ANALISA KUALITATIF AIR PROSES , ANALISA KUANTITATIF CHLORIDA DALAM AIR, ANALISA
KUANTITATIF SULFAT DALAM AIR, ANALISA KUANTITATIF BESI DALAM AIR, ANALISA
ALKALINITAS AIR, ANALISA KESADAHAN(Ca dan Mg) DENGAN CARA KOMPLEKSOMETRI,
ANALISA PELUNAKAN AIR SADAH
Nama : Winriasari
NPM : 15020088
Grup : 3k3
- Mia E.,S.ST.
BANDUNG
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
Gambar.1
Grafik Hubungan pH dengan Volume pada Titrasi Alkalinitas
CO2- + H+ HCO3
Pada titik akhir titrasi pertama yaitu pH8,3 dikenal dengan nilai P (dari Phenolpthalin)
untuk mencapai titik akhir ke-2 yaitu pada pH 4,3 dikenal dengan nilai M (dari metal).jadi
pada saat tercapai nilai P pada pH 8,3
OH- + H+ H2O
Jika dalam air hanya ada karbonat , bikarbonat, dan hidroksida maka unsur alkalinitas
dapat ditentukan dengan bantuan dari tabel.
Tabel.1 Perhitungan mencari kadar unsur alkalinitas
P=0 0 0 M
2P<M 0 2P M-2P
2P=M 0 2P 0
P=M M 0 0
Catatan : Alkalinitas hanya terdiri dari CO32-, HCO3-, OH-, P = alkalinitas PP, M =
alkalinitas MO
Kesadahan total adalah jumlah ion-ion Ca dan Mg yang terkandung didalam air.Ion-
ion ini dapat ditentukan melalui titrasi kompleksometri yaitu suatu titrasi dengan
menggunakan larutan komplekson(EDTA / etilenadiamintetra asetat).
EDTA adalah suatu senyawa yang dapat membentuk pasangan kimiawi secara
ikatan kompleks dengan ion-ion kesadahan.Indikator yang dipakai pada titrasi
kompleksometri merupakan asam atau basa lemah organic yang dapat membentuk
ikatan kompleks dengan logam , dan warna senyawa tersebut berbeda dengan warna
indicator dalan keadaan bebas.Indikator yang sering digunakan adalah EBT (Eriochrome
Black T), sejenis indicator yang berwarna merah apabila berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium dan magnesium pada pH 10.Indikator yang lain adalah
Murexid , suatu senyawa yang berwarna merah jika berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium saja.
Pada penetapan kesadahan ada beberapa factor yang biasanya menggangu
penetapan ion Ca dan Mg ini diantaranya adanay kation seperti Al 3+, Fe3+, Fe2+, dan
Mn2+, dan juga ikut bergabung dengan EDTA membentuk senyawa kompleks. jika
kesadahan terlalu tinggi endapan Ca2+ dapat muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5
menit ,oleh karena itu sample harus diencerkan.
= 0,088 mg/L
4.2 Analisa Kuantitatif Klorida
Titrasi ke 1 = 0,8 ml
Titrasi ke-2 = 0,9 ml
rata-rata titrasi = o,85 ml
1000
Kadar Cl- = rata-rata ml titrasi x N penitar x 35,5 x 25
() ()()
a= (x2)(x)2
5(28,3525)(50)(2,59)
= 5(562,5) (50)2
141,7625129,5
= 2812,52500
12,2625
= = 0,03924
312,5
()(2) ()()
b= (x2)(x)2
(2,59)(562,5)(50)(28,3525)
= 5(562,5) (562,5)
1456,8751417,625
= 2812,52500
39,25
= 312,5 = 0,1256
y = ax + b
0,4013 = 0,03924 x + 0,1256
-0,03924 x = 0,1256 0,4013
-0,03924 x = -0,2757
0,2757
x = 0,03924 = 7,025 mg/L
Grafik Konsentrasi Sulfat Terhadap
Absorbansi
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
Absorbansi
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20
() ()()
a= (x2)(x)2
5(61,1)(300)(0,847)
= 5(22.000) (300)2
305,5254,1
=110.00090.000
51,4
= 20.000 = 0,0025
()(2) ()()
b= (x2)(x)2
(0,847)(22.000)(300)(61,1)
= 5(22.000) (300)2
18.63418.330
= 110.00090.000
304
= 20.000 = 0,0152
y = ax + b
0,007 = 0,0025 x + 0,0152
0,0025 x = 0,0152 0,007
0,0082
x = 0,0025 = 3,28 ppm
50 1000
x = 3,28 x 25 50
= 131,2 ppm
= 2,352 DH
b. Kesadahan Ca Total (b)
1000
= rata-rata ml titrasi x ( )
25
1000
= 0,7 x 0,01 x 5,6 = 1,568 DH
25
= 1,68 DH
d. Kesadahan Tetap Ca (d)
1000
= rata-rata ml titrasi x ( )
25
1000
= 0,55 x 0,01 x 5,6 = 1,232 DH
25
= 163 mg/L
163
= 2000 100 = 81,5
= 8,15 ml/100
Ca(OH)2 = [Sadah Sementara] + [Mg Tetap] + [CO2] +[L]
0,672 0,448
= 2,8
+ 2,8
+ 0 + [131,2]
56
=0,24 x + 0,16 + 131,2
2
=6,9 ml/100
NaOH = [Sadah Sementara] + [Mg Tetap] + [CO2] +[L]
0,672 0,448
= + + 0 + [131,2]
2,8 2,8
40
=0,24 x + 0,16 + 131,2
1
=7,05 ml/100
= 42,86 %
b. Data Pengamatan dan Perhitungan Soda-soda
Data Percobaan :
ml Titrasi ke-1 = 0,3 ml
ml Titrasi ke-2 = 0,3 ml
rata-rata titrasi = 0,3 ml
Perhitungan :
1000
Kesadahan Soda-soda = ml titrasi x 0,01 M x x 5,6
25
= 71,43 %
c. Data Pengamatan dan Perhitungan Wolfatit
Data Percobaan :
ml Titrasi ke-1 = 0,1 ml
ml Titrasi ke-2 = 0,1 ml
rata-rata ml titrasi = 0,1 ml
Perhitungan :
= ml titrasi x 0,01 x F (mmol/L)
1000
= 0,1 x 0,01 x 5,6 = 0,224 DH
25
Kesadahan total awal Kesadahan Sisa
Efesiensi Wolfatit = x 100%
2,3520,224
= x 100 % = 90.47 %
2,352
d. Data Pengamatan dan Perhitungan Zeloit
Data Percobaan :
ml Titrasi ke-1 = 0,5 ml
ml Titrasi ke-2 = 0,5 ml
rata-rata ml titrasi = 0,5 ml
Perhitungan :
= ml titrasi x 0,01 x F (mmol/L)
1000
= 0,5 x 0,01 x 5,6 = 1,12 DH
25
Kesadahan total awal Kesadahan Sisa
Efesiensi zeloit = x 100%
2,3521,12
= x 100 %
2,352
= 52,38 %
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapat bahwa pada percobaan analisa kualitatif air,
air contoh uji mengandung beberapa zat seperti Kalsium , Magnesium, sulfat, silikat, klorida,
namun pada contoh uji ini tak mengandung Mn2+,Fe2+, Fe3+, Alumunium , serta zat organic.
Namun seharusnya Besi itu ada tetapi pada percobaan analisa kualitatif besi itu tidak ada
atau tidak terdeteksi sehingga praktikan menyimpulkan bahwa air contoh uji itu tidak
mengandung besi. kadar klorida nya sebesar 12,07 mg/l sedangkan nilai padatan
tersuspensinya sekitar sebesar 0,088 mg/l dengan pH yang dimiliki air contoh uji itu adalah
7,046 warna air contoh uji bening. Kemudian pada percobaan analisa kandungan sulfat dan
besi didapat bahwa konsentrasi sulfat dan besi pada air contoh uji sebesar 281 ppm dan
131,2 ppm . Pada percobaan alakinitas , alkalinitas PP sebesar 0 mgrek/l dan alkalinitas MO
sebesar 1,72 mgrek/l dari hasil itu dapat dikatakan bahwa air contoh uji jika dilihat dari segi
kekeruhan dan dilihat dari banyaknya kandungan silikat, sulfat dan besi maka air contoh uji
masih memenuhi persyaratan. Dan dari banyaknya klorida yang didapat cukup besar
sehingga kemungkinan terbentuk sadah tetap akan semakin besar walaupun masih dapat
memenuhi persyaratan. Kemudian pada percobaan analisa kesadahan didapat kesadahan
total air contoh uji sebesar 2,352 DH sehingga dapat dikatakan air contoh uji memenuhi
persyaratan untuk air proses karena persyaratan air proses untuk basah tekstil maksimal 3
DH . Adanya semua zat yang diuji dalam analisa kualitatif dan kuantitatif air akan
memungkinnya terjadinya gangguan pada proses tekstil sehingga diperlukan proses untuk
mengurangi kandungan logam-logam pada air contoh uji.
Kemudian dari percobaan didapat bahwa sadah total yang didapat dari air contoh uji adalah
sebesar 2,352 DH sedangkan sadah sementaranya sebesar 0,672 DH dan sadah tetapnya
sebesar 1,68 DH. Hal ini sesuai dengan data pada analisa kuantitafi dan analisa MO dimana
pada analisa kuantitatif ion klorida yang didapat sebesar 12,07 mg/l akibat adanya ion
klorida dan ion HCO3- maka kemungkinan terbentuknya kesadahan tidak terlalu besar atau
bisa dibilang kecil ( sadah tetap dan sadah sementara).
Kemudian dari percobaan dapat diketahui bahwa analisa kesadahan dengan cara
kompleksometri dan analisa kesadahan cara WP didapat hasil yang berbeda jauh. Hal ini
kemungkinan dapat disebabkan karena pada analisa kesadahan cara kompleksometri,
Indikator yang digunakan adalah EBT (Eriochrome Black T), sejenis indicator yang berwarna
merah apabila berada dalam larutan yang mengandung ion kalsium dan magnesium pada
pH 10 dan indikator Murexid , suatu senyawa yang berwarna merah. Pada penetapan
kesadahan ada beberapa factor yang biasanya menggangu penetapan ion Ca dan Mg ini
diantaranya adanya kation seperti Al3+, Fe3+, Fe2+, dan Mn2+, dan juga ikut bergabung dengan
EDTA membentuk senyawa kompleks. jika kesadahan terlalu tinggi endapan Ca 2+ dapat
muncul dalam waktu titrasi lebih dari 5 menit ,oleh karena itu sample harus diencerkan.
Akibat dari kesadahan total yang masih di bilang tinggi untuk air proses pada boiler maka
zat-zat yang terkandung dalam air contoh uji, diperlukan pelunakan air sadah dengan
menggunakan 4 cara yaitu cara pemanasan, soda kapur, soda-soda dan penukaran ion.
Maksud dari pelunakan disini adalah penghapusan ion-ion penyebab kesadahan dalam air.
Kesadahan air terutama disebabkan oleh ion Mg2+ dan Ca2+. Air sadah akan mengendapkan
sabun, akibatnya penggunaan sabun akan lebih banyak. Selain itu akan merusak beberapa
jenis zat warna pada proses pencelupan, kelebihan ion Ca2+ serta ion CO32- juga
mengakibatkan kerak pada dinding ketel uap yang disebabkan oleh endapan kalsium
karbonat. Dibawah ini dapat dilihat penurunan persen kesadahan dengan berbagai metoda :
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Pemanasan Soda Kapur Soda-soda Zeloit Wolfatit
Dari hasil grafik diatas dapat di simpulkan bahwa cara pelunakan dengan penurakar ion
dengan cara wolfatit menghasilkan persen penuruhan sadah yang paling besar yaitu sebesar
90,47 % Hal ini dapat dikarenakan ion dari penukar ion dapat menukar semua jenis ion
logam-logam sehingga kemungkinan ion terikat akan menjadi lebih banyak dan akibatnya
kesadahan akan banyak berkurang, sedangkan pada penukaran ion cara zeloit penurunan
sadah tidak begitu signifikan karena seharusnya pada penukaran ion cara zeloit penurunan
sadahnya harus lebih besar dibandingkan dengan cara soda-soda hal ini terjadi
kemungkinan akibat dari jenuhnya zeloit yang dipakai terus menerus tanpa pencucian
penghilangan kejenuhan zeloit sehingga memberikan data yang tidak begitu akurat.
Sedangkan pada pelunakan air sadah dengan cara soda kapur zat yang digunakan tidak
semuanya dapat berikatan dengan ion-ion logam yang ada pada air contoh uji sehingga
kemungkinan ion-ion logam yang tidak dapat diikat masih banyak. Akibatnya penurunan
kesadahannya lebih kecil. Dan pada cara pemanasan didapat nilai yang terkecil. Hal ini
disebabkan pada cara pemanasan, pengendapan yang dilakukan hanya untuk sadah
sementara yang nilainya lebih kecil dibanding sadah tetap. Sehingga secara otomatis persen
penurunan kesadahannya relative paling kecil.
BAB 6
KESIMPULAN
Kemal Noerati,S.Teks.Diktat praktikum Kualitas Air Proses dan Air Limbah Industri
Tekstil .Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.Bandung.2004
Isminingsih.G,DR,MSc,S.Teks.Analisa dan pengolahan air untuk industri tekstil
.Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil .Bandung.1991