Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN AIR PROSES DAN LIMBAH INDUSTRI

ANALISA KUALITATIF AIR PROSES , ANALISA KUANTITATIF CHLORIDA DALAM AIR, ANALISA
KUANTITATIF SULFAT DALAM AIR, ANALISA KUANTITATIF BESI DALAM AIR, ANALISA
ALKALINITAS AIR, ANALISA KESADAHAN(Ca dan Mg) DENGAN CARA KOMPLEKSOMETRI,
ANALISA PELUNAKAN AIR SADAH

Nama : Winriasari

NPM : 15020088

Grup : 3k3

Dosen : Juju J, AT.,M.Si.

Asdos : - Ariel H,S.T.,M.I.L

- Mia E.,S.ST.

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2017

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air proses biasanya merupakan hasil pengolahan dari persediaan air yang diambil
dari sumber air, untuk memenuhi syarat bagi berbagai konsumsi dan keperluan, baik
untuk masyarakat umum maupun industri.
Kebutuhan air untuk masyarakat umum biasanya diurus oleh Pemerintah Daerah
melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang menyediakan air untuk keperluan
masyarakat umum, tidak saja untuk air minum, tetapi oleh masyarakat juga digunakan
untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci. Namun dengan
berkembangnya jumlah penduduk dan jumlah perumahan dengan laju yang sangat
pesat, persediaan air proses dari PDAM tidak dapat mengikuti pertumbuhan laju
penduduk. Akibatnya sebagian penduduk, terutama di daerah industri atau didaerah
pinggir kota beramai-ramai menggunakan air sumur (baik sumur dangkal maupun
sumur artesis), sehingga belum tentu air tersebut memenuhi syarat untuk keperluan air
minum, mandi dan mencuci.
Sebagian masyarakat juga menggunakan air sungai atau danau untuk kebutuhan
mereka, tanpa menyadari apakah air tersebut memenuhi syarat. Air untuk masyarakat
industri memerlukan persyaratan yang lebih berat dibanding air untuk masyarakat
umum dan rumah tangga. Persyaratan air untuk industri, antara lain harus bebas dari
zat kimia yang mengganggu proses industri, termasuk air untuk ketel uap yang
menghasilkan energi panas untuk proses produksi. Dalam kegiatan suatu industri,
dibutuhkan air untuk keperluan minum, mandi dan cuci (MCK), maka air yang
digunakan juga harus diproses seperti halnya air untuk keperluan rumah tangga.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


- Maksud percobaan ini adalah mengidentifikasi kandungan air dan menghilangkan
kesadahan air contoh uji.
- Tujuan percobaan ini adalah untuk menganalisa ada atau tidak zat-zat yang dapat
mempengaruhi proses, menganalisa alkalinitas air, menganalisa kesadahan air dan
melakukan pelunakan terhadap air contoh uji.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Air untuk industri tekstil
Indusri tekstil adalah industri yang paling banyak menggunakan air, terutama pada
proses pencelupan sampai proses penyempurnaan tekstil. Untuk memenuhi kebutuhan
air proses pada bagian finishing umumnya digunakan air dari sumber alam yang
mengandung zat yang beraneka jenis maupun jumlah ion-ion dan kotoran yang
terkandung didalamnya, tergantung dari sumbernya. Tetapi untuk dapat digunakan, air
memerlukan persyaratan tertentu diantaranya :
a. Kekeruhan dan warna
Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel tersuspensi dalam air yang berasal dari
bahan anorganik seperti tanah liat, lumpur serta bahan organic seperti jotoran dan
tumbuh-tumbuhan.Warna air disebabkan oleh zat organic yang terlarut dan berikatan
dengan besi serta mangan.
b. Derajat Keasaman /pH
Derajat keasaman /pH merupakan kadar asam atau basa didalam larutan dengan
melihat konsentrasi hydrogen (H+) suasana asam dalan air akan mempengaruhi
beberapa proses dan akan merusak beberapa jenis bahan tekstil terutama bahan
selulosa. Suasana alkali misalnya NaOH akan merusak pipa logam , menyebabkan
kerapuhan yang dikenal dengan istilah kerapuhan kostik.
c. Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan asam tanpa penurunan pH
larutan. Alkalinitas dalam air alam sebagian besar disebabkan oleh ion-ion karbonat
(CO3), bikarbonat (HCO3),Hidroksida (OH) dan sebagainya.Alkalinitas dinyatakan dalam
mgrek/Liter atau mg CaCO3/Liter. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi akan menyebabkan
karat-karat pada pipa sehingga pada saat proses berlangsung, karat-karat tadi akan
terbawa air dan menodai bahan tekstil. Jika kadar alkalinitas terlalu rendah dan tidak
seimbang dengan kesadahan dapat menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding ketel uap
sehingga tekanan menjadi lebih tinggi. Alkalinitas diperiksa dengan cara titrasi asam
basa.asam yang banyak digunakan adalah asam sulfat (H2SO4) dan HCl. Asam ini akan
mengikat zat penyebab alkalinitas sampai titik akhir titrasi tercapai.Titik akhir titrasi
dapat ditentukan oleh :
- Perubahan warna indicator pada titik akhir titrasi
- Perubahan nilai pH pada pH meter, grafik pH-Volume akan memperlihatkan
lengkungan titik akhir

Gambar.1
Grafik Hubungan pH dengan Volume pada Titrasi Alkalinitas

Reaksi yang terjadi adalah :

OH- + H+ H2O Titik akhir terletak pada pH 8,3

CO2- + H+ HCO3

HCO3 + H+ H2O + CO2 terjadi pada pH 4,5

Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH8,3 dikenal dengan nilai P (dari Phenolpthalin)
untuk mencapai titik akhir ke-2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan nilai M (dari metal).jadi
pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3

OH- + H+ H2O

Nilai P menunjukkan OH- dan CO3 = (HCO3-)

Jika dalam air hanya ada karbonat , bikarbonat, dan hidroksida maka unsur alkalinitas
dapat ditentukan dengan bantuan dari tabel.
Tabel.1 Perhitungan mencari kadar unsur alkalinitas

Hasil OH- CO32- HCO3-

P=0 0 0 M

2P<M 0 2P M-2P

2P=M 0 2P 0

2P>M 2P-M 2(M-P) 0

P=M M 0 0

Catatan : Alkalinitas hanya terdiri dari CO32-, HCO3-, OH-, P = alkalinitas PP, M =
alkalinitas MO

d. Besi dan Mangan


Garam besi mempunyai pengaruh yang berbeda-beda dalam proses tekstil.Pada proses
pemasakan dan pengelantangan , garam besi dapat menimbulkan noda-noda kuning
coklat pada bahan dan memperbesar kerusakan selulosa karena logam berat akan
berfungsi sebagai katalis dalam penguraian zat pengelantang. Senyawa besi juga dapat
bereaksi dengan zat warna reaktif membentuk ikatan kompleks sehingga
mempengaruhi warna yang dihasilkan.
e. Silikat
Adanya silikat dalam air proses tidak dihendaki , karena endapan silikat murni sulit
dihilangkan sehingga dapat menyumbat pipa-pipa dan melapisi dinding ketel uap
bertekanan tinggi.
f. Klorida
Kadar klorida yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan pada peralatan yang
terbuat dari besi.
g. Kesadahan
Kesadahan disebabkan oleh garam-garam kalsium dan magnesium yang menyebabkan
sabun-sabun lengket, sehingga dapat menimbulkan :

Kesukaran dalam pegangan kain


Tidak ratanya hasil pencelupan
Mengendapkan zat warna karena terbentuknya ikatan kompleks
Kesadahan dapat digolongkan menjadi :

Kesadahan sementara yang disebabkan oleh adanya CaCO3 ,Ca(HCO3) , MgCO3,


Mg(HCO3)
Kesadahan tetap , yang disebabkan oleh senyawa CaCl2 , CaSO4, MgCl2 , MgSO4.
Kesadahan total atau kesadahan jumlah , yaitu jumlah dari kesadahan tetap dan
kesadahan sementara yang ada dalam air.
Untuk syarat air proses pada industri tekstil ditetapkan batas maksimal kesadahan total
sebesar 3 DH.Satuan yang digunakan ialah derajat Jerman, dimana 1 DH setara dengan
10 mg/l CaO.

Standar air untuk proses tekstil

No Kandungan dalam air Jumlah (mg/L)


1 Kekeruhan 5.0
2 Warna Tidak berwarna
3 Besi 0.1
4 Mangan 0.1
5 Logam berat lain 0.01
6 Alumunium 0.5
7 Kesdahan jumlah 30.0 = 30dH
8 Alkalinitas 75
9 Jumlah gas terlarut 150
10 Ion ion
11 Silikat 110.0
12 Sulfat 100.0
13 Khlorida 100.0
14 Calsium 10.0
15 Magnesium 5.0
16 Bikarbonat 200.0

Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca dan Mg yang terkandung didalam air.Ion-
ion ini dapat ditentukan melalui titrasi kompleksometri yaitu suatu titrasi dengan
menggunakan larutan komplekson(EDTA / etilenadiamintetra asetat).

EDTA adalah suatu senyawa yang dapat membentuk pasangan kimiawi secara
ikatan kompleks dengan ion-ion kesadahan.Indikator yang dipakai pada titrasi
kompleksometri merupakan asam atau basa lemah organic yang dapat membentuk
ikatan kompleks dengan logam , dan warna senyawa tersebut berbeda dengan warna
indicator dalan keadaan bebas.Indikator yang sering digunakan adalah EBT (Eriochrome
Black T), sejenis indicator yang berwarna merah apabila berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10.Indikator yang lain adalah
Murexid , suatu senyawa yang berwarna merah jika berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium saja.
Pada penetapan kesadahan ada beberapa factor yang biasanya menggangu
penetapan ion Ca dan Mg ini diantaranya adanay kation seperti Al 3+, Fe3+, Fe2+, dan
Mn2+, dan juga ikut bergabung dengan EDTA membentuk senyawa kompleks. jika
kesadahan terlalu tinggi endapan Ca2+ dapat muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5
menit ,oleh karena itu sample harus diencerkan.

h. Pelunakan Air Sadah


Maksud dari pelunakan disini adalah penghapusan ion-ion penyebab kesadahan dalam
air. Kesadahan air terutama disebabkan oleh ion Mg2+ dan Ca2+. Air sadah akan
mengendapkan sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih banyak.Selain itu akan
merusak beberapa jenis zat warna pada proses pencelupan, kelebihan ion Ca 2+ serta ion
CO32- juga mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang disebabkan oleh endapan
kalsium karbonat.

Beberapa proses untuk pelunkan air sadah adalah :


- Cara Pemanasan : Cara ini hanya dapat menghilangkan kesadahan sementara yang
disebabkan bikarbonat-bikarbonat dari ion kesadahan
- Cara Pengendapan :Cara ini merupakan cara yang paling murah yang dapat
mengendapkan kesadahan total.Pada cara ini garam-garam kalsium dan magnesium
penyebab kesadahan diendapkan sebagai karbonat karbonat. Sebagai zat pengendap
dipakai campuran Na2CO3 dan Ca(OH)2 atau campuran NaOH dan Ca(OH)2
- Cara penukar ion : Cara ini sangat mahal tetapi efesiensi cukup tinggi, cocok dipakai
untuk penyediaan air kotor .Pada saat ini kalsium dan magsnesium yang terkandung
dalam air ketel pada cara ini kalsium dan magnesium yang terkandung didalam air
didesak oleh ikatan oleh senyawa penukar ion.
BAB 3
PERCOBAAN
3.1 Alat Percobaan
Alat yang digunakan :
- tabung reaksi
- erlenmeyer 250 ml
- pipet volume 25 ml & 10 ml
- pipet tetes
- corong gelas
- buret 100 ml
- piala gelas 500 ml
- gelas ukur dan labu ukur
- pengaduk
- kertas saring
- Penangas air
3.2 Pereaksi yang digunakan :
Larutan contoh uji Aluminon Asam Oksalat Larutan EDTA
HCl KIO4 Padat Kristal BaCl2 Indikator EBT
Amonium Oksalat Amonium Molibdat Pereaksi kondisi Indikator Murexid
Asam Asetat Asam Nitrat Air Suling KCN
NaOH Perak Nitrat AgNO3 Resin Penukar Ion
Natrium Asetat Barium Klorida Indikator Kalium Kromat Pereaksi Kompleksometri
Quinalizarin alkali KMnO4 Indikator PP Ca(OH)2
Kalium Ferisianida Natrium Bikarbonat Indiktor MO Phenantrolin
KCNS Asam Sulfat Larutan Buffer

3.3 Cara Kerja


1) Pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif air proses industri tekstil
a. Silikat
- Siapkan 2 ml contoh uji pada tabung reaksi
- Ditambahkan 2-3 tetes HCl 4N ( sebagai Pengasam)
- Dimasukkan 2-3 tetes ammonium molibdat 5 %
- Jika perlu dipanaskan sebentar ,kemudian didinginkan, jika larutan berwarna
kuning berarti mengandung silikat, dilakuakn uji penentuan (karena posfat
menunjukkan hasil yang sama) yaitu :
Beberapa tetes larutan pereaksi bekas uji diletakkan dalam pinggan porselen
1 tetes benzidin dan 1 tetes Na Asetat ditambahnya.Jika terdapat lapisan
berwarna biru menunjukkan adanya silikat. ( + )
b. Klorida
- Siapkan 2 ml air pada tabung reaksi
- ditambahkan 2-3 tetes HNO3 4N (sebagai asam)
- ditambahklan 2-3 tetes AgNO3 0,1 N
- Jika terjadi endapan putih yang larut dalam amoniak berarti contoh uji
mengandung klorida ( +)
c. Besi (Fe)
Reaksi :
Fe2+ + K3Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 2K+
Fe3+ + K4Fe(CN)6 KFe(Fe(CN)6) + 2K+
Penentuan Fero (Fe2+)
- Siapkan 1 ml air contoh uji dalam tabung reaksi
- ditambahkan 1 tetes HCL (sebagai pengasam)
- ditambah 2-3 tetes K3Fe(CN)6(kalium ferisianida)
- Jika terjadi endapan biru turnbull berarti air mengandung Fe2+ ( - )
Penentuan Feri (Fe3+)
- Siapkan 1 ml air contoh uji dalam tabung reaksi
- ditambahkan 1 tetes HCl ( sebagai pengasam)
- ditambahkan 2-3 tetes kalium FeroSianida
- Jika terjadi endapan yang berwarna biru trunbull (-)
d. Sulfat (SO42+)
Reaksi :
SO42+ + BaCl2 BaSO4 + 2 Cl-
- Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
- ditambahkan 5 tetes HCl 4N
- ditambahkan 5 tetes BaCl2 0,5 N
- jika terjadi endapan (kekeruhan ) putih ,berarti contoh uji mengandung sulfat. (+)
e. Kalsium
- Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
- Asamkan dengan 2-3 tetes asam asetat 10 %
- Tambahkan 5 tetes amonium oksalat kemudian panaskan
- Jika ada endapan putih, berarti contoh uji mengandung kalsium ( + )
f. Magnesium
- Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
- ditambahkan 5-10 tetes quinalizarin alkali sampai warna merah/ magneson
Biru
- ditambahkan 5 tetes NaOH 10 % berubah menjadi biru ungu , kemudian
panaskan.
- jika terjadi endapan biru ,berarti contoh uji mengandung Magnesium. ( + )
g. Alumunium (Al3+)
- Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
- Tambahkan 2-3 tetes Natrium Asetat
- ditambahkan 2-3 tetes aluminon
- jika terjadi endapan merah terang ion Al3+ , berarti contoh uji mengandung
alumunium.
h. Mangan (Mn2+)
- Siapkan 2 ml contoh uji pada tabung reaksi
- Tambahkan 2-3 tetes asam sulfat 4 N
- Tambahkan KIO4 padat (bubuk) kemudian panaskan
- Jika warna air berubah menjadi violet, maka air contoh mengandung mangan.
i. Zat Organik
- Siapkan 2 ml air contoh uji pada tabung reaksi
- Asamkan 5 tetes asam sulfat 10 %
- Panaskan sampai 70C
- ditambahkan 4 tetes KMnO6 0,01 N
- jika warna KMNO4 Hilang ,maka air contoh uji mengandung zat organic.
j. Kuantitatif Cl-
- 25 ml contoh uji masukkan kedalam erlenmeyer
- jika contoh uji berwarna (misal air limbah) tambahkan suspensi Al(OH)3
kemudian kocok dan biarkan mengendap lalu saring dan cuci, campurkan filtrat
dengan cucian.
- atur pH sampai pH 7 -10 dengan penambahan asam sulfat dan NaOH sedikit
demi sedikit.
- ditambahkan indikator kalium kromat sebanyak 3 tetes
- Titrasi dengan AgNO3 sampai timbul endapan merah kekuningan.
- lakukan perhitungan dengan rumus
- kadar Cl = ml titrasi x N titrasari (penitar) x BE Cl- x 1000/25
k. Analisa kandungan sulfat dalam air
- 100 ml air contoh uji dipipet ke Erlenmeyer 250 ml, tambahkan pereaksi kondisi
5 ml.
- Tambahkan 8-10 gram kristal BaCl2 kocok cepat selama 1 menit.
- Segera diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.
- Pengukuran dilakukan setelah 3 menit tetapi tidak melebihi 10 menit.
l. Analisa kadar besi dalam air
- 25 ml air contoh uji dimasukkan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 5 tetes HCl
pekat dan 1 ml hidroksil amin.
- Didihkan sampai volume tinggi setengahnya.
- Dinginkan, dan masukkan dalam labu ukur 100 ml tambahkan 2 ml buffer asetat
dan 2 ml phenantrolin, encerkan sampai tanda garis kocok sampai homogen.
- Masukan dalam cuvet dan hitung absorbansi dan konsentrasinya dengan
spektrofotometer.
m. Alkalinitas PP (Alkali)
- 25 ml contoh uji dipepet ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 2 tetes indicator PP.
- Titrasi dengan H2SO4 0,02 N sampai larutan tidak berwarna.
n. Alkalinitas MO (Asam)
- 25 ml contoh uji dipepet ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 2 tetes indicator MO.
- Titrasi dengan H2SO4 0,02 N sampai larutan berwarna orange(sindur).
o. Analisa Kesadahan (Ca dan Mg) dengan Cara Kompleksomettri
Penetapan kesadahan total
- 25 ml contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer
- Ditambahkan 1 ml larutan buffer pH 10
- Ditambahkan 2 ml KCN 5%
- Ditambahkan 3-4 tetes indicator EBT, larutan menjadi merah
- Segera titar dengan larutan EDTA 0,01 M, sampai tepat berubah menjadi biru
Penetapan kesadahan Ca
- 25 ml contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer
- Ditambahkan 1 ml NaOH 4N
- Ditambahkan 2 ml KCN 5%
- Ditambahkan indicator Munexid, larutan menjadi merah
- Segera titar dengan larutan EDTA 0,01 M, sampai tepat berubah menjadi ungu
p. Pelunakan Air Sadah
Cara Pemanasan
- Hitung kebutuhan soda kapur dan soda ash sesuai kebutuhan
- 100 ml air contoh uji dipipet kedalam Erlenmeyer ditambahkan soda ash dan
soda kapur sesuai kebutuhan
- dipanaskan sampai mendidih selama kurang lebih 30 menit
- Air yang telah mendidih didinginkan, saring dengan kertas saring
- Filtratnya dititrasi dengan cara kompleksometri
Cara Pengendapan dengan Ca(OH)2 dan Na2CO3 serta pengendapan dengan NaOH
dan Na2CO3
- Kebutuhan soda kapur dan soda ash atau NaOH dihitung sesuai kebutuhan
- 100 ml air contoh dipipet kedalam erlenmeyer
- Soda ash dan soda kapur sesuai dengan kebutuhan dimasukkan kedalam
erlenmeyer tersebut
- Larutan dididihkan selama 15 30 menit, didinginkan, kemudian disaring
dengan kertas saring barit
- Saringan/filtratnya dianalisa kesadahan sisanya dengan cara kompleksometri.
Cara Penukar Ion
- 100 ml air contoh dimasukkan kedalam piala gelas
- Air contoh tersebut dialirkan melalui tabung yang berisi resin penukar ion dan
ditampung kedalam Erlenmeyer 250 ml
- Dikerjakan 3 kali aliran melalui tabung yang berisi resin penukar ion
- larutan yang telah dialirkan melalui tabung resin dianalisa kesadahan secara
kompleksometri.
BAB 4
DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

4.1 Uji Kualitatif


Data Percobaan :
pH air : 7,046 Berbau : Tidak Berbau
warna : Bening Suhu : 26,3C
No Parameter Positif Negatif Keterangan
1. Kalsium (Ca2+) + Putih
2. Magnesium (Mg2+) + Biru
3. Besi (Fe2+) _ Bening
4. Besi (Fe3+) _ Kuning Muda
5. Alumunium (Al3+) _ Larutan Coklat
6. Mangan (Mn2+) _ Bening
7. Silikat + Kuning
8. Klorida (Cl-) + Putih
9. Sulfat (SO42-) + Keruh
10. Zat Organik _ Tidak Hilang Warnanya
Berat cawan kosong = 39,07712 gram (A)
Berat cawan + air = 39,0816 gram (B)
1000
Kekeruhan = (B-A) x 50
1000
= 0,0044 x 50

= 0,088 mg/L
4.2 Analisa Kuantitatif Klorida
Titrasi ke 1 = 0,8 ml
Titrasi ke-2 = 0,9 ml
rata-rata titrasi = o,85 ml
1000
Kadar Cl- = rata-rata ml titrasi x N penitar x 35,5 x 25

= 0,85 x 0,01 N x 35,5 x 40


= 12,07 mg/L
4.3 Analisa Kuantitatif Sulfat
Standar x y xy X2
1 5 0,352 1,76 25
2 7,5 0,418 3,135 56,25
3 10 0,450 4,50 100
4 12,5 0,637 7,9625 156,25
5 15 0,733 10,995 225
50 2,59 28,3525 562,5
x 10 0,518 5,6705 112,5

() ()()
a= (x2)(x)2
5(28,3525)(50)(2,59)
= 5(562,5) (50)2
141,7625129,5
= 2812,52500
12,2625
= = 0,03924
312,5
()(2) ()()
b= (x2)(x)2
(2,59)(562,5)(50)(28,3525)
= 5(562,5) (562,5)
1456,8751417,625
= 2812,52500
39,25
= 312,5 = 0,1256

y = ax + b
0,4013 = 0,03924 x + 0,1256
-0,03924 x = 0,1256 0,4013
-0,03924 x = -0,2757
0,2757
x = 0,03924 = 7,025 mg/L
Grafik Konsentrasi Sulfat Terhadap
Absorbansi
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
Absorbansi
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20

Grafik-1 Perbandingan Konsentrasi Sulfat Terhadap Absorbansi


4.4 Analisis besi
x y xy X2
20 0,064 1,28 400
40 0,120 4,8 1600
60 0,171 10,26 3600
80 0,222 17,76 6400
100 0,270 27 10000
1500 0,847 61,1 22000

() ()()
a= (x2)(x)2
5(61,1)(300)(0,847)
= 5(22.000) (300)2
305,5254,1
=110.00090.000
51,4
= 20.000 = 0,0025
()(2) ()()
b= (x2)(x)2
(0,847)(22.000)(300)(61,1)
= 5(22.000) (300)2
18.63418.330
= 110.00090.000
304
= 20.000 = 0,0152
y = ax + b
0,007 = 0,0025 x + 0,0152
0,0025 x = 0,0152 0,007
0,0082
x = 0,0025 = 3,28 ppm
50 1000
x = 3,28 x 25 50

= 131,2 ppm

Grafik Konsentrasi Fe Terhadap


Absorbansi
0.3
0.25
0.2
0.15
Absorbansi
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120

Grafik-2 Perbandingan Konsentrasi Fe terhadap Absorbansi


4.5 Analisis Alkalinitas
Analisis PP = 0
Analisis MO
Titrasi ke-1 = 4,5 ml
Titrasi ke-2 = 4,1 ml
Rata-rata = 4,3 ml
Alkalinitas M = ml H2SO4 x N H2SO4 x Faktor Pengenceran
1000
= 4,3 x 0,02 x 50

= 4,3 x 0,02 x 20 = 1,72 mgrek/L


Kesadahan Sementara cara WP = 1,72 x 2,8 = 4,816 DH
Kandungan HCO3- = 1,72 x 61 = 104,92 g/L
4.6 Analisa Kesadahan (Ca dan Mg) cara Kompleksometri
Data Percobaan :
1) Kesadahan Total
Titrasi ke-1 = 1,0 ml
Titrasi ke-2 = 1,1 ml
Rata-rata titrasi = 1,05 ml
2) Kesadahan Ca Total
Titrasi ke-1 = 0,7 ml
Titrasi ke-2 = 0,7 ml
Rata-rata titrasi = 0,7 ml
3) Kesadahan Tetap
Titrasi ke-1 = 0,8 ml
Titrasi ke-2 = 0,7 ml
rata-rata titrasi = 0,75 ml
4) Kesadahan Tetap Ca
Titrasi ke-1 = 0,5 ml
Titrasi ke-2 = 0,6 ml
Rata-rata titrasi = 0,55 ml
Perhitungan :
a. Kesadahan Total (a)
1000
= rata-rata ml titrasi (a) x ( )
25
1000
= 1,05 x 0,01 x 5,6
25

= 2,352 DH
b. Kesadahan Ca Total (b)
1000
= rata-rata ml titrasi x ( )
25
1000
= 0,7 x 0,01 x 5,6 = 1,568 DH
25

c. Kesadahan Tetap Ca (c)


1000
= rata-rata ml titrasi x ( )
25
1000
= 0,75 x 0,01 x 5,6
25

= 1,68 DH
d. Kesadahan Tetap Ca (d)
1000
= rata-rata ml titrasi x ( )
25
1000
= 0,55 x 0,01 x 5,6 = 1,232 DH
25

e. Sadah Sementara (e)


= Kesadahan Total Kesadahan Tetap
= 2,352 1,68 DH
= 0,672 DH

f. Sadah Ca Sementara (f)


= Kesadahan Ca Total Kesadahan Ca Tetap
= 1,568 1,232 DH
= 0,336 DH

g. Kesadahan Mg Total (g)


= Kesadahan Total Kesadahan Ca Total
= 2,352 1,568 DH
= 0,784 DH

h. Sadah Mg Tetap (h)


= Kesadahan Tetap Kesadahan Ca Tetap
= 1,68 1,232 DH
= 0,448 DH

i. Kesadahan Mg Sementara (i)


= 0,784 0,448 DH
= 0,336 DH

j. Sebagai pembuktian Mg Sementara (e-f)


= Kesadahan Sementara Kesadahan Ca Sementara
= 0,672 0,336 DH = 0,336 DH
4.7 Analisa Pelunakan Air Sadah
Perhitungan Dosis
Na2CO3 = [sadah tetap] + [L]
1,68
= + [131,2]
2,8

= 0,6 + 3,28 mg/L


106
= 0,6 x 31,8 + 131,2
2

= 163 mg/L
163
= 2000 100 = 81,5

= 8,15 ml/100
Ca(OH)2 = [Sadah Sementara] + [Mg Tetap] + [CO2] +[L]
0,672 0,448
= 2,8
+ 2,8
+ 0 + [131,2]
56
=0,24 x + 0,16 + 131,2
2

=6,72 + 0,16 + 0 + 131,2 = 138,08


= 138 mg/L
138
= 2000 x 1000 = 69 ml/L

=6,9 ml/100
NaOH = [Sadah Sementara] + [Mg Tetap] + [CO2] +[L]
0,672 0,448
= + + 0 + [131,2]
2,8 2,8
40
=0,24 x + 0,16 + 131,2
1

=9,6 + 0,16 + 0 + 131,2 = 140,96


= 141 mg/L
141
= 2000 x 1000 = 70,5 ml/L

=7,05 ml/100

a. Data Pengamatan dan Perhitungan Soda Kapur


Data percobaan :
ml Titrasi ke-1 = 0,6 ml
ml Titrasi ke-2 = 0,6 ml
rata-rata titrasi = 0,6 ml
Perhitungan :
1000
Kesadahan Soda Kapur = ml titrasi x 0,01 M x x 5,6
25

= 0,6 x 0,01 x 40 x 5,6


= 1,344 DH
Kesadahan total awal Kesadahan Sisa
Efesiensi Kesadahan Soda Kapur = x 100%

2,3521,344
= x 100 %
2,352

= 42,86 %
b. Data Pengamatan dan Perhitungan Soda-soda
Data Percobaan :
ml Titrasi ke-1 = 0,3 ml
ml Titrasi ke-2 = 0,3 ml
rata-rata titrasi = 0,3 ml
Perhitungan :
1000
Kesadahan Soda-soda = ml titrasi x 0,01 M x x 5,6
25

= 0,3 x 0,01 x 40 x 5,6


= 0,672 DH
Kesadahan total awal Kesadahan Sisa
Efesiensi Kesadahan Soda-soda = x 100%

2,3520,672
= x 100 %
2,352

= 71,43 %
c. Data Pengamatan dan Perhitungan Wolfatit
Data Percobaan :
ml Titrasi ke-1 = 0,1 ml
ml Titrasi ke-2 = 0,1 ml
rata-rata ml titrasi = 0,1 ml
Perhitungan :
= ml titrasi x 0,01 x F (mmol/L)
1000
= 0,1 x 0,01 x 5,6 = 0,224 DH
25
Kesadahan total awal Kesadahan Sisa
Efesiensi Wolfatit = x 100%

2,3520,224
= x 100 % = 90.47 %
2,352
d. Data Pengamatan dan Perhitungan Zeloit
Data Percobaan :
ml Titrasi ke-1 = 0,5 ml
ml Titrasi ke-2 = 0,5 ml
rata-rata ml titrasi = 0,5 ml
Perhitungan :
= ml titrasi x 0,01 x F (mmol/L)
1000
= 0,5 x 0,01 x 5,6 = 1,12 DH
25
Kesadahan total awal Kesadahan Sisa
Efesiensi zeloit = x 100%

2,3521,12
= x 100 %
2,352

= 52,38 %
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapat bahwa pada percobaan analisa kualitatif air,
air contoh uji mengandung beberapa zat seperti Kalsium , Magnesium, sulfat, silikat, klorida,
namun pada contoh uji ini tak mengandung Mn2+,Fe2+, Fe3+, Alumunium , serta zat organic.
Namun seharusnya Besi itu ada tetapi pada percobaan analisa kualitatif besi itu tidak ada
atau tidak terdeteksi sehingga praktikan menyimpulkan bahwa air contoh uji itu tidak
mengandung besi. kadar klorida nya sebesar 12,07 mg/l sedangkan nilai padatan
tersuspensinya sekitar sebesar 0,088 mg/l dengan pH yang dimiliki air contoh uji itu adalah
7,046 warna air contoh uji bening. Kemudian pada percobaan analisa kandungan sulfat dan
besi didapat bahwa konsentrasi sulfat dan besi pada air contoh uji sebesar 281 ppm dan
131,2 ppm . Pada percobaan alakinitas , alkalinitas PP sebesar 0 mgrek/l dan alkalinitas MO
sebesar 1,72 mgrek/l dari hasil itu dapat dikatakan bahwa air contoh uji jika dilihat dari segi
kekeruhan dan dilihat dari banyaknya kandungan silikat, sulfat dan besi maka air contoh uji
masih memenuhi persyaratan. Dan dari banyaknya klorida yang didapat cukup besar
sehingga kemungkinan terbentuk sadah tetap akan semakin besar walaupun masih dapat
memenuhi persyaratan. Kemudian pada percobaan analisa kesadahan didapat kesadahan
total air contoh uji sebesar 2,352 DH sehingga dapat dikatakan air contoh uji memenuhi
persyaratan untuk air proses karena persyaratan air proses untuk basah tekstil maksimal 3
DH . Adanya semua zat yang diuji dalam analisa kualitatif dan kuantitatif air akan
memungkinnya terjadinya gangguan pada proses tekstil sehingga diperlukan proses untuk
mengurangi kandungan logam-logam pada air contoh uji.

Kemudian dari percobaan didapat bahwa sadah total yang didapat dari air contoh uji adalah
sebesar 2,352 DH sedangkan sadah sementaranya sebesar 0,672 DH dan sadah tetapnya
sebesar 1,68 DH. Hal ini sesuai dengan data pada analisa kuantitafi dan analisa MO dimana
pada analisa kuantitatif ion klorida yang didapat sebesar 12,07 mg/l akibat adanya ion
klorida dan ion HCO3- maka kemungkinan terbentuknya kesadahan tidak terlalu besar atau
bisa dibilang kecil ( sadah tetap dan sadah sementara).

Kemudian dari percobaan dapat diketahui bahwa analisa kesadahan dengan cara
kompleksometri dan analisa kesadahan cara WP didapat hasil yang berbeda jauh. Hal ini
kemungkinan dapat disebabkan karena pada analisa kesadahan cara kompleksometri,
Indikator yang digunakan adalah EBT (Eriochrome Black T), sejenis indicator yang berwarna
merah apabila berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada
pH 10 dan indikator Murexid , suatu senyawa yang berwarna merah. Pada penetapan
kesadahan ada beberapa factor yang biasanya menggangu penetapan ion Ca dan Mg ini
diantaranya adanya kation seperti Al3+, Fe3+, Fe2+, dan Mn2+, dan juga ikut bergabung dengan
EDTA membentuk senyawa kompleks. jika kesadahan terlalu tinggi endapan Ca 2+ dapat
muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5 menit ,oleh karena itu sample harus diencerkan.

Akibat dari kesadahan total yang masih di bilang tinggi untuk air proses pada boiler maka
zat-zat yang terkandung dalam air contoh uji, diperlukan pelunakan air sadah dengan
menggunakan 4 cara yaitu cara pemanasan, soda kapur, soda-soda dan penukaran ion.
Maksud dari pelunakan disini adalah penghapusan ion-ion penyebab kesadahan dalam air.
Kesadahan air terutama disebabkan oleh ion Mg2+ dan Ca2+. Air sadah akan mengendapkan
sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih banyak. Selain itu akan merusak beberapa
jenis zat warna pada proses pencelupan, kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- juga
mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang disebabkan oleh endapan kalsium
karbonat. Dibawah ini dapat dilihat penurunan persen kesadahan dengan berbagai metoda :

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pemanasan Soda Kapur Soda-soda Zeloit Wolfatit

Grafik-3 Perbandingan Metoda Pengujian Terhadap Persen Penurunan Kesadahan

Dari hasil grafik diatas dapat di simpulkan bahwa cara pelunakan dengan penurakar ion
dengan cara wolfatit menghasilkan persen penuruhan sadah yang paling besar yaitu sebesar
90,47 % Hal ini dapat dikarenakan ion dari penukar ion dapat menukar semua jenis ion
logam-logam sehingga kemungkinan ion terikat akan menjadi lebih banyak dan akibatnya
kesadahan akan banyak berkurang, sedangkan pada penukaran ion cara zeloit penurunan
sadah tidak begitu signifikan karena seharusnya pada penukaran ion cara zeloit penurunan
sadahnya harus lebih besar dibandingkan dengan cara soda-soda hal ini terjadi
kemungkinan akibat dari jenuhnya zeloit yang dipakai terus menerus tanpa pencucian
penghilangan kejenuhan zeloit sehingga memberikan data yang tidak begitu akurat.
Sedangkan pada pelunakan air sadah dengan cara soda kapur zat yang digunakan tidak
semuanya dapat berikatan dengan ion-ion logam yang ada pada air contoh uji sehingga
kemungkinan ion-ion logam yang tidak dapat diikat masih banyak. Akibatnya penurunan
kesadahannya lebih kecil. Dan pada cara pemanasan didapat nilai yang terkecil. Hal ini
disebabkan pada cara pemanasan, pengendapan yang dilakukan hanya untuk sadah
sementara yang nilainya lebih kecil dibanding sadah tetap. Sehingga secara otomatis persen
penurunan kesadahannya relative paling kecil.
BAB 6

KESIMPULAN

Dari percobaan diatas maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu :

- Analisa uji kualitatif, Silikat : ( + )


- Klorida : ( + )
- Fe2+ : ( - )
- Fe3+ : ( - )
- SO42- : ( + )
- Ca2+ : ( + )
- Mg2+ : ( + )
- Al3+ : ( - )
- Mn2+ : ( - )
- Zat organic : ( - )

Sedangkan analisa kuantitatif klorida didapat nilai sebesar 12,07 mg/l


Analisa kandungan sulfat dan besi didapat konsentrasi sebesar 281 ppm dan 131,2
ppm
Kesadahan total 2,352 DH
Kesadahan sementara sebesar 0,672 DH
kesadahan tetap sebesar 1,68 DH
Penurunan GH cara pemanasan sebesar 28,57 %
Penurunan GH cara soda kapur sebesar 42,96 %
Penurunan GH cara soda-soda sebesar 71,43 %
Penurunan GH cara Na zeloit sebesar 52,38%
Penurunan GH cara Wolfatit sebesar 90,47 %
DAFTAR PUSTAKA

Kemal Noerati,S.Teks.Diktat praktikum Kualitas Air Proses dan Air Limbah Industri
Tekstil .Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.Bandung.2004
Isminingsih.G,DR,MSc,S.Teks.Analisa dan pengolahan air untuk industri tekstil
.Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil .Bandung.1991

Anda mungkin juga menyukai