Regulasi Eukariot
Regulasi Eukariot
RESUME
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Genetika II
yang Dibina Oleh Prof. Drs. A. D. Corebima, M. Pd.
Oleh :
Kelompok 17 Offering B
1. Anggi Kharisma Putri 150341603912
2. Ifa Widayati 150341601080
Pada saat perkembangan pada eukaryote tingkat tinggi, sebuah sel -zygot- mengalami
pembelahan sel secara mitosis yang menunjukkan banyak tipe sel (pada hewan antara lain : sel
kulit, sel saraf, sel tulang, sel darah, dll) dengan perbedaan morfologi dan susunan macromolekul
yang sangat berbeda. Perbedaan tipe sel ini seringkali berkerja khusus, hanya membawa
beberapa fungsi metabolisme yang spesifik. Contohnya, sel darah merah khusus bekerja untuk
sintesis dan penyimpanan hemoglobin. Sel saraf rupanya satu-satunya sel yang mampu
mensintesis neurotransmitter. Maka, apakah mekanisme oleh variasi sel tadi berbeda selama
pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme? Dengan mekanisme apakah ekspresi gen
hemoglobin pada sel darah merah atau gen neurotransmitter pada neurons dan kekurangan
ekspresi gen tersebut pada tipe sel lain? Jadi, ekspresi gen tsb dikontrol saat transkripsi dan
proses transkrip. Molekul mRNA hemoglobin tersedia di dalam sel darah merah, tetapi tidak
tersedia pada tipe sel lain yang tidak mensintesis hemoglobin. Differensiasi terjadi karena
regulasi ekspressi gen, lebih baik dari perubahan komposisi genom. Data yang luas
mengindikasikan bahwa ekspressi gen diatur pada transkripsi dan prosesing pre-mRNA.
Kebanyakan, proses perkembangan pada eukaryot tingkat tinggi dikontrol oleh preprogrammed
circuits of gene expressions.
Sebagian besar DNA kromosom lampbrush sangat padat, tertranskripsi lamban sehingga
disebut area axial kromosom. Beberapa segmen DNA pada tiap kromosom lambrush
diperpanjang pada loop samping. Setiap loop terdiri dari molekul pusat DNA yang dikelilingi
matrix sintesis RNA terbaru dan protein. Loop dari kromosom lampbrush merupakan area
transkripsi aktif.
Pada eukaryot tingkat tinggi hanya sebagian kecil genom terepresentasi diantara molekul
mRNA pada tipe sel. Hal ini dibuktikan oleh percobaan RNA-DNA saturation byoridization
experiments. RNA itu terekstrasi dari sel (dari tipe khusus dan terhibridisasi dengan jumlah total
nuclear DNA yang terdenaturasi). RNA ditambahkan pada saat hibridisasi dengan jumlah yang
lebih dari yang diperlukan (relatif dengan konsentrasi DNA) sehingga semua rangkaian DNA
melengkapi rangkaian RNA yang akan membentuk DNA-RNA hibrids. Percobaan hibridisasi
RNA dan DNA tersebut telah dilakukan pada beberapa spesies eukaryotik menggunakan RNA
dari beberapa tipe sel yang berbeda. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa kurang dari 10
% DNA pada genom diwakili oleh molekul mRNA pada sitoplasma pada tipe sel apapun.
MEKANISME REGULASI TRANSKRIPSI PADA EUKARYOT TINGKAT TINGGI
Pada E.coli holoenzym RNA polimerase (dengan sigma factor) mengandung seluruh
informasi yang dibutuhkan secara kuat untuk menginisiasi transkripsi yaitu menentukan
promoter yang tepat (urutan rekognisi -35 sampai -10 Pribnowbox). Meskipun RNA polimerase
II eukaryot mentrankripsikan kebanyakan protein yang dikode gen nuklear, tidak dapat
menginisiasi transkripsi tepat pada in vitro tanpa penambahan 4 protein assesori atau faktor
transkripsi umum.
KONTROL HORMON
Komunikasi intersel merupakan fenomena yang sangat penting pada tumbuhan tinggi dan
hewan. Hormon peptide seperti insulin dan hormone steroid seperti estrogen dan testoteron
mewakili dua jenis sistem sinyal dalam komunikasi interseluler. Pada hewan tingkat tinggi,
hormone disintesis di berbagai sel sekretori khusus dan dilepaskan ke aliran darah. Hormon
peptida tidak dapat masuk ke dalam sel secara normal karena ukurannya yang relatif besar yang
menyebabkan munculnya protein reseptor. Sedangkan hormon steroid merupakan molekul kecil
yang mudah memasuki sel melalui membrane plasma.
Hormone steroid menunjukkan bahwa kompleks protein reseptor hormone secara cepat
terakumulasi di nucleus sel target. Sebah penelitian pada ayam menunjukkan bahwa protein
tersebut dapat mengaktifkan transkripsi gen khusus. Protein kromosom non histon dapat
mengontrol wilayah transkripsi dari suatu gen. Regulasi transkripsi gen pada eukariot melibatkan
interaksi spesifik antara DNA, protein kromosom histon, dan nonhiston.
Pada kromosom raksasa kelenjar ludah Drosophila dan Chironomus tentans, pita
kromosom individual mengalami pembesaran/penggembungan sehingga warnanya menjadi tidak
merata. Pita itu disebut gembungan dan fenomenanya disebut menggembung. Selama
pengembangan pita lalat, hormon steroid ecdison akan terlepas dan memicu pergantian kulit.
REGULASI DENGAN JALUR ALTERNATIF DARI SALINAN TRANSKRIP
Britten dan Davidson mengusulkan sebuah model mengenai kumpulan gen structural
dengan gen pengatur. Berdasarkan model tersebut, gen sensor spesifik mewakili urutan tempat
pengikatan khusus (analoginya seperti tempat pengikatan CAP-cAMP pada E. Coli) yang
memberi tanggapan pada sinyal khusus. Ketika gen sensor menerima sinyal yang sesuai, mereka
akan mengaktifkan transkripsi dari gen integrator yang berdekatan. Observasi dari peneliti
tersebut membuahkan model kedua yaitu Davidson-Britten model, yang mana ekspresi gen
mengatur level proses RNA.
1. Bagaimana peran penting regulasi gen pada eukaryot (misalnya pada Drosophila)?
Jawab : adanya regulasi gen membuat masing2 kelompok gen menghasilkan
jaringanatau organ yang sesuai dengan masing2 individu. Misalnya Drosophila nantinya
akan memiliki organ yang sesuai di tempat yang tepat, seperti mata dan antena di kepala,
kaki dan sayap di toraks, dan organ genitalia di abdomen. Tetapi bila terjadi mutasi pada
kunci regulasi gen dapat mengakibatkan rusaknya perkembangan hingga menghasilkan
Drosophila yang cacat. Dengan kata lain, ekspresi dari gen diatur dan koordinasi regulasi
dari ekspresi gen bertanggung jawab terhadap keanekaragaman sel yang berkembang
selama perkembangan.
3. Bagaimana peran penting dari protein histon dan nonhiston dalam regulasi gen
eukariot?
Jawab : . Protein histon disintesis selama fase S dari siklus sel. Ketika kromatin dari fase
S ditranskripsi secara in vitro, mRNA histon disintesis. Ketika kromatin dari fase G1
digunakan, tidak ada mRNA histon yang disintesis. Protein non histon dapat mengontrol
wilayah transkripsi dari suatu gen J stein, G Stein and Klein. Ketika protein nonhiston
dihilangkan dari kromatin fase G1 dan digantikan dengan protein nonhiston dari kromatin
fase S, maka mRNA histon disintesis. Disisi lain, ketika non histon pada kromatin
penyusun dari fase G1 dan DNA serta histon dari fase S, maka tidak ada mRNA histon
yang disintesis.