SKIZOFRENIA RESIDUAL
Disusun oleh :
Emilly Vidya A. Relmasira
(2009-83-050)
Pembimbing
dr. David Santoso, Sp.KJ, MARS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. ZAT
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kebun Cengkeh
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Status Pernikahan : Duda
Ruangan : Akut
Tanggal Masuk : 26 Juli 2016
Tanggal Keluar :-
1
jelas. Pasien mengaku juga tidak melihat wajah orang yang berbisik
kepadanya.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya:
Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya:
Pasien sudah berulang kali masuk RS Jiwa di Jakarta sejak 10 tahun
yang lalu, karena pasien sejak lahir tiinggal di Jakarta, sampai 5 bulan
terakhir, pasien beserta ayahnya datang ke Ambon untuk urusan
pekerjaan.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami penyakit lain seperti infeksi, kejang,
darah tinggi, penyakit saraf, kadar gula darah tinggi, trauma berat,
ataupun tumor otak
Riwayat Penggunan NAPZA:
Merokok (+)
2
Hubungan dengan teman-teman terjalin dengan baik. Pasien mengaku
mempunyai banyak teman saat SMA.
e. Riwayat Dewasa
Setelah lulus SMA, pasien melanjutkan pendidikan ke tahap perkuliahan.
1. Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan S1 Ekonomi di Jakarta
2. Riwayat Pekerjaan
Tidak ada pekerjaan tetap.
3. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah pernah menikah, namun telah bercerai 10 tahun yang
lalu. Pasien memiliki 2 orang anak yang berumur 18 tahun dan 16
tahun, yang keduanya tinggal bersama ibu mereka di Manado
4. Riwayat agama/kehidupan beragama
Pasien merupakan seorang pemeluk agama Islam. Berdasarkan
keterangan ayahnya, pasien rajin beribadah.
5. Aktifitas Sosial
Menurut ayahnya, pasien termasuk pribadi yang pergaulannya cukup
dan mempunyai banyak teman, namun terkadang pasien kurang
bergaul dengan lingkungan sekitarnya.
f. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak tunggal. Pasien mengaku hubungannya baik
dengan ayah dan ibunya.
g. Situasi Kehidupan Sekarang
Saat ini pasien tinggal di Kebun Cengkeh bersama ayah, ibu, dan saudara
ayahnya.
3
Seorang laki-laki berusia 41 tahun dengan wajah sesuai umur. Kulit
warna coklat sawo matang, rambut hitam bergelombang panjang 15 cm
dengan perawatan diri kurang. Pada saat diwawancara tanggal 26 Juli
pasien memakai kaos berwarna hitam berlengan pendek dan celana kain
hitam panjang, memakai sendal jepit.
Kesadaran
Berubah
Perilaku dan aktifitas Psikomotor
Pasien duduk, cukup tenang saat proses anamnesa, kontak mata pasien
dengan pemeriksa baik.
Pembicaraan
Berbicara seperlunya, kadang tidak menjawab, dan terkadang
mengacuhkan pertanyaan.
Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien cukup kooperatif terhadap pemeriksa.
C. Fungsi Kognitif
Taraf Pendidikan, Pengetahuan, dan Kecerdasan
Cukup, sesuai tingkat pendidikan formal pasien.
Orientasi Waktu, Tempat, Orang
Waktu: kurang baik (pasien tidak mengetahui tanggal berapa saat pasien
masuk)
Tempat: baik (pasien tahu saat ini ada dimana)
Orang: baik (pasien mampu mengenal orang disekitarnya)
4
Daya Ingat Segera, Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Jangka panjang: baik
Jangka sedang: baik
Jangka pendek: baik
Akibat Hendaya: tidak ditemukan
Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi terganggu karena kurang dapat melakukan perhitungan 100-
7 dst. Perhatian cukup baik karena selama anamnesis, pasien kurang
fokus dan menjawab hanya sebagian pertanyaan.
Pikiran Abstrak
Terganggu
Bakat Kreatif
Tidak ditemukan
Kemampuan menolong diri sendiri
Kurang
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi dan ilusi: Halusinasi auditorik (+), pasien mengaku kadang
mendengar bisikan-bisikan dan berdiskusi dengan suara bisikan tersebut.
Depersonalisasi dan derealisasi: tidak ada gangguan
E. Proses Pikir
1. Arus pikiran
Produktifitas: cukup
Kontinuitas: relevan
Hendaya berbahasa: (-)
2. Isi pikiran
Preokupasi: observasi
Gangguan pikiran (waham): observasi
5
F. Pengendalian Impuls
Terganggu
G. Daya Nilai
Uji Daya Nilai : Terganggu
Penilaian Realitas : Terganggu
Tilikan : 1, pasien menyangkal penuh bahwa dirinya sakit
6
kooperatif, Afek: tumpul, Ekspresi ; terbatas, Keserasian: Tidak serasi. Gangguan
presepsi : halusinasi auditorik. Daya nilai sosial terganggu.
VII. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad Bonam (keteraturan minum obat, tidak
menunjukan perburukan gejala yang bermakna)
Ad Functionam: Bonam
Ad Sanationam: Dubia ad Malam, berisiko kambuh karena
1) Pasien sudah sering putus obat
2) Pasien kurang diperhatikan keteraturan minum obatnya oleh keluarga.
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Psikoterapi
a) Terhadap pasien
- Psikoterapi suportif
- Modifikasi perilaku
b) Terhadap keluarga
- Penjelasan terhadap keluarga tentang kondisi pasien
- Psikoedukasi terhadap anggota keluarga untuk memperhatikan jadwal
minum obat pasien secara teratur setelah pasien keluar dari RS
2. Psikofarmaka
7
- Anti-psikosis atipikal (atypical anti psychotics)
Risperidon tab 2 mg 2x1/hari/PO
IX. FOLLOW-UP
Tanggal Hasil pemeriksaan dan Tindak Lanjut
Pemeriksaan Analisa
27/7/2016 S: - agak Gelisah (+) - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, agak gelisah, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik. Gangguan isi piker - Bila gelisah dan
masih diobservasi menolak oral: inj
lodomer 1 amp/8
jam/IM
- Awasi tanda EPS
28/7/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik (+)
8
31/7/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik (+)
1/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik
2/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik
3/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik
4/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik (-)
5/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik (-)
Acc rawat jalan
9
Keluarga masih bersiap,
Lanjut rawat
6/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik (-)
8/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik (-)
9/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik (-)
10/8/2016 S: - - R/ Risperidon tab 2 mg
O: -kontak ada, tenang, 2x1/hari/PO
verbalisasi terbatas, afek tumpul, - R/Chlorpromazin 100
gangguan persepsi: Halusinasi mg 1x1/hari/PO
Auditorik (-)
X. DISKUSI
Istilah Skizofrenia berasal dari bahasa Jerman, yaitu Schizo (=
Perpecahan / Split) dan Phrenos (= Mind). Pada skizofrenia terjadi suatu
perpecahan pikiran, perilaku dan perasaan. Skizofrenia ada 4 gejala
fundamental (primer) untuk skizofrenia, yaitu: 1. Gejala positif, 2.Gejala
negatif, 3. Gangguan kognitif.
Diagnosis dibuat atas dasar gejala klinis yang memenuhi batasan kriteria
diagnosis Skizofrenia dalam PPDGJ III :
10
Harus ada sedikitnya satu gejala yang jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
a. - thought echo
isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda, atau
- thought insertion or withdrawal
isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya (Withdrawal) dan
- thought broadcasting
isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umumnya mengetahuinya.
b. - delusion of control
waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar atau
- delusion of influence
waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar atau
- delusion of passivity
waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau
penginderaan khusus).
- delusional perception
pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat
khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
c. Halusinasi auditorik
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap prilaku pasien.
11
Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara atau
Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.
Paling sedikit dua gejala di bawah ini harus selalu ada secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap
hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang
tidak relevan atau neologisme.
c. Perilaku katatonik
Seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
d. Gejala-gejala negative
Seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang
menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
12
Gejala-gejala tersebut di atas harus selalu ada secara jelas selama kurun
waktu satu bulan lebih (tidak berlak uuntuk setiap fase non-psikotik
prodromal)
Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku perorangan, bermanifestasi
sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap
larut dalam dari sendiri dan penarikan diri secara sosial.
TIPE RESIDUAL
Pedoman diagnostik:
(b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau
yang memenuhi kriteria untuk diagnosa skizofrenia
(c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan
frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat
berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia
13
DAFTAR PUSTAKA
14