Suku banyak (polinomial) dalam x berderajat n biasanya dituliskan secara umum sebagai
berikut :
an x n an 1 x n 1 an 2 x n 2 ........ a2 x 2 a1 x a0
Untuk n bilangan cacah dan a0 , a1 , a2 , ......., an konstanta dan an 0 .
a1 , a2 , a3 ,......., an disebut koefisien dan a0 disebut konstanta sedangkan x disebut
variabel (peubah)
Penulisan suatu suku banyak biasanya terurut dari pangkat yang tertinggi ke pangkat yang
lebih rendah.
Untuk menentukan nilai suatu suku banyak dalam x atau sering ditulis f(x) pada suatu harga x
= c ada 2 cara, yaitu :
1. cara substitusi, yaitu dengan mengganti variabel x dengan harga c atau f(c)
2. cara skema (pembagian sintetis), yaitu dengan mengoperasikan koefisien-koefisiennya
dengan pola tertentu.
2 2 -5 4 1
4 -2 4
+
2 -1 2 5 Nilai suku banyak yang dimaksud.
Jika pada suatu suku banyak tidak terdapat variabel tertentu (urutan derajat variabel
meloncat) maka koefisien variabel tersebut dianggap 0.
Misal suku banyak 4 x 5 6 x 3 x 7 maka koefisien dari x 4 dan x 2 dianggap 0.
cara IIa :
2 3 -5 2 -7 1
6 2 8 2
+
3 1 4 1 3 sisa
hasil bagi
cara IIb :
-2 3 -5 2 -7 1
-6 -2 -8 -2
-
3 1 4 1 3 sisa
hasil bagi
TEOREMA SISA
Suatu suku banyak f(x) yang dibagi oleh pembagi (x c) dan menghasilkan hasil bagi H(x)
dan sisa S dapat ditulis :
f(x) = (x c).H(x) + S
Jika x = c maka f( c) = (c c).H(c ) + S atau S = f(c )
Jadi jika suatu suku banyak f(x) dibagi oleh x c , maka sisanya adalah f(c ).
Pernyataan di atas sering dikenal dengan nama teorema sisa. Jadi untuk menentukan sisa dari
pembagian f(x) oleh x c bisa digunakan cara substitusi x oleh c atau dengan pembagian
skema/sintetis.
PEMBAGIAN DENGAN AX - B
TEOREMA FAKTOR
Suku banyak f(x) jika dibagi oleh (x c) menghasilkan sisa 0, maka dikatakan (x c)
merupakan faktor dari f(x).
Jadi suku banyak f(x) mempunyai faktor (x c) jika dan hanya jika f(c ) = 0
Untuk mencari faktor-faktor dari suku banyak f(x) bisa digunakan cara pembagian
sintetis/skema, yaitu dengan mencoba-coba faktor-faktor dari konstanta suku banyak yang
menghasilkan sisa 0.
-1 1 -2 -9 2 8
-1 3 6 -8
+
1 -3 -6 8 0
1 1 -2 -8
+
1 -2 -8 0
-2 -2 8
+
1 -4 0
Persamaan suku banyak berbentuk f(x) = 0 dimana f(x) merupakan suku banyak bisa
diselesaikan jika f(x) difaktorkan terlebih dahulu. Kemudian dengan menggunakan prinsip
A.B = 0 maka A = 0 atau B = 0.
3x 4
Jawab :
x2 x 2 3 x 3 7 x 2 11x 4
3x3 3x 2 6 x
-
- 4x 5x 4
2
- 4 x2 4x 8
-
9x 4
Jadi sisanya = -9x 4
Contoh 1: Diketahui himpunan A:{1,2,3) dan B:{1,2,3,4,5}. Nyatakan relasi kurang satu dari
dari himpunan A ke himpunan B dengan 4 cara di atas !
3. Dengan grafik/diagram
B
5
4
3
2
1
0 A
1 2 3
4. Dengan rumus
y = x + 1 jika y B dan x A
Tidak semua daerah asal (Df) dan daerah hasil (Rf) terdefinisi. Misal a hanya terdefinisi
a
jika a 0 dan pecahan terdefinisi jika b 0
b
MACAM-MACAM FUNGSI
a. Fungsi Konstan
Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi konstan jika setiap elemen
himpunan A berpasangan dengan tepat dengan sebuah elemen himpunan B.
Fungsi konstan secara umum dinyatakan dengan y = f(x) = c, dengan c konstanta dan
xR.
Jawab : Y
0 X
b. Fungsi Identitas
Suatu fungsi disebut fungsi identitas jika untuk setiap anggota daerah asal dipasangkan
dengan dirinya sendiri di daerah kawan.
Secara umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = x
x 0 1 2 2,5 3 4 5
y
Kurvanya : Y
0 X
d. Fungsi Linear
Fungsi linear yaitu fungsi yang berderajat satu atau pangkat tertinggi dari
variabel/peubahnya hanya satu.
Secara umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = mx + c, dimana m adalah
gradien/arah/kemiringan garis dan c adalah konstanta.
Fungsi linear berupa garis lurus.
Jawab : Untuk melukis suatu garis tertentu syaratnya minimal diketahui dua titik.
Misal x = 0 maka y = . atau melalui titik ( , )
Misal y = 0 maka x = . atau melalui titik ( , )
0 X
e. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat yaitu suatu fungsi yang berderajat dua atau pangkat tertingi dari
variabelnya dua.
Secara umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = ax 2 bx c , dimana a 0, a, b, c R
SIFAT-SIFAT FUNGSI
Sifat-sifat fungsi ada 4 , yaitu :
a. Fungsi Injektif (Satu-satu)
Jika a1 , a2 A, a1 a2 maka f (a1 ) f (a2 )
b. Fungsi Surjektif (Onto)
Jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f sama dengan himpunan B (daerah kawan).
c. Fungsi Into
Jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f merupakan himpunan bagian dari himpunan B.
d. Fungsi Bijektif (Korespondensi Satu-satu)
Jika dan hanya jika fungsi f bersifat injektif dan surjektif.
ALJABAR FUNGSI
Misalkan diketahui dua fungsi f(x) dan g(x) yang akan dioperasikan secara aljabar, maka
berlaku sifat-sifat sebagai berikut :
1. f g ( x) f ( x) g ( x)
2. ( f g )( x) f ( x) g ( x)
3. ( f .g )( x) f ( x ).g ( x)
f f ( x)
4. g ( x) g ( x) , g ( x) 0
FUNGSI KOMPOSISI
(gofoh)(x) = g(f(h(x)))
1
f
LIMIT FUNGSI
= k. A
=A+B
=AxB
Soal latihan:
1. Nilai dari Lim 3x adalah.
x2
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 6
Pembahasan 1: Lim 3x = 3(2) = 6
x2
Pembahasan 2:Lim 3x = 3 Lim x = 3(2) = 6
x2 x2
a. Lim ax +b - px +q = R
x~
Maka: 1. R= ~ jika a>p
2. R= 0 jika a=p
3. R= -~ jika a<p
b. . Lim ax2 + bx + c - px 2 + qx + r = R
x~
Maka: 1. R= ~ jika a>p
2. R = b-q jika a=p
2a
3. R= -~ jika a<p
Contoh Soal
1. Nilai dari Lim x4 3x2 + 4x adalah.
x0 2x3 x2 - 2x
Lim 4x2 + 3x - 6 = 4 = 2
x~ 2x2 8x -1 2
Pembahasan:
R = b q = -2 2 = -4 = -4 = -1
2a 24 2.2 4
Akibatnya :
1. lim sin ax = 1
x0 ax
2. lim ax = 1
x0 sin ax
3. lim tan ax = 1
x0 ax
4. lim ax = 1
x0 tan ax
1. PENDAHULUAN TURUNAN
dy lim f ( x h) f ( x )
Turunan y = f(x) didefinisikan dengan y ' f ' ( x)
dx h0 h
2. TURUNAN y ax n
lim f ( x h) f ( x )
Dengan menggunakan definisi turunan y = , kita mencoba menentukan
h0 h
turunan dari y = a, y = ax, y = ax 2 , y ax 3 , y ax 10 dan y ax 100 ,
maka akan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
3. RUMUS-RUMUS TURUNAN
1. Jika y = u v maka y = u v
2. Jika y = ku maka y = ku
3. Jika y = uv maka y = u v + uv
u u' v uv '
4. Jika y = maka y =
v v2
5. Jika y = u n maka y = nu n1 . u'
Di mana k dan n suatu konstanta.
Misal kita akan membuktikan salah satu rumus di atas, misalnya rumus ke-4 sbb :
lim u( x h) v ( x h ) u( x ) v ( x )
=
h0 h
u ( x h) v ( x h ) u( x ) v ( x ) u ( x ) v ( x h ) u ( x ) v ( x h )
lim
=
h0 h
lim u( x h) u( x ) v ( x h) v ( x )
= v ( x h) u ( x )
h0 h h
= u(x)v(x+0) + u(x)v(x)
= u(x)v(x) + u(x)v(x)
= uv + uv
Kita akan mencoba menentukan turunan dari y = sin x dengan menggunakan rumus turunan .
y = f(x) = sin x
f(x+h) = sin(x+h)
lim f ( x h) f ( x )
y =
h0 h
lim sin( x h) sin x
=
h0 h
xhx xh x
lim 2 cos sin
= 2 2
h0
h
1 1
lim 2 cos( x h) sin h
= 2 2
h0
h
1
sin h
lim 1 2
= cos( x h)
h0 2 1
h
2
1
= cos( x .0).1
2
= cos x
Dengan cara yang sama akan di dapat jika y = cos x maka y = -sin x.
P
f(x)
0 x x+h X
f ( x h) f ( x )
Seperti kita ketahui, gradien garis g adalah m =
h
Jika garis g kita putar dengan titik P sebagai titik putarnya, sehingga titik Q yang memotong
kurva y = f(x) bergerak. Pada saat h mendekati 0 ( h 0) , maka titik P dan Q akan berimpit
sehingga akan di dapat suatu garis singgung di titik P.
Jadi gradien garis singgung pada y = f(x) di titik P adalah :
lim f ( x h) f ( x )
m= atau m = f (x)
h0 h
Y
B
A
C
0 X
Untuk membaca sebuah kurva ada aturannya, yaitu dari kiri ke kanan. Pada gambar di atas,
dari titik A ke titik B dikatakan kurva dalam keadaan naik, sedangkan dari titik B ke titik C
kurva dalam keadaan turun
Kurva Naik
Pada kurva dalam keadaan naik dari kiri ke kanan, maka terlihat bahwa harga x semakin besar
y
( x 0) dan harga y juga semakin besar ( y 0) . Karena gradien (m) = dan m = y
x
maka
syarat kurva naik jika y ' 0 (karena )
Kurva Turun
Pada kurva dalam keadaan turun dari kiri ke kanan, maka terlihat bahwa harga x semakin
y
besar ( x 0) dan harga y semakin kecil ( y 0) . Karena gradien (m) = dan m = y
x
maka syarat
kurva turun jika y < 0 (karena )
3. NILAI STASIONER
0 X
Pada gambar di atas terlihat bahwa gradien pada titik-titik stasioner berupa garis lurus yang
mendatar. Pada titik stasioner, keadaan ini kurva tidak naik dan juga tidak turun.
Untuk menentukan jenis titik stasioner tersebut bisa digunakan uji kiri kanan pada titik
stasioner tersebut, atau bisa juga dengan menggunakan turunan kedua.
RANGKUMAN
TUGAS AKHIR MATEMATIKA
Disusun Oleh :