HEPATITIS AKUT
OLEH:
K1 A1 12 076
PEMBIMBING
dr.H. Mustaring,Sp.A
KENDARI
2017
1
Hepatitis Akut
Andi Fitri, Mustaring
A. Pendahuluan
Hepatitis adalah suatu peradangan hati atau kerusakan dan nekrosis sel hepatosit.
Secara klinis hal ini ditandai dengan peningkatan kadar transaminase. Menurut lamanya
waktu terinfeksi hepatitis dibagi menjadi hepatitis akut dan kronis.Hepatitis akut jika
berlangsung <6 bulan dan hepatitis kronis apabila berlangsung lebih dari 6 bulan.(1)
Penyebab dari hepatitis yaitu virus hepatotropik, virus non-hepatotropik, bakteri atau
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hampir
semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yaitu virus
hepatitis A(HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D
(HDV), dan virus hepatitis E (HEV). Jenis virus lain yang ditularkan pascatransfusi seperti
hepatitis G dan virus TT telah dapat diidentifikasi akan tetapi tidak menyebabkan hepatitis.
Semua jenis hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali HBV
yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus tersebut berbeda-beda dalam sifat
molekular dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan
2
c. HAV diekresikan di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-2 minggu sebelum dan
d. Viremia muncul singkat (tidak lebih dari 3 minggu), kadang-kadang sampai 90 hari
e. Ekskresi feses yang memanjang (bulanan) dilaporkan pada neonatus yang terinfeksi;
g. Fator risiko lain, meliputi paparan pada: Pusat perawatan sehari untuk bayi atau anak
atau pada saat persalinan tidak tampak menimbulkan komplikasi kehamilan atau
i. Prevalensi berkorelasi dengan standar sanitasi dan rumah tinggal ukuran besar;
b. Viremia berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi akut;
c. Sebanyak 1-5% dewasa, 90% neonatus dan 50% bayi akan berkembang menjadi
d. Infeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati;
f. HBV ditemukan di darah, semen, secret servikovaginal, saliva, cairan tubuh lain;
g. Cara transmisi: Melalui darah (penerima produk darah, IVDU, pasien hemodialisis,
jaringan, atau permukosa (tertusuk jarum, penggunaan ulang peralatan medis yang
3
terkontaminasi, penggunaan bersama pisau cukur dan silet, tato, akupuntur, tindik,
dalam darah 2,5% bayi yang dilahirkan dari ibu yang terkena sehingga menunjukkan
bahwa infeksi intrauterine terjadi. Infeksi HBV pada neonatus jauh lebih sering,
tetapi kebanyakan infeksi tidak menunjukkan gejala klinis yang nyata. Infeksi yang
paling umum terjadi bila ibunya merupakan pengidap kronis. Hampir semua bayi
yang terinfeksi oleh pengidap ibu yang kronis tidak bergejala namun bayi akan
menjadi pengidap kronis jika tidak diobati. Jika serum ibu positif terhadap antigen
hepatitis Be (HBeAg), risiko terjadinya infeksi mendekati 90%. Selain itu, infeksi
yang didapat dari ibu yang terinfeksi HBV akut. Jika hepatitis berkembang selama
trimester ketiga atau segera setelah lahir, risiko hepatitis klinis pada bayi mendekati
80%. Jika infeksi ibu bekembang selama trimester ke dua, risiko infeksi pada
b. Viremia yang berkepanjangan dan infeksi yang persisten umum dijumpai (55-85%)
c. Infeksi yang menetap dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati;
e. Cara transmisi: Darah (IVDU dan penetrasi jaringan, resipien produk darah),
rendah, frekuensi rendah), namun risiko nampak sangat meningkat bila ibu pada saat
bersamaan juga terinfeksi dengan virus HIV, atau bila ibu memiliki titer RNA HCV
e. Infeksi HDV hanya terjadi pada individu dengan risiko infeksi HBV (koinfeksi atau
seksual;
d. Hepatitis sporadik sering pada dewasa muda di negara sedang berkembang, jarang
g. Pada Negara maju sering berasal dari orang yang kembali pulang setelah melakukan
h. Viremia yang memanjang atau pengeluaran di tinja merupakan kondisi yang tidak
sering dijumpai.(2,4)
C. Etiologi
Penyebab hepatitis saat ini diketahui ialah diberi nama hepatitis A, B, C, D, dan E.
Banyak virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis sebagai bagian dari spektrum klinisnya
Keterlibatan hati dengan virus ini biasanya hanya satu komponen dari penyakit
multisistem.(3)
HAV adalah virus yang mengandung RNA, berdiameter 27 nm yang adalah anggota
famili Picornavirus, virus ini diisolasi pada mulanya dari tinja penderita yang terinfeksi.
5
HBV adalah anggota famili Hepadnavirus, diameter 42 nm, kelompok virus DNA sirkuler,
sebagian helai ganda tersusun sekitar 3.200 nukleotid. Empat gena telah dikenali: gena S,C,
X dan P. Replikasi HBV terjadi terutama dalam hati tetapi juga terjadi dalam limfosit,
limpa, ginjal dan pankreas. HCV merupakan virus RNA helai tunggal anggota famili
Flaviviridae, virus ini terbungkus dengan ukuran 30-60 nm. HDV merupakan virus yang
tidak dapat menghasilkan infeksi tanpa bersamaan dengan infeksi HBV. Virus ini
luarnya tersusun dari kelebihan HBsAg dari HBV, core virus sebelah dalam adalah RNA
sirkuler helai tunggal yang mengekspresikan antigen HDV. HEV merupakan virus RNA
D. Patofisiologi
1. Hepatitis A
Jejas pada hepatitis akut disebabkan oleh beberapa mekanisme.Jejas pertama pada
terhadap hati, cedera dari lima hepatitis virus nyata dalam tiga cara. Pertama merupakan
refleksi jejas pada hepatosit, yang melepaskan alanin aminotransferase (ALT) dan
AST, yang juga dapat naik sesudah cedera pada eritrosit, otot skelet, atau sel
hepatoseluler dan nilai prognostik kecil. Pada penurunan kadar aminotransferasi dapat
meramalkan hasil yang jelek jika penurunan terjadi bersama dengan kenaikan bilirubin
dan waktu protrombin yang memanjang. Kombinasi temuan ini menunjukkan bahwa
cedera hati massif telah terjadi, menyebabkan sedikit berfungsinya hepatosit. PT adalah
2. Hepatitis B
HBV bukanlah virus yang sitopatik.Kerusakan sel hati pada hepatitis B justru
disebabkan oleh respon imun tubuh terhadap virus.Infeksi hepatosit oleh HBV
menyebabkan munculnya antigen virus pada permukaan sel. Antigen virus ini adalah
antigen nukleokapsid, HBcAg dan HBeAg. Antigen-antigen ini bersama dengan protein
histokompabilitas (MHC) mayor kelas I, membuat sel menjadi sasaran untuk sel T
sitotoksik.(3)
Bila respon imun baik, infeksi hepatitis B akan berupa hepatitis akut. Bila respon
imun ada tetapi tidak sempurna, akan terjadi hepatitis kronik. Penderita yang tidak
berespon terhadap HBV akan menjadi karier hepatitis B asimtomatik. Respon imun
yang berlebihan akan menimbulkan hepatitis fulminan yang sering kali fatal.(6)
7
Jika mengenai HBV mengenai pada masa neonatal, 90% kasus akan mengalami
persistensi infeksi dan berkembang menjadi hepatitis kronik dan selanjutya akan
menjadi sirosis. Infeksi pada masa kanak-kanak juga sering menjadi kronik terutama
pada masa balita. Sebagian besar kasus sirosis dan kanker hati diduga terjadi akibat
plasenta yang disebabkan olehkontraksi otot rahim seperti aborsi, prosedur invasif
infeksi;
2) Transmisi seluler: yang mengacu pada transmisi HBV dari ibu ke sisi janin
3) Transmisi Genetik: Sel seperti sperma dan oosit bisa terinfeksioleh HBV dan
pada transmisi terjadi selamamelahirkan dan diakui sebagai rute yang paling penting.
Selama proses persalinan,bayi yang baru lahir mungkin memiliki kesempatan untuk
terkena cairan tubuh ibu atau darah yang mengandung HBV dan juga saat kontraksi
Transmisi nifas berarti infeksi HBV karena kontak dengan air susu ibu, cairantubuh,
darah atau lainnya seperti kontak erat antara bayi dan ibu setelahmelahirkan.
Transmisi ini memiliki tingkat kejadian yang sangat rendah setelah diberikan
8
imunoprofilaksis pasif-aktif pada bayi yang lahir dari ibu yang memiliki HBsAg
positif.(7)
3. Hepatitis C
cedera yang diperantarai imun juga dapat terjadi. Komponen sitopatik tampak ringan,
karena bentuk akut adalah khas paling kurang berat dari semua infeksi virus hepatitis,
4. Hepatitis D
sitopatik.Banyak dari kasus hepatitis B yang paling berat tampak karena infeksi
kombinasi dengan HBV dan HDV. Mekanisme pathogenesis kedua adalah superinfeksi
dari orang yang menderita HBV kronis, yang adalah lebih sering di Negara maju.(3)
5. Hepatitis E
E. Diagnosis
1. Manifestasi Klinis
subklinis;
pembawa dan hepatitis kronik. Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai
dari infeksi asimtomatik tanpa kuning sampai yang sangat berat yaitu hepatitis fulminan
yang dapat menimbulkan kematian hanya dalam beberapa hari, gejala hepatitis akut
ikterus.Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis. Panjang fase ini
tergantung pada dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis
umum, mialgia, atralgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anoreksia.(2)
Masa ikterus.Ikterus muncul setelah 5-10 hari.Tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala.Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah timbul
ikterus jarang terjadi perburukan gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan
keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Keadaan akut
enak.Prodromal ini ini mungkin ringan dan sering tidak kentara pada bayi dan anak pra-
sekolah.Diare sering terjadi pada anak, tetapi konstipasi lebih lazim pada orang dewasa.
Ikterus juga dapat begitu tidak kentara pada anak kecil (muda) sehingga ia dapat
terdeteksi hanya dengan uji laboratorium. Bila terjadi, ikterus dan urin berwarna gelap
kebanyakan infeksi HAV pada orang dewasa bergejala dan dapat berat.Gejala-gejala
infeksi HAV meliputi nyeri kuadan kanan atas, urin berwarna gelap, dan ikterus.Lama
gejala-gejala biasanya kurang dari 1 bulan, dan nafsu makan, toleransi berlebihan, dan
perasaan sehat perlahan-ahan kembali. Hampir semua penderita dengan infeksi HAV
akan sembuh sempurna, tetapi kumat dapat terjadi selama beberapa bulan. Hepatitis
fulminan yang menyebabkan kematian jarang, dan infeksi kronis tidak terjadi.(3)
10
Hepatitis B. Episode gejala akut yang biasa, serupa dengan infeksi HAV dan
HCV tetapi lebih berat dan lebih mencakup keterlibatan kulit dan sendi.Gejala klasik
hadir dalam 30-50% dari anak-anak danremaja dengan hepatitis B akut termasuk
demam, kuning, mual dan muntah,nyeri perut, nyeri hati dan kelelahan. Kurang dari
10% bayi yang lahir dari ibu HBeAg-positif mengembangkan hepatitis akut, dan kuning
(jaundice) mungkin satu-satunya tanda. Hepatitis fulminan jarang terjadi pada bayi dan
anak-anak tetapi dikaitkan dengan tingkat kematian lebih dari 40% tanpa transplantasi
hati.(8)
Bukti klinis pertama infeksi HBV adalah kenaikan ALT, yang mulai naik tepat
sebelum mengalami lethargi, anoreksia dan malaise, sekitar 6-7 minggu sesudah
pemajanan.Penyakit ini dapat didahului dengan artralgia atau lesi kulit berupa urtikaria,
ruam purpura, macular atau makulopapular. Ikterus yang ada pada sekitar 25% individu
yang terinfeksi, biasanya mulai sekitar 8 minggu sesudah pemajanan dan berahir selama
sekitar 4 minggu. Pada perjalanan penyembuhan infeksi HBV yang biasa, gejala-gejala
Hepatitis C. Pola klinis infeksi akut biasanya serupa dengan pola klinis virus
hepatitis yang lain. HCV merupakan virus yang paling mungkin menyebabkan infeksi
kronis.Pola fluktuasi kenaikan aminotransferase terjadi pada sekitar 80% dari mereka
yang berkembang HCV kronis. 25% HCV kronis akan memburuk menjadi sirosis, dan
HCV mungkin akibat dari radang kronis dan nekrosis bukannya pengaruh onkogenik
virus.(3)
Hepatitis D. Gejala-gejala infeksi HDV serupa dengan gejala virus hepatitis yang
lain tapi biasanya lebih berat. Pada infeksi bersama HDV dan HBV mengakibatkan
infeksi hepatitis akut yang berat, tetapi risiko untuk menjadi hepatitis kronis jarang.Pada
superinfeksi risiko menjadi hepatitis kronis sering dan juga berisiko menjadi hepatitis
fulminan.(3)
KOINFEKSI
11
HDV HBV
Orang sehat
Meninggal Sirosis
12
SUPERINFEKSI
HDV
Pembawa HBV
klinis HAV.Namun HEV menyebabkan penyakit yang lebih berat. Virus ini hanya
13
2. Pemeriksaan Penunjang
Hepatitis A
Antibodi spesifik terhadap HAV tipe IgM muncul di darah saat onset gejala, dan
feses berakhir seiring dengan meningkatnya titer IgM. Respon IgM menurun dalam
beberapa bulan, disertai munculnya IgG anti HAV yang terakhir muncul ini menetap
seumur hidup, menimbulkan imunitas terhadap reinfeksi oleh semua strain HAV.(5)
Hepatitis B
serologis. HBsAg adalah pertanda serologis pertama infeksi yang muncul dan terdapat pada
hampir semua orang yang terinfeksi; kenaikannya sangat bertepatan dengan mulainya
gejala.HBeAg sering muncul selama fase akut dan menunjukkan status yang sangat
infeksius. Kadar HBsAg turun sebelum akhir gejala, antibodi IgM terhadap antigen
corehepatitis B (IgM anti HBcAg) juga diperlukan karena ia naik awal pasca infeksi dan
menetap selama beberapa bulan sebelum diganti dengan IgG anti-HBc, yang menetap
selama beberapa tahun. IgM anti HBc biasanya tidak ada pada infeksi HBV perinatal. Anti
HBc adalah petanda serologis infeksi HBV akut yang paling berharga karena ia muncul
hampir seawal HBsAg dan terus ada kemudian dalam perjalanan penyakit bila HBsAg telah
menghilang. Hanya Anti HBs yang ada pada orang-orang yang diimunisasi dengan vaksin
hepatitis B, sedang anti HBs dan anti HBc terdeteksi pada orang dengan infeksi yang
sembuh.(3)
Hepatitis C
Tes serologis HCV didasarkan pada perkembangan antibodi terhadap antigen HCV
karena antigen tidak dapat terdeteksi dalam darah.Tes ini biasanya digunakan untuk
mendeteksi hepatitis C kroniks, karena tes ini negatif selama sekurang-kurangnya 1-3 bulan
15
sesudah mulai penyakit klinis. Pemeriksaan RNA HCV mahal, butuh waktu yang lama, dan
Hepatitis D
Tabel 5.Petanda Serologi Hepatitis D
Petanda Serologi Definisi Signifikansi
Anti HDV Antibodi terhadap Menunjukkan paparan terhadap
HDV HCV
RNA HDV RNA HDV Menunjukkan infeksi HDV
Sumber: dikutip dari kepustakaan 3
Virus HDV belum dapat diisolasi, dan tidak ada antigen dalam sirkulasi yang telah
Koinfeksi HBV/HDV ditandai dengan HBsAg positif, IgM anti HBc positif, adanya
anti HDV dan atau RNA HDV. Adapun dikatakan superinfeksi ditandai dengan: HBsAg
positif, IgG anti HBc positif, adanya anti HDV dan atau RNA HDV.(2)
Hepatitis E
a. Belum tersedia pemeriksaan serologi komersial yang telah disetujui oleh FDA;
b. IgM dan IgG anti HEV baru dapat dideteksi oleh pemeriksaan untuk riset;
c. IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit;
F. Diagnosis Banding
dan sepsis pada neonatus biasanya dibedakan dengan mudah dari hepatitis. Segera sesudah
penyebab metabolik dan anatomik (atresia biliaris dan kista koledokhus) juga harus
dipikirkan, konsumsi sayuran berpigmen pada diet bayi dapat menyebabkan karotenemia,
Pada masa bayi dan anak selanjutnya, proses hemolitik pada mulanya dapat
juga dapat terjadi pada malaria, leptospirosis, dan bruselosis dan pada infeksi berat pada
16
anak yang lebih tua, terutama pada mereka yang dengan gangguan maligna atau yang dengn
imunodefisiensi. Batu empedu dapat menyumbat drainase empedu dan menimbulkan ikterus
pada remaja serta pada anak dengan proses hemolitik kronis. Hepatitis mungkin merupakan
tanda awal penyakit Wilson, kistik fibrosis, defisiensi 1 anti tripsin.Hati mungkin terlibat
overdosis asetaminofen, asam valproat, dan berbagai hepatoksin, dapat disertai dengan
G. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis akut A, B, C, E, dan D. Kortikosteroid tidak
bermanfaat.Tata laksana suportif dengan asupan kalori yang cukup, tidak ada rekomendasi
diet khusus. Pemantauan ditujukan pada hepatitis yang dapat melanjut menjadi kronis yaitu
2. Hepatitis virus akut yang berat: Individu yang memenuhi dua dari berikut
a. Ensefalopati hepatikum;
3. Gejala persisten atau ditandai jaundice (bilirubin >10 mg / dl) selama lebih dari 4
Berdasarkan persetujuan BPOM terdapat lima obat yang dapat diberikan pada anak
ialah IFN-, lamivudine, adefovir, entecavir, dan yang terbaru tenofovir. IFN- dapat
digunakan pada anak-anak kurang dari 3 tahun, lamivudine pada usia >3 tahun, adefovir dan
tenofovir pada anak usia >12 tahun dan entecavir pada usia >16 tahun.(9)
Dosis INF- 5-10 juta Unit/m2tiga kali seminggu selama 6 bulan. Dosis tenofovir
300 mg satu kali sehari, dan untuk entecavir 0,5 mg satu kali sehari. Penggunaan obat
Lamivudin digunakan jika pasien tidak respon terhadap penggunaan INF-. Dosis
Pemberian ASI pada bayi diteruskan.ASI adalah makanan optimal dan alami untuk
bayi.Meskipun saat ini keberadaan HBsAg, HBeAg dan HBV DNA pada ASI telah
dengan adanya pelaksanaan imunoprofilaksis, menyusui bayi oleh ibu HBsAg positif tidak
memiliki risiko tambahan untuk infeksi MTCT HBV, hal ini tidakmeningkatkan infeksi
HBV dibandingkan dengan susu formula pada bayi. Maka dari itu menyusui bukan
Begitupun juga pada ibu yang menderita Hepatitis E, tidak ada data yang dapatdiandalkan
apakah HEV dapatditularkan melalui ASI. Maka dari itu teruskan ASI pada bayi.(11)
H. Komplikasi
Anak-anak hampir selalu sembuh dari infeksi HAV. Hepatitis fulminan akut sering
terjadi pada HBV daripada virus hepatitis yang lain. Infeksi HBV juga dapat menyebabkan
hepatitis kronis, yang dapat menyebabkan sirosis dan karsinoma hepatoseluler primer.Pada
hepatitis C risiko untuk hepatitis fulminan rendah, tetapi risiko hepatitis kronis sangat besar.
Pada Hepatitis D berisiko untuk hepatitis fulminan dan adapun pada hepatitis E selalu
dihubungkan dengan prevalensi kematian yang tinggi pada wanita hamil, HEV
I. Prognosis
1. Perbaikan komplit dari klinis, histologi, dan biokimia akan terjadi dalam 3-6 bulan;
2. Pada gagal hati akut kadang terjadi: fatalitas pada HAV tergantung umur (risiko
meningkat pada umur >40 tahun), risiko meningkat pada perempuan hamil dengan
infeksi HEV, risiko meningkat pada pasien yang telah mempunyai penyakit hati
sebelumnya;
1. HBV
meningkatnya umur.
c. Infeksi persisten (HBsAg positif dengan atau tanpa replikasi aktif HBV)
2. HDV
a. Koinfeksi HDV dan HBV biasanya sembuh spontan dan sembuh tanpa gejala sisa;
b. Gagal hati akut lebih sering pada superinfeksi HDV dibanding dengan koinfeksi
dengan HBV;
c. Superinfeksi HDV dapat berlanjut menjadi HDV kronik superimposed dengan HBV
3. HCV
c) Umumnya akan terjadi infeksi menetap dengan viremia yang memanjang dan
e) Risiko untuk terjadinya karsinoma hepatoselular pada pasien yang telah mengalami
sirosis.(2)
19
J. Pencegahan
Interval Minimal
untuk jenis
Imunisasi yang
sama
0-24 Jam Hepatitis B
1Umur
bulan BCG, Polio 1 Jenis
Catatan :
20
1. Vaksin Hepatitis A
Vaksin dibuat dari virus yang dimatikan (inactivated vaccine) Pemberian bersama
vaksin lain tidak mengganggu respon imun masing-masing vaksin dan tidak
meningkatkan frekuensi efek samping.12
Rekomendasi:
1) Populasi risiko tinggi tertular Virus Hepatitis A (VHA).
2) Anak usia 2 tahun, terutama anak di daerah endemis. Pada usia >2
tahun antibodi maternal sudah menghilang. Di lain pihak, kehidupan
sosialnya semakin luas dan semakin tinggi pula paparan terhadap makanan
dan minuman yang tercemar.
3) Pasien Penyakit Hati Kronis, berisiko tinggi hepatitis fulminan bila
tertular VHA.
4) Kelompok lain: pengunjung ke daerah endemis; penjamah makanan; anak
usia 23 tahun di Tempat Penitipan Anak (TPA); staf TPA; staf dan
penghuni institusi untuk cacat mental; pria homoseksual dengan pasangan
ganda; pasien koagulopati; pekerja dengan primata; staf bangsal
neonatologi.
Kontra Indikasi:
21
d. Indikasi:
Vaksin Hepatitis B diberikan kepada kelompok individu dengan risiko tinggi
tertular Hepatitis B, diantaranya adalah :12
1) Petugas kesehatan atau pekerja lainnya yang berisiko terhadap
paparan darah penderita Hepatitis B
2) Pasien hemodialisis
3) Pasien yang membutuhkan transfusi darah maupun komponen
darah
4) Individu yang memiliki keluarga dengan riwayat Hepatitis
5) Kontak atau hubungan seksual dengan karier Hepatitis B atau Hepatitis
B akut.
e. Dosis : Vaksin Hepatitis B diberikan dalam 3 dosis, yaitu pada bulan ke-0,1
dan 6 atau sesuai dengan petunjuk produsen vaksin. Diberikan dilengan atas
secara intramuscular. 12
f. Kontra indikasi : Riwayat alergi terhadap ragi dan riwayat efek samping yang
berat pada penyuntikan dosis pertama.1
22
23
3. Hepatitis A dan Hepatitis E: Pencegahan terhadap infeksi hepatitis A dan
kontak darah.(2) WHO menyarankan bahwa bayi yang baru lahir dari ibu
HBsAg positif harus menerima baik HBIG dan vaksin Hepatitis B dalam
waktu 12 jam setelah lahir, dan selanjutnya mencakup vaksin HBV pada 1
1
Berikut imunoprofilaksis Hepatitis B.
Bentuk pencegahan MTCT yaitu pada wanita hamil dengan viremia tinggi,
pedoman baru dari the European Associ-ation for the Study of the Liver (EASL)
dan the Asian Pacific Association for the Study of the Liver (APASL)
antivirus seperti tenofovir atau telbivudine selama kehamilan dimulai pada miggu
2
28-32 mungkin aman dan efektif dalam mencegah MTCT. Telbivudine dan
tenofovir termasuk dalam kategori B untuk ibu hamil menurut BPOM.Jika HBV
DNA > 6 log10 salinan / ml (5.3 log10 IU / ml) telah dianggap sebagai risiko
utama transmisi perinatal, dan risiko penularan meningkat dengan anak yang
dapat diterapkan untuk hamil wanita dengan HBV DNA> 6 log10 salinan / ml
(5,3 log10 IU / ml) atau dengan dengan anak yang sebelumnya gagal dalam
3
5. Hepatitis C
bermanfaat.(3)
6. Hepatitis D
darah.(2) Tidak ada vaksin untuk hepatitis D. Namun, karena HDV tidak dapat
4
DAFTAR PUSTAKA
2009.hal.98-100.
Kliegman RM, Arvin AM. 2012. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15
4. Synder JD, Pickering LK. Infeksi Pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Behrman RE,
Kliegman RM, Arvin AM. 2012. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15
5
9. Sarin SK, Kumar M, Lau GK, Abbas Z, Chan HL, et al. Asian-Pacific clinical
11. Krain LJ, Atwell JE, Nelson KE, Labrique AB. Fetal and Neonatal Health
2017 : Jakarta.