Panduan Pelayanan Pasien Dengan Penyakit Menular
Panduan Pelayanan Pasien Dengan Penyakit Menular
TAHUN 2017
BAB I
DEFINISI
PENYAKIT MENULAR
Penyakit Menular merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau
oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang
diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari
reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vektor atau melalui lingkungan.
Dalam medis, penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang
disebabkan oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan
disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Penyakit jenis
ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang karena
angka kesakitan dan kematiannya yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif
singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang semua
lapisan masyarakat. Penyakit jenis ini diprioritaskan mengingat sifat menularnya yang
bisa menyebabkan wabah dan menimbulkan kerugian yang besar. Penyakit menular
merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. (Widoyono,
2011: 3).
1. Penyakit kelamin
2. Rabies
3. Trakoma
4. Skabies
5. Erisipelas
6. Antraks
7. Gas-gangren
8. Infeksi luka aerobik
9. Penyakit pada kaki dan mulut pada penyakit kelamin seperti GO, sifilis, dan HIV,
agen penyakit ditularkan langsung dan seorang yang infeksius ke orang lain melalui
hubungan intim.
2. Melalui Media Udara Penyakit yang dapat ditularkan dan menyebar secara
langsung maupun tidak langsung melalui udara pernapasan disebut
sebagai airborne disease.
Jenis penyakit yang ditularkan antara lain :
1. TBC Paru
2. Varicella
3. Difteri
4. Influenza
5. Variola
6. Morbili
7. Meningitis
8. Demam skarlet
9. Mumps
10. Rubella
11. Pertussis
3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air
disebut sebagai water borne disease atau water related disease.
Agen Penyakit :
BAB III
TATA LAKSANA
PENGELOLAAN PASIEN DENGAN HEPATITIS B DAN C
1. Lakukan kewaspadaan universal apabila pasien belum terdiagnosa Hepatitis B atau
C;
2. Apabila sudah terdiagnosa Hepatitis B dan C, maka :
1. Lakukan hand hygiene
2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) antara lain :
Sarung tangan digunakan :
1. Bila akan menyentuh darah/cairan tubuh lain
2. Bila menangani benda-benda atau alat-alat yang tercemar oleh darah atau cairan
tubuh pasien
3. Bila melakukan tindakan invasif.
Masker atau pelindung wajah dipakai untuk mencegah pajanan pada mukosa, mulut,
hidung dan mata.
Celemek dipakai pada tindakan yang dapat menimbulkan percikan atau tumpahan
darah atau cairan.
Setelah pasien dirujuk/meninggal, lakukan :
1. Dekontaminasi seluruh mebelair yang kontak dengan pasien dan petugas dengan
clorine 0.5% (tidak direkomendasikan fogging ruangan)
2. Linen yang kontak dengan darah pasien dimasukkan dalam linen infeksius
3. Instrumen yang terkontaminasi dengan darah pasien dilakukan dekontaminasi dengan
clorine 0.5%
4. Alat makan sama dengan alat makan pasien umum
5. Alat kesehatan yang digunakan pasien Hepatitis B dan C tidak boleh digunakan untuk
pasien lain
6. Setelah ruangan bersih, ruangan siap digunakan.
7.
PENANGANAN PASIEN HIV/AIDS
1. Lakukan cuci tangan dengan cara prosedural setiap melakukan tindakan sesuai five
moments
2. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kebutuhan
3. Lakukan penanganan gawat darurat pasien HIV/AIDS yang emergency
4. Rujuk pasien ke Rumah Sakit Rujukan Nasional setelah pasien stabil dengan
dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarga terlebih dahulu
5. Lakukan pembersihan ruangan sesuai prosedur segera setelah pasien pulang
6. Lakukan perendaman instrumen bekas pasien HIV/AIDS yang terkontaminasi oleh
darah dan cairan tubuh dengan chlorine 0.5% selama 10 menit sebelum dicuci biasa
1. Tempatkan pasien di ruang rawat terpisah, atau letakkan pasien di tempat paling
pinggir atau pojok atau diberi jarak > 1 meter antar TT
2. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
3. Batasi gerak dan transport pasien hanya kalau perlu saja
4. Pakailah sarung tangan bersih non steril jika melakukan tindakan ke pasien
5. Ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius, misalnya feses, cairan
drain, dan segera lepas sarung tangan tersebut
6. Lepas sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan dengan
antiseptik
7. Pakailah gaun/skort bersih saat masuk ruang pasien untuk melindungi baju dari
kontak pasien, permukaan lingkungan, barang di ruang pasien, cairan tubuh pasien.
Lepaskan gaun sebelum ke luar dari ruang pasien
8. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain
9. Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien atau pasien dengan
mikroba yang sama
10. Bersihkan dan disinfeksi peralatan sebelum dipakai untuk pasien lain.
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi pelaporan dan form pelaporan sebagaimaan terlampir