disilangkan
muncul keturunan pertama (F1) berwarna merah dengan genotip Mm. Saat keturunan
pertama (F1) yang berwarna merah dengan genotip Mm disilangkan kembali
(backcross) dengan induknya yang homozigot dominan (MM), maka keturunan kedua
(F2) yang dihasilkan kemungkinan akan menjadi tanaman mawar dengan 100%
berwarna merah dengan genotip MM dan Mm. Jadi, dari persilangan kembali antara
tanaman mawar merah dengan tanaman mawar putih akan dihasilkan perbanding
fenotip 100% dan perbandingan genotip 1:1 (MM:Mm).
Setiap sifat dikendalikan oleh gen yang materi dasarnya berupa DNA. Gen
tersebut diwariskan dari masing-masing induk yaitu jantan dan betina. Gen dominan
yang bersifat homozigot dapat menutupi ekspresi gen resesif. Pada keturunan yang
dihasilkan dari persilangan antara gen dominan homozigot dan reseseif memiliki dua
kemungkinan yaitu kemungkinan pertama keturunannya berfenotip berupa perpaduan
dari kedua induk dan kemungkinan kedua keturunannya memiliki fenotip yang sama
dengan induk yang dominan. Namun pada persilangan kembali tanaman mawar
merah dengan mawar putih terbentuk tanaman mawar berwarna merah. Dari
kemungkinan pertama gen resesif tidak berpengaruh pada pembentukan sifat
keturunannya. Sedangkan pada kemungkinan kedua, gen dominan menutupi seluruh
ekspresi dari gen resesif yang hasilnya keturunan berfenotip sama persis dengan
induk dominan, namun secara genotip masih dipengaruhi oleh gen resesif.
Dilakukannya persilangan kembali pada tanaman mawar bertujuan agar
dihasilkan suatu individu-individu baru yang memiliki sifat seperti tetuanya yang
dominan. Sehingga dengan adanya persilangan balik dapat diciptakan bibit-bibit
unggul bagi tanaman mawar. Persilangan kembali pada tanaman mawar juga
bertujuan untuk mengurangi adanya gen-gen resesif yang tidak diinginkan untuk
muncul menjadi sifat fenotip tanaman mawar. Dari aspek tanaman hias, tanaman
mawar sebagai tanaman hias yang paling diminati di dunia perlu adanya perubahan-
perubahan genetik untuk menciptakan individu yang memiliki sifat dominan seperti
tanaman induk sebelumnya supaya menjadikan tanaman mawar memiliki nilai seni
yang tinggi dan harga yang tinggi.
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Persilangan tanaman mawar dengan cara backcross memiliki tujuan selain


memunculkan varietas baru juga dari segi seni menambah nilai dari tanaman itu
sendiri. Persilangan dengan backcross memiliki fungsi yaitu menghilangkan
pengaruh sifat-sifat resesif. Pada bunga mawar terjadi dominasi penuh sehingga pada
keturunannya diperoleh fenotip yang sama dari induknya yang memiliki sifat yang
dominan. Saat disilangkan kembali dengan induk diperoleh keturunan yang meiliki
kemungkinan sama untuk persis dengan kedua induknya. Sedangkan induk asli
resesif telah hilang sifatnya sehingga tidak akan muncul keketurunan selanjutnya.

B. Saran

Saran saya Perlu adanya uji coba untuk membuktikan kebenaran dari
beberapa sumber
DAFTAR PUSTAKA

Brar, D.S., K. S. Khush. 1986. Wide hybridization and chromosome manipulation in


cereal. In : Evans, D.A., W.R. Sharp, P.V. Ammiroto (eds). Hand Book of Plant
Cell Culture, Vol. IV. New York: Macmillan Publ. Co. p. 221-263

Brichet H., 2003. Distribution and ecology. In: Roberts A.V., Debener T., Gudin S.
(eds), Encyclopedia of Rose Science. London, Elsevier Academic Press: 199
227.

Herlina , I., R.Yani, E.L. Hanum, W. Purwianingsih, D. Peniasiani, Musarofah, 2009.


Biologi 3, Jakarta: PT.Remaja Rosdakarya.

Senapati S. K., G. R. Rout. 2008. Study of culture conditions for improved


micropropagation of hybrid rose. Journal Horti Science (35)(1) 27-34

Suharsono, H Aswidinnoor, dan M Syukur. 2003. Perbanyakan Padi F1 Interspesifik


untuk Bahan Silang Balik (Back Cross). Buletin Agronomi. (31)(2)57-62

Anda mungkin juga menyukai

  • I. Pendahuluan A. Latar Belakang
    I. Pendahuluan A. Latar Belakang
    Dokumen6 halaman
    I. Pendahuluan A. Latar Belakang
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Prinny Yyy
    Prinny Yyy
    Dokumen11 halaman
    Prinny Yyy
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Hasil
    Hasil
    Dokumen4 halaman
    Hasil
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Allium
    Allium
    Dokumen8 halaman
    Allium
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Makalah Puring
    Makalah Puring
    Dokumen10 halaman
    Makalah Puring
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Makalah: Pestisida
    Makalah: Pestisida
    Dokumen14 halaman
    Makalah: Pestisida
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • I. Pendahuluan A. Latar Belakang
    I. Pendahuluan A. Latar Belakang
    Dokumen6 halaman
    I. Pendahuluan A. Latar Belakang
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Makalah: Pestisida
    Makalah: Pestisida
    Dokumen14 halaman
    Makalah: Pestisida
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Kaver
    Kaver
    Dokumen12 halaman
    Kaver
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Tugas Legum Crop Ita
    Tugas Legum Crop Ita
    Dokumen10 halaman
    Tugas Legum Crop Ita
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Dok - Bps Buton
    Dok - Bps Buton
    Dokumen152 halaman
    Dok - Bps Buton
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Andy Pestisida
    Andy Pestisida
    Dokumen5 halaman
    Andy Pestisida
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Morfologi Pepaya
    Morfologi Pepaya
    Dokumen11 halaman
    Morfologi Pepaya
    Arnadi
    86% (7)
  • Dok - Bps Buton
    Dok - Bps Buton
    Dokumen152 halaman
    Dok - Bps Buton
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Tugas Sitti Saniasa
    Tugas Sitti Saniasa
    Dokumen6 halaman
    Tugas Sitti Saniasa
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen11 halaman
    TUGAS
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Tugas Individu ILMU GULMA
    Tugas Individu ILMU GULMA
    Dokumen3 halaman
    Tugas Individu ILMU GULMA
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Pepaya California
    Pepaya California
    Dokumen2 halaman
    Pepaya California
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen4 halaman
    TUGAS
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Tugas Legum Crop Ita
    Tugas Legum Crop Ita
    Dokumen10 halaman
    Tugas Legum Crop Ita
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Makalah Budidaya Dan Farming System 3
    Makalah Budidaya Dan Farming System 3
    Dokumen132 halaman
    Makalah Budidaya Dan Farming System 3
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • TUGAS
    TUGAS
    Dokumen11 halaman
    TUGAS
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Paper
    Paper
    Dokumen8 halaman
    Paper
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat
  • Paper
    Paper
    Dokumen8 halaman
    Paper
    JulitaM.Rumangun
    Belum ada peringkat