Anda di halaman 1dari 20

SUKU BANYAK

PENGERTIAN SUKU BANYAK

Suku banyak (polinomial) dalam x berderajat n biasanya dituliskan secara umum sebagai
berikut :
an x n an 1 x n 1 an 2 x n 2 ........ a2 x 2 a1 x a0
Untuk n bilangan cacah dan a0 , a1 , a2 , ......., an konstanta dan an 0 .
a1 , a2 , a3 ,......., an disebut koefisien dan a0 disebut konstanta sedangkan x disebut
variabel (peubah)
Penulisan suatu suku banyak biasanya terurut dari pangkat yang tertinggi ke pangkat yang
lebih rendah.

NILAI SUKU BANYAK

Untuk menentukan nilai suatu suku banyak dalam x atau sering ditulis f(x) pada suatu harga x
= c ada 2 cara, yaitu :
1. cara substitusi, yaitu dengan mengganti variabel x dengan harga c atau f(c)
2. cara skema (pembagian sintetis), yaitu dengan mengoperasikan koefisien-koefisiennya
dengan pola tertentu.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bawah ini !

Contoh 2 : Tentukan nilai suku banyak 2 x 3 5 x 2 4 x 1 pada x = 2 !

Jawab : cara I (dengan substitusi)

f (x ) 2 x 3 5 x 2 4 x 1 maka f (2) 2.23 5.22 4.2 1 16 20 8 1 5

cara II (dengan skema)

2 2 -5 4 1
4 -2 4
+
2 -1 2 5 Nilai suku banyak yang dimaksud.

berarti kalikan bilangan yang di bawah dengan 2.

Jika pada suatu suku banyak tidak terdapat variabel tertentu (urutan derajat variabel
meloncat) maka koefisien variabel tersebut dianggap 0.
Misal suku banyak 4 x 5 6 x 3 x 7 maka koefisien dari x 4 dan x 2 dianggap 0.

PEMBAGIAN SUKU BANYAK


Untuk membagi suatu suku banyak dengan pembagi (x c) ada 2 cara, yaitu :
1. cara pembagian biasa seperti pembagian suatu bilangan dengan bilangan lain yang lebih
kecil (bagi kurung). Dalam hal ini derajat sisanya harus kurang dari derajat pembagi.
2. cara pembagian sintetis /skema seperti yang sudah dijelaskan di atas dengan mengambil
x = c dengan operasi tambah atau x = -c dengan operasi kurang.

Contoh 1 : Tentukan hasil bagi dan sisa dari 3x 4 5 x 3 2 x 2 7 x 1 dibagi x 2

3x3 x 2 4 x 1 hasil bagi


Jawab : cara I :
x2 3x 4 5 x3 2 x 2 7 x 1
3x 4 6 x3
-
x 3 2x 2
x 3 2x 2
-
4x2 7 x
4 x2 8x
-
x 1
x2
-
3 sisa

Jadi hasil baginya : 3 x 3 x 2 4 x 1 dan sisanya 3 atau bisa ditulis :


3x 4 5 x 3 2 x 2 7 x 1 = (x 2) ( 3 x 3 x 2 4 x 1 ) + 3

cara IIa :
2 3 -5 2 -7 1
6 2 8 2
+
3 1 4 1 3 sisa

hasil bagi

cara IIb :
-2 3 -5 2 -7 1
-6 -2 -8 -2
-
3 1 4 1 3 sisa

hasil bagi

Jadi hasil baginya : 3 x 3 x 2 4 x 1 dan sisanya 3.

TEOREMA SISA

Suatu suku banyak f(x) yang dibagi oleh pembagi (x c) dan menghasilkan hasil bagi H(x)
dan sisa S dapat ditulis :
f(x) = (x c).H(x) + S
Jika x = c maka f( c) = (c c).H(c ) + S atau S = f(c )

Jadi jika suatu suku banyak f(x) dibagi oleh x c , maka sisanya adalah f(c ).

Pernyataan di atas sering dikenal dengan nama teorema sisa. Jadi untuk menentukan sisa dari
pembagian f(x) oleh x c bisa digunakan cara substitusi x oleh c atau dengan pembagian
skema/sintetis.

PEMBAGIAN DENGAN AX - B

Jika suatu suku banyak f(x) dibagi oleh ax b dapat ditulis :


f(x) = (ax b).H(x) + S
b
f(x) = a(x - ).H(x) + S
a
b
f(x) = (x - ).a H(x) + S
a
Menurut teorema sisa di atas maka sisa pembagian suku banyak f(x) oleh pembagi ax b
b
adalah f( ). Hasil baginya harus dibagi a supaya kembali ke H(x).
a

TEOREMA FAKTOR
Suku banyak f(x) jika dibagi oleh (x c) menghasilkan sisa 0, maka dikatakan (x c)
merupakan faktor dari f(x).
Jadi suku banyak f(x) mempunyai faktor (x c) jika dan hanya jika f(c ) = 0
Untuk mencari faktor-faktor dari suku banyak f(x) bisa digunakan cara pembagian
sintetis/skema, yaitu dengan mencoba-coba faktor-faktor dari konstanta suku banyak yang
menghasilkan sisa 0.

Contoh 1: Faktorkanlah suku banyak x 4 2 x 3 9 x 2 2 x 8

Jawab : Faktor-faktor dari konstanta 8 adalah 1, 2, 4, 8

-1 1 -2 -9 2 8
-1 3 6 -8
+
1 -3 -6 8 0
1 1 -2 -8
+
1 -2 -8 0
-2 -2 8
+
1 -4 0

Jadi x 4 2 x 3 9 x 2 2 x 8 ( x 1)( x 1)( x 2)( x 4)

PERSAMAAN SUKU BANYAK

Persamaan suku banyak berbentuk f(x) = 0 dimana f(x) merupakan suku banyak bisa
diselesaikan jika f(x) difaktorkan terlebih dahulu. Kemudian dengan menggunakan prinsip
A.B = 0 maka A = 0 atau B = 0.

Contoh 1 : Tentukan himpunan penyelesaian dari x 4 2 x 3 9 x 2 2 x 8 = 0 !

Jawab : Seperti contoh mengenai teorema faktor di atas , maka :


x 4 2 x3 9 x 2 2 x 8 = 0
( x 1)( x 1)( x 2)( x 4) = 0
x = -1, x = 1, x = -2 atau x = 4
HP : {-2,-1,1,4}

PEMBAGIAN DENGAN BENTUK KUADRAT


Jika pembaginya berbentuk kuadrat maka sisanya harus berupa linier (berderajat 1) atau
konstanta.
Cara menentukan sisanya ada 2 cara, yaitu dengan pembagian bagi kurung atau dengan
menggunakan teorema sisa.

Contoh 1 : Tentukan sisa pembagian 3 x 3 7 x 2 11 x 4 oleh x 2 x 2

3x 4
Jawab :
x2 x 2 3 x 3 7 x 2 11x 4
3x3 3x 2 6 x
-
- 4x 5x 4
2

- 4 x2 4x 8
-
9x 4
Jadi sisanya = -9x 4

Cara lain dengan teorema sisa :

3 x 3 7 x 2 11x 4 = ( x 2 x 2 ).H(x) + Sisa


3 x 3 7 x 2 11x 4 = (x 2) (x + 1).H(x) + (ax + b)
Menurut teorema sisa :
Untuk x = 2 maka f(2) = 2a + b atau 2a + b = -22 . (1)
Untuk x = -1 maka f(-1) = -a + b atau a + b = 5 .. (2)
Dari (1) dan (2) didapat a = -9 dan b = -4 sehingga sisa = ax + b = -9x 4

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS


RELASI DAN FUNGSI

Relasi himpunan A ke himpunan B yaitu korespondensi/hubungan semua anggota A dengan


semua anggota B.
Relasi khusus yang menghubungkan setiap anggota himpunan A dengan tepat ke satu anggota
himpunan B disebut fungsi/pemetaan dari himpunan A ke B.

Cara menyatakan relasi ada 4 cara, yaitu :


1. Dengan diagram panah
2. Dengan himpunan pasangan berurutan
3. Dengan grafik/diagram
4. Dengan rumus

Contoh 1: Diketahui himpunan A:{1,2,3) dan B:{1,2,3,4,5}. Nyatakan relasi kurang satu dari
dari himpunan A ke himpunan B dengan 4 cara di atas !

Jawab : 1. Dengan diagram panah


A B
1
1 2
2 3
3 4
5

2. Dengan himpunan pasangan berurutan


R:{(1,2),(2,3),(3,4)}

3. Dengan grafik/diagram
B
5
4
3
2
1
0 A
1 2 3

4. Dengan rumus
y = x + 1 jika y B dan x A

A B Himpunan A disebut daerah asal (domain)

1 a Himpunan B disebut daerah kawan (kodomain)


2 b
3 c Himpunan {a,b,c} disebut daerah hasil (Range)
d
e

Tidak semua daerah asal (Df) dan daerah hasil (Rf) terdefinisi. Misal a hanya terdefinisi
a
jika a 0 dan pecahan terdefinisi jika b 0
b

MACAM-MACAM FUNGSI

a. Fungsi Konstan
Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi konstan jika setiap elemen
himpunan A berpasangan dengan tepat dengan sebuah elemen himpunan B.
Fungsi konstan secara umum dinyatakan dengan y = f(x) = c, dengan c konstanta dan
xR.

Contoh 1: Lukislah garis y = 5

Jawab : Y

0 X

b. Fungsi Identitas
Suatu fungsi disebut fungsi identitas jika untuk setiap anggota daerah asal dipasangkan
dengan dirinya sendiri di daerah kawan.
Secara umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = x

c. Fungsi Modulus (Mutlak)


Suatu fungsi disebut fungsi modulus jika setiap anggota daerah asal dipasangkan ke harga
modulus/mutlaknya di daerah kawan.
Secara umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = x
x dibaca harga mutlak x yang besarnya :
x, jika x 0
x
x, jika x 0
Misal : 2 2
0 0
3 ( 3) 3

Contoh 2: Lukislah kurva y = 2x 5


Jawab : Dengan menggunakan bantuan tabel :

x 0 1 2 2,5 3 4 5
y

Kurvanya : Y

0 X

d. Fungsi Linear
Fungsi linear yaitu fungsi yang berderajat satu atau pangkat tertinggi dari
variabel/peubahnya hanya satu.
Secara umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = mx + c, dimana m adalah
gradien/arah/kemiringan garis dan c adalah konstanta.
Fungsi linear berupa garis lurus.

Contoh 3: Lukislah garis y = 2x + 3

Jawab : Untuk melukis suatu garis tertentu syaratnya minimal diketahui dua titik.
Misal x = 0 maka y = . atau melalui titik ( , )
Misal y = 0 maka x = . atau melalui titik ( , )

0 X

e. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat yaitu suatu fungsi yang berderajat dua atau pangkat tertingi dari
variabelnya dua.
Secara umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = ax 2 bx c , dimana a 0, a, b, c R

SIFAT-SIFAT FUNGSI
Sifat-sifat fungsi ada 4 , yaitu :
a. Fungsi Injektif (Satu-satu)
Jika a1 , a2 A, a1 a2 maka f (a1 ) f (a2 )
b. Fungsi Surjektif (Onto)
Jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f sama dengan himpunan B (daerah kawan).
c. Fungsi Into
Jika dan hanya jika daerah hasil fungsi f merupakan himpunan bagian dari himpunan B.
d. Fungsi Bijektif (Korespondensi Satu-satu)
Jika dan hanya jika fungsi f bersifat injektif dan surjektif.

ALJABAR FUNGSI

Misalkan diketahui dua fungsi f(x) dan g(x) yang akan dioperasikan secara aljabar, maka
berlaku sifat-sifat sebagai berikut :

1. f g ( x) f ( x) g ( x)
2. ( f g )( x) f ( x) g ( x)
3. ( f .g )( x) f ( x ).g ( x)
f f ( x)
4. g ( x) g ( x) , g ( x) 0

FUNGSI KOMPOSISI

Fungsi komposisi berarti gabungan dari beberapa fungsi.

f g f memetakan x ke y ditulis y = f(x)


x y z g memetakan y ke z ditulis z = g(y)
h memetakan x ke z ditulis z = h(x)

h h merupakan komposisi dari fungsi f dilanjutkan g


ditulis h = g o f dibaca g noktah f atau g bundaran f
z = h(x) = g(y) = g(f(x))
Karena h(x) = (gof)(x), maka : (gof)(x) = g(f(x))

Begitupun untuk komposisi tiga fungsi akan berlaku :

(gofoh)(x) = g(f(h(x)))

INVERS SUATU FUNGSI

Perhatikan gambar berikut ini :


A B
y merupakan peta dari x oleh fungsi f dan x merupakan
f peta dari y oleh fungsi f 1 maka dikatakan fungsi f dan
x y f 1 saling invers.

1
f

Jadi y = f(x) dan x = f 1 ( y )


Sifat invers : fof x f of x I ( x )
1 1

Syarat fungsi mempunyai invers jika fungsi itu korespondensi satu-satu.

Cara menentukan invers dari y = f(x) :

1. Ubah y = f(x) menjadi x = g(y)


2. Ubah x = g(y) menjadi f 1 ( y ) g ( y )
3. Ubah y dengan x

LIMIT FUNGSI

PENGERTIAN LIMIT FUNGSI

LIMIT FUNGSI: Mendekati hampir, sedikit lagi, atau harga batas


Limit fungsi:Suatu limit f(x) dikatakan mendekati A {f(x) A} sebagai suatu limit.
Bila x mendekati a {xa}Dinotasikan Lim F(x) = A
xa
Langkat-langkah mengerjakan limit fungsi (supaya bentuk tak tentu dapat dihindari) adalah .
Subtitusi langsung.
Faktorisasi.
Mengalikan dengan bilangan sekawan.
Membagi dengan variabel pangkat tertinggi.

SIFAT-SIFAT LIMIT FUNGSI


Berapa teorema limit:
Bila Lim f(x) = A dan Lim g(x) = B
xa x a
Maka
1. Lim [k.f(x)] = k Lim f(x)
xa xa

= k. A

2. Lim [f(x)+g(x)] = Lim f(x) + Lim g(x)


xa xa xa

=A+B

3. Lim [f(x) x g(x)]


xa

= Lim f(x) x Lim g(x)


xa xa

=AxB

4. Lim f(x) Lim f(x)


xa g(x) = xa . = A
Lim g(x) B
xa
n n n
5. Lim f(x). = Lim f(x) = A
xa xa
n n n
6. Lim f(x) = Lim f(x) = A
xa xa

Soal latihan:
1. Nilai dari Lim 3x adalah.
x2
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 6
Pembahasan 1: Lim 3x = 3(2) = 6
x2
Pembahasan 2:Lim 3x = 3 Lim x = 3(2) = 6
x2 x2

2. Nilai dari Lim (2x+4) adalah.


x2
a. -2
b. 2
c. 4
d. 6
e. 8
Pembahasan:
Lim (2x+4) = 2(2) + 4 = 4 + 4 = 8
x2
3. Nilai dari Lim [6x-2x] adalah.
x 3
a. -6
b. 8
c. 12
d. 14
e. 16
Pembahasan 1: Lim [6x-2x] = Lim 4x = 4(3) = 12
x3 x3

Pembahasan 2: Lim [6x-2x] = Lim 6x Lim 2x


x3 x3 x3
= 6(3) 2(3)
= 18 6 = 12

LIMIT FUNGSI BENTUK TAK TENTU


Limit fungsi bentuk 0
0
Jika f(x) = (x-a).h(x)
g(x) = (x-a).k(x)

Maka: Lim f(x) = Lim (x-a).h(x) = Lim h(x) = h(a)


xa g(x) xa (x-a).k(x) xa k(x) k(a)

Limit Fungsi Bentuk ~


~
Jika diketahui limit tak hingga (~)

Sebagai berikut: Lim axn + bxn-1 + cxn-2 + + d = R


x~ pxm + qxm-1 + rxm-2 + + s
Maka:
1. R= 0 jika n<m
2. R= a jika n=m
p
3. R= ~ jika n>m

Limit Fungsi Bentuk (~ - ~)

a. Lim ax +b - px +q = R
x~
Maka: 1. R= ~ jika a>p
2. R= 0 jika a=p
3. R= -~ jika a<p

b. . Lim ax2 + bx + c - px 2 + qx + r = R
x~
Maka: 1. R= ~ jika a>p
2. R = b-q jika a=p
2a
3. R= -~ jika a<p

Contoh Soal
1. Nilai dari Lim x4 3x2 + 4x adalah.
x0 2x3 x2 - 2x

Pembahasan: Lim x4 3x2 + 4x = 04 3.02 + 4.0 = 0


x0 2x3 x2 - 2x 203 02 2.0 0
Jika 0 didistribusikan menghasilkan (bukan solusi) sehingga soal diselesaikan dengan cara
faktorisasi .
Maka: Lim x4 3x2 + 4x = Lim x x3 3x + 4
x0 2x3 x2 - 2x x0 x 2x2 x 2
= Lim x3 3x + 4
x0 2x2 x 2
= 00+4
002
= -2
2. Nilai dari Lim x2 4 adalah.
2
x2 x + x - 6
Pembahasan: Lim x2 4 = Lim (x 2) ( x + 2 )
x2 x2 + x 6 x2 (x 2) ( x + 3)
= Lim (x + 2)
x2 (x + 3 )
= 2+2
2+3
= 4
5
3. Nilai dari Lim 4x2 + 3x - 6 adalah .
2
x~ 2x 8x -1
Pembahasan
Perhatikan bahwa pangkat diatas sama dengan pangkat bawah sehingga p = q (p dibagi q)

Lim 4x2 + 3x - 6 = 4 = 2
x~ 2x2 8x -1 2

4. Nilai dari Lim 4x2 2x + 6 - 4x2 + 2x -1 adalah.


x~

Pembahasan:
R = b q = -2 2 = -4 = -4 = -1
2a 24 2.2 4

5. Nilai dari Lim (8x 2)2 adalah.


x~ (4x + 1)2

Pembahasan: Lim (8x 2)2 .= Lim 64x2 32x + 4


x~ (4x + 1)2 x~ 16x2 + 8x + 1
= 64 = 4
16
6. Nilai dari Lim x2 x adalah.
x0 x2 + 2x

Pembahasan: Lim x2 x = Lim x ( x 1 )


x0 x2 + 2x x0 x (x + 2)
= Lim x 1
x0 x + 2
= 0-1
0+2
= -1
2
3 2
7. Nilai dari Lim 6x - 4x + 2x 1 adalah.
x~ 3x4 2x3 + 5x + 2
Pembahasan:
Perhatikan Pangkat tertinggi diatas 3 Pangkat tertinggi dibawah 4
Jadi n < m sehingga nilai R = 0

8. Nilai dari Lim 2x2 + 5x 12 adalah.


x-4 3x2 13x - 4
Pembahasan:
Lim 2x2 + 5x 12
x-4 3x2 13x - 4
= Lim (2x 3) (x 4)
x-4 (3x + 1) (x 4)
= Lim (2x 3)
x-4 (3x + 1)
= 2(-4) 3 = 11
3(-4 ) + 1 13

9. Nilai dari Lim 2x2 + 4x 10 adalah.


x~ 4x2 + 7
Pembahasan:
Pangkat diatas = Pangkat dibawah
Maka 2 = 1
4 2

LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI

Rumus limit fungsi trigonometri

1. Lim x = 1 diperoleh lim sin x = 1


x0 sin x x0 x

2. Lim tan x = 1 diperoleh lim x = 1


x0 x x0 tan x

Akibatnya :

1. lim sin ax = 1
x0 ax

2. lim ax = 1
x0 sin ax

3. lim tan ax = 1
x0 ax

4. lim ax = 1
x0 tan ax

Contoh : 1. lim sin 3x = . lim 3 sin 3x = 3 lim sin 3x . = 3 . 1 = 3


x0 2x x0 2 3x 2 x0 3x 2 2

2. lim 4x = . lim 4 5x = 4 lim 5x = 4


x0 tan 5x x0 5 tan 5x 5 x0 tan x 5

3. lim sin 3x = lim 3 sin 3x . 7x = 3 lim sin 3x lim 7x


x0 tan 7x x0 7 3x tan 7x 7 x0 3x x0 tan 7x
= 3 . 1 . 1
7
= 3
7
4. lim 1 cos 2x = lim 1 ( 1 2 sin 2 x)
x0 3x2 x0 3x2
2
= lim 2 sin x
x0 3x2
= 2 lim sin x 2
3 x0 x2
TURUNAN FUNGSI

A. TURUNAN SUATU FUNGSI

1. PENDAHULUAN TURUNAN

dy lim f ( x h) f ( x )
Turunan y = f(x) didefinisikan dengan y ' f ' ( x)
dx h0 h
2. TURUNAN y ax n

lim f ( x h) f ( x )
Dengan menggunakan definisi turunan y = , kita mencoba menentukan
h0 h
turunan dari y = a, y = ax, y = ax 2 , y ax 3 , y ax 10 dan y ax 100 ,
maka akan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Jika y ax n maka y ' anx n 1

3. RUMUS-RUMUS TURUNAN

Misalkan u dan v adalah fungsi-fungsi dalam x, maka :

1. Jika y = u v maka y = u v
2. Jika y = ku maka y = ku
3. Jika y = uv maka y = u v + uv
u u' v uv '
4. Jika y = maka y =
v v2
5. Jika y = u n maka y = nu n1 . u'
Di mana k dan n suatu konstanta.

Misal kita akan membuktikan salah satu rumus di atas, misalnya rumus ke-4 sbb :

y = uv atau lengkapnya y = f(x) = u(x)v(x)


lim f ( x h) f ( x )
y =
h0 h

lim u( x h) v ( x h ) u( x ) v ( x )
=
h0 h

u ( x h) v ( x h ) u( x ) v ( x ) u ( x ) v ( x h ) u ( x ) v ( x h )
lim
=
h0 h
lim u( x h) u( x ) v ( x h) v ( x )
= v ( x h) u ( x )
h0 h h
= u(x)v(x+0) + u(x)v(x)
= u(x)v(x) + u(x)v(x)
= uv + uv

4. TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

Kita akan mencoba menentukan turunan dari y = sin x dengan menggunakan rumus turunan .
y = f(x) = sin x
f(x+h) = sin(x+h)

lim f ( x h) f ( x )
y =
h0 h
lim sin( x h) sin x
=
h0 h
xhx xh x
lim 2 cos sin
= 2 2
h0
h
1 1
lim 2 cos( x h) sin h
= 2 2
h0
h
1
sin h
lim 1 2
= cos( x h)
h0 2 1
h
2
1
= cos( x .0).1
2
= cos x

Dengan cara yang sama akan di dapat jika y = cos x maka y = -sin x.

Jadi turunan fungsi sinus dan cosinus dapat digambarkan sbb:


sin x cos x sin x cos x sin x

B. TAFSIRAN GEOMETRIS TURUNAN

1. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA

Perhatikan gambar di bawah ini :


y = f(x)
Y g
f(x+h) Q Garis g memotong kurva
y = f(x) di titik P dan Q

P
f(x)

0 x x+h X

f ( x h) f ( x )
Seperti kita ketahui, gradien garis g adalah m =
h
Jika garis g kita putar dengan titik P sebagai titik putarnya, sehingga titik Q yang memotong
kurva y = f(x) bergerak. Pada saat h mendekati 0 ( h 0) , maka titik P dan Q akan berimpit
sehingga akan di dapat suatu garis singgung di titik P.
Jadi gradien garis singgung pada y = f(x) di titik P adalah :

lim f ( x h) f ( x )
m= atau m = f (x)
h0 h

2. FUNGSI NAIK DAN TURUN

Perhatikan gambar berikut ini :

Y
B

A
C

0 X

Untuk membaca sebuah kurva ada aturannya, yaitu dari kiri ke kanan. Pada gambar di atas,
dari titik A ke titik B dikatakan kurva dalam keadaan naik, sedangkan dari titik B ke titik C
kurva dalam keadaan turun

Kurva Naik

Pada kurva dalam keadaan naik dari kiri ke kanan, maka terlihat bahwa harga x semakin besar
y
( x 0) dan harga y juga semakin besar ( y 0) . Karena gradien (m) = dan m = y
x
maka

syarat kurva naik jika y ' 0 (karena )

Kurva Turun
Pada kurva dalam keadaan turun dari kiri ke kanan, maka terlihat bahwa harga x semakin
y
besar ( x 0) dan harga y semakin kecil ( y 0) . Karena gradien (m) = dan m = y
x
maka syarat

kurva turun jika y < 0 (karena )

3. NILAI STASIONER

Perhatikan gambar berikut ini


Y A
Titik A dan B disebut titik-titik stasioner/
titik ekstrem/titik puncak.
B Titik A disebut titik balik maksimum
Titik C disebut titik balik minimum
C Titik B disebut titik belok/titik belok horisontal

0 X

Pada gambar di atas terlihat bahwa gradien pada titik-titik stasioner berupa garis lurus yang
mendatar. Pada titik stasioner, keadaan ini kurva tidak naik dan juga tidak turun.

Jadi syarat titik stasioner pada kurva y = f(x) jika y = 0

Untuk menentukan jenis titik stasioner tersebut bisa digunakan uji kiri kanan pada titik
stasioner tersebut, atau bisa juga dengan menggunakan turunan kedua.

RANGKUMAN
TUGAS AKHIR MATEMATIKA
Disusun Oleh :

Nama : Tika Indriyani


Kelas : XI IPA 3

SMA NEGERI 3 PANDEGLANG


TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Anda mungkin juga menyukai