Anda di halaman 1dari 245

Imam As Suyuti

Lubabun Nuqul
fi Asbabin Nuzul
Lubab an-Nuqul
fi Asbab al-Nuzul
Penerjemah:
Tim Konten
Cordoba Internasional

Editor:
Tim Cordoba

Pemeriksa Aksara
Topik Mulyana, M.Pd.

Layout:
Tim Cordoba
Desain Cover:

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang mengcopi atau menggandakan isi buku ini dalam bentuk apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit
All rights reserved

Penerbit:

Jl. Setrasari Indah No. 33, Bandung 40152


Telp. 022-2008776/Fax. 022-2013097
Email: @yahoo.com.

ii
ASBABUN NUZUL

Ini adalah kitab Lubaab an-Nuquul fi Asbaab al-Nuzuul

SURAT AL-BAQARAH
Al-Faryabi dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, Empat ayat di
awal surat al-Baqarah turun berkenaan dengan orang-orang beriman, dua ayat
turun berkenaan dengan orang-orang kafir, dan tiga belas ayat turun berkenaan
dengan orang-orang munafik.

Ayat 6-7:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Ishaq, dari Muhammad bin Abi Muhammad,
dari Ikrimah atau dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas bahwa kedua ayat tersebut
turun berkenaan dengan orang-orang Yahudi di Madinah.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari ar-Rabi bin Anas, dia berkata, Dua ayat
turun berkenaan dengan perang Ahzab yaitu, Sesungguhnya orang-orang kafir,
sama saja bagi mereka, sampai, , dan mereka akan mendapat siksaan yang
berat. (Al-Baqarah: 6-7)

Ayat 14:
Al-Wahidi dan ats-Tsalabi meriwayatkan dari Muhammad bin Marwan as-
Suddi as-Shagir, dari al-Kalabi, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dia berkata, Ayat
tersebut turun berkenaan dengan Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya. Pada
suatu hari mereka bertemu dengan sekelompok sahabat Rasulullah Saw. Maka
Abdullah bin Ubay berkata, Lihatlah bagaimana aku menjauhkan orang-orang
bodoh ini dari kalian. Kemudian dia pergi menghampiri Abu Bakar dan memegang
tangannya, lalu berkata, Selamat datang ash-Shiddiiq, tuan Bani Tamim, syaikhul
Islam, orang kedua setelah Rasulullah saat berada dalam gua, juga orang yang
mencurahkan diri dan hartanya demi Rasulullah. Kemudian dia memegang tangan
Umar dan berkata, Selamat datang tuan Bani Addi bin Kaab, al-Faruuq yang
kokoh di dalam agama Allah, juga orang yang mencurahkan diri dan hartanya demi
Rasulullah. Kemudian dia memegang tangan Ali dan berkata, Selamat datang
sepupu Rasulullah dan menantu beliau, tuan Bani Hasyim setelah Rasulullah.
Kemudian mereka pergi secara terpisah.

1
Lalu Abdullah bin Ubay berkata kepada kawan-kawannya, Bagaimana
pendapat kalian tentang yang telah aku lakukan tadi? Jika kalian melihat mereka,
maka lakukanlah seperti apa yang aku lakukan. Maka mereka memujinya. Kemudian
orang-orang muslim menemui Nabi dan menceritakan hal tersebut, maka turunlah
ayat ini.
Isnad riwayat ini sangat lemah. Karena as-Suddi ash-Shaghir dan al-Kalabi
adalah pendusta. Dan Abu Shalih sendiri adalah orang yang lemah.

Ayat 19:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari as-Suddi al-Kabiir, dari Abu Malik dan Abu Shalih,
dari Ibnu Abbas, dan dari Murrah, dari Ibnu Masud dan sekelompok sahabat,
mereka berkata, Dulu ada dua orang munafik penduduk Madinah yang melarikan
diri dari Rasulullah menuju tempat orang-orang musyrik. Kemudian mereka ditimpa
hujan yang Allah sebutkan ini. Hujan tersebut disertai dengan guruh yang dahsyat,
petir dan kilat. Setiap kali petir menyambar mereka menutup telinga karena takut
petir tersebut memekakan telinga sehingga dapat membunuh mereka. Jika ada
kilat berkelebat, mereka berjalan menuju cahayanya. Namun jika tidak ada cahaya
kilat, mereka berdua tidak dapat melihat. Maka mereka pulang kembali ke tempat
mereka. Mereka berkata, Andai saja sekarang telah pagi, niscaya kita mendatangi
Muhammad kemudian berbaiat kepadanya. Kemudian mereka berdua mendatangi
beliau dan masuk Islam. Mereka menjadi muslim yang baik. Maka Allah menjadikan
keadaan kedua orang ini sebagai perumpamaan bagi orang-orang munafik di
Madinah.
Setiap orang-orang munafik Madinah menghadiri majelis Nabi mereka menutup
telinga karena takut mendengar jika ada wahyu yang turun berkenaan dengan
mereka atau mereka diingatkan dengan sesuatu yang dapat membuat mereka mati
ketakutan. Hal ini seperti dua orang munafik yang menutupi telinganya. Setiap
kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawahnya (Al-Baqarah: 19).
Jika orang-orang muslim memiliki harta dan anak yang banyak juga mendapatkan
ghanimah atau kemenangan, mereka ikut di dalamnya dan berkata, Sesungguhnya
agama Muhammad kali ini benar. Maka mereka istiqamah di dalamnya seperti
dua orang munafik yang berjalan jika kilat menyinari mereka tadi.Dan jika gelap
menimpa mereka, mereka berhenti (Al-Baqarah: 19). Maka jika harta dan anak
orang-orang muslim sedikit serta ditimpa kesulitan, mereka berkata, Ini karena
agama Muhammad. Mereka pun murtad dan kembali kafir. Hal ini seperti yang
dikatakan dua orang munafik tersebut ketika mereka kilat tidak menyinari mereka.

2
Ayat 26:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari as-Suddi dengan sanad-sanadnya, bahwa ketika
ketika Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang munafik. Yaitu firman-Nya,
Perumpamaan mereka seperti orang yang menyalakan api (Al-Baqarah: 17)
dan firman-Nya, Atau bagaikan orang yang ditimpa hujan lebat dari langit(Al-
Baqarah: 19). Orang-orang munafik itu berkata, Allah terlalu agung dan mulia untuk
membuat perumpamaan-perumpamaan ini. Maka Allah berfirman, Sesungguhnya
Allah tidak segan untuk membuat perumpamaan sampai firman-Nya, Mereka
adalah oran-orang yang merugi. (Al-Baqarah: 26-27).
Al-Wahidi meriwayatkan melalui jalur Abdul Ghani bin Said ats-Tsaqafi, dari
Musa bin Abdul Rahman, dari Juraij, dari Atha, dari Ibnu Abbas, dia berkata,
Sesungguhnya Allah menceritakan tentang tuhan-tuhan orang-orang musyrik.
Dia berfirman, Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka (Al-Hajj:
73). Dan Dia menyebutkan tipu daya tuhan-tuhan itu, Dia mengumpamakannya
dengan rumah laba-laba. Maka orang-orang musyrik berkata, Tidakkah kalian
perhatikan Allah menyebutkan lalat dan laba-laba dalam Al-Quran yang diturunkan
kepada Muhammad, apa yang dapat Dia lakukan dengan keduanya? maka Allah
menurunkan ayat ini. Akan tetapi Abdul Ghani sangat lemah.
Abdul Razzaaq berkata dalam tafsirnya, Muaammar memberitahukan kami
dari Qatadah, ketika Allah menyebutkan laba-laba dan lalat, orang-orang musyrik
berkata, Untuk apa laba-laba dan lalat disebutkan? Maka Allah menurunkan ayat
ini.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Hasan, dia berkata, Ketika ayat Wahai
manusia, telah dibuat suatu perumpamaan (Al-Hajj: 73) turun, orang-orang
musyrik berkata, Ini tidak termasuk perumpamaan-perumpamaan. Atau, Ini tidak
menyerupai perumpamaan-perumpamaan. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
Sesungguhnya tidak merasa segan untuk membuat perumpamaan (Al-Baqarah:
26).
Pendapat pertama sanadnya lebih benar dan lebih sesua dengan awal surat.
Penyuebutan orang-orang musyrik tidak cocok dengan ayat ini sebagai ayat
Madaniyyah. Riwayat yang kami sebutkan dari Qatadah dan al-Hasan, disebutkan
oleh al-Wahidi dari mereka berdua tanpa sanad, dengan lafal, Orang-orang Yahudi
berkata, dan ini lebih sesuai.

Ayat 44:
Al-Wahidi dan ats-Tsalabi meriwayatkan dari jalur al-Kalabi, dari Abu Shalih,

3
dari Ibnu Abbas, dia berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang
Yahudi Madinah. Salah seorang dari mereka berkata kepada keluarga menantu,
para kerabat dan orang-orang muslim yang sesusu dengannya, Tetaplah berada
dalam agamamu dan pada apa yang laki-laki itu (Muhammad) perintahkan karena
apa yang dia perintahkan adalah benar. Ketika itu, orang-orang Yahudi selalu
memerintahkan orang-orang hal itu, namun mereka sendiri tidak melakukannya.

Ayat 62:
Ibnu Abi Hatim dan al-Adni dalam musnadnya meriwayatkan dari jalur Ibnu
Abi Nujaih, dari Mujahid, dia berkata, Salman berkata, Saya bertanya kepada Nabi
tentang para pemeluk agama yang dulu saya anut. Lalu aku ceritakan tentang shalat
dan ibadah mereka. Maka turunlah ayat, Sesungguhnya orang-orang beriman dan
orang-orang Yahudi (Al-Baqarah: 62).
Al-Wahidi meriwayatkan dari jalur Abdullah bin Katsir, dari Mujahid, dia
berkata, Ketika Salman menceritakan kepada Rasulullah tetntang kawan-kawannya
dulu beliau berkata, Mereka masuk neraka. Salman berkata, Maka bumi terasa
gelap bagiku. Kemudian turunlah ayat, Sesungguhnya orang-orang beriman dan
orang-orang Yahudi sampai firman-Nya, Mereka tidak bersedih hati. (Al-
Baqarah: 62). Dia berkata, Seakan-akan sebuah gunung telah disingkirkan dari atas
tubuhku.
Ibnu Jariri dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur as-Suddi, dia berkata,
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan kawan-kawan Salman al-Farisi dulu.

Ayat 76:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, Ketika perang Bani
Quraizhah, Nabi berdiri di bawah benteng mereka seraya berkata, Wahai saudara-
saudara kera, wahai saudara-saudara babi, wahai para penyembah thaghut! Maka
mereka berkata, siapa yang memberitahukan Muhammad tentang ini? Hal ini
pasti berasal dari kalian. Apakah kalian mengatakan kepada mereka apa yang Allah
terangkan kepada kalian agar mereka memiliki hujah untuk mengalahkan kalian?
Maka turunlah ayat tersebut.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, Jika
mereka bertemu dengan orang-orang beriman, mereka berkata, Kami percaya
bahwa kawan kalian itu adalah utusan Allah. Akan tetapi khusus bagi kalian. Dan
jika mereka mereka kembali kepada kawan-kawan mereka, mereka berkata, Apakah
dia memberitahukan orang-orang Arab dengan hal ini? Karena sesungguhnya dulu
kalian meminta bantuan kepadanya untuk mengalahkan mereka padahal dia adalah

4
bagian dari mereka. Maka turunlah firman Allah, Dan jika mereka bertemu (Al-
Baqarah: 76).
Ibnu Jarir meriwayatkan dari as-Suddi, dia berkata, Ayat tersebut turun berkenaan
dengan segolongan orang Yahudi yang beriman, kemudian mereka menjadi
munafik dan berkata kepada orang-orang Arab yang beriman tentang siksaan yang
dulu menimpa golongan mereka. Maka orang-orang Yahudi itu berkata kepada
sebagian yang lain, Apakah kalian menceritakan kepada mereka tentang siksaan
yang Allah hilangkan dari kalian agar mereka berkata, Kami lebih Allah cintai dan
lebih Allah muliakan daripada kalian.

Ayat 79:
An-Nasai meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Ayat ini turn berkenaan
dengan Ahli Kitab.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Ikrimah, dari Ibnu Abbas, dia berkata, Ayat
ini turun berkenaan dengan para pendeta Yahudi. Mereka mendapati ciri-ciri Nabi
tertulis dalam kitab Taurat, yaitu bahwa pelupuk di sekeliling matanya berwarna
hitam, bertubuh sedang, berambut ikal dan berwajah tampan. Namun kemudian
mereka menghapusnya dikarenakan kedengkian dan kezaliman mereka. Atau
mereka berkata, Kami mendapatinya bertubuh tinggi, berkulit biru dan berambut
lurus.

Ayat 80:
Ath-Thabrani meriwayatkan dalam kitab al-Mujam al-Kabiir, begitu pula
dengan Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari jalur Ibnu Ishaq, dari Muhammad
bin Abi Muhammad, dari Ikrimah atau Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dia
berkata, Rasulullah tiba di Madinah dan ketika itu orang-orang Yahudi berkata,
Sesungguhnya usia dunia adalah tujuh ribu tahun. Dan sesungguhnya manusia
disiksa dalam neraka selama satu hari menurut perhitungan akhirat yang sama
dengan seribu tahun dalam hitungan dunia. Maka siksaan itu hanyalah tujuh hari.
Kemudian siksaan pun berhenti. Maka Allah berfirman berkenaan dengan hal itu,
Dan mereka berkata, Api neraka tidak akan menyentuh kami sampai firman-
Nya. Mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah: 80).
Ibnu Jarir meriwayatkan dari jalur adh-Dhahhaak, dari Ibnu Abbas, bahwa
orang-orang Yahudi berkata, Kami tidak akan masuk neraka kecuali hanya
memenuhi sumpah Allah. Yaitu selama empat puluh hari, sesua dengan waktu
ketika kami menyembah patung sapi. Setelah itu siksaan pun berhenti. Maka
turunlah ayat tersebut. Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Ikrimah dan lainnya

5
Ayat 89:
Al-Hakim meriwayatkan dalam kitab al-Mustadrak, begitu pula al-Baihaqi
dalam kitab Dalaail an-Nubuwwah dengan sanad yang lemah, dari Ibnu Abbas,
dia berkata, Yahudi Khaibar selalu berperang dengan suku Ghathafan. Yahudi
selalu mengalami kekalahan. Karena itu mereka berdoa, Ya Allah, kami memohon
kepada-Mu dengan kebenaran Muhammad, Nabi yang ummi, yang Kau janjikan
akan diutus kepada kami, tolonglah kami untuk mengalahkan mereka.Setiap kali
berperang, mereka membaca doa tersebut. Maka mereka berhasil mengalahkan
orang-orang Ghathafan. Namun ketika Nabi diutus kepada mereka, mereka
mengingkarinya. Maka Allah berfirman, Sedangkan dulu mereka memohon
kemenangan atas orang-orang kafir (Al-Baqarah: 89)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said atau Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa
orang-orang Yahudi dulu mereka memohon kemenangan atas Aus dan Khazraj
dengan bertawasul kapada Rasulullah sebelum beliau diutus. Namun ketika
Allah telah mengutusnya berasal dari golongan Arab, mereka mengingkarinya
dan melanggar apa yang telah mereka katakan. Maka Muadz bijn Jabal, Basyar
bin al-Barra dan Daud bin Salamah berkata kepada mereka, Wahai orang-orang
Yahudi, takutlah kalian kepada Allah dan masuk Islamlah. Karena sesunggunhya
kalian dulu memohon agar dapat mengalahkan kami dengan bertawasul dengan
Nabi Muhammad ketika kami masih musyrik. Dan kalian memberitahukan kami
bahwa beliau akan diutus dan kalian menyebutkan sifat-sifatnya sesuai dengan
sifat-sifatnya saat ini.
Maka Salam bin Misykam, salah seorang Yahudi Bani an-Nadhiir berkata, Dia
tidak datang kepada kami dengan membawa sesuatu yang kami kenal. Maka dia
bukanlah orang yang kami sebutkan kepada kalian. Karen itu Allah berfirman, Dan
ketika kitab dari sisi Allah telah sampai kepada mereka (Al-Baqarah: 89).

Ayat 94:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu al-Aaliyah, dia berkata, Orang-orang
Yahudi berkata, Yang akan masuk surga hanyalah orang-orang Yahudi. Maka Allah
menurunkan ayat ini.

Ayat 97:
Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas, dia berkata, Abdullah bin Salam
mendengar kedatangan Rasulullah ketika dia sedang berada di kebunnya saai
musim panen. Maka dia mendatangi Nabi dan berkata, Sesungguhnya aku akan
bertanya kepadamu tentang tiga perkara yang hanya diketahui oleh seorang nabi.

6
Apa tanda-tanda awal terjadinya kiamat? Apa makanan pertama para penghuni
surga? Apa yang menyebabkan seorang anak mirip ayah atau ibunya? Rasulullah
bersabda, Baru saja Jibril memberitahukanku tentang semua itu. Dia berkata,
Dia adalah musuh orang-orang Yahudi dari kalangan malaikat. Maka beliau
membacakan ayat ini.
Syaikhul Islam Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari, Secara zhahir dari
konteks tersebut, bahwa Nabi membacakan ayat tersebut sebagai sanggahan bagi
ucapan orang Yahudi itu. Hal itu tidak berarti bahwa ayat tersebut turun ketika itu.
Dia berkata kembali, Dan inilah yang paling kuat. Terdapat kisah lain yang shahih
mengenai sebab turunnya ayat tersebut.
Ahmad, Tirmidzi dan an-Nasai meriwayatkan dari jalur Bakir bin Syihab, dari
Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dia berkata, Orang-orang Yahudi mendatangi
Rasulullah dan berkata, Wahai Abu al-Qasim, sesungguhnya kami hendak bertanya
kepadamu tentang lima perkara. Jika kau memberitahukan kami hal tesebut, maka
kami tahu bahwa kau adalah seorang nabi.
Lalu Ibnu Abbas menyebutkan hadits tersebut. Di antaranya, mereka bertanya
kepada beliau mengenai apa yang diharamkan Israil (Yaqub) kepada dirinya sendiri,
tentang ciri kenabian, tentang petir dan suaranya, tentang bagaimana wanita
dijadikan laki-laki atau perempuan dan tentang siapa yang memberitahukannya
mengenai berita langit, sampai mereka berkata, Maka beritahukanlah kami siapa
yang menyertaimu? beliau bersabda, Jibril. Salah seorang dari mereka berkata,
Jibril adalah yang turun membawa peperangan, pembunuhan dan siksaan. Dia
adalah musuh kami. Kalaulah kau mengatakan Mikail yang turun membawa
rahmat, tumbuhan dan hujan, niscaya itu lebih baik. Maka turunlah ayat tersebut.
Ishaq bin Rahawaih meriwayatan dalam musnadnya, begitu pula dengan Ibnu
Jarir dari jalur as-Syabi, bahwa Umar mendatangi orang-orang Yahudi kemudian
mendengar bacaan Taurat. Maka dia merasa takjub karena kitab tersebut
membenarkan isi Al-Quran. Kemudian Nabi lewat di depan mereka. Maka aku
(Umar) berkata, Demi Allah, tidakkah kalian tahu bahwa dia adalah utusan Allah?
seorang pendeta mereka menjawab, Ya, kami tahu bahwa dia adalah utusan
Allah. Aku bertanya, Lantas mengapa kalian tidak mengikutinya? mereka berkata,
Kami telah bertanya kepadanya tentang siapa yang membawa berita kenabian
kepadanya. Maka dia mengatakan musuh kami, Jibril. Karena dia turun membawa
kebencian, kesusahan, peperangan dan kebinasaan. Aku bertanya, Lantas siapakah
malaikat yang menjadi utusan Allah untuk kalian? mereka menjawab, Mikail, dia
turun membawa hujan dan rahmat. Aku kembali bertanya, Bagaimana posisi

7
keduanya di sisi Allah? mereka menjawab, Salah satunya berada di sisi kanan-Nya
dan yang lainnya berada di sisi kiri-Nya.
Aku berkata, Sesungguhnya Jibril tidak mungkin memusuhi Mikail. Dan Mikail
tidak mungkin berdamai dengan musuh Jibril. Aku bersaksi bahwa keduanya dan
Tuhan keduanya berdamai dengan siapa saja yang berdamai dengan mereka.
Dan memerangi siapa saja yang memerangi mereka. Kemudian aku mendatangi
Nabi karena ingin memberitahukannya tentang hal ini. Maka ketika aku berjumpa
dengannya, beliau berkata, Inginkah kau kuberitahukan tentang ayat yang
turun kepadaku? Aku berkata, Tentu, wahai Rasulullah. Maka beliau membaca,
Katakanlah (Muhammad), barang siapa menjadi musuh Jibril sampai firman-
Nya, bagi orang-orang kafir. Aku berkata, Wahai Rasulullah, demi Allah, aku
datang dari tempat orang-orang Yahudi untuk memberitahukanmu tentang apa
yang mereka katakan dan apa yang aku katakan kepada mereka. Namun Allah telah
mendahuluiku.
Sanad riwayat ini shahih hingga asy-Syabi. Namun dia tidak bertemu langsung
dengan Umar. Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkannya dari
jalur lain dari asy-Syabi. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya dari jalur as-Suddi dari
Umar. Juga dari jalur Qatadah dari Umar. Kedua riwayat tersebut juga terputus
sanadnya.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdul Rahman bin Abi Laila, bahwa seorang
Yahudi bertemu dengan Umar bin Khathab, maka dia berkata, Sesungguhnya
Jibril yang disebutkan oleh kawanmu adalah musuh kami. Maka Umar menjawab,
Barang siapa yang menjadi musuh bagi Allah, para malaikat-Nya, para rasul-Nya,
Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah menjadi musuh bagi orang-orang
kafir. Maka ayat tersebut turun melalui lisan Umar. Maka riwayat-riwayat ini saling
menguatkan. Ibnu Jarir menyatakan ijma bahwa sebab turunnya ayat tersebut
adalah hal itu.

Ayat 99-100:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari jalur Said atau Ikrimah, dari Ibnu Abbas,
dia berkata, Ibnu Shuriya berkata kepada Nabi, Wahai Muhammad, kau tidak
datang kepada kami dengan membawa sesuatu yang kami kenal. Dan Allah
tidak menurunkan ayat yang nyata kepadamu. Maka Allah berfirman berkenaan
dengan hal tersebut, Dan sungguh Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas
kepadamu (Al-Baqarah: 99). Malik bin ash-Shaif berkata ketika Rasulullah diutus
dan menyebutkan perjanjian yang diambil dari mereka juga kewajiban atas mereka

8
terhadap Nabi, Demi Allah, kami tidak dibebani kewajiban apapun terhadap
Muhammad. Dan tidak ada perjanjian yang ditetapkan atas kami. Maka Allah
berfirman berkenaan dengan hal itu, Apakah setiap kali mereka berjanji (Al-
Baqarah: 100).

Ayat 102:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Syahr bin Hausyab, dia berkata, Orang-orang
Yahudi berkata, Lihatlah kalian kepada Muhammad, dia mencampuradukkan
antara yang benar dan yang salah. Dia berkata bahwa Sulaiman termasuk para
nabi. Padahal dia hanyalah seorang penyihir yang mengendarai angin. Maka Allah
berfirman, Dan mereka mengikuti apa yang dibacakan oleh setan-setan

Ayat 104:
Ibnu al-Mundzir meriwayatkan dari as-Suddi, dia berkata, Ada dua orang
Yahudi, yaitu Malik bin ash-Shaif dan Rifaah bin Zaid. Jika mereka berjumpa
dengan Nabi, mereka berkata, Raainaa (perhatikanlah kami) dan dengarlah apa
yang tidak didengar. Maka orang-orang muslim mengira hal tersebut adalah suatu
ungkapan bagi Ahli Kitab untuk menghormati para nabi mereka. Karena itu mereka
pun mengatakan hal tersebut kepada Nabi. Maka Allah berfirman, Wahai orang-
orang beriman, janganlah kalian berkata, Raainaa. Namun katakanlah Unzhurnaa
(perhatikanlah kami) dan dengarkanlah oleh kalian
Abu Nuaim meriwayatkan dalam kitab Dalaail an-Nubuwwah dari jalur as-
Suddi ash-Shaghir, dari al-Kalabi, dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dia berkata,
Kata raainaa dalam bahasa Yahudi adalah sebuah celaan yang buruk. Ketika
orang-orang Yahudi mendengar para sahabat beliau berkata, Nyatakanlah hal
tersebut kepada beliau. Maka orang-orang Yahudi itu mengatakannya dengan
tertawa. Lalu turunlah firman Allah tersebut. Ketika Saad bin Muadz mendengar
kalimat tersebut keluar dari mulut orang-orang Yahudi, dia berkata, Wahai musuh-
musuh Allah, jika aku mendengar kalimat tersebut dari salah seorang diantara
kalian setelah majelis ini, niscaya aku akan memenggal kepalanya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari adh-Dhahhak, dia berkata, dulu seseorang dari
kalangan Yahudi berkata, arini samak. Maka Allah swt menurunkan ayat ini.
Beliau juga meriwayatkan dari Athiyyah, dia berkata, beberap orang Yahudi selalu
berkata kepada Nabi saw, arinaa samak, hingga beberapa orang Muslim ikut
mengucapkannya. Sedangkan hal itu tidak disukai Allah. Beliau juga meriwayatkan
dari Qatadah, dia berkata dulu orang-orang berkata Raainaa samak, lalu orang
Yahudi datang kepada Rasulullah saw dan mengatakan hal itu. Dan diriawayatkan

9
dari Atha, dia berkata, kalimat Raainaa adalah bahasa bahasa orang Anshar di
masa Jahiliyah. Dan diriwayatkan dari Abul Aliyah, dia berkata, kebiasaan orang
Arab apabila bicara dengan temannya mengucapkan Arini samak, lalu mereka
pun dilarang mengatakannya.

Ayat 106
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari ikrimah dari ibnu Abbas, dia berkata, terkadang
turun wahyu kepada Nabi saw pada malam hari namun siang tiba beliau lupa.
Maka Allah menuunkan ayat ini

Ayat 108
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari jalur Said atau ikrimah dari Ibnu Abbas,
dia berkata, Rafi bin Huraimalah dan wahab bin zaid berkata kepada Rasulullah:
wahai Muhammad datangkanlah kitab yang kau turunkan kepada kami dari langit
dan bias kami baca atau pancarkanlah sungai-sungai untuk kami, maka kami akan
mengikuti dan membenarnkanmu. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Huyay bin Akhthab dan Abu yasir bin Akhthan adalah dua orang yahudi yang iri
kepada orang-orang arab karena karena Allah mengutus Rasul-Nya kepada mereka.
Keduanya sekuat tenaga untuk membuat orang-orang meninggalkan Islam. Maka
allah menurunkan ayat 109.
Ibnu jarir meriwayatkan dari mujahid, dia berkata, orang-orang Quraisy
meminta Nabi saw untuk mengubah bukit shafa menjadi emas, maka Nabi saw
menjawab, saya akan melakukannya dan ia akan menjadi seperti makanan yang
diturunkan dari langit kepada bani israil jika kalian menjadi kafir. Mereka pun
tidak menyanggupi syarat tersebut dan menarik kembali permintaan itu. Beliau
juga meriwayatkan dari as-suddi, dia berkata, orang-orang arab meminta Nabi
saw untuk mendatangkan Allah sehingga mereka dapat melihat-Nya dengan jelas.
Maka turunlah ayat ini. Dan dari Abul Aliyah, dia berkata, seseorang berkat kepada
Nabi saw, ya Rasulullah andai saja kifarat kami seperti kifaratnya bani israil.
Maka rasul saw pun berkata, apa yang Allah berikan kepada kalian itu lebih
baik. Dulu jika salah seorang dari mereka melakukan sebuah dosa, maka dia akan
menemukan dosa itu tertulis di daun pintu rumahnya dengan kafaratnya. Apabila
ia menebusnya, maka itu akan menjadi kehinaan baginya di Akhirat. Sungguh
Allah telah memberi kalian hal yang lebih baik dari itu. Allah berfirman dalam surat
annisa110. Dan shalat lima waktu serta hari jumat ke jumat adalah kafarat untuk
dosa yang dilakukan diantara keduanya. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 113

10
Ibnu Abi hatim dari jalur said atau ikrimah dari ibnu abbas, dia berkata,
ketika orang-orang nasrani najran mendatangi Rasulullah, para pendeta yahudi
mendatangi merkla dan mereka pun berdebat. Rabi bin huraimalah berkata,
kalian tidak mempunyai landasan apa-apa. Dan dia mengikari kenabian Isa dan
kebenaran injil. Lalu diantara mereka berkata, kalian tidak mempunyai landasan
apa-apa maka diapun mengingkari kenabian musa dan kebenaran taurat

Ayat 114
Ibnu Abi hatim dari jalur said atau ikrimah dari ibnu abbas bahwa orang
Quraisy melarang Rasul saw shalat di Kabah. Maka turunlah ayat ini. Menurut Ibnu
jarir dari ibnu zaid, bahwa ayat ini turun pada orang-orang musyrik ketika merka
melarang Rasulullah datang ke Makkah pada masa Hudaibiyyah.

Ayat 115
Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasai meriwayatkan dari ibnu umar dia berkata,
dulu Nabi saw shalat sunnah diatas unta beliau kemanapun arah unta itu . suatu
ketika beliau datang dari Makah ke Madinah, lalu ibnu umar membaca ayat ini. Dan
dia mengatakan ayat ini turun pada masalah tersebut.
Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata, ayat ini maksudnya
engkau boleh shalat sunnah kemanapun arah unta yang engkau tunggangi.
Dia berkata hadits ini shahih sesuai syarat muslim. Ini adalaah riwayat yang
sanadnya paling shahih tentang sebab turunnya ayat di atas. Sejumlah ulama pun
menguatkannya. Akan tetapi tidak ada penjelasan yang sharih bahwa itu adalah
sebab turunnya ayat ini. Namun dia berkata, ayat ini turun pada masalah ini.
Ibnu jarir dan ibnu abi hatim meriwayatkan dari ali bin abi thalhah dari ibnu
abbas bahwa Rasulullah ketika hijrah ke Madinah, Allah memerintahkan beliau
untuk menjadikan Baitul Maqdis sebagai kiblat, maka orang Yahudi pun senang.
Maka beliau berkiblat selam 16 bulan ke Baitulmaqdis sedangkan beliau senang
dengan kiblatnya Ibrahim. Karenanya beliau sering berdoa dengan melihat ke arah
langit. Maka turunlah ayat maka hadapkanlah wajahmu kearah masjidil haram
(2:144). Orang yahudi pun meragukan perubahan kiblat itu, mereka berkata, apa
yang membuat mereka berpaling dari kiblat mereka yang dulu? Maka Allah swt
berfirman dan milik Allah timur dan barat dan firman-Nya kemanapun kamu
menghadap di sanalah wajah Allah. Terdapat beberapa riwayat lemah mengenai
sebab turunnya ayat ini.
Pertama, at-Tirmidzi, ibnu majah dan ad-Daruquthny meriwayatkan dari jalur
Asyats as-saman dari Ashim bin Abdillah bin amir bin rabiah dari ayahnya dia

11
berkata, pada suatu malam kami bersama Nabi saw dalam perjalanan yang gelap
dan kami tidak tahu arah kiblat. Maka masing-nasing dari kami shalat dengan
menghadap ke arah depannya. Ketika pagi tiba kami menceritakan hal itu kepada
Rasulullah, maka turunlah ayat ini. At-Tirmidzi berkata, riwayat ini gharib. Dan
Asyats dilemahkan dalam hadits.
Kedua, ad-Daruqutny dan ibnu mardawaih meriwayatkan dari jalur al-arzami
dari atha dari jabir, dia berkata, suatu ketika rasulullah mengutus satu pasukan
dan saya termasuk didalamnya. Lalu kami terjebak dalam kegelapan sehingga kami
tidak tahu arah kiblat, yaitu kearah utara dari sini. Lalu mereka pun melakukan shalat
dan membuat garis ke arah yang mereka yakini sebagai kiblat. Namun sebagian
yang lain berkata, arah kiblat disini adalah ke selatan, maka mereka pun membuat
garis kea rah yang mereka yakini sebagai kiblat. Ketika pagi tiba dan matahari
menyinari bumi, tampak bahwa garis-garis yang kami buat tidak mengarah kea rah
kiblat. Maka ketika kami kembali dari perjalanan, kami pun bertanya kepada Nabi
saw. Maka turunlah ayat ini.
Ketiga, ibnu mardawaih meriwayatkan dari al-Kalbi dari abu shaleh dari
ibnu abbas bahwa pada suatu ketika rasulullah mengutus pasukan. Ketika dalam
perjalanan, kabut membuat sekeliling mereka menjadi gelap sehingga mereka
tidak mengetahui arah kiblat. Lalu mereka shalat. Setelah matahari terbit, mereka
baru tahu bahwa shalat mereka tidak menghadap kiblat. Setelah kembali, mereka
menghadap Rasulullah dan memberitahukan hal itu. Maka turunlah ayat ini.
Keempat, ibnu jarir meriwayatkan dari qatadah bahwa Nabi saw bersabda,
sesungguhnya seorang saudara kalian (raja najasy) telah meninggal dunia, maka
shalatilah dia. Mereka berkata, apakah kami menshalati orang yang bukan
muslim? Maka turunlah firman-Nya, dan diantara ahlu kitab ada yang beriman
kepada allah(ali imran:199. Lalu mereka berkat lagi, sesungguhnay ketika masih
hidup dia tidak shalat menghadap arah kiblat. Maka turunlah ayat ini. Riwayat ini
sangat gharib dan mursal atau mudhal.
Kelima, ibnu jarir meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, ketika turun firman
Allah, .berdoalah kepadaku niscaya aku aka perkenankan bagimu( almumin:
60). Mereka berkata, ke arah mana? Maka turunlah ayat ini.

Ayat 118
Ibnu jarir dan ibnu abi hatim meriwayatkan dari said atau ikrimah dari ibnu
abbas, dia berkata, Rafi bin huraimalah berkata kepada Rasulullah, jika benar
engkau adalah utusan Allah seperti yang engkau katakan, maka samapaikanlah

12
kepada Allah agar Dia berbicara kepada kami hingga kami mendengar kata-kata-
Nya. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 119
Abdurrazaq berkata, At-Tsauri memberitahu kami dari musa bin ubaidillah dari
Muhammad bin kaab al-Qarzhi bahwa Rasulullah bersabda, duhai apakah yang
terjadidengan kedua orang tuaku? Maka turunlah ayat ini. Allah tidak menyebutkan
tentang kedua orang tuanya hingga beliau meninggal. Hadits ini mursal.
Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu Juraij, dia berkata, daud bin abi ashim
memberitahu saya bahwa pada suatu hari Nabi saw berkata, dimanakah kedua
orang tuaku? Maka turunlah ayat ini. Riwayat ini juga mursal.

Ayat 120
Ats-Tsalabi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, orang yahudi
madinah dan nasrani najran berharap agar Rasulullah shalat menghadap kea rah
kiblat mereka. Ketika Allah mengubah kiblat ke kabah mereka pun tidak suka dan
putus asa untuk membuat beliau mengikuti agama mereka. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 125
Al-bukhary dan yang lainnya meriwayatkan dari Umar, dia berkata, tiga hal
yang saya katakan sesuai dengan firman Allah. Pertama, saya berkata, ya Rasulullah,
sekiranya engkau jadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat. Maka turunlah
ayat ini. Kedua, saya berkata, ya Rasulallah, sesungguhnya yang mendatangi para
istrimu ada orang yang baik dan ada yang jahat. Seandainya engkau perintahkan
mereka untuk berhijab. Maka turunlah ayat hijab. Ketiga, suatu ketika para istti
Rasulullah melampiaskan rasa cemburu kepada beliau. Maka saya katakan kepada
mereka, mudah-mudahan Allah akan member ganti kepadanya istri-istri yang lebih
baik daripada kalian. Maka turunlah firman Allah dalam hal ini.
Riwayat diatas mempunyai jalan periwayatan yang banyak: Pertama,
diriwayatkan oleh ibnu abi hatim dan ibnu mardawaih dari jabir, dia berkata,
ketika Nabi saw melakukan tawaf (pada hari fathul Makkah) , umar berkata kepada
beliau. inikah maqam ayah kami Ibrahim? Beliau menjawab: ya. Umar bertanya,
mengapa kita tidak jadikannya sebagai tempat shalat? Maka Allah menurunkan
ayat ini. Kedua, ibnu mardawaih meriwayatkan dari amr bin maimun dari umar
bin Khaththab bahwa dia melewati Maqam Ibrahim, lalu ia berkata, ya Rasulallah
bukankah kita sedang berdiri di Maqam kekasih Tuhan kita? Rasul saw menjawab:
ya. Umar berkata : mengapa kita tidak menjadikannya sebagai tempat shalat. Tidak

13
lama dari itu turunlah ayat ini. Secara zahir riwayat ini dan riwayat sebelumnnya,
ayat ini diturunkan pada haji wada.

Ayat 130
Ibnu uyainah berkata, diriwayatkan bahwa Abdullah bin salam mengajak
kedua keponakannya, salamah dan muhajir, untuk masuk Islam. Dia berkata,
telah kalian ketahui bahwa Allah berfirman dalam Taurat, sesungguhnya Aku akan
mengutus seorang Nabi yang bernama Ahmad dari keturunan Ismail. Siapa yang
beriman kepadanya, maka dia mendapat petunjuk dan berada dalam kebenaran.
Dan siapa yang tidak beriman, maka dia akan terlaknat. Maka salamah pun masuk
Islam, namun muhajir tidak mengikuti jejaknya. Lalu turunlah ayat ini.

Ayat 135
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari Said atau ikrimah dari ibnu Abbas, dia
berkata, ibnu shuriya berkata kepada Nabi saw petunjuk itu hanyalah apa yang
kami ikuti. Karena itu ikutilah kami hai Muhammad agar engkau juga mendapat
petunjuk. Orang-orang Nashrani juga mengatakan hal yang serupa. Maka Allah
menurukna ayat ini.

Ayat 142
Ibnu ishaq berkata, Ismail bin khalid memberitahu saya dari abu ishaq dari
al-barra, dia berkata, Dulu Rasulullah shalat menghadap ke arah Baitulmaqdis.
Ketika itu beliau sering melihat ke langit menantikan perintah Allah. Maka turunlah
ayat 144.
Lalu seorang muslim berkata, kami ingin mengetahui tentang orang yang
meninggal sebelum arah kiblat berubah dan bagaimana shalat kita ketika masih
menghadap ke Baitulmaqdis? Maka Allah menurunkan ayat 143.
Namun orang-orang yang akalnya kurang berkata, apa yang membuat
mereka meninggalkan kiblat mereka sebelumnya? Maka Allah menurunkan ayat
142.
Terdapat beberapa riwayat lain yang sejenis. Bukhari dan Muslim meriwayatkan
dari al-Barra, dia berkata, beberapa orang meninggal dan terbunuh sebelum arah
kiblat diubah sehingga kami tidak tahu apa yang kami katakan tentang mereka.
Maka Allah menurunkan dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu(143)
Ibnu jarir meriwayatkan dari as-suddi dengan sanad-sanadnya, dia berkata,ketika
kiblat shalat Rasulullah dipindahkan ke arah kabah yang sebelumnya ke
Baitulmaqdis, Musyrikin Mekah berkata, Muhammad bingung dengan agamanya

14
sehingga kiblatnya mengarah kepada kalian. Dia tahu bahwa kalian lebih benar
dan dia pun akan masuk ke dalam agama kalian. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 154
Ibnu Mandah meriwayatkan dalam shahabah dari as-Suddi ash-Shagir dari al-
Kalbi dari Abu shaleh dari ibnu abbas, dia berkata,Tamim ibnul Hammam terbunuh
pada perang Badar, maka ayat ini diturunkan tentangnya dan yang lainnya yang
syahid. Abu nuaim berkata, para ulama sepakat bahwa yang terbunuh itu Umair
ibnul Hammam dan as-Suddi melakukan kesalahan ketika menuliskan namanya.

Ayat 158
Imam Bukhari, imam muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari urwah, dia
berkata, saya katakan kepada Aisyah istri Nabi saw, perhatikanlah firman Allah
ayat 158. Saya kira tidak ada dosa bagi orang yang tidak melakukan sai di antara
keduanya. Maka Aisyah berkata, buruk sekali yang kamu katakan itu wahai anak
saudariku. Seandainya makana ayat itu seperti yang engkau pahami, maka artinya,
tidak ada dosa baginya utnuk tidak melakukan sai daiantara keduanya. Akan tetapi
ayat itu turun karena orang Anshar belum masuk Islam, melakukan sai diantara
keduanya sambil menyebut-nyebut nama patung Manat sebagai sebuah prosesi
ritual. Setlah masuk Islam, mereka merasa keberatan untuk melakukan sai antara
shafa dan marwah.
Maka mereka bertanya kepada Rasulullah, Ya Rasulallah, sesungguhnya kami
tidak suka untuk melakukan sai antara shafa dan marwah pada masa jahiliah. Maka
allah menurunkan ayat ini.
Imam Bukhari meriwayatkan dari ashim bin sulaiman, dia berkata, saya
bertanya kepada anas tentang shafa dan marwah. Maka dia menjawab, dulu
keduanya bagian dari ritual jahiliah, ketika Islam datang, kami pun tidak
melakukanya lagi. Lalu Allah menurunkan ayat ini.
Al-Hakim meriwayatkan dari ibnu abbas, dia berkata, pada masa jahiliah,
setan-setan bernyanyi sepanjang malam di antara shafa dan marwah . dan dulu
diantara keduanya terdapat sejumlah berhala yang disembah oleh orang Musyrik.
Ketikla Islam datang, orang-orang muslim berkata kepada Rasulullah, Ya Rasulullah,
kami tidak akan melakukan sai antata shafa dan marwah karena kami melakukan
hal itu pada masa jahiliah. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 159
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari Said atau Ikrimah yang

15
bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa Muadz bin Jabal, Sad bin Muadz dan Kharijah
bin Zaid bertanya kepada segolongan Pendeta Yahudi tentang beberapa hal yang
terdapat di dalam Taurat. Para pendeta menyembunyikan hal tersebut dan enggan
memberitahukannya. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 164
Said bin Manshur di dalam Sunannya, al-Faryabi di dalam Tafsirnya, dan al-
Baihaqi dalam Kitab Syubul Iman meriwayatkan dari Abudh-Dhuha, dia berkata,
ketika turun ayat dan tuhan kamu adalah tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan
selain dia.(2: 163), kaum musyrikin kaget dan bertanya-tanya. Apakah benar
Tuhan itu tunggal? Jika benar demikian, berikanlah kepada kami bukti-buktinya!
Maka turunlah ayat ini. Saya berpendapat bahwa Hadits ini mudlal, tetapi ada
syahid (penguat) yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Abu-Syaikh di dalam
kitab al-Izhmah yang bersumber dari Atha, bahwa setelah turun ayat dan tuhan
kamu adalah tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan selain dia.(2: 163), kepada
Nabi SAW di Madinah, kafir Quraisy di Mekah bertanya. Bagaimana Tuhan Yang
Tunggal dapat mendengar manusia yang banyak? Maka turunlah ayat ini.
Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dengan sanad yang baik
dan bersambung dari ibnu abbas, dia berkata, kaum Quraisy berkata kepada
Nabi Muhammad SAW. Berdoalah kepada Allah untuk mengubah bukit shafa dan
marwah meenjadi emas untuk kita jadikan bekal menghadapi musuh. Maka Allah
menurunkan wahyu kepadanya (S. 5: 115) untuk menyanggupi permintaan mereka
dengan syarat apabila mereka kufur setelah dipenuhi permintaan mereka, Allah
akan memberikan siksaan yang belum pernah diberikan kepada yang lain di alam
ini. Maka Nabi saw berdoa: biarlah aku berdakwah kepada kaumku hari demi hari
secara perlahan. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Bagaimana mereka memintamu mengubah shafa dan marwah menjadi emas,
sedangkan mereka telah melihat bukti-bukti kebesaran Allah yang lebih besar?

Ayat 170
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari jalur said atau ikrimah dari ibnu abbas, dia
berkata, Rasulullah mengajak dan mendorong orang-orang Yahudi masuk Islam.
Beliau juga memperingatkan mereka akan siksa Allah. Maka Rafi bin Huraimalah
dan malik bin auf berkata, kami hanya akan mengikuti apa yang dianut nenek
moyang kami karena mereka lebih tahu dan lebih baik dari kami. Maka Allah
menurunkan ayat ini.

16
Ayat 174
Ibnu jarir meriwayatka dari ikrimah tentang ayat ini dan ayat dalam surat ali
imran: 77. Keduanya turun pada orang Yahudi.
Ats-Tsalabi meriwayatkan dari al-kalbi dari abu shaleh dari ibnu abbas. Ayat di
atas turun kepada para pemimpin dan pendeta Yahudi, mereka mengambil hadiah
dan pemberian dari rakyat mereka. Mereka berharap agar Nabi yang akan diutus
dari kalangan mereka. Ketika Rasulullah diutus bukan dari mereka, mereka pun
takut kedudukan dan sumber kehidupan mereka hilang. Maka mereka mengubah
isi taurat yang menyebutkan ciri-ciri Nabi Muhammad. Kemudian mereka
memperlihatkan isi Taurat yang sudah diubah itu kepada orang Yahudi lainnya dan
mereka berkata,sifat nabi yang turun di akhir zaman tidak sesuai dengan sifat
orang yang mengaku nabi itu. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 177
Abdurraazaq berkata, Muammar memberitahu kami dari Qatadah. Orang
Yahudi beribadah menghadap ke barat. Sedangkan orang Nasrani menghadap ke
timur. Maka allah menurunkan ayat ini. Ibnu abi hatim juga meriwayatkan dari abul
aliyah seperti riwayat ini.
Ibnu jarir dan ibnul mundzir meriwayatkan dari qatadah. Kami diberitahu
bahwa seorang laki-laki pernah bertanya kepada Nabi saw tentang kebajikan. Maka
Allah menurunkan ayat ini. Kemudian Beliau memanggil orang yang bertanya tadi
dan beliau membacakannya. Ketika orang itu bersyahadat, kewajiban menunaikan
ibadah fardu belum turun, kemudian orang itu meninggal dunia. Rasulullah pun
mengharapkan kebaikan untuknya. Ketika itu orang yahudi beribadah menghadap
barat dan Nasrani ke timur.

Ayat 178
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari saad ibn zubair. Pada masa jahiliyah,
penduduk dua perkampungan arab pernah berperang karena sebab yang sepele,
diantara mereka banyak yang mati dan terluka, sampai budak dan wanita pun
terbunuh, mereka tidak mempermasalahkannya hingga mereka masuk Islam.
Ketika itu salah satu perkampungan mempunyai persenjataan dan harta yang lebih
banyak. Mereka bersumpah apabila seorang budak terbunuh, maka balasannya
orang merdeka dibunuh lagi, dan bila seorang wanita yang terbunuh, maka dengan
laki-laki. Maka allah menurunkan ayat ini.

Ayat 184

17
Ibnu saad dalam at-Thabaqat meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata. Ayat
ini turun pada tuan saya, Qais ibnus-saaib. Lalu diapun tidak berpuasa dan memberi
makan kepada orang miskin untuk setiap harinya.

Ayat 186
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardawaih, Abussyaikh dan lain-lainnya
meriwayatkan dari beberapa jalan, dari Jarir bin Abdul Hamid, dari Abdah as-
Sajastani, dari as-Shalt bin Hakim bin Muawiyah bin Jaidah, dari bapaknya yang
bersumber dari datuknya. Suatu hari seorang Arab Badui mendatangi Nabi SAW
lalu bertanya: Apakah Tuhan kita itu dekat, sehingga kami dapat bermunajat
kepada-Nya, atau jauh, sehingga kami harus berteriak menyeru-Nya? Nabi SAW
terdiam, hingga turunlah ayat ini
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Hasan al-Bashri, beberapa shahabat bertanya
kepada Nabi SAW: Dimanakah Tuhan kita? maka turunlah ayat ini. Riwayat ini
mursal, tapi ada sumber-sumber lain yang memperkuatnya.
Pertama, Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ali. Rasulullah SAW bersabda:
Janganlah kalian berkecil hati dalam berdoa, karena Allah SWT telah berfirman
berdoalah kamu kepada-Ku, pasti aku mengijabahnya.. (al-Mumin: 60). Berkatalah
salah seorang di antara mereka: Wahai Rasulullah! Apakah Tuhan mendengar doa
kita atau bagaimana? maka turunlah ayat ini. Kedua, Ibnu Jarir meriwayatkan dari
Atha bin abi Rabah, bahwa ketika turun ayat berdoalah kamu kepada-Ku, pasti
aku mengijabahnya.. (al-Mumin: 60). para shahabat tidak mengetahui waktu
yang tepat untuk berdoa. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 187
Imam Ahmad, Abu Dawud dan al-Hakim meriwayatkan dari Abdurrahman bin
Abi Laila, yang bersumber dari Muadz bin Jabal Para sahabat menganggap bahwa
makan, minum dan menggauli istrinya pada malam hari bulan Ramadhan, hanya
boleh dilakukan sebelum mereka tidur. Qais bin Shirmah (dari golongan Anshar)
merasa kepayahan setelah bekerja pada siang harinya. Karenanya setelah shalat
Isya, ia tertidur, sehingga tidak makan dan minum hingga pagi. Adapun Umar bin
Khaththab menggauli istrinya setelah tertidur pada malam hari bulan Ramadhan.
Keesokan harinya ia menghadap kepada Nabi SAW untuk menerangkan hal itu.
Maka turunlah ayat ini. Ini adalah hadits masyhur dari abu laila, akan tetapi ia
tidak pernah mendengar dari muadz secara langsung, dan riwayat ini mempunyai
sejumlah penguat.
Imam Bukhari meriwayatkan dari al-Barra. Seorang shahabat Nabi SAW tidak

18
makan dan minum pada malam bulan Ramadhan, karena tertidur setelah tibanya
waktu berbuka puasa. Pada malam itu ia tidak makan sama sekali, dan keesokan
harinya ia berpuasa lagi. Seorang shahabat lainnya bernama Qais bin Shirmah (dari
golongan Anshar), ketika tiba waktu berbuka puasa, meminta makanan kepada
istrinya yang kebetulan belum tersedia. Ketika istrinya menyediakan makanan,
karena lelahnya bekerja pada siang harinya, Qais bin Shirmah tertidur. Setelah
makanan tersedia, istrinya mendapatkan suaminya tertidur. Berkatalah ia: Wahai,
celakalah engkau. (Pada waktu itu ada anggapan bahwa apabila seseorang sudah
tidur pada malam hari bulan puasa, tidak dibolehkan makan). Pada tengah hari
keesokan harinya, Qais bin Shirmah pingsan. Kejadian ini disampaikan kepada Nabi
SAW. Maka turunlah ayat tersebut ini. sehingga gembiralah kaum Muslimin.
imam Bukhari meriwayatkan juga dari al-Barra. Para shahabat Nabi SAW
apabila tiba bulan Ramadhan tidak mendekati istrinya sebulan penuh. Akan tetapi
terdapat di antaranya yang tidak dapat menahan nafsunya. Maka turunlah ayat ini
Imam Ahmad, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdullah
bin Kab bin Malik, dari bapaknya. Pada waktu itu para sahabat beranggapan
bahwa pada bulan Ramadhan haram bagi yang shaum untuk makan, minum dan
menggauli istrinya setelah tertidur malam hari sampai ia berbuka puasa keesokan
harinya. Pada suatu ketika umar bin Khaththab pulang dari rumah Nabi SAW
setelah larut malam. Ia menginginkan menggauli istrinya, tapi istrinya berkata:
Saya sudah tidur. Umar berkata: Kau tidak tidur, dan ia pun menggaulinya.
Demikian juga Kab berbuat seperti itu. Keesokan harinya umar menceritakan hal
dirinya kepada Nabi SAW. Maka turunlah ayat ini.
Firman-Nya : . Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Sahl bin Said.
Diturunkan ayat dan makan minumlah hingga terang bagimu benar putih
dari benang hitam tanpa Kata minal fajri. Ketika itu, jika orang-orang ingin
berpuasa mereka mengikat kaki dengan tali putih dan tali hitam. Mereka makan
dan minum sampai jelas terlihat perbedaan antara ke dua tali itu, Maka turunlah
ayat minal fajri. Kemudian mereka mengerti bahwa khaithul abydlu minal khaitil
aswadi itu tiada lain adalah siang dan malam.
ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah. Apabila seseorang sedang beritikaf, lalu
ia keluar dari masjid dan pulang ke rumah jika dia mau menggauli istrinya. Maka
turunlah ayat dan janganlah kalian campuri mereka (istri) ketika kamu sedang
beritikaf di masjid..

Ayat 188

19
Ibnu hatim meriwayatkan dari said bin zubair, dia berkata, Umruul Qais
bin abis dan abdan bin asywa al-hadhrami memperebutkan sebidang tanah. Lalu
Umruul Qais ingin bersumpah. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 189
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Ufi dari Ibnu Abbas. Orang-orang bertanya
kepada Rasulullah tentang hilal. Lalu tuurnlah ayat ini.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abil Aliah. Kami mendengar bahwa para
sahabat bertanya kepada Rasulullah: Untuk apa diciptakan hilal? Maka turun ayat
ini
Abu Naim dan Ibnu Asakir meriwayatkan dalam tarikh Dimasyqa, dari as-Suddi
as-Shaghir, dari al-Kalbi dari Abi Shaleh dari Ibnu Abbas bahwa Muadz bin Jabal
dan Tsalabah bin Ghunamah bertanya kepada Nabi saw. Ya Rasulullah! Mengapa
hilal itu tampak kecil sehalus benang, kemudian bertambah besar hingga bundar
dan kembali seperti semula, tiada tetap bentuknya? maka turunlah ayat ini.
al-Bukhari meriwayatkan dari al-Barra. kebiasaan orang jahiliyyah sepulangnya
menunaikan ihram di Baitullah memasuki rumahnya dari pintu belakang. Maka
turunlah ayat ini
Ibnu Abi Hatim dan al-Hakim meriwayatkan dari Jabir dan al-hakim men-
shahikannya, orang-orang Quraisy yang diberi jukukan al-Hams (Ksatria), mereka
memasuki rumah melalui pintunya ketika ihram, akan tetapi kaum Anshar dan
orang-orang Arab lainnya masuk dan keluar tidak melalui pintunya. Suatu ketika,
Rasulullah berada di sebuah kebun lalu beliau keluar melalui pintunya.ketika itu
Quthbah bin Amir al-anshary keluar melalui pintu mengikuti beliau. Serempaklah
mereka mengadu atas pelanggaran tersebut, sehingga Rasulullah SAW segera
menegurnya. Quthbah menjawab: Saya hanya mengikuti apa yang engkau lakukan.
Rasulullah SAW bersabda: Aku ini seorang Ahmas. Quthbah menjawab: Saya pun
penganut agamamu. Maka turunlah ayat ini. Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-aufi
dari Ibnu Abbas riwayat yang serupa dengan ini. at-Thayalisi meriwayatkan dalam
musnadnya dari al-Barra, kaum Anshar yang apabila pulang dari perjalanan, tidak
masuk rumah melalui pintunya. Maka turunlah ayat ini.
abdu bin Hamid meriwayatkan dari Qais bin Habtar an-Nahsyali,. Orang-
orang apabila hendak berihram di Baitullah tidak masuk melalui pintunya, kecuali
golongan ksatria (al-Hams). Rasulullah SAW masuk dan keluar halaman Baitullah
melalui pintunya. rifaah bin Tabut mengikutinya, padahal dia bukan Ahmas. Maka
mengadulah orang-orang yang melihatnya: Wahai Rasulullah, Rifaah melanggar.

20
Rasulullah SAW bersabda kepada Rifaah: Mengapa kamu berbuat demikian? Ia
berkata: Saya mengikuti tuan. Nabi bersabda: Aku ini Ksatria. Ia menjawab:
Agama kita satu, Maka turunlah ayat ini.

Ayat 190
al-Wahidi meriwayatkan dari al-Kalbi dari Abi Shaleh dari Ibnu Abbas, dia
berkata, ayat ini turun pada Perjanjian Hudaibiyah yaitu ketika Rasulullah SAW
dihalangi untuk memasuki Baitullah. Adapun isi perdamaian tersebut antara
lain agar kaum Muslimin menunaikan umrahnya pada tahun berikutnya. Ketika
Rasulullah SAW beserta shahabatnya mempersiapkan diri untuk melaksanakan
umrah sesuai dengan perjanjian, para shahabat khawatir kalau-kalau orang-orang
Quraisy tidak menepati janjinya, bahkan memerangi dan menghalangi mereka
masuk di Masjidil Haram, padahal kaum Muslimin enggan berperang pada bulan
haram. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 194
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Qatadah. Pada bulan Dzulqaidah Nabi SAW
dengan para shahabatnya berangkat ke Mekah untuk menunaikan umrah dengan
membawa qurban. Setibanya di Hudaibiah, dicegat oleh kaum Musyrikin, dan
dibuatlah perjanjian yang isinya antara lain agar kaum Muslimin menunaikan
umrahnya pada tahun berikutnya. Pada bulan Dzulqaidah tahun berikutnya
berangkatlah Nabi SAW beserta shahabatnya ke Mekah, dan tinggal di sana
selama tiga malam. Kaum musyrikin merasa bangga dapat menggagalkan maksud
Nabi SAW untuk umrah pada tahun yang lalu. Allah SWT membalasnya dengan
meluluskan maksud umrah pada bulan yang sama pada tahun berikutnya. Lalu
turunlah ayat ini.

Ayat 195
al-Bukhari meriwayatkan dari Hudzaifah. ayat ini turun pada masalah sedekah.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban, al-Hakim dan yang
lainnya yang bersumber dari Abi Ayub al-Anshari. Menurut Tirmidzi hadits ini
shahih. Ketika Islam telah berjaya dan berlimpah pengikutnya, kaum Anshar
berbisik kepada sesamanya: Harta kita telah habis, dan Allah telah menjayakan
Islam. Bagaimana sekiranya kita membangun dan memperbaiki ekonomi kembali?
Maka turunlah ayat ini. Maka kebinasaan adalah menjaga dan merawat harta
dengan meninggalkan perang.
at-Thabarani meriwayatkan dengan sanad yang shahih, dari Jabir an-Numan

21
bin Basyir . ada orang yang melakukan perbuatan dosa, lalu karena putus asa
dia berkata Allah tidak akan mengampuniku. Maka turunlah ayat ini. Hadits ini
diperkuat oleh al-Hakim yang bersumber dari al-Barra

Ayat 196
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Shafwan bin Umayyah. Seorang laki-
laki berjubah yang semerbak dengan minyak zafaran menghadap kepada Nabi
SAW dan berkata. Ya Rasulullah, apa yang harus saya lakukan dalam menunaikan
umrah? Maka turunlah Wa atimmulhajja wal umrata lillah. Rasulullah bersabda:
Mana orang yang tadi bertanya tentang umrah itu? Orang itu menjawab: Saya ya
Rasulullah. Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda. Tanggalkan bajumu, bersihkan
hidung dan mandilah dengan sempurna, kemudian kerjakan apa yang biasa kau
kerjakan pada waktu haji.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Kab bin Ujrah. Ketika sedang
melakukan umrah, saya merasa kepayahan, karena di rambut dan di muka saya
bertebaran kutu. Ketika itu Rasulullah SAW melihat aku kepayahan karena penyakit
pada rambutku itu. Maka turunlah fafidyatum min shiyamin aw shadaqatin aw
nusuk khusus tentang aku dan berlaku bagi semua. Rasulullah bersabda: Apakah
kamu punya biri-biri untuk fidyah? Aku menjawab bahwa aku tidak memilikinya.
Rasulullah SAW bersabda: Berpuasalah kamu tiga hari, atau beri makanlah enam
orang miskin. Tiap orang setengah sha makanan, dan bercukurlah kamu
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Kab. ketika Rasulullah SAW beserta shahabat
berada di Hudaibiyah sedang berihram, kaum musyrikin melarang mereka
meneruskan umrah. Salah seorang shahabat, yaitu Kab bin Ujrah, kepalanya penuh
kutu hingga bertebaran ke mukanya. Ketika itu Rasulullah SAW lewat di hadapannya
dan melihat Kab bin Ujrah kepayahan. lalu Rasulullah SAW bersabda: Apakah
kutu-kutu itu mengganggu? Rasulullah menyuruh agar orang itu bercukur dan
membayar fidyah.
Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Atha dari Ibnu Abbas. Ketika Rasulullah SAW
dan para shahabat berhenti di Hudaibiahdatanglah Kaab bin Ujrah yang di kepala
dan mukanya bertebaran kutu karena banyaknya. Ia berkata: Ya Rasulullah, kutu-
kutu ini sangat menyakitkanku. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 197
Al-Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan dari ibnu abbas, dia berkata,
orang yaman selalumenunaikan haji tanpa membawa bekal. Dan mereka berkata,
kami bertawakkal kepada Allah. Maka turunlah ayat ini.

22
Ayat 198
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Ibnu Abbas. pada zaman Jahiliyyah terkenal
pasar-pasar bernama Ukadh, Mijnah dan Dzul-Majaz. Kaum Muslimin merasa
berdosa apabila berdagang di musim haji di pasar itu. Mereka bertanya kepada
Rasulullah SAW tentang hal itu. Maka turunlah ayat ini.
Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir, al-Hakim dan lainnya
dari Abi Umamah at-Taimi. Dia bertanya kepada Ibnu Umar tentang menyewakan
kendaraan sambil naik haji. Ibnu Umar menjawab: Pernah seorang laki-laki
bertanya seperti itu kepada Rasulullah SAW yang seketika itu juga turun Laisa
alaikum junahun an tabtaghu fadl-lan min rabbikum. Rasulullah SAW memanggil
orang itu dan bersabda: Kamu termasuk orang yang menunaikan ibadah haji.

Ayat 199
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas. orang-orang Arab wuquf di
Arafah, sedang orang-orang Quraisy wuquf di Muzdalifah, Maka turunlah ayat ini
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Asma binti Abi Bakar. orang-orang
Quraisy wuquf di dataran rendah Muzdalifah, dan selain orang Quraisy, wuquf di
dataran tinggi Arafah kecuali Syaibah bin Rabiah. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 200
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas. orang-orang Jahiliyyah
wuquf di musim pasar. Sebagian dari mereka selalu membangga-banggakan
nenek moyangnya yang telah membagi-bagi makanan, meringankan beban, serta
membayarkan diat. Dengan kata lain, di saat wuquf itu, mereka menyebut-nyebut
apa yang pernah dilakukan oleh nenek moyangnya. Maka turunlah ayat ini.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid. orang-orang di
masa itu apabila telah melakukan manasik, berdiri di sisi jumrah menyebut-nyebut
jasa-jasa nenek moyang di zaman jahiliyyah. Maka turunlah ayat ini.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas. salah
satu suku bangsa Arab sesampainya ke tempat wuquf berdoa: Ya Allah, semoga
Allah menjadikan tahun ini tahun yang banyak hujannya, tahun makmur yang
membawa kemajuan dan kebaikan. Mereka tidak menyebut-nyebut urusan akhirat
sama sekali. Maka Allah menurunkan ayat ini. Setelah itu kaum Muslimin berdoa
sesuai petunjuk dalam ayat 201. yang kemudian ditegaskan oleh Allah SWT dengan
firman-Nya ayat berikutnya

Ayat 204

23
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari said atau ikrimah dari ibnu abbas, dia
berkata, ketika rombongan pasukan yang di dalamnya terdapat ashim dan martsad
kalah perang, dua orang munafiq berkata,rugilah orang-orang yang tertipu dan
binasa seperti itu. Mereka tidak duduk bersama keluarga, tidak juga menunaikan
tugas pemimpinnya. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ibnu jarir meriwayatkan dari as-suddi, dia berkata, ayat ini turun mengenai
al-akhnas bin syariq. Dia pernah mendatangi Nabi saw dan menampakkan
keislamannya, hal itu membuat Nabi takjub. Kemudian dia pergi dari hadapan
nabi saw. Diperjalanan dia melihat tanaman milik orang Muslim dan beberapa
ekor keledai. Lalu dia membakar kebun itu dan membunuh keledainya. Maka allah
menurunkan ayat ini.

Ayat 207
Al-harit bin abi usamah dalam musnadnya dan ibnu abi hatim meriwayatkan
dari said ibn al-Musayyab, dia berkata , ketika suhaib hijrah ke madinah, dia
diikuti beberapa orang quraisy. Kemudaian shuhaib turun dari tunggangannya
dan mengambil anak panah dari tempatnya. Kemudian dia berkata,wahai orang
quraisy, kalian tahu bahwa aku paling pandai memanah, demi Allah kalian tidak
akan sampai padaku hingga aku menggunakan seluruh anak panahku untuk
membunuh kalian, kemudian aku akan menggunakan pedangku selama masih ada
di tanganku. Setelah itu lakukan apa yang ingin lakukan terhadapku. Jika kalian
mau, maka kau serahkan hartaku yang ada di mekah dan biarkan akau melanjutkan
perjalanan. Maka orang quraisy itu setuju. Ketika sampai di madinah, Rasulullah
berkata kepada shuhaib, beruntunglah jual belimu hai abu yahya, abu yahya telah
beruntung dalam jual belinya. Maka allah turunkan ayat ini.
Al-hakim meriwayatkan dalam al-mustadrak riwayat yang sejenis dengan
riwayat diatas dari ibnu al-musayyab dari shuhaib dengan sanad yang mausul. Al-
hakim juga meriwayatkan hadis yang serupa dengannya dari mursal ikrimah.
Al-Hakim juga meriwayatkan dari hamad bin salmah dari tsabit dari anas. Di
dalam riwayat ini terdapat penjelasan tentang turunnya ayat di atas. Dan al-Hakim
berkata riwayat ini shahih sesuai syarat muslim.
Ibnu jarir meriwayatkan dari ikrimah, dia berkata, ayat diatas turun pad
shuhaib, abu dzar dan jundub ibnus-sakan, kerabat abu dzar.

Ayat 208
Ibnu jarir meriwayatkan dari ikrimah, dia berkata, abdulah bin salam,
Tsalabah, ibnu yamin, asad bin kaab, usaid bin kaab, saad bin amir dan qais bin zaid,

24
mereka adalah orang Yahudi. Pada suatu ahri mereka berkata kepada Rasulullah,
ya Rasulallah, hari sabtu adalah hari yang kami agungkan. Maka biarkanlah kami
melakukan ibadah pada hari itu.dan Taurat adalah kitab Allah, maka biarkanlah
kami bangun malam dengannya. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 214
Abdurrazaq berkata, :Muammar memberitahu kami dari qatadah, dia
berkata,ayat ini turun pada saat terjadinya perang Ahzab. Ketika Nabi saw diserang
dan dikepung musuh-musuh Islam.

Ayat 215
Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu juraij, dia berkata, orang-orang mukmin bertanya
kepada Rasulullah, kepada siapakah mereka harus sedekah, maka turunlah ayat ini.
Ibnul mundzir meriwayatkan dari abu hayyan bahwa amr bin jamuh bertanya
kepada Nabi saw, apa yang kami sedekahkan dari harta kami dan kepada siapa
kami memberikannya? Maka turunlah ayat ini.

Ayat 217
Ibnu jarir, ibnu abi hatim, ath-Thabrani dalam al-Mujamul kabir dan al-
Baihaqi dalam sunannya, meriwayatkan dari Jundub bin Abdillah bahwa Rasulullah
mengutus beberapa orang yang dipimpin oleh Abdullah bin jahsy. Ketika dalam
perjalanan mereka bertemu dengan ibnu al-Hadhrami. Lalu mereka membunuhnya
dan mereka tidak tahu bahwa ketika itu adalah bulan Rajab atau bulan Jumadi
Tsani. Maka orang musyrik berkata kepad orang muslim,kalian membunuh pada
bulan haram. Maka turunlah ayat ini. Sebagian mereka berkata,jika mereka
tidak mendapatkan dosa karena yang mereka lakukan itu, maka mereka tidak
mendapatkan pahala. Maka Allah menurunkan ayat berikutnya. Ibnu mundih juga
meriwayatkannya dalam kitab as-Shahabah dari Utsman bin Atha dari Ayahnya
dari Ibnu Abbas.

Ayat 219
Firman Allah Taala, mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Sebab turunnya ayat ini akan dijelaskan pada surah al-maidah.
Firman Allah Taala, dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Ibnu abi hatim meriwayatkan dari said atau ikrimah dari ibnu abbas
bahwa ketika turun perintah untuk memberikan sedekah fi sabilillah, beberapa
sahabat mendatangi Nabi saw, lalu mereka berkata, sungguh kami tidak tahu
tentang sedekah yang engkau perintahkan kepada kami, apa yang kami sedekahkan

25
darinya? Maka turunlah ayat ini.
Ibnu hatim juga meriwayatkan dari yahya bahwa dia mendengar muadz bin
jabal dan Tsalabah mendatangi Rasul saw dan berkata,Ya Rasulullah, sesungguhnya
kami mempunyai budak dan keluarga, maka apa yang kami sedekahkan dari harta
kami? Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 220
Abu dawud, an-Nasai, al-Hakim dan lainnya meriwayatkan dari ibnu abbas, dia
berkata, ketika turun ayat, dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali
dengan cara yang lebih baik (bermanfaat)(al-isra:34) dan ayat sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim(an-Nisa:10). Orang
yang merawat anak yatim memisahkan makanan dan minumannya dari makanan
dan minuman anak yatim. Sehinga terkadang makanan anak yatim itu tersisa
dan dibiarkan saja hingga dimakan lagi oleh dia atau sampai rusak. Maka hal itu
membuat mereka susah. Lalu mereka menceritakan hal itu kepada Rasulullah. Maka
Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 221
Ibnul munzir, ibnu abi hatim dan al-wahidi meriwayatkan dari muqatil, dia
berkata, ayat ini turun pada ibnu abi Martsad al-ghanawi ketika dia meminta izin
kepada Nabi saw untuk menikahi seorang wanita muda musyrik yang memiliki
kekayaan dan kecantikan.
Al-wahidi meriwayatkan dari as-suddi dari abu malik dari ibnu abbas,
dia berkata,ayat ini turun pada Abdullah bin rahawah, ketika itu ia memiliki
seorang budak wanita berkulit hitam. Suatu hari dia marah kepada budaknya dan
menamparnya. Kemudian ia mendatangi Nabi saw dan memberitahu beliau perkara
itu, lalu dia berkata,sungguh saya akan memerdekakannya dan menikahinya. Lalu
dia melakukan apa yang dikatakannya itu. Melihat apa yang dilakukannya, sebagian
muslimin mencelanya, mereka berkata, dia menikahi seorang budak wanita. Maka
Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 222
Imam muslim dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari anas bahwa orang-orang
yahudi, ketika istri mereka haid, mereka tidak memberinya makan dan tidak
menggaulinya di rumah. Pada sahabat menanyakan kepda Nabi saw tentang hal itu.
Lalu turunlah ayat ini. Maka Rasul saw bersabda lakukanlah apa saja terhadapnya
kecuali jima

26
Al-Barudi meriwayatkan dalam kitab ash-Shahaabah dari ibnu ishaq dari
Muhammad bin abi Muhammad dari ikrimah atau said dari ibnu abbas bahwa
Tsabit bin ad-dahdah bertanya kepada Nabi saw. Maka turunlah ayat ini. Ibnu jarir
juga meriwayatkan dari as-suddi hadis yang serupa.

Ayat 223
Imam bukhari, imam muslim, abu daud dan at-tirmidzi meriwayatkan dari
jabir, dia berkata,orang-orang yahudi berkata bahwa jika seseorang menggauli
istrinya dari bekalang maka anaknya akan bermata juling. Maka turunlah ayat ini.
Imam ahmad dan at-tirmidzi meriwayatkan dari ibnu abbas, dai berkata,
suatu hari umar mendatangi Rasulullah sambil berkata, celaka saya ya Rasulullah
Rasul pun bertanya,apa yang membuatmu celaka? Umar menjawab, semalam saya
menggauli istri saya dari belakang, namun Rasulullah tidak menjawab. Lalu Allah
menurunkan ayat ini. Rasulullah bersabda,gaulilah istrimu dari arah depan atau
dari belakang dan hindari menjima istri pada duburnya dan ketika sedang haidh.
Abu daud dan hakim meriwayatkan dari ibnu abbas, sesungguhnya
ibnu umar-semoga Allah mengampuninya dan sahabat lainnya-. orang anshar,
penduduk perkampungan ini, mereka penyembah berhala, berdampingan dengan
perkampungan yahudi. Orang yahudi itu merasa mempunyai keutamaan ilmu
melebihi orang anshar, dan orang anshar banyak meniru kebiasaan orang yahudi
tersebut.
Diantara kebiasaan orang yahudi tersebut adalah menggauli istrinya dari arah
samping, dengan itu wanita lebih tertutupi. Orang anshar pun banyak menirunya.
Sedangkan orang quraisy menjima istrinya dalam keadaan terlentang. Ketika
muhajirin datang ke Madinah, salah seorang dari mereka menikahi wanita anshar,
lalu dia menjimanya seperti cara orang quarisy. Sang istri pun menyalahkannya
dan berkata, kami hanya dijima dari samping. Lalu mereka mendiamkan masalah
tersebut, namun Rasulullah mendengar hal itu. Maka turunlah ayat ini. Maknanya,
gauli-lah istrimu dari arah depan, dari belakang ataupun dalam keadaan terlentang,
selama pada kemaluannya.
Al-Hafizh ibnu hajar dalam syarah bukhari berkata sebab turunnya ayat yang
disebutkan ibnu umar itu terkenal. Dan seakan-akan hadis dari abu said tidak
sampai kepada ibnu abbas. Sedangkan yang sampai kepadanya adalah riwayat dari
ibnu umar, maka dia pun meragukan ibnu umar tentang sebab turunya ayat ini.

Ayat 224
Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu juraij, dia berkata, saya diberitahu ayat ini

27
turun pada abu bakar, berkaitan dengan sumpahnya terhadap Misthah.

Ayat 228
Abu daud dan ibnu abi hatim meriwayatkan dari asma binti yazid bin sakan
al-anshariah, dia berkata, saya dicerai pad zaman Rasulullah dan ketika itu belum
ditetapkan iddah untuk para wanita yang dicerai. Maka Allah menurunka ayat ini.
Ats-Tsalabi, Hibbatullah bin salamah dalam kitab an-Naasikh meriwayatkan dari
al-Kalbi dan Muqatil bahwa pada masa Rasulullah, Ismail bin Abdullah al-ghifari
mencerai istrinya, qatilah, dan dia tidak tahu bahaw istrinya sedang hamil, maka
diapun merujuknya kembali. Lalu istrinya melahirkan, namun keduanya meninggal.
Maka turunlah ayat ini.

Ayat 229
Firman-Nya : Talaq( yang dapat dirujuk ) itu dua kali..(2:229). At-tirmidzi,
al-hakim dan lainya meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata, dulu laki-laki bebas
mencerai istrinya dan menjadi suaminya kembali jika merujuknya, walaupun setelah
mencerainya seratu kali. Hingga suatu ketika ada seorang laki-laki berkata kepada
istrinya, demi Allah, aku tidak akan menceraikanmu sehingga engkau berpisah
denganku. Dan aku tidak akan menaungimu selamanya. Dengan heran sang istri
pun bertanya, bagaimana hal itu bisa terjadi?sang suami menjawab, aku akan
menceraimu dan setiap masa iddahmu akan habis, aku merujukmu kembali. Maka
sang istri mengadu kepada Rasulullah perihal suaminya. Beberapa saat rasulullah
terdiam, hingga turunlah ayat ini.
Firmannya : dan tidak halal bagi kamu(2:229). Abu dawud dalam an-
nasikh wal mansukh mereiwayatkan dari ibnu abbas. Dulu seorang suami memakan
dari pemberian yang telah ia berikan pada istrinya dan yang lainya tanpa meresa
dosa akan hal itu. Maka allah menurunkan ayat ini.
Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu jauraij, dia berkata, ayat ini turun pad
Tsabit bin qais dan habibah istrinya. Habibah mengadukan suaminya kepada
Rasulullah untuk kemudian minta diceraikan. Maka rasulullah berkata pada
habibah,apakah engkau mau mengembalikan kebun yang dia jadikan mahar
untukmu?. Dia menjawab. Ya, saya mau. Lalu Rasul memanggil Tsabit bin qais dan
memberitahukannya tentang apa yang dilakukan istrinya. Maka Tsabit berkata,
apakah dia rela melakukannya? Rasulullah menajawab,Ya, dia rela. Istrinya pun
berkata, saya benar-benar telah melakukannya. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 230

28
Ibnul munzir meriwayatkan dari muqatil bin hayyan, dia berkata, ayat ini
turun untuk Aisyah binti Abdurrahman bin atik, ketika ia menjadi istri Rifaah bin
wahab bin atik. Suatu ketika Rifaah mencerai Aisyah dengan talaq bain. Setelah
itu aisyah menikah dengan Abdurrahman bin zubair al-qarzhi, lalu ia mencerainya
lagi. Maka aisyah mendatangi Nabi saw dan berkata, Ya Rasulullah, Abdurrahman
menceraikan saya sebelum menggauli saya. Bolehkan saya kembali kepada suami
pertama? Rasulullah menjawab, Tidak, hingga ia menggaulimu. Maka turunlah
firman Allah pad aisyah: jika suami mentalaqnya, maka wanita itu tidak halal
baginya kecuali setelah menikah dengan laki-laki lain. Dan dia menjimanya. Jika
dia menceraikannya setelah menjimanya maka tidak berdosa bagi suami pertama
untuk merujuknya kembali.

Ayat 231
Ibnu jarir meriwayatkan dari al-aufi dari ibnu abbas, dia berkata ,dulu seorang
suami mencerai istrinya kemudian merujuk kembali sebelum habis masa iddahnya,
setelah itu menceraikannya lagi. Hal itu dilakukan untuk mempersulit istri dan
menghalanginya menikah dengan yang lain. Maka turunlah ayat ini.
Ibnu jarir juga meriwayatkan dari as-suddi. Ayat ini turun pada seorang laki-laki
anshar bernama Tsabit bin Yassar. Suatu ketika dia menceraikan istrinya, ketika 2-3
hari menjelang habis masa iddah, dia merujuknya kembali. Setelah itu menceraikan
lagi istrinya. Hal ini membuat madharat pada istrinya. Maka allah menurunkan ayat
ini.
Ibnu abi Umar dalam musnadnya dan ibnu mardawaih meriwayatkan dari abu
darda, dia berkata,ada seorang suami mencerai istrinya, lalu berkata, saya main-
main saja dan dia menceraikannya lagi, kemudian berkata lagi, saya hanya main-
main saja. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ibnu munzir meriwayatkan hadits serupa dari uabadah bin shamit. Begitu juga ibnu
mardawih dari ibnu abbas dan ibnu jarir dari mursal alhasan.

Ayat 232
Al-Bukhari, abu dawud, at-tirmidzi dan lainnya meriwayatkan dari Maqil bin
yasar bahwa maqil mengawinkan saudarinya dengan seorang muslim. Kemudian
sang suami menceraikan adik wanitanya dan tidak merujuknya kembali hingga
habis masa iddahnya. Namun dia ingin kembali menikahinya begitu juga sebaliknya.
Maka dia pun melamarnya. Maqil berkata dengan marah,wahai bodoh, dulu
aku telah memuliakanmu dan menikahkanmu dengan adikku, namum kemudian
engkau menceraikannya. Demi allah, dia tak akan kembali lagi padamu. Allah

29
maha tahu keperluan suami itu begitu juga sebaliknya. Maka Allah menurunkan
ayat ini. Ketika m aqil mendengar ayat ini, ia pun berkata, aku mendengar dan
taat kepada tuhanku. Kemudian dia memanggil lelaki itu dan berkata, kini aku
menikahkanmu dengan adikku dan memuliakanmu.
Ibnu mardawaih meriwayatkan dari as-suddi, dia berkata, ayat ini turun
pada jabir bin abdululllah al-anshari. Ada seorng anak pamannya yang tinggal
bersamanya. Setelah menikah, suaminya mencerainya sampai habis masa iddah,
kemudian suami itu ingin kembali menikahinya. Namun jabir menolaknya dan
mengatakan, engkau telah menceraikan anak paman kami dan kini engkau ingin
menikah lagi? Sedangkan keponakannya telah memaafkannya dan ingin kembali
kepadanya. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 238
Diriwayatkan oleh ahmad, bukhari dalam tarikhnya, abu dawud, albaihaqi
dan ibnu jarir dari zaid bin tsabit bahwa nabi saw melakukan shalat zuhur ketika
siang hari, ketika itu shalat zuhur adalah shalat yang paling berat bagi para sahabat.
Maka turunlah ayat ini.
Ahmad, annasai dan ibnu jarir meriwayatkan dari zaid bin tsabit bahwa Nabi
saw shalat zuhur pada siang hari, ketika itu makmum dibelakang beliau hanya satu
atau dua shaf saja. Karena pada saat-saat itu orang tidur siang atau berniaga. Maka
allah menurunkan ayat ini.
Imam yang enam (Bukhari, muslim, abu daud, tirmidzi, nasai, ibnu majah)
dan lainnya meriwayatkan dari zaid bin aslam, dia berkata,pada zaman Rasulullah,
ketika sedang shalat kami boleh berbicara sengan sahabat yang lain yang juga
sedang shalat. Hingga turunlah ayat ini. Maka kami diperintahkan untuk khusyu
dan kami dilarang berbicara ketika shalat.
Ibnu jarir meriwayatkan dari mujahid, dia berkata,dulu orang-orang berbincang
ketika shalat. Mereka juga menyuruh saudaranya untuk suatu keperluan. Maka
Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 240
Ishaq bin Rahawaih dalam tafsirnya meriwayatkan dari muqatil bin hayyan
bahwa seorang laki-laki dari thaif datang ke madinah dengan anak-anaknya,
juga membawa orang tua dan istrinya. Lalu dia wafat di madinah. Hal tersebut
disampaikan kepad Nabi saw. Maka beliau memberikan bagian warisan kepad kedua
orangtuanya dan memberikan anak-anaknya dengan bagian yang baik, namun
beliau tidak memberi apa-apa kepada istrinya. Hanya saja merka diperintahkan

30
untuk memberi nafkah kepadanya dari warisan selama satu tahun. Pada peristiwa
inilah turun ayat ini.

Ayat 241
Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu zaid, dia berkata,ketika turun firman Allah
(2:236). Seseorang berkata,jika saya mau berbuat baik, saya akan melakukannya.
Namun jika saya tidak mau, maka saya pun tidak akan melakukannya. Maka
turunlah ayat ini.

Ayat 245
Ibnu hibban dalam shahihnya dan ibnu mardawaih meriwayatkan dari ibnu
umar, dia berkata, ketika turun ayat 261. Rasulullah berdoa,ya Allah, berilah
tambahn untuk ummatku . maka turunlah ayat ini

Ayat 256
Abu dawud dan ibnu hibban meriwayatkan dari ibnu abbas, dia berkata,dulu
ada seorang wanita yng setiap kali melahirkan anaknya selalu mati. Lalu dia bernazar
jika anaknya hidup dia akan menjadikannya yahudi. Ketika bani Nadhir diusir dari
madinah, diantar mereka terdapat anak-anak anshar, mereka pun berkata,kita
tidak bisa membiarkan anak-anak kita. Maka turunlah ayat ini.
Ibnu jarir meriwayatkan dari said atau ikrimah dari ibnu abbas, dia berkata,
firman-Nyatidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam turun pada
seorang laki-laki dari bani salim bin auf bernama al-hushain. Dia mempunyai dua
anak yang Nasrani, sedangkan dia sendiri muslim. Maka dia pun mengadu kepad
Rasulullah, apakah perlu saya paksa mereka berdua untuk masuk islam? maka
Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 257
Ibnu jarir meriwayatkan dari abduh bin abi lubabah tentang firma Allah
Allah pelindung orang beriman.. dia berkata,mereka adalah yang beriman kepada
Isa. Ketika Muhammad saw datang, mereka pun beriman kepada kerasulan beliau.
Ayat ini turun pada mereka. Dalam riwayat lain dari Mujahid , dia berkata,dulu ada
orang yang beriman kepada Isa dan ada yang kafir terhadapnya. Ketika Rasulullah
diutus, orang yang tidak beriman kepada Isa beriman kepada beliau, sedangkan
yang beriman kepada Isa tidak beriman kepada beliau. Maka allah menurunkan
ayat ini.

Ayat 267
alHakim, tirmidzi, ibnu majah dan lainnya meriwayatkan dari al-Barra, dia

31
berkata,ayat ini turun pada kami, orang Anshar. Kami adalah pemilik kebun
kurma. Dulu seseorang menyedekahkan sebagian hasil kebunnya sesuai dengan
jumlah yang dimiliki. Dan ahlus shuffah tidak mengharapkan yang baik-baik. Maka
ada yang memberikan tandan kurma yang terdiri dari kurma jelek yang tidak keras
bijinya dan kurma basah yang sudah rusak serta tandan yang telah patah. Maka
Allah menurunkan ayat ini.
Abu daud, an-Nasai dan al-hakim meriwayatkan dari sahl bin hanif, dia
berkata,dulu orang-orang memilih kurma yang jelek dari kebunnya untuk
disedekahkan. Maka Allah menurunkan ayat ini
Alhakim meriwayatkan dari jabir. Nabi saw diperintahkan untuk membayar
zakat fitrah dengan satu sha kurma. Lalu seseorang datang dengan membawa
kurma yang jelek. Maka turunlah ayat ini.
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari ibnu Abbas. Dulu para sahabat membeli
bahan makanan yang murah, lalu mereka menyedekahkannya. Maka turunlah ayat
ini.

Ayat 272
An-Nasai,al-hakim,al-Bazzar, at-Thabrani dan lainya meriwayatkan dari ibnu
abbas. Dulu orang-orang tidak rela dinasab mereka terdapat orang musyrik. Mereka
bertanya kepada Rasulullah tentang hal itu. Maka Rasul saw memberi kemudahan
tentang hal itu. lalu turunlah ayat ini.

Ayat 274
At-Thabrani dan ibni abi hatim meriwayatkan dari yazid bin abdillah bin arib
dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi saw, beliau besabda, ayat..orang-orang
yang menafkahkan hartanya..(2:274) turun kepada para pemilik kuda. Yazid dan
ayahnya adalah Majhul.
Abdurrazaq, ibnu jarir, ibnu abi hatim dan at-Tabrani meriwayatkan dengan
sanad yang lemah dari ibnu abbas. Ayat ini turun pada ali bin abi tahlib. Ia
mempunyai emapt dirham. Lalu dia menginfakkan satu dirham di malam hari, satu
dirham di siang hari, satu dirham secara diam-diam dan satu dirham secara terang-
terangan.
Ibnul munzir meriwayatkan dari ibnul musayyab. Ayat ini turun pada
Abdurrahman bin auf dan usman bin affan yang menyedekahkan harta mereka
pada perang tabuk.

Ayat 278

32
Abu yala dalam musnadnya dan ibnu mandah meriwayatkan dari al-kalbi dari
abu shaleh dari ibnu abbas, dia berkata,sampai kepada kami, ayat ini turun pada
bani amr bin auf yang berasal dari tsaqif dan bani al-mughirah. Ketika itu bani
mughirah mempunyai hutang dari hasil riba kepada orang-orang tsaqif. Ketika allah
menaklukkan Mekah untuk Rasul-Nya maka allah membatalkan semua bentuk riba.
Kemudian keduanya berselisih dalam masalah pembayaran utang karena hasil riba
mereka. Lalu mereka mendatangi attab bin usaid yang ketika itu menjadi Gubernur
mekah. Orang Banil mughirah berkata,kami menjadi orang yang paling sengsara
karena riba. Sedangkan Rasulullah telah membatalkan riba dari selain kami. Bani
Amr pun menyahut. Kami telah berdamai dengannya (Muhammad) dan telah
sepakat bahwa riba kami dan orang selain muslim adalah hak kami. Lalu attab
mengabarkan hal itu kepada Rasulullah. Lalu turunlah ayat ini dan ayat setelahnya.
Ibnu jarir meriuwayatkan dari ikrimah. Ayat ini turun pada orang-orang tsaqif.
Diantara mereka terdapat masud, Habib, rabiah dan abdul yalail, mereka adalah
bani Amr dan bani Umair.

Ayat 285
Ahmad, muslim dan lainya meriwayatkan dari abu hurairah. Ketika turun
ayat jika kamu nyatakan apa yang ada dalam hatimu(2:284). Para sahabat
pun merasa sedih. Lalu mereka mendatangi rasulullah dan berlutut dihadapan
beliau, lalu berkata, telah turun kepadamu ayat ini, sedangkan kami tidak mampu
menanggungnya. Maka Rasul saw bersabda, apakah kalian ingin mengatakan
seperti perkataan dua ahli kitab sebelum kalian, kami mendengar dan kami
melanggarnya? Bahkan katakanlah, kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami ya
tuhan kami, kepadamulah tempat kembali (2:285). ketika mereka mengucapkan
kata-kata tersebut dengan mudah, Allah menurunkan ayat berikutnya (2:286).
Muslim dan lainnya meriwayatkan dari ibnu abbas dengan riwayat yang sama.

SURAH ALI IMRAN


Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dan ar-Rabi bahwa pada suatu hari orang-
orang Nasrani mendatangi Rasulullah, lalu mereka mendebat beliau dalam masalah
Nabi Isa as.. Maka Allah rnenurunkan firman-Nya, Alif laam miim. Allah, tidak ada
tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).
Dia menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) yang mengandung
kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan
Injil. (Ali Imran: 1-3) Hingga ayat kedelapan puluhan.
diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam kitab Dalaailun Nubuwwah. Ibnu Ishaq

33
berkata, Muhammad bin Sahl bin Abi Umamah berkata, Ketika orang-orang
Najran mendatangi Rasulullah, mereka menanyakan tentang Isa Ibnu Maryam.
Maka turun pada mereka pembukaan surah Ali Imran hingga awal ayat kedelapan
puluh.

Ayat 12
Abu Dawud dalam sunannya dan al-Baihaqi dalam Dalaailun Nubuwwah
meriwayatkan dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abu Muhammad dari Said
atau Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa setelah mengalahkan orang-orang Quraisy
pada Perang Badar, Rasulullah kembali ke Madinah lalu mengumpulkan orang-
orang Yahudi di pasar Bani Qainuqa. Lalu beliau bersabda, Wahai orang-orang
Yahudi, masuk Islamlah kalian sebelum Allah menimpakan kepada kalian apa yang
menimpa orang-orang Quraisy.
Lalu orang-orang Yahudi itu menyahut, Wahai Muhammad, jangan engkau
merasa sombong karena telah membunuh beberapa orang Quraisy yang tidak
berpengalaman dalam beperang. Demi Allah, jika engkau berperang melawan
kami, niscaya engkau akan tahu bahwa kami adalah orang-orang yang ahli perang
dan engkau tidak pemah bertemu dengan orang-orang seperti kami. Maka Allah
menurunkan ayat ini dan ayat berikutnya
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, Pada Perang Badar,
Fankhash, seorang Yahudi, berkata, Jangan sampai Muhammad merasa sombong
karena telah membunuh dan mengalahkan orang-orang Quraisy. Karena orang-
orang Quraisy itu tidak bisa berperang. Maka turunlah ayat 12 surah Ali Imran.

Ayat 23
Ibnu Abi Hatim dan Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas,
dia berkata, Pada suatu hari Rasulullah masuk ke rumah Midras yang di dalamnya
terdapat orang-orang Yahudi. Lalu beliau mengajak mereka kepada Allah. Lalu
Nuaim bin Amr dan al-Harits bin Zaid berkata,Engkau sendiri beragama apa wahai
Muhammad? Beliau menjawab, Agama Ibrahim. Mereka berkata, Sesungguhnya
Ibrahim beragama Yahudi. Maka Rasulullah bersabda kepada mereka, Mari kita
membaca Taurat karena ia ada bersama kita saat ini. Namun mereka tidak mau
melakukannya. Maka Allah menurunkan ayat ini dan ayat berikutnya.

Ayat 26
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah, dia berkata, Kami diberi tahu
bahwa Rasulullah meminta kepada Allah untuk menjadikan Raja Romawi dan Persia

34
sebagai umat beliau. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 28
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Said atau lkrimah dari Ibnu Abbas, dia berkata,
al-Hajjaj bin Amr- sekutu Kaab ibnul Asyraf-, lbnu Abil Haqiq dan Qais bin Zaid
tinggal berbaur dengan beberapa orang Anshar untuk mengganggu keislaman
mereka dan menjadi murtad kembali.
Maka Rifaah ibnul-Mundzir, Abdullah ibnuz-Zubair dan Said bin Hatsmah
berkata kepada orang-orang itu, Jauhilah orang-orang Yahudi itu dan jangan
tinggal bersama mereka agar mereka tidak membuat kalian keluar dari agama
kalian. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 31
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Hasan al-Bashri, dia berkata, Beberapa
kaum pada masa Nabi kita berkata, Wahai Muhammad, demi Allah kami sungguh
mencintai Allah. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 58
lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hasan, dia berkata, Pada suatu hari
Rasulullah didatangi dua orang pendeta dari Najran.
Lalu salah satu dari keduanya bertanya kepada beliau, Siapakah isa? Rasulullah
tidak menjawab langsung pertanyaan itu untuk menunggu perintah Allah. Lalu
turunlah firman Allah, Demikianlah Kami bacakan kepadamu (Muhammad) sebagian
ayat-ayat dan peringatan yang penuh hikmah. Sesungguhnya perumpamaan
(penciptaan) isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari
tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, Jadilah!Maka jadilah sesuatu itu. (Ali
Imran: 58-59)
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu Abbas, dia berkata,
Beberapa orang Najran yang di antara mereka terdapat orang-orang terhormat
dan orang-orang bawahan mendatangi Rasulullah. Lalu mereka berkata, Apa
urusanmu menyebut-nyebut Shahib kami. Beliau balik bertanya, Siapa dia?
Mereka menjawab, isa. Bukankah engkau katakan dia adalah hamba Allah.
Rasulullah menjawab, Ya. Lalu mereka berkata, Apakah engkau pernah melihat
orang seperti isa atau engkau diberi tahu tentang-Nya?
Kemudian mereka pergi meninggalkan beliau. Lalu Rasulullah didatangi
Jibril dan berkata,Jika mereka datang lagi kepadamu, katakan kepada

35
mereka,Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) isa bagi Allah, seperti
(penciptaan) Adam... agar Iaknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang
dusta. (Ali Imran: 59-61)
Al-Baihaqi juga meriwayatkan dalam Dalaailun Nubuwwah dari Salamah
bin Abdi Yasyu dari ayahnya dari kakeknya bahwa sebelum turun firman Allah,
Thaasiin Sulaimaan, Rasulullah menulis surat untuk orang-orang Kristen Najran,
Dengan nama Tuhan Ibrahim, Ishaq dan Yaqub, dan Muhammad, seorang Nabi.
. ., dan seterusnya.
Di antara isi hadits tersebut adalah mereka mengutus Syarahbil bin Wadaah
al-Hamadani, Abdullah bin Syarahbil al-Ashbahi dan Jabbar al-Haritsi. Lalu ketiga
orang itu mendatangi Nabi saw.. Kemudian Rasulullah berdiskusi dengan mereka.
Ketiga orang itu bertanya kepada Rasulullah, Apa yang kau katakan tentang Isa?
Beliau menjawab, Saya tidak mempunyai jawaban untuk itu hari ini. Tinggallah
kalian di sini hingga saya memberi tahu kalian tentang jawabannya. Keesokan
harinya, Allah telah menurunkan kepada beliau firman-Nya, Sesungguhnya
perumpamaan (penciptaan) isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam... agar
Iaknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta. (Ali lmran: 59-61)
Ibnu Saad meriwayatkan dalam kitab ath-Thabaqat dari al-Azraq bin Qais, dia
berkata, Pada suatu hari Uskup Najran dan bawahannya mendatangi Nabi saw..
Lalu Nabi saw. mengajak mereka masuk Islam. Maka keduanya menjawab Kami
adalah orang-orang muslim sebelum kamu.
Rasulullah bersabda, Kalian bohong. Sesungguhnya ada tiga hal yang
membuat kalian tidak dalam Islam. Yaitu keyakinan kalian bahwa Allah mempunyai
seorang anak, makannya kalian daging babi, dan sujud kalian terhadap patung.
Maka keduanya bertanya kepada beliau, Kalau demikian, siapa ayah Isa?
Rasulullah tidak menjawab pertanyaan mereka hingga Allah menurunkan firman-
Nya,Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah,... hingga firman-
Nya, dan sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.(Ali Imran: 59-62) Lalu
beliau mengajak mereka untuk mulaanah. Namun keduanya menolak dan lebih
memilih untuk membayar jizyah, lalu keduanya kembali.

Ayat 65
Ibnu Ishaq meriwayatkan dengan sanadnya yang berulang-ulang dari Ibnu
Abbas, dia berkata, Pada suatu ketika orang-orang Nasrani dari Najran dan para
pendeta Yahudi berkumpul di tempat Rasulullah. Lalu mereka berdebat di sisi
beliau. Para pendeta Yahudi berkata, Ibrahim tidak lain adalah seorang Yahudi.

36
Orang-orang Nasrani membalas, Ibrahim tidak lain adalah orang Nasrani. Maka
Allah menurunkan firman-Nya, Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu berbantah-
bantahan...
Riwayat ini diriwayatkan al-Baihaqi dalam Dalaailun Nubuwwah.

Ayat 72
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Abdullah ibnush-Shaif,
Adi bin Zaid, dan al-Harits bin Auf saling mengajak, Mari kita beriman kepada apa
yang diturunkan oleh Allah kepada Muhammad dan para sahabatnya di pagi hari,
lalu kita kafir kepadanya di malam hari. Hingga kita merancukan agama mereka.
Semoga mereka juga melakukan hal yang sama dengan apa yang kita lakukan
sehingga mereka meninggalkan agama mereka itu. Maka Allah menurunkan
firman-Nya atas mereka, Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan
kebenaran dengan kebatilan,.. hingga firman-Nya, ...Allah Mahaluas, Maha
Mengetahui. (Ali lmran: 71-73)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi dari Abu Malik, dia berkata, Dulu
para pendeta Yahudi berkata kepada orang-orang yang mengikuti mereka, Jangan
kalian beriman kecuali dengan orang yang mengikuti agama kalian. Maka Allah
menurunkan firman-Nya, ...Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya petunjuk itu
hanyalah petunjuk Allah... . (Ali Imran: 73)

Ayat 77
Imam Bukhari, Imam Muslim, dan yang lainnya meniwayatkan bahwa al-
Asyats berkata, saya dan seorang Yahudi pernah mempunyai sebidang tanah
milik bersama. Lalu dia mengkhianatiku, maka saya mengadu kepada Rasulullah.
Lalu beliau bertanya kepadaku, Apakah engkau mempunyai bukti? Saya
jawab,Tidak. Beliau berkata kepada orang Yahudi itu,Bersumpahlah engkau.
Maka saya langsung katakan kepada beliau, Wahai Rasulullah. Jika dia bersumpah,
tentu dia akan membawa harta milik saya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-
sumpah mereka dengan harga murah, hingga akhir ayat.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Aufa bahwa seorang lelaki
menjual barang dagangannya di pasar. Lalu dia bersumpah atas nama Allah bahwa
dia telah menerima barang dagangan tersebut dengan harga di atas harga yang
dia tawarkan untuk membujuk seorang lelaki muslim. Maka turunlah firman Allah,
Sesungguhnya orang-orang yang rnemperjualbelikan janji Allah dan sumpah-
sumpah mereka dengan harga murah, hingga akhir ayat.

37
Ibnu Hajjar dalam syarah Bukhari berkata, Tidak ada kontradiksi antara dua
hadits ini, tetapi dapat dipahami bahwa sebab turun ayat ini adalah dua peristiwa.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa ayat ini turun pada Huyai bin Akhthab,
Kaab ibnul-Asyraf, dan orang-orang Yahudi lainnya yang menyembunyikan Taurat
asli yang diturunkan oleh Allah. Lalu mereka mengubahnya dan bersumpah bahwa
itu adalah dari Allah.
Al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, Ayat ini mempunyai kemungkinan beberapa sebab,
akan tetapi yang menjadi sandaran adalah yang disebutkan dalam Kitab Shahih.

Ayat 79
Ibnu Ishaq dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Abu
Rafi al-Qarzhi berkata, Ketika para pendeta Yahudi dan pendeta Nasrani dan Najran
berkumpul di tempat Rasulullah dan beliau mengajak mereka untuk masuk Islam,
mereka berkata, Apakah engkau ingin agar kami menyembahmu sebagaimana
orang-orang Nasrani menyembah Isa? Maka Rasulullah menjawab, Naudzu billah
(Kami berlindung kepada Allah dari hal itu). Maka Allah menurunkan firman-
Nya pada peristiwa itu, Tidak murigkin bagi seseorang..., hingga firman-Nya, ...
setelah kamu menjadi muslim? (Ali Imran: 79-80)
Abdurrazzaq dalam tafsirnya meriwayatkan dari Hasan al-Bashri, dia
berkata, datang kepada saya bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah,
Wahai Rasulullah, kami akan mengucapkan salam kepadamu sebagaimana kami
.mengucapkan salam kepada sesama kami. Lalu apakah kami perlu bersujud
kepadamu? Rasulullah menjawab, Tidak, akan tetapi muliakan Nabi kalian dan
ketahuilah hak keluarganya. Karena sesungguhnya tidak sepantasnya seseorang
sujud kepada selain Allah.Lalu Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 86
An-Nasai, Ibnu Hibban, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia
berkata, Dulu ada seorang lelaki dari Anshar yang masuk Islam lalu dia murtad.
Kemudian dia menyesal dan mengirim pesan kepada kaumnya yang isinya, Tanyakan
kepada Rasulullah apakah saya masih bisa bertobat? Maka turunlah ayat ini hingga
ayat 89. Setelah itu kaumnya mengirimkan berita gembira itu kepadanya, lalu dia
masuk Islam lagi.
Musaddad dalam musnadnya dan Abdurrazzaq meriwayatkan dari Mujahid,
dia berkata, Al-Harits bin Suwaid mendatangi Rasulullah dan masuk Islam.
Kemudian dia kafir lagi dan kembali kepada kaumnya. Lalu Allah menurunkan

38
firman-Nya atasnya, Bagaimana Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum
yang kafir setelah mereka beriman,... hingga firman-Nya, ... maka sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Ali Imran: 86-89)
Lalu seseorang dari kaumnya menyampaikan tentang ayat tersebut kepadanya
dan membacakannya kepadanya. Maka al-Harits berkata, Demi Allah, sungguh
engkau adalah orang yang sangat jujur. Sesungguhnya Rasulullah lebih jujur
darimu. Dan sesungguhnya Allah paling jujur. Lalu dia masuk Islam lagi dan
berislam dengan baik.

Ayat 97
Said bin Manshur meriwayatkan dari lkrimah. Ketika turun firman Allah, Dan
barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat
dia termasuk orang yang rugi.(Ali Imran: 85) Orang-orang Yahudi berkata, Kalau
demikian kami juga orang muslim. Rasulullah berkata, Sesungguhnya Allah
mewajibkan atas orang-orang muslim untuk menunaikan haji. Orang-orang Yahudi
menjawab, Haji tidak diwajibkan atas kami. Dan, mereka pun enggan menunaikan
haji. Maka Allah menurunkan firman-Nya,.. .Barangsiapa mengingkari (kewajiban)
haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya dari seluruh alam.

Ayat 100
AI-Faryabi dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,
Pada masa jahiliah orang-orang Aus dan al-Khazraj saling bermusuhan. Pada
suatu ketika, setelah kedatangan Islam, mereka berkumpul dan berbincang-
bincang tentang apa yang pemah terjadi di antara mereka sebelum kedatangan
Islam. Hingga akhirnya mereka sama-sama naik pitam dan sebagian mereka saling
menghunus senjata. Lalu turunlah firman Allah taala, Dan bagaimana kamu
(sampai) menjadi kafir.. (Ali Imran: 101) Dan dua ayat setelahnya.
Ibnu Ishaq dan Abusy Syekh meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, dia berkata,
suatu hari Syas bin Qais, seorang Yahudi, melintasi orang-orang dari kabilah Aus
dan Khazraj yang sedang berbincang-bincang. Syas sangat tidak suka dengan
keakraban kedua kabilah tersebut setelah permusuhan yang sekian lama terjadi
antar mereka. Maka dia menyuruh seorang pemuda Yahudi yang bersamanya untuk
ikut bergabung bersama orang-orang Aus dan Khazraj tersebut, lalu mengingatkan
mereka tentang Hari Biats. Pemuda itu pun melakukan perintah Syas. Akibatnya
orang-orang Aus dan Khazraj pun saling berselisih dan saling membangga-
banggakan kabilah mereka. Hingga seorang dari Aus yang bemama Aus bin Qaizhi
dan seorang dari Khazraj yang bemama Jabbar bin Shakar melompat berdiri dan

39
keduanya saling mencela. Amarah kedua kabilah tersebut pun memuncak dan
mereka sudah bersiap-siap untuk berperang. Lalu kejadian itu sampai kepada
Rasulullah. Maka beliau mendatangi mereka, lalu menyampaikan nasihat kepada
mereka dan memperbaiki kembali hubungan mereka. Mereka pun mendengarkan
dan menaati nasihat Rasulullah tersebut. Lalu Allah menurunkan firman-Nya pada
Aus dan Jabbar serta orang-orang yang bersama mereka, Wahai orang-orang
yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab (Ali
Imran: 100) Dan Allah menurunkan kepada Syas bin Qais firman-Nya, Katakanlah
(Muhammad), Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu menghalang-halangi ..(Ali
Imran: 99)

Ayat 113
Ibnu Abi Hatim, ath-Thabrani, dan lbnu Mandah dalam ash-Shahabah
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Ketika Abdullah bin Salam, Tsalabah
bin Saiyyah, Usaid bin Saiyyah, Asad bin Abd, dan orang-orang Yahudi lainnya
masuk Islam serta beriman, membenarkan Islam dan senang dengan Islam, para
pendeta Yahudi dan orang-orang kafir dari mereka berkata,Hanya orang-orang
yang tidak baik dari golongan kami yang beriman kepada Muhammad dan
mengikutinya. Seandainya mereka itu orang-orang yang baik, tentunya mereka
tidak akan meninggalkan agama nenek moyang mereka dan mengikuti yang lain.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya pada peristiwa itu,Mereka itu tidak sama....
Ahmad, an-Nasai dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Masud, dia berkata,
Pada suatu hari Rasulullah mengakhirkan shalat isya. Ketika beliau datang ke
masjid, orang-orang masih menunggu shalat. Lalu beliau bersabda, Sesungguhnya
tidak seorang pun dari pengikut agama-agama yang ada ini yang berzikir kepada
Allah pada waktu ini kecuali kalian.Lalu turun firman Allah, Mereka itu tidak
(seluruhnya) sama. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, mereka membaca
ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (shalat).... Dan Allah
Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Ali Imran: 113-115)

Ayat 118
Ibnu Jarir dan Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Dulu
orang-orang muslim menjalin hubungan baik dengan orang-orang Yahudi karena
ketika masa jahiliah mereka membuat janji setia untuk saling membela. Lalu Allah
menurunkan firman-Nya kepada mereka yang melarang mereka menjadikan orang-
orang Yahudi itu sebagai teman kepercayaan demi menghindari keburukan.

40
Ayat 121
Ibnu Abi Hatim dan Abu Yala meriwayatkan dari al-Miswar bin Makhramah,
dia berkata, Saya katakan kepada Abdurrahman bin Auf, Beri tahu saya tentang
kisah kalian pada Peperangan Uhud. Ibnu Masud menjawab,Bacalah ayat setelah
120 dari surah Ali Imran, maka engkau akan mendapati kisah kami, Dan (ingatlah),
ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari Hingga ayat, Ketika dua
golongan dari pihak kamu ingin (mundur) karena takut,...(Ali Imran: 122)
lbnu Masud berkata lagi, Mereka adalah orang-orang yang meminta jaminan
keamanan kepada orang-orang musyrik, hingga firman-Nya, Dan kamu benar-benar
mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya; maka (sekarang)
kamu sungguh, telah melihatnya dan kamu menyaksikannya. (Al i Imran: 143)
Ibnu Masud berkata, ltu adalah angan-angan para orang mukmin untuk bertemu
musuh, hingga firman-Nya, Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke
belakang (murtad)?... (Ali Imran: 144) Ibnu Masud berkata lagi, ltu adalah teriakan
setan pada Perang Uhud, yaitu, Muhammad telah terbunuh.Hingga firman-Nya,
.. . Keamanan (berupa) kantuk..., maksudnya adalah membuat mereka merasa
mengantuk.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, dia
berkata, Firman Allah, Ketika dua golongan dari kamu ingin (mundur) karena
takut.... (3: 122) Ayat itu turun kepada kami, Bani Salamah dan Bani Haritsah.
Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan
dari asy-Syabi bahwa pada Perang Badar orang-orang muslim mendengar bahwa
Kirz bin Jabir al-Muharibi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik. Hal itu
membuat mereka gelisah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Apakah tidak
cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu.. hingga ayat ..memakai tanda.
(Ali Imran: 124-125)
Kemudian Kirz mendengar berita kekalahan orang-orang musyrik. Maka dia
pun tidak jadi memberi bantuan kepada orang-orang musyrik dan Allah pun tidak
memberi bantuan pasukan lima ribu malaikat kepada orang-orang muslim.

Ayat 128
Ahmad dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa pada Perang Uhud, gigi
Nabi saw. patah, wajah beliau terluka hingga darah mengalir di wajah beliau. Lalu
beliau bersabda, Bagaimana satu kaum akan beruntung jika mereka melakukan
hal ini terhadap nabi mereka yang mengajak mereka kepada Tuhan mereka? Lalu
Allah menurunkan ayat ini

41
Ahmad dan al-Bukhari meniwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata, Saya
mendengar Rasulullah berdoa, Ya Allah laknatlah si Fulan. Ya Allah laknatlah al-
Harits bin Hisyam. Ya Allah laknatlah Suhail bin Amr. Ya Allah laknatlah Shafwan bin
Umayyah. Maka turunlah ayat ini. Lalu mereka semua diampuni.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah hadits yang semisal dengan di atas.
Al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, Cara menggabungkan kedua hadits di atas
adalah ketika shalat, Rasulullah mendoakan keburukan atas orang-orang yang
disebutkan tersebut setelah apa yang menimpa beliau pada Perang Uhud. Lalu
turunlah firman Allah pada dua hal tersebut secara bersamaan, tentang apa yang
menimpa beliau dan doa beliau karena hal itu.
Selanjutnya al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, Akan tetapi sebuah riwayat di
dalam Shahih Muslim membuat penggabungan tersebut menjadi rancu. hadits
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah di waktu fajar ketika
shalat berdoa, Ya Allah laknatlah Raal, Dzikwan, dan Ashiyyah. Hingga Allah
menurunkan, Itu bukan menjadi urusanmu (Muhammad)..... Bentuk kerancuan
yang ditimbulkannya adalah ayat di atas turun pada kisah Perang Uhud, sedangkan
kisah Raal dan Dzikwan terjadi setelahnya. Kemudian saya melihat ada illah (cacat)
pada hadits ini, yaitu terjadi idraj (kata-kata perawi yang masuk ke dalam hadits)
di dalamnya. Karena kata-kata, Hingga Allah menurunkan, adalah munqathi
dari riwayat az-Zuhri dari orang yang menyampaikannya kepada az-Zuhri. Hal itu
dijelaskan Muslim. Model balaagh (yaitu kata-kata seorang perawi, Telah sampai
kepada saya) seperti ini tidak bisa diterima dari orang yang saya sebutkan itu.
Al-Hafizh Ibnu Hajjar juga berkata, Kemungkinan juga bisa dikatakan
bahwa kisah Raal dan Dzakwan terjadi setelah Perang Uhud dan ayat di atas
turun belakangan dari sebab turunnya. Kemudian ayat di atas turun pada semua
peristiwa itu.
Terdapat riwayat tentang sebab turun ayat di atas yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhari di dalam tarikhnya dan oleh Ibnu lshaq dan Salim bin Abdillah bin
Umar, dia berkata, Seorang lelaki dari Quraisy mendatangi Rasulullah lalu berkata,
Sesungguhnya engkau melarang kami untuk mencaci. Kemudian dia membalikkan
badannya dan membelakangi Rasulullah lalu membuka pakaiannya sehingga
pantatnya kelihatan. Maka Rasulullah melaknatnya dan mendoakan keburukan
atasnya. Maka Allah menurunkan firmanNya, Itu bukan menjadi urusanmu
(Muhammad).. Kemudian lelaki itu masuk Islam dan dia pun berislam dengan
haik. Hadits ini Mursal ghariib.

42
Ayat 130
Al-Faryabi meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, Dulu orang-orang
melakukan jual beli dengan memberikan tenggang waktu pembayaran hingga
waktu tertentu. Ketika tiba waktu pembayaran namun si pembeli belum juga
sanggup membayar, si penjual menambahkan harganya dan menambahkan
tenggang waktunya. Lalu turunlah ayat ini.
Al-Faryabi juga meriwayatkan dari Atha, dia berkata, Pada masa jahiliah,
Tsaqif memberi utang kepada Bani Nadhir. Ketika tiba waktu pembayaran, mereka
berkata, Kami akan mengambil riba darinya dan kalian undur pelunasannya.Maka
turunlah ayat ini.

Ayat 140
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, Ketika berita tentang
Perang Uhud tidak kunjung tiba kepada para wanita, mereka pun keluar untuk
mencari informasi. Ketika di jalan mereka berpapasan dengan dua orang lelaki yang
sedang menunggang unta, lalu salah seorang wanita tersebut bertanya kepada
keduanya, Bagaimana keadaan Rasulullah?
Keduanya menjawab, Beliau masih hidup. Wanita tadi berkata, Jika demikian, saya
tidak peduli jika Allah menjadikan hamba-hamba-Nya sebagai syuhada. Dan turun
firman Allah seperti kata-kata wanita tadi, ...dan agar sebagian kamu dijadikan-
Nya (gugur sebagai) syuhada...

Ayat 143
lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Aufi dari lbnu Abbas bahwa beberapa
orang sahabat berkata, seandainya kita terbunuh sebagaimana mereka yang
terbunuh di Perang Badar. Atau mereka berkata, Seandainya ada peperangan lagi
seperti Peperangan Badar yang bisa kita ikuti, kita akan memerangi orang-orang
musyrik dan kita mendapatkan kemenangan. Atau kita mencari syahaadah dari
surga, atau bertahan hidup dan mendapatkan rezeki (ghanimah).
Lalu saat Perang Uhud pun tiba, dan Allah menakdirkan mereka masih hidup,
yang ikut berperang ternyata hanya orang-orang yang dikehendaki Allah saja.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Dan kamu benar-benar mengharapkan mati
(syahid) sebelum kamu ,nenghadapinya

Ayat 144
lbnul Mundzir meriwayatkan dari Umar, dia berkata, Ketika peperangan
Uhud, kami berpisah dengan Rasulullah. Lalu aku mendaki Gunung Uhud dan

43
mendengar orang-orang berkata, Muhammad telah terbunuh. Maka saya
berkata,Tak seorang pun yang mengatakan bahwa Muhammad telah terbunuh,
kecuali akan saya bunuh. Ketika saya perhatikan ke bawah Gunung Uhud, saya
melihat Rasulullah dengan orang-orang sedang kembali. Lalu turun firman Allah,
Dan Muhammad hanyalah seorang rasul;...
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari ar-Rabi, dia berkata, Ketika kekalahan
menimpa muslimin dan mereka berteriak-teriak memanggil Rasulullah, orang-
orang berkata, Rasulullah telah terbunuh. Maka sekelompok orang berkata,
Seandainya dia seorang nabi, tentu tidak akan terbunuh. Dan sekelompok orang
lainnya berkata, Berperanglah demi sesuatu yang untuknya Nabi kalian berperang,
hingga Allah memenangkan kalian atau kalian menyusul beliau. Lalu Allah
menurunkan ayat ini.
Al-Baihaqi meriwayatkan dalam Dalaailun Nubuwwah dari Abu Najih bahwa
seorang dari Muhajirin berpapasan dengan seorang Anshar yang berlumuran darah.
Lalu dia berkata, Apakah engkau merasa bahwa Muhammad telah terbunuh?
Maka orang Muhajir tadi menjawab, Jika beliau telah terbunuh, maka beliau telah
menyampaikan risalahnya. Maka berperanglah kalian demi agama kalian. Lalu
turunlah firman Allah di atas.
Ibnu Rahawaih meriwayatkan dalam musnadnya dari az-Zuhri bahwa ketika
Peperangan Uhud setan meneriakkan bahwa Rasulullah telah terbunuh. Kaab bin
Malik berkata, Saya orang pertama yang mengetahui kondisi Rasulullah sebenarnya.
Saya melihat beliau memakai topi baja, lalu saya berteriak, Itu Rasulullah. Lalu
Allah menurunkan firman-Nya, Dan Muhammad hanyalah seorang rasul...

Ayat 154:
Ibnu Rahawaih meriwayatkan dari az-Zubair, dia berkata, Ketika ketakutan
sangat menghantui kami pada Perang Uhud dan Allah menurunkan rasa kantuk
kepada kami hingga setiap orang dan kami kepalanya tertunduk sampai dagunya
menempel di dadanya karena tidur, saya seperti bermimpi mendengar kata-kata
Mutab bin Qusyair, Sekiranya kita memiliki hak campur tangan dalam urusan ini,
niscaya kita tidak akan terbunuh di sini. Lalu Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 161:
Abu Dawud dan at-Tirmidzi (menghasankannya) meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, dia berkata, Ayat di atas turun pada sebuah kain merah yang hilang pada
Peperangan Uhud. Maka beberapa orang berkata,Mungkin Rasulullah telah
mengambilnya. Maka Allah menurunkan firman-Nya, Dan tidak mungkin seorang

44
nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang).
Ath-Thabrani dalam al-Mujamul Kabiir meriwayatkan dengan sanad yang
para perawinya tsiqah dan Ibnu Abbas, dia berkata, Pada suatu ketika Rasulullah
mengirim satu tentara. Kemudian panjinya kembali. Lalu beliau mengirim kembali,
namun panjinya kembali juga. Kemudian beliau mengutus kembali, lalu panjinya
dikembalikan dengan emas sebesar kepala kijang. Maka turunlah firman Allah, Dan
tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang)..

Ayat 165
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Umar ibnul-Khaththab, dia berkata, Pada
Perang Uhud, orang-orang muslim dihukum karena apa yang mereka lakukan
pada Perang Badar, yaitu karena mereka mengambil tebusan dari musuh untuk
membebaskan tawanan. Sehingga pada Perang Uhud tujuh puluh orang terbunuh,
para sahabat melarikan diri, gigi Rasulullah patah, topi baja beliau pecah, dan
darah mengalir di wajah beliau. Maka Allah menurunkan firmanNya, Dan mengapa
kamu (heran) ketika ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud),...

Ayat 169 :
Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,
Rasulullah bersabda, Ketika saudara-saudara kalian terbunuh pada Perang
Uhud,Allah menjadikan ruh-ruh mereka di dalam tubuh burung-burung hijau yang
minum dari sungai-sungai surga dan makan dari buahnya. Lalu burung-burung itu
terbang keperaduan di dalam lampu yang terbuat dari emas di bawah naungan
Arasy. Ketika mereka mendapati makanan dan minuman mereka yang nikmat serta
tempat istirahat yang bagus, mereka berkata, Seandainya saudara-saudara kami
tahu apa yang diberikan Allah kepada kami sehingga mereka tidak enggan untuk
berjihad dan tidak mundur dari peperangan.Maka Allah berfirman kepada mereka,
Aku menyampaikan hal itu kepada saudara-saudara kalian. Lalu Allah menurunkan
firman-Nya, janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan
Allah itu mati.... Dan ayat setelahnya. At-Tirmidzi juga meriwayatkan dari Jabir
riwayat yang semisal di atas.

Ayat 172 :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibni Abbas, dia berkata,
Sesungguhnya Allah telah membuat hati Abu Sufyan merasa takut pada Perang
Uhud setelah apa yang dia lakukan. Lalu dia kembali ke Mekah. Rasulullah bersabda,
Sesungguhnya Abu Sufyan telah menang sedikit atas kalian. Dia telah kembali dan

45
Allah telah membuatnya ketakutan. Perang Uhud terjadi pada bulan Syawal, dan
para pedagang datang ke Madinah pada bulan Dzul Qaidah. Lalu mereka singgah
di Badar Shughra. Mereka datang setelah Perang Uhud terjadi. Ketika itu orang-
orang mukmin banyak yang masih terluka dan belum sembuh. Lalu Rasulullah
mengajak orang-orang untuk berangkat bersama beliau.
Lalu setan pun datang dan menakut-nakuti anak buahnya dengan berkata,
Sesungguhnya para musuh telah berkumpul untuk menyerbu kalian. Maka
mereka yidak mengikutinya dan berkata, Sesungguhnya aku tetap pergi
berperang, walaupun tidak ada seorang pun yang mengikutiku. Rasulullah pun
mengajak Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, az-Zubair, Saad, Thalhah, Abdurrahman
bin Auf, Abdullah bin Masud, Hudzaifah ibnul-Yaman, dan Abu Ubaidah ibnul-
Jarrah dalam pasukan yang berjumlah tujuh puluh orang. Lalu mereka bergerak
mencari Abu Sufyan hingga sampai di Shafra. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
(Yaitu) orang-orang yang menaati (perintah) Allah dan Rasul...
Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas, dia
berkata, Ketika orang-orang musyrik kembali dari Uhud, mereka berkata, Kalian
tidak membunuh Muhammad, tidak pula membawa gadis-gadis yang muda.
Sungguh buruk apa yang kalian lakukan ini. Kembalilah!
Rasulullah mendengar hal itu. Lalu beliau mengutus beberapa orang muslim
hingga sampai Hamraaul Asad atau sumur Abu Utaibah. Lalu Allah menurunkan
firman-Nya,(Yaitu) orang-orang yang menaati (perintah) Allah dan Rasul..
Ketika itu Abu Sufyan berkata kepada Rasulullah, Kita akan ketemu lagi di
Badar karena di sana kalian telah membunuh teman-teman kami. Mendengar hal
itu, para pengecut segera kembali, sedangkan para pemberani mempersiapkan
peralatan perang dan keperluan untuk berdagang. Lalu mereka mendatangi
Badar, namun mereka tidak menemukan seorang pun di sana. Maka mereka pun
berdagang. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,Maka mereka kembali dengan
nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah,.. (Ali Imran: 174)
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Abu Rafi bahwa Nabi saw. mengutus Ali
bersama sejumlah orang untuk mencari Abu Sufyan. Di perjalanan mereka bertemu
dengan seorang Arab pedalaman yang berasal dan Khuzaah. Dia berkata, Orang-
orang itu telah berkumpul untuk menyerang kalian. Ali dan rombongannya
berkata, Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik pembela. Maka
turunlah pada mereka ayat ini.

Ayat 181:

46
Ibnu Ishaq dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,
Pada suatu hari Abu Bakar mendatangi rumah Madras. Di sana dia mendapati
orang-orang Yahudi sedang berkumpul bersama seorang lelaki benama Fanhash.
dia berkata kepada Abu Bakar, Wahai Abu Bakar, demi Allah, kita sungguh tidak
mempunyai kebutuhan kepada Allah, Dialah yang faqir. Seandainya Dia kaya, tentu
Dia tidak akan meminta pinjaman kepada kita, sebagaimana dikatakan temanmu
itu. Mendengar itu, Abu Bakar pun marah, dan memukul wajah lelaki Yahudi
itu. Fanhash pun segera pergi menemui Rasulullah untuk mengadukan apa yang
dilakukan Abu Bakar terhadapnya. Dia berkata, Wahai Rasulullah, lihatlah apa yang
dilakukan temanmu ini terhadapku! Rasulullah pun bertanya, Wahai Abu Bakar,
apa yang membuatmu melakukannya? Dia menjawab, Wahai Rasulullah, dia telah
mengatakan kata-kata yang sangat buruk. Dia berkata bahwa Allah itu fakir dan
mereka tidak membutuhkan-Nya. Namun Fanhash tidak mengakuinya. maka Allah
menurunkan, Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi)
yang mengatakan,...
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Ketika turun
firman Allah, Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik (2:
245) Orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah lalu mereka berkata, Wahai
Muhammad, apakah Tuhanmu menjadi fakir sehingga Dia meminta-minta kepada
hamba-Nya? Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 186 :
Ibnu Abi Hatim dan Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan
sanad yang baik bahwa ayat tersebut turun terhadap apa yang terjadi antara Abu
Bakar dan Fanhash, karena kata-katanya, Sesungguhnya Allah fakir dan kamilah
yang kaya.
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Mamar dari az-Zuhri, dari Abdurrahman bin
Kaab bin Malik bahwa ayat ini turun pada Kaab ibnul-Asyraf yang mengejek Nabi
saw. dan para sahabat beliau dengan syairnya.

Ayat 188:
Imam Bukhari, Imam Muslim, dan yang lainnya meriwayatkan dari humaid bin
Abdurrahman bin Auf bahwa Marwan berkata kepada penjaga pintu rumahnya,
Wahai Rafi, temuilah Ibnu Abbas. Katakan kepadanya,Jika setiap orang dari kita
yang senang dengan apa yang didapatkannya dan suka dipuji karena apa yang
tidak dilakukannya akan diazab, tentu kita semua akan diazab.
Ketika ditemui dan mendengar pertanyaan itu, lbnu Abbas berkata, Ayat ini

47
turun pada Ahli Kitab yang ditanya oleh Nabi saw. tentang sesuatu, lalu mereka
menyembunyikan jawabannya dan tidak mau menyampaikannya kepada beliau.
Dan mereka memberi tahu beliau dengan jawaban yang tidak henar. Lalu mereka
pergi setelah berkata kepada beliau bahwa mereka telah menjawab pertanyaan
beliau dengan sebenamya Mereka juga meminta pujian karenanya dan mereka
berbahagia karena apa yang mereka lakukan, yaitu menyembunyikan apa yang
ditanya Rasulullah.
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa
ketika Rasulullah berangkat untuk berperang, orang-orang munafik selalu tidak
ikut berangkat. Mereka bahagia dengan ketidakberangkatan mereka itu. Ketika
Rasulullah kembali, mereka meminta maaf kepada beliau sembari bersumpah,
dan mereka ingin dipuji karena apa yang sebenamya tidak mereka lakukan. Maka
turunlah firman Allah, Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira
dengan apa yang telah mereka kerjakan...
Abdurrazzaq dalam tafsirnya meriwayatkan dari Zaid bin Aslam bahwa pada
suatu ketika Rafi bin Khudaij dan Zaid bin Tsabit berada di tempat Marwan. Lalu
Marwan bertanya, Wahai Rafi, pada peristiwa apa turun ayat, Jangan sekali-kali
kamu mengira. Rafi menjawab, Ayat ini turun pada orang-orang munafik
yang selalu meminta uzur karena tidak ikut berperang. Mereka berkata, Tidak ada
yang menghalangi kami untuk berangkat bersama kalian, kecuali kesibukan kami.
Sebenamya kami ingin sekali berangkat bersama kalian. Maka Allah menurunkan
ayat itu.
Tapi Marwan tampak tidak setuju dengan apa yang dikatakan Rafi tersebut.
Maka Rafi terkejut dengan sikap Marwan dan dia segera bertanya kepada Zaid bin
Tsabit, Demi Allah, apakah engkau tahu apa yang saya katakan? Zaid menjawab,
Ya, saya mengetahuinya.
Al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, riwayat ini dan riwayat dari Ibnu Abbas dapat
digabungkan dengan menyatakan bahwa ayat ini kemungkinan turun pada dua
kelompok tersebut.
Ibnu Hajjar berkata juga, Al-Farra meriwayatkan bahwa ayat ini turun pada
kata-kata orang-orang Yahudi, Kami adalah Ahli Kitab yang pertama, umat yang
pertama melakukan shalat, dan umat yang pertama taat kepada Tuhan. Namun,
mereka tetap tidak mengakui Muhammad.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari beberapa dan beberapa orang tabiin
riwayat yang serupa dan dipilih oleh lbnu Jarir. Dan tidak masalah ayat ini turun
pada semua itu.

48
Ayat 190 :
Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,
Orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada
mereka, Apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian? Orang-orang Yahudi
itu menjawab, Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.
Lalu orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya
kepada mereka, Apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa? Mereka menjawab, Dia
dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan
orang mati. Lalu mereka mendatangi Nabi saw. lalu mereka berkata kepada
beliau,Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit Shafa dan Marwah
menjadi emas untuk kami. Lalu beliau berdoa, maka turunlah ayat ini

Ayat 195 :
Abdurrazzaq, Said bin Manshur, at-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan dari Ummu Salamah, dia berkata, Wahai Rasulullah, saya tidak
mendengar Allah menyebutkan para wanita yang melakukan hijrah.Maka Allah
menurunkan ayat ini.

Ayat 199 :
An-Nasai meriwayatkan dari Anas, dia berkata, Ketika berita tentang
meninggalnya an-Najasyi sampai kepada Rasulullah, beliau bersabda,Mari shalati
dia. Para sahabat menjawab, Wahai Rasulullah, apakah kami melakukan shalat
atas seorang budak dari Ethiopia? Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Dan
sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah,..
Ibnu Jarir juga meriwayatkan yang serupa dengannya dan Jabir. Dan dalam al-
Mustadrak, al-Hakim meriwayatkan dari Abdullah ibnuz-Zubair, dia berkata, Turun
pada an-Najasyi firman Allah,
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah,....

SURAT AN-NISA

Ayat 4 :
Ibnu abi Hatim meriwayatkan bahwa Abu Shaleh berkata, Dulu jika seseorang
menikahkan anaknya, maka dia mengambil mahar yang diberikan suaminya untuk
anaknya. Lalu Allah melarang hal itu dan menurunkan ayat ini.

Ayat 7:
Abusy Syekh dan Ibnu Hibban meriwayatkan dalam Kitab al-Faraaidh dari al-

49
Kalbi dari Abu Shaleh bahwa Ibnu Abbas berkata, Dulu orang-orang jahiliah tidak
memberi warisan kepada anak-anak perempuan dan anak-anak mereka yang masih
kecil hingga mereka remaja. suatu ketika seorang Anshar yang bernama Aus bin
Tsabit wafat dan meninggalkan dua orang anak perempuan serta dua orang anak
lelaki yang masih kecil. Lalu dua orang anak pamannya, Khalid dan Arthafah yang
status keduanya adalah ashabah, datang mengambil semua warisannya. Maka,
bekas istrinya pun mendatangi Rasulullah saw. dan menyampaikan hal itu kepada
beliau. Lalu beliau menjawab, Saya tidak tahu apa yang harus saya katakan. Lalu
turunlah, Bagi laki-laki ada hak bagian dan harta peninggalan kedua orang tua dan
kerabatnya,.. (an-Nisaa: 7)

Ayat 11:
Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasai, dan Ibnu Majah
meriwayatkan bahwa Jabir bin Abdillah berkata, Ketika saya sakit, dengan berjalan
kaki Rasulullah saw. dan Abu Bakar menjenguk saya di tempat Bani Salamah. Ketika
sampai, mereka mendapati saya pingsan. Lalu Rasulullah saw. minta diambilkan air
kemudian berwudhu lalu memercikkan air di wajah saya. Saya pun tersadarkan diri.
Lalu saya bertanya kepada beliau, Apa yang harus saya lakukan terhadap hartaku?
Maka turunlah firman Allah, Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang
(pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki
sama dengan bagian dua orang anak perempuan..
Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan al-Hakim meriwayatkan bahwa Jabir
berkata, Pada suatu hari istri Saad bin Rabi mendatangi Rasulullah saw. lalu
berkata, Wahai Rasulullah, ini dua orang anak perempuan Saad. Dan Saad syahid
pada Perang Uhud ketika bersamamu. Paman mereka telah mengambil semua
harta mereka tanpa meninggalkan sedikit pun, sedangkan keduanya tidak mungkin
dinikahkan kecuali jika mempunyai harta. Maka Rasulullah saw. bersabda, Allah
akan memutuskan hal ini. Maka turunlah ayat tentang warisan.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, Orang-orang yang mengatakan bahwa ayat ini
turun pada kisah dua orang anak perempuan Saad dan tidak turun pada kisah
Jabir berpegang pada cerita ini, apalagi ketika itu Jabir belum mempunyai anak.
Jawaban bagi mereka adalah ayat ini turun pada dua kisah tersebut. Kemungkinan
ia turun pertama kali pada kisah dua anak perempuan itu, sedangkan akhir ayat
itu, Jika seseorang meninggal, baik laki-laki mau pun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak,...(an-Nisaa: 12) turun pada
kisah Jabir. Adapun yang dimaksud Jabir dalam kata-kata, Lalu turun ayat,Allah

50
mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-
anakmu... (an-Nisaa: 11), adalah ayat tentang Kalalah yang bersambung dengan
ayat ini.
Ada juga sebab ketiga dari turunnya ayat ini, yaitu yang diriwayatkan Ibnu
Jarir bahwa as-Suddi berkata, Dulu orang-orang jahiliah tidak memberi warisan
kepada anak-anak perempuan mereka dan anak-anak lelaki mereka yang masih
kecil. Mereka hanya memberikan warisan kepada anak-anak mereka yang sudah
mampu berperang. Pada suatu ketika, Abdurrahman, saudara Hassan sang penyair,
meninggal dunia dan meninggalkan seorang istri yang bernama Ummu Kuhhah
dan lima orang anak perempuan. Lalu para ahli waris laki-lakinya mengambil harta
warisannya. Maka Ummu Kuhhah mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw..
Turunlah ayat, ...Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari
dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan.... (an-Nisaa:
11)
Kemudian Allah berfirman kepada Ummu Kuhhah,.. .Para istri memproleh
seperti seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak.
Jika kami mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta
yang kamu tinggalkan (an-Nisaa: 12).
Ada versi lain dalam kisah Saad ibnur Rabi ini. Al-Qadhi IsmaiI meriwayatkan
dalam Ahkaamul Quran dari Abdul Malik bin Muhammad bin Hazm bahwa dulu
Umrah binti Hizam adalah istri Saad ibnur Rabi. Saad terbunuh pada Perang Uhud
dan meninggalkan seorang anak perempuan. Lalu Umrah binti Hazm mendatangi
Rasulullah saw. meminta warisan untuk anaknya. Tentang kasusnya turun firman
Allah taala, Dan mereka meminta fatwa kepadarnu tentang perempuan (an-
Nisaa: 127)

Ayat 19 :
Al-Bukhari, Abu Dawud, dan an-Nasai meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas
berkata, Dulu jika seseorang meninggal dunia maka para walinya melupakan
orang-orang yang lebih berhak terhadap bekas istri-istri mereka dari pada keluarga
para wanita itu sendiri. Sebagian
mereka ada yang menikahinya, ada juga yang menikahkannya dengan orang
lain. Lalu turunlah firman Allah ini.
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad hasan bahwa Abu
Umamah bin Sahl bin Hunaif berkata, Ketika Abu Qais ibnul Aslat meninggal dunia,
anaknya ingin menikahi bekas istrinya. Hal ini memang kebiasaan orang-orang

51
pada masa jahiliah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, .. . Tidak halal bagi kamu
mewarisi perempuan dengan jalan paksa (an-Nisaa: 19) Riwayat ini mempunyai
penguat dari Ikrimah dari Ibnu Jarir.
Ibnu Abi Hatim, al-Faryabi, dan ath-Thabrani meriwayatkan dari Adi bin Tsabit
bahwa seorang Anshar berkata, Abu Qais adalah salah seorang Anshar yang shaleh.
Ketika dia meninggal dunia, anaknya melamar bekas istrinya. Wanita itu berkata,
Saya menganggapmu sebagai anak sendiri dan di kaummu engkau termasuk
orang yang saleh. Lalu wanita itu mendatangi Nabi saw. dan memberi tahu
beliau tentang hal itu. Lalu Rasululiah saw. memerintahkannya untuk kembali ke
rumahnya. Lalu turunlah firman Allah, Dan janganlah kamu menikahi perempuan-
perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian pada masa) yang
telah lampau.... (an-Nisaa: 22)
Ibnu Saad meriwayatkan bahwa Muhammad bin Kab al-Qarzhi berkata,
Dulu, jika seseorang meninggal dunia dan meninggalkan seorang istri, maka
anaknya lebih berhak untuk menikahi bekas istrinya itu jika bukan ibunya sendiri,
atau jika dia mau dia bisa menikahkannya dengan orang lain. Ketika Abu Qais
meninggal dunia, anaknya, Muhshan, mewarisi hak untuk menikahi bekas istrinya
dan tidak memberikan warisan harta kepada bekas istri ayahnya itu. Lalu wanita
itu mendatangi Nabi saw. dan menyampaikan kepada beliau tentang hal itu.
Maka Rasulullah saw. bersabda kepadanya kembalilah ke rumahmu, semoga Allah
menurunkan sesuatu padamu. Lalu turunlah firman Allah taala, Dan janganlah
kamu menikahi perempuan-Perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali
(kejadian pada masa) yang telah Iampau. (an-Nisaa: 22) Dan turun juga, Tidak
halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan paksa. (an-Nisaa: 19)
Ibnu Saad juga meriwayatkan bahwa az-Zuhri berkata, Ayat ini turun pada
beberapa orang Anshar. Ketika itu jika seseorang dari mereka meninggal dunia,
orang yang paling berhak terhadap bekas istrinya adalah walinya. Lain walinya itu
menjadikan bekas istrinya tersebut ikut dengannya hingga meninggal dunia.
lbnu Jarir juga meriwayatkan bahwa Ibnu Juraij berkata, Pada suatu hari saya
bertanya kepada Atha tentang firman Allah, ...(dan diharamkan bagimu) istri-
istri anak kandungrnu (menantu),... (an-Nisaa: 23). Dia menjawab, Kami pernah
berbincang-bincang bahwa ayat ini turun pada Nabi Muhammad saw. ketika
menikahi istri Zaid bin Haritsah. Ketika itu orang-orang musyrik mengejek beliau
karena hal itu. Maka turun firman Allah, .. . (dan diharamkan bagimu) istri-istri
anak kandungmu (menantu),... (an-Nisaa: 23) Dan turun juga, ...dan Dia tidak
menjadikan anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri)... (al-Ahzaab : 4)

52
Dan turun pula, Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu,...
(al-Ahzaab: 40)

Ayat 24:
Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan an-Nasai meriwayatkan bahwa Abu Said
al-Khudri berkata, Kami mendapatkan para tawanan wanita dari Authas yang
mempunyai suami. Dan kami merasa tidak enak untuk menggauli mereka karena
status mereka tersebut. Kami pun bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal itu.
Lalu turunlah firman Allah, Dan (dihararnkan juga kamu menikahi) perempuan
yang bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kamu
miliki.. Maksudnya, Kecuali para wanita yang kalian peroleh dari berperang.
Dengan itu mereka pun menjadi halal untuk kami gauli.
Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Ayat ini turun
ketika perang hunain. Ketika itu muslimin mendapatkan tawanan para wanita
Ahli Kitab yang masih mempunyai suami. Ketika mereka akan didatangi, mereka
berkata,Saya masih bersuami. Rasulullah saw. pun ditanya tentang hal itu. Lalu
Allah menurunkan ayat ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mamar bin Sulaiman bahwa ayahnya berkata,
Seorang Hadhrami mengatakan bahwa para lelaki dulu menetapkan atas dirinya
untuk membayar mahar dalam jumlah tertentu. kemudian terkadang ia kesulitan
untuk membayarnya. Maka turunlah firman Allah, ...dan tiadalah mengapa bagi
kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan
mahar itu. (an-Nisaa: 24)

Ayat 32 :
At-Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan bahwa Ummu Salamah berkata, Para
lelaki berangkat berperang, sedangkan para wanita tidak. Dan kami juga hanya
mendapatkan setengah bagian dan warisan. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada
sebagian kamu atas sebagian yang lain. Dan Allah menurunkan pada Ummu
Salamah, Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim. (al-Ahzaab: 35)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Pada suatu hari
seorang wanita mendatangi Nabi saw.. Lalu dia berkata, Wahai Rasulullah, seorang
lelaki mendapatkan bagian dua orang perempuan dan kesaksian dua orang
perempuan sama dengan kesaksian satu orang lelaki. Apakah dalam amal ibadah
juga nasib kami demikian? Jika seorang wanita melakukan kebajikan maka dia
mendapatkan setengah pahala kebajikan? Maka Allah menurunkan, Dan janganlah

53
kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu
atas sebagian yang lain ...,hingga akhir ayat.

Ayat 33 :
Abu Dawud meriwayatkan dalam Sunannya dari ibnu Ishaq bahwa Dawud
ibnul Hushain berkata, Dulu saya membacakan Al-Quran pada Ummu Saad
bintur Rabi. Dulunya dia adalah anak yatim yang tinggal bersama Abu Bakar. Pada
suatu hari saya membaca ayat, Walladziina aaqadat aimaanukum..., (dengan
ain ber-mad). Dia berkata, Bukan demikian, akan tetapi, Walladziina aqadat
aimaanukum..., (dengan ain tidak ber-mad ). Ayat ini turun pada Abu Bakar
dan anaknya, Abdurrahman, ketika dia tidak mau masuk Islam. Lalu Abu Bakar
bersumpah bahwa dia tidak akan memberinya warisan. Maka ketika Abdurrahman
masuk Islam, Abu Bakar diperintahkan untuk memberikan bagian warisan
kepadanya.

Ayat 34 :
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Hasan aI-Bashri berkata, Seorang wanita
mendatangi Nabi saw. dan mengadu bahwa suaminya telah menamparnya. Beliau
bersabda, Balaslah sebagai qishash-nya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Laki-
laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri),... Maka wanita itu kembali ke
rumah, tanpa meng-qishash-nya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari berbagai dari Hasan al-Bashri, dan di sebagian
disebutkan, Pada suatu ketika seorang lelaki Anshar menampar istrinya. Lalu
istrinya mendatangi Nabi saw. untuk meminta diperbolehkan qishash. Lalu Nabi
saw. menetapkan suaminya harus diqishas. Maka turunlah, ...Dan janganlah
engkau (Muhammad) tergesa-gesa (menbaca)Al-Quran sebelum selesai diwahyukan
kepadamu,... (Thaahaa: 114) Dan turun, Laki-laki (suami) itu pelindung bagi
perempuan (istri),...(an-Nisaa : 34)
Ibnu Jarir juga meriwayatkan semisalnya dari Ibnu Juraij dan as-Suddi.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan bahwa Ali berkata, Seorang lelaki dari Anshar
mendatangi Nabi saw. dengan istrinya. Lalu istrinya berkata, Wahai Rasulullah,
suami saya ini telah memukul wajah saya hingga membekas. Rasulullah saw. pun
bersabda, Seharusnya dia tidak perlu melakukannya. Lalu Allah menurunkan ayat
ini. Riwayat-riwayat ini menjadi syahid dan saling menguatkan.

Ayat 37 :
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Said bin Jubair berkata, Para ulama Bani

54
Israel dulu sangat kikir untuk mengajarkan ilmu mereka. Maka Allah menurunkan
firman-Nya, (Yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan
menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.
Ibnu Abi Jarir meriwayatkan melalui Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abi
Muhammad dari Ikrimah atau Said dari Ibnu Abbas, dia berkata, Kardum bin
Zaid-sekutu Kab ibnul Asyraf, bersama Usamah bin Habib, Nafi bin Abi Nafi, Bahri
bin Amr, Huyay bin Akhthab, dan Rifaah bin Zaid ibnut Tabut mendatangi beberapa
orang Anshar dan memberi nasihat kepada mereka, Janganlah kalian sedekahkan
harta kalian. Karena kami khawatir kalian akan menjadi fakir dengan hilangnya
harta itu. Dan jangan terburu-buru kalian menyedekahkannya karena kalian tidak
tahu apa yang akan terjadi. Maka Allah menurunkan ayat ini dan ayat selanjutnya.

Ayat 43 :
Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan al-Hakim meriwayatkan bahwa Ali berkata, suatu
hari Abdurrahman bin Auf membuatkan makanan untuk kami. Lalu dia mengundang
kami untuk makan dan menyediakan khamar sebagai minumannya. Lalu saya
meminum khamar itu. Kemudian tiba waktu shalat dan orang-orang menyuruhku
untuk menjadi imam. Lalu saya membaca ayat, Katakanlah (Muhammad), Wahai
orang-orang kafir! aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kami
menyembah apa yang kalian sembah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat, ketika kamu dalam
keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan,...
Al-Faryabi, lbnu Abi Hatim, dan Ibnul Mundzir meriwayatkan bahwa Ali
berkata, Firman Allah, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu)
dalam keadaan junub kecuali sekadar melewati jalan saja(an-Nisaa: 43), turun
pada seseorang yang melakukan perjalanan kemudian dia junub lalu tayammum
dan shalat setelahnya.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan bahwa al-Asla bin Syuraik berkata, Saya dulu
sering mempersiapkan unta Nabi saw. sebelum beliau bepergian dengannya. Lalu
pada malam hari yang dingin saya junub. Saya pun tidak berani mandi karena takut
mati kedinginan atau sakit. Maka saya pun menanyakan hal itu kepada Nabi saw..
Lalu turunlah firman Allah, Hal orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat,
sedang kamu dalam keadaan mabuk. . . (sampai akhir ayat).
Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Asla berkata, Dulu saya membantu
Nabi saw. dan menemani beliau jika melakukan perjalanan. Pada suatu hari beliau
berkata kepada saya, Wahai Asla, siapkanlah untaku. Lalu saya berkata kepada

55
beliau, Wahai Rasulullah saya junub. Beliau pun terdiam. Kemudian beliau
didatangi Jibril dengan ayat tentang tayamum Lalu Rasululiah saw. bersabda,
Wahai Asla, bertayamumlah Lalu beliau memperlihatkan cara bertayamum yaitu
dengan satu sentuhan di tanah untukk mengusap wajah dan satu sentuhan lagi
untuk mengusap kedua tangan hingga kedua siku. Lalu saya pun bertayamum.
Setelah itu saya pergi menemani beliau.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Yazid bin Abi Habib bahwa dulu jalan ke pintu
rumah beberapa orang Anshar berada langsung di dalam masjid. Dan terkadang
mereka junub ketika mereka tidak mempunyai air di rumah. Ketika mereka ingin
mengambil air, tidak ada jalan kecuali melalui masjid. Maka Allah menurunkan,
dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali
sekadar melewati jalan saja,... (an-Nisaa : 43)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Mujahid berkata, ayat ini turun pada
seorang lelaki dari Anshar yang sedang sakit dan tidak mampu berdiri untuk
berwudhu. Sedangkan dia juga tidak mempunyai pembantu yang mengambil
air untuknya. Lalu hal itu disampaikan kepada Rasulullah saw.. Maka turunlah,
Adapun jika kamu sakit (an-Nisaa: 43)
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibrahim an-Nakhai berkata, Para shahabat
Nabi saw. terluka kemudian mereka junub. Lalu mereka mengadukan hal itu kepada
Nabi saw.. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 44:
lbnu Ishaq meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Dulu Rifaah bin Zaid
ibnut Tabut adalah salah seorang pembesar di kalangan orang-orang Yahudi. Setiap
kali Rasulullah saw. menyampaikan sabdanya, dia selalu berkata, Arina samak
ya Rasulullah hingga kami dapat memahamkan kamu. Kemudian dia menjelek-
jelekkan Islam dengan pengakuan palsunya. Maka Allah menurunkan firman-Nya
padanya, Tidakkah kamu memperhatikan orang yang telah diberi bagian Kitab
(Taurat)? Mereka membeli kesesatan (dengan petunjuk)...

Ayat 47 :
Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, suatu hari Rasulullah
saw. berbicara kepada para pendeta Yahudi. Di antara mereka terdapat Abdullah
bin Shuriya dan Kab bin Usaid. Beliau bersabda, Wahai orang-orang Yahudi,
bertakwalah kepada Allah dan masuk Islamlah Demi Allah, kalian benar-benar tahu
bahwa apa yang aku sampaikan adalah benar. Mereka berkata,Tidak kami tidak
tahu akan hal itu wahai Muhammad. Turunlah firman Allah pada mereka, Wahai

56
orang-orang yang telah diberi Kitab! Berimanlah kamu kepada apa yang telah
Kami turunkan (Al-Quran)....

Ayat 48:
Ibnu Abi Hatim dan ath-Thabrani meriwayatkan dari Abu Ayub al-Anshari
bahwa pada suatu hari seseorang mengadu kepada Nabi saw., Wahai Rasulullah,
seorang keponakan lelaki saya tinggal bersama saya. Dia selalu melakukan hal-hal
yang diharamkan dan tidak mau meninggalkannya
Rasulullah saw. kemudian bertanya, Apa agamanya? Dia menjawab, Dia
melakukan shalat dan mengesakan Allah. Lalu Rasulullah saw. bersabda, Mintalah
agamanya darinya. Jika dia enggan melakukannya, belilah agamanya.
Lalu lelaki itu melakukan apa yang diperintahkan oleh Rasulullah saw.. Namun
keponakannya enggan melakukannya. Kemudian lelaki itu mendatangi Rasulullah
saw. kembali dan memberitahukan tentang hal itu, Wahai Rasulullah, dia sangat
mencintai agamanya. Maka turunlah firman Allah, Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni
apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.. (an-Nisaa: 48)

Ayat 49:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, orang-orang
Yahudi menyuruh maju anak-anak mereka untuk memimpin sembahyang mereka
dan mempersembahkan kurban-kurban mereka. Mereka mengira bahwa dengan
itu mereka tidak mempunyai kesalahan dan dosa. Maka Allah menurunkan firman-
Nya, Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya
suci (orang Yahudi dan Nasrani)?... Ibnu Jarir juga meriwayatkan hadits serupa
dari Ikrimah, Mujahid, Abu Malik, dan yang lain.

Ayat 51-54:
Ahmad dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Ketika
Kab ibnul Asyraf datang ke Mekah, orang-orang Quraisy berkata, Tidakkah kalian
melihat orang yang bertahan terpisah dari kaunmya itu. Dia kira dia lebih baik dari
kita, padahal kita adalah orang-orang yang selalu menunaikan haji, para pengabdi
dan pemberi minum orang-orang yang melaksanakan haji. Kab ibnul Asyraf
menjawab,ya, kalian lebih baik darinya. Lalu turunlah ayat, Sungguh, orang-
orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (al-Kautsar:
3) Dan ayat, Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang diberi bagian
dari Kitab (Taurat)? hingga ...niscaya engkau tidak akan mendapatkan penolong

57
baginya. (an-Nisaa: 51-52)
Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Orang-orang yang
menghasut Bani Quraisy, Ghathfan, dan Bani Quraizhah untuk memerangi Nabi
saw. pada Perang Ahzab adalah Huyai bin Akhthab, Salam bin Abil Huqaiq, Abu
Rafi ar-Rabi bin Abil Huqaiq, Abu Amir, dan Haudzah bin Qais Mereka semua
adalah dari Bani Nadhir Ketika mereka mendatangi orang-orang Quraisy, orang-
orang Quraisy berkata, Para pendeta Yahudi itu adalah yang tahu tentang kitab-
kitab yang lebih dulu diturunkan. Tanyalah mereka apakah agama kalian lebih
baik ataukah agama Muhammad? Ketika ditanya tentang hal itu, para pendeta
Yahudi tersebut menjawab Agama kalian lebih baik daripada agama Muhammad
Dan kalian lebih mendapatkan petunjuk daripada dia dan para pengikutnya. Maka
Allah menurunkan, Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang diberi
bagian dari Kitab (Taurat) hingga ..dan Kami telah memberikan kepada mereka
kerajaan (kekuasaan) yang besar. (an-Nisaa: 51-54)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Aufi, dia berkata, Ahli Kitab berkata,
Muhammad mengatakan bahwa dia diberi apa yang dia dapatkan adalah karena
ketawadhuan, sedangkan dia mempunyai sembilan istri. Dan keinginannya
hanyalah menikah saja Maka raja mana yang lebih utama dari dia. Maka Allah
menurunkan firman-Nya, ...ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad)
(an-Nisaa: 54)
Ibnu Saad juga meriwayatkan hadits yang serupa dengan di atas dari Umar
dan maula Afrah, tapi isinya lebih ringkas.

Ayat 58 :
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari al-Kalbi dari Abu Shaleh bahwa Ibnu
Abbas berkata, Ketika Rasulullah saw. menaklukkan Mekah, beliau memanggil
Utsman bin Thathah. Ketika Utsman bin Thalhah datang, Rasulullah saw. bersabda,
Tunjukkanlah kunci Kabah kepadaku. Lalu dia datang kembali dengan membawa
kunci Kabah dan menjulurkan tangannya kepada Rasulullah saw. sembari membuka
telapaknya. Ketika itu juga al-Abbas bangkit lalu berkata, Wahai Rasulullah, berikan
kunci itu kepada saya agar tugas memberi minum dan kunci Kabah saya pegang
sekaligus. Maka Utsman menggenggam kembali kunci itu. Rasulullah saw. pun
bersabda, Berikan kepadaku kunci itu, wahai Utsman. Maka Utsman berkata,
Terimalah dengan amanah Allah. Lalu Rasulullah saw. bangkit dan membuka pintu
Kabah. Kemudian beliau melakukan thawaf mengelilingi Kabah.
Kemudian Jibril turun menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw. agar

58
beliau mengembalikan kunci itu kepada Utsman bin Thathah. Beliau pun memanggil
Utsman dan memberikan kunci itu kepadanya. Kemudian beliau membaca firman
Allah, Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya,... (an-Nisaa: 58), hingga akhir ayat.
Syubah meriwayatkan dalam tafsirnya dari Hajjaj dari lbnu Juraij, dia berkata,
Ayat ini turun pada Utsman bin Thalhah ketika Fathul Makkah. Setelah Rasulullah
saw. mengambil kunci Kabah darinya, beliau masuk ke Kabah bersamanya. Setelah
keluar dari Kabah dan membaca ayat di atas, beliau memanggil Utsman dan
memberikan kunci Kabah kepadanya. Ketika itu Umar ibnul Khaththab berkata,
Sungguh saya tidak pernah mendengar beliau membaca ayat itu sebelumnya. Dan
kata-kata Umar ini, tampak bahwa ayat ini turun di dalam Kabah.

Ayat 59 :
Al-Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Ayat
ini turun pada Abdullah bin Hudzafah bin Qais ketika dia diutus oleh Nabi saw.
bersama satu pasukan.
Al-Bukhari meriwayatkan secara ringkas seperti di atas.
Ad-Dawudi berkata, ini adalah kebohongan yang dinisbatkan kepada Ibnu
Abbas. Karena sesunggguhnya Abdullah bin Hudzafah memimpin serombongan
pasukan. Dia marah dan memulai peperangan dengan berkata, Serang! Sebagian
dari pasukannya tidak mau melakukan perintahnya dan sebagian lagi ingin
melaksanakannya dia berkata lagi, Jika ayat ini turun sebelum peristiwa ini,
bagaimana mungkin ia mengkhususkan ketaatan kepada Abdullah bin Hudzafah
dan tidak kepada yang lain? Dan jika ayat ini turun setelah peristiwa itu seharusnya
hanya dikatakan kepada mereka, Sesungguhnya ketaatan hanyalah dalam
kebaikan, dan bukan, Mengapa kalian tidak menaatinya?
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjawab pertanyaan ini bahwa maksud dari kisah
ayat, Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu.... adalah mereka
berselisih dalam menunaikan perintah untuk taat dan tidak melaksanakan perintah
itu karena menghindari api peperangan. Jadi, ayat ini sesuai jika turun pada mereka
untuk memberitahukan mereka apa yang hendaknya mereka lakukan ketika
berselisih, yaitu mengembalikan apa yang mereka perselisihkan kepada Allah dan
Rasulullah saw..
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa ayat ini turun pada peristiwa yang terjadi
pada Ammar bin Yasir bersama Khalid bin Walid. Ketika itu Khalid bin Walid adalah
gubernur. Pada suatu hari Ammar mengupah seseorang tanpa perintah Khalid,

59
maka keduanya pun bertengkar. Lalu turunlah firman Allah di atas.

Ayat 60:
Ibnu Abi Hatim dan ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih
bahwa lbnu Abbas berkata, Dulu Abu Barzah al-Aslami adalah seorang dukun,
yang memutuskan perselisihan antara orang-orang Yahudi. Lalu beberapa orang
muslim datang kepadanya untuk keperluan tersebut. Maka Allah menurunkan ayat
ini dan dua ayat berikutnya.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah atau Said bahwa Ibnu Abbas
berkata, Al-Jullas ibnush Shamit, Mutab bin Qusyair, Rafi bin Zaid, dan Bisyr
mengaku-ngaku sebagai orang Islam. Lalu orang-orang muslim dari kaum mereka
mengajak mereka untuk menyelesaikan persengketaan antar mereka dengan
menyerahkannya kepada Rasulullah saw.. Namun mereka mengajak orang-orang
muslim tersebut untuk mendatangi dukun. Maka pada mereka Allah menurunkan
ayat ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa asy-Syabi. seorang Yahudi berselisih dengan
seorang munafik. Orang Yahudi itu berkata, Saya akan menuntutmu kepada
orang yang satu agama denganmu, atau dia berkata, kepada Nabi Muhammad.
Dia mengatakan hal itu karena tahu bahwa beliau tidak mengambil suap dalam
memutuskan perkara. Keduanya terus berselisih dan akhimya mereka sepakat
untuk mendatangi seorang dukun dari daerah Juhainah. Lalu turunlah firman Allah
di atas.

Ayat 65:
Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasai, dan Ibnu Majah
meriwayatkan bahwa Abdullah bin Zubair berkata, Saya berselisih dengan
seseorang dari Anshar dalam masalah aliran air di Harrah. Kemudian kami
mengadukannnya kepada Rasulullah saw.. Lalu Rasulullah saw. bersabda, Siramlah
kebunmu terlebih dahulu wahai Jubair. Lalu alirkanlah airnya kepada tetanggamu.
Mendengar keputusan itu, orang Anshar tersebut tidak terima lalu berkata, Wahai
Rasulullah, apakah karena dia itu anak bibimu lalu engkau memutuskan demikian?
Wajah Rasulullah saw. pun memerah karena marah. Beliau pun bersabda, Wahai
Jubair, alirkanlah ke kebunmu. Lalu tahanlah airnya hingga memenuhi batas-
batas di sekeliling pohon-pohon kurma kebunmu. Setelah itu alirkanlah ke kebun
tetanggamu.
Rasulullah saw. memberikan hak Zubair sepenuhnya, padahal sebelumnya
beliau mengusulkan hal yang lebih baik untuk keduanya. Zubair berkata, Menurut

60
saya pada peristiwa itulah turun ayat , Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman
sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara
yang mereka perselisihkan,...
Ath-Thabrani dalam aI-Mujainul Kabiir dan al-Humaidi dalam Musnadnya
meriwayatkan bahwa Ummu Salamah berkata, Zubair mengadukan kepada
Rasulullah saw. perselisihannya dengan seorang lelaki. Lalu Rasulullah saw.
memutuskan untuk Zubair. Maka lelaki itu berkata, Rasulullah memutuskan
demikian karena Zubair itu anak bibinya. Maka turun firman Allah, Maka demi
Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad)
sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan,...
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said ibnul Musayyib, tentang firman
Allah, Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman..., hingga akhir ayat. Said
ibnul Musayyib berkata, Ayat ini turun pada Zubair bin Awwam dan Hathib bin
Baltaah. Ketika keduanya berselisih tentang aliran air dan mengadukannya kepada
Rasulullah saw. untuk meminta keputusan. Lalu Nabi saw. memutuskan agar air itu
lebih dulu dialirkan pada tanah yang lebih tinggi setelah itu dialirkan pada tanah
yang posisinya lebih rendah.
Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan bahwa Abul Aswad
berkata, Dua orang mengadukan perselisihan mereka kepada Rasulullah saw. agar
diberi keputusan. Lalu Rasulullah saw. memutuskan perselisihan mereka tersebut.
Setelah itu, orang yang kalah berkata, Kita adukan hal ini kepada Umar agar
diputuskan olehnya. Lalu keduanya menemui Umar. Kemudian pihak yang menang
berkata, Rasulullah saw. memenangkan saya atas orang ini, Lalu dia mengajak
saya untuk menyerahkannya kepadamu agar engkau memutuskannya. Lalu Umar
bertanya kepada pihak yang kalah, Apakah benar demikian? Dia menjawab, Ya,
benar.
Maka Umar berkata,Tunggulah di sini hingga saya datang untuk memutuskan
perselisihan kalian ini. Kemudian Umar masuk ke rumah. Tidak lama kemudian
dia keluar dengan menghunus pedang nya. Lalu dia langsung menebas orang
yang mengajak untuk menyerahkan perkara itu kepadanya hingga mati Lalu Allah
menurunkan firman-Nya, Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman ... hingga
akhir ayat. Hadits ini mursal dan ghariib. Di dalam sanadnya terdapat Ibnu Lahiah.
Namun hadits ini mempunyai penguat yang diriwayatkan oleh Rahim dalam
tafsirnya dan Utbah bin Dhamrah dan ayahnya.

Ayat 66:

61
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa as-Suddi berkata, Ketika turun firman
Allah, Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, Bunuhlah dirimu
atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu, niscaya mereka tidak akan
melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Tsabit bin Qais bin Syimas dan
seorang lelaki Yahudi berdebat. Lelaki Yahudi itu berkata, Demi Allah, Allah telah
menetapkan kepada kami untuk membunuh diri kami, maka kami pun membunuh
diri kami. Tsabit membalas, Demi Allah, seandainya Allah mewajibkan atas kami
untuk membunuh diri kami, pasti kami akan melakukannya. Lalu turunlah firman
Allah,. ..Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan,
niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).

Ayat 69 :
Ath-Thabrani dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dengan sanad yang laa ba
sa bihi bahwa Aisyah berkata, Seorang lelaki mendatangi Rasulullah saw. lalu
berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih saya cintai dari diri saya
sendiri. Engkau lebih saya cintai dari anakku sendiri. Dan ketika saya berada di
rumah saya mengingatmu, saya tidak kuasa menahan diri. Maka saya datang
kemari untuk melihatmu. Namun saya ingat kematianku dan kematianmu. Engkau
pun tahu bahwa ketika engkau masuk surga engkau akan diangkat bersama para
nabi. Sedangkan saya, jika masuk surga, maka saya takut tidak dapat melihatmu.
Nabi saw. tidak menjawab kata-kata orang itu sama sekali hingga Jibril datang
dengan membawa firman Allah, Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul
(Muhammad). hingga akhir ayat.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Masruq berkata, Para shahabat Nabi
saw. berkata, Wahai Rasulullah, kami tidak ingin berpisah denganmu. Namun
ketika engkau masuk surga, engkau akan diangkat di atas kami dan kami tidak
dapat melihatmu. Lalu turunlah, Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul
(Muhammad)... hingga akhir ayat.
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan bahwa Ikrimah berkata, Seorang pemuda
menemui Nabi saw. lalu dia berkata, Wahai Nabi Allah, di dunia ini kami dapat
melihatmu. Namun di hari kiamat kelak kami tidak dapat melihatmu karena engkau
berada di surga yang paling tinggi. Lalu Allah menurunkan, Dan barangsiapa
menaati Allah dan Rasul (Muhammad),... hingga akhir ayat. Kemudian Rasulullah
saw. bersabda kepadanya, Insya Allah engkau bersamaku di surga.
Ibnu Jarir meriwayatkan hadits yang serupa dari mursal Said bin Jubair, Masruq,
ar-Rabi, Qatadah, dan as-Suddi.

62
Ayat 77 :
An-Nasai dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Abdurrahman
bin Auf dan beberapa rekannya mendatangi Nabi saw., lalu mereka berkata, Wahai
Nabi Allah, ketika kami masih musyrik, kami adalah orang-orang yang mulia.
Namun ketika kami beriman kami menjadi orang-orang yang hina.
Rasulullah saw pun bersabda, Sesungguhnya aku diperintahkan untuk
memaafkan. Maka jangan kalian perangi orang-orang musyrik itu. Ketika beliau
hijrah ke Madinah, beliau diperintahkan untuk memerangi musuh, namun orang-
orang tadi (Abdurrahman bin Auf dkk.) enggan melakukannya. Maka turunlah
firman Allah Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan
kepada mereka, Tahanlah tanganmu (dan berperang) hingga akhir ayat.

Ayat 83:
Muslim meriwayatkan bahwa Umar ibnul Khaththab berkata, Ketika Nabi
saw. tidak mendatangi istri-istrinya, saya masuk ke dalam masjid. Di sana saya
mendapati orang-orang mengetuk-ngetukkan jari-jari mereka pada kerikil-kerikil di
lantai masjid. Dan mereka berkata, Rasulullah saw. telah mencerai istri-istrinya.
Maka saya segera bangkit dan saya berdiri di pintu masjid, lalu saya berseru dengan
lantang, Beliau tidak mencerai istri-istrinya!.Lalu turunlah, Dan apabila sampai
kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan Dan saya
adalah orang yang ingin mengetahui hal itu.

Ayat 88:
Al-Bukhari, Muslim, dan yang lainnya meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit bahwa
saat Rasulullah saw. pergi ke Uhud untuk berperang, beberapa orang yang ada dalam
rombongannya kembali ke Madinah. Para shahabat Nabi saw. yang menyaksikan
hal itu terbagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok mengatakan,kita bunuh
saja mereka yang kembali itu. Sedangkan satu kelompok lagi berkata, Tidak, kita
tidak akan membunuh mereka. Maka turun firman-Nya, Maka mengapa kamu
(terpecah) menjadi dua golongan dalam menghadapi orang-orang munafik,...
hingga akhir ayat.
Said bin Manshur dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Saad bin
Muadz berkata, Pada suatu hari Rasulullah saw. berpidato dan bersabda,
Siapakah yang membelaku dari orang yang menyakitiku dan mengumpulkan di
rumahnya orang yang menyakitiku? Saad bin Muadz menyahut, Jika dia dari
Aus, kami segera membunuhnya. Jika dia dari saudara-saudara kami dari Khazraj,
maka perintahkanlah kepada kami apa yang harus kami lakukan, dan kami akan

63
menunaikannya. Lalu Saad bin Ubadah bangkit dan berkata, Wahai Ibnu Ubadah,
kau benar-benar seorang munafik dan kau mencintai orang-orang munafik. Lalu
Muhammad bin Maslamah pun berdiri dan berkata,Diamlah kalian. Di antara kita
ada Rasulullah saw.. Dia yang akan menyampaikan perintahnya kepada kila dan
kita melaksarakannya. Lalu turunlah fiman Allah, Maka mengapa kamu (terpecah)
menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik..., hingga akhir
ayat.
Ahmad meriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf bahwa beberapa orang Arab
mendatangi Nabi saw. di Madinah. Lalu mereka masuk Islam. Lalu mereka terjangkit
waba dan demam Madinah. Lalu mereka pun pergi meninggalkan Madinah dan
ketika di jalan bertemu dengan beberapa orang shahabat. Para shahabat itu
bertanya, Mengapa kalian kembali? Mareka menjawab, Kami terjangkit waba
Madinah Para shahabat itu berkata lagi, Bukankah kalian mempunyai teladan yang
baik pada Rasulullah? Sebagian dari para shahabat itu mengatakan, Orang-orang
Arab ini adalah orang-orang munafik. Namun sebagian lagi mengatakan,Tidak,
mereka tidak munafik. Lalu turunlah firman Allah, Maka mengapa kamu (terpecah)
menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-onang munafik..., hingga akhir
ayat. Di dalam sanad riwayat ini terjadi tadlis da

Ayat 90:
Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Hasan al-Bashri bahwa
Suraqah bin Malik al-Mudliji memberi tahu mereka, Ketika Nabi saw. memenangkan
peperangan Badar dan Uhud dan orang-orang di sekitar mereka masuk Islam.
Suraqah juga berkata, Saya lalu mendengar Muhammad akan mengirim Khalid
bin Walid mendatangi kaumku, Bani Mudlij. Lalu saya mendatangi beliau dan
berkata,Engkau ingin mengirim Khalid bin Walid kepada kaumku, sedangkan
saya ingin engkau berdamai dengan mereka. Jika kaummu berdamai, mereka pun
akan berdamai dan akan masuk Islam. Dan jika mereka tidak masuk Islam, maka
menangnya kaummu terhadap mereka bukan hal yang baik. Lalu Rasulullh saw.
memegang tangan Khalid bin Walid dan berkata kepadanya, Pergilah bersamanya,
lalu lakukan apa yang diinginkannya. Kemudian Khalid mengajak mereka berdamai
dengan syarat mereka tidak membantu orang-orang yang memusuhi Rasulullah
saw.. Dan jika orang-orang Quraisy berdamai, mereka juga harus berdamai bersama
orang-orang Quraisy tersebut. Dan Allah menurunkan firman-Nya, Kecuali orang-
orang yang meminta perlindungan kepada suatu kaum, yang antara kamu dan
kaum itu telah ada perjanjian (damai). . . , Lalu orang yang minta perlindungan

64
kepada mereka ikut dengan perjanjian mereka tersebut.
Dikemukakan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata, Firman
Allah, Kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada suatu kaum, yang
antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai)..., turun pada Hilal bin
Uwaimir al-Aslami dan Suraqah bin Malik ad-Mudliji, juga pada Bani Judzaimah bin
Amir bin Abdi Manaf.
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Mujahid bahwa ayat ini turun pada
Hilal bin Uwaimir al-Aslami. Ketika itu antara dia dan orang-orang muslim ada
perjanjian. Lalu beberapa kaumnya mengajaknya untuk berperang, namun dia
tidak ingin memerangi orangorang muslim juga tidak ingin memerangi kaumnya
sendiri.

Ayat 92:
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ikrimah berkata, Al-Harits bin Yazid dan
Bani Amir bin Luay pernah menyiksa Ayyasy bin Abi Rabiah bersama Abu Jahl.
Kemudian al-Harits masuk Islam dan hijrah ke Madinah. Ketika di Hirrah, dia bertemu
dengan Ayyasy yang mengira dia masih musyrik. Maka Ayyasy pun membunuhnya.
Kemudian Ayyasy mendatangi Nabi saw. dan memberi tahu beliau tentang hal itu.
Lalu turun firman Allah, Dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh
seorang yang beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja) . .
.,hingga akhir ayat.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan hadits yang serupa dari Mujahid dan as-
Suddi. Ibnu lshaq, Abu Yala, al-Harits bin Abi Usamah, dan Abu Muslim al-Kijji
meriwayatkan hadits yang serupa dari al-Qasim bin Muhammad. Ibnu Abi Hatim
juga meriwayatkan hadits yang serupa dari Said bin Jubair dari Jbnu Abbas.

Ayat 93:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Juraij dari Ikrimah bahwa seorang lelaki
dari Anshar membunuh saudara laki-laki Maqis bin Shababah. Lalu Nabi saw.
memberi diyat kepada Maqis dan dia pun menerimanya. Namun kemudian dia
menyerang si pembunuh saudaranya hingga mati. Maka Nabi saw. bersabda, Saya
tidak menjadi penjamin keamanannya baik di wilayah umum ataupun di tanah
Haram. Kemudian Maqis bin Shababah terbunuh pada Yaumul Fath. Ibnu Juraij
berkata, Padanya turun firman Allah, Dan barangsiapa membunuh seorang yang
beriman dengan sengaja,...

Ayat 94:

65
Al-Bukhari, at-Tirmidzi, at-Hakim, dan yang lainnya meriwayatkan bahwa Ibnu
Abbas berkata, Seorang lelaki dari Bani Sulaim yang sedang menggiring ternaknya
berpapasan dengan beberapa shahabat Nabi saw.. Lalu dia mengucapkan salam
kepada mereka. Para shahabat berkata, Dia mengucapkan salam kepada kita
hanya untuk melindungi dirinya dari kita. Lalu mereka pun menyergap lelaki itu
dan membunuhnya. Kemudian mereka membawa kawanan kambingnya menemui
Nabi saw.. Lalu turunlah firman AlIah,Wahai orang-orang yang beriman! Apabila
kamu pergi (berperang) di jalan Allah,... hingga akhir ayat.
Al-Bazzar meriwayatkan dari lain bahwa Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw.
mengirim pasukan yang di dalamnya terdapat al-Miqdad. Ketika sampai di tempat
musuh, mereka mendapati para musuh tersebut telah meninggalkan daerah
mereka. Hanya tersisa seorang lelaki yang mempunyai banyak harta. Ketika melihat
pasukan muslim, lelaki itu mengucapkan Liaa ilaaha illallaah. Namun, al-Miqdad
tetap membunuhnya. Ketika kembali ke Madinah, Nabi saw, berkata kepada aI-
Miqdad, Bagaimana kelak engkau menghadapi Laailaaha illallaah ? Dan Allah
menurunkan ayat ini.
Ahmad, ath-Thabrani, dan yang lainnya meriwayatkan bahwa Abdullah bin Abi
Hadrad al-Aslami berkata,Rasulullah saw. mengutus kami bersama serombongan
orang-orang muslim yang di dalamnya terdapat Qatadah dan Muhallim bin
Jatstsamah. Lalu kami berpapasan dengan Amir ibnul Adhbath al-Asyjai. Kemudian
dia mengucapkan salam kepada kami. Namun, Muhallim menyerangnya dan
akhirnya membunuhnya. Ketika kami sampai di Madinah, kami memberi tahu
beliau tentang peristiwa itu. Lalu turun pada kami firman Allah, Wahai orang-
orang yang beriman! Apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah,... hingga akhir
ayat.89
Ibnu Jarir juga meriwayatkan hadits yang serupa dari Ibnu Umar.
Ats-Tsalabi meriwayatkan dari al-Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas bahwa
nama orang yang terbunuh adalah Mirdas bin Nahik yang berasal dan Fadak. Dan
nama pembunuhnya adalah Usamah bin Zaid. Adapun nama ketua rombongan
pasukan adalah Ghalib bin Fadhalah al-Laitsi. Kisahnya adalah ketika kaum Mirdas
kalah dalam peperangan dan hanya dia yang tersisa. Dia bersembunyi dengan
kambing-kambingnya di sebuah gunung. Ketika orang-orang muslim berhasil
menemukannya, dia pun berkata, Laa iIaha illallahh, Muhammadurrasuulullaah,
(Tiada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah). Assalaamualaikum.
Lalu Usamah membunuhnya. Ketika mereka kembali ke Madinah, turun firman
Allah di atas.

66
Ibnu Jarir meriwayatkan dari as-Suddi dan Abd meriwayatkan dari Qatadah
isi hadits yang serupa.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Lahiah dari Abiz Zubair bahwa
Jabir berkata, Firman Allah, ...dan janganlah kamu mengatakan kepada orang
yang mengucapkan salamkepadamu,.. turun pada Mirdas. Riwayat ini adalah
penguat yang bagus.
Ibnu Mandah meriwayatkan bahwa Juzu bin Hadrajan berkata, Saudara
Miqdad datang dari Yaman menuju Madinah untuk menemui Nabi saw.. Ketika di
perjalanan dia bertemu dengan pasukan yang dikirim Nabi saw.. Saudara Miqdad
berkata kepada mereka, Saya adalah orang mukmin. Namun mereka tidak
mempercayai pengakuannya dan membunuhnya. Kemudian berita tentang hal itu
sampai kepadaku. Saya pun menghadap Nabi saw.. Lalu turun firman Allah, Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah,...
hingga akhir ayat. Lalu Nabi saw. memberikan kepadaku diyat untuk saudaraku
yang terbunuh.

Ayat 95:
Al-Bukhari meriwayatkan bahwa al-Barra berkata,Ketika turun firman Allah,
Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang)
tanpa mempunyai uzur (halangan).. ., hingga akhir ayat.
Nabi saw. bersabda, Panggil si fulan. Lalu si fulan itu datang dengan
membawa tinta, papan, dan alat tulis lainnya. Kemudian beliau berkata kepadanya,
Tulislah,Laa yastawil qaaiduuna minal muminiina wal mujaahiduuna fi sabiililah
(Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) dengan
orang-orang yang berjihad di jalan Allah).
Ketika itu Ibnu Ummi Maktum ada di belakang Nabi saw.. Maka dia berkata,
Wahai Rasulullah, tapi saya buta. Maka turun firman Allah melengkapi ayat di atas,
Laa yastawil qaaiduuna minal muminiina ghairu ulidh dharari wal mujaahiduuna
fi sabiilillah [Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut
berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan
Allah...]
Al-Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit.
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Zaid bin Arqam dan Ibnu Hibban meriwayatkan
dari al-Faltan bin Ashim hadits yang serupa dengan diatas.
At-Tirmidzi meriwayatkan hadits yang serupa dari Ibnu Abbas. Di dalamnya
disebutkan, Abdullah bin Jahsy dan Ibnu Ummi Maktum berkata,Tapi kami adalah

67
orang-orang yang buta.
Hadits-hadits mereka telah saya sebutkan di dalam Turjumaanul Quran.
Jarir meriwayatkan hadits yang serupa dari banyak yang mursal.

Ayat 97:
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa beberapa orang muslim
dulu tinggal bersama orang-orang musyrik sehingga memperbanyak jumlah orang-
orang musyrik yang menyerang Rasulullah saw Lalu terkadang anak panah yang
dilemparkan orang-orang muslim yang bersama Rasulullah saw mengenai salah
satu dari orang-orang muslim tersebut hingga terbunuh atau mati karena tertebas
pedang orang-orang muslim yang bersama Rasulullah saw. tersebut Maka turun
firman Allah, Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat
dalam keadaan menzalimi sendiri,...
Ibnu Mardawaih meriwayatkannya juga dan menyebutkan nama-nama
mereka, yaitu Qais ibnul Walid ibnul Mughirah, Abu Qais ibnul Fakih ibnul
Mughirah, al-Walid bin Utbah bin Rabiah, Amr bin Umayyah bin Sufyan, dan Ali
bin Umayyah bin Khalaf. Dia menyebutkan bahwa mereka pergi ke Badar. Ketika
melihat sedikitnya jumlah orang-orang muslim, mereka pun menjadi ragu. Mereka
berkata, Agama mereka membuat mereka sombong. Lalu mereka pun terbunuh
di Badar.
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dan menambahkan beberapa nama, yaitu
al-Harts bin Zamah ibnul Aswad dan al-Ash bin Munabbih ibnul Hajjaj.
Ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Dulu orang-orang
Mekah sudah masuk Islam. Ketika Rasulullah saw. hijrah, sebagian mereka enggan
dan takut untuk berhijrah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam
keadaan menzalimi sendiri mereka (para malaikat) bertanya, Bagaimana kamu ini?
Mereka menjawab, Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).Mereka
(para malaikat) bertanya, Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat
berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?Maka orang-orang itu tempatnya di
neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali. kecuali mereka
yang tertindas baik laki-laki atau perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya
dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah) (an-Nisaa: 97-98)
Ibnul Mundzir dan Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata,Beberapa
orang dari penduduk Mekah telah masuk Islam dan mereka menyembunyikan
keislaman mereka. Lalu orang-orang musyrik menyertakan mereka pada Perang

68
Badar sehingga di antara mereka ada yang terbunuh. Orang-orang muslim pun
berkata, Mereka adalah orang-orang muslim, lalu mereka dipaksa untuk ikut
berperang. Mohon ampunlah untuk mereka. Lalu turun firman Allah
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam
keadaan menzalimi sendiri.
Lalu orang-orang muslim mengirimkan surat yang di dalamnya dibubuhkan
firman Allah itu kepada orang-orang muslim yang masih di Mekah. Dalam surat
tersebut juga tertulis bahwa tidak ada lagi uzur bagi mereka. Kemudian mereka pun
meninggalkan Mekah. Lalu orang-orang musyrik menyusul mereka dan menyakiti
mereka sehingga mereka pun kembali lagi ke Mekah. Lalu turun firman Allah, Dan
di antara manusia ada sebagian yang berkata,Kami beriman kepada Allah,tetapi
apabila dia disakiti (karena dia beriman) kepada Allah, dia menganggap cobaan
manusia itu sebagai siksaan Allah.... (aI-Ankabuut: 10)
Lalu orang-orang muslim mengirim surat lagi kepada mereka dengan
membubuhkan firman Allah ini. Mereka pun merasa sangal sedih. Lalu turun
firman Allah, Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah setelah
menderita cobaan,... hingga akhir ayat 110 dari surah an-Nahl.
Mereka pun keluar dari Mekah menuju Madinah. Lalu orang-orang musyrik
kembali menyusul mereka. Maka di antara mereka ada yang selamat dan ada yang
terbunuh.
lbnu Jarir juga meriwayatkan hadits yang serupa dengan di atas dari banyak .

Ayat 100 :
Ibnu Abi Hatim dan Abu Yala meriwayatkan dengan sanad jayyid bahwa
Ibnu Abbas berkata, Dhamrah bin Jundab keluar dari rumahnya untuk hijrah.
Dia berkata kepada anak-anaknya, Bawalah aku keluar dari negeri orang-orang
musyrik ini menuju Rasulullah saw.. Ketika di perjalanan dia meninggal dunia
sebelum sampai kepada Nabi saw.. Lalu turunlah firman Allah, .. . Barangsiapa
keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya,...
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Jubair, dari Abu Dhamrah az-
Zuraqi yang ketika itu sedang di Mekah. Ketika turun firman Allah, Kecuali mereka
yang tertindas baik laki-laki atau perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya dan
tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah), (an-Nisaa: 98) Abu Dhamrah berkata,
Saya adalah orang yang kaya dan memiliki kemampuan untuk hijrah. Lalu dia
bersiap-siap untuk hijrah ke Madinah, namun dia meninggal dunia di Tanim. Lalu
turun firman Allah swt, .. .Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud

69
berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya...
Ibnu Jarir meriwayatkan hadits yang serupa dari Said bin Jubair, Ikrimah,
Qatadah, as-Suddi, adh-Dhahak, dan yang lainnya, dan di sebagian disebutkan
Dhamrah ibnul Aish atau al-Aish bin Dhamrah. Sedangkan di sebagian Jundab
bin Dhamrah al-Jundai, di sebagiannya lagi ad-Dhamri. Di sebagian disebutkan,
Seorang lelaki dari Bani Dhamrah. Di sebagian yang lain disebutkan, Seorang
lelaki dari Bani Khuzaah. Di sebagian yang lain disebutkan, Seorang lelaki dari
Bani Laits. Dan di sebagian yang lain disebutkan, Seorang lelaki dari Bani Bakar
Kinanah. Dan di sebagian yang lain disebutkan, Bani Bakar.
Ibnu Saad dalam kitab ath-Thabaqaatul Kubra meriwayatkan dari Yazid
bin Abdillah bin Qisth bahwa Jundab bin Dhamrah ketika di Mekah jatuh sakit.
Lalu dia berkata kepada anak-anaknya, Bawa aku keluar dari Mekah. Sungguh
kesulitan di dalamnya telah membunuhku. Anak-anaknya pun bertanya, Kemana
kami membawamu? Dia pun menunjuk ke arah Madinah dan ingin hijrah. Lalu
mereka membawanya ke arah Madinah. Ketika sampai di aliran air Bani Ghaffar dia
meninggal dunia. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, ...Barang siapa keluar dari
rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya....
Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mandah, dan al-Barudi dalam ash-Shahabali meriwayatkan
dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya bahwa Zubair bin Awwam berkata, Ketika
Khalid bin Haram berhijrah ke Ethiopia (Habasyah), dia digigit ular di perjalanan.
Lalu dia meninggal dunia. Maka turun padanya firman Allah,.. .Barangsiapa keluar
dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya.. Al-Umawi
meriwayatkan dalam kitab Maghaazi-nya bahwa Abdul Malik bin Umair berkata,
Ketika Aktsam bin Shaifi mendengar berita tentang diangkatnya Muhammad
saw. menjadi Rasul Allah, dia ingin mendatanginya. Namun kaumnya tidak
membiarkannya menemui beliau. Dia pun berkata,Datangkan orang yang mau
menyampaikan pesanku kepadanya dan menyampaikan pesannya kepadaku.
Lalu dia mengutus dua orang untuk mendatangi Rasulullah saw.. Ketika
sampai di hadapan beliau, mereka berdua berkata, Kami adalah utusan Aktsam
bin Shaifi. Dia bertanya kepadamu,Siapakah engkau? Apa kedudukan engkau?
Dan apa yang engkau bawa?
Rasulullah saw. menjawab, Saya adalah Muhammad bin Abdillah. Dan saya
adalah hamba dan rasul Allah. Kemudian beliau membacakan firman Allah,
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji,
kermungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu

70
dapat mengambil pelajaran. (an-Nahl: 90)
Kemudian keduanya kembali dan menemui Aktsam dan berkata kepadanya
tentang apa yang dikatakan dan dibacakan Rasulullah saw.. Maka Aktsam berkata,
Wahai orang-orang, sesungguhnya dia memerintahkan akhlak yang mulia dan
melarang perilaku-perilaku yang tercela. Jadilah kalian para tokoh terdepan dalam
hal ini dan janganlah kalian hanya jadi pengekor di dalamnya.
Lalu dia menunggangi untanya menuju Madinah. Namun, dia meninggal
dunia di peialanan. Maka turunlah padanya firman Allah,
Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan
Rasul-Nya (an-Nisaa: 100)
Riwayat ini mursal dan sanadnya adalah lemah.
Abu Hatim meriwayatkan dalam kitab al-Muammariin dari dua dari Ibnu
Abbas, bahwa dia ditanya tentang ayat ini. Ibnu Abbas menjawab, Ayat ini turun
pada Aktsam bin Shaifi. Ketika dia ditanya, Lalu mana al-Laitsi? Dia menjawab,
Dia lama sebelum al-Laitsi. Dan ayat ini bersifat khusus dan umum sekaligus.

Ayat 101 :
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ali berkata, Beberapa orang dari Bani Najjar
bertanya kepada Rasulullah saw.,Wahai Rasulullah, apabila kami bepergian,
bagaimana kami shalat? Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Dan apabila kamu
bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu mengqasar shalat,...
Kemudian wahyu tidak turun untuk beberapa waktu. Satu tahun setelah itu,
Nabi saw. berperang. Di sela-sela peperangan itu beliau melakukan shalat zhuhur.
Orang-orang musyrik yang menyaksikan hal itu berkata, Kalian telah memberi
kesempatan Muhammad dan para shahabatnya untuk melakukan shalat zhuhur.
Coba kalian lebih keras terhadap mereka agar tidak sempat melakukannya.
Lalu seseorang dan mereka menyahut, Sesungguhnya setelah ini mereka akan
mengerjakan satu sembahyang lagi seperti yang mereka lakukan itu. Lalu Allah
menurunkan firman-Nya di waktu antara shalat ashar dan zhuhur, ...jika kamu
takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata
bagimu. (an-Nisaa: 101)
Maka turunlah syariat shalat khauf.

Ayat 102 :
Ahmad, al-Hakim, dan al-Baihaqi dalam kitab Dalaailun Nubuwaah-dia juga
menshahihkannya-meriwayatkan bahwa Abi Ayyasy az-Zuraqi berkata,Pada
suatu ketika kami bersama Rasulullah saw. di Asfan. Di sana kami bertemu dengan

71
orang-orang musyrik yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Posisi mereka adalah
antara kami dan Kiblat. Lalu Rasulullah saw. memimpin kami melakukan shalat
zhuhur. Maka orang-orang musyrik berkata, Sungguh mereka tadi dalam kondisi
lengah dan bisa kita menyerangnya. Setelah beberapa saat mereka berkata lagi,
Saat ini tiba waktu mereka melakukan shalat dan itu Iebih mereka senangi dari
pada anak-anak dan diri mereka sendiri. Lalu Jibril turun kepada Rasulullah saw.
di antara waktu zhuhur dan ashar menyampaikan ayat, Dan apabila engkau
(Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak
melaksanakan shalat bersama-sama mereka,...
At-Tirmidzi juga meriwayatkan hadits yang serupa dari Abu Hurairah. Ibnu
Jarir juga meriwayatkan hadits serupa dari Jabir bin Abdillah dan Ibnu Abbas.
Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Firman Allah, ...Dan
tidak mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat suatu
kesusahan karena hujan atau karena kamu sakit,...(an-Nisaa: 102), turun pada
Abdurrahman bin Auf ketika menderita luka-luka.
At-Tirmidzi, al-Hakim, dan yang lainnya meriwayatkan bahwa Qatadah ibnun
Numan berkata, Di antara kerabat kami ada yang bernama Basyar, Basyir, dan
Mubasysyar. Mereka adalah anak-anak Ubairiq. Basyir adalah seorang munafik. Dia
merangkai syair untuk mengejek para shahabat Nabi saw., kemudian mendapatkan
timbalan dari beberapa orang Arab. Dia berkata, Si fulan berkata begini....
Dan mereka adalah orang miskin ketika masa jahiliah dari setelah Islam. Adapun
makanan mereka (kaum miskin itu) adalah kurma dan gandum dari Madinah.
Kemudian paman saya, Rifaah bin Zaid, membeli tepung Sebanyak satu bawaan
unta. Kemudian dia meletakkannya di salah satu ruangan di dalam rumahnya yang
juga terdapat senjata, baju perang dan pedang miliknya Lalu kamarnya itu dibobol
dari bawah dan bahan makanan serta senjatanya diambil. Ketika pagi tiba, paman
saya, Rifaah mendatangi saya lain berkata,Wahai keponakanku, ruangan di rumah
kita dibobol tadi malam Makanan dan senjata yang ada di dalamnya diambil.
Kami segera menyelidiki seluruh rumah kami Kami bertanya kepada orang-
orang, lalu ada seseorang berkata, Tadi malam kami melihat anak-anak Ubairiq
menyalakan api untuk masak dan kami melihat itu adalah bahan makanan kalian.
Ketika kami sedang menanyakan tentang hal itu, anak-anak Ubairiq berkata,
Demi Allah, menurut kami Labid bin Sahl, salah seorang dari kita yang saleh dan
agamanya bagus, yang mencurinya.
Ketika mendengar tuduhan itu, Labid menghunus pedangnya dan berkata
kepada anak-anak Ubairiq, Apa? Saya mencuri? Demi Allah, pedang ini akan

72
menebas kalian atau kalian akan menjelaskan kebenaran pencurian ini!
Anak-anak Ubairiq pun berkata, Menjauhlah dari kami engkau bukanlah
pemilik barang-barang itu (bukan pencuri) Lalu kami menanyakan kembali tentang
makanan itu agar kami tidak ragu lagi bahwa mereka benar-benar pemiliknya.
Lalu paman saya berkata kepada saya,Keponakanku, coba engkau temui
Rasulullah saw. dan kau ceritakan tentang hal ini.
Lalu saya menemui Rasulullah saw. dan berkatakan kepada beliau,Di antara
kerabat kami ada orang-orang yang berwatak keras. Mereka membobol salah satu
ruangan di rumah saya, lalu mengambil senjata dan bahan makanan yang ada di
dalamnya. Kami meminta mereka mengembalikan senjata kami. Adapun makanan,
kami tidak lagi membutuhkannya.
Rasulullah saw. pun bersabda, Akan saya pikirkan hal ini.
Ketika anak-anak Ubairiq mendengar aduan itu, mereka mendatangi salah
seorang dari keluarga mereka yang bemama Asir bin Urwah dan memberi tahunya
tentang hal itu. Kemudian beberapa orang dari keluarga mereka berkumpul dan
menemui Rasulullah saw. Dan berkata,Wahai Rasulullah, sesungguhnya Qatadah
dan pamannya menuduh keluarga kami, orang-orang Islam yang baik, telah
mencuri tanpa ada bukti.
Qatadah berkata, Lalu kami mendatangi Rasulullah saw.. Kemudian beliau
bertanya kepada saya, Engkau menuduh satu keluarga yang dikenal sebagai orang
Islam dan orang baik telah mencuri tanpa ada bukti. Saya pun kembali ke rumah.
Lalu saya memberi tahu paman saya tentang hal itu. Dia pun berkata, Hanya Allah
tempat meminta pertolongan. Tidak lama dan itu, turunlah firman Allah,
Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu (Muhammad)
membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang
telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang
yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat, dan mohonkanlah
ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Dan janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati
dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan
bergelimang dosa, mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak
dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam
mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Dan Allah Maha
Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan. Itulah kamu! Kamu berdebat untuk
(membela) mereka dalam kehidupan dunia ini, tetapi siapa yang akan menentang
Allah untuk (membela) mereka pada hari Kiamat?Atau siapakah yang menjadi

73
pelindung mereka (terhadap azab Allah)? Dan barang siapa berbuat kejahatan dan
menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia
akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. Dan barangsiapa
berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya
sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Dan barangsiapa berbuat
kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah,
maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata. Dan
kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Muhammad),
tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi
mereka hanya menyesakan dirinya sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit
pun. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Quran) dan Hikrnah
(Sunnah) kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau
ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar. (an-Nisaa:
105-113)
Maksud, ..orang-orang yang khianat,adalah orang-orang dari bani Ubairiq.
Dan mohonlah ampun kepada Allah,wahai Muhammad dari apa yang kau
katakan kepada Qatadah.
Ketika ayat ini turun, Rasulullah saw. menyerahkan senjata itu kepada Rifaah.
Sedangkan Basyir, dia mendatangi orang-orang musyrik lalu singgah di tempat
Sulafah binti Saad. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
Dan barangsiapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami
biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan
dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali. Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia
mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh
sekali. (an-Nisaa: 115-116)
Al-Hakim berkata, Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Muslim.
Ibnu Saad, dalam kitab ath-Thabaqaat, meriwayatkan dengan sanadnya bahwa
Mahmud bin Labid berkata, Basyir ibnul Harts memasuki ruang di atas rumah
Rifaah bin Zaid, paman Qatadah bin Numan, dengan paksa dan membobolnya
dari bagian belakang. Lalu dia mengambil makanannya, baju perangnya, serta
peralatan keduanya.
Lalu Qatadah mendatangi Nabi saw. dan mengadukan hal itu. Beliau pun
memanggil Basyir dan menanyakan hal itu. Namun, dia tidak mengakuinya. Dia

74
malah menuduh Labid bin Sahl, salah seorang dari keturunan terhormat, yang telah
melakukannya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya yang menyatakan kebohongan
Basyir dan menjelaskan ketidakbersalahan Labid, Sungguh, Kami telah menurunkan
Kitab (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau
mengadili antara manusia.. .,hingga akhir ayat.
Ketika ayat itu turun, Basyir melarikan diri ke Mekah dalam keadaan murtad.
Lalu dia singgah di tempat Salamah binti Sad dan menjelek-jelekkan Nabi saw.
serta orang-orang muslim. Turunlah firman Allah padanya,
Dan barangsiapa menentang Rasul (Muhammad)... (an-Nisaa: 115)
Hasan bin Tsabit pun mengejeknya dengan syairnya hingga dia kembali pada
bulan Rabiul tahun empat Hijriah.

Ayat 123:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Orang-orang
Yahudi dan orang-orang Nasrani berkata, Tidak akan masuk surga selain kami.
Sedangkan orang-orang Quraisy berkata, Kami tidak akan dibangkitkan kembali
setelah mati. Maka Allah menurunkan firman-Nya, (Pahala dari Allah) itu bukanlah
angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab.
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Masruq berkata, Orang-orang Nasrani dan
orang-orang Islam saling membangga-banggakan diri. Orang-orang Nasrani
berkata, Kami lebih baik dari kalian. Orang-orang Islam juga membalas, Kami
lebih baik dari kalian. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, (Pahala dari Allah) itu
bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan hadits yang serupa dari Qatadah, adh-Dhahak,
as-Suddi, dan Abu Shaleh. Sedangkan lafal dari mereka adalah, Para pemeluk
berbagai agama saling membangga-banggakan diri mereka....
Dalam lafal lain, Pada suatu hari beberapa orang Yahudi, orang Nasrani, dan
beberapa orang Islam duduk-duduk. Lalu sebagian mereka berkata, Kami lebih
baik dari kalian. Sebagian lagi membalas,Kamilah yang lebih baik. Lalu turunlah
firman Allah di atas.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan bahwa Masruq berkata, Ketika firman Allah,
(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan
Ahli Kitab,orang-orang dari Ahli Kitab berkata, Kami dan kalian adalah sama saja.
Maka turunlah firman Allah,
Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan

75
mereka tidak dizalimi sedikit pun. (an-Nisaa: 124)

Ayat 127 :
Al-Bukhani meriwayatkan dari Aisyah tentang ayat ini dia berkata, Yang
dimaksud ayat ini adalah seorang lelaki yang mengasuh seorang anak perempuan
yatim. Lelaki itu sendiri adalah wali dari pewarisnya. Dia ikut makan dari harta anak
perempuan yatim itu hingga dari pohon kurmanya. Dia sendiri ingin menikahinya
dan tidak ingin menikahkannya dengan orang lain karena khawatir suaminya kelak
akan ikut mengambil bagian dari harta anak yatim itu. Maka dia pun menahannya
agar tidak menikah dengan orang lain. Lalu turun firman Allah di atas.
lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi bahwa Jabir mempunyai seorang
putri pamannya yang tidak cantik. Putri pamannya itu mempunyai harta warisan
dari ayahnya. Jabir tidak ingin menikahinya, namun juga tidak ingin menikahkannya
dengan orang lain karena khawatir suaminya akan mengambil hartanya. Lalu dia
bertanya kepada Nabi saw.. Kemudian turunlah firman Allah di atas.

Ayat 128 :
Abu Dawud dan al-Hakim meriwayatkan bahwa Aisyah berkata, Saudah takut
dicerai oleh Rasulullah saw. ketika usianya semakin tua. Maka dia berkata, Hariku
bersama beliau saya berikan kepada Aisyah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak
acuh,... hingga akhir ayat.
At-Tirmidzi meriwayatkan hadits yang serupa dengannya dari Ibnu Abbas.
Said bin Manshur juga meriwayatkan dari Said ibnul Musayyib bahwa
putri Muhammad bin Maslamah adalah istri Rafi bin Khudaij. Lalu Rafi menjadi
tidak suka terhadapnya, entah karena sudah tua atau yang lainnya, lalu dia ingin
mencerainya. Maka istrinya itu. berkata, Jangan kau cerai aku. Aku rela menerima
apa saja yang akan kau berikan kepadaku. Lalu turunlah firman Allah, Dan jika
seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh...,
hingga akhir ayat.
Al-Hakim meriwayatkan bahwa Aisyah berkata, Firman Allah, dan perdamaian
itu lebih baik (bagi mereka)..., turun pada seorang lelaki yang mempunyai seorang
istri yang telah melahirkan beberapa anak untuknya. Lalu dia ingin mencerainya
dan menikah dengan yang lain. Istrinya itu memohon kepadanya agar dia tetap
dijadikan istrinya, walaupun tidak mendapatkan giliran.
Ibnu jarir meriwayatkan bahwa Said bin Jubair berkata, Ketika firman
Allah,Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap

76
tidak acuh. .,turun, seorang wanita datang dan berkata, Saya ingin mendapatkan
bagian nafkah darimu. Padahal sebelumnya dia rela untuk tidak mendapatkan
giliran dan tidak dicerai. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, ...walaupun manusia
itu menurut tabiatnya kikir....

Ayat 135:
lbnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa as-Suddi berkata, Ayat ini turun pada
Nabi saw. ketika seorang kaya dan seorang fakir berselisih dan mengadukannya
kepada beliau. Dan Rasulullah saw. memihak orang yang fakir karena menurut
beliau orang fakir tidak menzalimi orang yang kaya. Sedangkan Allah tetap ingin
agar beliau berlaku adil kepada orang yang kaya dan fakir tersebut.

Ayat 148:
Hannad ibnus Siri dalam kitab az-Zuhd meriwayatkan bahwa Mujahid
berkata, Firman Allah, Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan)
secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi, turun pada seorang lelaki
yang bertamu di rumah seseorang di Madinah. Namun, sang tuan rumah tidak
menjamunya dengan baik. Lalu dia keluar dari rumahnya dan memberi tahu orang-
orang tentang perlakuan tuan rumah yang buruk terhadapnya. Lalu dia dibolehkan
melakukan hal itu (memberi tahu kelakuan tuan rumah).

Ayat 153 :
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Muhamman bin Kab al-Qurzhi berkata,
Beberapa orang Yahudi mendatangi Rasuluflah saw. Lalu berkata, Sesungguhnya
Musa diutus kepada kami dengan membawa lembaran-lembaran dari Allah. Maka
datangkanlah lembaran-lembaran seperti itu agar kami mempercayaimu. Maka
Allah menurunkan firman-Nya,
(Orang-orang) Ahli Kitab meminta kepadamu (Muhammad) agar engkau
menurunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka. Sesungguhnya mereka telah
meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, Perlihatkanlah
Allah kepada kami secara nyata. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya.
Kemudian mereka menyembah anak sapi, setelah mereka melihat bukti-bukti yang
nyata. namun demikian Kami maafkan mereka, dan telah Kami berikan kepadi
Musa kekuasaan yang nyata. Dan Kami angkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk
(menguatkan) perjanjian mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka,Masukilah
pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil bersujud, dan Kami perintahkan pula
kepada mereka, Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabat.Dan

77
Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh. Maka (Kami hukum
mereka), karena mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka
terhadap keterangan-keterangan Allah, serta karena mereka telah membunuh
nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan karena mereka mengatakan, Hati
kami tertutup.Sebenarnya, Allah telah mengunci hati mereka karena kekafirannya,
karena itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman, dan (Kami hukum juga)
karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka yang sangat keji
terhadap Maryam. (an-Nisaa: 153-156)
Lalu seorang Yahudi berlutut dan berkata, Allah tidak menurunkan apa-apa
kepadamu, tidak pula kepada Musa, Isa, dan siapapun.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Mereka tidak mengagungkan Allah
sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, Allah tidak menurunkan sesuatu
pun kepada manusia. Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang menurunkan
Kitab (Taurat) yang dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia,
kamu jadikan Kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu
memperlihatkan (sebagiannya) dan banyak yang kamu sembunyikan,padahal telah
diajarkan kepadamu apa yang tidak diketahui, baik olehmu maupun oleh nenek
moyangmu.Katakanlah, Allah-lah (yang menurunkannya), kemudjan (setelah itu),
biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya. (aI-Anam: 91)

Ayat 163 :
Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Adi bin Zaid berkata,
Kami tidak tahu bahwa Allah menurunkan wahyu kepada manusia setelah Musa.
Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 166:
Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Sekelompok orang
Yahudi mendatangi Rasulullah saw.. Lalu Rasulullah saw. bersabda, Demi Allah,
saya yakin bahwa kalian semua mengetahui bahwa saya adalah Rasul Allah.
Mereka pun menyahut, Kami tidak mengetahui hal itu. Maka Allah
menurunkan firman-Nya,
(Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), Tetapi Allah
menjadi saksi atas (Al-Quran) yang diturunkan-Nya kepadamu (Muhammad). (an-
Nisaa: 166)

Ayat 176:
An-Nasai meriwayatkan dari Abuz Zubair bahwa Jabir berkata, Ketika saya

78
sakit, Rasulullah saw. menjenguk saya. Lalu saya katakan kepada beliau, Wahai
Rasulullah, saya ingin mewasiatkan untuk saudara-saudara perempuanku sepertiga
harta saya. Beliau bersabda, Bagus. Lalu saya katakan lagi,Bagaimana kalau saya
mewasiatkan setengah dari harta saya? Beliau menjawab, Bagus. Kemudian
beliau keluar dan beberapa saat kemudian beliau masuk lagi lalu bersabda, Saya
tidak melihat engkau akan meninggal dunia pada sakitmu ini. Sesungguhnya Allah
telah menurunkan wahyu kepadaku dan menjelaskan bahwa untuk seluruh saudara
perempuanmu adalah duapertiga dari hartamu.
Dan Jabir berkata,Turun pada saya ayat, Mereka meminta fatwa kepadamu
(tentang kalalah) Katakanlah, Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (an-
Nisaa: 176)
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, ini adalah kisah lain dari Jabir, selain
kisahnya pada awal surah.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Umar bahwa dia bertanya kepada Nabi
saw. tentang bagaimana warisan untuk kalalah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah, Allah memberi
fatwa kepadamu tentang kalalah. . . hingga akhir ayat 176 surah an-Nisaa.

Catatan:
Jika Anda renungi sebab-sebab turun ayat surah ini, Anda akan tahu bantahan
terhadap orang yang mengatakan bahwa ayat ini adalah Makkiyyah.

SURAT AL-MAIDAH

Ayat 2 :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, Al-Hutham bin Hinduwal
Bakri datang ke Madinah dengan beberapa untanya yang membawa bahan
makanan untuk dijual. Kemudian dia mendatangi Rasulullah, dan menawarkan
barang dagangannya, setelah itu dia masuk Islam. Ketika dia keluar dari tempat
Rasulullah, beliau bersabda kepada orang-orang yang ada di dekat beliau,
Dia datang kepadaku dengan wajah orang yang jahat. Lain dia pergi dengan
punggung seorang pengkhianat.
Ketika al-Hatham sampai ke Yamamah, dia keluar dari Islam (murtad).
Ketika bulan Dzul Hijjah, dia pergi ke Mekah dengan rombongan untanya yang
membawa bahan makanan. Ketika orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar
mendengar berita kepergian al-Hatham ke Mekah, mereka pun bersiap-siap untuk
menyerang kafilah untanya. Maka Allah menurunkan firman-Nya,

79
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar kesucian
Allah,... (al-Maaidah: 2)
Akhirnya, mereka tidak jadi melakukan hal itu.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari as-Suddi hadits yang serupa dengannya.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, dia berkata, Rasulullah
dan para sahabat berada di Hudaibiyah ketika orang-orang musyrik menghalangi
mereka pergi ke Baitullah. Hal itu membuat marah para sahabat. Ketika dalam
keadaan demikian, beberapa orang musyrik dari daerah timur melintasi mereka
menuju Baitullah untuk melakukan umrah. Para sahabat berkata, Kita halangi
mereka agar tidak pergi ke Baitullah, sebagaimana mereka menghalangi kita.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya, ...Jangan sampai kebencian(mu) kepada
suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil haram,...

Ayat 3:
Ibnu Mandah meriwayatkan dalam kitab ash-Shahaabah, dan Abdullah bin Jabalah
bin Hibban bin Hijr dari ayahnya dari kakeknya, Hibban, dia berkata, Pada suatu
ketika kami bersama Rasulullah. Lalu saya menyalakan perapian untuk memasak
daging bangkai di dalam panci. Lalu Allah menurunkan firman-Nya tentang
pengharaman bangkai, maka panci itu pun saya tumpahkan.

Ayat 4:
Ath-Thabrani, al-Hakim, al-Baihaqi, dan yang lainnya meriwayatkan dari
Abu Rafi, dia berkata, Pada suatu ketika Jibril mendatangi Nabi saw.. Lalu Jibril
meminta izin untuk masuk ke rumah beliau dan beliau mengizinkannya Namun
Jibril tidak juga masuk. Maka, Rasulullah segera memakai jubah dan keluar rumah.
Di luar rumah, beliau melihat Jibril sedang berdiri. Lalu beliau berkata kepadanya
Engkau telah saya izinkan untuk masuk rumah kami. Jibril menjawab Benar, akan
tetapi kami tidak masuk ke rumah yang di dalamnya ada gambar dan anjing. Lalu
Rasulullah dan anggota keluarga beliau melihat di dalam rumah terdapat anak
anjing. Maka beliau memerintahkan Abu Rafi agar membunuh setiap anjing
yang ada di Madinah. Kemudian orang-Orang mendatangi beliau dan bertanya,
Wahai Rasulullah, apa yang dihalalkan untuk kamu dari binatang yang engkau
perintahkan untuk dibunuh? Lalu turunlah firman Allah, Mereka bertanya
kepadamu (Muhammad), Apakah yang dihalalkan bagi mereka?....
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa Rasulullah mengutus Abu Rafi
untuk membunuh anjing-anjing. Hingga dia sampai di Awali. Kemudian Ashim
bin Adi, Saad bin Khutsaimah, dan Uwaim bin Saidah mendatangi Rasulullah dan

80
bertanya kepada beliau, Apa yang dihalalkan untuk kami wahai Rasulullah Lalu
turun firman Allah, Mereka menanyakan kepadamu: Apakah yang dihalalkan bagi
mereka?. (al-Maaidah : 4)
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qarzhi, dia berkata
Ketika Nabi saw. memerintahkan agar anjing-anjing dibunuh, orang-orang
berkata, Wahai Rasulullah lalu apa yang dibolehkan untuk kami dari anjing-anjing
ini? Lalu turunlah ayat 4 surah al-Maaidah.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari asy-Syabi bahwa Adi bin Hatim athThai
berkata, Seorang lelaki mendatangi Rasulullah untuk menanyakan tentang hasil
buruan anjing. Beliau tidak menjawab hingga turun firman Allah, ....kamu latih
menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu... (al-Maaidah : 4)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said Ibnuz-Zubair bahwa Adi bin Hatim ath-
Thai dan Zaid bin Muhalhil ath-Thai bertanya kepada Rasulullah Wahai Rasulullah,
kami adalah kaum yang berburu dengan bantuan anjing-anjing dan burung elang.
Sesungguhnya anjing-anjing keluarga Dzuraih berburu sapi, keledai, dan kijang
sedangkan Allah telah mengharamkan bangkai. Maka, apa yang dihalalkan untuk
kami? Lalu turun firman Allah, Mereka menanyakan kepadamu: Apakah yang
dihalalkan bagi mereka?. Katakanlah: Dihalalkan bagimu yang baik-baik ....

Ayat 6:
Al-Bukhari meriwayatkan dari Amr ibnul-Harits dari Abdurrahman ibnul-
Qasim dari ayahnya, dari kakeknya, dari Aisyah, dia berkata, Ketika kami dalam
perjalanan menuju Madinah, kalungku terjatuh di gurun. Kemudian Rasulullah
menghentikan untanya, lalu beliau turun. Setelah itu beliau merebahkan kepala
beliau di pangkuanku hingga tertidur. Lalu Abu Bakar datang dan memukulku
dengan keras kemudian berkata, Gara-gara kalungmu orang-orang tidak bisa
langsung ke Madinah!
Kemudian Rasulullah terbangun dan waktu pagi pun tiba. Di saat beliau
akan berwudhu, beliau tidak mendapati air. Maka turunlah firman Allah, Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat,... hingga
firman-Nya, .. .agar kamu bersyukur. (al-Maaidah: 6)
Lalu Usaid bin Hudhair berkata, Karena kalian wahai keluarga Abu Bakar, Allah
telah memberi berkah kepada orang-orang.
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Abbad bin Abdillah ibnuz-Zubair dari
Aisyah, dia berkata, Setelah peristiwa hilangnya kalungku dan berakhirnya kisah
tentang kedustaan yang dituduhkan kepadaku, saya pergi bersama Rasulullah

81
dalam peperangan yang lain. Lalu kalungku jatuh lagi, hingga orang-orang pun
harus menghentikan perjalanan untuk mencarinya. Abu Bakar dengan agak marah
berkata, Putriku, kau selalu menjadi beban dan kesulitan bagi orang-orang dalam
setiap perjalanan. Lalu Allah menurunkan keringanan untuk bertayammum.
Kemudian Abu Bakar berkata kepadaku, Sungguh engkau anak yang mendapatkan
berkah.

Catatan
1. Al-Bukhari menyebutkan hadits tentang tayammum ini dari riwayat Amr ibnul-
Harits. Di dalamnya terdapat penjelasan bahwa ayat tentang tayammum
dalam riwayat yang lain adalah ayat dalam surah al-Maaidah. Sedangkan
kebanyakan perawi hanya menyebutkan, Lalu Allah menurunkan ayat
tentang tayammum, tanpa menjelaskan surahnya. Ibnu Abdil Barr berkata,
ini sangat sulit untuk dipastikan karena kita tidak tahu ayat mana yang
dimaksud oleh Aisyah. Ibnu Baththal berkata, Ayat yang dimaksud adalah
ayat dalam surah an-Nisaa. Alasannya, ayat tentang tayammum dalam surah
al-Maaidah disebut juga dengan ayat wudhu, sedangkan dalam ayat surah
an-Nisaa tidak disebutkan tentang wudhu sama sekali. Dengan ini maka
jelaslah pengkhususan ayat an-Nisaa ini sebagai ayat tayammum. Al-Wahidi
juga menyebutkan ayat ini pada sebab turunnya ayat tayammum dalam surah
an-Nisaa. Namun dapat dipastikan bahwa yang dikuatkan oleh al-Bukhari
bahwa ayat yang dimaksud adalah ayat surah al-Maaidah adalah yang benar
karena dalam hadits yang diriwayatkannya disebutkan dengan jelas tentang
surahnya, yaitu surah al-Maaidah.
2. Hadits ini menunjukkan bahwa sebelum turunnya ayat ini, wudhu adalah
wajib. Oleh karena itu, mereka merasa kesulitan ketika melakukannya dengan
selam air. Hal ini juga tampak dari apa yang dikatakan Abu Bakar kepada
Aisyah.
Ibnu Abdil Barr berkata, Merupakan hal yang umum diketahui oleh para
ahli sejarah kehidupan Rasulullah bahwa sejak diwajibkan shalat, Rasulullah selalu
berwudhu sebelum shalat. Tidak ada yang menolak hal ini kecuali orang yang
ingkar atau bandel.
Dia berkata lagi, Hikmah dari turunnya ayat wudhu sedangkan wudhu telah
dilakukan sebelumnya adalah agar kefardhuannya terbaca langsung di dalam Al-
Quran.
Ada juga yang mengatakan, Kemungkinan bagian pertama dari ayat di atas

82
yaitu tentang kewajiban berwudhu turun lebih dahulu Kemudian sisanya-yaitu
yang berisi tentang tayammum-turun dalam kisah ini.
Saya (as-Suyuthi) katakan, Yang pertama adalah lebih benar karena penetapan
kewajiban wudhu berbarengan dengan kewajiban shalat ketika Rasulullah masih di
Mekah. Sedangkan ayat di atas adalah ayat surah Madaniyyah.

Ayat 11:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari lkrimah dan Yazid bin Abi Ziyaddan lafazhnya
dari Yazidbahwa pada suatu hari Nabi saw. pergi bersama Abu Bakar, Umar,
Utsman, Ali, Thalhah, dan Abdurrahman bin Auf ke tempat Kaab ibnul-Asyraf
dan tempat orang-orang Yahudi Bani Nadhir. Beliau mendatangi mereka untuk
meminta bantuan dalam melunasi diyat yang harus beliau bayar. Lalu mereka
berkata,,Baiklah. Sekarang duduklah dulu dan kami akan menjamumu. Setelah itu
kami akan memberikan apa yang engkau minta. Rasulullah pun duduk menunggu.
Diam-diam Huyai bin Akhthab berkata kepada teman-temannya, Kalian tidak
pernah melihat dia sedekat sekarang ini. Timpakanlah batu ke tubuhnya, maka
kalian akan dapat membunuhnya. Setelah itu, kalian tidak akan pernah melihat
keburukan lagi untuk selamanya.
Teman-teman Huyai pun mengambil batu gilingan yang besar untuk ditimpakan
ke tubuh Nabi saw.. Tapi Allah menahan tangan mereka hingga Jibril datang dan
menyuruh Nabi saw. meninggalkan tempat itu. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan)
kepadamu, ketika suatu kaum bermaksud hendak menyerangmu dengan
tangannya,...
Ibnu Jarir juga meriwayatkan kisah yang serupa dengan di atas dari Abdullah
bin Abi Bakar, Ashim bin Umair bin Qatadah, Mujahid, Abdullah bin Katsir, dan Abu
Malik.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Qatadah, dia berkata, Kami mendengar
bahwa ayat ini diturunkan kepada Rasulullah ketika beliau berada di tengah kebun
kurma ketika perang ketujuh. Ketika itu orang-orang Bani Tsalabah dan Bani Muharib
ingin membunuh Nabi saw.. Mereka mengutus seorang lelaki dari Arab pedalaman.
Orang Arab pedalaman itu mendatangi Nabi saw. ketika beliau sedang tertidur di
sebuah rumah. Lalu dia mengambil senjata beliau dan membangunkan beliau. Lalu
dia berkata, Sekarang siapakah yang dapat menghalangiku untuk membunuhmu?
Rasulullah dengan tenang menjawab, Allah. Lalu orang Arab pedalaman itu pun
menyarungkan kembali pedangnya dan Rasulullah tidak menghukumnya.

83
Abu Nuaim dalam kitab Dalaailun Nubuwwah meriwayatkan dari Hasan al-
Bashri dari Jabir bin Abdillah bahwa seorang lelaki dari kalangan orang-orang yang
memerangi Islam yang bernama Ghauts ibnul-Harits berkata kepada kaumnya,
Saya akan membunuh Muhammad untuk kalian.
Dia pun mendatangi Rasulullah, yang ketika itu sedang duduk sambil
memangku pedang beliau. Lalu Ghauts berkata, Wahai Muhammad, bolehkah
saya melihat pedangmu itu? Rasulullah menjawab, Ya silakan. Lalu Ghauts
mengambil pedang itu dan menghunusnya. Kemudian dia mengibas-ngibaskan
pedang itu dan ingin membunuh Nabi saw.. Namun Allah menahannya.
Lalu dia berkata, Wahai Muhammad, apakah engkau tidak takut? Dengan
tenang Rasulullah menjawab, Tidak. Ghauts kembali bertanya, Apakah engkau
tidak takut kepadaku sedangkan pedangmu ada di tanganku? Rasulullah menjawab
kembali, Tidak, saya tidak takut. Allah akan menghalangimu untuk berbuat buruk
terhadapku. Kemudian Ghauts menyarungkan pedang itu dan mengembalikannya
kepada Rasulullah. Lalu Allah menurunkan ayat 11 surah al-Maaidah.

Ayat 15:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah, dia berkata, Nabi saw. didatangi
orang-orang Yahudi yang bertanya kepada beliau tentang hukum rajam [terhadap
seseorang dari mereka yang berzina muhshan]. Lalu Rasulullah bertanya, Siapakah
di antara kalian yang paling pandai? Mereka pun menunjuk Ibnu Shuriya. Lalu
Rasulullah menyumpahnya dengan Zat yang menurunkan Taurat kepada Musa
dan Zat yang mengangkat Gunung Thur, serta dengan perjanjian-perjanjian yang
ditetapkan atas mereka sampai dia gemetaran. Lalu dia pun berkata, Sesungguhnya
ketika banyak orang yang dibunuh karena melakukan zina, akhirnya kami hanya
menghukum pelakunya dengan cambuk seratus kali dan kepalanya digunduli.
Akhimya orang Yahudi yang melakukan zina itu pun dirajam. Lalu Allah
menurunkan firman-Nya, Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang
kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu
sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menjelaskan. Dengan Kitab itulah
Allah memberi petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap
gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan kejalan yang lurus. (al-
Maaidah: 15-16)

Ayat 18:

84
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah mendatangi
Numan bin Qushai, Bahr bin Umar, dan Syasy bin Adi. Lalu mereka berbincang
dan beliau mengajak mereka masuk Islam dan memperingatkan mereka akan
siksa Allah. Lalu mereka berkata, Engkau tidak bisa membuat kami takut wahai
Muhammad. Karena demi Allah, kami adalah anak-anak dan kekasih Allah
sebagaimana dikatakan orang-orang Nasrani terhadap diri mereka. Maka Allah
menurunkan firman-Nya, Orang Yahudi dan Nasrani berkata,Kami adalah anak-
anak Allah dankekasih-kekasih-Nya....
Ibnu Ishaq juga meriwayatkan dari lbnu Abbas, dia berkata, Rasulullah
mengajak orang-orang Yahudi masuk Islam, namun mereka tidak mau. Maka
Muadz bin Jabal dan Saad bin Ubadah berkata kepada mereka, Wahai orang-
orang Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Demi Allah, kalian sebenarnya tahu
bahwa beliau adalah rasul Allah. Sungguh kalian telah menyebutkan tentang beliau
dan sifat-sifat yang sesuai dengan beliau kepada kami sebelum beliau diutus.
Maka Rafi bin Huraimalah dan Wahab bin Yahudza berkata, Kami tidak
pernah mengatakan tentang hal itu sama sekali. Dan setelah Musa, Allah tidak lagi
menurunkan Kitab dan tidak mengutus seorang rasul sebagai pemberi peringatan
dan pembawa berita gembira.
Lalu Allah menurunkan firman-Nya, Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami
telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu....(al-Maaidah: 15)

Ayat 33:
lbnu Jarir meriwayatkan dari Yazid bin Abi Habib bahwa Abdul Malik bin
Marwan mengirim surat kepada Anas untuk menanyakan tentang ayat,
Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya....
Anas membalas surat tersebut dan memberi tahunya bahwa ayat ini turun
pada orang-orang Urniy. Yaitu ketika mereka keluar dari Islam, membunuh
penggembala, dan membawa untanya...
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan dari Jarir hadits yang serupa dengannya.
Abdurrazzaq juga meriwayatkan dari Abu Hurairah hadits yang serupa.

Ayat 38:
Ahmad dan yang lain meriwayatkan dari Abdullah bin Amr, dia berkata,Pada
masa Rasulullah, ada seorang wanita mencuri, lalu tangan kanannya dipotong.
Kemudian dia bertanya, Apakah saya masih bisa bertobat wahai Rasulullah? Maka
Allah menurunkan firman-Nya dalam surah al-Maaidah, barangsiapa bertobat
setelah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah

85
menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (aI-
Maaidah: 39)

Ayat 41:
Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Ayat
ini turun pada dua kelompok Yahudi yang ketika masa jahiliah salah satunya lebih
mulia dan dapat mengalahkan kelompok satunya. Akhirnya mereka sepakat bahwa
jika ada orang dari golongan yang kalah yang dibunuh oleh orang yang mulia,
maka diyatnya adalah lima puluh wasaq. Sedangkan orang mulia yang dibunuh
oleh orang kalah, maka diyatnya adalah seratus wasaq. Mereka terus melakukan
hal itu.
Ketika Rasulullah datang, ada seseorang dari kelompok yang kalah membunuh
seseorang dari kelompok orang-orang mulia. Maka, orang-orang mulia tersebut
mengutus seseorang untuk meminta seratus wasaq dari mereka. Namun kelompok
orang-orang yang kalah berkata, Apakah pernah ada dua kampung yang agama
mereka sama, asal keturunan mereka sama, dan negeri mereka sama, namun
diyat yang harus dibayar salah satunya hanya setengah dari diyat yang lain? Kami
memberikannya karena kezaliman kalian, dan karena kami takut dari kalian. Namun
setelah Muhammad datang, maka kami tidak akan memberikannya.
Karena hal itu, peperangan pun hampir terjadi di antara mereka. Namun,
akhirnya mereka sepakat untuk menjadikan Rasulullah sebagai pemutus perselisihan
mereka. Lalu mereka mengirimkan beberapa orang munafik untuk menguji
pendapat beliau. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka
berlomba-lomba dalam kekafirannya.
Ahmad, Muslim, dan yang lainnya meriwayatkan dari al-Barra bin Azib, dia
berkata, Pada suatu hari, Nabi saw. berpapasan dengan orang-orang Yahudi yang
membawa seseorang dari kalangan mereka yang dihukum dengan dijemur dan
dicambuk. Lalu beliau bertanya kepada mereka, Apakah seperti ini hukuman bagi
pelaku zina di dalam Kitab kalian? Mereka menjawab, Ya. Lalu beliau memanggil
salah seorang dari pendeta mereka dan berkata, Saya menyumpahmu dengan
nama Allah yang menurunkan Taurat kepada Musa, apakah benar-benar seperti ini
hukuman bagi pelaku zina di dalam Kitab kalian?
Dia menjawab, Demi Allah, sebenarnya bukan itu hukumannya. Seandainya
engkau tidak menyumpahku dengan hal itu,. tentu aku tidak memberi tahumu.
Di dalam Kitab kami, kami dapati hukuman zina adalah rajam. Akan tetapi karena

86
orang-orang terhormat dari kami banyak yang melakukannya, maka jika salah
seorang dari mereka melakukannya, kami pun membiarkannya. Jika orang yang
lemah melakukannya, maka kami menerapkan hukuman itu atasnya. Lalu kami
katakan kepada mereka semua,Mari kita tetapkan hukuman yang kita berlakukan
untuk orang yang terhormat dan orang Iemah. Maka, kami sepakat untuk
menghukum pelaku zina dengan menjemur dan mencambuknya.
Lalu Nabi saw. bersabda, Ya Allah, kami adalah orang-orang pertama yang
menghidupkan kembali perintah-Mu yang telah mereka matikan.
Lalu beliau memerintahkan agar orang Yahudi itu dirajam. Akhirnya, rajam
pun diberlakukan atasnya. Lalu turunlah firman Allah, Wahai Rasul (Muhammad)!
Janganlah engkau disedihkan karena mereka berlomba-lomba dalam kekafirannya.
. . , hingga firman-Nya; Mereka mengatakan, Jika diberikan ini (yang sudah
diubah-ubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah.... (al-Maaidah: 41)
Maksudnya, mereka berkata, Datangilah Muhammad, jika dia menfatwakan
bahwa hukuman zina adalah dipanaskan dan dicambuk, maka kita terima. Namun
jika dia menfatwakan rajam, maka hati-hatilah. Hingga firman-Nya, ...maka
mereka itulah orang-orang zalim. (al-Maaidah: 45)
Al-Humaidi meriwayatkan di dalam musnadnya, dari Jabir bin Abdillah,
dia berkata, Seorang lelaki dari Fadak melakukan zina. Lalu penduduk Fadak
mengirim sunat kepada orang-onang di Madinah yang isinya, Tanyakan kepada
Nabi Muhammad saw. Tentang hukuman zina. Jika dia memerintahkan untuk
dicambuk, maka terimalah. Namun jika dia memerintahkan untuk dirajam, maka
jangan diterima.
Orang-orang yang di Madinah itu bertanya kepada Rasulullah. Lalu menetapkan
sebagaimana telah disebutkan dalam hadits di atas. Maka, pelaku zina itu pun
akhirnya dirajam. Lalu turunlah firman Allah, ...Jika mereka (orang Yahudi) datang
kepadamu (Muhammad untuk meminta putusan), maka berilah putusan di antara
mereka (al-Maaidah:42)
Al-Baihaqi di dalam kitab Dalaailun Nubuwwah juga meriwayatkan hadits
serupa dari Abu Hurairah.

SURAT AL-ANAM

Ayat 19:
Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Said atau Ikrimah dari Ibnu
Abbas, katanya, An-Naham bin Zaid, Qardum bin Kaab, dan Bahri bin Amr datang
menemui Nabi saw. dan berkata,Hai Muhammad, kamu tidak mengetahui ada

87
Tuhan lain di samping Allah?!
Beliau menjawab, Tiada Tuhan selain Allah. Dengannya aku diutus, dan
kepada-Nya aku berdakwah.
Maka berkenaan dengan ucapan mereka itulah Allah menurunkanayat,
Katakanlah (Muhammad), Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?

Ayat 26:
Al-Hakim dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas, katanya, Ayat ini turun
mengenai Abu Thalib, yang melarang kaum musyrikin menyakiti Rasulullah tapi dia
sendiri menjauhi agama yang beliau bawa.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Abi Hilal bahwa ayat ini turun
tentang paman-paman Nabi saw.. Mereka berjumlah sepuluh orang, dan mereka
adalah orang yang paling keras terhadap beliau di tempat ramai dan juga paling
keras terhadap beliau di tempat sepi.

Ayat 33:
At-Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan dari Ali bahwa Abu Jahal berkata kepada
Nabi saw., Sesungguhnya kami bukan mendustakan kamu, tapi kami mendustakan
ajaran yang kamu bawa. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
..karena sebenarnya mereka bukan mendustakan engkau, tetapi orang yang zalim
itu mengingkari ayat-ayat Allah..

Ayat 52:
Ibnu Hibban dan al-Hakim meriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqash, dia
berkata,Ayat ini turun tentang enam orang: saya, Abdullah bin Masud, dan
empat orang yang berkata kepada Rasulullah, Usirlah mereka, sebab kami merasa
malu menjadi pengikutmu seperti mereka. Maka dalam benak Nabi saw. timbul
keinginan itu, sehingga Allah menurunkan,Janganlah engkau mengusir orang-
orang yang menyeru Tuhannya.. .,hingga firman-Nya, ...Tidakkah Allah lebih
mengetahui tentang mereka yang bersyukur(kepada-Nya)? (al-Anaam: 53)
Ahmad, ath-Thabrani, dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari lbnu Masud,
katanya, Serombongan orang Quraisy berpapasan dengan Rasulullah yang sedang
berbincang-bincang dengan Khabbaab ibnul-Aratt, Shuhaib, Bilal, dan Ammar.
Mereka pun berseloroh, Hai Muhammad, apakah engkau ridha kepada orang-
orang ini? Apakah orang-orang semacam ini di antara kita yang diberi anugerah
oleh Allah? Kalau engkau mengusir mereka, pasti kami akan mengikutimu. Maka
Allah menurunkan ayat mengenai mereka,

88
Peringatkanlah dengannya (Al-Quran) itu orang yang takut akan dikumpulkan
menghadap Tuhannya (pada hari Kiamat) (aI-Anaam: 51)
Hingga firman-Nya, Jalan orang-orang yang berdosa. (aI-Anaam: 55)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah, katanya, Utbah bin Rabiiah, Syaibah
bin Rabiiah, Muthim bin Adi, al-Harits bin Naufal, serta para pemuka Bani Abdi
Manaf yang kafir mendatangi Abu Thalib. Kata mereka, Seandainya keponakanmu
mengusir hamba sahaya itu, niscaya dia jadi semakin mulia di hati kami, dan pasli
kami akan mengikutinya. Lalu Abu Thalib menyampaikan hal itu kepada Nabi saw.,
dan Umar ibnul-Khaththab pun berkat, Kalau Anda melakukannya, Anda akan
dapat melihat apa yang sebetulnya mereka kehendaki. Maka Allah menurunkan
ayat,
Peringatkanlah dengannya (Al-Quran) itu orang yang takut akan dikumpulkan
menghadap Tuhannya (pada hari Kiamat),... (aI-Anaam:51)
Hingga firman-Nya, ... Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang
bersyukur (kepada-Nya)? (al-Anaam: 53)
[Kata Ikrimah selanjutnya:] Mereka adalah Bilal, Ammar bin Yasir, Salim (maula
Abu Hudzaifah), Shabih (maula Usaid), Ibnu Masud, al-Miqdad bin Abdullah,
Waqid bin Abdullah al-Hanzhali, dan lain-lain. Kemudian Umar meminta maaf atas
ucapannya tersebut, sehingga turun ayat, Dan apabila orang-orang yang beriman
kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu,... (al-Anaam: 54)
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan lain-lain meriwayatkan dari Khabbab bahwa al-
Aqra bin Habis dan Uyainah bin Hashin datang. Mereka dapati Rasulullah sedang
duduk bersama Shuhaib, Bilal, Ammar, dan Khabbab serta orang-orang mukmin
yang lemah. Melihat mereka mengelilingi Nabi saw., kedua orang ini memandang
rendah mereka. Lalu keduanya mendatangi beliau dan berbisik, Kami ingin Anda
sediakan waktu pertemuan khusus untuk kami, dengan begitu orang-orang Arab
mengetahui keutamaan kami. Sebab, delegasi-delegasi Arab mendatangimu, dan
kami merasa malu kalau orang-orang Arab melihat kami berkumpul bersama para
hamba sahaya ini. Jadi, kalau kami datang, tolong suruh mereka pergi. Kalau kami
telah selesai, berkumpullah bersama mereka kalau engkau mau. Beliau menjawab,
Baik. Maka turunlah ayat, Janganlah engkau mengusir orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari,... Kemudian Dia menyebut al-Aqra
dan kawannya dengan firman-Nya, Demikianlah, Kami telah menguji sebagian
mereka (orang yang kaya) dengan sebagian yang lain (orang yang miskin),...
Khabbab berkata, Rasulullah ketika itu duduk bersama kami. Kalau beliau
hendak pergi, beliau pun bangkit dan meninggalkan kami, sehingga turunlah

89
firman-Nya, dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru
Tuhannya (al-Kahfi : 28)
Ibnu Katsir berkata, ini hadits ghariib sebab ayat ini Surah Makkiyyah,
sedangkan al-Aqra dan Uyainah baru masuk Islam lama setelah Nabi saw.
berhijrah.
Al-Faryaabi dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Maahaan bahwa beberapa
orang mendatangi Nabi saw. lalu berkata, Sungguh kami telah melakukan dosa-
dosa besar Tapi beliau tidak menjawab apa-apa. Lalu Allah menurunkan firman-
Nya,
Dan apabila orang-orang Yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu..
. (al-Anaam 54)

Ayat 65:
lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari Zaid bin Aslam bahwa ketika turun ayat,
Katakanlah (Muhammad), Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu,
dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-
golongan (yang saling bertentangan),... Rasulullah bersabda, Janganlah kalian
kembali kafir setelah aku mati, dimana kalian saling membunuh dengan pedang.
Para sahabat keheranan, Padahal kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah,
dan bahwa engkau adalah rasul Allah?! Lalu sebagian orang berkata, Tidak
mungkin kami saling berbunuhan padahal kita orang-orang Islam! Maka turunlah
ayat, Katakanlah (Muhammad), Dialah yang berkuasa mengirimkan azab
kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam
golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian
kamu keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan
berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya). (al-
Anaam: 65)

Ayat 82:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ubaidullah bin Zuhar dari Bakr bin
Sawaadah, ia berkata, Seorang musuh menyerang orang-orang Islam dan ia
berhasil menewaskan satu orang, kemudian ia menyerang lagi dan berhasil
membunuh seorang lagi, talu ia kembali menyerang dan berhasil menewaskan
seorang lagi. Selanjutnya ia pun bertanya,Setelah apa yang kulakukan ini, apakah
aku masih bisa masuk Islam? Rasulullah menjawab, Ya. Maka orang itu pun
menyembelih kudanya, lalu bergabung dengan barisan kaum muslimin. Setelah itu
dia menyerang bekas kawan-kawannya, hingga ia berhasil membunuh satu orang,

90
lalu membunuh satu lagi, kemudian dia terbunuh. Maka para sahabat memandang
bahwa ayat ini turun mengenai orang itu. Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik)..

Ayat 91:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said ibnuz-Zubair bahwa seorang pria
Yahudi yang bernama Malik ibnush-Shaif datang lalu mendebat Nabi saw.. Maka
Nabi bertanya kepadanya, Demi Tuhan yang telah menurunkan Taurat kepada
Musa, apakah kamu dapati di dalam Taurat bahwa Allah membenci pendeta yang
gemuk?
Kebetulan dia seorang pendeta yang gemuk, maka dia pun marah dan
berkata, Allah tidak menurukan sesuatu pun kepada manusia! Mendengar itu
kawan-kawannya berteriak, Celaka kamu! Apakah Allah juga tidak menurunkan
sesuatu pun kepada Musa a.s.? Maka Allah menurunkan firman-Nya, Mereka
tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, Allah
tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.... Riwayat ini mursal.
Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari Ikrimah.
Ada hadits lain yang telah disebutkan sebelumnya dalam surah an-Nisaa.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abi Thalhah dari Ibnu Abbas bahwa orang-
orang Yahudi berkata, Demi Allah, Allah tidak menurunkan kitab apa pun dari
langit. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 93 :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah mengenai firman-Nya, Siapakah yang
lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-ngadakan dusta terhadap Allah
atau yang berkata, Telah diwahyukan kepadaku,...
Ia berkata, Ayat itu turun tentang Musailamah, sedangkan ayat, ...dan orang
yang berkata, Aku akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah..., turun
tentang Abdullah bin Saad bin Abi Sarh. Dia dahulu menulis surat kepada Nabi
saw., berisi ungkapan aziizun hakiim, lalu Nabi saw. membalas surahnya dan berisi
ungkapan ghafuurun rahiim. Tatkala surat balasan itu dibacakan kepadanya, dia
berkata, Ya, sama saja! Maka dia pun keluar dari Islam dan bergabung dengan
orang-orang kafir Quraisy.
As-Suddi meriwayatkan hal senada dan ia menambahkan bahwa Abdullah
ini berkata, Kalau Muhammad diberi wahyu, aku pun diberi wahyu. Kalau Allah
menurunkan wahyu kepadanya, aku pun menerima seperti apa yang diturunkan
Allah itu. Muhammad berkata,Samiian aliiman, aku pun berkata, Aliiman

91
hakiiman !

Ayat 94:
Ibnu Jarir dan lain-lain meriwayatkan dari Ikrimah bahwa an-Nadhr ibnul-
Harits berkata, Laata dan Uzza akan memberi syafaat kepadaku. Maka turunlah
ayat ini,
Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami
Hingga firman-Nya, ...apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah).

Ayat 108 :
Abdurrazzaq berkata,Muammar memberi tahu kami bahwa Qataadah
berkata, Dahulu kaum muslimin memaki berhala-berhala kaum kafir sehingga
kaum kafir tersebut memaki Allah. Maka Allah menurunkan firman-Nya, Dan
janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah,...

Ayat 109 :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qurazhi, ia berkata,
Suatu ketika Rasulullah berdialog dengan orang-orang Quraisy. Mereka berkata,
Hai Muhammad, kamu memberi tahu kami bahwa Musa punya sebatang tongkat
yang dipakainya memukul batu, Isa dapat menghidupkan orang mati, dan kaum
Tsamud punya unta. Maka, datangkanlah suatu mukjizat kepada kami agar
kami beriman kepadamu. Rasulullah bertanya, Mukjizat seperti apa yang kalian
kehendaki? Mereka menjawab, Jadikan bukit Shafa emas! Rasulullah bertanya lagi,
Kalau aku melakukannya, apakah kalian akan beriman?Mereka menjawab,Ya,
demi Allah! Maka Rasulullah pun berdoa, lalu Jibril datang dan berkata kepada
beliau, Kalau kamu mau, bukit itu akan berubah jadi emas. Tapi, kalau setelah itu
mereka tetap tidak beriman, maka sungguh kami akan mengazab mereka. Tapi
kalau kamu mau, biarkan mereka begitu hingga mereka bertobat. Kemudian Allah
menurunkan firman-Nya dalam surah al-Anaam ayat 109, Dan mereka bersumpah
dengan nama Allah dengan segala kesungguhan,.., hingga firman-Nya di ayat 111,
...Tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (arti kebenaran).

Ayat 118:
Abu Dawud dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa sejumlah
orang mendatangi Nabi saw. lalu bertanya, Wahai Rasulullah, kita boleh memakan
hewan yang kita bunuh, tapi tidak boleh memakan hewan yang dibunuh Allah?!
Maka Allah menurunkan firman-Nya, Maka makanlah dari apa (daging hewan)

92
yang (ketika disembelih) disebut nama Allah, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-
Nya. hingga firman-Nya di ayat 121, . . .Dan jika kamu menuruti mereka, tentu
kamu telah menjadi orang musyrik.
Abu Dawud, al-Hakim, dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai
firman-Nya di ayat 121, . . . Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kamu..., ia berkata, Orang-orang
mengatakan, Yang disembelih oleh Allah tidak kalian makan, tapi yang kalian
sembelih kalian makan?! Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ath-Thabrani dan lain-lain meriwayatkan dari lbnu Abbas bahwa ketika
turun ayat 121, Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang
(ketika disembelih) tidak disebut nama Allah..., orang-orang Persia mengirim
pesan kepada suku Quraisy yang berbunyi, DebatIah Muhammad, katakan
kepadanya, Yang kamu sembelih dengan tanganmu sendiri dengan pisau adalah
halal, sedangkan yang disembelih Allah dengan belati emas (yakni bangkai)
adalah haram? Maka turunlah ayat 121 ini,. . .Sesungguhnya setan-setan akan
membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.... Kata
Ibnu Abbas, Asy-syayaathiin (setan-setan) itu adalah orang-orang persia, sedang
auliyaa (pembantu) mereka adalah orang-orang Quraisy.

Ayat 122 :
Abusy Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya, Dan apakah
orang yang sudah mati lalu Kami hidupkan.... lbnu Abbas berkata,Ayat ini turun
tentang Umar dan Abu Jahal.
Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari adh-Dhahhak.

Ayat 141 :
lbnu Jarir meriwayatkan dari Abul Aaliyah, katanya,Dahulu selain zakat,
mereka juga mendermakan sesuatu, kemudian mereka berlebih-lebihan. Maka
turunlah ayat ini.
Ia juga meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa ayat ini turun tentang Tsabit bin
Qais bin Syammas yang pada waktu kebun kurmanya panen ia memberi makan
kepada orang-orang hingga sore harinya ia tidak kebagian sebuah pun.

SURAT AL-ARAF

Ayat 31:
Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa pada masa jahiliah, seorang
wanita berthawaf di Kabah dalam keadaan telanjang, hanya kemaluannya yang

93
ditutupi dengan secarik kain. Sambil berthawaf ia bersyair, Hari ini sebagian atau
seluruhnya kelihatan, dan bagian yang kelihatan tidak aku halalkan.
Maka turunlah ayat, ... Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
(memasuki) masjid,.... Dan turun pula ayat, Katakanlah (Muhammad), Siapakah
yang mengharamkan perhiasan dari Allah....

Ayat 184:
Ibnu Abi Hatim dan Abusy Syaikh meriwayatkan dari Qataadah, katanya,
Dikisahkan kepada kami bahwa Nabi saw. berdiri di atas bukit Shafa lalu menyeru
orang-orang Quraisy. Beliau menyeru setiap marga, Hai Bani Fulan, hai Bani Fulan.
.., memperingatkan mereka terhadap azab dan siksa Allah. Seseorang dari mereka
berkata, Sungguh orang ini telah gila, memanggil manggil keluarganya dari malam
hingga pagi. Maka Allah menurunkan firman-Nya, Dan apakah mereka tidak
merenungkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak gila. Dia (Muhammad)
tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang jelas.

Ayat 187 :
Ibnu Jarir dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Hamal bin Abi
Qusyair dan Samuel bin Zaid berkata kepada Rasulullah, Beritahu kami kapan
akan terjadi kiamat kalau engkau benar seorang nabi sebagaimana kamu klaim,
sebab kami tahu kapan terjadinya! Maka Allah menurunkan firman-Nya, Mereka
menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat,.... Ia juga meriwayatkan
dari Qataadah, ia berkata, Orang-orang Quraisy mengatakan... (lalu ia menyebutkan
riwayat yang senada).

Ayat 204:
Ibnu Abi Hatim dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ayat,
Dan apabila dibacakan Al-Quranfl, maka dengarkanlah dan diamlah,.., turun
tentang meninggikan suara dalam shalat di belakang Nabi saw..
Ia juga meriwayatkan darinya bahwa dahulu mereka berbicara pada waktu
shalat sehingga turun ayat, Dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah
dan diamlah,...
Ia meriwayatkan hal senada dari Abdullah bin Mughaffal.
lbnu Jarir meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Masud.
Dan ia meriwayatkan dari az-Zuhri, ia berkata, Ayat ini turun tentang seorang
pemuda Anshar, yang membaca setiap ayat yang dibaca oleh Rasulullah.
Said bin Manshur mengatakan di dalam Sunan-nya, Abu Masyar bercerita

94
kepada kami bahwa Muhammad bin Kaab berkata, Dahulu mereka berebutan
mengambil dari Rasulullah. Apabila beliau membaca suatu ayat, mereka ikut-ikutan
membacanya, hingga turun ayat ini yang terdapat dalam surah al-Araaf, Dan
apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah,... Saya berkata,
Itu menunjukkan bahwa ayat ini surah Madaniyyah.

SURAT AL-ANFAL

Ayat 1:
Abu Dawud, an-Nasai, Ibnu Hibban, dan al-Hakim meriwayatkan bahwa Ibnu
Abbas berkata, Nabi saw. bersabda, Barangsiapa membunuh seorang musuh,
maka Ia mendapat ini dan itu. Dan barangsiapa menawan seorang musuh, maka ia
mendapat ini dan itu.
Orang-orang tua bertahan di bawah panji-panji perang, sedangkan para
pemuda maju membunuhi musuh dan merampas ghanimah. Lalu orang-orang
yang tua itu berkata kepada para pemuda, Beri kami bagian, sebab kami adalah
tulang punggung kalian. Seandainya terjadi sesuatu pada kalian pasti kalian
mundur kepada kami. Mereka bertengkar, lalu mereka menghadap Nabi saw.,
hingga turunlah ayat, Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang
(pembagian) harta rampasan perang....
Ahmad meriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqash, ia berkata, Pada waktu
Perang Badar, saudaraku (Umair) terbunuh, maka sebagai pembalasannya aku
membunuh Said ibnul-Ash, dan aku ambil pedangnya yang kemudian kubawa
menghadap Nabi saw.. Beliau bersabda, Gabungkan pedang itu ke dalam barang-
barang rampasan perang. Aku pun kembali dengan membawa kesedihan yang
tidak terkira akibat terbunuhnya saudaraku dan diambilnya barang rampasanku.
Belum jauh aku berjalan, telah turun surah al-Anfaal. Maka Nabi saw. bersabda,
Pergilah ambil pedangmu!
Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasai meriwayatkan dari Saad, ia menuturkan,
Pada waktu Perang Badar, aku merampas sebilah pedang. Aku katakan, Wahai
Rasulullah, sungguh Allah telah membalaskan sakit hatiku terhadap kaum musyrikin.
Hadiahkan pedang mini kepada saya. Beliau bersabda, ini bukan hakku, juga bukan
hakmu. Aku pun berkata, Boleh jadi pedang ini diberikan kepada seseorang yang
tidak bertempur seperti yang kulakukan. Kemudian Rasulullah mendatangiku lalu
bersabda,Tadi engkau memintaku ketika hal ini bukan menjadi hakku. Sekarang ia
telah menjadi hakku, dan pedang itu milikmu.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid bahwa mereka bertanya kepada Nabi

95
saw. tentang Khumus (bagian seperlima) sisa dari 4/5, maka turunlah ayat, Mereka
menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan
perang ...

Ayat 5:
Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Abu Ayyuub al-
Anshari, ia menuturkan, Rasulullah bersabda kepada kami tatkala kami di
Madinah- ketika itu beliau mendengar kabar bahwa kafilah dagang Abu Sufyan
telah tiba, Bagaimana pendapat kalian? Boleh jadi Allah akan memberikannya
sebagai ghanimah bagi kita dan menyerahkannya kepada kita!
Maka kami pun berangkat. Setelah berjalan sehari dua hari, beliau bertanya,
Bagaimana menurut kalian? Kami menjawab, Rasulullah, kita tidak punya kekuatan
untuk berperang pada hari ini. Kita keluar tidak lain untuk merebut kafilah dagang
Kemudian al-Miqdad berkata,Janganlah kalian mengatakan seperti ucapan kaum
Musa, ... pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua.
Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.
Maka Allah menurunkan firman-Nya, Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu
pergi dari rumahmu dengan kebenaran, meskipun sesungguhnya sebagian dari
orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya. (aI-Anfaal: 5)
Jarir meriwayatkan hal senada dari Ibnu Abbas.

Ayat 9:
At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Umar ibnul-Khaththab berkata, Nabi saw.
memandang kaum musyrikin yang berjumlah seribu orang sementara anak buah
beliau hanya berjumlah 300 sekian belas orang. Maka beliau menghadap kiblat,
mengangkat tangannya, seraya berdoa kepada Tuhan, Ya Allah, wujudkanlah apa
yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau binasakan rombongan kami
ini, Engkau tidak lagi disembah di muka bumi.
Beliau terus memohon kepada Tuhan seraya mengangkat kedua tangannya
dan menghadap kiblat sampai-sampai selendang beliau terjatuh, lalu Abu Bakar
mendekati dan memungut Selendang itu lalu menyampirkannya di pundak beliau.
Kemudian ia berdiri di belakang beliau dan berkata ya Rasulullah, permohonanmu
kepada Tuhan sudah cukup pasti Dia akan melaksanakan apa yang telah Ia janjikan
kepadamu Maka Allah menurunkan firman-Nya,
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu
diperkenankan-Nya bagimu,... Allah mendatangkan bala bantuan para malaikat
kepada mereka.

96
Ayat 17:
Mengenai firman Allah taala,. . .dan bukan engkau yang melempar ketika
engkau melempar,.., al-Hakim meriwayatkan dari Said ibnul-Musayyab bahwa
ayahnya menuturkan Pada Perang Uhud, Ubai bin Khalaf mendatangi Nabi saw..
Orang-orang memberikan jalan baginya, lalu Mushab bin Umair menghadapinya
Rasulullah melihat tulang selangka Ubai dan celah kecil antara baju besi dan helm
besinya, kemudian Rasulullah menikamnya dengan tombak beliau hingga Ubai
tersungkur dari kudanya. Tikaman itu tidak mengeluarkan darah, tapi mematahkan
salah satu tulang rusuknya.
Dia dijemput kawan-kawannya, sementara dia menggereng seperti kerbau.
Kawan-kawannya berkata, Mengapa kamu demikian ketakutan? ini hanya luka
kecil! Maka dia menuturkan kepada mereka tentang perkataan Rasulullah,Akulah
yang akan membunuh Ubai! Kemudian dia melanjutkan, Demi Tuhan, seandainya
luka yang kualami ini menimpa penduduk Dzul Majazir, pasti mereka semua
mati Akhirnya Ubai benar-benar mati sebelum dia sampai ke Mekah. Lalu Allah
menurunkan firman-Nya, .. .dan bukan engkau yang melempar ketika engkau
melempar ....
Hadits ini sanadnya shahih, akan tetapi ia ghariib.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abdurrahman ibnuz-Zubair bahwa pada Perang
Khaibar Rasulullah meminta sebuah busur, lalu beliau memanah benteng dan
anak panah tersebut meluncur turun membunuh Ibnu Abil Huqaiq yang sedang
berbaring di ranjangnya. Maka Allah menurunkan firman-Nya, . . . dan bukan
engkau yang melempar ketika engkau melempar ....
Hadits ini mursal, sanadnya jayyid (bagus), akan tetapi ghariib. Yang masyhur
bahwa ayat ini turun mengenai lemparan beliau pada Perang Badar, yakni ketika
beliau melempar dengan segenggam debu.
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan ath-Thabrani meriwayatkan bahwa Hakim bin
Hizam berkata, Pada Perang Badar, kami mendengar suara yang jatuh ke bumi
dari langit seperti suara kerikil yang jatuh di baskom. Dan, Rasulullah melemparkan
debu itu sehingga kami kalah. Itulah yang dimaksud oleh firman-Nya, ... dan bukan
engkau yang melempar ketika engkau melempar . . ..
Abusy Syaikh meriwayatkan hal senada dari Jabir dan Ibnu Abbas.
Riwayat serupa juga disebutkan oleh Ibnu Jarir dari lain.

Ayat 19 :
Al-Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Tsalabah bin Shair, ia berkata,

97
Orang yang mencari keputusan itu adalah Abu Jahal. Ketika kedua rombongan
(kaum muslimin dan kaum musyrikin) bertemu, ia berucap, Ya Allah, siapa pun di
antara kami yang lebih memutus tali kekerabatan dan membawakan kami sesuatu
yang tidak kami kenali, maka binasakanlah ia hari ini. Ucapan ini adalah istiftaah
(pencarian atau permohonan keputusan). Maka Allah menurunkan firman-Nya,
Jika kamu meminta keputusan, maka sesungguhnya keputusan telah datang
kepadamu;..,hingga firman-Nya, ...Sungguh, Allah beserta orang-orang beriman.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Athiyyah bahwa Abu Jahal berdoa pada
waktu Perang Badar, Ya Allah, tolonglah yang termulia di antara kedua kelompok
ini. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 27 :
Said bin Manshur dan lain-lain meriwayatkan dari Abdullah bin Qataadah, ia
berkata, Ayat ini turun tentang Abu Lubabah bin Abdul Mundzir. Pada waktu terjadi
Perang Bani Quraizhah, ia ditanya oleh Bani Quraizhah, Bagaimana keputusannya
nanti? Ia mengisyaratkan ke arah tenggorokannya, yang beranti bahwa keputusan
Rasulullah nanti adalah menyembelih mereka semua. Maka turunlah ayat ini. Abu
Lubaabah mengatakan, Selagi masih di tempat, aku pun menyadari bahwa aku
telah mengkhianati Allah dan rasul-Nya.
Ibnu Jarir dan lain-lain meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah bahwa ketika Abu
Sufyan keluar dari Mekah, Jibril mendatangi Nabi saw. dan berkata, Abu Sufyan
sekarang berada di tempat ini. Maka Rasulullah bersabda (kepada para sahabat),
Abu Sufyan sekarang berada di termpat anu; berangkatlah kalian kepadanya secara
diam-diam. Tapi seorang munafik menulis surat kepada Abu Sufyan, Muhammad
hendak menyerang kalian. Waspadalah! Maka Allah menurunkan firman-Nya,
Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad). Hadits ini sangat
ghariib, sanad dan konteksnya meragukan.
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa as-Suddi berkata, Dahulu mereka (para
sahabat) mendengarkan sabda Nabi saw. lalu menyebarkannya sehingga terdengar
kaum musyrikin. Maka turunlah ayat ini.,

Ayat 30:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa sejumlah orang Quraisy
dan para pemuka tiap suku berkumpul hendak memasuki Daarun Nadwah, tapi Iblis
menghadang mereka dalam penampilan seorang tua terhormat. Tatkala mereka
melihatnya, mereka bertanya, Siapa Anda? Ia menjawab, Saya seorang sesepuh
dari Nejed.Saya mendengar urusan yang membuat kalian mengadakan pertemuan

98
ini sehingga saya ingin ikut hadir. Kalian tidak akan rugi mendengar nasihat dan
pendapat saya. Mereka menjawab, baiklah, silakan masuk. Lalu ia pun masuk
bersama mereka. Kemudian ia mengatakan, Pikirkanlah cara menghadapi orang
ini!
Seseorang berkata, Belenggu dia dengan tali lalu tunggu saja maut
menjemputnya hingga ia mampus seperti para penyair sebelumnyaZuhair dan
an-Nabighahsebab dia tidak lebih seperti mereka. Musuh Allah (Iblis) yang
menjelma sebagai sesepuh dari Nejed itu berkata, Tidak, sungguh ini bukan
pendapat yang tepat.
Ia bisa saja mengirim berita kepada sahabat-sahabatnya sehingga mereka
bergerak merebutnya dari tangan kalian, lalu mereka melindunginya dari gangguan
kalian. Kalau sudah begitu, aku khawatir mereka akan mengusir kalian dari negeri
kalian. Carilah pendapat lain!
Seseorang berkata, Usir saja dia dari negeri kalian agar kalian dapat hidup
tenang. Sebab, kalau dia sudah keluar, apa yang ia perbuat tidak akan merugikan
kalian. Sesepuh Nejed itu berkata, Tidak, sungguh ini bukan pendapat yang
bagus. Tidakkah kalian lihat betapa manis ucapannya, betapa lemasnya lidahnya,
serta betapa pandainya ia menarik hati orang dengan perkataannya?! Demi Allah,
seandainya kalian melakukan pilihan ini, lalu ia membujuk orang-orang Arab, pasti
mereka bersatu di bawah komandonya, lalu ia akan menyerang kalian hingga
ia mengusir kalian dari negeri ini serta membantai para pemimpin kalian. Kata
orang-orang itu, Dia benar! Pikirkan cara lain!
Abu Jahal berkata, Demi Allah, aku akan kemukakan kepada kalian pendapat
yang tidak terpikirkan oleh kalian. Aku tidak melihat pendapat lain. Mereka
bertanya, Apa pendapatmu? Ia menerangkan, Kalian ambil seorang pemuda
yang kuat dari tiap suku, lalu masing-masing diberi pedang yang tajam, lalu
mereka menikamnya secara bersama-sama. Kalau kalian membunuhnya, darahnya
akan terbagi kepada seluruh suku. Kukira satu marga dari Bani Hasyim Itu tidak
akan sanggup memerangi seluruh Quraisy. Dan kalau mereka menyadari hal itu,
pasti mereka akan mau menerima tebusan. Dengan demikian, kita bisa tenang dan
terbebas dari gangguannya.
Akhirnya mereka bubar setelah sepakat untuk melaksanakan rencana ini. Lalu
Jibril mendatangi Nabi saw. dan menyuruhnya untuk tidak tidur di pembaringannya
yang biasa ia tempati. Dia memberi tahu beliau tentang makar kaum Quraisy.
Rasulullah pun tidak tidur di rumahnya pada malam itu. Dan pada waktu itulah
Allah memerintahkan beliau untuk keluar (dari Mekah), dan setelah beliau tiba di

99
Madinah Dia menurunkan firman-Nya kepada beliau untuk mengingatkan beliau
akan nikmat-Nya, Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan
tipu daya terhadapmu (Muhammad)..
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ubaid bin Umair dan al-Muththalib bin Abi
Wadaaah bahwa suatu ketika Abu Thalib bertanya kepada Nabi saw., Apa yang
dirundingkan kaummu? Beliau menjawab, Mereka hendak memenjarakan
aku, atau membunuhku, atau mengusirku. Tanya Abu Thalib lagi, Siapa yang
memberitahukan demikian kepadamu? Beliau menjawab, Tuhanku. Kata Abu
Thalib, Sebaik-baik Tuhan adalah Tuhanmu, maka jagalah baik-baik. Rasulullah
menyahut, Aku menjaga-Nya? Dialah yang justru menjagaku! Maka turunlah ayat
di atas.
Ibnu Katsir berkata, Disebutkannya nama Abu Thalib dalam riwayat ini adalah
ghariib, bahkan mungkar, sebab kisah ini terjadi pada malam hijrah, yang terjadi
tiga tahun setelah kematian Abu Thalib.

Ayat 31:
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Said ibnuz-Zubair berkata, Pada Perang
Badar, Nabi saw. membunuh Uqbah bin Abi Muiith, Thuaimah bin Adi, dan an-
Nadhr ibnul-Harits dalam keadaan terbelenggu. Al-Miqdadlah yang menawan an-
Nadhr. Maka ketika beliau memerintahkan agar an-Nadhr dibunuh, dia mengadu,
Wahai Rasulullah, dia adalah tawanan saya! Rasulullah bersabda, Dahulu dia
pernah mengatakan sesuatu (yang keji) tentang Kitabullah. Mengenai dirinyalah
diturunkannya ayat,Dan apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepada mereka,.

Ayat 32:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Said ibnuz-Zubair tentang firman-Nya, Dan
(ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, Ya Allah, jika (Al-Quran)
ini benar (wahyu) dari Engkau,...
Ia berkata, Ia turun tentang an-Nadhr ibnul-Harits.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas, ia berkata, Abu Jahl bin Hisyam
mengatakan, ...Ya Allah, jika (Al-Quran) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka
hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang
pedih. maka turunlah ayat 33, Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama
engkau (Muhammad,) berada di antara mereka ....
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, Dahulu orang-
orang musyrik bertawaf di Kabah dan berucap, Ya Allah, ampunilah kami! Maka
Allah menurunkan firman-Nya, Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama

100
engkau (Muhammad) berada di antara mereka.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Yazid bin Rumaan dan Muhammad bin Qais
bahwa orang-orang Quraisy berkata satu sama lain,Muhammad adalah orang
yang dimuliakan Allah di antara kita.
.. Ya Allah,jika (Al-Quran) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami
dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih. (al-
Anfaal: 32)
Akan tetapi pada sore harinya mereka menyesali apa yang telah mereka
katakan tadi, dan mereka berdoa,Ya Allah, ampunilah kami! Maka Allah
menurunkan ayat 33, . . . Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka,
sedang mereka (masih) memohon ampunan. hingga firman-Nya pada ayat 34,...
tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Ibnu Abza bahwa Rasulullah masih berada
di Mekah ketika Allah menurunkan ayat 33, Tetapi Allah tidak akan menghukum
mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka.... Setelah beliau
hijrah ke Madinah, Allah menurunkan firman-Nya, .. .Dan tidaklah (pula) Allah
akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan. Sisa
kaum muslimin yang masih berada di Mekah senantiasa beristigfar, dan setelah
mereka berhijrah Allah menurunkan firman-Nya di ayat 34, Dan mengapa Allah
tidak menghukum mereka .... Lalu Dia memerintahkan penaklukan Mekah, dan
itulah azab yang dijanjikan-Nya kepada mereka.

Ayat 35:
Al-Wahidi meriwayatkan bahwa Ibnu Umar berkata, Dahulu mereka berthawaf
di Kabah sambil bertepuk tangan dan bersiul, maka turunlah ayat ini.
lbnu Jarir meriwayatkan dari Said, ia berkata, Quraisy dahulu membarengi Nabi
saw. ketika thawaf, dengan tujuan mengejek beliau dan bersiul serta bertepuk
tangan. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 36:
Ibnu Ishaq mengatakan, Aku pernah diberi tahu oleh az-Zuhri, Muhammad
bin Yahya bin Hibban, Ashim bin Umar bin Qatadah, dan al-Hushain bin
Abdurrahman bin Amr bin Saad bahwa ketika Quraisy kalah pada Perang Badar
dan mereka pulang ke Mekah... Abdullah bin Abi Rabiiah, Ikrimah bin Abi Jahl,
dan Shafwaan bin Abi Umayyah, bersama-sama sejumlah orang Quraisy yang lain
yang ayah atau anak mereka tewas, menemui Abu Sufyan dan orang-orang Quraisy
yang punya barang dagangan dalam kafilah itu. Kata mereka, Hai orang-orang

101
Quraisy, Muhammad telah membantai orang-orang terbaik di antara kalian. Maka,
bantulah kami dengan harta ini untuk memeranginya. Mudah-mudahan kita bisa
membalas dendam kepadanya. Mereka pun sepakat-sebagaimana diriwayatkan
dari Ibnu Abbas. Maka Allah menurunkan firman-Nya, Sesungguhnya orang-orang
yang kafir itu, menginfakkan harta mereka..., hingga firman-Nya, .... orang-orang
kafir itu akan dikumpulkan.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Hakam bin Utaibah, ia mengatakan,
Ayat ini turun tentang Abu Sufyan yang mendermakan empat puluh uqiyah emas
kepada kaum musyrikin.
Sedangkan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abza dan Said ibnuz-Zubair
bahwa ayat ini turun tentang Abu Sufyan. Pada Perang Uhud dia mengupah dua
ribu orang Habasyah untuk membantunya memerangi Rasulullah.

Ayat 47:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qurazhiy bahwa ketika
kaum Quraisy berangkat dari Mekah menuju Badar, mereka membawa serta para
penyanyi wanita dan gendang. Maka Allah menurunkan firman-Nya,Dan janganlah
kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya....

Ayat 49:
Dalam al-Mujamul Ausath, ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang
lemah dari Abu Hurairah bahwa ketika Allah menurunkan firman-Nya kepada Nabi
saw. di Mekah, Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke
belakang. (al-Qamar: 45)
Umar ibnul-Khaththaab bertanya, Rasulullah, golongan apa? Hal itu sebelum
terjadi Perang Badar. Ketika pecah Perang Badar dan kaum Quraisy kalah, aku pun
memandang Rasulullah yang sedang menatap bekas-bekas mereka dalam keadaan
menghumus pedang dan berucap,
Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.
(al-Qamar: 45)
Jadi, ayat itu mengenai Perang Badar. Lalu Allah menurunkan firman-Nya
mengenai mereka,
Sehingga apabila Kami timpakan siksaan.. . . (aI-Muminuun: 64)
Juga menurunkan ayat, Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang
telah menukar nikmat Allah dengan ingkar. . . . (Ibrahim: 28)
Rasulullah melempar mereka, dan lemparan itu mengenai mereka semua,
menimpa mata dan mulut mereka, sampai-sampai ada yang terbunuh ketika dia

102
sibuk membersihkan mata dan mulutnya. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar, tetapi Allah yang
melempar.. . . (aI-Anfaal: 17)
Dan Dia menurunkan firman-Nya tentang Iblis,
Maka ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), setan balik
ke belakang. .. . (aI-Anfaal: 48)
Utbah bin Rabiiah serta beberapa orang musyrik yang lain berkata pada
waktu Perang Badar, Orang-orang ini telah ditipu oleh agama mereka! Maka
Allah menurunkan ayat.
(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit
di dalam hatinya berkata, Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya (al-Anfaal:
49)

Ayat 55:
Abusy Syaikh meriwayatkan dari Said ibnuz-Zubair bahwa ayat, Sesungguhnya
makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah
orang-orang kafir, karena mereka tidak beriman. turun tentang enam orang
Yahudi, salah satunya bernama Ibnu Tabut.

Ayat 58:
Abusy Syaikh meriwayatkan dari Ibnu Syihab, ia berkata, Jibril menemui
Rasulullah dan berkata, Engkau telah meletakkan senjata padahal kita masih hendak
memburu musuh?! Keluarlah, sesungguhnya Allah telah memerintahkanmu untuk
memerangi Quraizhah. Dan Allah menurunkan firman-Nya mengenai mereka,
Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari
suatu golongan....

Ayat 64:
Al-Bazzar meriwayatkan dengan sanad yang lemah melalui Ikrimah dari Ibnu
Abbas, ia berkata, Ketika Umar masuk Islam, orang-orang musyrik berkata satu
sama lain, Sekarang mereka telah setara dengan kita. Dan Allah pun menurunkan
firman-Nya, Wahai Nabi (Muhammad)! Cukuplah Allah (menjadi pelindung)
bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu. Atsar ini dikuatkan
dengan beberapa riwayat lain.
Ath-Thabrani dan lain-lain meriwayatkan dari Said ibnuz-Zubair bahwa Ibnu
Abbas berkata, Ketika 39 lelaki dan wanita masuk Islam lalu Umar pun masuk
Islam sehingga jumlah mereka menjadi empat puluh, turun firman-Nya, Wahai

103
Nabi (Muhammad)! Cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-
orang mukmin yang mengikutimu.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Said ibnuz-
Zubair bahwa ketika 33 lelaki dan 6 wanita masuk Islam, lalu Umar masuk Islam
pula, turunlah ayat, Wahai Nabi (Muhammad)! Cukuplah Allah (menjadi pelindung)
bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.
Abusy Syaikh meriwayatkan dari Said ibnul-Musayyab bahwa ketika Umar
masuk Islam, Allah menurunkan ayat mengenai keislamannya, Wahai Nabi
(Muhammad)! Cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang
mukmin yang mengikutimu.

Ayat 65:
Ishaq bin Raahawaih, dalam al-Musnad-Nya, meriwayatkan dari Ibnu Abbas,
ia berkata, Ketika Allah mewajibkan agar setiap orang menghadapi sepuluh
musuh, mereka merasa keberatan. Maka Allah pun meringankannya sampai satu
lawan dua. Lalu Allah menurunkan ayat,... Jika ada dua puluh orang yang sabar
di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...,
hingga akhir ayat.

Ayat 67:
Ahmad dan lain-lain rneriwayatkan dari Anas bahwa Nabi saw. bermusyawarah
dengan kaum muslimin mengenai tindakan apa yang akan diambil terhadap
para tawanan dalam Perang Badar. Beliau bersabda, Sesungguhnya Allah telah
memberi kalian kuasa penuh atas diri mereka. Umar ibnul-Khaththab berdiri dan
berkata, Rasulullah, penggal saja leher mereka! Akan tetapi, setelah mendengar
perkataan Umar yang seperti itu beliau berpaling. Lalu Abu Bakar berdiri dan
mengatakan, Menurut kami, Anda sebaiknya memaafkan mereka dan menerima
tebusan mereka. Beliau memaafkan mereka dan menerima uang tebusan., Maka
Allah menurunkan ayat 68, Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dan Allah,...
Ahmad, at-Tirmidzi, dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Masud, ia berkata,
Pada waktu Perang Badar, ketika para tawanan dihadapkan kepada beliau,
Rasulullah bertanya, Apa pendapat kalian tentang para tawanan ini? Maka
turunlah ayat Al-Quran sesuai pendapat Umar,Tidaklah pantas, bagi seorang nabi
mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan musuhnya..., hingga akhir
ayat.
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda,
Barang-barang ghanimah (rampasan perang) tidak halal bagi seorang pun

104
sebelum kalian. Barang-barang itu sejak dulu dilahap api yang menyambar turun
dan langit.
Tapi pada waktu Perang Badar, kaum muslimin memungut barang-barang
ghanimah sebelum dihalalkan bagi mereka. Maka Allah menurunkan ayat,
Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa
siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil. (al-Anfaal: 68)

Ayat 70:
Dalam al-Mu jamul Ausath, ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa al-Abbas berkata, Demi Allah, mengenai dirikulah ayat itu turun; yaitu
ketika aku memberi tahu Rasulullah bahwa aku masuk Islam dan aku minta beliau
memberiku sesuatu dengan harga dua puluh uqiyah yang ada di tanganku, maka
beliau memberiku dua puluh budak yang semuanya dapat memperdagangkan
harta bendaku, di samping ampunan Allah yang aku harapkan.

Ayat 73:
Ibnu Jarir dan Abusy Syaikh meriwayatkan dari as-Suddi dari Abu Malik
bahwa seorang lelaki berkata, Kita memberi warisan kepada kaum kerabat kita
yang musyrik. Maka turunlah ayat,Dan orang-orang yang kafir, sebagian mereka
melindungi sebagian yang lain...

Ayat 75:
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Ibnuz Zubair berkata, Dahulu seseorang
biasa mengikat janji dengan kawannya, Kamu akan mewarisi aku dan aku pun
akan mewarisimu. Lalu turunlah ayat,...Orang-orang yang mempunyai hubungan
kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan
kerabat menurut Kitab Allah....
Ibnu Saad meriwayatkan dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya, ia berkata,
Rasulullah mempersaudarakan antara az-Zubair ibnul-Awwam dengan Kaab bin
Malik. Kata az-Zubair, Aku melihat Kaab menderita luka-luka dalam Perang Uhud,
maka aku berkata, Sekiranya ia meninggal dunia, niscaya aku akan mewarisinya.
Maka turunlah ayat ini,.... Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu
sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat)
menurut Kitab Allah.... Maka setelah itu harta warisan menjadi hak kaum kerabat,
dan sistem pewarisan dari hubungan persaudaraan tersebut berhenti.

SURAT AT-TAUBAT

Ayat 14:

105
Abusy Syaikh meriwayatkan dari Qatadah, ia berkata, Dituturkan kepada
kami bahwa ayat ini turun tentang suku Khuzaaah ketika mereka membunuhi Bani
Bakr di Mekah.
Dia meriwayatkan dari Ikrimah bahwa ia berkata, Ayat ini turun tentang suku
Khuzaaah.
Dan dia meriwayatkan dari as-Suddi bahwa ayat, ...serta melegakan hati
orang-orang yang beriman, maksudnya adalah suku Khuzaaah, para sekutu Nabi
saw.. Allah memuaskan hati mereka dengan pembalasan dendam terhadap Bani
Bakr.

Ayat 17-19:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas, a
berkata, Pada waktu tertawan dalam Perang Badar, al-Abbas berkata, Sekalipun
kalian telah lebih dahulu masuk Islam, berhijrah, dan berjihad dari pada kami, kami
sejak dahulu mengurus Masjidil Haram, memberi minum orang yang berhaji, serta
membebaskan orang yang tertawan. Maka Allah menurunkan ayat 19, Apakah
(orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan
haji dan mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian.
Muslim, Ibnu Hibban, dan Abu Dawud meriwayatkan dari an-Numaan bin
Basyir, katanya, Waktu itu aku sedang berada di dekat mimbar Rasulullah bersama
dengan sejumlah sahabat beliau. Tiba-tiba seorang di antara mereka berkata,
Aku tidak peduli kalau setelah masuk Islam aku tidak beramal untuk Allah selain
memberi minum orang yang menunaikan haji. Sementara seseorang yang lain
berkata, Bukan, tapi mengurus Masjidil Haram! Lalu yang ketiga berkata, Bukan,
tapi jihad di jalan Allah! Hari itu adalah hari Jumat. Setelah aku shalat Jumat, aku
menghadap Rasulullah dan bertanya mengenai perbedaan pendapat mereka. Maka
Allah menurunkan firman-Nya, Apakah (orang-orang) yang memberi minuman
kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram, kamu
samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,hingga
firman-Nya, Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zalim.
Al-Faryabi meriwayatkan dari Ibnu Sirin bahwa Ali bin Abi Thalib datang ke
Mekah, lalu ia berkata kepada al-Abbas, Paman, mengapa engkau tidak berhijrah?
Mengapa engkau tidak menyusul Rasulullah? Sang paman menjawab, Aku
mengurus Masjidil Haram dan memegang kunci Kabah. Maka Allah menurunkan
ayat, Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang

106
mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram,... Dia juga berkata kepada
beberapa orang (yang ia sebutkan nama-nama mereka),Mengapa kalian tidak
berhijrah? Mengapa kalian tidak menyusul Rasulullah? Mereka menjawab, Kami
tinggal bersama saudara-saudara dan kaum kerabat kami di tempat tinggal kami
sendiri. Maka Allah menurunkan ayat 24, Katakanlah, Jika bapak-bapakmu, anak-
anakmu, saudara-saudaramu,... seluruhnya.
Abdurrazzaaq meriwayatkan hal senada dari asy-Syabi.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qurazhi bahwa Thathah
bin Syaibah, al-Abbas, dan Ali bin Abi Thalib saling membanggakan diri. Kata
Thathah, Aku pengurus Kabah. Aku yang memegang kuncinya. Sedangkan al-
Abbas berkata, Akulah orang yang memberi minum jamaah haji. Sementara Ali
berkata, Aku sungguh telah shalat ke arah kiblat sebelum orang-orang lain, dan
aku pun orang yang ikut berjihad. Maka Allah pun menurunkan ayat, Apakah
(orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan
haji dan mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah?... seluruhnya.

Ayat 25:
Dalam ad-DalaaiI, al-Baihaqi meriwayatkan dari ar-Rabi bin Anas bahwa
seseorang berkata pada waktu Perang Hunain, Kita tidak akan kalah gara-gara
jumlah yang sedikit. Waktu itu mereka berjumlah 12.000 orang. Perkataan seperti
itu memberatkan hati Rasulullah. Lalu Allah menurunkan firman-Nya,
... dan (ingatlah) Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu... (at-Taubah:
25)

Ayat 28:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang musyrik,
kalau datang ke Kabah, biasanya membawa makanan untuk dijual. Ketika mereka
dilarang mendatangi Kabah, orang-orang Islam pun bertanya,Kalau begitu, dari
mana kita mendapatkan makanan? Maka Allah menurunkan firman-Nya, ...Dan
jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang) maka Allah
nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya,...
Ibnu Jarir dan Abusy Syaikh meriwayatkan dari Said ibnuz-Zubair, ia
berkata,Ketika turun ayat,...Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor
jiwa), karena itu janganlah mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini?...
kaum muslimin merasa berat hati. Kata mereka, Siapa yang mendatangkan
makanan dan barang-barang kebutuhan kepada kita? Maka Allah menurunkan

107
firman-Nya, ..Dan jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak
datang) maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-
Nya,...
Hal senada juga diriwayatkan dari Ikrimah, Athiyyah al-Aufi, adh-Dhahhak,
Qatadah, dan lain-lain.

Ayat 30:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah didatangi
oleh Sallam bin Misykam, Numan bin Aufa, Syas bin Qais, dan Malik ibnush-Shaif.
Mereka lalu berkata, Bagaimana mungkin kami mengikutimu sementara kamu
telah meninggalkan kiblat kami dan engkau pun tidak mempercayai bahwa Uzair
adalah putra Allah?! Maka Allah menurunkan firman-Nya, Dan orang-orang Yahudi
berkata,.

Ayat 37:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu Malik, katanya, Dahulu mereka menjadikan
satu tahun berjumlah tiga belas bulan, dan mereka menjadikan bulan Muharram
sebagai bulan Shafar sehingga mereka bisa melakukan hal-hal haram di dalamnya.
Maka Allah menurunkan ayat, Sesungguhnya pengunduran (bulan haram) itu
hanya menambah kekafiran

Ayat 38:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid bahwa ia berkata tentang ayat ini, ini
ketika mereka diperintahkan untuk pergi dalam Perang Tabuk setelah penaklukan
Mekah. Mereka diperintahkan untuk berangkat pada waktu musim panas yang
terik, padahal buah-buahan sedang waktunya masak dan mereka ingin berteduh
serta mereka merasa berat untuk pergi. Maka Allah menurunkan firman-Nya,
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kamu,
Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah, kamu merasa berat dan ingin
tinggal di tempatmu?...

Ayat 39:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Najdah bin Nufai, ia berkata, Aku pernah
bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai ayat ini, dan beliau menerangkan bahwa
Rasulullah memerintahkan salah satu suku untuk berangkat perang, tapi mereka
merasa berat melaksanakan perintah beliau, maka Allah menurunkan firman-Nya,
Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum
kamu dengan azab yang pedih.... Dan Dia mencegah hujan turun kepada mereka,

108
dan itulah azab bagi mereka.

Ayat 41:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari seseorang yang berasal dari Hadhramaut, Ia
mendengar kabar bahwa dahulu ada orang-orang yang sakit atau tua renta dan
mengatakan, Aku berdosa! Maka Allah menurunkan firman-Nya, Berangkatlah
kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat,...

Ayat 43:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Amr bin Maimun al-Audi, ia berkata, Ada dua hal yang
pernah dilakukan oleh Rasulullah tapi tidak ada atsar (riwayat) mengenai keduanya:
izin beliau kepada orang-orang munafik dan pengambilan tebusan dari para
tawanan. Maka, Allah menurunkan ayat, Allah memaafkanmu (Muhammad)....

Ayat 49:
Ath-Thabrani, Abu Nuaim, dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia berkata, Ketika Nabi saw. hendak berangkat ke Perang Tabuk, beliau
bertanya kepada al-Jadd bin Qais, Hai Jadd bin Qais, apa pendapatmu tentang
berperang dengan orang-orang Romawi? Ia menjawab, Rasulullah, saya ini orang
yang punya kegemaran kepada wanita, dan kalau saya melihat wamta-wanita
Romawi, saya pasti akan tergoda.Maka izinkanlah saya (tidak ikut perang) dan
jangan buat saya tergoda! Maka Allah menurunkan ayat, Dan di antara mereka
ada orang yang berkata,...
lbnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan hal serupa dari hadits Jabir
bin Abdillah.
Ath-Thabrani meriwayatkan dari lain dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw.
bersabda, Pergilah berperang, niscaya kalian akan mendapatkan wanita-wanita
Romawi! Sejumlah orang munafik pun berkata, Dia benar-benar mau menggoda
kalian dengan wanita! Maka Allah menurunkan firman-Nya, Dan di antara mereka
ada orang yang berkata,...

Ayat 50:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Jabir bin Abdillah bahwa orang-orang
munafik yang tidak ikut berperang dan tinggal di Madinah mulai menyebarkan
desas-desus keji tentang Nabi saw.. Kata mereka, Muhammad dan sahabat-
sahabatnya telah payah dan binasa dalam perjalanan mereka. Lalu mereka
mendengar kabar yang membuktikan ketidakbenaran ucapan mereka, kabar bahwa
Nabi saw. dan para sahabat sehat walafiat sehingga mereka merasa jengkel. Maka

109
Allah menurunkan firman-Nya, Jika engkau (Muhammad) mendapat kebaikan,...

Ayat 53:
lbnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa al-Jadd bin Qais berkata,
Aku tidak tahan kalau melihat wanita. Aku gampang tergoda. Tapi aku akan
membantumu dengan harta bendaku. Kata lbnu Abbas, Mengenai dirinyalah
turun ayat, Katakanlah (Muhammad), Infakkanlah hartamu baik dengan sukarela
maupun dengan terpaksa,... karena ucapannya Aku akan membantumu dengan
harta bendaku.

Ayat 58:
Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Said a-Khudri bahwa tatkala Rasulullah
sedang membagikan sesuatu, datanglah Dzul Khuwaishirah yang kemudian
berkata, Berlakulah adil! Maka Rasulullah bersabda, Celaka kamu! Siapa yang
berlaku adil kalau aku tidak adil?!
Dan turunlah ayat, Dan di antara mereka ada yang mencelamu tentang
(pembagian) sedekah (zakat);...
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan hal serupa dari Jabir.

Ayat 61:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabtal ibnul-Harits
biasa mendatangi Rasulullah, duduk dalam majelis beliau, mendengar sabda-
sabda beliau, lalu menyampaikannya kepada orang-orang munafik. Maka Allah
menurunkan firman-Nya, Dan di antara mereka (orang munafik) ada orang-orang
yang menyakiti hati Nabi (Muhammad)....

Ayat 65:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa pada suatu hari dalam
Perang Tabuk seseorang berkata dalam suatu majelis, Kami tidak pemah melihat
seperti para penghafal Al-Quran itu. Belum pernah ada orang yang lebih rakus,
lebih berdusta, dan lebih pengecut dalam pertempuran ketimbang mereka!
Mendengar itu, seseorang menukas, Kamu bohong! Kamu munafik! Aku akan
melapor kepada Rasulullah! Lalu ia pun menyampaikan hal itu kepada beliau, dan
ayat Al-Quran pun turun.
Kata Ibnu Umar, Aku lihat ia memegangi tali kekang unta Rasulullah, sementara
batu-batu menyambitinya, dan ia berkata, Wahai Rasulullah, sebenarnya kami
hanya bersenda gurau dan bermain-main saja, sedangkan Rasulullah menyahut,
Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?

110
Lalu Ibnu Abi Hatim meriwayatkan hal senada dari lain dari Ibnu Umar, dan
menyebutkan nama orang itu Abdullah bin Ubay.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Kaab bin Malik bahwa Makhsya bin Humair
berkata, Aku mau saja diadili, asal masing-masing dan kalian memasang seratus
(dirham), dengan syarat kita selamat dari turunnya Al-Quran mengenai kita.
Hal itu terdengar Nabi saw.. Maka mereka datang dan meminta maaf. Lalu Allah
menurunkan ayat 66, Tidak perlu kamu meminta maaf.... Orang yang dimaafkan
oleh Allah adalah Makhsya bin Humair, lalu ia berganti nama menjadi Abdurrahman,
dan ia memohon kepada Allah untuk terbunuh sebagai syahid yang kematiannya
tidak diketahui siapa pun. Dan dia akhirnya tewas dalam Perang Yamamah, tanpa
diketahui di mana tempat terbunuhnya dan siapa yang membunuhnya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa sekelompok orang munafik
berkata dalam Perang Tabuk, Orang ini mau menaklukkan istana-istana dan
benteng-benteng Syam? Mustahil! Maka Allah memberitahukan hal itu kepada
Nabi saw., lalu beliau mendatangi mereka dan bersabda, Kalian mengatakan
begini dan begitu. Mereka menjawab, Kami sebetulnya hanya bersenda gurau
dan bermainmain saja. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 74:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Tbnu Abbas bahwa al-Julas bin Suwaid
ibnush-Shamit merupakan salah seorang yang tidak mengikuti Rasulullah dalam
Perang Tabuk. Dia berkata, Seandainya orang ini benar, sungguh kita lebih buruk
daripada keledai. Ucapan itu dilaporkan oleh Umair bin Saad kepada Rasulullah,
akan tetapi ia (al-Julas) bersumpah bahwa ia tidak berkata demikian. Maka Allah
menurunkan firman-Nya, Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan
(nama) Allah,... Dituturkan bahwa kemudian ia bertobat dan menjadi orang baik-
baik.
Lalu ia meriwayatkan hal serupa dan Kaab bin Malik.
Ibnu Saad, dalam Thabaqaat, meriwayatkan hal serupa dari Urwah.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Zaid bin Arqam
mendengar seorang munafik berkata ketika Nabi saw. sedang berkhotbah, Kalau
orang ini benar, sungguh kita lebih buruk ketimbang keledai! Ia lalu menyampaikan
hal itu kepada Nabi saw., tapi orang tersebut menyangkal. Maka Allah menurunkan
ayat, Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah,...
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ketika itu Rasulullah sedang
duduk di bawah pohon. Beliau berucap, Sebentar lagi akan datang seseorang

111
yang memandang dengan pandangan mata setan. Tiba-tiba muncul seorang
lelaki berpakaian biru. Rsulullah memanggilnya dan bertanya, Mengapa kamu
dan kawan-kawanmu mencaciku? Orang itu segera pergi dan mengajak kawan-
kawannya, lalu mereka bersumpah bahwa mereka tidak berkata begitu, hingga
akhirnya beliau melepaskan mereka. Lalu Allah taala menurunkan ayat,Mereka
(orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah
Dia meriwayatkan dari Qatadah bahwa ada dua orang yang berkelahi, salah
satunya dan Juhainah sedang yang lain dan Ghifar. Kebetulan suku Juhainah adalah
sekutu Anshar. Ketika orang dari suku Ghifar itu mengalahkan lawannya yang dan
suku Juhainah, Abdullah bin Ubay berkata kepada suku Aus, Bantulah saudara
kalian! Demi Allah, perumpamaan antara kita dan Muhammad tidak lain seperti
kata pepatah, Gemukkan anjingmu, pasti dia memangsamu!
Seorang dan kaum muslimin pergi melaporkan ucapannya itu kepada Nabi
saw.. Beliau lalu memanggilnya dan menanyainya. Tapi dia bersumpah bahwa dia
tidak mengatakan demikian. Maka Allah taala menurunkan ayat,Mereka (orang-
orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah...
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa seorang laki- laki yang
bernama al-Aswad berniat membunuh Nabi saw., maka turunlah ayat, ...dan
menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya;...
lbnu Jarir dan Abusy Syaikh meriwayatkan dari Ikrimah bahwa bekas budak
Bani Adi bin Kaab membunuh seorang pria Anshar, lalu Nabi saw. memutuskan
diyatnya bernilai 12.000. Mengenai kejadian inilah turun ayat, ,..dan menginginkan
apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan
Rasul-Nya),...

Ayat 75:
Ath-Thabrani, Ibnu Mardawaih, Ibnu Abi Hatim, dan al-Baihaqi di dalam ad-
Dalaail meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Abu Umamah bahwa Tsalabah
bin Hathib berkata, Wahai Rasulullah, doakanlah saya dikaruniai harta benda
oleh Allah. Beliau menjawab, Celaka kamu, wahai Tsalabah! Harta yang sedikit
tapi kamu syukuri lebih baik daripada harta yang banyak tapi kamu tidak sanggup
mengurusnya. Tsalabah menyahut, Demi Allah, jika Allah mengaruniakan saya
harta benda, saya pasti berikan hak kepada mereka yang berhak menerimanya.
Rasulullah pun mendoakannya. Lalu ia memelihara domba yang kemudian
berkembang biak hingga jalan-jalan Madinah tidak leluasa lagi baginya sehingga
ia membawa ternaknya ke pinggiran kota. Biasanya dia ikut shalat jamaah lalu

112
pergi mengurus ternaknya. Tapi setelah ternaknya berkembang banyak sehingga
padang rumput Madinah tidak mencukupinya dan terpaksa ia membawa mereka ke
pinggiran kota, dia akhirnya hanya menghadiri shalat Jumat, baru setelah itu pergi
mengurus ternaknya lagi. Ternaknya terus berkembang biak hingga ia membawa
mereka semakin jauh dari kota, sehingga dia pun meninggalkan shalat Jumat
dan shalat-shalat jamaah. Lalu Allah menurunkan firrnan-Nya kepada Rasulullah,
Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka.
..(at-Taubah: 103)
Maka beliau menugaskan dua orang untuk mengambil sedekah seraya
membekali mereka dengan surat. Kedua petugas ini mendatangi Tsalabah dan
membacakan surat Rasulullah kepadanya. Dia pun berkata, Ambillah dulu sedekah
dan orang-orang lain. Kalau sudah selesai, barulah kalian ambil punyaku. Mereka
pun melakukan sesuai permintaannya. Lalu Tsalabah mengatakan, ini tidak lain
sama saja dengan jizyah. Kedua orang itu pun akhirnya pergi meninggalkannya.
Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, Dan di antara mereka ada orang yang
telah berjanji kepada Allah, Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dan
karunia-Nya kepada karni,. . . hingga firman-Nya di ayat 77, .. .Karena mereka
selalu berdusta.
Ibnu Jarir dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan hal serupa dari al-Aufi dan Ibnu
Abbas.

Ayat 79:
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari lbnu Masud, katanya,Ketika
turun ayat sedekah, kami memikul harta benda kami di atas punggung kami. Lalu
datanglah seseorang yang menyedekah kami harta yang banyak. Orang-orang pun
berkata Dia mau pamer! Kemudian datang pula seseorang yang menyedekahkan
satu shaa, dan mereka berkata, Sungguh Allah tidak memerlukan sedekah orang
ini! Maka turunlah ayat, (Orang munafik) yaitu mereka yang mencela orang-orang
beniman...
Hal senada disebutkan dalam hadits Abu Hurairah, Abu Uqail, Abu Said al-
Khudri, Ibnu Abbas, dan Umairah bin Suhail bin Rafi, yang semuanya diriwayatkan
oleh Ibnu Mardawaih.

Ayat 81:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah memerintahkan
orang-orang untuk berangkat bersama beliau. Perintah itu keluar pada musim
panas. Maka seseorang berkata, Wahai Rasulullah, panas sangat menyengat. Kita

113
tidak bisa berangkat. Maka janganlah menyuruh pergi perang pada musim panas!
Maka Allah menurunkan firman-Nya, Katakanlah (Muhammad), Api neraka
Jahanam lebih panas.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qurazhi bahwa
Rasulullah berangkat pada musim pantas yang terik ke Tabuk. Seorang laki-laki dan
Bani Salamah mengatakan, Janganlah kalian berangkat perang dalam panas terik
ini! Maka Allah menurunkan ayat, Katakanlah (Muhammad), Api neraka Jahanam
lebih panas.
Al-Bathaqi meriwayatkan di dalam ad-Dalaail melalui Ibnu Ishaq dari Ashim
bin Amr bin Qatadah dan Abdullah bin Abi Bakr bin Hazm bahwa seorang munafik
berkata, Janganlah kalian berangkat perang dalam panas terik ini! Maka turunlah
ayat ini.

Ayat 84:
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ketika Abdullah
bin Ubay mati, putranya menghadap Rasulullah, meminta beliau memberikan baju
beliau kepadanya untuk mengafani bapaknya. Beliau pun memberikannya. Lalu ia
meminta beliau menshalatinya. Ketika beliau berdiri hendak menshalatinya, Umar
ibnul-Khaththab bangkit memegangi baju beliau seraya berkata, Wahai Rasulullah,
apakah engkau hendak menshalatinya, padahal Allah telah melarangmu menshalati
orang-orang munafik? Beliau menjawab, Allah hanya menyuruhku memilih. Dia
berfirman, Dan aku akan melakukannya lebih dari tujuh puluh kali.
Lalu Umar mengatakan, Akan tetapi dia munafik! Tapi beliau tetap
menshalatinya. Maka Allah menurunkan firman-Nya, Dan janganlah engkau
(Muhammad) melaksanakan shalat untuk seseorang yang mati di antara mereka
(orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan)
di atas kuburnya.... Setelah itu beliau tidak lagi menshalati orang-orang munafik.
Hal ini dituturkan dalam hadits Umar, Anas, Jabir, dan lain-lain.

Ayat 91:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit, katanya, Dahulu aku
menjadi juru tulis Rasulullah. Pada waktu menuliskan surah Baraaah (at-Taubah),
aku sedang menaruh pena di telingaku ketika kami diperintahkan berperang.
Rasulullah memperhatikan apa yang diturunkan kepadanya ketika tiba-tiba datang
seorang buta, yang lalu bertanya, Bagaimana dengan saya yang buta ini, wahai
Rasulullah? Maka turunlah ayat,Tidak ada dosa (karena tidak pergi berperang)

114
atas orang yang lemah,...
Ia meriwayatkan melalui al-Aufi dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah
memerintahkan orang-orang untuk berangkat berperang bersama beliau. Lalu
datanglah sejumlah sahabat beliau, di antaranya Abdullah bin Maqil al-Muzani
yang berkata, Wahai Rasulullah, bawalah kami! Beliau menjawab, Demi Allah,
aku tidak mempunyai binatang tunggangan untuk membawa kalian. Mereka
pun terpaksa pergi sambil menangis. Mereka berduka karena tidak bisa ikut pergi
berjihad lantaran tidak punya bekal dan kendaraan. Maka Allah menurunkan ayat
92, Dan tidak ada dosa juga atas orang-orang yang datang kepadamu agar engkau
memberikan kendaraan kepada mereka.
Nama-nama mereka disebutkan dalam al-Mubhamaat.

Ayat 99:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid bahwa ayat ini turun tentang Bani
Muqarrin yang tentang mereka pula turun ayat 92, Dan tidak ada dosa juga atas
orang-orang yang datang kepadamu agar engkau memberikan kendaraan kepada
mereka....
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abdurrahman bin Maqil al-Muzani, Kami
sepuluh orang putra Muqarrin. Tentang kami ayat ini turun

Ayat 102:
Ibnu Mardawaih dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu
Abbas bahwa Rasulullah pergi berperang, tapi Abu Lubabah dan lima orang lain
tidak ikut berangkat. Kemudian Abu Lubabah dan dua orang yang lain merenung,
merasa menyesal, dan yakin akan celaka. Kata mereka, Kita berada di tempat
yang teduh dan tenang bersama kaum wanita sementara Rasulullah dan kaum
mukminin yang bersama beliau sedang berjihad. Demi Allah, kami pasti mengikat
tubuh kami di tiang masjid. Kami tidak akan melepaskannya kecuali jika Rasulullah
sendiri yang melepaskannya.
Mereka melakukan hal itu. Tinggal tiga orang yang tidak mengikat diri mereka.
Sepulang dari peperangan, Rasulullah bertanya, Siapa orang-orang yang terikat di
tiang ini? Seseorang menjawab, ini Abu Lubaabah dah kawan-kawannya yang
tidak ikut pergi perang. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan ikatannya
kecuali jika Anda sendiri yang melepaskan mereka.
Rasulullah menyahut, Aku tidak akan melepaskan mereka kecuali jika
aku diperintahkan (oleh Allah). Maka Allah menurunkan ayat, Dan (ada pula)
orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka Setelah ayat ini turun,

115
beliau melepaskan dan memaafkan mereka. Kini tinggallah tiga orang yang tidak
mengikat diri mereka dan tidak disinggung-singgung mengenai diri mereka dan
merekalah yang dimaksud oleh Allah dalam firman-Nya ayat 106, Dan ada (pula)
orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan Allah;...Orang-orang
pun berkata, Mereka celaka, sebab pemberian maaf terhadap mereka tidak turun.
Sementara yang lain berkata, Boleh jadi Allah akan mengampuni mereka. Hingga
turun ayat, dan terhadap tiga orang yang ditinggalkan..
Ibnu Jarir meriwayatkan hal serupa dari Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas,
dengan tambahan, Lalu Abu Lubabah dan kawan-kawannya, setelah dilepaskan,
datang menghadap dengan membawa harta benda mereka. Kata mereka, Wahai
Rasulullah, ini harta benda kami. Tolong wakili kami menyedekahkannya, dan
mintakanlah ampunan untuk kami! Beliau pun menjawab, Aku tidak diperintahkan
mengambil secuil pun harta kalian. Maka Allah menurunkan ayat 103, Ambillah
zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka.
Bagian ini semata diriwayatkan dari Said ibnuz-Zubair, adh-Dhahhak, Zaid bin
Aslam, dan lain-lain.
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Qatadah bahwa ayat ini turun tentang tujuh
orang: yang empat mengikat diri mereka di tiang, yakni Abu Lubabah, Mirdas, Aus
bin Khidzam, dan Tsalabah bin Wadiah.
Abusy Syaikh dan Ibnu Mundzih dalam ash-Shahaabah meriwayatkan dari
ats-Tsauri dan al-Amasy dan Abu Sufyan dan Jabir bahwa di antara orang-orang
yang tidak ikut pergi bersama Rasulullah dalam Perang Tabuk adalah enam orang:
Abu Lubabah, Aus bin Khidzaam, Tsalabah bin Wadiah, Kaab bin Malik, Murarah
ibnur-Rabii, dan Hilal bin Umayyah. Abu Lubabah, Aus, dan Tsalabah kemudian
mengikat diri mereka di tiang masjid lalu menyerahkan harta benda mereka seraya
mengatakan, Wahai Rasulullah, ambillah barang-barang ini yang menahan kami
sehingga tidak mengikuti Anda! Beliau menjawab, Aku tidak menghalalkannya
kecuali jika terjadi pertempuran. Maka turunlah ayat Al-Quran, Dan (ada pula)
orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka;.. . Sanadnya kuat.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dengan sanad yang di dalamnya terdapat
al-Waqidi dari Ummu Salamah, katanya, (Ayat tentang diterimanya) tobat Abu
Lubabah turun di rumahku. Aku mendengar Rasulullah tertawa pada waktu sahur.
Aku pun bertanya, Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah? Beliau
menjawab, Abu Lubabah telah diampuni. Aku lalu bertanya lagi, Apakah saya
boleh memberi tahunya? Beliau menjawab, Terserah padamu. Maka aku pun
berdini di pintu bilik-ketika itu belum diwajibkan hijab. Aku berkata, Hai Abu

116
Lubabah, bergembiralah, Allah telah mengampunimu. Orang-orang serentak
bergerak hendak melepaskan ikatannya, tapi ia mengatakan, Tunggu Rasulullah
datang, biar beliau sendiri yang melepaskan aku. Ketika beliau keluar untuk shalat
subuh, beliau melepaskannya. Ayat yang turun, Dan (ada pula) orang-orang lain
yang mengakui dosa-dosa mereka;...

Ayat 107:
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Ishaq bahwa Ibnu Syihab az-Zuhri
menyebutkan dari Ibnu Ukaimah al-Laitsi dari keponakan Abu Ruhm al-Ghifari
bahwa ia mendengar Abu Ruhm-salah seorang yang ikut berbaiat di bawah pohon-
mengatakan, Orang-orang yang membangun Masjid adh-Dhirar mendatangi
Rasulullah tatkala beliau bersiap-siap berangkat ke Tabuk. Kata mereka, Wahai
Rasulullah, kami telah membangun sebuah masjid bagi orang-orang yang sakit dan
miskin serta tempat bernaung pada malam yang dingin dan hujan. Kami ingin Anda
mengunjungi kami dan menunaikan shalat di sana. Beliau menyahut, Aku sedang
bersiap hendak pergi. Setelah kami pulang, insya Allah kami akan mendatangi
kalian dan shalat di sana.
Ketika beliau pulang, beliau berhenti di Dzi Awaan, yang tidak jauh lagi dari
Madinah. Lalu Allah menurunkan ayat tentang masjid itu, Dan (di antara orang-
orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada
orang-orang yang beriman),hingga akhir kisahnya. Kemudian beliau memanggil
Malik ibnud-Dukhsyun dan Man bin Adi atau saudaranya yang bernama Ashim bin
Adi, lalu bersabda,Pergilah kalian ke masjid yang penghuninya zalim itu. Hancurkan
dan bakar masjid itu. Maka, mereka berdua melakukan perintah beliau.
Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari aI-Aufi dari Ibnu
Abbas bahwa ketika Rasulullah membangun masjid Quba, sejumlah orang Anshar-
di antaranya Yakhdaj-pergi membangun masjid an-Nifaaq (kemunafikan). Rasulullah
kemudian bersabda kepada Yakhdaj,-Celaka kamu! Kamu tidak lain menginginkan
apa yang aku lihat! Ia menjawab, Wahai Rasulullah, saya hanya menginginkan
kebaikan! Maka Allah menurunkan ayat ini.
lbnu Mardawaih meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas
bahwa sejumlah orang Anshar membangun sebuah masjid, lalu Abu Amir berkata
kepada mereka, Bangunlah masjid kalian, lalu siapkan pasukan dan senjata
semampu kalian. Aku akan pergi ke Kaisar Romawi lalu membawa pasukan dan
kita akan mengusir Muhammad dan sahabat-sahabatnya. Setelah mereka selesai
membangun masjid mereka, mereka pun menghadap Rasulullah dan berkata

117
kepada beliau, Kami telah selesai membangun masjid kami. Kami ingin Anda
shalat di sana. Maka Allah menurunkan firman-Nya pada ayat 108, Janganlah
engkau melaksanakan shalat dalam masjid itu...
Al-Wahidi meriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqash bahwa orang-orang
munafik mengajukan masjid yang mereka bangun untuk menandingi masjid Quba
kepada Abu Amir ar-Rahib, yang mereka tunggu jika ia datang untuk menjadi imam
mereka di sana. Ketika mereka telah selesai membangunnya, mereka mendatangi
Rasulullah dan berkata, Kami telah membangun sebuah masjid. Harap Anda shalat
di sana! Maka turunlah ayat 108, Janganlah engkau melaksanakan shalat dalam
masjid itu ...
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ayat ini turun tentang
jamaah Masjid Quba, ...Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan
diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.. (at-Taubah: 108)
Abu Hurairah berkata, Mereka bersuci dengan air, maka turunlah ayat ini
mengenai mereka.
Umar bin Syibah meriwayatkan dalam Akhbaarul Madiinah melalui al-Walid
bin Abi Sandar al-Aslami dan Yahya bin Sahl al-Anshari dari ayahnya bahwa ayat
ini turun tentang jamaah Masjid Quba; mereka dahulu biasanya mencuci anus
mereka setelah buang air besar, . . . Di dalamnya ada orang-orang yang ingin
membersihkan diri.. . (at-Taubah: 108)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Atha bahwa sekelompok orang dari jamaah
masjid Quba menciptakan cara berwudhu dengan air. Maka turunlah ayat tentang
mereka,
..Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai
orang-orang yang bersih. (at-Taubah: 108)

Ayat 111:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qurazhi bahwa
Abdullah bin Rawahah berkata kepada Rasulullah, Tetapkan syarat sesukamu
untuk Tuhanmu dan untuk dirimu. Beliau bersabda, Aku syaratkan untuk Tuhanku:
kalian menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun; dan aku
syaratkan untuk diriku: kalian melindungi aku seperti melindungi diri dari harta
kalian sendiri. Mereka menjawab, Kalau kami lakukan itu, apa balasan untuk
kami? Beliau menjawab, Surga. Kata mereka, Transaksi yang menguntungkan!
Kami tidak akan membatalkannya! Maka turunlah ayat, Sesungguhnya Allah
membeli dan orang-orang mukmin...

118
Ayat 113:
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Said ibnul Musayyab dari ayahnya,
ia berkata, Ketika Abu Thalib hendak meninggal, Rasulullah datang menemuinya,
sementara di ruangan tersebut ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah.
Rasulullah bersabda,Wahai Paman, ucapkan, Laa ilaaha illallaah, agar aku dapat
membelamu dengannya di hadapan Allah. Abu Jahal dan Abdullah berkata,Hai
Abu Thalib, apakah kamu mau meninggalkan agama Abdul Muththalib?
Keduanya terus bicara kepadanya hingga kalimat terakhir yang ia ucapkan
kepada mereka adalah, Di atas agama Abdul Muththalib. Nabi saw. berucap,
Sungguh aku akan memintakan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang.
Maka turunlah ayat,
Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memohonkan
ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik,...
Dan Allah menurunkan firman-Nya tentang Abu Thalib,
Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang
yang engkau kasihi,. . . (al-Qashash: 56)
Zhahir hal ini mentujukan bahwa ayat ini turun di Mekah.
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ali-dan dinyatakan hasan oleh al-Hakim-,
kata Ali, Aku mendengar seseorang beristigfar untuk kedua orang tuanya yang
musyrik, maka aku berkata kepadanya, Apakah kamu beristighfar untuk orang
tuamu padahal mereka musyrik? Ia menjawab, Nabi Ibrahim pun beristigfar untuk
bapaknya padahal ia musyrik! Lalu aku menceritakan hal itu kepada Rasulullah
sehingga turunlah ayat,Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik,..
Al-Hakim, al-Baihaqi dalam ad-Dalaail, dan lain-lain meriwayatkan dari lbnu
Masud, ia berkata, Rasulullah pergi ke pekuburan pacla suatu hari. Beliau lalu
duduk di salah satu kuburan, berbicara kepadanya lama, lalu menangis. Aku pun
ikut menangis mendengar tangis beliau. Kemudian beliau berkata,Kuburan yang
aku duduk di dekatnya tadi adalah kuburan ibulku. Aku telah meminta izin kepada
Allah untuk mendoakannya, akan tetapi Dia tidak mengizinkan. Maka Allah
menurunkan firman-Nya, Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik,.
Ahmad dan Ibnu Mardawaih (lafazh berikut darinya) meriwayatkan dari hadits
Buraidah, ia berkata, Ketika itu aku bersama Nabi saw. di Usfan. Beliau melihat
kuburan ibunya, kemudian berwudhu, shalat, lalu menangis. Selanjutnya beliau
bersabda, Aku tadi meminta izin Allah untuk beristighfar baginya tapi aku dilarang.

119
Maka Allah menurunkan firman-Nya, Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang
yang beriman memohonkan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik,.
Ath-Thabrani dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan hal serupa dari hadits Ibnu
Abbas, dan bahwa hal itu terjadi setelah beliau kembali dari Tabuk ketika beliau
pergi umrah ke Mekah dan singgah di Usfan.
Kata al-Hafizh Ibnu Hajjar, Ada kemungkinan turunnya ayat ini punya sejumlah
sebab, sebab yang terdahulu adalah perkara Abu Thalib, sebab yang belakangan
adalah perkara Aminah dan kisah Ali. Ulama yang lain mengompromikan (riwayat-
riwayat di atas) bahwa ayat ini turun beberapa kali.

Ayat 117:
Al-Bukhari dan lain-lain meriwayatkan dari Kaab bin Malik, katanya, Aku tidak
pernah tidak ikut bersama Rasulullah dalam suatu pertempuran kecuali Perang
Badar, hingga terjadi Perang Tabuk, yang merupakan perang terakhir yang beliau
jalani. Beliau mengumumkan keberangkatan kepada khalayak... (ia menceritakan
kisahnya dengan panjang), Kemudian Allah menurunkan ayat tentang tobat atas
kami, Sungguh, Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin,...
hingga firman-Nya pada ayat 118,...Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat,
Maha Penyayang. Dan tentang kamilah turun ayat 119,...Bertakwalah kepada
Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar.

Ayat 122:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah bahwa ketika turun ayat, Jika
kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu
dengan azab yang pedih.... (at-Taubah: 39)padahal waktu itu sejumlah orang
tidak ikut pergi berperang karena sedang berada di padang pasir untuk mengajar
agama kepada kaum merekamaka orang-orang munafik mengatakan,Ada
beberapa orang di padang pasir tinggal (tidak berangkat perang). Celakalah orang-
orang padang pasir itu. Maka turunlah ayat, Dan tidak Sepatutnya orang-orang
mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang)....
Ia meriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid bin Umair, katanya, Karena amat
bersemangat untuk berjihad, apabila Rasulullah mengirim suatu regu pasukan,
kaum muslimin biasanya ikut bergabung ke dalamnya dan meninggalkan Nabi saw.
di Madinah bersama Sejumlah kecil warga. Maka, turunlah ayat ini.

SURAT YUNUS

120
Ayat 2
Ibnu jarir meriwayatkan dari ad-Dhahhak dari ibnu Abbas bahwa ketika Allah
mengutus Muhammad sebagai Rasul, sebagian Bangsa Arab mengingkarinya.
Kata mereka,Allah terlalu agung utnuk mengangkat seorang RAsul dari kalangan
manusia. Maka Allah menurunkan firmannya,dan kami tidak mengutus
sebelummu, melainkan seorang laki-laki..(12:109). Setelah berulang kali Allah
menunjukan hujjah kepada mereka, mereka pun berkata,kalaupun manusia, maka
selain Muhammad tentu lebih berhak menrima risalah. Allah saw berfirman,dan
mereka berkata, mengapa alquran ini tidak diturunkan kepada seseorang..(43:31)
yang lebih mulia dari pada Muhammad. Yang mereka maksud adalah al-Walid
bin Mughirah dari Mekah dan Masud bin Amr ats-Tsaqafi dari Thaif. Maka Allah
menurunkan ayat ini sebagai bantahn terhadap mereka.

SURAT HUUD

Ayat 5
Bukhari meriwayatkan dari ibnu abbas tentang firmannya, ingatlah ,
sesungguhnya mereka (munafik) memalingkan dada untuk menyembunyikan diri
dari Muhammad. Dikatakan, dahulu ada sebagian orang yang malu membuang
hajat karena kemaluannya akan terlihat langit dan malu menggauli istri karena
kemaluannya akan terlihat langit, maka turunlah yat ini.
Ibnu jarir dan lainya meriwayatkan dari Abdullah bin syaddad. Dahulu
seseorang apabila berpapasan dengan Nabi saw, memiringkan tubuhnya dan
menyelimutkan pakaiannya agar tidak terlihat beliau. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 8
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari qatadah bahwa ketika turun firman-
Nya,telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amalnya(21:1)
beberapa orang mengatakan, kiamat sudah dekat karena itu hentikan perbuatan
jahat kalian. Maka mereka sedikit menjauhi kekejian mreka. Kemudian kembali
melakukan kejahatan. Maka Allah menurunkan ayat ini. Ibnu jarir meriwayatkan
hal serupa dari ibnu juraij.

Ayat 114
Al-bukhari dan Muslim meriwayatkan dari ibnu masud bahwa seorang laki-
laki terlanjur mencium seorang wanita, lalu ia mendatangi Nabi saw. Maka allah
menurunkan ayat ini. Dia berkata,apakah ayat ini untukku? Nabi menjawab, untuk
seluruh ummatku.

121
At-tirmidzi dan lainnya meriwayatkan dari Abul Yasr. Seorang wanita datang
kepadaku hendak membeli kurma. Aku berkata kepadanya,didalam rumah ada
yang lebih bagus maka ia pun masuk bersamaku, lalu aku mendekatinya dan
menciumnya. Kemudian aku menghadap Rasulullah. Beliau pun bersabda,beginikah
caramu memperlakukan istri seseorang yang sedang pergi berperang di jalan
Allah? Lama beliau merenung hingga Allah menurunkan ayat ini.
Hal senada diriwayatkan juga dari abu umamah, muadz bin jabal, ibnu abbas,
buraidah dan lainya. Saya sebutkan semuanya dalam turjumaanatul quran.

SURAT YUSUF

Ayat 3
Al-hakim dan lainnya meriwayatkan dari saad bin abi waqqash bahwa al-quran
diturunkan kepada Nabi saw. Lalu selama bebrap masa beliau membacakannya
kepada mereka, dan mereka mengatakan, ya rasulallah, bagaimana kalau anda
bercerita kepada kami? Maka turunlah ayat,Allah telah menurunkan perkataan
yang baik(39:23). Ibnu hatim menambahkan, lalu mereka mengatakan,ya
Rasulallah, bagaimanakah kalau anda beri kami nasihat, maka allah menurunkan
..belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk khusyu
mengingat Allah.(57:16). Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu abbas bahwa mereka
mengatakan , Ya Rasulullah bagaimana kalau anda ceritakan kepada kami maka
turunlah ayat ini.

SURAT AR-RADU

Ayat 8
At-thabrani dan lainnya meriawayatkan dari ibnu abbas bahwa Arbadh bin
Qais dan Amir bin thufail datng ke madinah menemui Rasulullah. Lalu amir bekata,
Hai Muhammad, apa yang kamu berikan kepadaku kalau akau masuk Islam? Beliau
menjawab,kamu mendapat hak seperti hak yang yang dimiliki kaum muslimin
dan kamu juga memikul kewajiban seperti mereka. Ia berkata lagi, apakah
engkau akan menyerahkan kepemimpinan kepadaku setelah engkau wafat?
Nabi menjawab, hal itu bukan menjadi hakmu dan kamummu. Akhirnya kedua
orang itu pergi. Kemudian amir berkata kepad arbad,aku akan menarik perhatian
Muhammad dengan perbincangan , lalu tikamlah dia dengan pedang. Mereka
pun kembali. Amir berkata,Hai Muhammad, kemarilah! Mari kita bicara. Beliau
bangkit lalu berbicara dengannya, sementara arbad mulai menghunus pedangnya.
Tapi baru saja dia meletakkan tangannya di gagang pedang, rasulullah menoleh

122
sehingga melihatnya. Kemudian beliau meninggalkan mereka berdua. Akhirnya
keduanya pergi hingga ketika mereka berada di ar-raqm, Allah mengirimkan petir
yang menewaskan Arbad, lalu allah menurunkan ayat ini.

Ayat 13
An-Nasai dan al-Bazzar meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah mengutus
salah seorang sahabatnya kepada salah satu pemuka jahiliah untuk menyerunya
masuk Islam. Orang yang didakwahi tersebut merespon, tuhanmu yang kamu
seru aku untuk menyembahnya terbuat dari apa? Apakah besi, tenbaga, perak
atau emas? Sahabat yang diutus itu kembali kepada Rasulullah dan memberitahu
beliau. Orng tersebut tetap member respon yang sama pada seruan kedua dan
ketiga sehingga akhirnya Allah mengirim petir yang menghanguskan tubuhnya.
Dan turunlah ayat ini.

Ayat 31
At-Tabrani dan lainnya meriwayatkan dari ibnu abbas, dia berkata: mereka
berkata kepada Rasulullah,kalau benar yang kamu katakan, perlihatkanlah kepada
kami para leluhur kami yang telah mati agar kami bicara dengan mereka, juga
ratakan gunung mekah ini yang mengurung kita. Maka turunlah ayat ini.
Ibnu abi hatim dan binu mardawaih meriwayatkan dari Athiyah al-aufi.
Mereka mengatakan kepada Nabi saw, dapatkah kamu menggerakkan gunung-
gunung mekah hingga melebar dan kami dapat bercocok tanam disana atau
mengelilingi bumi seperti sulaiman yang mengelilingi bumi dengan menunggangi
angin atau menghidupkan yang mati seperti Isa?maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 38
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari mujahid bahwa orang-orang Quraisy
berkata ketika turun ayat ini, Hai Muhammad, kami lihat kamu tidak berdaya sama
sekali. . Maka allah menurunkan ayat berikutnya.

SURAT IBRAHIM

Ayat 28
Ibnu jarir meriwayatkan dari Atha bin yasir. Ayat ini turun tentang orang-
orang Quraisy yang terbunuh dalam perang Badar.

SURAT AL-HIJR

Ayat 24

123
At-tirmidzi, an-Nasai, al-hakim dan lainnya meriwayatkan dari ibnu abbas
bahwa dulu ada seorang wanita yang cantik shalat di belakang Rasulullah.
Sebagian orang maju hingga shaf pertama agar tidak melihat wanita tersebut,
namun sebagian yang lain malah berlambat-lambat agar berada di shaf belakang,
apa bila ruku ia mengintip dari bawah ketiaknya. Maka allah menurunkan ayat ini.

Ayat 45
Ats-Tsalabi meriwayatkan dari salman alfarisi bahwa ketika ia mendengar
ayat dan sungguh jahannam itu benar-benar tempat yang dijanjikan bagi
mereka semuanya(15:43), ia lari ketakutan selama tiga hari dalam keadaan tidak
sadar. Kemudian ia dibawa kehadapan Rasul saw. Ketika ditanya, ia menjawab,ya
rasulallah telah turun ayat, dan sungguh jahannam itu benar-benar tempat yang
dijanjikan bagi mereka semuanya(15:43). Demi Allah yang mengutusmu membawa
kebenaran, ayat ini telah meremas jantungku. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 47
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari ali bin Husain bahwa ayat ini turun tentang
abu bakar, umar dan ali. Seseorang bertanya, dendam apa? Ia menjawab dendam
jahiliah. Diantara bani tamim, bani adi dan bani ahsyim dahulu pada masa jahiliah
terdapat permusuhan. Tapi setelah memeluk Islam, mereka saling mencintai. Suatu
ketika abu bakar mengalami sakit pinggang, lalu ali memanaskan tangannya,
kemudian ia urut pinggang abu bakar.

Ayat 49
At-Tabrani meriwayatkan dari Abdullah bin zubair bahwa Rasulullah lewat
didekat sejumlah sahabatnya yang sedang tertawa. Maka beliau bersabda,mengapa
kalian tertawa, padahal surge dan neraka sedang disebut dihadapan kalian? Maka
turunlah ayat ini.
Ibnu mardawaih meriwayatkan dari seorang sahabat bahwa rasulullah muncul
dari pintu yang menjadi jalan masuk Bani Syaibah, lalu bersabda, aku tidak
melihat kalian tertawa. Kemudian beliau kembali. Kemudian berkata, ketika aku
keluar dan tiba dekat bilik, jibril datang kepadaku dan berkata, Hai Muhammad,
sesungguhnya Allah berfirman kepadamu, mengapa engkau membuat hamba-
hambaku berputus asa? Dan turunlah ayat ini.

Ayat 95
Al-Bazzar dan at-Tabrani meriwayatkan dari Anas bin malik bahwa Nabi saw
berpapasan dengan sejumlah orang di mekah lalu mereka bergunjing di belakang

124
beliau. Mereka berkata, inilah orang yang mengaku dirinya Nabi dan didatangi
Jibril. Maka jibril menjentikkan jari-jarinya sehingga jatuh seukuran kuku menimpa
tubuh mereka dan berubah menjadi nanah yang membusuk hingga tidak ada
seorang pun yang mendekati mereka. Lalu allah menurunkan ayat ini.

SURAT AN-NAHL

Ayat 1
Ibnu mardawaih meriwayatkan dari ibnu abbas. Ketika turun ayat,ketetapan
Allah pasti datang.. para sahabat merasa ketakutan, hingga turun ayat. Akhirnya
mereka pun terdiam.
Abdullah bin Imam ahmad dalam zawaid azzuhud, ibnu jarir dan ibnu abi
hatim meriwayatkan dari abu bakar bin abi hafsh. Ketika turun, ketetapan Allah
pasti datang mereka serentak berdiri, maka turunlah , .maka janganlah kamu
meminta agar dipercepat(datang)nya

Ayat 38
ibnu jarir dan ibnu abi hatim meriwayatkan dari abul aliyah bahwa dahulu ada
salah seorang muslim yang memberi utang kepada seorang musyrik, lalu ia datang
meminta pelunasan. Diantara yang ia katakan adalah , dan yang aku harap setelah
mati adalah begini dan begitu. Si Musyrik pun menyahut, kamu menyangka
bahwa kamu akan dibangkitkan setelah mati? Lalu ia bersumpah dengan sungguh-
sungguh, Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati. Maka turunlah ayat
ini.

Ayat 41
Ibnu jarir meriwayatkan dari dawud bin abi hind. Ayat ini dan setelahnya turun
tentang abu jandal bin suhail.

Ayat 75
Ibnu jarir meriwayatkan dari ibnu abbas . Ayat ini turun tentang seorang laki-
laki dari Quarisy dan budaknya tentang firmannya. dan dua orang laki-laki yang
seorang bisu..(16:76) ia berkata, ayat ini turun tentang usman bin affan dengan
seorang bekas budaknya yang membenci Islam serta melarangnya bersedekah dan
berbuat kebaikan.

Ayat 83
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari mujahid bahwa seorang arab badui
mendatangi NAbi saw dan meminta suatu pemberian kepada beliau. Nabi saw

125
membacakan kepadanya, dan allah menajadikan rimah-rumah bagimu sebagai
tempat tinggal(16:80) si badui berkata,Ya lalu beliau membacakan lagi
ayat tadi. Si baduy menjawab lagi Ya. Hingga bacaan beliau sampai pada..
demikianlah Allah menyempurnakan nikmatNya padamu(16:81). Maka pergilah
si Baduy. Lalu allah menurunkan ayat ini

Ayat 91
Ibnu jarir meriwayatkan dari buraidah. Ayat ini turun tentang baiat Nabi saw.

Ayat 92
Ibnu abi hatim meriwayatkan dari abu bakar bin abi Hafs. Saidah al-asadiyah
adalah wanita gila, mengumpulkan rambut dan serat tanaman. Maka turunlah ayat
ini.

Ayat 103
Ibnu jarir meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari ibnu abbas bahwa
Rasulullah dahulu mengenal biduan di Mekah bernama Balam, seorang yang
berbahasa asing. Orang-orang musyrik melihat Rasulullah keluar-masuk rumahnya,
maka mereka berkata, dia diajari oleh Balam. Maka allah menurunkan ayat ini.
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari jalur hashin dari Abdullah bin Muslim al-
hadhrami. Dahulu kami punya dua budak, bernama Yasar dan Jabr, keduanya dari
sasilia. Mereka membaca kitab dan mengajarkan isinya. Rasulullah kadang lewat di
dekat mereka dan mendengar bacaan mereka. Maka turunlah ayat ini.
Ayat 106
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari ibnu abbas bahwa ketika Nabi saw hendak
berhijrah ke madainah, orang-orang musyrik menangkap bilal, khabbab dan
Ammar bin Yasir. Ammar terpaksa mengucapkan kalimat yang menyenangkan
mreka demi menjaga nyawanya. Ketika kembali kepada Rasulullah, ia menceritakan
hal itu. Rasulullah bertanya,Bagaimana hatimu ketika mengucapkan perkataan
itu? Apakah hatimu setuju dengan paa yang kau ucapkan? Ia menjawab, Tidak.
Maka turunlah ayat ini
Ibnu abi Hatim juga meriwayatkan dari mujahid. Ayat ini turun tentang
bebrapa penduduk mekah yang telah beriman, lalu sejumlah sahabat di madinah
menulis surat kepada mereka agar mereka berhijrah. Mereka pun pergi menuju
MAdinah. Tapi ditengah perjalanan mereka disusul sekelompok quraisy dan dipaksa
keluar dari islam sehingga menjadi kafir dalam keadaan terpaksa.
Ibnu saad meriwayatkan dalam Thabaqat dari umar ibnul hakam. Ammar

126
bin yasir, Shuhaib dan Abu fakihah disiksa hingga tidak sadar atas ucapan
mereka. Demikian juga Bilal, Amir bin Furaihah dan yang lainnya. Maka turunlah
ayat,kemudian Tuhanmu (pelindugn) bagi orang yang berhijrah setelah menderita
cobaan(16:110)

Ayat 126
Al-Hakim, al-Baihaqi dalam ad-dalail dan alBazzar meriwayatkan dari abu
hurairah bahwa Rasulullah berdiri di dekat Hamzah yang telah mati syahid dengan
tubuh yang telah tercabik-cabik musuh. Beliau berkata,sungguh aku akan
mencabik-cabik 70 orang dari mereka sebagai pembalasanmu. Maka jibril turun
membawa bagian akhir surat an-anhl, dan jika kamu membalas maka balaslah
dengan yang sama sampai akhir surat. Maka Rasulullah tidak jadi melaksanakan
niatnya.
At-Tirmidzi meriwayatkan dari ubai bin kaab dan dinyatakan hasan oleh al-
hakim. Pada waktu perang uhud. 64 anshar dan 6 muhajirin gugur. Diantaranya
terdapat hamzah. Jenazah mereka dicabik-cabik musuh. Orang Anshar berkata,lain
kesempatan kita akan tunjukan kepada mereka bahwa kita pun dapat mencabik-
cabik mayat mereka. Lalu pada hari Fathul Makkah Allah menurunkan ayat ini.
Ibnul Hashshar mengatakan bahwa pertama kali ayat ini turun di Mekah, lalu turun
kedua kalinya di uhud dan turun lagi ketiga kalinya pada Fathul Makkah, sebagai
peringatan Allah bagi Hamba-Nya.

SURAT AL-ISRAA

Ayat 15
Ibnu abdil barr meriwayatkan dalam at-Tamhid dengan snad yang lemah dari
Aisyah. Khadijah pernah bertanya kepda Rasulullah tentang anak-anak musyrikin.
Beliau menjawab, mereka bersama-sama dengan orang tua mereka. Kemudian
aku bertanya setelah itu dab beliau menjawab,Allah lebih mengetahui apa yang
dahulu mereka perbuat. Aku kembali bertanya setelah islam sempurna. Maka
turunlah ayat ini. Beliau bersabda.mereka berada di atas fitrah aau bersabda, ..
di surga.

Ayat 26
At-Tabrani dan lainnya meriwayatkan dari abu said al-Khudri bahwa ketika
turun, dan berikanlah kepada kerabat dekat haknya Rasulullah memanggil
Fatimah lalu memberinya Fadak. Ibnu Katsir berkata,hadis ini bermasalah, sebab
ia mengisyaratkan bahwa ayat ini surat Madaniyah, padahal menurut pendapat

127
yang masyhur tidak demikian. Ibnu Mardawaih meriwayatkan hal serupa dengan
Ibnu Abbas.

Ayat 28
Said bin Manshur meriwayatkan dari atha al-khurasani bahwa beberapa
orang dari suku Muzaniah datang meminta Rasulullah memberi mereka hewan
tunggangan, tapi beliau menjawab,aku tidak mempunyai hewan tunggangan
untuk kalian. Maka mereka pergi dengan air mata bercucuran karena sedih.
Mereka mengira Rasulullah sedang marah. Maka allah menurunkan ayat ini.
Ibnu jarir meriwayatkan dari ad-Dhahhak. Ayat ini tentang orang-orang miskin
yang meminta-minta kepada Nabi saw.

Ayat 29
Said bin manshur meriwayatkan dari Sayyar abul Hakam. Rasulullah mendapat
kiriman pakaian. Karena beliau sangat dermawan, beliau pun membagikannya
kepada orang-orang. Saat itu datang beberapa orang, tapi barang itu sudah habis
beliau bagikan. Maka turunlah ayat ini.
Ibnu mardawaih dan lainnya meriwayatkan dari ibnu masud. Seorang bocah
mendatangi Nabi saw dan berkata,Ibu saya minta ini dan itu. Beliau menjawab,
Hari ini kami tidak punya apa-apa. Anak tersebut berkata, kalau begitu berikan
baju anda. Beliau pun menanggalkan bajunya dan menyerahkannya, sehingga
beliau hanya dapat tinggal tanpa baju di rumah. Lalu Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 45
Ibnul munzir meriwayatkan dari ibnu Hayyan dari syihab. Apabila Rasulullah
membaca quran kepada kaum Musyrik dan menyeru mereka untuk mengimaninya,
mereka berkata sambil mengejek, .hati kami sudah tertutup dari apa yang
engkau serukan pada kami(41:5). Maka Allah menurunkan ayat ini

Ayat 56
Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari ibnu Masud. Dulu sejumlah manusia
menyembah segolongan jin, lalu jin itu masuk Islam tapi manusia penyembah
mereka tetap berpegang kepada agama mereka. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 59
Al-Hakim, at-Tabrani dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Penduduk
mekah meminta Nabi saw mengubah bukit shafa menjadi emas dan meratakan
gunung-gunung agar mereka dapat bercocok tanam. Allah swt berpesan kepada
beliau, kalau kamu menghendaki, kamu dapat meminta penangguhan buat

128
mereka. Dan kalu kamu mau, kamu bias saja mewujudkan permintaan mereka.
Dan kalau mereka tetap ingkar, mereka pasti hancur binasa sebagaimana telah
Ku binasakan kaum-kaum sebelum mereka. Rasulullah menjawab, aku mau
memintakan penangguhan buat mereka. Maka Allah menurunkan ayat ini. At-
Thabrani dan ibnu Mardawaih meriwayatkan hal senada secara lebih ringkas dari
Ibnu az-Zubair.

Ayat 60
Abu Yala meriwayatkan dari ummu hani bahwa setelah Nabi saw menjalankan
Isra Miraj, pagi harinya beliau menceritakan kepada beberapa orang quraisy sehinga
mereka mengejek beliau. Mereka meminta bukti, maka beliau pun menggambarkan
keadaan Baitulmaqdis, juga menceritakan kisah kafilah dagang. Maka al-walid bin
Mughirah berkata, ia adalah tukang sihir. Maka Allah menurunkan ayat ini. Ibnul
Mundzir meriwayatkan hal serupa dari al-Hasan.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari al-Husain bin Ali bahwa Rasulullah pada
suatu hari berada dalam keadaan murung. Lalu seseorang bertanya,ada apa wahai
Rasulullah ? jangan pedulikan mereka. Sesungguhnya ruya itu adalah ujian bagi
mereka. Maka Allah menurunkan ayat ini. Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari
sahl bin saad. Ibnu abi Hatim meriwayatkan hal senada dari hadis Amr bin Ash,
hadis Yala bin Murrah dan Mursal Said bin al-Musayyab.semua sanadnya lemah.
Firman-Nya, ..dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam
al-Quran.. Ibnu abi Hatim dan al-Baihaqi meriwayatkan dalam al-Bats dari Ibnu
abbas. Ketika Allah menyebutkan az-zaqqum untuk menakut-nakuti Quraisy, abu
jahal berkata, tahukah kalian zaqqum ini, yang dipakai Muhammad untuk menaku-
nakuti kalian? Mereka menjawab, Tidak. Ia berkata, bubur campur keju. Sungguh
kalau kami mendapatkannya, kami akan menelannya. Maka Allah menurunkan
firmannya surat ad-Dukhan:43-44)

Ayat 73
Ibnu Mardawaih dan Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Ishaq dari Muhammad
dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Umayyah bin Khalaf, abu Jahl bin hisyam
dan sejumlah pembesar Quraisy lainnya mendatangi Rasulullah dan berkata,
Hai Muhammad, sembahlah tuhan kami, nanti kami akan masuk agamamu.
Rasulullah tidak enak hati kalau berseteru dengan kaumnya dan beliau berharap
mereka masuk islam, maka dari itu beliau bersikap lunak terhadap mereka.maka
Allah menurunkan ayat ini hingga ayat 75. Ini adalah riwayat yang paling shahih
tentang ayat ini. Sanadnya jayyid dan ada riwayat lain yang menguatkannya.

129
Abu syaikh meriwayatkan dari said bin zubair bahwa dahulu Rasulullah
biasanya mengusap Hajar Aswad. Maka orang Quraisy pun berkata, kami tidak
akan membiarkanmu mengusapnya kecuali kalau kamu mengusap tuhan-tuhan
kami. Maka Rasulullah berkata dalam hati,apa salahnya kalau aku lakukan ,
sementara Allah pun mengetahui aku tidak menyetujuinya. Maka turunlah ayat ini.
Abu syaikh juga meriwayatkan yang serupa dari ibnu shihab. Sementara
dari jubair bin nufair ia meriwayatkan bahwa Quarisy mendatangi Nabi saw, lalu
berkata,kalau benar kamu diutus kepada kami, usirlah orang-orang rendahan dan
bekas budak yang mengikutimu agar kamilah yang menjadi sahabatmu. Rasulullah
lalu bergaul dengan mereka hingga turunlah ayat ini.
Dia juga meriwayatkan dari Muhammad bin kaab al-Qarzhi bahwa Nabi
saw membaca,demi bintang hingga ayat 19. Lalu setan membisikan kepada
beliau,itu termasuk kenikmatan yang paling utama dan sesungguhnya pertolongan
mereka(latta dan uzza) sangatlah dibutuhkan. Maka turunlah ayat 76 surat al-isra.
beliau tetap bersedih hingga Allah menurunkan ayat 22 surat al-Hajj.
Ini menunjukkan bahwa ayat-ayat ini surat makiyah. Adapun yang mengatakan
bahwa ini ayat madaniah beralasan dengan riwayat ibnu Mardawaih dari al-Aufi
dari ibnu Abbas bahwa orang-orang Tsaqif berkata kepad Nabi saw, beri kami
waktu satu tahun agar kami memberikan persembahan kepada tuhan-tuhan
kami. Kalau kamu sudah memiliki barang-barang persembahan maka kami akan
menyimpannya, lalu kami masuk Islam dan meghancurkan Tuhan-tuhan itu. Maka
Rasulullah hendak memberikan tangguhan waktu buat mereka. Sanad hadis ini
lemah.

Ayat 76
Ibnu abi Hatim dan al-Baihaqi dalam ad-dalail meriwayatkan dari hadis
Syarh bin HAusyab dari Abdurrahman bin Ghunm bahwa orang-orang yahudi
mendatangi NAbi saw dan berkata,kalau kamu seorang nabi, pergilah ke syam,
sebab syam adalah tanah Mahsyar dan tanah para nabi.Rasulullah membenarkan
perkataan mereka sehingga beliau pergi ke perang tabuk hendak merebut syam.
Sesampainya di Tabuk, Allah menurunkan ayat-ayat dari surat al-Isra setelah suart
ini ditutup, dan sungguh mereka hampir membuatmu gelisah(17:76) Allah swt
memerintahkan beliau kembali ke madinah dan berfirman,disanalah tempatmu
hidup, disana pula tempatmu mati dan disana pula tempatmu dibangkitkan (pada
Hari kiamat). Jibril berkata kepada beliau,mintalah kepada tuhanmu, sebab setiap
Nabi punya permintaan. Maka beliau bertanya, kamu suruh aku minta apa? ia

130
menjawab dengan ayat 80 surat ini. Ayat-ayat ini turun sekembali dari Tabuk.
Riwayat ini mursal, sanadnya lemah, tapi ada penguat dari mursal said bin
zubair yang diriwayatkan oleh Ibnu abi Hatim . orang-orang musyrik berkata kepada
Nabi saw,para nabi dahulu tinggal di syam. Mengapa kamu tinggal di madinah?
Maka beliau berniat melihat syam, hingga turunlah ayat ini. Riwayat ini punya jalur
lain yang mursal yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bahwa yang mengatakan hal ini
kepada beliau adalah sejumlah Yahudi.

Ayat 80
At-tirmidzi meriwayatkan dari ibnu abbas bahwa Nabi saw dahulu tinggal
di Mekah lelu diperintahkan berhijrah. Maka turunlah ayat ini. Ayat ini turun di
mekah. Ibnu Mardawaih meriwayatkan dengan lafaz yang lebih jelas lagi.

Ayat 85
Al-Bukhari meriwayatkan dari ibnu masud. Ketika aku berjalan bersama
Rasulullah di Madinah-beliau bertongkat sebatang pelepah kurma- dan berpapasan
dengan sejumlah kaum yahudi, sebagian mereka berkata, bagaimana kalau
kita menanyainya? Mreka pun bertanya,ceritakanlah kepad kami tentang ruh?
Rasulullah berdiri beberapa saat sambil menengadahkan kepalanya. Aku tahu
beliau sedang menerima wahyu. Setelah selesai beliau berucap dengan ayat ini.
At-tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang quraisy berkata
kepada kaum yahudi, berilah kami sesuatu untuk kami tanyakan kepada orang itu.
Orang Yahudi itu menjawab,Tanyai dia tentang Ruh. Maka mereka pun bertanya.
Sehingga Alah menurunkan ayat ini. Ibnu katsir berkata, ayat ini turun beberapa
kali, Demikian juga menurut ibnu hajar. Diamnya Nabi saw ketika ditanya oleh
orang yahudi diartikan sebagai prediksi beliau akan turunnya tambahan penjelasan
mengenai hal itu. Kalau tidak, maka riwayat bukhari lebih benar. Yang menguatkan
hadis yang terdapat dalam riwayat bukhari adalah fakta bahwa perawinya hadir
secara langsung dalam peristiwa tersebut.

Ayat 88
ibnu ishaq dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari said atau ikrimah dari ibnu abbas
bahwa nabi saw didatangi oleh Sallam bin misykam dan sejumlah yahudi lainnya.
Mereka mengatakan, bagaimana mungkin kami mnegikutimu, padahal kamu telah
meninggalkan kiblat kami? Dan apa yang kamu bawa ini kami lihat tidak harmonis
seperti keharmonisan taurat. Mak dari itu, turunkan kepada kami kitab yang kami
kenal. Kalau tidak, kami kana mendatangkan kepadamu seperti kitab yang kamu

131
bawa itu. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 90-93
Ibnu Jarir meriwayatkan dari ibnu Ishaq dari seorang kakek penduduk mesir
dari ikrimah dari ibnu abbas bahwa utbah bin rabiah , abu sufyan, fulan dari bani
abdud dar, abul bukhtari, al-aswad ibnul muththalib, zamah ibnul aswad, alwalid
bin mughirah, abu jahal, Abdullah bin abi umayyah, umayyah bin khalaf, al-ash
bin wail serta nabih dan munabbih berkumpul dan berkata, hai Muhammad,
kami tidak pernah menjumpai seseorang dari bangsa arab yang mendatangkan
kepada kaumnya seperti apa yang kamu datangkan kepada kaummu. Kamu caci
leluhur, kamu hina agama dan kamu cemooh tuhan-tuhan serta kamu pecah belah
persatuan. Tidak ada satu pun perbuatan buruk yang tidak kamu lakukan. Kalu
kamu membawa ajaran ini untuk mencari harta kekayaan, kami akan kumpulkan
harta benda kami untukmu sehingga kamu menjadi orang terkaya diantara kami.
Kalau yang kamu cari adalah kemuliaan, kami angkat dirimu menjadi pemimpin
kami. Kalau kamu mau menjadi Raja, kami akan menobatkanmu menjadi raja kami.
Kalau yang mendatangimu itu adalah mimpi yang membuatmu kesurupan, kami
akan keluarkan harta kami untuk mencari obatnya untuk menyembuhkanmu dan
kami pun akan maklum keadaanmu.
Rasulullah menjawab,aku tidak menghendaki apa yang kalian katakana, tapi
Allah mengutusku kepada kalian sebagai Rasul, menurunkan kitab kepadaku, dan
memerintahkan agar aku memberi peringatan dan kabar gembira keapda kalian.
Mereka berkata, kalau kamu tidak menerima tawaran kami, kamu tahu
bahwa manusia yang paling sempit negerinya dan paling sedikit hartanya serta
paling sulit kehidupannya adalah kami. Karena itu, mintakan kepada tuhan yang
mengutusmu agar dia menyingkirkan gunung-gunung itu yang mengurung kami,
menghamparkan negeri kami, mengalirkan sungai-sungai seperti sungai di syam
dan irak dan membangkitkan leluhur kami yang telah mati. Kalau kamun tidak
melakukan hal itu, mintalah tuhanmu mendatangkan malaikat yang membenarkan
apa yang kamu katakan. Mintalah kepadanya taman-taman, harta karun serta
istana yang terbuat dari emas dan perak. Mintalah dia menjadikanmu kaya raya
seperti yang kami lihat kamu menginginkannya, dimana kamu berdagang di pasar
dan mencari nafkah. Kalau kamu tidak melakukannya, timpakan langit berkeping-
keping atas kami sebagaimana kamu katakan bahwa kalau tuhanmu menghendaki
maka Dia akan melakukannya. Kami tidak akan beriman kepadamu kecuali kamu
melakukan hal tersebut.

132
Akhirnya Rasulullah bangkit menjauhi mereka. Beliau diikuti Abdullah bin
umayyah, lalu dia berkata,hai Muhammad, kaummu memberi tawaran kepadamu
tapi kamu tidak menerimanya. Lalu mereka meminta beberapa hal untuk diri
mereka agar mereka mengetahui kedudukanmu di sisi tuhanmu, tapi kamu
tidak melaksanakannya. Kemudian mereka memintamu menimpakan azab yang
kamu ancamkan kepada mereka. Demi allah, selamanya aku tidak akan beriman
kepadamu kecuali jika kamu membuat tangga untuk mendaki langit dan aku
melihatnya, hingga kamu tiba dilangit dan kembali sambil membawa kitab yang
terbuka dan kamu diiringi nempat malaikat yang bersaksi bahwa kamu memang
benar seperti apa yang kamu katakana. Maka Rasulullah pergi dengan bersedih
hati. Maka Allah menurunkan kepada beliau ucapan dia itu dalam ayat 90-93.
Said bin manshur meriwayatkan dalam sunannya dari said bin zubair mengenai
ayat ini. Bahwa ayat ini turun mengenai saudara Ummu salamah, Abdullah bin
abi umayyah. Riwayat ini mursal shahih, menjadi penguat riwayat sebelumnya dan
menggantikan rawi yang misterius dalam sanadnya.

Ayat 110
Ibnu Mardawaih dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari
di Mekah Rasulullah berdoa, Ya Allah ya Rahman. Maka orang-orang musyrik
berkata,lihatlah orang murtad ini, dia melarang kita berdoa kepada dua tuhan
sedangkan dia sendiri berdoa kepada dua tuhan. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Al-Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmannya,
dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalat. Ayat ini turun ketika
Rasulullah masih dalam tahap dakwah sirriyah di Mekah. Saat itu apabila shalat
dengan para sahabat, beliau membaca al-Quaran dengan keras. Orang-orang
quaisy pun mencacinya dan mencaci Allah karena bacaan yang keras itu.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah bahwa ayat ini teurn tentang doa.
Ibnu Jarir meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Abbas. Kemudian mentarjih
riwayat yang pertama karena sanadnya lebih shahih. Demikian pula an-Nawawi
dan lainnya mentarjih. Al-Hafiz ibnu hajar berkata, akan tetapi bias pula kedua
riwayat dikompromikan, yaitu ayat ini turun mengenai doa dalam shalat.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari abu hurairah. Rasulullah apabila shalat di
dekat kabah mengucapkan doa dengan suara keras. Maka turunlah ayat ini.
Ibnu jarir dan al-Hakim meriwayatkan dari aisyah. Ayat ini turun tengtang
Tasyahuud. Riwayat ini menjelaskan maksud aisyah dalam riwayat sebelumnya.
Ibnu manii dalam musnadnya menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas bahwa

133
dahulu kaum muslimin mengucapkan doa dengan suara lantang, Ya Allah berilah
aku rahmat. Maka turunlah ayat ini, memerintahkan mereka agar tidak terlalu
perlahan dan tidak terlalu keras dalam berdoa.

Ayat 111
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab al-Qurazhi bahawa orang
Yahudi dan Nasrani mengatakan, Allah mempunyai anak. Sementar orang arab
mengatakan, kami penuhi panggilanmu tiada sekut bagimu kecuali sekutu-
Mu; engkau memilikinya dan apa yang ia miliki. Sedangkan ShaabiI dan Majusi
berkata, Kalau bukan karena para wali allah, niscaya Dia jadi hina. Mak Allah
menurunkan ayat ini.

SURAT AL-KAHFI

Ayat 6
Ibnu Jarir meriwayatkan dari ibnu ishaq dari seorang kakek penduduk mesir
dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa kaum Quraisy mengutus an-Nadhr ibnul Haris
dan Uqbah bin Abi Muith untuk menemui pendeta yahudi di Madinah dengan
pesan,Tanyakan kepada mereka tentang diri Muhammad, berikan gambaran
tentang dirinya. Dan beri tahu mereka tentang perkataannya, sebab mereka adalah
pemeluk al-Kitab dan mereka memiliki pengetahuan tentang para nabi yang tiada
kita miliki.
Keuda utusan itu pun berangkat. Setibanya di Madinah, mereka bertanya
kepada para pendeta Yahudi tentang Rasulullah. Mereka gambarkan keadaan serta
ucapan beliau. Maka para pendeta itu berkata, tanyai dia tentang tiga hal. Kalau
dia memberi jawaban semuanya, berarti dia memang Nabi yang diutus. Kalau
tidak, berarti dia hanya mengada-ada. Tanyai dia tentang segolongan pemuda di
masa lampau yang amat menakjubkan kisahnya, tanyai dia tentang seorang pria
pengembara yang telah mencapai ujung timur dan barat dan tanyai dia tentang
ruh.
Setelah mereka kembali dan bertemu dengan kaum quraisy, mereka berkat,kami
datang membawa keputusan antara kita dan Muhammad. Lalu mereka mendatangi
Rasulullah dan menanyakan ketiga hal itu. Beliau menjawab, aku akan beritahu
kalian jawabannya besok, tanpa mengucapkan Insya Allah.
Orang-orang itu pun pergi. Akan tetapi sampai lima belas hari lamanya
Allah tidak meurunkan wahyu mengenai hal yang ditanyakan itu, jibril pun tidak
menemui beliau sehinga penduduk Mekah gempar. Tidak turunnya wahyu itu

134
membuat sedih Rasulullah, dan perbincangan penduduk mekah memberatkan
beliau. Hingga akhirnya jibril diutus untuk menurunkan surat ashabul kahfi, yang
di dalamnya Allah menegur kesedihan beliau atas penduduk mekah, juga bersisi
jawaban atas pertanyaan mereka.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Uthbah bin Rabiah
, Syaibah bin rabiah, abu jahal, an-Nadhr bin Haris, Umayyah bin khalaf, al-Ash
bin wail, al-Aswad ibnul Muththalib, abul bakhtari dan sejumlah orang quraisy
berkumpul . ketika itu Rasulullah sudah merasa amat sedih menyaksiakan
permusuhan kaumnya kepad beliau dan pengingkaran mereka terhadap nasihat
yang beliau bawa, maka allah menurunkan ayat ini.

Ayat 23-25
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat, ..dan mereka
tinggal di dalam gua... turun, lalu seseorang bertanya,Ya Rasulullah, tahun atau
bulan?. Maka Allah menurunkan ayat, tiga ratus tahun dan ditambah Sembilan
tahun. Ibnu Jarir meriwayatkannya juga dari ad-Dhahhak. Ibnu Mardawaih juga
meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw mengeluarkan sebuah sumpah,
kemudian setelah berlalu empat puluh hari, maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 28
Firman-Nya: dan bersabarlah engaku Muahmmad telah disebutkan sebab
turunnya dalam surat al-Anam dalam hadis Khabbab.
ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Juwaibir dari ad-Dhahhak dari Ibnu Abbas
tentang firman-Nya,.dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah
kami lalaikan dari mengingat kami.. ayat ini turun tentang Umayyah bin khalaf al-
Jamhi, yaitu ketika dia menyuruh Nabi saw melakukan suatu hal yang tidak disukai
Allah, yakni mengusir orang-orang miskin dan mendekatkan par pemimpin mekah.
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari ar-Rabi mereka diberitahu bahwa Nabi
saw berjumpa dengan Umayyah bin Khalaf yang lalai dan lengah dari apa yang
dikatakan kepadanya. Maka turunlah ayat ini.
Ia meriwayatkan dari abu hurairah. Uyainah bin Hishn menemui Nabi saw
yang sedang bersama salman. Maka Uyainah berkata, kalau kami datang, suruh
orang ini keluar dan undang kami masuk. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 109
Al-Hakim dan lainya meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang
Quraisy berkata kepada kaum Yahudi, berilah kami sesuatu untuk kami tanyakan

135
kepada orang itu. Mereka menjawab, tanyai dia tentang ruh. Maka mereka pun
menanyakannya, hingga turunlah ayat, dan mereka bertanya kepadamu tentang
ruh(17;85) orang-orang Yahudi berkata, kami diberi pengetahuan yang
banyak. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 110
Ibnu abi Hatim dan ibnu abi Dunya dalam kitabul ikhlas meriwayatkan
dari Thawus bahwa seorang laki-laki berkata, wahai Rasulullah, saya seringkali
ingin bertemu muka dengan Allah dan saya berharap dia melihat tempat saya
berada. Rasulullah menyahut hingga turunlah ayat ini. Hadis ini mursal. Al-Hakim
meriwayatkan dalam al-Mustadrak riwayat yang mausul dari Thawus dari Ibnu
Abbas dan dinyatakannya shahih sesuai syarat Bukhari Muslim.
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Mujahid bahwa dahulu ada seorang muslim
yang berperang dan dia ingin sepak terjangnya dilihat. Maka allah menurunkan
ayat ini.
Abu Nuaim dan ibnu Asakir dalam Taarikh-nya meriwayatkan dari as-suddi
ash-shagir dari al-kalbi dari abi shaleh dari Ibnu Abbas bahwa Jundub bin Zuhair,
apabila shalat, puasa atau bersedekah lalu namanya dipuji-puji, maka hatinya
menjadi senang dan dia pun menambah amalnya dikarenakan pujian orang-orang.
Maka turunlah ayat ini mengenai hal itu.

SURAT MARYAM

Ayat 64
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bertanya kepada Jibril,
mengapa engkau tidak mengunjungi kami lebih sering? maka turunlah ayat ini.
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah bahwa Jibril tidak datang selama 40
hari. Kemudian ia menyebutkan kisah serupa.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Anas bahwa Nabi saw bertanya kepada Jibril,
daerah man yang paling dicintai Allah dan daerah man yang paling dibenci-Nya?
Jibril menjawab,Aku tidak tahu kalau tidak bertanya. Lalu jibril turun lagi, tapi
turunnya kini agak lambat. Maka Rasulullah berkata, Kau lambat datang kepadaku
sampai aku mengira Allah marah kepadaku Jibril pun berkata dengan ayat ini.
Ibnu ishaq meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ketika orang-orang Quraisy
bertanya tentang Ashabul kahfi, Rasulullah selama lima belas hari menunggu
tapi Allah tidak menurunkan wahyu sama sekali. Maka ketika jibril datang, beliau
berkata kepadanya, lama sekali engkau tidak datang lali ia menyebutkan kisah

136
diatas.

Ayat 77
Bukhari dan Muslim dan lainnya meriwayatkan dari Khabbab bin Artt. Aku menemui
al-Ash bin wail as-Sahmi untuk menagih utang, tapi dia berkata, aku tidak akan
membayar kecuali jika kamu kafir kepada Muhammad. Aku menjawab, tidak,
hingga kamu mati lalu dibangkitkan . al-Ash berkata, apa benar aku akan mati lalu
dibangkitkan? Aku menjawab, Ya. Dia berkata,disan aku punya harta dan anak.
Aku akan lunasi hutang itu di akhirat. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 96
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf bahwa ketika is berhijrah ke
Madinah, ia merasa berat hati berpisah dari sahabat-sahabatnya di Mekah; antar
lain Syaibah bin rabiah, Utbah bin Rabiah dan umayyah bin khalaf. Maka Allah
menurunkan ayat ini.

SURAT THAAHAA

Ayat 1-2
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ketika awal-awal wahyu
turun kepada nabi saw, beliau berjinjit ketika shalat. Maka Allah menurunkan ayat
ini.
Abd bin Humaid meriwayatkan dalam tafsirnya dari ar-Rabi bin anas bahawa
dahulu nabi saw bergantian mengangkat kakinya agar bisa berdiri di atas masing-
masing kaki, hingga turunlah ayat ini.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu Abbas bahwa orang-
orang berkata, orang itu menjadi susah gara-gara Tuhannya. Maka Allah
menurunkan ayat ini.

Ayat 105
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahaw orang-orang quarisy
berkata, Hai Muhammad, apa yang dilakukan Tuhanmu terhadap gunung-gunung
itu pada hari kiamat? Maka turunlah ayat ini

Ayat 114
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi bahwa dahulu apabila Jibril turun
membawa wahyu, Nabi saw meletihkan dirinya karena menghafalnya sehingga
beliau mengalami kepayahan karena khawatir jibril naik ke langit sebelum beliau
menghafalnya. Maka Allah menurunkan ayat ini.

137
Ayat 131
Ibnu Abi Syaibah, ibnu Mardawaih, al-bazzar dan abu Yala meriwayatkan dari
abu Rafi. Nabi saw menjamu seoarng tamu, lalu beliau mengutus saya kepada
seorang Yahudi untuk berutang tepung yang akan dibayar pada bulan Rajab. Si
Yahudi berkat, Tidak bisa kecuali dengan gadai. Saya pun menghadap Rasulullah
dan memberitahu beliau. Beliau bersabda, demi Allah, aku sungguh terpercaya di
langit dan di bumi. Belum sempat saya keluar dari rumah beliau, ayat ini sudah
turun.

SURAT AL-ANBIYA

Ayat 6
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa penduduk Mekah berkata kepda
Nabi saw, kalau yang kamu katakana itu benar dan kamu senang kalau kami
beriman, ubahlah bukit shafa menajdi emas. Maka Jibrilmendatangi beliau dan
berkata, kalau kamu menghendaki, yang diminta kaummu itu akan terjadi. Tapi
kalau sudah begitu dan mereka tetap tidak mau beriman , mereka tidak akan diberi
waktu lagi. Tapi kalau kamu menghendaki , kamu mintakan tangguhan waktu buat
kaummu. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 34
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa Nabi saw diberitahu akan
dekatnya ajal beliau, mak beliau berucap,wahai tuhanku, kalau begitu siapa yang
akan mengurus ummatku? Maka turunlah ayat ini.

Ayat 36
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi bahwa Nabi saw lewat dekat
abu jahal dan abu sufyan yang sedang bercakap-cakap. Ketika abu jahal melihat
beliau, ia tertawa, dan berkata kepada abu sufyan, ini adalah Nabi Abdu Manaf.
Mendengar itu abu sufyan marah dan berkata, apakah kalian mengingkari bahwa
Bani Abdul Manaf mempunyai nabi? Nabi saw mendengarnya, lalu beliau kembali
kepada abu jahal dan menaku-nakutinya. Beliau berkata,kulihat kamu tidak mau
berhenti kecuali jika kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum terdahulu.
Maka turunlah ayat ini.

Ayat 101
Al-hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ketika turun ayat ini, ibnu zubair
berkata, matahari, bulan,malaikat, uzair dan Isa telah disembah. Jadi semuanya
masuk neraka bersama tuhan-tuhan kita. Maka turun ayat 57-58 surat Az-Zukhruf.

138
SURAT AL-HAJJ

Ayat 3
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari abu malik. Ayat ini turun tentang an-Nadhr bin
Haris.

Ayat 11
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dahulu ada orang yang
datang ke madinah lalu masuk Islam. Kemudian kalau istrinya melahirkan bayi laki-
laki dan kudanya beranak, ia mengatakn, ini agama yang baik. Tapi kalau istrinya
tidak melahirkan bayi laki-laki dan kudanya tidak beranak, ia berkata,ini agam yang
buruk. Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Athiyyah dari Ibnu Masud bahwa seorang
laki-laki Yahudi masuk Islam, lalu matanya menjadi buta, harta bendanya habis
dan anaknya mati. Sehingga dia menimpakan kesalahan kepada Islam. Ia berkata,
aku tidak mendapat apa-apa yang baik dari agamaku ini. Mataku menjadi buta,
hartaku habis dan anakku mati. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 19
Bukhari dan Muslim dan lainnya meriwayatkan dari abu dzar bahwa ayat ini
turun tentang hamzah, ubaidah ibnul haris, ali bin abi thalib, uthbah bin rabiah,
syaibah bin rabiah dan alwalib bin Uthbah.
Al-Hakim meriwayatkan dari Ali. Tentang kamilah ayat ini turun, tatkala kami
tarung duel dalam perang badar. Al-hakim meriwayatkan dari jalur selain Ali. Bahwa
ayat ini turun tentang orang-orang yang bertarung duel dalam perang badar, yaitu
hamzah, ubaidah ibnul haris, ali bin abi thalib, uthbah bin rabiah, syaibah bin
rabiah dan alwalib bin Uthbah.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun
tentang ahli kitab yang berkata kepada muminin, kami lebih berhak atas Allah dari
kalian. Kami lebih dulu menerima kitab dan nabi kami diutus sebelum nabi kalian.
Maka kaum Muminin menjawab, kami lebih berhak atas Allah. Kami beriman
kepada Muhammad dan beriman kepada Nabi kalian serta kepada semua kitab
yang telah diturunkan Allah. Ibnu abi Hatim meriwayatkan hal senada dari Qatadah.

Ayat 25
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw mengutus
Abdullah bin Unais bersama dua orang; muhajirin dan ANshar. Mereka saling

139
membanggakan nasabb, tiba-tiba Abdullah bin Unais marah dan membunuh orang
Anshar itu lalu murtad dan lari ke Mekah. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 27
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid bahwa dahulu mereka tidak berkendaraan.
Maka Allah menurunkan ayat ini. Memerintahkan mereka membawa bekal serta
membolehkan mereka naik kendaraan dan membawa barang dagangan.

Ayat 37
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa dahulu orang-orang
jahiliah mengolesi kabah dengan daging dan darah unta. Maka para sahabat
berkat, kita lebih layak untuk mengolesinya. Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 39
Ahmad, Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
saw pergi meninggalkan Mekah. Maka Abu Bakar berkata, mereka mengusir Nabi
mereka. Pasti mereka binasa. Maka turunklah ayat ini.

Ayat 52
Ibnu abi Hatim, Ibnu Jarir dan ibnul Mundzir meriwayatkan dengan sanada yang
shahih dari ibnu az-Zubair bahwa Nabi saw di Mekah membaca, demi bintang..
sampai pada ayat ke 20. Maka setan berkata, itu termasuk kenikmatan yang
paling utama dan sesungguhnyapertolongan mereka (latta dan uzza) sangatlah
dibutuhkan, sehingga ornag-orang musyrik berkata, sebelum ini dia tidak pernah
memuji tuhan-tuhan kita. Maka beliau sujud dan mereka pun iktu sujud. Maka
turunlah ayat ini. Diriwayatkan juga oleh al-Bazzar dan ibnu Mardawaih dari said
ibnuz zubair dari Ibnu Abbas.
Hadis ini tidak diriwayatkan secar Muttashil kecuali dengan sanad ini. Hanya
Umayyah bin Khalid yang meriwayatkannya secara muttashil , dan ia adalah orang
yang Tsiqah dan Masyhur. Sedangkan Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas dengan
sanad yang didalamnya terdapat al-Waqidi. Ibnu Mardawaih menyebutkannya
dari al-kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas. Sementara Ibnu Jarir dari al-Aufi
dari Ibnu Abbas. Ibnu ishaq menyebutkannya dalam as-sirah dari Muhammad bin
Kaab. Musa bin Uqbah dari Ibnu Syihab. Ibnu Jarir dari Muhammad bin Qais. Ibnu
abi Hatim dari as-Suddi. Semuanya dengan makna yang sama. Dan semua riwayat
itu, jika tidak dhaif, maka Munqthi , kecuali jalur Ibnu Jubair yang pertama. Ibnu
hajar berkata, akan tetapi banyaknya jalur periwayatan menunjukan bahwa kisah
tersebut punya asal, disamping dia punya dua jalur yang shahih-sekalipun mursal-

140
yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, salah satunya dari az-Zuhri dari Abu Bakr bin
Abdurrahman bin al-Haris bin Hisaym dan yang kedua dari Dawud bin Abi Hind dari
abul Aliyah. Tidak benar perkataan Ibnul Arabi dan Iyadh bahwa riwayat-riwayat ini
batil dan tidak punya landasan.

Ayat 60
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari muqatil bahwa ayt ini turun tentang
pasukan yang dikirim Nabi saw dan mereka berjumpa dengan orang-orang musyrik
pada dua malam terakhir di bulan muharram. Orang-orang musyrik berkata,
serang saja para sahabat Muhammad, mereka mengharamkan perang di bulan
haram. Sementara itu para sahabat menyeru mereka, mengingatkan mereka pada
Allah, agar mereka tidak menyerang, sebab mereka tidak membolehkan perang
dalam bulan haram, kecuali terhadap orang yang menyerang mereka. Orang-
orang musyrik menyerang lebih dahulu, maka para sahabat pun melawan. Mereka
bertempur dan Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin. Maka
turunlah ayat ini.

SURAT AL-MUMINUN

Ayat 2
Al-hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah apabila shalat,
mengangkat kepalanya memandang ke arah langit. Maka tuurnlah ayat ini. Maka
beliau menundukan kepalanya. Ibnu Mardawaih meriwayatkan dengan lafazh,
Rasulullah dahulu menoleh pada waktu shalat. Said bin Manshur dan Ibnu Sirin
meriwayatkannya secara mursal dengan lafazh, beliau dahulu membolak-balikkan
pandangannya. Maka turunlah ayat ini.
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Sirin secara mursal, para sahabat
dahulu memandang kea rah langit ketika shalat, maka turunlah ayat ini.

Ayat 14
Ibnu abi Hatim meriwayatkan bahwa Umar berkata, perkataaanku sesuai
dengan Tuhanku dalam empat ayat yang turun. Ketika turun ayat ..dan sungguh
kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah (23:12). aku berucap, maha
suci Allah, pencipta yang paling baik.

Ayat 67
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari said ibnuz zubair bahwa dahulu Quraisy
biasa bercakap-cakap di malam hari di sekitar Kabah. Mereka tidak Thawaf, hanya
menyombongkan diri. Maka Allah menurunka ayat ini.

141
Ayat 76
An_nasai dan al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa abu sufyan
datang menemui Nabi saw lalu berkata, Muhammad ingatlah Allah dan
hubungan kekrabatan kita, kita sampai makan ilhiz bercampur darah. Maka Allah
menurunkan ayat ini.
Al-Baihaqi meriwayatkan dalm ad-Dalail dengan lafaz, ketika Tsumamah
bin Atsal al-hanafi dihadapkan kepada nabi saw sebagai tawanan, beliau
melepaskannya, kemudian dia masuk Islam. Lalu dia pergi ke Mekah, kemudian
kembali ke Yamamah. Dia lalu menghalangi datangnya bahan makanan ke Mekah
dari Yamamah, hingga orang-orang quraisy terpaksa makan ilhiz. Maka Abu sufyan
datang menemui Nabi saw dan berkata, Bukankah kamu mengatakan bahwa
kamu diutus sebagai rahmat bagi alam semesta? Beliau menjawab, Ya. Dia berkata,
kamu bunuh orang-orang tua dengan pedang, dan kamu bunuh anak-anak
dengan kelaparan. Maka turunlah ayat ini.

SURAT AN-NUR

Ayat 3:
An-Nasai meriwayatkan dari Abdullah bin Amr bahwa dahulu ada seorang
wanita bernama Ummu Mahzul yang berprofesi sebagai pelacur, lalu ada salah
satu sahabat Nabi saw. yang ingin mengawininya. Maka Allah menurunkan ayat ini
Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasai, dan al-Hakim meriwayatkan dari hadits
Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa dahulu seorang laki-laki yang
bernama Mazid dibawa dari tawanan di Mekah hingga sampai di Madinah. Dia
punya seorang kawan wanita di Mekah yang bernama Inaq. Dia minta izin kepada
Nabi saw. untuk mengawini wanita tersebut, akan tetapi beliau sama sekali tidak
menjawab, hingga turun ayat ini.
Maka Rasulullah bersabda, Hai Mazid! Pezina laki-laki tidak boleh menikah
kecuali dengan pezina atau perempuan musyrik. Karena itu, jangan mengawininya!
Said bin Manshur meriwayatkan dari Mujahid bahwa ketika Allah
mengharamkan zina-padahal para wanita pelacur itu cantik-cantik- ada yang
berkata, Biarlah mereka bebas dan menikah. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 6-8:
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa di hadapan Nabi
saw. Hilal bin Umayyah menuduh istrinya berzina dengan Syuraik bin Sahma. Nabi
saw. bersabda kepadanya, Keluarkan saksi! Kalau tidak, kamu harus menerima

142
hukuman had. Ia berkata, Rasulullah, seorang dan kami melihat lelaki lain
bersama istrinya, apa mungkin dia pergi mencari saksi?! Nabi saw. mengulangi
sabdanya, Keluarkan saksi! Kalau tidak, kamu harus menerima hukuman had.
Hilal pun berkata, Demi Allah yang mengutusmu dengan membawa
kebenaran, aku berkata apa adanya. Semoga Allah menurunkan ayat yang
membebaskan aku dari hukuman had. Maka Jibril turun membawa ayat ini
Ahmad meriwayatkannya dengan lafazh bahwa ketika turun ayat, Dan
orang-orang yang menuduh berzina, dan mereka tidak menghadirkan 4 orang
saksi maka cambuklah mereka dengan 80 kali cambukan. Saad bin Ubadah-
dia pemimpin Ansha-berkata,Apakah demikian ayat itu diturunkan, wahai
Rasulullah? Rasulullah menjawab, Hai orang-orang Anshar, apakah kalian tidak
mendengar ucapan pemimpin kalian ini? Mereka menyahut, Wahai Rasulullah,
jangan salahkan dia! Dia seorang yang amat pencemburu. Sungguh, ia tidak
menikahi wanita, yang seorang di antara kami juga ingin menikahinya, karena
saking besarnya cemburunya.
Saad berkata, Rasulullah, aku sungguh tahu bahwa ayat itu benar dan
bahwa ia dari Allah. Hanya saja aku merasa heran bahwa kalau aku mendapati istri
aku disetubuhi seseorang, aku tidak boleh menyeretnya atau menggerakkannya
sebelum membawa empat orang saksi! Sungguh aku tidak akan mendatangkan
mereka kecuali setelah dia menyelesaikan kebutuhannya
Tidak lama kemudian datanglah Hilal bin Umayyah, salah satu dari tiga orang
yang diterima tobatnya. Dia datang dan kampungnya pada waktu isya, dan ia
dapati seorang lelaki sedang bersama istrinya. Ia melihat dengan matanya dan ia
dengar dengan telinganya sendiri. Dia tidak bertindak apa-apa hingga pagi harinya.
Lalu ia pergi menemui Rasulullah dan melapor, Aku pulang ke rumah pada waktu
isya. Aku dapati istri aku bersama seorang lelaki. Aku saksikan dengan mata aku
dan aku dengar dengan telinga aku! Rasulullah tidak senang dengan laporan
yang dibawanya. Orang-orang Anshar berkumpul dan berkata, Kita telah ditimpa
peristiwa seperti yang dikatakan Saad bin Ubadah. Sekarang Rasulullah akan
mencambuk Hilal bin Umayyah dan membatalkan persaksiannya di masyarakat!
Hilal berkata, Demi Allah, aku berharap Allah memberi jalan keluar bagi aku
dari hukuman. Demi Allah, Rasulullah sudah hendak memerintahkan pelaksanaan
hukuman cambuk, ketika tiba-tiba Allah menurunkan wahyu kepada beliau
sehingga para sahabat menahan pelaksanaannya hingga beliau selesai menerima
wahyu. Saat itulah turunnya ayat ini. Abu Yala meriwayatkan hal senada dari hadits
Anas.

143
Al-Bukhari dan Muslim serta yang lain meriwayatkan dari Sahl bin Saad
bahwa Uwaimir datang menemui Ashim bin Adi. Dia berkata ,Tanyakanlah kepada
Rasulullah. Kalau ada seorang laki-laki mendapati lelaki lain bersama istrinya lalu
ia membunuhnya, apakah dia akan dibunuh sebagai hukuman qishash, atau
harus bagaimana? Lalu Ashim menanyakan hal itu kepada Rasulullah, dan beliau
mengecamnya. Ketika berjumpa lagi, Uwaimir bertanya, ada apa denganmu? Ia
menjawab, ada apa denganku?! Kamu tidak membawa kebaikan buatku! Aku
sudah bertanya kepada Rasulullah, tapi beliau malah mengecamku! Uwaimir
berkata, Demi Allah, aku akan datangi Rasulullah dan aku akan bertanya sendiri!
Lalu ia pergi bertanya dan Rasulullah mengatakan, Telah diturunkan beberapa ayat
kepadaku mengenai dirimu dan istrimu.
Al-Hafizh Ibnu Hajjar berkata, Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
Ada yang mentarjih bahwa ayat-ayat ini turun tentang Uwaimir, dan ada pula yang
mentarjih bahwa ia turun tentang urusan Hilal, juga ada yang mengompromikan
antara keduanya bahwa yang pertama-tama terjadi adalah urusan Hilal lalu
kebetulan saat itu juga Uwaimir datang, jadi ayat-ayat tersebut turun mengenai
keduanya. An-Nawawi, diikuti oleh al-Khathib, cenderung kepada kompromi ini.
Katanya, Barangkali keduanya kebetulan terjadi pada waktu bersamaan.
Kata al-Hafizh Ibnu Hajjar, Ada kemungkinnan bahwa ayat itu telah turun
disebabkan peristiwa Hilal; dan ketika Uwaimiryang tidak mengetahui peristiwa
yang dialami Hilaldatang, Nabi saw. memberi tahunya tentang hukumnya. Oleh
sebab itu, beliau mengeluarkan sabda seperti itu dalam kisah Hilal, lalu Jibril turun,
sedangkan dalam kisah Uwaimir beliau bersabda, Allah telah menurunkan ayat
tentang dirimu. Ucapan beliau, Allah telah menurunkan ayat tentang dirimu,
diartikan, ... Tentang siapa pun yang mengalami seperti apa yang kamu alami.
Jawaban inilah yang dikemukakan oleh Ibnush Shabbaagh dalam asy-Syaamil
Sementara al-Qurthubi cenderung kepada pendapat yang mengatakan bahwa ada
kemungkinan ayat ini turun dua kali.
Al-Bazzar meriwayatkan dari Zaid bin Muthii dari Hudzaifah bahwa Rasulullah
bertanya kepada Abu Bakar, Kalau kamu lihat seorang laki-laki bersama Ummu
Ruman, apa yang akan kamu lakukan terhadapnya? Ia menjawab, Aku pasti
mengambil tindakan yang buruk terhadapnya. Rasulullah bertanya, Bagaimana
denganmu, Umar? Ia menjawab, Aku akan mengatakan, Allah mengutuk orang
yang lebih lemah, dan sungguh dia orang yang keji. Maka turunlah ayat ini.
Kata al-Hafizh Ibnu Hajjar, Tidak ada halangan sebab turunnya ayat banyak.

144
Ayat 11:
Al-Bukhari dan Muslim serta yang lain meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata,
Apabila Rasulullah hendak mengadakan perjalanan, beliau biasanya mengundi di
antara para istrinya. Siapa yang namanya keluar maka dialah yang ikut bersama
beliau. Dalam suatu peperangan, beliau mengundi kami, karena namaku yang
keluar maka aku pun ikut pergi bersama beliau. Hal itu terjadi setelah diwajibkannya
hijab. Maka aku pun diangkut di atas tandu dan tetap tinggal di dalamnya.
Ketika Rasulullah selesai dari peperangan dan kami sedang dalam perjalanan
pulang serta sudah dekat dengan Madinah, suatu malam beliau mengumumkan
hendak melanjutkan perjalanan. Setelah menyelesaikan hajat, aku kembali ke
tandu. Tapi ketika ku sentuh dada, kalungku buatan Azhfaar telah putus. Maka
aku pun kembali ke tempat semula untuk mencari kalung. Aku masih di sana untuk
mencarinya, sementara orang-orang yang mengangkut tandu sudah datang dan
mereka pun mengangkatnya. Mereka menaikkannya ke unta. Mereka mengira aku
berada di dalam tandu.
Wanita pada masa itu tubuhnya ringan, tidak berat oleh daging. Mereka hanya
makan sesuap makanan. Karena itulah para pengangkut tandu itu tidak merasa
heran dengan ringannya tandu ketika mereka mengangkatnya. Mereka tuntun
unta tersebut lalu berangkat. Aku baru menemukan kalungku setelah rombongan
pergi. Ketika tiba di tempat peristirahatan mereka tadi, tak seorang pun kelihatan.
Akhirnya aku menuju tempat istirahat tadi. Aku pikir mereka akan menyadari
bahwa aku tidak ada bersama mereka dan mereka akan kembali untuk mencari.
Ketika aku duduk, aku merasa mengantuk sehingga tertidur.
Ketika itu Shafwan ibnul-Muaththal as-Sularni berjalan di belakang pasukan,
dan pagi hari itu dia sampai di tempatku. Ia melihat sesosok manusia sedang
tidur dan segera ia mengenalku begitu melihatku. Dia memang pernah melihatku
sebelum diwajibkannya hijab. Aku terbangun mendengar suaranya mengucapkan,
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun! Maka aku pun buru-buru menutupi
wajahku dengan jilbabku. Demi Allah, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun
kepadaku selain ucapan tarajiinya tadi. Ia hanya mendudukkan untanya, lalu aku
pun menaikinya. Kemudian dia menuntun unta sampai kami tiba di pasukan yang
sedang berhenti untuk beristirahat di siang hari yang terik. Maka, binasalah orang
yang menyebarkan gosip tentang diriku.
Orang yang paling giat dalam hal itu adalah Abdullah bin Ubay bin Salul.
Aku tiba di Madinah, lalu selama sebulan aku jatuh sakit, sementara orang-orang
memperbincangkan perkataan ahlul-ifki (para penyebar gosip) sedangkan aku tidak

145
rnenyadarinya sama sekali. Barulah ketika aku agak sehat dan aku keluar bersama
Ummu Misthah menuju Manaashiyaitu tempat buang hajat kami tiba-tiba
Ummu Misthah terjatuh dan ia mengatakan, Celakalah Misthah! Aku berkata,
Buruk sekali ucapanmu! Mengapa engkau memaki seseorang yang ikut Perang
Badar?! Ia menjawab, belumkah kamu mendengar apa yang ia katakan? Aku
bertanya, Apa yang ia katakan? Ia lalu memberi tahuku tentang perkataan ahlul
ifki, sehingga penyakitku tambah parah.
Ketika Rasulullah masuk ke kamarku, aku berkata, Apakah engkau mengizinkan
aku mengunjungi orang tuaku? Aku sebetulnya hanya ingin memastikan berita itu
dari mereka. Beliau mengizinkan. Lalu aku mendatangi orang tuaku. Aku bertanya
kepada ibuku, Ibu, apa yang diperbincangkan orang-orang? Ia menjawab, Oh
anakku, lapangkan hatimu. Demi Allah, kalau seorang wanita sangat cantik dan
dicintai suaminya serta dia punya madu, pasti madunya akan mengganggunya.
Aku berkata, Subhanallah! Apa benar orang-orang membicarakan hal itu? Aku
pun menangis malam itu sampai pagi, tidak pernah berhenti air mataku mengalir
dan tidak sekejap pun aku tidur. Lalu paginya aku masih menangis.
Kemudian Rasulullah memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin Zaid
ketika wahyu tidak turun-turun. Beliau meminta pendapat mereka berdua tentang
kemungkinan menceraikan istrinya. Usamah mengemukakan pandangannya
tentang apa yang ia ketahui mengenai ketidakbersalahan istri beliau.
Katanya,Wahai Rasulullah, ia adalah istri Anda, dan kami tidak mengetahui kecuali
kebaikan! Sedangkan Ali berkata, Allah tidak memberi kesempitan kepada Anda.
Wanita selain dia banyak. Kalau Anda menanyai budak wanita itu, pasti dia akan
menjawab sejujurnya. Maka beliau memanggil Bariirah dan berkata,Hai Bariirah,
apakah kamu melihat sesuatu yang mencurigakanmu pada diri Aisyah? Bariirah
menjawab, Demi Allah yang mengutus Anda dengan kebenaran, aku tidak melihat
sesuatu yang aku ragukan pada dirinya selain fakta bahwa dia hanyalah seorang
gadis belia yang ketiduran menjaga adonan keluarganya sehingga datang ayam
yang memakannya.
Mendengar itu, Rasulullah bangkit dan berdiri di atas mimbar. Lalu beliau
meminta uzur bagi Abdullah bin Ubay. Kata beliau, Wahai kaum muslimin, siapa
yang maklum kalau aku ambil tindakan atas seseorang yang menyakiti aku dengan
memfitnah istriku? Demi Allah, aku tidak mengetahui selain kebaikan pada istriku!
Hari itu aku masih menangis, air mataku tidak pernah berhenti menetes. Lalu
malam itu juga aku masih menangis, air mataku tidak pernah berhenti turun, dan
aku tidak pernah tidur. Kedua orang tuaku mengira bahwa tangis akan merusak

146
hatiku. Ketika mereka duduk di dekatku sementara aku menangis, tiba-tiba seorang
wanita Anshar minta izin masuk. Setelah kuizinkan, ia duduk dan menangis
bersamaku. Kemudian Rasulullah datang, mengucapkan salam, lalu duduk. Sudah
sebulan beliau tidak menerima wahyu mengenai urusanku. Beliau mengucapkan
syahadat, lalu bersabda, Amma badu. Aisyah, aku mendengar begini dan begitu
tentang dirimu. Kalau kamu tidak bersalah, pasti Allah akan menyatakanmu tidak
bersalah. Tapi kalau kamu telah melakukan suatu dosa, mintalah ampun kepada
Allah dan bertobatlah, sebab kalau seorang hamba mengakui dosanya dan bertobat
maka Allah akan menerima tobatnya.
Usai beliau berkata demikian, aku katakan kepada ayahku, Tolong aku
menjawab Rasulullah! Ia berkata,Demi Allah, aku tidak tahu apa yang mesti
kukatakan! Lalu aku katakan kepada ibuku, Tolong aku menjawab Rasulullah! Tapi
ia juga berkata, Demi Allah, aku tidak tahu apa yang mesti kukatakan! Akhirnya
aku berkata sementara aku hanyalah seorang gadis belia, Demi Allah, aku tahu
kalian telah mendengar hal ini hingga ia mantap dalam hati kalian dan kalian
membenarkannya. Kalau kukatakan kepada kalian bahwa aku tidak bersalahdan
Allah tahu bahwa aku tidak bersalahpasti kalian tidak akan percaya ucapanku.
Dalam sebuah riwayat, Tapi kalau aku mengakui sesuatu pada kalianpadahal
Allah tahu bahwa aku tidak melakukannyapasti kalian percaya ucapanku. Dan
demi Allah, aku tidak menemukan perumpamaan tentang aku dan kalian kecuali
seperti perkataan ayah Yusuf, maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku).
Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu
ceritakan. (Yusuf : 18)
Lalu aku bergeser dan berbaring di pembaringan.
Demi Allah, Rasulullah belum meninggalkan tempat duduknya, dan belum keluar
seorang pun dari dalam rumah, hingga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi saw.
sehingga seperti biasanya tubuh beliau bergetar. Setelah selesai, perkataan pertama
yang diucapkannya adalah, Bergembiralah, Aisyah! Allah telah menyatakan kamu
tidak bersalah! Ibuku segera berkata kepadaku, Bangun dan hampirilah dia!
Aku berkata,Demi Allah, aku tidak mau menghampirinya. Aku hanya mau
memuji Allah, sebab Dialah yang menurunkan pernyataan kesucianku. Allah
menurunkan ayat, Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu
adalah dari golongan kamu juga, sepuluh ayat. Maka Abu Bakar berkata,Demi
Allah, aku tidak akan memberinya nafkah setelah apa yang ia katakan tentang
Aisyah! Maka Allah menurunkan firman-Nya ayat 22

147
Ayat 22:
Abu Bakar berkata, Demi Allah, aku sungguh ingin Allah mengampuniku.
Lalu ia kembali memberikan nafkah kepada Misthah sebagaimana dahulu ia berikan.
Dalam hal ini terdapat riwayat dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar yang disebutkan
oleh ath-Thabrani, dari Abu Hurairah yang disebutkan oleh al-Bazzar, dan dari Abul
Yusr yang disebutkan oleh Ibnu Mardawaih.

Ayat 23:
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Khashif, dia berkata, Aku bertanya kepada
Said ibnuz-Zubair,Mana yang lebih berat: zina atau qadzaf Ia menjawab, Zina.
Aku berkata, Allah berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita
yang baik-baik. Ia berkata,Ini turun khusus tentang urusan Aisyah. Dalam sanad
riwayat ini terdapat Yahya al-Hamaani, seorang yang lemah.
Ia meriwayatkan pula dari adh-Dhahhak bin Muzahim bahwa ayat ini turun
tentang para istri Nabi saw. secara khusus.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said ibnuz-Zubair dari Ibnu Abbas bahwa
ayat ini turun tentang Aisyah secara khusus.
lbnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata, Aku difitnah tanpa aku
menyadarinya. Kemudian aku mendengarnya. Dan ketika Rasulullah berada
bersamaku, beliau menerima wahyu. lalu beliau duduk tegak dan mengusap
wajahnya. Kemudian beliau bersabda, Hai Aisyah, bergembiralah! Aku menyahut,
Aku memuji Allah, bukan memujimu! Lalu beliau membaca, Sesungguhnya orang-
orang yang menuduh wanita yang baik-baik,sampai ayat,Mereka itu bersih dari
apa yang dituduhkan orang.....

Ayat 26:
Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang para perawinya tsiqah dari
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. bahwa ayat ini turun tentang Aisyah ketika
difitnah orang munafik, lalu Allah menyatakan kebersihannya dari tuduhan itu.
Ath-Thabrani meriwayatkan dengan dua sanad, yang kedua-duanya
mengandung kelemahan, dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun tentang orang-
orang yang membicarakan gosip dusta mengenai istri Nabi saw.
Ath-Thabrani juga meriwayatkan dari al-Hakam bin Utaibah bahwa ketika
orang-orang membicarakan perihal Aisyah, Rasulullah mengutus seseorang
menemui Aisyah dengan pertanyaan, Aisyah, apa yang dibicarakan orang-orang
itu? Ia menjawab, Aku tidak meminta maaf atas apa pun hingga turun uzur aku
dari langit. Maka Allah menurunkan mengenai dirinya lima belas ayat dari surah

148
an-Nuur. Lalu ia membaca sampai ayat, Perempuan-perempuan yang keji untuk
laki-laki yang keji. ini mursal, tapi sanadnya shahih.

Ayat 27:
Al-Faryabi dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Adi bin Tsabit bahwa seorang
wanita Anshar datang dan berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku berada
dalam sebuah rumah yang aku tidak suka seorang pun melihatku, akan tetapi
selalu saja ada lelaki dari keluarga aku yang masuk rumah sementara aku berada
dalam keadaan tersebut. Apa yang harus aku perbuat? Maka turunlah ayat ini.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil bin Hayyan bahwa ketika turun
ayat istidzaan (etika meminta izin) memasuki rumah, Abu Bakar berkata, Wahai
Rasulullah, bagaimana dengan para pedagang Quraisy yang bolak-balik antara
Mekah-Madinah-Syam, dan mereka mempunyai rumah-rumah tertentu di tengah
perjalanan? Bagaimana mereka minta izin dan mengucapkan salam padahal tidak
ada yang tinggal di dalamnya? Maka turunlah, Yang demikian itu lebih baik
bagimu, agar kamu (selalu) ingat.

Ayat 31:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil. Jabir bin Abdillah menceritakan
bahwa Asma binti Martsad ketika itu sedang berada di kebun kurmanya. Tiba-
tiba beberapa wanita masuk ke kebun tanpa mengenakan hijab. sehingga terlihat
gelang di kaki mereka, juga terlihat dada dan rambut mereka. Maka Asma berkata,
Alangkah buruknya hal ini! Maka Allah menurunkan ayat ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari seseorang yang berasal dari Hadhramaut bahwa
seorang wanita memasang dua gelang perak dan mengenakan batu kumala, lalu
ia lewat di depan sekelompok orang dan ia menghentakkan kakinya sehingga
gelang kakinya membentur batu kumala dan mengeluarkan suara. Maka Allah
menurunkan ayat, Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan.

Ayat 32:
Ibnus Sakan, dalam Marifatush Shahaabah, meriwayatkan dari Abdullah bin
Shabih dari ayahnya, ia berkata, Dulu aku adalah budak Huwaithib bin Abdul Uzza.
Ketika aku meminta transaksi mukaatabah padanya, ia menolak. Maka turunlah
ayat ini

Ayat 33
Firman-Nya, Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk

149
melakukan pelacuran.
Muslim meriwayatkan dari Abu Sufyan dari Jabir bin Abdillah bahwa Abdullah
bin Ubay pernah mengatakan kepada seorang budak wanitanya, Pergilah
dan melacurlah untuk kami! Maka Allah menurunkan ayat ini. Muslim juga
meriwayatkan dari ini bahwa seorang budak wanita milik Abdullah bin Ubay, yang
benama Masikah, dan seorang budak wanita yang lain yang benama Umaimah,
dipaksa oleh Abdullah untuk berzina, lalu keduanya mengadukan hal itu kepada
Nabi saw.. Maka Allah menurunkan ayat ini
Al-Hakim meriwayatkan dari Abuz Zubair dari Jabir bahwa Masikah datang
kepada sebagian orang Anshar, lalu mengatakan, Majikan aku memaksa aku
melacur. Maka turunlah ayat ini
Al-Bazzar dan ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari lbnu
Abbas bahwa dahulu Abdullah bin Ubay punya Seorang budak wanita yang pada
masa jahiliah melakukan pelacuran. Ketika zina diharamkan, budak ini berkata,
Demi Allah, aku tidak akan berzina untuk selamanya! Maka turunlah ayat ini.
Al-Bazzar meriwayatkan hal senada dengan sanad yang lemah dari Anas, dan ia
menyebut nama budak wanita itu Muadzah.
Said bin Manshur meriwayatkan dari Syaban dari Amr bin Dinar dari Ikrimah
bahwa Abdullah bin Ubay dahulu punya dua orang budak wanita: Masikah dan
Muadzah. Abdullah memaksa mereka berzina. Maka salah seorang budak itu
berkata, Kalau zina memang bagus, aku sudah terlalu sering melakukannya.
Tapi kalau tidak bagus, sudah sepatutnya aku meninggalkannya. Maka Allah
menurunkan ayat ini.

Ayat 48:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari mursal al-Hasan bahwa dahulu, kalau
seseorang punya permusuhan atau persengketaan dengan orang lain, lalu ia diajak
menghadap Nabi saw., dan ia berada di pihak yang benar, maka ia akan patuh dan
ia tahu bahwa Nabi saw. akan memberikan haknya kepadanya. Tapi kalau ia mau
berbuat zalim lalu ia diajak untuk menghadap Nabi saw., ia akan berpaling seraya
mengatakan, Pergilah menemui si Fulan! Maka Allah menurunkan ayat ini

Ayat 55:
Al-Hakim dan ath-Thabrani meriwayatkan dari Ubai bin Kaab bahwa ketika
Rasulullah dan para sahabatnya tiba di Madinah dan ditampung kaum Anshar,
seluruh bangsa Arab bersatu memusuhi mereka. Kaum muslimin ketika itu tidak
tidur tanpa membawa senjata, dan tidak bangun kecuali memegang senjata. Maka

150
mereka berkata, Kalian lihat kapan kita hidup dan tidur dengan aman, tidak takut
kecuali kepada Allah?! Maka turunlah ayat, Allah telah menjanjikan kepada
orang-orang di antara kamu yang beriman....
lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Bara, dia berkata, Ayat ini turun tentang
kami tatkala kami berada dalam ketakutan yang hebat.

Ayat 61:
Abdurrazzaaq berkata, Muammar memberi tahu kami dari Ibnu Abi Najih dari
Mujahid bahwa dahulu orang menuntun orang buta, orang pincang, dan orang
sakit ke rumah ayahnya, rumah saudara lelakinya, rumah saudara wanitanya,
atau rumah bibinya. Sementara orang-orang yang sakit kronis enggan melakukan
hal itu. mereka berkata,Mereka membawa kita ke rumah selain rumah mereka
sendiri! Maka tururlah ayat ini sebagai rukhshah bagi mereka.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ketika Allah menurunkan
ayat, Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),.. . (an-Nisaa: 29)
Kaum muslimin berkata, Allah melarang kita memakan harta benda di antara
sesama kita dengan cara yang batin. Karena makanan termasuk harta paling
afdhal, berarti seseorang tidak boleh makan di tempat orang lain. Maka orang-
orang pun berhenti melakukannya, sehingga turun ayat, Tidak ada halangan bagi
orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak
(pula) hagi dirimu,... sampai firman-Nya, Tidak ada halangan bagi kamu makan
bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri.
Adh-Dhahhak meriwayatkan bahwa dahulu sebelum Nabi saw. diutus, orang-
orang jahiliah pada waktu makan tidak mau ditemani orang buta, orang sakit,
atau orang pincang, sebab orang buta tidak dapat melihat makanan yang bagus,
orang yang sakit tidak dapat menyantap makanan seperti orang sehat, dan orang
pincang tidak dapat berdesakan untuk mendapat makanan. Maka, turunlah
rukhshah tentang makan bersama mereka.
Ia meriwayatkan dari Maqsim bahwa dahulu mereka enggan makan bersama
orang buta dan orang pincang. Maka turunlah ayat ini.
Ats-Tsalabi meriwayatkan dalam tafsirnya dari Ibnu Abbas bahwa al-Harits
berangkat perang bersama Rasulullah dan dia meninggalkan keluarganya dalam
penjagaan Khalid bin Zaid, tapi dia segan makan makanan mereka sebab dia sakit.
Maka turunlah firman Allah, Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi
orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu,...

151
Al-Bazzar meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Aisyah bahwa kaum
muslimin sangat ingin pergi berperang bersama Rasulullah. Maka mereka pun
menyerahkan kunci rumah-rumah mereka kepada orang-orang yang sakit keras
disertai pesan kepada mereka, Kami izinkan kalian makan apa saja yang kalian
inginkan! Akan tetapi mereka (orang-orang yang sakit itu) berkata, Kita tidak
boleh makan, sebab mereka memberi izin tidak secara sukarela. Maka Allah
menurunkan ayat, Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang
pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, hingga firman-
Nya, Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-sama mereka atau sendiri-
sendiri.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari az-Zuhri bahwa ia ditanya tentang ayat ini.
Mengapa orang buta, orang pincang, dan orang sakit disebut di sini? Ia
menjawab, Ubaidillah bin Abdullah memberi tahuku bahwa dahulu apabila kaum
muslimin pergi berperang, mereka meninggalkan orang-orang sakit keras dan
menyerahkan kunci rumah kepada mereka, disertai pesan, Kami izinkan kalian
makan apa saja yang ada di rumah kami. Akan tetapi orang-orang sakit itu merasa
segan melakukannya. Kata mereka, Kita tidak boleh memasuki rumah mereka
sewaktu mereka tidak ada. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai rukhshah bagi
mereka.
Ia meriwayatkan dari Qatadah bahwa ayat, Tidak ada halangan bagi kamu
makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri, turun tentang satu marga
bangsa Arab, yang salah seorang dari mereka tidak mau makan seorang diri, dan
selalu membawa makanannya setengah harian sampai dia temukan seseorang
yang makan bersamanya.
Ia meriwayatkan dari Ikrimah dan Abu Shaleh, kata mereka, Apabila orang-
orang Anshar menerima tamu, mereka tidak makan hingga si tamu makan bersama
mereka. Maka turunlah ayat ini sebagai rukhshah bagi mereka.

Ayat 62:
Ibnu Ishaq dan al-Bathaqi dalam ad-Dalaail meriwayatkan dari Urwah,
Muhammad bin Kaab al-Qurazhi, dan lain-lain bahwa ketika Quraisy datang
menyerbu pada Perang al-Ahzab, mereka berkemah di Majmaul Asyaal dekat
Rumah Bir di Madinah. Mereka dipimpin Abu Sufyan. Suku Ghathafan juga datang
dan mereka berkemah di Namaa, di lereng Gunung Uhud. Ketika Rasulullah
mendengar berita itu, beliau segera menggali parit di sekitar Madinah. Beliau
bekerja, juga kaum muslimin ikut bekerja, sementara kaum munafiqin berlambat-

152
lambat (enggan). Mereka memilih pekerjaan yang ringan-ringan, lalu menyelinap
pergi ke rumah mereka tanpa sepengetahuan dan izin Rasulullah.
Sementara kalau seseorang dari kaum muslimin punya hajat yang harus
diselesaikan, ia memberitahukannya kepada Rasulullah dan meminta izin untuk
memenuhi hajatnya lalu beliau memberinya izin. Kalau sudah selesai dari hajatnya,
dia kembali bekerja. Maka Allah menurunkan ayat ini hingga ayat 64.

Ayat 63:
Abu Nuaim meriwayatkan dalam ad-Dalaail dari adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas
bahwa mereka dahulu memanggil, Hai Muhammad, hai Abul Qasim! Maka Allah
menurunkan ayat ini. Maka mereka memanggil, Wahai Nabi, Wahai Rasulullah!

SURAT AL-FURQAN

Ayat 10:
Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan dari Khaitsamah bahwa dikatakan kepada Nabi saw., Kalau kamu
mau, Kami akan memberimu kunci dan gudang kekayaan dunia, tanpa mengurangi
pahalamu di sisi Kami di akhirat. Tapi kalau kamu mau, Aku akan menggabungkan
keduanya untukmu di akhirat. Beliau menjawab, Kumpulkan saja keduanya
untukku di akhirat. Maka turunlah ayat ini.

Ayat 20:
Al-Wahidi meriwayatkan dari Juwaibir dari adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas
bahwa ketika kaum musyrikin menyindir Rasulullah miskin dengan mengatakan,
Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan-jalan di pasar? Rasulullah
merasa sedih. Maka turunlah ayat ini. Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari Said
dan Ikrimah dari Ibnu Abbas.

Ayat 27:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Ubai bin Khalaf dahulu
mengikuti majelis Nabi saw., tapi ia dihardik oleh Uqbah bin Abi Muith. Maka
turunlah ayat ini hingga ayat 29. Ia meriwayatkan hal senada dari asy-Syabi dan
Maqsim.

Ayat 32:
Ibnu Abi Hatim, al-Hakim (sambil menyatakan shahih), dan adh-Dhiya dalam
al-Mukhtaarah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang musyrik berkata,
Kalau Muhammad memang seorang nabi sebagaimana ia klaim, mengapa ia

153
disiksa oleh Tuhannya? Mengapa Al-Quran tidak diturunkan kepadanya sekaligus?
Mengapa hanya turun satu dua ayat kepadanya? Maka Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 68:
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Masud, dia berkata, Aku
pernah bertanya kepada Rasulullah, Dosa apa yang paling besar? Beliau menjawab,
Mengadakan tandingan bagi Allah padahal Dialah yang telah menciptakanmu!
Aku bertanya lagi, Lalu apa? Beliau menjawab, Membunuh anak karena khawatir
dia akan makan bersamamu. Aku bertanya lagi, Lalu apa? Jawab beliau, Berzina
dengan istri tetangga. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai pembenaran atas
sabda beliau.
Al-Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa sejumlah
orang musyrik telah banyak melakukan pembunuhan, telah banyak melakukan
zina, lalu mereka mendatangi Nabi Muhammad saw. dan berkata, Apa yang
kamu katakan dan kamu dakwahkan adalah bagus seandainya kamu beritahu
kami bahwa perbuatan kami dahulu bisa terhapus. Maka turunlah ayat ini hingga
ayat 70. Juga turun ayat, Katakanlah, Wahai hamba-hambaKu yang melampaui
batas.... (az-Zumar : 53)

Ayat 70:
Al-Bukhari dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ketika turun
ayat , Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah..(25:68). orang-
orang musyrik Mekah berkata, Kami telah membunuh tanpa hak, menyembah
Tuhan lain di samping menyembah Allah, dan melakukan perbuatan keji (zina).
Maka turunlah ayat ini.

SURAT ASY-SYUARAA

Ayat 205:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Juhdham bahwa Nabi saw. terlihat
sedang bingung, lalu para sahabat bertanya, dan beliau menjawab, Mengapa?Aku
bermimpi melihat musuhku yang berasal dari umatku setelah aku mati. Maka
turunlah ayat 205- 207. Maka hati beliau lega.
Ayat 214:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa ketika turun ayat, Dan berilah
peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat. beliau
memulai dari keluarga dan marganya, sehingga hal itu terasa berat atas kaum
muslimin. Maka Allah menurunkan ayat 215.

154
Ayat 224:
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu Abbas
bahwa pada masa Rasulullah terdapat dua orang, yang satu dari kaum Anshar
sedangkan yang kedua dari kaum yang lain. Masing-masing punya pengikut sesat
dari kaumnya, yaitu orang-orang yang bodoh. Maka Allah menurunkan ayat, Dan
penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan hal senada dari Ikrimah. Ia juga meriwayatkan
dari Ikrimah bahwa ketika turun ayat, Dan penyair-penyair itu, hingga firman-
Nya... mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan (nya)? Abdullah
bin Rawaahah berkata, Allah sudah tahu bahwa aku termasuk golongan mereka.
Maka Allah menurunkan ayat 227,Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang
beriman dan berbuat kebajikan...,hingga akhir surah.
Ibnu Jarir dan al-Hakim meriwayatkan dari Abul Hasan al-Barrad bahwa ketika
turun ayat, Dan penyair-penyair itu,Abdullah bin Rawaahah, Kaab bin Malik,
dan Hassan bin Tsabit datang menghadap dan berkata, Wahai Rasulullah, Allah
menurunkan ayat ini sementara Dia tahu bahwa kami adalah penyair. Kami celaka!
Maka Allah menurunkan ayat,Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman
dan berbuat kebajikan Rasulullah memanggil mereka dan membacakan ayat itu
kepada mereka.

SURAT AL-QASHASH

Ayat 51:
Ibnu Jarir dan ath-Thabrani meriwayatkan dari Rifaah al-Qurazhi bahwa ayat,
Dan sungguh, Kami telah menyampaikan perkataan ini (Al-Quran), turun tentang
sepuluh orang, ia adalah salah satunya.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ali bin Rifaah bahwa sepuluh orang Ahli Kitab,
di antaranya Abu Rifaah (yakni ayahnya), pergi menemui Nabi saw. dan beriman,
lalu mereka disakiti. Maka turunlah ayat 52,Orang-orang yang telah Kami berikan
kepada mereka Al-Kitab... Ia meriwayatkan dari Qatadah, dia berkata, Kami diberi
tahu bahwa ayat ini turun tentang beberapa orang Ahli Kilab yang dahulu berada
di atas kebenaran, lalu mereka beriman ketika Allah mengutus Muhammad. Di
antara mereka adalah Salman dan Abdullah bin Sallam.

Ayat 52:
Akan disebutkan sebab turunnya dalam surah al-Hadiid.

Ayat 56:

155
Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
bersabda kepada pamannya, Ucapkan laa ilaaha illallah agar aku dapat bersaksi
untukmu di akhirat! Sang paman menjawab, Seandainya wanita-wanita
Quraisy tidak akan mengejekku dengan mengatakan, Dia melakukannya karena
ketakutan, niscaya sudah kuturuti keinginanmu sehingga kamu senang! Maka
Allah menurunkan ayat, Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi
petunjuk kepada orang yang engkau kasihi,...
An-Nasai dan Ibnu Asakir dalam Taariikh Dimasyq meriwayatkan dengan
sanad yang bagus dari Abu Said bin Rafi, dia berkata, Aku pernah bertanya kepada
Ibnu Umar tentang ayat ini, apakah turun tentang Abu Jahal dan Abu Thalib? Ia
menjawab, Ibnu Jarir meriwayatkan dan al-Aufi dan Ibnu Abbas bahwa sejumlah
orang Quraisy berkata kepada Nabi saw., Kalau kami mengikutimu, pasti orang-
orang mengusir kami! Maka turunlah ayat ini.
An-Nasai meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa al-Harits bin Amir bin Naufal
adalah orang yang mengatakan demikian.

Ayat 61:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid tentang firman-Nya,Maka apakah
sama orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga),ia berkata,
Ayat ini turun tentang Nabi saw. dan Abu Jahal bin Hisyam.
Ia meriwayatkan dari lain darinya bahwa ia turun tentang Hamzah dan Abu
Jahal.

Ayat 85:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari adh-Dhahhak bahwa ketika Nabi saw.
keluar dari Mekah dan tiba di al-Juhfah, beliau merasa rindu kepada Mekah. Maka
Allah menurunkan ayat ini

SURAT AL-ANKABUUT

Ayat 1
Ibnu Abi Hatim meniwayatkan dari asy-Syabi. Ayat ini Turun tentang beberapa
orang yang tinggal di Mekah dan telah menyatakan masuk Islam, lalu para sahabat
Rasulullah di Madinah menulis surat kepada mereka, Pernyataan masuk Islam
kalian tidak diterima kecuali jika kalian berhijrah! Maka mereka berangkat menuju
Madinah, tapi mereka dikejar kaum musyrik dan dipaksa kembali.
Lalu para sahabat menulis surat lagi, Telah turun ayat begini dan begini
tentang kalian. Maka mereka berkata, Kita harus pergi. Kalau ada yang mengejar,

156
kita harus melawan. Mereka lalu berangkat. Ketika kaum musyrikin mengejar,
mereka bertempur, sehingga ada yang terbunuh dan ada yang selamat. Maka Allah
menurunkan ayat tentang mereka, Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang
yang berhijrah setelah menderita cobaan,.. . (an-Nahl: 110)
Ia meriwayatkan dari Qatadah bahwa ayat ini turun tentang beberapa orang
penduduk Mekah yang hendak berhijrah namun mereka dihadang kaum musyrik
sehingga mereka terpaksa kembali. Saudara-saudara mereka lalu menulis surat
kepada mereka, memberitahukan ayat AI-Quran yang turun mengenai mereka.
Maka mereka berangkat sehingga sebagian di antara mereka terbunuh dan
sebagian lagi selamat. Maka turunlah ayat, Dan orang-orang yang berjihad untuk
(mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami....
(al-Ankabuut: 29)
Ibnu Saad meriwayatkan dari Abdullah bin Ubaid dari Ibnu Umar bahwa ayat
ini turun tentang Ammar bin Yasir ketika ia disiksa karena memeluk agama Allah.

Ayat 8:
Muslim, at-Tirmidzi, dan lain-lain meriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqash
bahwa Ibunya Saad berkata, Bukankah Allah telah memerintahkan kamu
berbakti!? Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum hingga aku mati atau
kamu kafir. Maka turunlah ayat ini

Ayat 10:
Sebab turunnya telah disebutkan dalam surah an-Nisaa.

Ayat 51:
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dan ad-Darimi dalam Musnadnya meriwayatkan
dari Amr bin Dinar dari Yahya bin Jadah bahwa beberapa orang muslim membawa
buku yang berisi tulisan tentang apa yang mereka dengar dari orang-orang Yahudi.
Maka Nabi saw. bersabda, Cukuplah kesesatan buat suatu kaum kalau mereka tidak
menyukai apa yang dibawa oleh nabi mereka untuk mereka dan menginginkan
apa yang dibawa oleh selain dia untuk kaum selain mereka. Maka turunlah ayat ini

Ayat 60:
Abd bin Humaid, Ibnu Abi Hatim, al-Baihaqi, dan Ibnu Asakir meriwayatkan
dengan sanad yang lemah dari Ibnu Umar, dia berkata,Aku pergi bersama Rasulullah
hingga kami memasuki salah satu kebun Madinah, lalu beliau memungut beberapa
kurma dan memakannya. Lalu beliau bertanya, Ibnu Umar, mengapa kamu tidak
makan? Aku menjawab, Aku tidak berselera. Beliau bersabda, Akan tetapi aku

157
berselera. ini adalah pagi keempat semenjak aku tidak mencicipi dan menemukan
makanan. Kalau mau, niscaya aku berdoa kepada Allah, meminta seperti apa yang
ada di istana Kisra dan Kaisar. Bagaimana denganmu, Ibnu Umar, kalau kamu
bertemu suatu kaum yang menyimpan rezeki setahun mereka dan lemah keyakinan
(iman) mereka?
Demi Allah, belum lagi kami bergerak hingga turun ayat, Dan berapa banyak
makhluk bergerak yang bernyawa yang tidak (dapat) membawa (mengurus)
rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia
Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Lalu Rasulullah bersabda, Sesungguhnya
Allah tidak memerintahkan aku merenggut harta dunia dan tidak pula menyuruhku
memperturutkan syahwat. Aku tidak menyimpan satu dinar maupun satu dirham
serta tidak menyimpan rezeki untuk esok hari.

Ayat 67:
Juwaibir meriwayatkan dari adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas bahwa mereka
mengatakan, Hai Muhammad, tidak ada yang menghalangi kami masuk agamamu
selain kekhawatiran bahwa orang-orang akan merampok kami karena kami
berjumlah sedikit sedang suku Badui lebih banyak jumlahnya daripada kami! Begitu
mereka mendengar kabar bahwa kami masuk agamamu, kami pasti dirampok.
Maka Allah menurunkan ayat, Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa
sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman.

SURAT AR-RUUM

Ayat 1-2:
At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Said bahwa pada waktu Perang Badar,
bangsa Romawi mengalahkan bangsa Persia. Hal itu menakjubkan kaum mukminin.
Maka turunlah ayat, Bangsa Romawi telah dikalahkan, sampai firman-Nya ayat 5,
Karena pertolongan Allah. Yakni dengan harakat fathah pada huruf ghain.
Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari Ibnu Masud.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Syihab, dia berkata, Kami mendengar
bahwa dahulu kaum musyrikin mendebat kaum muslimin sewaktu mereka masih
di Mekah sebelum Rasulullah keluar. Kata mereka, Bangsa Romawi mengaku
Ahli Kitab, tapi mereka dikalahkan oleh kaum Majusi. Kalian mengklaim bahwa
kalian akan mengalahkan kami dengan kitab yang diturunkan kepada nabi kalian.
Bagaimana kaum Majusi mengalahkan bangsa Romawi padahal mereka adalah Ahli
Kitab? Kami akan mengalahkan kalian sebagaimana bangsa Persia mengalahkan

158
bangsa Romawi! Maka Allah menurunkan ayat, Alif laam miim. Bangsa Romawi
telah dikalahkan.
Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari Ikrimah, Yahya bin Yamar, dan
Qatadah.
riwayat pertama mengikuti qiraaat (ghalibat )dengan harakat fathah
karena ayat ini turun pada waktu kemenangan mereka yang bersamaan waktunya
dengan Perang Badar.
Sedang riwayat kedua mengikuti qiraaat yang membacanya dengan harakat
dhammah, dan maknanya, Dan- setelah mereka mengalahkan bangsa Persia,
mereka akan dikalahkan oleh kaum muslimin. Dengan arti ini maknanya menjadi
benar. Kalau tidak (diartikan demikian), ia tidak mengandung makna yang signifikan.

Ayat 27:
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah bahwa orang-orang kafir merasa
heran bahwa Allah akan menghidupkan orang-orang mati. Maka turunlah ayat,
Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu
lebih mudah bagi-Nya.

Ayat 28:
Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa kaum musyrikin dahulu
bertalbiah seperti ini, Labbaikaulaahumma labbaik, labbaika laa syariika laka,
illa syariikan huwa laka tamlikuhu wa maa malaka (Kami penuhi panggilan-Mu,
ya Allah. Tiada sekutu bagi-Mu, kecuali sekutu milik-Mu, Engkau memilikinya dan
apa yang ia punya). Maka Allah menurunkan ayat ini
Juwaibir meriwayatkan hal serupa dari Dawud bin Abi Hind dan Abu Jafar
Muhammad bin Ali dari ayahnya.

SURAT LUQMAN

Ayat 6:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Aufi dari Ibnu Abbas. ayat ini turun tentang
seorang lelaki Quraisy yang membeli seorang budak wanita penyanyi.
Juwaibir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Ayat ini turun tentang an-
Nadhr ibnul-Harits yang membeli seorang budak wanita penyanyi. Setiap kali
ia mendengar ada orang yang hendak masuk Islam, ia membawanya kepada
penyanyinya itu dan berkata, Berikan makan dan minum serta nyanyikan lagu
untuknya. ini lebih baik dari apa yang diserukan oleh Muhammad kepadamu:
shalat, puasa, dan berperang untuk membelanya. Maka turunlah ayat ini.

159
Ayat 27:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa kaum Ahli Kitab bertanya
kepada Rasulullah tentang ruh, maka Allah menurunkan, Dan mereka bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, Roh itu termasuk urusan
Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit. Orang-orang itu
lalu mengatakan, Kamu bilang kami tidak dikaruniai ilmu kecuali hanya sedikit,
padahal kami telah diberi Taurat, yang merupakan al-hikmah, dan barangsiapa
diberi hikmah berarti ia telah diberi karunia yang besar!? Maka turunlah ayat,
Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjdi pena dan lautan (menjadi tinta).
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Atha bin Yasar bahwa ayat ini turun di Mekah.
Lalu setelah beliau hijrah ke Madinah, beliau didatangi pendeta-pendeta Yahudi
yang mengatakan, Kami dengar kamu mengatakan, Dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit. Kami yang kamu maksud, atau kaummu? Beliau
menjawab, Aku maksud semua. Kata mereka, Tapi kamu membaca bahwa
kami telah diberi Taurat yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai segala
hal?! Rasulullah bersabda, Ia, dibanding ilmu Allah, adalah sedikit. Maka Allah
menurunkan ayat, Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan
(menjadi tinta),...
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan lafazh ini dari Said atau Ikrimah dari
Ibnu Abbas.
Abusy Syaikh (dalam kitab al-Azhamah) dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari
Qatadah bahwa orang-orang musyrik berkata, ibi hanyalah kalimat yang tidak
lama lagi akan habis. Maka turunlah ayat, Dan seandainya pohon-pohon di bumi
menjadi pena dan lautan (menjadi tinta).

Ayat 34:
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Mujahid bahwa seorang lelaki
penduduk padang pasir (suku Badui) datang dan berkata, Istri aku hamil; beritahu
aku, apa jenis kelamin bayi yang akan dilahirkannya? Negeri kami kering kerontang;
beritahu aku kapan akan turun hujan! Engkau tahu kapan aku dilahirkan, maka
beritahu aku kapan aku akan mati! Maka Allah menurunkan ayat ini.

SURAT AS-SAJDAH

Ayat 16:
Al-Bazzar meriwayatkan dari Bilal, dia berkata, Ketika itu kami duduk di
masjid, sementara beberapa sahabat Rasulullah shalat setelah maghrib sampai

160
isya. Maka turunlah ayat ini. Dalam sanadnya ada Abdullah bin Syabib, lemah.
At-Tirmidzi meriwayatkan (seraya menyatakan shahih) dari Anas bahwa ayat
ini turun tentang menunggu shalat yang disebut shalat al-atamah.

Ayat 18:
Al-Wahidi dan Ibnu Asakir meriwayatkan dari Said ibnuz-Zubair dari Ibnu
Abbas bahwa al-Walid bin Uqbah bin Abi Muith berkata kepada Ali bin Abi Thalib,
Aku lebih kuat dari pada kamu, lebih pandai berbicara, dan lebih berguna bagi
pasukan daripada kamu! Ali menghardiknya, Diam! Kamu adalah orang fasik!
Maka turunlah ayat ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari Atha bin Yasar.
Ibnu Adi dan al-Khathib dalam Taariikh-nya meriwayatkan hal serupa dari al-
Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas.
Al-Khatbib dan Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ibnu Luhaiah dari Amr bin
Dinar dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun tentang Ali bin Abi Thalib dan Uqbah bin
Abi Muith, yaitu mengenai percekcokan yang terjadi antara mereka. Demikianlah
dalam riwayat ini disebutkan bahwa ia turun tentang Uqbah bin Abi Muith, bukan
al-Walid.

Ayat 28:
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa para sahabat berkata, Pada
suatu hari nanti kita akan dapat hidup tenang dan senang. Maka orang-orang
musyrik berkata, Kapankah kemenangan itu (datang) jika engkau orang yang
benar? Maka turunlah ayat ini.

SURAT AL-AHZAB

Ayat 1
Diriwayatkan oleh Juwaibir dari Adh-Dhahak yang bersumber dari Ibnu Abbas,
bahwa orang-orang Mekkah diantaranya Al-Walid bin Mughirah dan Syaibah bin
Rabiah mengajak kepada Nabi Saw. Untuk meninggalkan dakwahnya dengan
perjanjian akan diberikan setengah harta benda mereka sedang kaum munafikin dan
Yahudi Madinah menakut-nakuti Rasulullah dengan ancaman akan membunuhnya
jika tidak meninggalkan dakwahnya. Maka turunlah ayat ini yang memperingatkan
Nabi untuk tidak mengikuti orang-orang kafir dan munafikin.

Ayat 4
Diriwayatkan oleh Tirmidzi yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa pada
suatu hari disaat Nabi Saw. Salat terlintas didalam hatinya, ucapan-ucapan kaum

161
munafikin yang salat bersamanya, bahwa mereka mempunyai dua hati. Satu hati
bersama orang kufur (kafir) dan yang satunya lagi bersama orang beriman. Maka
Allah menurunkan ayat ini yang menegaskan bahwa Allah tidak menciptakan dua
hati bagi manusia. (Tirmidzi menganggap hasan hadits ini)
Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Khashif yang
bersumber dari Said bin Jubairm Mujahid dan Ikrimah bahwa ada seorang laki-laki
didesas-desuskan berhati dua. Maka turunlah ayat ini sebagai bantahan mengenai
desas-desus itu. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari Qatadah yang bersumber
dari Al-Hasan, dengan tambahan bahwa orang-orang itu berkata: Aku ini punya
hati yang dapat menyuruhku dan hati yang melarangku.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Najih yang bersumber dari Mujahid,
bahwa ayat ini turun berkenaan dengan seorang laki-laki Bani Fahm yang berkata:
Sesungguhnya didalam rongga dadaku terdapat dua hati yang keduanya lebih
cemerlang dari hati Muhammad.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari As-Suddi, dikemukakan
bahwa ayat ini turun berkenaan dengan seorang Quraisy dan Bani Jahmin yang
bersama Jamil bin Makmar (yang mengaku berhati dua yang lebih cemerlang dari
hati Muhammad Saw.

Ayat 5
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu Umar, dikemukakan
bahwa para sahabat biasa memanggil Zain bin Haritsah dengan sebutan Zaid
bin Muhammad. Ayat ini turun sebagai petunjuk untuk memanggil anak angkat
denagn disertai nama bapak kandungnya.

Ayat 9
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Ad-Dalail yang bersumber dari
Hudzaifah, dikemukakan bahwa pada waktu peperangan Al-Ahzab pada malam
yang sangat gelap gulita para sahabat Rasulullah bersiap-siap menantikan pasukan
musuh. Terlihatlah pasukan yang dipimpin Abu Sufyan berada diatas pasukan kaum
Muslimin (diatas bukit), sedangkan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah (sekutu
Abu Sufyan) berada di bagian bawah (lembah-lembah). Dikhawatirkan mereka
akan mengganggu keluarga dan anak kaum muslimin. Pada malam itu angin terasa
berhembus dengan sangat kencang, sehingga kaum munafikin meminta kepada
Nabi untuk meninggalkan tempat itu dengan alasan rumah mereka kosong,
padahal sebenarnya mereka akan melarikan diri. Setiap orang meminta izin kepada
Nabi Saw. Diizinkannya mereka dan mereka terus lari bersembunyi.

162
Ketika Nabi memeriksa pasukan kaum muslimin, seorang-seorang sampailah
kepada Hudzaifah, dan bersabda: Cobalah sellidiki keadaan musuh. Hudzaifah
pun berangkat dan melihat angin menghantam perkemahan musuh, sehingga
tidak ada sejengkal pun perkemahan yang luput dari serangan angin itu, dan
juga mendengar kemah-kemah dan barang-barang terlempar batu yang dibawa
angin dan mereka berteriak mengajak kawannya mundur. Kemudian Hudzaifdah
menghadap kepada Rasulullah dan melaporkan hal ihwal musuh. Maka turunlah
ayat ini sebagai perintah untuk selalu mengingat akan nikmat yang diberikan oleh
Allah Swt.

Ayat 12
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan Al-Baihaqi didalam kitab Ad-Dalail
dari Katrsir bin Abdillah Ibnu Amr Al-Muzani, dari bapaknya yang bersumber dari
kakeknya, dikemukakan bahwa ketika Rasulullah Saw. Membuat parit (khandaq)
diwaktu perang Al-Ahzab, beliau menemukan sebuah batu besar yang bundar
berwarna putih (sebagai slah satu isyarat dari Allah Swt.). Rasulullah Saw.
Mengambil cangkul dan memukul batu tersebut sehingga retak dan berkilat
menerangi seluruh kota Madinah. Beliau bertakbir dan diikuti oleh kaum muslimin.
Kemudian memumulkan cangkkul tersebut untuk kedua kalinya sehingga reatk dan
berkilatlah batu tersebut menerangi tempat disekitarnya. Nabi bertakbir dan diikuti
kaum muslimin. Demikianlah diulangnya sekali lagi sehingga batu itu pecah dan
mengeluarkan cahaya yang menerangi tempat disekelilingnya. Beliupun berkatkbir
dan diikuti oleh kaum muslimin. Ketika salah seorang sahabat bertanya tentang
hal ini, Rasulullah menjawab: Ketika aku pukul yang pertama kali, tampaklah
mahligai Hirah dan Mada-in Kisra (kerajaan Persi), dan Jibril memberitahuku bahwa
ummatku akan membebaskan Negara itu. Dan ketika aku memukul yang kedua
kalinya tampaklah mahligai merah dari tanah Rum, dan Jibril memberitahukan
bahwa umatku akan membebaskan Negara itu. Dan ketika aku memukul untuk
ketiga kalinya terlihat pula mahligai kota Shanaa dan Jibril memberiitahukan bahwa
ummatku akan membebaskan Negara itu. Berkatalah kaum kaum munafikin:
Tidaklah kalian heran, ia menceritakan dan memberikan harapan kosong serta
menjanjikan kepadamu sesuatu yang tidak benar dan bercerita bahwa ia melihat
dari Madinah, mahligai kota Hirah dan Mada-in Kisra yang akan dibebaskan untuk
kalian, padahal kalian kini sedang menggali parit karena ketakutan dan tidak
sanggup bertempur. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa diatas.
Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini

163
turun berkenaan dengan ucapan Mutib bin Qusyair Al-Anshari dalam hadits diatas.
Ucapan itu ialah bahwa Rasulullah hanyalah memberikan janji kosong.
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishak dan Al-Baihaqi yang bersumber dari Urwah bin
Zubair dan Muhammad bin Kaab Al-Qurazhi dan yang lainnya, bahwa Mutib bin
Qusyair berkata: Terlintas pada Muhammad bahwa ia akan memakan kekayaan
Kisra dan Kaisar, padahal tidak ada seorangpun dari kami yang berani keluar untuk
buang air.
Kemudian berkatalah Aus bin Qaizhi dihadapan orang banyak: Izinkanlah
kami pulang kepada istri dan keluarga kami, karena rumah kami jauh dari Madinah
dan tidak ada yang menjaganya. Allah menurunkan ayat ini untuk mengingatkan
akan nikmat yang pernah diberikan Allah kepada mereka ketika Allah mencabut
bencana yang menimpa mereka. Allah telah memberikan kecukupan kepada
mereka walaupun mereka buruk sangka terhadap Allah dan mengucapkan ucapan
kaum munafikin yang tidak pantas.

Ayat 23
Diriwayatkan oleh Muslim dan At-Tirmidzi dan yang lainnya bersumber dari
Anas, bahwa Anas An-nadhir (paman Anas bin Malik) tidak ikut serta dalam perang
Badar bersama Rasulullah. Ia merasa sangat berdosa karenanya dan berkata:
Dalam peperangan Rasulullah yang pertama aku tidak dapat ikut. Sekiranya Allah
menakdirkan aku dapat menyaksikan peperangan bersama Rasulullah Saw. Allah
akan menyaksikan apa yang akan kuperbuat. Ia pun turut berjihad dalam Perang
Uhud dan gugur sebagai Syahid. Dibadannya terdapat lebih dari delapan puluh luka
bekas pukulan, tusukan tombak dan bekas panah. Ayat ini turun berkenaan dengan
peristiwa tersebut sebagai pujian terhadap orang yang menunaikan janjinya.

Ayat 29
Diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dan An-Nasai dari Abi Az-Zubair
yang bersumber dari Jabir, dikemukakan bahwa Abu Bakar meminta izin bicara
kepada Rasulullah Saw. Akan tetapi ditolaknya. Demikian pula Umar yang juga
ditolaknya. Tak lama kemudian kedua-duanya diberi izin masuk disaat Rasulullah
Saw. Duduk terdiam dikelilingi istri-istrinya (yang menuntut nafkah dan perhiasan).
Umar bermaksud menggoda Rasulullah agar dapat tertawa dengan berkata:
Ya Rasulullah, sekiranya putri Zaid istri Umar (istriku) meminta belanja, akan
kupenggal lehernya. Maka tertawa lebarlah Rasulullah Saw. Dan bersabda:
Mereka ini yang ada disampingku meminta nafkah kepadaku. Maka berdirilah
Abu Bakar menghampiri Aisyah untuk memukulnya dan juga demikian Umar

164
menghampiri Hafshah sambil keduanya berkata: Engkau meminta yang tidak ada
pada Rasulullah.
Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai petunjuk kepada Rasulullah agar
istrinya menentukan sikap (memilih Rasul atau harta benda). Beliau mulai bertanya
kepada Aisyah tentang pilihanya dan menyuruh bermusyawarah lebih dahulu
dengan kedua ibu bapaknya. Aisyah menjawab: Apa yang mesti kupilih?
Rasulullah membacakan ayat ini. Dan Aisyah menjawab: Apakah soal yang
berhubungan dengan tuan mesti kumusyarahkan dengan ibu bapakku? Padahal
aku sudah menetapkan pilihan yaitu aku memilih Allah dan Rasul-Nya.

Ayat 35
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ikrimah yang bersumber dari Ummu Imarah
Al-Anshari, dikemukakan bahwa Ummu Imarah Al-Anshari (seorang muslimah)
mengahadap Rasulullah Saw. Dan berkata: Selalu kulihat segala sesuatu yang
ada ini hanya untuk laki-laki saja, dan tidak pernah wanita disebut-sebut. Maka
turunlah ayat ini sebagai penegasan bahwa segala sesuatu yang dijanjikan oleh
Allah untuk pria dan wanita yang Mukmin dan Muslim
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani yang bersumber dari Ibnu Abbas dan telah
diterangkan pula dalam hadits Ummu Salamah di Surat Ali Imram ayat 195.
Dikemukakan bahwa para wanita berkata: :Ya Rasulullah! Mengapa yang disebut-
sebut itu hanya Mukmin saja dan tidak disebut Mikminat?. Maka turunlah ayat ini
yang menegaskan bahwa sebenarnya berlaku bagi pria ataupun wanita. (dengan
sanad yang dianggap memadai)
Diriwayatkan oleh Ibnu Sad yang bersumber dari Qatadah, bahwa ketika
disebut dalam Al-Quran istri-istri Rasulullah Saw. Berkata wanita-wanita: Jika
disediakan kebaikan bagi kaum wanita tentu akan disebut di dalam Al-Quran. Ayat
ini turun berkenaan dengan peristiwa diatas.

Ayat 36
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dengan sanad yang shahih yang bersumber
dari Qatadah, bahwa Nabi Saw. Melamar Zainab untuk Zaid, tetapi Zainab mengira
bahwa Rasulullah melamar untuk dirinya. Ketika Zainab itu tahu bahwa Rasulullah
melamar untuk Zaid, ia menolaknya. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa
tersebut yang melarang kaum mukminin menolak ketetapan Rasul-Nya. Setelah
turun ayat ini Zainab pun menerima lamaran itu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas,
bahwa Nabi Saw. Melamar Zainab binti Jahsyi untuk Zaid bin Haritsah, akan tetapi

165
ditolak dan berkata dengan sombongnya: Keturunanku lebih mulia darinya. Ayat
ini turun berkenaan dengan peristiwa diatas sebagai perintah untuk menerima
ketetapan Allah dan Rasul-Nya.
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Jarir dari Al-Ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Zaid, bahwa ayat
ini turun berkenaan dengan Ummu Kaltsum binti Uqbah bin Abi Muaith, seorang
wanita pertama yang hijrah ke Madinah, yang menyerahkan dirinya kepada Nabi
Saw. Untuk dikawini. Nabi Saw. Akan mengawinkannya kepada Zaid bin Haritsah
akan tetapi Ummu Kaltsum dan saudara-saudaranya tidak menyukainya. Mereka
berkata: Kami menyerahkan diri kepada Rasulullah Saw. Tapi mengapa justru
dikawinkan kepada hambanya.

Ayat 37
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari Anas, bahwa ayat ini turun
berkenaan dengan peristiwa Zainab binti Jahsyi dan Zaid bin Haritsah.
Diriwayatkan oleh Al-Hakim yang bersumber dari Anas, bahwa Zaid bin
Haritsah mengadu kepada Nabi Saw. Tentang kelakuan Zainab binti Jahsyi.
Bersabdalah Rasulullah Saw. Tahanlah istrimu. Maka turunlah ayat ini yang
mengingatkan Rasulullah akan sesuatu yang tetap dirahasiakan oleh dirinya yang
telah diberitahukan oleh Allah.
Diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad dan An-Nasai, bahwa ketika telah habis
iddah Zainab (setelah dicerai oleh Zaid), bersabdalah Rasulullah Saw. Kepada Zaid:
Pergilah engkau kepada Zainab dan terangkanlah kepadanya bahwa aku akan
mengawininya. Berangkatlah Zaid memberitahukan maksud Rasulullah. Zainab
pun menjawab: Aku tidak akan berbuat apa-apa sebelum meminta pertimbangan
dari Tuhanku. Ia pergi ke tempat sujudnya.
Setelah turun ayat ini, datanglah Rasulullah Saw. Mengawininya tanpa
menunggu persetujuannya. Pada waktu itu para sahabat dijamu makan roti
dan daging walimah dan berangsur pulang, hanya tinggal beberapa orang saja
bercakap-cakap disana. Keluar masuklah Rasulullah kerumah istrinya dan Zaid
pun mengikutinya. Beberapa kemudian diberitahukan bahwa semua orang sudah
meninggalkan rumah Zainab. Maka pergilah Rasulullah Saw. Dan mendapatkan
Zainab diikuti oleh Zaid. Akan tetapi Rasulullah saw. Dihalangi dengan hijab. Turun
pula (Q.S. Al-Ahzab ayat 53) berkenaan dengan peristiwa tersebut sebagai larangan
kepada kaum muslimin untuk memasuki Rasulullah kecuali dengan izinnya.

Ayat 40

166
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi yang bersumber dari Aisyah, bahwa ketika
Rasululah Saw kawin dengan Zainab, orang banyak ribut membincangkannya;
Muhammad kawin dengan bekas istri anaknya. Maka turunlah ayat ini yang
menegaskan bahwa Zaid bukan putra Rasulullah.

Ayat 43
Diriwayatkan oleh Abdu bin Hamid yang bersumber dari Mujahid, bahwa
ketika turunnya ayat innallaha wa malaikatahu yushalluna alan nabi (Surat Al-
Ahzab: 56) berkatalah Abu Bakar: Ya Rasulullah segala kebaikan yang diturunkan
Allah tuan kami pun turut merasakannya. Maka turunlah ayat ini (surat Al-Ahzab:
43) yang menegaskan bahwa Allah memberikan rahmat kepada seluruh kaum
Mukminin.

Ayat 47
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ikrimah dan Hasan Al-Bishri,
bahwa ketika turun ayat Liyaghfira lakallahu ma taqaddama min dzambika wa ma
taakhkhara (surat Al-Fath: 2), berkata kaum mukminin: Beruntunglah tuan ya
Rasulullah, kami telah tahu apa yang akan Allah perbuat terhadap tuan, tapi apa
yang akan Allah lakukan terhadap kami?. Maka Allah menurunkan Liyudkhilal
muminima wal muminati jannatin sampai akhir surat (Surat Al-Fath: 5) dan ayat
tersebut (Surat Al-Ahzab: 47) yang menjanjikan surga bagi kaum Mukminin.
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab dalailun nubuwwah yang bersumber
dari Ar-Rabi bin Anas, bahwa ketika turun ayat Wama adri ma yafalu bi wala
bikum (Surat Al-Ahqaf: 9) dan liyaghfira lakallahu ma taqaddama min dzambika
wa ma taakhkhara (surat Al-Fath: 2) para sahabat berkata: Ya Rasulullah, kami
telah mengeteahui apa yang akan diperbuat Allah terhadap tuan, tapi kami tidak
tahu apa yang akan Allah perbuat terhadap kami. Maka turunlah ayat ini (surat
Al-Ahzab: 47) yang menegaskan bahwa karunia yang besar disediakan bagi kaum
Mukminin. Ditegaskan dengan karunia yang besar itu adalah surga.

Ayat 50
Diriwayatkan dan dihasankan oleh At-Tirmidzi dan diriwayatkan dan
dishahihkan oleh Al-Hakim dari As-Suddi dari Abi SHaleh dari Ibnu Abbas yang
bersumber dari Ummu Hani binti Abi Thalib, bahwa Rasulullah Saw. Memnang
Ummu Hani binti ABi Thalib, tapi ia menolaknya. Rasulullah pun menerima
penolakan itu. Setelah kejadian ini, turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa
wanita yang tidak turut berhijrah tidak halal dikawin oleh Rasulullah. Sehubungan

167
dengan ini, Ummi Hani berkata: Aku tidak halal dikawin Rasulullah selama-lamanya
karena aku tidak pernah berhijrah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ismail bin Abi Khalid dari Abi Shaleh
yang bersumber dari Ummu Hani, dikemukakan bahwa ayat wa banaati ammika
wa banati ammatika wa banati khalika wa banati khalatikal lati hajrna maaka
(surat Al-Ahzab: 50) sebagai larangan kepad aNabi untuk mengawini Ummu Hani
yang tidak turut hijrah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Saad yang bersumber dari Ikrimah, dikemukakan
bahwa firman Allah wamraatan muminatan (Surat Al-Ahzab: 50) turun berkenaan
dengan Ummu Syarik Ad-Dausyiyah yang menghibahkan dirinya kepad Rasulullah
Saw.
Diriwayatkan oleh Ibnu Sad yang bersumber dari Munir bin Abdillah Ad-Dauli,
bahwa Ummu Syarik Ghaziah binti Jabir bin Hakim Ad-Daisyiyah menyerahkan
dirinya kepada Rasulullah Saw. (untuk dikawin). Ia seorang wanita yang canatik
dan Rasulullah menerimanya. Berkatalah Aisyah: Tak ada baiknya seorang wanita
yang menyerahkan diri kepada seorang laki-laki (untuk dikawin). Berkatalah Ummu
Syarik: Kalau bergitu akulah yang kau maksudkan. Maka Allah memberikan
julukan mukminah keapdanya dengan firman-Nya: wamraatan muminatan
inwahabat nafsaha linnabiyyi (Surat Al-Ahzab: 5). Setelah turun ayat ini berkatalah
Aisyah; Sesungguhnya Allah mempercepat mengabulkan kemauanmu.

Ayat 51
Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani yang bersumber dari Aisyah, bahwa Aisyah
berkata: Apakah wanita tidak malu bila menyerahakn dirinya (untuk dikawin)?.
Allah mewahyukan firman-Nya turji man tasyau sampai akhir ayat (surat Al-
Ahzab: 51) yang memberikan kebabasan kepada Rasulullah untuk menetapkan
giliran tinggal bersama istrinya. Kemudian Aisyah berkata: Aku melihat Tuhanmu
mempercepat mengabulkan keinginanmu.
Diriwayatkan oleh Ibu Sad dari Abi Razin, bahwa Rasulullah Saw. Pernah
bermaksud mentalak beberapa istrinya. Ketika mereka mengetahuinya,
menyerahakn persoalannya kepada Rasulullah Saw. Ayat ini (Surat Al-Ahzab: 50-51)
turun berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memberikan kebebasan kepada
Rasulullah saw. Untuk menetapkan kebijaksanaan mengenai istri-istrinya itu.

Ayat 52
Diriwayatkan oleh Said yang bersumber dari Ikrimah, bahwa setelah
Rasulullah saw. Menyuruh istrinya memilih antara dunia dan segala kemewahanya

168
dengan Allah dan Rasul-Nya, terbuktilah istri-istrinya memilih Allah dan Rasul-Nya.

Ayat 53
Diriwayatkan oleh Asy-Syakkhani dari Anas, bahwa Rasulullah Saw. Menikah
dengan Zainab binti Jahsyin, beliau mengundang sahabatnya makan-makan
(walimah). Setelah selesai makan mereka pun terus beromong-omong, sehingga
Rasulullah memberiu isyarat dengan seolah-olah akan berdiri meninggalkan
mereka dan diikuti oleh sebagian yang hadir, tetapi tiga orang yang lainnya masih
bercakap-cakap. Setelah semuanya pulang, Anas memberitahukannya kepada
Rasulullah Saw. Dan Rasulullah Saw. Pulang ke rumah Zainab, dan ia mengikutinya
masuk. Kemudian Rasulullah memasang hijab/penutup.
Berkenaan dengan peristiwa tersebut maka turunlah ayat ini yang melarang
masuk ke rumah Nabi Saw. Sebelum mendapar izin serta berlama-lama tinggal
berada di rumah Nabi.
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi yang menganggap hadits ini hasan yang
bersumber dari Anas, bahwa Anas pernah berkumpul bersama Rasulullah Saw. Pada
waktu itu Rasulullah masuk ke kamar pengantin wanita (yang baru dinikahinya).
Tetapi dalam kamar itu banyak orang sehingga ia keluar lagi. Setelah orang-orang
itu pulang, barulah masuk kembali dan beliau membuat hijab (penghalang) antara
Rasulullah (serta istrinya) dengan Anas. Kejiadian ini diterangkan oleh Anas kepada
Abu Thalhah. Abu Thalhah berkata: Jika betul apa yang engkau katakana tentu
akan turun ayat tentang ini. Berkenaan dengan peristiwa ini turunlah ayatul hijab
(Surat Al-Ahzab: 53)
Diriwayatkan oleh At-Thabrani dengan sanad yang shahih yang bersumber
dari Aisyah, bahwa ketika Aisyah sedang makan beserta Rasulullah Saw. Masuklah
Umar dan diajaknya oleh Rasulullah makan bersama. Ketika itu tersentuhlah jati
Aisyah oleh Umar, sehingga berkata: Aduhai sekiranya usul saya diterima (untuk
memasang hijab), tak seorang pun yang dapat melihat istrimu. Berkenaan dengan
peristiwa ini turunlah ayat hijab (Al-Ahzab: 53)
Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa
seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw. Dan berlama-lama ditempat itu duduk
sehingga Nabi Saw. Keluar sampai tiga kali agar orang itu mengikutinya keluar,
akan tetapi ia tetap tidak keluar. Ketika itu masuklah Umar yang memperlihatkan
rasa kebencian di mukanya. Ia berkata kepada orang itu: Mungkin engkau telah
mengganggu Rasulullah. Bersabdalah Nabi saw.: Aku telah berdiri tiga kali agar
orang itu mengikutiku, akan tetapi ia tidak melakukannya. Berkata Umar: Wahai

169
Rasulullah, bagaimana kiranya tuan membuat hijab, karena istri tuan bukan seperti
istri-istri yang lain. Hal ini akan lebih menentramkan dan mensucikan hati mereka.
Berkenaan dengan peristiwa ini turunlah ayatul hijab (surat Al-Ahzab: 53).

Keterangan:
Menurut AL-Hafizh Ibnu Hajar, peristiwa-peristiwa diatas dapat digabungkan
untuk menjadi asbabun nuzul ayat itu, yang semuanya terjadi sebelum kisah Zainab.
Karena peristiwa-peristiwa itu tidak lama sebelum kisah Zainab terjadi, maka uraian
asbab nuzul ayat ini disandarkan kepada kisah Zainab dan tidak ada halanngan
turunnya ayat ini karena berbagai sebab.
Diriwayatkan oleh Ibnu Sad yang bersumber dari Muhammad bin Kaab, bahwa
apabila Rasulullah Saw. Bangkit menuju rumahnya, orang-orang berebut duduk di
rumah Rasulullah Saw. Dan dari wajahnya tidak tampak adanya perubahan. Oleh
karena itu, Rasulullah tidak sempat makan karena banyaknya orang. Turunlah ayat
ini (surat Al-Ahzab: 53) sebagai peringatan kepada orang-orang yang memasuki
rumah Rasulullah tanpa mengenal waktu.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Zaid, bahwa
Rasulullah Saw. Mendengar ucapan orang yang berkata: Jika Nabi wafat, aku akan
kawin dengan fulanah (bekas istri Rasul). Maka turunlah akhir ayat ini (surat Al-
Ahzab: 53) sebagai larangan untuk mengawini bekas istri Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa
ayat ini (surat Al-Ahzab: 53) turun berkenaan dengan seseorang yang bermaksud
mengawini salah seorang bekas istri Rasulullah Saw. Sesudah Nabi wafat. Menurut
Sufyan yang dimaksud dengan istri Rasul itu adalah Aisyah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber Dari As-Suddi, bahwa
Thalhah bin Ubaidillah berkata: Mengapa Muhammad membuat hijab antara kita
dengan putri paman kita, padahal ia sendiri mengaawini istri-istri yang seketurunan
dengan kita. Sekiranya terjadi sesuatu, aku akan mengawini bekas istrinya. Maka
turunlag akhir ayat ini (Surat Al-Ahzab: 53) yang melarang perbuatan tersebut.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Sad yang bersumber dari Abi
Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm, bahwa ayat ini (surat Al-Ahzab: 53) turun
berkenaan dengan ucapan Ubaidillah yang berkata: Sekiranya Rasulullah wafat,
aku akan mengawini Aisyah.
Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa laki-laki
datang kepada seorang istri Rasululah Saw. Dan bercakap-cakap dengannya. Laki-
laki itu adalah anak paman istri Rasulullah. Rasulullah saw. Bersabda: Janganlah

170
kamu berbuat lagi seperti ini. Berkatalah orang itu: Ya Rasulullah, ia adalah putrid
pamanku. Demi Allah tidak berkata yang munkar dan ia pun tidak pula berkata
munkar. Rasulullah Saw. Bersabda: Aku tahu hal itu, tak ada yang lebih cemburu
dari pada Allah, dan tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripadaku.
Dengan rasa dongkol orang itupergi dan berkata: ia menghalangi aku bercakap-
cakap dengan anak pamanku, pasti aku akan kawin dengannya setelah ia wafat.
Maka turunlah ayat ini (Surat Al-Ahzab; 53) yang melarang perbuatan itu.
Berkatalah Ibnu Abbas: orang itu memerdekakan hamba dan menyumbangkan
sepuluh unta untuk digunakan fisabilillah dan ia naik haji sambil berjalan kaki,
dengan maksud tobat daripada omongnnya itu. Diriwayatkan oleh Juwaibir yang
bersumber dari Ibnu Abbas.

Ayat 52
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Al-Ufi dari Inu Abbas, bahwa ayat ini (Surat
Al-Ahzab; 57) turun sebagai ancaman kepada orang-orang yang menyakiti dan
mencela Nabi saw. Ketika Nabi mengawini Shafiyah binti Huyay.
Juwaibir dan Ad-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa turunnya
ayat ini (Surat Al-Ahzab; 57) berkenaan dengan Abdullah bin Ubay bin Salul dan
pengikutnya, ketika menfitnah Aisyah. Rasulullah saw. Berkhutbah dan bersabda:
Siapa di antara orang-orang yang menyakitiku daengan jalan mencela aku dan
mengumpulkan mereka di rumahnya?. Ayat ini (Surat Al-Ahzab: 57) turun sebagai
ancaman terhadap perbuatan mereka.

Ayat 59
Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah, dikemukakan bahwa Siti Saudah (Istri
Rasulullah) keluar rumah untuk sesuatu keperluan setelah diturunkan ayat hijab. Ia
seorang wanita yang badannya tinggi besar sehingga mudah dikenal orang. Pada
waktu itu Umar melihatnya, dan ia berkata: Hai Saudah. Demi Allah, bagaimana
pun kami akan dapat mengenalmu. Karenanya cobalah piker mengapa engkau
keluar? dengan tergesa-gesa ia pulang dan di saat itu Rasulullah berada di rumah
Aisyah sedang memegang tulang waktu makan. Ketika masuk ia berkat: ya
Rasulullah, aku keluar untuk sesuatu keperluan, dan Umar menegurku (karena ia
masih mengenalku). Karena peristiwa itulah turun ayat ini (Surat Al-Ahzab:59)
kepada RAsulullah saw. Di saat tulang itu masih di tangannya. Maka bersabdalah
Rasulullah: Sesungguhnya Allah telah mengizinkan kau keluar rumah untuk
sesuatu keperluan.
Ibnu Sad meriwayatkan dari Hasan dan Muhammad bin Kab Al-Quradli,

171
dikemukakan bahwa istri-istri Rasulullahpernah keluar malam untuk qadla hajat
(buang air). Pada waktu itu kaum munafiqin mengganggu mereka dan menyakiti.
Hal ini diadukan kepada Rasulullah saw. Sehingga Rasul menegur kaum munafiqin.
Mereka menjawab: Kami hanya mengganggu hamba sahaya. Turunnya ayat ini
(Surat Al-Ahzab: 59) sebagai perintah untuk berpakaian tertutup, agar berbeda dari
hamba sahaya. Diriwayatkan oelh Ibnu Sad di dalam At-Thabaqat yang bersumber
dari Abi Malik.

SURAT SABA

Ayat 15-17
Diriwayatkan oleh Ihnu Abi Hatim yang bersumber dari Ali bin Rabah, bahwa
Farwah bin Masik Al-Ghathafani menghadap kepada Rasululah Saw. Dan berkata:
Ya Nabiyullah! Di Zaman jahiliyah kaum Saba merupakan kaum yang gagah dan
kuat dan aku takut sekiranya mereka menolak masuk Islam. Apakah aku boleh
memeranginya. Rasulullah Saw. Bersabda: Akku tidak diperintah apa-apa yang
berkenaan dengan mereka. Maka turunlah ayat ini (suart saba: 15-17) yang
melukiskan keadaan kaum Saba yang sesungguhnya.

Ayat 34
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim dari Sufyan dari Ashim
yang bersumber dari Ibnu Razin, salah seorang dari dua orang yang berserikat
didalam dagangnya pergi ke Syam dan seorang lagi menetap di Mekkah. Ketika
ia mendengar berita diutusnya seorang Nabi, ia menulis surat kepada temannya
menanyakan berita itu. Ia menerima jawaban bahwa tak seorangpun dari golongan
Quraisy yang mengikutinya, kecuali orang-orang hina dan miskin. Setelah menerima
surat jawaban itu, ia meninggalkan dagangannya dan meminta kepada temannya
untuk mengantarkan kepada Nabi, karena ia pernah membaca beberapa kitab
tentang kenabian. Menghadaplah ia kepada Nabi Saw. Sambil berkata: Kepada
apakah engkau mengajak kami?. Rasulullah Saw. Menjelaskannya. Berkatalah
orang itu: Asyhadu annaka Rasulullah (Aku percaya bahwa engkau adalah
Rasulullah). Rasulullah bertanya: Dengan pengetahuan apa engkau berbuat
demikian?. Ia menjawab: Tidak akan diutus seorang Nabi kecuali pengikutnya
adalah orang-orang hina dan orang-orang yang miskin. Dengan turunnya ayat ini
Rasulullah Saw. Mengutus seseorang untuk menyampaikan berita tersebut kepada
orang itu, bahawa ucapannya dibenarkan oleh wahyu Allah.

SURAT FATHIR

172
Ayat 8
Diriwayatkan oleh Juwaibir dari Adh-Dhahak yang bersumber dari Ibnu Abbas,
bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Nabi Saw. Berdoa: Allahumma aiz dinaka
bi Umar bin Khatthab au bi Abi Jahl bin Hisyam. Allah member hidayah kepada
Umar dan menyesatkan Abu Jahl. Ayat ini turun berkenaan dengan kedua orang
ini.

Ayat 29
Diriwayatkan oleh Abdul Ghani bin Said Ats-Tsaqafi di dalam tafsirnya yang
bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Hushain bin
Al-Harits bin Abdul Mutthalib bin Abdi Manaf Al-Quraisy. Ayat ini menegaskan cirri-
ciri yang diijabahi amalnya oleh Allah Swt.

Ayat 35
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam kitab Al-Bats dan Ibnu Abi Hatim
dari Nafi bin Al-Harits yang bersumber dari Abdullah bin Abi Aufa, bahwa ada
seoranglaki-laki yang bertanya kepada Nabi Saw.: Ya Rasulullah! Sesungguhnya
tidur adalah kenikmatan dari Allah di dunia ini. Apakah nantidi surga kita tidur?.
Rasulullah menjawab: Tidak ada! Karena tidur itu kawannya maut dan disurga
tidak ada maut. Ia bertanya lagi: Bagaimana istirahat mereka itu. Pertanyaan ini
menyinggung perasaan Rasulullah dengan sabdanya: Tidak ada capek disurga,
semuanya senang dan enak. Ayat ini turun sebagai penegasan akan ucapan
Rasulullah tadi.

Ayat 42
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abi Hilal, bahwa
kaum Quraisy pernah berkata: Sekiranya Allah mengutus Nabi dari golongan kami,
tidak ada satu umat pun yang lebih taat kepada Tuhannya, dan lebih setia kepada
Nabi-Nya dan tidak ada yang berpegang teguh kepada kitabnya kecuali kami.
Berkenaan dengan peristiwa tersebut diatas turunlah (surat Ash-Shaffat: 167-170),
(Surat Al-Anam: 157 dan Surat Fathir: 42) yang menggambarkan bahwa ucapanya
itu tidak sesuai dengan kenyatannya.
Demikian juga kaum Yahudi pernah berkata: Kami mendapatkan Nabi yang
akan diutus, dengan harapan bahwa dengan datangnya Nabi itu mereka akan
dapat keunggulan dari kaum Nashara.

SURAT YASIN

Ayat 1-10

173
Diriwayatakn oleh Abu Nuaim di dalam kitab Ad-Dalail yang bersumber
dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Rasulullah Saw. Membaca surat As-Sajdah dengan
nyaring, orang-orang Quraisy merasa terganggu merasa terganggu dan mereka
bersiap-siap untuk menyiksa Rasulullah Saw. Tapi tiba-tiba tangan mereka
terbelenggu di pundak-pundaknya dan mereka menjadi buta sama sekali. Mereka
mengharapkan pertolongan Nabi Saw. Dan berkata: Kami sangat mengaharapkan
bantuanmu atas nama Allah dan atas nama keluarga. Kemudia Rasulullah Saw.
Berdoa dan mereka pun sembuh, akan tetapi tak seorang pun dari mereka yang
beriman. Berkenaan dengan peristiwa itu turunlah ayat ini (Surat Yasin: 1-10)

Ayat 8
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dar Ikrimah, bahwa Abu
Jahl berkata: Sekiranya aku bertemu dengan Muhammad, pasti aku akan
menghasutnya. Ketika Nabi Muhammad berada di sekitarnya, orang-orang
menunjukkan bahwa Muhammad berada disisinya. Akan tetapi Abu Jahl tetap
bertanya-tanya: Mana dia, karena dia tidak melihatnya. Ayat ini (Surat Yasin: 8-9)
turun sebagai penjelasan bahwa pandangan Abu Jahl disaat itu ditutup oleh Allah
untuk melihat Muhammad.

Ayat 12
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dengan sanad hasan dan Al-Hakim dengan
sanad shahih yang bersumber dari Said Al-Khudri. Diriwayatkan pula oleh Ath-
Thabrani yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa Banu Salamah bertempat
tinggal dipinggir kota Madinah dan ingin pindah ke dekat masjid. Maka turunlah
ayat ini yang menegaskan bahwa setiap ucap langkah seseorang dicatat Allah swt.
Setalh turunnya ayat ini, Nabi Saw. Menasehati Banu Salamah pindah dari tempat
tinggalnya dengan sabdanya: Sesungguhnya bekas telapak kaki kalian menuju
masjid dicatat oleh Allah swt. Sebaiknya kalian pindah dari tempat itu.

Ayat 77
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dengan sanad yang bersumber dari Ibnu Abbas,
bahwa Al-Ash bin Wail menghadap kepada Rasulullah Saw. Dengan membawa
tulang yang sudah rusak sambil mematah-matahkannya ia berkata: Hai
Muhammad, apakah Allah akan membangkitkan tulang yang sudah lapuk ini? Nabi
Saw. Menjawab Benar, Allah akan membangkitkan ini dan mematikan kamu dan
menghidupkan kamu kembali serta memasukkan kamu ke neraka jahannam. Ayat
ini (Surat Yasin, 77-83) turun berkenaan dengan peristiwa diatas yang menegaskan

174
kekuasaan Allah untuk membangkitkan manusia di hari kiamat.
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Abi hatim yang bersumber dari Mujahid, Ikrimah,
Urwah bin Zubair dan As-Suddi dengan tambahan bahwa orang tersebut bernama
Ubay bin Khalaf.

SURAT ASH-SHAFFAT

Ayat 64
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah. Diriwayatkan
juga oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari As-Suddi, bahwa Abu Jahl mengejek
kaum Muslimin dengan ucapan: Demi Allah kawan setiamu ini (Muhammad)
menganggap bahwa di neraka ada sebuah pohon padahal sebagaimana kita
ketahui bahwa api dapat memusnahkan pohon, kami tidak mengenal Az-Zaqqum.
Yang kita ketahui itu ialah kurma dan mentega. Berkenaan dengan peristiwa ini
turunlah ayat ini sebagai bantahan dengan ucapan Abu Jahl yang menegaskan
bahwa pohon Az-Zaqqum itu tumbuh dari dasar neraka Jahannam.

Ayat 158
Diriwayatkan oleh Juwaibir dari Adh-Dhahhak yang bersumber dari Ibnu Abbas,
bahwa ayat ini turun sebagai bantahan kepada tiga suku Quraisy yaitu: Sulaim,
Khuzaah dan Juhainah yang menganggap bahwa Allah dan Iblis itu bersaudara.
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam kitab Syubul Iman yang bersumber
dari Mujahid, bahwa pembesar-pembesar kafir Quraisy berkata: Malaikat itu
putrid-putri Allah. Bertanyalah Abu Bakar Ash-Shiddiq: Kalau begitu siapakah
ibu-ibunya?. Mereka menjawab: Putri-putri pembesar Jin. Berkenaan dengan
peristiwa itu turunlah akhir ayat ini yang menegaskan bahwa jin-jin itu akan
dihadapkan di pengadilan Allah.

Ayat 165
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Yazid bin Abi Malik.
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij,bahwa
kaum muslimin apa shalat (makmum) tidak teratur shafnya. Setelah turun ayat ini,
Rasulullah Saw. Memerintahkan agar bershaf (berbaris) teratur di waktu shalat.

Ayat 176
Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa kaum
musyrikin berkata: Hai Muhammad! Perlihatkanlah dengan segera siksaan yang
kau ancamkan kepada kami!. Ayat ini turun sebagai peringatan terhadap ucapan
mereka. Riwayat ini shahih menurut shahihain.

175
SURAT SHAAD

Ayat 5
Diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Hakim yang bersumber dari
Ibnu Abbas, bahwa ketika Abu Thalib sakit datanglah kaum Quraisy mengadukan
tentang ajakan Rasulullah. Pada waktu itu Rasulullah datang menengoknya. Abu
Thalib berkata kepada Nabi Saw. : Apakah yang engkau inginkan dari kaummu,
hai keponakanku? Rasulullah Saw, menjawab: Aku ingin agar mereka itu
mengucapkan satu kaliamt yang menyebabkan mereka beragama, sedang orang-
orang yang keras hati harus membayar jizyah. Apakah kalimat itu? Sabda Nabi
Saw. : La ilaha illallah. Kaum Quriasy berkata: Sangat aneh tuhan hanya satu.
Berkenaan dengan peristiwa ini turunlah ayat tersebut sebagai ancaman siksa
terhadap orang-orang yang menolaki. Menurut Hakim riwayat ini shahih.

SURAT AZ-ZUMAR

Ayat 3
Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini
turun berkenaan dengan tiga suku bangsawan: Amir, Kinanah dan Bani Salamah,
yang menyembah berhala dan menganggap bahwa malaikat itu putri-putri Allah,
serta penyembahan terhadap berhala-berhala hanyalah untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Ayat ini turun sebagai penegasan dari Allah bahwa ucapan mereka
itu hanyalah dusta belaka dan kedustaannya itu akan dibuktikan kelak di akhirat.

Ayat 9
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Umar,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan amman huwa qanitun dalam ayat
ini adalah Utsman bin Affan (yang selalu bangun malam sujud kepada Allah swt.)
Menurut riwayat Ibnu Sad, Al-Kalbi dari Abi Shalih yang bersumber dari Ibnu
Abbas yang dimaksud dengan ayat ini adalah Ammar bin Yasir
Menurut riwayat Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa yang
dimaksud dengan ayat ini adalah Ibnu Masud, Ammar bin Yasir dan Salim Maula
Abi Hudzaifah.
Menurut riwayat Juwaibir yang bersumber dari Ikrimah yang dimaksud
dengan ayat ini adalah Ammar bin Yasir.

Ayat 17
Diriwayatkan oleh Juwaibir dengan menyebutkan sanadnya yang bersumber
dari Jabir bin Abdillah, bahwa sleuruh ayat laha sabatu abwabin (Surat Al-Hijr: 44)

176
datanglah seorang laki-laki Anshar menghadap kepada Nabi Saw. Dan berkata: Ya
Rasulullah, aku mempunyai tujuh hamba telah aku merdekakan seluruhnya untuk
ketujuh pintu neraka. Ayat ini (Surat Az-Zumar: 17-18) turun berkenaan dengan
peristiwa yang menyatakan bahwa orang tersebut telah mengikuti perunjuk Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Zaid bin Aslam, bahwa
yang dimaksud dengan alladzinajtanibut thaghut dalam ayat ini (Surat Az-Zumar:
17) ialah Zaid bin Amr bin Nafil, Abu Dzar Al-Ghifari dan Salman Al-Farisi di zaman
jahiliyah telah mengaku bahwa Tiada Tuhan kecuali Allah.

Ayat 23
Asbab nuzulnya telah disertakan dalam surat Yusuf ayat tiga (Surat Yusuf: 3)

Ayat 36
Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq yang bersumber dari Mamar, bahwa kaum
musyrikin berkata kepada Nabi: Hentikanlah makianmu terhadap tuhan-tuhan
kami, atau kami perintahkan Tuhan kami untuk menjadikan kau orang gila. Ayat
ini turun sebagai penegasan kepada Nabi Muhammad Saw. Bahwa hanya Allah
yang dapat memberi petunjuk.

Ayat 45
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Mujahid, bahwa ayat
ini turun berkenaan dengan kegembiraan kaum musyrikin ketika mendengar nama
tuhannya disebut-sebut oleh Rasulullah ketika membaca surat An-Najm (Surat An-
Najm: 19) didekat Kabah.

Ayat 53
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dengan sanad yang shahih yang bersumber
dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kaum musyrikin Mekkah
yang keterlaluan melakukan maksiat. Ayat ini memperingatkan mereka untuk tidak
putus harapan mencari ampunan Allah.
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Ath-Thabrani yang bersumber dari Ibnu
Umar, bahwa Ibnu Umar berkata: Kami pernah menganggap bahwa taubat
seseorang yang menyimpang dari agama Islam, bahkan meninggalkannya dengan
penuh kesadaran tidak akan diterima. Ketika Rasulullah tiba di Madinah (Hijrah
dari Mekkah) turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa Allah akan mengampuni
dosanya walaupun telah melampaui batas.
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dengan sanad lemah yang bersumber
dari Ibnu Abbas, bahwa rasulullah mengirim utusan kepada Wahsyi (pembunuh

177
Hamzah) agar dia masuk Islam. Wahsyi menjawab: Bagaimana mungkin kau
mengajak aku masuk agama Islam padahal engkau menganggap bahwa orang
yang membunuh dan zina atau syirik, akan mendapat siksa bahkan dilipatgandakan
siksaannya pada hari kiamat serta abadi didalamnya dengan terhina. Aku termasuk
orang yang seperti itu. Apakah ada pengecualian bagiku?. Maka turunlah ayat ini
(Surat Maryam: 60, Surat Al-Furqan: 70) yang menunjukkan jalan yang seharusnya.
Setelah turun ayat itu, Wahsyi berkata: Syarat itu terlalu berat bagiku,
mungkin aku tidak bisa melaksanakannya. Maka turunlah ayat 48 dan 116 Surat
An-Nisa yang menegaskan bahwa Allah akan mengampuni dosa seseorang kecuali
syirik.
Dengan turunnya ayat itu, Wahsyi berkata: Aku masih ragu apakah aku
termasuk orang yang dikehendaki Allah untuk diampuni? Apakah ada ketentuan
selain ini?.
Maka Allah menurunkan ayat diatas (Surat Az-Zumar: 43) yang melarang
berputus asa dari rahmat Allah.
Setelah turun ayat ini, Wahsyi berkata: Inilah yang aku harapkan. Kemudian
ia masuk Islam.

Ayat 64
Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi di dalam kitab Ad-Dalail yang bersumber dari
Al-Hasan Al-Bishri, bahwa kaum musyrikin berkata: Apakah engkau menganggap
bahwa nenek moyangku termasuk orang sesat, hai Muhammad?.
Asbab Nuzul ayat ini (surat Az-Zumar: 64) akan dikemukakan pula dalam
asbab nuzul surat Al-Kafirun

Ayat 67
Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi yang dinilainya shahih, bahwa seorang Yahudi
lewat dihadapan Nabi saw. Dan bertanya: Bagaimana pendapatmu (Islam) hai
Abal Qasim tentang Allah yang meletakkan langit, bumi, air serta gunung-gunung
seperti kita lihat sekarang ini?.
Maka turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa orang-orang Yahudi tidak
menghormati Allah sebagaimana seharusnya, yaitu bahwa bumi, langit ada di
tangan kekuasaan Tuhan. Hadits ini dianggap sahih bersumber dari Ibnu Abbas.
Menurut riwayat Bukhari, kalimat maka turun;ah ayat ini diganti menjadi
Maka dibacakan ayat ini.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Al-Hasan, bahwa kaum
Yahudi pada suatu pagi memperhatikan dan menganalisa kesimpulan (yang tidak

178
sesuai dengan keagungan penciptanya). Ayat ini turun sebagai keterangan akan
keagungan Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Said bin Jubair,
bahwa kaum Yahudi membincangkan sifat Tuhan tanpa menggunakan ilmu-ilmu
pengetahuan yang seharusnya. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai keterangan
bahwa bumi dan langit di bawah kekuasaan Allah.
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Ar-Rabi bin Anas, bahwa
ketika turun ayat wasia kursiyyuhus samawati wal ardha (Surat Al-Baqarah: 255)
ada orang-orang yang bertanya: ya Rasulullah Kursi itu begini. Bagaimana halnya
tentang arsy?. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai gambaran bahwa Allah
Maha Suci dan Maha Mulia dari segala persamaan.

SURAT GHAFIR (AL-MUKMIN)

Ayat 4
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari As-Suddi yang bersumber dari Abi
Malik, bahwa firman Allah ma yujadilu fi ayatillahi illal ladzina kafaru (Surat
Ghafir: 4) turun berkenaan dengan Al-Harits bin Qais As-Sahmi).

Ayat 56
Diriwayatakn oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil Aliyah, bahwa
kaum Yahudi menghadap kepada Rasulullah Saw. Mempersoalkan Dajjal dengan
berkata: Apakah mungkin diantara kita nanti di akhir zaman mengagumi Dajjal
dengan ajarannya dan mengagung-agungkan perbutannya.
Ayat ini (Surat Ghafir: 56) turun sebagai keterangan bahwa persoalan yang
dikemukakannya hanyalah menunjukkan kebodohan dan kesombongan mereka,
serta memerintahkan kepada Nabinya untuk berindung kepada Allah dari fitnah
Dajjal.

Ayat 66
Diriwayatkan oleh Juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa Al-Walid
bin Mughirah dan Syaibah bin Rabiah berkata: Hai Muhammad! Urungkan niat
ajakanmu, dan peganglah agama nenek moyangmu. Maka turunlah ayat ini (Surat
Al-Mukmin: 66) yang melarang menyembah selain kepada Allah Swt.

SURAT FUSSHILAT

Ayat 22
Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani, Tirmidzi, Ahmad dan lain-lainnya yang

179
bersumber dari Ibnu Masud, bahwa tiga orang Quraisy dan Tsaqif berbantah-
bantahan di Baitullah. Salah seorang dari mereka berkata: Bagaimanakah
pendapatmu, apa Allah mendengar apa yang kita katakan? yang lainnya
menjawab: Jika kita berbiccara nyaring ia akan mendengar, tetapi jika berbisik
tentu tidak. Tapi seorang yang lainnya berkata: Jika dapat mendengar di waktu
kita bicara nyaring, pasti Ia mendengar bisikan kita. Allah menurunkan ayat ini
yang menegaskan bahwa penglihatan, pendengaran dan kulit mereka akan menjadi
saksi.

Ayat 40
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari basyir bin Fatah, bahwa
ayat ini turun sebagai penjelasan adanya perbedaan antara Abu Jahl (seorang
tokoh kafir Quraisy yang masuk neraka) dengan Ammar bin Yasir (seorang abid
Mukmin yang masuk surga)

Ayat 44
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Said bin Jubair, bahwa
orang-orang Quraisy berkata: Mengapa Quran itu tidak diturunkan dengan
bahasa Ajam dan bahasa Arab?. Maka turunlah ayat ini sebagai jawaban kepada
mereka, bahwa walaupun Quran itu diturunkan bukan dalam bahasa Arab, pasti
mereka akan menolak dengan meminta perincian lebih lanjut dengan bahasa Ajam
dan bahasa Arab. Kemudian turunlah ayat selanjutnya (Surat Fusshilat: 45) yang
menegaskan bahwa apapun yang diturunkan oleh Allah, akan diperselisihkan oleh
mereka sebagaimana terjadi pada kitab Taurat Musa.

SURAT ASY-SYURA

Ayat 16
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Ikrimah, bahwa ketika
diturunkan ayat idza ja a nashrullahi wal fathu (surat An-Nashr: 1-3) berkatalah
kaum musyrikin kepada orang-orang yang beruman di Mekkah: Orang-orang
telah berbondong-bondong masuk agama Islam. Keluarlah kalian dari negeri kami,
mengapa menetap saja disini? maka turunlah ayat ini sebagai peringatan kepada
orang-orang yang memilih kembali musyrik karena diusir dari negerinya.
Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq yang bersumber dari Qatadah, bahwa ayat
ini berkenaan dengan kaum Yahudi dan Nashara yang dibawa oleh Nabi Saw. Ayat
ini memperingatkan akan kekufuran mereka terhadap petunjuk kitabnya yang
menyatakan adanya nabi akhir zaman.

180
Ayat 23
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dengan sanad lemah yang bersumber dari
Ibnu Abbas, bahwa kaum Anshar bermaksud mengumpulkan harta benda untuk
Rasulullah Saw. Maka Allah menurunkan ayat ini (Surat Asy-Syura: 23) yang
menegaskan bahwa sesungguhnya Rasulullah tidak mengharapkan upah sedikit
pun atas misinya, kecuali menumbuhkan kasih saying dan persaudaraan.
Setelah turun sebagian ayat ini, dari mereka berkata: Kalau demikian
pantaslah ia selalu membela sanak saudaranya. Maka Allah menurunkan ayat
berikutnya (Surat Asy-Syura: 24-25) sebagai bantahan terhadap tuduhan mereka
dan anjuran untuk bertaubat atas perbuatan mereka itu.

Ayat 27
Diriwayatkan oleh Al-Hakim yang bersumber dari Ali. Diriwayatkan pula olleh
Ath-Thabrani yang bersumber dari Amr bin Harits, bahwa ayat ini turun berkenaan
dengan ahlussuffah. Ayat ini menegaskan bahwa apabila keinginannya dikabulkan
sekaligus pasti mereka akan hidup melampaui batas. Al-Hakim menganggap hadits
ini shahih.

SURAT AZ-ZUKHRUF

Ayat 19
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Qatadah, bahwa
beberapa orang munafiq berkata: Sesungguhnya Allah mempunyai besan bangsa
Jin dan beranak cucu malaikat. Maka turun ayat ini sebagai sanggahan atas
ucapan mereka.

Ayat 31-32
Asbabun Nuzulnya telah dikemukakan di Surat Yunus (Surat Yunus: 2)

Ayat 36
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Qatadah, bahwa Al-
Walid bin Mughirah berkata: Sekiranya apa yang dikatakan Muhammad itu
benar (bahwa Al-Quran itu dari Allah), pasti Al-Quran ini diturunkan kepadaku
atau kepada Masud Ats-Tsaqafi. Maka turunlah ayat ini (Surat Az-Zukhruf: 31-32)
yang menegaskan bahwa Allah yang berhak mengutus Nabi-Nya, sesuai dengan
kekuasaan-Nya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Muhammad bin Utsman
Al-Makhzumi, bahwa kaum Quraisy berkata: Dekati setiap sahabat Muhammad
oleh salah seorang dari kita. Dan ditetapkan Thalhah untuk mendekati Abu Bakar.

181
Thalhah pun mendekati Abu Bakar yang sedang dikelilingi orang banyak. Berkata
Abu Bakar: Kepada ajaran yang manakah akan kau ajak aku ini? ia menjawab:
Aku mengajak untuk menyembah Latta dan Uzza. Abu Bakar berkata: Siapakah
Latta dan Uzza itu? ia menjawab: Latta adalah Tuhan kami dan Uzza adalah
putri Allah. Abu Bakar berkata: Siapakah ibunya? Thalhah terdiam tak dapat
menjawab dan menyuruh kepada teman-temannya untuk menjawabnya. Namun
tak seorang pun yang dapat menjawabnya. Thalhah berkata: Hai Abu Bakar
saksikanlah, aku percaya bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Allah, dan
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. Maka Allah menurunkan ayat ini
yang menegaskan bahwa orang-orang yang berpaling dari Allah selamanya akan
ditemi setan.

Ayat 57
Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang shahih dan Ath-Thabrani yang
bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah berkata kepada kaum Quraisy: Tak
akan memberikan kebaikan sedikit pun sesuatu yang disembah selain Allah. kaum
Quraisy berkata: Bukankah engkau menganggap bahwa Isa adalah Nabi dan
seorang hamba yang saleh, padahal ia pun disembah.
Ayat ini (Surat Az-Zukhruf: 57-59) turun berkenaan dengan pertiwa diatas
yang melukiskan kaum Quraisy yang selalu berusaha membantah ajaran Rasulullah
Saw.

Ayat 80
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Muhamad bin Kaab Al-
Qurazhi, bahwa ketika ketiga orang bangsa Quraisy dan Tsaqif duduk disisi Kabah,
salah seorang dari mereka berkata: Bagaimana pendapatmu, apakah Allah
mendengar omongan kita? yang lain menjawabnya: Apabila kamu berbicara
nyaring Ia akan mendengar, tapi jikakamu berbisik-bisik tentu Ia tidak akan
mendengarnya. Maka turunlah ayat ini sebagai bantahan atas ucapan mereka.

SURAT AD-DUKHAN

Ayat 10
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu Masud, bahwa
ketika kaum Quraisy mendurhakai Nabi Saw. Nabi berdoa agar mereka mendapat
kelaparan umum seperti kelaparan zaman Nabi Yusuf. Mereka pun mengalami
masa paceklik hingga harus memakan tulang. (setelah lama berlangsung keadaan
tersebut) orang-orang melihat ke langit dengan harapan melihat tanda-tanda akan

182
turun hujan. Maka Allah menurunkan ayat ini (Surat Ad-Dukhan: 10) sebagai ejekan
terhadap perbuatan mereka.

Ayat 15-16
Mereka pun menghadap kepada Nabi Saw. Meminta bantuannya dengan
berkata: Ya Rasulullah! Mohonkanlah hujan bagi kami (Kaum Mudhar), karena
sudah sangat menderita. Rasulullah pun berdoa agar diturunkan hujan, dan
hujan pun turun. Maka turunlah ayat selanjutnya (Surat Ad-Dukhan: 15) yang
menegaskan bahwa mereka akan kembali sesat. Setelah mereka memperoleh
kemewahan, mereka pun kembali kepada keadaan sediakala (durhaka). Maka
turunlah ayat selanjutnya 9Surat Ad-Dukhan: 16) yang menegaskan mereka akan
medapat siksaan Allah yang keras (di neraka).
Dalam riwayat itu dikemukakan bahwa siksaan itu akan turun di waktu perang
Badar.

Ayat 43
Diriwayatkan oleh Said bin Manshur yang bersumber dari Abi Malik, bahwa
Abu Jahl membawa kurma dan mentega dan berkata kepada kaumnya: Makanlah
Zaqqum ini yang dijanjikan Muhammad kepadamu. Maka turunlah ayat ini (surat
Ad-Dukhan: 43-44) yang menegaskan bahwa pohon zaqqum yang sesungguhnya
ialah makanan bagi orang yang berdosa.

Ayat 49
Diriwayatkan oleh Al-Umawi di dalam kitab Maghazinya yang bersumber
dari Ikrimah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah,
bahwa Rasulullah Saw. Bertemu dengan Abu Jahl dan berkata: Sesungguhnya
Allah memerintahkan kepadaku untuk menyatakan kepadamu: Aula laka fa aula
tsumma aula laka fa aula (Surat Al-Qiyamah: 34-35)
(Abu Jahal) menyingsingkan bajunya sambil berkata: Engkau dan teman-
temanmu tidak akan mampu berbuat apapun terhadap aku. Engkau pun
mengetahui bahwa aku yang paling berkuasa di tanah aiar ini, dan akulah yang
maha gagah dan maha mulia.
Maka terbunuhlah Abu Jahl di peperangan Badar serta dihinakan dan
dicemarkan namanya dengan ucapan-ucapannya sendiri. Ayat ini turun berkenaan
dengan peristiwa tersebut.

SURAT AL-JATSIYAH

Ayat 23

183
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Said bin Jubair yang berkata,Bahwa
orang Quraisy biasa menyembah batu untuk beberapa waktu lamanya. Apabila
mereka mendapatkan sesembahan yang lebih bagus,mereka meninggalkan yang
lama dan menyembah yang baru. Maka Allah menurunkan ayat ini yang melukiskan
keadaan kaum Quraisy yang selalu mengikuti hawa nafsunya dalam beribadah.

Ayat 24
Diriwayatkan oleh Abi Hurauirah, bahwa kaum jahiliyyah beranggapan bahwa
kecelakaan itu disebabkan adanya malam dan siang (selalu mengkambinghitamkan
masa). Ayat ini turun berkenaan dengan anggapan itu

SURAT AL-AHQAF

Ayat 10
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dengan sanad yang shahih yang bersumber
dari Auf bin Malik Al-AsyjaI, bahwa Rasulullah Saw. Pergi bersama Auf bin Malik
ke gereja kaum Yahudi pada hari raya mereka. Mereka merasa tidak senang dengan
kehadiranya. Rasulullah bersabda: Hai kaum Yahudi! Hadapkan kepadaku dua
belas orang dari kalian mengucapkan syahadat, bahwa tidak ada Tuhan melainkan
Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. pasti Allah akan
menggugurkan kemarahannya kepada setiap kaum Yahudi yang ada di bumi.
Mereka semuanya terdiam dan tak seorang pun yang menjawab.
Setelah bubar, Rasulullah ditegur oleh salah seorang dari mereka dengan
berkata: Tunggulah sebentar hai Muhammad! Tampaknya engkaulah yang disebut
dalam Taurat. Orang itu pun balik bertanya kepada kaum Yahudi: Siapakah aku
ini sepengetahuan kalian?. Mereka menjawab: Demi Allah kami tidak mengenal
seseorang yang lebih alim tentang kitab Allah, lebih pintar dari engkau dan
dahulu tak ada seorang pun yang lebih pintar dari ayah atau kakekmu. Ia berkata:
Sesungguhnya aku bersaksi bahwa ia adalah Nabi yang engkau dapati di dalam
Taurat. Kaum Yahudi berkata: Engkau sungguh telah berbohong sambil diseret
dan dimakinya.
Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani yang bersumber dari Sad bin Abi Waqqash,
bahwa yang dimaksud dengan ayat wasyahida syahidum min bani israila ala
mitslihi (Surat Al-Ahqaf: 10) ialah Abdullah bin Salam.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abdullah bin Salam, bahwa
ayat wasyahida syahidu (Surat Al-Ahqaf: 10) turun berkenaan dengan Abdullah
bin Salam, yang menegaskan bahwa Muhammad tertulis didalam Taurat.

184
Ayat 11
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah, bahwa kaum
musyrikin berkata: Kami paling mulia dan kami, dan kami.. dan kami. Sekiranya
terdapat kebaikan dalam Islam tentu kamilah yang paling dahulu masuk Islam!.
Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut.
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari Aun bin Syaddad.
Diriwayatkan pula oleh Ibnu Sad yang bersumber dari Ad-Dhahhak dan Al-Hasan,
bahwa Umar bin Khatthab mampunyai hamba sahaya perempuan yang bernama
zanin. Ia masuk Islam sebelum Umar dan bahkan Umar memukulnya karena
keislamannya itu sampai ia bosan memukulnya. Kaum kafir Quraisy berkata:
Sekiranya memang agama Islam itu baik, tentu kami tidak akan terdahului oleh
seorang hamba sahaya seorang pun.

Ayat 17
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim yang bersumber dari As-Suddi. Diriwayatkan
oleh Ibnu Jarir dari Al-Ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini (Surat
Al-Ahqaf: 17) turun berkenaan dengan Abdurrahman binABi Bakar As-Shiddik yang
mengucapkan Cis kepada ibu bapaknya yang telah masuk Islam. Ucapan ini ia
kemukakan ketika ibu bapaknya menyuruhnya masuk Islam, tapi ia melawan bahkan
pernah mendustakannya dengan mengatakan bahwa tokoh-tokoh utama Quraisy
pun yang sudah mati tidak aada yang mau masuk Islam. Lama setelah kejadian ini
Abdurrahman pun tergolong tokoh Islam. Maka turunlah ayat berikutnya (Surat Al-
Ahqaf: 19) yang menegaskan bahwa taubatnya diterima oleh Allah Swt.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari Yusuf bin Mahan, bahwa
marwan berkata: Abdurrahman bin ABi Bakar inilah yang menyebut Cis yang
disebutkan dalam ayat ini (Surat Al-Ahqaf: 17). Aisyah berkata di belakang hijab:
Allah tidak menurunkan Al-Quran sedikitpun berkenaan dengan kami, kecuali
tentang peristiwa-peristiwa yang menyangkut uzurku.
Menurut Ibnu Hajar riwayat yang menerangkan penolakan Asiyah itu isnadnya
lebih sah dan lebih dapat diterima.

Ayat 29
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah yang bersumber dari Ibnu Masud, bahwa
ketika Nabi Saw. Membaca Quran di tengah kebun kurma turunlah Sembilan jin
diantaranya bernama Zubaah1 untuk mendengarkan serta mengingatkan kawan-
kawannya untuk memperhatikan bacaan itu.

1 Review

185
SURAT MUHAMMAD

Ayat 1-2
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Adapun yang dimaksud dalam
ayat, Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah
menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka, adalah penduduk Quraisy Mekkah,
sementara yang dimaksud dalam ayat 2, Dan orang-orang mukmin dan beramal
saleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad adalah
orang-orang Anshar.

Ayat 4
Tentang 1 tadi, Adapun yang dimaksud dalam ayat, Orang-orang yang
kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dari Qatadaah diriwayatkan,
Menurut infomasi yang sampai pada kami, ayat ini turun pada saat terjadinya
Perang Uhud. Pada saat itu, Rasulullah tengah berada di lereng bukit, setelah
banyak diantara pasukan kaum muslimin yang terluka dan terbunuh. Ketika itu
orang-orang musyrik meneriakkan, Terpujilah Hubal! sementara umat Islam
membalasnya dengan teriakan, Allah lebih terpuji dan agung. Orang-orang
musyrik lalu berkata, Sesungguhnyaa kami memiliki al-Uzza sementara kalian
tidak. Rasulullah lantas berkata kepada para sahabatnya, Katakanlah, Allah
adalah pelindung kami sementara kalian tidak memiliki pelindung. Sesungguhnya
orang-orang yang saat ini meninggal tidak sama statusnya. Mereka yang terbunuh
dari pihak kami tetap hidup (disis Allah) dan mendapat limpahan rezeki, sementara
orang-orang kalian yang terbunuh akan diazab di neraka.

Ayat 13
Abu Yala meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Tatkala Rasulullah
berada di dekat gua (Tsur), setelah keluar dari Mekkah, beliau lantas menatap
kearah Mekkah seraya berkata, Engkau adalah negeri yang paling saya cintai.
Sekiranya pendudukmu tidak mengusir saya, niscaya saya tidak akan keluar.
Lantas Allah menurunkan ayat ini.

Ayat 16
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij yang berkata, Orang-orang
mukmin dan munafik sama-sama berkumpul di majelis Rasulullah. Adapun orang-
orang beriman maka mereka dengan serius mendengarkan dan menghayati apa-
apa yang disampaikan Rasulullah. Hal ini berbeda dengan orang-orang munafik
yang hanya sekedar mendengarkan, namun tidak menghayatinya. Itulah sebabnya,

186
ketika telah berada di luar, mereka lantas bertanya kepada orang-orang mukmin,
Apa yang tadi hai (Rasulullah) katakana? terhadap sikap mereka tersebut, turunlah
ayat ini.

Ayat 33
Ibnu Abi Hatim dan Muhammad bin Nashr al-Marwazi dalam kitab ash-shalat
meriwayatkan dari Abu Al-Aliyah yang berkata, Pada awalnya, para sahabat
Rasulullah berpendapat bahwa dosa tidak berdampak (pada keimanannya) selama
seseoramh telah mengucapkan syahadat, Tiada Tuhan selain Allah sebagaimana
sebuah amal saleh tidak diterima jika pelakunya mempersekutukan Allah. setelah
itu, turunlah ayat, Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan
taatlah kepada Rasul dan janganlah kamu merusakkan segala amalmu. Barulah
kemudian mereka merasa cemas bahwa dosa akan dapat menghapus kebaikan
yang dilakukan.

SURAT AL-FATH

Ayat 1
Imam Al-Hakim dan yang lainnya meriwayatkan dari Al-Miswar bin Makhramah
dan Marwan bin Al-Hakam berkata, Surat Al-Fath diturunkan diantara Mekkah dan
Madinah yang berkenaan dengan perihal Hudaibiyyah. Surat ini diturunkan dari
awal surat hingga akhir surat.

Ayat 2
Imam Bukhari, Muslim dan At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas yang berkata,
Sekembalinya dari Hudaibiyyah, diturunkan kepada Nabi Saw. Ayat ini. Nabi Saw.
Lantas berkata kepada para sahabatnya, Baru saja turun kepada saya sebuah ayat
yang lebih saya sukai daripada seluruh isi bumi ini. Beliau lantas membacakan
ayat tersebut kepada mereka. Para sahabat serentak berkata, Selamat dan
sejahtera untuk engkau wahai Rasulullah. Allah telah menjelaskan apa yang akan
dilakukannya terhadap engkau. Akan tetapi, kami tidak tahu apa yang akan Dia
lakukan terhadap kami?! Lalu Allah menurunkan ayat, Agar dia masukkan orang-
orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga (Q.S. Al-Fath: 5)

Ayat 18
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Salamah bin Akwa yang berkata, Tatkala
kami sedang berbincang-bincang, tiba-tiba seorang pesuruh Rasulullah berteriak
keras, Wahai sekalian manusia, mari berbaiat! mari berbaiat! Sesungguhnya
Jibril saat ini tengah turun! Mendengar hal itu, kami dengan segera menghampiri

187
Rasulullah yang ketika itu tengah berada di bawah sebatang pohon berwarna
coklat. Kami lalu berbaiat beliau. Allah lantas menurunkan ayat ini.

Ayat 24
Imam Muslim, At-Tirmidzi dan An-NasaI meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.
yang berkata, ketika tengah berada di Hudaibiyyah, tiba-tiba datang delapan puluh
orang bersenjata dari arah bukit Tanim yang menerjang kearah Rasulullah dan para
sahabat. Jelas sekali mereka bermaksud menyerang beliau secara mendadak. Akan
tetapi, seluruh mereka berhasil dilumpuhkan. Rasulullah kemudian membebaskan
mereka kembali. Allah lalu menurunkan ayat ini.
Imam Muslim juga meriwayatkan hal serupa dari Salamah bin Akwa.
Imam Ahmad dan An-NasaI juga meriwayatkan riwayat yang sama dari
Abdullah bin Mughaffal al-Muzni, demikian juga Ibnu Ishak dari Ibnu Abbas.

Ayat 25
Imam Ath-Thabrani dan Abu Yala meriwayatkan dari Abu Jumah, dari Junaid
bin Subu yang berkata, Di pagi hari, saya memerangi Nabi Saw dalam keadaan
kafir, sedangkan pada sore harinya saya berperang bersamanya dalam keadaan
muslim. Pada saat itu, kami terdiri dari tiga orang laki-laki dan tujuh orang wanita.
Berkenaan dengan kamilah turun ayat, Dan kalau bukanlah karena ada beberapa
orang beriman laki-laki dan perempuan yang tidak kamu ketahui, tentulah kamu
akan membunuh mereka yang menyebabkan kamu ditimpa kesulitan tanpa
kamu sadari; (tentulah Allah tidak akan menahan tanganmu dari membinasakan
mereka).

Ayat 27
Al-Faryabi dan Abdu bin Hamid, demikian juga Al-Baihaqi dalam kitab
ad-dalaail meriwayatkan dari Mujahid yang berkata, Ketika tengah berada di
Hudabiyyah, diperlihatkan kepada Nabi Saw melalui mimpi, bahwa beliau dan
para sahabat akan masuk ke Mekkah dengan aman dalam keadaan mencukur dan
memendekkan rambut masing-masing. Akan tetapi, tatkala mereka terpaksa harus
menyembelih kurban mereka di Hudaibiyyah, beberapa sahabat lantas berkata,
Wahai Rasulullah, mana realisasi dari mimpi itu? sebagai responnya, turunlah ayat
ini.

SURAT AL-HUJURAT

Ayat 1
Imam Al-Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Juraij dari Ibnu Abi

188
Mulaikah bahwa Abdullah ibnu Az-Zubair mengatakan kepadanya, Suatu ketika
sekelompok orang dari Bani Tamim datang menghadap Rasulullah . Abu Bakar lalu
berkata, Jadikanlah Al-Qaqa bin Mabad sebagai pemimpinnya. Akan tetapi, Umar
berkata, Tidak, tetapi yang lebih tepat (dijadikan pemimpinnya) adalah Al-Aqra bin
Habis. Mendengar ucapan Umar itu, Abu Bakar berkata, Engkau sebenarnya hanya
ingin berbeda pendapat dengan saya. Akan tetapi Umar menjawab, Saya tidak
bermaksud menentang pendapat engkau. Keduanya lantas terlibat perdebatan
hingga intonasi suara mereka meninggi. Berkenaan dengan kejadian itu, turunlah
ayat ini sampai ayat 5.
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Al-Hasan, Pada hari raya Kurban, diantara
para sahabat ada yang menyembelih kurbannya sebelum Rasulullah. Rasulullah
lantas menyuruh mereka untuk mengulangi kurbannya kembali. Setelah itu,
turunlah ayat ini, Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului
Allah dan Rasul-Nya,
Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dengan lafazh, Ada seorang laki-laki yang
menyembalih kurbannya sebelum shalat (Idul Adha). Sebagai responnya, turunlah
ayat, Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan
Rasul-Nya,
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dalam kitab Al-Ausath dari Aisyah yang
berkata, Ada beberapa orang yang memajukan datangnya bulan baru sehingga
mereka berpuasa sebelum Nabi Saw. Allah menurunkan ayat, Wahai orang-orang
yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya,
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah, Disampaikan kepada kami bahwa
beberapa orang sahabat pernah berkata, Jika saja Allah menurunkan ini dan itu.
Allah lantas menurunkan ayat, Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
mendahului Allah dan Rasul-Nya,

Ayat 2
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah yang berkata, Diantara sahabat
ada yang mengeraskan suara dalam berbicara (dengan Rasulullah). Allah lalu
menurunkan ayat ini.

Ayat 3
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Muhammad bin Tsabit bin Qais bin Syamas
yang berkata, Tatkala turun ayat 2, Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah
kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, Tsabit bin Qais terlihat duduk
di tengah jalan sambil menangis. Tidak lama berselang, Ashim Bin Uday bin Ajlan

189
lewat dihadapannya. Ashim lalu bertanya. Kenapa engkau menangis? Tsabit
menjawab, Karena ayat ini. Saya sangat takut jika ayat ini turun berkenaan dengan
saya karena saya adalah seorang yang bersuara keras dalam berbicara. Ashim
lantas melaporkan hal itu kepada Rasulullah.
Beliau kemudian memanggil Tsabit dan berkata, Sukakah engkau hidup dalam
kesulitan dan nantinya meninggal dalam keadaan syahid? Tsabit segera menjawab,
Ya, saya senang dengan kabar gembira yang saya terima dari Allah dari Rasul-Nya
ini. Saya berjanji tidak akan pernah lagi berbicara lebih keras dari suara Rasulullah.
Allah lalu menurunkan ayat 3, Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan
suaranya disisi Rasulullah,

Ayat 4
Imam Ath-Thabrani dan Abu Yala dengan sanad yang berkualitas hasan
meriwayatkan dari Zaid bin Arqam yang berkata, Beberapa orang badui datang ke
dekar kamar Rasuullah dan mulai memanggil-manggil, Wahai Muhammad! Wahai
Muhammad! Allah lantas menurunkan ayat ini.
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Muammar dari Qatadah bahwa seorang
laki-laki mentangi rumah Rasulullah saw dan berkata dengan suara keras, Wahai
Muhammad, sesungguhnya memuji saya adalah perbuatan mulia, sebaliknya
mencela saya adalah keburukan. Rasulullah lantas keluar menemuinya seraya
berkata, Celakalah engkau, hal seperti itu hanya untuk Allah swt.. selanjutnya,
turunlah ayat ini.
Hadits diatas berstatus mursal. Akan tetapi, ia didukung dengan beberapa
riwayat lain yang marfu, antara lain sebagai berikut.
Hadits dari Barra dan lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, namun
tanpa menyebutkan turunnya ayat.
Riwayat dari Ibnu Jarir dari Al-Hasan.
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Aqra bin Habis
bahwa ia memanggil Nabi saw dari balik dinding kamar, tetapi beliau tidak
menyahut. Ia lantas berkata, Wahai Muhammad, sesungguhnya memuji saya
adalah perbuatan mulia, sebaliknya mencela saya adalah keburukab. Rasulullah
lantas menjawab, Hal yang seperti itu hanya untuk Allah.
Ibnu jarir dan lainnya meriwayatkan dari Aqra bahwa ia mendatangi Nabi saw
dan berkata, Wahai Muhammad, keluarlah dan temui kami! Sebagai responnya,
turunlah ayat ini.

Ayat 6

190
Imam Ahmad dab lainnya meriwayatkan dengan sanad yang baik dari Harits
bin Dhirar Al-KhuzaI yang berkata, Suatu ketika, saya mendatangi Rasulullah.
Beliau pun menyeru saya masuk Islam dan saya menyambutnya. Setelah itu, beliau
menyeru saya untuk membayar zakat dan saya langsung menyetujuinya. Saya
kemudian berkata, Wahai Rasulullah, izinkan saya kembali ke tengah-tengah kaun
saya agar saya dapat menyeru mereka kepada Islam dan menunaikan Zakat. Bagi
mereka yang memenuhi seruan saya itu maka saya akan mengumpulkan zakat
mereka. Setelah itu, hendaklah engkau mengutus seorang utusanmu ke Iban dan
disana saya akan menyerahkan zakat yang terkumpul tersebut.
Setelah Harits menghimpun zakat dari kaumnya, ia lalu berangkat ke Iban.
Akan tetapi, sesampainya disana ternyata ia tak menemukan utusan Rasulullah.
Harits langsung menyangka bahwa telah terjadi sesuatu yang membuat (Allah dan
Rasulullah) marah kepadanya. Lalu ia mengumpulkan para pemuka kaumnya dan
berkata, Sesngguhnya Rasulullah sebelumnya telah menetapkan waktu di mana
beliau akan mengirimkan utusan untuk menjemput zakat yang telah saya himpun
ini. Rasulullah tidak mungkin mungkir janji. Utusan beliau tidak mungkin tidak
datang kecuali disebabkan adanya sesuatu yang membuat beliau marah. Oleh
sebab itu, mari kita menghadap kepada Rasulullah.
Sementara itu, Rasulullah mengutus Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat
dari kaum Harits. Namun, ketika baru berjalan beberapa lama, timbul perasaan
takut dalam diri Walid sehingga ia kembali pulang (ke Madinah). Sesampainya di
hadapan Rasulullah, ia berkata, Sesungguhnya Harits menolak untuk menyerahkan
zakat yang dijanjikannya. Bahkan, ia juga bermaksud membunuh saya.
Mendengar hal itu, Rasulullah segera mengirim utusan untuk menemui Harits.
Ketika melihat utusan itu, Harits dan kaumnya dengan cepat menghampiri mereka
seraya bertanya, Kemana kalian diutus?
Utusan Rasulullah itu menjawab, Kepadamu.
Harits bertanya, Kenapa?
Mereka menjawab, Sesungguhnya Rasulullah telah mengutus Walid bin
Uqbah kepadamu. Akan tetapi, ia melaporkan bahwa engkau menolak menyerahkan
zakat dan juga bermaksud membunuhnya.
Dengan kaget, Harist menjawab, Demi Allah yang mengutus Muhammad
dengan membawa kebenaran, saya sungguh tidak melihatnya dan ia tidak pernah
mendatangi saya.
Pada saat Harits menemui Rasulullah, beliau langsung berkata, Apakah
engkau memang menolak untuk menyerahkan zakatmu dan juga bermaksud

191
membunuh utusan saya?
Ia menjawab, Demi Zat yang mengutus engkau dengan membawa kebenaran,
saya tidak pernah melakukannya. Tidak lama berselang, turunlah ayat, Wahai
orang-orang yang beriman! Jika seorang yang fasik datang kepadamu membawa
suatu berita, maka telitilah kebenarannya, hingga ayat 8, Sebagai karunia dan
nikmat dari Allah. dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Para perawi
hadits ini adalah orang-orang terpercaya.
Imam Ath-Thabrani juga meriwayatkan hal serupa dari Jabir bin Abdullah,
Alqamah bin Najiyah dan ummu Salamah. Selain itu, Ibnu Jarir juga, meriwayatkannya
dari Al-Ufi dari Ibnu Abbas.

Ayat 9
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa suatu ketika
Rasulullah mengendarai keledainya menemui Abdullah bin Ubay. Abdullah bin
Ubay lantas berkata, Menjauhlah dari saya karena bau busuk keledaimu telah
membuat saya tidak nyaman.
Seorang laki-laki dari kalangan Anshar dengan cepat menjawab, Demi Allah,
sungguh bau keledai Rasulullah ini lebih wangi darimu.
Mendengar ucapan laki-laki itu, seseorang yang berasal dari suku yang sama
dengan Abdullah marah. Akibatnya, pentengkaran antara dua kelompok tersebut
tidak terhindari sehingga mereka saling pukul dengan menggunakan pelapah
kurma, tangan dan terompah. Tidak lama berselang, turunlah ayat ini.
Said bin Manshur dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu Malik yang berkata,
Suatu hari, terjadi pentengkaran antara dua orang laki-laki Muslim. Hal itu
mengakibatkan kabilah yang satu ikut marah pada yang lain, demikian pula
sebaliknya. Kedua kelompok itu pun lantas terlibat perkelahian masal dengan
menggunakan tangan dan terompah. Allah menurunkan ayat, Dan apabila ada
dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya.
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Suddi yang berkata, Ada
seorang laki-laki Anshar bernama Imran. Ia memiliki seorang istri yang biasa
dipanggil Ummu Zaid. Suatu hari, istrinya itu bermaksud mengunjungi salah
seorang keluarganya, tetapi sang suami melarangnya dan mengurungnya di
loteng rumah. Wanita itu lantas menginformasikan hal tersebut kepada kaumnya
sehingga mereka langsung berdatangan untuk mengeluarkannya dari tempat
itu dan membawanya pergi. Sang suami yang mengetahui hal itu lalu juga
meminta bantuan kepada kaumnya. Keluarga dari pihak paman laki-laki itu pun

192
lalu berdatangan dan mencoba untuk menghalangi wanita itu dari keluarganya.
Akhirnya, kedua kelompok terlibat perkelahian menggunakan pelapah kurma
dan terompah. Berkenaan dengan mereka inilah turun ayat, Dan apabila ada
dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya.
Rasulullah mantas mengirim utusan untuk mendamaikan kedua kelompok tersebut.
Mereka akhirnya menyerahkan penyelesaiannya pada keputusan Allah.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan yang berkata, Suatu ketika, terjadi
pertikaian antara dua kelompok. Ketika mereka diseur kepada penyelesaian, mereka
pun menolak. Sebagai responsnya, turunlah ayat kesembilan ini.
Dari Qatadah diriwayatkan, Diinformasikan kepada kami bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan dua orang laki-laki Anshar diantara keduanya
terjadi persengketaan dalam hak tertentu. Salah seorang dari mereka lalu berkata,
Sungguh saya akan merebutnya darimu, walaupun dengan kekerasan. Laki-laki
ini berkata seperti itu karena banyaknya jumlah kaumnya. Laki-laki yang kedua
mencoba untuk mengajaknya meminta keputusan kepada Rasulullah, tetapi
ia menolaknya. Persengketaan itu terus berlangsung sehingga akhirnya terjadi
perkelahian diantara kedua pihak. Mereka pun saling memukul dengan tangan dan
terompah. Untung saja perkelahian tersebut tidak berlanjut dengan menggunakan
pedang.

Ayat 11
Penyusun kitab sunan yang empat meriwayatkan dari Abu Jabirah Ibnudh-
Dhahhak yang berkata, Adakalanya seorang laki-laki memiliki dia atau tiga nama
panggilan. Boleh jadi ia kemudian dipanggil dengan nama yang tidak disenanginya.
Sebagai responsnya, turunlah ayat, dan janganlah saling memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk Imam At-Tirmidzi menyatakan bahwa riwayat ini
berkualitas hasan
Imam Al-Hakim dan lainnya juga meriwayatkan, Pada masa jahiliyyah dahulu,
orang-orang biasa digelari dengan nama-nama tertentu. Suatu ketika, Rasulullah
memanggil seorang laki-laki dengan gelarnya. Seseorang lalu berkata kepada
beliau, Wahai Rasulullah, sesungguhnya gelar yang engkau sebut itu adalah
gelar yang tidak disenanginya. Allah menurunkan ayat, dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk
Dalam riwayat Imam Ahmad yang juga dari Abu Jabirah disebutkan, Ayat
ini turun berkenaan dengan kami, Bani Salamah. Pada saat Nabi saw sampai di
Madinah, setiap laki-laki dari kami pasti memiliki dua atau tiga nama panggilan.

193
Suatu ketika, Nabi Saw memanggil salah seorang dari mereka dengan nama
tertentu. Orang-orang lalu berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya ia marah
dengan panggilan tersebut. Tidak lama kemudian, turunlah ayat ini.

Ayat 12
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij yang berkata, Orang banyak
menyatakan ayat ini turun berkenaan dengan Salman Al-Farisi. Suatu ketika,
Salman memakan sesuatu kemudian tidur mengorok. Seseorang yang mengetahui
hal tersebut lantas menyebarkan perihal makan dan tidurnya Salman tadi kepada
orang banyak. Akibatnya, turunlah ayat ini.

Ayat 13
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abi Mulaikah yang berkata, Setelah
pembebasan kota Mekkah, Bilal naik ke atas Kabah lalu mengumandangkan
azan. Melihat hal itu, sebagian orang lalu berkata, Bagaimana mungkin budak
hitam ini yang justru mengumandangkan azan di atas Kabah! sebagian yang lain
berkata (dengan nada mengejek), Apakah Allah akan murka kalau bukan dia yang
mengumandangkan azan? Allah lalu menurunkan ayat ini.
Ibnu Asakir meriwayatkan dalam kitab Al-Mubhamaat, Saya menemukan
tulisan tangan dari Ibnu Basykual yang menyebutkan bahwa Abu Bakar bin Abi
Dawud meriwayatkan dalam kitab tafsirnya, Ayat ini turun berkenaan dengan Abi
Hindun. Suatu ketika, Rasulullah menyuruh Bani Bayadhah untuk menikahkan Abu
Hindun ini dengan wanita dari suku mereka. Akan tetapi, mereka berkata, Wahai
Rasulullah, bagaimana mungkin kami akan menikahkan anak wanita kami dengan
seorang budak. Sebagai responsnya turunlah ayat ini.

Ayat 17
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik dari Abdullah bin
Abi Aufa bahwa suatu ketika sekelompok Arab Badui datang kepada Rasulullah dan
berkata, Wahai Rasulullah, kami telah masuk Islam dan tidak memerangi engkau,
sementara Bani Fulan tetap memerangi engkau. Allah lalu menurunkan ayat ini.
Al-Bazzar meriwayatkan riwayat yang mirip dengan itu dari Said bin Jabir dari
Ibnu Abbas. Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan hal yang sama dari Al-Hasan, tetapi
dengan tambahan keterangan bahwa hal itu terjadi pada saat berlangsungnya
Fathu Makkah.
Ibnu Saad meriwayatkan dari Muhammad bin Kaab Al-Qurazhi yang berkata,
Pada tahun ke Sembilan, sepuluh orang dari Bani Asad mendatangi Nabi Saw

194
dan diantara mereka terdapat Thalhah bin Khuwailid. Sementara itu, Rasulullah
tengah duduk di masjid bersama para sahabat. Setelah memberi salam kepada
Rasulullah, juru bicara mereka lalu berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami
telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa engkau adalah hamba
dan utusan-Nya. Sekarang kami datang kepada engkau wahai Rasulullah padahal
engkau tidak mengirim seorang pun untuk memanggil kami. Selain itu, kami juga
menebarkan rasa aman pada orang-orang di sekitar kami. Allah lantas menurunkan
ayat, Mereka merasa berjasa kepadamu dengan keislaman mereka
Said bin Manshur meriwayatkan dalan kitabnya dari Said bin Jabir yang berkata,
Beberapa orang laki-laki dari Bani Asad datang kepada Rasulullah. Mereka lalu
berkata, Kami datang kepada engkau dengan tidak memerangi engkau. Sebagai
responsnya, Allah menurunkan ayat, Mereka merasa berjasa kepadamu dengan
keislaman mereka

SURAT QAF

Ayat 38
Al-Hakim meriwayatkan riwayat yang dinilainya shahih dari Ibnu Abbas
bahwa suatu ketika orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah menanyakan
penciptaan langit dan bumi. Rasulullah lalu bersabda, Allah menciptakan bumi
pada hari Ahad dan Senin; menciptakan gunung dan hal-hal yang bermanfaat di
dalamnya pada hari Selasa; menciptakan pepohonan, air, Madain, bahan-bahan
pembangunan dan perusakan pada hari Rabu; menciptakan langit pada hari Kamis;
dan pada hari Jumat hingga tersisa tiga jam terakhir menciptakan bintang-bintang,
matahari, bulan, dan Malaikat. Dari tiga jam yang tersisa itu, pada jam pertama
diciptakan ajal untuk semua makhluk, pada jam kedua diciptakan kerusakan yang
akan mengakhiri seluruh hal yang dimanfaatkan manusia, sedangkan pada jam
ketiga diciptakan Adam dan dimasukkan ke Surga lalu iblis disuruh untuk bersujud
kepadanya serta pada penghujung waktu itu juga iblis diusir dari dalam surga.
Setelah mendengar jawaban Rasulullah, orang-orang Yahudi itu lalu bertanya,
Setelah apa lagi, wahai Muhammad?
Rasulullah menjawab, Selanjutnya Allah bersemayam di Arsy.
Orang-orang Yahudi itu lalu berkata, Jawaban engkau akan benar sekiranya
engkau sempurnakan. Mereka lalu berkata, Setelah semua pekerjaan itu, Allah
beristirahat.
Mendengar ucapan itu, Rasulullah menjadi sangat marah. Setelah itu turunlah
ayat, Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi serta apa yang

195
ada diantara keduanya dalam enam masa dan Kami sedikit pun tidak ditimpa
keletihan.

Ayat 45
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Amru bin Qais Al-Mazini dari Ibnu Abbas, Wahai
Rasulullah, mohon beri kami nasihat yang menakutkan bagi kami. Setelah itu,
turunlah ayat, Maka berilah peringatan dengan Al-Quran kepada siapa pun yang
takut kepada ancaman-Ku.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Amru bin Qais riwayat yang serupa dengan
status mursal.

SURAT ADZ-DARIYAT

Ayat 19
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Al-Hasan bin Muhammad bin
Hanafiyah bahwa suatu ketika Rasulullah mengutus sekelompok pasukan. Pasukan
tersebut berhasil meraih kemenangan dan mendapatkan banyak harta rampasan
perang. (Ketika akan dilangsungkan pembagian) datang sekelompok orang untuk
meminta bagian dari harta tersebut. Tak lama kemudian, turunlah ayat ini.

Ayat 54-55
Ibnu Mani, Ibnu Rahawaih dan Al-Haitsam ibn Kulaib dalam kitab-kitab
mereka mengemukakan riwayat dari Mujahid dari Ali yang berkata, tatkala turun
ayat 54 surah Adz-Dzariyat, Maka berpalinglah engkau dari mereka, dan engkau
sama sekali tidak tercela, kami langsung meyakini bahwa dirinya akan celaka. Hal
itu karena (dalam ayat itu) Rasulullah diperintahkan untuk berpaling dari kami.
Akan tetapi, setelah itu turunlah ayat 55, Dan tetaplah member peringatan,
karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin. Hal
itu membuat hati kami kembali tenang.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah yang berkata, Disampaikan kepada
kami bahwa ketika turun ayat 54, para sahabat Rasulullah langsung diliputi
kekhawatiran. Mereka berfikir bahwa wahyu telah terputus kepada Rasulullah,
sementara azab akan segera datang. Allah lalu menurunkan ayat 55.

SURAT ATH-THUR

Ayat 30
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa pada saat orang-orang Quraisy
berkumpul di Darun Nadwah untuk mendiskusikan perihal Nabi Saw, salah seorang

196
dari mereka lantas berkata, Ikat saja tubuhnya dengan tali lalu tunggulah hingga
datang kebinasaannya, sebagaimana yang menimpa para penyair sebelumnya,
seperti Zuhair dan Nabighah. Sesungguhnya ia tidak lebih dari sekadar penyair,
seperti orang-orang tersebut. Sebagai respons terhadap hal itu, Allah lalu
menurunkan ayat ini.

SURAT AN-NAJM

Ayat 32
Al-Wahidi, Ath-Thabrani , Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan
dari Tsabit bin Harits Al-Anshari yang berkata, Orang-orang Yahudi mengatakan
bahwa apabila ada anak mereka yang masih kecil meninggal duni maka ia akan
ditempatkan di derajat yang mulia (surga). Ucapan mereka itu didengar oleh
Rasulullah. Beliau lantas bersabda, Orang-orang Yahudi itu bohong. Tidak ada
seorang pun yang diiptakan Allah di dalah rahim ibunya, melainkan Dia Maha
mengetahui apakah orang itu nantinya akan sengsara atau bahagia.

Ayat 33-41
Ibu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah bahwa suatu ketika Rasulullah
bermaksud keluar untuk memimpin peperangan. (Ketika tengah bersiap-siap) tiba-
tiba datang seorang laki-laki yang ingin ikut serta ke medan perang. Akan tetapi,
Rasulullah menyatakan bahwa beliau tidak memiliki angkutan untuk membawanya.
Laki-laki itu lantas bertemu dengan seorang temannya. Ia lalu berkata, Berilah saya
sesuatu (bekal untuk pergi perang)! temannya itu menjawab, Baiklah saya akan
memberimu unta saya ini, namun dengan syarat engkau menanggung dosa-dosa
saya. Laki-laki tadi lalu menjawab, Baiklah. Allah lantas menurunkan rangkaian
ayat ini.
Dari Darraj bin Abi Samah diriwayatkan, Suatu ketika Rasulullah mengutus
sekelompok pasukan perang. Seorang laki-laki lantas meminta kepada Rasulullah
untuk diberi bekal agar bisa ikut berangkat. Akan tetapi, Rasulullah menjawab,
Saya tidak punya apa-apa untuk membekalimu. Laki-laki itu lantas pulang dengan
hati sedih. Ia lalu berpapasan dengan seseorang yang sedang menggiring binatang
tunggangannya. Laki-laki itu lalu menceriatakan keinginannya kepada orang
tersebut. Orang itu lalu berkata, jika saya memberikan kepadamu kendaraan ini
sehingga engkau bisa menyusul pasukan perang itu, mahukah kamu memberikan
pahal-pahala kebaikanmu kepadaku? Laki-laki itu menjawab, Ya. Ia lantas
mengambil kendaraan kemudian pergi. Setelah kejadian tersebut, turunlah
rangkaian ayat ini.

197
Ibnu Jarir meriwayatkan bahwa Abu Zaid berkata, Ada seseorang laki-laki
yang baru masuk Islam. Ia lalu bertemu dengan beberapa orang yang mengolok-
oloknya seraya berkata, Kenapa engkau meninggalkan agama nenek moyangmu,
menyatakan mereka sesat, serta meyakini bahwa mereka akan masuk neraka? Laki-
laki itu lalu menjawab, Karena saya takut akan azab Allah. Salah seorang dari yang
mengolok-olok itu berkata, Berilah saya sesuatu dan sebagai imbalannya saya akan
memikul azab yang diperuntukkan kepadamu itu. Laki-laki itu lantas memberikan
sesuatu kepadanya. Orang itu berkata lagi, Tambahkanlah pemberianmu. Laki-laki
tadi merasa tidak mampu lagi sehinga ia hanya bisa memberikan kepada oran yang
meminta tersebut. Berkenaan dengan laki-laki inilah turun ayat, Maka tidaklah
engkau melihat orang yang berpaling (dari Al-Quran)? Dan dia memberikan sedikit
(dari apa yang dijanjikan) lalu menahan sisanya.

Ayat 61
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, Pada saat Rasulullah
Saw. Sedang shalat, beberapa dari mereka (orang-orang kafir) lewat dihadapan
beliau dengan gaya angkuh. Tidak lama kemudian turunlah ayat ini.

SURAT AL-QAMAR

Ayat 1-2
Imam Bukhari dan Muslim serta Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Masud
yang berkata (lafazh riwayat ini adalah dari Al-Hakim), Saya melihat bukan
terbelah menjadi dua bagian di Mekkah sebelum Rasulullah Saw. Hijrah. Orang-
orang lalu berkata, Bulan telah disihir. Sebagai responsnya, turunlah ayat, Saat
(hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah.
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas yang berkata, Penduduk Mekkah
meminta kepada Rasulullah Saw. Agar didatangkan tanda (bukti kenabian beliau).
Tidak lama kemudian, bulan terlihat terbelah sebanyak dua kali di Mekkah.
Selanjutnya, turun ayat, Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah.

Ayat 45
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Pada saat
berkecamuknya Perang Badar, mereka (orang-orang kafir Mekkah) berteriak-teriak,
Kami adalah golongan yang bersatu dan pasti menang! Allah lalu menurunkan
ayat ini.

Ayat 47
Imam Muslim dan At-Timirdzi meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata,

198
Suatu ketika, orang-orang musyrik Quraisy mendebat Nabi Saw dalam masalah
Qadar. Sebagai responsnya, turunlah ayat 49, Sungguh, kami menciptakan segala
sesuatu menurut ukuran.

SURAT AR-RAHMAN

Ayat 46
Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh, dalam kitab Al-Azhamah, meriwayatkan dari
Atha bahwa suatu hari Abu Bakar Ash-Shiddiq mengingat dan memikirkan masalah
Kiamat, mizan (timbangan), surga, dan neraka. Ia lalu berkata, Betapa saya ingin
agar menjadi sehelai daun dari dedaunan yang hijau itu kemudian datanglah seekor
binatang yang memakannya. Aduhai, andai saja saya tidak diciptakan. Tidak lama
berselang, turunlah ayat ini.
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Abu Syaudzab yang berkata, Ayat ini
turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

SURAT AL-WAQIAH

Ayat 13-14
Imam Ahmad, Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan
sanad yang diantara rangkaian perwainya ada seorang yang tidak dikenal dari
Abu Hurairah yang berkata, Ketika turun ayat, Segolongan besar dari orang-
orang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Orang-
orang mukmin merasa cemas dan khawatir. Akibatnya, turunlah ayat, Segolongan
besar dari orang-orang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang
kemudian.
Ibu Asakir meriwayatkan dalam kitabnya, Tarikh Dimasyq, dengan sanad
yang diantara perawinya ada yang harus di teliti lagi tsiqah-annya dari Urwah
bin Ruwaim dari Jabir bin Abdullah yang berkata, Ketika turun ayat 1, Apabila
terjadi hari Kiamat, yang didalamnya disebutkan, Segolongan besar dari orang-
orang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Umar
ibnul-Khaththab berkata, Wahai Rasulullah, jadi (penghuni surga itu) segolongan
besar dari orang-orang terdahulu, sebaliknya hanya segolongan kecil saja dari
kita? lanjutan dari surah ini ditangguhkan Allah turunnya hingga setahun lamanya
dan baru kemudian turun ayat 39-40, Segolongan besar dari orang-orang yang
terdahulu dan segolongan besar dari orang yang kemudian.
Setelah turunnya ayat ini, Rasulullah Saw. Berkata, Wahai Umar, kemarilah
dan dengarlah apa yang baru saja diturunkan Allah, yaitu ayat 39-40, Segolongan

199
besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan besar dari orang yang
kemudian.
Riwayat seperti di atas diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin
Ruwaim secara mursal.

Ayat 27
Said bin Manshur meriwayatkan dalam kitab As-Sunan dan Al-Baihaqi
dalam kitab Al-Baats dari Atha dan Mujahid yang berkata, Tatkala penduduk
Thaif meminta dihadirkan sebuah lembah yang indah dan didalamnya ada madu
maka permintaan tersebut dikabulkan. Lembahtersebut sangat memikat. Ketika
terdengar orang-orang berkata bahwa surga terdapat ini dan itu, maka mereka lalu
berkata, Aduhai, alangkah bahagiannya jika di surga terdapat berbagai hal seperti
yang ada di lembah ini. Allah lalu menurunkan, Dan golongan kanan, alangkah
mulianya golongan kanan itu. (Mereka) berada diantara pohon-pohon bidara yang
tidak berduri, dan pohon pisang bersusun-susun (buahnya) dan naungan yang
terbentang luas. (Al-Waqiah: 27-30)

AYAT 29
Dari Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dari Mujahid yang berkata, orang-
orang sangat tertarik dengan Buj, sebuah lembah di daerah Thaif, terutama
dengan kerindangannya serta dengan pohon pisang dan bidaranya. Allah lantas
menurunkan ayat, Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu.
(Mereka) berada diantara pohon-pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon
pisang bersusun-susun (buahnya) dan naungan yang terbentang luas. (Al-Waqiah:
27-30)

AYAT 75
Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Pada suatu malam
di masa Rasulullah turun hujan. Di pagi harinya, Rasulullah Saw. Berkata, Daintara
manusia ada yang pagi ini bangun dalaam keadaan bersyulur dan ada pula yang
ingkar (kafir). Hal itu karena ketika hujan turun semalam, ada yang berkomentar,
Hujan ini adalah rahmat dari Allah, sementara yang lain berkata, Telah tepat letak
bintang ini. Setelah itu, turunlah rankaian ayat ini.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Hazirah yang berkata, Ayat ini turun
berkenaan dengan seorang laki-laki Anshar pada Perang Tabuk. Ketika sampai
di suatu daerah, pasukan kaum muslimin berhenti untuk beristirahat. Rasulullah
Saw. Memerintahkan mereka agar tidak membawa air dari tempat itu sedikit pun.

200
Mereka lantas melanjutkan perjalanan hingga ketika sampai di daerah berikutnya
mereka tidak lagi memiliki persediaan air. Mereka lalu mengadukan hal itu kepada
Rasulullah. Rasulullah Saw. Lalu shalat dua rakaat kemudian berdoa untuk meminta
hujan. Allah lalu menurunkan hujan kepada mereka hingga semuanya bisa minum
dengan puas. Seorang laki-laki dari Anshar lantas berkata kepada seseorang dari
kaumnya yang diperkirakan seorang munafik, Tidakkah engkau melihat bahwa
baru saja Nabi Saw berdoa, Allah telah menurunkan hujan kepada kita? Akan
tetapi, laki-laki dari kaumnya itu menjawab, Tidak, sesungguhnya kita mendapat
curahan hujan Karena pengaruh bintang ini dan itu.

SURAT AL-HADID

Ayat 16
Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al-Mushannaf meriwayatkan dari Abdul Aziz bin
Abi Rawad bahwa suatu ketika para sahabat Nabi Saw terlihat agak hanyut dalam
senda gurau dan hal-hal yang menimbulkan tawa. Setelah itu, turunlah ayat ini.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil bin Hayyan yang berkata, Suatu
ketika para sahabat Nabi Saw. Terlihat sedikit hanyut dalam gurauan dan tertawaan.
Allah lalu menurunkan ayat, Belum tibakah waktunya bagi orang0orang yang
beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah..
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Suddi dari Al-Qasim yang berkata,
Suatu ketika, para sahabat terlihat sedikit jenuh dan bosan. Mereka lantas berkata,
Wahai Rasulullah, sampaikanlah sesuatu kepada kami. Allah lalu menurunkan ayat,
Kami menceriatakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik (Yusuf: 3)
Beberapa saat kemudian, mereka kembali terlihat dalam kondisi jenuh. Mereka
lantas berkata lagi, Wahai Rasulullah, sampaikanlah sesuatu kepada kami. Allah
lalu menurunkan ayat, Kami menceriatakan kepadamu (Muhammad) kisah yang
paling baik (Yusuf: 3)
Ibnu Mubarak meriwayatkan dalam kitab Az-Zuhd, Sufyan menceritakan
kepada kami dari Al-Amasy yang berkata, Setelah para sahabat tinggal beberapa
lama di Madinah dan mereka mulai mendapatkan penghidupan yang mulai
sejahtera setelah sebelumnya hidup miskin dan susah, mereka pun mulai kendur
semangatnya dalam melaksanakan beberapa amalan yang sebelumnya secara rutin
mereka laksanakan. Setelah itu, turunlah ayat, Kami menceriatakan kepadamu
(Muhammad) kisah yang paling baik (Yusuf: 3)

Ayat 28

201
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dalam kitab Al-Ausath dengan sanad yang
dalam rangkaian perawinya ada seseorang yang tidak dikenal dari Ibnu Abbas
bahwa suatu ketika 40 orang dari sahabat Najasyi datang kepada Rasulullah.
Mereka lantas ikut dalam Perang Uhud. Diantara mereka ada yang ikut terluka,
tetapi tidak seorang pun yang terbunuh. Ketika mereka melihat bahwa umat Islam
membutuhkan bantuan secara financial, mereka lalu berkata, Wahai Rasulullah,
kami adalah orang-orang yang berkecukupan. Oleh karena itu, izinkan kami
mendatangkan sebagian harta kami kemari untuk membantu kaum muslimin.
Sebagai respons terhadap sikap mereka itu, Allah menurunkan ayat, Orang-orang
yang telah kami berikan kepada mereka Al-Kitab sebelum Al-Quran, mereka
beriman (pula) kepada Al-Quran. (Al-Qashash: 52)
Ketika ayat diatas telah turun, para sahabat Najasyi itu lalu berkata, Wahai
kaum muslimin, jika diantara kami ada yang juga beriman kepada kitab kalian
maka ia mendapat pahala dua kali lipat, sementara yang tidak beriman dengan
kitab kalian mendapat satu pahala, seperti halnya kalian. Sebagai responsnya,
Allah menurunkan ayat, Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada
Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Muhammad), niscaya Allah memberikan
rahmat-Nya kepadamu dua bagian, (Al-Hadid: 28)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil yang berkata, Ketika turun ayat
54 surat Al-Qashash, Mereka itu diberi pahala dua kali (karena beriman kepada
Taurat dan Al-Quran) disebabkan kesabaran mereka, orang-orang beriman
dari Ahlul Kitab membanggakan diri di hadapan para sahabat Rasulullah. Mereka
bertanya, Bagi kami pahala dua kali lipat sementara bagi kalian hanya satu. Hal
itu membuat para sahabat bersedih. Allah lalu menurunkan ayat, Wahai orang-
orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya
(Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian,
(Al-Hadid: 28). Dengan demikian, Allah pun menjadikan bagi mereka pahala dua
kali lipat seperti halnya orang-orang beriman dari Ahli Kitab.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah yang berkata, Tatkala turun ayat 28,
niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, orang-orang dari
golongan Ahli Kitab merasa iri dengan keutamaan yang didapatkan kaum muslimin
tersebut. Allah lantas menurunkan ayat-ayat, Agar Ahli Kitab mengetahui
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Qatadah dari Mujahid yang berkata, Orang-
orang Yahudi berkata, Telah dekat masanya akan keluar seorang nabi dari golongan
kami yang akan memotong tangan dan kaki (orang-orang yang memusuhi kami).
Tatkala nabi tersebut ternyata berasal dari bangsa Arab maka mereka langsung

202
ingkar kepadanya, Allah lalu menurunkan ayat, Agar Ahli Kitab mengetahui
terhadap keutamaan kenabian.

SURAT AL-MUJADILAH

Ayat 1
Imam Al-Hakim meriwayatkan riwayat yang dinilainya shahih dari Aisyah
yang berkata, Mahamulia Allah yang pendengaran-Nya meliputi segala sesuatu,
sementara saya hanya bisa mendengarkan sebagian dari ucapan Khaulah binti
Tsalabah, adapun yang sebagian lagi tidak dapat saya dengar. Kedatangannya pada
saat itu adalah untuk mengadukan perihal suaminya kepada Rasulullah. Khaulah
berkata, Wahai Rasulullah, ia telah menghabiskan masa muda saya dan saya telah
melahirkan banyak anak untuknya. Akan tetapi, ketika saya beranjak tua dan tidak
bisa melahirkan lagi maka ia menzhihar saya. Ya Allah, saya mengadukan kepedihan
hati ini kepada engkau. Tidak berselang lama, malaikat Jibril telah langsung turun
membawa rangkaian ayat ini. Suami Khaulah itu bernama Aus Ibnush-Shamit.

Ayat 8
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil bin Hayyan yang berkata, Antara
Nabi Saw dan kaum Yahudi terjadi kesepakatan damai. Dalam masa itu, setiap
kali ada sahabat Nabi saw yang lewat maka orang-orang Yahudi terlihat saling
berbisik diantara mereka sampai-sampai sahabat tersebut mengira bahwa mereka
tengah merencanakan untuk membunuhnya atau melakukan sesuatu yang buruk
terhadapnya. Rasulullah lantas melarang orang-orang Yahudi tersebut untuk
berbisik-bisik, tetapi mereka tidak mematuhinya. Allah lalu menurunkan ayat,
Apakah kamu tidak perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan
pembicaraan rahasia
Imam Ahmad, Al-Bazzar dan Ath-Thabrani dengan sanad yang baik dari
Abdullah bin Amru bahwa orang-orang Yahudi berkata kepada Rasulullah Saw.,
Salan untukmu. Mereka lalu berkata di dalam hati, Kenapa Allah tidak mengazab
kita karena ucapan kita tersebut? Sebagai responsnya, turunlah ayat, Dan apabila
mereka datang kepadamu (Muhammad), mereka mengucapkan salam dengan cara
yang bukan seperti yang ditentukan Allah untukmu Dalam hal ini terdapat
riwayat dari Anas dan Aisyah.

Ayat 10
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah yang berkata, Orang-orang munafik
sering terlihat berbisik-bisik diantara mereka. Tindakan tersebut menimbulkan

203
kemarahan dan rasa terganggu pada diri orang-orang mukmin. Allah lalu
menurunkan ayat ini.

Ayat 11
Lebih lanjut, diriayatkan dari Qatadah yang berkata, Suatu saat, diantara
sahabat ada yang ketika melihat seorang sahabat yang lain datang untuk ikut
duduk di dekat mereka, sewaktu menghadiri majelas Rasulullah (didalam masjid),
mereka lantas tidak mau melapangkan tempat duduk. Ietulah sebabnya, turun ayat
ini.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil bahwa ayat ini turun pada hari
Jumat. Ketika itu, terlihat beberapa sahabat yang dulunya mengikuti Perang
Badang datang ke masjid, sementara tempat duduk yang tersedia sempit.
Beberapa orang (yang lebih dulu duduk di tempat itu) kemudian terlihat enggan
untuk melapangkan tempat bagi mereka sehingga sahabat-sahabat tersebut
terpaksa berdiri. Rasulullah lantas meminta beberapa orang yang tengah duduk
itu untuk beridiri kemudian menyuruh sahabat tadi duduk di tempat mereka. Hal
ini menimbulkan perasaan tidak senang pada diri orang-orang yang disuruh berdiri
tadi. Allah lalu menurunkan ayat ini.

Ayat 12-13
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Ibnu Abi Thalhah dari Ibnu Abbas yang
berkata, Pada awalnya, kaum muslimin sangat sering bertanya kepada Rasulullah
hingga hal itu dirasakan beliau cukup mengganggu. Allah bermaksud meringankan
beban tersebut kepada Nabi-Nya sehingga Allah kemudian menurunkan ayat 12,
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan
khusus dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang
miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan ini Setelah ayat ini turun, banyak
di antara sahabat yang kemudian menahan diri untuk tidak bertanya. Akibatnya,
Allah menurunkan ayat selanjutnya, ayat 13, Apakah kamu takut akan (menjadi
miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum (melakukan) pembicaraan
dengan Rasul?...
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah riwayat yang dinilainya hasan,
demikian juga ulama yang lainnya meriwayatkan dari Ali yang berkata, Tatkala
turun ayat, Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan
pembicaraan khusus dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah
(kepada orang miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan ini Rasulullah Saw.
Bertanya kepada saya, Bagaimana pendapatmu kalau (kalau sedekah tersebut)

204
sebanyak satu dinar? Saya menjawab, Mereka para sahabat tidak akan sanggup.
Rasulullah bertanya, Kalau begitu berapa seharusnya? Saya menjawab, Satu butir
gandum. Mendengar jawaban saya tersebut, Rasulullah berkata, Engkau sungguh
seorang yang tidak punya apa-apa. Setelah itu, turunlah ayat, Apakah kamu takut
akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum (melakukan)
pembicaraan dengn Rasul? Karena usulan saya itulah Allah memberikan keringan
bagi umat ini. Imam At-Tirmidzi berkata, Riwayat ini berkualitas hasan.

Ayat 14
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Suddi yang berkata, tentang ayat ini, kami
mendengar bahwa ia turun berkenaan dengan Abdullah bin Nabtal.

Ayat 18
Imam Ahmad meriwayatkan suatu riwayat, demikain juga Al-Hakim yang
menilainya shahih, dari Ibnu Abbas yang berkata, suatu ketika, Rasulullah
Saw. Berada di bawah naungan bayang-bayang sebuah kamar. Bayang-bayang
itu telah hampir habis ketika Rasulullah berkata, Sesungguhnya akan segera
datang menghampiri kalian seorang laki-laki yang melihat kea rah kalian dengan
pandangan yang tidak baik. Jika ia datang, maka janganlah ada seorang pun dari
kalian yang berbicara dengannya.
Tidak lama berselang, muncullah seorang laki-laki yang berkulit biru dan
buta sebelah matanya. Rasulullah Saw. Lantas memanggil laki-laki itu. Ketika telah
mendekat, Rasulullah Saw. Berkata, Atas dasar apa engkau dan teman-temanmu
mencaci maki saya? Laki-laki itu menjawab, izinkan saya membawa teman-
teman saya itu kemari. Laki-laki itu lalu pergi untuk memanggil teman-temannya.
Ketika telah berada kembali di hadapan Rasulullah, mereka serempak bersumpah
bahwa mereka tidak pernah mengatakan hal itu atau melakukannya. Allah lantas
menurunkan ayat ini.

Ayat 22
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Syaudzab yang berkata, Ayat ini turun
berkenaan dengan Abu Ubaidah bin Jarrah, yaitu ketika ia membunuh ayahnya
pada Perang Badar. Ketika itu, turunlah ayat ini.
Imam Ath-Thabrani dan Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak meriwayatkan
hal serupa, namun dengan lafazh, Pada saat berkecamuknya Perang Badar, ayah
Abu Ubaidah bin Jarrah acapkali merintangi gerak-gerik anaknya tersebut. Pada
awalnya, Abu Ubaidah selalu berusaha menghindar (agar tidak berhadapan dengan

205
sang ayah). Akan tetapi, ketika ayahnya itu tetap bersikap demikian, Abu Ubaidah
pun kemudian menghampirinya lalu membunuhnya. Setelah itu, turunlah ayat ini.
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij yang berkata, Diinformasikan
kepada saya bahwa suatu ketika Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) mencaci maki Nabi
Saw. Abu Bakar langsung memukul kepalanya hingga terjatuh. Ketika peristiwa itu
didengar oleh Nabi Saw, beliau lalu berkata, Benarkah engkau berbuat seperti
itu, wahai Abu Bakar? Abu Bakar menjawab, Demi Allah, sekiranya pada saat itu
ada perang di dekat saya, niscaya akan saya tebas lehernya. Tidak lama kemudian,
turunlah ayat ini.

SURAT AL-HASYR

Ayat 1
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Surat Al-Anfal
diturunkan pada perang Badar, sedangkan Surat Al-Hasyr diturunkan berkenaan
dengan Bani An-Nadhir.
Imam Al-Hakim meriwayatkan riwayat yang dinilainya shahih dari Aisyah
yang berkata, Peperangan dengan Bani Nadhir, yaitu sebuah kabilah Yahudi,
terjadi pada penghujung bulan keenamsetelah Perang Badar. Perkampungan dan
perkebunan kurma milik mereka berada di pinggir kota Madinah. Rasulullah lantas
mengepung pemukiman mereka itu hingga mereka akhirnya bersedia keluar dari
Madinah, tetapi dengan perjanjian bahwa mereka diperkenankan untuk membawa
harta dan barang-barang mereka sejauh yang bisa diangkut oleh unta-unta mereka,
kecuali barang-barang yang berupa persenjataan. Berkenaan dengan mereka itulah
Allah menurunkan ayat, Apa yang ada di langit dan yang ada di bumi bertasbih
kepada Allah,

Ayat 5
Imam Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ketika
itu Rasulullah membakar dan memotong beberapa batang kurma milik Bani Nadhir
yang terdapat di lembah Buwairah. Allah lalu menurunkan ayat ini.
Abu Yala meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Jabir yang berkata,
Pada awalnya, Rasulullah Saw. Mengizinkan para sahabat untuk memotong
pohon-pohon kurma tersebut, tetapi beliau kemudian melarangnya dengan keras.
Para sahabat lantas mendatangi Nabi Saw dan berkata, Wahai Rasulullah, apakah
kami berdosa terhadap apa yang telah kami potong atau kami biarkan dari pohon-
pohon tersebut? Allah lalu menurunkan ayat ini.

206
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Yazid bin Ruman yang berkata, Tatkala
Rasulullah berangkat menuju perkampungan Bani Nadhir, mereka lantas membuat
benteng pertahanan Rasulullah Saw. Lalu menyuruh para sahabat untuk memotong
dan membakar pohon-pohon kurma mereka. Mereka lantas berkata, Wahai
Muhammad, bukankah engkau telah melarang orang kain untuk berbuat kerusakan
serta mencela pelakunya?! Akan tetapi, kenapa sekarang engkau justru memotong
dan membakar pohon-pohon kurma kami? Tidak lama kemudian, turunlah ayat
ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari Qatadah dan Mujahid.

Ayat 9
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Zaid Ibnul Asham bahwa suatu ketika orang-
orang Anshar berkata, Wahai Rasulullah Saw., berikanlah sebagian dari tanah yang
kami miliki ini kepada saudara-saudara kami, kaum Muhajirin. Rasulullah Saw. Lalu
menjawab, Tidak. Akan tetapi, kalian cukup menjamin kebutuhan makan mereka
serta memberikan setengah dari hasil panen kalian. Adapun tanahnya maka ia
tetap menjadi hak milik kalian. Orang-orang Anshar lalu menjawab, Ya, kami
menerimanya. Allah lalu menurunkan ayat ini.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata, Suatu hari,
seseorang datang kepada Rasulullah seraya berkata, Wahai Rasulullah, sekarang
ini saya sangat kelaparan. Rasulullah lalu menanyakan kepada istri-istrinya apakah
memiliki persediaan makanan, namun tidak ada apa pun pada mereka. Rasulullah
lantas berkata kepada sahabat-sahabatnya, Adakah di antara kalian yang mau
menjamunya mala mini? Semoga Allah merahmati yang menjami tersebut. Seorang
laki-laki dari kalangan Anshar lalu berdiri dan berkata, Wahai Rasulullah, saya akan
menjamunya.
Laki-laki itu lantas pulang ke rumah dan berkata kepada istrinya, Saya telah
berjanji akan menjamu seorang tamu Rasulullah. Oleh karena itu, keluarkanlah
persediaan makananmu. Akan tetapi, sang istri menjawab, Demi Allah, saya tidak
punya makanan apapun kecuali sekedar yang akan diberikan kepada anak-anak
kita. Laki-laki itu lantas berkata, Kalau begitu, jika nanti anak-anak kita telah
terlihat ingin makan malam maka berusahalah untuk menidurkan mereka. Setelah
itu, hidangkanlah makanan untuk mereka itu (kepada sang tamu) dan padamkan
lampu. Adapun kita sendiri akan tidur dengan perut kosong pada mala mini. Sang
istri lalu menuruti intruksi suaminya itu.
Pada pagi harinya, laki-laki itu bertemu dengan Rasulullah. Beliau lantas

207
berkata kepada para sahabat, Sesungguhnya Allah telah berkagum-kagum atau
tersenyum dengan apa yang dilakukan oleh si Fulan dan Fulanah. Allah lantas
menurunkan ayat, dan mereka yang mengutamakan (Muhajirin), atas dirinya
sendiri, meskipun mereka juga memerlukan
Musaddad meriwayatkan dalam musnadnya, demikian pula Ibnul Mundzir
dari Abu Mutawakil An-Naji bahwa seseorang dari kaum muslimin meriwayatkan
riwayat yang sama denga riwayat di atas, tetapi dengan sedikit tambahan, yaitu
bahwa laki-laki yang menjamu tamu Rasulullah itu bernama Tsabit bin Qais bin
Syamas. Artinya, ayat ini turun berkenaan dengan dirinya.
Imam Al-Wahidi meriwayatkan dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu Umar yang
berkata, Suatu ketika, salah seorang sahabat mendapat hadiah sebuah kepala
kambing. Sahabat itu lantas berkata, Sesungguhnya saudara saya, si Fulan, dan
keluarganya lebih membutuhkannya daripada saya. Ia pun kemudian mengirimkan
kepala kambing itu kepada temannya tersebut. Hal seperti itu berlangsung berulang
kali dimana setiap kepala kambing itu dihadiahkan kepada seseorang maka setiap
kali itu pula yang bersangkutan menghadiahkannya kembali kepada temannya.
Demikianlah, kepala kambing itu berputar-putar di tujuh rumah sampai akhirnya
kembali lagi ke rumah orang yang pertama kali menghadiahkannya. Tentang sikap
mereka ini, turunlah ayat, dan mereka yang mengutamakan (Muhajirin), atas
dirinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan

Ayat 11
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Suddi yang berkata, Beberapa orang dari
Bani Quraizhah masuk Islam. Akan tetapi, diantara mereka terdapat beberapa orang
munafik yang kemudian berkata kepada orang-orang dari Bani Nadhir, Sekiranya
kalian nanti diusir maka kami pun pasti akan keluar bersama kalian. Berkenaan
dengan merekalah turun ayat ini.

SURAT AL-MUMTAHANAH
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ali yang berkata, Suatu ketika,
Rasulullah mengutus saya ,Zubair dan Miqdad Al-Aswad seraya berkata, Pergilah
ke kebun buah itu. Di sana kalian akan menemukan seorang wanita yang padanya
ada sepucuk surat. Ambillah surat tersebut darinya dan bawa kemari! kami lantas
berangkat ke kebun itu. Di sana kami menemukan seorang wanita. Kami lalu
berkata keapdanya, Keluarkan surat yang engkau bawa! wanita itu menjawab,
Saya tidak membawa surat apapun. Kami berkata lagi kepadanya, Jika engkau
tidak menyerahkan surat yang engkau bawa itu, maka kami benar-benar akan

208
melucuri pakaianmu!
Akhirnya, wanita itu pun mengeluarkan secarik kertas dari balik pengikat
rambutnya. Kami lantas membawa surat itu kepada Rasulullah. Setelah dibuka
ternyata surat itu ditulis oleh Hathib bin Ali Balthaah dan ditujukan kepada orang-
orang musyrik di Mekkah. Di dalamnya, Hathib membocorkan beberapa hal rahasia
yang berkenaan dengan Rasulullah.
Rasulullah lantas berkata kepada Hathib, Apa yang engkau lakukan ini?!
Hathib menjawab, Wahai Rasulullah, jangan tergesa-gesa menuduh yang
bukan-bukan kepada saya. Sesungguhnya saya hanyalah seorang pendatang di
suku Quraisy, bukan merupakan penduduk asli di sana. Sebaliknya, orang-orang
muhajirin yang ada (di Madinah) sekarang ini, mereka semua memiliki kerabat yang
akan menjaga keluarga dan harta benda mereka yang berada di Mekkah. Karena
ketiadaan hubungan secara nasab itulah, saya ingin menanam jasa kepada mereka
(orang-orang kafir Quraisy) agar dengan itu mereka tidak mengganggu keluarga
saya (yang ada di Mekkah). Saya melakukan tindakan ini sama sekali bukan karena
ingin kafir kembali atau murtad dari Islam atau karena saya ridha dengan kekafiran.
Mendengar penjelasan Hathib tersebut, Nabi saw lalu berkata, Ia berkata benar.
Berkenaan dengan Hathiblah Allah menurunkan surat ini.

Ayat 8
Imam Bukhari meriwayatkan dari Asma binti Abu Bakar yang berkata, Suatu
hari, ibu saya mengunjungi saya. Ketika itu, ia terlihat dalam kondisi cenderung
(kepada Islam). Saya lalu bertanya kepada Rasulullah tentang apakah saya boleh
meyambung silaturahmi dengannya? Nabi Saw lalu menjawab, Ya, boleh.
Berkenaan denan kejadian inilah, Allah menurunkan ayat ini.
Imam Ahmad dan Al-Bazzar meriwayatkan satu riwayat, demikian juga
dengan Al-Hakim yang menilainya shahih, dari Abdullah Ibnuz Zubair yang berkata,
Suatu ketika, Qatilah datang mengunjungi anaknya, Asma binti Abu Bakar.
Abu Bakar telah menalak wanita itu pada masa jahiliyah. Qatilah datang sambil
membawa berbagai hadiah. Akan tetapi, Asma menolak untuk menerimanya
dan bahkan tidak memperbolehkannya masuk ke rumahnya sampai ia mengirim
utusan kepada Aisyah untuk menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah. Aisyah
lalu memberitahukannya kepada Rasulullah. Beliau lantas menyuruh Asma untuk
menerima pemberian-pemberian ibunya tersebut serta mengizinkannya masuk ke
dalam rumahnya. Allah lalu menurunkan ayat, Allah tidak melarangmu berbuat
kebaikan dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam

209
urusan agama

Ayat 10
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Al-Masur dan Marwan bin
Hakam bahwa ketika Rasulullah membuat kesepakatan damai dengan orang-orang
kafir Quraisy di Hudaibiyah, datanglah beberapa wanita mukminah kepada beliau.
Allah lalu menurunkan ayat ini.
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Abdullah
bin Abi Ahmad yang berkata, Pada masa berlangsungnya perjanjian damai (antara
kaum muslimin dengan kaum kafir Mekkah), Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi
Muith melakukan hijrah ke Madinah. Dua orang saudara laki-laki Ummu Kultsum,,
yaitu Umarah dan Walid, lantas datang menemui Rasulullah dan meminta beliau
untuk mengembalikan Ummu Kultsum kepada mereka. Akan tetapi, Allah kemudian
membatalkan perjanjian antara Rasul-Nya dengan orang-orang musyrik tersebut,
khususnya dalam masalah wanita mukminah di mana Allah melarang beliau untuk
mengembalikan mereka kepada orang-orang musyrik. Ketika itu, Allah menurunkan
ayat ini.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Yazid bin Abi Habib bahwa yang ia dengar
adalah ayat ini turun berkenaan dengan Umaimah binti Basyar, istri Abu Hassan
Ad-Dahdahah.
Dari Muqatil diriwayatkan bahwa ada seorang wanita bernama Saidah yang
merupakan istri dari Shaifi bin Rahib, seorang laki-laki musyrik Mekkah. Wanita
itu datang ke Madinah di saat berlangsungnya kesepakatan damai. Orang-orang
musyrik lantas berkata, Kembalikan ia kepada kami! Sebagai responsnya, turunlah
ayat ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Az-Zuhri bahwa ayat ini turun pada saat Rasulullah
tengah berada di kawasan Hudaibiyyah, yaitu ketika beliau menyepakati bahwa
jika ada diantara penduduk Mekkah yang datang kepadanya maka beliau akan
mengembalikannya kepada mereka. Akan tetapi, tatkala yang datang ternyata
adalah wanita maka turunlah ayat ini.
Ibnu Mani meriwayatkan dari Al-Kalbi dari Abu Saleh dari Ibnu Abbas yang
berkata, Ketika Umar Ibnul-Khaththab masuk Islam, istrinya masih berada di barisan
orang-orang musyrik. Allah lantas menurunkan ayat, Dan janganlah kamu tetap
berpegang pada tali (pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir,

Ayat 11
Tentang sebab turunnya ayat ini, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Al-

210
Hasan berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan Ummu Hakam binti Abi Sufyan
yang murtad dari Islam kemudian menikah dengan dengan seorang laki-laki dari
Tsaqif. Selain Ummu Hakam ini tidak seorang pun dari kalangan wanita Quraisy
yang murtad.

Ayat 13
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Ishaq dari Muhammad dari Ikrimah
dan Abu Said dari Ibnu Abbas yang berkata, Abdullah bin Umar bin Zaid bin Harits
memiliki beberapa kawan dekat dari orang Yahudi. Allah menurunkan ayat ini.

SURAT ASH-SHAFF

Ayat 1-2
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan suatu riwayat, demikian juga Al-Hakim yang
menilainya shahih, dari Abdullah bin Salam yang berkata, Sekiranya saja kita
mengetahui amalan yang paling disukai oleh Allah, tentu kita akan mengamalkannya.
Allah lalu menurunkan ayat, Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
bertasbih kepada Allah; dan Dialah yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. Wahai
orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? Rasulullah lantas membacakannya hingga akhir.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas riwayat yang senada dengan diatas.

Ayat 10
Dirwayatkan dari Abu Shaleh, Mereka berkata, Sekiranya kita mengetahui
amalan yang paling utama dan paling disukai oleh Allah. Setelah itu, turunlah ayat
ini. Akan tetapi, mereka ternyata enggan untuk berjihad sehingga turunlah ayat 2,
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan yang tidak kamu
kerjakan?
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ali dari Ibnu Abbas riwayat yang mirip
dengan diatas.
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, demikian
juga Ibnu Jarir dari Adh-Dhahhak yang berkata, Ayat, Wahai orang-orang yang
beriman! Mengapa kamu mengatakan yang tidak kamu kerjakan? Diturunkan
berkenaan dengan seorang laki-laki yang dalam peperangan mengucappkan akan
melakukan tindakan-tindakan yang ternyata tidak ia lakukan, yaitu menebaskan
pedang, menusukkan tombak serta membunuh (pihak musuh).
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Muqatil bahwa ayat ini turun berkenaan
dengan larinya beberapa orang sahabat dari medan perang ketika berkecamuknya

211
Perang Uhud.

Ayat 11
Diriwayatkan bahwa Said bin Jabir berkata, Ketika turun ayat 10, Wahai
orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan
yang dapat menyelamatkan kami dari azab yang pedih? Kaum muslimin berkata,
Sekiranya kita mengetahui apa bentuk perdagangan tersebut niscaya akan kita
korbankan harta dan keluarga di jalan-Nya. Tidak lama kemudian, turunlah ayat,
(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah

SURAT AL-JUMUAH

AYAT 11
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir yang berkata, Pada suatu
Jumat, ketika Nabi saw tengah berkhutbah, tiba-tiba datang serombongan kafilah
(dengan membawa barang-barang perdagangan). Para sahabat lantas keluar (dari
masjid) sehingga tidak tersisa bersama Nabi saw kecuali dua belas orang saja. Allah
lalu menurunkan ayat, Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan,
mereka langsung menuju kepadanya
Ibnu Jarir meriwayatkan yang berkata, Wanita-wanita saat itu jika mengadakan
pesta pernikahan maka mereka membuat iring-iringan yang gemerlap dengan
diiringi alunan suara musik. Para sahabat lantas meninggalkan Rasululah yang
tengah berkhutbah di atas mimbar dan pergi menghampiri iring-iringan tersebut.
Allah lalu menurunkan ayat ini. Sepertinya ayat ini diturunkan berkenaan dengan
kedua hal diatas.
Saya lantas menemukan riwayat Ibnul Mundzir dari Jabir dari satu saja yang
mengemukakan kisah pernikahan dan kedatangan kafilah dagang ini sekaligus.
Artinya, ayat ini berkenaan dengan kedua hal ini. Hanya millik Allah-lah segala
pujian.

SURAT AL-MUNAFIQUN

Ayat 5
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah yang berkata, Kepada Abdullah bin
Ubay pernah disarankan, Jika saja engkau mau datang menghadap Nabi saw niscaya
beliau akan memintakan ampunan untukmu.! Akan tetapi, orang ini langsung
memalingkan wajahnya (begitu mendengar nasihat tersebut). Terhadap sikapnya
itu, Allah lantas menurunkan ayat, Dan apabila dikatakan kepada mereka, Marilah
(beriman), agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,mereka membuang

212
muka Ibnul Mundzir juga meriwayatkan riwayat yang serupa dari Ikrimah.

Ayat 6
Dari Urwah diriwayatkan ,Tatkala turun ayat 80 syrag At-Taubah, (Sama saja)
engkau (Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan
ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan bagi mereka
tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka,Rasulullah
berkata, Saya sungguh akan melebihkan permohonan ampun terseut dari tujuh
puluh kali. Lalu Allah menurunkan ayat ini.
Dari Mujahid dan Qatadah juga diriwayatkan riwayat yang mirip dengan
diatas.
Dari Al-Ufi dari Ibu Abbas diriwayatkan, Ketika turun ayat baraah (ayat yang
menegaskan berlepasnya Allah dari orang-orang musyrik), Rasulullah lantas berkata,
Saya merasa bahwa saya mendapat pengecualian dari hal tersebut. Oleh karena
itu, saya sungguh akan memintakan ampunan untuk mereka lebih dari tujuh puluh
kali, mudah-mudahan dengan begitu Allah akan mengampuni mereka. Setelah
itu, turunlah ayat ini.

Ayat 7-8
Imam Bukhari meriwayatkan dari Zaid bin Arqam yang berkata, Suatu ketika,
saya mendengar Abdullah bin Ubay bin Salul berkata kepada teman-temannya,
Jangan sampai kalian memberikan bantuan harta kepada orang-orang yang
bersama Rasulullah. Dengan demikian, mereka akan bianasa. Selanjutnya, jika nanti
kita kembali ke Madinah niscaya orang-orang yang mulia (yaitu kelompok kita)
akan mengusir orang-orangyang hina itu (yaitu Nabi Saw dan para sahabat) dari
kota tersebut.
Saya lantas menceriatakan ucapannya tersebut kepada paman saya yang
selanjutnya menyampaikannya kepada Rasulullah. Ketika Rasulullah memanggil
saya (untuk menanyakan kebenarannya), saya pin menceriatakan apa apa yang telah
saya dengar. Beliau lantas memanggil Abdullah bin Ubay dan para sahabatnya. Akan
tetapi, mereka kemudian bersumpah tidak pernah berkata demikian. Rasulullah
terlihat menyalahkan saya dan sebaliknya lebih mempercayai ucapan orang-orang
itu. Hal tersebut membuat saya diliputi perasaan sedih yang belum pernah saya
rasakan sebelumnya. Ketika saya sampai di rumah, paman saya ikut berkata,
Sesunggunya engkau hanya membuat Rasulullah mendustakanmu dan marah
kepadamu. Akan tetapi, Allah lantas menurunkan ayat 1 surah Al-Munafiqun ,
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (Muhammad) Rasulullah lalu

213
menyuruh seseorang untuk memanggil saya. Beliau lalu membacakan ayat tersebut
kepada saya seraya berkata, Sesungguhnya Allah telah membenarkan ucapanmu.
Riwayat diatas memiliki banyak periwayatan. Pada sebagian disebutkan
peristiwa itu berlangsung pada saat Perang Tabuk, sementara surah ini turun di
malam hari.

SURAT AT-TAGHABUN

Ayat 14
Imam At-Tirmidzi dan Al-Hakim meriwayatkan sebuah riwayat yang mereka
nilai shahih dari Ibnu Abbas yang berkata, Turunnya ayat ini berkenaan dengan
sekelompok penduduk Mekkah yang masuk Islam. Akan tetapi, istri dan anak mereka
(sekian lama) tidak mau mengizinkan mereka pergi (berhijrah). Ketika orang-orang
tersebut sampai di Madinah dan hadir di majelis Rasulullah, mereka lantas melihat
para sahabat yang lainnya telah mendalam ilmu agamanya. Akibatnya, mereka
bermaksud untuk menghukum istri-istri dan anak mereka tersebut. Allah lantas
menurunkan ayat, dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni
(mereka), maka sungguh, Allah maha pengampun, Maha Penyayang.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Atha bin Yassar yang berkata, Keseluruhan surat
At-Taghabun ini turun di Mekkah, kecuali ayat, Wahai orang-orang yang beriman!
Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh
bagimu, Ayat ini turun berkenaan dengan Auf bin Malik Al-AsyjaI yang telah
memiliki istri dan anaknya itu langsung menangis dan berusaha melunakkan hatinya
(agar tidak jadi pergi). Mereka antara lain berkata, Dengan siapa nanti kami akan
hidup?! Rengekan mereka tersebut berhasil meluluhkan hatinya sehingga ia tidak
jadi pergi berperang. Dengan demikian, ayat ini dan ayat-ayat berikutnya hingga
akhir surat turun di Madinah.

Ayat 16
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Jabir yang berkata, Ketika
turun ayat 102 surah Ali Imran, Bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya
takwa kepada-Nya,, Kaum muslimin merasa sangat cemas sehingga mereka
melipatgandakan frekuensi ibadah mereka, sampai-sampai tumit mereka bengkak
dan dahi mereka mengelupas. Sebagai bentuk keringanan, Allah lalu menurunkan
ayat ini.

SURAT ATH-THALAQ

Ayat 1

214
Imam Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Suatu ketika,
Abu Zaid (Abu Rukanah) menalak istrinya, Ummu Rukanah. Ia kemudian menikahi
wanita lain dari Madinah. Ummu Rukanah lantas mendatangi Rasulullah Saw.
Dan berkata, Wahai Rasulullah, alangkah malangnya saya. Hubungan suami
saya dengan saya hanya laksana sehelai rambut (begitu rapuhnya). Tidak lama
kemudian turunlah ayat ini. Terhadap riwayat ini, Imam Adz-Dzahabi berkata,
Sanadnya sangat lemah dan riwayatnya juga tidak benar. Abdu Yazid tidak pernah
masuk Islam.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah dari Anas bin Malik yang berkata,
Suatu ketika, Rasulullah menalak Hafshah. Ia kemudian kembali ke keluarganya.
Allah lalu menurunkan ayat, Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan istri-istrimu
maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi)
idahnya (yang wajar), selanjutnya dikatakan kepada Rasulullah, Rujukilah ia
kembali karena sesungguhnya ia adalah wanita yang selalu berpuasa dan shalat
malam.
Ibnu Jarir meriwayatkan riwayat diatas dari Qatadah dengan sanad mursal.
Demikian juga dengan Ibnul Mundzir yang meriwayatkannya dari Ibnu Sirrin juga
dengan sanad mursal.
Tentang ayat, Wahai Nabi! Apabila kamu menceraikan istri-istrimu maka
hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) idahnya
(yang wajar), ini, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Muqatil yang berkata,
Diinformasikan kepada kami bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah
bin Amru bin Ash, Thufail bin Harits dan Amru bin Said bin Ash.

Ayat 2
Imam Al-Hakim meriwayatkan dari Jabir yang berkata, Ayat, Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginyua. Turun
berkenaan dengan seorang laki-laki dari Asyja. Laki-laki itu sangat miskin serta
banyak tanggungan. Suatu hari ia mendatangi Rasulullah untuk meminta bantuan.
Rasulullah lalu berkata kepadanya, Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah.
Tidak lama kemudian, seorang anaknya yang ditawan oleh pihak musuh kembali
ke rumah sambil membawa kambing. Laki-laki itu lantas kembali menghadap
Rasulullah dan menanyakan tentang apa yang harus dilakukannya dengan kambing
itu. Rasulullah lalu berkata, Ambillah seluruhnya. Selanjutnya, turunlah ayat ini.
Tentang riwayat di atas, Imam Adz-Dzahabi berkata, Hadits tersebut munkar
(tidak ada dasarnya). Akan tetapi, terdapat beberapa riwayat lain yang semakna

215
dengannua, antara lain sebagai berikut.
Ibnu Jarir meriwayatkan riwayat senada dari Salim bin Abi Jaad. Sementara
itu, Suddi menyebutkan bahwa nama laki-laki tersebut adalah Auf Al-Asyjai.
Imam Al-Hakim juga meriwayatkan riwayat serupa dari Ibnu Masud yang juga
menyebutkan nama laki-laki itu.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Al-Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas
yang berkata, Suatu ketika, Auf bin Malik Al-AsyjaI datang kepada Rasulullah
seraya berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak saya ditawan oleh musuh
dan sekarang ibunya dalam keadaan kalut. Apa yang harus saya lakukan? Rasulullah
lalu menjawab, Saya menyuruhmu dan istrimu untuk memperbanyak membaca La
Haula wa la quwwata illa billah.
Ketika nasihat tersebut ia sampaikan kepada istrinya, wanita itu berkata,
Alangkah bagusnya suruhan Rasulullah itu. Keduanya lantas memperbanyak
bacaan dzikir dimaksud. Tanpa diduga, pasukan musuh yang menawan sang
anak suatu ketika lengah sehingga ia berhasil melarikan diri sambil menggiring
beberapa ekor kambing milik musuh tersebut. Akhirnya, sang anak pun sampai di
rumah. Selanjtnya, turun ayat, Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan membukakan jalan keluar baginya.
Al-Khatib meriwayatkan rwiayat senada dalam kitab tarikhnya dari Juawaibir
dari Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas. Lebih lanjut, Ats-Tsalabi juga meriwayatkannya
dari lain dengan kualitas lemah, sementara Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan
lain yang mursal.

Ayat 4
Ibnu Jarir, Ishaq bin Rahawaih, Al-Hakim dan lainnya meriwayatkan dari Ubai
bin Kaab yang berkata, Ketika turun ayat yang terdapat dalam surat Al-Baqarah,
yaitu yan berbicara tentang masa iddah beberapa kelompok wanita, para sahabat
berkata, Masih ada beberapa golongan wanita lagi yang belum ditetapkan masa
iddahnya, yaitu yang masih kecil, yang sudah tua (sudah menopause), dan wanita
yang sedang hamil.; Allah lalu menurunkan ayat ini. Riwayat ini sanadnya shahih.
Muqatil juga meriwayatkan dalam kitab tafsirnya bahwa suatu ketika Khallad
bin Amru bin Jamuh bertanya kepada Rasulullah tentang iddah wanita yang tidak
haid. Sebagai responsnya, turunlah ayat ini.

SURAT AT-TAHRIM

Ayat 1

216
Imam Al-Hakim dan An-Nasai meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari
Anas bahwa suatu hari Rasulullah menggauli seorang budak wanita miliknya. Aisyah
dan Hafshah lantas terus menerus memperbincangkan kejadian tersebut sampai
akhirnya Rasulullah menjadikan budak itu bagi diri beliau (tidak akan digauli lagi).
Allah lalu menurunkan ayat ini.

Ayat 2
Dalam kitab Al-Mukhtaarah, Adh-Dhiya meriwayatkan sebuah riwayat dari
Ibnu Umar dari Umar Ibnul-Khaththab yang berkata, Rasulullah berkata kepada
Hafshah, Janganlah beritahukan saya kepada siapap pun bahwa Ummu Ibrahim
haram bagi saya untuk menyentuhnya kembali. Rasulullah kemudian memang
tidak lagi menggaulinya hingga Hafshah membocorkan ucapan Rasulullah tersebut
kepada Aisyah. Lalu Allah menurunkan ayat, Sungguh, Allah telah mewajibkan
kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu,
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Abu
Hurairah yang berkata, Suatu ketika Rasulullah menggauli Maria, seorang budak
wanitanya, di rumah Hafshah. Tiba-tiba Hafshah muncul dan mendapati Maria
tengah bersama Rasulullah. Hafshah lalu berkata, Wahai Rasulullah, kenapa harus
di rumah saya, tidak di rumah istri-istri engkau yang lain? Rasulullah lalu berkata,
Wahai Hafshah, mulai saat ini haram bagi saya untuk menyentuhnya kembali.
Rahasiakanlah ucapan saya ini dari siapa pun. Akan tetapi, ketika Hafshah keluar
dan bertemu dengan Aisyah, ia lantas membocorkannya. Allah lalu menuruhnkan
ayat 1, Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah
bagimu?...
Al-Bazzar meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas yang
berkata, Ayat 1, Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan
Allah bagimu?... diturunkan berkenaan dengan budak wanita Rasulullah.
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas
yang berkata, Suatu ketika, Rasulullah meminum madu di rumah Sauda. Ketika
beliau pergi ke rumah Aisyah, Aisyah berkata, Saya mencium bau (yang kurang
sedap) dari mulut engkau. Ucapan yang sama juga disampaikan Hafshah ketika
Rasulullah pergi ke rumahnya. Rasulullah lalu berkata, Saya kira, bau tersebut
berasal dari minuman yang saya minum di rumah Saudah. Demi Allah, saya tidak
akan meminumnya lagi. Setelah itu, turunlah ayat 1, Wahai Nabi! Mengapa
engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?...
Riwayat terakhir ini memiliki penguat, yaitu riwayat yang terdapat di Shahih

217
Bukhari dan Shahih Muslim. Mengomentari hal tersebut, Ibnu Hajar berkata, Ada
kemungkinan ayat ini turun berkenaan dengan kedua hal tersebut.
Ibnu Saad meriwayatkan dari Abdullah bin Rafi yang berkata, Saya pernah
menanyakan kepada Ummu Salamah tentang sebab turunnya ayat 1, Wahai Nabi!
Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu?... Ia lalu
berkata, Saya memiliki sekaleng kecil madu putih. Rasulullah menyukainya sehingga
beliau terkadang menyendokkannya ke mulut. Suatu ketika, Aisyah berkata kepada
beliau, Memakan madu tersebut seperti memakan urfuth (sejenis rerumputan).
Akibatnya, Rasulullah lantas mengharamkan dirinya untuk memakannya. Tidak
lama kemudian turunlah ayat ini.
Harits bin Usamah juga meriwayatkan dalam Musnadnya dari Aisyah yang
berkata, Tatkala Abu Bakar bersumpah tidak akan memberi nafkah lagi pada
Misthah, Allah lalu menurunkan ayat 2, Sungguh, Allah tekah mewajibkan
kepadamu membebaskan diri dari sumpahmu Setelah itu, Abu bakar kembali
menafkahinya. Riwayat ini sebab turunnya sangat aneh.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Turunnya ayat
1, Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah
bagimu?... Berkenaan dengan seorang wanita yang menghibahkan dirinya kepada
Rasulullah.
Riwayat diatas juga sangat ganjil dan sanadnya lemah.

Ayat 5
Tentang sebab turunnya ayat ini telah dikemukakan sebelumnya, yaitu ucapan
Umar ibnul-Khaththab dalam surah Al-Baqarah.

SURAT AL-QALAM

Ayat 2
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Jarir yang berkata, Mereka (orang-
orang kafir Quraisy) mengatakan bahwa Nabi saw adalah seorang yang gila.
Selanjutnya, mereka juga mengatakan bahwa beliau adalah setan. Sebagai
responnya, turunlah ayat ini.

Ayat 4
Abu Nuaim dalam kitab Ad-Dalail dan Imam Al-Wahidi dengan sanadnya
sendiri meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, Tidak ada seorang pun yang lebih
baik akhlaknya dari Rasulullah. Tidak ada seorang pun, baik dari sahabat maupun
keluarga beliau yang memanggil (meminta bantuan) melainkan beliau akan

218
mengiyakannya. Itulah sebabnya Allah kemudian menurunkan ayat ini.

Ayat 10-11 dan 13


Tentang sebab turunnya ayat, Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang
suka bersumpah dan suka menghina, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Suddi
bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Al-Akhnas bin Syuraik.
Ibnul Mundzir meriwayatkan riwayat senada dari Al-Kalbi.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Mujahid yang berkata, Ketika turun
ayat, Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka
menghina, suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah, Kami belum
mengetahui siapa yang dimaksud oleh ayat itu hingga selanjutnya turun ayat, Yang
betabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya. Barulah setelah itu kami
mengetahui bahwa ia adalah AL-Aswad ibn Abdi Yaghuts, seorang yang memiliki
daun telinga seperti daun telinga kambing.

Ayat 17
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Juraij bahwa pada saat Perang Badar,
Abu Jahal berkata, Hancurkan mereka lalu ikat saja mereka dengan tali. Tidak usah
kalian bunuh seorang pun dari mereka! Setelah itu, turunlah ayat, Sesungguhnya
kami telah mencobai mereka (musyrikin Mekkah) sebagaimana kami telah
mencobai pemilik-pemilik kebun, yang menggambarkan (Kepongahan Abu
Jahal), yaitu seakan-akan mereka bisa berbuat sekehendak hatinya terhadap kaum
muslimin, persis seperti kepongahan para pemilik kebun yang merasa berkuasa
penuh terhadap kebunnya.

SURAT AL-HAAQQAH

Ayat 12
Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim dan Al-Wahidi meriwayatkan dari Buraidah yang
berkata, Suatu ketika, Rasulullah berkata kepada Ali bin Abi Thalib, Sesungguhnya
saya diperintahkan untuk mendekatkan engkau, sebaliknya tidak menjauhkan
engkau, serta mengajar engkau supaya menjadi ingat. Orang seperti engkau
memang pasti akan selalu ingat (terhadap apa yang disampaikan). Selanjutnya,
turunlah ayat, agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.

SURAT AL-MAARIJ

Ayat 1
Tentang sebab turunnya ayat ini, Imam An-Nasai dan Ibnu Abi Hatim

219
meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Ia (orang yang bertanya itu) adalah
Nadhar bin Harits. Orang ini pernah berkata, Ya Allah, jika memang hal ini (seruan
Muhammad ini) adalah benar dari sis-Mu maka curahkanlah kepada kami hujan
batu.
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Suddi yang berkata, Ayat ini turun
di Mekkah; berkenaan dengan Nadhar bin Harits yang berkata, Ya Allah, jika
memang hal ini (seruan Muhammad ini) adalah benar dari sis-Mu Nadhar ini
lantas menemui ajalnya pada Perang Badar.

Ayat 2
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Al-Hasan yang berkata, Ketika turun ayat 1,
Seseorang yang bertanya tentang azab yang pasti terjadi, orang orang berkata,
Kepada siapakah azab tersebut dimaksudkan? Allah lalu menurunkan ayat ini.

SURAT AL-JINN

Ayat 1
Imam Bukhari dan At-Tirmidzi dan yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas
yang berkata, Rasulullah tidak pernah sekalipun membacakan Al-Quran (secara
khusus) kepada bangsa jin dan tidak pula pernah melihat mereka. Akan tetapi,
pada suatu ketika beliau bersama beberapa orang sahabat bermaksud pergi ke
pasar Ukaz. Ketika itu, para jin sudah tidak dapat lagi mendengarkan berita-berita
langit. Setaip kali mereka berusaha (mencuri-curi dengar) maka mereka langsung
diburu oleh panah-panah api. Ketika para jin itu kembali kepada kaumnya, mereka
lalu berkata, Hal ini (terhalangnya kita dari berita langit) tidak lain karena sesuatu
telah terjadi. Oleh karena itu, berpencarlah kalian ke seluruh penjuru bumi ini untuk
mencari tahu apa gerangan yang telah terjadi. Jin-jin itu pun lantas berpencar ke
berbagai penjuru.
Setelah melanglang buana beberapa lama, kelompok jin yang baru kembali
daro daerah Tihamah lantas bertemu dengan Rasulullah. Ketika itu, beliau dan
para sahabat tengah melaksanakan Shalat Subuh. Ketika mereka mendengarkan
bacaan Al-Quran, mereka lantas saling berkata, Demi Allah, inilah dia yang
telah menghalangi kalian dari mendengar berita-berita langit. Setelah selesai
mendengarkan, mereka pun lantas kembali ke kaumnya dan berkata, Kami telah
mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Quran). Allah lalu menurunkan
kepada Nabi Saw, Katakanlah (Muhammad), Telah diwahyukan kepadaku
Artinya, Allah mewahyukan kepada beliau ucapan kaum jin tersebut.

220
Ibnul Jauzi, dalam kitabnya shafwatu Ash-Shafwah, meriwayatkan dengan
sanadnya sendiri dari Sahal bin Abdillah yang berkata, Suatu hari, saya berada
di dekat bekas pemukiman kaum Ad terdahulu. Tiba-tiba, saya melihat sebuah
perkampungan di permukaan tanah lapang yang berlubang. Di tengah-tengahnya
terdapat sebuah istana dari batu yang berlubang atap dan pintunya. Di lubang itu
banyak jin yang bermukim. Saya lantas masukke istana itu untuk mencari tahu (ada
apa didalamnya). Tiba-tiba, saya melihat seorang tua yang berbadan sangat besar
tengah shalat menghadap Kabah. Orang tua itu memakai jubah dari wol yang
sangat lembut.
Saya tidak begitu kaget melihat badannya yang besar. Saya justru lebih
terheran-heran dengan lembutnya jubah yang ia kenakan. Ketika saya member
salam kepada orang tua itu, ia pun lalu menjawab salam saya. Ia lantas berkata,
Wahai Sahal, sesungguhnya bukan badan yang mebuat pakaian seseorang
lusuh. Akan tetapi, yang membuatnya lusuh dan using adalah uap-uap dosa dan
makanan haram. Sesungguhnya jubah ini telah melekat di tubuh saya selama
tujuh ratus tahun. Dengan jubah inilah saya telah bertemu dengan Nabi Isa
a.s. dan Muhammad saw. Lalu beriman kepada keduanya. Saya lantas berkata,
Siapa engkau? Ia menjawab, Saya adalah jin yang tentangnya diturunkan ayat,
Katakanlah (Muhammad), Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin
telah mendengarkan (bacaan), lalu mereka berkata, Kami telah mendengarkan
bacaan yang menakjubkan (Al-Quran).

Ayat 6
Ibnul Mundzir, Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh dakam kitab Al-Azhamah,
meriwayatkan dari Kardam bin Abi Saib Al-Anshari yang berkata, Suatu ketika,
saya pergi ke Madinah bersama ayah saya untuk suatu keperluan. Di saat itu,
Rasulullah baru memulai dakwahnya di Mekkah. Dalam perjalanan itu, kami lantas
menumpang tidur di kemah seorang penggembala kambing. Di tengah malam,
tiba-tiba datang seekor serigala yang langsung membawa lari seekor kambing yang
sedang mengandung. Melihat hal itu, si penggembala langsung meloncat untuk
mengejar seraya berkata, Wahai penguasa lembah, saya adalah tetanggamu!
Tiba-tiba terdengar sebuah suara yang kami tidak melihat siapa sumbernya,
Wahai Sarhan, kembalikan kambing itu! tidak lama kemudian, kambing yang
dibawa lari itu terlihat berjalan kearah kemah dalam kondisi lemah dan langsung
masuk kembali ke kandang. Allah lalu menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya di
Mekkah, yaitu, Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan

221
manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, tetapi
mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.
Ibnu Saad meriwayatkan dari Abu Raja Al-Atharidi, seorang yang berasal
dari suku Tamim, yang berkata, Ketika Rasulullah diutus, saya telah menunaikan
tanggung jawab dan perhatian saya terhadap keluarga. Tatkala beliau berhijrah,
saya dan keluarga mengungsi dari perkampungan kami. Kami lalu sampai di
sebuah padang pasir. Menurut kebiasaan kami, jika kami ingin bermalam di tempat
seperti itu maka orang yang paling tua diantara kami berkata, Kami berlindung
kepada jin penguasa penguasa lembahini pada malam ini. Pada saat itu, kami pun
juga mengucapkan kata-kata tersebut. Seseorang lalu mengatakan kepada kami
bahwa jalan keselamatan itu adalah menyatakan bahwa tiada tuhan selain Allah
dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah swt.. siapa yang mengakui hal
ini maka jiwa dan hartanya tidak akan diganggu. Ketika kami kembali, kami lalu
masuk Islam.
Abu Raja berkata, Saya sangat yakin bahwa berkenaan dengan, saya dan para
sahabat saya itulah turun ayat, Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki
dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari
jin, tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.
Al-Kharaiti meriwayatkan dalam kitab Hawaatif al-jann, Abdullah bin
Muhammad Al-Balwa berkata dari Umarah bin Zaid dari Abdullah bin Ala dari
Muhammad bin Ikbir dari Said bin Jabir bahwa ada seorang laki-laki dari Bani
Tamim yang bernama Rafi bin Umair. Laki-laki ini pernah menceritakan asal mula
ia masuk Islam, yaitu sebagai berikut, Pada suatu malam, saya berjalan melewati
sebuah padang pasir. Tiba-tiba , saya diserang rasa kantuk yang sangat hebat
sehingga saya turun dan menambatkan unta saya untuk selanjutnya langsung tidur.
Sebelum tidur, saya telah terlebih dahulu mengucapkan, Saya berlindung kepada
jin penguasa lembah ini. Saya lalu bermimpi melihat seorang laki-laki yang ingin
menyembelih unta saya. Melihat hal itu, saya langsung terbangun dengan kaget.
Ketika saya melihat ke kiri dan kekanan, saya tidak melihat seorang pun. Saya pun
lantas berkata, Ini Cuma mimpi.
Saya lalu kembali berbaring dan tidur. Tetapi, saya kembali mengalami mimpi
yang sama. Saya langsung bangun untuk kedua kalinya dan ketika itulah saya
melihat unta saya tengah meronta-ronta. Ketika saya menoleh, tiba-tiba saya
melihat seorang laki-laki seperti yang saya lihat dalam mimpi tengah memegang
sebilah pisau belati di tangannya. Saya juga melihat ia tengah berkelahi dengan
seseorang yang tua yang tengah memegang tangan laki-laki itu sambil berusaha

222
mencegahnya mendekati unta saya. Pada saat mereka tengah berkelahi itu, tiba-
tiba kelular tiga ekor sapi liar. Orang tua itu lantas berkata kepada laki-laki tersebut,
Ambillah salah satu yang engkau inginkan dari sapi-sapi itu lalu pergilah. Anggap
saja sapi itu sebagai ganti dari unta teman saya yang dari golongan manusia itu.
Laki-laki itu pun lantas mengambil salah satu sapi dan selanjutnya pergi.
Setelah laki-laki itu pergi, orang tua tadi lantas menoleh kearah saya dan
berkata, Apa yang kami perbuat tadi! Jika engkau singgah di salah satu lembah dan
merasa takut akan diganggu, maka ucapkanlah, Saya berlindung dengan Tuhan
Muhammad dari gangguan penghuni lembah ini. Jangan sekali-kali meminta
perlindungan dari jin karena mereka sudah tidak memiliki kekuasaan apa-apa lagi.
Saya lalu berkata, Siapa Muhammad itu? Orang tua itu menjawab, Seorang Nabi
Arab yang tidak di Timur dan tidak pula di Barat. Beliau diutus menjadi Nabi pada
hari Senin. Saya lalu berkata, Dimanakah ia tinggal? orang itu menjawab, Di
Yatsrib, yaitu suatu daerah yang banyak ditumbuhi pohon kurma.
Pada pagi harinya, saya langsung naik keatas unta dan melanjutkan perjalanan.
Akan tetapi, kali ini saya bermaksud mencari kota Yatsrib. Ketika sampai di kota itu
dan Rasulullah melihat saya, beliau pun langsung menceritakan apa yang telah saya
alami, sebelum saya sendiri sempat menceritakannya. Beliau kemudian mengajak
saya masuk Islam dan saya pun menyetujuinya.
Said bin Jabir berkata, Menurut hemat kami, berkenaan dengan laki-laki
inilah diturunkannya ayat, Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari
kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin,
tetapi mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat.

Ayat 16
Tentang sebab turunnya ayat ini, diriwayatkan dari Muqatil bahwa ia
diturunkan berkenaan dengan orang-orang kafir Quraisy, ketika hujan tidak turun
tujuh tahun lamanya.

Ayat 18
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas yang berkata,
Wahai Rasulullah, izinkanlah kami shalat bersama engkau di masjidmu. Allah lalu
menurunkan ayat ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Said bin Jabir yang berkata, Para jin berkata,
Wahai Rasulullah, bagaimana kami akan datang ke masjidmu sementara kami
jauh darimu? Atau, bagaimana kami akan shalat bersamanu sementara kami jauh
darimu? Allah lalu menurunkan ayat ini.

223
Ayat 22
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Hadhrami bahwa seseorang menyampaikan
kepadanya, Ada salah seorang pembesar dari golongan jin yang memiliki banyak
pengikut berkata, Sesungguhnya yang diinginkan oleh Muhammad adalah
agar Allah melindunginya (dari azab-Nya), padahal kalau ia mau maka saya
dapat melindunginya. Allah lalu menurunkan ayat, Katakanlah (Muhammad),
Sesungguhnya tidak ada sesuatu pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah

SURAT AL-MUZZAMMIL

Ayat 1
Al-Bazzar dan Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang sangat lemah
dari Jabir yang berkata, Suatu hari, orang-orang Quraisy berkumpul di Dar An-
Nadwah (balai pertemuan mereka). Di antara mereka lalu berkata, Lekatkanlah
gelar yang buruk pada laki-laki ini (Muhammad) yang akan membuat orang-orang
menjauh darinya! Sebagian lagi lalu berkata, Dukun! Akan tetapi, yang lain
membantah, Ia bukan dukun! Sebagian lagi berkata, Orang gila! Akan tetapi,
yang lain membantah, Ia tidak gila! Sebagian berkata, Tukang Sihir! Akan tetapi
yang lain membantah, Ia juga bukan tukang sihir!
Ucapan-ucapan mereka itu lantas didengar oleh Nabi Saw beliau lantas
menyelimuti dirinya dengan kain. Malaikat Jibril lalu datang dan menyampaikan
wahyu, Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! (Al-Muzzammil: 1). Wahai
orang-orang yang berkemul ( berselimut)! (Al-Muddatstsir: 1)
Tentang sebab turunnya ayat, Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibrahim An-NakhaI yang berkata, Ayat ini turun
ketika Nabi saw (berkemul) di dalam selimut berbulu.

Ayat 2
Imam Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, Ketika turun ayat,
Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk shalat) pada malam
hari, kecuali sebagian kecil, mereka (Nabi saw dan para sahabat) terus melakukan
shalat malam tanpa henti hingga kaki-kaki mereka menjadi bengkak. Allah lalu
menurunkan ayat 20 surah Al-Muzzammil, karena itu baclah apa yang mudah
(bagimu) dari Al-Quran,
Ibnu Jarir meriwayatkan hadits serupa dengan diatas dari Ibnu Abbas dan
lainnya.

SURAT AL-MUDDATSTSIR

224
Ayat 1
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad
saw bersabda, Saya menyendiri di Gua Hira selama sebulan. Setelah selesai,
saya lalu bermaksud turun ke bawah. Ketika berada di pertengahan bukit, tiba-
tiba sebuah suara memanggil, tapi saya tidak melihat seorang pun. Akan tetapi,
tatkala saya mengangkat kepala, tiba-tiba terlihat malaikat6 yang sebelumnya
mendatangi saya. Saya langsung bergegas pulang. Sesampainya di rumah, saya lalu
berkata, Selimuti saya! Allah lalu menurunkan ayat, Wahai orang yang berkumul
(berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan!

Ayat 1-7
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Ibnu
Abbas bahwa suatu hari Walid ibnul-Mughirah membuat jamuan untuk orang-
orang Quraisy. Tatkala mereka tengah makan, walid berkata, Apa pendapat
kalian terhadap laki-laki ini (Muhammad)? Sebagian lalu berkata, Tukang sihir!
Akan tetapi, yang lain membantah, Ia bukan tukang sihir Sebagian lagi berkata,
Seorang dukun! Akan tetapi yanglain membantah, Ia bukan dukun! Sebagian
berkata, Seorang penyair! tetapi, lagi-lagi yang lain menyangkal, Ia bukan
penyair Sebagian yang lain berkata, Apa yang dibawanya itu (Al-Quran) adalah
sihir yang dipelajari (dari orang-orang terdahulu).
Tatkala Rasulullah mendengar ucapan-ucapan itu beliau langsung merasa
sedih. Beliau lantas menutup kepalanya serta menyelmiuti tubuhnya dengan
selimut. Allah lalu menurunkan ayat, Wahai orang yang berkemul (berselilmut)!
Bangunlah, lalu berilah peringatan! hingga ayat 17, Dan karena Tuhanmu,
bersabarlah.

Ayat 11
Imam Al-Hatim meriwayatkan satu riwayat yang dinilainya shaih dari Ibnu
Abbas, Suatu ketika, Walid ibnu;-Mughirah mendatangi Rasulullah. Beliau lantas
membacakan beberapa potong ayat Al-Quran kepadanya. Hati Walid terlihat
seperti tersentuh (terpengaruh) dengan ayat-ayat tersebut. Ketika kajadian itu
didengar oleh Abu Jahal, ia langsung mendatangi Walid dan berkata, Wahai
Paman, sesungguhnya kamu bermaksud mengumpulkan uang untuk diberikan
kepadamu. Sesungguhnya engkau mendatangi Muhammad dengan maksud untuk
menentang/merintangi apa (yang telah kita sepakati) sebelumnya.
Mendengar hal itu, Walid lalu menjawab, Sesungguhnya seluruh orang Quraisy
mengetahui bahwa saya adalah orang yang paling kaya di antara mereka. Abu

225
Jahal lantas berkata, Jika demikian, ucapkanlah sesuatu yang menunjukkan kepada
kaummu bahwa engkau mengingkari seruan Muhammad dan membencinya.
Walid lalu menjawab, Akan tetapi, apa yang harus saya katakana? Demi Allah,
apa yang doucapkannya itu tidak sedikitpun menyeru[ai hal-hal tadi (syair, sajak,
puisi dan lainnya). Demi Allah, kata-kata yang diucapkannya itu sungguh menawan
dan menarik hati. Apa yang dikatakannya itu bersinar diatasnya dan bercahaya di
bawahnya. Kata-kata tersebut maha agung, tidak ada yang dapat menandinginya.
Ia juga melibas habis apa yang ada dibawahnya!
Mendengar ucapan Walid itu, Abu Jahal menjawab, Sungguh kaummu belum
akan tenang sampai engkau mengucapkan sesuatu (yang mn\encela Muhammad).
Walid lalu berkata, Beri saya kesempatan untuk memikirkannya. Setelah berfikir
lama, tiba-tiba Walid berkata, Ini adalah sihir yang dipelajarinya dari orang lain!
Tidak lama kemudian, turunlah ayat, Biarkanlah aku (yang bertindak) terhadap
orang yang aku sendiri telah menciptakannya.
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan riwayat yang serupa dari yang
lainnya.

Ayat 30
Ibnu Abi Hatim dan Al-Baihaqi dalam kitab Al-Bats meriwayatkan dari Al-
Barra bahwa beberapa orang Yahudi menanyakan kepada salah seorang sahabat
Nabi Saw tentang para penjaga neraka. Sahabat tersebut lantas datang kepada
Nabi Saw untuk menanyakannya. Pada saat itu juga turun ayat ini.

Ayat 31
Dari Abu Ishaq diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Jahal berkata, Wahai
sekalian warga Quraisy, Muhammad menyatakan bahwa bala tentara Allah yang
nantinya akan mengazab kalian di neraka berjumlah Sembilan belas, sementara
kalian berjumlah sangat banyak. Mungkikah seratus orang dari kalian tidak mampu
menghadapi satu dari mereka! Allah lalu menurunkan ayat ini.
Riwayat yang mirip dengan diatas juga diriwayatkan oleh Qatadah.
Diriwayatkan dari Suddi, Ketika turun ayat 30, Di atasnya ada Sembilan belas
(malaikat penjaga), seorang laki-laki dari Quraisy bernama Abu Asydaq berkata,
Wahai orang-orang Quraisy, janganlah kalian merasa gentar dengan Sembilan
belas malaikat tersebut.
Dengan bahu kanan saya ini saja saya akan mengatasi sepuluh dari mereka,
sementara yang Sembilan lagi dengan bahu kiri. Allah lalu menurunkan ayat ini.

226
Ayat 52
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Suddi yang berkata, Mereka (orang-orang
kafir Quraisy) berkata, Sekiranya Muhammad memang benar maka bisakah ia
mendatangkan, ketika kita bangun dari tidur di pagi hari, sebuah lembaran yang di
dalamnya tercantum ayat ini.

SURAT AL-QIYAMAH

Ayat 16
Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Sebelumnya, jika
turun wahyu maka Rasulullah langsung menggerakkan lidahnya dengan maksud
segera menghafalnya. Allah lalu menurunkan ayat ini.

Ayat 34-35
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Ufi dari Ibnu Abbas yang berkata, Ketika
turun ayat 30,Di atasnya ada Sembilan belas (malaikat penjaga), Abu Jahal berkata
kepada orang-orang Quraisy, Celaka kalian! Ibnu Abi Kabsyah mengatakan kepada
kalian bahwa para penjaga jahannam itu berjumlah Sembilan belas, sementara
kalian adalah orang-orang yang paling kuat. Mungkinkah sepuluh orang dari
kalian tidak mampu mengalahkan satu dari penjaga jahannam itu?! Rasulullah lalu
mengatakan kepadanya, Celakalah kamu! Maka Celakalah! Sekali lagi, Celakalah
kamu (manusia)! Maka celakalah!
Imam An-NasaI meriwayatkan dari Said bin Jabir bahwa ia pernah bertanya
kepada Ibnu Abbas tentang ayat, Celakalah kamu! Maka Celakalah! Sekali lagi,
Celakalah kamu (manusia)! Maka celakalah! yaitu apakah ucapan itu berasal dari
Nabi Saw sendiri ataukah Allah yang menyuruh beliau mengucapkannya. Ibnu
Abbas menjawab, Ucapan nitu pertama kali berasal dari Nabi Saw lalu Allah
menurunkannya (kata-kata yang sama).

SURAT AL-INSAN

Ayat 8
Tentang ayat, dan orang yang ditawan, Ibnul Mundzir meriwayatkan
dari Ibnu Jarir yang berkata, Rasulullah tidak pernah memiliki tawanan dari kaum
muslimin. Akan tetapi, ayat ini turun berkenaan dengan tawanan-tawanan dari
kaum musyrik yang berada di tangan beberapa sahabat. Ketika ayat ini turun,
Rasulullah lalu menyuruh mereka memperlakukan tawana itu dengan baik.

Ayat 20

227
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ikrimah yang berkata, Suatu ketika, Umar
datang menemui Nabi Saw ia lalu menemukan beliau berbaring di atas tikar dari
pelapah kurma kering sehingga garis-garis pelepah tersebut membekas pada
bagian rusuk beliau. Melihat hal itu, Umar langsung menangis. Rasulullah lalu
berkata, Apa yang membuat engkau menangis, Hermes dan kerajaannya, serta
penguasa Habasyah dengan kekuasaannya, sementara engkau, utusan Allah, hanya
tidur di atas pelepah kurma! Rasulullah lalu bersabda, Tidakkah engkau rela jika
mereka mendapatkan dunia sementara kita mendapatkan akhirat?! Allah lalu
menurunkan ayat, Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan
melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaann yang besar.

Ayat 24
Abdurrazzaq, Ibnu Jarir dan Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Qatadah yang
berkata, Diinformasikan keapda saya bahwa suatu ketika Abu Jahal berkata, Jika
nanti saya menemukan Muhammad tengah melakukan shalat, niscaya aku akan
injak kepalanya! Allah lalu menurunkan ayat, dan janganlah engkau ikuti orang
yang berdosa dan orang yang kafir dintara mereka.

SURAT AL-MURSALAT

Ayat 48
Tentang ayat ini, Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Mujahid bahwa ia turun di
Tsaqif.

SURAT AN-NABA

Ayat 1-2
Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim meriwayatkan dari al-Hasan yang berkata, ketika
Muhammad saw. diutus sebagai rasul mereka (orang-orang kafir) bertanya tentang
berita yang dibawa rasul (Qiyamah). Allah lalu menurunkan Ayat ini S.78:1,2).

SURAT AN-NAZIAT

Ayat 10 dan 13
Said bin Mansyur meriwayatkan dari Muhammad bin Kab yang berkata,
ketika turun firman Allah S.79:10 sebagai keterangan kepada Rasulullah yang
terdengar oleh kaum kuffar Quraisy berkata: Kalau kita dihidupkan kembali
sesudah mati, kita sunguh-sungguh akan berada dalam kerugian. Allah lalu
menurunkan ayat ini.

228
Ayat 42
Al-Hakim dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, Rasulullah
sering ditanya tentang kapan terjadinya hari kiamat hingga turunlah aya, Mereka
(orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat; kapan
terjadinya? Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (An-Naziat: 42-44)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Juwaibir dari Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas
bahwa orang-orang musyrik Mekkah sering bertanya kepada Rasulullah, dalam
rangka mengejek, Kapan terjadinya Kiamat itu? Allah lantas menurunkan ayat ini
hingga menyinggung permasalahan hari kiamat hingga turunlah ayat, Untuk apa
engkau perlu menyebutkannya (waktunya)? Kepada Tuhannmulah (dikembalikan)
kesudahannya (ketentuan waktunya). (An-Naziat: 43-44)
Ibnu Hatim juga meriwayatkan hal senada dari Urwah.

SURAT ABASA

Ayat 1
Imam at-Tirmidzi dan al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah yang berkata, Ayat
ini diturunkan berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yang buta yang datang
kepada Rasulullah saw. sambil berkata: Berilah nasihat kepadaku ya Rasulullah.
Bertepatan saat itu Rasulullah tengah berbincang dengan seorang pembesar kaum
musyrik. Rasulullah mengabaikan permintaan sahabat tersebut, sebaliknya beliau
melanjutkan perbincangannya dengan pembesar musyrik tersebut. Beliau antara
lain berkata kepada pembesar musyrik itu, Apakah ada yang salah dari seruan
saya? Orang itu menjawab, Tidak. Tidak lama berselang, turunlah ayat ini.
Abu Yala meriwayatkan hal serupa dari Anas

Ayat 17
Berkenaan dengan ayat ini, Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ikrimah yang
berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan Utbah bin Abi Lahab, yaitu ketika
berkata, Saya mengingkari Tuhan (yang telah menciptakan) bintang.

SURAT AT-TAKWIR

Ayat 29
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Sulaiman bin Musa yang
berkata, Tatkala turun ayat 28, (yaitu) bagi siapa diantara kamu yang menghendaki
menempuh jalan yang luruh. Abu Jahal berkata, Jadi, permasalahan ini tergantung
sepenuhnya pada kita. Jika kita mau, maka kita dapat saja berjalan di jalan yang
lurus. Sebaliknya, kita tidak akan berjalan diatasnya jika kita tidak menghendakinya.

229
Allah lalu menurunkan ayat ini.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan riwayat yang serupa dari Baqiyyah dari Amru
bin Muhammad dari Zaid bin Aslam dari Abu Hurairah.
Ibnul Mundzir juga meriwayatkan riwayat serupa dari Sulaiman dari Qasim bin
Mukhaimarah.

SURAT AL-INFITHAR

Ayat 6
Berkenaan dengan ayat ini Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah yang
berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan Ubai bin Khalaf.

SURAT AL-MUTHAFFIFIN

Ayat 1
Imam An-Nasai dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih meriwayatkan dari
Ibnu Abbas yang berkata, Ketika Nabi Saw. Baru saja tiba dimadinah, orang-orang
disana masih sangat terbiasa mengurangi timbangan (dalam jual beli). Allah lantas
menurunkan ayat ini. Setelah turunnya ayat ini, mereka selalu menepati takaran
dan timbangan.

SURAT ATH-THARIQ

Ayat 5
Berkenaan dengan ayat ini, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah yang
berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan tindakan Abi Asyad yang suatu ketika
berdiri di atas sebuah gundukan tanah lalu berkata (dengan angkuh), Wahai
sekalian warga Quraisy, siapa yang bisa menurunkan saya dari tempat ini maka saya
akan memberinya ini dan itu! Orang ini juga berkata, Sesungguhnya Muhammad
mendakwahkan bahwa penjaga jahannam itu berjumlah Sembilan belas. Saya akan
mengatasi sepuluh dari mereka sementara tugas kalian hanya mengatasi yang
Sembilan lagi.

SURAT AL-ALA

Ayat 6
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Pada
waktunya, jika malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi Saw, maka belum
selesai Jibril membacakannya Nabi Saw telah langsung membaca bagian awalnya.
Hal itu disebabkan beliau takut akan terlupa. Allah lalu menurunkan ayat ini.

230
Diantara rankaian perawi hadits ini terdapat Juwaibir yang dianggap lemah.

SURAT AL-GHASYIYAH

Ayat 17
Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Qatadah yang berkata,
Tatkala Allah menginformasikan sifat-sifat surga, orang-orang yang sesat menjadi
terheran-heran. Allah lalu menurunkan ayat ini.

SURAT AL-FAJR

Ayat 27
Berkenaan dengan ayat ini, Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Buraidah yang
berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan Hamzah.
Dari Juwaibir dari Adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas juga diriwayatkan bahwa
Rasulullah pernah bersabda, Siapa yang membeli sumur Ruumat yang dengannya
ia mendapatkan airnya yang tawar maka Allah akan mengampuninya. Utsman bin
Affan lantas membeli sumur itu. Rasulullah lalu berkata, Apakah engkau bersedia
menjadlikannya sumur umum (tempat semua orang mengambil air)? Utsman
menjawab, Ya terhadap sikap Utsman ini, Allah menurunkan ayat, Wahai jiwa
yang tenang!

SURAT AL-LAIL

Ayat 21
Ibnu Abi Hatim dan yang lainnya meriwayatkan dari Al-Hakam bin Aban dari
Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa ada seorang laki-laki kaya yang memiliki sebatang
kurma yang dahannya menjulur ke pekarangan rumah seorang laki-laki fakir yang
memiliki banyak anak. Jika laki-laki itu datang ke rumahnya, ia sering memanjat
pohon kurma tadi untuk mengambil buahnya. Tetapi, terkadang beberapa butir
kurma tersebut jatuh ke tanah lalu anak-anak orang fakir itu mengambilnya. Akan
tetapi, jika laki-laki kaya itu melihatnya, ia segera turun lantas merenggutnya
kembali kurma yang telah dipegang oleh anak-anak itu. Bahkan, apabila kurma itu
telah berada didalam mulut anak itu, maka ia juga tak segan-segan memasukkan
jarinya ke mulut mereka untuk mengambilnya kembali.
Laki-laki fakir itu lantas mengadukan tindakan tetangganya tersebut kepada
Rasulullah. (Setelah mendengar pengaduannya), Rasulullah lantas menyuruhnya
pulang ke rumah. Suatu hari, Rasulullah bertemu dengan pemilik kurma tersebut.
Beliau lalu berkata, Berikanlah kepada saya pohon urmamu yang dahannya menjulur

231
ke rumah si Fulan dan sebagai imbalannya engkau akan mendapatkan sebatang
pohon di surga. Akan tetapi, laki-laki itu menjawab, Saya ingin memberinya
karena saya memiliki banyak pohon kurma. Akan tetapi, diantara semuanya tidak
ada yang paling saya sukai buahnya daripada pohon yang satu ini. Setelah berkata
demikian, laki-laki itupun berlalu. Ketika itu, ia sempat berpapasan dengan seorang
laki-laki yang sempat mendengarkan percakapannya dengan Rasulullah.
Laki-laki yang mendengarkan percakapan tadi lantas bergegas menemui
Rasulullah dan berkata, Wahai Rasulullah, apakah imbalan yang engkau janjikan
kepada laki-laki kaya tadi juga berlaku bagi saya jika saya berhasil mendapatkan
pohon kurma itu? Rasululah menjawab, ya. Laki-laki yang juga memiliki banyak
pohon kurma itu lantas berlalu dan segera menemui si pemilik kurma.
Setelah bertemu, si pemilik kurma berkata, Apa pendapatmu dengan ucapan
Muhammad yang menjanjikan akan member saya sebatang kurma di surga jika
saya mau memberikan kurma saya yang condong ke rumah si fulan? Akan tetapi,
saya menanggapinya seraya berkata, Saya ingin memberinya karena saya memiliki
banyak pohon kurma. Akan tetapi saya sangat menyukai buah pohon yang satu
itu. Laki-laki yang datang itu lalu berkata, Apakah engkau bersedia menjualnya?
laki-laki kaya menjawab, Tidak, kecuali jika saya diberi apa yang saya mau.
Sementara itu, saya tidak yakin ia akan memberinya. Laki-laki tadi berkata lagi,
Berapa imbalan yang engkau inginkan? Si pemilik kurma menjawab. Empat
puluh batang kurma.
Mendengar ucapannya itu, laki-laki yang datang itu berkata, Pemintaanmu
itu sungguh terlalu tinggi. Setelah berkata demikian, laki-laki itu terdiam beberapa
saat sebelum akhirnya berkata, Baiklah, saya setuju membelinya dengan empat
puluh batang kurma. Sekarang, jika engkau sungguh-sungguh, panggillah saksi
jual belinya! laki-laki itu lantas memanggil beberapa orang kaumnya untuk
menjadi saksi transaksi tersebut. Setelah selesai, laki-laki tadi lantas datang kepada
rasululah dan berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya pohon kurma itu telah
menjadi milik saya dan saya sekarang memberikannya kepada engkau. Rasulullah
lantas datang ke rumah laki-laki miskin tadi lalu berkata, Pohon kurma ini sekarang
menjadi milikmu dan keluargamu. Allah lalu menurunkan ayat ini (Al-Lail: 1-21).
Ibnu Katsir mengatakan riwayat ini sangat ganjil.

Ayat 5
Al-Hakim meriwayatkan dari Amir bin Abdullah ibnu Az-Zubair dari bapaknya
yang berkata, Suatu ketika, Abu Quhafah berkata kepada anaknya, Abu Bakar Ash-

232
Shiddiq, Wahai anakku, saya melihatmu hanya memerdekakan budak-budak yang
lemah saja. Kenapa engkau tidak memerdekakan budak-budak yang kuat sehingga
mereka dapat menjadi penjaga dan penolong bagimu? Abu Bakar lalu menjawab,
Wahai ayah, yang saya harapkan hanyalah imbalan dari Allah. Terhadap tindakan
Abu Bakar itu, turunlah surah ini.

Ayat 17
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Urwah bahwa Abu Bakar telah
memerdekakan tujuh orang budak yang seluruhnya tengah dalam kondisi disiksa
(oleh majikannya) karena mengakui keesaan Allah swt.. terhadap tindakannya
inilah turunlah ayat 17, Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling
bertaqwa hingga akhir surah.

Ayat 19
Al-Bazzar meriwayatkan dari Ibnu Zubair yang berkata, Ayat 19, Dan tidak
ada seorangpun memberikan suatu nikmat padanya yang harus dibalasnya, hingga
akhir surah turun berkenaan dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq.

SURAT ADH-DHUHA

Ayat 1-3
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jundub yang berkata, Suatu
ketika, Rasulullah menderita sakit sehingga tidak melakukan shalat malam, satu atau
dua hari lamanya. Seorang wanita lantas mendatangi beliau dan berkata, Wahai
Muhammad, menurut saya hal itu disebabkan setan telah meninggalkanmu. Allah
lalu menurunkan ayat, Demi waktu dhuha (ketika matahri naik sepenggalah),
dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau
(Muhammad) dan tidak pula membencimu.
Said bin Manshur dan farayabi meriwayatkan dari Jundub yang berkata,
Suatu ketika, Jibril tidak turun kepada Nabi Saw untuk beberapa lama. Orang-
orang musyrik llau berkata, Sesungguhnya ia (Jibril) telah meninggalkanmu
Muhammad. Selanjutnya turun ayat ini.
Imam Al-Hakim meriwayatkan dari Zaid bin Arqam yang berkata, suatu ketika,
Jibril tidak turun kepada Rasulullah hingga beberapa hari lamanya. Ummu Jamil, istri
Abu Lahab, lantas berkata, Menurut saya, temanmu (Jibril) telah meninggalkanmu
dan benci kepadamu. Allah lalu menurunkan ayat ini.
Imam Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah dalam kitab musnadnya, demikian
pula Al-Wahidi dan lainnya dengan sanad yang di dalamnya ada seseorang yang

233
tidak diketahui meriwayatkan dari Hafsh bin Maisarah Al-Qurasyi dari ibunya dari
ibunya, Khaulah yang dahulu menjadi pelayan Nabi saw, berkata, Suatu ketika,
seekor anak anjing masuk ke rumah Rasulullah lalu masuk ke kolong tempat
tidurnya dan mati disana. Setelah itu, selama empat hari lamanya wahyu tidak
turun kepada Rasulullah. Beliau lalu berkata, Wahai Khaulah, apa yang telah
terjadi di rumah Rasulullah ini? Kenapa Jibril tidak datang? saya lalu berkata dalam
hati, Saya akan mencoba merapikan dan membersihkan bagian bawah tempat
tidur, saya lalu mengeluarkan dari sana bangkai anak anjing tersebut. Tidak lama
kemudian, Rasulullah datang dengan tubuh yang gemetar (tanda telah menerima
wahyu). Memang, jika wahyu turun maka tubuh beliau akan terlihat gemetar. Pada
saat itu, Allah menurunkan ayat ini.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, Kisah tentang terlambatnya Jibril turun
disebabkan keberadaan bangkai anak anjing ini popular di tengah-tengah
masyarakat, namun menjadikannya sebagai sebab turunnya ayat ini adalah aneh,
bahkan harus ditolak berdasarkan riwayat dalam Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abdullah bin Syidad bahwa suatu ketika Khadijah
berkata kepada Nabi Saw, Menurut saya, Tuhan engkau telahmenjauhimu. Allah
lalu menurnkan ayat ini.
Ibnu Jarir juga meriwayatkan dari Urwah yang berkata,Suatu ketika,
Jibril terlambat turun kepada Nabi saw sehingga beliau menjadi sangat gelisah.
Khadijah lalu berkata, Dari kegelisahan engkau saya melihat bahwa Tuhan telah
menjauhimu. Selanjutnya, turunlah ayat ini.
Kedua riwayat terakhir diatas berstatus mursal, namun para perawinya
terpercaya. Mengomentari hal tersebut, Al-hafizh Ibnu Hajar berkata, Menurut
hemat saya, kedua riwayat itu, yaitu tentang ucapan Ummu Jamil maupun khadijah,
adalah shahih. Artinya, keduanya memang mengucapkan kata-kata sedperti itu.
Akan tetapi bedanya Ummu jamil mengucapkannya dalam rangka mengejek Nabi
saw sementara Khadijah dalam rangka merasa kasihan kepada beliau.

Ayat 4
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dalam kitab al-Ausath dari Ibnu Abbas
yang berkata, Rasulullah bersabda, Telah diperlihatkan kepadaku daerah-daerah
yang nantinya akan diraih oleh Ummat Islam sepeninggalku kelak. Hal itu membuat
aku gembira. Allah lalu menurunkan ayat ini.

Ayat 5

234
Imam Al-Hakim, Al-Baihaqi dalam kitab Ad-Dalail, Ath-Thabrani dan yang
lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Telah diperlihatkan kepada
Rasulullah tempat-tempat yang nantinya akan ditaklukan oleh umat beliau, negri
per negri. Hal itu membuat Rasulullah gembira. Allah lalu menurunkan ayat ini.

SURAT AL-INSYIRAH

Ayat 6
Diriwayatkan bahwa ayat ini turun ketika kaum musyrikin menghina Umat
Islam karena kekafiran mereka.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan yang berkata, Tatkala turun ayat,
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Rasulullah lalu berkata,
Bergembiralah! Telah datang kelapangan pada kalian. Satu buah kesempitan tidak
akan mengalahkan dua buah kelapangan.

SURAT ATH-THIN

Ayat 5
Tentang sebabnya turun ayat ini, Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Ufi dari Ibnu
Abbas yang berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan beberapa orang di zaman
Rasulullah yang dipanjangkan umurnya hingga menjadi pikun. Orang-orang lalu
bertanya tentang (perkataan dan perbuatan) mereka ketika pikiran mereka telah
tidak berfungsi lagi. Allah lalu menerangkan bahwa mereka mendapat pemaafan.
Artinya, mereka hanya diganjar dari apa yang mereka kerjakan ketika pikiran
mereka masih sehat dan baik.

SURAT AL-ALAQ

Ayat 6
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata, Abu Jahal
berkata, Apakah kalian masih melihat Muhammad mencecahkan wajahnya ke
tanah (melakukan salat) dihadapan kalian? salah seorang menjawab, Ya. Abu
Jahal berkata, Demi al-Latta dan al-Uzza, sekiranya saya melihatnya melakukan
hal itu niscaya akan saya injak kepalanya dan saya benamkan wajahnya ke tanah.
Allah lalu menurunkan ayat, Sekali-kali tida! Sungguh, manusia itu benar-benar
melampaui batas.

Ayat 9
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, Suatu hari, ketika
Rasulullah bermaksud melaksanakan shalat, tiba-tiba Abu Jahal datang. Ia lalu

235
melarang melakukannya. Allah lalu menurunkan ayat, Bagaimana pendapatmu
tentang orang yang melarang seorang hamba ketika ia melaksanakan shalat,
hingga ayat 16, (Yaitu) ubun-ubun orang yan mendustakan dan durhaka.

Ayat 17-18
Imam At-Tirmidzi dan yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang
berkata, Suatu hari, ketika Rasulullah bermaksud melaksanakan shalat, tiba-
tiba Abu Jahal datang seraya berkata, Bukankah saya telah melarangmu
melakukannya. Rasulullah lantas menentangnya sehingga Abu Jahal berkata,
Engkau sungguh telah mengetahui bahwa tiada seorang pun di kota ini yang lebih
banyak pengikutnya disbanding saya. Allah lalu menurunkan ayat, Maka biarlah
dia memanggil golongannya (untuk menolongmu), kelak Kami akan memanggil
Malaikat Zabaniyah (penyiksa orang-orang yang berdosa).
Imam At-Tirmidzi berkata, Hadits ini berkualitas hadits shahih.

SURAT AL-QADR

Ayat 1
Imam At-Tirmidzi, Al-Hakim dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Hasan bin Ali
yang berkata, Suatu ketika, diperlihatkan kepada Nabi orang-orang dari Bani
Umayyah berdiri di atas mimbar beliau. Hal tersebut membuat beliau sedih.
Setelah itu, turunlah ayat, Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat
yang banyak. (Al-Kautsar: 1) dan ayat Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
(Al-Quran) pada malam qadar (Al-Qadr: 1-3)
Yaitu lamanya masa kekuasaan Bani Umayyah sepeninggal Nabi. Qasim Al-
Harani berkata, Ketika kami menghitungnya, ternyata ia benar-benar seribu bulan
persis, tidak kurang dan tidak lebih. Imam At-Tirmidzi berkata, Hadits ini ganjil.
Al-Muzni dan Ibnu Katsir berkata, Hadits ini sangat lemah.
Ibnu Abi Hatim dan Al-Wahidi meriwayatkan dari Mujahid bahwa suatu
ketika Rasulullah bercerita tentang seorang laki-laki dari Bani Israel yang tidak
henti-hentinya berjihad di jalan Allah selama seribu bulan. Kaum muslimin lantas
terkagum-kagum dengan hal itu. Allah lalu menurunkan ayat, Sesungguhnya kami
telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah
malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Artinya,
lebih baik dari seribu bulan yang dihabiskan oleh laki-laki itu dalam berjihad di jalan
Allah swt.

Ayat 3

236
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid yang berkata, Dahulu, di antara Bani
Israel hidup seorang laki-laki yang senantiasa melakukan shalat malam hingga subuh
tiba, sementara di pagi harinya berjihad menumpas musuh hingga sore hari. Ia
terus menerus melakukan hal tersebut selama seribu bulan. Allah lalu menurunkan
ayat, Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Artinya, melaksanakan
shalat di malam itu lebih baik dari amalan yang dilakukan laki-laki Bani Israel tadi.

SURAT AZ-ZILZAL

Ayat 7
Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Said bin Jubair yang berkata, Tatkala
turun ayat, Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kaum muslimin
berfikiran bahwa mereka tidak akan diberi pahala jika melakukan kebaikan yang
kecil, sementara yang lain berpandangan bahwa mereka tidak akan mendapatkan
siksaan jika melakukan dosa-dosa kecil, seperti berbohong, melihat kepada
yang haram, menggunjing dan hal-hal sejenisnya. Mereka antara lain berkata,
Sesungguhnya Allah hanya menyiksa orang-orang yang melakukan dosa besar.
Allah menurunkan ayat, Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat
zarra, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa mengerjakan
kejahatan seberat zarrah, nizcaya dia akan melihat (balasan)nya.

SURAT AL-ADIYAT

Ayat 1
Al-Bazzar, Ibnu Abi Hatim dan Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang
berkata, Suatu ketyika, Rasulullah mengirim suatu pasukan. Akan tetapi, sampai
sebulan kemudian beliau tidak mendapat informasi tentang keadaan pasukan
tersebut. Selanjutnya, turunlah ayat ini.

SURAT AT-TAKATSUR

Ayat 1-2
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Buraidah yang berkata, Ayat ini turun
berkenaan dengan dua kabilah dari golongan Anshar, yaitu Bani Haritsah dan
Bani Harits yang saling membanggakan diri dan merasa lebih baik dari yang lain.
Satu pihak berkata, Apakah pada kalian ada yang seperti si fulan dan si fulan?
pihak yang satu lagi juga melakukan hal serupa. Mereka saling membanggakan diri
dalam hal orang-orang yang masih hidup.
Selanjutnya, mereka saling berkata, Mari pergi ke pekuburan. Disana, sambil

237
menunjuk-nunjuk ke kuburan, kedua pihak juga saling berkata, Apakah pada
kalian ada yang sehebat si Fulan dan si Fulan?! Allah menurunkan ayat, Bemegah-
megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ali yang berkata, Sebelumnya, kami agak ragu
terhadap keberadaan azab kubur hingga turunlah ayat, Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu. Sampai ayat 4, Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan
mengetahui, yang berbicara tentang azab kubur.

SURAT AL-HUMAZAH

Ayat 1
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Usman dan Ibnu Umar yang berkata, Kami
acapkali mendengar bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ubai bin Khalaf.
Diriwayatkan bahwa Suddi berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan Al-
Akhnas bin Syuraiq.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari seorang laki-laki yang saleh yang berkata, Ayat
ini turun berkenaan dengan Jamil bin Amir Al-Jumahi.
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Ishak yang berkata, Setiap kali Umayyah
bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah maka ia selalu menghina dan mencaci maki
beliau. Allah lalu menurunkan ayat-ayat dalam surah ini secara keseluruhan.

SURAT QURAISY

Ayat 1
Al-Hakim dan yang lainyya meriwayatkan dari Ummu Hani binti Abu Thalib
yang berkata, Rasulullah bersabda, Allah memberikan keistimewaan kepada suku
Quraisy dengan tujuh hal. Setelah demikian, Rasulullah lantas membacakan ayat
ini.

SURAT AL-MAUN

Ayat 4
Tentang sebab turunnya, Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Tharif bin Abi
Thalhah dari Ibnu Abbas yang berkata, Ayat ini turun berkenaan dengan sikap
orang-orang munafik yang jika berada di tengah-tengah kaum muslimin maka
mereka memamer-mamerkan shalat mereka, tetapi jika tidak ada kaum muslimin
maka mereka langsung menghentikan shalatnya. Orang-orang tersebut juga tidak
mau memberi pinjaman pada kaum muslimin.

SURAT AL-KAUTSAR

238
Al-Bazzar dan yang lainnya meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Ibnu
Abbas yang berkata, Suatu ketika, Kaab bin Asyraf datang ke Mekkah. Orang-
orang Quraisy lalu berkata kepadanya, Engkau adalah pembesar diantara mereka
(penduduk Madinah). Bagaimana pendapatmu tentang seorang yang memisahkan
diri serta memutuskan hubungan dengan kaumnya seraya mendakwahkan bahwa
ia lebih baik dari kami, padahall kami adalah para pelayan jamaah haji, yaitu
yang bertanggung jawab member minum jamaah dan melayani mereka?Kaab
lantas berkata, Kalian jauh lebih baik dari dia. Tidak lama kemudian, turunlah
ayat, Sungguh orang-orang yang membencimu dialah yang terputus dari (rahmat
Allah).
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dalam kitab Al-Mushannaf, demikian juga
Ibnul Mundzir, dari Ikrimah yang berkata, Pada saat Nabi saw. Mulai menerima
wahyu, orang-orang Quraisy berkata, Muhammad telah terputus (hubungannya)
dari kita. Setelah itu, turunlah ayat, Sungguh orang-orang yang membencimu
dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Suddi yang berkata, Jika anak laki-laki
seseorang meninggal dunia maka orang-orang Quraisy biasa mengatakan, Si Fulan
telah terputus. Demikianlah, tatkala anak laki-laki-laki Nabi Saw meninggal, Al-Ash
bin Wail lantas berkata, Muhammd telah terputus. Setelah itu, turunlah ayat ini.
Imam Al-Baihaqi meriwayatkan hal senada dalam kitab ad-Dalail dari
Muhammad bin Ali, tetapi di dalam riwayat itu disebutkan bahwa anak Nabi saw
yang meninggal adalah Qasim.
Dari Mujahid diriwayatkan, ayat ini turun berkenaan dengan Al-Ash bin Wail,
yaitu karena ia berkata, Saya adalah musuh Muhammad.
Imam Ath-Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari Abi Ayyub
yang berkata, Tatkala Ibrahim, putra Rasulullah, meninggal dunia, orang-orang
musyrik saling mengabarkan kepada yang lain seraya berkata, Sesungguhnya Ash-
Shabi (panggilan orang musyrik kepada Nabi saw) ini telah terputus pada mala
mini. Allah lantas menurunkan surah ini secara keseluruhan.
Tentang sebab turunnya ayat 2, Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu
dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah), Ibnu Jarir
meriwayatkan dari Said bin Jubair yang berkata, Ayat ini turun di Hudaibiyyah.
Ketika itu, Jibril turun seraya berkata, Sembelihlah kurban engkau lantas pulanglah!
Rasulullah lantas berdiri untuk melaksanakan khutbah hari raya lalu shalat dua
rakaat. Setelah itu, beliau mengambil kambingnya lalu menyembelihnya.
Riwayat terakhir ini sangat ganjil.

239
Dari Syamar bin Athiyah diriwayatkan bahwa suatu ketika Uqbah bin Abi
Muith bekrata, Nabi Saw sudah tidak memiliki anak lagi. Dengan demikian, ia
adalah seorang yang terputus. Allah lalu menurunkan ayat 3, Sungguh, orang-
orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Juraij yang berkata, Diinformasikan
kepada saya bahwa ketika Ibrahim, putra Nabi Saw wafat maka orang-orang Quraisy
berkata, Sekarang, Muhammad telah terputus. Ucapan tersebut membuat Nabi
saw. tersinggung. Selanjutnya, turunlah surat ini sebagai hiburan terhadap beliau.

SURAT AL-KAFIRUN

Ayat 1
Imam Ath-Thabrani dan Ibnu Abi hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas
bahwa orang-orang Quraisy mengiming-imingi Rasulullah dengan harta berlimpah
sehingga menjadi orang terkaya di Mekkah serta memberinya wanita mana saja
yang beliau inginkan. Mereka berkata, Semua ini untukmu wahai Muhammad,
asalkan engkau berhenti menghina tuhan-tuhan kami dan berhenti mengucapkan
kata-kata buruk terhadap mereka. Tetapi jika engkau keberatan, bagaimana apabila
engkau menyembah tuhan kami selama satu tahun saja. Mendengar tawaran orang-
orang Quraisy itu, Rasulullah lalu menjawab, Saya akan menunggu hingga Allah
memberikan jawabnnya. Allah lalu menurunkan ayat, Katakanlah (Muhammad),
Wahai orang-orang kafir! dan juga ayat, Katakanlah (Muhammad); Apakah
kami menyuruh aku menyembah selain Allah, wahai orang-orang yang bodoh?
(Az-Zumar: 64)
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Wahab yang berkata, Orang-orang Quraisy
berkata kepada Rasulullah, Bersediakan engkau mengikuti agama kami setahun
dan kami juga akan mengikuti agamu setahun? Allah lalu menurunkan ayat-ayat
dalam surah ini secara keseluruhan.
Ibnul Mundzir meriwayatkan hal yang senada dari Ibnu Juraij.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Said bin Mina yang berkata, Suatu hari,
Walid Ibnul Mughirah dan Al-Ash bin Wail, Al-Aswad Ibnul Muththalib dan
Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah. Mereka lalu berkata, Wahai
Muhammad, mari menyembah Tuhan yang kami sembah dan sebagai balasannya
kami juga akan menyembah Tuhan yang engkau sembah. Selanjutnya, kami juga
akan mengikutsertakan engkau dalam seluruh urusan kami. Allah lalu menurunkan
ayat ini.

240
SURAT AN-NASHR

Ayat 1
Abdurrazzaq meriwayatkan dalam kitabnya dari Muammar dari Zuhri yang
berkata, Ketika Rasulullah memasuki kota Mekkah pada hari pembebasan (yaum
al-fath), beliau mengirim Khalid bin Walid dan pasukannya ke pinggir kota Mekkah
untuk memerangi kaum Quraisy. Allah lalu menghancurkan orang-orang musyrik
itu. Rasulullah lantas memerintahkan untuk melucuti persenjataan mereka.
Selain itu, beliau memaafkan dan melepaskan mereka kembali. Akhirnya, mereka
berbondong-bondong masuk Islam. Allah lalu menurunkan ayat ini.

SURAT AL-LAHAB (AL-MASAD)

Ayat 1
Imam Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata,
Suatu hari, Rasululah naik ke atas bukit untuk berkumpul. Pada saat mereka telah
berkumpul, Rasulullah lalu berkata, Sekiranya saya sekarang mengatakan kepada
kalian bahwa pasukan musuh akan menyerang kalian di pagi ini atau sore ini apakah
kalian akan mempercayainya? mereka serentak menjawab, Ya. Rasulullah lalu
berkata, Sesungguhnya saya sekarang member peringatan kepada kalian terhadap
akan datangnya azab yang pedih. Mendengar ucapan Nabi saw tersebut, Abu
Lahab langsung menyambut, Celaka engkau, apakah hanya untuk menyampaikan
hal ini engkau mengumpulkan kami?! Allah lalu menurunkan ayat ini.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Israil dari Abu Ishak dari seorang laki-laki dari
Hamadan yang bernama Yazid bin Zaid bahwa suatu ketika istri Abu Lahab
menebarkan duri-duri di jalan yang akan dilalui oleh Nabi saw tidak lama kemudian
turunlah ayat, Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
hingga ayat 4, Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
Ibnul Mundzir juga meriwyatkan hal yang serupa dari Ikrimah

SURAT AL-IKHLASH

Ayat 1
Imam At-Tirmidzi, Al-Hakim dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dari Abu
Aliyah dari Ubai bin Kaab bahwa suatu ketika orang-orang musyrik berkata kepada
Rasulullah, Gambarkanlah kepada kami bagaimana Tuhan engkau? Allah lalu
menurunkan ayat ini hingga akhir surah.
Imam Ath-Thabrani dan Ibnu Jarir meriwayatkan riwayat senada dari Jabir
bin Abdillah. Dengan riwayat ini, sebagian pihak berdalil bahwa surah ini adalah

241
Makkiyyah.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa suatu ketika kemlompok
Yahudi datang kepada Nabi saw, diantara rombongan tersebut terdapat Kaab
bin Asyraf dan Huyay bin Akhthab. Mereka lalu berkata, Wahai Muhammad,
gambarkanlah kepada kami cirri-ciri Tuhan yang mengutus engkau itu?! Allah lalu
menurunkan ayat ini hingga akhir surah.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah, demikian pula Ibnul Mundzir dari Said
bin Jubair riwayat yang mirip dengan diatas. Dengan riwayat ini, sebagian pihak
berdalil bahwa surah ini adalah Madaniyyah.
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Abu Aliyah yang berkata, Qatadah berkata,
Sesungguhnya pasukan koalisi (kaum kafir) pernah berkata kepada Nabi saw,
Gambarkanlah kepada kami bagaimana Tuhan engkau itu? Jibril lalu turun dengan
membawa surah ini.
Jadi, inilah yang dimaksud dengan orang-orang musyrik seperti yang disebut
dalam riwayat Ubai bin Kaab. Oleh sebab itu, jelaslah bahwa surah ini adalah
Madaniyyah, sebagaimana yang juga ditunjukkan oleh hadits dari Ibnu Abbas.
Dengan demikian, kontradiksi antara kedua hadits diatas telah dapat diatasi.
Tetapi, Abusy Syaikh meriwayatkan dalam kitab Al-Azhamah dari Aban dari
Anas yang berkata, Suatu ketika, roang-orang Yahudi Khaibar datang kepada
Rasulullah dan berkata, Wahai Abal Qasim, Allah telah menciptakan para Malaikat
dari cahaya tirai-Nya, Adam dari tanah liat yang diberi bentuk, Iblis dari kobaran
api, langit dari awan dan bumi dari buih air. Oleh karena itu, beritahukanlah kepada
kami bagaimana hakikat Tuhanmu itu? Rasulullah belum menjawab pertanyaan
tersebut hingga Jibril datang dengan membawa surah ini.

SURAT AN-NAS DAN AL-FALAQ (SURAT MUAWWIDZATAIN)

Ayat 1-6
Imam Al-Baihaqi meriwayatkan dalam kitabnya Dalail An-Nubuwwah dari
Al-Kalbi dari Abu Saleh dari Ibnu Abbas yang berkata, Suatu ketika Rasulullah
menderita sakit parah. Dua malaikat lantas mendatangi beliau . yang satu duduk
diarah kepala sementara yang satu lagi diarah kaki. Malaikat yang berada di sebelah
kaki lalu bertanya kepada malaikat yang di sebelah kepala, Apa yang sedang
menimpanya? Malaikat yang di sebelah kepala menjawab, Disihir orang. Malaikat
yang di sebelah kaki bertanya lagi, Siapa yang menyihir? Dijawab, Labid Ibnul
Asham, seorang Yahudi. Malaikat itu bertanya lagi, Dimana diletakkan (sihirnya
itu)? Dijawab, Di sebuah sumur milik si Fulan, di bawah batu. Oleh sebab itu,

242
hendaklah Muhammad pergi ke sumur itu kemudian keringkan airnya lalu angkat
batunya. Setelah itu ambillah kotak yang berada dibawahnya kemudian bakarlah.
Pada pagi harinya, Rasulullah mengutus Ammar bin Yasir serta beberapa
sahabat untuk pergi ke sumur tersebut. Ketika sampai, mereka melihat airnya
berubah warna menjadi merah kecoklatan seperti air pacar / inai. Mereka lantas
menimba airnya, mengangkat batunya, mengeluarkan sebuah kotak kecil yang
berada didalamnya lalu membakarnya. Ternyata di dalamnya terdapat seutas tali
yang memiliki sebelas simpul. Selanjutnya Allah menurunkan kedua surah ini.
Setiap kali Rasulullah membaca satu ayat maka terurailah satu simpul.
Riwayat yang hampir sama dengan yang di atas terdapat dalam Shahih
Bukhari dan shahih Muslim, namun tanpa menyebutkan turunnya kedua surah.
Akan tetapi, juga terdapat riwayat serupa yang disertai penyebutan kedua surah.
Abu Nuaim meriwayatkan dalam kitab ad-dalail dari Abu Jafar Ar-razi dari
Rabi bin Anas bin Malik yang berkata, Seorang laki-laki Yahudi membuatkan
sesuatu terhadap Rasulullah sehingga beliau menderita sakit parah. Tatkala
para sahabat menjenguk, mereka meyakini bahwa Rasulullah telah terkena sihir.
Malaikat Jibril kemudian turun membawa muawwidzatain (surah Al-Falaq dan An-
Nas) untuk mengobatinya. Akhirnya, Rasulullah pun kembali sehat.

243

Anda mungkin juga menyukai