Anda di halaman 1dari 36

BAGIAN RADIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS
JANUARI 2016

PEMBIMBING RESIDEN
dr. Agus Jwantoro

DOSEN PEMBIMBING
Prof. Dr. dr. Bachtiar Murtala, Sp. Rad (K)

Oleh:

1.
2.
3.
4.

Milka Margareta
Nurul Fajriah Afiatunnisa
Yohanes F. Simanjuntak
Marlon Soselisa

200983047
201083045
200983039
201083034

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

IDENTITAS PASIEN

Nama
Jenis Kelamin
Tanggal lahir
Umur
Nomor RM
Status Perkawinan
Agama
Tanggal Masuk RS
Perawatan Bagian

: Ny. MK
: Perempuan
: 8 Maret 1976
: 39 tahun
: 694550
: Kawin
: Islam
: 15 Desember 2015
: Penyakit Dalam

PERJALANAN PENYAKIT
Anamnesis : Heteroanamnesis
Keluhan Utama
: Lemas
Anamnesis Terpimpin
:
Pasien, perempuan, 39 tahun dikonsul dari bagian penyakit
dalam dengan klinis SLE + Suspek Pneumonia. Pada tanggal 15
desember, pasien masuk rumah sakit dengan keluhan utama
lemas yang dialami sudah kurang lebih 2 minggu yang lalu.
Mual ada setiap kali makan dan minum. Ada demam dan
nafsu makan menurun. Setelah beberapa hari dirawat,
kemudian di konsultasikan ke bagian radiologi.
RPS
: (-)
RPK
: (-)
R. Alergi
R. Sosial

: (-)
: (-)

PEMERIKSAAN FISIK
KU
Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
Tinggi
BB
BMI

: Sakit Sedang
: 110/70 mmHg
: 84 x/m
: 24 x/m
: 38,5 C
: 167 cm
: 40 kg
: 13,9

Kepala : Normocephal
Mata: Konjungtiva Anemis(-), Sklera ikterik (-)
THT: Dalam batas normal
Thorax :
Pulmo

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

COR :

: Simetris dextra et sinistra


: Nyeri tekan (-)
: sonor
: Suara nafas melemah, ronki basah

Inspeksi: ictus kordis Teraba


Palpasi: Nyeri tekan (-)
Perkusi: redup
Aukultasi: Gallop (-), thrill (-), BJ 1,2 murni reguler, mur-mur
(-)

Abdomen:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: Datar
: Nyeri tekan (-)
: tympani
: Peristaltik (+) normal

Genitals : Tidak diperiksa


Extremitas: Dalam batas normal

Hematology
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
PCT
PDW
WBC
NEU
LYM
MON
EOS
BAS
ALY
LIC

LABORATORIUM
: 3,4
: 9,2
: 28,1
: 61
: 26,4
: 32,7
: 20,3
: 352
: 7,4
: 0,262
: 11,3
:4,9
::7,1
:: 0,8
: 0,3
: 0,8
:5,7

4,0 5,5 x 106 / mm3


11,9 16,0 g/dL
37,0 48,0 %
50-100 m3
27-32 pg
32-36,0 g/dL
11-16%
150-400 x 103 / mm3
6,0 11,0 m3
0,150-0,500%
11-18 %
4,0 10,0 x 103/ mm3
52-75 %
20-40 %
0,0-3,0 %
0,0-1 %
0,0-2,5%
0,0-3,0 %

16 -12-2015

22 -12-2015

LABORATORIUM
PEMERIKSAAN
KIMIA DARAH
Fungsi hati
Protein total
Albumin
Globulin
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Klorida

HASIL

RUJUKAN

: 4,7
: 2,4
: 2,3

6,6 8,7gr/dl
3,5-5,0 gr/dl
1,5 5,0gr/dl

: 127
: 2,8
: 96

136-145 mmol/l
3,5-5,1 mmol/l
97-111 mmol/l

KESAN:
HIPOALBUMINEMIA
HIPOKALEMIA

FOTO RADIOLOGI PASIEN

29 -12-2015

FOTO THORAX AP
-Bercak miliar yang
tersebar pada kedua
lapangan paru
-COR: Kesan normal,
aorta dilatasi
-Sinus kiri dan kedua
diafragma baik, sinus
kanan tumpul
-Tulang-tulang intak
-KESAN:
-TB MILIER
-EFUSI PLEURA
DEXTRA

TB MILIER
EFUSI PLEURA DEXTRA

DIAGNOSIS RADIOLOGI

TERAPI

Ceftazidime 1 gr/12 jam/ iv


Sanmol 1 drip/8jam
Flukonazole 200mg /24jam/drip
Sukralfat ic/8jam/oral
Nistatin drip 10tpm/8 jam
Cellapt 500mg/12 jam/ oral
Lemfogen 2mg/minggu/sc
omeprazole 40 mg/ 14 jam/ iv
Domperidone 10 mg/ 8 jam/ oral

RESUME
Pasien, perempuan, 39 tahun dikonsul dari bagian penyakit dalam dengan
klinis SLE + Suspek Pneumonia. Pada tanggal 15 desember, pasien masuk
rumah sakit dengan keluhan utama lemas yang dialami sudah kurang lebih 2
minggu yang lalu. Mual ada setiap kali makan dan minum. Ada demam dan
nafsu makan menurun. Setelah beberapa hari dirawat, kemudian di
konsultasikan ke bagian radiologi. Setelah dikonsultasikan, pasien kemudian
difoto dengan posisi AP, dengan hasil pemeriksaan tampak b ercak milar yang
tersebar pada kedua lapangan paru, jantung dalam batas normal, aorta dilatasi,
Sinus kiri dan kedua diafragma baik, sinus kanan tumpul, tulang-tulang yang
tervisualisasi intak. Akhirnya kesan yang didapat adalah: TB MILIER dan
EFUSI PLEURA DEXTRA

PENDAHULUAN
LAPORAN
KASUS
{
RADIOLOGI

TB miliar adalah manifestasi lanjut dari TB paru primer, yang disebabkan


oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis yang menyebar secara
limfohematogen.
Terjadi pada pasien yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh
misal (HIV, SLE, malnutrisi, pengobatan kortikosteroid dan kemoterapi,
dll).

PENDAHULUAN

Pasien TB paru primer yang tidak diobati atau yang tidak patuh dalam
pengobatan juga beresiko menderita TB miliar.
Di seluruh dunia sekitar 19-43% populasi saat ini terinfeksi TB, frekuensi
penyakit TB paru di Indonesia masih tinggi dan menduduki urutan ke 3
di dunia.

PENDAHULUAN

Sedangkan efusi pleura merupakan akumulasi cairan yang berbentuk


(serous/darah/purulent) eksudat ataupun transudat yang terdapat di
dalam rongga pleura.
Sebanyak 95% kasus efusi pleura menunjukkan efusi unilateral akibat
komplikasi dari TB paru dan pada 50% kasus efusi TB disertai infiltrat di
parenkim.

PENDAHULUAN

TB MILIAR
Gejala klinis: lemas & fatigue (90%), kehilangan BB
(80%), cephalgia (10%).
Tanda: demam (80%), batuk (60%), limfadenopati general
(40%),

hepatomegali

(40%),

splenomegali

(15%),

pankreatitis (<5%), disfungsi multiorgan, & insufisiensi


adrenal.

lanjutan
(A)Foto thorax PA: pola miliar klasik.
(B)Gambaran HRCT: nodul uniform
ukuran kecil distribusi menyeluruh
pd kedua paru. tree-in-bud
appearance
(C)CT abdomen dgn Kontras tinggi:
lesi miliar fokal pada hepar dan
(D) limpa.
(E) TB miliar SSP: beberapa fokus
kecil dlm kedua hemisfer serebral.

lanjutan
Karakteristik foto thorax TB
miliar
Pola retikulonodular terdiri dari
perluasan opasitas nodular diameter
berukuran 2-3 mm menyebar difus
seluruh kedua paru

lanjutan
Diagnosis banding:
1. Sarcoidosis Pulmo
2. Metastasis Paru Tipe Miliar
3. Varicella pneumonia
4. Pneumocystosis

lanjutan

lanjutan
Metastase paru tipe miliar.
Nodul paru multipel dari beragam
ukuran yg konsisten dgn metastasis
paru. Juga ada efusi basal kanan
sedikit.

lanjutan
Foto thorax varicella pneumonia.
Tampak pola miliar pada foto thorax.
Mulitipel 5-10 mm nodul batas
tak jelas yg dapat berkonfluen
Kecil, nodul bulat biasanya
berubah dlm waktu seminggu
setelah hilangnya lesi kulit tetapi
dapat menetap selama
berbulan2.
Lesi dapat kalsifikasi & dapat
menetap banyak, tampak jelas,
tersebar secara acak, 2-3 mm
kalsifikasi padat.

lanjutan
Pneumocystosis.17
Tampak agak granuler diikuti retikulasi
kasar sebagai perubahan infeksi

lanjutan
Pneumocystosis.17
Tampak agak granuler diikuti retikulasi
kasar sebagai perubahan infeksi

Akumulasi cairan berlebih pada cavum pleura


Cairan transudat atau eksudat
Biasanya merupakan komplikasi dari penyakit
penyertanya
Gejala klinis: nyeri dada pleuritik, sesak, batuk,
malaise

Efusi Pleura

Foto Thorax (PA, AP, Lateral decubitus)


CT-Scan
USG

Gambaran Radiologi Efusi


Pleura

Corakan bronkovaskuler dalam


batas normal, tidak ada proses
spesifik aktif atau lesi noduler
pada kedua paru
Cor: CTI normal, aorta normal
Sinus costofrenikus kanan
tumpul
Tulang-tulang intak

Efusi pleura dextra pada foto


toraks PA

Foto Thorax Posisi PA

Foto toraks lateral efusi pleura


dengan sinus costofrenikus yang
tumpul

Foto Thorax Posisi Lateral

A. Foto toraks posisi supine (AP) efusi pleura


hemitoraks sinistra.
B. Apical cap sign, terletak di apex (panah warna
orange), tampak perkabutan dengan densitas
radioopak pada hemitoraks dextra

Foto Thorax Posisi AP

Tampak densitas cairan pada sisi


Lateral hemithorax sinistra

. Efusi pleura hemitoraks sinistra


pada foto toraks posisi decubitus
lateral

Foto lateral decubitus

PNEUMONIA

Pneumonia. Tampak
konsolidasi pada kedua lobus
inferior paru-paru diserta airbronchogram sign

TUMOR PARU

Tumor paru sinistra.


Tampak massa tumor
pada paru kiri atas

Diagnosis Banding Radiologi

CT Scan Thorax memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi


gambaran distribusi nodul dengan baik secara acak.
Ultrasonografi dapat menunjukan penyakit hepar difus,
hepatomegali, splenomegali, atau nodus limfe para-aorta.
Pada efusi pleura,
USG lapisan anechoic antara pleura visceral dan pleura
parietal

Pemeriksaan penunjang
lainnya

CT SCAN

USG

Efusi pleura pada hemitoraks kanan


A. Cairan anechoic pada paru;
B. Cairan echogenic

Pemeriksaan penunjang
lainnya

Daftar pustaka
1.

2.

3.

4.
5.
6.

7.
8.
9.

10.
11.
12.

13.

14.
15.

16.

17.
18.

19.

Icksan Aziza G, S Luhur Reny. Tuberkulosis Paru. In: Dr. Aryando Pradana. Radiologi Toraks Tuberkulosis Paru. 1 sted. Jakarta :
Sagung Seto. 2008. p 2,3,7,9
Lessnau KD, Cunha BA, et al. Miliary tuberculosis [internet]. 2015 Agus [cited December 2015]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/221777-overview#a5
Ray S, Talukdar A, Kundu S, Khanra D, and Sonthalia N. Diagnosis and management of miliary tuberculosis: current state and
future perspectives [internet]. 2013 January [cited December 2015]. Available from: URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3544391/
McGrath EE. Anderson PB. Diagnosis of pleural effusion: a systematic approach. USA: AJCC; 2011; 2: 119-26
Gunderman RB. Essential Radiology. 2 nd ed. New York: Thieme. 2006. Hal. 85-7
Lababebeb. Pleural Effusion Imaging. 2013. [online]. [cited on Dec 31 st 2015]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/355524-overview
Muniz SH. Arregui PO. Imaging review of pleural effusion: diagnosis and Intervention. 2014
Rajebi MR, Zimmerman NA, and Sharif R. Imaging in sarcoidosis. University of Texas Health Science Center at Houston; 2011.
Criado E, Snchez M, Ramrez J, Arguis P, Caralt TM, Perea RJ, Xaubet A. Pulmonary sarcoidosis: typical and atypical
manifestations at high- resolution CT with pathologic correlation. Departments of Radiology; 2010
Patel, R. Pradip. Lecture notes: radiologi. Edisi 2. Jakarta. Penerbit Erlangga. 2007.Hal 34 35
Adnan M. Diktat radiologi II. Makassar: Aesculapius.
Patel T, Lin EC, et al. Lung metastases imaging [internet]. 2015 October [cited December 2015]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/358090-overview#a2
Weerakkody Y, Gaillard F, et al. Varicella pneumonia [internet]. [cited December 2015]. Available from: URL:
http://radiopaedia.org/articles/varicella-pneumonia
Walton DA, and Lieberman G. The radiographic appearance of pulmonary tuberculosis.Harvard Medical School.
Maher TM, Gupta NK, Burke MM, and Carby MR. CT findings of varicella pneumonia after lung transplantation. American
Roentgen Ray Society; 2007.
Khan AN, Lin EC, et al. Pneumocystis carinii pneumonia imaging [internet]. 2015 October [cited December 2015]. Available
from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/359972-overview#a2
Terquem EL. Miliary. Perancis: Centre Hospitalier de Meulan les Mureaux.
Kamangar N. Bacterial pneumonia. [internet]. 2015 [cited January 2016]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/300157-overview#a1
Irshad A. Imaging in lung cancer. [internet]. 2015 [cited January 2016]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape.com/article/35874-overview#a1

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai