MAKALAH
Disusun Oleh:
Qorry Aulya Rohmana
(150341805888)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melim-
pahkan segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Pemerataan Akses, Wajib Belajar dan Peingkatan
Kualitas Pendidikan Anak Indonesia.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu
dalam penyelesaian makalah ini, baik yang berupa sumbangan pikiran,
bimbingan, ide dan motivasi yang sangat berarti, terutama ditujukan kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd, sebagai dosen pembina matakuliah
Problematika Pendidikan Bidang Studi.
2. Rekan-rekan mahasiswa biologi yang telah memberikan bantuan, semangat
dan motivasi.
Segala bantuan yang diberikan kepada penulis semoga menjadi amal ibadah
dan diridhoi Allah SWT.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat kekurangan yang luput
dari koreksi, sekalipun telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terakhir penulis menyampaikan
harapan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB I
2
PENDAHULUAN
3
permasalahan klasik ini agar mampu meningkatkan kemampuan dan kompetensi
sumber daya manusia yang bermutu tinggi dalam menciptakan kemajuan bangsa.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah pemerataan akses pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimanakah peningkatan mutu pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimanakah jalannya upaya wajib belajar pendidikan anak Indonesia?
4. Bagaimanakah solusi dari permasalahan pemerataan akses pendidikan dan
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia?
C. TUJUAN
Tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pemerataan akses pendidikan di Indonesia.
2. Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui jalannya upaya wajib belajar pendidikan anak
Indonesia.
4. Untuk mengetahui solusi dari permasalahan pemerataan akses pendidikan
dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
BAB II
4
PEMBAHASAN
5
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sehingga diperlukan pendidikan yang mampu meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia tersebut secara merata dan bermutu baik.
Pembangunan pendidikan memerlukan pemerataan dan peningkatan akses
pendidikan yang baik bagi semua warga negara, agar seluruh sumber daya
manusia bangsa ini mampu bersama sama membangun dan mencapai
kemajuan bersama. Pendidikan di Indonesia masih menghadapi masalah
klasik yaitu tidak meratanya pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat
terutama masyarakat miskin dan masyarakat didaerah terpencil.
Kemiskinan masih menjadi salah satu hambatan utama dalam pemerataan
akses pendidikan. Hal ini disebabkan karena masih banyak masyarakat
miskin diIndonesia yang tidak bisa menikmati dan memperoleh pendidikan
terutama pendidikan formal karena kendala biaya pendidikan yang terlalu
mahal. Selain itu permasalahan kedua adalah masyarakat daerah terpencil
yang tidak dapat menikmati pendidikan karena kekurangan berbagai hal
misalnya fasilitas, alat-alat transportasi, komunikasi dan rendahnya
pengetahuan mereka terhadap teknologi (Kompasiana, 2015).
Data pemerataan pendidikan Indonesia dapat diketahui dari angka
partisipassi murni (APM) dan angka partisipasi kasar (APK) pada tingkat
dasar hingga perguruan tinggi. APM SD sebesar 95,23% dan APM SMP
sebesar 74,52%, padahal target pemerintah untuk SD dan SMP adalah 100%
dari total seluruh masyarakat Indonesia (Badan Pusat Statistika Pendidikan,
2011). Daerah-daerah terbelakang yang belum mendapatkan akses
infrasutruktur dasar masih tersebar di berbagai pelosok daerah, hal ini
menyulitkan pewujudan tujuan pemerataan pendidikan yang diinginkan
Indonesia
Sedangkan APM SMA sebesar 55,73% dan APK Perguruan Tinggi adalah
18,33% (Badan Pusat Statistika Pendidikan, 2011). Kendala utamanya adalah
pada akses biaya pendidikan dilevel ini masih sangat tinggi dan sulit untuk
dijangkau oleh penduduk miskin yang berjumlah sekitar 30,02 juta orang
dengan pendapatan yang minim.
2. DASAR PEMERATAAN PENDIDIKAN INDONESIA
6
Pendidikan merupakan sarana utama dalam peningkatan kualitas dan mutu
sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan era globalisasi di
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat ini. Demi
terciptanya kemajuan bangsa pada berbagai bidang sosial, ekonomi, politik
dan budaya diperlukan layanan pendidikan bagi semua warga negara.
Berdasarkan UUD 1945 Pemerintah bertanggung jawab dalam mencerdaskan
kehidupan bangssa dan menciptakan kesejahteraan umum. Hal ini dilakukan
melalui pendidikan merata yang dapat dijadikan bekal bagi masyarakat untuk
menghadapi era global. UUD 1945 telah mengamanatkan bahwa setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan menciptakan masyarakat terpelajar
(educated people) yang menjadi prasyarat terbentuknya masyarakat yang
maju, mandiri, demokratis, sejahtera, dan bebas dari kemiskinan (Amalia,
2007).
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1
menyatakan bahwa Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu, dan pasal 11, ayat (1) menyatakan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi.
Dasar tersebut menjadi pedoman dan amanah utama dalam pemerataan
pendidikan bagi seluruh warga negara baik yang miskin, kaya, yang tinggal
diperkotaan maupun yang tinggal didaerah terpencil agar sama-sama
terwujud masyarakat yang berkualitas dan bermutu tinggi demi menciptakan
kemajuan bangsa.
7
Mutu pendidikan dapat diartikan sebagai kualitas dan kemampuan pendidikan
dalam meningkatkan capaian pendidikan yang sesuai standar. Mutu pendidikan
sangat penting diperhatikan dan dikelola agar hasil pendidikan dan tujuan
pendidikan dapat tercapai.
Mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Di dunia
internasional, mutu pendidikan Indonesia berada pada peringkat ke 64 dari 120
negara berdasarkan laporan UNESCO Education For All Global Monitoring
Report 2012, sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (EDI),
Indonesia berada pada peringkat ke 69 dari 127 negara pada tahun 2011
(Anonim, 2015).
Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari beberapa sudut faktor
penyebab diantaranya dari efektifitas, efisiensi dan standardisasi pembelajaran,
guru dan sarana fisik pendidikan. Tantangan peningkatan mutu pendidikan ada
pada UU nomor 22 tahun 2003 tentang SISDIKNAS diantaranya:
Pasal 1 ayat 22: Evaluasi Pndidikan adalah kegiatan
pengendalian,penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan...dst sebagai
bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 35 ayat 1: Standar Nasional pendidikan terdiri standar
isi,proses,kompetensi lulusan... dst
Pasal 50 ayat 2: Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar
nasional pendidikan untuk menjamin mutu...dst
Pasal 51 ayat 2: Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan
berdasarkan prinsip otonomi ,akuntabilitas,jaminan mutu dan evaluasi
yang transparan (Suryana, 2009).
8
Masih banyak sekolah yang sarana dan prasarananya tidak
mendukung terutama disekolah-sekolah didaerah yang terbelakang.
Gedung sekolah yang rusak, perpustakaan yang tidak memiliki buku yang
lengkap, rendahnya penggunaan media belajar, laboratorium yang tidak
memenuhi standar dan pemakaian teknologi yang tidak memadai dan lain-
lain. Hal ini tentu tidak dapat menunjang jalannya pembelajaran dengan
baik. Sehingga tujuan pendidikan dan hasil belajar siswa rendah (Amalia,
2007).
b. Rendahnya kualitas dan kompetensi guru
Kualitas dan kompetensi guru sangat mempengaruhi mutu pendidikan,
hal ini dikarenakan guru sebagai titik utama pendidikan yang
berkecimpung dan berhubungan langsung dengan pembelajaran dikelas
dengan siswa. Banyak guru yang tidak memenuhi kompetensi dan belum
memiliki profesionalisme yang cukup dalam merencanakan,
melaksanakan, menilai pembelajaran yang dilakukan serta dalam
membimbing, penelitian dan pengabdian masyarakat (Amalia, 2007).
c. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
Relevansi pendidikan dengan kebutuhan berkaitan dengan hubungan
pendidikan dengan kebutuhan tantangan hidup di era yang terus
berkembang. Hal ini berpengaruh pada rendahnya ketrampilan hidup dan
ketrampilan dalam memasuki dunia kerja. Perkembangan dan pelaksanaan
pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan masa depan dalam
peningkatan kesejahteraan dan kemajuan hidup. Misalnya banyaknya
pengangguran sebagai dampak nyata rendahnya relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan era globalisasi. Berdasarkan data statistik
bahwa jumlah pengangguran diIndonesia pada Agustus 2015 sebanyak
7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode
Agustus tahun 2014 yang berjumlah 7,24 juta orang (Badan Pusat
Statistik, 2015).
d. Tingginya biaya pendidikan
Tingginya biaya pendidikan menjadi masalah umum yang masih terus
terjadi. Hal ini menyebabkan masyarakat miskin tidak memiliki pilihan
9
lain kecuali tidak bersekolah. Hal ini menjadikan pemerataan pendidikan
tidak tercapai, pendidikan yang berkualitas baik memang tidak murah
namun ini merupakan kewajiban pemerintah dalam menjamin setiap
warganya untuk memperoleh pendidikan dan menjamin masyarakt miskin
untuk mendapat pendidikan yang berkualitas dan bermutu baik (Yandi,
2015).
10
adanya bantuan pemerintah tersebut tidak akan ada lagi yang namanya anak-
anak Indonesia yang tidak bersekolah atau putus sekolah karena alasan tidak
mempunyai cukup biaya (Amalia, 2007).
Namun, ada beberapa kendala terkait dengan penerapan dan pelaksanaan
program wajib belajar 12 tahun ini yaitu permasalahan anggaran dana
pendidikan yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Pemerintah harusnya
bekerja sama baik pemerintah pusat maupun daerah untuk bersama-sama
dalam pelaksanaan program wajib belajar ini.
2. Peningkatan teknologi
Penggunaan teknologi juga dijadikan salah satu solusi alternatif dalam
pemerataan pendidikan didaerah terpencil. Misalnya Televisi saat ini
digunakan sebagai sarana pemerataan pendidikan di Indonesia karena
fungsinya yang dapat menginformasikan suatu pesan dari satu daerah ke
daerah lain dalam waktu yang bersamaan. Hal ini untuk memberikan layanan
siaran pendidikan berkualitas yang dapat menunjang tujuan pendidikan
nasional. Tugasnya mengkaji, merancang, mengembangkan,
menyebarluaskan, mengevaluasi, dan membina kegiatan pendayagunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan jarak jauh/terbuka.
Produk lain misalnya melalui radio dan lain sebagainya (Amalia, 2007).
3. Biaya pendidikan
Pemerintah juga mencanangkan program BOS untuk mendukung program
wajib belajar. Berdasarkan peraturan Mendiknas Nomor 69 Thun 2009, BOS
merupakan biaya standar yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
non personalia selama 1 tahu sebagai bagian dari keseluruhan dana
pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan
secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Adanya
dana BOS diharapkan tidak boleh ada siswa miskin yang putus sekolah
karena tidak mampu membayar iuran sekolah. BOS menjadi sarana untuk
meningkatkan pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan akses dan
mutu sekolah.
4. Program pendidikan 3T
11
Program pendidikan lain yang dicanangkan pemerintah adalah melalui
pendidikan 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) yang ditujukan untuk
kemajuan bersama Indonesia. Program ini meliputi program pendidikan
profesi guru terintegrasi, program sarjana mengajar didaerah 3T, program
pendidikan profesi guru terintegrasi kolaboratif, dadn program S1
kependidikan dengan kewenangan tambahan. Program ini disiapkan untuk
membantu mengatasi kekurangan guru, dan mempersiapkan calon guru
profesional yang tangguh, mandiri, dan peduli sesama serta memiliki jiwa
untuk mencerdaskan anak bangsa agar dapat maju bersama (Anggara, 2013).
5. Lain-lain
Selain 4 hal diatas yang perlu dilakukan adalah upaya peningkatan
manajemen pendidikan. Misalnya program pendidikan yang tidak harus
dibangun dengan mahal tetapi bisa melalui badan usaha amal semacam
beasiswa, selain itu manajemen pengelolaan BOS yang terintegrasi dan
teregulasi dengan mutu yang baik ada evaluasi dan pemantauan dari
pemerintah agar tidak terjadi pemungutan dana kepada siswa dilapangan.
Selain berbagai uppaya untuk pemerataan pendidikan diatas, ada beberapa
langkah dalam peningkatan mutu pendidikan dari berbagai aspek pemecahan
diataranya:
1. Manajemen Kurikulum yang matang
Kurikulum merupakan rangkaian pedoman pendidikan yang penting dalam
mengatur dan menata berbagai landasan, pedoman dan strategi pendidikan
sesuai dengan standar tertentu untuk menghadapi perkembangan era terbaru.
Berbagai upaya pengembangan kurikulum telah dilakukan oleh pemerintah
mulai dari pengembangan terdahulu hingga Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan
Kurikulum 2013 yang terbaru saat ini. Kurikulum ini dipersiapkan dengan
matang oleh pemerintah dengan memperhatikan berbagai aspek kebutuhan,
capaian, strategi pembelajaran yang sesuai dan sebagainya untuk melahirkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan bermutu tinggi (Suryana, 2009).
2. Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah
12
Manajemen sekolah meliputi penguatan strategi relevansi, memperkuat
partisipasi masyarakat dalam keseluruhan Kegiatan pendidikan,
memperkuat preferensi nilai pada kemandirian dan kreativitas baik individu
maupun kelembagaan, dan memperkuat dan mempertinggi kebermaknaan
fungsi kelembagaan sekolah.
3. Memperkuat Sumber Daya Tenaga Kependidikan
a. Memperkuat Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan
Sistem pendidikan tenaga kependidikan berfokus pada keahlian tenaga
kependidikan dalam berbagai hal yang dijadikan sebagai modal manusia
(human investmen), dan memerlukan perubahan dalam sistem
pembelajarannya. Menurut Thurow (Sulistyono,2003), di abad ke-21
perolehan keahlian itu memerlukan perubahan dalam sistem pembelajaran
karena alasan:
Keahlian yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan akan semakin
tinggi dan berubah sangat cepat
Keahlian yang diperlukan sangat tergantung pada teknlogi dan inovasi
baru, maka banyak dari keahlian itu harus dikembangkan dan dilatih
melalui pelatihan dalam pekerjaan,
Kebutuhan akan keahlian itu didasarkan pada keahlian individu.
b. Memperkuat Kepemimpinan
Dalam fondasi berbagai karakteristik pribadi, pimpinan lembaga
pendidikan perlu menciptakan visi untuk mengarahkan lembaga
pendidikan dan karyawannya. Dalam konteks ini, penciptaan visi yang
jelas akan menumbuhkan komitmen karyawan terhadap kwalitas,
memfokuskan semua upaya lembaga pendidikan pada rumusan kebutuhan
pengguna jasa pendidikan, menumbuhkan sense of team work dalam
pekerjaan, menumbuhkan standard of excellence, dan menjebatani
keadaan lembaga pendidikan sekarang dan masa yang akan datang
(Amalia, 2007).
c. Meningkatkan Mutu Mengajar Melalui Program Inovatif Berbasis
Kompetensi
13
Selama ini sekolah terutama guru masih sangat terbatas dalam
melakukan inovasi-inovasi pembelajaran. Disisi lain, upaya untuk
memperkuat kemampuan mengajar telah diupayakan melalui berbagai
jenis penataran, pendidikan, ataupun pelatihan-pelatihan. Melalui berbagai
kegiatan tersebut dikenalkan pada inovasi-inovasi pembelajaran. Tetapi
dari pengalaman empirik tampaknya upaya-upaya itu belum secara.
d. Mengoptimalkan Fungsi-Fungsi Tenaga Kependidikan
Di sekolah-sekolah selama ini yang berperan utama adalah guru.
Seorang guru melaksanakan berbagai fungsi baik fungsi mengajar,
konselor, teknisi, maupun pustakawan. Bahkan, dalam kasus-kasus tertentu
terdapat guru mengajar bukan berdasarkan keahliannya. Kondisi ini jelas
kurang menguntungkan bagi terselenggaranya proses pendidikan yang
baik diperlukan fungsi-fungsi kependidikan yang saling mendukung,
sehingga dapat dicapai suatu hasil yang maksimal.
4. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu penunjang
peningkatan mutu pendidikan. Sarana dan prasarana yang memadai akan
mempermudah siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kondisi pemerataan pendidikan Indonesia masih kurang, hal ini dapat
terlihat dari masih banyaknya masyarakat miskin dan masyarakat daerah
terpencil yang tidak mampu menikmati pendidikan. Hal ini disebabkan
oleh berbagai keterbatasan yang ada.
Kondisi mutu pendidikan Indonesia juga masih rendah, rendahnya mutu
pendidikan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: rendahnya
sarana dan prasarana pendidikan, rendahnya kualitas dan kompetensi guru,
rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, tingginya biaya
pendidikan.
Upaya yang dilakukan dalam pemerataan pendidikan adalah wajib belajar
9-12 tahun, program bantuan pendidikan BOS, peningkatan teknologi,
program pendidikan 3T, dan lain lain. Sedangkan upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan mutu pendidikan diantaranya peningkatan kurikulum
yang matang, peningkatan manajemen sekolah, memperkuat sumber daya
tenaga kependidikan, dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan.
B. SARAN
Permasalahan permasalahan tersebut memerlukan solusi pemecahan yang
tepat baik dari pemerintah dan berbagai pihak dalam pendidikan yang terkait
sehingga masalah dapat terpecahkan dengan baik. Makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, sehingga diperlukan perbaikan dan penyempurnaan baik
konten maupun penulisan.
15
DAFTAR RUJUKAN
Badan Pusat Statistik Pendidikan, 2011. Data Statistika Pendidikan APM dan
APK, (Online), (),diakses pada 05 Februari 2016
Yandi, 2015. Data BPS: Pengangguran di Indonesia 7,56 juta orang, (Online),
(www.beritagar.id/pengangguran-di-indonesia), diakses pada 05 Februari
2016
16