Anda di halaman 1dari 3

A.

Biografi ibnu mas’ud

Nama lengkapnya adalah abdullah bin ghafi bin samakh bin fa’i bin makhzum bin sahilah bin
kahil bin al-haris bin tamim bin sa’ad bin hudzai bin mas’ud, dan akrab juga dipanggil dengan abu
abdurrahman yang dihubungkan dengan nama ayahnya, ia juga dipanggil dengan nama ibn umm
‘abd(umm abdillah binti abu daudia di antara sahabat ke enam yang lebih dahulu masuk islam, dan
hijrah ke habsyah dua kali, selain itu ia juga mengikuti semua peperangan bersama rasulullah SAW .
termasuk perang badar, dan diriwayatkan berhasil membunuh abu jahal.

Ibn mas’ud merupakan seorang ahli fikih dan berwawasan luas, kedalaman ilmunya dan
keluasan pandangannya menyebabkan mampu mengemukakan hukum islam yang relevan dengan
kebutuhan zamannya. Di samping memiliki pandangan yang luas dalam hukum islam, ia juga
seorang terkenal cerdas dan fasih dalam bacaan al-qur’an, sebagaimana pengakuan rasulullah
saw. yang disampaikannya: “siapa yang ingin membacakan al-qur’an dengan baik seperti
diturunkan allah, bacalah seperti diturunkan allah, bacalah seperti bacaan ibn umm ‘abd.

Diriwayatkan bahwa dialah yang pertama kali memperdengarkan bacaan al-qur’an


kepada kaum kafir quraisy selain rasulullah saw. suatu ketika ibnu mas’ud membacakan
bacaan al-qur’an ketika kaum qurasy sedang duduk-duduk didekat ka’bah. Dengan suara
lantang beliau membacakan surat ar-rahman yang membuat kaum quraisy terkesima. Tetapi
setelah sadar bahwa yang dibacakan itu ayat-ayat al-qur’an yang diturunkan kepada nabi
muhammad saw. kaum qurasy memukuli ibnu mas’ud tetapi ia tetap membacanya sampai
selesai. Para sahabat lain memperingatkan untuk tidak berbuat seperti itu lagi karna akan
membahayakan dirinya, tetapi ia berkata,”demi allah, bahkan musuh musuh allah itu tambah
kecil di mata saya, jika dikehendaki besok saya akan membacakan al-qur’an lagi dihadapan
mereka” . tapi para sahabat berhasil mencegahnya melakukan hal itu. Dari sisi ini dapat
dilihat bahwa ibnu mas’ud merupakan seseorang yang berani dan tidak mengenal rasa takut. 1

Ibnu mas’ud tidak hanya memiliki kemampuan dari segi bacaan, tetapi dari segi
pemahaman dan keilmuannya. Dalam riwayat yang dikemukakan bahwa ketika umar
mengirimnya ke kuffah menjadi hakim dan pengurus baitul mal, ia berpesan agar mereka
mentaatinya karena apa yang di putuskannya dijamin oleh umar sebagai sesuatu yang benar.
Begitu pula dengan ali bin thalib pernah ditanya tentang sahabat rasul yang mampu
menyelesaikan problema masyarakat, maka ali menjawab:” ibnu mas’ud, karena ilmunya
adalah al-qur’an dan sunnah” disamping itu pengakuan umar bin khatab terhadap
keputusanya menunjukan ketinggian ilmu yang dimiliki oleh ibnu mas’ud karena dalam hal-
hal yang berhubungan dengan ijtihad dan fatwa dapat dikatakan ibnu mas’ud telah mewarisi
metode ijtihad umar.

Pengetahuan abdullah ibnu mas’ud tentang al-qur’an amat lengkap, suatu ketika, ia pernah
berkata ”demi allah, tiada tuhan selain dia, aku selalu tau di mana dan untuk apa ayat al-

1
Khalid muhammad khalid, karakteristik perihidup 60 sahabat rasulullah(bandung:cv.diponegoro,1988)hal,218
qur’an diturunkan. Jikalau aku tau ada seseorang yang lebih tahu dari pada aku tentang al-
qur’an, maka aku akan menemuinya”2

Abdullah ibnu mas’ud hidup sampai masa pemerintahan usman bin affan. Pada tahun
32 H ia kembali ke madinah dan wafat pada tahun itu dalam usia 60 tahun dan di makamkan
di baqi’. Kalifah usman ikut menshalatkan jenazahnya. Abdullah ibnu mas’ud memiliki
murid-murid di irak sebagai pengembang pola dan sistem penyelesaian masalah hukum yang
dihadapi di daerah itu, murid-muridnya kemudian disebut sebagai generasi thabi’in, bertindak
sebagai rujukan dalam menangani berbagai persoalan hukum di zaman dan daerahnya
masing-masing.

B. Sumber dan contoh penafsiran abdullah ibnu mas’ud


Abdullah ibnu mas’ud tumbuh besar di rumah rasulullah saw. ia mendapat petunjuk
beliau, berakhlak dengan akhlak beliau mencontoh setiap gerak gerik beliau, sehingga
dikatakan bahwa abdullah ibnu mas’ud merupakan orang yang dekat dengan petunjuk dan
sifat rasulullah saw. abdullah ibnu mas’ud belajar banyak dari rasulullah, ia adalah sahabat
yang paling banyak membaca al-qur’an dan paling paham maknanya, dan paling mengetahui
syari’at allah.
Mulanya penafsiran ayat al-qur’an didasarkan atas sumber yang beliau terima dari
rasulullah saw. beliau banyak mendengarkan tafsiran rasulullah dan memahami serta
menghayatinya dengan baik, beliau menerima bacaan ayat-ayat al-qur’an langsung dari
rasulullah yaitu setelah ayat itu diterima rasulullah dan beliau menyaksikan peristiwa yang
melatar belakangi turunnya ayat dan mengetahui persesuaian ayat yang satu dengan yang
lain. Beliau menguasai bahasa arab secara baik, mengetahui serta menghayati budaya serta
adat istiadat bangsa arab. Sebagian ulama mengatakan penafsiran pada masa sahabat wajib
dirujuk karena sahabat adalah ahli lisan, dan mereka menyaksikan karinah-karinah sehingga
ayat-ayat dapat dipahami, itupula sebabnya ibnu katsir mengatakan dalam muqaddimah
tafsirnya, bahwa apabila tafsir (penjelasan) tidak ditemukan dalam al-qur’an begitu pula
dalam hadis maka hendaklah mencarinya dalam perkataan sahabat. Sebab sahabat tahu benar
tafsir al-qur’an berdasar atas apa yang mereka saksikan atau dialami langsung oleh mereka. 3
Sesungguhnya Dalam al-qur’an menerangkan segala persoalan dunia sebagai mana
Penafsiran ibnu mas’ud dalam surah an-nahl :89 yang seharusnya digunakan oleh umat
sekarang sebagai rujukan atas persoalanya
َ‫َيءٍّ َّو ُهدًى َّو َرحْ َمةً َّوبُشرى ِل ْل ُمس ِل ِميْن‬ َ ‫علَيْكَ ْال ِك‬
ْ ‫تب تِ ْبيَا نً ٍّال ُك ِل ش‬ َ ‫ون ََّز ْلنَا‬
“...... dan kami turunkan kepadamu kitab (al-qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (QS. An-nahl :
89)
Ibnu mas’ud berkata sungguh allah telah menjelaskan kepada kita dalam al-qur’an semua
ilmu dan segala sesuatu.
Ibnu katsir menguuatkan penafsiran ibnu mas’ud tersebut menurutnya, penafsiran tersebut
lebih umum dan mencangkup. Sebab al-qur’an meliputi semua ilmu yang bermanfaat yakni

2
Kh. Ahmad Sunarto, ensiklopedi biografi nabi muhammad saw & tokoh-tokoh besar islam, (jakarta: widya
cahaya jakarta, januari 2013) p. 115
3
Andi Miswar,”perkembangan tafsir al-qur’an pada masa sahabat”, jurnal rihlah vol. V no. 2/2016, p.159
berita tentang perkara yang telah terjadi dan yang akan terjadi, semua yang halal dan yang
haram, semua yang dibutuhkan manusia, urusan dunia, agama, kehidupan, dan tempat
kembali mereka (akhirat){tafsir al-qur’an al adzhim, IV.594-595}

Anda mungkin juga menyukai